Anda di halaman 1dari 325

351.

770 212
Ind
p

PROFIL
KESEHATAN INDONESIA
2004

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I.


JAKARTA
2006

TIM PENYUSUN
Pengarah
Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH
Sekretaris Jenderal Depkes
Ketua
Dr. Doti Indrasanto
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Sekretaris
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
Anggota
Bob Susilo, SKM, MPH
Boga Hardhana, SSi, MM
Dian Sulistiyowati, SKM
Dwiari, SKM
Fetty Ismandari, Dr
Hary Purwanto, SKM, MKes, MMSI
Machyati, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Sugito, SKM, MKes
Sunaryadi, SKM, MKes
Yudianto, SKM
Kontributor
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Ditjen Pelayanan Medik
Ditjen PPM-PL
Ditjen Yanfar & Alkes
Badan Litbangkes
Badan PPSDMKes
Biro Perencanaan dan Anggaran
Biro Kepegawaian
Biro Umum dan Humas
Pusat Promosi Kesehatan
Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan
Penyunting
Dian Sulistiyowati, SKM
Fetty Ismandari, Dr
Hadi Nuramsyah
Nuning Kurniasih, SSi, Apt

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI


351.770 212
Ind
Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data Kesehatan
p
Profil Kesehatan Indonesia 2003. - - Jakarta :
Departemen Kesehatan RI 2005
I. Judul

1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh


Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no: 62-21-5229590, 5221432
Fax no: 622-21-5203874
E-mail: pusdatin@depkes.go.id
Web site: http://www.depkes.go.id

KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Indonesia 2004 merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun
sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data
dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal,
maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini lebih lancar dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya karena komunikasi data dengan kabupaten/kota dan provinsi relatif
lebih baik serta dukungan para pengelola data dan informasi di unit utama Departemen
Kesehatan. Pada tahun anggaran 2005 ini secara maksimal dapat dihasilkan Profil Kesehatan
Indonesia 2003 dan edisi bahasa Inggris, serta Profil Kesehatan Indonesia 2004.
Profil Kesehatan Indonesia 2004 selain memuat informasi seperti profil kesehatan
sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2004, antara lain
Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue, gempa bumi di Nabire, gempa bumi dan
gelombang tsunami yang terjadi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara,
serta upaya pencegahan SARS yang belum dimuat pada profil sebelumnya. Namun demikian
Profil Kesehatan Indonesia 2004 masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data
yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan
berikutnya. Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini dapat juga diakses melalui
http://www.depkes.go.id.
Profil Kesehatan Indonesia dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan
datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya.
Mudah-mudahan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Jakarta, Februari 2006


Kepala Pusat Data dan Informasi

Dr. Doti Indrasanto


NIP. 140 074 462

ii

SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL DEPKES
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2004 yang lebih
cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak
tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya
Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2004 dan menyusunnya menjadi
Profil Kesehatan Indonesia 2004.
Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak
kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi
secara lengkap. Dengan telah terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2004 yang juga memuat
kejadian-kejadian penting di tahun 2004, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta
digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga
memungkinkan tersusunnya Profil Kesehatan Indonesia 2004.

Jakarta, Februari 2006


Sekretaris Jenderal
Departemen Kesehatan

Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH


NIP. 140 086 897

iii

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

vii

BAB I:

PENDAHULUAN

BAB II:

GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK


A. Keadaan Penduduk
B. Keadaan Ekonomi
C. Keadaan Pendidikan
D. Keadaan Lingkungan
E. Keadaan Perilaku Masyarakat

3
3
5
5
7
10

BAB III:

SITUASI DERAJAT KESEHATAN


A. Mortalitas
B. Morbiditas
C. Status Gizi

13
13
22
48

BAB IV:

SITUASI UPAYA KESEHATAN


A. Pelayanan Kesehatan Dasar
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang
C. Pemberantasan Penyakit Menular
D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
E. Perbaikan Gizi Masyarakat
F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana

55
55
69
72
84
87
90
94

BAB V:

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


A. Sarana Kesehatan
B. Tenaga Kesehatan
C. Pembiayaan Kesehatan

97
97
107
116

BAB VI:

PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA


A. Kependudukan
B. Derajat Kesehatan

122
122
128

BAB VII:

PENUTUP

132

DAFTAR PUSTAKA

133

LAMPIRAN

136

***

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Lampiran 2.8
Lampiran 2.9
Lampiran 2.10
Lampiran 2.11

Lampiran 2.11.a
Lampiran 2.11.b
Lampiran 2.12

Lampiran 2.12.a

Lampiran 2.12.b

Lampiran 2.13
Lampiran 2.13.a
Lampiran 2.13.b

Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan per Provinsi Tahun


2004
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Provinsi, Februari 2004
Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur serta Angka
Beban Tanggungan per Provinsi Tahun 2004
Jumlah Penduduk Menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Jenis Kelamin dan
Provinsi Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi)
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi
Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk miskin nasional)
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah dan Provinsi
Tahun 2004 (persentase terhadap total penduduk provinsi)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2) Menurut Provinsi Tahun 2002-2004
Persentase Keluarga Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera dan Provinsi
(Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2004)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004
(Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Status Perkawinan, dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004
(Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004
(Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Jenis
Kelamin, Kepandaian Membaca dan Menulis, dan Provinsi Tahun 2004
(Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status
Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status
Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status
Pendidikan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)

vii

Lampiran 2.14

Lampiran 2.14.a

Lampiran 2.14.b

Lampiran 2.15
Lampiran 2.16
Lampiran 2.16.a
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.19.a
Lampiran 2.19.b
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 2.21.a
Lampiran 2.21.b
Lampiran 2.22
Lampiran 2.22.a
Lampiran 2.22.b
Lampiran 2.23
Lampiran 2.24

Lampiran 2.24.a

Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut


Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004
(Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004
(Perkotaan)
Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2004
(Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Sehat Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Diperiksa dan Persentase
TPM Memenuhi Syarat Menurut Provinsi Tahun 2003
Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m2)
dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas dan Provinsi
Tahun 2004
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi
Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi
Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi
Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Pembuangan Air Besar dan
Provinsi Tahun 2004
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir
Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir
Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Penampungan Akhir
Kotoran/Tinja dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita
Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita
Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Golongan Pengeluaran Perkapita
Sebulan dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Kartu Sehat Menurut Tipe
Daerah dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat
pada Januari Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya
dan Provinsi, Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat
pada Januari Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya
dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
viii

Lampiran 2.24.b

Lampiran 2.25

Lampiran 2.26

Lampiran 2.27
Lampiran 2.28
Lampiran 2.29
Lampiran 2.29.a
Lampiran 2.29.b
Lampiran 2.30
Lampiran 2.31

Lampiran 2.31.a

Lampiran 2.31.b

Lampiran 2.32

Lampiran 2.32.a

Lampiran 2.32.b

Lampiran 2.33

Lampiran 2.33.a

Persentase Penduduk yang Menggunakan/Memanfaatkan Kartu Sehat


pada Januari Desember 2003 Menurut Pemanfaatan/Penggunaannya
dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama
Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan
Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama
Sebulan yang Lalu Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun
2004
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu
Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama 1 Tahun Terakhir
Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya
Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya
Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya
Disusui dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan
Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi
Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan
Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi
Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Kebiasaan
Merokok Satu Bulan Terakhir, Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi
Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama
1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok,
Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+
Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama
1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok,
Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok Selama
1 Bulan Terakhir Menurut Kelompok Umur Pertama Kali Merokok,
Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok
Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat
Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok
Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat
Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)

ix

Lampiran 2.33.b

Lampiran 2.34

Lampiran 2.34.a

Lampiran 2.34.b

Lampiran 2.35

Lampiran 2.36
Lampiran 2.37
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7

Lampiran 3.8
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15

Lampiran 3.16

Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok


Menurut Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari, Daerah Tempat
Tinggal dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok
Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal
dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok
Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal
dan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Merokok
Menurut Jumlah Batang yang Dihisap per Hari, Daerah Tempat Tinggal
dan Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melakukan
Aktivitas Fisik Selama Seminggu yang Lalu Menurut Jenis Aktivitas
Fisik, Daerah Tempat Tinggal, dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi
Sayur-sayuran per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Konsumsi
Buah-buahan per hari, Porsi Rata-rata per hari dan Provinsi Tahun 2004
Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Harapan Hidup,
dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2002-2003
Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit
di Indonesia Tahun 2004
Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit
di Indonesia Tahun 2004
Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi
Tahun 2004
Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa-Bali Tahun 1997-2004
Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan
Penyakit TB Paru Tahun 2004
Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus
Per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember
2004
Jumlah dan Persentase Kasus AIDS Yang Menggunakan NAPZA
Suntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2004
Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Kasus Penyakit Campak Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Kasus Penyakit Difteri Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Kasus Penyakit Batuk Rejan Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis Klinis Menurut Provinsi Tahun 2004
Frekuensi KLB Menurut Penyakit di Indonesia Tahun 2004
Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 20002004
Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 1998 2004
x

Lampiran 3.17

Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23

Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.6
Lampiran 4.8

Lampiran 4.9

Lampiran 4.9.a

Lampiran 4.9.b

Lampiran 4.10
Lampiran 4.11

Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan


Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan
Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2000 2004
Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan
Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin pada Institusi yang Melapor Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Zat yang
Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Cara yang
Digunakan pada Institusi yang Melapor Tahun 2004
Persentase Penyalahguna NAPZA Menurut Kelompok Umur, Jenis
Kelamin, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Pekerjaan
Orang tua, dan Status Penggunaan pada Institusi yang Melapor Tahun
2004
Persentase Batita (0-35 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun
2003
Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun
2003
Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik
Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4, Persalinan Ditolong Tenaga
Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4, Ibu Hamil Risiko Tinggi dan
Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Kunjungan Neonatus dan Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Bayi, Balita dan Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan
Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita, Pemeriksaan Siswa
SD, dan Pelayanan Kesehatan Remaja Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Provinsi Tahun 2004
Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang
Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat
Tinggal dan Provinsi Tahun 2004
Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut
Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun
2004 (Perkotaan+Perdesaan)
Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut
Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun
2004 (Perkotaan)
Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut
Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun
2004 (Perdesaan)
Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Tempat
Pelayanan dan Provinsi Tahun 2003
Pencapaian Desa UCI Menurut Provinsi Tahun 2004
xi

Lampiran 4.12
Lampiran 4.13
Lampiran 4.14
Lampiran 4.15
Lampiran 4.16
Lampiran 4.17
Lampiran 4.18
Lampiran 4.19
Lampiran 4.20
Lampiran 4.21
Lampiran 4.22
Lampiran 4.23
Lampiran 4.24
Lampiran 4.25
Lampiran 4.25.a
Lampiran 4.26
Lampiran 4.27
Lampiran 4.28
Lampiran 4.29
Lampiran 4.30
Lampiran 4.31
Lampiran 4.31.a
Lampiran 4.32
Lampiran 4.33

Lampiran 4.34
Lampiran 4.35

Persentase Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization


(UCI) Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2004
Angka Drop Out Cakupan Imunisasi (DPT1-Campak) pada Bayi
Menurut Provinsi Tahun 1998-2004
Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila Menurut Provinsi
Tahun 2004
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas serta UKGS Murid
SD Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004
Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Menurut Provinsi Tahun
2004
Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatal Risiko
Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Akses Ketersediaan Darah Untuk Bumil dan Neonatus yang
Dirujuk Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Penulisan Resep Obat Generik Menurut Provinsi
Tahun 2004
Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi dan Desa/Kelurahan dengan
KLB Ditangani <24 Jam Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase TB Paru Sembuh, dan Pneumonia Balita
Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004
Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan
Penyakit TB Paru Tahun 2004
HIV/AIDS Ditangani, Infeksi Menular Seksual Diobati, DBD dan Diare
pada Balita yang Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Donor Darah Diskrining terhadap HIV/AIDS Menurut
Provinsi Tahun 2004
Persentase Penderita Malaria Diobati Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (RFT) Menurut Provinsi
Tahun 2004
Kasus Penyakit Filariasis Ditangani Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Pemberian Obat-obatan pada Penderita Diare di Puskesmas
MTBS dan Non MTBS Menurut Provinsi Tahun 2004
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2001-2004
Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Menurut Provinsi
Tahun 2004
Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes dan
Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes Menurut
Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Balita yang Naik Berat Badannya dan Balita
Bawah Garis Merah Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Menurut Provinsi Tahun 2004
xii

Lampiran 4.36
Lampiran 4.37
Lampiran 4.38
Lampiran 4.39
Lampiran 4.39.a
Lampiran 4.40
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2

Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18

Cakupan Distribusi Tablet Besi pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun
2004
Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium Menurut
Provinsi Tahun 2004
Proporsi Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA terhadap Seluruh Kegiatan
Penyuluhan Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin dan JPKM Gakin
Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut
Provinsi Tahun 2004
Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut
Provinsi Tahun 2004
Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Keadaan Tahun 2004
Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rasionya terhadap
Penduduk, serta Rasio Pustu per Puskesmas Menurut Provinsi Tahun
2000-2004
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi di
Indonesia Tahun 2000-2004
Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per
Puskesmas Menurut Provinsi, Tahun 2000-2004
Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2004
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun
1995-2004
Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis
Rumah Sakit Tahun 1997 2004
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memiliki Laboratorium
Kesehatan dan 4 Spesialis Dasar Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat
Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut
Jenis dan Provinsi Tahun 2001 2004
Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi
Tahun 2001 2004
Jumlah Unit Pengelola Obat (eks Gudang Farmasi) Kabupaten/Kota
Menurut Provinsi Tahun 2002-2004
Jumlah Sarana UKBM Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004
Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan
Provinsi Tahun 2004
Jumlah Pos UKK Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah TOGA Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun
2004
xiii

Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35

Lampiran 5.36
Lampiran 5.37
Lampiran 5.38
Lampiran 5.39
Lampiran 5.40
Lampiran 5.41
Lampiran 5.42

Rekapitulasi Institusi Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan dan


Provinsi per Maret 2005
Jumlah Lulusan Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi
Tahun 2004
Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut
Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2004
Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Menurut Provinsi dan
Jenis Ketenagaan Tahun 2003
Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang Bekerja di Rumah
Sakit Menurut Profesi dan Provinsi Tahun 2003
Situasi Jumlah dan Jenis Ketenagaan Puskesmas Menurut Provinsi
Keadaan Tahun 2004
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004
Realisasi Pengangkatan Dokter Umum Sebagai Pegawai Tidak Tetap
Menurut Provinsi Angkatan I XXXVIII Tahun 1992 2004
Rekapitulasi Dokter Umum PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut
Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004
Realisasi Pengangkatan Dokter Gigi Sebagai Pegawai Tidak Tetap
Menurut Provinsi Angkatan I XXXI
Rekapitulasi Dokter Gigi PTT yang Masih Aktif Dirinci Menurut
Kriteria Penempatan Keadaan sampai April 2004
Keadaan Bidan (Sebagai Pegawai Tidak Tetap) Menurut Provinsi Tahun
1994 2003
Realisasi Pengangkatan dan Penempatan Bidan PTT Menurut Provinsi
sampai dengan Tahun 2003
Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Politeknik Kesehatan
Menurut Profesi
Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2004/2005 di Non Politeknik
Kesehatan Menurut Profesi
Data Produksi Tenaga Kesehatan Tahun 2003 dan Rencana Kebutuhan
Tambahan Tenaga Tahun 2004
Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Tahun 2004 2010 untuk
Mencapai Indonesia Sehat 2010 Berdasarkan Indikator Sumber Daya
Tenaga Kesehatan
Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Pusdiklatkes dan Bapelkes
Nasional Tahun 2004
Alokasi dan Realisasi Anggaran Rutin Tahun Anggaran 2004
Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan
Menurut Program Tahun Anggaran 2004
Realisasi Anggaran Pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan
Menurut Eselon I Pusat Tahun Anggaran 2004
Alokasi dan Realisasi Anggaran Pembangunan Departemen Kesehatan
Menurut Provinsi Tahun Anggaran 2003
Persentase APBD untuk Kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota
Menurut Provinsi Tahun 2001 - 2003
Rata-rata Besarnya Biaya Kesehatan yang Dikeluarkan Rumah Tangga
Menurut Jenis Biaya Kesehatan dan Provinsi Tahun 2004
xiv

Lampiran 5.43

Lampiran 5.43a
Lampiran 5.43b
Lampiran 5.44
Lampiran 5.45
Lampiran 5.46
Lampiran 5.47
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4

Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan


untuk Pembiayaan Kesehatan Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan+
Perdesaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan
untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perkotaan)
Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Dana yang Digunakan
untuk Pembiayaan Kesehatan Menurut Provinsi Tahun 2004 (Perdesaan)
Jumlah dan Persentase Kepesertaan Penduduk dalam Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2004
Distribusi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis
dan Provinsi Tahun 2004
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Provinsi Tahun 2004
Jumlah dan Persentase Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori dan Unit
Kerja Tahun 2004
Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara ASEAN Tahun
2003
Perbandingan Beberapa Data Indikator Derajat Kesehatan di Negara
ASEAN Tahun 2003
Perbandingan Data Cakupan Imunisasi di Negara ASEAN Tahun 2003
Perbandingan Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan
yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara ASEAN Tahun
2003

***

xv

BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak di
canangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama pada tahun 1969 yang secara
nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber daya kesehatan, serta melaksanakan
upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2004, disebutkan bahwa sampai dengan
tahun 2004 jumlah provinsi adalah sebanyak 33, juga menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
disebutkan bahwa jumlah provinsi adalah sebanyak 33 per Desember 2004. Namun demikian,
sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini berasal dari berbagai
program baik di lingkungan Departemen Kesehatan maupun berasal dari luar Departemen
Kesehatan, sehingga jumlah provinsi dalam lampiran terdiri dari berbagai versi, ada lampiran
yang sudah membagi menjadi 33 provinsi dan ada pula lampiran yang masih membagi
menjadi 30 provinsi.
Di dalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini, kami menyajikan
berbagai informasi, terutama kejadian dan masalah kesehatan yang bersifat nasional, seperti
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue pada awal tahun 2004 juga
kejadian bencana nasional Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
Di dalam buku Sistem Kesehatan Nasional yang diterbitkan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 disebutkan bahwa untuk
mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan strategis, baik internal maupun eksternal,
perlu disusun Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut
Pusat Data dan Informasi dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini
berupaya untuk menyesuaikan dengan indikator pencapaian SKN yang ditentukan oleh dua
determinan. Pertama, status kesehatan dan kedua tentang tingkat ketanggapan
(responsiveness).
Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat
ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi
kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem,
yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem
Sumber Daya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5)
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, dan (6) Subsistem Manajemen Kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk mengacu
kepada SKN yang baru tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri
pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V
dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil
Kesehatan Indonesia 2004 ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu:
1

Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang sejarah serta tujuan diterbitkannya Profil
Kesehatan Indonesia 2004 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2004 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi
balita dan ibu hamil.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2004, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan
kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya
yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut
dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain
yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2004 ini. Gambaran tentang keadaan sumber
daya sampai dengan tahun 2004 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas
kesehatan yang ada sampai tahun 2004. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah
serta distribusi tenaga per provinsi di Indonesia, serta jumlah dan penyebaran sarana
pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan
obat generik, produsen obat yang terdiri dari importir bahan baku, pabrik obat, juga tentang
distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotik dan Toko Obat.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Lain. Bab ini menyajikan perbandingan
beberapa indikator tertentu seperti IMR, MMR, CDR, TFR, LE, CBR dan HDI, juga tentang
beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria antara
Indonesia dengan beberapa negara di Asia.
Bab VII - Penutup.

***

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya
penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain
berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004
secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota.
Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Sesuai dengan
rincian data yang tersedia, maka jumlah provinsi yang ada pada uraian bab ini sebanyak 30
provinsi. Tiga provinsi yang belum tersedia datanya adalah Provinsi Kepulauan Riau,
Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan
per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2004 yang
diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan
lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Sesuai dengan hasil Susenas 2004, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004
tercatat sebesar 217.072.346 jiwa, dengan tingkat kepadatan 115 jiwa per km2 dan angka
pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% (jumlah penduduk tahun 2003 dilaporkan sebesar
214.374.096 jiwa). Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi
adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.141 jiwa per km2. Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa
memiliki kepadatan sekitar 1.000 jiwa per km2, kecuali Provinsi Jawa Timur yang memiliki
kepadatan 759 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan
Papua memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di
Provinsi Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km2, menyusul Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur, yang keduanya mempunyai kepadatan penduduk 12 jiwa per km2.
Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2004, baik antar pulau maupun antar
provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau
yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (59,10%) berada di Pulau Jawa
(yang luas wilayahnya hanya 6,75% wilayah Indonesia); 20,80% berada di Pulau Sumatera;
7,16% di Pulau Sulawesi; 5,46% di Kalimantan; 5,35% di Kepulauan Nusa Tenggara; dan
hanya 2,12% yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka
kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk
yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah
perkotaan, yaitu sebesar 56,76% di wilayah perdesaan dan yang bertempat tinggal di wilayah
perkotaan sebesar 43,24%. Provinsi dengan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan
tertinggi adalah di DKI Jakarta, yaitu sebesar 100%, menyusul DI Yogyakarta (58,67%), dan

Kalimantan Timur (54,58%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(16,45%), Sulawesi Tengah (20,60%), dan Sulawesi Tenggara (21,77%).
Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa
penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,61%, yang berusia produktif (15-64
tahun) sebesar 65,68%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4,71%. Dengan demikian
maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2004
sebesar 52,26, dengan kisaran antara 36,58 di DKI Jakarta dan 70,12 di Nusa Tenggara
Timur. Angka Beban Tanggungan ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2003 yang
sebesar 51,75. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Angka Beban
Tanggungan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.3.
Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu
masing-masing sebesar 108.876.089 jiwa penduduk laki-laki dan 108.196.257 jiwa penduduk
perempuan (rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 100,6). Rasio penduduk menurut
jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua (yaitu sebesar 110,8), Kalimantan Timur
(108,51), dan Lampung (108,3). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(yaitu sebesar 90,9), Gorontalo (96,4), dan Sumatera Barat serta Sulawesi Selatan (keduanya
sebesar 96,7).
Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada
kelompok umur 10 14 tahun dan umur 5 9 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara
lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut.
GAMBAR 2.1
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2004
Kel. Umur

75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
12

10

Laki-laki

persen

Perempuan

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

10

12

B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan
menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun
2002 tumbuh sebesar 4,38% dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,88%. Pada tahun 2004
kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat yang mencapai 5,13%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun
2004 juga diimbangi oleh masih relatif rendahnya laju inflasi, yaitu sebesar 6,40%.
Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2004 dilaporkan sebesar
10,64 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 8,3 juta rupiah.
Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin (berdasarkan data hasil Susenas Kor)
tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari total penduduk. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2003 yang sebesar 37,3 juta jiwa atau
turun sebesar 3,19%. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi daripada
di daerah perkotaan, yaitu sebesar 20,11% di perdesaan dan 12,13% di perkotaan. Provinsi
dengan persentase tertinggi penduduk miskin (terhadap total penduduk provinsi) adalah
Papua, yaitu sebesar 38,69%. Menyusul Maluku (32,13%), dan Sulawesi Tenggara (29,01%).
Sedangkan yang terendah di Provinsi DKI Jakarta (3,18%), Bali (6,85%), dan Kalimantan
Selatan (7,19%). Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Provinsi Jawa
Timur, yaitu sebanyak 7,3 juta jiwa atau 20,23% dari total penduduk miskin. Menyusul Jawa
Tengah (sebanyak 6,8 juta jiwa atau 18,93%) dan Jawa Barat (sebanyak 4,6 juta jiwa atau
12,88%). Rincian jumlah dan persentase penduduk miskin menurut jenis kelamin, daerah dan
provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6, Lampiran 2.7 dan Lampiran 2.8.

C. KEADAAN PENDIDIKAN
Uraian tentang keadaan pendidikan berikut ini merupakan hasil Susenas 2004 yang
diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik.
Kemampuan baca-tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase
penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf
lainnya. Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun
2004 sebesar 90,53%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 0,93%
dan yang buta huruf sebesar 8,53%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih besar
dibanding di perkotaan (11,45 % berbanding 4,79 %). Persentase penduduk yang buta huruf
pada perempuan, yaitu sebesar 11,71% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya
sebesar 5,34%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang buta huruf adalah di
Papua, yaitu sebesar 23,56%, menyusul NTB (19,94%), dan Jawa Timur (13,94%).
Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Utara (0,86%), menyusul DKI Jakarta
(1,56%), dan Maluku (1,91%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.12.
Pada tahun 2004, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum
pernah bersekolah sebesar 7,92%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,26%, terdiri
atas 7,94% bersekolah di SD/MI, sebesar 5,99% di SLTP/MTs, sebesar 3,89% di SMU/SMK,
5

dan 1,44% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,83% sudah tidak bersekolah lagi.
Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah
sekolah di perdesaan (10,56%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,52%).
Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar dibanding
APS laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sementara pada kelompok
umur 16-18 tahun, APS laki-laki lebih tinggi dibanding APS perempuan. Sedangkan dari segi
tempat tinggal, terlihat bahwa APS penduduk perkotaan lebih besar bila dibanding dengan
APS penduduk perdesaan. Hal ini terjadi untuk semua kelompok umur, baik pada laki-laki
maupun pada perempuan. Perbedaan menjadi semakin besar pada kelompok umur 16 18
tahun. Rincian APS penduduk usia 7-18 tahun menurut kelompok umur, tipe daerah, dan
jenis kelamin pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
TABEL 2.1
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK USIA 7-18 TAHUN
MENURUT KELOMPOK UMUR, TIPE DAERAH, DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2004
Daerah/Jenis Kelamin

7-12

Kelompok Umur (tahun)


13-15
16-18

Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan

97,70
97,78
97,74

89,67
89,50
89,59

68,13
65,47
66,82

Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan

95,90
96,35
96,12

78,57
80,08
79,29

43,41
42,48
42,98

Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan

96,62
96,92
96,77

83,05
83,97
83,49

53,94
52,97
53,48

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

Sebagaimana APS, Angka Partisipasi Murni (APM) di daerah perkotaan juga lebih
tinggi dibanding APM di daerah perdesaan untuk kelompok umur sekolah SLTP dan
SMU/SMK. Angka Partisipasi Murni menyatakan banyaknya penduduk usia sekolah yang
masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. APM untuk jenjang SD di perkotaan
sebesar 92,73%, sementara di perdesaaan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 93,25%.
Sedangkan APM untuk jenjang SLTP di perkotaan sebesar 72,67% dan di perdesaan hanya
sebesar 60,11%. Sementara itu APM untuk jenjang SMU/SMK adalah sebesar 56,75% di
perkotaan dan 32,11% di perdesaan.
Di Indonesia pada tahun 2004, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,40%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah
terdiri atas tamat SD/MI sebanyak 32,27%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,62%, tamat
SMU/SMK sebanyak 17,13%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar
6

3,58%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki
ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 20,71%. Provinsi dengan
persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI
Jakarta (46,14%), DI Yogyakarta (33,98%), dan Kalimantan Timur (30,21%). Sedangkan
yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (13,76%), Kalimantan Barat (13,98%), dan
Nusa Tenggara Barat (14,90%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.14.
Dilihat dari segi jenis kelamin, ijazah/STTB yang dimiliki oleh penduduk laki-laki
ternyata masih lebih baik bila dibanding yang dimiliki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari
persentase penduduk yang mempunyai ijazah SMU/SMK atau lebih tinggi pada laki-laki
sebesar 23,72% dan pada perempuan sebesar 17,71%. Sementara bila dilihat dari segi tempat
tinggal, ijazah/STTB setingkat SMU/SMK atau lebih tinggi yang dimiliki penduduk yang
tinggal di perkotaan lebih tiga kali lipat daripada yang dimiliki oleh mereka yang tinggal di
perdesaan (33,89% berbanding 10,46%). Rincian persentase penduduk 10 tahun ke atas
menurut tipe daerah, jenis kelamin, dan status pendidikan tahun 2004 dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut ini.
TABEL 2.2
PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN,
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI, 2004
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki
Daerah/
Jenis Kelamin

Tidak
memiliki

SD/
MI

SLTP/
MTs

SMU/
SMA

SMK/
Kejuruan

Dipl.I/
Dipl.II

Akademi/ Dipl.IV/
Jumlah
Dipl.III S1/S2/S3

Laki-laki

17,49

24,52

20,02

22,49

8,11

0,75

1,90

4,72

Perempuan

23,29

27,00

19,84

19,40

4,91

1,00

1,66

2,89

100,00

Laki-laki + Perempuan

20,41

25,77

19,93

20,94

6,50

0,88

1,78

3,79

100,00

Laki-laki

32,18

37,63

17,44

8,32

2,84

0,45

0,33

0,81

100,00

Perempuan

40,62

37,03

14,20

5,56

1,49

0,45

0,24

0,43

100,00

Laki-laki + Perempuan

36,39

37,33

15,82

6,94

2,17

0,45

0,28

0,62

100,00

Laki-laki

25,79

31,92

18,57

14,49

5,13

0,58

1,01

2,51

100,00

Perempuan

32,99

32,61

16,68

11,65

3,00

0,69

0,86

1,51

100,00

Laki-laki + Perempuan

29,40

32,27

17,62

13,07

4,06

0,64

0,94

2,00

100,00

Perkotaan
100,00

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

D. KEADAAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator
persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
7

(TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih
relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga
menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat
Penampungan Akhir Kotoran/Tinja.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Menurut data/indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
yang dikumpulkan oleh Pusdatin, Depkes pada tahun 2004, persentase rumah sehat sebesar
55,29%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.15.
2. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana
yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran
penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan
TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi pada tahun 2004, memperlihatkan
bahwa persentase TUPM sehat mencapai 68,9%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran
2.16.
3. Akses terhadap Air Minum
Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa 55,31% rumah tangga mempunyai fasilitas
air minum sendiri, dengan persentase terbesar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(79,43%) dan yang terendah di Nusa Tenggara Timur (17,03%). Sebesar 20,54% yang
menggunakan fasilitas air minum milik bersama dan 12,04% menggunakan fasilitas milik
umum. Selebihnya, sebesar 12,11% rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas air minum,
dengan persentase tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (74,16%).
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan,
ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak
terlindung, air sungai, air hujan, dan lainnya. Data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS)
tahun 2004 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air minum
dari air kemasan sebesar 2,45%, ledeng 17,96%, pompa 14,37%, sumur terlindung 35,95%,
sumur tidak terlindung 11,16%, mata air terlindung 8,07%, mata air tidak terlindung 4,04%,
air sungai 2,87%, air hujan 2,66%, dan sumber lainnya 0,46%. Ini berarti bahwa rumah
tangga di Indonesia yang sudah menggunakan sumber air minum terlindung sebesar 81,46%
(air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan) dan yang
masih menggunakan sumber air minum tidak terlindung sebesar 18,54% (sumur tidak
terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, lainnya). Persentase rumah tangga yang
menggunakan sumber air minum terlindung di wilayah perkotaan (sebesar 93,02%) lebih
tinggi daripada di wilayah perdesaan (yang sebesar 72,93%).
8

Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga yang menggunakan sumber air
minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 99,62%, Bali (93,97%), dan DI
Yogyakarta (90,31%). Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu
sebesar 50,56%, Bengkulu (55,99%), dan Papua (56,19%).
Persentase rumah tangga menurut sumber air minum per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.19.
4. Sarana Pembuangan Air Besar pada Rumah Tangga
Persentase rumah tangga yang mempunyai sarana pembuangan air besar milik sendiri
sebesar 61,62%, milik bersama sebesar 11,05%, milik umum sebesar 5,25%, dan yang tidak
mempunyai sarana sebesar 22,08%. Sarana pembuangan air besar yang digunakan penduduk
dibedakan ke dalam empat macam, yaitu jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban
cemplung/cubluk, dan tidak menggunakan jamban. Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS)
tahun 2004 memberikan gambaran tentang sarana pembuangan air besar di daerah perkotaan
dan daerah perdesaan. Persentase rumah tangga yang memakai jamban leher angsa di daerah
perkotaan sebesar 80,25% dan di daerah perdesaan sebesar 48,01%. Rumah tangga yang
menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan 11,90% dan di daerah perdesaan
12,04%. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan jamban cemplung/cubluk di daerah
perkotaan 6,14% dan di daerah perdesaan 31,35%. Selebihnya, yang tidak menggunakan
jamban di daerah perkotaan 1,72% dan di daerah perdesaan 8,6%.
Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan perdesaan) rumah tangga yang
memakai jamban leher angsa sebesar 63,85%, jamban plengsengan 11,97%, jamban
cemplung/cubluk 18,96%, dan yang tidak menggunakan jamban 5,22%. Provinsi dengan
persentase tertinggi dengan rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa adalah
Bali, yaitu sebesar 91,89%, menyusul DKI Jakarta (82,90%), dan Maluku Utara (81,22%).
Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (30,05%), Kalimantan Tengah
(41,91%), dan Sumatera Selatan (44,16%). Gambaran persentase rumah tangga di Indonesia
menurut sarana pembuangan air besar dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.
GAMBAR 2.2
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
SARANA PEMBUANGAN AIR BESAR TAHUN 2004
Tdk. Pakai
5%

Cemplung
19%

L. Angsa
64%

Plengsengan
12%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Data persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air besar per provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.20.

5. Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja pada Rumah Tangga


Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS) tahun 2004, rumah tangga di Indonesia
menggunakan tempat penampungan akhir kotoran/tinja berupa tangki septik, kolam/sawah,
sungai/danau, lobang tanah, pantai/tanah terbuka, dan lainnya.
Persentase rumah tangga yang sudah menggunakan tangki septik sebesar 42,71% (di
wilayah perkotaan sebesar 66,01% dan di wilayah perdesaan sebesar 25,47%). Sebesar 5,16%
yang menggunakan kolam/sawah, menggunakan sungai/danau sebesar 20,22%, menggunakan
lubang tanah sebesar 24,41%, memanfaatkan pantai/tanah terbuka sebesar 5,38%, dan lainnya
2,12%. Persentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotoran/tinja dapat
dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini.
GAMBAR 2.3
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA, TAHUN 2004

T a n g k i S e p tik
44%
L a in n y a
2%
P a n ta i/ta n a h te rb u k a
5%

K o la m /s a w a h
5%

L u b a n g ta n a h
24%

S u n g a i/d a n a u
20%

Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir kotoran/tinja per provinsi
pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.21.
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : persentase penduduk yang
mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat
jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan
merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi
jenis makanan berserat. Indikator yang disajikan merupakan hasil SUSENAS 2004 yang
diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS).
1. Cara Pengobatan bagi Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
Hasil SUSENAS 2004 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu (waktu survei) sebesar 26,51%. Dari
penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21% di antaranya berobat jalan
10

(40,36% di perkotaan dan 36,59% di perdesaan). Sebesar 72,44% dari penduduk yang
mempunyai keluhan berupaya untuk mengobati sendiri (71,98% di perkotaan dan 72,93%
di perdesaan). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang berobat jalan untuk
mengatasi keluhan kesehatannya adalah Provinsi Bali, yaitu sebesar 52,89%, menyusul
Nusa Tenggara Timur (48,58%), dan Papua (46,49%). Sedangkan provinsi dengan
persentase terendah adalah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 24,54%, menyusul
Kalimantan Tengah (27,01%), dan Riau (27,290%). Untuk cara pengobatan sendiri,
provinsi dengan persentase tertinggi adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 87,62%,
menyusul Lampung (82,66%), dan Riau (82,29%). Sedangkan yang terendah adalah di
Provinsi Papua, yaitu sebesar 50,57%, menyusul Bali (56,98%), dan Nusa Tenggara
Timur (58,07%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.26.
2. Tempat Penduduk Berobat Jalan
Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa puskesmas/puskesmas pembantu
masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk
berobat jalan, yaitu sebesar 37,26%. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggi
berikutnya adalah praktek dokter (24,39%), dan petugas kesehatan (18,51%). Sedangkan
rumah sakit pemerintah hanya 6,01%, dukun/tabib/sinse (1,78%), poliklinik (3,86%),
rumah sakit swasta (3,32%), dan lainnya (4,86%). Provinsi dengan persentase tertinggi
penduduk berobat jalan ke puskesmas/puskesmas pembantu adalah Papua (67,82%), Nusa
Tenggara Timur (63,46%), dan Nanggroe Aceh Darussalam (62,92%). Sedangkan
persentase terendah di Provinsi Bali ( 27,83%), Sumatera Utara (27,62%), dan DI
Yogyakarta (24,08%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.27.
3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui
Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi
mengenai persentase anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui (mendapat air susu
ibu/ASI). Sebanyak 41,36% anak usia 2-4 tahun ternyata pernah disusui selama >= 24
bulan. Provinsi dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui >=
24 bulan adalah DI Yogyakarta (58,74%), Jawa Tengah (53,93%), dan Kalimantan
Selatan (54,85%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Maluku (10,81%), Maluku
Utara (20,89%), dan Sumatera Utara (18,39%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.29.
4. Kebiasaan Merokok
Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar
28,35%, yang merokok kadang-kadang (tidak setiap hari) sebesar 6,09%, dan selebihnya
sebesar 65,56% tidak merokok. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berumur
15 tahun ke atas yang merokok setiap hari adalah Riau (34,25%), Bengkulu (33,83%),
dan Lampung (32,71%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(19,52%), Bali (20,33%), dan Maluku (21,66%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.31.
Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 47,75% di antaranya menghisap
rokok sebanyak 10 14 batang per hari, sebanyak 25,17% menghisap rokok sebanyak 5 9 batang per hari, sebanyak 15,71% merokok 15 batang atau lebih per hari, dan
selebihnya sebesar 11,37% merokok 4 batang atau kurang per hari. Rincian per provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.34.
11

5. Aktivitas Fisik Penduduk


SUSENAS 2004 juga menghasilkan informasi mengenai kebiasaan penduduk usia 15
tahun ke atas dalam melakukan aktivitas fisik. Dalam survei ini aktivitas fisik
dikelompokkan dalam 3 tingkat, yaitu aktivitas berat, aktivitas sedang, dan aktivitas
ringan. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas berat sebesar 36,02%, aktivitas
sedang sebesar 77,44%, dan aktivitas ringan sebesar 66,67%. Rincian menurut provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.35.
6. Kebiasaan Mengkonsumsi Jenis Makanan Berserat
a. Sayur-sayuran
Untuk konsumsi makanan berserat jenis sayur-sayuran, rata-rata penduduk Indonesia
mengkonsumsi sebanyak 2 porsi per hari. Sebesar 20,22% penduduk yang
mengkonsumsi 3 porsi atau lebih per hari, 71,91% mengkonsumsi 1-2 porsi perhari,
dan 7,65% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi
penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 3 porsi atau lebih per hari
adalah Sulawesi Utara (35,38%), Bengkulu (34,00%), dan Maluku Utara (32,57%).
Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi sayur 2
porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (88,63%), Maluku Utara
(85,85%), dan Sumatera Barat (84,71%).
Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.36.
b. Buah-buahan
Untuk konsumsi makanan berserat jenis buah-buahan, rata-rata penduduk Indonesia
mengkonsumsi sebanyak 1,60 porsi per hari. Sebesar 39,18% penduduk yang
mengkonsumsi 2 porsi atau lebih per hari, 51,19% mengkonsumsi 1 porsi perhari, dan
9,44% kurang dari 1 porsi per hari. Provinsi dengan persentase tertinggi
penduduknya mengkonsumsi sayur-sayuran sebanyak 2 porsi atau lebih per hari
adalah Sulawesi Tengah (60,48%), Papua (54,48%), dan Bangka Belitung (52,55%).
Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya mengkonsumsi buahbuahan 1 porsi atau kurang per hari adalah Kalimantan Selatan (68,64%), Jawa Barat
(66,62%), dan Sumatera Barat (65,88%).
Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.37.
Demikian gambaran umum negara Indonesia tahun 2004 secara ringkas. Gambaran
yang disajikan meliputi aspek-aspek kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan
lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.

***

12

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia berikut ini disajikan


situasi mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat.

A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan
penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan
diuraikan di bawah ini.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei,
karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. AKB di Indonesia berasal dari berbagai
sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI).
Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup
besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis
yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 kelahiran
hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun
2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang
cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per
1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara
(25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000
kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi
Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan estimasi AKB dari
beberapa sumber dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

13

TABEL 3.1
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
DI INDONESIA MENURUT SUPAS 1995 DAN SUSENAS
TAHUN 1995 S.D TAHUN 2003

Tahun

Estimasi
SUPAS 1995[a]

Estimasi
SUSENAS[b]

SDKI[c]

1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003

55
54
52
50
44
47
-

56
49
50
45
-

52
35
35

Sumber:

[a]

Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (estimasi SUPAS 1995),


estimasi Susenas 2002-2003, dan [c] SDKI 2002-2003
Keterangan: National Human Development Report 2004 menyebutkan AKB tahun 2002
sebesar 43,5 per 1.000 kelahiran hidup
[b]

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula


AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di
perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut
ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
GAMBAR 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003

GAMBAR 3.2
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003
SMP+

Perdesaan

23

52
Tidak tamat SMP

36

Tamat SD

Perkotaan

32

10

20

43
65

Tidak tamat SD

30

40

50

67

Tidak sekolah

60

20

GAMBAR 3.3
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003
17

Atas

36

Tengah atas

44

Tengah

50

Tengah bawah

61

Terendah
0

10

20

30

14

40

50

60

70

40

60

80

Tabel 3.2 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun
20012004. Pada tahun 2000 AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup,
kemudian meningkat cukup tinggi tahun 2001 dan 2002 yaitu 42,9 dan 40,6 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2003 AKB di rumah sakit mengalami penurunan cukup banyak yaitu
sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit
kenaikan menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup.
TABEL 3.2
ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2004
No.

Tahun

Jumlah RS

Jumlah Lahir Mati

Jumlah Kelahiran Hidup


di Rumah Sakit

AKB
per 1000 KH

2000

1.145

2.546

158.972

15,8

2001

1.178

7.226

161.073

42,9

2002

1.215

5.381

127.053

40,6

2003

1.234

3.160

135.094

22,9

2004

1.246

3.321

109.297

29,4

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang
terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu
sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak
adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran
prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 40,68%. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia
intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 25,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian
bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Penyebab kematian
bayi di rumah sakit secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.

15

TABEL 3.3
DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT
YANG BERMULA PADA MASA PERINATAL
DI INDONESIA TAHUN 2004
NO DTD

ICD -10

Golongan Sebab Sakit

Mati
42

%
0.81

Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor


dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran

362

7.01

2.100

40.68

P10 - P 15

Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan


gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek
dan berat badan lahir rendah
Cedera lahir

23

0.45

248

P20 - P 21

Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir

1.297

25.13

249

P22 - P 28

548

10.62

250

P35 - P 37

Gangguan saluran napas lainnya yang berhubungan


dengan masa perinatal
Penyakit infeksi dan parasit kongenital

466

9.03

251

P38 - P39

Infeksi khusus lainnya pada masa perinatal

137

2.65

252

P55

Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir

17

0.33

170

3.29

0.12

A33

Tetanus neonatorum

245

P00 - P04

246

P05 - P 07

247

10

253.9 P08,P29,P50-P54, Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal


P56-P94, P96
Jumlah

5.162

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


AKABA berdasarkan estimasi SUPAS 1995 menunjukkan penurunan dari 64,28 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998 menjadi 44,71 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2000. Selain itu, tingkat kematian anak balita laki-laki lebih besar daripada tingkat kematian
anak balita perempuan.
Berdasarkan estimasi Susenas, AKABA di Indonesia yang pada tahun 1995 sebesar
73 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998.
Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per
1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses terhadap pelayanan
kesehatan, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hasil SDKI menyatakan bahwa
AKABA pada tahun 2002-2003 telah turun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2002-2003 provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali (19 per 1.000 kelahiran hidup), DI
Yogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (33 per 1.000 kelahiran
hidup). Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa Tenggara Barat (103 per 1.000 kelahiran
hidup), Gorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (92 per 1.000
kelahiran hidup). Gambaran perkembangan AKABA pada tahun 1995 2003 disajikan pada
Tabel 3.4 berikut ini.

16

TABEL 3.4
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
DI INDONESIA TAHUN 1995 2003
Estimasi SUPAS 1995

Tahun

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki + Perempuan

Estimasi
SUSENAS

73

1995
1998

71,36

57,61

64,28

64

1999

66,44

53,05

59,55

2000

50,77

39,00

44,71

64

2001

SDKI
2002-2003

2002-2003

46

Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (Estimasi SUPAS 1995),


Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003

Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvei pada SKRT
1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi sebab utama kematian
balita, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
TABEL 3.5
POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN BALITA DI INDONESIA
HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001
SKRT 1995
Jenis penyakit
1. Gangguan sistem pernafasan
2. Gangguan perinatal
3. Diare
4. Infeksi dan parasit lain
5. Saraf
6. Tetanus

%
30,8 %
21,6 %
15,3 %
6,3 %
5,5 %
3,6 %

SURKESNAS 2001
Jenis penyakit
1. Sistem Pernafasan (Pneumonia)
2. Diare
3. Saraf
4. Tifus
5. Sistem pencernaan
6. Infeksi lain

%
22,8 %
13,2 %
11,8 %
11,0 %
5,9 %
5,1 %

Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001

Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian balita menurut
hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit
infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian balita
yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 balita), disusul oleh
kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 balita).
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di
rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas.
Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas
dibanding survei-survei sebelumnya.

17

Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil
SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986
menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI.
Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal
ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin
dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila
penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang
sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini.
TABEL 3.6
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)
HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 2003
No
Jenis Penelitian/Survei
Tahun
Perkiraan AKI
1
SDKI
1982
450
2
SKRT
1986
450
3
SKRT
1992
425
4
SDKI
1994
390
5
SKRT
1995
373
5
SDKI
1997
334
6
SDKI
2002-2003
307

AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional,
tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi.
Kematian maternal di rumah sakit untuk tahun 2001 mengalami penurunan cukup
besar yaitu dari 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2000) menjadi 7,5 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian maternal tersebut disebabkan karena
jumlah kelahiran hidup juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudian dua (2 tahun)
berikutnya juga angka kematian maternal di rumah sakit cenderung menurun, yaitu 5,1 per
1.000 kelahiran hidup (2002) dan 1,1 per 1.000 kelahiran hidup (2003). Tahun 2004 jumlah
kelahiran hidup mengalami penurunan sekitar 25.797 sehingga kematian maternal mengalami
kenaikan yang sangat berarti yaitu 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan pemeriksaan rutin pada ibu hamil di rumah sakit, sehingga angka kematian
ibu tinggi dan angka kelahiran rendah. Data AKI tahun 2000 - 2004 di rumah sakit dapat
dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
TABEL 3.7
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 2004
No

Tahun

Jumlah Kematian Ibu

Jumlah Lahir Hidup

Kematian Per 1000 KH

158.972
161.073
127.053
135.094
109.297

16
7,5
5,1
1,1
8,6

1
2000
2.546
2
2001
1.203
3
2002
649
4
2003
153
5
2004
956
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

18

Data AKI di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan
jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan
penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.8 di bawah ini.
TABEL 3.8
DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI
MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7

DTD
234 - 236.9
237.0 - .1
238.0
238.9
241
242.1
242.2

8 237.9,238.1,
239.0-240,
242.0,242.3,
242.9,244

ICD-10
O00 - O09
O14 - O15
O44
O46
O72
O60
O68

Golongan sebab sakit


Kehamilan yang berakhir abortus
Eklamsia dan preeklamsia
Plasenta previa
Perdarahan antepartum
Perdarahan pasca persalinan
Persalinan prematur
Persalinan dengan penyulit gawat
janin
Penyulit kehamilan, persalinan dan
masa nifas lainnya

O10O3,O16,O20O25, O29O30,O40-O43,
O45,O47,064O67, O69,074O75,O81-O99
Jumlah
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

Kasus

Mati

CFR

37.055
8.140
3.798
1.861
8.813
2.932
3.044

21,95
4,82
2,25
1,1
5,22
1,74
1,8

499
145
30
11
43
23
11

1,3
1,8
0,8
0,6
0,5
0,8
0,8

103.158

61,11

1.508

1,5

2.270

1,4

168.801

Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2004
adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu, 61,1%. Jika
dilihat dari nilai CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah disebabkan
karena eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 1,8%, walaupun persentase kasusnya tidak
tinggi yaitu 4,8%.
4. Angka Kematian Kasar (AKK)
Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per
1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian
pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per
1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka
kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 2000 relatif stabil dengan penurunan yang
sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan
rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi
sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta.
Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian yang ditemukan
dalam SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran proporsi penyebab utama
kematian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.

19

TABEL 3.9
POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA
HASIL SKRT 1992 DAN 1995 SERTA SURKESNAS 2001
SKRT 1992
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Tuberkulosis
3. Keadaan tidak jelas
4. Infeksi saluran pernafasan
5. Diare
6. Penyakit infeksi lain
7. Bronchitis,asma/empisema
8.Trauma, keracunan, kecelakaan
9. Penyakit sistem pencernaan
10. Neoplasma

%
16,0 %
11,0 %
9,8 %
9,5 %
8,0 %
7,8 %
5,6 %
5,3 %
5,1%
4,0%

SKRT 1995
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Sistem pernafasan
3. Tuberkulosis
4. Infeksi parasit lain
5. Diare
6. Penyakit sistem pencernaan
7. Gangguan perinatal
8. Sebab lain/kecelakaan
9. Neoplasma
10. Penyakit saraf

%
18,9 %
15,7 %
9,6 %
7,9 %
7,4 %
6,6 %
5,2 %
5,2 %
5,0 %
2,5 %

SURKESNAS 2001
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Penyakit sistem pernafasan
3. Tuberkulosis
4. Penyakit sistem pencernaan
5. Neoplasma
6. Kecelakaan
7. Perinatal
8. Tifus
9. Diare
10.Endokrin & metabolik

%
26,4 %
12,7 %
9,4 %
7,0 %
6,0 %
5,6 %
4,9 %
4,3 %
3,8 %
2,7 %

Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001

Dilihat dari Tabel 3.10 di bawah ini, AKK di rumah sakit tahun 2001 mengalami
penurunan menjadi 3,17% karena menurunnya jumlah kasus mati sebanyak 45.135; demikian
pula jumlah kasus juga mengalami penurunan sebesar 15.721. Sedangkan pada tahun 2002
meskipun jumlah kasus mengalami penurunan sebanyak 251.376 kasus tetapi angka kematian
mengalami kenaikan yang tajam yaitu 6.001 kasus (mati). Pada tahun 2004 AKK di rumah
sakit (5,09%) menunjukkan adanya kenaikan yaitu 27.941 kasus.
TABEL 3.10
ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA
TAHUN 2004
No

Tahun

Jumlah Kasus

1
2000
2.613.233
2
2001
2.597.512
3
2002
2.346.136
4
2003
2.270.657
5
2004
2.156.797
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005

Jumlah Mati

127.575
82.440
88.441
81.943
109.884

4,88
3,17
3,77
3,60
5,09

Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit
pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.
TABEL 3.11
10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No. DTD
Sebab sakit
Jumlah Mati
1.
167 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya
5.532
2.
155 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark
4.215
3.
005 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi
3.941
tertentu (kolitis infeksi)
4. 117.0-1 Tuberkulosis paru
3.852
5.
043 Malaria (termasuk semua malaria)
3.578
6.
169 Pneumonia
3.103
7.
153 Perdarahan intrakranial
2.868
8.
002 Demam tifoid dan paratifoid
2.619
9.
278 Cedera intrakranial
2.554
10.
017 Septisemia
2.369
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Keterangan: [a]persen terhadap total kematian di rumah sakit

20

%[a]
4,9
3,8
3,6
3,5
3,2
2,8
2,6
2,4
2,3
2,1

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH)


Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan UHH waktu lahir. Angka
kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan
kenaikan UHH pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak
langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat
kesehatan masyarakat.
Umur Harapan Hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995. Estimasi
UHH yang sebesar 52,41 tahun 1980 (SP 1980) meningkat menjadi 63,48 tahun 1995
(SUPAS 1995), dan diperkirakan menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Pada
tahun 2002 provinsi dengan UHH waktu lahir tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun),
DKI Jakarta (72,3 tahun), dan Sulawesi Utara (70,9 tahun). Sedangkan UHH waktu lahir
terendah di Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun), Kalimantan Selatan (61,3 tahun), dan Banten
(62,4 tahun). Gambaran perkembangan umur harapan hidup waktu lahir dalam 12 tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
TABEL 3.12
UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo)
MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1990 2002
Tahun
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2002[a]

Laki-laki
50.59
60.00
60.42
60.79
61.16
61.54
61.91
62.29
62.63
63.55
63.45
-

Perempuan
63.28
63.71
64.15
64.54
64.92
65.31
65.71
65.71
66.45
67.41
67.30
-

Laki-laki + Perempuan
61.49
61.91
62.34
62.72
63.10
63.48
63.86
63.86
64.59
65.54
65.43
66,20

Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995)
[a]
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003

Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok
penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup
waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka
kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 2003
dapat dilihat pada Lampiran 3.1.

21

B. MORBIDITAS
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data)
yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2004 disajikan pada Tabel 3.13 berikut ini.
TABEL 3.13
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Golongan Sebab Sakit


Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya
Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya
Hipertensi esensial (primer)
Cedera YDT lainnya , YTT dan daerah badan multipel
Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi )
Tuberkulosis paru
Diabetes melitus
Penyakit pulpa dan periapikal
Gastritis dan duodenitis
Faringitis akut
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Jumlah
Kunjungan

1. 040.505
419.724
411.355
339.885
336.263
328.739
326.462
288.025
218.508
214.781

7,3
2,9
2,9
2,4
2,4
2,3
2,3
2
1,5
1,5

Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun
2004 dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.
TABEL 3.14
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Golongan Sebab Sakit


Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi )
Demam tifoid dan paratifoid
Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya
Demam berdarah dengue
Cedera intrakranial
Cedera YDT lainnya, YTT dan daerah badan multipel
Demam yang sebabnya tidak diketahui
Pneumonia
Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya
Malaria (termasuk semua malaria)
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Jumlah Pasien

166.538
77.555
59.908
49.644
48.665
39.620
38.696
37.873
35.321
33.672

7,7
3,6
2,8
2,3
2,3
1,8
1,8
1,8
1,6
1,6

Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan
penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit,
walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera
juga berada di peringkat atas.
22

Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular, dan situasi
penyalahgunaan NAPZA.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB
Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis,
Frambusia, dan Antraks.
a. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali
dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.4
berikut ini.
GAMBAR 3.4
ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA ()
DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (), TAHUN 1989 2004
35

0.9
0.8

30

0.7
25

0.6
0.5

20

0.4

15

0.3

10

0.2
5

0.1
0
API

1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
0.21 0.17 0.14 0.12 0.19 0.17 0.07 0.08 0.12

AMI 28.06 24.1

27

0.3

0.52 0.81 0.62 0.47 0.22 0.15

22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2 22.3 21.8 21.2

Sumber: Ditjen PPM-P, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode
1997 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria
(Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 2004 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun
2001 angka kesakitan Malaria untuk pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada
tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi
0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk
penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun
2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003 dan menjadi 21,20 per 1.000 penduduk pada
tahun 2004.
Pada tahun 2004, terjadi KLB Malaria di 6 kabupaten yang berada di 5 provinsi dengan
1.959 kasus dan 33 kasus di antaranya meninggal. (sumber: Profil PPM-PL 2004)
Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000
penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk
wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Bahkan beberapa
23

wilayah di Indonesia, terutama di Kawasan Timur Indonesia masih merupakan daerah endemis
tinggi, antara lain Papua, Maluku, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Untuk Kawasan Barat Indonesia
beberapa daerah endemis tinggi antara lain di Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung dan
Riau. Dibandingkan dengan tahun 2003 terjadi peningkatan endemisitas di wilayah Sumatera.
Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5.
b. Penyakit TB Paru
Pada tahun 2003, TB Paru menjadi penyakit nomor dua terbanyak pada pasien rawat
jalan dan penyakit terbanyak nomor enam pada pasien rawat inap di RSU. Pada tahun 2004
TB Paru merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 4 di rumah sakit di Indonesia.
Menurut Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 penyebab kematian umum (9,4%).
Menurut Surkesnas/Susenas 2004, 55% penduduk usia > 15 tahun yang pernah menjalani tes
dahak/rontgen paru melaporkan hasil tes positif, 19% tidak mengetahui hasil
pemeriksaannya. Berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan dahak/rontgen paru diperkirakan
prevalensi TB Paru di Indonesia sekitar 240/100.000 penduduk umur > 15 tahun.
Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi
dari 130/100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 122/100.000 penduduk pada tahun
2002 dan 115/100.000 penduduk pada tahun 2003.
Selain menyerang paru, Tuberkulosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary
TB). Jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2004 sebanyak 214.658 kasus terdiri dari
133.410 kasus dengan BTA(+) (128.981 kasus baru, 4.429 kasus kambuh), 68.848 kasus
BTA(-) dengan rontgen positif, dan 4.267 kasus ekstra pulmoner. Angka kesembuhan untuk
kasus baru BTA(+) pada tahun 2003 mencapai 86% (data tahun 2004 belum ada). Target
angka kesembuhan TB Paru BTA(+) yang ingin dicapai sebesar 85%.
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya
mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di
Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan,
secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia
telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated
level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya
pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini
menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub
populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat
hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es
(iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada
jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS
yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2004 sebanyak 6.050 kasus terdiri dari 3.368
kasus infeksi HIV dan 2.682 kasus AIDS, 740 kasus di antaranya telah meninggal dunia.
24

Kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta disusul Papua, Jawa
Timur dan Bali. Sesuai data penduduk hasil sensus tahun 2000 kumulatif kasus AIDS per
100.000 penduduk secara nasional sebesar 1,33. Rate tertinggi terjadi di Papua diikuti DKI
Jakarta, Bali, Maluku dan Sulawesi Utara. Cara penularan AIDS yang terbesar pada tahun
2003 adalah melalui hubungan heteroseksual, namun hingga akhir tahun 2004 cara penularan
terbanyak yang dilaporkan adalah penularan pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous
Drug User = IDU). Penularan yang terkait dengan IDU terjadi pada 44,1% kasus AIDS
disusul penularan melalui hubungan heteroseksual 43,7%, melalui hubungan homoseksual
5,5%, melalui perinatal 1,8%, melalui transfusi 0,1% dan 4,7% tidak diketahui cara
penularannya.
GAMBAR 3.5
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
1,8
4,7

0,1

5,5

44,1

43,7

IDU

Heteroseks

Homoseks

Tak diketahui

Perinatal

Transfusi

Berikut ini gambaran mengenai perkembangan penderita HIV/AIDS sampai dengan


Desember 2004.
GAMBAR 3.6
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF
PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI
BERBAGAI SARANA KESEHATAN
TAHUN 2000 2004

GAMBAR 3.7
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF
PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI
BERBAGAI SARANA KESEHATAN
TAHUN 2000 2004
1500

4000

3000
Jumlah kasus

Jumlah kasus

3500

2500
2000
1500
1000

1000

500

500
0

2000

2001

2002

2003

2004

Kasus baru

403

732

648

168

649

Kasus
kumulatif

1172

1904

2552

2720

3368

1998

1999

2000

2001

2002

Kasus baru

74

47

178

219

345

355

Kasus kumulatif

227

274

452

671

1016

1371

Tahun

Tahun

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

25

2003

Karakteristik penderita AIDS dapat digambarkan bahwa sebagian besar penderita


AIDS adalah laki-laki yaitu 2.193 penderita (81,77%), sedangkan pada perempuan sebanyak
443 penderita (16,52%), dan 46 penderita (1,71%) selebihnya tidak diketahui jenis
kelaminnya. Bila dilihat menurut kelompok umur, penderita berumur 20-29 tahun sebanyak
1.418 penderita (52,87%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 686 penderita (25,58%),
kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 235 penderita (8,76%), kelompok umur 15-19 tahun
sebanyak 119 penderita (4,44%), kelompok umur >60 tahun sebanyak 85 penderita (3,17%),
kelompok umur 50-59 tahun sebanyak 56 penderita (2,09%), umur <1 tahun sebanyak 17
penderita (0,63%) kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 14 penderita (0,52%), kelompok umur
5-14 tahun 5 penderita (0,19%) dan tidak diketahui kelompok umurnya sebanyak 47
penderita (1,75%), sebagaimana disajikan pada Gambar 3.8 berikut ini.
GAMBAR 3.8
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2004

1-4 th
1%
<1 th
1%
50-59 th
15-19
2%th
5%

Tak Diket.
5%
20-29 th
54%
40-49 th
9%

30-39 th

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS
di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (87.21%). Seperti diketahui bahwa
penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum
suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang
aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat
diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam
jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan
menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS
menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.7.
Dari Gambar 3.9 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate
AIDS menurut provinsi tahun 2004.

26

GAMBAR 3.9
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)


Pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit umum, peringkat utama penyebab
kematian di rumah sakit maupun data survei (SDKI, Surkesnas) menunjukkan tingginya
kasus ISPA. Prevalensi ISPA dalam beberapa tahun menurut hasil SDKI dapat dilihat pada
Tabel 3.15 berikut ini.
TABEL 3.15
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
MENURUT KELOMPOK UMUR DENGAN PREVALENSI TERTINGGI
TAHUN 1991, 1994, 1997, DAN 2002-2003

Tahun

Prevalensi

Kelompok Umur dengan


Prevalensi Tertinggi

1991

9,8%

12 - 23 bulan

1994

10%

6 - 35 bulan

1997

9%

6 - 11 bulan

2002-2003

8%

6 - 23 bulan

Sumber: Hasil SDKI tahun 1991, 1994, 1997, dan 2002-2003

ISPA juga masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia. Tabel berikut ini menyajikan proporsi penyebab kematian bayi dan balita yang
disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan.

27

TABEL 3.16
PROPORSI DAN PERINGKAT ISPA/SISTEM PERNAFASAN SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN
BAYI DAN BALITA BERDASARKAN HASIL SKRT 1986, 1992, DAN 1995,
SERTA SURKESNAS 2001

Tahun SKRT/
Surkesnas

Penyebab Kematian Bayi

Penyebab Kematian Balita

Penyakit

Proporsi

Peringkat

SKRT 1986

Penyakit Sistem pernafasan

12,4%

SKRT 1992

Penyakit Sistem Pernafasan

36,0%

SKRT 1995

Penyakit Sistem Pernafasan

Surkesnas 2001 Sistem Pernafasan

Proporsi

Peringkat

Sistem Pernafasan

22,88%

Sistem Pernafasan

18,2%

29,5%

Gangguan sistem pernafasan

38,8%

27,6%

Sistem Pernafasan Pneumonia

22,8%

Penyakit

Dari Tabel 3.16 di atas menurut hasil beberapa SKRT penyakit ISPA dan Sistem
Pernafasan merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Diketahui bahwa 80%
90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan
penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab
utama kematian pada bayi dan balita ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang
akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai.
Sementara itu, pada tahun 2004 didapatkan 625.611 kasus Pneumonia pada balita,
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita
dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini.
TABEL 3.17
HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA
TAHUN 2000 2004

Tahun

Penderita

2000

479.283

2001

619.107

2002

549.035

2003

502.275

2004

625.611

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI


e. Penyakit Kusta
Dalam kurun waktu 10 tahun (19912001), angka prevalensi penyakit Kusta secara
nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000
penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada
tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2004
28

meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat
mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000.
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah
penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan
masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini
sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan
akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka
kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan
penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat
tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan.
Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 19.666 pada tahun 2004
(sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM pada
Lampiran 3.9, dilaporkan adanya 19,283 kasus Kusta). Maka dengan sendirinya angka
prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penderita
baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan penderita baru tahun 1997, 1998, 1999,
yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan penderita karena Leprosy
Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten endemik pada tahun
tersebut.
Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000,
sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal
ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia. Pada tahun 2004
jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 16.672 kasus dengan 12.957 kasus (78%) di
antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler (MB) yang diketahui merupakan tipe yang
menular.
Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 3.18 berikut.
TABEL 3.18
JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE
DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 1999 2004

Tahun
2000

Jumlah Penderita Kusta


Tipe MB
Tipe PB
Semua Tipe
11.267
3.430
14.697

CDR /100.000
Penduduk
7,22

2001

10.768

3.293

14.061

6,91

2002

12.376

3.853

16.229

7,77

2003

11.956

3.594

15.549

7,29

2004

12.957

3.715

16.672

CDR = Case Detection Rate, MB = Multi Basiler, PB = Pausi Basiler


Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,6% sudah mengalami kecacatan tingkat 2
(kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program yaitu
5%. Sedangkan proporsi penderita anak di antara penemuan kasus baru Kusta adalah 10,6%,
juga masih di atas indikator program (5%). Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya
penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan
29

sudah dalam keadaan cacat. Perkembangan proporsi kecacatan tingkat 2 dan perkembangan
proporsi anak pada penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.10
dan Gambar 3.11 di bawah ini.
GAMBAR 3.10
PROPORSI KECACATAN TINGKAT 2
PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000 - 2004

% Cacat derajat II

8.9
8.6

8.5

8.4

8
7.7

7.5
7
2000

2001

2002

2003

2004

Tahun
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.11
PROPORSI PENDERITA ANAK PADA PENDERITA KUSTA BARU
TAHUN 2000-2004
12

10.2

10.05

10.6

10.7

2003

2004

8.9

10
8
6
4
2
0
2000

2001

2002
Tahun

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak
menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia.
30

Pada tahun 2004 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi
Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, dan Papua.
GAMBAR 3.12
SITUASI KUSTA TAHUN 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)


PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit
yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD3I yang
dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Tetanus Neonatorum, Campak, Difteri, Pertusis,
dan Hepatitis B. Sedangkan untuk Polio akan diuraikan dalam Bab IV.
1) Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan
angka kematian (CFR) 56%. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal
ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara
keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah,
sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang
higienis ditunjang dengan imunisasi TT pada ibu hamil.

31

GAMBAR 3.13
JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM
DI INDONESIA TAHUN 2000 2003
80,00

250
60,00
200
40,00

150

CFR (%

Jumlah kasus/kematia

300

100
20,00
50
0

2000

2001

2002

2003

Kasus

281

183

147

175

Meninggal

183

100

91

98

48,04

54,64

61,90

56,00

CFR (%)

0,00

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 terbanyak dijumpai di Provinsi
Banten (46 penderita), Jawa Timur (38 penderita), dan Lampung (16 penderita).
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa
(KLB). Sepanjang tahun 2004 frekuensi KLB Campak menempati urutan kedua, setelah
DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan
44 kematian (CFR: 1,56%). Perkembangan frekuensi KLB Campak dalam 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.

TABEL 3.19
FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK
TAHUN 1999 2004

Frekuensi
Jumlah
KLB
Penderita
2000
101
1.259
2001
32
85
2002
247
5.509
2003
89
2.914
2004
97
2.818
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Tahun

32

CFR (%)
0,3
1,6
1,45
0,3
1,56

Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2004 dapat
dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini.
TABEL 3.20
JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2004

Umur

Kasus

<1 th
1-4 th
5-9 th
10-14 th
>15 th
Tidak diketahui

1.559
4.252
2.761
2.016
1.774
16.809

Jumlah
29.171
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Data jumlah kasus baru Campak yang ditangani di puskesmas dan rumah sakit pada tahun
1997 2002 bersumber dari kegiatan sistem surveilans terpadu disajikan pada Tabel 3.21 berikut
ini.
TABEL 3.21
JUMLAH KASUS CAMPAK DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
TAHUN 1997 2002

Tahun
1997

Penderita Dirawat di Rumah Sakit


Rawat Inap
Rawat Jalan
1.498
2.842

Penderita Rawat Jalan


di Puskesmas
23.541

1998

4.958

6.601

41.465

1999

8.599

10.063

55.301

2000

2.735

5.995

39.059

2001

2.735

5.995

39.059

2002

581

4.951

14.591

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus penyakit Campak menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 3.10. Didapatkan 29.171 kasus Campak, terbanyak di Provinsi Jawa Barat diikuti
Banten dan DKI Jakarta.
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB Difteri masih
sering terjadi dan CFRnya tinggi. Pada tahun 2004 terjadi 34 kali KLB dengan jumlah kasus
sebanyak 106 dan CFR sebesar 9,4%. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada
tahun 2000-2004 disajikan pada Tabel 3.22 berikut ini.
33

TABEL 3.22
FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI
TAHUN 2000 2004
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004

Frekuensi KLB
34
29
43
54
34

Kasus
38
29
60
86
106

CFR (%)
26
21
13
23
9,4

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Berdasarkan laporan dari data rutin STP tahun 2003 jumlah kasus Difteri sebanyak
195 kasus dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun,
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.23 berikut ini.
TABEL 3.23
KASUS DAN ANGKA INSIDEN DIFTERI PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2003
Umur

Kasus

Angka Insiden per 10.000


Penduduk

< 1 Th

31

0.07

1-4 th

70

0.05

5-14 th

94

0.02

Jumlah

195

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 3.11.
4) Pertusis/Batuk Rejan
Pada tahun 2004, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak
355 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 17 kasus dan yang dirawat di
puskesmas sebanyak 1.204 kasus. Terdapat 4 kasus meninggal, dengan angka insiden
tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun.
TABEL 3.24
KASUS PERTUSIS MENURUT UMUR TAHUN 2004

Umur
< 1 Th
1-4 th
5-14 th
15-44 th
>45 th
Jumlah

Kasus
173
367
309
398
329
1.576

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI


34

Pada tahun 2004 terjadi 2 kali KLB Pertusis dengan jumlah kasus sebanyak 2.
TABEL 3.25
FREKUENSI, JUMLAH KASUS DAN CFR KLB PERTUSIS
TAHUN 2000 2004
Tahun

Frekuensi

Kasus

CFR (%)

2000

2001

33.3

2002

2003

124

2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada
tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.12.
5) Hepatitis
Pada tahun 2004, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di rumah sakit
sebanyak 1.412 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.038 dan dirawat di
puskesmas 6.330 kasus dengan kematian pada 7 kasus.
Pada periode tahun 2000 2003 angka insiden ini berfluktuasi, namun pada tahun
2003 terjadi sedikit peningkatan.
GAMBAR 3.14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2003
40,000

2.00

30,000

1.50

20,000

1.00

10,000

0.50

2000

2001

2002

2003

Jumlah kasus

17,539

26,754

13,123

29,597

Angka insiden

0.83

1.30

0.60

1.40

2004

0.00

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah kasus penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan
pada Lampiran 3.13.
g. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi
KLB tertinggi adalah Demam Berdarah Dengue, Campak, Tetanus Neonatorum, keracunan
makanan dan Diare. Sedangkan CFR tertinggi adalah Dengue Shock Sydrome (100%, yaitu 7
kematian dari 7 kasus), Leptospirosis (100%, yaitu 1 kematian dari 1 kasus) dan Tetanus
Neonatorum (53%, yaitu 39 kematian dari 73 kasus). Data penyakit yang menyebabkan KLB
di Indonesia pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14.
35

1) Demam Berdarah Dengue


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah
provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2004 sebanyak 326
kabupaten/kota. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan
kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke
tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu
lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 5 tahunan.
Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Pada tahun 2004, jumlah penderita DBD
dilaporkan sebanyak 79.462 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,2% dan angka
insiden sebesar 37,11 kasus per 100.000 penduduk. (sumber: Profil P2M-PL 2004)
Perkembangan angka insiden dan angka kematian karena DBD pada tahun 2000 2004 dapat
dilihat pada Gambar 3.15 di bawah ini.
GAMBAR 3.15
ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%)
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 2004
40,00

3,0

35,00

2,5

30,00
2,0

25,00
20,00

1,5

15,00

1,0

10,00
0,5

5,00
0,00
Angka insiden
CFR (%)

2000

2001

2002

2003

2004

10,17

15,99

19,24

23,87

37,11

2,0

1,4

1,3

1,5

1,2

0,0

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2004 adalah di Provinsi DKI
Jakarta (260,08 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (91,37 per 100.000 penduduk),
dan DI Yogyakarta (66,89 per 100.000 penduduk). Jumlah penderita, angka kematian, dan
angka insiden DBD menurut provinsi pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Lampiran
3.5, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun
2001 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.15.
Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen
Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004 menetapkan bahwa telah terjadi
KLB DBD dan pada tanggal 24 Februari 12 provinsi dikategorikan sebagai provinsi KLB
yaitu seluruh provinsi di pulau Jawa, NAD, Bali, Kalsel, Sulsel, NTB dan NTT. Insidence
Rate tertinggi terjadi di DKI Jakarta yaitu 60,29 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8%
disusul NTT (IR 12,47 per 100.000 penduduk, CFR 4,1%) dan DI Yogyakarta (IR 11,94 per
100.000 penduduk, CFR 3,8%). Beberapa daerah lainnya juga menunjukkan adanya
peningkatan kasus yaitu di Provinsi Riau, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng,
Kalbar, Sulut dan Papua. Puncak KLB terjadi pada bulan Maret dan pada bulan April kasus
36

di semua daerah cenderung sudah menurun dan berangsur-angsur kasus di daerah KLB
maupun non KLB kembali pada kondisi normal.
TABEL 3.26
KASUS DAN KEMATIAN PADA KLB DBD TAHUN 2004

Insidence Rate per


100.000 penduduk

Case Fatality Rate

Januari

5,4

2,0

Februari

11,4

1,2

Maret

27,3

1,1

April

1,4

0,6

Bulan

(%)

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

2). Penyakit Diare


Angka kesakitan Diare tahun 2000 (survei oleh Subdit Diare, Ditjen PPM-PL) adalah
301 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,3 kali per tahun. Pada tahun 2003 angka
kesakitan Diare meningkat menjadi 374 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali
per tahun. Angka kesakitan ini meningkat bila dibandingkan dengan hasil survei tahun 1996
yaitu 280 per 1.000 penduduk dan episode pada balita 1,08 kali per tahun. Cakupan penderita
Diare yang dilayani dan dilaporkan selama lima tahun terakhir cenderung menurun. Pada
tahun 2000 dilaporkan sebanyak 4.771.340 penderita, tahun 2001 sebanyak 2.873.414
penderita, tahun 2002 sebanyak 1.788.492 penderita, tahun 2003 sebanyak 1.950.745
penderita dan pada tahun 2004 hanya 596.050 penderita. Penurunan ini tidak dapat kita
sebutkan sebagai insiden Diare menurun, tetapi karena cakupan penerimaan laporan juga
menurun.
Menurut hasil SKRT dalam beberapa survei dan Surkesnas 2001, penyakit Diare
masih merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita sebagaimana disajikan pada
Tabel 3.27 berikut.
TABEL 3.27
PROPORSI DAN PERINGKAT PENYAKIT DIARE SEBAGAI
PENYEBAB KEMATIAN BAYI DAN BALITA, TAHUN 1986, 1992, 1995, DAN 2001

Penyebab Kematian Bayi


Proporsi
Peringkat
SKRT 1986
15,5%
3
SKRT 1992
11% .
2
SKRT 1995
13,9%
3
Surkesnas 2001
9,4 %
3
Sumber: SKRT dan Surkesnas
Tahun Survei

37

Penyebab Kematian Balita


Proporsi
Peringkat
15,3 %
3
13,2 %
2

Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak
setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Perkembangan KLB Diare
lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.28 di bawah ini.
TABEL 3.28
KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,
JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 2004

Tahun

Jumlah Provinsi
dengan KLB

Jumlah Kasus

Meninggal

CFR (%)

2000

16

5.680

109

1,92

2001

12

4.428

100

2,26

2002

15

5.789

94

1,62

2003

22

4.622

128

2,77

2004*

17

1.315

53

1,60

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI


* Profil PPM-PL 2004

h. Penyakit Rabies
Pada tahun 2004, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 123
kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 12.559 orang. Jumlah
spesimen yang diperiksa sebanyak 1.378 dan yang positif 1.122 (81,42%).
Pada tahun 2004 terjadi 40 kali KLB Rabies dengan 132 kasus dan 13 kasus
meninggal (CFR 10%).
Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular
Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat
pada Lampiran 3.17.
i. Filariasis
Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun
2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem The Year 2020.
Jumlah kasus Filariasis kronis pada tahun 2004 sebanyak 8.243 orang yang tersebar di
231 kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis,
tersebar di 22 provinsi. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria,
yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Jumlah penderita Filariasis
menurut provinsi pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
j. Frambusia
Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah
Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000
penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2003/2004 adalah 0,26 per 10.000
penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah
38

wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan
Papua. Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena penderita Frambusia
banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan serta
keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka prevalensi
Frambusia di Indonesia tahun 1984-2004 dapat dilihat pada Gambar 3.16 di bawah ini.
GAMBAR 3.16
PREVALENSI FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 1984-2004

25
22.1
19.3

15
13.3

10

9.5
8.2
7

04

03

03
/

02

0.24 0.150.26

02
/

99

00

00
/

98

0.1

99
/

0.8

98
/

0.8

97
/

97

96

95
/

94

94
/

93

93
/

92

92
/

91

91
/

90

90
/

89

89
/

88

88
/

87

87
/

86

86
/

85

85
/

84
/

95

96
/

2.2

01

6.6

01
/

PR/10.000 penduduk

20

Tahun

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

k. Antraks
Penyakit Antraks pada manusia pada tahun 2004 dilaporkan dari 4 provinsi, yaitu
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah
kasus Antraks pada manusia (tipe kulit dan pencernaan) selama tahun 2004 tercatat sebanyak
109 kasus dan 8 orang di antaranya meninggal dunia (CFR = 7,3%). Kasus kematian
dilaporkan dari Kabupaten Bogor 6 orang dan 2 orang dari Ende.
TABEL 3.29
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 2004

Tahun
Jumlah Kasus
Meninggal
2000
34
0
2001
25
2
2002
35
8
2003
40
2
2004
109
8
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

39

CFR (%)
0%
8%
22,9%
5%
7,3%

2. Penyakit Tidak Menular


Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi
dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat,
serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas
fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi
pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasuskasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal
Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2004, diperoleh gambaran
penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular
sebagaimana terlihat pada Tabel 3.30 berikut ini.
TABEL 3.30
PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR
SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2004
No

1
2
3
4
5
6
7

8
9
10

Golongan Sebab Sakit

Strok tak menyebut pendarahan atau infark


Pendarahan intrakranial
Cedera intrakranial
Diabetes melitus
Gagal ginjal lainnya
Penyakit jantung lainnya
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin
dan gangguan yang berhubungan dengan
kehamilan pendek dan berat badan lahir
rendah
Gagal jantung
Hipertensi esensial (primer)
Kecelakaan angkutan darat

Jumlah Kematian

% dari Seluruh
Kematian di RS

4.215
2.868
2.554
2.353
2.317
2.257
2.257

3,8
2,6
2,3
2,1
2,1
2,0
2,0

1.552
1.510
1.430

1,4
1,4
1,3

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi


Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di
Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001. Stroke tidak menyebut
perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian nomor 2 di RSU di Indonesia tahun
2004 (Tabel 3.11). Stroke, Penyakit Jantung dan Hipertensi menempati peringkat utama
proporsi penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2004 (Tabel
3.30). Hipertensi juga merupakan penyakit terbanyak nomor 3 pada pasien rawat jalan di
rumah sakit di Indonesia tahun 2004 (Tabel 3.13).
Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan, 2,2% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung.
Hasil Susenas 2004 diperoleh data 1,3% penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih
pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris (nyeri/sesak di bagian dada yang dapat
menjalar ke tubuh bagian atas terutama ke lengan kiri yang merupakan gejala serangan
jantung).

40

TABEL 3.31
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG
(ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN

Kawasan

Persentase

Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

1,3
1,3
1,2
1,3

b. Sakit Persendian/Rematik
Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang menyerang persendian
dan mengganggu fungsi persendian. Hasil Surkesnas/Susenas 2004, di antara penduduk
Indonesia umur > 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa sakit persendian oleh tenaga
kesehatan. Sedangkan hasil Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan,
11% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit persendian.
TABEL 3.32
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT PERSENDIAN
OLEH TENAGA KESEHATAN

Kawasan

Persentase

Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia

6,1
6,3
5,0
6,0

Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

c. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 7 terbanyak pada pasien rawat jalan
rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.13) dan peringkat 4 penyakit tidak menular penyebab
kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.30). Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004,
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah
menderita Diabetes.
d. Neoplasma/Tumor
Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab
kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada
SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5.
Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 dapat dilihat
pada dua tabel berikut ini:

41

TABEL 3. 33
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No

Golongan Sebab Sakit

1
2
3
4
5
6
7

Neoplasma ganas payudara


Neoplasma ganas leher rahim
Neoplasma ganas nasofaring
Neoplasma ganas kulit lainnya
Limfoma non Hodgskin
Leukemia
Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum
dan anus

8
9
10

Neoplasma ganas kolon


Neoplasma ganas Bronkus & Paru - paru
Neoplasma ganas Ovarium

Jumlah Kunjungan

24.544
11.254
4.854
4.534
4.516
3.644

28,4
13
5,6
5,1
5,2
4,2

3.280
3.217
2.757
2.650

3,8
3,7
3,2
3,1

TABEL 3.34
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2004
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Golongan Sebab Sakit


Neoplasma ganas payudara
Neoplasma ganas leher rahim
Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik
Leukemia
Limfoma non Hodgskin
Neoplasma ganas bronkus dan paru
Neoplasma ganas ovarium (indung telur)
Neoplasma ganas kolon
Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus

Neoplasma ganas nasofaring

Jumlah Pasien Keluar

5.196
3.818
3.574
2.648
2.390
2.124
1.680
1.382
1.354
1.037

15,1
11
10,3
7,6
6,9
6,1
4,8
3,9
3,9
3

e. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas


Pada tabel proporsi penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di
rumah sakit (Tabel 3.11) maupun pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalan/inap rumah
sakit (Tabel 3.13 dan 3.14), cedera/perdarahan intrakranial dan cedera badan multiple
menempati peringkat 10 terbanyak. Cedera intrakranial juga menempati peringkat 8 dari
penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.11). Sedangkan
kecelakaan angkutan darat merupakan 1,3% dari penyebab kematian di rumah sakit atau
peringkat 10 penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian terbanyak di rumah sakit
(Tabel 3.30).
Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) dapat menyebabkan luka ringan, luka berat maupun
kematian. Selama tahun 2004, tercatat 17.732 kasus KLL dengan korban sebanyak 32.271
orang, terdiri dari korban meninggal sebanyak 11.204 orang (34,72%), luka berat 8.983 orang
42

(27,84%), dan luka ringan 12.084 orang (37,45%). Kejadian KLL terbanyak terjadi di
wilayah DKI Jakarta disusul Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan persentase
korban meninggal terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Sumatera
Barat. Data kejadian KLL menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.19.
Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia
pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan
terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3%
sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh,
terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun
adalah 0,4%.
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang
mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok
umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami
cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65
tahun ke atas.
f. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, 38,5% penduduk > 15 tahun mempunyai
masalah kesehatan gigi dan mulut, dan persentase penduduk > 15 tahun yang kehilangan
seluruh gigi adalah 6,5%.
TABEL 3.35
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG MEMPUNYAI MASALAH KESEHATAN GIGI
DAN MULUT, KEHILANGAN SELURUH GIGI

Persentase Penduduk > 15 yang


Kelompok Umur

Mempunyai masalah
kesehatan gilut
15-24
33,9
25-34
38,9
35-44
39,3
45-54
43,4
55-64
39,3
>65
34,9
Indonesia
38,5
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

Kehilangan seluruh
gigi
1,0
1,4
1,7
7,3
18,2
29,6
6,5

3. Penyalahgunaan NAPZA/Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya)


Ditinjau dari jenisnya, ketergantungan NAPZA merupakan penyakit mental dan
perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang bersangkutan dan masalah
lingkungan sosial. Walaupun tidak ada data yang pasti mengenai jumlah kasus penyalahguna
NAPZA, namun diperkirakan dalam beberapa tahun terakhir ini jumlah kasus penyalahguna
NAPZA cenderung semakin meningkat, bahkan jumlah yang sebenarnya ada di masyarakat
diperkirakan jauh lebih besar daripada kasus yang dilaporkan, seperti fenomena gunung es.
Menurut laporan Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta, dalam tujuh
tahun terakhir ini (1997 2004), jumlah kunjungan pasien penyalahguna NAPZA baik rawat
jalan maupun rawat inap di RSKO, menunjukkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 1997
untuk unit rawat jalan RSKO tercatat 3.652 kunjungan, tahun 1998 naik menjadi 5.008
43

kunjungan, tahun 1999 meningkat mencapai 8.823 kunjungan, tahun 2000 ada 4.667
kunjungan, tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan dan tahun 2002 jumlah kunjungan
menurun menjadi 4.160. Tahun 2003-2004 jumlah kunjungan rawat jalan RSKO meningkat
lagi menjadi 4.420 kunjungan dan 4.515 kunjungan. Jumlah kunjungan pasien NAPZA ke
RSKO dalam kurun waktu 1997 2004 dapat dilihat dalam Gambar 3.17 dan Tabel 3.36 di
bawah ini. Perlu diketahui bahwa jumlah kunjungan RSKO baik rawat jalan maupun rawat
inap tidak menggambarkan jumlah penyalahguna sesungguhnya, dimana seorang pasien
NAPZA dapat berkunjung ke RSKO lebih dari satu kali.
GAMBAR 3.17
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RSKO (RAWAT JALAN + RAWAT
INAP)
TAHUN 1997 - 2004

10,000
5,000
0

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Kunjungan Pasien Rawat Jalan

3,652

5,008

8,823

4,667

5,683

4,160

4,420

4,515

Kunjungan Pasien Rawat Inap

655

733

891

753

712

534

506

379

Data rinci mengenai jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSKO tahun 19972004 disajikan pada Tabel 3.36.
TABEL 3.36
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI RSKO JAKARTA
TAHUN 1997 2004
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Rawat Jalan

3.652

Rawat Inap
655
Sumber: RSKO Jakarta, 2005

5.008

8.823

4.667

5.683

4.160

4.420

4.515

733

891

753

712

534

506

379

Selanjutnya, dari pengumpulan data SIP2NAPZA Pusdatin Depkes, jumlah


penyalahguna NAPZA di institusi yang menangani NAPZA pada tahun 2001 adalah 5.321
orang (dari 10 institusi) dan pada tahun 2002 adalah 3.860 orang dari 28 institusi (RS, RSU,
RSJ, Puskesmas, Panti Rehabilitasi, Lapas dan Ponpes) serta 881 orang dari 2 LSM. Jumlah
penyalahguna tahun 2003 adalah 3.583 orang dari 42 institusi dan 727 orang dari 2 LSM.
Kemudian tahun 2004 jumlah penyalahguna NAPZA yang tercatat di 70 institusi 6.218 orang
dan 484 orang di 1 LSM.
Data jumlah penyalahguna NAPZA dari SIP2NAPZA tahun 2001 2004 disajikan
pada Tabel 3.37.

44

TABEL 3.37
JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA
TAHUN 2001 2004

Tahun

Jumlah Penyalahguna NAPZA


Institusi

LSM

Keterangan

2001

5.321

10 institusi

2002

3.860

881

28 inst.+ 2 LSM

2003

3.583

727

42 inst.+ 2 LSM

2004

6.218

484

70 inst.+ 1 LSM

Bila dilihat pola penyalahgunaan NAPZA menurut jenis kelamin dan jenis NAPZA
yang digunakan (Tabel 3.38), dari 2.530 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki
pada tahun 2003 hampir separuhnya (40,6%) menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian
24,6% menggunakan ganja/cannabis, 6,9% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy,
6,8% menggunakan alkohol, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi,
multipel/campuran, dan lain-lain. Demikian juga dari 210 penyalahguna NAPZA berjenis
kelamin perempuan pada tahun yang sama hampir separuhnya (45,2%) juga menggunakan
opiat/heroin/putau, namun proporsi penyalahguna NAPZA perempuan terbesar kedua adalah
pengguna amphetamin/sabu-sabu/ecstasy (13,8%), kemudian 5,2% ganja/cannabis, dan
selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, alkohol, multipel/campuran, dan lainlain.
Tahun 2004, dari 3.686 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki, 29,1 %
menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 20,3% menggunakan ganja/cannabis, 12,2%
menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy dan 13,9% menggunakan multipel/campuran.
Kemudian dari 323 penyalahguna perempuan 45,2% merupakan pengguna amphetamin/sabusabu/ecstasy, 17% menggunakan opiat/heroin/putau dan 10,5% menggunakan
multipel/campuran.
Selanjutnya pada Tabel 3.39 juga dapat dilihat lebih dalam pola pengguna NAPZA
dari masing jenis zat NAPZA yang digunakan menurut proporsi laki-laki dan perempuan.
Tahun 2003, sebagian besar penyalahguna NAPZA adalah laki-laki (92,3%) dan hanya
sebagian kecil adalah perempuan (7,7%). Namun bila dilihat menurut masing-masing jenis
zat NAPZA yang digunakan, proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk beberapa jenis zat
NAPZA cukup besar, di antaranya proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk jenis zat
inhalasi sebesar 50% atau seimbang/sama antara laki-laki dan perempuan, kemudian
penggunaan zat amphetamin/shabu-shabu/ecstasy (14,2%) dan jenis zat NAPZA lainnya
(35,1%).

45

Tahun 2004, perbandingan yang cukup besar menurut jenis kelamin adalah
penggunaan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy yang proporsinya antara penyalahguna laki-laki
dan penyalahguna perempuan adalah 3:1 (75,5% penyalahguna laki-laki dan 24,5%
penyalahguna perempuan). (Gambar 3.18)
GAMBAR 3.18
PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PENYALAHGUNAAN NAPZA
TAHUN 2004

Campuran/Multiple
Sedative/Hipnotika
Amphet/Sabu/Ecstasy
Ganja/Cannabis
Opiat/Heroin/Putau

0%

25%

50%

75%

100%

Opiat/Heroin/Putau

Ganja/Cannabis

Amphet/Sabu/Ecstasy

Sedative/Hipnotika

Perempuan

4.88

1.32

24.5

2.34

Campuran/Multiple
6.24

Laki-laki

95.12

98.68

75.5

97.66

93.76

TABEL 3.38
PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT JENIS KELAMIN DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003 - 2004
Jumlah Penyalahguna NAPZA

Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI)

di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)

2003

2004

Zat
Laki-laki

Opiat/Heroin/Putau
Ganja/Cannabis

Jml

1.028

40,6

622

Laki-laki+

Perempuan
Jml
95

Perempuan

Laki-laki

Jml

Jml

45,2

1.123

41,0

1.073

29.1

23,1

747

20.3

24,6

11

5,2

633

Perempuan

Laki-laki+
Perempuan

Jml

55

17.0

1.128

28.1

10

3.1

757

18.9

Jml

Amphetamin/
Sabu- sabu/Ecstasy

175

6,9

29

13,8

204

7,4

450

12.2

146

45.2

596

14.9

Sedative/Hipnotika

84

3,3

1,0

86

3,1

167

4.5

1.2

171

4.3

Inhalasia
Alkohol
Kokain
Multipel/Campuran
Lain-lain

0,1

1,0

0,1

0.1

0.0

0.1

171

6,8

1,0

173

6,3

179

4.9

1.9

185

4.6

0,0

0,0

0,0

0.0

0.3

0.0

13.9

34

10.5

545

13.6

15.0

67

20.7

621

15.5

398

15,7

42

20,0

440

16,1

511

50

2,0

27

12,9

77

2,8

554

3.686
100
323
100
4.009
100
Jumlah
2.530
100
210
100
2.740
100
Catatan: Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki-laki dan
perempuan pada setiap jenis NAPZA

46

TABEL 3.39
PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003 - 2004
Jumlah Penyalahguna NAPZA

Jumlah Penyalahguna NAPZA

di 42 institusi (tanpa RSKO dan YPI)

di 69 institusi (tanpa RSKO dan KI Atmajaya)

2003

2004

Zat
Laki-laki

Laki-laki+

Perempuan

Laki-laki

Perempuan

Jml

Jml

Jml

91,5

95

8,5

1.123

100

1.073

95.12

55

4.88

1.128

100

622

98,3

11

1,7

633

100

747

98.68

10

1.32

757

100

Sabu- sabu/Ecstasy

175

85,8

29

14,2

204

100

450

75.5

146

24.5

596

100

Sedative/Hipnotika

84

97,7

2,3

86

100

167

97.66

2.34

171

100

50,0

50,0

100

100

100

171

98,8

1,2

173

100

179

96.76

3.24

185

100

0,0

0,0

50.00

50.00

100

398

90,5

42

9,5

440

100

511

93.76

34

6.24

545

100

50

64,9

27

35,1

77

100

554

89.21

67

10.79

621

100

2.530

92,3

210

7,7

2.740

100

3.686

91.94

323

8.06

4.009

100

Ganja/Cannabis

Jml

Jml

Perempuan

1.028

Opiat/Heroin/Putau

Laki-laki+

Perempuan
Jml

Amphetaminn/

Inhalasia
Alkohol
Kokain
Multipel/Campuran
Lain-lain
Jumlah

Catatan : Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki laki dan perempuan
pada setiap jenis NAPZA

Faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks yang diakibatkan


interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu, lingkungan dan tersedianya zat
(NAPZA). Tidak ada penyebab tunggal (single cause) yang mempengaruhi terjadinya
penyalahgunaan NAPZA.
Gambaran penyalahguna NAPZA tahun 2004 dari 71 institusi yang berhasil
dikumpulkan selama tahun 2005 dapat dilihat dalam lampiran 3.20, lampiran 3.21, lampiran
3.22, dan lampiran 3.23. Gambaran penyalahguna NAPZA tersebut meliputi umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan status penggunaan.

47

C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur
Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR
dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 19921997 dan 2002-2003.
TABEL 3.40
PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003
1992-1997

2002-2003

Nasional

7,7

7,6

Perkotaan

6,6

Perdesaan

8,4

Provinsi

3,6 - 15,6

Sumber: SDKI

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat
badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus
gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum
konsepsi atau pada saat hamil.
Sementara itu data BBLR di rumah sakit pada tahun 2002 memberikan gambaran
bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit rata-rata secara nasional
sebesar 13% dengan kisaran antara 8,53% di Provinsi Jambi dan 27,51% di Sulawesi
Tenggara.
2. Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan
anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang
digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score 2 SD sampai +2 SD); gizi
kurang (z-score < -2 SD sampai 3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD).
Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir,
diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.19
berikut.

48

GAMBAR 3.19
PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK
DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 2003
100
persen

80
60
40
20
0

1998

1999

2000

2001

2002

2003

Gizi lebih

3,15

4,58

3,25

2,7

2,3

2,24

Gizi baik

67,33

69,06

72,09

71,1

71,88

69,59

Gizi kurang

19

18,25

17,13

19,8

18,35

19,62

Gizi buruk

10,51

8,11

7,53

6,3

7,47

8,55

Sumber: Susenas/Survei Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT

Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga tahun 2002 dan
2003 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 71,88% pada tahun
2002 dan 69,59% pada tahun 2003. Balita yang bergizi kurang/buruk atau dikenal dengan
istilah Kurang Kalori Protein (KKP) sebesar 25,82% pada tahun 2002 dan 28,17% pada tahun
2003, dan selebihnya yaitu balita yang bergizi lebih sebesar 2,30% pada tahun 2002 dan
2,24% pada tahun 2003.
Dari SKRT tahun 2004, persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 74,8%.
Balita yang bergizi kurang/buruk atau KKP sebesar 22%. Persentase balita menurut status
gizi dan jenis kelamin pada tahun 2002 - 2004 disajikan pada Tabel 3.41 berikut ini.
TABEL 3.41
PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2002 - 2004
2002
Lakilaki

Perempuan

2003
Laki-laki +
Perempuan

Lakilaki

Perempuan

2004
Laki-laki +
Perempuan

Lakilaki

BPS, 2002-2003

Lebih

2,04

2,58

2,3

2,03

Perempuan

Laki-laki +
Perempuan

SKRT 2004

2,47

2,24

3.5

2.8

3.2

Normal

70,46

73,37

71,88

67,89

71,41

69,59

74.5

75.2

74.8

Kurang

19,46

17,18

18,35

20,73

18,43

19,62

18.9

18.5

18.8

Buruk

8,03

6,88

7,47

9,35

7,69

8,55

3.0

3.4

3.2

Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2002-2003 dan SKRT 2004

Dari tabel di atas dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik relatif
lebih tinggi daripada balita laki-laki.
Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi
dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3.25.

49

GAMBAR 3.20
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
Gorontalo
Papua
Kalimantan Barat
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur
Riau
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Kalimantan Tengah
Kepulauan Bangka Belitung
Maluku Utara
Kalimantan Timur
Maluku
Banten
Lampung
Bengkulu
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Bali
Jambi
0

10
Indonesia (8,55%)

15

20

25

Persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dalam bentuk peta
wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut ini.
GAMBAR 3.21
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003

50

Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk
peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini.
GAMBAR 3.22
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003

3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)


Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49
tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran
ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang
wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik
(KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2003
diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok umur,
seperti terlihat dalam Gambar 3.23 berikut.
GAMBAR 3.23
PERSENTASE WANITA USIA SUBUR DENGAN
LILA <23,5 CM (BERISIKO KEK), TAHUN 2000 2003
50

persen

40
30
20
10
0

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

2000

38.04

26.59

19.01

15.11

14.04

13.16

13.16

2001

40.85

27.53

19.12

14.59

12.9

13.18

13.18

2002

35.7

23.7

18.7

18

10.4

11

11

2003

35.1

21.43

13.82

10.17

8.6

9.62

10.1

2004

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga

51

Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam 4 tahun (2001-2004) mengalami
peningkatan. Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada
WUS di perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada
tahun 2001 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.24 di bawah ini.
GAMBAR 3.24
PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 2004

persen

90
85
80
75
70

2001

2002

2003

2004*

Perkotaan

80.61

83.57

84.28

82.1

Perdesaan

76.64

81.39

82.35

78.7

Perkotaan+Perdesaan

78.47

82.42

83.3

80.3

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2003, dan
SKRT 2004

Hasil Survei GAKY 2003 menunjukkan sebesar 16,7% WUS mempunyai risiko KEK,
sedangkan SKRT 2004 menunjukkan sebesar 19,7% mempunyai risiko KEK. Di perkotaan
persentase WUS yang mempunyai risiko KEK lebih rendah dibandingkan di perdesaan yaitu
masing-masing 15,72% dan 17,65%. Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK terbesar
di Provinsi Nusa Tenggara Timur (29,63%) dan yang terendah di Provinsi Kalimantan
Tengah (7,56%). Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK menurut provinsi dapat
diuraikan dalam Gambar 3.25 berikut.
GAMBAR 3.25
PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MEMPUNYAI RISIKO KEK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Nusa Tenggara Barat
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Papua
Jawa Timur
Banten
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Bangka Belitung
Maluku Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Lampung
Jawa Barat
Bengkulu
DKI Jakarta
Jambi
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Kalimantan Tengah

29.63
24.88
24.04
22.38
20.21
20.1
19.58
18.36
17.5
16.85
16.61
16.09
15.67
15.61
15.44
14.95
14.7
14.43
14.3
13.97
13.91
13.12
12.42
12.41
11.98
10.97
10.01
8.04
7.56
0

10

15

20

25

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga

52

30

35

4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium


Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar
tiroid (gondok), kretin (badan kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan
normal), bisu, tuli, dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk
berkurangnya tingkat kecerdasan anak.
Angka prevalensi gondok atau Total Goiter Rate (TGR) dihitung berdasarkan seluruh
stadium pembesaran kelenjar, baik yang teraba (pallable) maupun yang terlihat (visible).
Pada tahun 1980, TGR didapatkan dari survei GAKY sebesar 37,2%. Prevalensi ini menurun
menjadi 27,7% pada tahun 1990 dan turun drastis menjadi 9,8% pada tahun 1998. Walaupun
terjadi penurunan yang cukup berarti, GAKY masih dianggap masalah kesehatan masyarakat,
karena secara umum prevalensinya masih di atas 5%.
Dalam dekade terakhir, ada 3 (tiga) survei: 1993,1996/1998 dan 2003. Tahun1993,
survei dilakukan di 5 provinsi yang dikenal sebagai endemik gondok tinggi. Tahun
1996/1998, survei nasional kedua GAKY dilakukan di 27 provinsi, TGR anak sekolah tingkat
nasional 9,8 %. Tahun 2003, survei evaluasi di seluruh kabupaten/kota kecuali Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam dan Papua.
WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitas daerah dalam 4 (empat)
kategori menurut besar TGR. TGR digunakan untuk menilai status GAKY masyarakat
sekaligus untuk evaluasi dampak program terhadap perbaikan status GAKY. Dalam survei
data dasar 1996/1998 TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 6-12 tahun,
sedangkan survei evaluasi 2003, TGR diperoleh dari hasil palpasi anak sekolah umur 8-10
tahun. Hasil kedua survei tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.42 sebagai berikut ini.
TABEL 3.42
PERUBAHAN ENDEMISITAS GAKY KABUPATEN/KOTA
TAHUN 1996/1998 DAN 2003
Endemisitas
Kategori
Non-endemik
Endemik ringan
Endemik sedang
Endemik berat

TGR
< 5%
5,0 19,9%
20,0 29,9%
>= 30 %

Total
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas

Kabupaten/Kota
1996/1998
2003
N
%
N
%
123
44,7
148
43,3
106
38,6
122
35,7
30
10,9
42
12,2
16
5,8
30
8,8
275
100
342
100

Status TGR dari 2 survei terakhir pada tingkat kabupaten bervariasi dari yang
terendah 0,0% hingga yang tertinggi 58,1%. Tahun 1996/1998, 5,8% kabupaten/kota
termasuk kategori endemik berat, 10,9% kab/kota termasuk dalam kategori endemik sedang,
38,6% termasuk kategori endemik ringan, dan 44,7% termasuk dalam kategori non-endemik.
Pada tahun 2003, 8,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 12,2%
kabupaten/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 35,7% termasuk kategori endemik
ringan, dan 43,3% termasuk dalam kategori non-endemik.

53

Secara keseluruhan, proporsi kabupaten/kota dengan kategori non-endemik dan


endemik ringan sedikit menurun dari tahun 1996/1998 dibanding tahun 2003. Sebaliknya,
proporsi kabupaten kategori sedang dan berat sedikit meningkat. Dengan meningkatkan
program penanggulangan GAKY diharapkan proporsi kabupaten/kota dengan kategori nonendemik dan endemik ringan meningkat, dan proporsi kabupaten/kota dengan kategori
sedang dan berat diharapkan menurun. Persentase desa/kelurahan yang dilaporkan dengan
garam beryodium yang baik menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.26.
Demikian gambaran singkat mengenai situasi derajat kesehatan di Indonesia sampai
dengan tahun 2004.

***

54

BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2004.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat sudah dapat diatasi.
Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan
adalah sebagai berikut.
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan
bayi dan anaknya.
a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada
dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat
dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil
yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat
kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan
dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Gambaran cakupan K1 dan K4 dalam 10 tahun
terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

55

GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
TAHUN 1993 2004
100
80
60
40
20
0
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
K1 74,04 81,94 84,99 87,75 89,08 87,55 92,72 88,3 93,03 88,56 87,73 88,09
K4 50,69 55,03 64,82 68,52 71,32 71,85 75,66 74,98 77,38 73,01 76,29

77

Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota, dan
Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesehatan Keluarga

Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2004, dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
GAMBAR 4.2
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
KEPRI
SULUT
BALI
BABEL
LAMPUNG
SUMSEL
RIAU
JABAR
JATENG
SUMBAR
SULTENG
NTB
KALBAR
DKI
GORONTALO
JATIM
KALTENG
BENGKULU
KALSEL
DIY
BANTEN
MALUT
SULTRA
KALTIM
JAMBI
NAD
SULSEL
SUMUT
NTT
MALUKU
SULBAR
PAPUA
IRJABAR
0

20

40

60

80

100

120

Sumber: Dit. Kesga, Ditjen Binkesmas

Gambar di atas menunjukkan bahwa provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4


tertinggi adalah di Provinsi Kepulauan Riau (97,49%), Sulut (89,27%) dan Bali (89,27%),
sedangkan cakupan terendah adalah di Provinsi Papua (37,12%), Sulawesi Barat (46,30%) dan
Maluku (49,59%). Gambaran cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat
dilihat pada Gambar 4.3, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1.

56

GAMBAR 4.3
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan pengumpulan data SPM dari
kabupaten/kota tahun 2004 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.2.
Sementara hasil penelitian yang dilakukan BPS dan dimuat dalam publikasi Statistik
Kesehatan memberi gambaran bahwa dari ibu balita yang diamati secara rata-rata nasional
mengaku telah melakukan 6 kali pemeriksaan kehamilannya dimana ibu balita di perkotaan
lebih besar (7 kali) dibanding perdesaan (5,4 kali).
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu
lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk
pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62%
pada tahun 2003, dan 71,52 pada tahun 2004 (menurut Statistik Kesra 2004, tentang penolong
kelahiran terakhir pada balita). Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun
1993 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
GAMBAR 4.4
PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI
PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1993 2004
80
67.56

70

69.16

74.47

70.62
74.27

66.15

60
59.85

50
49.74
40
39.56

60.75

55.04

43.12

30
20
10
0
1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator
Kabupaten/Kota

57

Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota


pada tahun 2003 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan
oleh tenaga kesehatan sebesar 73,14%. Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja
SPM dari kabupaten/kota pada tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan
persalinan dengan pertolongan oleh tenaga kesehatan sebesar 68,46 %. Data selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.2
GAMBAR 4.5
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
BALI
JATIM
BABEL
SULUT
SUMSEL
KEPRI
JATENG
SULTENG
SUMBAR
KALSEL
DIY
LAMPUNG
NTB
KALTENG
BENGKULU
RIAU
GORONTALO
JABAR
BANTEN
DKI
KALBAR
SULSEL
JAMBI
SUMUT
KALTIM
SULTRA
NAD
MALUT
NTT
MALUKU
SULBAR
PAPUA
IRJABAR
0

20

40

60

80

100

Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi
adalah Bali (92,81 %), Jawa Timur (88,06 %) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (39,70 %) dan Sulawesi Barat (42,10 %), untuk data secara lengkap dapat
dilihat dalam Lampiran 4.1.
Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan
angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:
GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

58

c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas,
beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan
karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu
dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam hal ini
persentase ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi yang dirujuk secara nasional pada tahun
2004 mengalami peningkatan menjadi 23,83 % bila dibandingkan dengan keadaan tahun
2003 sebesar 16,43 %. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk
menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini.
GAMBAR 4.7
PERSENTASE BUMIL RISTI YANG DIRUJUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
DKI Jakarta
Sulawesi Tenggara
Sumatera Selatan
Jawa Timur
Riau
Sulawesi Utara
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Barat
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Maluku Utara
Kalimantan Timur
DI Yogyakarta
Kalimantan Selatan
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur
Kep.Riau
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
Papua
Bali
Jawa Barat
Banten
Kalimantan Barat
Lampung
Jambi
Gorontalo
Nanggroe Aceh Darussalam
Irian Jaya Barat
Bengkulu
Kep.Bangka Belitung
Maluku
Sulawesi Barat
0

20

40

60

80

100

Sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM

Dari gambar di atas terlihat bahwa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di
Provinsi DKI Jakarta (95,5%), Sultra (49,92 %), Sumsel ( 45,71 % ) dan Jawa Timur (41,17
%). Sedangkan 7 provinsi memiliki cakupan < 10 % dengan angka terendah di Provinsi
Bangka Belitung (3,53 % ), Bengkulu (5,29 %) dan Irjabar (5,46 %). Untuk Provinsi Maluku
dan Sulawesi Barat, data tidak tersedia. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2.
d. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000
2004 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.

59

GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
TAHUN 2000 2004
100

persen

90

83,72
78,44

80
75,73
76,26
70

68,89

60

50
2000

2001

2002

2003

2004

Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga


dan data indikator Kabupaten/Kota

Dalam tahun 2004 terdapat empat provinsi yang tidak ada datanya yaitu Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Papua, sedangkan
provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (96,40 %) dan Kepulauan Riau
(94,10 %) seperti terlihat pada gambar 4.9. Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi
dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada gambar 4.10. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 4.1.
GAMBAR 4.9
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
BALI
KEPRI
SUMBAR
JABAR
JATIM
NTB
DKI
KALTENG
BANTEN
RIAU
SULTENG
SULTRA
JATENG
DIY
LAMPUNG
BENGKULU
MALUT
KALTIM
GORONTALO
JAMBI
KALBAR
SUMUT
NAD
MALUKU
SULUT
NTT
SULSEL
BABEL
SUMSEL
KALSEL
SULBAR
PAPUA
IRJABAR
0

20

40

60

Sumber: Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga

60

80

100

GAMBAR 4.10
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sedangkan data kunjungan neonatus berdasarkan hasil pengumpulan data indikator


kinerja SPM tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3
e. Kunjungan Bayi
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan
Provinsi tahun 2004 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi pada tahun
2004 sebesar 78%. Provinsi dengan cakupan kunjungan bayi tertinggi adalah di Provinsi
Papua (99,90%) dan DKI Jakarta (97,65%). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi
Irian Jaya Barat (55,20%) dan Gorontalo (58,42%). Rincian cakupan kunjungan bayi menurut
provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.3.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah, dan Remaja
Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan
dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak prasekolah, pemeriksaan
anak Sekolah Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada remaja, baik yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan,
guru UKS, dan dokter kecil.
Menurut hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
Kabupaten/kota, dibandingkan dengan tahun 2003, cakupan pelayanan kesehatan anak balita
dan pra-sekolah serta pelayanan kesehatan anak remaja selama tahun 2004 mengalami
peningkatan. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan anak Sekolah Dasar/MI mengalami
penurunan sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut.

61

GAMBAR 4.11
PERSENTASE CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG
ANAK PRA SEKOLAH, PEMERIKSAAN SISWA SEKOLAH DASAR/SEDERAJAT,
DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA, TAHUN 2003-2004
60,00
56,13

50,00
40,00

46,48
45,43

39,59
33,61

30,00

2003
2004

20,00

20,74

10,00
0,00
Balita-prasek

Siswa SD/MI

Remaja

Sumber: Data/Informasi indikator kinerja SPM

Dalam pelayanan kesehatan kelompok balita dan anak pra sekolah selama tahun 2004,
provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Sumatera Selatan (76,08%), Bangka
Belitung (66,95%) dan Maluku Utara (65,21%); Cakupan terendah Provinsi Papua, (9,74 %)
dan Banten (9,1%) sedangkan 3 provinsi tidak tersedia data informasinya yaitu Provinsi DKI
Jakarta, Irian Jaya Barat dan Sulawesi Barat.
Untuk pelayanan kesehatan kelompok anak Sekolah Dasar/MI, Cakupan tertinggi di
capai Provinsi Bangka Belitung (85,45%), Sulawesi Selatan (81,23%) dan Kalimantan
Tengah (80,32%); cakupan terendah dicapai Provinsi Maluku Utara (6,41 %) dan
Lampung (7,69%) terdapat 2 provinsi yang tidak terdapat data/informasi terkait yaitu
Provinsi Papua dan Sulawesi Barat.
Sedangkan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia remaja, cakupan tertinggi
dicapai Provinsi Irian Jaya Barat (96,69%), Bangka Belitung (79,99%); cakupan terendah
dicapai Provinsi NAD (2,82%), Maluku Utara(3,27%) dan Kalimantan Barat (8,55%); dalam
kaitan ini terdapat 5 provinsi yang datanya tidak tersedia yaitu Papua, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Gorontalo dan Sulawesi Barat
Data lengkap terkait dengan pelayanan kesehatan kelompok anak balita/pra sekolah,
kelompok anak sekolah dasar/ MI dan kelompok anak usia remaja dapat dilihat pada
Lampiran 4.5
3. Pelayanan Keluarga Berencana
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui
cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB aktif, kelompok sasaran program
yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang
digunakan akseptor. Berdasarkan pengumpulan data/indikator kinerja SPM selama dua tahun
terakhir, hasil cakupan pelayanan Keluarga Berencana tidak mengalami perubahan yang
berarti sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.12 berikut.

62

GAMBAR 4.12
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
TAHUN 2003-2004

80
70
60

71,97
68,49

71,97

64,24

50

54,54

56,71

40
30
20
10
0
PUS K B AK TIF

WUS SEDANG K B

WUS PERNAH K B

Sumber: Data/Informasi Indikator Kinerja SPM, BPS Statistik Kesra

Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dapat dilihat pada Lampiran 4.6, Lampiran 4.7 dan Lampiran 4.8.
Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM, diperoleh gambaran
beberapa informasi terkait dalam pelayanan Keluarga Berencana cakupan Pasangan Usia
Subur sebagai peserta KB Aktif pencapaian tahun 2004 mengalami penurunan menjadi
64,24% dibandingkan dengan pencapaian tahun 2003 sebesar 68,49 %. Cakupan tertinggi
selama 2004 dicapai Provinsi Papua (90,58%) dan Kalimantan Barat (90,16%); cakupan
terendah dicapai Provinsi Kepulauan Riau (36,56%) dan Provinsi Maluku Utara (33,11 %).
Rincian persentase peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.6
Proporsi wanita usia 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB
pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 56,71 % dibandingkan dengan cakupan
tahun 2003 sebesar 54,54%. Terdapat empat provinsi memiliki cakupan 65 % dengan
angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (71,42 %), Bengkulu (67,74 %), Bali
(66,68%) dan Babel (65,41 %), lima provinsi memiliki cakupan 40 % dengan cakupan
terendah Provinsi Maluku (26,05 %), sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat
dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang sedang
menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.7.
Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah
menggunakan/memakai alat KB dalam tahun 2004 tidak mengalami perubahan dibandingkan
dengan tahun 2003 yaitu sebesar 71,97 %. Terdapat sebelas provinsi memiliki cakupan 75
% dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (84,74 %), Tiga provinsi dengan
cakupan 50 % meliputi Papua (48,25%), Maluku Utara (44,49 %) dan Maluku (35,05 %).
sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh
datanya. Rincian persentase PUS yang pernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun
2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.8.

63

Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2004 tidak jauh
berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.13
berikut.
GAMBAR 4.13
PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003-2004
60

5 8 . 16
54.92

50
40
29.02

30

24.52

20
9.64

10

4.88

5.55

4.64

5.37
3.30

0
Suntik

Pil

Susuk

AKDR

Lain-lain

Sumber: BPS Statistik Kesra dan BKKBN

Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003 dan 2004 alat
kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2004 jenis
kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami peningkatan, yang berarti
ada pergeseran walaupun peningkatannya tidak terlalu berarti. Rincian persentase alat/cara
KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran
4.9.
Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%),
bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter
praktek swasta (2,80%). Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat
pelayanan dan provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.10.
4. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan
penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah
mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan.
Secara Nasional , pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan tahun 2004 masih dibawah
target 83 %. Dari 30 Provinsi yang dipantau terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target (
83 %) UCI Desa/Kelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DIY, Lampung, NTB,
Jawa Tengah dan Jambi.
64

GAMBAR 4.14
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003-2004
100
80
60
40
20
0
2003

UCI-KAB

UCI-KEC

84,42

79,89

UCI-DESA
72,53
69,43

2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut provinsi pada


tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini.
GAMBAR 4.15
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2004

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),
Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin
di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran cakupan imunisasi bayi
pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut ini.

65

GAMBAR 4.16
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK
SERTA ANGKA DROP OUT (DO)
TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0

2000

2001

2002

2003

2004

DPT-1

100,7

96,3

96,4

96,6

97,2

Campak

93,9

87,3

90,6

89,2

91,8

DO

7,4

10,1

5,8

7,7

5,6

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama
5 tahun terakhir tidak melewati angka 5,8 % - 10,1 %.
Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2004 yang diukur dari imunisasi
Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (104 %), Bali (99,3%) dan Provinsi
Jambi (95,4 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Papua (56%) dan
Provinsi NAD (67 %). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2004 dapat dilihat pada
Gambar 4.17 berikut.
GAMBAR 4.17
PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

66

Sedangkan rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksin


menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.13 dan Lampiran 4.14.
Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada
Gambar 4.18 berikut ini.
GAMBAR 4.18
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL
TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0

2000

2001

2002

2003

2004

TT-1

83,6

78,5

72,2

71,71

70,1

TT-2

76,7

71,6

68,4

66,12

63,9

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Pada kurun waktu 2000-2004 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil
mengalami penurunan. Cakupan TT2 pada tahun 2000 sebesar 76,7 % menurun menjadi 63,9
pada tahun 2004. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung (83
%), Lampung (82,4), Sulawesi Selatan (82,4 %) dan Jawa Barat (81,5 %); adapun yang
terendah adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (21,5%), Sulawesi Tenggara (35,8%),
sedangkan Provinsi Papua tidak ada data. Gambaran cakupan imunisasi TT2 pada ibu hamil
menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.19. Sedangkan data selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.16.
GAMBAR 4.19
CAKUPAN IMUNISASI TT2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2004

Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompokkelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak
67

sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash
Program imunisasi Campak pada anak Balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign
imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam
Gambar 4.20 berikut ini.
GAMBAR 4.20
PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT
DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK
SECARA NASIONAL TAHUN 2004
100
80
60
40
20
0
BIA S DT

BIA S TT

CP.CA MPA K

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut


Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia Lanjut
dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan
degeneratif dan fungsi tubuh lainnya.Gambaran pencapaian pelayanan kesehatan kelompok
Pra Usila dan Usila hasil pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut.
GAMBAR 4.21
PERSENTASE KELOMPOK PRA USILA DAN USILA
YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

50
40

25.3
20.8

30
20
10
0
2003

2004

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

68

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase kelompok Pra Usila dan
Kelompok Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan selama tahun 2004 mengalami
penurunan menjadi 20,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 25,34 %.
Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut provinsi tahun
2003 disajikan pada Lampiran 4.17.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG


Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi
masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara
langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan
kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan
untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan RS
yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan
untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan.
Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap hasil
pengumpulan data/informasi kinerja SPM dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.22 berikut.
GAMBAR 4.22
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN
PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

73.596.201

75000000

61.966.469

60000000
45000000
30000000
3.149.589

15000000

4.992.218

0
2003
RAWAT JALAN

2004
RAWAT INAP

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan dan rawat
inap selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan, dengan proporsi pasien rawat inap 6,8 %
tahun 2004 dan 5,1 % pada tahun 2003.
Sedangkan secara rinci jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap menurut
provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.19.
1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS),
rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI),
69

persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang
meninggal < 24 jam perawatan (NDR).
Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama dua tahun terakhir dapat
dilihat dalam Gambar 4.23 berikut ini.

GAMBAR 4.23
PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI
RUMAH SAKIT SECARA NASIONAL
TAHUN 2003 S/D 2004

100

50

80

40

55,2

55,5

47,9

60

20

22,8

18,0

38,7

30

35,0

40

42,0

20

4,0

10

4,4
4,0

3,4

2003
% BOR

2004
% GDR

2003
BTO

% NDR

2004
LOS

TOI

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah


sakit selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan dan masih di bawah
angka ideal yang diharapkan, tahun 2003 sebesar 55,5 % dan tahun 2004 sebesar 55,2 %.
Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya semakin
meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang
mencari pelayanan tidak terlalu tinggi perkembangannya atau perlu adanya pemisahan
penghitungan BOR pada Rumah Sakit Khusus.
Meningkatnya angka GDR dan NDR pada tahun 2004, perlu ditindaklanjuti dengan
strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan.
Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur, lamanya hari rawatan dan selang waktu
dalam pemakaian tempat tidur tidak banyak mengalami perubahan.
Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RS menurut provinsi selama
tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.20.
2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari Kabupaten/
Kota menunjukkan bahwa persentase ibu hamil risiko tinggi dan neonatal risiko tinggi yang
dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.24 berikut.

70

GAMBAR 4.24
PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI
DIRUJUK YANG MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

26,20

30
25

20,44

19,87

18,79

20
15
10
5
0
bumil risti dirujuk &
ditangani

Neonatus risti dirujuk &


ditangani

2003

2004

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan menjadi 26,20 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 20,44 %. Sebanyak tiga provinsi memiliki
cakupan 80 % dengan angka tertinggi Provinsi Kepulauan Riau (96 %), Maluku Utara (86,8
%) dan Bali (83,3 %), tiga provinsi dengan pencapaian 10 % yaitu Lampung (9,8 %),
Sumsel (8,9 %) dan Kalbar (2,2 %), sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat
dan DKI Jakarta tidak ada data.
Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan penurunan menjadi 18,79 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87 %. Sebanyak empat provinsi memiliki
cakupan 90 % dengan angka tertinggi dicapai NAD, DI Yogyakarta dan Gorontalo (100
%), Sumatera Selatan (92,43 %), sembilan provinsi dengan cakupan 10 % dengan cakupan
terendah Provinsi Kalteng (0,40 %) Lampung (2,47 %) dan Kalbar (2,56 %). Sedangkan
Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Persentase cakupan pelayanan
kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut
provinsi selama tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.21.
Adapun persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan memiliki
akses terhadap ketersediaan darah selama tahun 2004 dilaporkan meningkat menjadi 36,18 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87%. Rincian persentase ibu hamil dan
neonatus risiko tinggi yang dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah menurut
provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.22.

71

3. Pemanfaatan Obat Generik


Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan
kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi
pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan
terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan
Kabupaten/kota penulisan resep obat generik selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.25 berikut.
GAMBAR 4.25
PERSENTASE PEMBUATAN RESEP OBAT GENERIK
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

35.821.800

40000000

28.389.957

32000000

26.651.053
20.810.557

24000000
16000000
8000000
0
2003

2004

TOTAL RESEP

OBAT GENERIK

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana
pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu
74,4% pada tahun 2004 dan 73,3 % pada tahun 2003.
Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik 90 % dengan
cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%) Jambi (99,95 %) Babel (99,76%),
enam provinsi memiliki cakupan 50 % dengan angka terendah dilaporkan Provinsi Irjabar
(5,85%), Lampung (27,3%), Kaltim (28,87%) dan DI Yogyakarta (35,91 %). Sedangkan
provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (95,17%),
Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI
Jakarta tidak ada data.
Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004
disajikan pada Lampiran 4.23.

C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR


Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans
epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan
penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang
72

diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor
risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta
masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.
1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang
terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk
mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/Kota selama tahun 2003-2004 jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena
KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar 4.26
berikut.
GAMBAR 4.26
JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN
YANG MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
7,794

8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

5,541
3,323

3,166

2003

2004

Ds KLB

DITANGANI < 24 JAM

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun
waktu < 24 jam selama tahun 2004 terlihat mengalami peningkatan menjadi 59,97 %
dibandingkan laporan pada tahun 2003 sebesar 40,62 %. Gambaran desa terkena KLB dan
penanganan< 24 jam menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan dalam Lampiran 4.24.
Sedangkan Ditjen PPM-PL mencatat, frekuensi KLB pada tahun 2004 sebanyak 546
kali dengan jumlah kasus sebanyak 15.805 penderita dan 275 kematian (CFR 1,7%).
Beberapa penyakit dengan frekuensi KLB dan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit
DBD (87 kali, 6.195 penderita dengan 87 kematian), Campak (97 kali, 2.818 penderita
dengan 44 kematian), Tetanus Neonatorum (71 kali, 73 penderita dengan 39 kematian),
keracunan makanan (65 kali, 3.748 penderita dengan 23 kematian), dan Diare (46 kali, 1.827
penderita dengan 29 kematian). Frekuensi KLB menurut jenis penyakit pada tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 3.14.
2. Pemberantasan Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui
gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans
73

epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok
umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya
virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari
kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun
selama tahun 1997 2004, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada
Gambar 4.27 berikut.
GAMBAR 4.27
PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT
DAN NON POLIO AFP RATE
TAHUN 1997 2004
100 %

per 100.000 anak <15


th

88.10

80.10
80

79.50

90.1

82.40
78.10
4

71.40

60
48.30

40
1.19

1.31

1.26
1.00

20

0.90

1.21

1.26

1.02
1

0
1997

1998

1999

2000

Non Polio AFP Rate

2001

2002

2003

2004

Spesimen Adekuat

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang
menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat
yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian
hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil
pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio Liar
pada kasus AFP yang ditemukan. Besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1997 2004
relatif stabil.
Sementara itu, cakupan imunisasi Polio-3 pada bayi pada tahun 2004 sebesar 92,5 %.
Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di DKI Jakarta (109,6 %), Bali (99,7 %), Jawa
Timur (98,7 %), dan Jambi (97 %). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua (56,4
%), Maluku (66,4 %), dan Nanggroe Aceh Darussalam (71,5%). Rincian cakupan imunisasi
Polio-3 menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.13.
3. Pemberantasan TB-Paru
Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS
(Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan
74

langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan
penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti
dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2004 ditemukan
gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.28 berikut.
GAMBAR 4.28
JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN
TAHUN 2000 2004
240,000
200,000
160,000
120,000
80,000
40,000
0

2000

2001

2002

2003

2004

BTA+

54,816

56,787

81,465

104,138

128961

TB Lain

29,775

33,104

76,798

72,623

85677

Total

84,591

89,891

158,263

176,761

214658

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Berdasarkan penemuan kasus TB BTA+ maka dapat digambarkan angka Case


Detection Rate (CDR) selama empat tahun terakhir seperti Gambar 4.29 berikut.
GAMBAR 4.29
CASE DETECTION RATE KASUS BARU TB-BTA+
TAHUN 2000 2004
100

persen

80
60

51.8
41.6

40
20

29
20

21

2000

2001

0
2002

2003

2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti


dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara
teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang
dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan
terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau
drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir
pengobatan. Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit
ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi
persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat
75

kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Pada Gambar 4.30 dapat dilihat
perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa
tahun terakhir.
GAMBAR 4.30
ANGKA SUCCES RATE (SR) DAN PERSENTASE
PENDERITA TB YANG KAMBUH
TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0

2000

2001

20

% SR
% Kambuh

2002

2003

2004

29

38

51.8

2.8

3.7

4.1

4.4

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

4. Pemberantasan Penyakit ISPA


Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA)
lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat
terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu
manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau
lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS
semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita
sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita
langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia
dapat dilihat pada gambar berikut ini, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita
dari target (perkiraan penderita) masih relatif rendah. Seperti terlihat pada Gambar 4.31 berikut.
GAMBAR 4.31
PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN)
KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 1995/1996 2004
50
40
33.5

34.5
31

30.5

34.5

36
29.5

30

23

22.1

21

20
10
0
95/96

96/97

97/98

98/99

99/00

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

76

2000

2001

2002

2003

2004

Dari pantauan yang dilakukan hasil penemuan tersebut belum menggambarkan


kondisi yang sebenarnya oleh karena masih ada beberapa wilayah yang belum
menyampaikan laporannya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.1 berikut.
TABEL 4.1
KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN DAN PENANGANAN
BALITA PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 1999 S/D 2004
Tahun

Provinsi
Melapor

Kab./Kota
Melapor

Penderita
Ditemukan

Cakupan Penemuan
Penderita (%)

Kelengkapan
Laporan

1999

24

298

804.937

34,2

2000

25

258

479.283

30,1

93%

2001

27

269

619.107

25,0

86%

2002

29

293

549.035

22,1

80%

2003

24

323

502.275

30,,

34%

2004

23

296

625.611

36,,

83%

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran cakupan penemuan dan penanganan balita Pneumonia dalam


tahun 2004 dapat dilihat dalam Gambar 4.32 berikut.
GAMBAR 4.32
CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN BALITA
PENDERITA PNEUMONIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

5. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS


Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di
samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya
pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan
konseling.
77

Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah


donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS)
seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni
Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko
rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS
selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna sebagaimana terlihat
dalam Tabel 4.2 berikut.
TABEL 4.2
PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS
TAHUN 2000 2004
Pengidap HIV
Tahun

Per tahun

Kumulatif

Penderita AIDS
Per tahun

Pdrt AIDS Meninggal

Kumulatif

Per tahun

Kumulatif

2000

403

1.172

255

607

47

233

2001

732

1.904

219

826

99

280

2002

648

2.552

345

1.171

100

379

2003

168

2.720

316

1.487

261

479

2004

649

3.368

1.195

2.682

361

740

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Walaupun jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per
100.000 penduduk), namun dalam perjalanan penyakit dari HIV + menjadi AIDS dikenal
istilah windows periods yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga
kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini
disamping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk
menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih
lanjut
Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei
dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam
Tabel 4.3 berikut.
TABEL 4.3
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS
TAHUN 2000 2004
Kegiatan

Satuan

2000

2001

2002

2003

2004

Pemeriksaan STS

Spesimen

9.567

50.000

100.000

175.000

150.000

Survei HIV/AIDS & Syphilis

Sample

9.567

50.000

100.000

175.000

150.000

Screening darah donor

Kolf

395.098

585.726

1.200.000

1.300.000

1.300.000

Sumber: Ditjen PPM-PL, Profil PPM-PL 2004

Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita HIV/AIDS menurut hasil


pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir
dapat dilihat dalam Gambar 4.33 berikut.
78

GAMBAR 4.33
JUMLAH KASUS HIV/AIDS DITEMUKAN DAN DITANGANI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

4.605
5000

3.801

4000
3000

2.157
1.419

2000
1000
0
2003

2004

KASUS DITEMUKAN

KASUS DITANGANI

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (82,5%) bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,8 %). Rincian penemuan dan penanganan
kasus HIV/AIDS oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.26.
6. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru
Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan
gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Pada awal tahun 2004 di beberapa wilayah provinsi telah terjadi KLB dengan jumlah
kasus yang cukup tinggi, Insiden Rate berkisar antara 11,94 per 100.000 penduduk (DI
Yogyakarta) hingga 60,29 (DKI Jakarta). Sedangkan angka kematian (Case Fatality Rate)
berkisar antara 0,8 % (DKI Jakarta) hingga 4,1 % (Provinsi NTT).
Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan DBD selama
tahun 2004 tersebut antara lain adalah penemuan penderita secara dini melalui sistem
surveilans, penegakan diagnosa secara cepat dan penanganan penderita secara tepat, serta
gerakan pemantauan dan pengendalian vektor melalui gerakan 3 M.
Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita DBD menurut hasil
pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir
dapat dilihat dalam Gambar 4.34 berikut.

79

GAMBAR 4.34
JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
89,272

80,454
72,488

90000
75000
60000
45000
30000
15 0 0 0
0

6 1, 9 12

2003

2004

KA SU S D IT EM U KA N

KA SU S D I T A N GA N I

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan
persentase kasus DBD yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi (85,4 %)
bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (90,12 %). Rincian penemuan dan
penanganan kasus DBD oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat
pada Lampiran 4.26.
7. Pemberantasan Penyakit Malaria
Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan
salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping
pengendalian vektor potensial.
Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu
wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa
dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah
luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan
kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita
dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan
profilaksis.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/kota data penderita ditemukan dan diobati selama dua tahun terakhir dapat dilihat
pada Gambar 4.35 berikut.

80

GAMBAR 4.35
JUMLAH KASUS MALARIA KLINIS DAN KONFIRMASI LAB +
DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004

3,353,872

4000000
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0

1,372,680

1,266,235

1,033,945

2003

2004

KASUS DITEMUKAN

KASUS DITANGANI

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (37,75 %) bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (75,32 %). Gambaran persentase penderita malaria
yang diobati menurut provinsi tahun 20004 dapat dilihat pada Gambar 4.36 berikut.
GAMBAR 4.36
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI TAHUN 2004

Rincian penemuan dan penanganan kasus malaria oleh institusi pelayanan kesehatan
selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.28.
8. Pemberantasan Penyakit Kusta
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan
penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan
intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan
penderita penyakit Kusta.
Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang
terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk
81

penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui
institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari
berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama dua tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
TABEL 4.4
PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU ,
PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
Tahun

Suspek
Diperiksa

2003
2004

Suspek Positif

CDR

Penderita
Cacat(%)

PB

MB

163.781

3.594

11.956

7,3

8,0

212.462

3.615

12.957

7,8

8,6

Penderita
Diobati

17.519

Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller

Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Gambaran persentase penderita Kusta yang selesai berobat menurut provinsi


dibandingkan angka nasional, dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut.
GAMBAR 4.37
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang


kesehatan di kabupaten/kota dilaporkan bahwa jumlah penemuan dan pengobatan penderita
Kusta pada dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut.

82

GAMBAR 4.38
JUMLAH KASUS BARU KUSTA
DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
19.283
20000
14.717
16000

12.129

12000

7.953

8000
4000
0
2003

2004

KASUS DITEMUKAN

KASUS DITANGANI

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi 76,3 %, bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,57 %). Rincian penemuan dan penanganan
kasus Kusta oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.29.
9. Pemberantasan Penyakit Filaria
Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada
kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayahwilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10
provinsi selama tahun 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
TABEL 4.5
HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS
SAMPAI DENGAN TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Provinsi
NAD
SUMUT
SUMBAR
RIAU
JAMBI
BENGKULU
BABEL
KALBAR
KALTENG
JABAR

Desa Sentinel

Diperiksa

Cot Preh
Kuala Tanjung
Koto Pulai
Lab.Tangga Kecil
Tungkal Hilir
Tanggo raso
Irat
Mensere
Batin Tikal
Sejati Mulya

645
634
712
559
551
501
1.205
715
652
1.025

2004
Positif
25
13
17
10
6
6
24
15
12
11

Mf Rate
4,08
2,13
2,42
2,04
1,53
1,19
2,79
1,90
2,77
1,14

2003
Mf Rate
18,50
3,21
3,12
5,15
2,12
2,36
3,41
2,22
5,23
1,54

Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria
Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan pada
keadaan tahun 2003. Penurunan tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya pengobatan
yang dilakukan secara intensif pada setiap kasus yang ditemukan.
83

Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.39 berikut.
GAMBAR 4.39
REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL
SECARA NASIONAL TAHUN 2002 S/D 2004
15,000,000

20
16

10,000,000

12
8

5,000,000

4
TARGET
REALISASI
% CAKUPAN

2002

203

2004

3,793,488

6,351,961

11,539,682

375,547

876,787

2,126,105

9.90

13.80

18.42

Sumber: Ditjen PPM & PL, DepkesRI

Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 9,9 %
meningkat menjadi 18,42 % pada tahun 2004.
Sedangkan dalam tahun 2004 juga telah dilakukan Hydrocelectomy pada 24 penderita
di Kabupaten Alor yang telah mengalami hydrocele.
Perincian penemuan dan penanganan kasus Filariasis oleh institusi pelayanan
kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.30.
D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya
gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil
atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan
institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU).
1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi
yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala.
Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban),
pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain.
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota
selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat
dilihat pada Gambar 4.40 berikut.

84

GAMBAR 4.40
JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR
DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
2.014.384
2000000
1600000
1200000

548.733

531.433
277.153

800000
400000
0
2003

2004

TERDAFTAR

DIBINA

Sumber: data indikator kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama
tahun 2004 mengalami peningkatan, namun demikian secara proporsional cakupan institusi
yang dibina mengalami penurunan menjadi 27,24 % dibandung cakupan tahun 2003 sebesar
52,15 %. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut provinsi tahun
2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.32.
2. Surveilans Vektor
Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam
menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor
untuk mengetahui jenis potensial, bionomik serta strategi pengendaliannya.
Pada tahun 2003, telah dilakukan survei vektor pada 8 kabupaten/kota yaitu
Kabupaten Deli Serdang, Musi Banyuasin, Minahasa, Maros, Padang, Balikpapan, Kupang,
dan Jayapura. Hasil survei menunjukkan bahwa container index positif (jentik) untuk rumah
yang tertata sebesar 15,8%, sedangkan untuk rumah yang tidak tertata container index-nya
sebesar 23,06%, serta container index di tempat-tempat umum sebesar 24%.
Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/kota dalam kaitan pengamatan vektor penyakit (nyamuk) pada rumah/ bangunan
selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.41 berikut.

85

GAMBAR 4.41
JUMLAH RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI
DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
10,468,650
12000000

8,809,542

10000000

6,463,787

6,004,806

8000000
6000000
4000000
2000000
0
2003

2004

DIPERIKSA

BEBAS JENTIK

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah rumah/bangunan yang diperiksa dan yang
dinyatakan bebas jentik selama tahun 2004 mengalami peningkatan, namun secara
proporsional mengalami sedikit penurunan menjadi 61,74 % dibanding cakupan tahun 2003
sebesar 68,16 %. Gambaran persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut provinsi dapat
dilihat pada Gambar 4.42, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.33.
GAMBAR 4.42
PERSENTASE RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI
DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

86

3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan


Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TUPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi
masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TUPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara
lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TUPM secara berkala, bimbingan,
penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga
pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha.
Menurut hasil rekapitulasi Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004, dari 171.181
TUPM yang diperiksa sebanyak 117.903 TUPM (68,88%) memenuhi syarat kesehatan.
Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun 2003, dimana persentase TUPM sehat adalah
69,97%. Provinsi dengan persentase tertinggi TUPM sehat adalah di Provinsi Kepulauan
Riau (89,79%), DI Yogyakarta (86,30%), dan Kalimantan Timur (84,92%). Sedangkan yang
terendah adalah di Provinsi Kalimantan Tengah (49,03%), Sulawesi Selatan (52,82%), dan
DKI Jakarta (52,94%). Jumlah dan persentase TUPM sehat menurut provinsi tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 2.16.a.
Hasil pemantauan selama tahun 2003, dari 484.667 fasilitas TTU yang dilaporkan,
sebanyak 292.363 (60,3%) telah dilakukan pemeriksaan. Angka cakupan pemeriksaan antar
provinsi sangat bervariasi dengan kisaran antara 27% - 85,4%, yang mana cakupan tertinggi
dilaporkan oleh Provinsi Bangka Belitung (85,4%) dan Bali (82,2%) sedangkan cakupan
terendah dilaporkan oleh Provinsi DKI Jakarta (27%), Papua (41,3%), dan Maluku (41,8%).
Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada
Lampiran 2.16.b.
E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan
ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat
adalah Kekurangan Kalori Protein, kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium, dan anemia gizi besi.
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan
terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu
secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang
berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/kota gambaran dari pemantauan balita dapat dilihat dalam Gambar 4.43 berikut.

87

GAMBAR 4.43
JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
15.556.819

18000000
15000000

15.590.931

10.291.431

10.268.802

12000000
9000000
6000000

604.019

1.818.759

3000000
0

2003

2004

BALITA DITIMBANG

BALITA BB NAIK

BALITA BGM

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Melihat gambar di atas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2004
mengalami peningkatan walaupun sangat kecil (0,22 %). Dari balita ditimbang hanya 65,86%
yang menunjukkan kenaikan berat badan, kondisi tersebut mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2003 (66,15 %). Sedangkan untuk balita dengan berat badan di Bawah
Garis Merah (BGM) terlihat mengalami peningkatan yang perlu mendapat perhatian yaitu tahun
2004 sebesar 11,67 % dan tahun 2003 sebesar 3,88 %. Gambaran secara rinci hasil penimbangan
balita menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.34.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.44 berikut.
GAMBAR 4.44
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
100
80,7

81,2
80,4

73,1

80

82,9

61,5

% CKP BAYI FEB

50,8

60

% CKP BAYI AGSTK

39,8

40

% CKP BALITA FEB


% CKP BALITA AGST

20
0
2003

2004

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI

88

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan
menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan.
Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun
2004 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.35.
3. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun
2000 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.45 di bawah ini.
GAMBAR 4.45
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI
PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0

2000

2001

2002

2003

2004

Fe1

66,8

67,5

64,6

69,14

80,02

Fe3

59,4

63,1

54,9

59,62

71,32

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI

Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2000 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 sedikit
mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi
tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.36.
4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium
Pemberian kapsul beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium
secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah
dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara
individual maupun secara massal.
Hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok wanita usia subur di
desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.46 berikut.

89

GAMBAR 4.46
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM
PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
48,63

60
50
40
30

19,81

20
10
0
2003

2004

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

Pada gambar di atas terlihat bahwa cakupan pemberian pemberian kapsul beryodium
pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2004 mengalami
peningkatan menjadi 48,63 % dibandingkan pada tahun 2003 (19,81 %). Gambaran secara
rinci hasil pemberian kapsul beryodium menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.37.
Sedangkan hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok lain selama tahun 2003
yang dilaporkan oleh 15 provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.47 berikut.
GAMBAR 4.47
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM
PADA IBU HAMIL, IBU NIFAS DAN ANAK SD
SECARA NASIONAL TAHUN 2003
80

persen

60,7
60

40

31,2
26,11

20

0
Ibu Hamil

Ibu Nifas

Anak SD

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan
untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial
yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat
90

generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi
klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.
1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional
Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi
secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya
kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2003,
penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang
hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan
hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas
kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.
2. Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik
Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi klinik,
yang dilaksanakan antara lain mencakup penyusunan standar/pedoman pelayanan farmasi
komunitas dan pelayanan farmasi di rumah sakit, standar/pedoman pengelolaan perbekalan
farmasi di rumah sakit, serta peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM farmasi. Berikut ini
hasil survei pelayanan farmasi di 28 rumah sakit dalam rangka pembinaan dan evaluasi
komite farmasi.
GAMBAR 4.48
HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 28 RUMAH SAKIT
TAHUN 2003
100

80

60
55
40

41

20

22

20

RS ber-KFT

RS DOEN

0
PIO

RS ber-SOP

Gambar 4.48 di atas adalah hasil survei di 28 rumah sakit (RSUD provinsi, RSUD
kabupaten, dan RS swasta) di 7 provinsi yaitu Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara dengan hasil bahwa 55% rumah sakit
melaksanakan pelayanan informasi obat, 41% mempunyai SOP untuk pelayanan farmasi di
rumah sakit, 22% mempunyai KFT, dan baru 20% rumah sakit mempunyai formularium.
Sementara itu, hasil survei pelayanan farmasi di 31 Puskesmas diperoleh hasil bahwa 87,1%
91

pelayanan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker, 32,2% dilakukan oleh Apoteker, dan
33,5% Puskemas memiliki formularium, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.49 berikut
ini.
GAMBAR 4.49
HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 31 PUSKESMAS
TAHUN 2003
Formularium
Puskesmas

33.5%

Apoteker

3.2%

Asisten
Apoteker

87.1%

20

40

60

80

100

Sedangkan hasil survei pelayanan farmasi di apotik, menunjukkan bahwa secara


umum dalam pelayanan farmasi di apotik sudah memberikan informasi tentang pemakaian
obat, tetapi yang mempunyai jadwal konseling dengan pasien hanya 28,5%.
3. Penerapan Penggunaan Obat Esensial Generik
Kegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan
pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yang pelaksanaannya mencakup pengadaan
buffer stock obat generik esensial, revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan
penerapan penggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupun
swasta. Pada tahun 2003 ketersediaan obat esensial nasional sudah mencapai 90%.
4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan Alat Kesehatan dan Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat terlindungi dari penggunaan alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan, mutu
dan keamanan, yang dilaksanakan melalui antara lain monitoring sarana produksi dan
distribusi alat kesehatan dalam rangka Cara Pembuatan Alat Kesehatan (CPAK), sampling
terhadap alat kesehatan dan PKRT yang beredar di pasar dan dijumpai 4,2% dari yang
disampling tidak memenuhi syarat mutu.
5. Pelayanan Masyarakat
Dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat selama tahun 2003 telah
dikeluarkan izin di bidang Alat Kesehatan dan PKRT meliputi izin produksi sebanyak 116
buah, izin edar sebanyak 4.519 buah, dan izin penyalur sebanyak 113 buah. Perbandingan
antara izin produksi, distribusi, dan penyalur yang telah diberikan, sebagaimana disajikan
pada Gambar 4.50 berikut.
92

GAMBAR 4.50
PERIZINAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN
PENYALUR ALAT KESEHATAN, TAHUN 2003

Distribusi;
4519

Penyalur;
113

Produksi;
116

Gambar 4.51 berikut ini menunjukkan realisasi perizinan usaha Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang diproses dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
sampai dengan bulan November tahun 2003, yang mana 200 usulan yang diterima dari 197
PBF umum dan 3 PBF bahan baku, 198 di antaranya telah diterbitkan izinnya dan selebihnya
sedang dalam proses.
GAMBAR 4.51
REALISASI PERIZINAN PBF TAHUN 2003
200
190
180
170
160
150
PBF Bahan Baku
PBF Umum

Usulan

SK MENKES

197

195

Izin impor diberikan sesuai dengan persyaratan dari Bea Cukai terhadap barang yang
masuk (alat kesehatan) ke Indonesia, sedangkan izin ekspor berupa Certificate of Free Sale
yang menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut telah mendapat izin edar dan diawasi sesuai
dengan sistem yang berlaku di Indonesia.

93

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA


Setiap kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai
masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan
kesehatan dan kematian.
Bencana alam Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada
tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah banyak menimbulkan korban meninggal, hilang
dan gangguan kesehatan serta memporakporandakan fasilitas umum dan sosial di wilayah
NAD dan Sumatera Utara. Banyaknya korban tenaga kesehatan dan keluarganya yang
meninggal dan hilang serta hancurnya fasilitas kesehatan telah melumpuhkan fungsi
pelayanan kesehatan pada masyarakat yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam
memberikan pertolongan pada korban bencana.
Jumlah penduduk dan tenaga kesehatan yang menjadi korban Tsunami dan fasilitas
kesehatan yang mengalami kerusakan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut.
TABEL 4.6
JUMLAH KORBAN MENINGGAL DAN HILANG
AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT
TANGGAL 26 DESEMBER 2004
No
1
2

Korban
Meninggal
Hilang
Total

NAD
128.803
37.066
165.869

Sumut
128
25
153

Tenaga Kes
240
436
676

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Selain tenaga kesehatan yang menjadi korban meninggal/hilang dan hancurnya tempat
tinggal mereka, diantara masyarakat umum terdapat keluarga dari tenaga kesehatan sehingga
secara fisik tenaga tersebut tidak bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal yang pada
muaranya berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan.
Bagi masyarakat yang selamat dari bencana, melakukan pengungsian di beberapa
tempat baik di rumah keluarga maupun di tempat-tempat pengungsian baik yang disediakan
oleh masyarakat atau atas inisiatif masyarakat sendiri. Dalam hal ini jumlah pengungsi yang
terdeteksi sebanyak 824.720 jiwa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut.
TABEL 4.7
PERKIRAAN JUMLAH PENGSUNGSI DAN LOKASI/
BARAK PENGUNGSIAN KORBAN TSUNAMI
DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004
No
1
2
3
4

Prov
NAD

Pengungsian
Pengungsi di Kamp Pengungsian
Pengungsi di Rumah Keluarga
Lokasi Pengungsian
Barak Pengungsian

539.385
...
61
854

Prov
Sumut
23.620
...
...
...

Prov
Lain
1.615
...
...
...

Total
777.620
260.000
61
854

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Sedangkan jumlah korban luka parah dan ringan yang telah mendapat pelayanan
kesehatan rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
94

TABEL 4.8
JUMLAH KORBAN YANG DIRAWAT DI FASILITAS KESEHATAN
AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT
TGL 26 DESEMBER 2004
No

Korban

1
2

Rawat Inap
Rawat jalan
Total

Jumlah Korban di Fasilitas Kesehatan


NAD
Sumut Di Luar NAD&Sumut
6.894
1.225
233
148433
1.713
120
155.327
2.938
353

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Di samping itu juga dilaporkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang hancur dan
mengalami kerusakan ringan hingga berat sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.9 sebagai
berikut.
TABEL 4.9
DAFTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG HANCUR DAN
MENGALAMI KERUSAKAN RINGAN-BERAT AKIBAT TSUNAMI
DI NAD DAN SUMUT, TANGGAL 26 DESEMBER 2004

No
1
2
3
4
5
6
7

Korban
Rumah Sakit
Puskesmas
Klinik Swasta
Pustu
Polindes
Pusling
Ambulan

Hancur
3
26
2
37
172
39
14

Rusak Ringan s/d


Berat
3
15
4
22
218
-

Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI

Dengan hancurnya beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tersebut serta hilangnya


beberapa tenaga kesehatan, dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah NAD
mengalami kelumpuhan total, sehingga Departemen Kesehatan sebagai institusi yang
bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan
masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan sebagai berikut.
1. Pembentukan Tempat Pelayanan Kesehatan
Dalam situasi bencana pada umumnya penduduk terkonsentrasi di kamp penampungan
yang biasanya dalam kondisi darurat atau kurang layak menjadi tempat tinggal bagi
masyarakat.
Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan segera menata kembali tempattempat pelayanan kesehatan dengan membentuk Pos Pelayanan Kesehatan di tempat
pengungsian, Rumah Sakit Lapangan dan membentuk jaringan untuk rujukan pelayanan
kesehatan lebih lanjut. Tempat pelayanan kesehatan dimaksud dikelola tidak hanya oleh
jajaran kesehatan namun juga atas partisipasi dari lembaga swadaya Nasional dan
Internasional, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, TNI, negara sahabat dan badan95

badan dunia lainnya. Dalam waktu singkat telah dibentuk beberapa Pos Pelayanan
Kesehatan di tempat pengungsian dan Rumah Sakit Lapangan.
2. Mobilisasi Tenaga Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar, di samping menggerakkan
Brigade Bencana, Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi tenaga profesional
melalui Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga
Pendidikan, TNI, negara sahabat dan badan dunia untuk bekerja di tempat pelayanan
kesehatan baik di pos-pos pengungsian atau Rumah Sakit Lapangan.
Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan telah dapat memobilisasi tenaga
medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi), tenaga paramedis perawatan (perawat,
bidan), paramedis non perawatan (nutrisionis, sanitarian, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga farmasi dan lain-lain).
Di samping itu Departemen Kesehatan juga membentuk Tim Lapangan yang diketuai oleh
pejabat eselon I dengan anggota para eselon II dan pelaksana lapangan eselon III dan IV,
untuk membantu dalam penataan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi NAD dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Penunjang
Dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal jajaran kesehatan juga memobilisasi
bantuan peralatan dan bahan penunjang pelayanan kesehatan seperti peralatan medik,
obat-obatan, sarana transportasi dan peralatan pendukung lainya.
Bantuan yang dapat dimobilisasi langsung dikirim oleh donor melalui Departemen
Kesehatan atau langsung kepada Satkorlak di Provinsi NAD/Sumut atau digunakan
langsung di fasilitas pelayanan yang dibangun oleh masing-masing donor.
4. Biaya Operasional
Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi anggaran untuk mendukung
operasionalisasi dalam pelayanan kesehatan dan penataan manajemen kesehatan di semua
jenjang pelayanan, dan institusi.
Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai
dengan tahun 2004.

***

96

BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini,
adalah sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas
Pada periode tahun 2000 2004, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan)
terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.540 unit pada tahun 2004. Namun
pada periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk cenderung menurun dari
3,56 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 3,49 per 100.000 penduduk pada tahun 2001
menjadi 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan tahun 2003, kemudian menjadi
3,47 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap
100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3-4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio
Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.1,
gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi dibandingkan angka
nasional disajikan pada Gambar 5.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1.
GAMBAR 5.1
JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004
Jumlah Puskesmas

Rasio Puskesmas
4,00

7.600
7.500

3,20

7.400
2,40
7.300
1,60
7.200
0,80

7.100
7.000

0,00
2000

Jml Puskesmas
Jml. Penduduk
RasioPuskesmas

7.237
203.456.005
3,56

2001
7.277
208.405.944
3,49

2002
7.309
211.000.598
3,46

2003
7.413
214.374.096
3,46

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI


Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin

97

2004
7.540
217.072.346
3,47

GAMBAR 5.2
JUMLAH PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana
sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka
jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2004 rata-rata 1,04 unit tidak mengalami
perubahan dibandingkan data tahun 2003 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk.
Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari
21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.002 unit pada tahun 2004. Sementara itu, rasio
Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk ada cenderung menurun dari 10,45 per
100.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 10,36 per 100.000 penduduk pada tahun 2001
menjadi 10,29 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 10,15 per 100.000 penduduk pada
tahun 2003, kemudian menjadi 10,14 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti
bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit Puskesmas Pembantu.
Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk
pada tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan menurut provinsi
disajikan pada Lampiran 5.2.

98

GAMBAR 5.3
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004
Rasio Pustu

22.200

11,00

22.000

10,00

21.800

9,00

21.600
8,00

21.400

7,00

21.200
21.000

6,00
2000

Jml Pustu
Jml. Penduduk
Rasio Pustu

Rasio Pustu /100.000 pend

Jumlah Puskesmas Pembantu

Jumlah Pustu

21.267
203.456.005
10,45

2001

2002

2003

21.587
208.405.944
10,36

21.706
211.000.598
10,29

2004

21.762
214.374.096
10,15

22.002
217.072.346
10,14

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI


Jumlah Penduduk : BPS/Profil Kesehatan Indonesia, Pusdatin

Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 2004,
maka rasio Puskesmas pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas
rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada
tahun 2000 2004 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III
sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan.
Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan
kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 2004
perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 1.785 unit pada
tahun 2000 dan 1.818 unit pada tahun 2001 menjadi 1.926 unit pada tahun 2002 dan 1.924 unit
pada tahun 2003, dan bertambah lagi menjadi 2.010 unit pada tahun 2004. Perkembangan
jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 1998 2004 disajikan pada Gambar
5.3 berikut ini, sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.
GAMBAR 5.4
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
TAHUN 1998 2004
10,000
Jumlah

8,000
6,000
4,000
2,000
0
Puskesmas

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

7,181 7,195 7,237 7,277 7,309 7,413 7,540

Puskes Perawatan 1,762 1,785 1,785 1,818 1,926 1,924 2,010

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

99

Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling baik puskesmas keliling kendaraan


bermotor roda empat (R4/mobil) maupun puskesmas keliling perahu bermotor (PB) pada
tahun 1999 2004 mengalami penurunan. Untuk Puskesmas Keliling R4, jumlahnya
menurun dari 5.541 unit pada tahun 1999 dan 5.551 unit pada tahun 2000 menurun menjadi
5.084 unit pada tahun 2001 dan 4.984 unit pada tahun 2002. Pada tahun 2003 jumlah
Puskesmas Keliling R4 tercatat sebanyak 2.795 unit dan pada tahun 2004 tercatat sebanyak
5.358 unit. Untuk Puskesmas Keliling PB, jumlahnya menurun dari 899 unit pada tahun 1999
menjadi 841 pada tahun 2000, 716 unit pada tahun 2001, 654 unit pada tahun 2002 dan pada
tahun 2003 hanya terdapat 317 unit. Pada tahun 2004 tercatat kenaikan jumlah Puskesmas
Keliling PB menjadi sebanyak 805 unit. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya terhadap
Puskesmas pada tahun 1999 2004 disajikan pada Gambar 5.5 berikut ini, sedangkan jumlah
dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.

10,000

1.00

8,000

0.80

6,000

0.60

4,000

0.40

2,000

0.20

0
Pusling PB
Pusling R4
Rasio Pusling

1999

2000

2001

2002

2003

2004

899

841

716

654

317

805

0.00

Rasio Pusling per Puskesmas

Jumlah Pusling (R4 & RB)

GAMBAR 5.5
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS
TAHUN 1999 2004

5,541 5,551 5,084 4,984 2,795 5,358


0.9

0.88

0.8

0.77

0.42

0.82

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga
cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 1999 dan 0,88 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8
pada tahun 2001 dan 0,77 pada tahun 2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas
pada tahun 2003 sebesar 0,42 dan pada tahun 2004 sebesar 0,82.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain
dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah
rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 1999 2004, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di
Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.111 unit pada tahun 1999 naik dan 1.145 unit pada
tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada tahun 2001 dan 1.215 unit pada tahun 2002, kemudian
meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 dan 1.246 unit pada tahun 2004. Bila
dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira
100

separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum
dan khusus) di Indonesia tahun 1999 2004 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini,
sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)
DI INDONESIA TAHUN 1999 2004
No.

