2.
www.google.com
Menurut Syaifuddin, (2003), susunan pencernaan terdiri dari :
a. Mulut
Terdiri dari 2 bagian :
1) Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi,
gigi, bibir, dan pipi.
a) Bibir
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah
dalam ditutupi oleh selaput lendir (mukosa). Otot
orbikularis oris menutupi bibir. Levator anguli oris
mengakat dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
b) Pipi
Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila,
otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
c)
Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan. Pada umur 1
tahun, sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu.
Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8 biji, sehingga
jumlah seluruhnya adalah 14-16 gigi. Pada umur 2,5 tahun,
sudah terdapat 20 gigi susu. Sementara itu, waktu erupsi
a)
Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras)
yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang
maksilaris dan lebih kebelakang yang terdiri dari 2 palatum.
Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak,
Faring (tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit.
c.
Esofagus
Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada dekat
dengan kolumna vertebralis, di belakang trakea dan jantung.
Esofagus melengkung ke depan, menembus diafragma dan
menghubungkan lambung. Jalan masuk esofagus ke dalam lambung
adalah kardia.
d.
Gaster (Lambung)
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian atas
fundus uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik,
terletak dibawah diafragma di depan pankreas dan limpa, menempel
di sebelah kiri fudus uteri.
e.
peregangan
usus
halus
yaitu.desakan kimus
2) Kontraksi Pendorong
Kimus didorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik.
Aktifitas peristaltik usus halus sebagian disebabkan oleh
masuknya kimus ke dalam duodenum, tetapi juga oleh yang
dinamakan gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan
lambung terutama di hancurkan melalui pleksus mientertus dari
lambung turun sepanjang dinding usus halus Perbatasan usus
halus dan kolon terdapat katup ileosekalis yang berfungsi
mencegah aliran feses ke dalam usus halus. Derajat kontraksi
sfingter iliosekal terutama diatur oleh refleks yang berasal dari
sekum. Refleksi dari sekum ke sfingter iliosekal ini di perantarai
oleh pleksus mienterikus. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi usus)
dan air (yang membantu melarutkan pecahan- pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula, dan lemak. Iritasi yang
sangat kuat pada mukosa usus,seperti terjadi pada beberapa
infeksi dapat menimbulkan apa yang dinamakan peristaltic
rusrf merupakan peristaltik sangat kuat yang berjalan jauh
pada usus halus dalam beberapa menit.
intesinum minor terdiri dari :
a) Duodenum (usus 12 jari)
Panjang 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke
kiri. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian
kanan
duodenum
ini
terdapat
selaput
lendir
yang
pada
dinding
abdomen
posterior
dengan
sebagai
mesenterium.
Akar
mesenterium
yang
menghasilkan
bermacam-macam
berhubung
dengan
rectum.
Fungsi
kolon
ETIOLOGI
a. Faktor Infeksi: infeksi enteral adalah infeksi saluran pencernaan
makanan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis pada anak.
Meliputi infeksi enteral sebagai berikut : infeksi bakteri, seperti
vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya ; infeksi virus yaitu enterovirus (virus
ECHO, Coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, dan lainlain); infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyliodes), protozoa ( Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
b.
makanan
seperti
tonsillitis/tonsilofaringitis,
otitis
media
bronkopneumonia,
akut
(OMA),
ensefalitis,
dan
glukosa,
d.
e.
fruktosa
dan
galaktosa);
malabsorbsi
lemak
dan
malabsorbsi protein.
Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi
pada anak yang lebih besar).
4.
PATOFISIOLOGI
Gastroenteritis akut adalah masuknya Virus (Rotavirus, Adenovirus
enteritis), bakteri atau toksin (Salmonella. E. colli), dan parasit (Biardia,
Lambia). Beberapa mikroorganisme pathogen ini me nyebabkan infeksi
pada sel- sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin Penyebab dimana
merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal oral dari satu klien ke klien
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan
makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik
dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.
Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis
metabolik dan hypokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output
berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi: (a)
Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hypokalemia dan
sebagainya). (b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan
makanan kurang, pengeluaran bertambah). (c) Hipoglikemia, (d)
Gangguan sirkulasi darah.
10
5.
MANIFESTASI KLINIK
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna
tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur
dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau
sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang
atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila
penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun, turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan
mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang
hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat, sedangkan
berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi hipotonik,
isotonik, dan hipertonik.
6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan feces
Tes tinja untuk mengetahui makrosopis dan mikroskopis, biakan
kuman untuk mengetahui kuman penyebab, tes resistensi terhadap
berbagai natibiotik serta untuk mengetahui pH dan kadar gula juka
diduga ada intoleransi glukosa
b.
Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na,
Ca, K dan P serum pada diare yang disertai kejang), anemia
(hipokronik, kadang-kadang nikrosiotik) dan dapat terjadi karena
c.
malnutrisi/ malabsorbsi.
Pemeriksaan elektrolit tubuh : untuk mengetahui kadar natrium,
kalium, kalsium dan bikarbonat
11
d.
7.
PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan diare adalah:
a. Pemberian cairan (Rehidrasi)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam rehidrasi adalah jenis cairan,
cara memberikan cairan, dan jumlah pemberiannya. Cara memberikan
cairan dalam terapi rehidrasi adalah jika belum ada dehidrasi :
anjurkan anak untuk minum 1 gelas tiap defekasi, dehidrasi ringan: 1
jam pertama 25-50 ml/kg BB peroral (intragastrik), selanjutnya 125
ml/kgBB/hari ad libitum. Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100
ml/kg BB peroral / intragastrik (sonde), selanjutnya 125 ml/kg BB/
hari ad libitum. Dehidrasi berat dilakukan rehidrasi sesuai dengan
umur dan berat badan pasien sebagai berikut:
1) Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun berat badan 3 10 kg. 1 jam
pertama = 40 ml/kg BB/menit (set infuse berukuran 1 ml =15
tetes). 7 jam berikutnya = 12 ml/kg BB/ jam = 3 tetes/kg
BB/menit (set infuse 1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/kg BB/menit
(set infuse 1 ml = 20 tetes). 16 jam berikutnya yaitu 125 ml/kg
BB oralit peroral atau intragastrim bila anak tidak mau minum
teruskan DG an intravena 2 tetes/kg BB/menit.
2) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg. 1
jam pertama yaitu 30 ml/kg BB/menit atau 10 tetes/kg BB/menit. 7
jam berikutnya yaitu 10 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg bb/menit
atau 4 tetes/kg BB/menit. 16 jam berikutnya yaitu 125 ml/kg BB
oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum dapat
12
13
usus.
Obat-obatan
Obat antisekresi. Asetosal. Dosis 25 mg/tahun dengan dosis
minimum 30 mg klorpomazin. Dosos 0,5-1 mg/kg BB/hari. Obat
spasmolitik dan lain-lain. Umumnya obat spasmolitik seperti
papaverin, ekstrak beladona, opium loperamid tidak digunakan untuk
mengatasi diare akut lagi. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,
charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare,
sehingga tidak diberikan lagi.
Antibiotic umumnya tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang
jelas. Bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg
BB/hari. Antibiotic juga diberikan bila terdapat penyakit penyerta
seperti : OMA, Faringitis, bronchitis, atau bronkopneumonia.
8.
KOMPLIKASI
a. Dehidrasi, diakibatkan karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan
dengan tanda mukosa bibir kering, turgor kulit jelek, urine pekat, mata
cekung.
14
b.
c.
d.
hipotoni otot.
Kejang, merupakan respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan
oksigen terutama otak. Hal ini diakibatkan oleh adanya gangguan
biokimia dalam tubuh yang mengakibatkan asidosis metabolic
sehingga aliran darah tidak lancar, suplai darah diutamakan ke organorgan tubuh yang vital.
16
17
18
19
20