Anda di halaman 1dari 7

A.

Konsep Dasar Tumbuh Kembang


1. Pengertian
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun
individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung
kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan,
bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh
karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak
2.

harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan berkembang.


Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor genetik
1) Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik
2) Jenis kelamin
3) Suku bangsa atau bangsa
b. Faktor lingkungan
1) Faktor pranatal: Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio
2) Faktor postnatal: Gizi, kepekaan thd penyakit, perawatan
kesehatan, penyakit kronis, dan hormone, cuaca, musim,
sanitasi, keadaan rumah cinta dan kasih sayang.

3.

Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
1) Fase oral (01 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenangkan di dalam mulutnya, anak
mendapat kepuasaan saat mendapat ASI, kepuasan bertambah
dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau bendabenda
sekitarnya.
1

2) Fase anal (23 tahun)


Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya
pada anus saat BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan
disiplin dan bertanggung jawab.
3) Fase Urogenital atau faliks (usia 34 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu
menjadi tokoh sentral bila menghadapi persoalan. Kedekatan
ank lakilaki pada ibunya menimbulkan gairah seksual dan
perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
4) Fase Latent (45 tahun sampai masa pubertas)
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek
motorik dan kognitifnya. Disebut juga fase homoseksual
alamiah karena anakanak mencari teman sesuai jenis
kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis
kelaminnya dari orang dewasa.
5) Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah mulai matang, heteroseksual dan mulai
menjalin hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.
b.

Piaget (Perkembangan Kognitif)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan
kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan
masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak
menjadi

konkrit,

bagaimana

menimbulkan

prestasi

dengan

kemampuan yang dimiliki anak.


1) Tahap Sensorimotorik ( 02 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan
mental yang bersifat simbolis (berfikir). Sekitar usia 1824
bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan
berfikir.
2) Tahap Pra-operasional ( 27 tahun)
a) Tahap pra konseptual (24 tahun), anak melihat dunia hanya
dalam hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris.
Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan
kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur
jadi semua binatang bertelur) atau karena ciriciri objek

tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat).


Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak mulai selalu
mengubahubah kriteria klasifikasinya. Misal mulamula ia
mengelompokan truk, sedan dan bus sendirisendiri, tapi
kemudian mengelompokan mereka berdasarkan warnanya,
lalu berdasarkan besarkecilnya dst.
b) Tahap intuitif ( 47 tahun), Pola fikir berdasar intuitif,
penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu
dari objek dan semata mata didasarkan atas penampakan
objek
3) Tahap Operasional konkrit ( 712 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang
diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau
dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan anak
mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam
cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
4) Tahap Operasionalformal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi
objekobjek yang ia fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel
melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.
c.

Erikson (Perkembangan Psikososial)


Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana
individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu,
yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu
pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak
dengan tugas perkembangannya. Perkembangan psikososial :
1) Trust vs Misstrust (01 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan
konflik basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa
amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri
terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2) Autonomy vs Shame and doubt (23 tahun)

Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik


sehingga terjadi peningkatan keterampilan motorik, anak perlu
dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga
menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan
hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir raguragu.
Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
3) Initiatif vs Guilty (36 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri
dan

mandiri,

anak

akan

mengembangkan

kemampuan

berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu atas


kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan
adalah sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah dan
tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
4) Industry vs Inferiority (611 tahun)
Dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak
masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan
eksternal lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa
percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5) Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapanharapan kelompoknya
dan dorongan yang makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri.
Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari
identitas dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap
ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
4.

Perkembangan anak usia 1-3 tahun


a. Pekembangan usia 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 45 derajat
2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah
3) Melihat dan menatap wajah anda
4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
5) Suka tertawa keras
6) Bereaksi terkejut terhadap suara keras
7) Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyu
8) Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
b.

kontak
Perkembangan usia 36 bulan

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
c.

Berbalik dari telungkup ke telentang


Mengangkat kepala setinggi 90 derajat
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
Menggenggam pensil
Meraih benda yang ada dalam jangkauannya
Memegang tangannya sendiri
Berusaha memperluas pandangan
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
Mengeluarkan suara gembira benada tinggi atau memekik
Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat

bermain sendiri
Perkembangan usia 6-9 bulan
1) Duduk (sikap tripoid-sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan
3) Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
5) Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada
saat yang bersamaan
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup
7) Bersuara tanpa arti, seperti mamama, babababa, dadadada,

tatatata
8) Mencari mainan/benda yang dijatuhkan
9) Bermain tepuk tangan/ciluk ba
10) Bergembira dengan melempar bola
11) Makan kue sendiri
d. Perkembangan usia9-12 bulan
1) Mengangkat badannya ke posisi tegak
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan kursi
3) Dapat berjalan dengan dituntun
4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
e.

diinginkan
Menggenggam erat pensil
Memasukkan benda ke mulut
Mengulang menirukan bunyi yang didengar
Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
Senang diajak bermain "CILUK BA"
Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum

dikenal
Pekembangan usia 12-18 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
2) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
3) Berjalan mundur 5 langkah

4) Memanggil ayah dengan kata "papa", memanggil ibu dengan


kata "mama"
5) Menumpuk 2 kubus
6) Memasukkan kubus ke kotak
7) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak
bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik
tangan ibu
8) Memperhatikan rasa cemburu atau bersaing
f. Perkembangan usia 18-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung
3) Bertepuk tangan , melambai-lambai
4) Menumpuk 4 buah kubus
5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6) Menggelindingakan bola ke arah sasaran
7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri
g. Perkembangan usia 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri
2) Dapat bermain dengan menendang bola kecil
3) Mencoret-coret pensil pada kertas
4) Bicara dengan baik menggunakan dua kata
5) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketik diminta
6) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
7) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2
benda atau lebih
8) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
9) Melepas pakaiannya sendiri

DAFTAR PUSTAKA
Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan
Emotional Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh
Kembang Pediatri Sosial Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS
Bandung.
Iupartini, Yupi (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta.
EGC.
Kusumanegara, H (2015). Tumbuh Kembang Batita. eprints.undip.ac.id. diakses
pada tanggal 16 Mei 2016 jam 18.30

Anda mungkin juga menyukai