Pengelola/Kepemilikan

1999

1 Departemen Kesehatan

2000

2001

2002

2003

2004

59

59

31

31

31

31

2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota

355

357

386

389

396

404

4 TNI/POLRI

111

111

111

112

112

112

68

68

70

78

78

78

518

550

580

605

617

621

1.111

1.145

1.178

1.215

1.234

1.246

5 BUMN/Departemen Lain
6 Swasta
Jumlah
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan,


jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1995 2004 juga
cenderung meningkat, yaitu dari 850 unit pada tahun 1995 dan 858 unit pada tahun 1996
menjadi 873 unit pada tahun 1997 dan 888 unit pada tahun 1998, kemudian naik lagi menjadi
887 unit pada tahun 1999 dan 910 unit pada tahun 2000, dan terus naik menjadi 935 unit pada
tahun 2001, 953 unit pada tahun 2002, 966 unit pada tahun 2003, dan 976 unit pada tahun
2004. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, walaupun jumlah rumah sakit umum milik
pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu ada kenaikan
namun relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit umum milik swasta kenaikannya cukup
berarti. Perkembangan jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 1995 2004 disajikan
pada Gambar 5.6 berikut ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dan pengelolanya dapat
dilihat pada Lampiran 5.5.
GAMBAR 5.6
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM
TAHUN 1995 2004

Jumlah RSU

1200
1000
800
600
400
200
0

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

RSU Pemerintah

521

523

522

525

517

520

524

526

534

542

RSU Swasta

329

335

351

363

370

390

411

427

432

434

Jumlah RSU

850

858

873

888

887

910

935

953

966

976

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

101

Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 2004
juga meningkat, dari 217 unit pada tahun 1997 dan 224 unit pada tahun 1998 dan 1999 menjadi
235 unit pada tahun 2000 dan 244 unit pada tahun 2001, kemudian naik lagi menjadi 267 unit
pada tahun 2002, 268 unit pada tahun 2003, dan 270 unit pada tahun 2004. Bila dilihat
berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup
milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI,
dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit
khusus milik swasta kenaikannya cukup bermakna. Perkembangan jumlah rumah sakit khusus
di Indonesia tahun 1997 2004 disajikan pada Gambar 5.7 di bawah ini, sedangkan jumlahnya
menurut jenis rumah sakit, provinsi, dan kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.5, dan
Lampiran 5.8.

Jumlah RS Khusus

GAMBAR 5.7
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS
TAHUN 1997 2004
500
400
300
200
100
0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

RSK Pemerintah

77

76

76

75

74

76

83

83

RSK Sw asta

140

148

148

160

170

191

185

187

Jumlah RSK

217

224

224

235

244

267

268

270

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan


kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 1997 2004
ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus), yang mana untuk tempat
tidur rumah sakit umum kenaikannya cukup berarti, sedangkan untuk tempat tidur rumah
sakit khusus relatif sedikit. Situasi perkembangan jumlah tempat tidur rumah sakit secara
ringkat dapat dilihat pada Gambar 5.8 di bawah ini, tetapi gambaran yang lebih rinci untuk
dapat dilihat pada Lampiran 5.7, Lampiran 5.8.

Jumlah Tempat Tidur RS

GAMBAR 5.8
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
TAHUN 1997 2004
150,000

125,000

100,000

75,000

50,000

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

TT RSK

18,110

17,894

17,815

17,970

17,269

18,675

18,750

19,591

TT RSU

103,886

105,292

105,783

107,537

109,948

111,539

112,379

112,640

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

102

Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan


berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk yang dihitung
berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik rumah sakit umum maupun rumah sakit
khusus. Pada tahun 2000 2004, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif
tidak berubah, yaitu berkisar antara 60 62 per 100.000 penduduk atau rata-rata setiap
tempat tidur rumah sakit melayani 1.641 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit dan
rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.9 di bawah
ini.

140,000

65

135,000

63

130,000

61

125,000

59

120,000

57

115,000

2000

2001

2002

2003

2004

55

Rasio TT RS per 100.000


Penduduk

Jumlah Tempat Tidur RS

GAMBAR 5.9
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004

Jumlah TT RS 125,504 127,588 130,214 131,129 132,231


60.97

Rasio TT

61.22

61.71

61.17

60.92

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan
kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dari tahun ke tahun
cenderung meningkat. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut
jenis tahun 1997 2004 disajikan pada Gambar 5.10 di bawah ini, sedangkan jumlahnya
menurut provinsi pada tahun 2001 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.11.

Jumlah Sarana Produksi

GAMBAR 5.10
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS TAHUN 1997 2004
1,200
1,000
800
600
400
200
0

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Industri Farmasi

235

205

195

198

205

226

229

295

Industri Obat Tradisional

77

79

87

93

81

86

86

89

Industri Kecil Obat Tradisional

559

608

722

872

794

811

1,130

1,134

Industri Alat Kesehatan

198

173

163

272

400

727

Industri Perbkl Kes RT

413

483

554

1,015

Industri Kosmetika

506

541

569

1 088

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data

103

Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997
2004 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi
pada tahun 2001 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.
GAMBAR 5.11
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS TAHUN 1997 2004
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

Pedagang Besar Farmasi

1,631

1,718

1,819

2,026

2,082

2,249

2,478

2,432

Apotek

6,903

7,467

7,794

6,196

6,391

7,767

8,364

8,456

Toko Obat

7,000

5,246

7,101

5,028

4,518

5,405

6,610

6,843

Penyalur Perbekalan Alkes

555

574

1,061

1,152

1,639

1,982

Subpenyalur Perbekalan Alkes

621

722

291

343

711

819

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

Di kabupaten/kota, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah


dikelola oleh unit pengelola obat, dahulu disebut sebagai gudang farmasi kabupaten.
Perkembangan jumlah unit pengelola obat (eks gudang farmasi) kabupaten/kota pada tahun
2001 2004 dapat dilihat pada Gambar 5.12 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut
provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.13.
GAMBAR 5.12
JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2001 2004
400

351
350

332
319
307

300

250

200
2001

2002

2003

Sumber: Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

104

2004

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat


Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di
masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat
Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya.
Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat.
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak,
keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare. Untuk memantau
perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama,
Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2004 jumlah
Posyandu sebanyak 238.699 buah. Jumlah Posyandu ini menurun dibandingkan jumlah
Posyandu tahun 2003, seperti terlihat pada Gambar 5.13 berikut ini.
GAMBAR 5.13
JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA
TAHUN 2000-2004
242221

245000
240000

238699
234526

234843

235000
230000
225000

220198

220000
215000
210000
205000
1999/2000

2001

2002

2003

2004

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,47 atau rata-rata pada tiap
desa/kelurahan terdapat 3-4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar
adalah di DKI Jakarta (13,41) dan DI Yogyakarta (12,27). Sedangkan rasio terkecil di Irian
NAD (0,86) dan Sulawesi Tenggara (1,20). Empat provinsi datanya tidak tersedia, yaitu
Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Irian Jaya Barat
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga
dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama,
Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Polindes
sebanyak 26.975 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,39. Rasio Polindes
terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kalimantan Barat (0,84), Kepulauan Riau (0,77)
dan NTB (0,67). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (di DKI Jakarta tidak ada Polindes),
Banten (0,03) dan Maluku (0,08).
105

Pos Obat Desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal
pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat. Pos Obat Desa ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat
perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun
2004, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 6.596 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan
adalah 0,10. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di NTB (0,27), Jawa Tengah
dan Sulawesi Tengah (masing-masing 0,25). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (tidak
ada POD), Bali (hanya terdapat 1 POD atau rasio 0,00) dan Maluku Utara (terdapat 2 POD
atau rasio 0,00). Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 5.14.
5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan
kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai
institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga
kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen
Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes.
Pada tahun 2004 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang
menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan,
Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro,
Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi
Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan
lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlah jurusan atau
program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan. Dari
199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (31,66%)
dan Kebidanan (23,62%), selebihnya adalah Gizi (11,56%), Kesehatan Lingkungan
(10,05%), Kesehatan Gigi (9,05%), Analis Kesehatan (6,03%), Farmasi (3,02%), Teknik
Elektro Medik (1,01%), Teknik Radio Diagnostik (1,01%), Fisioterapi (1,01%), Teknik Gigi
(0,50%), Analis Farmasi dan Makanan (0,50%), Okupasi Terapi (0,50%), dan Ortotik
Prostetik (0,50%). Jumlah institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan
provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.19.
Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 647
institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan (70,63%), sedangkan selebihnya
adalah jurusan Kefarmasian (11,28%), Keteknisian Medis (10,82%), Kesehatan Masyarakat
(2,94%), Keterapian Fisik (2,63%), dan Gizi (1,73%). Bila dilihat menurut kepemilikannya,
jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2004, 78,21% adalah milik swasta,
sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (15,76%), TNI/POLRI (5,26%), dan
Departemen Kesehatan (Pusat) (0,77%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat
mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah
institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status
kepemilikan pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.21.

106

B. TENAGA KESEHATAN
1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan
pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi
ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta
perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor
pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah data
PUPNS tahun 2003, data tenaga PTT, data SDM (Sumber Daya Manusia) di rumah sakit dan
data SDM di Puskesmas.
Berdasarkan jumlah PUPNS, PTT dan SDM rumah sakit swasta, jumlah SDM
kesehatan adalah 327.078 orang, terdiri dari 301.215 orang (92,09%) tenaga kesehatan dan
25.863 orang (7,91%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah SDM kesehatan
terbanyak adalah Jawa Tengah (62.837 orang), diikuti Jawa Timur (34.331 orang) dan Jawa
Barat (31.411 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah
Bangka Belitung (1.131 orang), Gorontalo (1.232 orang) dan Maluku Utara (1.794 orang).
Berdasarkan profesinya, dari 301.215 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 141.196
orang (46,9%) dan bidan 61.947 orang (20,6%). Jumlah dan persentase tenaga kesehatan
menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini.
TABEL 5.2
JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK
TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA
(DATA PUPNS, TENAGA PTT DAN TENAGA RUMAH SAKIT TAHUN 2003)
No.

Jenis Tenaga

23.904

7,93

Rasio per 100.000 penduduk


11.01

Dokter Gigi

7.324

2,43

3.37

Dokter Spesialis

9.377

3,11

4.32

Dokter Gigi Spesialis

607

0,20

0.28

Perawat

141.196

46,88

65.05

Perawat Gigi

5.796

1,92

2.67

Bidan

61.947

20,57

28.54

S1 Farmasi dan Apoteker

1.811

0,60

0.83

Analis Farmasi

948

0,31

0.44

10

Asisten Apoteker

7.714

2,56

3.55

11

Administrator Kesmas

7.778

2,58

3.58

12

Sanitarian

13.761

4,57

6.34

13

Gizi

6.857

2,28

3.16

14

Keterapian Fisik

1.433

0,48

0.66

15

Keteknisan Medis

10.762

3,57

4.96

Dokter Umum

Jumlah

Jumlah

Persentase

301.215

138.76

Jumlah penduduk Indonesia = 217.072.346 (Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004)


Sumber: Profil Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Indonesia 2004

107

Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk sebesar 138,76. Ini berarti bahwa
setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 138-139 tenaga kesehatan. Rasio masing-masing jenis
tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per
100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu masingmasing sebesar 65,05 per 100.000 penduduk dan 28,54 per 100.000 penduduk.
Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (60,123
orang), diikuti Jawa Timur (29,815orang) dan Jawa Barat (28,591orang). Sedangkan provinsi
dengan jumlah tenaga kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1,054 orang), Gorontalo
(1,147 orang) dan Maluku Utara (1,669 orang). Namun, jika dilihat rasio jumlah tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk, rasio tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta diikuti Papua
dan NAD dan terendah adalah Banten, Lampung dan Jawa Barat. Jumlah dan rasio tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun disajikan pada Gambar 5.15 berikut
ini. Sedangkan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.22.
GAMBAR 5.14
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2003

JATENG
JATIM
JABAR
DKI JAKARTA
SUMUT
SULSEL
NAD
SUMSEL
SUMBAR
PAPUA
RIAU
NTT
BALI
SULTENG
KALTIM
JAMBI
DIY
BANTEN
SULUT
KALSEL
KALTENG
NTB
SULTRA
LAMPUNG
KALBAR
BENGKULU
MALUKU
MALUT
GORONTALO
BABEL

60.123
29.815
28.591
26.991
22.065
11.535
11.299
9.314
8.463
7.174
7.095
6.530
6.142
5.659
5.492
5.236
4.953
4.924
4.845
4.512
4.425
4.317
4.211
3.897
3.443
3.252
3.042
1.669
1.147
1.054
0

5.000 10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.00065.00070.000

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

108

GAMBAR 5.15
RASIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
per 100.000 penduduk
DKI JAKARTA
PAPUA
NAD
MALUKU
SULTENG
SULUT
MALUT
KALTENG
SULTRA
KALTIM
JAMBI
SUMBAR
BENGKULU
JATENG
BALI
SUMUT
NTT
DIY
KALSEL
SULSEL
GORONTALO
SUMSEL
RIAU
BABEL
NTB
JATIM
KALBAR
JABAR
LAMPUNG
BANTEN

333
298
281
272
242
234
223
222
213
212
211
199
195
188
188
185
163
155
147
137
128
127
126
112
106
85
81
76
57
53

50

100
150
200
Indonesia (141per 100.000 penduduk)

250

300

350

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2003 sebanyak 145.009
orang, terdiri dari tenaga kesehatan 133.820 orang (92,28%) dan non tenaga kesehatan 11.189
orang (7,72%). Provinsi dengan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit terbanyak
adalah DKI Jakarta (25.672 orang) diikuti Jawa Timur (19.391 orang) dan Jawa Tengah
(18.761 orang). Sedangkan jumlah terendah adalah Provinsi Gorontalo, Maluku Utara, dan
Irian Jaya Tengah. Data SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit menurut profesi dan
provinsi disajikan pada Lampiran 5.23.
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2004 adalah 141.566 orang,
7.550 orang bekerja di Puskesmas induk dan 22.002 orang bertugas di Puskesmas Pembantu.
Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 8.934 orang (PNS maupun PTT).
Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.540, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2
orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 3.778 orang yang
berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 40.070 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 5-6 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 48.252 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas yaitu
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat gigi, Sanitarian,
Pelaksana gizi, Analis Medis, tidak terdapat di setiap Puskesmas. Data selengkapnya dapat
dilihat dalam Lampiran 5.24.
Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis dan provinsi (di luar tenaga kesehatan di Pusat)
tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.25. Sedangkan gambaran rasio dokter per 100.000
penduduk dapat dilihat pada gambar 5.16 dan rasio perawat/SKp (Sarjana Keperawatan) per
100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.17.
109

GAMBAR 5.16
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

GAMBAR 5.17
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004

2. Dokter, Dokter Gigi, dan Bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap


Dalam rangka memenuhi kebutuhan dokter di Puskesmas, sejak tahun 1991 telah
dilaksanakan pengangkatan dokter sebagai pegawai tidak tetap (dokter PTT). Sampai dengan
110

April 2004 penempatan dokter PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 36 angkatan.
Daerah penempatannya dikategorikan menjadi 3 wilayah, yaitu daerah biasa, daerah
terpencil, dan sangat terpencil. Namun sejak mulai angkatan ke-27, kebijakan kategori daerah
penempatan diserahkan kepada daerah.
Jumlah kumulatif penempatan dokter PTT mulai dari angkatan I (Agustus 2001)
sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004) sebanyak 33.419 orang. Provinsi yang paling
banyak penempatan dokter PTT adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi-provinsi baru, yaitu Provinsi Maluku Utara,
Gorontalo, dan Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT menurut provinsi dan
angkatan disajikan pada Lampiran 5.26.
Dokter PTT yang masih aktif sampai April 2004 jumlahnya 9.016 orang yaitu
angkatan XXVIII (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004). Sebanyak
5.705 orang (63,28%) ditempatkan di daerah biasa, 2.328 orang (25,82%) di daerah terpencil
dan 983 orang (10%) di daerah sangat terpencil. Provinsi dengan jumlah dokter PTT yang
masih aktif terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan yang
terendah adalah Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT yang masih
aktif menurut kriteria penempatan dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.27.
GAMBAR 5.18
JUMLAH DOKTER PTT YANG MASIH AKTIF
MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004
JATEN
JABA
JATI
SUMU
LAMPUN
JAMB
SULSE
NT
NA
RIA
NT
KALTI
KALSE
SUMSE
SUMBA
BANTE
SUL.TENGGA
BENGKU
PAPU
KALTEN
DI
KALBA
SULTEN
MALUK
DKI
SULU
BAGORONTA
MALUKU
BAL

100

379
345
334
329
324
308
303
294
290
271
252
228
225
203
199
187
143
142
129
110
104
79
73
66
64
0

200

446

400

605

600

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

111

895

683

800

100

120

Sebagaimana dokter PTT, untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter gigi di


Puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi, sejak tahun 1994 juga dilakukan
penempatan dokter gigi sebagai pegawai tidak tetap (dokter gigi PTT). Sampai dengan April
2004 penempatan dokter gigi PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 31 angkatan.
Jumlah kumulatif pengangkatan dokter gigi PTT mulai dari angkatan I sampai dengan
angkatan XXXI sebanyak 8.258 orang, terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu 1.147 orang,
Jawa Timur 985 orang dan Jawa Tengah 848 orang. Data selengkapnya disajikan pada
Lampiran 5.28.
Jumlah dokter gigi PTT yang masih aktif sampai dengan April 2004 sebanyak 2.854
orang, ditempatkan di daerah biasa 1.930 orang (67,62%), di daerah terpencil 763 orang
(26,74%) dan di daerah sangat terpencil 161 orang (5,64%). Provinsi dengan dokter gigi PTT
yang masih aktif terbanyak adalah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, sedangkan
yang terendah adalah Maluku Utara, Bangka Belitung dan Bali. Data selengkapnya disajikan
pada Lampiran 5.29.
GAMBAR 5.19
JUMLAH DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF
MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004
JATIM
JABAR
JATENG
SULSEL
SUMUT
BANTEN
RIAU
LAMPUNG
SUL.TENGGARA
NTT
SUMBAR
KALTIM
JAMBI
BENGKULU
KALSEL
DIY
MALUKU
KALBAR
SUMSEL
NTB
NAD
DKI JAKARTA
SULTENG
PAPUA
SULUT
KALTENG
BALI
GORONTALO
BA-BEL
MAL. UTARA

384
358
246
221
205
122
121
109
108
95
91
89
88
62
62
56
53
50
48
41
36
35
33
31
29
26
15
15
13
12
0

100

200

300

400

500

Sumber: Badan PPSDM, Depkes RI

Sementara itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan bidan khususnya untuk wilayah
perdesaan termasuk daerah terpencil dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
dan anak di daerah perdesaan juga dilaksanakan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap
(Bidan PTT) yang ditempatkan di desa. Perkembangan jumlah bidan sebagai pegawai tidak tetap
pada tahun 1999/2000 2002/2003 dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini, sedangkan
jumlahnya menurut provinsi pada tahun 1994 2003 disajikan pada Lampiran 5.30 dan Lampiran
5.31.

112

GAMBAR 5.20
JUMLAH BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP
TAHUN 1999/2000 2002/2003
50,000

40,000

37,319

35,164

33,430
30,096

30,000

20,000

10,000

0
1999/2000

2000/2001

2001/2002

2002/2003

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

3. Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan


Pada tahun 2001 2004, jumlah peserta didik pada semua institusi pendidikan tenaga
kesehatan (Diknakes) tidak banyak berubah. Jumlah peserta didik pada tahun 2001 sebanyak
133.243 orang yang terdiri atas peserta didik Poltekkes sebanyak 25.780 orang dan peserta
didik non Poltekkes sebanyak 107.463 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2002 sebanyak
124.043 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 26.684 orang dan peserta didik
non Poltekkes sebanyak 97.359 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2003 sebanyak
134.271 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 28.412 orang dan peserta didik
non Poltekkes sebanyak 105.859 orang. Jumlah peserta didik pada tahun 2004 sebanyak
146.220 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 36.387 orang dan peserta didik
non Poltekkes sebanyak 109.833 orang. Perkembangan jumlah peserta didik pada institusi
pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 2004 disajikan pada Gambar 5.21 di bawah
ini.
GAMBAR 5.21
JUMLAH PESERTA DIDIK PADA INSTITUSI DIKNAKES
TAHUN 2001 2004
200,000

150,000

100,000

50,000

2001

2002

2003

2004

Peserta didik NonPoltekkes

107,463

97,359

105,859

109,833

Peserta didik Poltekkes

25,780

26,684

28,412

36,387

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

113

Selanjutnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2003/2004 dan jumlah lulusan tahun
2003 di Poltekkes dan non Poltekkes menurut sekolah/jurusan/program studi lebih rinci dapat
dilihat pada Lampiran 5.32 dan Lampiran 5.33.
Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 2004 juga relatif tidak banyak berubah.
Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 sebanyak 42.057 orang yang terdiri atas lulusan
jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma III (JPTD-III) sebanyak 29.974 orang (71,27%),
jenjang pendidikan tinggi setingkat D-I (JPTD-I) sebanyak 167 orang (0,40%), dan jenjang
pendidikan menengah (JPM) sebanyak 11.916 orang (28,33%). Jumlah lulusan Diknakes
pada tahun 2002 sebanyak 44.057 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 32.021
orang (72,68%), JPTD-I sebanyak 257 orang (0,58%), dan JPM sebanyak 11.779 orang
(26,74%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2003 sebanyak 37.733 orang, yang terdiri atas
lulusan JPTD-III sebanyak 31.927 orang (84.61%), JPTD-I sebanyak 70 orang (0.19%), dan
JPM sebanyak 5736 orang (15.2%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2004 sebanyak
45.562 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 41.014 orang (90,02%), JPTD-I
sebanyak 87 orang (0,20%), dan JPM sebanyak 4.461 orang (9,79%). Perkembangan jumlah
lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 2004 disajikan pada Gambar
5.22 di bawah ini.
GAMBAR 5.22
JUMLAH LULUSAN INSTITUSI DIKNAKES
TAHUN 2001 2004
50,000
JPTD-III
41,014
JPTD-I

40,000

JPM
32,021

29,974

31,927

30,000

20,000
11,916

11,779

10,000

5,736

4,461

167

257

70

87

2001

2002

2003

2004

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

4. Produksi Tenaga Kesehatan dan Kebutuhan Tenaga kesehatan


Produksi tenaga kesehatan di Indonesia masih belum memenuhi kebutuhan, kecuali
untuk tenaga perawat. Produksi tenaga perawat gigi, sanitarian dan bidan tahun 2003 masingmasing hanya mencapai 11,48%,15,98% dan 18,21% dari kebutuhan tambahan tenaga tahun
2004. Untuk dokter umum, kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 telah terpenuhi 65,49%,
dokter gigi 49,77%, dokter spesialis 92,65%, apoteker 35,75%, asisten apoteker 40,80%,
tenaga gizi 32,82%, tenaga kesehatan masyarakat 28,32%. Untuk tenaga perawat, pada tahun
2003 dihasilkan 22.484 orang perawat atau 388,93% dari kebutuhan tambahan tenaga
perawat tahun 2004 yang hanya 5.781 orang. Data produksi tenaga kesehatan tahun 2003 dan
114

rencana kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
5.34.
Berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat 2010, telah disusun perkiraan kebutuhan
tenaga kesehatan per tahun, sehingga pada tahun 2010 target tersebut diharapkan tercapai.
Perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Lampiran 5.35.
5. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam
rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas
pelatihan pra/jabatan atau pra/tugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan
teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari
permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak
dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia.
Pada tahun 2004 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 9.461 orang, dengan
rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 978 orang (10,34%), Diklat Pimpinan sebanyak 343
orang (3,62%), Diklat Fungsional sebanyak 528 orang (5,58%), dan Diklat Teknis sebanyak
7.612 orang (80,46%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.23 berikut ini.

GAMBAR 5.23
PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI
PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2004

Pelatihan
Pimpinan
3.6%

Pelatihan
Fungsional
5.6%

Pelatihan
Teknis
80.5%

Pelatihan PraJabatan
10.3%

Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang


mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2004.

115

TABEL 5.3
JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI
BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 1999 2004

Jenis Pelatihan

1999
Jumlah

2000
%

Jumlah

2001
%

Jumlah

2002
%

Jumlah

2003
%

Jumlah

2004
%

Jumlah

Pelatihan Pra-Jabatan

5.196

17

4.368

25

2.465

22

206

5,5

428

4,8

978

10,3

Pelatihan Pimpinan

1.239

349

220

181

4,8

235

2,6

343

3,6

Pelatihan Fungsional

8.609

29

1.730

1.060

10

708

19,0

1.448

16,3

528

5,6

14.929

50

16.336

63

7.228

66

2.640

70,7

6.793

76,3

7.612

80,5

10.973 100

3.735

100

8.904

100

9.461

100

Pelatihan Teknis
Jumlah

29.973 100

22.783 100

Sumber : Pusdiklat, Depkes RI

Dari Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan
sejak tahun 2001. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes
milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat
Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan
Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2004 dapat pula dilihat pada Lampiran
5.36.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi
pembiayaan kesehatan di Indonesia, berikut ini uraian tentang pembiayaan kesehatan oleh
pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran Departemen Kesehatan (APBN) baik rutin
maupun pembangunan, alokasi anggaran bersumber APBN per kapita, dan alokasi APBD
Kabupaten/Kota untuk kesehatan, dan juga uraian mengenai pembiayaan kesehatan oleh
masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan
pemeliharaan kesehatan.
1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah
Berikut ini gambaran situasi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yang mencakup
anggaran Departemen Kesehatan baik rutin maupun pembangunan dan anggaran kesehatan
yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota.
Jumlah alokasi anggaran (rutin, pembangunan dan PHLN) Departemen Kesehatan
pada tahun 2004 sebesar 7.0122,54 milyar rupiah sedangkan realisasinya sebesar 3.827,71
milyar rupiah.
Anggaran rutin dialokasikan sebesar 1.372,51 milyar rupiah, sedangkan realisasinya
sebesar 1.436,45 milyar rupiah (105%).

116

GAMBAR 5.24
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN RUTIN DEPKES
TAHUN 2000 2004
Ribuan rupiah
3,000,000,000
2,500,000,000
2,000,000,000
1,500,000,000
1,000,000,000
500,000,000
0

2000

2001

2002

Alokasi

1,380,694,850

1,511,095,708

989,069,545

2003

1,372,514,222

2004

Realisasi

1,950,127,181

2,613,060,056

938,407,224

1,436,450,393

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Pada tahun 2004, jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan sebesar
1.372,51 milyar rupiah. Alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (922,13 milyar
rupiah), Badan PPSDM Kesehatan (192,03 milyar rupiah), dan Ditjen Pelayanan Medik
(147,81 milyar rupiah). Sedangkan yang terendah adalah untuk Ditjen Pelayanan
Kefarmasian dan Alkes (7,87 milyar rupiah), Inspektorat Jenderal (10,54 milyar rupiah), dan
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (18,82 milyar rupiah).
Dari jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar
itu, telah berhasil digunakan (realisasi) sebesar 1.436,45 milyar rupiah atau sebesar 104,7%.
Persentase realisasi terbesar adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(129,5%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (117,5%), dan Inspektorat Jenderal (111,4%).
Sedangkan yang terkecil adalah Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen PPMPL (96,1%).
Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut unit kerja pada tahun
2004 disajikan pada Lampiran 5.37.
Pada periode tahun 2000 2004, jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen
Kesehatan (yang terdiri atas rupiah murni dan PHLN) baik yang dikelola oleh unit pusat
maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi sebagai dana dekonsentrasi, cenderung
meningkat yaitu dari 1.532,62 milyar rupiah pada tahun 2000 menjadi 1.841,28 milyar rupiah
pada tahun 2001 atau naik sebesar 20,14%, naik lagi menjadi 2.451,85 milyar rupiah pada
tahun 2002 atau naik sebesar 33,16%, dan kemudian menjadi 5.138,55 milyar rupiah pada
tahun 2003 atau naik sebesar 109,58%, dan pada tahun 2004 juga sedikit turun menjadi
4.784,19 milyar rupiah atau turun sebesar 6,9%. Sedangkan realisasinya pada tahun 2000
sebesar 853,05 milyar rupiah (55,7%), pada tahun 2001 sebesar 966,04 milyar rupiah
(52,1%), pada tahun 2002 sebesar 2.287,13 milyar rupiah (93,3%), pada tahun 2003 sebesar
4.290,4 milyar rupiah (83,5%), dan pada tahun 2004 sebesar 3.767,26 milyar rupiah (78,7%).
Alokasi dan realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan dapat dilihat pada
Gambar 5.25 di bawah ini.

117

GAMBAR 5.25
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES
TAHUN 2000 2004
6,000,000,000

Ribuan rupiah

5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0

2000

2001

2002

2003

2004

Alokasi

1,532,617,719

1,853,250,242

2,451,846,085

5,138,546,085

4,784,192,194

Realisasi

853,050,987

966,038,873

2,287,134,804

4,290,402,595

3,767,260,566

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Dari jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004
sebesar 4.784,19 milyar rupiah, alokasi terbesar adalah untuk Program Upaya Kesehatan
(4,200,59 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil untuk Program Obat, Makanan dan
Bahan Berbahaya (11,97 milyar rupiah). Persentase realisasi anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 78,7%, dengan persentase realisasi terbesar
adalah Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya (98,7%), Program Upaya Kesehatan
(81,6%), dan Program Perbaikan Gizi (68,6%), sedangkan yang terkecil adalah Program
Sumber Daya Kesehatan (49%) dan Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan
Pemberdayaan Masyarakat (52,3%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen
Kesehatan menurut program pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.38.
Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen
Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat sebesar 2.228,06 milyar rupiah pada tahun
2004, alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (1.306,79 milyar rupiah), Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (525,97 milyar
rupiah), dan untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (167,58 milyar rupiah),
sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan (11,97 milyar rupiah), sedangkan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (26,96 milyar rupiah), dan untuk Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (76,5 milyar rupiah). Persentase anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat pada tahun 2004 sebesar 87,4%,
dengan persentase realisasi terbesar adalah Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (98,7%),
Sekretariat Jenderal (91,4%), dan Ditjen Pelayanan Medik (90,9%), sedangkan yang terkecil
adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (54%), Ditjen Bina Kesehatan
Masyarakat (63,4%), dan Badan PPSDM Kesehatan (69%). Alokasi dan realisasi angagaran
rutin Departemen Kesehatan menurut Eselon I Pusat pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 5.39.
Untuk daerah, data terakhir adalah data tahun 2003. Pada tahun 2003 alokasi terbesar
adalah untuk Provinsi Jawa Timur (223,58 milyar rupiah), Jawa Tengah (191,71 milyar
rupiah), dan untuk Jawa Barat (189,6 milyar rupiah). Sedangkan alokasi terkecil adalah untuk
Provinsi Banten (45 milyar rupiah), Maluku Utara (45,03 milyar rupiah), dan untuk
Kepulauan Bangka Belitung (47,4 milyar rupiah). Realisasi anggaran pembangunan yang
dialokasikan ke daerah pada tahun 2003 sebesar 80,41%. Provinsi dengan realisasi anggaran
118

terbesar adalah Provinsi Banten (99,88%), Maluku Utara (99,49%), dan Jambi (99,37%).
Sedangkan realisasi terkecil adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (40,11%), Bali (50,32%),
dan Jawa Timur (64,24%). Realisasi anggaran pembangunan menurut provinsi pada tahun
2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.40. Perkembangan alokasi anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.26 di bawah ini.
GAMBAR 5.26
ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES
MENURUT PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2000 2004
Ribuan rupiah
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0

2000

2001

2002

2003

2004

Daerah 789,402,923 1,081,510,18 1,010,677,64 2,477,564,59 Tdk ada data


Pusat

743,214,796 759,768,930 1,441,168,43 2,660,981,48 2,228,061,74

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Sesungguhnya salah satu indikator yang cukup sensitif untuk mengetahui situasi
pembiayaan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan per kapita, namun sampai saat ini data
pembiayaan kesehatan per kapita sangat sulit diperoleh, karena melibatkan data pembiayaan
dari berbagai sumber seperti pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan masyarakat. Data yang
tersedia adalah alokasi anggaran pembangunan kesehatan per kapita per tahun yang dihitung
berdasarkan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan untuk pusat dan untuk
daerah (dana dekonsentrasi), tidak termasuk anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD
provinsi dan APBD kabupaten/kota. Pada tahun 2000 alokasi anggaran pembangunan
bersumber APBN per kapita per tahun hanya 7.450 rupiah, untuk tahun 2001 hanya 8.840
rupiah, untuk tahun 2002 hanya 11.620 rupiah, dan untuk tahun 2003 hanya 23.970 rupiah.
Alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita tahun 2000 2003 dapat dilihat
pada Gambar 5.27 berikut ini.
GAMBAR 5.27
ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN BERSUMBER APBN PERKAPITA
TAHUN 2000 2003
30,000
23,970
25,000
20,000
15,000
10,000

11,620
7,450
4,088

5,000
0
2000

2001

2002

119

2003

Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Kesehatan dengan seluruh
Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa pemerintah daerah akan mengalokasikan
15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatan. Walaupun sampai saat ini data mengenai
alokasi biaya kesehatan di kabupaten/kota secara lengkap relatif sulit dapat diperoleh, namun
demikian berdasarkan hasil pengumpulan data sumber daya dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, menunjukkan bahwa persentase APBD untuk kesehatan terhadap total
APBD kabupaten/kota untuk tahun 2001 2003 relatif tidak banyak berubah dan masih
terlalu kecil bila dibandingkan dengan alokasi yang telah disepakati, yaitu berkisar antara
1,3% 8%. Persentase APBD untuk kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota menurut
provinsi tahun 2001 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.41.
2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat
Untuk melihat gambaran biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut
jenis biayanya, biaya kesehatan dikelompokkan ke dalam biaya pengobatan tradisional, biaya
mengobati sendiri, dan biaya produk dan jasa kesehatan lainnya. Untuk pengobatan
tradisional, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga untuk
adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 5.871,02), Jambi (Rp. 3.791,70), dan Bali (Rp. 3.710,31),
sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Gorontalo (Rp. 849,68), Papua (Rp. 904,53), dan
Nusa Tenggara Barat (Rp.1.137,08). Untuk mengobati sendiri, rata-rata tertinggi besarnya
biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi Maluku Utara (Rp.
12.857,14), Papua (Rp. 10.251,98), dan DKI Jakarta (Rp. 8.860,30), sedangkan yang terendah
adalah di Provinsi Bengkulu (Rp. 4.051,99), Sulawesi Selatan (Rp. 4.136,14), dan Nusa
Tenggara Timur (Rp. 4.442,28). Untuk biaya produk dan jasa kesehatan lainnya, rata-rata
tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi DKI
Jakarta (Rp. 7.647,98), Papua (Rp. 6.441,40), dan Jambi (Rp. 4.445,97), sedangkan yang
terendah adalah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Rp. 375,19), Sulawesi Selatan (Rp. 407,45),
dan Gorontalo (Rp. 526,18). Rata-rata besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah
tangga menurut provinsi, jenis biaya kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 5.42.
Persentase rumah tangga menurut sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan
kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.43,
Lampiran 5.43.a, dan Lampiran 5.43.b.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya,
sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
masyarakat. Tingkat kesertaan masyarakat dalam upaya jaminan pemeliharaan kesehatan selama
beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 5.28 berikut ini.

120

GAMBAR 5.28
PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN
TAHUN 1993, 2001 - 2004
100
80
60
40
20
0

1993

2001

2002

2003

2004

Non JPK

84.5

79.8

78.9

76.4

73.7

JPK

15.5

20.2

21.1

23.6

26.3

Sumber: - data 1993, Laporan Bank Dunia


- data 2001, Hasil analisis lanjut data SUSENAS
- data 2002-2004, Laporan Dinkes Provinsi

Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan


kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.44.
Pada saat ini berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan pra upaya, yaitu Dana
Sehat, Asuransi Kesehatan (Askes), Asuransi Tenaga Kerja (Astek)/Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), dan asuransi
kesehatan lainnya, serta Kartu Sehat untuk penduduk miskin. Perkembangan kepesertaan
masyarakat dalam jaminan pemeliharaan kesehatan pada tahun 2002 2004 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini. Rincian distribusi kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.45.
GAMBAR 5.29
PERSENTASE KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
TAHUN 2002 2004
14
12

10
8
6
4
2
0

Askes

Jamsostek

Dana Sehat

JPKM

Kartu Sehat

Lain-lain

2002

7.15

1.75

1.07

1.09

9.45

0.57

2003

7.19

3.59

2.18

1.04

8.31

1.3

2004

7.0

2.5

1.5

1.03

12.6

2.3

Sumber: Laporan Dinkes Provinsi

121

BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara tergabung dalam sebuah
perkumpulan antar negara yang biasa dikenal dengan Association of South East Asian
Nations (ASEAN). Perkumpulan ini mulai terbentuk pada tahun 1967, yang pada awalnya
hanya terdiri dari lima negara dan saat ini sudah berkembang menjadi sepuluh negara anggota
di dalamnya. Di antara ke-sepuluh negara anggota ASEAN ada yang termasuk dalam
kategori negara maju sedangkan secara umum anggota lainnya termasuk ke dalam kategori
negara berkembang.
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data yang disampaikan dalam WHO Health Report 2005, tercatat
bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota
ASEAN. Vietnam merupakan negara berpenduduk terbanyak kedua di ASEAN dengan
jumlah sekitar 81 juta jiwa dan yang paling sedikit penduduknya adalah Brunei Darussalam
(sekitar 358 ribu jiwa). Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduknya,
Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu sekitar 6.004 penduduk per km2,
kemudian Philipina dengan 270 penduduk per km2 dan terakhir adalah Laos (24 penduduk
per km2).
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Selama kurun waktu 1993 2003, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di
antara negara anggota ASEAN terjadi di negara Kamboja dengan pertumbuhan sebesar 2,7
%. Sementara itu, meski Singapura tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi ternyata laju
pertumbuhan penduduknya pun merupakan tertinggi kedua di antara negara ASEAN (2,6%).
Untuk kurun waktu tersebut, Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 1,4 persen,
sedangkan yang terendah terjadi di Thailand dengan angka sebesar 1,1 persen.
3. Penduduk Menurut Kelompok Usia
Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok usia 014 tahun untuk keadaan
tahun 2003, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar dengan kelompok usia
tersebut, masing-masing adalah 44,1% dan 42%. Sementara itu di Indonesia sebesar 29,7%,
sedangkan Thailand dan Singapura merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok
usia 0 14 tahun terendah, masing-masing 21,3% dan 20,8%.

122

Keadaan sebaliknya terjadi pada persentase penduduk usia 65 tahun ke atas, dimana
Singapura dan Thailand yang terbesar (masing masing 7,7% dan 6,6%). Sedangkan di
Indonesia sebesar 5% dan terendah adalah Brunei Darussalam yaitu 2,4%.
GAMBAR 6.1
RASIO BEBAN TANGGUNGAN TAHUN 2003

82

Laos

80

Kamboja
66

Philipina
60

Malay sia
My anmar

58

Viet Nam

57
53

Indonesia
50

Brunei Darussalam
46

Thailand
40

Singapura
0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Persentase

Sumber: WHO Health Report 2005

Persentase penduduk kelompok usia 0 14 tahun dan kelompok usia 65 tahun ke atas
tersebut memberikan pengaruh pada Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio). Negaranegara ASEAN dengan rasio beban tanggungan tertinggi adalah Laos (82%) dan Kamboja
(80%). Singapura merupakan negara dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan
untuk Indonesia angka tersebut sebesar 53%.
4. Angka Kesuburan Wanita
Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) di negara-negara ASEAN
pada tahun 2003 menurut WHO dalam WHO Health Report 2005, yang tertinggi terdapat di
Negara Philipina dengan angka 5,9 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut ratarata memiliki anak 5 sampai dengan 6 orang selama hidupnya, sedangkan Angka Kesuburan
Wanita yang terendah terdapat di Negara Singapura dengan angka 1,3 diikuti Thailand
dengan 1,9. Angka Kesuburan Wanita di Indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya berada di tingkat sedang dengan 2,3. Perbandingan Angka Kesuburan Wanita (Total
Fertility Rate) secara keseluruhan di berbagai negara ASEAN dapat di lihat pada lampiran
6.2.

123

GAMBAR 6.2
ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2003

Sumber: WHO Health Report 2005

5. Angka Kelahiran Kasar


Pada Gambar 6.3, dapat dilihat bahwa Angka Kelahiran Kasar tertinggi di kawasan
Asia Tenggara pada tahun 2003 masih diduduki oleh Laos dengan angka 35 dan diikuti oleh
Kamboja dengan angka 34, sedangkan Angka Kelahiran Kasar terendah terdapat di Singapura
dengan 10 kematian per 1.000 penduduk. Indonesia, Myanmar, Vietnam, Thailand, Filipina,
Malaysia, dan Brunei berada di tingkat sedang. Indonesia sendiri memiliki Angka Kelahiran
Kasar sebesar 21 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk.

124

GAMBAR 6.3
ANGKA KELAHIRAN KASAR TAHUN 2003

Sumber: SOWC UNICEF, 2005

6. Sosial Ekonomi
Salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi suatu
negara adalah Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita. Merujuk pada WHO, dalam
Human Development Report 2005, di antara negara-negara anggota ASEAN yang PNB-nya
paling tinggi pada tahun 2003 adalah Brunei Darussalam dengan US$ 24.100 kemudian
diikuti oleh Singapura dengan PNB sebesar US$ 21.230, sedangkan Indonesia berada di
urutan keempat dari bawah dengan US$ 810, setelah Myanmar, Kamboja, dan Laos dengan
PNB masing-masing US$ 220, US$ 310, dan US$ 320.
Dari peta di bawah ini dapat di lihat bahwa Brunei Darussalam dan Singapura berada
di tingkat negara dengan pendapatan tinggi (pendapatan di atas US$ 9.386), sedangkan
Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia berada di kelompok negara-negara dengan
125

pendapatan sedang (pendapatan berada di antara US$ 760 - US$ 9.386) dan Myanmar,
Vietnam, Laos, serta Kamboja berada di kelompok negara-negara dengan pendapatan
terendah (pendapatan kurang dari US$ 766).
GAMBAR 6.4
PENDAPATAN NASIONAL BRUTO/KAPITA TAHUN 2003

Sumber: Human Development Report 2005

7. Pembiayaan Kesehatan
Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis
pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran
Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan
Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah.
126

TABEL 6.1
INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH
DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

No

Negara

Persentase
Keseluruhan
Pengeluaran di Bidang
Kesehatan terhadap
Produk Domestik Bruto

Persentase
Pengeluaran
Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh Pengeluaran
di Bidang Kesehatan

Persentase
Pengeluaran Sektor
Swasta di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh
Pengeluaran di
Bidang Kesehatan

Persentase
Pengeluaran
Pemerintah di
Bidang Kesehatan
terhadap Seluruh
Pengeluaran
Pemerintah

2002

2002

2002

2002

Brunei Darussalam

3.5

78.2

21.8

4.7

Kamboja

12

17.1

82.9

18.6

Indonesia

3.2

36

64

5.4

Laos

2.9

50.9

49.1

8.7

Malaysia

3.8

53.8

46.2

6.9

Myanmar

2.2

18.5

81.5

2.3

Philipina

2.9

39.1

60.9

4.7

Singapura

4.3

30.9

69.1

5.9

Thailand

4.4

69.7

30.3

17.1

10

Vietnam

5.2

29.2

70.8

6.1

Sumber: WHO Health Report 2005

Pada tahun 2002, Kamboja merupakan negara yang persentase keseluruhan


pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB paling tinggi dengan 12% dikuti oleh
Thailand dan Singapura dengan masing-masing 4,4% dan 4,3%. Untuk persentase
pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran di bidang
kesehatan yang paling tinggi adalah Brunei Darussalam dengan 78,2% baru kemudian
Thailand dengan 69,7%, sedangkan yang paling rendah adalah Kamboja dengan 17,1%
diikuti oleh Myanmar dengan 18,5% dan secara otomatis persentase biaya yang dikeluarkan
oleh sektor swasta lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Indonesia sendiri termasuk negara yang persentase pengeluaran pemerintah di bidang
kesehatannya lebih rendah dibandingkan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh sektor
swasta dengan perbandingan 36:64.
Untuk indikator yang terakhir, yakni persentase pengeluaran pemerintah di bidang
kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah, negara yang persentasenya paling tinggi
adalah Kamboja dengan 18,6% dan diikuti oleh Thailand dengan 17,1%. Indonesia sendiri
persentase pengeluaran pemerintahnya di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran
127

pemerintah hanya 5,4% dan berada di urutan ke-empat terendah setelah Myanmar (2,3%),
Philipina (4,7%), dan Brunei Darussalam (4,7%).
B. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kematian Bayi
Berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The Worlds Children 2005, Angka
Kematian Bayi tertinggi pada tahun 2003 di antara negara-negara di ASEAN adalah Kamboja
diikuti dengan Laos dan Myanmar dengan AKB berturut-turut adalah 97, 82, dan 76 untuk
setiap 1.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah adalah Singapura dengan angka 3
untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Brunei Darussalam, dan Malaysia dengan
angka 5 dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB untuk Vietnam,
Thailand, Filipina, dan Indonesia berada di tengah-tengah AKB berturut-turut 19, 23, 27 dan
31 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 6.5
ANGKA KEMATIAN BAYI, 2003

Sumber: SOWC UNICEF, 2005

128

2. Angka Kematian Balita


Pada tahun 2003, Myanmar dan Kamboja berturut-turut merupakan negara dengan
Angka Kematian Balita tertinggi di antara negara-negara di ASEAN berdasarkan laporan
UNICEF dalam The State of The Worlds Children 2005. AKABA di kedua negara tersebut
berada pada angka di atas seratus, yakni 140 untuk Kamboja dan 107 untuk Myanmar,
sedangkan Laos menduduki urutan ketiga dengan AKABA sebesar 91 kematian untuk setiap
1.000 kelahiran hidup. Indonesia, Philipina, Thailand, dan Vietnam berturut-turut menduduki
peringkat ke 4, 5, 6, dan 7 dengan AKABA sebesar 41, 36, 26, dan 23. Sedangkan Singapura,
Malaysia, dan Brunei Darussalam merupakan negara-negara dengan AKABA terendah
dengan AKABA masing-masing sebesar 3, 6, dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran
hidup.
GAMBAR 6.6
ANGKA KEMATIAN BALITA, 2003

Sumber: SOWC UNICEF, 2005

129

3. Angka Kematian Kasar


Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2003 Laos merupakan negara
dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 12
diikuti oleh Myanmar CDR sebesar 11 untuk setiap 1.000 penduduk. Sementara itu, Vietnam,
Thailand, Indonesia dan Kamboja berada memiliki CDR sedang dengan range antara 6
sampai 10 kematian per 1.000 penduduk. Sedangkan Malaysia, Phlipina, Singapura masingmasing memiliki nilai CDR sebesar 5 dan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR terendah
dengan 3 kematian untuk setiap 1.000 penduduk.
GAMBAR 6.7
ANGKA KEMATIAN KASAR, 2003

Sumber: SOWC UNICEF, 2005

130

4. Usia Harapan Hidup


Pada tahun 2003, menurut WHO dalam WHO Health Report Tahun 2005, di antara
kesepuluh negara-negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan Usia
Harapan Hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi dengan 80 tahun,
diikuti oleh Brunei Darussalam darussalam dan Malaysia dengan masing-masing memiliki
Usia Harapan Hidup (UHH) sebesar 77 dan 72 tahun seperti terlihat pada gambar di bawah
ini. Negara yang memiliki Usia Harapan Hidup waktu lahir terendah adalah Kamboja dengan
54 tahun diikuti oleh Myanmar dan Laos dengan UHH 59 tahun. Sedangkan Indonesia berada
di urutan keempat terendah dengan 67 tahun.
5. Cakupan Imunisasi dan Vitamin A
Berdasarkan data yang didapatkan oleh UNICEF dalam WHO Health Report Tahun
2005, pada tahun 2003, Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan imunisasi
BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak paling tinggi dengan cakupan sebesar 99%,
sedangkan Laos merupakan negara dengan cakupan imunisasi BCG, DPT, Polio, dan
Campak paling rendah. Untuk Hepatitis B, negara yang cakupan imunisasinya terendah
adalah Philipina. Untuk Imunisasi BCG selain Brunei Darussalam yang cakupannya
mencapai 99%, Malaysia dan Thailand juga mencapai cakupan imunisasi BCG sebesar 99%,
sedangkan untuk imunisasi DPT selain Brunei Darussalam, Vietnam juga tercatat memiliki
cakupan imunisasi sebesar 99%. Indonesia sendiri, untuk cakupan imunisasi BCG berada
diurutan ke-empat terendah dengan 82%, untuk imunisasi DPT, Polio, dan Campak berada di
urutan ke-tiga terendah dengan 70% untuk DPT dan Polio, sedangkan untuk Campak
cakupan imunisasinya adalah 72%.
6. Sumber Air Bersih dan Sanitasi
Negara di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2002 yang memiliki persentase
tertinggi untuk cakupan penggunaan air bersih adalah Malaysia dengan 95% (di luar Brunei
Darussalam dan Singapura). Negara yang cakupan penggunaan air bersihnya paling rendah
adalah Kamboja dengan 34% diikuti oleh Laos dengan 43%, sedangkan Indonesia berada di
posisi tengah dengan cakupan penggunaan air bersih sebesar 78%.
Untuk cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat, Thailand merupakan negara yang
cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat tertinggi dengan 99%, sedangkan yang terendah
adalah Laos dengan hanya 24%. Indonesia sendiri masih berada di posisi tengah dengan 52%.

131

BAB VII
PENUTUP
Sesungguhnya data dan informasi sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan dan
perencana pembangunan kesehatan di segala tingkat administrasi. Profil Kesehatan Indonesia
ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap
provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil Kesehatan Indonesia
dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat digunakan untuk mengambil langkah
langkah perbaikan dari setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh
masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia ini adalah
berdasarkan pencapaian Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai penilaian kinerja kabupaten/kota di provinsi
masing-masing. Dengan adanya berbagai terobosan dalam rangka pengadaan data dan
informasi di setiap provinsi baik moril maupun materiil yang dilakukan Pusat Data dan
Informasi diharapkan Profil Kesehatan tahun-tahun yang akan datang dapat lebih cepat dan
tepat. Ada beberapa data dan informasi yang tidak termasuk dalam kedua indikator tersebut,
tetapi menjadi bencana nasional pada tahun 2004 juga telah kami sajikan data dan
informasinya untuk menambah kayanya penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini.
Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari
Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan
dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar
penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun
waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga
tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi
dapat tercapai.
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004, tak ada gading yang
tak retak walaupun masih jauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat
memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan untuk melihat seberapa jauh
perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap pembangunan kesehatan secara
menyeluruh.

***

132

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 1995. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 1995. BPS, Jakarta
___________. 2000. Gender Statistics and Indicators. BPS, Jakarta
___________. 2001. Indonesia, Laporan Pembangunan Manusia 2001, Menuju Konsensus
Baru: Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia. BPS-BappenasUNDP, Jakarta
___________. 2000. Indikator Kesejahteraan Anak 2000. BPS, Jakarta
___________. 2001. Indikator Kesejahteraan Anak 2001. BPS, Jakarta
___________. 2004. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta
___________. 2000. Penduduk Indonesia, Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. BPS, Jakarta
___________. 2002. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2001. BPS, Jakarta
___________. 2002. Statistik Indonesia 2002. BPS, Jakarta
___________. 2003. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta
___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta
___________. 2002. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta
___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta
___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro.
Calverton, Maryland, USA
___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC
Macro. Calverton, Maryland, USA

133

BPS, Depkes, dan Bank Dunia. 2003. Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah
Tangga 2003. BPS, Jakarta
BPS, Bappenas, dan UNDP. 2004. National Human Development Report 2004, The Economics
of Democracy, Financing Human Development in Indonesia. BPS, Jakarta
___________. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003. Depkes, Jakarta
___________. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota:
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003. Depkes,
Jakarta
___________. 2004. Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota: Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00SJ.SK.VI.1797. Depkes, Jakarta
___________. 2004. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1091/MENKES/SK/
X/2004. Depkes, Jakarta
___________. 2002. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional
(SIKNAS):
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
511/MENKES/SK/V/2002. Depkes, Jakarta
___________. 2005. Profil Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
2004. Ditjen PPM-PL, Jakarta
___________. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
2005
___________. 2005. Profil Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Indonesia 2004, Badan PPSDM, Depkes RI, Jakarta
___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan
Litbangkes, Jakarta
___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan
Litbangkes, Depkes RI, Jakarta
___________. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010: Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan RI. Depkes, Jakarta
___________. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Depkes, Jakarta
___________. 2001. Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan 2001-2004. Depkes, Jakarta
134

___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Data Susenas 2001: Status
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Kesehatan
Lingkungan. Badan Litbangkes, Jakarta
___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola
Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Badan Litbangkes, Jakarta
___________. 2004. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah Nomor 13 Tahun 2001. Depdagri-Otda, Jakarta
Departemen Dalam Negeri. 2003. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 A Tahun
2003 Tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. Depdagri, Jakarta
Departemen Dalam Negeri RI 2005, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005
tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Depdagri, Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi se Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Provinsi 2003. Dinkes Provinsi
Indonesia. 2001. Undang-undangan Nomor 25 Tahun 2001 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas) Tahun 2001-2004. Bappenas, Jakarta
SEAMIC. 2003. SEAMIC Health Statistic 2003. SEAMIC/IMFJ, Tokyo
UNICEF. 2004. The State of The Worlds Children 2004, Girls, Education and Development.
WHO. 2000. The World Health Report 1999. WHO-Geneva
___________. 2001. The World Health Report 2000. WHO-Geneva
___________. 2002. The World Health Report 2001. WHO-Geneva
___________. 2003. The World Health Report 2002. WHO-Geneva

***

135

Lampiran 2.1
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI
TAHUN 2004
Jumlah
No.

Provinsi*)

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Sumber

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Kabupaten

Kota

Kabupaten + Kota

Kecamatan

Kelurahan

Desa

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

17
18
12
9
9
10
8
8
6
4
1
16
29
4
29
4
8
7
15
10
13
11
9
6
9
20
8
4
5
7
6
19
8
349

4
7
7
2
1
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
2
1
2
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
1
2
1
1
91

21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440

241
326
158
124
76
149
73
164
36
41
44
568
564
78
654
130
56
100
194
149
93
119
122
105
99
244
117
46
44
57
45
173
74
5.263

: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005

Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan
**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)
Khusus untuk Provinsi NAD, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

112
547
256
190
117
294
123
164
54
105
267
547
744
47
785
144
89
91
299
80
133
121
177
253
133
616
271
83
47
32
80
81
41
7.123

5.853
4.924
634
1.236
1.072
2.428
1.071
1.967
266
144
5.231
7.817
391
7.682
1.340
602
711
2.300
1.409
1.179
1.835
1.201
984
1.369
1.964
1.342
364
312
842
676
2.506
1.154
62.806

Kelurahan + Desa
(9)

5.965
5.471
890
1.426
1.189
2.722
1.194
2.131
320
249
267
5.778
8.561
438
8.467
1.484
691
802
2.599
1.489
1.312
1.956
1.378
1.237
1.502
2.580
1.613
447
359
874
756
2.587
1.195
69.929

Lampiran 2.2
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK
MENURUT PROVINSI, PEBRUARI 2004

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004

Luas Wilayah (Km2)


(3)

51.937
73.587
42.899
94.560
53.437
93.083
19.789
35.384
16.171
664
34.597
32.549
3.186
47.922
8.651
5.633
20.153
47.351
146.807
153.564
43.546
230.277
15.273
63.678
62.365
38.140
12.215
46.975
30.895
365.466
1.890.754

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk per Km2

(4)

(5)

4.075.599
12.068.731
4.528.242
5.679.643
2.619.553
6.596.057
1.541.551
7.028.388
1.012.655
8.725.630
38.472.185
32.397.431
3.220.808
36.396.345
9.083.144
3.393.620
4.076.040
4.139.206
4.010.338
1.867.231
3.219.398
2.761.575
2.154.235
2.245.242
8.342.083
1.911.103
896.004
1.238.812
869.235
2.502.262
217.072.346

78
164
106
60
49
71
78
199
63
13.141
1.112
995
1.011
759
1.050
602
202
87
27
12
74
12
141
35
134
50
73
26
28
7
115

Lampiran 2.3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SERTA ANGKA BEBAN TANGGUNGAN PER PROVINSI
TAHUN 2004
No.

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

<4
(3)

352.493
1.286.239
464.769
620.383
248.348
578.431
149.963
640.694
105.801
709.642
3.486.197
2.737.737
224.643
2.860.764
871.924
314.085
435.543
514.048
405.848
170.085
321.713
280.266
185.535
265.285
840.135
229.226
95.398
147.645
101.010
240.403
19.884.253

5-9
(4)

479.573
1.376.628
507.357
659.301
287.420
719.371
169.155
755.291
93.540
691.059
4.005.017
3.032.124
230.690
3.189.236
1.084.774
298.059
437.578
534.984
464.797
227.149
329.392
297.388
212.191
246.905
935.975
231.533
103.329
157.196
105.980
321.678
22.184.670

Kelompok Umur (tahun)


10-14
15-49
(5)

479.214
1.408.862
494.925
576.960
276.256
748.100
172.883
797.350
105.631
691.346
4.083.414
3.275.325
241.659
3.147.126
1.025.384
268.813
480.263
471.443
450.035
211.933
332.172
272.794
202.756
230.947
910.225
226.450
97.216
145.558
99.862
289.627
22.214.529

(6)

2.238.073
6.499.220
2.328.053
3.303.591
1.501.148
3.733.418
883.581
3.873.145
566.340
5.506.296
21.299.306
17.387.608
1.784.158
20.237.176
5.189.553
1.889.922
2.146.112
2.033.204
2.210.660
1.070.879
1.839.747
1.639.549
1.197.194
1.239.450
4.368.661
1.005.595
490.828
634.571
463.950
1.468.488
120.029.476

50-64
(7)

383.424
1.056.505
468.673
398.453
226.918
596.606
115.313
667.295
104.362
882.352
3.929.630
3.846.299
432.970
4.599.830
695.715
414.745
404.536
399.928
355.378
140.081
298.249
213.828
245.251
192.104
892.317
157.918
82.015
103.781
69.793
159.082
22.533.351

65+
(8)

142.822
441.277
264.465
120.955
79.463
220.131
50.656
294.613
36.981
244.935
1.668.621
2.118.338
306.688
2.362.213
215.794
207.996
172.008
185.599
123.620
47.104
98.125
57.750
111.308
70.551
394.770
60.381
27.218
50.061
28.640
22.984
10.226.067

Total

Angka Beban
Tanggungan

(9)

(10)

4.075.599
12.068.731
4.528.242
5.679.643
2.619.553
6.596.057
1.541.551
7.028.388
1.012.655
8.725.630
38.472.185
32.397.431
3.220.808
36.396.345
9.083.144
3.393.620
4.076.040
4.139.206
4.010.338
1.867.231
3.219.398
2.761.575
2.154.235
2.245.242
8.342.083
1.911.103
896.004
1.238.812
869.235
2.502.262
217.072.346

55,47
59,73
61,91
53,42
51,59
52,33
54,33
54,80
50,98
36,58
52,49
52,57
45,27
46,54
54,34
47,25
59,80
70,12
56,29
54,19
50,58
49,00
49,35
56,84
58,57
64,25
56,41
67,78
62,86
53,74
52,26

Lampiran 2.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN, DAN PROVINSI
TAHUN 2004
No.

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Jambi

Sumatera Selatan

7
8

Laki-Laki

Perkotaan
Perempuan

Jumlah

Laki-Laki

Perdesaan
Perempuan

Jumlah

Laki-Laki

(3)

(4)

Perkotaan+Perdesaan
Perempuan
Jumlah

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

571.808

564.163

1.135.971

1.460.047

1.479.581

2.939.628

2.031.855

(10)

2.043.744

(11)

4.075.599

2.619.830

2.657.801

5.277.631

3.416.250

3.374.850

6.791.100

6.036.080

6.032.651

12.068.731

682.840

694.900

1.377.740

1.543.007

1.607.495

3.150.502

2.225.847

2.302.395

4.528.242

1.263.314

1.249.405

2.512.719

1.638.333

1.528.591

3.166.924

2.901.647

2.777.996

5.679.643

376.195

381.795

757.990

956.509

905.054

1.861.563

1.332.704

1.286.849

2.619.553

1.107.736

1.156.272

2.264.008

2.214.557

2.117.492

4.332.049

3.322.293

3.273.764

6.596.057

Bengkulu

220.975

224.258

445.233

565.001

531.317

1.096.318

785.976

755.575

1.541.551

Lampung

806.834

771.626

1.578.460

2.847.041

2.602.887

5.449.928

3.653.875

3.374.513

7.028.388

Kepulauan Bangka Belitung

220.086

209.237

429.323

302.907

280.425

583.332

522.993

489.662

1.012.655

10

DKI Jakarta

4.372.337

4.353.293

8.725.630

4.372.337

4.353.293

8.725.630

11

Jawa Barat

10.102.270

9.936.917

20.039.187

9.351.231

9.081.767

18.432.998

19.453.501

19.018.684

38.472.185

12

Jawa Tengah

6.605.986

6.762.770

13.368.756

9.578.265

9.450.410

19.028.675

16.184.251

16.213.180

32.397.431

13

DI Yogyakarta

928.547

961.211

1.889.758

655.874

675.176

1.331.050

1.584.421

1.636.387

3.220.808

14

Jawa Timur

7.511.563

7.731.346

15.242.909

10.469.700

10.683.736

21.153.436

17.981.263

18.415.082

36.396.345

15

Banten

2.515.606

2.403.928

4.919.534

2.091.989

2.071.621

4.163.610

4.607.595

4.475.549

9.083.144

16

Bali

875.203

853.968

1.729.171

837.527

826.922

1.664.449

1.712.730

1.680.890

3.393.620

17

Nusa Tenggara Barat

719.323

794.577

1.513.900

1.221.552

1.340.588

2.562.140

1.940.875

2.135.165

4.076.040

18

Nusa Tenggara Timur

335.858

345.154

681.012

1.714.075

1.744.119

3.458.194

2.049.933

2.089.273

4.139.206

19

Kalimantan Barat

547.352

537.088

1.084.440

1.511.501

1.414.397

2.925.898

2.058.853

1.951.485

4.010.338

20

Kalimantan Tengah

278.052

265.559

543.611

690.181

633.439

1.323.620

968.233

898.998

1.867.231

21

Kalimantan Selatan

597.636

620.035

1.217.671

999.912

1.001.815

2.001.727

1.597.548

1.621.850

3.219.398

22

Kalimantan Timur

779.021

728.237

1.507.258

658.146

596.171

1.254.317

1.437.167

1.324.408

2.761.575

23

Sulawesi Utara

417.307

407.395

824.702

680.711

648.822

1.329.533

1.098.018

1.056.217

2.154.235

24

Sulawesi Tengah

230.089

232.430

462.519

922.692

860.031

1.782.723

1.152.781

1.092.461

2.245.242

25

Sulawesi Selatan

1.220.522

1.278.482

2.499.004

2.880.165

2.962.914

5.843.079

4.100.687

4.241.396

8.342.083

26

Sulawesi Tenggara

203.892

212.240

416.132

745.671

749.300

1.494.971

949.563

961.540

1.911.103

27

Gorontalo

113.197

122.863

236.060

326.555

333.389

659.944

439.752

456.252

896.004

28

Maluku

168.176

175.465

343.641

450.068

445.103

895.171

618.244

620.568

1.238.812

29

Maluku Utara

116.160

112.282

228.442

323.476

317.317

640.793

439.636

429.599

869.235

30

Papua

317.274

290.358

607.632

998.157

896.473

1.894.630

1.315.431

1.186.831

2.502.262

46.824.989

47.035.055

93.860.044

62.051.100

61.161.202

123.212.302

108.876.089

108.196.257

217.072.346

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2004

Lampiran 2.5
JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Kabupaten Tertinggal

No.

Provinsi

Jumlah Kabupaten/Kota

(1)

(2)

(3)

(4)

21
25
19
17
10
14
9
10
7
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
28
10
5
8
8
29
440

16
6
9
3
2
6
8
5
3
0
2
3
2
8
2
1
7
15
9
7
2
3
2
9
18
8
4
7
6
26
199

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Jumlah

Sumber: Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal

Jumlah

(%)
(5)

76,19
24,00
47,37
17,65
20,00
42,86
88,89
50,00
42,86
0,00
8,00
8,57
40,00
21,05
33,33
11,11
77,78
93,75
75,00
50,00
15,38
23,08
22,22
90,00
64,29
80,00
80,00
87,50
75,00
89,66
45,23

Lampiran 2.6
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2004
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINSI )

No

Provinsi

(1)

(2)

Laki-laki
Jumlah
(dalam ribuan)
(3)

%
(4)

Perempuan
Jumlah
(dalam ribuan)
(5)

%
(6)

Laki-laki+Perempuan
Jumlah
(dalam ribuan)
(7)

%
(8)

Nanggroe Aceh Darussalam

583,8

28,81

573,4

28,14

1.157,2

28,47

Sumatera Utara

885,8

14,69

914,3

15,17

1.800,1

14,93

Sumatera Barat

234,2

10,66

238,2

10,37

472,4

10,46

Riau

382,2

13,19

362,2

13,05

744,4

13,12

Jambi

163,4

12,30

161,7

12,61

325,1

12,45

Sumatera Selatan

694,6

20,92

684,7

20,93

1.379,3

20,92

Bengkulu

176,3

22,44

168,8

22,35

345,1

22,39

Lampung

803,0

21,97

758,7

22,48

1.561,7

22,22

Kepulauan Bangka Belitung

46,5

8,90

45,3

9,26

91,8

9,07

10

DKI Jakarta

153,9

2,52

123,2

2,83

277,1

3,18

11

Jawa Barat

2.350,8

12,09

2.303,4

12,12

4.654,2

12,10

12

Jawa Tengah

3.425,5

21,15

3.418,3

21,07

6.843,8

21,11

13

DI Yogyakarta

301,1

19,01

315,1

19,26

616,2

19,14

14

Jawa Timur

3.577,2

19,89

3.735,3

20,28

7.312,5

20,08

15

Banten

401,2

8,71

378,0

8,44

779,2

8,58

16

Bali

115,9

6,78

116,0

6,92

231,9

6,85

17

Nusa Tenggara Barat

479,2

24,76

552,4

25,95

1.031,6

25,38

18

Nusa Tenggara Timur

572,2

27,94

579,9

27,78

1.152,1

27,86

19

Kalimantan Barat

283,5

13,77

274,7

14,07

558,2

13,91

20

Kalimantan Tengah

98,9

10,26

95,2

10,63

194,1

10,44

21

Kalimantan Selatan

113,6

7,12

117,4

7,25

231,0

7,19

22

Kalimantan Timur

159,9

11,17

158,3

12,00

318,2

11,57

23

Sulawesi Utara

101,3

9,24

90,9

8,62

192,2

8,94

24

Sulawesi Tengah

250,4

21,78

235,9

21,63

486,3

21,69

25

Sulawesi Selatan

620,4

15,15

621,1

14,66

1.241,5

14,90

26

Sulawesi Tenggara

209,4

22,06

209,0

21,74

418,4

21,90

27

Gorontalo

129,6

29,56

129,5

28,47

259,1

29,01

28

Maluku

199,3

32,28

198,3

31,99

397,6

32,13

29

Maluku Utara

55,3

12,60

52,5

12,24

107,8

12,42

30

Papua
Indonesia

501,6

38,18

465,2

39,25

966,8

38,69

18.070,0

16,61

18.076,9

16,72

36.146,9

16,66

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

Lampiran 2.7
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2004
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK MISKIN NASIONAL)

No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

Perkotaan
Jumlah
(dalam ribuan)

Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)

(3)

(4)

(5)

(6)

198,4
633,4
167,8
160,5
130,8
455,1
112,8
317,3
33,0
277,1
2.243,2
2.346,5
301,4
2.230,6
279,9
87,0
492,5
122,7
173,8
33,0
63,5
84,3
35,9
70,5
152,2
38,0
43,7
41,1
23,9
49,1
11.369,0

1,75
5,57
1,48
1,41
1,15
4,00
0,99
2,79
0,29
2,44
19,73
20,64
2,65
19,62
2,46
0,77
4,33
1,08
1,26
0,29
0,56
0,74
0,32
0,62
1,34
0,33
0,38
0,36
0,21
0,43
100,00

958,8
1.166,7
304,6
583,9
194,3
924,2
232,3
1.244,4
58,8
2.411,0
4.497,3
314,8
5.081,9
499,3
144,9
539,1
1.029,4
414,4
161,1
167,5
233,9
156,3
415,8
1.089,3
380,4
215,4
356,5
83,9
917,7
24.777,9

0,00
4,71
1,23
2,36
0,78
3,73
0,94
5,02
0,24
9,73
18,15
1,27
20,51
2,02
0,58
2,18
4,15
1,67
0,65
0,68
0,94
0,63
1,68
4,40
1,54
0,87
1,44
0,34
3,70
100,00

Perkotaan+Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(7)

1.157,2
1.800,1
472,4
744,4
325,1
1.379,3
345,1
1.561,7
91,8
277,1
4.654,2
6.843,8
616,2
7.312,5
779,2
231,9
1.031,6
1.152,1
558,2
194,1
231,0
318,2
192,2
486,3
1.241,5
418,4
259,1
397,6
107,8
966,8
36.146,9

%
(8)

3,20
4,98
1,31
2,06
0,90
3,82
0,95
4,32
0,25
0,77
12,88
18,93
1,70
20,23
2,16
0,64
2,85
3,19
1,54
0,54
0,64
0,88
0,53
1,35
3,43
1,16
0,72
1,10
0,30
2,67
100,00

Lampiran 2.8
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 200
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINS

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

Perkotaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(3)

198,4
633,4
167,8
160,5
130,8
455,1
112,8
317,3
33,0
277,1
2.243,2
2.346,5
301,4
2.230,6
279,9
87,0
492,5
122,7
143,8
33,0
63,5
84,3
35,9
70,5
152,2
38,0
43,7
41,1
23,9
49,1
11.369,0

%
(4)

17,58
12,02
12,28
6,44
17,34
20,13
25,43
20,17
7,73
3,18
11,21
17,52
15,96
14,62
5,69
5,05
32,66
18,11
13,29
6,13
5,28
5,63
4,37
15,33
6,11
9,21
18,63
11,99
10,50
7,71
12,13

Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(5)

958,8
1.166,7
304,6
583,9
194,3
924,2
232,3
1.244,4
58,8
2.411,0
4.497,3
314,8
5.081,9
499,3
144,9
539,1
1.029,4
414,4
161,1
167,5
233,9
156,3
415,8
1.089,3
380,4
215,4
356,5
83,9
917,7
24.777,9

Perkotaan+Perdesaan
Jumlah
%
(dalam ribuan)

(6)

(7)

32,66
17,19
9,67
18,36
10,46
21,33
21,16
22,81
10,06
13,08
23,64
23,65
24,02
11,99
8,71
21,09
29,77
14,15
12,20
8,33
18,68
11,76
23,33
18,65
25,39
32,70
39,86
13,10
49,28
20,11

1.157,2
1.800,1
472,4
744,4
325,1
1.379,3
345,1
1.561,7
91,8
277,1
4.654,2
6.843,8
616,2
7.312,5
779,2
231,9
1.031,6
1.152,1
558,2
194,1
231,0
318,2
192,2
486,3
1.241,5
418,4
259,1
397,6
107,8
966,8
36.146,9

(8)

28,47
14,93
10,46
13,12
12,45
20,92
22,39
22,22
9,07
3,18
12,10
21,11
19,14
20,08
8,58
6,85
25,38
27,86
13,91
10,44
7,19
11,57
8,94
21,69
14,90
21,90
29,01
32,13
12,42
38,69
16,66

Lampiran 2.9
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2002 - 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Diolah dari Susenas Kor 2004

2002

2003

2004

P1 (%)

P2 (%)

P1 (%)

P2 (%)

P1 (%)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

4,32
2,63
1,81
2,01
2,38
3,60
3,39
4,18
1,44
0,39
2,21
4,00
3,81
3,88
1,27
0,95
5,01
6,48
2,39
2,04
1,11
1,90
1,54
4,46
2,78
4,81
6,20
6,78
2,63
7,91
3,01

1,00
0,65
0,43
0,48
0,71
0,95
0,83
1,12
0,31
0,07
0,56
1,05
1,07
1,03
0,29
0,21
1,28
1,97
0,60
0,57
0,23
0,46
0,36
1,21
0,75
1,44
1,79
1,96
0,75
2,25
0,79

6,73
2,63
1,74
2,46
2,09
4,16
4,03
4,26
1,53
0,49
2,20
3,93
3,91
3,80
1,49
1,05
4,87
5,61
2,62
2,15
1,22
2,27
1,81
4,58
2,73
4,13
7,02
6,76
2,08
10,69
3,13

2,12
0,66
0,43
0,66
0,55
1,16
1,03
1,17
0,34
0,11
0,56
1,07
1,09
1,02
0,36
0,24
1,32
1,64
0,71
0,70
0,28
0,63
0,56
1,32
0,73
1,06
2,43
1,96
0,50
4,00
0,85

6,32
2,32
1,52
2,28
2,04
3,98
3,82
4,12
1,35
0,42
1,91
3,58
3,52
3,42
1,26
0,92
4,35
5,12
2,28
1,98
1,04
2,06
1,80
4,03
2,42
3,80
6,95
6,32
2,06
10,56
2,89

P2 (%)
(8)

1,98
0,59
0,37
0,70
0,54
1,09
0,98
1,12
0,31
0,09
0,48
0,97
0,96
0,92
0,30
0,21
1,16
1,48
0,60
0,68
0,24
0,60
0,54
1,14
0,63
0,98
2,32
1,82
0,45
5,01
0,78

Lampiran 2.10
JUMLAH KELUARGA MENURUT TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PROVINSI
(HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2004)
No
Kode
Prov

Provinsi

(1)

(2)

09
10
11
12
13
14
28

DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Banten

01
02
03
06
08
15
17
19
21
23
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
Lampung
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Bangka Belitung
Gorontalo

04
05
07
16
18
20
22
24
25
26
31
32
33

Riau
Jambi
Bengkulu
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Kepulauan Riau

JAWA BALI

LUAR JAWA BALI

LUAR JAWA BALI


NASIONAL
Sumber: BKKBN

Jumlah Keluarga Prasejahtera


Bukan
Jumlah
Alasan
Ekonomi

Jumlah
Kepala
Keluarga

Alasan
Ekonomi

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah Keluarga Sejahtera I


Bukan
Jumlah
Alasan
Ekonomi

Alasan
Ekonomi
(7)

(8)

(9)

Jumlah
Keluarga
Sejahtera II

Jumlah
Keluarga
Sejahtera III

Jumlah
Keluarga
Sejahtera III +

(10)

(11)

(12)

1.492.090
9.828.448
8.626.258
860.437
10.047.266
803.515
1.974.042

7.109
970.874
1.908.902
109.470
1.833.255
43.873
212.530

1.930
297.560
1.263.016
41.017
974.941
7.251
101.693

9.039
1.268.434
3.171.918
150.487
2.808.196
51.124
314.223

125.148
1.700.719
815.129
126.587
1.079.836
76.020
268.967

246.975
1.675.464
971.044
106.744
1.201.854
29.140
308.713

372.123
3.376.183
1.786.173
233.331
2.281.690
105.160
577.680

466.711
2.909.975
1.901.727
234.807
2.265.892
94.549
574.340

504.896
1.889.094
1.457.989
195.059
2.255.307
499.748
382.688

139.321
384.762
308.451
46.753
436.181
52.934
125.111

33.632.056

5.086.013

2.687.408

7.773.421

4.192.406

4.539.934

8.732.340

8.448.001

7.184.781

1.493.513

827.695
2.553.618
1.006.880
1.575.574
1.707.646
1.168.021
903.015
844.673
551.102
1.908.096
245.382
231.052

225.893
202.383
14.073
281.825
510.885
334.709
9.604
43.071
80.734
210.849
22.164
30.726

38.349
38.487
7.730
76.355
152.276
53.319
7.283
12.001
19.883
62.106
6.399
16.454

264.242
240.870
21.803
358.180
663.161
388.028
16.887
55.072
100.617
272.955
28.563
47.180

217.381
443.413
136.093
322.975
309.009
350.241
185.919
154.184
91.764
319.838
34.702
46.185

66.531
339.674
227.140
165.148
213.182
156.585
170.811
145.978
62.408
374.555
32.637
45.832

283.912
783.087
363.233
488.123
522.191
506.826
356.730
300.162
154.172
694.393
67.339
92.017

171.193
841.663
365.788
496.942
340.081
170.851
334.760
337.108
139.363
558.105
92.155
48.634

78.644
578.711
230.065
205.645
159.932
97.166
139.360
137.941
124.214
316.868
54.294
31.962

29.704
109.287
25.991
26.684
22.281
5.150
55.278
14.390
32.736
65.775
3.031
11.259

13.522.754

1.966.916

490.642

2.457.558

2.611.704

2.000.481

4.612.185

3.896.643

2.154.802

401.566

958.002
636.229
367.206
962.961
438.289
619.238
547.155
449.019
287.391
322.863
189.883
118.671
228.118

71.270
43.145
47.528
484.439
30.062
40.101
114.621
145.827
81.179
159.553
58.071
45.853
6.569

37.330
27.951
13.150
82.238
11.049
13.449
31.791
24.300
25.817
13.043
23.289
4.936
2.664

108.600
71.096
60.678
566.677
41.111
53.550
146.412
170.127
106.996
172.596
81.360
50.789
9.233

152.118
91.911
79.970
188.559
83.780
97.606
121.311
85.602
52.024
64.124
30.059
25.999
20.581

135.466
82.753
49.644
91.528
82.416
86.942
74.757
59.369
39.059
23.889
24.360
16.834
33.057

287.584
174.664
129.614
280.087
166.196
184.548
196.068
144.971
91.083
88.013
54.419
42.833
53.638

357.380
232.065
117.683
85.646
164.902
168.993
132.882
91.251
59.214
35.397
34.487
17.757
63.721

153.450
129.164
53.109
25.971
49.253
143.582
62.979
36.560
19.923
19.014
15.956
5.743
75.910

50.988
29.240
6.122
4.580
16.557
68.565
17.704
6.110
10.175
7.837
3.661
1.549
25.616

6.125.025
53.279.835

1.328.218
8.381.147

311.007
3.489.057

1.639.225
11.870.204

1.093.644
7.897.754

800.074
7.340.489

1.893.718
15.238.243

1.561.378
13.906.022

790.614
10.130.197

248.704
2.143.783

Lampiran 2.11
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+perdesaan

No.

Provinsi

(1)

(2)

Belum
kawin
(3)

Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(4)

(5)

(6)

Jumlah

Belum
kawin

(7)

(8)

Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)

(10)

(11)

Jumlah

Belum
kawin

(12)

(13)

Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)

(15)

(16)

Jumlah
(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

49,14

49,30

0,23

1,32

100,00

39,07

48,38

1,79

10,76

100,00

44,03

48,84

1,02

6,11

100,00

Sumatera Utara

46,29

51,65

0,39

1,66

100,00

39,19

51,45

1,28

8,09

100,00

42,71

51,55

0,84

4,90

100,00

Sumatera Barat

42,95

54,43

0,92

1,70

100,00

34,31

51,39

3,51

10,79

100,00

38,48

52,85

2,26

6,41

100,00

Riau

42,49

55,89

0,49

1,13

100,00

36,48

57,30

1,26

4,96

100,00

39,52

56,59

0,87

3,02

100,00

Jambi

40,69

57,27

0,54

1,50

100,00

31,85

59,41

1,67

7,08

100,00

36,33

58,32

1,10

4,25

100,00

Sumatera Selatan

42,38

55,44

0,56

1,61

100,00

35,27

56,32

1,28

7,13

100,00

38,85

55,88

0,92

4,36

100,00

Bengkulu

40,29

56,83

0,96

1,92

100,00

33,61

58,93

1,72

5,74

100,00

37,02

57,86

1,33

3,80

100,00

Lampung

42,31

55,50

0,65

1,55

100,00

31,65

59,90

1,44

7,01

100,00

37,20

57,61

1,03

4,16

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

42,81

54,66

0,87

1,67

100,00

32,30

57,56

2,13

8,01

100,00

37,69

56,07

1,48

4,76

100,00

10

DKI Jakarta

44,44

53,42

0,63

1,50

100,00

38,90

52,71

1,96

6,43

100,00

41,66

53,07

1,30

3,97

100,00

11

Jawa Barat

38,07

59,75

0,95

1,23

100,00

28,79

60,47

2,80

7,95

100,00

33,46

60,11

1,86

4,57

100,00

12

Jawa Tengah

38,18

58,98

0,74

2,10

100,00

27,75

58,78

2,26

11,21

100,00

32,93

58,88

1,50

6,69

100,00

13

DI Yogyakarta

40,55

56,44

0,54

2,47

100,00

31,44

55,37

2,01

11,18

100,00

35,90

55,89

1,29

6,92

100,00

14

Jawa Timur

35,06

61,88

0,94

2,12

100,00

24,41

60,17

2,66

12,76

100,00

29,63

61,01

1,82

7,55

100,00

15

Banten

42,17

56,27

0,56

1,01

100,00

33,43

57,23

2,50

6,84

100,00

37,85

56,74

1,52

3,89

100,00

16

Bali

34,77

62,09

0,64

2,50

100,00

27,81

63,55

1,15

7,49

100,00

31,31

62,82

0,90

4,98

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

39,23

57,65

1,11

2,01

100,00

32,18

54,57

4,72

8,53

100,00

35,48

56,01

3,03

5,48

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

44,15

52,53

0,39

2,93

100,00

37,74

52,03

1,75

8,48

100,00

40,87

52,27

1,09

5,77

100,00

19

Kalimantan Barat

44,40

52,93

0,52

2,15

100,00

34,93

56,71

1,30

7,06

100,00

39,81

54,76

0,90

4,53

100,00

20

Kalimantan Tengah

40,54

56,95

0,77

1,74

100,00

31,15

61,44

1,60

5,82

100,00

36,04

59,10

1,17

3,69

100,00

21

Kalimantan Selatan

38,27

58,97

1,23

1,52

100,00

30,11

57,42

2,77

9,70

100,00

34,13

58,19

2,01

5,67

100,00

22

Kalimantan Timur

41,77

56,21

0,66

1,36

100,00

32,75

60,74

1,62

4,89

100,00

37,47

58,37

1,12

3,04

100,00

23

Sulawesi Utara

37,42

59,88

0,66

2,04

100,00

29,42

61,90

1,22

7,46

100,00

33,49

60,87

0,94

4,70

100,00

24

Sulawesi Tengah

40,16

56,94

0,77

2,13

100,00

31,66

59,84

1,94

6,56

100,00

36,01

58,36

1,34

4,29

100,00

25

Sulawesi Selatan

42,99

53,57

1,05

2,39

100,00

36,74

51,01

2,56

9,69

100,00

39,76

52,25

1,83

6,16

100,00

26

Sulawesi Tenggara

41,76

56,21

0,61

1,42

100,00

34,32

56,43

1,83

7,42

100,00

37,99

56,32

1,23

4,47

100,00

27

Gorontalo

36,82

61,01

0,62

1,56

100,00

32,62

58,15

1,93

7,30

100,00

34,66

59,54

1,29

4,51

100,00

28

Maluku

44,35

52,62

0,41

2,63

100,00

39,58

51,34

1,87

7,21

100,00

41,93

51,97

1,15

4,95

100,00

29

Maluku Utara

41,07

55,93

0,86

2,14

100,00

34,97

56,78

2,14

6,11

100,00

38,02

56,35

1,50

4,12

100,00

30

Papua

40,87

56,63

0,54

1,96

100,00

31,60

62,88

1,23

4,29

100,00

36,45

59,61

0,87

3,07

100,00

39,80

57,66

0,76

1,77

100,00

30,85

57,71

2,27

9,17

100,00

35,31

57,68

1,52

5,48

100,00

Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.11.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

No.

Provinsi

(1)

(2)

Belum
kawin
(3)

Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
hidup
(4)

(5)

Cerai mati
(6)

Jumlah

Belum
kawin

(7)

(8)

Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)

(10)

(11)

Jumlah

Belum
kawin

(12)

(13)

Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)

(15)

(16)

Jumlah
(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

50,55

48,01

0,18

1,26

100,00

42,23

48,12

1,37

8,28

100,00

46,38

48,06

0,78

4,78

100,00

Sumatera Utara

48,37

50,05

0,41

1,17

100,00

42,07

49,16

1,38

7,39

100,00

45,18

49,60

0,90

4,32

100,00

Sumatera Barat

47,15

50,85

0,61

1,39

100,00

39,42

48,32

2,80

9,46

100,00

43,15

49,54

1,74

5,56

100,00

Riau

42,53

56,40

0,23

0,84

100,00

39,20

55,36

1,26

4,19

100,00

40,84

55,87

0,75

2,54

100,00

Jambi

43,41

55,50

0,22

0,88

100,00

37,06

54,90

1,31

6,73

100,00

40,21

55,20

0,77

3,83

100,00

Sumatera Selatan

45,58

52,68

0,54

1,20

100,00

40,85

50,46

1,04

7,65

100,00

43,15

51,54

0,80

4,51

100,00

Bengkulu

44,39

53,70

0,48

1,43

100,00

40,80

53,28

0,87

5,05

100,00

42,57

53,49

0,68

3,26

100,00

Lampung

44,82

53,40

0,59

1,19

100,00

35,84

55,19

1,46

7,50

100,00

40,42

54,28

1,02

4,28

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

44,34

53,11

0,83

1,72

100,00

33,96

55,83

1,46

8,75

100,00

39,27

54,44

1,14

5,15

100,00

10

DKI Jakarta

44,44

53,42

0,63

1,50

100,00

38,90

52,71

1,96

6,43

100,00

41,66

53,07

1,30

3,97

100,00

11

Jawa Barat

40,48

57,48

0,86

1,19

100,00

32,60

57,80

2,41

7,19

100,00

36,55

57,64

1,63

4,18

100,00

12

Jawa Tengah

40,74

56,48

0,69

2,09

100,00

31,73

54,90

2,12

11,25

100,00

36,14

55,68

1,42

6,76

100,00

13

DI Yogyakarta

45,24

51,89

0,51

2,36

100,00

37,17

50,94

1,79

10,10

100,00

41,12

51,40

1,16

6,31

100,00

14

Jawa Timur

38,88

58,52

0,79

1,81

100,00

29,27

56,48

2,44

11,82

100,00

33,97

57,48

1,63

6,92

100,00

15

Banten

43,31

55,57

0,32

0,80

100,00

35,57

57,16

2,03

5,23

100,00

39,50

56,35

1,16

2,98

100,00

16

Bali

36,01

61,42

0,66

1,92

100,00

30,37

62,12

1,35

6,15

100,00

33,21

61,76

1,00

4,03

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

41,64

55,47

1,11

1,79

100,00

34,74

52,26

4,71

8,29

100,00

37,99

53,77

3,01

5,22

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

50,43

48,07

0,22

1,28

100,00

45,68

47,25

0,91

6,16

100,00

48,02

47,65

0,57

3,75

100,00

19

Kalimantan Barat

46,43

51,15

0,65

1,78

100,01

38,57

52,49

1,14

7,80

100,00

42,53

51,81

0,89

4,76

100,00

20

Kalimantan Tengah

42,32

56,22

0,57

0,90

100,01

35,30

58,58

1,33

4,79

100,00

38,89

57,37

0,94

2,80

100,00

21

Kalimantan Selatan

39,78

58,11

1,02

1,10

100,00

33,20

55,45

2,42

8,92

100,00

36,41

56,75

1,74

5,10

100,00

22

Kalimantan Timur

43,59

55,07

0,45

0,89

100,00

35,60

58,19

1,59

4,63

100,00

39,73

56,58

1,00

2,70

100,00

23

Sulawesi Utara

38,38

58,66

0,58

2,37

100,00

32,66

58,16

1,19

7,99

100,00

35,51

58,41

0,89

5,19

100,00

24

Sulawesi Tengah

43,66

54,25

0,43

1,66

100,00

40,18

52,63

1,77

5,42

100,00

41,90

53,43

1,11

3,56

100,00

25

Sulawesi Selatan

47,49

50,42

0,73

1,36

100,00

42,07

47,60

2,09

8,23

100,00

44,69

48,96

1,43

4,92

100,00

26

Sulawesi Tenggara

45,82

53,26

0,30

0,62

100,00

42,34

51,57

1,19

4,90

100,00

44,03

52,39

0,75

2,83

100,00

27

Gorontalo

39,33

58,26

0,52

1,89

100,00

37,61

53,68

1,50

7,21

100,00

38,44

55,88

1,03

4,65

100,00

28

Maluku

46,91

51,39

0,50

1,20

100,00

43,20

48,27

2,34

6,19

100,00

44,99

49,78

1,45

3,78

100,00

29

Maluku Utara

44,07

51,63

0,98

3,32

100,00

39,65

52,55

1,75

6,05

100,00

41,88

52,08

1,36

4,67

100,00

30

Papua

41,62

57,08

0,29

1,01

100,00

34,17

61,54

0,94

3,35

100,00

38,06

59,21

0,60

2,13

100,00

42,20

55,65

0,67

1,49

100,00

34,63

54,90

2,07

8,40

100,00

38,38

55,27

1,37

4,98

100,00

Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.11.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

No.

Provinsi

(1)

(2)

Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup

Belum
kawin
(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah

Belum
kawin

(7)

(8)

Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)

(10)

(11)

Jumlah

Belum
kawin

(12)

(13)

Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)

(15)

(16)

Jumlah
(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

48,58

49,82

0,26

1,35

100,00

37,86

48,49

1,95

11,70

100,00

43,11

49,14

1,12

6,63

100,00

Sumatera Utara

44,62

52,94

0,38

2,06

100,00

36,82

53,32

1,20

8,66

100,00

40,71

53,13

0,79

5,37

100,00

Sumatera Barat

41,07

56,04

1,06

1,83

100,00

32,02

52,76

3,83

11,38

100,00

36,38

54,34

2,50

6,78

100,00

Riau

42,47

55,50

0,69

1,34

100,00

34,19

58,93

1,26

5,62

100,00

38,45

57,16

0,97

3,41

100,00

Jambi

39,61

57,97

0,67

1,75

100,00

29,63

61,33

1,82

7,22

100,00

34,73

59,61

1,23

4,42

100,00

Sumatera Selatan

40,74

56,87

0,58

1,82

100,00

32,09

59,65

1,41

6,84

100,00

36,51

58,23

0,99

4,27

100,00

Bengkulu

38,67

58,06

1,15

2,12

100,00

30,53

61,35

2,08

6,04

100,00

34,74

59,65

1,60

4,02

100,00

Lampung

41,60

56,09

0,67

1,64

100,00

30,40

61,30

1,43

6,87

100,00

36,27

58,57

1,03

4,13

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

41,66

55,82

0,89

1,63

100,00

31,05

58,86

2,63

7,45

100,00

36,50

57,30

1,74

4,46

100,00

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

35,48

62,20

1,04

1,28

100,00

24,58

63,41

3,22

8,79

100,00

30,10

62,80

2,12

4,98

100,00

12

Jawa Tengah

36,41

60,72

0,77

2,11

100,00

24,87

61,59

2,36

11,18

100,00

30,65

61,15

1,56

6,63

100,00

13

DI Yogyakarta

33,83

62,95

0,57

2,64

100,00

23,24

61,71

2,32

12,74

100,00

28,42

62,32

1,46

7,80

100,00

14

Jawa Timur

32,31

64,30

1,05

2,35

100,00

20,90

62,84

2,82

13,44

100,00

26,49

63,56

1,95

8,00

100,00

15

Banten

40,72

57,15

0,86

1,27

100,00

30,80

57,32

3,07

8,82

100,00

35,78

57,24

1,96

5,02

100,00

16

Bali

33,51

62,78

0,63

3,08

100,00

25,17

65,02

0,94

8,86

100,00

29,37

63,89

0,79

5,95

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

37,75

59,00

1,10

2,15

100,00

30,64

55,97

4,72

8,67

100,00

33,95

57,38

3,04

5,64

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

42,84

53,46

0,43

3,28

100,00

36,11

53,01

1,92

8,95

100,00

39,39

53,23

1,19

6,18

100,00

19

Kalimantan Barat

43,64

53,60

0,47

2,29

100,00

33,47

58,40

1,36

6,76

100,00

38,76

55,91

0,90

4,44

100,00

20

Kalimantan Tengah

39,81

57,26

0,85

2,09

100,00

29,33

62,68

1,71

6,27

100,00

34,83

59,84

1,26

4,07

100,00

21

Kalimantan Selatan

37,35

59,50

1,37

1,78

100,00

28,17

58,66

2,98

10,19

100,00

32,72

59,08

2,18

6,02

100,00

22

Kalimantan Timur

39,59

57,59

0,91

1,91

100,00

29,14

63,96

1,67

5,22

100,00

34,68

60,58

1,27

3,47

100,00

23

Sulawesi Utara

36,83

60,62

0,72

1,84

100,00

27,29

64,36

1,24

7,11

100,00

32,21

62,43

0,97

4,39

100,00

24

Sulawesi Tengah

39,27

57,63

0,86

2,25

100,00

29,28

61,85

1,98

6,88

100,00

34,44

59,67

1,40

4,49

100,00

25

Sulawesi Selatan

41,02

54,94

1,20

2,84

100,00

34,39

52,51

2,77

10,33

100,00

37,60

53,69

2,01

6,70

100,00

26

Sulawesi Tenggara

40,62

57,04

0,69

1,65

100,00

31,97

57,85

2,02

8,16

100,00

36,25

57,45

1,36

4,94

100,00

27

Gorontalo

35,90

62,02

0,65

1,43

100,00

30,73

59,84

2,09

7,34

100,00

33,25

60,90

1,39

4,46

100,00

28

Maluku

43,33

53,10

0,37

3,19

100,00

38,06

52,62

1,67

7,65

100,00

40,68

52,86

1,03

5,43

100,00

29

Maluku Utara

39,91

57,58

0,82

1,69

100,00

33,22

58,37

2,29

6,13

100,00

36,55

57,98

1,56

3,91

100,00

30

Papua

40,62

56,49

0,62

2,26

100,00

30,78

63,31

1,32

4,59

100,00

35,93

59,74

0,95

3,37

100,00

37,96

59,21

0,84

1,99

100,00

27,88

59,91

2,43

9,78

100,00

32,93

59,56

1,63

5,88

100,00

Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.12
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS,
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No

Provinsi

Huruf
Latin

(1)

(2)

(3)

Laki-laki
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(4)

(5)

Jumlah

Huruf
Latin

(6)

(7)

Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(8)

(9)

Jumlah

Huruf
Latin

(10)

(11)

Laki-laki+Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(12)

(13)

Jumlah
(14)

Nanggroe Aceh Darussalam

97,28

0,54

2,18

100,00

92,84

1,53

5,63

100,00

95,03

1,04

3,93

100,00

Sumatera Utara

98,28

0,18

1,54

100,00

95,18

0,47

4,34

100,00

96,72

0,33

2,95

100,00

Sumatera Barat

97,58

0,37

2,06

100,00

93,81

0,78

5,41

100,00

95,62

0,58

3,79

100,00

Riau

96,96

0,65

2,39

100,00

94,69

1,29

4,03

100,00

95,83

0,97

3,20

100,00

Jambi

96,80

1,26

1,94

100,00

91,80

2,51

5,69

100,00

94,33

1,88

3,79

100,00

Sumatera Selatan

97,13

0,48

2,40

100,00

93,76

0,99

5,25

100,00

95,46

0,73

3,81

100,00

Bengkulu

96,99

0,15

2,86

100,00

92,14

0,33

7,53

100,00

94,61

0,24

5,15

100,00

Lampung

95,32

0,94

3,75

100,00

89,99

1,42

8,59

100,00

92,76

1,17

6,07

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

95,93

0,43

3,64

100,00

90,92

0,81

8,27

100,00

93,49

0,62

5,90

100,00

10

DKI Jakarta

98,91

0,31

0,78

100,00

97,00

0,68

2,33

100,00

97,95

0,49

1,56

100,00

11

Jawa Barat

96,28

0,63

3,08

100,00

91,11

1,33

7,57

100,00

93,71

0,98

5,31

100,00

12

Jawa Tengah

92,52

0,52

6,96

100,00

82,75

0,83

16,42

100,00

87,60

0,68

11,72

100,00

13

DI Yogyakarta

92,20

0,36

7,43

100,00

81,07

0,48

18,45

100,00

86,52

0,42

13,06

100,00

14

Jawa Timur

90,23

1,19

8,57

100,00

79,26

1,65

19,10

100,00

84,63

1,42

13,94

100,00

15

Banten

96,03

0,86

3,10

100,00

91,06

1,43

7,51

100,00

93,58

1,14

5,28

100,00

16

Bali

92,01

0,38

7,61

100,00

81,01

0,19

18,80

100,00

86,54

0,29

13,17

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

84,18

1,86

13,96

100,00

72,80

2,01

25,20

100,00

78,12

1,94

19,94

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

89,10

0,23

10,67

100,00

84,31

0,23

15,45

100,00

86,65

0,23

13,12

100,00

19

Kalimantan Barat

93,18

0,72

6,10

100,00

83,83

1,33

14,84

100,00

88,65

1,02

10,33

100,00

20

Kalimantan Tengah

97,01

0,74

2,25

100,00

94,43

1,13

4,44

100,00

95,77

0,93

3,30

100,00

21

Kalimantan Selatan

96,99

0,51

2,49

100,00

91,47

1,80

6,73

100,00

94,19

1,17

4,64

100,00

22

Kalimantan Timur

96,86

0,32

2,82

100,00

93,07

0,62

6,31

100,00

95,05

0,47

4,49

100,00

23

Sulawesi Utara

99,17

0,09

0,74

100,00

98,81

0,22

0,98

100,00

98,99

0,15

0,86

100,00

24

Sulawesi Tengah

95,73

0,43

3,84

100,00

92,89

0,80

6,31

100,00

94,34

0,61

5,05

100,00

25

Sulawesi Selatan

87,43

1,20

11,37

100,00

82,04

1,70

16,26

100,00

84,65

1,46

13,90

100,00

26

Sulawesi Tenggara

93,39

1,29

5,33

100,00

87,06

1,98

10,96

100,00

90,17

1,64

8,19

100,00

27

Gorontalo

93,79

0,32

5,88

100,00

95,32

0,52

4,15

100,00

94,58

0,43

4,99

100,00

28

Maluku

98,65

0,24

1,11

100,00

97,09

0,23

2,68

100,00

97,86

0,23

1,91

100,00

29

Maluku Utara

97,27

0,33

2,41

100,00

93,00

0,57

6,43

100,00

95,14

0,45

4,41

100,00

30

Papua

80,99

0,26

18,75

100,00

70,81

0,35

28,84

100,00

76,14

0,30

23,56

100,00

93,96

0,70

5,34

100,00

87,13

1,17

11,71

100,00

90,53

0,93

8,53

100,00

Indonesia

`
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.12.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan

Laki-laki
No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Huruf

Huruf

Buta

Latin

lainnya

huruf

(3)

(4)

(5)

Jumlah
(6)

Laki-laki+Perempuan

Huruf

Huruf

Buta

Latin

lainnya

huruf

(7)

(8)

(9)

Jumlah
(10)

Huruf

Huruf

Buta

Latin

lainnya

huruf

(11)

(12)

(13)

(14)

Nanggroe Aceh Darussalam

98,84

0,13

1,03

100,00

96,38

0,80

2,82

100,00

97,60

0,47

1,93

Sumatera Utara

99,36

0,10

0,53

100,00

97,10

0,48

2,42

100,00

98,22

0,29

1,49

Sumatera Barat

99,11

0,11

0,78

100,00

98,22

0,23

1,55

100,00

98,65

0,17

1,18

Riau

98,90

0,12

0,98

100,00

97,74

0,18

2,08

100,00

98,31

0,15

1,54

Jambi

98,01

1,05

0,95

100,00

95,39

1,58

3,03

100,00

96,69

1,31

2,00

Sumatera Selatan

98,74

0,22

1,04

100,00

96,29

0,88

2,84

100,00

97,48

0,56

1,96

Bengkulu

99,07

0,93

100,00

97,27

0,20

2,53

100,00

98,16

0,10

1,74

Lampung

96,83

0,63

2,53

100,00

93,90

0,75

5,36

100,00

95,40

0,69

3,92
3,66

Kepulauan Bangka Belitung

97,53

0,35

2,12

100,00

93,74

0,99

5,27

100,00

95,68

0,66

10

DKI Jakarta

98,91

0,31

0,78

100,00

97,00

0,68

2,32

100,00

97,95

0,49

1,56

11

Jawa Barat

97,72

0,46

1,83

100,00

93,95

1,10

4,95

100,00

95,84

0,78

3,38

12

Jawa Tengah

95,15

0,39

4,46

100,00

86,79

0,52

12,70

100,00

90,89

0,45

8,66

13

DI Yogyakarta

95,72

0,13

4,14

100,00

87,34

0,30

12,36

100,00

91,44

0,22

8,34

14

Jawa Timur

95,54

0,72

3,74

100,00

87,89

1,30

10,81

100,00

91,63

1,02

7,35

15

Banten

97,51

0,42

2,07

100,00

93,84

0,68

5,47

100,00

95,71

0,55

3,74

16

Bali

95,15

0,21

4,64

100,00

87,58

0,21

12,22

100,00

91,39

0,21

8,40

17

Nusa Tenggara Barat

88,16

1,96

9,88

100,00

78,32

2,94

18,74

100,00

82,96

2,48

14,56

18

Nusa Tenggara Timur

97,67

0,05

2,28

100,00

94,97

0,13

4,90

100,00

96,30

0,09

3,61

19

Kalimantan Barat

95,13

0,74

4,13

100,00

87,75

1,03

11,23

100,00

91,47

0,88

7,64

20

Kalimantan Tengah

98,87

0,25

0,87

100,00

97,20

0,61

2,19

100,00

98,05

0,43

1,52

21

Kalimantan Selatan

98,64

0,21

1,15

100,00

95,33

1,38

3,28

100,00

96,95

0,81

2,24

22

Kalimantan Timur

98,71

0,14

1,15

100,00

96,28

0,32

3,40

100,00

97,53

0,23

2,24

23

Sulawesi Utara

99,43

0,02

0,55

100,00

99,04

0,24

0,71

100,00

99,23

0,13

0,63

24

Sulawesi Tengah

99,15

0,06

0,79

100,00

97,91

0,37

1,72

100,00

98,52

0,21

1,26

25

Sulawesi Selatan

95,34

0,43

4,23

100,00

91,44

0,94

7,63

100,00

93,32

0,69

5,99

26

Sulawesi Tenggara

98,02

0,19

1,80

100,00

94,39

0,65

4,96

100,00

96,14

0,43

3,43

27

Gorontalo

97,65

0,57

1,78

100,00

98,90

0,06

1,04

100,00

98,30

0,31

1,39

28

Maluku

98,61

1,39

100,00

98,00

0,03

1,97

100,00

98,29

0,02

1,69

29

Maluku Utara

99,14

0,29

0,57

100,00

95,42

1,50

3,08

100,00

97,30

0,89

1,81

30

Papua

98,67
97,01

0,05
0,43

1,28
2,56

100,00
100,00

97,52
92,16

0,22
0,85

2,26
6,99

100,00
100,00

98,12
94,56

0,13
0,64

1,75
4,79

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Jumlah

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.12.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan

No

Provinsi

Huruf
Latin

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

96,66
97,40
96,89
95,46
96,32
96,30
96,17
94,89
94,73
0,00
94,74
90,69
87,17
86,41
94,16
88,79
81,72
87,31
92,45
96,24
95,99
94,64
99,01
94,86
83,97
92,09
92,37
98,66
96,55
75,34
91,61

Laki-laki
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(4)

(5)

0,70
0,24
0,49
1,07
1,35
0,61
0,21
1,03
0,49
0,00
0,82
0,62
0,69
1,53
1,43
0,55
1,80
0,27
0,71
0,94
0,70
0,54
0,13
0,52
1,54
1,60
0,23
0,33
0,34
0,32
0,91

2,63
2,35
2,63
3,47
2,33
3,10
3,62
4,09
4,78
0,00
4,44
8,69
12,14
12,05
4,42
10,66
16,48
12,43
6,84
2,82
3,31
4,82
0,86
4,62
14,49
6,32
7,39
1,00
3,11
24,34
7,48

Jumlah

Huruf
Latin

(6)

(7)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

91,49
93,61
91,84
92,12
90,27
92,33
89,94
88,82
88,80
0,00
87,97
79,83
72,09
73,01
87,62
74,29
69,47
82,13
82,26
93,22
89,04
88,99
98,65
91,48
77,91
84,91
93,97
96,71
92,09
62,21
83,17

Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(8)

(9)

1,81
0,47
1,03
2,22
2,91
1,05
0,38
1,62
0,68
0,00
1,57
1,05
0,74
1,90
2,36
0,17
1,45
0,25
1,46
1,35
2,06
0,99
0,20
0,92
2,03
2,37
0,70
0,31
0,23
0,39
1,42

6,71
5,92
7,13
5,66
6,82
6,62
9,67
9,55
10,52
0,00
10,46
19,12
27,17
25,09
10,02
25,54
29,08
17,61
16,28
5,43
8,89
10,01
1,15
7,59
20,06
12,72
5,33
2,98
7,68
37,40
15,42

Jumlah

Huruf
Latin

(10)

(11)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

94,02
95,50
94,27
93,84
93,37
94,36
93,16
92,00
91,85
0,00
91,40
85,27
79,47
79,58
90,90
81,59
75,17
84,66
87,56
94,80
92,49
91,99
98,84
93,23
80,84
88,46
93,19
97,68
94,31
69,08
87,39

Laki-laki+Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(12)

1,26
0,36
0,77
1,63
2,11
0,82
0,29
1,31
0,58
0,00
1,19
0,84
0,72
1,72
1,89
0,36
1,61
0,26
1,07
1,14
1,39
0,75
0,16
0,72
1,80
1,99
0,47
0,32
0,28
0,35
1,16

(13)

4,71
4,14
4,96
4,53
4,52
4,82
6,55
6,69
7,57
0,00
7,41
13,89
19,81
18,70
7,21
18,05
23,22
15,08
11,37
4,06
6,12
7,26
1,00
6,06
17,37
9,55
6,33
2,00
5,40
30,56
11,45

Jumlah
(14)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.13
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No.

Provinsi

Tidak/Belum
Pernah
Sekolah

(2)

(3)

(1)

Masih Sekolah
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA

SD/MI
(4)

(5)

D-I/Univ.

(6)

(7)

Jumlah
yang Masih
Sekolah

Tidak
Bersekolah
Lagi

Jumlah

(8)

(9)

(10)

Nanggroe Aceh Darussalam

3,96

9,18

8,47

6,69

2,28

26,62

69,43

100,00

Sumatera Utara

2,49

9,08

7,96

6,24

1,22

24,50

73,02

100,00

Sumatera Barat

2,74

8,95

7,02

5,19

2,63

23,79

73,48

100,00

Riau

3,76

8,68

6,39

4,37

1,36

20,80

75,45

100,00

Jambi

4,56

8,62

6,69

4,19

1,01

20,51

74,94

100,00

Sumatera Selatan

3,67

8,73

6,99

4,35

1,31

21,38

74,95

100,00

Bengkulu

4,35

9,08

7,06

5,13

1,55

22,82

72,83

100,00

Lampung

5,48

9,10

6,86

3,64

0,84

20,44

74,07

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

6,32

7,81

5,91

4,25

0,29

18,26

75,42

100,00

10

DKI Jakarta

1,76

5,33

5,37

5,39

3,42

19,51

78,72

100,00

11

Jawa Barat

5,05

8,32

5,46

3,16

1,11

18,05

76,90

100,00

12

Jawa Tengah

10,38

7,38

6,04

3,55

1,06

18,03

71,58

100,00

13

DI Yogyakarta

12,25

4,74

5,24

4,60

7,90

22,48

65,26

100,00

14

Jawa Timur

12,73

6,43

5,04

3,21

1,26

15,94

71,34

100,00

15

Banten

5,50

9,47

6,66

4,03

1,36

21,52

72,98

100,00

16

Bali

13,41

5,89

4,71

3,72

1,24

15,56

71,03

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

19,82

9,47

6,48

3,88

0,98

20,81

59,37

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

11,34

11,37

5,29

3,01

0,86

20,53

68,13

100,00

19

Kalimantan Barat

10,35

10,24

6,07

3,56

0,79

20,66

68,98

100,00

20

Kalimantan Tengah

3,70

9,85

6,69

3,79

0,90

21,23

75,08

100,00

21

Kalimantan Selatan

4,52

8,41

5,62

3,29

1,09

18,41

77,07

100,00

22

Kalimantan Timur

3,89

7,56

6,64

5,03

1,54

20,77

75,34

100,00

23

Sulawesi Utara

0,37

5,75

6,14

4,42

1,85

18,16

81,47

100,00

24

Sulawesi Tengah

3,42

8,28

5,97

3,61

1,46

19,32

77,26

100,00

25

Sulawesi Selatan

12,95

8,43

5,73

3,68

1,85

19,69

67,36

100,00

26

Sulawesi Tenggara

8,72

9,09

7,70

4,16

1,55

22,50

68,79

100,00

27

Gorontalo

2,97

8,87

4,68

2,45

1,11

17,11

79,92

100,00

28

Maluku

1,71

9,40

8,26

5,93

1,65

25,24

73,06

100,00

29

Maluku Utara

3,71

10,08

6,96

4,53

1,31

22,88

73,41

100,00

30

Papua

22,52

10,79

5,87

3,52

0,55

20,73

56,75

100,00

7,92

7,94

5,99

3,89

1,44

19,26

72,83

100,00

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Lampiran 2.13.a
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

Masih Sekolah

Tidak/Belum
No.

Provinsi

Pernah

SD/MI

Sekolah
(1)

(2)

(3)

(4)

SLTP/

SMU/

MTs.

SMK/MA

(5)

D-I/Univ.

(6)

(7)

Jumlah

Tidak

yang Masih

Bersekolah

Sekolah

Lagi

(8)

(9)

Jumlah

(10)

Nanggroe Aceh Darussalam

1,70

7,64

8,41

7,83

4,87

28,75

69,55

100,00

Sumatera Utara

1,43

7,67

7,63

7,33

2,20

24,83

73,73

100,00

Sumatera Barat

0,60

7,21

7,04

7,12

6,63

28,00

71,40

100,00

Riau

1,56

6,83

5,66

5,39

2,57

20,45

78,00

100,00

Jambi

2,57

6,85

7,17

6,07

2,56

22,65

74,78

100,00

Sumatera Selatan

1,94

6,93

7,61

7,40

3,16

25,10

72,96

100,00

Bengkulu

1,47

7,16

8,10

8,11

4,28

27,65

70,87

100,00

Lampung

3,92

7,78

6,59

5,83

2,74

22,94

73,14

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

4,11

7,28

6,80

6,50

0,64

21,22

74,67

100,00

10

DKI Jakarta

1,76

5,33

5,37

5,39

3,42

19,51

78,72

100,00

11

Jawa Barat

3,37

7,72

5,98

4,19

1,83

19,72

76,92

100,00

12

Jawa Tengah

7,71

6,90

6,15

4,74

1,98

19,77

72,52

100,00

13

DI Yogyakarta

7,59

4,34

4,90

4,80

12,50

26,54

65,87

100,00

14

Jawa Timur

6,73

5,90

5,49

4,46

2,47

18,32

74,96

100,00

15

Banten

3,80

7,92

7,38

5,60

2,31

23,21

73,00

100,00

16

Bali

8,54

5,79

4,91

4,29

1,90

16,89

74,56

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

15,06

9,09

6,86

4,70

1,99

22,64

62,31

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

3,05

7,24

9,19

9,59

3,90

29,92

67,03

100,00

19

Kalimantan Barat

7,49

7,86

6,23

5,72

2,23

22,04

70,47

100,00

20

Kalimantan Tengah

1,70

7,87

7,56

6,47

2,55

24,45

73,86

100,00

21

Kalimantan Selatan

2,21

6,95

5,87

4,87

2,31

20,00

77,80

100,00

22

Kalimantan Timur

1,64

6,51

6,99

6,21

2,28

21,99

76,37

100,00

23

Sulawesi Utara

0,46

5,54

6,19

5,53

3,89

21,15

78,38

100,00

24

Sulawesi Tengah

0,83

7,12

6,99

7,73

5,25

27,09

72,08

100,00

25

Sulawesi Selatan

5,41

7,17

6,26

5,93

5,19

24,55

70,04

100,00

26

Sulawesi Tenggara

3,60

6,54

8,39

6,78

5,80

27,51

68,89

100,00

27

Gorontalo

0,49

6,29

6,46

4,45

3,03

20,23

79,29

100,00

28

Maluku

1,48

6,57

8,06

8,43

5,07

28,13

70,40

100,00

29

Maluku Utara

1,45

6,29

8,42

7,46

4,28

26,45

72,08

100,00

30

Papua

1,47

7,02

7,61

6,89

1,65

23,17

75,36

100,00

4,52

6,84

6,20

5,20

2,76

21,00

74,47

100,00

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Lampiran 2.13.b
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

No.

Provinsi

Tidak/Belum
Pernah
Sekolah

(1)

(2)

(3)

Masih Sekolah
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA

SD/MI
(4)

(5)

D-I/Univ.

(6)

(7)

Jumlah
yang Masih
Sekolah

Tidak
Bersekolah
Lagi

Jumlah

(8)

(9)

(10)

Nanggroe Aceh Darussalam

4,84

9,78

8,49

6,24

1,27

25,78

69,38

100,00

Sumatera Utara

3,34

10,23

8,22

5,36

0,41

24,22

72,43

100,00

Sumatera Barat

3,69

9,73

7,00

4,32

0,84

21,89

74,41

100,00

Riau

5,52

10,17

6,97

3,55

0,38

21,07

73,39

100,00

Jambi

5,38

9,34

6,49

3,41

0,37

19,61

75,00

100,00

Sumatera Selatan

4,61

9,71

6,65

2,69

0,31

19,36

76,03

100,00

Bengkulu

5,53

9,87

6,64

3,90

0,42

20,83

73,63

100,00

Lampung

5,94

9,48

6,94

3,01

0,30

19,73

74,33

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

7,97

8,21

5,24

2,57

0,02

16,04

75,98

100,00

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

6,89

8,98

4,89

2,03

0,34

16,24

76,88

100,00

12

Jawa Tengah

12,27

7,72

5,97

2,71

0,42

16,82

70,91

100,00

13

DI Yogyakarta

18,91

5,32

5,73

4,32

1,32

16,69

64,40

100,00

14

Jawa Timur

17,05

6,82

4,71

2,30

0,39

14,22

68,73

100,00

15

Banten

7,63

11,41

5,77

2,07

0,17

19,42

72,94

100,00

16

Bali

18,39

5,99

4,50

3,13

0,56

14,18

67,42

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

22,73

9,69

6,25

3,38

0,37

19,69

57,58

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

13,06

12,23

4,48

1,64

0,23

18,58

68,36

100,00

19

Kalimantan Barat

11,46

11,17

6,01

2,72

0,23

20,13

68,41

100,00

20

Kalimantan Tengah

4,54

10,69

6,32

2,65

0,20

19,86

75,60

100,00

21

Kalimantan Selatan

5,96

9,31

5,47

2,31

0,33

17,42

76,61

100,00

22

Kalimantan Timur

6,66

8,86

6,20

3,58

0,63

19,27

74,07

100,00

23

Sulawesi Utara

0,32

5,87

6,10

3,72

0,56

16,25

83,43

100,00

24

Sulawesi Tengah

4,11

8,59

5,70

2,51

0,45

17,25

78,64

100,00

25

Sulawesi Selatan

16,26

8,99

5,49

2,69

0,39

17,56

66,18

100,00

26

Sulawesi Tenggara

10,18

9,82

7,50

3,41

0,33

21,06

68,76

100,00

27

Gorontalo

3,90

9,83

4,01

1,70

0,40

15,94

80,16

100,00

28

Maluku

1,80

10,55

8,35

4,90

0,25

24,05

74,15

100,00

29

Maluku Utara

30

Papua
Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

4,57

11,52

6,40

3,42

0,18

21,52

73,91

100,00

29,27

12,00

5,32

2,44

0,20

19,96

50,78

100,00

10,56

8,79

5,81

2,87

0,40

17,87

71,55

100,00

Lampiran 2.14
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Tidak
Mempunyai
Ijazah

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

21,48
21,92
28,92
23,11
27,56
27,82
27,74
31,46
37,46
12,02
26,63
32,27
26,58
34,07
26,85
30,61
45,19
41,24
39,48
22,64
29,65
22,39
20,18
26,41
35,68
28,96
35,28
20,72
30,11
44,27
29,40

SD/MI

SLTP/
MTs.

(4)

(5)

29,37
28,03
27,16
28,94
33,09
35,10
29,37
33,43
31,94
20,29
37,86
35,78
22,30
31,98
32,18
27,95
26,36
33,32
29,16
35,86
34,08
26,74
28,09
36,44
28,68
31,05
35,78
33,39
30,88
23,66
32,27

23,44
23,94
18,99
20,00
19,94
18,05
19,73
19,10
14,33
21,53
16,84
16,47
17,13
16,02
17,54
13,89
13,55
11,69
17,37
23,35
17,39
20,66
23,01
18,77
15,75
18,68
12,25
21,22
20,40
14,38
17,62

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki


SMU/
Ak/
S1/
SMK
D-I/D-II
MA
D-III
D-IV
(6)

19,67
18,14
16,02
19,13
12,89
13,15
14,87
10,43
8,56
27,01
12,06
8,59
18,38
10,58
15,84
17,95
10,60
8,66
9,33
12,36
12,74
19,41
19,93
11,51
12,58
14,34
10,46
17,40
13,38
11,24
13,07

(7)

2,40
4,85
4,31
5,36
3,45
3,09
3,98
3,46
5,25
9,14
3,39
4,04
7,70
4,15
3,89
4,15
1,63
2,68
2,51
2,70
3,02
5,83
4,93
3,27
3,13
3,04
3,73
3,47
2,62
3,97
4,06

(8)

0,62
0,52
0,85
0,63
0,76
0,64
1,23
0,49
0,79
1,02
0,58
0,61
1,19
0,44
0,68
1,52
0,59
0,47
0,56
0,90
0,83
0,89
0,73
0,92
0,67
0,68
0,74
1,31
0,59
0,43
0,64

(9)

0,97
0,82
1,34
1,04
0,73
0,71
0,90
0,53
0,78
3,44
1,02
0,85
1,97
0,54
1,23
1,01
0,52
0,65
0,53
0,76
0,53
1,26
0,73
0,51
0,77
0,61
0,63
0,65
0,38
0,58
0,94

(10)

2,01
1,71
2,3
1,73
1,53
1,42
2,11
1,04
0,84
5,22
1,52
1,35
4,44
2,16
1,72
2,78
1,52
1,26
0,97
1,41
1,73
2,66
2,25
2,10
2,65
2,56
1,04
1,72
1,61
1,40
1,92

S2-S3

SMU +

(11)

(12)

0,04
0,08
0,11
0,07
0,04
0,02
0,05
0,06
0,04
0,31
0,10
0,04
0,30
0,07
0,08
0,14
0,04
0,04
0,08
0,02
0,03
0,16
0,15
0,06
0,08
0,08
0,10
0,12
0,03
0,08
0,08

25,71
26,12
24,93
27,96
19,40
19,03
23,14
16,01
16,26
46,14
18,67
15,48
33,98
17,94
23,44
27,55
14,90
13,76
13,98
18,15
18,88
30,21
28,72
18,37
19,88
21,31
16,70
24,67
18,61
17,70
20,71

Jumlah
(13)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.14.a
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

No.

Provinsi

Tidak
Mempunyai
Ijazah

(1)

(2)

(3)

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki


SD/MI

SLTP/
MTs.

SMU/MA

SMK

(4)

(5)

(6)

(7)

D-I/D-II

Ak/
D-III

S1/
D-IV

(8)

(9)

(10)

Jumlah

S2-S3
(11)

(12)

Nanggroe Aceh Darussalam

14,51

19,61

22,24

31,33

4,51

1,04

1,85

4,81

0,10

100,00

Sumatera Utara

15,70

22,22

24,36

25,50

6,77

0,75

1,47

3,11

0,14

100,00

Sumatera Barat

16,69

19,31

19,99

28,66

6,52

0,90

2,76

4,86

0,32

100,00

Riau

13,67

18,59

19,86

31,63

9,69

0,94

2,05

3,42

0,15

100,00

Jambi

17,69

25,74

20,92

21,61

7,26

1,13

1,90

3,62

0,12

100,00

Sumatera Selatan

17,75

24,55

20,64

25,12

5,67

1,03

1,59

3,59

0,05

100,00

Bengkulu

14,46

19,61

22,47

25,05

7,87

1,90

2,41

6,04

0,19

100,00

Lampung

22,19

24,98

20,11

19,07

7,43

0,92

1,62

3,44

0,24

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

26,15

28,22

19,29

14,39

8,07

0,92

1,34

1,53

0,10

100,00

10

DKI Jakarta

12,02

20,29

21,53

27,01

9,14

1,02

3,44

5,22

0,31

100,00

11

Jawa Barat

20,41

30,89

19,85

18,37

5,21

0,75

1,77

2,57

0,18

100,00

12

Jawa Tengah

26,14

29,93

18,74

13,95

6,29

0,79

1,57

2,49

0,09

100,00

13

DI Yogyakarta

19,82

17,87

16,81

25,79

8,66

1,26

3,03

6,28

0,48

100,00

14

Jawa Timur

23,37

26,77

19,32

17,64

6,93

0,66

0,97

4,19

0,13

100,00

15

Banten

19,62

23,69

20,43

24,48

5,89

0,94

2,06

2,75

0,14

100,00

16

Bali

22,95

23,85

15,86

24,21

5,08

2,01

1,56

4,24

0,25

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

40,18

24,37

13,91

14,52

2,41

0,75

0,94

2,82

0,10

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

16,74

23,59

20,86

24,60

6,40

0,99

1,94

4,72

0,16

100,00

19

Kalimantan Barat

28,17

21,87

19,48

19,46

5,30

0,91

1,55

2,96

0,30

100,00

20

Kalimantan Tengah

15,91

25,27

24,22

22,12

5,15

1,61

1,92

3,73

0,06

100,00

21

Kalimantan Selatan

20,64

25,83

19,92

22,70

5,05

1,11

1,05

3,62

0,07

100,00

22

Kalimantan Timur

15,28

22,32

21,22

25,78

7,96

1,10

1,96

4,14

0,25

100,00

23

Sulawesi Utara

14,61

19,96

22,61

29,13

7,28

0,67

1,26

4,1

0,38

100,00

24

Sulawesi Tengah

14,53

21,33

22,07

25,67

6,55

1,36

1,65

6,53

0,31

100,00

25

Sulawesi Selatan

20,96

22,44

18,39

23,87

4,91

1,03

1,89

6,25

0,25

100,00

26

Sulawesi Tenggara

16,75

20,49

17,50

29,40

5,26

1,20

1,61

7,52

0,27

100,00

27

Gorontalo

20,21

27,25

17,55

22,37

6,75

1,22

1,24

3,12

0,31

100,00

28

Maluku

11,49

20,34

21,17

32,54

6,35

1,87

1,64

4,22

0,38

100,00

29

Maluku Utara

18,06

18,56

20,76

28,94

6,35

0,81

1,38

5,02

0,11

100,00

30

Papua

12,82

17,89

21,74

30,22

9,99

0,89

1,59

4,67

0,18

100,00

20,41

25,77

19,93

20,94

6,50

0,88

1,78

3,61

0,18

100,00

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Lampiran 2.14.b
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

No.

Provinsi

Tidak
Mempunyai
Ijazah

(1)

(2)

(3)

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki


SD/MI

SLTP/
MTs.

SMU/SM

SMK

(4)

(5)

(6)

(7)

D-I/D-II

Ak/
D-III

S1/
D-IV

(8)

(9)

(10)

Jumlah

S2-S3
(11)

(12)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

24,20

33,19

23,90

15,11

1,58

0,46

0,62

0,92

0,02

2 Sumatera Utara

26,96

32,74

23,60

12,17

3,29

0,34

0,3

0,57

0,03

100,00
100,00

3 Sumatera Barat

34,40

30,69

18,55

10,34

3,32

0,82

0,71

1,15

0,02

100,00

4 Riau

30,70

37,28

20,11

9,06

1,87

0,37

0,22

0,37

0,01

100,00

5 Jambi

31,62

36,12

19,54

9,31

1,88

0,60

0,25

0,67

0,01

100,00

6 Sumatera Selatan

33,28

40,82

16,65

6,66

1,70

0,43

0,22

0,24

100,00

7 Bengkulu

33,19

33,38

18,61

10,70

2,38

0,95

0,28

0,5

100,00

8 Lampung

34,14

35,87

18,80

7,93

2,31

0,36

0,21

0,35

0,01

100,00

9 Kepulauan Bangka Belitung

100,00

45,94

34,73

10,61

4,19

3,14

0,69

0,36

0,33

10 DKI Jakarta

11 Jawa Barat

33,41

45,47

13,55

5,17

1,41

0,39

0,21

0,38

0,00

100,00

12 Jawa Tengah

36,61

39,91

14,87

4,79

2,44

0,49

0,33

0,55

0,01

100,00

13 DI Yogyakarta

36,25

28,64

17,59

7,79

6,33

1,09

0,45

1,81

0,05

100,00

14 Jawa Timur

41,79

35,73

13,64

5,48

2,14

0,27

0,23

0,7

0,02

100,00

15 Banten

35,89

42,80

13,93

5,03

1,39

0,34

0,20

0,43

0,00

100,00

16 Bali

38,46

32,14

11,87

11,55

3,20

1,01

0,45

1,3

0,02

100,00

17 Nusa Tenggara Barat

48,24

27,57

13,33

8,21

1,16

0,49

0,27

0,72

0,01

100,00

18 Nusa Tenggara Timur

46,32

35,33

9,79

5,36

1,92

0,36

0,38

0,54

0,01

100,00

19 Kalimantan Barat

43,87

31,99

16,56

5,40

1,43

0,42

0,14

0,2

100,00

20 Kalimantan Tengah

25,51

40,37

22,98

8,20

1,65

0,60

0,26

0,42

100,00

21 Kalimantan Selatan

35,23

39,20

15,82

6,56

1,77

0,65

0,21

0,56

100,00

22 Kalimantan Timur

31,16

32,20

19,98

11,56

3,21

0,64

0,40

0,83

0,03

100,00

23 Sulawesi Utara

23,71

33,25

23,26

14,09

3,43

0,78

0,40

1,08

0,01

100,00

24 Sulawesi Tengah

29,58

40,47

17,89

7,73

2,40

0,80

0,21

0,92

100,00

25 Sulawesi Selatan

42,15

31,42

14,59

7,63

2,35

0,51

0,28

1,06

0,01

100,00

26 Sulawesi Tenggara

32,46

34,08

19,02

10,02

2,40

0,54

0,32

1,13

0,03

100,00

27 Gorontalo

40,89

38,96

10,27

6,02

2,60

0,56

0,40

0,27

0,02

100,00

28 Maluku

24,50

38,73

21,23

11,21

2,29

1,08

0,25

0,69

0,02

100,00

29 Maluku Utara

34,70

35,57

20,26

7,45

1,20

0,51

0,31

100,00

30 Papua

54,36

25,51

12,01

5,15

2,04

0,28

0,26

0,35

0,04

100,00

36,39

37,33

15,82

6,94

2,17

0,45

0,28

0,61

0,01

100,00

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Lampiran 2.15
PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
Rumah Tangga Sehat
No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi tahun 2004


Keterangan : (-) data belum diterima

Jumlah Seluruhnya

Jumlah Diperiksa

% Diperiksa

Jumlah Sehat

(3)

(4)

(5)

(6)

572.625
2.194.168
541.308
747.584
535.416
1.309.545
375.333
1.615.939

164.263
792.832
177.808
366.587
152.671
1.309.545
211.512
858.868

177.874
136.397
10.623.935
6.997.108
687.877
8.775.972

10.607
3.680
3.156.110
2.219.885
301.206
2.677.880

690.892
701.716

262.037
369.973

482.746
324.622
343.557
685.965
464.148
438.016
1.433.155
407.338

112.942
115.131
230.359
166.821
358.076
230.678
682.523
274.276

61.494
159.140

55.329
68.454

41.483.870

15.330.053

28,69
36,13
32,85
49,04
28,51
100,00
56,35
53,15
5,96
2,70
29,71
31,73
43,79
30,51
37,93
52,72
23,40
35,47
67,05
24,32
77,15
52,66
47,62
67,33
89,97
43,01
36,95

98.839
558.925
113.949
278.700
96.633
433.856
121.699
540.755
7.753
1.151
1.749.413
1.573.488
195.616
984.875
213.110
182.446
47.930
54.289
100.004
101.283
219.189
139.541
432.302
150.329
40.565
39.024
8.475.664

% Sehat
(7)

60,17
70,50
64,09
76,03
63,29
33,13
57,54
62,96
73,09
31,28
55,43
70,88
64,94
36,78
81,33
49,31
42,44
47,15
43,41
60,71
61,21
60,49
63,34
54,81
73,32
57,01
55,29

Lampiran 2.16

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT


MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Hotel
No

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(3)

(4)

Restoran/Rumah Makan

Jumlah
sehat

% sehat

(5)

(6)

Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(7)

(8)

Pasar

Jumlah
sehat

% sehat

(9)

(10)

Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(11)

(12)

TUPM Lainnya

Jumlah
sehat

% sehat

(13)

(14)

Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(15)

(16)

Jumlah TUPM

Jumlah
sehat

% sehat

(17)

(18)

Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(19)

(20)

Jumlah
sehat

% sehat

(21)

(22)

100,00

82

52

42

80,77

19

18

18

100,00

143

102

77

75,49

143

102

77

75,49

826

648

528

81,48

3.001

2.238

1.559

69,66

337

300

184

61,33

4.518

3.116

2.247

72,11

8.682

6.302

4.518

71,69

Sumatera Barat

89

55

45

81,82

1.241

947

540

57,02

674

477

228

47,80

6.621

3.820

2.187

57,25

8.760

6.322

3.733

59,05

Riau

174

147

94

63,95

1.777

1.189

759

63,84

335

193

58

30,05

4.551

1.544

860

55,70

6.312

2.030

1.631

80,34

122

84

66

78,57

782

561

355

63,28

188

102

57

55,88

4.488

1.776

982

55,29

6.850

3.102

1.711

55,16

Jambi

Sumatera Selatan

Bengkulu

86

74

62

83,78

399

328

240

73,17

157

134

35

26,12

1.963

1.689

1.081

64,00

2.833

2.419

1.529

63,21

Lampung

130

101

90

89,11

3.740

2.293

1.489

64,94

522

461

299

64,86

2.846

1.786

1.100

61,59

7.238

4.641

2.978

64,17

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

13

125

44

35,20

51

68

27

39,71

42

16,67

11

161

157

97,52

568

510

89,79

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

17

Bali

18
19
20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

23

Kalimantan Timur

24
25

102

59

57,84

135

58

42,96

23

34,78

48

30

62,50

34

18

52,94

688

568

453

79,75

3.904

3.559

2.089

58,70

557

480

265

55,21

13.905

9.361

6.735

71,95

19.054

13.968

9.542

68,31

1.021

643

527

81,96

6.685

5.177

3.721

71,88

1.675

1.331

679

51,01

68.881

41.256

32.189

78,02

48.262

48.407

37.115

76,67

279

275

271

98,55

845

654

545

83,33

204

174

129

74,14

757

692

604

87,28

2.085

1.795

1.549

86,30

638

488

448

91,80

4.270

2.311

1.540

66,64

1.590

1.338

710

53,06

8.989

19.291

4.033

20,91

31.585

18.885

10.765

57,00

1.220

824

786

95,39

3.519

2.437

1.723

70,70

340

254

177

69,69

25.602

15.212

11.635

76,49

30.681

18.727

14.321

76,47

Nusa Tenggara Barat

154

134

122

91,04

648

370

295

79,73

103

99

45

45,45

5.979

3.287

2.123

64,59

6.884

3.890

2.585

66,45

Nusa Tenggara Timur

120

60

56

93,33

885

526

328

62,36

379

272

99

36,40

7.252

2.966

2.017

68,00

8.636

3.824

2.500

65,38

80

61

38

62,30

714

637

429

67,35

88

68

14

20,59

1.195

687

452

65,79

4.497

2.525

1.238

49,03

90

90

79

87,78

3.123

2.835

2.254

79,51

363

314

64

20,38

11.489

10.688

7.259

67,92

15.065

13.275

9.157

68,98

372

349

284

81,38

1.377

1.077

903

83,84

170

157

61

38,85

6.532

4.739

3.423

72,23

3.578

2.315

1.966

84,92

Sulawesi utara

109

119

105

88,24

1.118

935

620

66,31

153

148

88

59,46

1.737

1.898

985

51,90

3.552

3.124

1.945

62,26

Sulawesi Tengah

132

114

107

93,86

368

290

238

82,07

213

204

123

60,29

993

993

576

58,01

2.181

2.081

1.381

66,36

26

Sulawesi Selatan

510

389

243

62,47

1.954

1.543

828

53,66

668

574

234

40,77

8.898

5.557

2.954

53,16

12.030

8.063

4.259

52,82

27

Sulawesi Tenggara

101

83

69

83,13

636

474

232

48,95

302

286

82

28,67

2.707

2.417

1.544

63,88

4.063

3.648

2.104

57,68

28

Gorontalo

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

54

45

42

93,33

389

363

232

63,91

39

30

16

53,33

256

172

132

76,74

336

324

242

74,69

31

Maluku Utara

66

59

44

74,58

288

230

149

64,78

47

30

19

63,33

622

491

317

64,56

1.023

810

529

65,31

32

Papua

33

Irian Jaya Barat

7.079

5.642

4.667

82,72

41.796

31.229

21.195

67,87

9.129

7.509

3.699

49,26

190.935

133.749

85.699

64,07

234.330

171.181

117.903

68,88

Indonesia

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004


Keterangan : (-) data belum diterima

Lampiran 2.16.a
JUMLAH TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DIPERIKSA DAN PERSENTASE TPM MEMENUHI SYARAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
No.

Provinsi

TPM Terdaftar

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Ditjen PPM-PL Depkes RI, Profil PPM-PL Tahun 2003

9.516
6.471
5.004
3.536
3.058
5.404
1.224
3.668
1.199
6.888
26.937
3.804
3.579
14.610
5.365
13.050
4.487
947
3.644
3.558
8.403
4.073
3.017
1.744
4.197
1.488
1.753
249
1.206
2.392
154.471

Memenuhi Syarat

Diperiksa
Jumlah

Jumlah

(4)

(5)

(6)

(7)

3.295
2.155
3.237
2.838
1.628
4.345
643
2.604
1.069
278
15.516
2.304
2.098
9.583
392
3.802
4.894
951
3.328
2.051
7.011
2.728
2.246
1.692
2.787
1.289
1.325
243
896
2.116
89.344

34,63
33,30
64,69
80,26
53,24
80,40
52,53
70,99
89,16
4,04
57,60
60,57
58,62
65,59
7,31
29,13
109,07
100,42
91,33
57,64
83,43
66,98
74,44
97,02
66,40
86,63
75,58
97,59
74,30
88,46
57,84

2.124
1.040
1.839
1.730
838
3.106
375
1.664
892
44
8.108
1.389
1.728
5.799
148
1.455
2.854
585
2.503
856
4.830
1.697
1.271
1.263
1.842
661
773
113
358
1.936
53.821

64,46
48,26
56,81
60,96
51,47
71,48
58,32
63,90
83,44
15,83
52,26
60,29
82,36
60,51
37,76
38,27
58,32
61,51
75,21
41,74
68,89
62,21
56,59
74,65
66,09
51,28
58,34
46,50
39,96
91,49
60,24

Lampiran 2.17
2

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M ) DAN PROVINSI
TAHUN 2004
2
Luas Lantai ( M )

No.

Perkotaan

Provinsi

(1)

(2)

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

<19

20 - 49

50 - 99

100 - 149

150+

Jumlah

< 19

20 - 49

50 - 99

100 -149

150 +

Jumlah

< 19

20 - 49

50 - 99

100 -149

150 +

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

Nanggroe Aceh Darussalam

1,88

33,44

50,13

9,70

Sumatera Utara

1,37

32,66

48,98

Sumatera Barat

5,26

24,83

40,43

Riau

4,01

34,02

Jambi

1,53

Sumatera Selatan

7
8

Jumlah
(20)

4,86

100,00

1,06

40,27

53,41

4,49

0,78

100,00

1,28

38,43

52,53

5,89

1,87

100,00

10,99

6,00

100,00

2,17

47,72

44,49

4,03

1,59

100,00

1,84

41,35

16,42

13,05

100,00

3,37

37,72

49,47

7,58

1,85

100,00

3,93

33,91

46,39

6,97

3,45

100,00

46,8

10,20

5,16

46,12

11,35

4,51

100,00

1,32

44,82

46,32

5,70

1,85

100,00

2,50

100,00

40,07

46,23

8,18

3,02

31,26

48,34

13,45

5,42

100,00

2,37

44,90

48,03

3,53

1,17

100,00

100,00

2,14

41,19

48,12

6,23

2,33

4,24

47,23

37,46

6,56

4,51

100,00

2,60

46,95

45,28

3,80

1,37

100,00

100,00

3,13

47,04

42,74

4,70

2,39

100,00

Bengkulu

7,85

36,98

41,21

9,10

4,87

100,00

1,90

42,87

51,12

2,99

1,11

100,00

3,59

41,20

48,31

4,73

2,18

100,00

Lampung

2,18

26,09

55,64

10,70

5,39

100,00

1,39

30,81

60,41

5,64

1,76

100,00

1,56

29,79

59,38

6,73

2,54

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

0,99

41,84

50,02

5,65

1,51

100,00

0,86

43,10

44,68

8,38

2,98

100,00

0,91

42,55

47,01

7,19

2,34

10

DKI Jakarta

16,00

32,30

29,03

10,54

12,13

100,00

16,00

32,30

29,03

10,54

12,13

100,00

11

Jawa Barat

4,41

36,02

44,65

9,30

5,62

100,00

1,68

46,23

45,18

5,00

1,92

100,00

3,03

41,19

44,92

7,12

3,75

100,00

12

Jawa Tengah

2,42

18,11

54,44

16,48

8,54

100,00

0,34

14,17

59,87

17,09

8,54

100,00

1,18

15,77

57,67

16,84

8,54

100,00

13

DI Yogyakarta

21,39

12,88

38,46

14,44

12,82

100,00

0,37

9,37

52,3

22,26

15,69

100,00

13,30

11,53

43,79

17,45

13,93

100,00

14

Jawa Timur

6,96

26,03

47,88

12,00

7,13

100,00

0,60

26,90

55,24

11,34

5,92

100,00

3,20

26,54

52,23

11,61

6,41

100,00

15

Banten

7,99

24,23

47,43

13,77

6,58

100,00

1,17

44,76

46,67

6,37

1,04

100,00

4,93

33,44

47,09

10,45

4,09

100,00

16

Bali

18,53

30,43

31,75

11,16

8,13

100,00

7,42

51,14

32,93

6,33

2,18

100,00

13,10

40,56

32,33

8,79

5,22

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

12,84

52,70

27,34

4,99

2,13

100,00

10,59

65,51

20,48

2,69

0,73

100,00

11,41

60,88

22,96

3,52

1,24

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

6,64

54,94

30,28

5,20

2,94

100,00

3,43

67,42

27,00

1,65

0,51

100,00

3,94

65,43

27,52

2,21

0,89

100,00

19

Kalimantan Barat

1,16

34,25

48,24

9,68

6,68

100,00

1,92

56,87

36,93

3,14

1,13

100,00

1,73

51,11

39,81

4,81

2,54

100,00

20

Kalimantan Tengah

4,29

42,28

44,56

6,14

2,73

100,00

0,81

49,31

44,74

4,29

0,84

100,00

1,82

47,27

44,69

4,83

1,39

100,00

21

Kalimantan Selatan

5,87

36,96

39,74

11,05

6,37

100,00

4,03

44,10

45,68

5,01

1,19

100,00

4,71

41,47

43,49

7,23

3,10

100,00

22

Kalimantan Timur

3,73

38,77

38,00

11,34

8,15

100,00

1,27

42,27

44,23

8,48

3,75

100,00

2,59

40,40

40,9

10,01

6,10

100,00

23

Sulawesi Utara

6,18

40,93

39,94

6,67

6,28

100,00

2,07

55,57

36,65

4,46

1,26

100,00

3,65

49,92

37,92

5,31

3,20

100,00

24

Sulawesi Tengah

3,30

41,51

34,38

10,53

10,28

100,00

1,78

50,74

39,41

5,77

2,30

100,00

2,08

48,91

38,42

6,71

3,87

100,00

25

Sulawesi Selatan

5,91

30,47

45,13

12,68

5,80

100,00

1,42

32,09

54,96

9,52

2,02

100,00

2,75

31,61

52,05

10,45

3,14

100,00

26

Sulawesi Tenggara

9,02

31,08

39,60

11,14

9,16

100,00

1,34

39,81

49,10

7,65

2,10

100,00

3,00

37,92

47,05

8,40

3,63

100,00

27

Gorontalo

2,82

44,70

37,54

9,46

5,48

100,00

8,07

68,29

18,24

2,93

2,47

100,00

6,68

62,06

23,34

4,65

3,26

100,00

28

Maluku

3,85

47,04

36,53

11,00

1,59

100,00

0,67

52,20

42,89

3,56

0,69

100,00

1,60

50,69

41,04

5,72

0,95

100,00

29

Maluku Utara

30

Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

3,29

17,66

54,69

21,53

2,83

100,00

0,57

27,05

64,81

7,49

0,07

100,00

1,29

24,58

62,15

11,18

0,80

100,00

10,04

52,84

29,01

4,63

3,48

100,00

15,62

68,56

13,83

1,50

0,49

100,00

14,32

64,90

17,36

2,22

1,19

100,00

6,50

30,23

44,52

11,55

7,20

100,00

1,87

37,19

48,94

8,35

3,65

100,00

3,84

34,23

47,06

9,71

5,16

100,00

Lampiran 2.18
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI TERLUAS DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan
No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Perdesaan

Provinsi

Bukan
tanah

Tanah

Jumlah

Bukan
tanah

Tanah

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

97,09
97,97
98,61
97,47
96,31
96,71
98,08
93,61
99,34
96,15
95,13
84,62
94,62
91,50
93,77
96,76
88,42
88,63
97,09
96,91
97,04
96,59
97,04
96,87
96,54
90,32
96,98
93,39
91,97
94,89
93,30

2,91
2,03
1,39
2,53
3,69
3,29
1,92
6,39
0,66
3,85
4,87
15,38
5,38
8,50
6,23
3,24
11,58
11,37
2,91
3,09
2,96
3,41
2,96
3,13
3,46
9,68
3,02
6,61
8,03
5,11
6,7

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

87,51
93,98
96,89
94,78
92,14
84,28
96,60
70,33
95,66
89,86
57,51
77,78
67,60
84,92
89,51
81,33
47,70
96,49
96,18
96,53
93,85
90,75
83,39
95,07
88,03
83,80
77,80
77,06
73,05
78,68

12,49
6,02
3,11
5,22
7,86
15,72
13,40
29,67
4,34
10,14
42,49
22,22
32,40
15,08
10,49
18,67
52,30
3,51
3,82
3,47
6,15
9,25
16,61
4,93
11,97
16,20
22,20
22,94
26,95
21,32

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
110,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Perkotaan+Perdesaan
Bukan
Tanah
Jumlah
tanah
(9)

(10)

90,09
95,67
97,40
95,96
93,28
88,33
89,86
75,34
97,26
96,15
92,46
68,52
88,14
77,36
89,80
93,21
83,89
54,21
96,64
96,39
96,71
95,31
93,18
86,05
95,51
88,53
87,28
82,33
80,98
78,13
84,90

9,91
4,33
2,60
4,04
6,72
11,67
10,14
24,66
2,74
3,85
7,54
31,48
11,86
22,64
10,20
6,79
16,11
45,79
3,36
3,61
3,29
4,69
6,82
13,95
4,49
11,47
12,72
17,67
19,02
21,87
15,10

(11)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.19
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

Sumber Air Minum Terlindung


No.

Provinsi

(1)

(2)

Sumber Air Minum Tak Terlindung

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata air
terlindung

Sumur
terlindung

Air hujan

Jumlah
Sumber
air minum
terlindung

Sumur tak
terlindung

Mata air tak


terlindung

Air sungai

Lainnya

Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Nanggroe Aceh Darussalam

1,12

14,66

2,33

48,90

2,70

0,79

70,50

24,43

2,87

2,07

0,15

29,52

Sumatera Utara

0,81

22,60

10,95

34,36

7,19

1,64

77,55

12,29

6,16

3,25

0,74

22,44

Sumatera Barat

0,66

19,95

3,78

36,03

9,31

2,37

72,10

15,51

7,38

4,18

0,83

27,90

Riau

2,18

11,70

3,12

34,66

1,55

22,46

75,67

20,30

0,74

2,36

0,92

24,32

Jambi

0,40

16,80

1,30

37,14

1,14

12,74

69,52

20,06

1,00

9,33

0,08

30,47

Sumatera Selatan

0,97

16,87

2,06

40,40

0,78

5,49

66,57

19,59

0,97

12,53

0,34

33,43

Bengkulu

0,19

12,32

1,96

36,06

5,46

55,99

39,63

2,20

2,16

0,03

44,02

Lampung

1,83

5,30

1,60

54,81

2,62

0,66

66,82

28,55

2,93

1,35

0,35

33,18
29,41

Bangka Belitung

0,64

5,28

7,48

55,06

1,53

0,60

70,59

26,76

1,92

0,16

0,57

10

DKI Jakarta

11,25

48,60

32,91

6,46

0,06

0,34

99,62

0,16

0,02

0,20

0,38

11

Jawa Barat

2,25

11,91

26,24

34,73

9,73

0,13

84,99

8,95

4,82

0,62

0,61

15,00

12

Jawa Tengah

1,16

14,00

10,99

46,97

12,25

0,80

86,17

9,06

3,77

0,68

0,33

13,84

13

DI Yogyakarta

6,69

9,61

8,91

57,07

2,56

5,47

90,31

8,04

1,49

0,17

9,70

14

Jawa Timur

3,58

18,86

15,48

41,06

8,59

0,65

88,22

7,53

3,17

0,44

0,65

11,79

15

Banten

3,84

16,10

38,02

21,97

4,16

1,19

85,28

9,23

3,39

1,61

0,48

14,71

16

Bali

8,58

42,96

3,72

21,51

13,39

3,81

93,97

1,79

3,48

0,70

0,04

6,01

17

Nusa Tenggara Barat

1,80

12,26

6,35

54,32

11,26

85,99

10,87

1,84

0,95

0,34

14,00

18

Nusa Tenggara Timur

0,14

18,15

0,91

19,03

22,84

1,77

62,84

9,35

22,79

4,64

0,38

37,16

19

Kalimantan Barat

1,08

9,76

0,99

6,07

2,56

40,17

60,63

8,14

3,18

28,00

0,05

39,37

20

Kalimantan Tengah

0,50

16,29

10,70

16,85

0,47

5,75

50,56

7,14

0,80

41,46

0,04

49,44

21

Kalimantan Selatan

0,70

33,63

13,17

14,48

0,31

2,96

65,25

17,25

0,96

16,43

0,12

34,76

22

Kalimantan Timur

1,40

49,00

3,93

11,15

2,49

7,62

75,59

9,57

0,70

13,69

0,45

24,41

23

Sulawesi Utara

1,31

27,81

3,38

33,79

17,34

1,71

85,34

12,70

1,84

0,03

0,09

14,66

24

Sulawesi Tengah

0,38

15,51

16,43

24,04

15,41

1,26

73,03

14,71

5,81

6,35

0,10

26,97

25

Sulawesi Selatan

0,48

22,52

9,56

31,33

9,65

1,82

75,36

15,55

5,94

2,98

0,17

24,64

26

Sulawesi Tenggara

0,13

25,74

3,23

32,04

8,24

2,78

72,16

19,84

4,16

3,44

0,40

27,84

27

Gorontalo

0,27

16,97

1,92

53,50

0,57

73,23

18,54

4,75

3,46

0,03

26,78

28

Maluku

0,08

22,04

2,00

31,99

21,97

0,45

78,53

14,47

5,89

0,16

0,95

21,47

29

Maluku Utara

0,32

18,98

2,98

36,22

2,98

4,75

66,23

26,94

3,10

3,68

0,06

33,78

30

Papua

1,06
2,45

15,45
17,96

2,32
14,37

14,52
35,95

10,60
8,07

12,24
2,66

56,19
81,46

14,20
11,16

21,73
4,04

7,41
2,87

0,47
0,46

43,81
18,53

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.19.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan

Sumber Air Minum Terlindung


No.

Provinsi

(2)

(1)

Sumber Air Minum Tak Terlindung

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata air
terlindung

Sumur
terlindung

Air hujan

Jumlah
Sumber
air minum
terlindung

Sumur tak
terlindung

Mata air tak


terlindung

Air sungai

Lainnya

Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

Nanggroe Aceh Darussalam

3,53

43,06

3,88

2,38

36,88

1,03

90,76

8,64

0,30

0,01

0,29

Sumatera Utara

1,31

45,93

9,89

1,13

35,23

0,05

93,54

5,24

0,29

0,22

0,70

6,45

Sumatera Barat

1,74

40,95

5,56

4,91

35,82

0,79

89,77

7,45

1,26

1,36

0,16

10,23

Riau

4,51

24,45

5,01

1,62

40,25

13,95

89,79

7,64

0,33

0,27

1,98

10,22

Jambi

1,24

38,24

1,88

33,77

15,81

90,94

8,65

0,31

0,09

9,05

Sumatera Selatan

1,29

46,43

2,59

0,30

32,84

0,73

84,18

7,14

0,33

7,65

0,69

15,81

Bengkulu

0,49

27,72

4,49

2,73

44,99

80,42

19,49

0,10

19,59

Lampung

3,22

20,58

5,34

1,02

53,08

83,24

15,91

0,67

0,19

16,77
18,53

9,24

Kepulauan Bangka Belitung

0,92

10,46

9,12

0,83

58,97

1,16

81,46

17,84

0,45

0,05

0,19

10

DKI Jakarta

11,25

48,60

32,91

0,06

6,46

0,34

99,62

0,16

0,02

0,20

0,38

11

Jawa Barat

3,82

18,77

34,22

3,20

31,92

91,93

5,48

1,74

0,02

0,82

8,06

12

Jawa Tengah

2,44

26,58

14,11

2,83

45,51

0,03

91,50

6,87

1,26

0,11

0,25

8,49

13

DI Yogyakarta

10,66

6,57

13,64

0,03

63,84

94,74

4,97

0,28

5,25

14

Jawa Timur

7,37

35,19

17,78

2,60

32,38

0,20

95,52

3,41

0,28

0,35

0,44

4,48

15

Banten

5,87

22,79

55,19

0,88

10,65

0,60

95,98

3,56

0,28

0,03

0,15

4,02

16

Bali

14,82

47,02

5,98

5,04

23,48

0,18

96,52

2,00

0,88

0,52

0,09

3,49

17

Nusa Tenggara Barat

4,33

19,65

7,31

4,68

52,48

88,45

8,62

2,32

0,44

0,18

11,56

18

Nusa Tenggara Timur

0,57

63,37

0,86

2,20

20,72

87,72

8,41

2,31

0,82

0,75

12,29

19

Kalimantan Barat

3,59

22,33

0,89

0,75

4,29

59,58

91,43

5,12

0,09

3,29

0,08

8,58

20

Kalimantan Tengah

1,22

40,31

28,18

0,02

15,23

1,75

86,71

3,26

0,04

9,91

0,08

13,29

21

Kalimantan Selatan

1,59

67,34

5,15

12,89

0,22

87,19

7,95

0,06

4,59

0,22

12,82

22

Kalimantan Timur

2,47

73,44

2,15

0,67

7,72

5,58

92,03

3,01

0,18

4,11

0,66

7,96

23

Sulawesi Utara

0,74

49,98

5,61

1,57

32,39

0,68

90,97

8,79

0,03

0,20

9,02

24

Sulawesi Tengah

1,32

41,70

38,95

5,29

7,30

94,56

3,17

2,02

0,25

5,44

25

Sulawesi Selatan

1,42

63,87

8,26

0,91

20,37

0,05

94,88

3,93

0,16

0,69

0,33

5,11

26

Sulawesi Tenggara

0,40

60,36

8,37

2,77

19,77

91,67

4,94

0,96

1,31

1,11

8,32

27

Gorontalo

0,69

36,34

4,24

45,73

87,00

12,90

0,10

13,00

28

Maluku

0,26

55,82

4,62

10,03

19,39

90,12

6,35

0,45

3,07

9,87

29

Maluku Utara

0,68

61,64

7,10

21,98

5,19

96,59

3,40

3,40

30

Papua

4,10
4,94

51,58
32,84

6,21
20,75

1,37
2,15

19,32
30,94

9,48
1,40

92,06
93,02

3,80
5,14

1,84
0,79

1,07
0,55

1,24
0,49

7,95
6,97

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.19.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan

Sumber Air Minum Terlindung

Sumber Air Minum Tak Terlindung

Provinsi

Air
Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata air
terlindung

Sumur
terlindung

Air hujan

Jumlah
Sumber
air minum
terlindung

Sumur tak
terlindung

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Nanggroe Aceh Darussalam

0,23

4,21

1,76

2,81

53,32

0,70

63,03

30,24

3,81

2,82

0,09

36,96

Sumatera Utara

0,45

5,52

11,73

11,62

33,73

2,79

65,84

17,45

10,46

5,47

0,77

34,15

Sumatera Barat

0,21

11,13

3,03

11,16

36,11

3,04

64,68

18,90

9,94

5,36

1,11

35,31

Riau

0,35

1,68

1,64

1,50

30,27

29,15

64,59

30,26

1,06

4,00

0,09

35,41

Jambi

0,08

8,79

1,09

1,57

38,40

11,60

61,53

24,32

1,37

12,70

0,08

38,47

Sumatera Selatan

0,81

2,60

1,80

1,00

44,05

7,78

58,04

25,60

1,28

14,89

0,18

41,95

Bengkulu

0,07

6,21

0,95

6,54

32,53

46,30

47,61

3,07

3,02

53,70

Lampung

1,45

1,12

0,57

3,06

55,29

0,84

62,33

32,01

3,55

1,72

0,39

37,67

9 Kepulauan Bangka Belitung


10 DKI Jakarta
11 Jawa Barat

0,42

1,28

6,22

2,07

52,04

0,17

62,20

33,63

3,06

0,25

0,86

37,80

0,73

5,23

18,46

16,09

37,46

0,27

78,24

12,32

7,82

1,21

0,40

21,75

12 Jawa Tengah
13 DI Yogyakarta

0,29

5,40

8,85

18,68

47,96

1,32

82,50

10,56

5,49

1,06

0,38

17,49

0,34

14,45

1,34

6,61

46,24

14,21

83,19

12,95

3,87

16,82

14 Jawa Timur
15 Banten

0,97

7,60

13,88

12,72

47,05

0,95

83,17

10,38

5,16

0,50

0,79

16,83

1,35

7,88

16,93

8,18

35,88

1,92

72,14

16,20

7,22

3,56

0,89

27,87

16 Bali
17 Nusa Tenggara Barat

2,06

38,73

1,36

22,13

19,45

7,60

91,33

1,58

6,19

0,89

8,66

0,37

8,08

5,81

14,99

55,36

84,61

12,14

1,57

1,24

0,43

15,38

18 Nusa Tenggara Timur


19 Kalimantan Barat

0,05

9,59

0,92

26,74

18,71

2,11

58,12

9,53

26,67

5,37

0,31

41,88

0,22

5,46

1,03

3,17

6,68

33,53

50,09

9,18

4,24

36,46

0,04

49,92

20 Kalimantan Tengah
21 Kalimantan Selatan

0,20

6,45

3,55

0,66

17,52

7,38

35,76

8,72

1,12

54,37

0,03

64,24

0,18

14,01

17,84

0,49

15,40

4,55

52,47

22,66

1,48

23,33

0,05

47,52

22 Kalimantan Timur
23 Sulawesi Utara

0,18

20,92

5,98

4,58

15,08

9,97

56,71

17,10

1,30

24,69

0,20

43,29

1,66

13,86

1,98

27,26

34,66

2,36

81,78

15,17

2,98

0,05

0,02

18,22

24 Sulawesi Tengah
25 Sulawesi Selatan

0,15

9,06

10,88

17,90

28,17

1,58

67,74

17,55

6,74

7,91

0,06

32,26

0,08

5,14

10,11

13,33

35,94

2,56

67,16

20,43

8,37

3,94

0,10

32,84

26 Sulawesi Tenggara
27 Gorontalo

0,05

16,20

1,82

9,75

35,43

3,54

66,79

23,95

5,04

4,03

0,20

33,22

0,12

10,01

1,08

0,77

56,29

68,27

20,57

6,45

4,71

31,73

26,87

37,16

0,63

73,77

17,81

8,13

0,22

0,08

26,24

No.

Mata air tak


Air sungai
terlindung
(11)

(12)

Lainnya

Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung

(13)

(14)

28 Maluku
29 Maluku Utara

8,18

0,93

0,19

3,75

1,51

4,04

41,30

4,59

55,38

35,33

4,21

5,00

0,07

44,61

30 Papua

0,14

4,50

1,14

13,40

13,06

13,08

45,32

17,35

27,75

9,33

0,24

54,67

0,60

6,95

9,66

12,46

39,66

3,60

72,93

15,62

6,44

4,59

0,43

27,08

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.20
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AIR BESAR DAN PROVINSI
TAHUN 2004

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Perkotaan
'Pleng- Cemplung/
sengan'
Cubluk

Provinsi

Leher
Angsa

(2)

(3)

(4)

80,72
75,63
78,98
80,43
73,20
62,70
88,63
80,06
84,31
82,90
75,06
83,83
91,61
81,27
87,27
94,22
82,84
65,09
82,36
72,47
71,72
72,81
87,41
89,35
86,74
89,44
90,90
82,41
98,20
70,89
80,25

10,09
13,70
9,66
12,59
10,04
23,67
10,60
9,40
8,61
14,86
16,22
7,09
6,13
8,44
8,85
4,59
11,49
22,32
13,87
11,23
14,04
18,58
9,51
6,67
9,83
4,09
3,11
8,05
0,83
24,39
11,9

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

(5)

8,08
8,80
8,98
6,18
14,24
11,21
0,77
9,39
3,97
2,08
5,27
7,65
2,02
9,11
3,44
0,98
3,07
9,16
2,74
9,57
8,81
7,58
2,64
2,44
2,72
5,02
1,86
6,91
0,69
4,66
6,14

Tidak
pakai
(6)

1,11
1,86
2,38
0,80
2,52
2,42
1,14
3,10
0,16
3,45
1,43
0,24
1,18
0,43
0,21
2,60
3,43
1,04
6,72
5,44
1,03
0,44
1,54
0,72
1,45
4,13
2,63
0,28
0,06
1,72

Jumlah
(7)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Perdesaan
Leher 'Pleng- Cemplung/
Angsa sengan' Cubluk
(8)

(9)

46,16
36,00
42,45
36,48
37,88
31,79
55,83
39,84
70,97
54,47
54,55
54,85
42,15
62,18
88,36
69,52
21,14
41,31
25,58
39,87
47,81
74,04
63,92
60,39
51,91
73,95
60,62
71,30
29,90
48,01

12,13
14,21
11,30
17,24
12,48
12,54
6,71
8,98
5,81
12,69
9,31
3,68
10,80
12,59
9,24
16,01
20,08
21,77
13,69
14,72
18,09
15,03
9,81
14,22
5,08
5,26
7,13
13,41
16,16
12,04

(10)

30,24
35,98
34,18
36,29
38,96
46,19
29,86
48,02
13,39
18,73
29,89
40,79
44,74
18,08
1,70
8,45
47,37
26,17
34,49
27,23
27,47
8,14
19,20
20,34
31,40
10,01
18,05
7,20
29,60
31,35

Tidak
pakai
(11)

11,48
13,81
12,06
9,98
10,67
9,48
7,60
3,16
9,83
14,11
6,25
0,68
2,31
7,15
0,70
6,02
11,41
10,76
26,24
18,17
6,63
2,79
7,07
5,05
11,61
10,78
14,19
8,10
24,35
8,6

Jumlah
(12)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Leher
Angsa
(13)

57,15
54,91
56,33
57,26
49,38
44,16
68,26
49,03
78,48
82,90
65,53
67,59
77,21
60,88
79,04
91,89
75,81
30,05
55,30
41,91
53,11
62,16
79,92
71,55
71,07
62,24
81,13
69,57
81,22
45,20
63,85

Perkotaan+Perdesaan
'Pleng- Cemplung/ Tidak
sengan' Cubluk
pakai
(14)

11,48
13,97
10,68
15,04
11,69
17,00
8,19
9,07
7,39
14,86
14,58
8,32
5,17
9,67
10,08
6,44
13,88
20,53
19,08
12,83
14,44
18,37
12,60
8,87
12,44
4,81
4,35
7,51
8,77
19,23
11,97

(15)

23,19
23,01
24,61
22,06
30,92
32,19
18,84
39,19
8,09
2,08
11,50
19,99
17,21
27,68
8,24
1,26
5,91
39,62
18,18
25,81
19,57
16,06
5,72
14,17
13,20
24,14
6,56
13,48
4,80
20,29
18,96

(16)

8,18
8,11
8,38
5,64
8,02
6,65
4,72
2,70
6,05
0,16
8,39
4,10
0,42
1,77
2,63
0,40
4,41
9,79
7,44
19,44
12,88
3,42
1,75
5,41
3,29
8,82
7,96
9,44
5,21
15,28
5,22

Jumlah
(17)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.21
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No

Provinsi

Tangki
septik

(1)

(2)

(3)

Kolam/
Sawah

Sungai/
Danau

Lobang
tanah

Pantai/
tanah terbuka

Lainnya

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

7,72

4,16

Nanggroe Aceh Darussalam

42,95

Sumatera Utara

45,21

1,12

13,86

28,79

5,23

5,79

100,00

Sumatera Barat

31,04

16,60

28,98

17,82

3,10

2,46

100,00

Riau

40,97

1,20

12,76

39,58

4,01

1,48

100,00

Jambi

32,67

1,64

29,09

30,63

4,59

1,38

100,00

Sumatera Selatan

33,88

2,26

26,72

33,44

1,57

2,13

100,00

Bengkulu

31,45

1,44

21,89

34,93

7,65

2,64

100,00

Lampung

28,92

2,63

9,47

54,25

2,67

2,05

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

44,36

0,32

5,65

18,57

25,17

5,93

100,00

10

DKI Jakarta

85,30

1,11

4,23

8,06

0,18

1,12

100,00

11

Jawa Barat

44,56

15,50

22,26

14,32

1,69

1,67

100,00

12

Jawa Tengah

41,64

5,29

25,68

24,57

1,69

1,12

100,00

13

DI Yogyakarta

65,31

0,89

9,56

22,82

1,01

0,40

100,00

14

Jawa Timur

39,17

1,21

25,66

29,56

3,51

0,89

100,00

15

Banten

55,21

8,69

11,69

12,14

10,98

1,30

100,00

16

Bali

65,69

0,22

6,03

11,53

15,18

1,34

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

31,14

2,71

32,65

11,06

19,25

3,19

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

13,15

0,26

0,51

55,53

17,99

12,56

100,00

19

Kalimantan Barat

27,60

1,54

25,85

31,57

9,03

4,41

100,00

20

Kalimantan Tengah

24,05

0,57

45,22

27,81

1,43

0,91

100,00

21

Kalimantan Selatan

30,57

1,09

31,79

34,62

1,36

0,57

100,00

22

Kalimantan Timur

48,14

0,87

18,44

29,51

1,65

1,39

100,00

23

Sulawesi Utara

53,30

0,48

12,07

28,53

3,38

2,24

100,00

24

Sulawesi Tengah

32,64

1,43

19,49

23,11

16,99

6,34

100,00

25

Sulawesi Selatan

44,11

1,75

11,68

20,49

19,51

2,46

100,00

26

Sulawesi Tenggara

30,76

0,42

6,15

35,31

20,57

6,80

100,00

27

Gorontalo

31,47

0,78

14,93

18,69

30,66

3,46

100,00

28

Maluku

30,57

0,75

14,56

18,70

29,62

5,80

100,00

29

Maluku Utara

52,05

0,62

13,97

8,32

22,24

2,80

100,00

30

Papua

31,24

1,83

8,96

22,72

28,62

6,63

100,00

42,71

5,16

20,22

24,41

5,38

2,12

100,00

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

15,83

27,10

(9)

Indonesia

2,24

Jumlah

100,00

Lampiran 2.21.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan

No

Provinsi

Tangki
septik

Kolam/
Sawah

Sungai/
Danau

Lobang
tanah

Pantai/
tanah terbuka

Lainnya

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

74,49
73,44
60,89
68,36
67,14
65,14
60,70
61,10
64,69
85,30
57,52
61,01
80,23
63,38
76,38
78,35
43,01
40,38
67,61
55,73
52,08
67,12
79,21
65,84
78,59
58,73
61,23
58,82
90,18
81,99
66,01

1,32
0,65
7,87
1,02
1,77
2,69
1,52
1,59
0,44
1,11
6,57
2,86
0,84
0,91
6,39
0,15
1,16
0,55
1,59
0,50
0,99
1,16
0,43
0,44
1,02
0,50
1,26
1,13
0,27
3,02
2,86

6,83
6,32
9,26
4,45
11,03
10,73
4,46
9,27
5,53
4,23
21,78
21,15
12,03
17,46
3,03
4,18
32,95
0,29
5,45
17,06
19,70
10,31
2,37
10,25
5,12
4,23
11,36
8,06
2,78
14,27

14,85
16,70
17,25
25,19
18,03
20,16
32,78
25,19
14,23
8,06
11,28
13,37
6,61
16,88
9,62
13,41
13,46
55,76
22,91
25,72
26,28
19,65
16,90
17,63
11,11
25,88
22,13
20,57
8,05
11,36
14,44

1,74
0,62
2,09
0,70
0,33
0,47
0,39
0,36
12,37
0,18
0,83
0,85
0,03
0,87
3,79
3,49
7,17
1,42
1,55
0,34
0,48
0,46
0,74
3,58
3,32
7,02
2,79
9,82
1,22
0,79
1,24

0,77
2,28
2,65
0,28
1,70
0,81
0,15
2,50
2,74
1,12
2,02
0,77
0,27
0,50
0,80
0,42
2,23
1,59
0,90
0,65
0,47
1,30
0,35
2,25
0,84
3,64
1,24
1,60
0,27
0,05
1,18

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Jumlah
(9)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.21.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Tangki
septik

Kolam/
Sawah

Sungai/
Danau

Lobang
tanah

Pantai/
tanah terbuka

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

31,35
24,55
18,51
19,44
19,80
18,80
19,86
20,10
28,69
31,92
28,41
41,46
22,46
29,20
52,46
24,42
7,99
13,92
11,09
18,05
26,33
37,00
24,46
29,62
23,04
20,79
18,97
38,44
15,85
25,47

2,57
1,47
20,27
1,34
1,59
2,06
1,40
2,91
0,22
24,21
6,95
0,98
1,42
11,53
0,30
3,59
0,20
1,52
0,60
1,15
0,53
0,52
1,68
2,05
0,39
0,61
0,60
0,75
1,47
6,87

19,14
19,39
37,26
19,29
35,83
34,43
28,80
9,53
5,74
22,73
28,78
5,62
31,32
22,32
7,97
32,48
0,55
32,82
56,74
38,83
27,78
18,17
21,76
14,43
6,67
16,22
17,23
18,96
10,83
24,63

31,61
37,63
18,05
50,89
35,34
39,85
35,79
62,22
21,92
17,29
32,23
48,73
38,32
15,23
9,57
9,68
55,49
34,54
28,67
39,47
40,84
35,84
24,46
24,44
37,91
17,46
17,93
8,41
26,17
31,79

9,93
8,60
3,53
6,61
6,19
2,10
10,52
3,30
35,04
2,54
2,27
2,59
5,33
19,81
27,41
26,09
21,13
11,59
1,88
1,87
3,02
5,05
20,30
26,32
24,30
40,66
37,74
29,74
37,05
8,44

5,40
8,36
2,38
2,43
1,26
2,76
3,62
1,93
8,40
1,32
1,36
0,62
1,15
1,91
2,30
3,74
14,64
5,61
1,02
0,63
1,51
3,42
7,34
3,14
7,68
4,26
7,53
3,70
8,63
2,80

Jumlah
(9)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.22
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan + Perdesaan

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

<60.000

60.000
79.999

(2)

(3)

(4)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

1,84
0,76
0,61
0,18
0,30
1,93
1,25
3,93
0,66
0,70
0,87
0,48
1,32
0,72
2,53
7,27
1,57
0,72
0,66
0,43
0,54
1,95
2,31
2,30
5,21
1,70
0,34
3,12
1,25

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)


80.000
100.000
150.000
200.000
300.000
99.999
149.999
199.999
299.999
499.999
(5)

4,40
2,71
2,30
0,62
1,84
5,79
5,01
9,10
1,06
2,39
4,34
2,92
5,19
1,40
0,79
9,40
17,59
5,19
2,56
2,62
0,85
1,55
6,11
7,24
6,44
9,21
5,25
6,39
5,68
4,14

(6)

8,79
6,66
5,72
2,17
6,13
12,85
11,66
15,38
2,95
0,07
6,35
10,37
6,64
11,00
4,73
2,39
16,52
21,28
9,94
5,31
5,22
1,73
3,88
12,36
13,28
11,47
16,48
7,79
12,04
8,51
8,71

(7)

33,16
30,21
29,93
16,04
29,04
34,02
37,62
37,71
16,38
1,23
26,18
35,43
25,08
35,62
20,82
15,01
36,06
30,28
32,53
26,28
27,05
12,08
22,29
33,22
34,78
32,10
32,55
30,02
32,01
25,79
29,27

(8)

24,39
25,45
24,94
20,69
29,00
20,94
22,39
18,01
23,45
5,52
24,58
23,79
20,47
21,23
21,54
22,02
17,86
11,86
23,13
26,62
25,48
17,78
24,93
21,83
20,45
22,19
17,02
26,61
20,24
19,13
21,81

(9)

18,67
22,66
23,30
28,73
24,67
16,80
14,05
10,66
33,37
25,74
24,26
17,39
19,43
16,20
29,93
32,40
12,42
7,99
17,25
25,83
23,98
31,24
29,53
15,53
14,46
18,18
12,61
20,66
19,83
20,75
20,29

7,25
9,56
10,01
23,57
7,72
6,71
6,73
4,18
18,62
40,83
11,75
6,17
14,09
7,28
16,22
21,10
4,22
2,87
8,16
10,76
11,52
23,71
14,50
7,02
5,65
6,21
6,00
7,07
8,60
12,81
10,73

500.000
dan lebih

Jumlah

(10)

(11)

1,49
2,00
3,17
8,01
1,31
0,94
1,28
1,03
3,52
26,60
3,79
1,64
10,89
2,17
4,65
6,28
0,98
0,86
2,24
1,91
3,47
12,20
2,78
1,99
1,83
1,12
0,93
0,90
0,55
4,21
3,81

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.22.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan

No

Provinsi

(1)

(2)

60.000
79.999

<60.000
(3)

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)


100.000
150.000
200.000
149.999
199.999
299.999

80.000
99.999

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

300.000
499.999

500.000
dan lebih

Jumlah

(9)

(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam

0,82

1,56

3,30

19,09

22,09

30,11

18,68

4,36

100,00

Sumatera Utara

0,40

1,34

3,42

19,50

24,00

31,04

16,30

4,01

100,00

Sumatera Barat

0,03

0,73

1,69

15,83

21,58

33,32

18,99

7,84

100,00

Riau

0,23

0,16

0,60

4,43

10,85

30,50

37,63

15,59

100,00

Jambi

0,15

0,59

4,21

17,10

24,81

32,85

17,19

3,09

100,00

Sumatera Selatan

0,22

1,86

5,21

20,84

24,41

29,90

15,69

1,87

100,00

Bengkulu

1,44

1,58

3,83

22,52

22,83

27,32

16,80

3,67

100,00

Lampung

2,28

2,80

6,54

26,65

24,29

20,76

13,31

3,38

100,00

Bangka Belitung

0,08

0,71

1,50

9,92

17,81

38,25

26,90

4,82

100,00

10

DKI Jakarta

0,07

1,23

5,52

25,74

40,83

26,60

100,00

11

Jawa Barat

0,32

1,31

3,32

18,54

21,73

29,93

18,19

6,66

100,00

12

Jawa Tengah

0,31

1,86

5,26

25,88

27,00

25,79

10,83

3,06

100,00

13

DI Yogyakarta

0,26

1,30

2,81

16,32

19,46

22,96

20,21

16,67

100,00

14

Jawa Timur

0,35

2,15

5,39

25,43

23,18

25,32

13,89

4,29

100,00

15

Banten

0,22

0,59

1,46

8,73

16,56

38,59

25,52

8,33

100,00

16

Bali

0,15

0,79

9,01

16,67

34,01

28,64

10,73

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

1,72

4,23

10,91

33,97

20,56

19,08

7,54

1,99

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

0,80

2,93

6,25

24,43

23,81

25,95

11,43

4,40

100,00

19

Kalimantan Barat

0,56

2,99

15,52

23,02

29,82

20,84

7,25

100,00

20

Kalimantan Tengah

0,22

1,32

2,14

11,45

21,37

36,44

22,32

4,74

100,00

21

Kalimantan Selatan

0,21

0,75

2,27

13,74

22,34

32,87

20,96

6,85

100,00

22

Kalimantan Timur

0,25

0,67

0,91

7,04

13,11

31,78

28,37

17,86

100,00

23

Sulawesi Utara

0,13

0,47

1,77

8,87

16,78

39,23

26,23

6,52

100,00

24

Sulawesi Tengah

0,20

1,85

2,78

17,88

25,77

29,23

17,24

5,06

100,00

25

Sulawesi Selatan

0,38

2,30

5,41

23,59

23,67

26,08

13,52

5,04

100,00

26

Sulawesi Tenggara

0,44

1,29

3,95

17,63

25,24

30,66

16,69

4,11

100,00

27

Gorontalo

0,34

0,90

6,02

25,91

23,24

25,36

15,44

2,80

100,00

28

Maluku

0,24

0,48

10,64

29,29

38,21

18,39

2,74

100,00

29

Maluku Utara

1,84

1,72

10,46

16,42

39,01

28,83

1,72

100,00

30

Papua

0,39

0,40

6,44

13,88

37,41

31,03

10,46

100,00

0,34

1,38

3,58

18,07

20,65

28,58

19,55

7,85

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.22.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan

No

Provinsi

<60.000

60.000
79.999

(2)

(3)

(4)

(1)

Golongan Pengeluaran per Kapita Sebulan (Rp)


100.000
150.000
200.000
149.999
199.999
299.999

80.000
99.999
(5)

(6)

(7)

(8)

300.000
499.999

500.000
dan lebih

Jumlah

(9)

(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam

2,24

5,49

10,91

38,60

25,28

14,25

2,84

0,39

100,00

Sumatera Utara

1,05

3,77

9,17

38,54

26,57

16,15

4,31

0,44

100,00

Sumatera Barat

0,87

2,99

7,48

36,10

26,42

18,93

6,09

1,13

100,00

Riau

0,14

0,98

3,41

25,25

28,49

27,32

12,41

2,00

100,00

Jambi

0,37

2,34

6,91

33,90

30,70

21,34

3,86

0,58

100,00

Sumatera Selatan

2,84

7,85

16,84

40,92

19,12

9,96

2,02

0,45

100,00

Bengkulu

1,16

6,41

14,84

43,76

22,21

8,66

2,64

0,31

100,00

Lampung

4,41

10,92

17,94

40,92

16,20

7,73

1,54

0,35

100,00
100,00

Bangka Belitung

1,09

1,31

4,01

21,13

27,60

29,78

12,52

2,55

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

1,11

3,56

9,65

34,49

27,68

18,09

4,76

0,66

100,00

12

Jawa Tengah

1,26

6,08

13,96

42,13

21,53

11,49

2,90

0,65

100,00

13

DI Yogyakarta

0,79

5,22

12,07

37,51

21,89

14,43

5,41

2,69

100,00

14

Jawa Timur

2,01

7,38

15,04

42,96

19,83

9,63

2,52

0,64

100,00

15

Banten

1,30

2,36

8,59

35,09

27,42

19,70

5,23

0,30

100,00

16

Bali

1,47

4,04

21,24

27,58

30,73

13,26

1,67

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

3,01

12,46

19,84

37,30

16,27

8,48

2,26

0,38

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

8,54

20,47

24,24

31,43

9,51

4,45

1,19

0,16

100,00

19

Kalimantan Barat

2,15

6,90

12,51

38,83

23,17

12,59

3,45

0,39

100,00

20

Kalimantan Tengah

0,94

3,07

6,62

32,37

28,77

21,47

6,01

0,75

100,00

21

Kalimantan Selatan

0,94

3,75

7,02

35,15

27,39

18,57

5,77

1,42

100,00

22

Kalimantan Timur

0,63

1,05

2,71

18,14

23,38

30,58

18,12

5,39

100,00

23

Sulawesi Utara

0,80

2,22

5,18

30,62

29,98

23,51

7,23

0,46

100,00

24

Sulawesi Tengah

2,40

7,21

14,85

37,20

20,80

11,98

4,36

1,20

100,00

25

Sulawesi Selatan

3,12

9,35

16,65

39,56

19,08

9,49

2,28

0,46

100,00

26

Sulawesi Tenggara

2,82

7,87

13,56

36,12

21,34

14,70

3,29

0,29

100,00

27

Gorontalo

6,94

12,19

20,22

34,93

14,80

8,05

2,62

0,26

100,00

28

Maluku

2,36

7,17

10,59

37,45

25,59

13,91

2,72

0,19

100,00

29

Maluku Utara

0,46

8,01

15,72

39,70

21,60

12,99

1,39

0,13

100,00

30

Papua

4,12

7,37

11,11

32,00

20,82

15,41

6,97

2,21

100,00

1,94

6,23

12,61

37,81

22,70

13,97

4,01

0,73

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.23
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI KARTU SEHAT
MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Perkotaan
(3)

20,60
7,44
8,12
6,33
8,90
11,95
4,99
17,25
4,88
7,64
9,80
17,18
11,31
11,68
7,41
5,68
30,81
24,24
7,28
6,02
6,58
8,87
13,99
11,68
11,93
7,86
17,46
8,26
7,83
13,33
11,29

Perdesaan
(4)

38,83
11,07
10,94
12,65
8,88
7,22
11,49
16,76
6,05
12,48
23,45
24,53
14,66
14,22
10,33
35,37
40,80
10,21
8,89
14,18
16,48
10,14
14,92
10,71
17,87
22,57
8,96
13,50
23,30
16,58

Perkotaan+
Perdesaan
(5)

33,92
9,53
10,11
9,87
8,88
8,76
9,64
16,87
5,54
7,64
11,16
21,15
16,40
13,44
10,47
7,95
33,72
38,16
9,46
8,05
11,38
12,41
11,62
14,28
11,07
15,71
21,22
8,76
12,01
20,98
14,33

Lampiran 2.24
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi

No
(1)

(2)

Berobat

Periksa
Kehamilan/Melahirkan

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam

85,72

Sumatera Utara

73,12

9,99

11,25

Sumatera Barat

80,23

16,12

22,64

Riau

75,41

16,13

33,23

Jambi

73,30

15,16

20,98

Sumatera Selatan

78,02

15,31

22,93

Bengkulu

58,25

7,70

15,94

Lampung

66,23

5,96

14,42

Kepulauan Bangka Belitung

79,80

4,30

23,69

10

DKI Jakarta

75,77

8,65

19,57

11

Jawa Barat

65,22

6,96

15,66

12

Jawa Tengah

55,82

4,82

8,06

13

DI Yogyakarta

57,41

3,00

7,21

14

Jawa Timur

51,52

6,30

11,20

15

Banten

57,24

6,75

17,26

16

Bali

71,19

7,78

12,82

17

Nusa Tenggara Barat

62,74

10,78

12,27

18

Nusa Tenggara Timur

92,28

21,20

16,86

19

Kalimantan Barat

69,28

16,14

26,86

20

Kalimantan Tengah

82,21

8,60

25,92

21

Kalimantan Selatan

71,18

8,41

13,57

22

Kalimantan Timur

72,12

14,89

22,44

23

Sulawesi Utara

80,95

16,01

19,42

24

Sulawesi Tengah

78,45

18,03

23,10

25

Sulawesi Selatan

70,13

15,87

15,74

26

Sulawesi Tenggara

71,52

17,04

23,44

27

Gorontalo

75,02

13,21

19,77

28

Maluku

70,30

28,47

22,35

29

Maluku Utara

91,06

20,32

16,25

30

Papua

93,21

31,79

18,25

66,57

9,04

13,84

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

9,53

Keperluan KB

14,27

Lampiran 2.24.a
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan

No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Berobat

Periksa
Kehamilan/Melahirkan

Keperluan KB

(3)

(4)

(5)

76,56
72,28
81,34
77,45
84,87
82,72
61,64
80,72
79,25
75,77
68,69
55,24
56,09
67,36
66,30
72,55
62,70
82,40
76,04
73,06
76,64
62,82
86,25
86,77
75,59
63,45
89,85
83,41
95,15
94,64
67,56

14,57
9,48
16,53
20,21
22,64
19,59
9,75
9,80
6,63
8,65
8,01
5,24
5,93
7,16
9,50
9,37
9,13
16,72
13,69
10,53
11,34
16,16
10,01
16,64
20,53
11,17
16,98
12,27
15,91
15,36
8,97

16,09
9,79
20,95
29,43
23,11
29,22
21,45
16,98
10,04
19,57
16,77
6,94
8,25
13,06
12,43
13,12
10,16
15,65
18,55
26,70
19,09
17,30
10,82
30,92
17,53
16,22
28,48
9,77
30,08
27,01
13,91

Lampiran 2.24.b
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan

No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Berobat
(3)

87,50
73,53
79,89
74,61
68,96
74,27
57,67
62,14
80,14
62,56
56,11
58,38
58,31
51,43
70,40
62,76
93,39
67,63
84,74
69,71
77,88
76,35
76,85
67,57
72,50
70,90
65,34
90,21
92,96
66,06

Periksa
Kehamilan/Melahirkan
(4)

8,55
10,24
16,00
14,53
12,36
11,88
7,35
4,88
2,86
6,15
4,62
0,84
5,83
4,99
6,87
11,60
21,70
16,74
8,07
7,62
14,11
21,21
18,30
13,68
17,75
12,17
34,59
21,23
34,64
9,08

Keperluan KB
(5)

13,92
11,96
23,17
34,72
20,19
17,90
15,00
13,70
32,17
14,81
8,62
6,45
10,18
20,35
12,64
13,31
16,99
28,89
25,70
12,08
25,61
26,89
21,59
14,90
24,31
17,35
27,10
13,39
16,73
13,80

Lampiran 2.25
PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No.

Provinsi

(1)

(2)

Panas

Sakit kepala

Batuk

(3)

(4)

(5)

Keluhan Kesehatan
Diare/ buangPilek
buang air
(6)

(7)

Asma/ napas
sesak
(8)

Sakit gigi

Keluhan
lainnya

% Penduduk yang
mempunyai keluhan
kesehatan kesehatan

(9)

(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam

43,17

11,96

49,97

47,18

6,82

5,11

10,81

17,47

26,92

Sumatera Utara

37,24

11,68

45,13

42,41

5,77

5,12

6,84

24,60

19,19

Sumatera Barat

38,92

17,72

45,20

42,22

5,21

6,46

8,02

23,83

23,76

Riau

40,09

13,30

52,24

49,69

5,23

6,22

8,76

16,92

18,17

Jambi

33,85

12,87

50,33

49,04

5,62

6,42

8,94

20,85

18,25

Sumatera Selatan

26,73

15,38

41,97

45,01

4,07

4,85

6,16

25,67

19,18

Bengkulu

35,59

15,72

46,76

48,79

3,72

5,45

7,26

21,92

20,98

Lampung

33,22

21,07

51,46

57,27

3,21

3,09

6,62

21,20

29,55

Kepulauan Bangka Belitung

34,46

23,97

51,11

50,18

5,15

9,93

8,45

25,10

34,52

10

DKI Jakarta

39,69

16,27

57,91

55,44

6,81

4,25

4,95

17,36

29,90

11

Jawa Barat

37,02

14,74

45,54

49,46

5,27

5,82

5,75

25,27

24,14

12

Jawa Tengah

35,48

17,71

51,84

52,34

4,36

4,50

4,92

25,21

29,38

13

DI Yogyakarta

31,24

18,42

50,82

50,43

4,02

5,09

7,08

27,85

37,81

14

Jawa Timur

39,08

16,73

49,78

47,69

5,16

4,85

5,92

25,98

30,65

15

Banten

37,34

17,87

49,33

55,72

6,12

5,59

6,63

21,26

20,08

16

Bali

52,89

17,56

44,78

44,01

4,42

6,37

5,51

25,29

30,99

17

Nusa Tenggara Barat

54,36

23,45

48,37

48,88

7,43

6,58

6,88

26,67

37,57

18

Nusa Tenggara Timur

57,35

21,19

60,15

58,19

6,63

5,59

6,38

23,35

36,88

19

Kalimantan Barat

39,69

18,55

49,53

47,78

6,68

6,94

6,95

21,29

25,69

20

Kalimantan Tengah

41,80

15,14

50,92

51,07

4,87

4,06

7,57

15,93

17,51

21

Kalimantan Selatan

32,95

17,83

41,70

38,04

4,55

5,11

7,70

30,89

27,29

22

Kalimantan Timur

36,80

16,65

49,03

48,63

5,84

4,11

8,45

16,19

24,13

23

Sulawesi Utara

43,94

15,11

52,80

50,62

5,30

3,42

8,84

19,50

27,69

24

Sulawesi Tengah

46,04

18,59

41,82

31,61

5,83

6,92

9,32

29,72

30,72

25

Sulawesi Selatan

36,55

18,65

35,90

33,41

5,24

5,68

7,41

26,75

21,89

26

Sulawesi Tenggara

44,08

12,55

36,05

30,74

4,44

5,29

5,49

27,68

23,22

27

Gorontalo

63,00

25,52

51,25

36,62

8,79

6,31

10,95

14,59

37,64

28

Maluku

46,42

13,36

53,49

41,53

3,09

6,41

10,15

22,12

15,47

29

Maluku Utara

49,47

23,23

55,93

37,43

7,95

3,70

7,72

24,42

28,40

30

Papua

44,45

11,33

54,45

56,40

6,28

5,18

10,06

25,66

22,51

38,81

16,82

48,97

48,78

5,24

5,18

6,35

24,25

26,51

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.26
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No.

% Penduduk yang Berobat Jalan


Selama Sebulan yang lalu

Provinsi

(1)

(2)

% Penduduk yang Mengobati Sendiri


Selama Sebulan yang lalu

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan+
Perdesaan

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan +
Perdesaan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Nanggroe Aceh Darussalam

40,02

36,94

37,71

69,92

72,49

71,85

Sumatera Utara

35,62

26,64

30,18

64,14

76,41

71,58

Sumatera Barat

46,76

41,95

43,05

60,61

72,88

70,08

Riau

34,42

21,86

27,29

79,14

84,68

82,29

Jambi

40,34

25,92

29,11

69,81

80,10

77,83

Sumatera Selatan

25,55

29,31

27,76

83,47

76,46

79,34

Bengkulu

44,48

38,76

40,55

66,43

70,10

68,96

Lampung

38,48

26,98

29,55

78,59

83,84

82,66

Kepulauan Bangka Belitung

41,00

32,66

35,95

76,63

79,02

78,08

10

DKI Jakarta

40,11

40,11

70,66

70,66

11

Jawa Barat

44,42

37,70

40,95

73,48

78,12

75,87

12

Jawa Tengah

42,61

41,76

42,12

69,23

68,42

68,76

13

DI Yogyakarta

38,40

46,63

41,51

66,66

62,24

64,98

14

Jawa Timur

41,63

38,75

39,99

73,12

73,46

73,31

15

Banten

28,07

29,44

28,62

74,97

72,92

74,14

16

Bali

49,63

56,16

52,89

59,91

54,03

56,98

17

Nusa Tenggara Barat

43,22

40,32

41,52

73,61

70,27

71,64

18

Nusa Tenggara Timur

49,40

48,43

48,58

59,89

57,75

58,07

19

Kalimantan Barat

43,18

24,66

29,71

70,02

74,94

73,60

20

Kalimantan Tengah

28,63

26,23

27,01

78,66

82,68

81,37

21

Kalimantan Selatan

25,84

23,72

24,54

77,90

78,22

78,10

22

Kalimantan Timur

30,83

29,77

30,26

74,07

73,10

73,55

23

Sulawesi Utara

46,95

42,58

43,86

69,67

70,99

70,60

24

Sulawesi Tengah

37,92

35,58

36,10

74,67

79,93

78,75

25

Sulawesi Selatan

29,98

28,41

28,88

74,89

69,41

71,06

26

Sulawesi Tenggara

26,10

27,84

27,47

70,44

73,01

72,46

27

Gorontalo

47,21

30,24

34,61

72,19

84,61

81,41

28

Maluku

32,02

26,73

28,89

73,66

69,86

71,41

29

Maluku Utara

43,09

27,13

30,95

84,10

88,73

87,62

30

Papua

52,71

44,87

46,49

65,67

46,63

50,57

40,36

36,59

38,21

71,78

72,93

72,44

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004

Lampiran 2.27
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No.

Provinsi

Rumah Sakit
Pemerintah

Rumah Sakit
Swasta

Praktek Dokter

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Tempat/Cara Berobat
Puskesmas/
Poliklinik
Pustu
(6)

(7)

Petugas
Kesehatan

Dukun/Tabib
/Sinse

Lainnya

(8)

(9)

(10)

Nanggroe Aceh Darussalam

9,87

1,18

11,95

62,92

2,86

5,10

2,55

3,56

Sumatera Utara

6,91

7,63

19,15

27,62

7,55

20,70

3,47

6,98

Sumatera Barat

8,06

2,31

14,17

39,02

2,65

21,74

5,84

6,22

Riau

6,73

8,11

19,28

46,28

6,97

7,34

2,00

3,30

Jambi

9,59

3,38

15,35

46,65

1,82

9,29

1,97

11,94

Sumatera Selatan

4,72

1,43

18,93

48,77

2,87

11,00

0,82

11,46

Bengkulu

7,59

2,61

17,40

37,86

4,20

19,69

2,26

8,39

Lampung

5,68

1,70

20,89

34,41

3,66

26,45

0,84

6,36

Kepulauan Bangka Belitung

12,49

2,96

17,93

41,01

1,64

14,63

3,64

5,69

10

DKI Jakarta

9,65

10,45

33,93

29,18

9,80

1,69

1,63

3,67

11

Jawa Barat

5,31

3,91

28,92

36,44

4,55

15,19

1,53

4,14

12

Jawa Tengah

4,63

2,06

28,97

33,55

2,21

24,78

1,33

2,47

13

DI Yogyakarta

7,46

8,15

34,81

24,08

1,96

21,21

0,85

1,49

14

Jawa Timur

4,96

2,89

25,10

29,67

3,43

26,77

2,06

5,13

15

Banten

5,87

3,57

25,07

31,49

11,18

16,61

2,37

3,83

16

Bali

7,40

2,21

36,37

27,83

2,29

17,90

3,48

2,53

17

Nusa Tenggara Barat

3,30

0,26

21,37

49,33

1,01

15,12

1,72

7,88

18

Nusa Tenggara Timur

4,99

1,71

7,31

63,46

4,21

7,58

0,79

9,95

19

Kalimantan Barat

6,42

1,86

17,47

44,14

2,38

19,74

1,38

6,61

20

Kalimantan Tengah

5,49

0,57

14,52

52,63

4,36

18,42

0,71

3,30

21

Kalimantan Selatan

8,94

1,52

14,24

39,56

2,06

24,04

1,42

8,22

22

Kalimantan Timur

8,34

3,54

21,60

51,14

3,55

6,67

1,00

4,15

23

Sulawesi Utara

4,08

1,77

35,33

34,89

1,16

21,11

0,22

1,43

24

Sulawesi Tengah

6,19

0,85

16,90

52,44

2,02

14,11

0,42

7,07

25

Sulawesi Selatan

12,34

2,36

15,80

49,94

1,14

11,98

0,81

5,63

26

Sulawesi Tenggara

5,85

0,89

13,91

51,03

1,57

12,73

4,87

9,14

27

Gorontalo

5,88

1,32

24,46

46,04

1,85

15,75

2,55

2,14

28

Maluku

5,99

5,30

11,97

49,55

6,81

6,15

0,38

13,84

29

Maluku Utara

9,36

2,50

12,01

52,88

1,93

11,72

0,19

9,40

30

Papua

7,41

3,13

7,70

67,82

8,05

1,78

0,34

3,77

6,01

3,32

24,39

37,26

3,86

18,51

1,78

4,86

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.28
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA 1 TAHUN
TERAKHIR MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam

31,96

24,82

26,86

Sumatera Utara

23,51

17,70

20,35

Sumatera Barat

30,04

37,42

35,09

Riau

22,28

13,09

17,30

Jambi

18,75

19,38

19,20

Sumatera Selatan

18,84

10,82

13,68

Bengkulu

31,25

24,15

26,24

Lampung

34,64

19,46

22,91

Kepulauan Bangka Belitung

31,53

29,46

30,35

10

DKI Jakarta

31,80

31,80

11

Jawa Barat

26,50

31,74

28,99

12

Jawa Tengah

39,70

38,69

39,11

13

DI Yogyakarta

29,76

35,55

32,12

14

Jawa Timur

35,22

29,36

31,83

15

Banten

21,56

23,01

22,19

16

Bali

38,27

40,67

39,45

17

Nusa Tenggara Barat

40,05

44,44

42,76

18

Nusa Tenggara Timur

41,91

40,34

40,61

19

Kalimantan Barat

33,79

18,19

22,65

20

Kalimantan Tengah

22,01

16,45

18,13

21

Kalimantan Selatan

24,86

21,36

22,72

22

Kalimantan Timur

23,82

20,70

22,44

23

Sulawesi Utara

22,63

30,99

27,75

24

Sulawesi Tengah

14,90

24,40

22,38

25

Sulawesi Selatan

27,27

17,39

20,45

26

Sulawesi Tenggara

22,27

27,23

26,09

27

Gorontalo

34,83

18,75

23,23

28

Maluku

28,38

20,61

22,94

29

Maluku Utara

31,70

41,45

38,67

30

Papua

25,96

24,01

24,50

30,47

28,31

29,26

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.29
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+perdesaan

Lama Disusui (Bulan)


No.

Provinsi

(1)

(2)

<=5

(3)

6-11

(4)

12-17

(5)

18-23

(6)

Jumlah

>24

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

0,07

6,09

10,39

26,04

33,95

23,47

100,00

Sumatera Utara

0,18

7,63

20,97

32,59

20,25

18,39

100,00

Sumatera Barat

0,15

2,29

6,97

23,03

30,99

36,56

100,00

Riau

0,03

6,93

10,54

25,67

22,13

34,69

100,00

Jambi

0,06

5,46

6,84

18,44

27,19

42,00

100,00

Sumatera Selatan

2,91

9,37

20,24

25,57

41,91

100,00

Bengkulu

1,80

5,66

21,11

33,76

37,67

100,00

Lampung

0,72

3,07

8,35

22,30

27,37

38,19

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

0,80

14,47

13,47

20,90

19,12

31,25

10

DKI Jakarta

0,15

13,19

14,91

27,71

14,38

29,66

100,00

11

Jawa Barat

0,32

4,19

5,09

14,54

24,79

51,07

100,00

12

Jawa Tengah

0,21

4,11

5,58

14,64

21,53

53,93

100,00

13

DI Yogyakarta

5,64

4,51

11,00

20,10

58,74

100,00

14

Jawa Timur

0,23

7,28

8,00

18,18

23,59

42,72

100,00

15

Banten

0,24

3,97

7,42

26,00

26,81

35,56

100,00

16

Bali

0,04

2,08

5,05

22,35

30,03

40,46

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

2,42

6,95

18,71

24,23

47,69

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

0,11

2,25

9,76

36,89

23,58

27,41

100,00

19

Kalimantan Barat

0,16

4,62

8,22

19,61

21,95

45,45

100,00

20

Kalimantan Tengah

2,88

4,16

19,09

26,77

47,10

100,00

21

Kalimantan Selatan

0,11

5,87

4,13

14,77

20,27

54,85

100,00

22

Kalimantan Timur

0,20

6,76

10,16

21,48

19,49

41,90

100,00

23

Sulawesi Utara

6,03

15,73

34,03

16,42

27,79

100,00

24

Sulawesi Tengah

0,08

5,35

11,67

22,34

13,97

46,59

100,00

25

Sulawesi Selatan

0,01

2,66

11,29

35,27

20,70

30,08

100,00

26

Sulawesi Tenggara

0,06

3,51

11,26

21,29

28,53

35,34

100,00

27

Gorontalo

10,45

16,23

32,48

11,84

29,00

100,00

28

Maluku

0,22

3,60

32,63

43,92

8,81

10,81

100,00

29

Maluku Utara

30

Papua
Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

1,67

8,68

32,42

36,34

20,89

100,00

0,54

3,99

13,66

24,17

17,83

39,80

100,00

0,20

5,09

8,79

21,24

23,31

41,36

100,00

Lampiran 2.29.a
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

No.

Provinsi

(1)

(2)

Lama Disusui (Bulan)


0

<=5

6-11

12-17

18-23

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Jumlah

>24
(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

0,26

5,34

8,13

27,20

32,93

26,15

100,00

Sumatera Utara

0,28

11,02

21,66

29,46

17,46

20,11

100,00

Sumatera Barat

1,57

7,00

20,20

30,00

41,23

100,00

Riau

8,47

12,79

28,63

15,20

34,90

100,00

Jambi

7,21

11,58

24,75

18,13

38,34

100,00

Sumatera Selatan

4,05

17,23

24,51

20,46

33,76

100,00

Bengkulu

3,18

8,65

22,21

22,38

43,58

100,00

Lampung

0,19

6,40

10,50

28,16

21,40

33,34

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

1,23

15,15

16,51

18,22

23,20

25,70

10

DKI Jakarta

0,15

13,19

14,91

27,71

14,38

29,66

100,00

11

Jawa Barat

0,18

5,28

6,09

16,52

25,89

46,03

100,00

12

Jawa Tengah

0,22

5,63

6,35

17,04

21,49

49,27

100,00

13

DI Yogyakarta

7,53

5,07

12,05

19,67

55,67

100,00

14

Jawa Timur

0,20

10,75

8,29

18,57

22,76

39,42

100,00

15

Banten

0,49

6,05

11,18

28,76

19,97

33,55

100,00

16

Bali

3,01

5,38

23,19

30,33

38,10

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

3,87

6,88

18,84

24,79

45,64

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

6,32

11,19

33,66

19,70

29,13

100,00

19

Kalimantan Barat

9,84

12,53

24,08

15,84

37,71

100,00

20

Kalimantan Tengah

5,18

6,32

15,94

21,26

51,29

100,00

21

Kalimantan Selatan

22

Kalimantan Timur

23

9,29

2,13

16,12

18,96

53,51

100,00

0,39

7,10

10,06

22,37

17,78

42,30

100,00

Sulawesi Utara

9,70

15,40

25,06

15,81

34,02

100,00

24

Sulawesi Tengah

9,18

12,23

27,07

7,56

43,96

100,00

25

Sulawesi Selatan

26

Sulawesi Tenggara

27

Gorontalo

28

Maluku

29
30

3,18

14,29

34,68

14,68

33,17

100,00

0,31

8,30

13,71

18,78

17,75

41,15

100,00

1,74

18,70

30,87

15,78

32,91

100,00

0,62

3,49

39,43

38,89

7,49

10,08

100,00

Maluku Utara

4,12

11,13

22,32

24,40

38,02

100,00

Papua

5,49

24,83

32,68

14,09

22,91

100,00

0,18

7,35

9,92

21,71

21,37

39,48

100,00

Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

Lampiran 2.29.b
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

Lama Disusui (Bulan)


No.

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

<=5

(3)

6-11

(4)

12-17

(5)

18-23

(6)

Jumlah

>24

(7)

(8)

(9)

6,36

11,21

25,62

34,32

22,48

99,99

Sumatera Utara

0,11

5,44

20,52

34,60

22,04

17,28

99,88

Sumatera Barat

0,21

2,58

6,96

24,16

31,39

34,69

99,78

Riau

0,05

5,73

8,78

23,34

27,58

34,52

99,95

Jambi

0,08

4,78

5,00

15,99

30,71

43,43

99,91

Sumatera Selatan

2,41

5,91

18,36

27,82

45,50

100,00

Bengkulu

1,24

4,46

20,67

38,33

35,30

100,00

Lampung

0,87

2,09

7,72

20,58

29,13

39,61

99,13

Kepulauan Bangka Belitung

0,56

14,08

11,76

22,41

16,82

34,38

99,45

10

DKI Jakarta

0,00

11

Jawa Barat

0,48

3,00

3,99

12,39

23,59

56,55

99,52

12

Jawa Tengah

0,20

3,09

5,06

13,02

21,55

57,09

99,81

13

DI Yogyakarta

3,09

3,74

9,59

20,69

62,88

99,99

14

Jawa Timur

0,24

4,65

7,78

17,89

24,23

45,22

99,77

15

Banten

100,00

16

Bali

17

2,01

3,87

23,39

33,28

37,45

0,07

1,11

4,70

21,45

29,71

42,97

99,94

Nusa Tenggara Barat

1,68

6,99

18,64

23,95

48,74

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

0,13

1,57

9,52

37,43

24,23

27,12

99,87

19

Kalimantan Barat

0,20

3,18

7,02

18,37

23,64

47,59

99,80

20

Kalimantan Tengah

1,99

3,33

20,30

28,88

45,49

99,99

21

Kalimantan Selatan

0,18

3,93

5,26

14,01

21,02

55,61

99,83

22

Kalimantan Timur

6,40

10,26

20,52

21,36

41,46

100,00

23

Sulawesi Utara

3,80

15,93

39,48

16,78

24,01

100,00

24

Sulawesi Tengah

0,10

4,48

11,54

21,26

15,44

47,18

99,90

25

Sulawesi Selatan

0,02

2,46

10,11

35,50

23,04

28,87

99,98

26

Sulawesi Tenggara

2,32

10,66

21,91

31,21

33,90

100,00

27

Gorontalo

100,00

28

Maluku

29

Maluku Utara

30

Papua
Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004

13,16

15,46

32,97

10,62

27,79

0,10

3,64

30,54

45,48

9,21

11,03

99,90

1,04

8,04

35,03

39,42

16,47

100,00

0,74

3,46

9,73

21,17

19,15

45,75

99,26

0,22

3,52

8,00

20,91

24,67

42,68

100,00

Lampiran 2.30
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Jumlah Bayi

(2)

(3)

(4)

7.186
245.432
94.945
136.943
26.854
25.382
93.024
175.490
2.958
30.842
56.329
406.889
246.620
21.170
649.455
73.809
48.846
73.542
41.460
22.789
35.304
39.175
41.181
28.187
29.022
30.662
92.182
416
19.822
2.379
6.512
7.968
2.812.775

662
104.561
74.618
76.917
12.235
17.227
77.694
77.415
2.055
20.420
44.739
167.247
90.300
6.475
273.525
12.550
29.567
38.819
21.507
10.821
22.168
23.349
31.239
16.433
23.209
14.795
54.375
208
11.400
1.387
2.715
2.810
1.363.442

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 November 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Jumlah Bayi yang Diberi ASI Ekslusif


%
Jumlah

Provinsi

(5)

9,21
42,60
78,59
56,17
45,56
67,87
83,52
44,11
69,47
66,21
79,42
41,10
36,62
30,59
42,12
17,00
60,53
52,78
51,87
47,48
62,79
59,60
75,86
58,30
79,97
48,25
58,99
50,00
57,51
58,30
41,69
35,27
48,47

Lampiran 2.31
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No

Ya, Setiap hari

Kebiasaan Merokok
Ya, kadang-kadang

(3)

(4)

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah
Tidak merokok
(5)

(6)

Nanggroe Aceh Darussalam

29,40

6,00

64,59

100,00

Sumatera Utara

27,78

6,45

65,77

100,00

Sumatera Barat

30,77

3,45

65,78

100,00

Riau

34,25

3,61

62,14

100,00

Jambi

30,12

7,30

62,58

100,00

Sumatera Selatan

31,10

8,66

60,24

100,00

Bengkulu

33,83

4,92

61,25

100,00

Lampung

32,71

6,73

60,56

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

28,64

3,10

68,26

100,00

10

DKI Jakarta

26,03

5,18

68,79

100,00

11

Jawa Barat

32,20

6,71

61,09

100,00

12

Jawa Tengah

26,32

6,30

67,38

100,00

13

DI Yogyakarta

23,16

5,60

71,24

100,00

14

Jawa Timur

27,25

5,23

67,52

100,00

15

Banten

30,27

8,04

61,69

100,00

16

Bali

20,33

3,97

75,70

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

29,22

3,40

67,38

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

19,52

7,76

72,72

100,00

19

Kalimantan Barat

29,59

7,85

62,57

100,00

20

Kalimantan Tengah

29,71

6,58

63,71

100,00

21

Kalimantan Selatan

22,82

4,54

72,64

100,00

22

Kalimantan Timur

23,99

5,65

70,36

100,00

23

Sulawesi Utara

31,18

5,96

62,86

100,00

24

Sulawesi Tengah

27,91

6,28

65,80

100,00

25

Sulawesi Selatan

23,70

5,32

70,98

100,00

26

Sulawesi Tenggara

27,34

4,19

68,47

100,00

27

Gorontalo

29,38

10,01

60,61

100,00

28

Maluku

21,66

10,56

67,77

100,00

29

Maluku Utara

28,23

13,67

58,10

100,00

30

Papua

31,04

7,34

61,63

100,00

28,35

6,09

65,56

100,00

Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.31.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004

Kebiasaan Merokok
No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Ya, Setiap hari

Ya, kadang-kadang

Tidak merokok

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

28,55
27,72
28,30
31,40
25,00
25,27
24,69
33,27
27,84
26,03
30,21
23,13
21,76
23,52
27,66
21,08
29,24
19,47
26,17
22,01
18,79
21,47
24,24
19,23
21,68
19,53
27,67
21,62
21,46
25,96
25,95

3,95
6,35
4,34
3,20
7,44
6,75
7,19
6,26
4,26
5,18
6,66
5,97
5,41
5,22
8,51
3,97
2,39
5,28
4,10
7,34
5,23
5,33
5,25
3,85
3,64
6,25
6,70
7,21
14,14
4,81
5,77

67,50
65,93
67,36
65,40
67,56
67,97
68,12
60,47
67,90
68,79
63,14
70,90
72,83
71,26
63,83
74,96
68,37
75,25
69,73
70,65
75,99
73,20
70,50
76,92
74,68
74,22
65,63
71,17
64,39
69,23
68,28

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.31.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Kebiasaan Merokok
Ya, Setiap hari

Ya, kadang-kadang

Tidak merokok

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

29,75
27,83
31,91
36,67
32,27
34,32
37,64
32,54
29,24
34,41
28,60
25,19
29,96
33,64
19,57
29,21
19,53
30,96
33,04
25,37
27,15
35,57
30,26
24,60
29,69
30,04
21,68
30,92
32,74
30,26

6,82
6,53
3,04
3,95
7,24
9,72
3,98
6,87
2,23
6,78
6,54
5,88
5,24
7,45
3,96
4,02
8,28
9,34
6,25
4,10
6,05
6,41
6,94
6,07
3,57
11,28
12,01
13,49
8,19
6,34

63,43
65,64
65,05
59,38
60,49
55,96
58,38
60,58
68,53
58,81
64,86
68,93
64,80
58,91
76,47
66,77
72,19
59,70
60,71
70,52
66,80
58,02
62,80
69,32
66,74
58,68
66,31
55,59
59,07
63,40

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
_
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.32
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Kelompok Umur Pertama Kali Merokok


5-9
(3)

0,79
2,25
1,29
1,13
1,25
1,40
0,70
0,74
2,13
1,68
2,11
2,16
1,08
1,51
1,03
0,59
2,52
1,06
1,50
0,87
0,53
3,74
0,61
1,38
2,59
1,67
1,46
0,39
0,62
1,22
1,69

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

(4)

(5)

(6)

(7)

13,14
11,78
23,73
8,94
11,00
13,03
18,27
16,94
19,85
14,62
9,90
16,27
15,20
14,14
8,18
5,63
18,16
4,95
9,08
6,76
13,52
7,70
6,80
10,88
10,63
9,89
8,21
4,51
2,09
14,09
12,61

60,48
60,26
58,97
68,64
66,15
65,84
67,89
64,42
60,98
61,73
68,00
60,20
61,11
61,92
70,41
61,20
64,28
54,14
60,96
71,51
67,51
59,94
67,75
60,81
60,62
60,85
65,98
58,24
71,97
60,16
63,57

20,07
20,74
11,82
16,66
17,44
16,55
11,28
12,82
13,11
17,69
16,22
16,46
15,86
17,05
16,56
23,20
11,85
31,44
20,66
15,57
12,76
23,40
20,89
20,11
19,95
20,61
16,44
25,26
21,27
16,58
17,21

Jumlah

> 30
(8)

4,99
2,81
2,31
2,57
3,33
2,16
1,39
2,74
2,13
2,51
2,14
2,92
3,95
3,59
2,78
5,38
2,44
6,30
4,90
3,80
3,01
4,23
2,91
4,31
4,01
3,37
4,98
7,96
3,75
4,97
3,09

(9)

0,52
2,17
1,87
2,06
0,83
1,01
0,48
2,34
1,81
1,77
1,63
1,99
2,80
1,79
1,05
3,99
0,76
2,11
2,90
1,50
2,67
1,00
1,03
2,53
2,20
3,61
2,93
3,65
0,31
2,97
1,83

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 2.32.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

No

Provinsi

5-9

10 - 14

(1)

(2)

(3)

(4)

Kelompok Umur Pertama Kali Merokok


15 - 19
20 - 24
(5)

(6)

25 - 29

> 30

(7)

(8)

Jumlah
(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

1,47

13,73

67,16

13,73

3,92

0,00

100,00

Sumatera Utara

2,23

7,89

59,72

24,09

2,63

3,44

100,00

Sumatera Barat

1,89

29,25

54,72

10,85

1,42

1,89

100,00

Riau

9,39

66,97

19,70

1,82

2,12

100,00

Jambi

12,40

57,03

20,66

7,44

0,00

100,00

Sumatera Selatan

1,29

6,47

68,97

20,69

2,16

0,43

100,00

Bengkulu

0,80

12,80

68,80

16,00

1,60

100,00

Lampung

0,88

20,35

57,96

15,04

3,98

1,77

100,00
100,00

2,48

Kepulauan Bangka Belitung

3,22

12,90

58,87

20,97

3,23

0,81

10

DKI Jakarta

1,68

14,62

61,73

17,69

2,51

1,77

100,00

11

Jawa Barat

2,08

9,95

65,75

17,70

2,69

1,83

100,00

12

Jawa Tengah

1,92

11,42

62,19

20,18

2,92

1,37

100,00

13

DI Yogyakarta

0,84

14,45

65,72

13,78

2,69

2,52

100,00

14

Jawa Timur

1,26

11,44

61,44

19,76

4,01

2,08

100,00

15

Banten

0,85

5,76

69,94

18,76

4,05

0,64

100,00

16

Bali

0,30

4,20

63,36

21,92

5,41

4,80

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

1,30

19,48

63,31

11,36

3,25

1,30

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

2,15

12,90

46,23

26,88

7,53

4,30

100,00

19

Kalimantan Barat

0,56

13,41

64,24

16,20

3,35

2,23

100,00

20

Kalimantan Tengah

7,58

66,66

20,46

4,55

0,76

100,00

21

Kalimantan Selatan

0,52

10,31

70,62

13,40

3,61

1,55

100,00

22

Kalimantan Timur

5,45

2,97

55,94

29,70

4,95

0,99

100,00

23

Sulawesi Utara

1,16

8,14

63,95

20,35

4,65

1,74

100,00

24

Sulawesi Tengah

1,72

8,62

68,96

13,79

3,45

3,45

100,00

25

Sulawesi Selatan

2,67

7,56

61,33

20,44

6,22

1,78

100,00

26

Sulawesi Tenggara

8,23

58,83

28,23

2,35

2,35

100,00

27

Gorontalo

4,70

7,05

67,06

9,41

7,06

4,71

100,00

28

Maluku

1,43

10,00

58,56

24,29

2,86

2,86

100,00

29

Maluku Utara

2,53

62,03

31,65

2,53

1,27

100,00

30

Papua

5,80

66,67

23,19

2,90

1,45

100,00

1,65

10,90

63,40

18,98

3,25

1,82

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.32.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

Kelompok Umur Pertama Kali Merokok


No

Provinsi

5-9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

> 30

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Jumlah
(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

0,54

12,92

57,99

22,44

5,39

0,72

100,00

Sumatera Utara

2,27

15,18

60,73

17,80

2,97

1,05

100,00

Sumatera Barat

1,04

21,37

60,79

12,24

2,70

1,87

100,00

Riau

2,01

8,60

69,91

14,33

3,15

2,01

100,00

Jambi

0,83

10,53

69,25

16,34

1,94

1,11

100,00

Sumatera Selatan

1,44

15,86

64,50

14,78

2,16

1,26

100,00

Bengkulu

0,66

20,33

67,54

9,51

1,31

0,66

100,00

Lampung

0,70

15,92

66,34

12,15

2,37

2,51

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

1,29

25,16

62,58

7,10

1,29

2,58

100,00

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

2,14

9,84

70,33

14,69

1,57

1,43

100,00

12

Jawa Tengah

2,30

19,19

59,01

14,22

2,92

2,36

100,00

13

DI Yogyakarta

1,41

16,20

54,93

18,66

5,63

3,17

100,00

14

Jawa Timur

1,66

15,86

62,22

15,33

3,32

1,61

100,00

15

Banten

1,23

11,11

70,99

13,89

1,23

1,54

100,00

16

Bali

0,89

7,14

58,93

24,55

5,36

3,13

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

3,25

17,35

64,86

12,15

1,95

0,43

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

0,84

3,34

55,74

32,36

6,05

1,67

100,00

19

Kalimantan Barat

1,80

7,69

59,90

22,10

5,40

3,11

100,00

20

Kalimantan Tengah

1,18

6,47

73,24

13,82

3,53

1,76

100,00

21

Kalimantan Selatan

0,54

15,14

65,95

12,43

2,70

3,24

100,00

22

Kalimantan Timur

2,00

12,50

64,00

17,00

3,50

1,00

100,00

23

Sulawesi Utara

0,34

6,14

69,62

21,16

2,05

0,68

100,00

24

Sulawesi Tengah

1,31

11,29

59,32

21,26

4,46

2,36

100,00

25

Sulawesi Selatan

2,56

11,88

60,33

19,74

3,11

2,38

100,00

26

Sulawesi Tenggara

2,13

10,33

61,40

18,54

3,65

3,95

100,00

27

Gorontalo

0,39

8,59

65,63

18,75

4,30

2,34

100,00

3,94

28

Maluku

2,46

58,12

25,62

9,85

29

Maluku Utara

2,76

75,17

17,93

4,14

30

Papua

1,52

16,16

58,54

14,94

5,49

3,35

100,00

1,72

13,83

63,71

15,93

2,97

1,84

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

100,00
100,00

Lampiran 2.33
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No

Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari

Provinsi
5-9

(1)

(2)

10 - 14

(3)

15 - 19

(4)

20 - 24

(5)

Jumlah
25 - 29

(6)

> 30

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

3,96

42,47

37,43

13,06

3,08

100,00

Sumatera Utara

4,11

47,30

34,62

10,08

3,88

100,00

Sumatera Barat

8,87

51,74

30,67

5,45

3,27

100,00

Riau

2,04

47,25

41,11

6,29

3,31

100,00

Jambi

3,17

55,64

32,54

7,50

1,15

100,00

Sumatera Selatan

3,86

52,27

31,83

8,86

3,18

100,00

Bengkulu

7,36

53,62

32,31

4,64

2,07

100,00

Lampung

0,42

2,96

53,11

32,87

6,52

4,13

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

0,45

7,91

57,44

25,53

6,48

2,19

10

DKI Jakarta

6,08

45,75

34,60

9,25

4,31

100,00

11

Jawa Barat

2,59

54,96

31,86

7,03

3,55

100,00

12

Jawa Tengah

0,11

4,46

49,26

32,78

9,13

4,25

100,00

13

DI Yogyakarta

0,14

5,81

48,02

28,98

11,22

5,83

100,00

14

Jawa Timur

0,17

6,37

48,28

30,2

10,48

4,51

100,00

15

Banten

0,16

1,76

53,55

34,49

7,32

2,72

100,00

16

Bali

2,30

46,11

31,52

13,20

6,88

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

0,15

5,98

57,92

29,32

4,48

2,15

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

2,30

37,23

41,52

14,64

4,32

100,00

19

Kalimantan Barat

4,61

45,32

37,07

7,52

5,49

100,00

20

Kalimantan Tengah

2,38

57,74

31,66

6,45

1,77

100,00

21

Kalimantan Selatan

22

Kalimantan Timur

23

4,73

47,16

34,57

10,34

3,20

100,00

0,36

3,98

42,74

36,97

12,33

3,63

100,00

Sulawesi Utara

1,86

51,41

35,67

8,46

2,60

100,00

24

Sulawesi Tengah

3,43

47,83

34,43

8,75

5,57

100,00

25

Sulawesi Selatan

5,15

44,69

35,46

9,55

5,15

100,00

26

Sulawesi Tenggara

4,74

39,92

37,93

11,4

6,01

100,00

27

Gorontalo

0,43

3,40

44,25

35,76

11,06

5,10

100,00

28

Maluku

0,58

32,69

44,37

15,28

7,08

100,00

29

Maluku Utara

51,90

37,15

9,62

1,32

100,00

30

Papua

4,28

40,10

41,71

10,23

3,68

100,00

0,08

4,23

49,92

33,08

8,77

3,92

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.33.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari


Provinsi

No

Jumlah
5-9

(1)

(2)

10 - 14

(3)

15 - 19

(4)

20 - 24

(5)

25 - 29

(6)

> 30

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

5,03

49,68

31,45

12,58

1,26

100,00

Sumatera Utara

2,29

40,69

39,26

12,61

5,16

100,00

Sumatera Barat

12,27

49,69

31,29

4,29

2,45

100,00

Riau

1,13

44,15

43,02

7,55

4,15

100,00

Jambi

2,38

60,71

26,19

9,52

1,19

100,00

Sumatera Selatan

1,24

37,89

42,86

13,66

4,35

100,00

Bengkulu

2,53

46,83

45,58

5,07

100,00

Lampung

1,18

4,71

48,24

35,88

7,06

2,94

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

5,10

44,90

37,76

10,2

2,04

10

DKI Jakarta

6,08

45,75

34,60

9,25

4,31

100,00

11

Jawa Barat

2,82

50,46

33,89

8,45

4,39

100,00

12

Jawa Tengah

2,37

44,80

36,23

11,99

4,61

100,00

13

DI Yogyakarta

0,26

5,18

53,11

29,01

8,03

4,40

100,00

14

Jawa Timur

0,21

3,74

44,72

33,94

12,49

4,91

100,00

15

Banten

0,31

1,55

53,73

33,85

7,14

3,42

100,00

16

Bali

0,84

49,37

29,29

12,13

8,37

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

0,39

6,23

58,76

24,51

6,61

3,50

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

3,39

33,9

37,29

18,64

6,78

100,00

19

Kalimantan Barat

5,97

48,5

33,58

5,22

6,72

100,00

20

Kalimantan Tengah

1,24

53,09

37,03

7,41

1,24

100,00

21

Kalimantan Selatan

1,50

47,37

34,59

12,78

3,76

100,00

22

Kalimantan Timur

2,19

37,23

40,88

15,33

4,38

100,00

23

Sulawesi Utara

4,17

54,17

30,83

9,17

1,67

100,00

24

Sulawesi Tengah

2,50

54,99

32,50

7,50

2,50

100,00

25

Sulawesi Selatan

5,16

33,55

41,93

14,19

5,16

100,00

26

Sulawesi Tenggara

4,00

46,00

32,00

12,00

6,00

100,00

27

Gorontalo

4,84

43,54

29,03

14,52

8,07

100,00

28

Maluku

39,58

43,75

10,42

6,25

100,00

29

Maluku Utara

31,81

52,28

13,64

2,27

100,00

30

Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

38,89

48,15

11,11

1,85

100,00

0,08

3,38

46,87

35,13

30,17

4,37

100,00

Lampiran 2.33.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan

Kelompok Umur Mulai Merokok Setiap Hari


No

Provinsi

5-9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

> 30

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Jumlah
(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

3,54

39,72

39,72

13,24

3,78

100,00

Sumatera Utara

5,63

52,82

30,75

7,98

2,82

100,00

Sumatera Barat

7,48

52,58

30,41

5,93

3,61

100,00

Riau

2,69

49,50

39,73

5,39

2,69

100,00

Jambi

3,42

53,99

34,60

6,85

1,14

100,00

Sumatera Selatan

4,93

58,13

27,34

6,90

2,71

100,00

Bengkulu

8,68

55,47

28,68

4,53

2,64

100,00

Lampung

0,19

2,43

54,58

31,96

6,36

4,49

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

0,76

9,92

66,41

16,79

3,82

2,29

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

2,37

59,34

29,9

5,65

2,73

100,00

12

Jawa Tengah

0,17

5,67

51,85

30,78

7,48

4,04

100,00

13

DI Yogyakarta

6,60

41,63

28,93

15,23

7,61

100,00

14

Jawa Timur

0,14

7,88

50,31

28,06

9,33

4,28

100,00

15

Banten

1,98

53,36

35,18

7,51

1,98

100,00

16

Bali

3,92

42,48

33,98

14,38

5,23

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

5,82

57,41

32,28

3,17

1,32

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

2,07

37,93

42,41

13,79

3,79

100,00

19

Kalimantan Barat

4,15

44,24

38,25

8,30

5,07

100,00

20

Kalimantan Tengah

2,70

59,08

30,11

6,18

1,93

100,00

21

Kalimantan Selatan

6,25

47,06

34,56

9,19

2,94

100,00

22

Kalimantan Timur

0,72

5,76

48,20

33,09

9,35

2,88

100,00

23

Sulawesi Utara

0,86

50,22

37,77

8,15

3,00

100,00

24

Sulawesi Tengah

3,58

46,60

34,77

8,96

6,09

100,00

25

Sulawesi Selatan

5,14

49,10

32,90

7,71

5,14

100,00

26

Sulawesi Tenggara

4,89

38,72

39,10

11,28

6,02

100,00

27

Gorontalo

0,58

2,89

44,51

38,15

9,83

4,05

100,00

28

Maluku

0,83

29,75

44,63

17,36

7,44

100,00

29

Maluku Utara

57,45

32,98

8,51

1,06

100,00

30

Papua

5,42

40,42

40,00

10,00

4,17

100,00

0,07

4,82

51,99

31,68

7,82

3,62

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.34
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

No

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari

Provinsi
<4

(1)

(2)

5-9

(3)

10 - 14

(4)

15 - 19

(5)

Jumlah
20 - 24

(6)

> 25

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

5,66

20,62

41,54

11,86

15,82

4,50

100,00

Sumatera Utara

4,26

11,11

46,59

14,57

20,38

3,09

100,00

Sumatera Barat

5,78

15,76

50,51

12,88

12,16

2,90

100,00

Riau

6,05

9,91

43,31

22,39

15,16

3,18

100,00

Jambi

Sumatera Selatan

Bengkulu

2,00

13,04

69,84

9,66

4,37

1,09

100,00

Lampung

12,49

25,17

52,04

6,93

2,54

0,84

100,00
100,00

4,33

19,89

44,06

22,51

6,33

2,89

100,00

10,78

22,90

53,95

6,37

3,69

2,29

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

4,33

14,35

46,88

19,60

10,50

4,33

10

DKI Jakarta

11,15

23,57

56,40

3,17

4,44

1,27

100,00

11

Jawa Barat

14,39

29,16

47,83

3,35

3,87

1,40

100,00

12

Jawa Tengah

14,52

34,29

43,23

4,65

2,83

0,47

100,00

13

DI Yogyakarta

19,39

31,34

39,57

5,41

3,35

0,95

100,00

14

Jawa Timur

12,07

27,88

49,73

4,39

4,73

1,20

100,00

15

Banten

10,04

20,07

62,38

3,81

3,01

0,70

100,00

16

Bali

18,85

30,11

37,92

7,29

5,52

0,31

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

10,79

27,45

39,17

8,34

7,05

7,21

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

22,82

30,06

32,80

8,30

3,72

2,30

100,00

19

Kalimantan Barat

4,21

11,99

53,79

18,64

9,27

2,10

100,00

20

Kalimantan Tengah

13,29

18,35

50,68

12,05

5,05

0,58

100,00

21

Kalimantan Selatan

3,96

11,10

57,59

15,00

10,13

2,21

100,00

22

Kalimantan Timur

2,54

12,69

53,24

25,37

5,44

0,72

100,00

23

Sulawesi Utara

8,82

19,44

46,26

19,73

4,65

1,10

100,00

24

Sulawesi Tengah

10,21

24,16

29,97

28,62

3,12

3,91

100,00

25

Sulawesi Selatan

6,98

21,87

40,08

23,71

4,05

3,31

100,00

26

Sulawesi Tenggara

7,61

20,00

42,03

19,95

7,27

3,14

100,00

27

Gorontalo

15,74

25,10

36,19

14,46

5,53

2,98

100,00

28

Maluku

21,97

21,39

36,57

10,50

8,38

1,20

100,00

29

Maluku Utara

13,83

34,84

35,87

8,64

4,17

2,65

100,00

30

Papua

6,10

28,75

41,83

7,42

6,55

9,34

100,00

11,37

25,17

47,75

8,12

5,82

1,77

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.34.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PER HARI, DAN DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan

No

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari

Provinsi
<4

(1)

(2)

5-9

(3)

10 - 14

(4)

15 - 19

(5)

Jumlah
20 - 24

(6)

> 25

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

4,40

20,76

32,71

13,84

17,61

10,69

100,00

Sumatera Utara

4,30

13,18

47,28

13,75

19,20

2,29

100,00

Sumatera Barat

9,20

19,02

43,56

13,50

11,65

3,07

100,00

Riau

12,08

10,57

38,49

20,75

14,72

3,40

100,00

Jambi

Sumatera Selatan

Bengkulu

3,80

15,19

65,82

6,33

3,80

5,06

100,00

Lampung

11,76

20,59

53,53

8,82

3,53

1,76

100,00
100,00

5,95

20,24

34,52

32,14

2,38

4,76

100,00

13,66

19,88

52,17

9,32

2,48

2,48

100,00

Kepulauan Bangka Belitung

6,13

17,35

38,78

22,45

9,18

6,12

10

DKI Jakarta

11,15

23,57

56,40

3,17

4,44

1,27

100,00

11

Jawa Barat

14,00

25,68

52,86

3,23

3,07

1,16

100,00

12

Jawa Tengah

13,17

29,51

47,96

5,27

3,56

0,53

100,00

13

DI Yogyakarta

18,65

30,83

41,97

2,85

4,40

1,29

100,00

14

Jawa Timur

13,13

27,21

49,31

2,88

5,87

1,60

100,00

15

Banten

8,70

15,53

64,91

5,90

4,35

0,62

100,00

16

Bali

17,57

27,20

45,60

5,02

4,60

17

Nusa Tenggara Barat

12,84

30,35

36,19

8,56

3,89

8,17

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

8,47

25,43

52,54

6,78

3,39

3,39

100,00

19

Kalimantan Barat

3,73

12,69

50,00

25,37

6,72

1,49

100,00

20

Kalimantan Tengah

25,92

12,35

45,68

12,34

2,47

1,23

100,00

21

Kalimantan Selatan

3,01

12,03

52,63

19,55

9,77

3,01

100,00

22

Kalimantan Timur

4,38

14,60

45,99

27,74

7,30

100,00

23

Sulawesi Utara

13,33

26,67

29,17

26,66

2,50

1,67

100,00

24

Sulawesi Tengah

17,5

12,50

12,50

45,00

2,50

10,00

100,00

25

Sulawesi Selatan

9,03

22,58

38,06

25,16

1,29

3,87

100,00

26

Sulawesi Tenggara

10,00

28,00

34,00

22,00

6,00

100,00

27

Gorontalo

19,36

25,80

25,81

20,97

3,22

4,84

100,00

28

Maluku

25,00

25,00

31,25

4,16

12,50

2,08

100,00

29

Maluku Utara

2,27

45,45

38,65

9,09

4,54

100,00

30

Papua

5,55

24,07

51,85

5,56

9,26

3,70

100,00

11,84

23,57

49,71

7,46

5,64

1,78

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

100,00

Lampiran 2.34.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan

No

Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari

Provinsi
<4

(1)

(2)

5-9

(3)

10 - 14

(4)

15 - 19

(5)

Jumlah
20 - 24

(6)

> 25

(7)

(8)

(9)

Nanggroe Aceh Darussalam

6,15

20,57

44,92

11,11

15,13

2,13

100,00

Sumatera Utara

4,23

9,39

46,01

15,26

21,36

3,76

100,00

Sumatera Barat

4,38

14,43

53,35

12,63

12,37

2,83

100,00

Riau

1,68

9,43

46,80

23,57

15,49

3,03

100,00

Jambi

3,80

19,77

47,15

19,39

7,60

2,28

100,00

Sumatera Selatan

9,61

24,14

54,68

5,17

4,19

2,22

100,00

Bengkulu

1,51

12,45

70,94

10,56

4,53

100,00

Lampung

12,71

26,54

51,59

6,35

2,24

0,56

100,00
100,00

Kepulauan Bangka Belitung

3,05

12,21

52,67

17,56

11,45

3,05

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

14,77

32,54

42,94

3,46

4,65

1,64

100,00

12

Jawa Tengah

15,31

37,06

40,50

4,30

2,41

0,43

100,00

13

DI Yogyakarta

20,30

31,98

36,55

8,63

2,03

0,51

100,00

14

Jawa Timur

11,47

28,27

49,97

5,25

4,08

0,97

100,00

15

Banten

11,46

24,90

59,68

1,58

1,58

0,79

100,00

16

Bali

20,26

33,33

29,41

9,80

6,54

0,65

100,00

17

Nusa Tenggara Barat

9,52

25,66

41,01

8,20

8,99

6,61

100,00

18

Nusa Tenggara Timur

25,86

31,04

28,62

8,62

3,79

2,07

100,00

19

Kalimantan Barat

4,38

11,75

55,07

16,36

10,14

2,30

100,00

20

Kalimantan Tengah

9,66

20,08

52,12

11,97

5,79

0,39

100,00

21

Kalimantan Selatan

4,41

10,66

59,93

12,87

10,29

1,84

100,00

22

Kalimantan Timur

0,72

10,79

60,43

23,02

3,60

1,44

100,00

23

Sulawesi Utara

6,87

16,31

53,65

16,74

5,58

0,86

100,00

24

Sulawesi Tengah

8,96

26,16

32,98

25,81

3,23

2,87

100,00

25

Sulawesi Selatan

6,17

21,59

40,87

23,14

5,14

3,08

100,00

26

Sulawesi Tenggara

7,14

18,42

43,61

19,55

7,52

3,76

100,00

27

Gorontalo

14,45

24,85

39,89

12,14

6,36

2,31

100,00

28

Maluku

20,66

19,84

38,84

13,22

6,61

0,83

100,00

29

Maluku Utara

17,02

31,91

35,11

8,51

5,32

2,13

100,00

30

Papua

6,25

30,00

39,17

7,92

5,83

10,84

100,00

11,05

26,27

46,4

8,57

5,94

1,77

100,00

Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.35
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SEMINGGU YANG LALU
MENURUT JENIS AKTIVITAS FISIK, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No

