Profil Kesehatan Indonesia 2004
Profil Kesehatan Indonesia 2004
770 212
Ind
p
PROFIL
KESEHATAN INDONESIA
2004
TIM PENYUSUN
Pengarah
Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH
Sekretaris Jenderal Depkes
Ketua
Dr. Doti Indrasanto
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Sekretaris
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes
Anggota
Bob Susilo, SKM, MPH
Boga Hardhana, SSi, MM
Dian Sulistiyowati, SKM
Dwiari, SKM
Fetty Ismandari, Dr
Hary Purwanto, SKM, MKes, MMSI
Machyati, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Sugito, SKM, MKes
Sunaryadi, SKM, MKes
Yudianto, SKM
Kontributor
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat
Ditjen Pelayanan Medik
Ditjen PPM-PL
Ditjen Yanfar & Alkes
Badan Litbangkes
Badan PPSDMKes
Biro Perencanaan dan Anggaran
Biro Kepegawaian
Biro Umum dan Humas
Pusat Promosi Kesehatan
Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan
Penyunting
Dian Sulistiyowati, SKM
Fetty Ismandari, Dr
Hadi Nuramsyah
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
1. HEALTH STATISTICS
KATA PENGANTAR
Profil Kesehatan Indonesia 2004 merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun
sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data
dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal,
maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini lebih lancar dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya karena komunikasi data dengan kabupaten/kota dan provinsi relatif
lebih baik serta dukungan para pengelola data dan informasi di unit utama Departemen
Kesehatan. Pada tahun anggaran 2005 ini secara maksimal dapat dihasilkan Profil Kesehatan
Indonesia 2003 dan edisi bahasa Inggris, serta Profil Kesehatan Indonesia 2004.
Profil Kesehatan Indonesia 2004 selain memuat informasi seperti profil kesehatan
sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2004, antara lain
Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue, gempa bumi di Nabire, gempa bumi dan
gelombang tsunami yang terjadi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara,
serta upaya pencegahan SARS yang belum dimuat pada profil sebelumnya. Namun demikian
Profil Kesehatan Indonesia 2004 masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data
yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan
berikutnya. Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini dapat juga diakses melalui
http://www.depkes.go.id.
Profil Kesehatan Indonesia dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan
datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya.
Mudah-mudahan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.
ii
SAMBUTAN
SEKRETARIS JENDERAL DEPKES
Saya menyambut gembira terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2004 yang lebih
cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak
tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya
Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2004 dan menyusunnya menjadi
Profil Kesehatan Indonesia 2004.
Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak
kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi
secara lengkap. Dengan telah terbitnya Profil Kesehatan Indonesia 2004 yang juga memuat
kejadian-kejadian penting di tahun 2004, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta
digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga
memungkinkan tersusunnya Profil Kesehatan Indonesia 2004.
iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I:
PENDAHULUAN
BAB II:
3
3
5
5
7
10
BAB III:
13
13
22
48
BAB IV:
55
55
69
72
84
87
90
94
BAB V:
97
97
107
116
BAB VI:
122
122
128
BAB VII:
PENUTUP
132
DAFTAR PUSTAKA
133
LAMPIRAN
136
***
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2.1
Lampiran 2.2
Lampiran 2.3
Lampiran 2.4
Lampiran 2.5
Lampiran 2.6
Lampiran 2.7
Lampiran 2.8
Lampiran 2.9
Lampiran 2.10
Lampiran 2.11
Lampiran 2.11.a
Lampiran 2.11.b
Lampiran 2.12
Lampiran 2.12.a
Lampiran 2.12.b
Lampiran 2.13
Lampiran 2.13.a
Lampiran 2.13.b
vii
Lampiran 2.14
Lampiran 2.14.a
Lampiran 2.14.b
Lampiran 2.15
Lampiran 2.16
Lampiran 2.16.a
Lampiran 2.17
Lampiran 2.18
Lampiran 2.19
Lampiran 2.19.a
Lampiran 2.19.b
Lampiran 2.20
Lampiran 2.21
Lampiran 2.21.a
Lampiran 2.21.b
Lampiran 2.22
Lampiran 2.22.a
Lampiran 2.22.b
Lampiran 2.23
Lampiran 2.24
Lampiran 2.24.a
Lampiran 2.24.b
Lampiran 2.25
Lampiran 2.26
Lampiran 2.27
Lampiran 2.28
Lampiran 2.29
Lampiran 2.29.a
Lampiran 2.29.b
Lampiran 2.30
Lampiran 2.31
Lampiran 2.31.a
Lampiran 2.31.b
Lampiran 2.32
Lampiran 2.32.a
Lampiran 2.32.b
Lampiran 2.33
Lampiran 2.33.a
ix
Lampiran 2.33.b
Lampiran 2.34
Lampiran 2.34.a
Lampiran 2.34.b
Lampiran 2.35
Lampiran 2.36
Lampiran 2.37
Lampiran 3.1
Lampiran 3.2
Lampiran 3.3
Lampiran 3.4
Lampiran 3.5
Lampiran 3.6
Lampiran 3.7
Lampiran 3.8
Lampiran 3.9
Lampiran 3.10
Lampiran 3.11
Lampiran 3.12
Lampiran 3.13
Lampiran 3.14
Lampiran 3.15
Lampiran 3.16
Lampiran 3.17
Lampiran 3.18
Lampiran 3.19
Lampiran 3.20
Lampiran 3.21
Lampiran 3.22
Lampiran 3.23
Lampiran 3.24
Lampiran 3.25
Lampiran 3.26
Lampiran 4.1
Lampiran 4.2
Lampiran 4.3
Lampiran 4.4
Lampiran 4.5
Lampiran 4.6
Lampiran 4.8
Lampiran 4.9
Lampiran 4.9.a
Lampiran 4.9.b
Lampiran 4.10
Lampiran 4.11
Lampiran 4.12
Lampiran 4.13
Lampiran 4.14
Lampiran 4.15
Lampiran 4.16
Lampiran 4.17
Lampiran 4.18
Lampiran 4.19
Lampiran 4.20
Lampiran 4.21
Lampiran 4.22
Lampiran 4.23
Lampiran 4.24
Lampiran 4.25
Lampiran 4.25.a
Lampiran 4.26
Lampiran 4.27
Lampiran 4.28
Lampiran 4.29
Lampiran 4.30
Lampiran 4.31
Lampiran 4.31.a
Lampiran 4.32
Lampiran 4.33
Lampiran 4.34
Lampiran 4.35
Lampiran 4.36
Lampiran 4.37
Lampiran 4.38
Lampiran 4.39
Lampiran 4.39.a
Lampiran 4.40
Lampiran 5.1
Lampiran 5.2
Lampiran 5.3
Lampiran 5.4
Lampiran 5.5
Lampiran 5.6
Lampiran 5.7
Lampiran 5.8
Lampiran 5.9
Lampiran 5.10
Lampiran 5.11
Lampiran 5.12
Lampiran 5.13
Lampiran 5.14
Lampiran 5.15
Lampiran 5.16
Lampiran 5.17
Lampiran 5.18
Cakupan Distribusi Tablet Besi pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun
2004
Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) Mendapat Kapsul Yodium Menurut
Provinsi Tahun 2004
Proporsi Kegiatan Penyuluhan P3 NAPZA terhadap Seluruh Kegiatan
Penyuluhan Menurut Provinsi Tahun 2004
Cakupan Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin dan JPKM Gakin
Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Keluarga Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Menurut
Provinsi Tahun 2004
Persentase Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal Menurut
Provinsi Tahun 2004
Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Keadaan Tahun 2004
Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rasionya terhadap
Penduduk, serta Rasio Pustu per Puskesmas Menurut Provinsi Tahun
2000-2004
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi di
Indonesia Tahun 2000-2004
Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per
Puskesmas Menurut Provinsi, Tahun 2000-2004
Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2004
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun
1995-2004
Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis
Rumah Sakit Tahun 1997 2004
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memiliki Laboratorium
Kesehatan dan 4 Spesialis Dasar Menurut Provinsi Tahun 2004
Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat
Menurut Provinsi Tahun 2004
Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut
Jenis dan Provinsi Tahun 2001 2004
Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi
Tahun 2001 2004
Jumlah Unit Pengelola Obat (eks Gudang Farmasi) Kabupaten/Kota
Menurut Provinsi Tahun 2002-2004
Jumlah Sarana UKBM Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2004
Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan
Provinsi Tahun 2004
Jumlah Pos UKK Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi
Tahun 2004
Jumlah TOGA Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun
2004
xiii
Lampiran 5.19
Lampiran 5.20
Lampiran 5.21
Lampiran 5.22
Lampiran 5.23
Lampiran 5.24
Lampiran 5.25
Lampiran 5.26
Lampiran 5.27
Lampiran 5.28
Lampiran 5.29
Lampiran 5.30
Lampiran 5.31
Lampiran 5.32
Lampiran 5.33
Lampiran 5.34
Lampiran 5.35
Lampiran 5.36
Lampiran 5.37
Lampiran 5.38
Lampiran 5.39
Lampiran 5.40
Lampiran 5.41
Lampiran 5.42
Lampiran 5.43
Lampiran 5.43a
Lampiran 5.43b
Lampiran 5.44
Lampiran 5.45
Lampiran 5.46
Lampiran 5.47
Lampiran 6.1
Lampiran 6.2
Lampiran 6.3
Lampiran 6.4
***
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan secara berkesinambungan telah dimulai sejak di
canangkannya Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama pada tahun 1969 yang secara
nyata telah berhasil mengembangkan berbagai sumber daya kesehatan, serta melaksanakan
upaya kesehatan yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 26 tahun 2004, disebutkan bahwa sampai dengan
tahun 2004 jumlah provinsi adalah sebanyak 33, juga menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 18 tahun 2005 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
disebutkan bahwa jumlah provinsi adalah sebanyak 33 per Desember 2004. Namun demikian,
sumber data dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini berasal dari berbagai
program baik di lingkungan Departemen Kesehatan maupun berasal dari luar Departemen
Kesehatan, sehingga jumlah provinsi dalam lampiran terdiri dari berbagai versi, ada lampiran
yang sudah membagi menjadi 33 provinsi dan ada pula lampiran yang masih membagi
menjadi 30 provinsi.
Di dalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini, kami menyajikan
berbagai informasi, terutama kejadian dan masalah kesehatan yang bersifat nasional, seperti
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue pada awal tahun 2004 juga
kejadian bencana nasional Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004.
Di dalam buku Sistem Kesehatan Nasional yang diterbitkan berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 131/MENKES/SK/II/2004 disebutkan bahwa untuk
mengantisipasi berbagai perubahan dan tantangan strategis, baik internal maupun eksternal,
perlu disusun Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang baru, yang ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan. Dengan berlakunya Sistem Kesehatan Nasional tersebut
Pusat Data dan Informasi dalam penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini
berupaya untuk menyesuaikan dengan indikator pencapaian SKN yang ditentukan oleh dua
determinan. Pertama, status kesehatan dan kedua tentang tingkat ketanggapan
(responsiveness).
Di dalam SKN disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat
ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi
kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem,
yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem
Sumber Daya Manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, (5)
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat, dan (6) Subsistem Manajemen Kesehatan.
Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004 ini berupaya untuk mengacu
kepada SKN yang baru tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri
pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V
dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil
Kesehatan Indonesia 2004 ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu:
1
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang sejarah serta tujuan diterbitkannya Profil
Kesehatan Indonesia 2004 ini serta sistimatika penyajiannya.
Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum
Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan
informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku.
Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2004 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan
hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi
balita dan ibu hamil.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang
telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2004, untuk tercapainya dan
berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya
kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan
kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya
yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut
dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain
yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya.
Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya
pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2004 ini. Gambaran tentang keadaan sumber
daya sampai dengan tahun 2004 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas
kesehatan yang ada sampai tahun 2004. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah
serta distribusi tenaga per provinsi di Indonesia, serta jumlah dan penyebaran sarana
pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan
obat generik, produsen obat yang terdiri dari importir bahan baku, pabrik obat, juga tentang
distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotik dan Toko Obat.
Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Lain. Bab ini menyajikan perbandingan
beberapa indikator tertentu seperti IMR, MMR, CDR, TFR, LE, CBR dan HDI, juga tentang
beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria antara
Indonesia dengan beberapa negara di Asia.
Bab VII - Penutup.
***
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya
penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan.
Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain
berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004
secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota.
Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Sesuai dengan
rincian data yang tersedia, maka jumlah provinsi yang ada pada uraian bab ini sebanyak 30
provinsi. Tiga provinsi yang belum tersedia datanya adalah Provinsi Kepulauan Riau,
Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan
per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2004 yang
diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan
lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK
Sesuai dengan hasil Susenas 2004, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004
tercatat sebesar 217.072.346 jiwa, dengan tingkat kepadatan 115 jiwa per km2 dan angka
pertumbuhan penduduk sebesar 1,26% (jumlah penduduk tahun 2003 dilaporkan sebesar
214.374.096 jiwa). Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang
tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi
adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.141 jiwa per km2. Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa
memiliki kepadatan sekitar 1.000 jiwa per km2, kecuali Provinsi Jawa Timur yang memiliki
kepadatan 759 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan
Papua memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di
Provinsi Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km2, menyusul Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Timur, yang keduanya mempunyai kepadatan penduduk 12 jiwa per km2.
Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2004, baik antar pulau maupun antar
provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau
yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (59,10%) berada di Pulau Jawa
(yang luas wilayahnya hanya 6,75% wilayah Indonesia); 20,80% berada di Pulau Sumatera;
7,16% di Pulau Sulawesi; 5,46% di Kalimantan; 5,35% di Kepulauan Nusa Tenggara; dan
hanya 2,12% yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka
kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2.
Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk
yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah
perkotaan, yaitu sebesar 56,76% di wilayah perdesaan dan yang bertempat tinggal di wilayah
perkotaan sebesar 43,24%. Provinsi dengan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan
tertinggi adalah di DKI Jakarta, yaitu sebesar 100%, menyusul DI Yogyakarta (58,67%), dan
Kalimantan Timur (54,58%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(16,45%), Sulawesi Tengah (20,60%), dan Sulawesi Tenggara (21,77%).
Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa
penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,61%, yang berusia produktif (15-64
tahun) sebesar 65,68%, dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 4,71%. Dengan demikian
maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2004
sebesar 52,26, dengan kisaran antara 36,58 di DKI Jakarta dan 70,12 di Nusa Tenggara
Timur. Angka Beban Tanggungan ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2003 yang
sebesar 51,75. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Angka Beban
Tanggungan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.3.
Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu
masing-masing sebesar 108.876.089 jiwa penduduk laki-laki dan 108.196.257 jiwa penduduk
perempuan (rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 100,6). Rasio penduduk menurut
jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua (yaitu sebesar 110,8), Kalimantan Timur
(108,51), dan Lampung (108,3). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(yaitu sebesar 90,9), Gorontalo (96,4), dan Sumatera Barat serta Sulawesi Selatan (keduanya
sebesar 96,7).
Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin,
menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada
kelompok umur 10 14 tahun dan umur 5 9 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara
lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut.
GAMBAR 2.1
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2004
Kel. Umur
75 +
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
12
10
Laki-laki
persen
Perempuan
10
12
B. KEADAAN EKONOMI
Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan
menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun
2002 tumbuh sebesar 4,38% dan tahun 2003 meningkat menjadi 4,88%. Pada tahun 2004
kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang
terus meningkat yang mencapai 5,13%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tahun
2004 juga diimbangi oleh masih relatif rendahnya laju inflasi, yaitu sebesar 6,40%.
Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2004 dilaporkan sebesar
10,64 juta rupiah, lebih tinggi dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 8,3 juta rupiah.
Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin (berdasarkan data hasil Susenas Kor)
tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari total penduduk. Angka tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2003 yang sebesar 37,3 juta jiwa atau
turun sebesar 3,19%. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan lebih tinggi daripada
di daerah perkotaan, yaitu sebesar 20,11% di perdesaan dan 12,13% di perkotaan. Provinsi
dengan persentase tertinggi penduduk miskin (terhadap total penduduk provinsi) adalah
Papua, yaitu sebesar 38,69%. Menyusul Maluku (32,13%), dan Sulawesi Tenggara (29,01%).
Sedangkan yang terendah di Provinsi DKI Jakarta (3,18%), Bali (6,85%), dan Kalimantan
Selatan (7,19%). Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Provinsi Jawa
Timur, yaitu sebanyak 7,3 juta jiwa atau 20,23% dari total penduduk miskin. Menyusul Jawa
Tengah (sebanyak 6,8 juta jiwa atau 18,93%) dan Jawa Barat (sebanyak 4,6 juta jiwa atau
12,88%). Rincian jumlah dan persentase penduduk miskin menurut jenis kelamin, daerah dan
provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6, Lampiran 2.7 dan Lampiran 2.8.
C. KEADAAN PENDIDIKAN
Uraian tentang keadaan pendidikan berikut ini merupakan hasil Susenas 2004 yang
diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik.
Kemampuan baca-tulis penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase
penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf
lainnya. Secara nasional persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun
2004 sebesar 90,53%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 0,93%
dan yang buta huruf sebesar 8,53%. Di perdesaan, penduduk yang buta huruf lebih besar
dibanding di perkotaan (11,45 % berbanding 4,79 %). Persentase penduduk yang buta huruf
pada perempuan, yaitu sebesar 11,71% lebih tinggi dibanding pada laki-laki yang hanya
sebesar 5,34%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang buta huruf adalah di
Papua, yaitu sebesar 23,56%, menyusul NTB (19,94%), dan Jawa Timur (13,94%).
Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Sulawesi Utara (0,86%), menyusul DKI Jakarta
(1,56%), dan Maluku (1,91%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.12.
Pada tahun 2004, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum
pernah bersekolah sebesar 7,92%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,26%, terdiri
atas 7,94% bersekolah di SD/MI, sebesar 5,99% di SLTP/MTs, sebesar 3,89% di SMU/SMK,
5
dan 1,44% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,83% sudah tidak bersekolah lagi.
Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah
sekolah di perdesaan (10,56%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,52%).
Secara umum Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan lebih besar dibanding
APS laki-laki pada kelompok umur 7-12 tahun dan 13-15 tahun. Sementara pada kelompok
umur 16-18 tahun, APS laki-laki lebih tinggi dibanding APS perempuan. Sedangkan dari segi
tempat tinggal, terlihat bahwa APS penduduk perkotaan lebih besar bila dibanding dengan
APS penduduk perdesaan. Hal ini terjadi untuk semua kelompok umur, baik pada laki-laki
maupun pada perempuan. Perbedaan menjadi semakin besar pada kelompok umur 16 18
tahun. Rincian APS penduduk usia 7-18 tahun menurut kelompok umur, tipe daerah, dan
jenis kelamin pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini.
TABEL 2.1
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PENDUDUK USIA 7-18 TAHUN
MENURUT KELOMPOK UMUR, TIPE DAERAH, DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2004
Daerah/Jenis Kelamin
7-12
Perkotaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
97,70
97,78
97,74
89,67
89,50
89,59
68,13
65,47
66,82
Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
95,90
96,35
96,12
78,57
80,08
79,29
43,41
42,48
42,98
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
96,62
96,92
96,77
83,05
83,97
83,49
53,94
52,97
53,48
Sebagaimana APS, Angka Partisipasi Murni (APM) di daerah perkotaan juga lebih
tinggi dibanding APM di daerah perdesaan untuk kelompok umur sekolah SLTP dan
SMU/SMK. Angka Partisipasi Murni menyatakan banyaknya penduduk usia sekolah yang
masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai. APM untuk jenjang SD di perkotaan
sebesar 92,73%, sementara di perdesaaan sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar 93,25%.
