Anda di halaman 1dari 4

SUMBER

:
http://pkbh.uii.ac.id/news/latest/transgender-dalampandangan-hak-asasi-manusia.html

Transgender Dalam Pandangan Hak Asasi Manusia

Veni Dwi Puspitadewi


Rizky Aedeta putra
Manusia diciptakan dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pada realita yang
berkembang dalam masyarakat modern saat ini, banyak ditemui di kalangan masyarakat
problematika pergantian kelamin, sudah bukan rahasia umum banyak masyarakat merubah
kelaminnya dengan berbagai alas an Contohnya seorang laki-laki namun dalam jiwanya
adalah seorang wanita begitupula sebaliknya maupun laki-laki yang berpenampilan layaknya
wanita begitupula sebaliknya. Dan ada pula orang yang berkelamin ganda yaitu wanita dan
pria yang tidak jelas apakah status kelaminnya yang sebenarnya. Fenomena ini dikenal
dengan istilah Transgender. Transgender adalah istilah yang digunakan untuk
mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis
kelamin yang sejak lahir mereka dapatkan. Dalam lingkungan masyarakat kelompok
transgender sering dikucilkan dan menjadi bahan olokan bahkan bahan pembicaraan sehingga
transgender belum dapat di terima oleh lingkunag masyarakat. Contoh kasus transgender
yang sedang hangat saat ini adalah Perkara Transgender di Pengadilan Negeri Makassar.
dimana seseorang mengajukan permohonan mengubah jenis kelamin ke Pengadilan Negeri
setempat dan dikabulkan dengan mempertimbangakan berbagai aspek. Namun dengan contoh
kasus yang demikian bukan berarti pemenuhan hak-hak terhadap transgender menjadi lebih
mudah, masih ada hal-hal yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan di Indonesia
bahkan di Dunia Internasional khususnya terkait HAM (hak asasi manusia).

Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Hak Asasi Manusia memandang fenomena
transgender, berikut dialog dengan Eko Riyadi.,SH.,MH. Selaku Direktur PUSHAM UII dan
Juga Dosen tetap Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Menurut anda apakah
pengertian Transgender itu ? Dalam dunia Internasional transgender masuk dalam kategori
LGBTIQ (Lesbian Gay Bisexual Transgender Intersexual Querr). Istilah LGBTIQ pada
mulanya hanya terdiri dari LGB, sebagai simbolisasi dari orientasi seksual di luar normal.
Homoseksual adalah orientasi seksual di mana seseorang memiliki ketertarikan seksual
kepada sesama jenis kelaminnya. Lesbian merupakan istilah untuk homoseks perempuan,
Gay untuk homoseks laki-laki, dan Biseksual adalah orientasi seksual di mana seseorang

memiliki ketertarikan baik kepada laki-laki maupun perempuan. Sedangkan Transgender


