Anda di halaman 1dari 20

BAB III

RUTE PEMBERIAN

1.1.Latar Belakang
Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh termasuk menentukan
toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta yang
lainnya harus ditentukan dan ditetapkan sebagai petunjuk tentang dosis -dosis yang
dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta
teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.
Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan
proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu obat
seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat
atau lambatnya obat mulai bekerja ( onset of action) , l a m a n ya o b a t b e k e r j a
( duration of action) , intensitas kerja obat, respons farmakologik ya n g
dicapai serta dosis yang tepat untuk memberikan respons
tertentu.

Setiap cara pemberian obat memiliki keuntungan dan kerugian masing -


masing yang dimana tujuannya obat dapat mencapai reseptor kerja yang diinginkan
setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman.

1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah:
1. Memahami tentang semua rute pemberiaan obat.
2. Memahami cara melakukan semua rute pemberian.
3. Mengetahui lokasi rute pemberian obat.
4. Dapat melakukan semua rute pemberian dengan menggunakan hewan percobaan
(marmot).
2.1.Teknik Pemberian Obat
Pemberian obat dapat melalui beberapa cara antara lain pemberian obat secara oral,
pemberian obat secara sublingual, pemberian obat parenteral, pemberian obat secara rektal,
pemberian obat secara subkutan,dan lain – lain.
Pemberianobat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut.
Merupakan pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, dan mengurangi
masalah kesehatan sesuai dengan jenis obat.
Parenteral adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah, antara lain :
a. Intra Vena , masuk melalui pembuluh darah balik (vena), memberikan efek
sistematik
b. Intra Subkutan ,dibawah kulit, memberi efek sistemik
c. Intra Muskular , menembus otot daging, memberi efek sistemik
d. Intra Dermal , melalui lapisan kulit
e. Intra Peritonial, suntikan langsung ke dalam rongga perut
f. Rectal
g. Vaginal
h. Topikal
PROSEDUR KERJA

1. Oral
 Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
Pada praktikum ini sediaan yang digunakan adalah vitamin B1dan hewancoba adalah
marmot.
 Masukkan vitamin B1 kedalam sonde

 Berikan vit B1 secara oral, dengan menengadahkan marmot agar cairan mudah masuk
kedalam mulut marmot.
2. Intra Vena (IV)
 Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

 Ambil 0,1cc vitamin B1 injeksi

 Injeksikan secara intravena pada telinga bagian luar marmot


3. Intra Peritonial (IP)
 Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Alat
(Jarum suntik )
Obat
(Vitamin B1)

MARMUD

 Diambil vitamin B1.


 Dibuka vitamin B1 .

 Diambil obatnya sebanyak 1 ml dengan menggunakan jarum suntik .

Batas
1 ml

 Dipegang marmot pada


punggungnya, sehingga perutnya
agak menjolok ke depan
 Dicari daerah penyuntikan yaitu di
bawah pusar di atas pubis (2,5 cm di
atas pubis)
 Ditusukan jarum suntik pada daerah
penyuntikan. Setelah menembus
kulit, jarum suntik ditegakan. Barulah
obat diinjeksikan.
4. Intra Muskular (IM)
 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

 Ambil 0,1 cc vitamin B1 injeksi dengan spuit 1cc

 Jarum disuntikkan melalui kulit dan diarahkan ke jaringan otot, jangan terlalu dalam
sampai jarum menyentuh tulang dada
5. Subkutan (SC)
 Siapkan alat dan hewan coba yang akan digunakan, alat seperti spuit dan jarum harus

steril.

 Beri marmot posisi yang nyaman untuk mengurangi ketegangan otot

 Pilih tempat injkesi yang tepat dengan menggunakan penanda anatomis tubuh yaitu pada

tengku marmot

 Gunting sedikit demi sedikit bulu marmot pada tempat injeksi, kemudian guris.

 Masukkan vitamin B1 kedalam spuit yang telah dipasang jarum.

 Angkatlah sebagian kulit yang tidak berisi bulu pada tengkuk marmot

 Kemudian tusukanlah jarum suntik ke bawah kulit,pararel dengan otot dibawahnya.

Pemilihan lokasi penyuntikan tidak dibatasi.

 Cabut Spuit dan lepaskan marmot.


6. Topikal
Topikal pada kulit
 Ambil marmut dapat diangkat dengan jalan memegang badan bagian atas dengan tangan
yang satu dan memegang badan bagian belakangannya dengan tangan yang lain.

 Cukur bulu marmut pada bagian yang akan diolesi salep.

