KBPP
KBPP
PENDAHULUAN
Sebagian wanita setelah melahirkan tidak menginginkan adanya kehamilan
atau menunda kehamilan sampai 2 tahun setelah persalinan. Akan tetapi masih
sangat sedikit wanita yang meninggalkan rumah sakit dengan mendapat konseling
mengenai metoda kontrasepsi1.
Konsep mengenai kontrasepsi pasca persalinan bukanlah hal yang baru,
akan tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada masa yang penting dari
kehidupan wanita ini. Pada saat sekarang ini perhatian dari pengelola program
kesehatan, penyedia jasa pelayanan kesehatan dan pembuat kebijakan semakin
meningkat , karena menyadari akan tingginya efektifitas dan keberhasilan
program keluarga berencana jika pengenalan kontrasepsi dilakukan pada saat
pasca persalinan1.
Meningkatnya
perhatian
pemerintah
mengenai
kontrasepsi
pasca
banding yang
dilakukan
dan Winfrey (2001), dan Becker dan Ahmed (2001)menggunakan data DHS dari
berbagai Negara1.
Jumlah kelahiran di Indonesia diperkirakan sekitar 4.2-4.5 juta (BPS 2009)
dan 19.7 % merupakan kehamilan yang tidak diinginkan dari jumlah kelahiran .
mengingat tingginya jumlah kelahiran dan keguguran maka diperlukan suatu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kontrasepsi
adalah
cara
untuk
menghindari/mencegah
terjadinya
kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
sehingga dapat mencegah terjadinya kehamilan2.
2.2 Arti penting KB pasca persalinan
Alasan pelaksanaan KB pasca persalinan antara lain termasuk kembalinya
fertilitas dan resiko terjadinya kehamilan, jarak kehamilan yang dekat, resiko
terhadap bayi dan ibu serta ketidaktersediaan kontrasepsi1.
1. Ovulasi pertama pasca persalinan terjadi < 6 minggu pada wanita yang
tidak menyusui (rata-rata 45 hari), dan bisa berlangsung lebih lama pada
wanita yang menyusui.
2. Masa anovulasi pasca persalinan mempunyai hubungan yang erat dengan
lama menyusui. Kajian yang dilakukan pada 29 wanita menyusui dan 10
wanita yang tidak menyusui menunjukkan semua wanita yang menyusui
tetap menjadi anovulasi sampai 3 bulan pasca persalinan dan 96 %
diantaranya berlanjut sampai 6 bulan pasca persalinan. Pada penelitian
yang dilakukan di Skotlandia, tidak menemukan adanya ovulasi pada
wanita yang menyusui secara ekslusif.
3. Pelaksanaan kontrasepsi pasca persalinan mempunyai pengaruh besar
dalam mengatur waktu kehamilan dan memberikan jarak yang optimal
untuk persalinan selanjutnya Dalam rangka menurunkan resiko terhadap
ibu dan luaran bayi, WHO pada tahun 2006 merekomendasikan jarak
kehamilan yang optilmal untuk kehamilan selanjutnya adalah 24 bulan.
Beberapa penelitian menunjukkan pendeknya interval antara persalinan
dan kehamilan selanjutnya memberikan sumbangan terhadap angka
kematian janin dan anak. Analisa dari survey demografi dan kesehatan
3
pasca
persalinan,
terutama
di
Negara-negara
berkembang
Spermisida
Kondom
Koitus interuptus
Diafragma tidak bisa digunakan hingga setelah 6 minggu pasca persalinan
karena tidak akan menempel dengan sempurna, jika dilakukan pemasangan segera
akan menimbulkan ketidaknyamanan, terutama pada wanita yang dengan
episiotomi.
Urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional1:
Tunda
1)
2)
3)
4)
(<20 thn)
Pil
IUD
Implant
Suntikan
(20-35 thn)
IUD
Suntik
Pil
Implan
Sterilisasi
Menghentikan
1)
2)
3)
4)
5)
(>35thn)
Sterilisasi
IUD
Implant
Suntik
pil
1. Wanita menyusui
Wanita yang menyusui tidak perlu menggunakan kontrasepsi untuk
minimal 6 minggu pasca persalinan dan
(dengan
NFP mungkin sulit dilakukan pada wanita yang menyusui karena fungsi ovarium
Selama 6 bulan pertama postpartum , COCs dan CICS mempengaruhi jumlah air
susu dan pertumbuhan bayi. Jika wanita menyusui tetai tidak LAM , bisa
menggunakan COCs dan CiCs segera setelah 6 minggu post partum jika metoda
lain tiidak bisa digunakan
2.4 Metode Amenore Laktasi (MAL)
Metoda amenore laktasi adalah metode kontrasepsi sementara yang bisa
dimulai sejak bayi lahir sampai 6 bulan pasca persalinan jika pasien memenuhi 3
kriteria yang telah ditetapkan3,4. 3 kriteria itu adalah
1. Pasien belum menstruasi (lochia pada 8 minggu awal masa pasca
persalinan tidak dianggap sebagai perdarahan menstruasi. Setelah perode
ini 2 hari perdarahan atau bercak pada pasien dianggap sebagai menstruasi
pasien sudah kembali)
2. Bayi menyusui secara penuh atau hampir penuh, didefinisikan sebagai
a. Bayi disusui pada saat siang dan malam,
b. Bayi disusui dengan jarak tidak boleh lebih dari 4 jam
c. Bayi tidak mendapat makanan atau minuman tambahan lainnya
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan.