Provinsi

Aktivitas
Berat

Perkotaan
Aktivitas
Sedang

Aktivitas
Ringan

Aktivitas
Berat

Perdesaan
Aktivitas
Sedang

Aktivitas
Ringan

Aktivitas
Berat

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(1)

Perkotaan + Perdesaan
Aktivitas
Aktivitas
Sedang
Ringan
(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam

31,06

71,99

66,79

49,79

78,55

75,60

44,45

76,68

73,09

Sumatera Utara

26,29

69,10

56,71

51,73

72,04

69,95

40,14

70,70

63,92

Sumatera Barat

29,34

72,40

52,60

37,01

72,20

68,01

34,59

72,26

63,15

Riau

28,91

67,30

60,43

47,53

74,20

74,20

39,00

71,04

67,89

Jambi

23,81

68,16

52,38

55,70

75,09

72,15

46,29

73,05

66,32

Sumatera Selatan

21,51

77,71

62,17

48,94

77,94

76,16

39,17

77,86

71,18

Bengkulu

29,06

84,69

66,87

55,54

70,45

69,74

47,75

74,64

68,90

Lampung

28,38

80,82

72,41

49,03

78,77

75,24

44,34

79,24

74,60

Kepulauan Bangka Belitung

24,44

67,90

54,55

54,69

82,81

66,52

41,71

76,42

61,39

10

DKI Jakarta

23,72

77,99

67,80

23,72

77,99

67,80

11

Jawa Barat

28,48

74,30

63,81

39,59

76,66

68,63

33,75

75,42

66,10

12

Jawa Tengah

28,15

80,20

58,96

43,61

82,96

69,63

37,16

81,80

65,18

13

DI Yogyakarta

24,80

83,20

59,98

48,21

86,83

71,36

34,34

84,68

64,62

14

Jawa Timur

23,72

80,30

58,38

37,90

81,26

68,96

31,92

80,85

64,50

15

Banten

27,32

69,07

64,09

40,56

72,87

59,44

33,09

70,73

62,06

16

Bali

28,04

82,80

63,05

42,97

86,70

65,09

35,40

84,72

64,06

17

Nusa Tenggara Barat

28,90

78,27

55,29

36,40

77,98

69,40

33,54

78,09

64,03

18

Nusa Tenggara Timur

28,72

65,35

64,69

47,41

65,73

73,27

44,14

65,66

71,76

19

Kalimantan Barat

21,29

79,10

57,03

51,21

75,54

75,18

42,66

76,56

69,99

20

Kalimantan Tengah

25,27

75,00

77,71

49,87

76,66

76,79

42,45

76,16

77,07

21

Kalimantan Selatan

24,86

81,07

64,69

37,87

78,82

66,70

32,82

79,70

65,92

22

Kalimantan Timur

32,13

77,43

62,69

45,90

68,95

70,12

38,24

73,67

65,99

23

Sulawesi Utara

36,36

75,76

62,62

47,48

78,78

57,25

43,17

77,61

59,33

24

Sulawesi Tengah

22,60

79,81

55,77

45,99

80,15

75,92

41,01

80,09

71,64

25

Sulawesi Selatan

19,72

79,30

62,38

42,31

72,49

72,23

35,32

74,60

69,18

26

Sulawesi Tenggara

25,39

86,72

78,52

46,65

85,16

81,47

41,75

85,52

80,79

27

Gorontalo

17,86

76,79

69,19

48,26

74,65

75,86

39,79

75,24

74,01

28

Maluku

17,11

72,07

72,52

36,73

81,72

82,08

30,84

78,82

79,21

29

Maluku Utara

22,92

80,98

66,33

50,99

88,16

79,93

43,00

86,12

76,06

30

Papua

31,25

72,12

73,08

67,94

70,94

82,40

58,72

71,24

80,06

26,39

76,67

61,84

43,69

78,05

70,50

36,02

77,44

66,67

Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Lampiran 2.36
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI SAYUR-SAYURAN PER HARI,
PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

Porsi Rata-rata Konsumsi Sayur-sayuran Per Hari


< 1 Porsi

1- 2 Porsi

3 - 4 Porsi

>5 Porsi

(3)

(4)

(5)

(6)

Tidak Tahu

Rata-rata Porsi
per hari

(7)

(8)

4,64
17,59
7,80
11,69
2,21
7,57
1,35
4,28
2,57
7,75
5,80
15,92
3,98
4,90
6,67
2,33
3,31
1,31
0,93
3,89
6,85
13,99
7,88
1,60
3,69
4,27
5,12
1,39
2,26
2,32

71,40
65,35
76,91
71,19
71,68
70,86
64,65
72,10
67,80
75,38
77,56
64,58
71,04
71,48
76,70
77,91
79,14
70,07
73,83
70,74
81,78
64,72
56,73
70,55
75,13
74,70
73,97
82,38
83,59
63,51

13,92
13,27
9,82
12,18
15,87
13,06
29,39
16,20
18,39
12,56
11,70
15,61
22,21
19,03
10,24
17,33
14,81
14,78
15,58
17,47
8,54
17,53
21,94
17,42
14,83
13,29
13,21
11,08
9,36
25,58

8,88
3,80
5,47
3,83
10,23
8,28
4,61
7,18
9,91
4,24
4,90
3,89
2,77
4,29
6,38
2,44
2,74
13,18
8,24
4,55
2,77
3,76
13,44
10,34
6,27
7,73
7,70
5,15
4,78
6,99

1,17
1,11
0,23
0,24
1,33
0,07
0,04
0,30
-

0,66
1,42
3,35
0,06
0,09
0,09
1,61

2,2
1,8
1,8
1,9
2,3
2,1
2,3
2,2
2,4
1,9
1,8
1,9
2,0
2,1
1,9
2,0
1,9
2,6
2,4
2,4
1,6
1,8
2,4
2,3
2,1
2,3
2,0
2,1
2,0
2,5

7,65

71,91

15,03

5,19

0,22

2,0

Lampiran 2.37
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS
MENURUT KOMSUMSI BUAH-BUAHAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004

< 1 Porsi
(3)

Porsi Rata-rata Konsumsi Buah-buahan Per Hari


1 Porsi
2 - 4 Porsi
>5 Porsi
(4)

3,70
16,15
5,36
12,42
1,69
5,03
2,15
6,72
2,42
8,36
8,72
17,71
4,91
9,94
3,92
3,53
5,26
2,27
2,76
6,44
8,63
14,17
7,76
2,05
3,77
5,86
3,18
4,22
4,37
4,52
9,44

(5)

44,49
45,53
60,52
46,23
49,02
44,80
50,12
54,58
43,88
52,69
57,90
47,30
57,37
49,31
59,57
61,66
54,29
56,53
48,99
43,86
60,01
46,30
49,79
37,35
44,23
40,08
59,11
58,67
46,25
38,83
51,19

(6)

45,85
35,71
32,90
38,61
46,74
46,86
46,76
34,75
47,72
36,08
30,18
32,96
36,62
38,88
33,49
34,21
37,73
37,35
43,83
46,73
30,39
37,09
36,18
51,27
47,62
50,14
32,22
35,84
45,31
48,06
36,50

4,07
2,60
1,21
1,75
2,55
3,10
0,97
3,68
4,83
2,80
3,15
2,03
1,11
1,74
3,02
0,60
2,72
3,22
2,88
1,91
0,90
2,43
6,27
9,21
4,22
3,93
5,48
1,00
4,08
6,42
2,68

Tidak Tahu

Rata-rata
Porsi per hari

(7)

(8)

1,89
1,00
0,22
0,26
1,16
0,07
0,05
0,13
-

0,63
1,54
1,06
0,07
0,11
0,17
0,27
2,17
0,19

2,0
1,5
1,5
1,7
1,7
1,8
1,7
1,7
2,1
1,6
1,5
1,5
1,5
1,6
1,6
1,5
1,7
1,7
1,9
1,8
1,4
1,5
1,8
2,3
1,9
1,9
1,7
1,5
1,9
2,3
1,6

Lampiran 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Angka Kematian
Bayi (IMR)
(2002-2003)

Angka Kematian
Balita
(2002-2003)

Angka Harapan
Hidup (eo)
(2002)

Angka Fertilitas
Total (TFR)
(2003)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003
Keterangan: (-) tidak ada data

42
48
43
41
30
53
55
43
35
44
36
20
43
38
14
74
59
47
40
45
42
25
52
47
67
77
35

57
59
60
51
49
68
64
47
41
50
44
23
52
56
19
103
73
63
47
57
50
33
71
72
92
97
46

67,70
67,30
66,10
68,10
66,90
65,70
65,40
66,10
65,60
72,30
64,50
68,90
72,40
66,00
62,40
70,00
59,30
63,80
64,40
69,40
61,30
69,40
70,90
63,30
68,60
65,10
64,20
65,50
63,00
65,20
66,20

_
3,0
3,2
3,2
2,7
2,3
3,0
2,7
2,4
2,2
2,8
2,1
1,9
2,1
2,6
2,1
2,4
4,1
2,9
3,2
3,0
2,8
2,6
3,2
2,6
3,6
2,8
2,6

Lampiran 3.2
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004

No

DTD

Golongan Sebab Sakit

(1)

(2)

(3)

(4)

001 - 057,9

Penyakit Sistem Napas

18,7

058.0 - 096,9

Faktor yang Mempengaruhi Keadaan Kesehatan dan yang Berhubungan


dengan Pelayanan Kesehatan

19,1

097 - 100

Penyakit Infeksi dan Parasit Tertentu

11,6

101 - 111

Penyakit Sistem Cerna

12,1

112 - 119.9

Penyakit Sistem Sirkulasi Darah

10,1

120 - 129

Gejala, Tanda dan Penemuan Laboratorium, Klinik Abnormal, YTK

7,1

130 - 139.10

Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu Lainnya

6,1

140 - 142.9

Penyakit Mata dan Adneksa

5,0

143 - 164.9

Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

5,6

10

165.0 - 179.9

Penyakit Kulit dan Jaringan Subkutan

5,0

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2004


Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

Lampiran 3.4
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Jumlah Penderita

API/AMI

(2)

(3)

(4)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Ditjen PPM & PL, Depkes RI


Keterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali)
AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali)

8.990
48.341
4.971
20.183
60.127
56.762
119.068
275.654
17.335
8.105
327.706
23.206
118.195
2.836
83.310
626.278
3.915
22.090
8.598
19.428
31.827
58.770
18.315
38.480
12.633
62.856
65.379
188.209

2,17
5,43
1,1
3,68
24,4
8,04
56,91
38,52
18,68
1,11
0,15
0,13
0,28
0,01
20,51
172,77
0,99
12,16
2,78
8,83
14,93
27,28
2,40
21,11
14,85
46,43
72,44
73,69

2.331.567

21,35

Lampiran 3.5
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA
DI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2004
Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000
No

Provinsi

(1)

(2)

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(9)

DKI Jakarta

0,00

0,00

0,00

0,07

0,01

NA

NA

NA

Jawa Barat

0,04

0,07

0,04

0,03

0,02

NA

NA

0,16

Jawa Tengah

0,32

0,65

1,06

1,74

1,46

NA

NA

0,51

DI Yogyakarta

0,52

3,54

6,76

11,73

10,43

NA

NA

0,97

Jawa Timur

0,04

0,03

0,05

0,17

0,12

NA

NA

0,08

Banten

NA

NA

NA

Bali

0,03

0,03

0,04

0,04

0,08

NA

NA

0,03

0,12

0,30

0,52

0,81

0,62

0,47

0,22

0,15

Jawa-Bali

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI


Keterangan : NA = Not Available

Lampiran 3.6
HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Jumlah
Penduduk

Perkiraan
BTA Pos

(3)

(4)

Cakupan Penemuan
Semua
Kasus
(5)

Konversi

BTA Pos

CDR
%

Abs

(6)

(7)

(8)

(9)

4.229.100
12.443.600
4.477.000
5.369.300
2.570.000
7.363.400
1.038.200
1.665.800
7.131.500
8.574.300
8.792.000
37.529.200
32.675.100
3.167.900
35.586.800
4.283.000
1.992.400
3.134.000
2.620.000
2.088.900
880.500
2.303.700
8.515.500
1.960.900
3.280.600
4.249.100
4.059.900
1.240.400
784.200
2.408.200

4.863
14.310
5.149
6.175
2.956
8.468
1.194
1.916
8.201
9.860
10.111
43.159
37.576
3.643
40.925
4.925
2.291
3.604
3.013
2.402
1.013
2.649
9.793
2.255
3.773
4.886
4.669
1.426
902
2.769

2.810
13.891
4.590
4.364
2.257
6.607
1.121
1.502
4.946
9.855
14.974
40.435
29.745
2.353
27.225
3.969
1.744
4.566
1.990
3.859
1.334
2.740
9.467
2.092
2.077
4.445
3.516
1.198
728
4.258

1.971
11.453
3.129
2.495
1.673
4.371
729
1.112
3.100
5.354
6.479
21.661
14.373
1.300
16.460
3.052
1.408
2.537
1.249
3.056
1.088
1.751
8.507
1.562
1.080
2.921
1.971
657
538
1.944

40,5
80,0
60,8
40,4
56,6
51,6
61,1
58,0
37,8
54,3
64,1
50,2
38,3
35,7
40,2
62,0
61,5
70,4
41,5
127,2
107,4
66,1
86,9
69,3
28,6
59,8
42,2
46,1
59,7
70,2

1.000
7.952
2.050
1.964
1.444
3.617
666
729
1.790
2.992
14.807
3.196
11.652
793
12.817
2.612
948
2.204
1.012
2.127
731
1.087
8.054
1.434
996
2.579
1.499
393
208
1.184

50,7
69,4
65,5
78,7
86,3
82,7
91,4
65,6
57,7
55,9
228,5
14,8
81,1
61,0
77,9
85,6
67,3
86,9
81,0
69,6
67,2
62,1
94,7
91,8
92,2
88,3
76,1
59,8
38,7
60,9

216.414.500

248.877

214.658

128.981

51,8

94.537

73,3

Lampiran 3.7
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004
No

Provinsi

Jumlah Kasus

Meninggal

Case Rate

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Tidak diketahui
Jumlah

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

1
75
2
37
9
25
5
6
18
48
1.272
107
40
18
220
6
128
16
20
79
3
5
54
2
14
33
1
399
39
2.682

1
25
1
43
4
12
1
2
2
0
278
28
27
7
69
1
33
7
4
17
2
3
27
1
12
24
1
107
1
740

0,06
0,65
0,05
0,78
0,37
0,36
0,32
0,09
2,11
15,28
0,30
0,13
0,58
0,63
0,05
4,07
0,42
0,53
2,12
0,10
0,20
2,74
0,10
0,17
2,87
0,15
24,06
1,33

Lampiran 3.8
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004
No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Provinsi

Jumlah Kasus Kumulatif

Kasus AIDS yang


Menggunakan NAPZA Suntik

(2)

(3)

(4)

(5)

1
75
2
37
9
25
5
6
18
48
1.272
107
40
18
220
6
128
16
20
79
3
5
54
2
14
33
1
399
39
2.682

0
34
1
5
3
10
4
5
2
0
846
66
6
7
83
3
50
9
3
18
2
3
7
1
0
13
0
2
0
1.183

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Tidak diketahui
Jumlah

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

0,00
45,33
50,00
13,51
33,33
40,00
80,00
83,33
11,11
0,00
66,51
61,68
15,00
38,89
37,73
50,00
39,06
56,25
15,00
22,78
66,67
60,00
12,96
50,00
0,00
39,39
0,00
0,50
0,00
44,11

Lampiran 3.9
SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam *)


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta **)
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan **)
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen P2M dan PL, Depkes RI


Keterangan: *) Laporan sampai Triwulan III
**) Laporan sampai dengan Triwulan II

Kasus Tercatat
PB

MB

Angka Prevalensi
TOTAL

(3)

(4)

(5)

140
22
15
51
12
9
5
25
2

489
169
116
165
70
124
22
92
22

55
273
200
8
626
53
13
49
73
47
9
26
35
114
35
185
12
16
65
198
401
2.774

477
1.959
1.771
13
5.435
347
147
204
407
174
90
337
200
529
227
1.387
182
207
373
571
713
17.019

629
191
131
216
82
133
27
117
24
532
2.232
1.971
21
6.061
400
160
253
480
221
99
363
235
643
262
1.572
194
223
438
769
1.114
19.793

per 10.000 Penduduk


(6)

1,51
0,16
0,29
0,40
0,32
0,20
0,16
0,17
0,24
0,69
0,59
0,62
0,06
1,67
0,46
0,49
0,63
1,17
0,54
0,54
1,07
0,86
3,02
1,17
2,02
1,21
2,57
3,47
9,51
4,62
0,93

Lampiran 3.10
JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
I m u n i s a si

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

Jumlah

(25)

Mati

(24)

Tidak Diketahui

(23)

Tidak Divaksinasi

(22)

Divaksinasi

(21)

Jumlah

(20)

Tidak Diketahui

(19)

Jumlah

Mati

(18)

Tidak Divaksinasi

(17)

Divaksinasi

(16)

Divaksinasi

(15)

Mati

(14)

> 15 Tahun

Jumlah

(13)

Tidak Diketahui

Tidak Divaksinasi

(12)

Divaksinasi

(11)

Tidak Diketahui

(10)

Tidak Divaksinasi

(9)

Jumlah

(8)

Tidak Diketahui

Divaksinasi

(7)

Tidak Divaksinasi

(6)

10 - 14 Tahun

Mati

(5)

Jumlah

(4)

5 - 9 Tahun

Mati

(3)

Jumlah

(2)

1 - 4 Tahun

Mati

(1)

Tidak Diketahui

Provinsi

Divaksinasi

No

Tidak Divaksinasi

< 1 Tahun

(31)

(32)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

44

44

211

211

247

247

130

130

632

632

Sumatera Barat

11

20

87

118

32

28

295

355

18

27

254

299

248

254

22

197

221

65

101

1.081

1.247

Riau

120

120

334

334

304

304

228

228

986

986

Jambi

22

31

19

29

##

33

14

32

47

93

Sumatera Selatan

272

272

800

800

585

585

163

163

133

133

1.953

1.953

Bengkulu

759

759

Lampung

1.597

1.597
75

Kepulauan Bangka Belitung

48

48

67

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

396

396

1.187

1.187

643

643

364

364

429

429

3.019

3.019

12

Jawa Barat

10.784

10.784

13

Jawa Tengah

24

24

14

DI Yogyakarta

625

625

15

Jawa Timur

12

12

25

25

33

33

18

18

92

92

16

Banten

3.044

3.044

17

Bali

64

64

125

125

239

239

38

38

89

89

555

555

18

Nusa Tenggara Barat

21

34

27

39

16

23

67

27

12

106

19

Nusa Tenggara Timur

86

86

72

72

34

34

193

193

20

Kalimantan Barat

20

143

171

27

73

180

280

10

33

195

238

##

127

144

153

163

52

146

798

996

21

Kalimantan Tengah

19

20

11

58

69

93

93

27

27

12

198

210

22

Kalimantan Selatan

40

40

82

82

48

48

30

30

209

209

23

Kalimantan Timur

93

93

126

126

113

113

54

54

101

101

487

487

24

Sulawesi Utara

52

57

19

112

131

31

71

102

##

44

59

57

57

70

336

406

10

10

16

16

76

76

41

10

46

56

138

237

375

25

Sulawesi Tengah

12

12

17

17

21

21

26

Sulawesi Selatan

26

22

48

55

81

136

34

60

94

13

##

27

Sulawesi Tenggara

19

22

25

31

28

Gorontalo

52

52

124

124

136

136

99

99

31

31

442

442

29

Maluku

30

Maluku Utara

10

16

31

Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

15

18

41

64

25

34

56

89

1.414

1.559

180

230

3.842

4.252

122

173

2.466

2.761

47

##

10

39

12

79

130

1.879

2.016

18

126

1.630

1.774

423

708

28.040

29.171

Lampiran 3.11
JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

Rawat Jalan di RS

Rawat Inap di RS

Puskesmas

<1th

1 - 4 th

5 - 14 th

15 - 44 th

>45 th

Jumlah

<1th

1 - 4 th

5 - 14 th

15 - 44 th

>45 th

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

Jumlah Meninggal
(14)

(15)

<1th

1 - 4 th

5 - 14 th

15 - 44 th

>45 th

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

Jumlah
(21)

Nanggroe Aceh D.

Sumatera Utara

Sumatera Barat

10

17

Riau

Jambi

Sumatera Selatan

Bengkulu

Lampung

Kep. Bangka Belitung

10

Kep.Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

18

19

50

42

133

13

Jawa Tengah

21

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

19

Nusa Tenggara Timur

20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

23

Kalimantan Timur

24

Sulawesi Utara

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan

27

Sulawesi Tenggara

28

Gorontalo

29

Maluku

30

Maluku Utara

31

Irian Jaya

11

11

25

26

27

60

55

172

Indonesia

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

Lampiran 3.12
JUMLAH KASUS PENYAKIT BATUK REJAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Rawat Jalan di RS

Rawat Inap di RS

Puskesmas

No

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

<1th

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Jumlah

<1th

(8)

(9)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(10)

(11)

(12)

(13)

Jumlah Meninggal
(14)

(15)

<1th

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

Jumlah
(21)

Sumatera Barat

32

45

42

22

144

Riau

19

36

Jambi

Sumatera Selatan

13

22

15

21

Bengkulu

14

10

26

Lampung

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

60

164

128

172

218

742

13

Jawa Tengah

12

34

18

78

37

179

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

10

16

Banten

11

12

28

17

Bali

28

17

64

10

18

Nusa Tenggara Barat

19

Nusa Tenggara Timur

20

Kalimantan Barat

13

21

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

23

Kalimantan Timur

14

13

44

75

24

Sulawesi Utara

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan

21

31

15

35

31

93

27

Sulawesi Tenggara

28

Gorontalo

12

14

29

Maluku

30

Maluku Utara

15

31

Irian Jaya
Indonesia

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

39

50

47

152

67

355

17

129

314

260

243

258

1.204

Lampiran 3.13
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

Rawat Jalan di RS

Rawat Inap di RS

1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah

<1th
(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

<1th

Puskesmas

1 - 4 th 5 - 14 th15 - 44 th >45 th Jumlah Meninggal

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

<1th

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

Nanggroe Aceh D.

21

11

26

Sumatera Utara

Sumatera Barat

11

46

67

17

74

30

121

78

187

95

369

Riau

11

26

21

17

66

29

116

Jambi

17

16

38

18

16

35

44

119

130

55

349

Sumatera Selatan

27

12

43

17

21

21

57

Bengkulu

13

23

12

14

49

25

100

Lampung

Kep. Bangka Belitung

26

35

56

126

10 Kep.Riau

11 DKI Jakarta

15

23

17

22

27

75
3.246

12 Jawa Barat

64

419

1.097

1.017

649

13 Jawa Tengah

14 DI Yogyakarta

16

15 Jawa Timur

47

19

78

44

17

10

76

11

17

146

124

141

439

16 Banten

33

78

228

83

426

23

177

62

271

15

75

85

70

248

17 Bali

10

50

15

87

37

26

70

50

16

75

18 Nusa Tenggara Barat

11

17

51

40

121

19 Nusa Tenggara Timur


20 Kalimantan Barat

14

18

38

59

40

169

11

12

28

19

55

131

65

276

21 Kalimantan Tengah

28

32

38

17

62

23

22 Kalimantan Selatan

23

99

24

152

23 Kalimantan Timur

10

113

33

157

32

12

51

88

107

24 Sulawesi Utara

25 Sulawesi Tengah

26 Sulawesi Selatan

16

42

36

94

29

34

72

49

200

133

391

27 Sulawesi Tenggara

28 Gorontalo

51

61

30

24

61

26

16

48

29 Maluku

25

34

11

73

24

48

18

102

30 Maluku Utara

31 Irian Jaya
Indonesia

0
30

0
77

0
266

1
754

0
285

1
1.412

0
11

0
27

0
158

0
550

0
292

1.038

0
7

0
100

0
620

1.785

2
2.417

1.408

2
6.330

Sumber : Ditjen. P2M & PL Depkes.RI.

Lampiran 3.14
FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Penyakit

Frekuensi

(2)

(3)

Diare
Dengue High Fever
Campak
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tetanus Neonatal
Malaria
Frambusia
Hepatitis
Meningitis
Tifus Perut
Rabies
Keracunan Makanan
Rubella
Dengue Shock Syndrome
Cacat Air
Parotitis
Keracunan
Hand, Foot, Mouth Diseases
Cikungunya
Leptospirosis
Thypoid
Marasmus
Disentri
TOTAL

Sumber : Ditjen. P2M & PL, Depkes RI

46
128
97
34
2
1
71
9
2
6
1
1
40
65
1
5
3
1
10
1
13
1
2
5
1
546

Kasus

Mati

Case Fatality Rate (%)

(4)

(5)

(6)

29
87
44
10
0
0
39
15
0
2
0
0
13
23
0
7
0
0
5
0
0
1
0
0
0
275

2
1
2
9
0
0
53
6
0
2
0
0
10
1
0
100
0
0
5
0
0
100
0
0
0
2

1.827
6.195
2.818
106
2
1
73
261
2
136
1
7
132
3.748
8
7
45
22
108
1
286
1
5
6
7
15.805

Lampiran 3.15
JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
No.

Provinsi

(1)

(2)

Tahun 2000
CFR

IR

Tahun 2001
CFR

IR

Tahun 2002
CFR

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

IR

Tahun 2003
CFR

IR

Tahun 2004
CFR

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

IR
(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

64

11

1,54

35

0,80

92

8.7

2,13

128

3.1

2,76

252

4,37

5,43

Sumatera Utara

96

0,86

138

1,23

348

3.7

2,80

878

2.7

7,07

1.093

2,20

8,79

Sumatera Barat

Riau

Jambi

Sumatera Selatan

7
8
9

Kepulauan Bangka Belitung

10

DKI Jakarta

11

Jawa Barat

2.283

5,38

5.152

11,84

4.817

1.3

13,56

8.683

12

Jawa Tengah

4.907

15,09

5.001

15,37

6.357

1.6

19,09

8.490

13

DI Yogyakarta

492

14,40

917

26,84

992

1.0

28,57

1.553

14

Jawa Timur

3.247

9,25

4.224

12,04

5.308

1.3

15,04

15

Banten

713

0.7

16

Bali

757

25,34

199

6,44

3.986

17

Nusa Tenggara Barat

34

0,89

72

1,84

232

18

Nusa Tenggara Timur

118

3,07

60

1,52

24

19

Kalimantan Barat

1.393

35,06

806

31

19,57

20

Kalimantan Tengah

20

1,20

30

10

17,10

21

Kalimantan Selatan

91

2,94

121

5,64

365

0.3

17,04

178

3.4

7,47

378

0,79

10,30

22

Kalimantan Timur

253

10,51

1.423

58,17

2.011

2.0

80,08

1.926

1.5

77,32

2276

1,80

91,37

23

Sulawesi Utara

1.139

40,85

1.105

38,89

974

1.4

47,47

369

1.3

15,75

225

4,89

10,56

24

Sulawesi Tengah

31

1,57

178

8,67

81

2.5

3,27

184

1.0

7,47

293

3,41

13,06

25

Sulawesi Selatan

428

5,31

1.323

15,03

2.408

1.6

31,71

2.636

1.5

31,41

3500

0,69

41,70

26

Sulawesi Tenggara

0,00

11

0,63

51

0.0

2,91

43

2.3

2,45

266

0,75

13,89

27

Gorontalo

0.0

0,31

30

0.0

3,54

14

0,00

1,60

28

Maluku

0,14

0,00

0.0

0,00

0.0

0,00

0,00

0,00

29

Maluku Utara

30

Papua

83

2,10

185

4,34

623

1.6

13,74

292

0.7

6,88

514

0,97

12,11

390

9,21

1.324

29,69

978

0.8

19,42

715

0.7

13,98

1.050

2,00

20,53

131

5,10

129

5,21

272

4.0

10,71

80

2.5

2,83

275

1,45

9,74

1.211

18,59

1.890

27,86

1.406

1.8

19,71

1.403

2.1

17,87

1.270

1,34

16,06

Bengkulu

17

1,10

17

1,06

14

0.0

0,91

0.0

0,13

204

0,98

13,25

Lampung

66

0,91

228

3,10

197

5.1

3,43

624

2.6

9,29

908

1,54

13,51

29

3.4

3,21

241

4.1

26,68

53

5,65

3.751

41,26

8.661

78,92

5.750

0.9

66,86

14.071

0.4

125,09

20.510

0,43

260,08

2.1

23,64

19.014

1,13

52,20

2.3

25,51

9.047

1,80

27,11

2.3

47,09

2.206

1,41

66,89

4.216

1.4

11,94

8.287

1,45

23,48

8,00

700

3.6

8,17

2577

2,25

30,08

0.3

130,87

2.364

0.3

76,78

1935

0,41

58,64

1.3

5,91

196

4.6

5,06

805

1,99

20,77

4.2

0,63

260

3.2

6,34

1381

3,11

35,00

1.910

1.6

49,97

349

2.0

9,13

212

2,36

5,55

72

2.8

4,00

300

3.0

16,36

453

1,32

24,70

Indonesia

63

3.2

7,20

1.0

0,23

74

9,46

8,71

123
21.134

6
2

6,04
10,17

214
33.443

2
1,4

10,34
15,99

300
40.377

1.0
1.3

14,19
19,24

603
51.516

0.8
1.5

29,13
23,87

390

2,05

18,84

1,2

37,11

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI


Keterangan : IR (Insidens Rate) per 100.000 penduduk

79.462

Lampiran 3.16
JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 1998 - 2004
Jumlah Kabupaten/Kota Terjangkit DBD
2000
2001
2002

No.

Provinsi

Jumlah
Kab/Kota

1998

1999

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

20
23
16
16
10
11
7
10
7
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
28
416

9
15
12
7
6
10
4
5
5
26
35
5
37
9
5
6
6
6
10
7
7
5
21
3
5
6
272

7
7
6
3
7
6
9
3
6
5
26
35
5
36
7
5
1
6
4
6
6
6
4
15
0
1
222

5
9
5
8
4
9
3
7
5
28
34
5
37
7
5
1
7
4
7
7
7
4
18
2
0
3
231

7
13
6
10
7
7
4
9
3
5
22
33
5
37
6
8
6
3
8
6
9
10
5
2
20
2
3
0
2
5
263

9
15
4
13
7
9
4
9
2
5
24
35
5
38
6
9
7
1
8
6
5
10
4
2
17
3
2
0
2
3
264

8
14
3
12
4
7
1
8
3
5
24
34
5
38
3
8
6
3
8
5
8
12
4
5
18
3
2
0
2
4
257

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI

2003

2004
(10)

16
15
9
14
7
11
5
10
5
5
25
35
5
38
6
9
8
10
9
11
13
13
7
5
23
1
2
0
3
6
326

Lampiran 3.17
JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES
SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI


Keterangan : GHTR = Gigitan Hewan Tertular Rabies

Seluruhnya

Jumlah Kabupaten
Terjangkit

(3)

(4)

20
23
16
16
10
11
7
10
7
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
28
416

16
14
13
8
3
0
3
0
1
0
0
0
0
3
6
10
3
9
5
14
7
5
3
123

Jumlah Kasus
GHTR

(5)

(6)

80,00
60,87
81,25
50,00
30,00
0,00
30,00
0,00
4,00
0,00
0,00
0,00
0,00
18,75
42,86
76,92
23,08
112,50
55,56
50,00
100,00
100,00
60,00
29,57

179
728
2.718
516
121
1.129
111
538
158
281
8
28
0
0
775
139
304
282
1.098
271
1.510
363
155
1.147
12.559

Jumlah Specimen Hewan


Diperiksa
Positif
% Positif
(7)

30
16
87
89
11
0
0
1
100
1
0
0
0
0
15
0
40
2
699
131
95
31
6
24
1.378

(8)

(9)

21
16
82
78
11
0
0
1
0
0
0
0
0
0
13
0
40
2
583
131
95
31
6
12
1.122

70,00
100,00
94,25
87,64
100,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
86,67
0,00
100,00
100,00
83,40
100,00
100,00
100,00
100,00
50,00
81,42

Lampiran 3.18
JUMLAH PENDERITA FILARIASIS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
No.

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kep Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Sumber : Ditjen PPM & PL, Depkes RI

Tahun
2002

2000

2001

(3)

(4)

(5)

(6)

1.908
52
30
267
136
91
67
73

1.908
52
30
267
136
91
67
73
73

1.908
52
30
267
136
91
67
73
73

1.940
45
32
267
134
44
55
73
78

12
156
136
7
142

12
156
136
7
142

12
156
136
7
144

5
62
1.706
156
123
137
282
72
82
154
197

5
62
1.706
156
123
135
282
72
82
154
197

5
62
1.706
156
123
169
282
72
82
154
197

57

57

57

12
156
136
7
167
69
5
62
1.706
156
118
135
272
72
82
154
197
14
57

390

390

390

390

6.500

6.571

6.607

6.635

2003

2004
(7)

1.896
102
30
243
220
130
57
73
37
21
12
78
226
119
76
5
62
1.706
261
117
249
195
23
82
110
182
83
30
5
36
254
6.720

Lampiran 3.19
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN
RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah
Kecelakaan

Mati

(2)

(3)

(4)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Sulawesi Barat
Irian Jaya Barat
Indonesia

212
911
292
613
166
323
167
374
172
4.065
1.231
846
459
1.688
150
492
434
446
234
159
201
898
387
343
862
405
48
59
102
993
17.732

Sumber : Ditlantas, Babinkam Mabes Polri


Khusus Polda NAD data hanya s/d bulan Nopember 2004

196
759
353
556
174
304
145
389
141
1.010
940
739
198
1.379
152
426
352
278
226
142
230
397
287
189
720
165
55
41
24
237
11.204

Jumlah Korban
Luka
Luka
Berat
Ringan
(5)

167
617
147
379
80
178
63
311
36
2.441
680
438
144
859
83
198
224
228
129
78
45
285
135
132
334
111
38
35
25
363
8.983

(6)

314
701
157
418
83
199
90
311
54
1.827
927
926
467
1.513
120
299
267
436
225
108
63
579
277
208
347
242
25
36
58
807
12.084

% Korban
Luka
Luka
Berat
Ringan

Total

Mati

(7)

(8)

(9)

28,95
36,54
53,73
41,09
51,63
44,64
48,66
38,48
61,04
19,14
36,91
35,14
24,47
36,76
42,82
46,15
41,76
29,51
38,97
43,29
68,05
31,48
41,06
35,73
51,39
31,85
46,61
36,61
22,43
16,84
34,72

24,67
29,71
22,37
28,01
23,74
26,14
21,14
30,76
15,58
46,25
26,70
20,83
17,80
22,90
23,38
21,45
26,57
24,20
22,24
23,78
13,31
22,60
19,31
24,95
23,84
21,43
32,20
31,25
23,36
25,80
27,84

677
2.077
657
1.353
337
681
298
1.011
231
5.278
2.547
2.103
809
3.751
355
923
843
942
580
328
338
1.261
699
529
1.401
518
118
112
107
1.407
32.271

(10)

46,38
33,75
23,90
30,89
24,63
29,22
30,20
30,76
23,38
34,62
36,40
44,03
57,73
40,34
33,80
32,39
31,67
46,28
38,79
32,93
18,64
45,92
39,63
39,32
24,77
46,72
21,19
32,14
54,21
57,36
37,45

Rasio/100000
Penduduk
Korban
Mati
(11)

16,61
17,21
14,51
23,82
12,86
10,32
19,33
14,38
22,81
60,49
6,62
6,49
25,12
10,31
3,91
27,20
20,68
22,76
14,46
17,57
10,50
45,66
32,45
23,56
16,79
27,10
13,17
9,04
12,31
56,23
14,87

Kerugian
Harta Benda
Materiil
(13)

(12)

0,71
0,30
1,19
0,72
1,97
0,68
3,16
0,55
6,03
0,22
0,10
0,11
0,76
0,10
0,47
1,36
1,02
0,71
0,97
2,32
2,11
1,14
1,91
1,59
0,62
1,67
5,20
2,96
2,58
0,67
0,02

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Rp.

833.400.000
3.923.525.000
1.266.100.000
3.205.290.000
571.950.000
1.916.675.000
376.400.000
2.632.000.000
330.550.000
10.613.360.000
3.536.540.000
3.552.208.000
650.980.000
4.873.394.000
475.350.000
661.950.000
692.076.000
990.850.000
805.015.000
370.125.000
782.350.000
2.882.135.000
1.008.440.200
721.725.000
2.057.331.500
649.775.000
225.900.000
80.250.000
163.050.000
2.196.900.000
53.045.594.700

Lampiran 3.20
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2OO4
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Institusi
(2)

RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta
Puskesmas Kp. Bali, Jakarta
Puskesmas Pamulang, Jakarta

Kelompok Umur
10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas
(3)

(4)

1
1
-

160
1
11
3
1
1
3
3
1
1
2
19
3
1
5
5
3
4
2
1
2
4
1
1
1
1
11
11
1

(5)

796
37
40
5
6
1
16
2
8
1
11
30
44
2
17
4
2
51
30
4
4
3
8
21
11
12
9
19
1
2
9
1
9
1
20
45
6

(6)

683
57
55
4
2
13
5
8
2
6
21
32
6
6
7
41
33
6
8
4
5
17
6
10
10
12
3
6
7
1
4
2
9
28
7

(7)

323
42
10
2
1
3
3
5
1
1
13
24
4
2
3
12
18
5
1
2
2
3
1
1
3
1
1
2
5
13
1

(8)

246
23
11
2
10
1
3
1
3
3
36
2
1
7
3
9
2
1
3
1
1
1
1
1
4
1
10
-

(9)

66
-

Jenis Kelamin
Wanita
Total

Total

Pria

(10)

(11)

2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15

1.977
151
114
12
11
3
26
12
20
5
22
69
79
13
27
19
3
65
97
89
13
9
13
19
41
15
22
20
37
5
11
17
1
13
5
45
97
15

(12)

232
9
13
2
19
2
5
76
1
2
2
1
15
6
4
5
2
3
5
2
3
5
2
1
1
10
-

(13)

2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15

No
(1)

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Institusi
(2)

Dinas Kesehatan Lampung


Dinas Kesehatan Bandung
Dinas Kesehatan Surabaya
Galih Pakuan, Bogor
Pamardi Putra Insyaf, Medan
Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang
Rumah Anak Panah, Jakarta
Yayasan Darul Ihsan, Jakarta
Pamardi Siwi, Jakarta
Yayasan Terracota, Jakarta
Yayasan Teratai, Jakarta
Yayasan Tulus Hati, Jakarta
Wisma Adiksi, Jakarta
Yayasan Asa Bangsa, Jakarta
Yayasan Kasih Mulia, Jakarta
Yayasan Doulos, Jakarta
Yayasan Getsemani, Bekasi
Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta
Yayasan Al Jahu, Jakarta
Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya
Lembaga Pemasyarakatan Tangerang
Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau
Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung
Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung
Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta
Lembaga Pemasyarakatan Cirebon
Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta
Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan
Lembaga Pemasyarakatan Bangli
Lembaga Pemasyarakatan Maros
Lembaga Pemasyarakatan Martapura
Lembaga Pemasyarakatan Abepura
Kios Informasi Atmajaya, Jakarta
TOTAL

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

Kelompok Umur
10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas
(3)

(4)

(5)

2
46
27
60
12
24

1
1
2
-

2
13
3
1
3
1
1
1
6
-

1
11

27
33
4
7

2
20
0,3%

2
3
19
560
8,4%

3
35
27
77
33
46
6
6
62
10
5
5
36
2
17
4
2
5
27
205
12
62
41
6
38
43
1
3
3
12
6
244
2.372
35,4%

(6)

(7)

17
47
13
11
33
7
2
41
6
2
4
16
11
17
3
7
6
13
140
13
54
46
13
67
56
2
1
3
15
2
186
1.980
29,5%

(8)

9
20
10
1
2
-

(9)

9
42
4
1
-

6
1
1
7
3
1
3
1
2

3
3
1
2

2
10
56
4
21
37
9
63
28
1
5
1
11
4
27
854
12,7%

1
4
47
15
46
64
8
108
15
3
13
2
8
786
11,7%

61
1
2
130
1,9%

Total

Pria

(10)

(11)

40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%

Jenis Kelamin
Wanita
Total

40
176
78
150
45
104
15
10
112
20
18
47
14
39
13
11
41
12
78
492
38
185
170
36
280
140
4
9
7
44
14
451
6.105
91,1%

(12)

15
4
1
13
9
1
12
1
3
20
2
4
10
7
19
5
3
7
33
597
8,9%

(13)

40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%

Lampiran 3.21
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT ZAT YANG DIGUNAKAN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
Zat yang Digunakan
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44

Institusi
(2)

RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta
Puskesmas Kp. Bali, Jakarta
Puskesmas Pamulang, Jakarta
Dinas Kesehatan Lampung
Dinas Kesehatan Bandung
Dinas Kesehatan Surabaya
Galih Pakuan, Bogor
Pamardi Putra Insyaf, Medan
Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang

Opiat/
Heroin/
Putauw
(3)

Amphetamin
Ganja/
Sedative/
Sabu-sabu/
Cannabis
Hipnotik
Ecstasy
(4)

1.564
13
12
-

7
8
15
3
18
53
1
14
5
7
-

59
80
73
6
5
1
4
35
8
9

(5)

17
-

8
6
-

4
-

1
-

1
-

1
1
1

6
4
9
5
7
1
5
5
12
2
-

15
-

2
2
-

24

8
6
1
-

8
-

2
15
83
18

8
6
68
2
9
4
1

1
10

3
12
-

150
-

1
1

9
3
4
2
-

20
4
9
2

7
-

(6)

224

1
-

117
-

1
-

1
2
2
-

2
4

(7)

(8)

(9)

10
-

5
-

1
-

1
-

6
-

1
-

1
5
5
2
-

4
1

Kokain

Alkohol

19
6
21

Inhalasia

4
-

3
-

26

3
12
88
5
12

Multipel/
Lain-lain/
Campuran Tidak Jelas
(10)

(11)

207
-

26
-

2
1
-

3
16
3
-

(12)

80
147
64
6
13
3
23
-

4
-

7
1
1

2
1
27
5
4
-

5
1
-

6
20
-

1
-

1
-

3
-

14
5
4
-

3
-

30

2
-

6
107
-

3
2

51
35
78

Total

2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15
40
191
82
150
45
104

Zat yang Digunakan


No
(1)

45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Institusi
(2)

Rumah Anak Panah, Jakarta


Yayasan Darul Ihsan, Jakarta
Pamardi Siwi, Jakarta
Yayasan Terracota, Jakarta
Yayasan Teratai, Jakarta
Yayasan Tulus Hati, Jakarta
Wisma Adiksi, Jakarta
Yayasan Asa Bangsa, Jakarta
Yayasan Kasih Mulia, Jakarta
Yayasan Doulos, Jakarta
Yayasan Getsemani, Bekasi
Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta
Yayasan Al Jahu, Jakarta
Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya
Lembaga Pemasyarakatan Tangerang
Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau
Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung
Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung
Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta
Lembaga Pemasyarakatan Cirebon
Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta
Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan
Lembaga Pemasyarakatan Bangli
Lembaga Pemasyarakatan Maros
Lembaga Pemasyarakatan Martapura
Lembaga Pemasyarakatan Abepura
Kios Informasi Atmajaya, Jakarta
TOTAL

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

Opiat/
Heroin/
Putauw
(3)

Amphetamin
Ganja/
Sedative/
Sabu-sabu/
Cannabis
Hipnotik
Ecstasy
(4)

8
10
110
19
7
15
57
13
26
4
9
-

13
18
77
-

(5)

72

1
1
2
1
2

2
-

1
1
-

2
263
111
97
-

3
-

6
37

(6)

135
-

1
1

5
1

2
-

1
-

10
3

1
2

18
49

29
49

50
24

16
7

43

22

4
6
4
51

2.691
40,2%

775
11,6%

821
12,3%

288
4,3%

Inhalasia

Alkohol

Kokain

(7)

(8)

(9)

1
2

1
12

1
-

4
0,1%

185
2,8%

Multipel/
Lain-lain/
Campuran Tidak Jelas
(10)

(11)

12
-

2
-

3
2

1
-

1
-

2
0,0%

(12)

1
-

61

17
-

6
-

1
-

604
9,0%

Total

3
53
48
8
6
36
2
145
-

14
484
1.332
19,9%

16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%

Lampiran 3.22
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT CARA YANG DIGUNAKAN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
No

Institusi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta

Cara Penggunaan
Suntik

Hisap

Minum

Telan

Campuran

Hirup

Cara lain

Tidak jelas

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

13
14
7
8
15
3
19
53
1
14
6
7
59
62
65
6
2
33
8
9
20
4
8
3
23

18
6
4
1
1
23
5
10
1
6
22
23
6
4
8
9
6
3
10
15
10
6
10

10
22
2
1
6
2
1
5
11
2
4
1
4
3

3
12
2
4
1
122
3
3
2
2
7
2
6
5
1
2
4
1

21
2
2
16
9
5
1
1
25
3
3
7
6
6
3
14
5
4

4
1
-

2.209
147
63
6
13
1
7
1
1
1
5

2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46

No

Institusi

(1)

(2)

37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71

Puskesmas Kp. Bali, Jakarta


Puskesmas Pamulang, Jakarta
Dinas Kesehatan Lampung
Dinas Kesehatan Bandung
Dinas Kesehatan Surabaya
Galih Pakuan, Bogor
Pamardi Putra Insyaf, Medan
Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang
Rumah Anak Panah, Jakarta
Yayasan Darul Ihsan, Jakarta
Pamardi Siwi, Jakarta
Yayasan Terracota, Jakarta
Yayasan Teratai, Jakarta
Yayasan Tulus Hati, Jakarta
Wisma Adiksi, Jakarta
Yayasan Asa Bangsa, Jakarta
Yayasan Kasih Mulia, Jakarta
Yayasan Doulos, Jakarta
Yayasan Getsemani, Bekasi
Rumah Harapan dan Pemulihan Bethesda, Jakarta
Yayasan Al Jahu, Jakarta
Pondok Pesantren Suryalaya, Surabaya
Lembaga Pemasyarakatan Tangerang
Lembaga Pemasyarakatan Lubuk Linggau
Lembaga Pemasyarakatan Bandar Lampung
Lembaga Pemasyarakatan Banceuy, Bandung
Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta
Lembaga Pemasyarakatan Cirebon
Lembaga Pemasyarakatan Yogyakarta
Lembaga Pemasyarakatan Pamekasan
Lembaga Pemasyarakatan Bangli
Lembaga Pemasyarakatan Maros
Lembaga Pemasyarakatan Martapura
Lembaga Pemasyarakatan Abepura
Kios Informasi Atmajaya, Jakarta
TOTAL
Persentase

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

Cara Penggunaan
Suntik

Hisap

Minum

Telan

Campuran

Hirup

Cara lain

Tidak jelas

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

20
18
10
6
10
120
11
5
12
49
12
23
3
8
12
18
77
5
35
42
1
484
1.445
21,6%

8
106
16
9
7
3
3
5
8
4
6
10
1
13
4
1
1
17
302
4
120
116
182
4
7
5
51
12
1.232
18,4%

5
12
88
5
12
1
2
1
12
4
2
218
3,3%

4
34
2
1
4
1
1
2
3
33
60
4
55
30
46
5
2
472
7,0%

3
56
51
33
78
3
2
4
2
8
6
1
380
5,7%

0,0%

53
58
0,9%

107
40
2
61
2
40
8
36
2
145
2.897
43,2%

107
15
40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%

Lampiran 3.23
PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN,
STATUS PERKAWINAN, PEKERJAAN ORANGTUA DAN STATUS PENGGUNAAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004

No

Kategori

(1)

(2)

Kelompok
Umur

Jenis
Kelamin
Tingkat
Pendidikan

Pekerjaan

Status
Perkawinan

Pekerjaan
Orangtua

Status
Penggunaan

(3)

5 9 Thn
10 14 Thn
15 19 Thn
20- 24 Thn
25- 29 Thn
30 34 Thn
>= 35 Thn
Tidak Jelas
Pria
Wanita
Tdk Sekolah
SD
SLTP
SLTA
AKD/S1
S2/S3
Tdk Jelas
Pelajar/Mahasiswa
Tidak Bekerja
Sopir/Kenek
Pedagang
Buruh
PNS/TNI/POLRI
Swasta
Ibu Rumah Tangga
Petani
Lain-lain/
Tdk jelas
Kawin
Belum Kawin
Janda/Duda
Tdk Jelas
Tidak Bekerja
Buruh
Sopir/Kenek
Pedagang
PNS/TNI/POLRI
Swasta
Petani
Lain-lain
Tidak jelas
Baru
Lama
Tidak Jelas

Sumber : Pusdatin (Hasil Pengumpulan Data NAPZA di 71 Institusi)

RSKO
(%)

RSU
(%)

(4)

(5)

0,0
0,0
6,5
44,2
32,1
16,8
0,3
0,0
97,1
2,9
0,0
0,0
10,9
68,4
20,7
0,0
0,0
25,9
52,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,6
13
83,5
3,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
100,0
44,2
55,8
0,0

RSJ

(%)
(6)

0,0
0,0
6,4
28,8
28,6
14,6
13,1
8,4
83,1
16,9
0,0
3,2
5,2
39,2
15,3
0,0
37,0
12,8
14,6
0,1
0,8
0,5
0,3
12,5
0,6
0,0
11,6
46,2
21,0
43,0
2,0
34,0
0,0
1,0
1,0
2,0
11,0
13,0
2,0
8,0
63,0
47,3
36,8
16,0

0,0
0,2
6,3
40,1
36,7
10,9
5,9
0,0
88,7
11,3
0,2
4,8
12,2
60,5
20,8
0,0
1,5
4,3
55,3
0,7
0,4
0,4
0,7
12,1
0,7
0,0
14,1
11,3
23,0
76,0
1,0
0,0
7,0
1,0
1,0
4,0
19,0
44,0
1,0
10,0
13,0
65,3
30,6
4,1

Puskesmas
(%)

Panti Ponpes
(%)

Lapas
(%)

(7)

(8)

(9)

0,0
0,0
12,8
43,3
26,7
11,2
5,9
0,0
93,6
6,4
0,0
1,6
11,2
10,2
4,3
0,0
72,7
0,5
19,8
1,1
0,5
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
18,7
58,8
4,0
39,0
0,0
58,0
0,0
0,0
1,0
1,0
2,0
2,0
0,0
5,0
89,0
21,9
12,8
65,2

0,0
0,4
19,4
43,1
22,5
5,0
1,9
7,7
91,7
8,3
0,0
8,1
22,4
48,8
12,0
0,0
8,8
23,4
36,0
0,1
0,3
0,0
0,8
5,0
0,5
0,0
1,3
32,7
9,0
83,0
0,0
8,0
1,0
8,0
1,0
5,0
11,0
37,0
7,0
18,0
12,0
66,8
25,4
7,8

Dinkes

(%)

(10)

0,0
0,9
3,3
29,4
28,0
16,3
21,8
0,2
96,5
3,5
0,1
19,8
24,0
37,3
2,5
0,2
16,3
4,2
5,8
6,5
4,7
9,9
1,4
24,5
1,0
0,0
4,2
37,8
31,0
32,0
3,0
34,0
0,0
4,0
1,0
2,0
4,0
16,0
5,0
7,0
61,0
36,2
30,2
33,6

LSM
(%)
(11)

0,0
0,6
24,0
20,8
24,6
12,5
17,6
0,0
93,9
6,1
0,0
3,2
28,4
54,3
11,2
2,9
0,0
20,8
46,7
0,0
0,0
1,0
5,8
7,7
0,0
0,0
18,2
0,0
13,0
56,0
7,0
24,0
3,0
20,0
0,0
0,0
7,0
41,0
0,0
3,0
26,0
58,5
16,6
24,9

0,0
0,0
4,0
50,4
38,4
5,6
1,7
0,0
93,2
6,8
4,7
2,5
24,8
63,2
1,0
0,0
3,7
1,5
56,2
0,0
1,9
7,2
0,0
9,1
0,2
0,0
24,0
0,0
13,0
85,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
100,0
0,0
0,0
100,0

Lampiran 3.24
PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Provinsi
(2)

Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi
Buruk+Kurang
(3+4)

Gizi Normal

Gizi Lebih
(7)

(3)

(4)

(5)

(6)

15,62
6,98
11,40
3,93
10,92
10,22
9,79
8,07
6,30
6,47
6,07
3,96
6,16
10,46
2,97
10,69
13,64
14,77
11,59
9,94
10,88
11,26
10,17
10,63
5,99
19,91
7,36
11,96
15,35
9,30

19,19
16,90
18,38
17,45
21,30
14,83
19,67
20,05
16,22
16,62
17,49
12,92
15,67
18,24
13,27
21,19
22,97
23,83
18,63
20,05
15,98
16,21
19,13
20,14
16,27
21,48
17,73
20,11
15,78
18,26

34,81
23,88
29,78
21,38
32,22
25,05
29,46
28,12
22,52
23,09
23,56
16,88
21,83
28,70
16,24
31,88
36,61
38,60
30,22
29,99
26,86
27,47
29,30
30,77
22,26
41,39
25,09
32,07
31,13
27,56

61,96
74,08
67,47
75,57
64,43
71,94
67,61
67,24
72,79
73,58
74,36
81,25
75,38
67,74
79,50
65,37
61,71
59,73
65,63
66,67
71,97
67,79
66,12
67,66
73,78
56,82
73,24
58,70
62,90
69,61

Sumber: Depkes & BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003

3,24
2,04
2,75
3,05
3,35
3,01
2,93
4,65
4,70
3,32
2,09
1,88
2,80
3,56
4,27
2,74
1,69
1,67
4,14
3,34
1,17
4,74
4,58
1,58
3,96
1,79
1,67
9,24
5,97
2,84

Jumlah
(8)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 3.25
PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003

No.
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Provinsi
(2)

Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Gizi Buruk

Gizi Kurang

(3)

12,76
7,29
10,76
3,07
10,28
7,77
8,19
9,32
6,36
5,56
6,03
4,07
5,95
8,25
3,59
10,45
12,65
13,81
9,49
9,62
9,16
9,90
9,55
9,96
5,74
21,66
8,55
9,23
15,24
8,55

Sumber: Depkes dan BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003

(4)

18,67
18,44
17,95
18,54
20,51
18,86
21,40
20,90
16,71
18,46
19,56
13,36
17,41
18,84
12,80
23,68
26,15
25,33
19,51
23,16
17,81
15,72
22,02
20,99
16,80
24,56
21,37
17,30
16,85
19,62

Gizi
Buruk+Kurang
(3+4)
(5)

31,43
25,73
28,71
21,61
30,79
26,63
29,59
30,22
23,07
24,02
25,59
17,43
23,36
27,09
16,39
34,13
38,80
39,14
29,00
32,78
26,97
25,62
31,57
30,95
22,54
46,22
29,92
26,53
32,09
28,17

Gizi Normal

Gizi Lebih

(6)

(7)

66,14
72,94
69,43
76,61
65,93
70,86
68,31
66,24
71,78
72,99
72,69
80,26
74,46
70,68
80,45
63,73
59,91
59,40
67,62
64,61
72,22
70,20
64,92
67,84
74,42
52,27
69,23
66,56
62,70
69,59

2,44
1,32
1,86
1,78
3,28
2,51
2,11
3,53
5,15
3,00
1,72
2,32
2,18
2,22
3,16
2,13
1,29
1,46
3,38
2,60
0,81
4,19
3,51
1,22
3,04
1,51
0,85
6,92
5,20
2,24

Jumlah
(8)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 3.26
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah
Desa/Kelurahan Dilaporkan

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan.Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

263
9.116
238
16.696
3.580
544
12.073
985
201
117
3.496
3.647
1.693
27.017
11.466
5.531
1.639
857
172
540
409
853
169
898
718
1.241
237
41
31
100
104.568

Jumlah Desa/Kelurahan dengan


Beryodium yang Baik
(4)

78
2.761
228
11.272
1.620
382
4.444
476
74
80
1.754
1.870
804
2.532
6.553
3.503
195
213
52
44
298
797
168
600
478
709
75
13
22
100
42.195

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Garam

% Desa/Kelurahan dengan
Garam Beryodium yang Baik
(5)

29,66
30,29
95,80
67,51
45,25
70,22
36,81
48,32
36,82
68,38
50,17
51,28
47,49
9,37
57,15
63,33
11,90
24,85
30,23
8,15
72,86
93,43
99,41
66,82
66,57
57,13
31,65
31,71
70,97
100,00
40,35

Lampiran 4.1
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Ibu Hamil
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

K1

% K1

K4

% K4

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

117.177
323.753
103.989
124.875
70.474
44.753
177.983
177.672
26.131
35.579
207.265
937.703
671.443
57.212
692.930
251.813
67.445
114.177
123.230
103.992
54.469
71.253
81.553
47.425
56.728
53.289
183.219
23.992
22.611
34.330
22.019
55.841
5.136.325

Sumber: Dit. Kesehatan Keluarga Ditjen Binkesmas, Depkes RI

90.488
231.568
99.170
114.622
56.908
36.640
162.930
166.722
25.375
37.342
196.667
840.564
622.259
51.967
640.047
217.401
64.471
102.227
92.218
92.715
47.728
58.071
73.047
46.019
51.734
40.185
159.664
22.057
15.014
17.465
19.110
32.011
4.524.406

77,22
71,53
95,37
91,79
80,75
81,87
91,54
93,84
97,11
104,96
94,89
89,64
92,67
90,83
92,37
86,33
95,59
89,53
74,83
89,16
87,62
81,50
89,57
97,04
91,20
75,41
87,14
91,93
66,40
50,87
86,79
57,33
88,09

81.143
206.037
85.641
104.052
49.053
33.008
151.574
151.856
22.673
34.685
163.567
780.348
554.633
41.275
529.192
180.920
60.208
91.209
65.670
83.052
40.699
50.294
59.116
42.759
46.377
37.995
125.518
18.364
10.468
17.025
15.717
20.728
3.954.856

69,25
63,64
82,36
83,32
69,60
73,76
85,16
85,47
86,77
97,49
78,92
83,22
82,60
72,14
76,37
71,85
89,27
79,88
53,29
79,86
74,72
70,59
72,49
90,16
81,75
71,30
68,51
76,54
46,30
49,59
71,38
37,12
77,00

Jumlah
(8)

112.212
297.447
98.809
117.937
65.839
42.067
171.140
170.145
24.508
33.724
197.844
894.125
482.855
55.536
607.319
242.468
64.426
108.595
108.829
98.475
51.099
67.792
76.329
45.611
54.849
50.867
174.891
21.913
21.583
31.058
20.172
53.301
4.663.765

Ibu Bersalin
Ditolong % Ditolong
Nakes
Nakes
(9)

65.428
194.980
80.837
84.197
43.870
30.198
147.138
125.268
21.239
28.377
140.015
635.354
405.360
41.333
534.829
171.624
59.792
78.397
58.350
67.889
36.858
44.275
61.748
39.432
44.962
32.078
119.482
15.634
9.087
13.270
11.390
21.159
3.463.850

(10)

58,31
65,55
81,81
71,39
66,63
71,79
85,98
73,62
86,66
84,14
70,77
71,06
83,95
74,43
88,06
70,78
92,81
72,19
53,62
68,94
72,13
65,31
80,90
86,45
81,97
63,06
68,32
71,35
42,10
42,73
56,46
39,70
74,27

Kunjungan Neonatus
%KN
Kunjungan
(KN2)

Jumlah
(11)

107.473
295.518
94.811
112.419
65.839
41.185
164.294
161.520
20.956
32.364
188.422
855.121
463.376
51.952
629.935
233.820
61.359
102.692
108.958
94.471
47.874
64.848
74.107
45.611
54.322
47.170
166.327
21.893
19.794
30.159
20.244
50.765
4.529.600

(12)

58.190
171.843
84.061
88.747
41.562
29.282
115.007
30.453
155.790
734.723
353.254
38.557
538.554
186.005
59.153
87.114
54.901
57.423
38.667
46.008
23.927
42.745
36.543
2.497
14.911
15.945
14.367
3.120.229

(13)

54,14
58,15
88,66
78,94
63,13
71,10
71,20
94,10
82,68
85,92
76,23
74,22
85,49
79,55
96,40
84,83
50,39
60,78
80,77
70,95
52,46
78,69
77,47
1,50
68,11
52,87
70,97
68,89

Lampiran 4.2
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4, IBU HAMIL RISTI DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Ibu Hamil
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

K4

% K4

(3)

(4)

(5)

114.273
295.370
103.989
124.241
64.084
32.585
117.699
179.467
16.628
33.347
202.824
1.004.247
743.572
55.848
696.937
271.474
129.917
108.425
78.456
91.627
54.455
73.138
71.769
46.598
56.047
112.221
38.089
6.004
11.254
6.707
17.042
10.877
3.887.528

78.749
231.722
85.641
103.814
50.270
26.283
101.648
149.498
14.433
28.091
145.075
778.271
428.237
40.882
541.423
197.631
118.278
86.655
46.523
74.759
40.699
54.368
57.082
32.055
47.682
83.320
27.973
3.173

68,91
78,45
82,36
83,56
78,44
80,66
86,36
83,30
86,80
84,24
71,53
77,50
57,59
73,20
77,69
72,80
91,04
79,92
59,30
81,59
74,74
74,34
79,54
68,79
85,08
74,25
73,44
52,85

8.773
5.700
7.965
6.187
2.832.711

77,95
84,99
46,74
56,88
72,87

Jumlah Risti Risti Dirujuk


(6)

(7)

30.582
33.452
20.882
49.866
25.941
2.685
10.559
25.555
6.876
15.654
37.463
390.292
224.845
13.417
184.461
119.806
18.723
45.534
12.693
50.720
9.454
26.719
26.001
8.214
28.302
11.522
5.243
1.338
-

2.230
8.494
6.515
18.717
2.376
142
4.826
2.499
243
3.571
35.721
52.923
51.030
3.535
75.946
15.776
3.017
14.826
2.981
5.756
2.563
7.054
6.767
2.906
5.134
5.752
1.472
99
-

1.295
733
2.892
1.219.667

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

% Risti
Dirujuk

Jumlah

(8)

(9)

7,29
25,39
31,20
37,53
9,16
5,29
45,71
9,78
3,53
22,81
95,35
13,56
22,70
26,35
41,17
13,17
16,11
32,56
23,49
11,35
27,11
26,40
26,03
35,38
18,14
49,92
28,08
7,40
-

350
127
158
293.893

0,00
27,03
17,33
5,46
24,10

Ibu Bersalin
Ditolong
Nakes

% Ditolong
Nakes

(10)

(11)

79.106
275.597
98.809
103.864
50.230
20.412
112.461
168.188
15.706
33.419
489.390
939.726
485.577
53.240
552.167
258.148
124.015
99.029
65.605
88.072
48.359
70.423
68.058
42.647
53.004
102.908
35.337
5.507

62.529
212.030
8.037
73.488
39.429
15.104
90.742
125.732
13.460
27.456
153.732
632.448
389.159
38.886
470.472
165.869
113.605
55.972
46.193
61.523
36.858
55.325
47.117
31.367
42.621
77.026
24.678
2.738

79,04
76,93
8,13
70,75
78,50
74,00
80,69
74,76
85,70
82,16
31,41
67,30
80,14
73,04
85,20
64,25
91,61
56,52
70,41
69,86
76,22
78,56
69,23
73,55
80,41
74,85
69,84
49,72

11.174
6.441
20.872
10.434
3.630.133

7.239
4.782
8.735
6.515
2.472.860

64,78
74,24
41,85
62,44
68,12

Lampiran 4.3
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DAN BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

Neonatus
KN

% KN

Jumlah Bayi

Bayi
Kunjungan

% Kunjungan Bayi

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

34.648
242.250
94.815
89.235
66.984
25.196
108.160
132.881
15.360
30.221
13.728
889.531
484.981
49.076
621.440
257.173
118.622
93.843
69.053
80.774
46.916
64.935
47.288
37.525
51.873
100.809
34.222
3.014
10.231
6.174
20.085
10.369
3.951.412

25.559
196.124
84.061
73.931
42.296
18.772
93.741
112.947
13.048
27.146
13.728
726.552
409.132
38.842
503.813
196.751
114.275
74.391
60.921
55.392
39.172
58.764
37.117
27.953
42.857
85.259
27.412
2.497
8.093
5.251
7.727
4.898
3.228.422

73,77
80,96
88,66
82,85
63,14
74,50
86,67
85,00
84,95
89,82
100,00
81,68
84,36
79,15
81,07
76,51
96,34
79,27
88,22
68,58
83,49
90,50
78,49
74,49
82,62
84,57
80,10
82,85
79,10
85,05
38,47
47,24
81,70

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

44.445
263.661
94.815
66.248
49.379
24.694
108.043
116.559
15.376
6.146
12.914
876.793
525.100
32.071
608.910
250.148
114.561
59.408
63.610
71.941
45.129
56.017
36.510
35.314
42.429
101.874
24.965
8.478
10.231
6.174
12.446
10.094
3.794.483

31.248
200.757
80.119
54.598
37.652
18.896
88.204
95.710
10.035
4.702
12.611
569.845
443.523
21.685
562.495
173.785
109.583
54.265
46.743
49.789
41.200
41.531
23.358
28.040
33.687
71.562
19.118
4.953
7.393
4.507
12.433
5.572
2.959.599

70,31
76,14
84,50
82,41
76,25
76,52
81,64
82,11
65,26
76,51
97,65
64,99
84,46
67,62
92,38
69,47
95,65
91,34
73,48
69,21
91,29
74,14
63,98
79,40
79,40
70,25
76,58
58,42
72,26
73,00
99,90
55,20
78,00

Lampiran 4.4
CAKUPAN BAYI, BALITA DAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kep.Bangka Belitung
Kep.Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

Balita
Mendapat

Jumlah

Ibu Hamil
Mendapat

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

173.042
926.870
433.202
538.074
254.651
113.613
391.099
773.477
60.679
144.801
124.284
3.421.327
1.830.591
183.709
2.496.294
887.913
816.915
409.362
243.437
437.527
205.226
306.790
319.891
179.228
244.674
415.782
139.163
19.587
69.099
26.005
80.029
42.162
16.708.503

149.873
822.798
373.964
448.143
203.134
80.606
278.465
433.387
48.201
102.464
123.718
2.897.951
1.680.600
175.299
2.020.171
740.797
455.236
396.183
168.884
297.947
168.921
267.892
222.034
143.408
200.016
341.509
99.733
13.455
52.900
21.434
50.993
28.652
13.508.768

86,61
88,77
86,33
83,29
79,77
70,95
71,20
56,03
79,44
70,76
99,54
84,70
91,81
95,42
80,93
83,43
55,73
96,78
69,37
68,10
82,31
87,32
69,41
80,01
81,75
82,14
71,67
68,69
76,56
82,42
63,72
67,96
80,85

39.019
266.152
103.435
127.929
45.199
29.962
117.720
163.836
16.628
33.603
5.401
953.605
607.690
56.340
677.554
310.186
199.471
107.385
73.457
77.977
54.965
73.615
85.148
51.418
55.722
111.757
36.232
5.395
16.994
6.707
22.179
11.161
4.543.842

14.630
201.382
78.308
97.649
30.105
18.679
83.474
117.276
13.832
29.803
142
703.946
408.740
32.822
503.342
203.660
172.240
86.776
43.515
53.031
40.627
57.092
53.637
37.646
43.781
82.663
25.529
2.744
12.393
2.415
14.373
5.595
3.271.847

Bayi BGM GAKIN


Jumlah
%
MP ASI

37,49
75,66
75,71
76,33
66,61
62,34
70,91
71,58
83,18
88,69
2,63
73,82
67,26
58,26
74,29
65,66
86,35
80,81
59,24
68,01
73,91
77,55
62,99
73,22
78,57
73,97
70,46
50,86
72,93
36,01
64,80
50,13
72,01

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

(9)

52.321
30.086
1.242
19.444
2.978
11.248
36.000
35.803
750
6.981
5.401
93.769
108.970
2.181
104.167
9.588
9.887
30.342
21.912
34.962
6.250
5.628
9.033
2.810
5.612
6.959
12.749
914
1.676
1.163
18.260
7.724
696.810

(10)

12.907
22.639
1.242
14.809
2.969
10.173
16.553
26.613
750
5.668
964
30.926
68.128
2.181
102.642
7.169
3.814
21.565
9.052
33.840
3.408
4.966
7.372
2.285
4.462
6.723
7.790
489
948
1.107
18.250
4.394
456.798

Balita Gizi Buruk


Jumlah
Mendapat

(11)

(12)

24,67
75,25
100,00
76,16
99,70
90,44
45,98
74,33
100,00
81,19
17,85
32,98
62,52
100,00
98,54
74,77
38,58
71,07
41,31
96,79
54,53
88,24
81,61
81,32
79,51
96,61
61,10
53,50
56,56
95,18
99,95
56,89
65,56

2.356
9.142
1.635
848
641
109
810
850
874
13.346
45.871
14.752
4.986
33.146
17.125
7.059
378
10.340
8.488
94.401
21
880
3.528
81
713
1.444
5.105
166
249
46
53
766
280.209

(13)

288
7.845
1.635
715
591
85
793
222
97
46
27.614
10.227
2.097
1.300
12.125
6.365
230
1.821
2.739
446
21
880
345
75
427
539
4.801
24
249
44
53
332
85.071

%
(14)

12,22
85,81
100,00
84,32
92,20
77,98
97,90
26,12
11,10
0,34
60,20
69,33
42,06
3,92
70,80
90,17
60,85
17,61
32,27
0,47
100,00
100,00
9,78
92,59
59,89
37,33
94,05
14,46
100,00
95,65
100,00
43,34
30,36

Lampiran 4.5
CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Anak Balita dan Pra Sekolah


Jumlah
Dideteksi
%
(3)

26.157
930.415
439.815
356.888
235.445
42.812
317.510
830.091
31.487
30.957
901.146
1.680.427
189.798
3.793.403
207.543
320.685
250.237
217.527
314.661
113.646
234.998
321.063
150.226
111.853
459.036
124.593
10.490
39.058
26.635
29.761
12.738.363

(4)

15.053
562.059
178.125
202.999
112.397
7.541
241.573
277.691
21.081
11.465
353.156
1.030.731
72.925
1.918.758
18.963
196.118
54.623
53.862
60.106
37.116
81.295
102.799
78.904
18.485
115.395
59.906
2.427
15.496
17.369
2.898
5.921.316

(5)

57,55
60,41
40,50
56,88
47,74
17,61
76,08
33,45
66,95
37,04
39,19
61,34
38,42
50,58
9,14
61,16
21,83
24,76
19,10
32,66
34,59
32,02
52,52
16,53
25,14
48,08
23,14
39,67
65,21
9,74
46,48

Jumlah

Siswa SD/MI
Diperiksa

Jumlah

Remaja
Dilayani Kes

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

17.112
833.999
918.532
393.851
6.804
45.641
260.944
314.444
12.346
38.627
693.608
1.673.420
3.873.069
246.415
26.775
141.916
101.356
150.053
31.356
57.341
400.531
63.811
47.509
227.200
56.991

482
164.017
304.953
53.946
3.666
9.348
99.082
48.038
9.876
13.867
150.772
486.825
1.649.855
26.963
10.546
32.894
70.747
12.827
11.624
28.862
227.149
39.844
5.552
74.120
37.333

87.787
986.467
579.477
109.655
102.831
83.608
241.674
1.173.395
31.686
62.282
222.475
1.984.247
1.393.685
27.366
1.724.596
244.863
161.733
328.989
269.033
54.477
44.438
144.730
109.810
120.445
227.767
366.465
46.889
5.031
34.171
20.957
1.254
10.992.283

22.737
465.248
322.768
76.132
30.148
20.043
107.567
90.252
27.077
27.570
46.594
507.402
760.996
19.979
831.745
132.742
124.100
63.205
163.979
34.728
35.691
31.140
9.413
65.902
44.560
226.191
38.087
432
23.410
1.343
864
4.352.045

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

25,90
47,16
55,70
69,43
29,32
23,97
44,51
7,69
85,45
44,27
20,94
25,57
54,60
73,01
48,23
54,21
76,73
19,21
60,95
63,75
80,32
21,52
8,57
54,72
19,56
61,72
81,23
8,59
68,51
6,41
68,90
39,59

30.117
40.785
14.907
10.719.460

13.740
1.335
14.413
3.602.676

2,82
19,67
33,20
13,70
53,88
20,48
37,97
15,28
79,99
35,90
21,74
29,09
42,60
10,94
39,39
23,18
69,80
8,55
37,07
50,33
56,71
62,44
11,69
32,62
65,51
0,00
45,62
3,27
96,69
33,61

Lampiran 4.6
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah Pasangan Usia Subur

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

426.265
1.607.393
695.854
867.944
300.097
195.187
764.456
1.082.447
91.576
250.523
906.735
6.463.242
4.518.002
509.481
8.983.730
1.786.707
490.988
789.861
346.196
545.887
244.230
430.765
449.045
328.713
1.351.404
170.913
43.817
146.616
48.725
15.037
60.838
34.912.674

Peserta KB Aktif
Jumlah

(4)

(5)

222.376
992.645
446.500
393.981
212.653
155.697
578.082
719.624
70.099
91.582
417.184
4.670.486
3.281.042
454.997
4.881.123
1.288.707
398.471
555.376
181.413
492.169
178.031
330.677
322.122
232.286
549.624
110.674
34.237
98.638
16.133
13.620
38.233
22.428.482

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

52,17
61,75
64,17
45,39
70,86
79,77
75,62
66,48
76,55
36,56
46,01
72,26
72,62
89,31
54,33
72,13
81,16
70,31
52,40
90,16
72,89
76,77
71,73
70,67
40,67
64,75
78,14
67,28
33,11
90,58
62,84
64,24

Lampiran 4.7
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No

Provinsi

Perkotaan

Perdesaan

(1)

(2)

(3)

(4)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Perkotaan +
Perdesaan
(5)

50,85
45,02
47,23
49,68
55,22
58,23
67,49
60,88
63,43
55,81
60,13
60,06
59,82
60,03
61,93
63,46
56,21
36,93
56,78
66,00
63,67
57,14
62,85
52,26
39,30
39,68
56,22
44,54
33,55
44,13

38,85
42,20
48,30
50,19
63,19
59,29
67,84
65,00
66,78
60,73
64,32
63,66
55,42
54,96
70,07
54,85
32,28
57,87
63,74
65,21
57,84
76,64
52,76
39,28
43,24
50,22
18,72
33,03
36,97

42,20
43,43
47,99
49,96
61,03
58,94
67,74
64,12
65,41
55,81
60,42
62,64
61,53
57,25
58,85
66,68
55,33
33,05
57,59
64,40
64,64
57,46
71,42
52,66
39,28
42,50
58,46
26,05
33,16
38,64

57,55

56,10

56,71

Lampiran 4.8
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH
MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan+
Perdesaan

(2)

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

67,61
60,70
66,28
65,50
70,17
72,89
82,73
77,80
78,30
71,83
76,67
75,92
74,49
74,84
74,13
76,16
77,72
57,12
70,90
79,98
78,70
74,31
79,47
69,05
55,07
52,51
74,44
59,24
46,07
51,56
73,15

53,64
55,33
64,01
62,15
77,53
73,06
78,95
78,80
80,57
77,43
79,79
79,71
70,75
70,10
82,23
73,02
49,59
73,75
75,83
79,32
71,83
87,95
69,45
54,61
59,32
72,80
25,46
43,94
47,25
71,11

57,54
57,67
64,67
63,64
75,54
73,00
79,99
78,58
79,64
71,83
77,04
78,27
76,81
72,37
72,35
79,12
74,69
50,83
73,02
77,05
79,09
73,16
84,74
69,37
54,74
57,90
73,21
35,05
44,49
48,25
71,97

Lampiran 4.9
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan

Alat/cara KB yang dipakai


No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

MOW/
Tubektomi

MOP/
Vasektomi

AKDR/IUD

Suntikan

Susuk KB

Pil

Kondom

Lainnya

Alat/cara
tradisional

(2)

(3)

(4)

(5)

(9)

(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua

0,49
4,90
1,46
0,74
0,82
1,09
1,42
1,41
1,10
1,78
1,79
4,58
3,83
4,98
1,13
4,47
1,27
1,93
0,82
0,35
0,92
1,98
1,75
1,16
1,15
1,10
0,57
1,43
0,93
1,73

Indonesia

2,81

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

(6)

(7)

(8)

0,38

3,39
6,40
11,43
3,44
4,17
3,14
3,80
6,38
4,23
12,47
9,28
9,16
30,30
12,45
8,27
45,23
7,56
13,93
2,95
1,85
1,86
8,52
13,55
5,98
3,59
3,49
12,50
4,37
3,42
2,25

53,93
42,84
58,84
52,91
52,39
60,16
54,80
55,89
44,84
55,65
59,33
62,72
42,96
53,07
64,29
36,77
55,87
53,84
50,70
35,71
39,20
37,29
45,24
45,64
51,54
39,01
35,12
63,43
52,02
36,85

1,11
4,48
6,42
2,82
5,29
12,22
11,22
8,19
3,99
2,21
2,24
8,83
4,28
5,50
5,29
1,09
14,04
6,97
2,66
4,04
4,16
2,68
9,35
6,22
5,39
14,36
11,74
6,74
8,63
3,86

37,62
36,43
18,84
36,30
35,02
20,80
26,21
25,52
43,85
25,29
25,88
12,84
12,23
21,94
19,70
10,82
19,85
16,35
41,33
56,02
52,70
46,81
27,81
39,04
35,12
37,46
36,46
21,17
32,22
16,70

0,31

0,74

9,64

54,92

5,55

24,52

0,44

0,18
1,12
1,38
0,61
0,59
0,82
0,77
0,88
0,72
0,73
0,69
0,86
1,63
0,75
0,56
0,72
0,34
0,79
0,37
0,34
0,42
1,14
0,50
0,29
0,47
0,42
0,94
0,48
-

0,31
1,45
0,76
0,94
0,14
0,50
0,65
0,50
0,20
0,67
0,31
0,46
1,83
0,35
0,10
0,34
0,02
0,41
0,53
0,26
0,18
0,57
0,12
0,07
0,23
0,06
0,08

0,14
0,42
0,06
0,46
0,12
0,19
0,47
0,33
0,13
0,31
0,10
0,10
0,70
0,12
0,10
0,15
0,24
0,25
0,10
0,12
0,06
0,31
0,42

Jumlah
(12)

0,30

2,83
1,98
0,78
1,79
1,45
1,11
0,66
0,89
0,92
0,90
0,37
0,45
2,24
0,83
0,57
0,41
0,81
5,52
0,56
1,31
0,51
0,70
1,26
1,59
2,45
4,10
2,25
2,37
2,78
37,63

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

0,17

1,23

100,00

0,05
0,34
-

Lampiran 4.9.a
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

Alat/cara KB yang dipakai


MOW/
MOP/
AKDR/IUD Suntikan Susuk KB
Pil
Tubektomi Vasektomi
(3)

(4)

0,50
5,15
2,37
0,93
0,96
1,85
2,49
2,26
2,30
1,78
1,99
5,98
4,58
5,94
1,35
4,44
1,58
2,69
1,78
0,54
1,25
2,56
2,37
1,84
1,04
0,97
0,71
1,93
2,90
1,68
3,36

0,21
1,30
3,30
0,61
0,66
1,14
1,09
0,84
0,73
0,75
0,80
2,81
0,86
0,77
0,82
0,34
0,67
0,57
0,55
0,49
1,17
0,84
0,87
0,27
1,11
0,39
0,90
0,85

(5)

(6)

(7)

(8)

5,90
7,94
17,81
6,28
5,09
5,19
6,05
7,25
9,20
12,47
13,44
10,31
34,23
14,20
12,19
41,12
10,90
24,08
7,81
1,54
2,90
11,79
11,93
7,83
8,79
7,45
24,06
5,37
2,69
5,58
12,58

51,60
40,87
52,10
52,63
54,10
58,53
52,67
56,52
41,23
55,65
55,85
61,74
37,29
50,67
58,52
38,23
53,85
49,51
53,82
42,72
41,95
38,87
51,15
42,95
51,64
34,94
31,35
68,35
57,95
54,40
53,52

1,54
3,58
3,62
1,88
5,11
7,49
7,24
4,79
4,22
2,21
1,63
5,96
1,75
3,39
2,13
1,00
11,02
2,49
2,91
2,38
1,81
2,60
5,37
7,08
2,77
7,14
5,49
3,55
3,96
6,20
3,32

35,60
37,16
18,97
32,60
32,65
22,13
27,05
23,94
40,22
25,29
25,27
13,16
12,93
23,04
24,05
13,10
21,54
15,18
31,35
49,99
50,75
40,71
27,13
37,65
32,10
46,86
35,47
19,85
31,54
28,04
24,35

Kondom

Lainnya

Alat/cara
tradisional

(9)

(10)

(11)

0,39
1,46
1,01
1,83
0,46
0,91
1,72
0,91
0,52
0,67
0,50
1,01
2,36
0,76
0,18
0,39
0,26
0,96
0,66
0,36
0,88
0,18
0,37
0,25
0,26
0,89
0,74

0,23
0,37
0,08
0,88
0,34
0,32
0,71
1,00
0,34
0,31
0,09
0,12
1,21
0,12
0,07
0,25
0,19
0,16
0,20
0,09
0,37
0,89
0,03
0,24
0,32
0,22

4,04
2,18
0,75
2,36
0,62
2,45
2,06
2,23
1,13
0,90
0,48
0,92
2,83
1,03
0,74
0,65
0,58
5,13
0,65
1,41
0,41
1,05
0,15
1,41
3,12
2,37
1,58
0,55
0,95
2,01
1,07

Jumlah
(12)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 4.9.b
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan

Alat/cara KB yang dipakai


No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004

MOW/
MOP/
AKDR/IUD
Tubektomi Vasektomi
(3)

(4)

0,49
4,69
1,10
0,58
0,77
0,73
1,02
1,19
0,32
1,57
3,73
2,94
4,30
0,81
4,49
1,10
1,76
0,49
0,27
0,73
1,32
1,43
1,00
1,20
1,13
0,53
0,96
0,24
1,74
2,39

0,17
0,96
0,61
0,62
0,57
0,66
1,06
0,83
0,65
0,63
0,90
0,25
0,68
0,27
0,62
0,33
0,82
0,30
0,25
0,38
1,10
0,34
0,15
0,55
0,52
0,89
0,56

(5)

0,19
0,66

2,11
5,12
8,88
1,18
3,88
2,16
2,95
6,16
0,97
4,96
8,45
25,68
11,21
2,66
49,14
5,66
11,64
1,31
1,99
1,26
4,76
14,36
5,53
1,47
2,54
8,78
3,43
3,68
1,04
7,42

Suntikan

Susuk KB

(6)

(7)

55,11
44,46
61,55
53,13
51,84
60,93
55,61
55,74
47,21
62,95
63,31
49,61
54,78
72,52
35,38
57,02
54,82
49,64
32,70
37,61
35,47
42,28
46,30
51,51
40,00
36,33
58,79
49,92
30,47
55,97

0,90
5,21
7,54
3,56
5,35
14,46
12,73
9,05
3,84
2,87
10,58
7,25
7,00
9,79
1,18
15,74
7,98
2,57
4,76
5,51
2,77
11,34
6,01
6,46
16,11
13,75
9,76
10,28
3,02
7,23

Pil

Kondom

Lainnya

Alat/cara
tradisional

(8)

(9)

(10)

(11)

38,65
35,83
18,79
39,24
35,79
20,16
25,88
25,93
46,23
26,52
12,65
11,40
21,17
13,49
8,65
18,90
16,61
44,69
58,61
53,82
53,83
28,14
39,39
36,35
35,19
36,78
22,42
32,46
12,57
24,46

0,27
1,45
0,67
0,23
0,04
0,30
0,25
0,40
0,12
0,13
1,22
0,06
0,29
0,03
0,45
0,38
0,08
0,08
0,21
0,10
0,23
0,01
0,10
0,10
0,21

0,10
0,46
0,06
0,13
0,05
0,13
0,38
0,15
0,11
0,09
0,11
0,12
0,13
0,06
0,28
0,31
0,07
0,08
0,04
0,25
0,19
0,06
0,37
0,29
0,13

2,21
1,82
0,80
1,33
1,73
0,47
0,12
0,55
0,79
0,26
0,16
1,55
0,69
0,32
0,19
0,94
5,61
0,53
1,26
0,57
0,29
1,81
1,63
2,18
4,52
2,47
4,08
3,42
80,58
1,35

Jumlah
(12)

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 4.10
JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2003

No.