 Olesi salep pada bagian yang telah dicukur


 Oles secara merata

Topikal pada mata


 Ambil marmut dapat diangkat dengan jalan memegang badan bagian atas dengan tangan
yang satu dan memegang badan bagian belakangannya dengan tangan yang lain.

 Tepatkan obat tetes mata tepat di atas mata marmut


 Teteskan tepat pada mata marmut
7. Rectal
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Gunakan sarung tangan.
 Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
 Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin.
 Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan
perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih
10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
 Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
 Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5
menit.
 Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
 Cuci tangan.
8. Vaginal
 Cuci tangan.
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
 Gunakan sarung tangan.
 Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
 Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat.
 Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert.
 Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada
obat.
 Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
 Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu.
 Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi.
 Cuci tangan.
Pemberian obat secara parenteral memiliki banyak keuntungan dan kerugian salah satunya
yaitu keuntungannya adalah efek yang timbulkan lebih cepat dan teratuir, sedangkan
kerugiannya adalah dibutuhkan kondisis yang aseptis dan membutuhkan tenaga medis.

2.2. Macam- Macam Rute Pemberian Obat

B.5. Lokasi injeksi : IV


 Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
 Pada tungkai (vena saphenosus)
 Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
 Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak

B.6. Contoh sediaan intravena


A. Intra Peritonial (IP)
C.1. Pengertian
Injeksi intraperitoneal atau injeksi IP adalah suntikan zat ke dalam peritoneum (rongga

tubuh). Injeksi IP ini lebih sering diterapkan pada hewan daripada manusia karena

berbahaya (Anonim, 1995). Secara umum, lebih disukai ketika sejumlah besar cairan

pengganti darah yang diperlukan, atau ketika tekanan darah rendah.

Pada hewan, injeksi IP digunakan terutama di kedokteran hewan dan pengujian hewan

untuk pemberian obat sistemik dan cairan karena kemudahan administrasi dibandingkan

dengan lainnya parenteral metode.

Pada manusia, metode ini banyak digunakan untuk mengelola kemoterapi obat untuk

mengobati beberapa jenis kanker , khususnya kanker ovarium . Meskipun kontroversial,

penggunaan khusus ini telah direkomendasikan sebagai standar perawatan .


C.2. Lokasi Penyuntikan

Pada Manusia Pada Hewan

C.3. Contoh Obat :


METHOTREXATE CISPLATIN DACTINOMYCIN

MITOMYCIN - C VINCRISTINE DOXORUBICIN


B. Intra Muskular (IM)
D.1. Pengertian
Intra muskular merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Pemberian
rute ini bertujuan untuk mempercepat absorpsi obat.

D.3. Gambar Rute Pemberian :

D.4.Lokasi Penyuntikan
Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan :
 Deltoid
 Dorso gluteal
 Vastus lateralis
 Rektus femolaris
Daerah tersebut diatas digunakan dalam penyuntikan dikarenakan masa otot yang besar,
vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf.
D.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyuntikan intra muskular:
 Tempat injeksi
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan
 Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi
 Kondisi atau penyakit klien
 Obat yang tepat dan benar
 Dosis yang diberikan harus tepat
 Pasien yang tepat
 Cara atau rute pemberian yang benar

D.6. Contoh obat :


C. Subkutan (SC)
E.1. Pengertian
Injeksi Subkutan atau sering disingkat SC (subcutaneus) adalah memberikan obat
melalui injeksi di bawah kulit yang dilakukan pada lengan atas daerah luar, kaki bagian
atas, dan daerah sekitar pusat. Injeksi di bawah kulit dapat dilakukan hanya dengan obat
yang tidak merangsang dan melarut baik dalam air atau minyak. Efeknya tidak secepat
injeksi intramuscular atau intravena. Mudah dilakukan sendiri, misalnya insulin pada
penyakit gula.
Tempat yang paling tepat untuk melakukan injeksi subkutan meliputi area vaskular di
sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai kristailiaka, dan
bagian anterior paha. Tempat yang paling sering direkomendasikan untuk injeksi
heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah scapula di punggung atas dan
daerah ventral atas atau gloteus dorsal. Tempat yang dipilih ini harus bebas dari infeksi,
lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air
(0,5sampai 1 ml). Jaringan SC sensitive terhadap larutan yang mengiritasi dan obat
dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril
yang tak tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.

E.2. Prinsip injeksi secara subkutan


Prinsip-prinsip 6 benar dalam pemberian obat Subkutan:
 Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya, harus memperhatikan kebenaran obat.
 Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan.
 Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor
register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
 Benar Cara
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.
Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
 Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang diprogramkan ,
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek dari obat.
 Benar Pendokumentasian
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi
/ respon klien terhadap obat, perawat yang melakukan ) pada catatan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai