PENDAHULUAN
Keju adalah suatu produk yang terbuat dari susu, dimana produk ini mempunyai
nilai gizi yang tinggi, kandungan gizi yang paling tinggi pada keju adalah
proteinnya. Awalnya keju dibuat dari susu sapi dengan pengendapan
menggunakan enzim rennet, dimana enzim rennet tersebut didapatkan pada
lambung anak sapi. Tetapi produksi enzim rennet semakin menurun dan susah
dicari, mengakibatkan harganya semakin tinggi, sehingga para peneliti berusaha
untuk mencari pengganti dari enzim rennet sebagai penggumpal dalam pembuatan
keju. Peneliti mencoba mencari enzim yang mudah didapat dan mudah dicari, dan
peneliti memutuskan menggunakan enzim papain. Enzim papain diperoleh dari
penggoresan buah papaya sehingga getahnya keluar, kemudian getah tersebut
dikeringkan dan hasil yang pengeringan tersebut berguna sebagai enzim papain.
Tujuan dilakukannya peneliatian ini adalah untuk memastikan bahwa enzim
papain dapat digunakan untuk penggumpal dalam pembuatan keju, dan juga untuk
mengetahui pada konsentrasi berapa dan pada suhu berapa enzim tersebut dapat
digunakan untuk pembuatan keju sehingga menghasilkan keju yang bagus. Pada
reaksi penggumpalan susu, pada prinsipnya terdapat 2 proses yang mendukung
reaksi penggumpalan tersebut yaitu hidrolisis enzimatik k-kasein dan proses non
enzimatik. Jika proses ini dikombinasi, susu akan mengalami perubahan fisik
yaitu penggumpalan. Akan terjadi penjeratan lemak selama proses penggumpalan
melalui ikatan silang atau juga disebut matriks gel. Enzim papain merupakan
enzim proteolitik yang dapat diperoleh pada getah tanaman papaya. Pada
umumnya papain merupakan papain yang melalui proses pemurnian aaupun
papain yang masih dalam bentuk kasar. Enzim papain dapat diperoleh dari bagian
tanaman papaya seperti buah, daun, tangkai daun dan batang. Namun enzim
papain paling banyak terdapat pada buah. Enzim papain merupakan golongan
protease subhidril, dimana aktivitasnya bergantung pada ada atau tidaknya gugus
sulfhidril pada sisi aktifnya. Enzim papain mempunyai sifat seperti : dapat bekerja
optimal pada suhu 50-60 derajat celcius dan pada PH 5-7, dan mempunyai
aktifitas proteolitik antara 70-100 unit/gram. Enzim papain aktivitasnya bisa
dipengaruhi oleh proses pembuatan, umur, serta varietas papaya yang dipakai.
Enzim papain mempunyai beberapa fungsi seperti : berperan dalam pengempukan
daging, berperan dalam pembuatan konsentrat protein, dalam proses hidrolisa
protein dan juga sebagai anti dingin. Supaya diperoleh hasil yang maksimal, pada
saat penyadapan hal yang perlu diperhatikan yaitu :
METODE PENELITIAN
2. Enzim papain
6. NaOH
7. Na2S2O4
1. Gelas becker
2. Thermometer
4. Stopwatch
5. Kompor listrik
Cara kerja :
Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar protein dalam suatu produk
adalah konsentrasi enzim. Pada penelitian ini digunakan 300 ml susu segar
dimana konsentrasi enzim yang ditambahkan yaitu dari 2% massa sampai
0.6% massa dan dilakukan pada suhu 60 derajat Celsius.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa enzim yang ditambahkan dengan
konsentrasi rendah, produk yang dihasilkan lebih banyak namun kadar
proteinnya kecil. Enzim yang ditambahkan secara optimal, menghasilkan
hasil yang tidak terlalu besar namun kadar airnya kecil, hal ini disebabkan
pengendapan yang dilakukan lebih baik dan sempurna maka pemisahan
antara air dengan padatan menjadi lebih mudah selain itu tekstur yang
dihasilkan lebih bagus dan kenyal.
Jika jumlah enzim kurang, maka reaksi penggumpalan tidak optimal. Dan
jika penambahan jumlah enzim terlalu banyak, bisa jadi media yang ada tidak
mencukupi dengan kebutuhan aktivitas enzim yang ada, dan juga
menghasilkan cita rasa yang pahit. Hasil penelitian dengan menggunakan
variabel konsentrasi enzim, konsentrasi 0.4% merupakan konsentrasi enzim
yang optimal pada proses pembuatan.
Daya tahannya diamati secara organoleptis, dengan mengati bau, rasa dan
warna dangke. Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa umur simpan
akan semakin lama jika konsentrasi bahan pengawet semakin tinggi,
dikarenakan garam mempunyai kemampuan menarik ion air sehingga
mikroorganisme tidak bisa berkembangbiak pada produk. Untuk perendaman
dalam larutan NaCl dengan konsentrasi di atas 5% akan menyebakan rasa asin
yang berlebih sehingga dapat mempengaruhi cita rasa.
KESIMPULAN
1. Jika konsentrasi enzim papain semakin tinggi digunakan sampai 0.4%, maka
kadar protein dangke yang dihasilkan juga semakin tinggi. Jika konsentrasi
enzim papain melebihi 0.4% maka kadar protein akan berkurang.
2. Jika semakin tinggi suhu penambahan enzim papain sampai 60 derajat celsius
maka kadar protein dangke semakin tinggi pula.
3. Jika konsentrasi larutan garam yang dipakai semakin tinggi, maka mentah
yang dihasilkan semakin awet. Tetapi larutan garam dengan konsentrasi di atas
5 % massa menimbulkan cita rasa yang terlalu asin.
4. Dengan menggunakan 300 ml susu sapi diperoleh kondisi operasi yang baik
yaitu dengan menggunakan konsentrasi enzim papain 0,4 % dan penambahan
enzim dilakukan pada suhu 60 derajat celsius. Pada kondisi tersebut diperoleh
kadar protein yaitu 19.3864%. Perendaman mentah dalam larutan 5 % massa
dapat mengawetkan mentah hingga 5 hari sebelum diproses lebih lanjut.