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: BKKBN

Klinik KB
Pemerintah
Swasta
Peserta
%
Peserta
%
(3)

4.970
12.287
3.761
6.152
4.282
11.520
2.284
9.282
7.499
6.634
29.191
26.615
1.349
32.212
8.063
1.621
7.213
5.749
6.707
1.346
3.211
1.472
947
3.529
7.427
3.529
1.588
2.665
741
856
214.702

(4)

58,98
74,40
58,02
57,50
67,27
63,95
63,09
64,28
82,06
45,44
49,64
47,55
40,87
56,93
60,16
37,42
79,76
97,39
67,45
71,63
56,77
56,23
47,59
91,85
81,36
91,85
81,81
88,27
100,00
93,55
59,45

(5)

564
2.135
73
234
37
768
16
538
634
1.597
8.925
2.379
415
1.751
3.037
90
366
61
496
67
112
253
258
3
232
3
132
37
25.213

(6)

6,69
12,93
1,13
2,19
0,58
4,26
0,44
3,73
6,94
10,94
15,18
4,25
12,57
3,09
22,66
2,08
4,05
1,03
4,99
3,57
1,98
9,66
12,96
0,08
2,54
0,08
6,80
1,23
6,98

Dokter Praktek
Swasta
Peserta
%
(7)

291
224
108
384
355
433
192
345
138
1.364
1.717
2.019
47
1.097
159
279
154
13
133
36
24
208
209
9
119
9
22
7
16
10.111

(8)

3,45
1,36
1,67
3,59
5,58
2,40
5,30
2,39
1,51
9,34
2,92
3,61
1,42
1,94
1,19
6,44
1,70
0,22
1,34
1,92
0,42
7,94
10,50
0,23
1,30
0,23
1,13
0,23
1,75
2,80

Bidan Praktek
Swasta
Peserta
%
(9)

2.602
1.869
2.540
3.930
1.691
5.294
1.128
4.275
867
5.004
18.973
24.956
1.490
21.522
2.143
2.342
1.310
80
2.607
430
2.309
685
576
301
1.351
301
199
310
43
111.128

(10)

30,88
11,32
39,19
36,73
26,57
29,39
31,16
29,61
9,49
34,28
32,26
44,59
45,14
38,04
15,99
54,06
14,49
1,36
26,22
22,88
40,82
26,17
28,94
7,83
14,80
7,83
10,25
10,27
4,70
30,77

Jumlah
Peserta

(11)

(12)

8.427
16.515
6.482
10.700
6.365
18.015
3.620
14.440
9.138
14.599
58.806
55.969
3.301
56.582
13.402
4.332
9.043
5.903
9.943
1.879
5.656
2.618
1.990
3.842
9.129
3.842
1.941
3.019
741
915
361.154

100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00

Lampiran 4.11
PENCAPAIAN DESA UCI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah Desa

Desa UCI

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya
Indonesia

Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI

6.180
5.464
2.567
1.625
1.186
2.681
1.261
2.161
317
278
5.798
8.052
438
8.441
1.543
695
778
2.591
1.452
1.324
1.955
1.334
1.214
1.447
3.222
1.554
447
720
1.017
67.742

1.476
4.397
1.922
1.325
986
2.181
890
1.988
242
220
4.269
7.107
438
4.928
1.153
691
703
2.000
885
708
1.297
960
841
1.044
2.370
1.215
249
195
356
47.036

23,88
80,47
74,87
81,54
83,14
81,35
70,58
91,99
76,34
79,14
73,63
88,26
100,00
58,38
74,72
99,42
90,36
77,19
60,95
53,47
66,34
71,96
69,28
72,15
73,56
78,19
55,70
27,08
35,00
69,43

Lampiran 4.12
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMUNIZATION (UCI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah Desa/Kelurahan

Desa/Kelurahan UCI

% Desa/Kelurahan UCI

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

3.600
3.646
2.581
1.438
1.109
770
1.379
2.140
159
206
65
5.467
6.826
438
8.322
1.666
1.318
707
1.558
1.202
1.229
1.673
1.172
1.022
1.570
1.533
1.096
52
768
139
523
4.019
59.393

1.664
2.783
1.875
1.163
892
530
1.232
1.994
133
179
55
4.335
5.358
438
6.243
1.241
1.303
638
961
883
806
1.209
815
777
1.059
1.028
926
40
353
81
222
3.607
44.823

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

46,22
76,33
72,65
80,88
80,43
68,83
89,34
93,18
83,65
86,89
84,62
79,29
78,49
100,00
75,02
74,49
98,86
90,24
61,68
73,46
65,58
72,27
69,54
76,03
67,45
67,06
84,49
76,92
45,96
58,27
42,45
89,75
75,47

Lampiran 4.13
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen PPM-PL, Depkes RI

Sasaran
(3)

106.659
299.001
95.217
141.525
63.302
167.781
24.237
36.721
169.846
196.244
851.548
233.857
610.045
51.064
626.257
94.788
47.700
72.788
69.667
44.920
21.736
51.792
186.028
51.700
61.411
106.771
121.417
31.041
21.479
61.091
4.717.633

BCG
Jumlah
(4)

81.691
296.971
94.785
140.282
61.246
160.477
21.497
33.828
162.807
220.070
839.403
214.594
605.648
52.066
650.379
91.351
43.119
70.113
65.953
45.766
21.688
51.565
185.295
46.851
63.405
96.926
113.995
23.357
18.518
46.076
4.619.722

%
(5)

DPT1
Jumlah
(6)

76,59
83.406
99,32
295.901
99,55
91.031
99,12
139.739
96,75
64.119
95,65
166.306
88,69
22.058
92,12
37.481
95,86
162.968
112,14
227.496
98,57
827.417
91,76
209.621
99,28
598.353
101,96
49.561
103,85
644.099
96,37
90.902
90,40
39.554
96,32
68.188
94,67
63.587
101,88
43.950
99,78
21.846
99,56
51.402
99,61
173.915
90,62
44.686
103,25
63.960
90,78
103.821
93,89
117.327
75,25
22.289
86,21
20.449
75,42
39.721
97,92 4.585.153

%
(7)

78,20
98,96
95,60
98,74
101,29
99,12
91,01
102,07
95,95
115,93
97,17
89,64
98,08
97,06
102,85
95,90
82,92
93,68
91,27
97,84
100,51
99,25
93,49
86,43
104,15
97,24
96,63
71,81
95,20
65,02
97,19

Imunisasi Bayi
Polio1
Polio3
Jumlah
%
Jumlah
%
(8)

88.311
296.357
96.898
141.608
64.084
167.095
21.519
34.469
162.105
175.227
845.073
219.396
606.506
50.854
664.670
86.963
43.215
69.918
66.592
44.640
22.651
53.206
190.394
43.004
62.494
101.948
116.885
22.012
21.428
42.901
4.622.423

(9)

82,80
99,12
101,77
100,06
101,24
99,59
88,79
93,87
95,44
89,29
99,24
93,82
99,42
99,59
106,13
91,74
90,60
96,06
95,59
99,38
104,21
102,73
102,35
83,18
101,76
95,48
96,27
70,91
99,76
70,22
97,98

(10)

76.289
277.118
86.517
132.730
61.428
154.038
20.377
32.714
158.391
215.083
793.884
202.469
572.694
48.307
618.372
84.248
40.279
64.410
61.318
41.126
19.696
46.973
173.699
39.404
61.245
96.235
110.768
20.599
17.395
34.469
4.362.275

(11)

71,53
92,68
90,86
93,79
97,04
91,81
84,07
89,09
93,26
109,60
93,23
86,58
93,88
94,60
98,74
88,88
84,44
88,49
88,02
91,55
90,61
90,70
93,37
76,22
99,73
90,13
91,23
66,36
80,99
56,42
92,47

Polio4
Jumlah
(12)

70.097
264.482
82.714
132.716
60.959
152.870
20.657
30.252
158.660
197.670
769.152
198.699
568.251
47.642
624.662
80.914
39.435
62.661
59.203
40.053
19.509
46.727
166.530
41.933
61.126
96.704
107.023
20.972
15.899
31.777
4.269.949

%
(13)

65,72
88,46
86,87
93,78
96,30
91,11
85,23
82,38
93,41
100,73
90,32
84,97
93,15
93,30
99,75
85,36
82,67
86,09
84,98
89,17
89,75
90,22
89,52
81,11
99,54
90,57
88,14
67,56
74,02
52,02
90,51

Campak
Jumlah
%
(14)

71.452
274.986
82.956
132.202
60.420
151.761
20.802
31.227
158.595
204.172
797.553
203.275
574.275
48.365
613.631
81.178
39.475
63.625
60.440
41.827
19.696
46.672
167.292
42.249
61.003
96.943
110.759
21.565
16.918
34.341
4.329.655

(15)

66,99
91,97
87,12
93,41
95,45
90,45
85,83
85,04
93,38
104,04
93,66
86,92
94,14
94,71
97,98
85,64
82,76
87,41
86,76
93,11
90,61
90,11
89,93
81,72
99,34
90,80
91,22
69,47
78,77
56,21
91,78

Lampiran 4.14
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jateng
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen.PPM-PL, Depkes RI

Sasaran
(3)

106.659
299.001
95.217
141.525
63.302
167.781
24.237
36.721
169.846
196.244
851.548
233.857
610.045
51.064
626.257
94.788
47.700
72.788
69.667
44.920
21.736
51.792
186.028
51.700
61.411
106.771
121.417
31.041
21.479
61.091
4.717.633

HB1 (0-7 Hr)


Jumlah
%
(4)

4.331
98.885
33.853
48.191
27.145
45.186
4.992
15.481
52.587
49.333
344.316
50.561
373.228
37.483
387.951
5.970
8.884
13.129
13.004
20.922
8.476
9.991
76.904
18.906
31.511
76.802
27.381
0
2.568
1.935
1.889.906

(5)

4,06
33,07
35,55
34,05
42,88
26,93
20,60
42,16
30,96
25,14
40,43
21,62
61,18
73,40
61,95
6,30
18,62
18,04
18,67
46,58
39,00
19,29
41,34
36,57
51,31
71,93
22,55
0,00
11,96
3,17
40,06

HB1 (>7 Hr)


Jumlah
%
(6)

66.792
174.087
66.645
91.943
37.883
115.589
19.536
20.035
108.380
180.623
497.538
156.315
263.187
17.533
293.631
70.748
36.461
50.632
49.165
25.395
17.747
41.309
127.306
28.342
32.167
21.374
79.403
0
12.803
13.421
2.715.990

(7)

62,62
58,22
69,99
64,97
59,84
68,89
80,60
54,56
63,81
92,04
58,43
66,84
43,14
34,34
46,89
74,64
76,44
69,56
70,57
56,53
81,65
79,76
68,43
54,82
52,38
20,02
65,40
0,00
59,61
21,97
57,57

Status Imunisasi
HB1 (Total)
Jumlah
%
(8)

71.123
272.972
100.498
140.134
65.028
160.775
24.528
35.516
160.967
229.956
841.854
206.876
636.415
55.016
681.582
76.718
45.345
63.761
62.169
46.317
26.223
51.300
204.210
47.248
63.678
98.176
106.784
18.816
15.371
36.904
4.646.260

(9)

66,68
91,29
105,55
99,02
102,73
95,82
101,20
96,72
94,77
117,18
98,86
88,46
104,32
107,74
108,83
80,94
95,06
87,60
89,24
103,11
120,64
99,05
109,77
91,39
103,69
91,95
87,95
60,62
71,56
60,41
98,49

HB2
Jumlah
(10)

65.503
240.210
84.833
109.459
56.807
146.217
19.138
26.781
146.363
183.402
671.674
167.178
509.179
46.709
581.791
70.026
38.764
58.002
61.850
35.012
19.195
47.493
158.615
36.585
62.195
100.347
97.927
17.809
11.068
32.568
3.902.700

%
(11)

61,41
80,34
89,09
77,34
89,74
87,15
78,96
72,93
86,17
93,46
78,88
71,49
83,47
91,47
92,90
73,88
81,27
79,69
88,78
77,94
88,31
91,70
85,26
70,76
101,28
93,98
80,65
57,37
51,53
53,31
82,73

HB3
Jumlah
(12)

58.261
237.143
79.515
110.516
55.670
141.796
19.319
25.098
146.087
181.129
653.047
161.461
505.053
46.392
11.614
67.010
36.742
56.613
58.095
33.079
18.032
47.493
152.279
38.561
61.828
95.850
96.766
17.623
8.968
29.149
3.250.189

%
(13)

54,62
79,31
83,51
78,09
87,94
84,51
79,71
68,35
86,01
92,30
76,69
69,04
82,79
90,85
1,85
70,69
77,03
77,78
83,39
73,64
82,96
91,70
81,86
74,59
100,68
89,77
79,70
56,77
41,75
47,71
68,89

Lampiran 4.15
ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI
MENURUT PROVINSI, TAHUN 1998 - 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen. PPM-PL, Depkes RI

Tahun
1998

1999

2000

2001

2002

2003

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

4,30
4,60
8,70
10,10
3,10
16,10
8,40
5,10
13,60
7,60
8,50
4,50
5,90
5,10
5,30
16,60
9,90
7,50
7,80
9,40
2,90
10,20
2,50
9,10
1,70
21,80
7,80

13,20
5,50
12,00
10,70
7,40
10,50
11,70
9,50
11,10
6,70
8,40
8,30
9,80
8,70
7,70
23,70
8,90
10,50
10,10
8,30
7,20
12,30
11,70
9,70
3,20
18,10
9,10

16,80
5,80
9,40
4,20
5,90
8,30
7,40
1,10
10,40
5,50
7,00
1,50
7,90
8,90
1,30
13,80
9,60
8,30
8,10
11,20
12,40
7,00
10,90
12,10
9,90
16,90
7,40

15,61
6,56
9,17
8,63
5,66
9,02
3,93
5,05
6,03
0,55
6,31
6,75
5,34
30,25
4,67
14,22
2,93
4,93
12,53
7,51
6,17
10,12
5,45
8,89
9,65
8,24
7,76
2,12
15,56
19,32
10,07

7,70
6,60
6,80
7,40
6,20
8,70
5,70
7,50
3,90
7,30
5,30
3,00
5,70
3,30
4,60
8,10
3,80
9,30
6,40
2,60
9,80
10,30
8,40
9,00
5,60
4,30
9,70
2,90
18,50
8,70
5,80

14,30
8,10
11,60
5,30
8,20
9,30
10,10
3,70
6,90
10,20
5,30
4,00
3,80
7,10
4,00
7,10
6,00
18,80
8,80
9,40
7,90
7,50
11,90
16,30
10,60
11,00
18,40
1,30
9,50
18,00
7,60

2004
(9)

16,70
7,60
9,70
5,70
6,10
9,60
20,00
2,80
6,00
11,40
3,70
4,20
2,50
5,00
3,10
4,80
7,10
5,90
12,00
0,20
7,20
5,20
5,10
10,10
4,00
5,80
10,90
3,40
20,90
15,70
5,90

Lampiran 4.16
CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen.PPM dan PL, Depkes RI

TT1

Sasaran
(3)

114.636
329.957
103.999
155.679
69.386
170.041
26.542
42.237
186.000
214.405
936.703
249.476
829.576
56.768
680.259
104.208
53.459
90.458
76.327
49.412
23.782
57.546
204.208
67.545
67.228
118.635
118.961
34.097
23.343
5.254.873

Jumlah

(4)

(5)

71.979
229.009
82.512
79.116
53.191
136.037
23.835
27.246
157.660
130.821
836.333
197.415
402.813
34.670
498.405
63.007
41.119
61.159
37.360
34.736
20.921
47.184
167.469
22.131
50.879
100.084
29.979
26.454
18.633
3.682.157

62,79
69,41
79,34
50,82
76,66
80,00
89,80
64,51
84,76
61,02
89,28
79,13
48,56
61,07
73,27
60,46
76,92
67,61
48,95
70,30
87,97
81,99
82,01
32,76
75,68
84,36
25,20
77,58
79,82
70,07

Imunisasi Ibu Hamil


TT2
Jumlah
%
(6)

61.061
178.660
69.160
68.408
49.437
128.207
22.017
25.297
153.208
124.508
763.397
180.254
381.433
32.114
448.152
57.398
36.790
56.020
31.828
32.416
17.987
43.293
168.362
24.175
47.574
94.610
25.559
22.035
14.620
3.357.980

(7)

53,27
54,15
66,50
43,94
71,25
75,40
82,95
59,89
82,37
58,07
81,50
72,25
45,98
56,57
65,88
55,08
68,82
61,93
41,70
65,60
75,63
75,23
82,45
35,79
70,77
79,75
21,49
64,62
62,63
63,90

TT Ulang
Jumlah

(8)

(9)

7.570
9.810
14.118
25.668
10.908
430
2.100
25.426
18.828
100.776
21.637
36.423
1.095
1.095
9.546
7.726
3.252
27.128
12.678
15.804
52.655
10.001
5.055
419.729

6,60
2,97
13,58
16,49
15,72
0,25
0,98
2,71
7,55
12,15
38,11
5,35
2,05
1,21
12,51
15,64
13,67
13,28
18,77
23,51
44,38
8,41
21,66
7,99

Lampiran 4.17
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

Pra Usila dan Usila


Dilayani Kesehatannya

(3)

(4)

(5)

47.706
416.233
1.332
149.816
60.598
221.203
20.808

15.113
58.113
1.183
12.591
45.779
99.443
8.930

24.283
22.627

10.284
3.927

3.274.518
2.239.170
287.229
4.065.963

404.730
561.043
146.579
815.822

398.440
157.406
137.728
66.309
100.339
195.581
77.461
114.996
89.190
908.272
339.116

67.795
20.796
43.048
15.343
30.173
89.246
34.185
61.072
41.772
154.330
34.786

24.160
18.046
17.341
16.818
13.492.689

6.312
6.611
12.602
4.106
2.805.714

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

31,68
13,96
88,81
8,40
75,55
44,96
42,92
0,00
42,35
17,36
0,00
12,36
25,06
51,03
20,06
0,00
17,02
13,21
31,26
23,14
30,07
45,63
44,13
53,11
46,83
16,99
10,26
0,00
0,00
26,13
36,63
72,67
24,41
20,79

Lampiran 4.18
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS SERTA UKGS MURID SD
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Pelayanan Dasar Gigi
No

Provinsi

Tumpatan
Gigi tetap

Pencabutan
Gigi tetap

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
3
Sumatera Barat
4
Riau
5
Jambi
6
Bengkulu
7
Sumatera Selatan
8
Lampung
9
Kepulauan Bangka Belitung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
Nusa Tenggara Barat
19
Nusa Tenggara Timur
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Maluku
30
Maluku Utara
31
Papua
Jumlah Puskesmas yang melapor
Sumber : Profil Provinsi Tahun 2004

10.718
5.631
9.684
34.656
2.719
9.763
2.038
40.112
128.307
21.700
24.790
36.727
15.546
522
6.124
3.505
12.278
11.162
2.045
2.671
19.562
6.412
2.867
575
410.114

37.285
21.784
42.884
28.031
9.849
33.701
9.541
3.343
261.626
44.601
29.074
87.864
20.395
3.768
49.253
7.312
14.975
34.201
17.721
16.307
63.378
8.263
13.238
246.382
1.104.776

48.003
27.415
52.568
62.687
12.568
43.464
11.579
43.455
389.933
66.301
53.864
124.591
35.941
4.290
55.377
10.817
27.253
45.363
19.766
18.978
82.940
14.675
16.105
246.957
1.514.890

Rasio
Jumlah murid
Tambal/cabut
SD
(6)

(7)

0,29
0,26
0,23
1,24
0,28
0,29
0,21
12,00
0,49
0,49
0,85
0,42
0,76
0,14
0,12
0,48
0,82
0,33
0,12
0,16
0,31
0,78
0,22
0,00
0,37

1.263.298
217.716
193.689
1.053.444
87.298
374.995
409
1.388
2.385.892
916.893
91.378
955.665
383.473
330.940
90.335
253.186
350.536
139.071
119.777
768.283
183.576
54.007
22.053
10.237.302

UKGS ( Promotif + Preventif )


Murid diperiksa
Murid SD
Jumlah
Perlu
%
Jumlah
mendapat
Perawatan
perawatan
(8)

149.291
66.269
54.967
1.053.444
24.925
77.619
191
807
989.856
159.350
19.570
482.582
383.473
1.684
82.826
11.973
26.219
59.942
38.134
8.354
70.317
30.175
46.681
2.601
3.841.250

% mendapat
perawatan

(9)

(10)

(11)

(12)

13.945
45.364
33.976
10.720
31.892
-

7.295
20.218
14.851
5.234
23.299
-

274.529

109.487

39,88

21.212
157.639
60.300

17.437
77.245
41.179

82,20
49,00

56.150
9.514
21.624
18.904
14.308
3.989
48.498
11.648
13.094
2.188
849.494

12.113
6.132
15.545
7.280
8.517
2.331
22.994
6.249
2.902
501
400.809

11,82
30,44
28,38
100,00
28,55
20,70
46,70
58,14
41,49
17,38
21,42
50,50
100,00
25,03
13,25
10,36
17,10
27,42
6,97
9,15
16,44
86,44
11,79
37,52

52,31
44,57
43,71
48,82
73,06
-

68,29
21,57
64,45
71,89
38,51
59,53
58,44
47,41
53,65
22,16
22,90
47,18

Lampiran 4.19
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN, MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Rawat Inap

Jumlah Kunjungan
Rawat Jalan

Jumlah

(3)

(4)

(5)

8.150
121.148
232.657
132.092
23.406
12.411
72.527
106.036
20.887
173.442
850.945
1.361.257
695.874
155.531
197.976
29.567
35.178
41.041
47.888
16.873
178.074
6.457
161.254
151.519
4.432
265
139.453
4.136
6.576
5.166
4.992.218

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

1.331.122
3.973.536
519.358
1.865.810
1.086.062
518.419
2.378.909
2.430.248
109.640
483.368
3.608.167
10.144.506
11.592.188
671.126
12.697.282
1.776.330
2.706.806
2.199.768
2.179.907
1.365.497
748.198
1.454.894
1.584.420
226.162
704.519
3.577.187
246.859
87.437
612.588
49.597
527.353
138.938
73.596.201

1.339.272
4.094.684
752.015
1.997.902
1.109.468
530.830
2.451.436
2.536.284
130.527
656.810
3.608.167
10.995.451
12.953.445
671.126
13.393.156
1.931.861
2.904.782
2.229.335
2.215.085
1.406.538
796.086
1.471.767
1.762.494
232.619
865.773
3.728.706
251.291
87.702
752.041
53.733
533.929
144.104
78.588.419

Lampiran 4.20
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah

Bed

Length of

Bed Turn

Turn Over

Net Death

Gross Death

% Pasien

Rata-rata

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Irian Jaya Tengah
Irian Jaya Timur
Indonesia

2.383
11.680
3.562
2.710
1.140
3.802
599
1.820
516
16.128
14.471
18.902
3.468
19.664
2.450
2.995
1.092
1.873
2.455
615
2.137
2.644
2.722
1.278
6.193
796
410
1.454
279
1.975
132.213

21,40
21,40
31,40
41,00
27,00
39,20
35,60
39,80
42,70
41,90
52,40
40,00
23,40
36,90
53,30
55,40
35,60
43,90
43,30
38,90
44,30
40,60
30,50
45,40
38,60
35,00
20,10
49,20
39,30
31,50
38,70

3,40
10,50
4,00
3,10
5,80
4,70
5,90
3,90
3,20
3,40
2,00
3,20
3,40
3,50
2,10
2,10
3,00
2,80
3,40
3,40
4,00
2,00
5,00
1,80
3,20
4,10
9,80
4,30
1,40
3,40
3,40

22,50
47,20
32,70
26,40
17,30
24,30
18,30
24,50
17,70
30,70
19,30
18,40
17,80
27,70
17,20
26,80
20,30
18,60
23,90
14,40
17,70
13,70
21,40
13,90
13,80
16,30
24,70
11,00
26,30
15,50
22,80

49,00
86,00
58,60
55,40
46,50
60,10
38,70
62,90
54,00
50,80
46,20
42,60
37,20
56,00
44,90
47,30
47,10
34,40
55,70
37,20
47,30
27,20
41,20
34,00
40,80
34,30
34,20
25,50
47,40
24,30
47,90

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

59,30
36,00
61,60
58,90
36,70
49,00
36,70
51,10
49,90
60,50
66,90
56,40
57,10
54,40
61,80
67,80
54,70
58,10
57,30
55,00
45,40
67,30
56,80
70,50
58,60
52,70
37,10
41,90
70,30
57,10
55,20

4,70
5,40
6,10
4,10
3,20
4,40
2,90
4,10
3,10
4,90
4,10
4,30
4,60
4,40
3,80
4,20
3,50
3,90
4,40
4,00
3,30
3,80
6,10
4,20
4,60
4,20
5,50
3,10
3,00
3,70
4,40

54,10
45,10
44,10
52,40
62,70
59,50
52,70
61,10
67,20
39,50
58,30
56,90
52,30
50,60
61,60
43,20
56,90
46,00
57,10
61,30
62,60
49,50
48,00
59,00
66,20
52,50
27,80
56,80
44,50
36,20
52,50

119
249
160
109
44
207
154
123
49
1.142
319
208
227
248
237
282
123
106
107
63
77
138
132
102
89
115
47
66
39
177
189

Lampiran 4.21
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Bumil Risti Dirujuk dan
Ditangani
Jumlah
%

No

Provinsi

Bumil Risti

(1)

(2)

(3)

(4)

1.782
49.183
20.882
24.838
16.702
11.626
20.114
25.555
929
2.703
148.991
111.536
3.542
122.482
119.806
4.004
34.544
19.722
127.935
15.752
15.567
12.895
14.416
6.848
11.139
439
5.894
288
548
708
951.370

1.265
6.091
6.515
6.536
2.321
4.857
1.801
2.499
742
2.595
38.587
32.550
2.713
82.714
15.776
3.336
6.062
4.553
2.855
7.105
2.847
4.277
3.057
2.228
3.814
49
613
250
289
388
249.285

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah
Neonatal

(5)

(6)

70,99
12,38
31,20
26,31
13,90
41,78
8,95
9,78
79,87
96,00
25,90
29,18
76,60
67,53
13,17
83,32
17,55
23,09
2,23
45,11
18,29
33,17
21,21
32,54
34,24
11,16
10,40
86,81
52,74
54,80
26,20

34.648
242.250
94.815
89.235
66.984
25.196
108.160
132.881
15.360
30.221
13.728
889.531
484.981
49.076
621.440
257.173
118.622
93.843
69.053
80.774
46.916
64.935
47.288
37.525
51.873
100.809
34.222
3.014
10.231
6.174
20.085
10.369
3.951.412

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Neonatal Risti Dirujuk dan


Ditangani
Jumlah
%

Neonatal Risti
Jumlah

(7)

(8)

49
46.346
9.007
19.052
11.881
3.136
608
23.377
81
925
163.045
32.596
138
26.724
39.147
12.841
9.066
24.241
116.557
19.453
6.602
12.591
10.094
9.308
264
9.130
23
124
172
281
389
607.248

0,14
19,13
9,50
21,35
17,74
12,45
0,56
17,59
0,53
3,06
18,33
6,72
0,28
4,30
15,22
1636,00
9,66
35,10
144,30
41,46
10,17
26,63
26,90
17,94
0,26
26,68
0,76
1,21
2,79
1,40
3,75
15,37

(9)

(10)

49
8.269
5.513
6.896
716
330
562
577
71
800
49.349
4.669
138
5.692
3.755
1.036
2.380
10.744
2.980
77
495
715
426
6.230
205
1.125
23
111
45
54
58
114.090

100,00
17,84
61,21
36,20
6,03
10,52
92,43
2,47
87,65
86,49
30,27
14,32
100,00
21,30
9,59
8,07
26,25
44,32
2,56
0,40
7,50
5,68
4,22
66,93
77,65
12,32
100,00
89,52
26,16
19,22
14,91
18,79

Lampiran 4.22

PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YANG DIRUJUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Yang Membutuhkan Akses

Bumil dan Neonatus yang Dirujuk


Yang Mendapatkan Darah

(3)

(4)

(5)

15.665
1.473
6.411
775
4
1
1.022
12.314
1.619
10.502
2.036
9.377
2.532
1.123
5.435
7.119
426
808
593
214
79.449

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

4.926
442
24
775
1
1
821
9.111
236
7.056
649
420
741
1.116
501
408
426
647
280
164
28.745

31
30
100
25
100
80
74
15
67
32
4
29
99
9
6
100
80
47
77
36

Lampiran 4.23
JUMLAH DAN PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kep.Bangka Belitung
Kep.Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah Resep

Penulisan Resep
Resep Obat Generik

(3)

(4)

(5)

17.201
557.668
74.572
1.594.075
322.440
147.891
423.122
452.208
63.314
240.625
3.339.642
7.187.279
185.341
5.218.173
1.247.104
3.882.267
1.392.200
3.801.044
1.110.425
167.353
1.099.814
380.248
662.754
81.968
456.220
601.421
81.851
558.909
27.527
346.003
101.141
35.821.800

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

16.501
396.621
34.779
1.377.752
322.279
135.131
299.934
123.438
63.159
219.759
1.863.079
4.713.232
66.553
3.626.115
1.247.119
3.479.156
1.266.376
2.836.902
1.052.154
138.084
845.967
109.784
579.485
36.150
301.165
517.337
81.851
538.239
18.764
338.274
5.914
26.651.053

95,93
71,12
46,64
86,43
99,95
91,37
70,89
27,30
99,76
91,33
55,79
65,58
35,91
69,49
100,00
89,62
90,96
74,63
94,75
82,51
76,92
28,87
87,44
44,10
66,01
86,02
100,00
96,30
68,17
97,77
5,85
74,40

Lampiran 4.24
PERSENTASE KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI DAN DESA/KELURAHAN DENGAN KLB DITANGANI <24 JAM
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Kecamatan Bebas Rawan Gizi
No

Provinsi

Jumlah Kecamatan

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

(4)

(5)

40
111
19
158
53
500
328
137
8
10
313
351
140

40
82
10
142
42
398
315
135
1
10
207
221
37

100,00
73,87
52,63
89,87
79,25
79,60
96,04
98,54
12,50
100,00
66,13
62,96
26,43

313
45
209
80
137
65
70
24
85
69
64
4
17
9
9
19
3.387

260
36
135
38
43
54
60
19
25
34
56
2
1
7
6
15
2.431

83,07
80,00
64,59
47,50
31,39
83,08
85,71
79,17
29,41
49,28
87,50
50,00
5,88
77,78
66,67
78,95
71,77

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Desa/Kelurahan dengan KLB


Jumlah
Jumlah Desa/Kel
Desa/Kelurahan
Ditangani <24 Jam
(6)

(7)

52
184
848
73
200
49
49
105
9
7
478
539
25
1.226
107
207
189
223
37
286
42
180
40
42
343
103
18
370
30
12
7
6.080

19
152
70
73
189
49
49
73
9
7
304
493
17
943
67
205
175
142
17
131
37
180
34
35
200
89
13
22
12
5
5
3.816

%
(8)

36,54
82,61
8,25
100,00
94,50
100,00
100,00
69,52
100,00
100,00
63,60
91,47
68,00
76,92
62,62
99,03
92,59
63,68
45,95
45,80
88,10
100,00
85,00
83,33
58,31
86,41
72,22
5,95
40,00
41,67
71,43
62,76

Lampiran 4.25

PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI


MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
TB Paru
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Pneumonia Pada Balita

Diobati

Sembuh

% Sembuh

Jumlah Penderita

Penderita Ditangani

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

629
9.726
2.359
1.613
1.194
813
2.156
3.305
409
839
1.353
4.849
9.086
730
8.834
1.539
1.864
1.934
954
2.452
881
1.106
2.235
2.763
1.025
3.752
358
1.113
286
656
273
71.086

237
4.977
1.889
1.177
839
518
1.914
2.065
381
152
818
3.468
6.682
495
6.596
1.157
1.141
1.462
535
2.083
662
707
1.727
2.240
886
2.296
182
365
177
374
257
48.459

37,68
51,17
80,08
72,97
70,27
63,71
88,78
62,48
93,15
18,12
60,46
71,52
73,54
67,81
74,67
75,18
61,21
75,59
56,08
84,95
75,14
63,92
77,27
81,07
86,44
61,19
50,84
32,79
61,89
57,01
94,14
68,17

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

58.137
59.170
49.025
28.541
14.967
7.644
54.332
122.269
6.083
61.657
1.015
77.331
1.315.624
14.490
159.575
59.829
23.724
62.351
71.422
5.938
24.077
88.036
29.664
77.467
28.159
27.779
1.205
22.266
866
146.208
82.536
2.781.387

9.877
36.534
18.898
6.715
7.160
3.853
25.823
17.794
4.832
2.049
1.015
54.672
250.668
1.313
84.370
15.759
9.563
56.075
11.179
5.581
12.559
9.074
16.415
66.747
7.741
20.768
707
1.045
72
36.318
44.455
839.631

% Penderita
Ditangani
(8)

16,99
61,74
38,55
23,53
47,84
50,41
47,53
14,55
79,43
3,32
100,00
70,70
19,05
9,06
52,87
26,34
40,31
89,93
15,65
93,99
52,16
10,31
55,34
86,16
27,49
74,76
58,67
4,69
8,31
24,84
53,86
30,19

Lampiran 4.25a
HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
MENURUT TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Perkiraan
BTA Pos

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
Banten
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RI


Keterangan: *) CDR: Case Detection Rate

Cakupan Penemuan

Konversi

Semua
Kasus

BTA Pos

CDR *)
%

Abs

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

4.863
14.310
5.149
6.175
2.956
8.468
1.194
1.916
8.201
9.860
10.111
43.159
37.576
3.643
40.925
4.925
2.291
3.604
3.013
2.402
1.013
2.649
9.793
2.255
3.773
4.886
4.669
1.426
902
2.769
248.877

2.810
13.891
4.590
4.364
2.257
6.607
1.121
1.502
4.946
9.855
14.974
40.435
29.745
2.353
27.225
3.969
1.744
4.566
1.990
3.859
1.334
2.740
9.467
2.092
2.077
4.445
3.516
1.198
728
4.258
214.658

1.971
11.453
3.129
2.495
1.673
4.371
729
1.112
3.100
5.354
6.479
21.661
14.373
1.300
16.460
3.052
1.408
2.537
1.249
3.056
1.088
1.751
8.507
1.562
1.080
2.921
1.971
657
538
1.944
128.981

40,5
80,0
60,8
40,4
56,6
51,6
61,1
58,0
37,8
54,3
64,1
50,2
38,3
35,7
40,2
62,0
61,5
70,4
41,5
127,2
107,4
66,1
86,9
69,3
28,6
59,8
42,2
46,1
59,7
70,2
51,8

1.000
7.952
2.050
1.964
1.444
3.617
666
729
1.790
2.992
14.807
3.196
11.652
793
12.817
2.612
948
2.204
1.012
2.127
731
1.087
8.054
1.434
996
2.579
1.499
393
208
1.184
94.537

50,7
69,4
65,5
78,7
86,3
82,7
91,4
65,6
57,7
55,9
228,5
14,8
81,1
61,0
77,9
85,6
67,3
86,9
81,0
69,6
67,2
62,1
94,7
91,8
92,2
88,3
76,1
59,8
38,7
60,9
73,3

Lampiran 4.26
HIV/AIDS DITANGANI, INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI, DBD DAN DIARE PADA BALITA YANG DITANGANI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
IMS

HIV/AIDS
No

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah
Kasus

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

32
27
85
2
4
120
19
145
317
205
777
29
89
196
127
1.090
11
19
39
222
275
1
23
9
82
142
420
98
4.605

Ditangani % Ditangani
(4)

32
27
23
2
1
100
19
112
317
205
515
29
89
151
72
1.035
11
18
39
222
74
1
23
9
82
142
353
98
3.801

(5)

100,00
100,00
27,06
100,00
25,00
83,33
100,00
77,24
100,00
100,00
66,28
100,00
100,00
77,04
56,69
94,95
100,00
94,74
100,00
100,00
26,91
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
84,05
100,00
82,54

Jumlah
Kasus

Diobati

% Diobati

Jumlah
Kasus

(6)

(7)

(8)

(9)

1.180
3
616.146
145
9
424
946
564
4.411
225
6.168
828
87
5.725
363
6.485
187
494
732
237
1.994
27
3.077
209
471
130
17
3
2.656
302
654.245

1.155
3
723
105
6
411
946
16
4.361
225
1.553
815
87
5.278
119
6.425
181
371
732
225
1.994
27
3.077
209
460
130
11
2
2.656
205
32.508

97,88
100,00
0,12
72,41
66,67
96,93
100,00
2,84
98,87
100,00
25,18
98,43
100,00
92,19
32,78
99,07
96,79
75,10
100,00
94,94
100,00
100,00
100,00
100,00
97,66
100,00
64,71
66,67
100,00
67,88
4,97

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Diare

DBD

571
1.297
514
823
290
141
1.227
912
..
342
6.918
16.930
6.219
1.477
7.111
2.276
12.990
732
598
316
449
2.390
398
266
..
70
6.921
1
59
16
234
72.488

Jumlah
Ditangani % Ditangani Diare Pada
Balita
(10)

88
1.297
514
791
290
141
1.162
912
..
342
6.918
16.759
5.970
1.477
6.918
2.128
3.790
732
586
309
449
2.387
398
257
..
70
6.917
1
59
16
234
61.912

(11)

15,41
100,00
100,00
96,11
100,00
100,00
94,70
100,00
..
100,00
100,00
98,99
96,00
100,00
97,29
93,50
29,18
100,00
97,99
97,78
100,00
99,87
100,00
96,62
..
100,00
99,94
100,00
100,00
100,00
100,00
85,41

(12)

62.582
140.993
39.653
132.067
75.269
28.504
132.489
70.280
11.347
31.988
11.379
2.727.439
1.593.282
53.328
535.976
98.311
82.593
93.480
120.396
44.233
28.662
52.988
39.724
24.521
79.285
31.167
77.405
4.311
22.995
5.094
22.286
4.777
6.478.804

Balita
Ditangani

% Balita
Ditangani

(13)

(14)

36.423
118.227
39.653
69.861
37.556
26.854
80.504
68.604
6.982
12.737
11.379
728.231
249.552
16.921
514.673
82.292
56.156
90.113
44.870
37.790
17.051
38.159
33.688
18.704
39.366
20.412
69.756
2.047
5.889
4.117
8.620
3.024
2.590.211

58,20
83,85
100,00
52,90
49,90
94,21
60,76
97,62
61,53
39,82
100,00
26,70
15,66
31,73
96,03
83,71
67,99
96,40
37,27
85,43
59,49
72,01
84,81
76,28
49,65
65,49
90,12
47,48
25,61
80,82
38,68
63,30
39,98

Lampiran 4.27
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah Pendonor

Jumlah Sampel Darah Diperiksa

% Sampel Darah Diperiksa

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

1.822
17.321
2.682
374
4.508

1.822
17.321
2.648
374
4.508

100
100
99
100
100

22.494
4.773
520
31.361
157.193
93.079
4
7.261
10.226
2.131
6.619
214
4.274
3.415
2.453
915
25.125
50
141
493
399.448

22.494
4.773
500
31.138
99.367
87.629
4
7.161
8.099
1.921
6.619
214
4.274
3.315
2.453
915
915
50
141
493
309.148

100
100
96
99
63
94
100
99
79
90
100
100
100
97
100
100
4
100
100
100
77

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Lampiran 4.28
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Klinis + Positif

Penderita Malaria
Diobati

% Diobati

(3)

(4)

(5)

3.727
23.442
5.258
27.995
31.932
9.623
13.562
38.338
145.714
16.349

2.891
20.235
5.258
25.009
31.610
9.623
13.562
37.186
17.354
12.266

130.385
157.193
25
61.814
197
42.486
81.807
1.076.298
90.340
22.949
28.151
7.437
435.124
312.302
25.313
4.787
22.103
225.527
5.234
249.999
58.461
3.353.872

3.199
99.367
25
6.139
197
30.981
68.369
415.181
88.254
20.741
17.863
7.046
22.448
51.683
15.313
4.253
1.992
18.922
5.234
172.208
41.826
1.266.235

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

77,57
86,32
100,00
89,33
98,99
100,00
100,00
97,00
11,91
75,03
0,00
2,45
63,21
100,00
9,93
100,00
72,92
83,57
38,57
97,69
90,38
63,45
94,74
5,16
16,55
60,49
88,84
9,01
8,39
100,00
68,88
71,55
37,75

Lampiran 4.29
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RFT)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Penderita

Kusta
RFT

% RFT

(3)

(4)

(5)

143
3.156
133
81
115
12
117
605
6
26
1.053
1.909
1.378
29
4.106
103
206
265
943
168
123
399
325
391
589
85
691
46
829
76
618
557
19.283

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

123
3.087
126
52
80
9
84
468
5
24
713
1.669
1.066
15
3.810
101
99
199
160
133
46
134
250
244
475
71
545
14
182
31
447
255
14.717

86,01
97,81
94,74
64,20
69,57
75,00
71,79
77,36
83,33
92,31
67,71
87,43
77,36
51,72
92,79
98,06
48,06
75,09
16,97
79,17
37,40
33,58
76,92
62,40
80,65
83,53
78,87
30,43
21,95
40,79
72,33
45,78
76,32

Lampiran 4.30
KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah

Penderita Penyakit Filariasis


Ditangani

% Ditangani

(3)

(4)

(5)

44
111
13
206
99
6
138
54
92
35

23
102
13
112
99
6
58
48
56
33

59
83

38
82

78
50
14
7
26.983
87
76
79.494
44
3
4.114
95
6
229

64
40
14
5
13.346
78
72
67.798
34
3
134
47
6
86

303
153
1.500
114.176

303
153
125
82.978

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

52,27
91,89
100,00
54,37
100,00
100,00
42,03
88,89
60,87
94,29
0,00
64,41
98,80
0,00
82,05
80,00
100,00
71,43
49,46
89,66
94,74
85,29
77,27
100,00
3,26
49,47
100,00
37,55
0,00
100,00
100,00
8,33
72,68

Lampiran 4.31

CAKUPAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN PADA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS MTBS DAN NON MTBS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Puskesmas MTBS *)
No

Provinsi

Oralit

Jumlah
(N)
(3)

Anti Biotika

Anti Diare

Puskesmas NON MTBS


Oralit +

Memberi

Obat Lain

Obat Rasional

Obat Lain

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

Oralit

Jumlah
(N)

(1)

(2)

(16)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Sumatera Barat

40

39

97,50

13

32,50

Riau

40

19

47,50

19

47,50

Jambi

15

6,67

0,00

Sumatera Selatan

40

18

45,00

17

42,50

Bengkulu

Lampung

80

15

18,75

32

40,00

0,00

37

46,25

12

15,00

35

43,75

Antibiotika

Anti Diare

Oralit +

Memberi

Obat Lain

Obat Rasional

Obat Lain

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

Jumlah

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

32

19

59,38

30

93,75

0,00

31

96,88

14

43,75

6,25

40

21

52,50

32

80,00

0,00

40 100,00

21

52,50

17,50

0,00

34

85,00

34

85,00

33

82,50

40

32

80,00

36

90,00

0,00

26

65,00

20

50,00

17,50

0,00

0,00

0,00

40 100,00

40

18

45,00

38

95,00

5,00

39

97,50

18

45,00

2,50

0,00

0,00

0,00

14

93,33

40

39

97,50

35

87,50

35

87,50

29

72,50

29

72,50

5,00

0,00

21

52,50

11

27,50

23

57,50

40

36

90,00

24

60,00

24

60,00

33

82,50

30

75,00

16

40,00

Kepulauan Bangka Belitung

60

14

23,33

6,67

0,00

0,00

0,00

55

91,67

20

15

75,00

15

75,00

19

95,00

19

95,00

15,00

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

40

27

67,50

16

40,00

14

35,00

20

50,00

11

27,50

20

50,00

40

40 100,00

20

50,00

10

25,00

20

50,00

20

50,00

14

35,00

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

40

30

75,00

33

82,50

2,50

35

87,50

27

67,50

17

42,50

40

30

75,00

21

52,50

21

52,50

40 100,00

36

90,00

16

40,00

15

Jawa Timur

27

21

77,78

25

92,59

0,00

22

81,48

21

77,78

33,33

40

37

92,50

18

45,00

18

45,00

27

67,50

35

87,50

18

45,00

16

Banten

40

39

97,50

15,00

10

25,00

28

70,00

27

67,50

27

67,50

40

37

92,50

20

50,00

20

50,00

39

97,50

36

90,00

39

97,50

17

Bali

40

29

72,50

19

47,50

17,50

17

42,50

14

35,00

20

50,00

40

18

45,00

37

92,50

18

45,00

38

95,00

20,00

2,50

18

Nusa Tenggara Barat

40

35

87,50

24

60,00

12,50

26

65,00

20

50,00

14

35,00

40

35

87,50

19

47,50

17,50

40 100,00

35

87,50

13

32,50

19

Nusa Tenggara Timur

20

Kalimantan Barat

21

Kalimanatan Tengah

40

34

85,00

21

52,50

17,50

26

65,00

27

67,50

11

27,50

40

23

57,50

22

55,00

17

42,50

36

90,00

19

47,50

20,00

22

Kalimantan Selatan

40

32

80,00

16

40,00

0,00

37

92,50

29

72,50

24

60,00

40

32

80,00

32

80,00

12,50

28

70,00

25

62,50

10,00

23

Kalimantan Timur

38

33

86,84

13

34,21

18

47,37

21

55,26

16

42,11

33

86,84

40

24

60,00

27

67,50

0,00

27

67,50

35

87,50

20,00

24

Sulawesi Utara

40

40 100,00

23

57,50

0,00

38

95,00

38

95,00

19

47,50

40

18

45,00

38

95,00

38

95,00

39

97,50

18

45,00

7,50

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan

40

40 100,00

26

65,00

20

50,00

38

95,00

38

95,00

13

32,50

40

40 100,00

15

37,50

5,00

40 100,00

40 100,00

17,50

27

Sulawesi Tenggara

40

20

50,00

19

47,50

10

25,00

38

95,00

19

47,50

20,00

40

18

45,00

16

40,00

2,50

20

50,00

18

45,00

5,00

28

Gorontalo

29

Maluku

30

Maluku Utara

31

Irian Jaya

772

505

65,41

356

46,11

92

11,92

469

60,75

358

46,37

417

54,02

700

518

74,00

465

66,43

233

33,29

580

82,86

462

66,00

169

24,14

Indonesia

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes R.I


Keterangan: *) MTBS: Puskesmas yang melaksanakan Manajemen Terpadu Balita Sakit

20 100,00

Lampiran 4.31.a
KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) DIARE
TAHUN 2001 - 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya
Indonesia

Sumber : Ditjen P2M & PL, Depkes RI


P = Penderita
M = Meninggal
C = Case Fatality Rate

2001
M

CFR

2002
M

CFR

2003
M

CFR

2004
M

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

1.003
25
332
355
70
952
37
323
367
293
346
325
4.428

11
3
17
4
0
19
1
11
0
25
5
4
100

1,10
12,00
5,12
1,13
0,00
2,00
2,70
3,41
0,00
8,53
1,45
1,23
2,26

413
30
52
4
591
692
106
2.988
49
89
296
49
126
5.485

10
3
2
1
10
9
1
28
3
3
8
4
12
94

2,42
10,00
3,85
25,00
1,69
1,30
0,94
0,94
6,12
3,37
2,70
8,16
9,52
1,71

401
67
442
113
9
442
20
522
53
104
248
161
68
456
54
352
523
129
170
38
4.372

10
2
7
5
0
1
1
7
4
1
2
4
0
8
6
17
2
11
0
5
93

2,49
2,99
1,58
4,42
0,00
0,23
5,00
1,34
7,55
0,96
0,81
2,48
0,00
1,75
11,11
4,83
0,38
8,53
0,00
13,16
2,13

367
131
133
51
137
7
349
199
15
256
373
325
378
42
369
3.132

CFR
(14)

10
5
7
0
4
0
4
0
0
0
0
0
7
1
5
8
0
0
0
0
51

2,72
3,82
5,26
0,00
2,92
0,00
1,15
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,88
0,31
1,32
19,05
0,00
0,00
0,00
0,00
1,63

Lampiran 4.32
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

Jumlah

Institusi
Dibina

(2)

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

1.759
26.477
1.842
6.348
2.028
1.037
6.446
12.137
2.576
687
3.404
51.127
77.175
1.976
829.946
13.192
55.094
4.181
5.208
7.798
17.690
4.966
9.204
4.241
3.204
2.920
14.363
489
360
954
550
25.133
1.194.512

841
15.360
1.415
2.681
983
799
3.579
7.221
1.677
294
628
30.348
52.428
802
252.746
5.676
37.962
2.837
3.428
4.860
9.469
4.061
7.131
3.017
2.061
1.668
10.275
274
360
273
364
23.634
489.152

47,81
58,01
76,82
42,23
48,47
77,05
55,52
59,50
65,10
42,79
18,45
59,36
67,93
40,59
30,45
43,03
68,90
67,85
65,82
62,32
53,53
81,78
77,48
71,14
64,33
57,12
71,54
56,03
100,00
28,62
66,18
94,04
40,95

No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Lampiran 4.33
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA JENTIK NYAMUK AEDES
DAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Rumah/Bangunan Diperiksa

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

92.855
394.644
1.200
224.785
147.732
69.547
29.238
165.435
28.751
109.470
155.410
2.192.525
1.704.789
307.219
2.910.836
704.926
102.442
160.977
26.316
237.165
14.768
55.019
34.833
102.602
43.439
111.801
166.509
10.668
17.632
35.647
109.470
10.468.650

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

Rumah/Bangunan Bebas Jentik


Jumlah
%
(4)

(5)

29.031
294.359
1.028
101.855
53.874
40.747
22.778
43.178
19.887
87.673
105.351
761.599
1.270.027
173.139
2.331.317
313.220
69.573
121.810
13.687
154.419
9.696
36.248
29.915
70.850
27.824
55.285
99.976
7.369
3.295
27.104
87.673
6.463.787

31,26
74,59
85,67
45,31
36,47
58,59
77,91
26,10
69,17
80,09
67,79
34,74
74,50
56,36
80,09
44,43
67,91
75,67
52,01
65,11
65,66
65,88
85,88
69,05
64,05
49,45
60,04
69,08
18,69
76,03
80,09
61,74

Lampiran 4.34
JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA DAN BALITA BAWAH GARIS MERAH
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Ditimbang

Jumlah BB Naik

Balita
% BB Naik

BGM

% BGM

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

122.229
716.527
433.202
332.776
168.466
81.206
193.780
399.452
43.394
46.758
72.288
3.179.570
2.419.648
170.542
3.791.414
700.865
672.405
224.372
198.958
144.150
197.281
299.457
143.907
194.084
113.114
275.702
94.539
19.917

75.552
590.999
174.875
226.316
138.490
48.121
128.667
276.631
30.463
38.625
46.343
1.916.379
1.799.498
108.995
2.349.431
519.663
399.429
146.893
96.815
110.585
142.174
213.380
86.724
163.440
80.916
191.469
71.064
15.384

64.747
14.663
46.559
14.959
15.590.931

41.562
10.672
21.557
7.690
10.268.802

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

61,81
82,48
40,37
68,01
82,21
59,26
66,40
69,25
70,20
82,61
64,11
60,27
74,37
63,91
61,97
74,15
59,40
65,47
48,66
76,72
72,07
71,26
60,26
84,21
71,53
69,45
75,17
77,24
0,00
64,19
72,78
46,30
51,41
65,86

231.168
5.475
2.115
942
3.343
11.790
903
1.570
360.215
153.026
1.740
101.214
51.751
6.073
3.658
9.617
8.286
2.171
7.755
2.425
994
6.101
5.522
1.263
8.639
427
1.156
1.538
990.877

53,36
1,65
1,26
1,16
1,73
2,95
0,00
1,93
2,17
18,80
6,32
1,02
2,67
7,38
0,90
1,63
4,83
5,75
1,10
2,59
1,69
0,51
5,39
2,00
0,00
6,34
0,00
13,34
2,91
2,48
10,28
6,36

Lampiran 4.35
CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Sumatera Selatan
Jambi
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Kalimantan Barat
Kalimanatan Tengah
Kalimanatan Selatan
Kalimantan Timur
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia

Jumlah
Bayi
( 6-11 bln)

Jumlah
Anak Balita
(1-4 Thn)

(3)

(4)

86.001
29.600
72.246
53.404
17.682
36.614
128.579
13.695
27.034
36.993
566.441
1.455.406
26.208
444.482
61.271
24.051
64.490
30.320
51.527
32.531
65.709
44.031
23.216
26.552
71.449
34.284
6.806
14.930
14.978
16.897
9.647
20.526
3.607.600

453.401
147.942
386.788
201.959
82.536
109.585
491.270
56.219
118.896
76.918
2.589.159
2.020.818
147.397
1.799.418
290.301
171.288
314.221
132.039
235.114
231.779
308.744
222.957
110.524
126.413
352.732
133.890
17.145
61.337
65.677
85.137
35.414
93.513
11.670.531

Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat


Keterangan : Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56 %)

Cakupan Vitamin A
Bayi (6-11 bl) Diberi Vitamin A
Anak Balita diberi Vitamin A
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(5)

47.438
22.612
54.314
36.986
13.266
24.055
71.656
10.992
19.101
9.398
479.292
1.410.390
23.602
264.559
49.755
22.895
35.391
18.427
42.860
14.237
62.431
32.455
14.307
22.106
57.291
15.451
4.846
9.053
7.456
10.397
2.737
3.191
2.912.947

(6)

(7)

55,16
76,39
75,18
69,26
75,03
65,70
55,73
80,26
70,66
25,40
84,61
96,91
90,06
59,52
81,20
95,19
54,88
60,78
83,18
43,76
95,01
73,71
61,63
83,26
80,18
45,07
71,20
60,64
49,78
61,53
28,37
15,55
80,74

47.302
23.135
57.633
41.410
13.143
24.663
68.475
10.503
19.055
9.840
470.043
1.418.095
23.991
258.083
49.458
22.356
36.790
18.405
43.096
23.284
61.462
34.073
17.953
21.390
57.702
17.233
3.873
10.015
8.689
11.632
2.767
4.779
2.930.328

(8)

(9)

55,00
78,16
79,77
77,54
74,33
67,36
53,26
76,69
70,49
26,60
82,98
97,44
91,54
58,06
80,72
92,95
57,05
60,70
83,64
71,57
93,54
77,38
77,33
80,56
80,76
50,27
56,91
67,08
58,01
68,84
28,68
23,28
81,23

327.695
125.165
291.733
159.675
67.141
71.384
302.560
51.021
96.453
55.904
2.103.314
1.927.668
129.709
1.425.562
195.100
157.361
221.497
85.866
199.265
178.021
292.366
168.876
90.844
107.650
289.202
72.150
14.316
39.886
46.700
54.785
11.995
24.297
9.385.161

(10)

(11)

72,27
84,60
75,42
79,06
81,35
65,14
61,59
90,75
81,12
72,68
81,24
95,39
88,00
79,22
67,21
91,87
70,49
65,03
84,75
76,81
94,70
75,74
82,19
85,16
81,99
53,89
83,50
65,03
71,11
64,35
33,87
25,98
80,42

345.832
128.875
298.371
170.404
68.589
74.269
333.926
42.225
99.133
57.346
2.250.166
1.944.472
129.524
1.454.911
203.350
162.077
220.633
93.472
202.592
134.774
298.285
179.724
97.442
107.988
291.491
88.763
11.435
46.984
47.828
57932
12.274
23.023
9.678.110

(12)

76,28
87,11
77,14
84,38
83,10
67,77
67,97
75,11
83,38
74,55
86,91
96,22
87,87
80,85
70,05
94,62
70,22
70,79
86,17
58,15
96,61
80,61
88,16
85,42
82,64
66,30
66,70
76,60
72,82
68,05
34,66
24,62
82,93

Lampiran 4.36
CAKUPAN DISTRIBUSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Cakupan Fe Ibu Hamil
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah Penduduk

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Lampung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Papua
Indonesia

(3)

t.a.d.
4.313.845
1.481.301
3.052.529
983.695
794.104
1.266.224
2.009.119
602.985
6.132.974
1.462.962
27.345.238
23.267.107
2.026.344
25.655.525
1.776.995
1.602.035
2.761.996
2.384.489
3.239.983
1.345.984
1.725.311
2.469.200
1.444.598
1.215.724
4.006.063
1.050.014
249.475
638.526
569.903
794.256
294.426
793.033
128.755.963

Keterangan: Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56%)
Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, MoH

Jumlah Ibu Hamil


(4)

t.a.d.
107.846
36.824
81.282
24.592
20.176
34.036
50.228
16.693
156.471
36.574
688.935
536.716
47.016
557.934
74.465
37.052
69.609
60.926
79.374
34.993
42.694
61.968
32.793
32.329
100.780
35.074
6.532
16.172
14.858
19.856
7.361
21.383
3.143.542

Fe-1

Fe-3

Jumlah

Jumlah

(5)

(6)

(7)

(8)

t.a.d.
83.471
34.168
69.566
22.595
8.783
21.856
42.140
14.045
132.658
14.921
584.106
409.769
40.881
457.961
68.340
33.882
54.408
51.639
59.899
24.527
34.087
55.669
23.937
27.006
63.056
22.992
3.390
12.912
13.149
17.991
3.252
8.496
2.515.552

t.a.d.
77,40
92,79
85,59
91,88
43,53
64,21
83,90
84,14
84,78
40,80
84,78
76,35
86,95
82,08
91,77
91,44
78,16
84,76
75,46
70,09
79,84
89,84
72,99
83,53
62,57
65,55
51,90
79,84
88,50
90,61
44,18
39,73
80,02

t.a.d.
69.752
29.980
66.308
22.154
7.937
20.956
39.253
13.017
122.484
13.446
517.358
388.371
34.962
408.156
45.135
31.502
48.923
44.447
54.766
25.664
29.067
47.644
21.264
24.773
47.210
21.338
2.404
10.472
10.114
14.400
2.064
6.651
2.241.972

t.a.d.
64,68
81,41
81,58
90,09
39,34
61,57
78,15
77,98
78,28
36,76
75,10
72,36
74,36
73,15
60,61
85,02
70,28
72,95
69,00
73,34
68,08
76,88
64,84
76,63
46,84
60,84
36,80
64,75
68,07
72,52
28,04
31,10
71,32

Lampiran 4.37
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Jumlah WUS

WUS Di Desa/Kelurahan Endemis Sedang dan Berat


% yang Diberi Kapsul Yodium
Jumlah yang Diberi Kapsul Yodium

(3)

(4)

285.759
407.317
126.304
16.748
3.385
513.297
36.365
650.828
596.862
4.578.914
22.216
99.765
377.933
244.796
38.270
73.901
17.411
96.449
17.180
264.183
141.916
66.125
10.131
8.686.055

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

(5)

126.697
360.107
61.018
14.627
2.900
144.607
9.879
165.448
291.405
2.044.734
9.108
53.837
343.688
199.404
110
34.200
16.382
79.454
6.618
148.822
60.989
49.449
246
4.223.729

44,34
88,41
48,31
87,34
85,67
28,17
27,17
25,42
48,82
44,66
41,00
53,96
90,94
81,46
0,29
46,28
94,09
82,38
38,52
56,33
42,98
74,78
2,43
48,63

Lampiran 4.38
PROPORSI KEGIATAN PENYULUHAN P3 NAPZA TERHADAP SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah Seluruh Kegiatan


Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan Kesehatan
Jumlah Kegiatan Penyuluhan
P3 NAPZA

% Kegiatan Penyuluhan
P3 NAPZA

(2)

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

23
5.504
14.864
21.990
28.076
16.332
17.533
648
563
48.154
121.459
64.486
2.693
362.109
42.556
1.984
56.603
42.253
118.260
2.188
25.383
1.062
2.141
3.770
367.054
6.223
302
204.326
131
146
722
1.579.538

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

23
677
1.164
1.694
20.026
267
660
63
99
2.453
1.512
1.269
106
52.832
4.961
184
4.153
285
4.309
117
761
208
148
55
17.932
246
134
37
6
7
46
116.434

100,00
12,30
7,83
7,70
71,33
1,63
3,76
9,72
17,58
5,09
1,24
1,97
3,94
14,59
11,66
9,27
7,34
0,67
3,64
5,35
3,00
19,59
6,91
1,46
4,89
3,95
44,37
0,02
4,58
4,79
6,37
7,37

Lampiran 4.39
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DAN JPKM GAKIN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah KK Miskin

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

97.827
662.749
196.720
272.316
354.161
503.697
145.916
11.815
67.793
8.989.755
2.673.617
158.937
6.191.210
262.064
126.355
1.392.200
205.916
179.867
363.135
413.526
158.119
288.556
305.254
271.131
229.996
170.047
28.689
5.739
132.462
24.859.569

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

KK Miskin Dicakup JPKM


Jumlah

(4)

(5)

49.906
491.873
183.539
250.855
165.029
336.675
128.082
11.048
60.878
2.847.966
2.287.060
106.891
3.374.116
233.998
105.440
1.266.376
177.855
137.591
326.135
197.666
80.081
271.442
224.109
183.813
51.502
97.506
5.407
5.739
79.132
13.737.710

51,01
74,22
93,30
92,12
46,60
66,84
87,78
93,51
89,80
31,68
85,54
67,25
54,50
89,29
83,45
90,96
86,37
76,50
89,81
47,80
50,65
94,07
73,42
67,79
22,39
57,34
18,85
100,00
59,74
55,26

Lampiran 4.39.a
PERSENTASE KELUARGA MISKIN MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Jumlah KK Miskin

(2)

(3)

(4)

281.943
456.279
87.365
258.539
136.312
1.379.346
118.933
631.356
2.689.230
2.681.870
1.237.617
2.575.777
120.236
204.174
560.184
125.502
457.978
190.338
182.215
449.220
224.358
130.535
391.811
15.571.118

281.943
309.786
55.842
196.743
116.915
220.906
101.021
247.994
875.331
1.905.035
322.712
2.217.727
42.145
105.926
194.109
91.123
93.241
137.841
154.782
217.368
168.269
88.024
141.429
8.286.212

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004


Keterangan : (-) data belum diterima

Pelayanan GAKIN
KK Miskin Mendapat Pelayanan
Kesehatan

Provinsi

%
(5)

100,00
67,89
63,92
76,10
85,77
16,02
84,94
39,28
32,55
71,03
26,08
86,10
35,05
51,88
34,65
72,61
20,36
72,42
84,94
48,39
75,00
67,43
36,10
53,22

Lampiran 4.40
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber:Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004


Keterangan : (-) data belum diterima

Jumlah Pekerja Formal

Pelayanan Kesehatan Kerja


Jumlah yang Dilayani

(3)

(4)

(5)

346
279.952
4.342
105.451
19.112
297.740
1.003.198
425.752
2.074
422.528
7.094
164.291
31.225
42.962
20.406
4.779
958
2.831.864

93
139.431
4.342
96.792
6.847
254.840
2.695
333.764
1.916
20.876
7.094
8.939
23.736
41.948
13.003
2.396
220
958.839

26,88
49,81
100,00
91,79
35,83
85,59
0,27
78,39
92,38
4,94
100,00
5,44
76,02
97,64
63,72
50,14
22,96
33,86

Lampiran 5.1
JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA
KEADAAN TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

Penduduk**) Kecamatan
(3)

(4)

Puskesmas
Desa/
Non
Kelurahan Perawatan
Perawatan
(5)

(6)

(7)

Sarana UKBM

Puskesmas
Total

Pembantu

(8)

(9)

Rumah Dinas

Sarana Transportasi Puskesmas


Pusling

Pos

Polin

Pos Obat

Dr/

Para-

Ambu-

Sepeda

Lain

yandu

des

Desa

Drg.

medis

R-4

PB

lans

Motor

lain

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

3.899.290

182

5.669

82

158

240

739

4.875

1.929

84

298

448

198

11

284

Sumatera Utara

12.333.974

303

5.644

97

326

423

1.883

14.974

2.744

450

519

1.195

267

621

Sumatera Barat

4.549.383

143

2.210

63

147

210

815

5.978

733

186

306

468

190

11

494

Riau

4.546.591

103

1.296

38

108

146

651

3.826

226

113

210

328

96

23

258

Kepulauan Riau

1.198.526

71

1.199

21

26

47

588

123

126

212

360

128

12

322

Jambi

2.698.667

136

2.642

38

94

132

903

2.974

1.438

54

273

409

197

10

36

290

Sumatera Selatan

6.798.189

65

1.185

71

179

250

487

5.902

636

141

199

391

101

14

531

Bengkulu

1.610.361

145

2.121

25

88

113

704

1.695

712

344

366

677

172

298

136

Lampung

7.161.671

37

323

29

193

222

143

6.977

197

37

71

134

49

119

10

Kepulauan Bangka Belitung

1.018.255

42

293

26

35

61

217

848

227

87

146

24

24

12

142

11

DKI Jakarta

9.111.651

43

265

48

281

329

3.553

121

134

70

165

17

245

15

12

Jawa Barat

39.130.756

515

5.760

132

850

982

1.421

35.361

691

201

886

1.112

406

41

1.096

21

13

Jawa Tengah

32.952.040

560

8.705

235

622

857

1.818

43.607

4.068

2.156

1.039

1.424

777

55

2.469

39

14

DI Yogyakarta

3.279.701

83

438

32

85

117

321

5.373

133

67

130

243

108

35

433

15

Jawa Timur

37.076.283

644

8.434

295

612

907

2.250

42.799

4.728

378

1.116

1.949

886

54

1.915

16

Banten

9.127.923

123

1.320

18

154

172

188

5.868

41

59

156

208

88

22

204

17

Bali

3.487.764

51

686

20

89

109

480

4.446

254

163

465

111

46

285

18

Nusa Tenggara Barat

4.161.431

81

742

28

97

125

444

5.020

498

204

193

326

119

345

19

Nusa Tenggara Timur

4.174.571

162

2.455

60

160

220

849

6.743

1.253

251

309

514

183

21

13

405

20

Kalimantan Barat

4.078.246

132

1.433

67

128

195

750

3.593

1.198

135

294

665

112

75

328

21

Kalimantan Tengah

1.902.454

86

1.169

31

101

132

731

2.068

424

51

214

461

88

54

14

181

55

22

Kalimantan Selatan

3.245.705

131

2.012

31

162

193

613

3.439

1.207

277

278

483

176

29

484

61

23

Kalimantan Timur

2.950.531

143

1.096

67

107

174

602

4.094

358

115

211

407

126

46

15

289

43

24

Sulawesi Utara

2.159.787

86

1.186

59

55

114

506

2.127

284

19

132

258

67

16

107

55

25

Sulawesi Tengah

2.324.025

88

1.439

59

76

135

701

2.815

833

353

235

483

106

17

290

26

Sulawesi Selatan

7.475.882

244

2.531

140

193

333

955

8.579

700

303

397

600

215

596

19

27

Sulawesi Tenggara

1.965.958

85

1.451

35

103

138

476

1.736

185

207

183

367

85

18

380

28

Gorontalo

916.488

35

419

14

30

44

221

953

262

61

64

89

32

13

126

29

Sulawesi Barat

966.535

43

427

18

32

50

212

119

14

71

104

27

85

30

Maluku

1.330.676

46

1.037

30

73

103

340

83

17

94

145

32

37

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat


Indonesia

912.209

44

631

15

40

55

212

1.841.548

125

1.952

63

104

167

546

566.563

43

608

23

32

55

236

220.953.634

4.820

68.778

2.010

5.540

7.550

22.002

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI


**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)
Khusus untuk Prov, NAD, kode wilayah adm. Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

1.360

353

79

112

26

65

77

7.116

279

118

196

486

71

66

174

59

38

76

179

25

42

49

238.699

26.975

6.569

9.178

15.770

5.358

805

427

13.928

463

Lampiran 5.2
JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK,
SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
Jumlah
Puskesmas
2001
2002
2003

Jumlah
Puskesmas Pembantu
2001
2002
2003
2004

Rasio Puskesmas /
100.000 Penduduk
2000 2001 2002 2003 2004

Rasio Puskesmas Pembantu /


100.000 Penduduk
2000 2001 2002 2003 2004

Rasio Puskesmas Pembantu /


Puskesmas
2000 2001 2002 2003 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

(13)

(14)

(15)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

Nanggroe Aceh Darussalam

219

219

230

240

240

762

778

821

824

739

5,46

5,46

5,76

5,7

6,15

19,

19,39

20,58

19,55

18,95

3,48

3,55

3,57

3,43

3,08

Sumatera Utara

399

404

411

388

423

1.766

1782

1789

1578

1.883

3,48

3,48

3,47

3,27

3,43

15,39

15,36

15,1

13,31

15,27

4,43

4,41

4,35

4,07

4,45

Sumatera Barat

203

203

204

206

210

824

837

825

834

815

4,8

4,48

4,79

4,62

4,62

19,49

18,45

19,39

18,71

17,91

4,06

4,12

4,04

4,05

3,88

Riau

148

157

167

142

146

648

667

704

642

651

3,13

3,32

3,1

2,55

3,21

13,69

14,09

13,07

11,55

14,32

4,38

4,25

4,22

4,52

4,46

Kepulauan Riau

45

47

211

217

Jambi

126

123

130

127

132

565

630

628

634

588

5,25

4,76

5,29

4,94

4,89

23,53

24,4

25,57

Sumatera Selatan

227

227

214

235

250

865

879

853

891

903

3,51

3,41

2,98

3,62

3,68

12,92

13,2

11,89

13,74

7,16

3,81

3,87

3,99

3,79

3,61

Bengkulu

112

112

112

112

113

476

478

479

478

487

7,79

6,95

6,86

7,38

7,02

33,88

29,67

29,32

31,51

43,72

4,25

4,27

4,28

4,27

4,31

Lampung

198

204

211

219

222

684

685

688

704

704

2,98

2,99

3,11

3,16

3,1

10,28

10,03

10,15

10,16

2,

3,45

3,36

3,26

3,21

3,17

45

45

45

45

61

137

137

140

139

143

5,

4,84

4,86

4,61

5,99

15,24

14,72

15,13

14,24

21,31

3,04

3,04

3,11

3,09

2,34

2000

10 Kepulauan Bangka Belitung

(3)

(4)

(5)

(6)

2004

2000

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(16)

(17)

- 3,92

(18)

- 49,06
24,68

33,46

(27)