1. Mekanisme kontrasepsi
Mekanisme metoda amenore laktasi adalah stimulasi yang dihasilkan dari
proses penghisapan yang dilakukan oleh bayi akan diubah menjadi sinyal yang
akan diteruskan ke hipotalamus dan hipofisis anterior. Sinyal yang dikirim akan
menyebabkan perubahan kadar FSH dan LH yang mencegah terjadinya ovulasi .
Kadar hormon tinggi ini dipertahankan oleh proses penghisapan puting susu yang
sering oleh bayi, dengan jarak antar menyusui tidak lebih dari 4-6 jam .
keberhasilan metoda amenora laktasi sangat dipengaruhi oleh frekuensi menyusui,
hal ini dipengaruhi oleh , penggunaan dot, botol untuk menyusui, pemberian
makanan selain asi, jarak yang panjang diantara menyusui, stress dan penyakit
pada ibu atau anak3,4.
2. Efektifitas
Penelitian yang dilakukan menunjukkan wanita yang memenuhi 3 kriteria
metoda amenore laktasi ( amenore, menyusui secara penuh dan
< 6 bulan
3. Keuntungan
a. Bisa dimulai segera setelah persalinan
b. Sangat efektif
c. Sangat ekonomis dan mudah
d. Tidak mempunyai efek samping hormonal
e. Tidak mempengaruhi hubungan sexual
f. Meningkatkan proses menyusui
4. Kerugian
a. Metoda jangka pendek ( hingga 6 bulan )
b. Membutuhkan proses menyusui yang mungkin tidak nyaman bagi
sebagian wanita
c. Tidak melindungi wanita dari penyakit menular sexual atau HIV
5. Keuntungan proses menyusui3,4
a. Bagi ibu
1. Proses menyusui yang dimulai segera pasca persalinan ,
mengurangi resiko perdarahan pasca persalinan. Penghisapan
yang dilakukan oleh bayi menyebabkan pelepasan oksitosin
yang menyebabkan kontraksi pada uterus
2. Mengurangi resiko kanker payudara dan kanker ovarium
3. Melindungi wanita dari anemia dan osteoporosis
4. Bisa menjadikan waktu istirahat untuk ibu , karena ibu tidak
bisa melakukan aktifitas lain selama menyusui
b. Bagi bayi
1. Bayi mendapat imunitas dari colostrums dan air susu ibu
2. Proses menyusui memenuhi kebutuhan bayi dengan nutrisi
yang lengap, disamping pertubuhan gigi dan rahang
3. Merangsang pertumbuhan otak
Disamping itu proses menyusui meningkatkan ikatan antara ibu dan anak.
Selain itu ASI merupakan sumber makanan yang bisa diberikan kapan saja, bersih
dan mudah diberikan pada saat kapanpun.
10
LippesLoop,
CUT, Cu-7.
Marguiles,
Spring
Coil,
Multiload,Nova-T
11
12
13
memungkinkan
untuk
penggunaan
tangan
atau
forsep.
14
15
5. Persiapan alat8
Alat yang dibutuhkan untuk pemasangan IUD :
16
IUD harus dijepit pada lengan vertikal , dan lengan horizontal dari
IUD diluar dari cincin penjepit. Hal ini akan memudahkan pelepasan
IUD pada fundus dan mengurangi resiko tertariknya IUD ketika forsep
dilepaskan
17
Setelah itu , tarik keluar forsep yang memegang servik sampai servik
terlihat
Masukkan forsep yang sedah menjepit IUD kedalam vagina searah
dengan lengkungan tubuh wanita
18
19
20
Teknik ini hanya bisa dilakukan dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta
Perbedaan mendasar teknik ini jika dibandingkan dengan teknik yang
menggunakan alat adalah :
Gambar 11a. Posisi tangan yang menjepit IUD saat masuk vagina
uterus.
Lepaskan forsep yang menjepit serviks dan letakkan tangan pada
abdomen untuk memfiksasi uterus
21
Gambar 11b. Posisi tangan yang menjepit IUD saat masuk vagina
Setelah tangan jari yang memegang IUD mencapai fundus, putar 45
derajat ke kanan untuk memposisikan IUD pada posisi horizondal pada
fundus uteri
Lepaskan jari yang menjepit IUD dan keluarkan secara perlahan dan
hati-hati untuk mencegah terlepasnya IUD
2.6 Hormonal
1. Kontrasepsi hormonal kombinasi
Rekomendasi dari Centers for disease control (CDC) Amerika Serikat
menganjurkan wanita pasca persalinan untuk tidak menggunakan kontrasepsi
22
merokok, persalinan dengan sectio sesaria. Hal ini juga mejadi pertimbangan
dalam pemilihan kontrasepsi hormonal kombinasi pada wanita pasca persalinan ,
karenaberhubungan dengan peningkatan resiko Trombemboli vena9.