mempunyai pengertian yaitu merubah jenis kelamin dari jenis kelamin yang diterima sejak
lahir ke jenis kelamin barunya. Istilah transgender menjadi bagian pembahasan dalam suatu
lingkup yang sama halnya dengan LGBTIQ jadi tidak bisa disendirikan. Sehingga jikalau
ingin membahasa soal transgender harus secara keseluruhan karena kesemuanya jika ditinjau
dari sudut pandang HAM mempunyai keterkaitan satu sama lain. Istilah LGB yang mulai
digunakan pada 1990-an kemudian berkembang dengan hadirnya pergerakan waria sehingga
istilahnya menjadi LGBT. Saat ini, istilah yang umum digunakan adalah LGBTIQ, dengan
tambahan interseks yang merujuk pada keadaan di mana seseorang secara fisik maupun
psikologis berada di antara dua jenis kelamin dan queer sendiri mempunyai pengertian
perangkat berpikir terlepas dari orientasi seksual dan indentitas. Dengan demikian querr
dimaknai sebagai orang yang pola berpikirnya diluar kerangka laki-laki maupun perempuan
jadi lebih ke kerangka berpikirnya. Lesbian dan gay lebih pada ke orientasi seksual
transgender bukan orientasi seksual tapi dapat dikatakan bahwa dalam dirinya ada jiwa lain
sehingga dia kadang terdengar kiasan wanita yang terjebak dalam tubuh laki-laki gender
yang memayungi semua label seksual dan gender minoritas lainnya seperti panseksual
(ketertarikan seksual kepada semua gender, termasuk kepada transgender), demiseksual
(ketertarikan seksual kepada orang yang memiliki kedekatan secara emosional), dan aseksual
(tidak memiliki ketertarikan seksual sama sekali). Dari pengamatan anda bagaimana
perkembangan transgender di Indonesia maupun Internasioanal? Transgender sendiri dapat
dibedakan menjadi ada dua macam, yang pertama transgender dikarenakan faktor
medis/biologis yang terdapat dalam diri seseorang atau dapat dikatakan terjadi secara natural.
Transgender yang dimaksud bahwa seseorang berkelamin ganda namun gender yang
menonjol 1 jenis kelamin. Contohnya kasus seseorang terlahir dengan jenis kelamin
perempuan namun seiring bertambahnya umur muncul semacam tonjolan-tonjolan di tengahtengan alat kelamin wanitanya yang lama kelamaan membentuk alat kelamin laki-laki dan
pada saat berumur 18 tahun ia memutuskan untuk melepas jilbabnya karena ia merasa dirinya
laki-laki. Fenomena seperti itu memang faktor dalam diri manusia secara alamiah karena
dapat dideteksi melalui medis yaitu melalui pengecekan baik dilakukan dengan melihat
secara fisik maupun dengan cara yang lebih canggih yaitu dengan test kromosom. Sehingga
seseorang yang berkelamin ganda dikarenakan faktor medis dapat memilih jenis kelamin
yang mana yang lebih dominan dalam dirinya. Sedangkan yang kedua dapat disebut sebagai
tidak natural dengan kata lain baik dilihat secara fisik ia sempurna dengan jenis kelamin lakilaki ataupun wanita yaitu transgender terjadi karena adanya dorongan dalam jiwa dirinya
untuk merubah jenis kelaminnya bukan karena alasan biologis maupun fisik. Dan bagaimana
hukum di Indonesia secara umum memaknai problematika Transgender? Secara
internasional, Indonesia hanya mengakui 2 jenis identitas manusia yaitu laki-laki dan
perempuan. Sedikit sekali negara yang mengakui legalitas jenis kelamin di luar 2 itu.
Walaupun sempat terjadi kehebohan yang terjadi di negara bagian Amerika Serikat terkait
transgender yang melangsungkan pernikahan dan mempunyai anak. Masalah muncul ketika
orangtua kebingungan dalam menjelaskan siapakah yang ayah atau siapakah yang ibu.
Memang sebagian besar negara di dunia hanya mengakui 2 identitas laki-laki dan perempuan.
Negara yang memperbolehkan seseorang untuk mengubah jenis kelamin contohnya di
Thailand sedangkan Negara yang melegalkan perkawinan sesama jenis yaitu Belanda dan

salah satu negara bagian di Amerika Serikat. Bagaimana menurut anda Transgender di
pandang dari kaca mata Hukum HAM Internasional? Diskursus yang masih menjadi
perdebatan adalah HAM sebenarnya menghargai kedaulatan orang atas tubuhnya yang
kemudian dikenal dengan hak sipil. Jadi setiap orang berdaulat atas tubuhnya masing-masing.
Ditarik lagi filosofi ini muncul sebagai hak sipil, hak sipil sendiri mempunyai pengertian
yaitu kebebasan individu dari intervensi yang datang dari luar dirinya. Misalnya bebas untuk
memilih sesuatu, makan, memilih partai, agama dan lain sebagainya. Itu yang dinamakan hak
sipil karena substansinya pada kebebasan individu dari intervensi yang datang dari luar
dirinya. Untuk kasus LGBTIQ yang banyak digunakan adalah paradigma diatas tadi. Namun
secara internasional debat mengenai isu tersebut belum selesai, sudah disepakati dan tidak
banyak muncul perdebatan. Pada level penikmatan hal sosial politik, ekonomi, budaya secara
umum antara LGBTIG dengan orang yang lain itu sama. Pada level itu hak tersebut tidak
dapat diganggu gugat, yang masih menjadi perdebatan hingga hari ini adalah soal identitas
bagi kelompok LGBTIQ. Apakah negara harus mengakui mereka memiliki identitas lain
selain laki-laki dan perempuan. Apakah menurut Anda Hukum Indonesia dapat melegalkan
Transgender ? Susah sekali untuk menjawab, orang-orang LGBTIQ sebenarnya yang mereka
perjuangkan hanyalah menyoal tentang identitas bahwa saya adalah gay, transgender atau
lesbian tapi memang itu pangkal persoalannya. Bisa jadi berubah, namun sampai dengan hari
ini saya berpikir bahwa negara sebaiknya tidak usah dan tidak perlu memberikan legalisasi
bagi kelompok LGBTIQ dan tidak memberikan legalitas bagi pernikahan sesame jenis,
setidaknya hingga hari ini saya berpikiran seperti itu. Pertimbangannya mungkin yang paling
besar terletak pada faktor agama, dalam hal ini saya tidak berbicara terkait mayoritas agama
di Indonesia namun menurut saya pribadi faktor agama yang paling berperan yaitu tidak
membenarkan perilaku homoseksualitas. Bahwa ada orang yang kemudian masuk dalam
ketegori LGBTIQ saya tidak mengutuknya, tidak akan memusuhi mereka namun justru saya
bisa berkawan dengan mereka, saya mempunyai banya teman yang gay, lesbian dan lain
sebagainya. Saya pada tahap itu tidak mengutuk ataupun memusuhi. Logikanya seperti ini
kenapa perikahan itu perlu dilegalisasi ? Itu salah satunya adalah untuk menjamin hak-hak
para pihak terutama anak sedangkan untuk kasus pernikahan sesama jenis tidak mempunyai
anak kecuali anak adopsi. Namun perdebatan untuk hal tersebut menurut saya perdebatan
yang tidak akan ada habisnya. Sehingga untuk hak-hak sipil negara harus terus menjamin
jangan sampai terjadi diskriminasi di dalamnya. Apakah yang menjadi latar belakang suatu
Negara dapat melegalkan pernikahan sesama jenos,transgender dan hal-hal yang berkaitan
dengan kelompok LGBTIQ ? Saya kurang tahu kalau hal tersebut karena penerapan hukum
yang berkaitan dengan LGBTIQ khususnya pernikahan sesama jenis belum lama
diberlakukan oleh negara-negara yang memberlakukannya yaitu sekitar tahun 2009.
Indonesia Sudah memiliki Instrumen HAM menurut Anda apakah negara sudah
melaksanakan Hak-hak bagi kelompok Transgender? Di Indoesia, Negara belum penuh
melaksankan hak-hak bagi kelompok transgender. Kelompok transgender untuk mendapatkan
hak ekonomi, hak sosial, hak politik susah. Hak berserikat hak berpendapat bebas dan harus
dipenuhi tanpa diskirminasi Contohnya dalam mendapatkan pekerjaan bagi kelompok
trangender di indonesia sangatlah susah. Bahkan kelompok transgender sering di
diskriminasi. Seharusnya negara wajib memberikan hak-haknya bahkan melindunginya.
Contoh jika kelompok LGBTIQ akan mengadakan acara seperti seminar itu pasti ada pihak-

pihak tertentu yang berusaha itu menggagalkan diselenggarakannya acara tersebut dengan
memakai cara damai maupun dengan kekerasan. Harusnya yang dilakukan oleh pemerintah
adalah memberikan jaminan perlindungan terhadap mereka bukannya justru membubarkan
seminarnya. KOMNAS HAM sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan undangundang saja mengundang kelompok LGBTIQ untuk menghadiri workshop tidak berkutik saat
ada sekelompok masyarakat yang memprotes dan membubarkan acara tersebut. Menurut
pandangan anda apa faktor penyebab seseorang berpotensi menjadi Transgender? a)
Faktor bawaan (hormon dan gen) Faktor genetik dan fisiologis adalah faktor yang ada
dalam diri individu karena ada masalah antara lain dalam susunan kromosom,
ketidakseimbangan hormon, struktur otak, kelainan susunan syaraf otak. b)
Faktor
lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak
laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan atau karena bergaul dengan lingkungan
transgender akhirnya orang tersebut terpengaruh. c) Karena sering mengalami kekerasan
sehingga menimbulkan trauma yang mendorong seseorang tersebut untuk menjadi
transgender.

Anda mungkin juga menyukai