4,69

4,62

4,48

5,12

4,83

4,99

4,45

11 DKI Jakarta

329

329

328

329

329

3,92

3,4

4,

3,82

3,61

12 Jawa Barat

946

962

976

982

982

1.414

1.413

1.415

1.413

1.421

2,55

2,76

2,64

2,59

2,51

3,82

4,05

3,83

3,72

3,63

1,49

1,47

1,45

1,44

1,45

13 Jawa Tengah

862

853

853

855

857

1.830

1.826

1.844

1.830

1.818

2,79

2,8

2,69

2,67

2,6

5,93

6,05

5,82

5,71

5,52

2,12

2,14

2,16

2,14

2,12

14 DI Yogyakarta

126

126

117

117

117

312

312

320

321

321

4,05

3,9

3,69

3,65

3,57

10,03

9,66

10,1

10,01

9,79

2,48

2,48

2,74

2,74

2,74

2,68

2,61

2,63

2,54

2,45

6,46

6,37

6,38

6,19

6,07

2,41

2,44

2,43

2,44

2,48

- 2,31

1,89

1,91

1,88

3,6

2,27

2,12

2,06

1,52

1,56

1,2

1,11

1,09

15 Jawa Timur

927

921

922

918

907

2.230

2.243

2.238

2.239

2.250

16 Banten

165

162

168

171

172

250

253

202

190

188

17 Bali

112

107

107

108

109

471

471

474

479

480

3,58

3,46

3,31

3,22

3,13

15,07

15,23

14,66

14,29

13,76

4,21

4,4

4,43

4,44

4,4

18 Nusa Tenggara Barat

114

120

121

127

125

436

433

428

438

444

2,98

3,09

2,98

3,17

3,

11,41

11,16

10,54

10,94

10,67

3,82

3,61

3,54

3,45

3,55

19 Nusa Tenggara Timur

210

210

211

218

220

797

793

809

837

849

5,34

5,19

5,36

5,35

5,27

20,28

19,61

20,54

20,55

20,34

3,8

3,78

3,83

3,84

3,86

20 Kalimantan Barat

197

194

189

192

195

672

714

710

748

750

5,27

4,96

4,52

4,86

4,78

17,97

18,27

16,98

18,95

18,39

3,41

3,68

3,76

3,9

3,85

21 Kalimantan Tengah

133

133

118

133

132

663

706

707

825

731

6,33

7,63

6,05

7,28

6,94

36,8

40,48

36,28

45,16

38,42

4,98

5,31

5,99

6,2

5,54

22 Kalimantan Selatan

188

189

189

189

193

583

613

613

600

613

6,03

6,15

6,22

5,95

5,95

19,63

19,96

20,16

18,9

18,89

3,1

3,24

3,24

3,17

3,18

23 Kalimantan Timur

147

153

165

167

174

562

572

552

565

602

4,96

6,22

6,48

6,17

5,9

23,07

23,27

21,67

20,89

20,4

3,82

3,74

3,35

3,38

3,46

24 Sulawesi Utara

101

101

101

108

114

497

519

521

500

506

6,34

5,12

4,94

5,08

5,28

25,28

26,31

25,46

23,5

23,43

4,92

5,14

5,16

4,63

4,44

25 Sulawesi Tengah

131

130

132

134

135

683

687

704

708

701

4,56

6,39

5,79

6,06

5,81

33,05

33,77

30,88

32,03

30,16

5,21

5,28

5,33

5,28

5,19

26 Sulawesi Selatan

355

356

367

376

333

1.167

1.141

1.162

1.161

955

7,34

4,56

4,43

4,58

4,45

14,99

14,62

14,02

14,13

12,77

3,29

3,21

3,17

3,09

2,87

27 Sulawesi Tenggara

130

130

122

115

138

472

472

458

408

476 12,33

8,61

6,34

6,13

7,02

26,64

31,27

23,79

21,75

24,21

3,63

3,63

3,75

3,55

3,45

39

40

39

47

44

216

248

263

247

221

- 4,99

4,47

5,33

- 30,92

30,14

28,03

24,11

5,54

6,2

6,74

5,26

5,02

28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat

50

212

4,8
5,17

21,93

4,24

30 Maluku

96

100

96

98

103

291

306

291

308

340

9,47

7,83

8,48

8,05

7,74

41,75

23,96

25,7

25,3

25,55

3,03

3,06

3,03

3,14

3,3

31 Maluku Utara

52

46

49

53

55

210

192

224

221

212

3,56

5,05

6,6

6,21

6,03

10,45

21,08

30,18

25,9

23,24

4,04

4,17

4,57

4,17

3,85

200

221

215

165

167

784

800

844

557

546

6,47

8,81

9,19

7,02

9,07

37,11

31,88

36,08

7,02

29,65

3,92

3,62

3,93

3,38

3,27

52

55

232

236

- 9,71

- 41,65

4,46

4,29

7.237

7.277

7.309

7.413

7.550 21.267 21.587 21.706 21.762 22.002

3,56

3,55

3,46

10,45

10,53

10,33

2,94

2,97

2,97

2,94

2,91

32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia

3,46

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI


**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)
Khusus untuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004

3,42

10,15

9,96

Lampiran 5.3
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2000 - 2004
No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

2000
(3)

219
399
203
148
126
227
112
198
45
329
946
862
126
927
165
112
114
210
197
133
188
147
101
131
355
130
39
96
52
200
7.237

Jumlah Puskesmas
2001
2002
2003
(4)

219
404
203
157
123
227
112
204
45
329
962
853
126
921
162
107
120
210
194
133
189
153
101
130
356
130
40
100
46
221
7.277

(5)

230
411
204
167
130
214
112
211
45
328
976
853
117
922
168
107
121
211
189
118
189
165
101
132
367
122
39
96
49
215
7.309

(6)

240
388
206
142
45
127
235
112
219
45
329
982
855
117
918
171
108
127
218
192
133
189
167
108
134
376
115
47
98
53
165
52
7.413

2004

2000

(7)

(8)

240
423
210
146
47
132
250
113
222
61
329
982
857
117
907
172
109
125
220
195
132
193
174
114
135
333
138
44
50
103
55
167
55
7.550

72
98
63
42
31
67
21
23
7
50
131
184
30
257
19
20
25
57
65
35
25
48
56
55
137
36
13
30
14
74
1.785

Jumlah Puskesmas Perawatan


2001
2002
2003
(9)

72
98
64
44
31
67
21
25
7
50
130
187
31
261
18
20
27
57
65
34
26
52
56
56
150
36
14
30
15
74
1.818

(10)

77
97
62
49
37
67
25
30
10
47
132
206
32
283
18
20
43
62
66
28
25
68
57
55
150
36
14
32
20
78
1.926

(11)

78
90
63
36
21
36
68
10
28
25
46
18
128
214
32
279
20
27
59
66
33
26
68
17
66
57
156
28
30
16
61
22
1.924

2004
(12)

82
97
63
38
21
38
71
25
29
26
48
132
235
32
295
18
20
28
60
67
31
31
67
59
59
140
35
14
18
30
15
63
23
2.010

Lampiran 5.4
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2004

No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

2000
R-4
(3)
239
325
177
119

PB
(4)
13
15
6
52
-

101
200
130
157
38
84
477
698
130
923
120
125
120
185
117
102
171
94
79
93
257
80
29

25
19
2
5
1
4

5
1
2
22
120
89
39
51
18
25
160
23
1
-

92
190
113
170
38
84
412
610
129
803
62
114
125
177
115
97
177
94
77
91
249
76
27

35
38
108

22
24
93

5.551

2001
R-4
(5)
236
264
183
111

27
29
112

841

5.084

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI


Keterangan: R-4 = Puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (mobil)
PB = Puskesmas keliling perahu bermotor

Jumlah Puskesmas Keliling


2003
2002
PB
R-4
PB
R-4
PB
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
14
192
8
19
237
1
144
2
6
188
3
73
56
103
46
73
7
28
11
24
114
15
66
6
62
149
20
110
20
2
102
34
2
160
1
109
4
1
30
96
4
68
4
24
384
2
42
4
665
4
150
1
108
500
6
5
871
6
59
90
1
529
2
1
110
45
87
2
2
112
3
45
1
28
173
19
69
7
116
93
58
58
67
76
77
75
53
24
34
168
40
83
4
37
113
50
50
17
21
81
17
11
19
96
21
17
17
16
229
15
18
77
14
183
19
2
23
16
5
19
35
22
16
7
19
18
62
27
46
109
118
102
32
24
11
18
716
4.984
654
2.795
317

2004
R-4
(11)
198
267
190
96
24
128
197
101
172
49
70
406
777
108
886
88
111
119
183
112
88
176
126
67
106
215
85
32
27
32
26
71
25
5.358

PB
(12)
8
11
23
24
12
10
3
1
165
1
6
4
1
46
3
21
75
54
29
46
16
17
8
9
2
37
65
66
42
805

2000
(13)
1,2
0,9
0,9
1,2
1,0
1,0
1,2
0,8
0,9
0,3
0,5
0,8
1,0
1,0
0,5
1,1
1,1
1,0
1,2
1,4
1,1
1,0
0,9
0,9
1,2
0,8
0,6
0,8
0,9
1,0
0,9

Rasio Puskesmas Keliling/


Puskesmas
2001
2002
2003
(14)
(15)
(16)
1,2
0,9
0,0
0,7
0,6
0,4
0,9
0,9
0,4
1,1
0,9
0,6
0,9
0,9
1,0
0,6
1,1
0,8
0,6
1,0
0,9
0,3
0,9
0,8
0,5
0,9
0,7
2,1
0,3
0,2
0,1
0,4
0,4
0,0
0,7
0,8
0,2
1,0
0,9
4,3
0,9
1,0
0,1
0,5
0,5
3,1
1,1
1,4
0,8
1,0
1,0
0,4
1,0
0,9
0,3
1,2
0,8
0,7
1,3
1,3
0,6
1,1
1,1
0,5
0,9
1,0
0,4
1,0
1,0
0,1
0,8
0,9
0,3
0,8
0,7
0,0
0,7
0,7
1,8
0,6
0,6
0,4
0,5
0,9
1,1
0,8

0,6
1,6
1,0
0,8

0,2
1,4
0,3
0,6
0,4

2004
(17)
0,9
0,6
1,0
0,8
1,0
1,1
0,8
0,9
0,8
0,8
0,7
0,4
0,9
0,9
1,0
0,5
1,4
1,0
0,9
1,0
1,1
1,1
1,0
0,7
0,9
0,7
0,7
0,7
0,6
0,7
1,7
0,8
1,2
0,8

Lampiran 5.5
JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA
MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No

Provinsi

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Irian Jaya Tengah
Irian Jaya Timur
Indonesia

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Depkes/Pemda
TNI/POLRI
Departemen Lain/BUMN
Swasta
Semua RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
(3)

14
25
15
10
7
11
4
6
3
8
28
40
6
43
5
9
6
13
10
10
11
10
6
9
26
5
2
6
2
4
3
4
361

(4)

1
5
2
1
1
2
1
1
1
7
8
8
1
8
1
2
3
0
3
0
2
2
1
1
7
1
1
1
0
0
0
2
74

(5)

(6)

15
30
17
11
8
13
5
7
4
15
36
48
7
51
6
11
9
13
13
10
13
12
7
10
33
6
3
7
2
4
3
6
435

3
7
3
5
2
2
1
1
0
8
12
8
2
19
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
6
2
0
3
2
2
2
1
110

(7)

(8)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2

3
7
3
5
2
2
1
1
0
9
12
8
2
20
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
6
2
0
3
2
2
2
1
112

(9)

3
17
1
6
2
5
0
0
0
5
6
3
0
13
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
71

(10)

(11)

0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
7

3
18
1
6
2
5
0
0
0
6
7
3
1
15
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
2
1
0
0
0
1
0
0
78

(12)

5
61
9
11
2
8
1
8
1
51
45
72
9
56
8
16
2
8
7
0
4
8
11
4
12
3
0
6
0
2
1
3
434

(13)

(14)

2
6
10
1
1
2
0
3
0
32
25
40
15
22
4
4
0
1
2
0
4
1
0
4
7
0
0
1
0
0
0
0
187

7
67
19
12
3
10
1
11
1
83
70
112
24
78
12
20
2
9
9
0
8
9
11
8
19
3
0
7
0
2
1
3
621

(15)

25
110
28
32
13
26
6
15
4
72
91
123
17
131
17
27
9
23
20
11
20
23
19
14
45
11
2
15
4
9
6
8
976

(16)

3
12
12
2
2
4
1
4
1
41
34
48
17
33
5
6
3
1
5
0
6
3
1
5
15
1
1
2
0
0
0
2
270

(17)

28
122
40
34
15
30
7
19
5
113
125
171
34
164
22
33
12
24
25
11
26
26
20
19
60
12
3
17
4
9
6
10
1.246

Lampiran 5.6
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA
TAHUN 1995 - 2004
Jumlah Rumah Sakit Umum
No

Pengelola

(1)

(2)

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Departemen Kesehatan

15

15

15

15

14

14

14

14

14

13

Pemerintah Provinsi

42

42

42

43

40

42

45

45

45

43

Pemerintah Kab/Kota

281

283

285

287

285

286

285

287

294

305

Depkes + Pemda

338

340

342

345

339

342

344

346

353

TNI/POLRI

110

111

111

112

110

110

110

110

110

110

Departemen Lain / BUMN

73

72

69

68

68

68

70

70

71

71

Pemerintah

521

523

522

525

517

520

524

526

534

Swasta

329

335

351

363

370

390

411

427

432

850

858

873

888

887

910

935

953

966

Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

361

542
434
976

Lampiran 5.7
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA
TAHUN 1995 - 2004
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum
No

Pengelola

(1)

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

9.023

9.089

9.610

9.471

9.194

9.173

9.264

9.086

8.858

8.505

(2)

Departemen Kesehatan

Pemerintah Provinsi

11.901

12.032

11.936

11.914

12.109

12.226

12.832

12.872

12.958

12.391

Pemerintah Kab/Kota

28.168

28.501

28.888

29.371

29.536

29.883

29.682

30.316

30.803

31.959

Depkes + Pemda

49.092

49.622

50.434

50.756

50.839

51.282

51.778

52.274

52.619

52.855

TNI/POLRI

10.752

10.836

10.874

10.938

10.748

10.811

10.942

10.740

10.718

10.761

Departemen Lain / BUMN

7.246

7.281

6.881

7.045

6.888

6.928

6.836

6.729

6.758

6.537

Pemerintah

67.090

67.739

68.189

68.739

68.475

69.021

69.556

69.743

70.095

70.153

Swasta

33.298

34.303

35.697

36.553

37.308

38.516

40.392

41.796

42.284

42.487

100.388

102.042

103.886

105.292

105.783

107.537

109.948

111.539

112.379

112.640

Jumlah

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Lampiran 5.8
JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA
MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2004

No

Jenis Rumah Sakit

(1)

(2)

1997

1998

1999

2001

2000

2003

2002

2004

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

1 RS Jiwa

49

8.208

50

7.921

50

7.863

50

7.834

50

6.689

51

7.777

51

7.771

51

8.535

2 RS Kusta

24

2.724

24

2.643

24

2.593

24

2.459

24

2.427

23

2.344

23

2.344

22

2.248

3 RS TP

10

747

10

748

10

761

711

711

722

722

751

4 RS Mata

10

580

10

501

10

507

10

468

10

446

10

418

10

418

10

460

5 RS OP

187

187

187

187

187

187

187

187

6 RS Penyakit Infeksi

103

103

103

144

144

144

144

144

7 RS Jantung

214

234

8 RS Kanker

129

128

9 RS Bersalin

50

55

2.464

55

2.439

63

3.175

63

3.100

55

1.365

10 RS Ibu dan Anak


11 RS Gigi dan Mulut
12 RS Khusus Lainnya
Jumlah

72

2.270
3.291

217 18.110

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

51
77

2.279
3.512

224 17.894

51
77

2.290
3.511

224 17.815

54
86

2.432
3.735

235 17.970

53
96

2.361
4.304

244 17.269

55
112

2.491
4.592

262 18.675

11
41

1.182

268 18.750

270 19.591

Lampiran 5.9
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG MEMILIKI LABORATORIUM KESEHATAN DAN
MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004

No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

Jumlah

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Bara
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Tahun 2004


Keterangan : (-) data belum diterima

458
168
126
139
125
247
1.121
161
1.067
144
143
207
150
109
222
142
155
383
131
123
5.521

Jumlah yang Memiliki


4 (Empat) Spesialis
LabKes
Dasar
(4)

233
168
104
83
125
144
106
161
822
142
102
180
97
62
37
100
149
152
15
1
2.983

(5)

% yang Memiliki
4 (Empat) Spesialis
LabKes
Dasar
(6)

1
25
6
8
6
27
19
36
9
14
6
30
20
8
7
1
223

50,87
100,00
100,00
58,30
9,46
100,00
77,04
98,61
71,33
86,96
64,67
56,88
16,67
70,42
96,13
39,69
0,81
54,03

(7)

0,00
0,60
6,40
2,43
2,41
11,80
3,37
6,25
9,79
5,50
13,51
14,08
5,16
0,81
7,48

Lampiran 5.10
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah Sarana
Kesehatan

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Selatan
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Mempunyai Kemampuan Gawat Darurat


Jumlah
%
(4)

12
190
17
172
161
72
120
291
88
477
113
1.709
1.101
63
413
97
323
177
196
137
83
227
87
360
40
6
49
38
6.819

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima

(5)

2
49
17
172
40
54
92
96
67
98
35
309
389
63
307
33
47
96
43
73
51
129
54
229
8
2
21
27
2.603

16,67
25,79
100,00
100,00
24,84
75,00
76,67
32,99
76,14
20,55
30,97
18,08
35,33
100,00
74,33
34,02
14,55
54,24
21,94
53,28
61,45
56,83
62,07
63,61
20,00
33,33
42,86
71,05
38,17

Lampiran 5.11
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2001 - 2004
Industri
No

Provinsi

(1)

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Obat Tradisional

Industri Farmasi

(4)

(5)

Kosmetika

Industri Obat Tradisional ndustri Kecil Obat Tradisiona

2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003 2004


(3)

Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga

Alat Kesehatan

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

2001

2002

2003

2004

(11)

(11)

(12)

(13)

2001 2002 2003 2004 2001 2002 2003


(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

2004
(21)

2001 2002 2003


(22)

(23)

(24)

2004
(25)

25

26

26

26

10

11

11

11

70

57

15

15

18

18

34

34

37

40

39

39

39

42
5

Sumatera Barat

12

14

14

14

Riau

28

Jambi

11

Bengkulu

Sumatera Selatan

Lampung

Kepulauan Bangka Belitung

24

25

10 DKI Jakarta

39

40

40

62

12

19

13

13

133

141

160

160

56

60

63

63

79

85

95

95

174

181

185

185

11 Jawa Barat

68

71

72

77

33

33

36

36

99

118

172

172

50

54

57

57

101

129

146

146

92

107

114

114

12 Jawa Tengah

23

25

25

31

10

10

10

10

190

200

208

208

13

33

33

33

33

33

51

51

33

33

45

141

13 DI Yogyakarta

21

21

21

21

14 Jawa Timur

40

51

51

57

11

186

172

338

346

11

65

20

81

114

125

130

130

138

141

141

15 Banten

32

19

22

24

20

20

21

28

28

20

20

22

22

50

55

63

63

28

30

32

16 Bali

17 Nusa Tenggara Barat

13

34

18 Nusa Tenggara Timur

19 Kalimantan Barat

20 Kalimantan Tengah

99

21 Kalimantan Selatan

27

27

27

32

99

29

22 Kalimantan Timur

11

11

11

11

40

55

55

23 Sulawesi Utara

24 Sulawesi Tengah

367

391

25 Sulawesi Selatan

75

75

26 Sulawesi Tenggara

27 Gorontalo

28 Maluku

25

84

81

29 Maluku Utara

30 Papua
Indonesia

205

Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data

226

229

295

81

86

86

89

794

4
2

811 1.130 1.134

163

272

400

727

413

483

554

1.015

506

541

569 1.088

Lampiran 5.12
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2004

No

PBF

Provinsi

(1)

(2)

Apotik

Perbekalan Alat Kesehatan

Toko Obat

Penyalur

Sub Penyalur

2001

2002

2003

2004

2001

2002

2003

2004

2001

2002

2003

2004

2001

2002

2003

2004

2001

2002

2003

2004

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

Nanggroe Aceh Darussalam

28

28

Sumatera Utara

109

Sumatera Barat

Riau

95

95

92

103

106

425

60

64

67

67

58

63

84

84

51

51

499

499

483

389

389

389

389

36

103

133

158

165

165

354

114

122

192

192

362

384

397

397

482

650

650

74

78

86

86

165

165

Jambi

37

39

39

37

77

75

80

78

137

137

309

150

92

Sumatera Selatan

83

76

76

76

160

160

137

137

135

132

132

130

87

41

Bengkulu

Lampung

Kepulauan Bangka Belitung

13

13

41

46

57

41

51

51

114

124

127

21

23

23

28

117

142

116

81

29

4
750

459

494

526

526

1.008

1.137

1.226

1.226

340

810

962

962

602

670

750

Jawa Barat

241

321

349

349

1.231

1.505

1.566

1.566

535

535

535

535

30

30

42

12

Jawa Tengah

223

225

249

249

652

722

879

879

361

480

600

600

46

51

45

45

230

DI Yogyakarta

15

40

45

43

43

164

208

225

225

305

334

290

1.022

1.311

1.331

1.375

Banten

30

38

45

45

245

345

345

345

16

Bali

66

73

79

79

216

250

250

250

37

48

17

Nusa Tenggara Barat

18

22

23

24

58

67

79

84

49

60

18

Nusa Tenggara Timur

17

18

19

19

30

42

48

48

79

81

19

Kalimantan Barat

40

41

43

43

46

62

77

77

309

242

301

20

Kalimantan Tengah

11

10

12

12

38

49

55

55

63

60

81

81

21

Kalimantan Selatan

47

47

51

49

65

73

84

115

226

233

262

321

22

Kalimantan Timur

45

45

45

45

94

115

144

144

253

297

386

386

23

Sulawesi Utara

44

41

39

39

71

73

80

90

82

121

135

149

50

24

Sulawesi Tengah

24

19

13

12

50

60

60

55

137

137

115

105

11

25

Sulawesi Selatan

72

74

79

79

304

352

331

331

360

385

450

450

26

Sulawesi Tenggara

11

13

13

25

37

39

39

114

133

156

156

27

Gorontalo

18

19

19

36

36

28

Maluku

15

14

29

32

35

75

74

29

Maluku Utara

30

Irian Jaya
Indonesia

Sumber Data dari hasil pertemuan pemutakhiran data


Catatan : Yang tebal data lama

12

21

13

13

17

35

31

34

34

88

109

116

2.082

2.249

2.478

2.432

6.391

7.767

8.364

8.456

42

166

205

255

306

96

32

DKI Jakarta

Jawa Timur

96

37

11

13

57

29

10

14

46

255
-

79

80

81

81

68

68

38

32

105

12

12

71

50

57

76

76

63

63

28

36

51

34

151

151

301

27

42

48

48

33

33

33

74

82

92

92

40

40

55

62

62

21

23

23

16

16

71

68

71

25

43

17

20

23

116

39

39

118

118

4.518

5.405

6.610

6.838

55

12

1.152

59

59

42

42

12

38

1.061

55
70

38

12

81

1.639

1.982

12
-

291

343

711

819

Lampiran 5.13
JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EX GUDANG FARMASI) KABUPATEN/KOTA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2004
No

Provinsi

Kabupaten/Kota

(1)

(2)

(3)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Jambi
Sumatra Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Irian Jaya
Irian Jaya Barat
Jumlah

20
23
16
11
10
11
7
10
7
5
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
19
9
416

Sumber Data: Hasil pertemuan pemutakhiran data dan Pengumpulan/Up Dating data di Provinsi

2002

Tahun
2003

2004

(4)

(5)

(6)

10
18
14
11
6
7
4
10
3

10
20
14
11
9
7
4
10
3

20
20
15
11
10
10
1
10
3

6
21
35
5
38
6
12
7
12
10
8
11
12
6
5
12
4
3
5
3
14
1
319

6
24
35
5
38
6
12
8
14
10
8
11
12
8
5
12
4
3
5
3
14

6
25
35
5
38
3
9
7
13
10
6
11
13
8
6
11
5
5
5
3
14
1
339

331

Lampiran 5.14
JUMLAH SARANA UKBM
MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004
Sarana UKBM

Rasio Sarana UKBM Terhadap Desa/Kelurahan

No

Provinsi

Jumlah Desa/
Kelurahan

Posyandu

Polindes

Pos Obat Desa

Posyandu

Polindes

Pos Obat Desa

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

5.669
5.644
2.210
1.296
1.199
2.642
1.185
2.121
323
293
265
5.760
8.705
438
8.434
1.320
686
742
2.455
1.433
1.169
2.012
1.096
1.186
1.439
2.531
1.451
419
427
1.037
631
1.952
608
68.778

4.875
14.974
5.978
3.826
2.974
5.902
1.695
6.977
848

3.553
35.361
43.607
5.373
42.799
5.868
4.446
5.020
6.743
3.593
2.068
3.439
4.094
2.127
2.815
8.579
1.736
953
1.360

7.116
238.699

1.929
2.744
733
226
123
1.438
636
712
197
227
0
691
4.068
133
4.728
41
254
498
1.253
1.198
424
1.207
358
284
833
700
185
262
119
83
353
279
59
26.975

84
450
186
113
126
54
141
344
37
7
0
201
2.156
67
378
59
1
204
251
135
51
277
115
19
353
303
207
61
14
17
2
118
38
6.569

0,86
2,65
2,70
2,95
2,48
2,23
1,43
3,29
2,63

13,41
6,14
5,01
12,27
5,07
4,45
6,48
6,77
2,75
2,51
1,77
1,71
3,74
1,79
1,96
3,39
1,20
2,27
1,31

3,65
3,47

0,34
0,49
0,33
0,17
0,10
0,54
0,54
0,34
0,61
0,77
0,12
0,47
0,30
0,56
0,03
0,37
0,67
0,51
0,84
0,36
0,60
0,33
0,24
0,58
0,28
0,13
0,63
0,28
0,08
0,56
0,14
0,10
0,39

0,01
0,08
0,08
0,09
0,11
0,02
0,12
0,16
0,11
0,02
0,03
0,25
0,15
0,04
0,04
0,00
0,27
0,10
0,09
0,04
0,14
0,10
0,02
0,25
0,12
0,14
0,15
0,03
0,02
0,00
0,06
0,06
0,10

Lampiran 5.15
JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
No

Provinsi

Jumlah
Posyandu

Jumlah
Puskesmas

(1)

(2)

(3)

(4)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nanggroe Aceh Darussalam*


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung*
DKI Jakarta
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara*
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua*
Irian Jaya Barat
Sulawesi Barat
Indonesia

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI


* Data Profil UKBM Tahun 2003

4.875
14.974
5.978
3.826

2.974
5.902
848
1.695
6.977
3.553
5.868
35.361
43.607
5.373
42.799
3.439
2.068
3.593
4.094
2.127
2.815
8.579
1.736
953
4.446
5.020
6.743
1.360

7.116

238.699

240
423
210
146
132
250
113
47
222
61
329
172
982
857
117
907
193
132
195
174
114
135
333
138
44
109
125
220
103
55
167
55
50
7.550

Pratama
Jumlah
(6)

Madya
%

Jumlah

(7)

(8)

(9)

3.217
6.714
1.888
910

1.153
2.341
277
704
2.077
751
3.459
10.685
7.362
1.151
13.170
1.831
1.443
1.330
1.177
857
1.328
4.073
422
459
734
2.808
3.816
1.360

2.734

65,99
44,84
31,58
23,78

38,77
39,66
32,67
41,53
29,77
21,14
58,95
30,22
16,88
21,42
30,77
53,24
69,78
37,02
28,75
40,29
47,18
47,48
24,31
48,16
16,51
55,94
56,59
100,00

38,42

980
5.493
2.025
2.094

1.108
1.831
360
598
2.796
1.883
1.765
16.839
20.285
1.588
17.922
1.172
337
1.538
1.477
766
949
2.924
645
374
1.454
1.605
2.285
0

2.048

20,10
36,68
33,87
54,73

37,26
31,02
42,45
35,28
40,07
53,00
30,08
47,62
46,52
29,56
41,87
34,08
16,30
42,81
36,08
36,01
33,71
34,08
37,15
39,24
32,70
31,97
33,89
0,00

80.231

33,61

95.141

Purnama
Jumlah
%
(10)

(11)

Mandiri
Jumlah
(12)

%
(13)

28,78

361
2.605
1.749
683

634
1.563
190
322
1.795
799
504
7.108
15.854
1.823
10.342
373
280
658
1.002
449
456
1.453
549
119
2.131
551
597
0

1.440

7,41
17,40
29,26
17,85

21,32
26,48
22,41
19,00
25,73
22,49
8,59
20,10
36,36
33,93
24,16
10,85
13,54
18,31
24,47
21,11
16,20
16,94
31,62
12,49
47,93
10,98
8,85
0,00

20,24

317
162
316
139

79
167
21
71
309
120
140
729
106
811
1.365
63
8
67
438
55
82
129
120
1
127
56
45
0

894

6,50
1,08
5,29
3,63

2,66
2,83
2,48
4,19
4,43
3,38
2,39
2,06
0,24
15,09
3,19
1,83
0,39
1,86
10,70
2,59
2,91
1,50
6,91
0,10
2,86
1,12
0,67
0,00

12,56

39,86

56.390

23,62

6.937

2,91

Lampiran 5.16
JUMLAH POS OBAT DESA (POD)
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Provinsi

Jumlah
POD

(2)

(4)

(6)

352

137

152

3.431
70
276
339
203
271
202

761
377
1.854
56

265
358

9.104

233

96

148

2.385
51
221
266
203
250
160

514
301
761
49

231
78

5.947

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Bara
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Bali
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Kepulauan Riau
Indonesia

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Pratama
Jumlah
%
(7)

66,19

70,07

97,37

69,51
72,86
80,07
78,47
100,00
92,25
79,21

67,54
79,84
41,05
87,50

87,17
21,79

65,32

Madya
Jumlah
%
(8)

(9)

41

30

739
8
47
72
0
21
11

190
68
637
7

24
274

2.172

11,65

21,90

1,97

21,54
11,43
17,03
27,07
0,00
7,75
5,45

24,97
18,04
34,36
12,50

9,06
76,54

23,86

Purnama
Jumlah
%
(10)

43

161
7
7
1
0
0
12

57
7
381
0

8
6

693

(11)

12,22

1,46

0,66

4,69
10,00
2,54
1,39
0,00
0,00
5,94

7,49
1,86
20,55
0,00

3,02
1,68

7,61

Mandiri
Jumlah
%
(12)

15

146
4
1
0
0
0
10

0
1
75
0

2
3

257

(13)

4,26

0,00

0,00

4,26
5,71
0,36
0,00
0,00
0,00
4,95

0,00
0,27
4,05
0,00

0,75
0,84

2,82

Lampiran 5.17
JUMLAH POS UKK
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004

No

Provinsi

Jumlah
Pos UKK

(1)

(2)

(3)

Pratama
Jumlah
(5)

Madya
%

Jumlah

(6)

(7)

(8)

Purnama
Jumlah
%
(9)

Mandiri

(10)

Jumlah

(11)

(12)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Sumatera Barat

325

293

90,15

22

6,77

10

3,08

Riau

15

15

100,00

0,00

0,00

Jambi

Sumatera Selatan

Kepulauan Bangka Belitung

Bengkulu

42

100

238,10

0,00

0,00

0,00

0,00

0,00

Lampung

10

DKI Jakarta

11

Banten

55

32

58,18

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

109

94

86,24

12

11,01

5,50

15

Jawa Timur

263

259

98,48

3,42

0,76

0,76

16

Kalimantan Selatan

111

106

95,50

4,50

0,00

0,00

17

Kalimantan Tengah

42

18

Kalimantan Barat

55

19

Kalimantan Timur

179

167

93,30

20

Sulawesi Utara

21

Sulawesi Tengah

64

59

92,19

7,81

0,00

0,00

22

Sulawesi Selatan

266

204

76,69

41

15,41

21

7,89

0,00

23

Sulawesi Tenggara

24

24

100,00

0,00

0,00

0,00

24

Gorontalo

838

613

73,15

169

20,17

56

6,68

0,00

25

Bali

134

52

38,81

42

31,34

18

13,43

22

16,42

26

Nusa Tenggara Barat

50

44

88,00

8,00

4,00

0,00

27

Nusa Tenggara Timur

151

91

60,26

51

33,77

5,96

0,00

28

Maluku

29

Maluku Utara

30

Papua

2.723

2.153

4,88

31

1,14

Indonesia

79,07

369

3,64

3,91

13,55

133

5,03

1,83

2,79

Lampiran 5.18
JUMLAH TOGA
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004

No
(1)

1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
10,
11,
12,
13,
14,
15,
16,
17,
18,
19,
20,
21,
22,
23,
24,
25,
26,
27,
28,
29,
30,

Provinsi

Jumlah KK

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Kepulauan Bangka Belitung
Bengkulu
Lampung
DKI Jakarta
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber Data : Ditjen Binkesmas Depkes RI

4.925
1.414.129
234.303

TOGA
Jumlah
%
(4)

Purnama
Jumlah
%

(8)

(9)

4.555
49

75,55
90,74

1.378
2

22,86
3,70

96
2

1,59
3,70

0
1

37,40

216
27
76

17,56
5,42

42
20
69

3,41

1.401

460
688
1.256

4,93

0
13
0

653

316

48,39

0,92

0,61

0,31

39,96

446
2.294

76,24
67,85

118
554

20,17
16,39

21
49

3,59
1,45

4
0

0,68
-

3,12

1.728
1.301
-

99,60
98,34
-

1
20
-

0,06
1,51
-

6
2
-

0,35
0,15
-

1
0
-

0,06
-

50,31
60,93
98,17
48,24
93,93
12,90

1.593
358
97
154
36
34

27,85
30,21
0,92
22,58
5,60
4,99

1.244
98
83
87
3
31

21,75
8,27
0,79
12,76
0,47
4,55

6
6
12
0
0
0

0,10
0,51
0,11
-

0,54

4.670

0,09

1.857

0,04

6.029
54

1,10

1.230

0,09

22.948

1.735
1.323
717

0,64
0,07
0,39

889.785

5.720
1.185
10.514
322
682
643
153

2.878
722
10.322
329
604
88

5.192.099

36.327

0,70

28.036

(10)

(11)

Mandiri
Jumlah
%

(7)

585
3.381

82.036

Madya
Jumlah
%

(6)

8.460

896.361
1.639.152

(5)

Pratama
Jumlah
%

(12)

(13)

45

1,85
-

0,00

Lampiran 5.19
REKAPITULASI INSTITUSI POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI, PER MARET 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Keperawatan Kebidanan

Jurusan / Program Studi


Teknik
Analis
ElektroKesehatan
medik

Kesehatan
Lingkungan

Gizi

Kesehatan
Gigi

Farmasi

Teknik
Radiodiagnostik

Teknik
Gigi

Analis
Farmasi
Makanan

Fisioterapi

Okupasi Ortetik
Terapi Prostetik

TOTAL

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sumatera Utara

Sumatera Barat

Riau

Jambi

Bengkulu

Sumatera Selatan

Lampung

DKI Jakarta

16

10

Jawa Barat

16

11

Jawa Tengah

16

12

DI Yogyakarta

13

Jawa Timur

20

14

Bali

15

Nusa Tenggara Barat

16

Nusa Tenggara Timur

17

Kalimantan Barat

18

Kalimantan Tengah

19

Kalimantan Timur

20

Kalimantan Selatan

21

Sulawesi Utara

22

Sulawesi Tengah

23

Sulawesi Selatan

10

24

Sulawesi Tenggara

25

Maluku

26

Maluku Utara

27

Papua

28

Banten

29

Gorontalo

30

Kepulauan Bangka Belitung


TOTAL

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM

63

47

20

23

18

12

199

Lampiran 5.20
JUMLAH LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2004
No

Poltekkes

(1)

(2)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Banda Aceh
Medan
Padang
Riau
Jambi
Bengkulu
Palembang
Tanjung Karang
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
Yogyakarta
Malang
Surabaya
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Ambon
Ternate
Jayapura
TOTAL

AKPER

AKBID

AKL

AKZI

AKG

AKFAR

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

242
76
169
158
79
39
40
99
40
0
261
170
120
300
40
0
252
289
135
82
98
39
118
0
38
78
182
246
59
78
70
115
3.712

64
450
180
68
88
120
0
255
59
0
161
277
239
126
60
39
100
238
42
39
0
46
40
40
81
60
57
76
50
43
94
69
3.261

Sumber : Pusdiknakes, Badan PPSDM Depkes RI

58
39
36
0
34
0
0
37
0
41
0
54
0
42
0
30
0
181
55
0
37
25
0
40
0
38
44
48
0
34
0
60
933

93
56
51
0
0
0
32
0
0
68
0
74
0
39
0
92
53
0
40
30
0
38
34
50
0
40
0
52
58
46
0
71
1.017

52
47
0
0
58
0
41
22
23
0
0
82
48
44
0
97
0
40
43
0
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
627

Jurusan / Program Studi


AAK
ATEM
ATRO
(9)

0
88
0
0
0
0
35
0
0
96
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
33
0
0
0
0
0
0
37
0
0
0
0
289

(10)

0
91
0
0
0
0
39
38
0
0
86
82
0
0
0
59
0
0
0
0
0
22
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
457

0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
0
0
0
0
88
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
148

(11)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100

ATG

AKAFARMA

AKFIS

AOT

AOP

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23

0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
67
0
0
0
0
147

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40

Jumlah
(17)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

509
847
436
226
259
159
187
451
122
388
508
739
407
591
220
317
405
836
315
151
168
200
192
130
119
216
283
566
167
201
164
315
10.794

Lampiran 5.21
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI, TAHUN 2004

(4)

(5)

(8)

(9)

(10)

(11)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

Jumlah

AOP

PTTD

ATEM

APIKES

ARO

AAK

ATG

SMAK

(20)

ATRO

Keteknisian Medis
Akupuntur

ATW

AOT

AKFIS

AKZI

AKL

SPPH

(12)

Keterapian

Gizi

SPAG

Kesmas
AKFAR

AKAFARMA

STLKF

(7)

SMF

(6)

AKG

AKBID

(3)

Kefarmasian

AKPER

(2)

(1)

SPRG

Provinsi

SPK-SJ

No

SPK

Keperawatan

(28)

(29)

(30)

Nanggroe Aceh Darussalam

11

Sumatera Utara

34

21

82

Sumatera Barat

13

30

Riau

10

21

Jambi

10

Sumatera Selatan

12

23

Bengkulu

Lampung

10

Kepulauan Bangka Belitung

37

13

84

10 DKI Jakarta

29

11 Jawa Barat

34

46

12 Jawa Tengah

43

20

100

13 Banten

10

14 DI Yogyakarta

15
80

15 Jawa Timur

42

12

16 Bali

17 Nusa Tenggara Barat

18 Nusa Tenggara Timur

19 Kalimantan Barat

20 Kalimantan Tengah

21 Kalimantan Selatan

22 Kalimantan Timur

23 Sulawesi Utara

24 Sulawesi Tengah

25 Sulawesi Selatan

14

26

26 Sulawesi Tenggara

27 Gorontalo

28 Maluku

29 Maluku Utara

12

31

326

97

32

16

25

19

10

15

21

18

648

30 Papua
Indonesia

Sumber: Pusdiknakes Badan PPSDM Kesehatan Depkes RI

Lampiran 5.22
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2003

No

Provinsi

Medis

(2)

(3)

(1)

DKI Jakarta

Banten

Keperawatan Kefarmasian
(4)

(5)

Gizi
(6)

Kesehatan
Masyarakat

Keterapian
Fisik

Keteknisan
Medis

Jumlah
Tenaga
Kesehatan

Jumlah
Tenaga Non
Kesehatan

Jumlah SDM
Kesehatan

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

4.349

17.065

1.359

308

1.606

312

1.992

26.991

1986

924

3.329

166

105

181

40

179

4.924

341

5.265

Jawa Barat

4.593

19.221

1.150

749

1.651

143

1.084

28.591

2820

31.411

Jawa Tengah

4.356

51.566

964

430

1.434

228

1.145

60.123

2714

62.837

DI Yogyakarta

1.018

2.570

304

78

561

51

371

4.953

787

5.740

Jawa Timur

5.203

19.273

1.271

733

2.048

171

1.116

29.815

4516

34.331

Nanggroe Aceh Darussalam

985

8.434

355

257

868

29

371

11.299

615

11.914

Sumatera Utara

3.126

15.567

1.027

571

1.014

81

679

22.065

1435

23.500

Sumatera Barat

1.173

5.416

490

217

779

36

352

8.463

736

9.199

10

Sumatera Selatan

1.261

5.954

367

257

1.102

22

351

9.314

698

10.012

11

Riau

1.229

4.456

356

174

616

31

233

7.095

430

7.525

12

Bengkulu

502

1.976

88

81

517

81

3.252

232

3.484

13

Kepulauan Bangka Belitung

195

578

50

41

166

21

1.054

77

1.131

14

Jambi

894

2.630

226

135

1.165

10

176

5.236

320

5.556

15

Lampung

968

2.306

107

88

253

13

162

3.897

341

4.238

16

Kalimantan Selatan

754

2.850

238

186

299

11

174

4.512

539

5.051

17

Kalimantan Tengah

481

3.053

109

149

483

145

4.425

655

5.080

18

Kalimantan Barat

516

2.361

95

61

245

11

154

3.443

336

3.779

19

Kalimantan Timur

975

3.507

206

120

484

20

180

5.492

637

6.129

20

Sulawesi Utara

874

3.181

125

118

415

11

121

4.845

575

5.420

21

Sulawesi Tenggara

666

2.536

82

271

555

14

87

4.211

458

4.669

22

Sulawesi Tengah

532

4.073

102

137

661

23

131

5.659

409

6.068

23

Sulawesi Selatan

1.777

7.059

421

466

1.185

80

547

11.535

1579

13.114

24

Gorontalo

209

688

22

41

171

16

1.147

85

1.232

25

Bali

943

3.843

219

183

693

43

218

6.142

673

6.815

26

Nusa Tenggara Barat

721

2.377

115

240

674

186

4.317

390

4.707

27

Nusa Tenggara Timur

761

4.669

255

200

487

10

148

6.530

757

7.287

28

Maluku

308

2.299

23

110

232

63

3.042

210

3.252

29

Maluku Utara

197

1.180

30

67

157

35

1.669

125

1.794

30

Papua

722
41.212

4.922
208.939

151
10.473

284
6.857

837
21.539

14
1.433

244
10.762

7.174
301.215

387
25.863

327.078

Indonesia

Sumber : Tenaga : PUPNS ( Biro Kepegawaian depkes) + PTT + SDM Rumah Sakit Swasta ( Ditjen Yanmedik Depkes ), Desember 2004
Keterangan : SDM Kesehatan = Tenaga Kesehatan + Tenaga Non Kesehatan

28.977

7.561

Lampiran 5.23
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROFESI DAN PROVINSI TAHUN 2003

185

277

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

273

10

21

389

67

25

96

857

43

Perekam Medis

Otorik Prostetik

(16)

Teknisi Transfusi

Refraksionis
Optisien

(15)

184

Analis Kesehatan

(14)

162

Teknisi
Elektromedis

(13)

992

Teknisi Gigi

(12)

68

Radioterapis

(11)

147

Radiografer

(10)

Terapi Wicara

Sanitarian

Administrator
Kesehatan

(9)

1.323

Gizi

Keteknisan Medis

Okupasi Terapis

Asisten Apoteker

(8)

Analis Farmasi

(7)

109 14.483

Apoteker dan
Sarjana Farmasi

(6)

Keterapian Fisik

Kesmas

Bidan

(5)

3.501

Kefarmasian

(26)

(27)

35

Non
Jumlah
Nakes

(28)

153

1.064

(29)

DKI Jakarta

Banten

144

32

193

1.504

27

213

29

116

36

42

38

34

88

16

117

2.681

Jawa Barat

728

157

1.636

38

9.166

124

1.137

142

32

644

75

177

244

142

172

24

15

65

484

13

13

93

1.216

16.551

Jawa Tengah

759

182

1.795

18

9.484

147

1.315

166

55

645

81

192

321

261

12

287

27

18

63

720

12

62

2.081

18.716

DI Yogyakarta

146

32

993

12

2.637

44

238

52

225

14

42

68

76

54

23

125

17

61

280

5.153

Jawa Timur

897

273

1.966

17 10.212

181

1.365

170

37

642

96

125

338

228

206

21

42

67

581

27

81

1.807

19.391

Nanggroe Aceh Darussalam

170

38

117

975

54

325

17

103

48

31

38

23

16

17

103

195

2.301

Sumatera Utara

439

125

1.324

5.485

176

953

116

52

446

65

47

107

93

88

18

28

404

44

864

10.902

204

Perawat Gigi

(4)

Perawat

(3)

1.000

Dokter Gigi

(2)

Dokter

(1)

Dokter Gigi

Provinsi

Dokter

No

Keperawatan

Fisioterapiss

Medis
Spesialis

Medis

25.672

Sumatera Barat

187

46

256

2.093

66

354

57

219

27

45

100

45

22

26

95

301

3.966

10

Sumatera Selatan

177

41

426

1.021

51

379

28

145

17

30

76

26

31

16

101

123

2.711

11

Riau

171

37

182

1.703

42

247

34

156

14

26

51

37

32

10

91

147

3.016

12

Bengkulu

57

12

30

345

10

91

36

17

10

19

14

13

147

833

13

Kepulauan Bangka Belitung

22

26

231

35

24

15

103

505

14

Jambi

104

19

56

530

34

178

12

68

18

27

13

10

56

85

1.238

15

Lampung

148

18

101

1.095

23

155

18

47

13

15

30

27

26

24

89

188

2.040

16

Kalimantan Selatan

97

23

160

335

53

277

16

122

12

23

71

20

11

30

91

228

1.590

17

Kalimantan Tengah

68

12

41

606

30

123

25

17

21

14

23

130

1.152

18

Kalimantan Barat

88

19

86

1.172

29

159

20

19

45

11

32

62

15

12

21

68

124

1.999

19

Kalimantan Timur

180

35

91

1.609

38

242

20

53

14

30

42

29

12

11

82

166

2.690

20

Sulawesi Utara

145

20

349

1.500

24

142

19

41

25

45

14

14

17

29

260

2.669

21

Sulawesi Tenggara

39

11

35

495

20

94

28

10

12

58

12

18

112

969

22

Sulawesi Tengah

90

16

48

820

16

122

14

34

16

23

35

22

30

105

1.417

23

Sulawesi Selatan

226

61

641

2.922

88

582

76

14

170

97

42

158

91

42

15

20

146

10

503

5.917

24

Gorontalo

37

17

135

15

10

19

259

25

Bali

305

35

518

2.128

57

438

30

97

16

53

105

18

16

22

17

81

300

4.272

26

Nusa Tenggara Barat

83

56

745

16

144

23

19

41

13

10

45

79

1.317

27

Nusa Tenggara Timur

117

24

44

804

37

238

20

53

18

32

11

11

25

46

199

1.706

28

Maluku

43

19

579

118

12

30

17

66

936

29

Maluku Utara

14

17

186

58

10

13

332

30

Irian Jaya Barat

40

11

22

380

57

10

20

47

642

31

Irian Jaya Tengah

25

10

254

49

11

13

14

29

451

32

Papua

73

10

28

568

21

78

10

11

40

51

91

1.015

75 1.543

273

195

628 4.583

158

15

80

Total

6.819 1.535 14.784

Sumber : Ditjen Yanmedik Depkes RI, Desember 2004

237 76.202

1.630 11.244 1.268

354 5.259

869 1.310 2.516 1.581

35

2
15

627 11.189 145.009

Lampiran 5.24
SITUASI JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

Non Analis

(10)

Analis

(9)

Laboran

Asisten Apoteker

(8)

Pelaksana Gizi

(7)

Sanitarian

(6)

Perawat Gigi

(5)

Perawat Umum

(4)

Bidan di desa

(3)

Bidan di
Puskesmas

PTT

Bidan

PNS

Keperawatan

(2)

PTT

Gizi

(1)

PNS

Kesehatan
Lingkungan

Provinsi

Diploma 3
Apoteker

No

Dokter Gigi
Sarjana
Kesehatan
Masyarakat

Dokter Umum

(20)

(21)

Lainlain

Jumlah
Tenaga

(22)

(23)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

147

55

38

39

63

61

312

92

695

2.080

760

135

106

53

122

118

407

5.298

2 Sumatera Utara

427

368

191

144

31

118

58

378

162

2.560

2.863

3.948

325

244

321

384

164

971

13.663

3 Sumatera Barat

107

67

61

31

41

96

73

167

116

324

356

708

104

66

31

129

74

380

2.936

4 Riau

63

91

39

53

33

18

122

126

200

359

566

57

66

39

65

24

270

2.193

5 Jambi

79

104

27

25

40

207

30

226

412

617

88

90

48

44

53

117

2.223

110

137

31

26

17

42

46

268

232

753

1.275

1.050

140

207

111

102

82

76

619

5.325

6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu

70

91

35

19

26

17

93

110

220

756

483

78

82

58

40

34

44

394

2.650

8 Lampung

164

172

37

51

88

37

327

150

673

806

1.089

124

132

86

64

82

508

4.602

26

34

10

34

66

205

202

32

24

15

17

16

189

918

43

65

27

19

130

87

162

328

28

30

15

23

22

112

1.120

9 Kepulauan Bangka Belitung


10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta

119

30

130

12

13

13

57

399

314

49

16

25

42

19

311

1.566

12 Jawa Barat

399

408

234

230

30

138

85

443

85

943

2.369

2.700

428

359

264

191

69

13

2.572

11.962

13 Jawa Tengah

748

645

337

207

90

352

237

1.153

608

1.736

4.379

2.920

518

525

329

302

218

157

2.143

17.608

14 DI Yogyakarta

81

129

97

50

18

71

56

93

178

140

171

687

218

80

65

62

134

336

2.673

826

508

424

258

57

161

93

995

432

1.537

4.883

3.451

510

486

359

397

197

174

4.497

20.248

77

139

74

34

18

19

86

134

408

322

488

55

39

28

11

10

366

2.315

140

47

65

22

25

79

40

100

50

315

434

711

181

148

49

69

33

353

2.863

15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat

80

64

26

28

23

73

72

111

21

129

599

860

72

130

68

29

65

118

2.574

19 Nusa Tenggara Timur

45

78

25

12

87

70

159

59

251

1.025

1.092

156

103

52

81

30

28

342

3.698

20 Kalimantan Barat

111

53

55

22

54

38

71

20

206

678

1.052

154

158

117

53

114

548

3.526

21 Kalimantan Tengah

111

86

37

20

21

16

52

38

68

42

385

397

1.084

280

279

233

231

177

53

357

3.967

22 Kalimantan Selatan

81

124

36

31

93

58

122

55

362

952

772

219

250

119

129

122

233

3.776

151

148

83

51

11

47

44

217

80

396

243

1.135

99

123

57

51

38

19

667

3.664

80

32

17

18

46

55

105

15

190

279

721

70

100

31

31

143

1.952

25 Sulawesi Tengah

116

37

44

15

59

37

111

20

390

1.002

1.229

56

198

46

31

32

238

3.672

26 Sulawesi Selatan

23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara

209

167

67

87

91

110

124

317

138

469

859

1.547

207

202

121

74

139

47

321

5.298

27 Sulawesi Tenggara

79

39

23

17

63

65

137

32

137

277

545

48

40

113

15

12

150

1.804

28 Gorontalo

38

31

18

30

58

23

215

312

21

48

30

870

29 Sulawesi Barat

26

27

11

13

32

34

55

143

338

26

23

14

12

80

855

30 Maluku

37

11

10

12

46

16

147

188

414

15

28

33

15

80

1.065

31 Maluku Utara

50

25

18

11

25

32

92

31

48

289

362

21

44

22

103

1.188

32 Papua

24

34

18

40

57

892

536

644

29

25

27

20

457

2.836

33 Irian Jaya Barat


Jumlah

14

12

49

48

93

136

224

13

11

10

12

658

4.878

4.056

2.332

1.446

647

68

2.127

1.599

6.717

3.147 15.056 30.049 33.353

4.531

4.468

2.966

2.815

2.134

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Kesmas, Depkes RI

753 18.424 141.566

Lampiran 5.25
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2004

2.076

1.728

476

8.921

28

4.838

859

194

Lain-lain

(10)

27

Tekmed

(9)

2.600

Fisioterapi

(8)

117

Gizi

Riau

(7)

514

Sarjana
kesehatan
Masyarakat

Sumatera Barat

Sanitarian

(6)

Apoteker

Sumatera Utara

(5)

Tenaga
Farmasi

(4)

Bidan

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam

Sarjana
Keperawatan

(2)

Perawat

(1)

No

Dokter Gigi

Provinsi

Dokter

Tenaga Kesehatan

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

5.575

435

18.874

241
508

193

637

57

Jumlah

(16)

354

72

1.370

47

693

312

37

181

119

163

44

260

1.725

256

4.224

101

1.711

547

97

265

202

242

48

425

1.174

11.017

Bengkulu

298

66

1.122

666

98

123

171

128

207

3.002

Jambi *)

251

66

962

128

905

262

65

120

60

784

3.608

Sumatera Selatan *)

491

98

1.805

10

2.044

367

114

236

31

48

1.704

6.948

Lampung

428

137

2.208

16

1.594

82

71

294

221

137

19

232

767

6.206

Kepulauan Bangka Belitung

152

54

391

325

47

36

53

39

35

31

75

1.247

10

DKI Jakarta

6.585

1.423

11.241

184

2.245

1.157

159

185

204

443

150

646

5.466

30.088

11

Jawa Barat

2.450

826

11.435

5.621

657

139

963

528

795

71

533

10.768

34.786

12

Jawa Tengah

4.371

963

12.687

167

8.098

1.569

546

1.196

568

1.033

247

1.497

1.787

34.729

13

Jawa Timur

2.170

259

6.516

51

989

582

145

95

139

662

6.744

18.352

14

DI Yogyakarta

780

165

2.353

523

273

247

198

109

139

638

527

5.966

15

Banten

1.285

239

3.069

80

1.519

208

43

154

109

154

59

240

1.438

8.597

16

Bali

1.346

135

4.236

30

1.399

301

56

509

213

298

484

1.139

10.155

17

Nusa Tenggara Barat

375

87

1.997

12

991

52

370

232

323

16

312

18

Nusa Tenggara Timur *)

166

39

1.759

28

1.107

182

48

103

92

506

4.037

19

Kalimantan Timur

773

202

3.188

24

1.210

97

344

140

193

44

164

6.924

13.517

20

Kalimantan Barat *)

232

76

1.314

35

883

283

40

170

42

1.453

4.531

21

Kalimantan Tengah

326

55

1.911

48

1.900

81

25

242

123

119

14

169

993

6.006

22

Kalimantan Selatan

223

39

959

26

1.117

140

34

393

243

191

28

214

23

Sulawesi Utara

651

78

3.740

20

24

319

50

178

17

86

24

Sulawesi Tenggara

230

57

1.565

11

58

18

313

111

342

52

25

Sulawesi Tengah

365

55

3.057

18

1.689

42

440

175

143

38

26

Sulawesi Selatan *)

498

153

2.844

81

1.332

307

265

336

40

27

Gorontalo

142

15

559

244

24

12

134

24

56

28

Maluku

39

74

18

32

50

18

14

29

Maluku Utara

74

13

575

353

22

20

75

26

62

30

Papua *)
Jumlah

102
29.124

27
6.251

2.008
100.690

7
1.207

1.057
48.044

7.537

2.110

92
8.777

48
4.686

82
7.054

6
984

Sumber: Pemutakhiran data dengan Dinas Kesehatan Propinsi Tahun 2005


Keterangan: *) Data tahun 2004 dari Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2004

96

14

143
-

214

883

137
-

3.652

4.910

3.607
5.164
128

3.776

161

6.324

156

1.016

7.028

27

84

1.332

11

28

1.264

42
7.851

40
43.756

3.511
268.071

262

Lampiran 5.26

REALISASI PENGANGKATAN DOKTER UMUM SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP


ANGKATAN I - XXXVIII TAHUN 1992 - 2004

Angkatan
No

Provinsi

Jumlah
I

II

III

IV

VI

VII VIII IX

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

XI

XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX XXXI XXXII XXXIII XXXIV XXXV XXXVI XXXVII XXXVIII

(1)

(2)

(12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

(38)

(40)

(41)

Nanggroe Aceh Darussalam

25

34

26 31

27

17 31

15

27

15

18

21

30

20

23 31

11

34

25

22

18

24

17

22

60

33

60

56

28

30

52

43

21

13

32

38

21

107

(42)

1.030

Sumatera Utara

69

75

41 74

59

41 31

74

48

48

33

31

69

46

32 68

53

50

61

44

34

60

47

25

56

73

83

79

103

66

84

71

39

415

24

79

88

84

2.385

Sumatera Barat

39

33

24 23

28

29 21

14

22

17

14

13

40

28

21 27

14

17

23

18

11

42

20

22

47

31

34

37

15

11

48

56

26

35

34

32

70

64

966

Riau

38

13

22 32

27

22 27

33

26

23

22

24

37

22

20 49

16

17

17

22

23

26

14

25

31

36

30

32

42

40

52

36

34

286

29

36

44

38

1.281

Jambi

39

23

16

25

23 19

12

10

14

16

29

21

14 32

13

13

42

35

40

24

23

19

69

29

24

23

31

39

44

39

52

41

32

45

45

50

982

Sumatera Selatan

46

17

24 34

32

23 37

22

39

17

34

26

39

17

18 37

19

21

39

25

15

53

32

13

56

48

18

27

44

11

73

20

25

28

17

15

1.046

Bengkulu

14

18 18

13

18 15

12

11

9 15

13

15

13

11

14

10

14

17

25

40

32

21

22

52

26

56

531

Lampung

43

23

30 19

39

33 18

39

22

19

18

24

24

31

24 27

25

27

45

33

38

33

47

39

89

44

64

87

67

46

45

53

49

106

17

42

1.429

Kepulauan Bangka Belitung

136

15

11

50

21

15

10 Kepulauan Riau

11 DKI Jakarta

31

19 17

42

0 16

21

24

21

27

25

38

27

24 27

30

29

22

30

16

27

29

56

46

31

40

70

792

73 106 87

72 135 109

87

74 133 152 151 128 143

126

148

85

80

83

106

105

110

137

161

143

126

80

79

88

102

103 120 112

98

94

95

112

106

75

106

125

125

113

119

12 Jawa Barat

96

48

48 114

13 Jawa Tengah

53

73

33 72 109

65 129

14 DI Yogyakarta

33

20 11

19

26 40

20

27

23

12

15 Jawa Timur

73

71

41 52

57 111 57

61

98

75

39

16 Banten
17 Bali

23

15

68 116

0 0

12 11

35

5 12

17

0
23

72 114 114

79 130 116

116 1.207
680

91

84

78

168

4.911

101

111

124

4.098

80

32

21

14

17 23

21

22

28

23

20

35

21

27

53

48

12

16

11

15

20

22

15

91

37

891

51

56 110

59 91

88

110

113

91

89

13

47

31

37

67

57

94

111

102

134

100

18

367

77

59

64

91

2.907

104

101

84

51

20

10

57

70

40

20

33

13

314

19

19

12

23

21

19 24

21

20

16

13

12

13

14

14

20

24

21

19

45

542

18 Nusa Tenggara Barat

33

11

10 16

36

0 27

29

16

18

23

28

14

15 17

14

16

17

20

21

26

12

30

10

16

23

41

25

28

68

50

45

17

786

19 Nusa Tenggara Timur

38

58

40 33

25

12 18

11

19

14

19

30

13

8 28

13

26

16

17

34

24

39

15

14

28

33

43

50

18

59

43

29

835

20 Kalimantan Barat

27

18

14 33

23

13 12

15

19

12

16

22

8 13

12

12

25

13

28

24

17

10

11

31

27

31

39

10

20

20

593

21 Kalimantan Tengah

27

12 29

19

14

10

34

12

19 26

24

10

23

11

19

38

25

29

15

23

18

12

23

19

22

44

27

587

22 Kalimantan Selatan

49

57

15 21

25

27 30

15

16

19

10

12

14

11

6 19

12

25

26

19

20

49

28

25

36

27

29

46

36

35

16

36

14

35

54

848

23 Kalimantan Timur

36

36

31 33

39

37

29

14

29

39

26

52

17

21 28

13

15

29

11

20

51

22

33

46

39

61

14

29

40

40

40

40

106

39

20

1.181

24 Sulawesi Utara

14 10

562

14

24

25 Sulawesi Tengah

10

26 Sulawesi Selatan

32

27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Maluku
30 Maluku Utara
31 Papua
32 Irian Jaya Barat
31 Timor Timur
Indonesia

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

25

19 20

25

15

15

14

16

17

18

14 14

18

12

15

16

37

13

15

19

11

10

18

10

35

15

13

15

12

17 14

26

10

19

10

15

16

17

15

20

10

23

13

12

27

23

28

14

13

12

43

34

25

507

46

33 31

44

33 26

45

37

28

20

32

47

34

32 17

59

28

32

25

28

34

33

20

45

64

67

51

58

56

64

64

52

1.317

21

17

12 13

15 12

470

11

21

25

26

28

34

18

19

13

13

14

10

16

16

22

15

15

18

15

15

10

27

28

27

30

13

11

10

13

31

10

78

9 13

20

20

16

19

11

13

12

17

12

12

10

11

335

16

13

67

14 26

18

28

25

21

10

19

12 18

10

14

26

14

11

14

13

14

17

15

18

19

16

20

26

25

18

54

20

38

25

24

696

11

305

885 3.696

755

887

860

1.040

33.419

11 16

19

14 33

32

13 18

16

13

14

11

16

11

6 13

924 864 597 805 912 731 763 728 788 701 636 696 954 809 688 930 737

757

952 702 719 790

669

637 1.157 1.001 1.063 1.050 1.142 955 1.219 1.109

Lampiran 5.27
REKAPITULASI DOKTER UMUM PTT YANG MASIH AKTIF
DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004
TANGGAL PENGANGKATAN DAN KRITERIA
No

Provinsi

(1)

(2)

28 (Ags 2001)

29 (Nop 2001)

30 (Apr 2002)

31 (Ags 2002)

32 (Nop 2002)

33 (Apr 2003)

34 (Ags 2003)

35 (Nop 2003)

36 (Apr 2004)

ST

ST

ST

ST

ST

ST

ST

ST

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

Jumlah

ST

(28)

(29)

(30)

Total

ST

(31)

(32)

(33)

Nanggroe Aceh Darussalam

25

20

11

15

18

25

25

20

15

15

15

15

15

14

18

154

116

59

329

Sumatera Utara

42

26

11

70

25

40

20

40

30

14

40

25

30

40

15

10

54

19

366

178

61

605

Sumatera Barat

20

30

10

30

20

20

25

17

29

188

53

30

271

Riau

15

14

25

10

25

10

30

15

20

10

15

15

13

15

10

15

13

173

104

47

324

Jambi

10

10

15

12

15

15

20

15

20

10

30

15

25

20

25

25

12

21

12

172

143

64

379

Sumatera Selatan

15

10

20

19

50

20

10

20

37

24

10

195

80

15

290

Bengkulu

15

20

15

30

10

11

31

18

137

65

23

225

Lampung

80

60

40

36

40

13

40

20

20

10

38

364

82

446

DKI Jakarta

40

70

110

110

10

Jawa Barat

100

43

0 100

26

68

12

70

80

0 100

16

85

86

84

773

122

895

11

Jawa Tengah

106

0 125

0 125

0 113

0 119

0 104

0 112

0 101

0 101

1006

1.006

12

DI Yogyakarta

10

10

10

15

20

15

44

37

168

19

187

13

Jawa Timur

60

30

4 100

11

0 100

0 100

34

90

10

18

34

31

59

592

87

683

14

Kalimantan Barat

18

12

15

20

75

34

34

143

15

Kalimantan Tengah

20

10

20

10

20

16

20

12

13

128

71

199

16

Kalimantan Selatan

30

12

10

12

10

30

20

10

25

10

15

15

17

13

166

90

38

294

17

Kalimantan Timur

10

20

25

15

20

15

20

15

20

15

20

15

21

15

161

110

32

303

18

Sulawesi Utara

15

10

15

58

43

104

19

Sulawesi Tengah

20

10

10

10

10

20

23

15

82

45

142

20

Sulawesi Selatan

38

50

45

40

15

40

15

41

254

55

36

345

21

Sulawesi Tenggara

10

10

10

10

10

32

26

30

24

18

10

138

90

228

22

Bali

15

40

55

64

23

Nusa Tenggara Barat

20

30

10

15

15

45

20

46

20

39

230

62

16

308

24

Nusa Tenggara Timur

10

10

20

20

13

35

10

40

43

44

30

19

150

184

334

25

Maluku

10

10

28

34

104

25

129

26

Papua

10

10

15

20

20

10

21

20

30

119

84

203

27

Maluku Utara

10

51

15

66

28

Banten

15

40

17

45

25

25

15

15

10

10

168

84

252

29

Kepulauan Bangka Belitung

14

13

66

11

79

30

Gorontalo

10

59

73

692

277

81 823

233

86 638

227

90 738

349

132

703

309

97 614

194

77 541

259

129

483

251

120

473

229

171

983

9.016

Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004
Keterangan : B = Biasa
T = Terpencil
ST= Sangat Terpencil

5.705

2.328

Lampiran 5.28
REALISASI PENGANGKATAN DOKTER GIGI SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP
ANGKATAN I s.d. ANGKATAN XXXI
Angkatan
No

Total

Provinsi
I

(1)

(2)

II

(3)

III

(4)

IV

(5)

(6)

(7)

VI

VII

VIII

IX

XI

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

XII

(13)

(14)

XIII

XIV

(15)

(16)

XV

XVI

XVII

XVIII

XIX

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

XX

XXI

(22)

(23)

XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX

XXX

XXXI

I - XXXI

(24)

(32)

(33)

(34)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

Nanggroe Aceh Darussalam

14

15

15

11

13

173

Sumatera Utara

44

20

14

14

12

24

17

16

17

19

15

14

12

25

32

41

25

24

25

32

13

15

13

44

23

26

608

Sumatera Barat

27

10

14

16

12

15

15

19

16

13

12

17

17

310

Riau

13

16

10

11

15

13

11

35

22

12

11

13

14

13

13

14

10

326

Jambi

14

13

15

11

12

24

12

10

10

228

Sumatera Selatan

23

11

14

203

Bengkulu

11

11

144

Lampung

19

11

18

12

10

14

16

13

12

13

16

11

14

12

10

12

16

23

37

17

372

Kepulauan Bangka Belitung

18

198

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

27

75

24

19

23

34

52

37

43

54

55

51

18

13

Jawa Tengah

61

50

36

19

15

34

40

39

33

41

37

39

34

14

DI Yogyakarta

18

11

11

10

15

Jawa Timur

95

44

22

23

48

51

33

21

42

31

33

63

24

16

Banten

17

Bali

10

17

12

18

Nusa Tenggara Barat

14

13

14

14

16

19

Nusa Tenggara Timur

17

12

30

12

20

20

Kalimantan Barat

12

15

10

11

28

31

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

10

12

13

23

Kalimantan Timur

17

24

Sulawesi Utara

10

12

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan

24

10

20

14

12

13

27

Sulawesi Tenggara

12

28

Gorontalo

29

Maluku

10

30

Maluku Utara

31

Papua

32

Irian Jaya Barat

33

Timor Timur

Indonesia

Sumber: Biro Kepegawaian Setjen Depkes RI

525

323

15

218

146

242

408

15

271

196

330

11

306

13

40

139

64

60

49

24

28

53

33

54

35

34

37

36

35

38

19

13

32

40

69

42

39

50

40

23

12

21

11

19

12
0

0
0

0
1
225

91

47

35

51

1147

11

21

848

11

271

49

26

39

985

12

15

11

17

69

11

22

18

217

140

17

10

216

193

222

85

130

14

13

12

12

10

10

10

10

10

10

10

229

106

11

93

19

18

19

20

21

34

27

25

18

43

17

24

459

144

11

57

79

39

300

148

24

27

47

27

29

24

32

196

264

209

190

333

446

433

292

296

287

306

160

250

243

140

236

200

139

8.258

Lampiran 5.29
REKAPITULASI DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF
DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004
Tanggal Pengangkatan dan Kriteria
No

Provinsi

(1)

(2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam


2 Sumatera Utara
3 Sumatera Barat
4 Riau

21 (Ags 2001)

22 (Nop 2001)

23 (Apr 2002)

24 (Ags 2002)

25 (Nop 2002)

26 (Apr 2003)

(3)

ST

(4)

(5)

(6)

ST

(7)

(8)

(9)

ST

(10)

(11)

(12)

ST

(13)

(14)

(15)

ST

(16)

(17)

(18)

27 (Agt 2003)

ST

(19)

(20)

(21)

ST

(22)

(23)

28 (Nop 2003)

29 (Apr 2004)

(24)

ST

(25)

(26)

(27)

(28)

Total

Jumlah

ST

(29)

(30)

ST

(31)

(32)

(33)

19

15

36

20

10

10

10

10

15

15

10

10

10

10

29

10

124

63

18

205

10

10

10

10

17

70

20

91

15

10

10

73

41

121

5 Jambi

20

20

62

22

88

6 Sumatera Selatan

11

41

48

7 Bengkulu

10

13

40

18

62

8 Lampung

10

10

15

10

19

83

24

109

9 DKI Jakarta

35

35

10 Jawa Barat

60

40

20

28

47

30

59

54

338

20

358

11 Jawa Tengah

35

34

37

36

11

21

39

33

246

246

12 DI Yogyakarta

11

16

52

56

30

40

10

35

40

20

30

68

73

336

48

384
50

13 Jawa Timur
14 Kalimantan Barat

11

14

16

20

15 Kalimantan Tengah

18

26

16 Kalimantan Selatan

10

10

29

20

13

62
89

17 Kalimantan Timur

10

10

54

31

18 Sulawesi Utara

25

29

19 Sulawesi Tengah

30

33

20 Sulawesi Selatan

10

10

15

20

14

20

20

20

15

127

74

20

221

21 Sulawesi Tenggara

20

19

23

17

63

40

108

22 Bali

11

15

15

23 Nusa Tenggara Barat

10

25

15

41

24 Nusa Tenggara Timur

30

30

78

11

95

25 Maluku

18

29

52

53

26 Papua

11

10

30

31

27 Maluku Utara

11

12

10

10

10

11

10

15

11

20

104

18

122

29 Kepulauan Bangka Belitung

13

13

30 Gorontalo

15

28 Banten

Jumlah

Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004


Keterangan : B = Biasa
T = Terpencil
ST= Sangat Terpencil

225

63

217

69

10

204

78

229

75

131

29

180

67

317

150

52

296

158

50

131

74

35

1.930

763

161

15
2.854

Lampiran 5.30
KEADAAN BIDAN (SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP)
MENURUT PROVINSI TAHUN 1994 - 2003
Keberadaan Bidan PTT
No.

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Provinsi

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia

Sumber: Biro Kepegawaian, Depkes RI

1994/1995 1995/1996 1996/1997 1997/1998 1998/1999 1999/2000 2000/2001 2001/2002 2002/2003


(3)

591
1.349
424
131
120
456
144
290
1.298
1.318
1.120
79
152
236
136
112
197
112
209
145
335
82
197
180
9.413

(4)

990
2.066
898
251
280
946
280
490
2.211
2.647
2.320
121
230
507
307
370
364
239
354
309
415
201
387
447
17.630

(5)

3.529
2.364
1.295
587
399
1.345
695
1.203
40
2.973
3.370
40
3.120
161
345
1.106
874
628
868
319
457
985
455
278
897
1.561
29.894

(6)

3.567
2.443
1.272
617
504
1.622
771
1.172
40
3.119
3.623
159
3.460
252
404
1.133
1.043
675
960
418
561
1.070
1.050
346
957
2.018
33.256

(7)

4.115
2.685
1.306
712
577
1.656
840
1.201
40
3.296
3.688
159
3.546
320
471
1.387
1.078
903
1.054
462
677
1.179
1.135
412
1.032
2.145
36.076

(8)

4.102
2.885
1.288
724
642
1.671
938
1.046
5
3.336
3.719
183
3.577
379
529
1.468
1.127
916
1.109
529
775
1.251
1.277
491
1.105
2.247
37.319

(9)

4.043
2.665
1.203
681
577
1.538
918
983
5
3.104
3.551
129
3.388
333
491
1.470
1.069
880
1.038
447
714
1.251
1.104
491
1.020
2.071
35.164

(10)

(11)

4.026
2.538
1.056
638
534
1.414
896
933
90
5
2.559
3.346
129
3.214
166
314
459
1.768
1.032
819
1.024
363
563
1.249
1.000
476
110
938
94
1.677
33.430

4.016
2.482
979
571
508
1.326
849
904
102
2.286
3.260
99
3.132
224
273
459
1.324
947
755
893
301
514
1.225
887
471
110
524
214
461
30.096

Bidan yang
Pernah
Diangkat

Bidan yang
Berhenti

(12)

(13)

4.417
3.243
1.729
838
677
1.974
975
1.402
40
4.088
4.718
199
4.240
438
584
1.916
1.173
1.017
1.234
597
873
1.298
1.438
512
1.137
2.343
43.100

401
761
750
267
169
648
126
498
(102)
40
1.802
1.458
100
1.108
(224)
165
125
592
226
262
341
296
359
73
551
41
(110)
613
(214)
1.882
13.004

Lampiran 6.1
PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

No

Negara

Jumlah
Penduduk
(Ribuan Jiwa)

(1)

(2)

(3)

Brunei Darussalam

Kepadatan
Penduduk per
KM
(4)

Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Pertumbuhan
Penduduk Usia
Penduduk Usia Penduduk Usia
Penduduk
65 Tahun Ke
0-14 Tahun
15-64 Tahun
1993-2003 (%)
Atas
(5)

(6)

(7)

(8)

Angka Beban
Tanggungan
(%)
(9)

358

61

2,5

32,5

65,1

2,4

50

Indonesia

219.883

113

1,4

29,7

65,0

5,0

53

Kamboja

14.144

73

2,7

42,0

55,0

3,0

80

Laos

5.657

24

2,4

44,1

52,1

3,8

82

Malaysia

24.425

76

2,4

33,2

62,7

4,1

60

Myanmar

49.485

81

1,5

32,0

63,0

5,0

58

Philipina

79.999

270

2,0

36,0

60,0

4,0

66

Singapura

4.253

6.004

2,6

20,8

71,6

7,7

40

Thailand

62.833

123

1,1

21,3

67,6

6,6

46

10

Vietnam

81.377

244

1,5

57

Sumber :
Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk diambil dari WHO Health Report, 2005
Kepadatan penduduk dan Persentase penduduk per kategori Umur diambil dari UNESCAP, 2005

Lampiran 6.2
PERBANDINGAN BEBERAPA DATA INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN DI NEGARA ASEAN
TAHUN 2003

No

Negara

Usia Harapan
Hidup Waktu
Lahir

(1)

(2)

(3)

Total Fertility
Rate (TFR)
(4)

Probabilitas
Angka
Angka Kematian
Kematian Balita Angka Kematian Angka Kematian
Kelahiran Kasar
Kasar per 1000
(per 1.000
Bayi (AKB)
Balita (AKABA)
per 1000
Penduduk
balita)
Penduduk
(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Brunei Darussalam

77

2,5

23

Indonesia

67

2,3

21

41

31

41

Kamboja

54

4,7

34

10

140

97

140

Laos

59

4,7

35

12

91

82

91

Malaysia

72

2,9

22

Myanmar

59

2,8

24

11

106

76

107

Philipina

68

5,9

25

36

27

36

Singapura

80

1,3

10

Thailand

70

1,9

17

26

23

26

10 Vietnam

71

2,3

20

23

19

23

Sumber :
Usia Harapan Hidup, TFR, Angka Kematian Kasar, Probabilitas kematian Balita dan AKABA diambil dari WHO Health Report, 2005
Angka kelahiran Kasar dan AKB diambil dari SOWC-UNICEF, 2005

Lampiran 6.3
PERBANDINGAN DATA CAKUPAN IMUNISASI DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

No

Negara

BCG (%)

DPT3 (%)

Polio3 (%)

Hepatitis B3 (%)

Campak (%)

Vitamin A (%)
(2002)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1 Brunei Darussalam

99

99

99

99

99

2 Indonesia

82

70

70

75

72

82

3 Kamboja

76

69

69

65

34

4 Laos

65

50

52

50

42

58

5 Malaysia

99

96

97

95

92

6 Myanmar

79

77

76

75

92

7 Philipina

91

79

80

40

80

86

8 Singapura

97

92

92

92

88

9 Thailand

99

96

97

95

94

10 Vietnam

98

99

96

78

93

55

Sumber : WHO Health Report, 2005

Lampiran 6.4

PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT
DI NEGARA ASEAN TAHUN 2002

Penduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih (%)


No

Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat (%)

Negara
Kota

Desa

Total

Kota

Desa

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

2 Indonesia

89

69

78

71

38

52

3 Kamboja

58

29

34

53

16

4 Laos

66

38

43

61

14

24

5 Malaysia

96

94

95

98

6 Myanmar

95

74

80

96

63

73

7 Philipina

90

77

85

81

61

73

8 Singapura

100

100

9 Thailand

95

80

85

97

100

99

10 Vietnam

93

67

73

84

26

41

(1)

(2)

1 Brunei Darussalam

Sumber :
SOWC-UNICEF, 2005

Anda mungkin juga menyukai