Dari tinjauan yang dilakukan oleh WHO dan CDC terhadap 13 studi yang
dilakukan menunjukkan resiko tromboemboli vena pada wanita dalam 42 hari
pasca persalinan adalah 22 sampa 84 kali lebih besar dibandingkan pada wanita
yang tidak hamil pada usia reproduksi. Resiko tertinggi adalah segera setelah
persalinan dan menurun secara cepat pada 21 hari pertama pasca persalinan tetapi
menetap sampai 42 hari pasca persalinan pada sebagian besar studi yang
dilakukan. Penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi yang bisa meningkatkan
resiko tromboemboli vena pada wanita sehat pada usia reproduksi, resikonya akan
lebih meningkat jika digunakan pada wanita pasca persalinan9.
Rekomendasi dari CDC mengenai penggunaan kontrasepsi hormonal
kombinasi pada perode pasca persalinan pada wanita yang tidak menyusui seperti
pada tabel9.
Kondisi
Kategori*
Klarifikasi / evidence
23
a. <21 hari
sebelumnya,
trombofilia,
merokok
24
25
Kondisi
Kategori*
Klarifikasi / evidence
Klarifikasi : kementerian kesehatan AS merekomendasikan bayi
26
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
a. <21 hari
Klarifikasi: untuk wanita dengan resiko lain VTE, kategori bisa menjadi
b. 21-30 hari
riwayat
BMI>
HHP,
30,
tranfusi,
post
SC,
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
kehamilan dan pascapersalinan, resiko ini paling tinggi pada minggu 1
27
Klarifikasi: untuk wanita dengan resiko lain VTE, kategori bisa menjadi
c. 30- 42 hari
riwayat
BMI>
HHP,
30,
tranfusi,
post
SC,
Bukti: tidak ada bukti langsung mengenai resiko VTE pada penggunaan
kehamilan dan pascapersalinan, resiko ini paling tinggi pada minggu 1
VTE: venous tromboembolism, KHK: kontrasepsi hormonal kombinasi; DVT: deep vein thrombosis;
Kategori : 1:= tidak ada kontraindikasi penggunaan kontrasepsi; 2= keuntungan penggunaan kontrasepsi lebih besar dari resiko yang
ditimbulkan; 3= resiko lebih besar jika dibandingkan dengan penggunaan kontrasepsi ; 4= resiko yang tidak bisa diterima jika
kontrasepsi digunakan
Tabel 3. Rekomendasi penggunaan kontrasepsi hormonal kombinasi pada wanita yang menyusui
28
Metode
Waktu pascapersalinan
kontrasepsi
MAL
dan bayi
sebelum haid
pill
Jika menyusui:
kombinasi
yang lain
Kontrasepsi kombinasi
8minggu pascapersalinan.
Ciri-ciri khusus
Kontrasepsi kombinasi
dapat meningkatkan
masalah pembekuan darah.
sampai 6 bulan
29
Mini pill
Selama 6 minggu
digunakan sebelum 6
pascaperalinan, progestin
minggu
AKDR
Tidak ada
pengaruh terhadap ASI
pasca persalinan
Tubektomi
jam pascapersalinan
Minilaparatomi
pascapersalinan paling
30
Waktu mulai
Segera dimulai
Ciri-ciri khusus
kombinasi
Mini pill
Sangat efektif
kombinasi
Langsung efektif
Implan
Mengurangi anemia
Suntikan
AKDR
Trismester I
Kondom/
Metode sementara
spermisida
KB alamiah
Tubektomi
berhubungan
Tidak dianjurkan
Dapat segera dilakukan, kecuali
Minilaparatomi;
31
banyak
TS I, sama dengan
waktu interval
32
BAB III
KESIMPULAN
1. Kontrasepsi ialah suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dapat
bersifat sementara maupun permanent. Dalam hal ini setiap calon peserta KB
(akseptor KB) bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat
kontrasepsi yang paling cocok untuk dirinya.
2. Penggunaan kontrasepsi pasca persalinan perlu mempertimbangkan status
menyusui ibu.
3. Metode amenore laktasi sangat efektif pada ibu yang menyusui secara
eksklusif.
4. Efektifitas IUD pasca persalinan sama dengan pemakaian IUD interval jika
33
DAFTAR PUSTAKA
1. Widyastuti L , Saikia US, Postpartum Contraceptive Use in Indonesia : Recent
Patterns and Determinants BKKBN
2. Workshop on Comprehensive Postpartum Family Planning Care, Jhpiego
Baltimore 2008
3. The LINKAGES Project , LAM ( Lactational Amenorrhea Method ) : A
Kontrasepsi
(Selected
Practice
Recommendation
for
6. Postpartum
from
http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introducti
on on august 22nd 2011
7. Shulman LP, Kautniz AM, Postpartum contraception diakses dari
http://www.glowm.com/index.html?
p=glowm.cml/section_view&articleid=382 pada tanggal 24 november
2011
8. USAID- Engender Health / The ACQUIRE Project ., The Postpartum
www.aafp.org/afp
34
35