Sedangkan APM untuk jenjang SLTP di perkotaan sebesar 72,67% dan di perdesaan hanya
sebesar 60,11%. Sementara itu APM untuk jenjang SMU/SMK adalah sebesar 56,75% di
perkotaan dan 32,11% di perdesaan.
Di Indonesia pada tahun 2004, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
tidak/belum memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,40%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah
terdiri atas tamat SD/MI sebanyak 32,27%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,62%, tamat
SMU/SMK sebanyak 17,13%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar
6
3,58%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki
ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 20,71%. Provinsi dengan
persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI
Jakarta (46,14%), DI Yogyakarta (33,98%), dan Kalimantan Timur (30,21%). Sedangkan
yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (13,76%), Kalimantan Barat (13,98%), dan
Nusa Tenggara Barat (14,90%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut
ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.14.
Dilihat dari segi jenis kelamin, ijazah/STTB yang dimiliki oleh penduduk laki-laki
ternyata masih lebih baik bila dibanding yang dimiliki perempuan. Hal ini dapat dilihat dari
persentase penduduk yang mempunyai ijazah SMU/SMK atau lebih tinggi pada laki-laki
sebesar 23,72% dan pada perempuan sebesar 17,71%. Sementara bila dilihat dari segi tempat
tinggal, ijazah/STTB setingkat SMU/SMK atau lebih tinggi yang dimiliki penduduk yang
tinggal di perkotaan lebih tiga kali lipat daripada yang dimiliki oleh mereka yang tinggal di
perdesaan (33,89% berbanding 10,46%). Rincian persentase penduduk 10 tahun ke atas
menurut tipe daerah, jenis kelamin, dan status pendidikan tahun 2004 dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut ini.
TABEL 2.2
PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN,
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIMILIKI, 2004
Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki
Daerah/
Jenis Kelamin
Tidak
memiliki
SD/
MI
SLTP/
MTs
SMU/
SMA
SMK/
Kejuruan
Dipl.I/
Dipl.II
Akademi/ Dipl.IV/
Jumlah
Dipl.III S1/S2/S3
Laki-laki
17,49
24,52
20,02
22,49
8,11
0,75
1,90
4,72
Perempuan
23,29
27,00
19,84
19,40
4,91
1,00
1,66
2,89
100,00
Laki-laki + Perempuan
20,41
25,77
19,93
20,94
6,50
0,88
1,78
3,79
100,00
Laki-laki
32,18
37,63
17,44
8,32
2,84
0,45
0,33
0,81
100,00
Perempuan
40,62
37,03
14,20
5,56
1,49
0,45
0,24
0,43
100,00
Laki-laki + Perempuan
36,39
37,33
15,82
6,94
2,17
0,45
0,28
0,62
100,00
Laki-laki
25,79
31,92
18,57
14,49
5,13
0,58
1,01
2,51
100,00
Perempuan
32,99
32,61
16,68
11,65
3,00
0,69
0,86
1,51
100,00
Laki-laki + Perempuan
29,40
32,27
17,62
13,07
4,06
0,64
0,94
2,00
100,00
Perkotaan
100,00
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
D. KEADAAN LINGKUNGAN
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator
persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
7
(TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih
relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga
menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat
Penampungan Akhir Kotoran/Tinja.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu
rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.
Menurut data/indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
yang dikumpulkan oleh Pusdatin, Depkes pada tahun 2004, persentase rumah sehat sebesar
55,29%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran 2.15.
2. Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) merupakan suatu sarana
yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran
penyakit. TUPM meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan
TUPM sehat adalah tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Provinsi pada tahun 2004, memperlihatkan
bahwa persentase TUPM sehat mencapai 68,9%. Rinciannya dapat dilihat pada Lampiran
2.16.
3. Akses terhadap Air Minum
Hasil Susenas 2004 menunjukkan bahwa 55,31% rumah tangga mempunyai fasilitas
air minum sendiri, dengan persentase terbesar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
(79,43%) dan yang terendah di Nusa Tenggara Timur (17,03%). Sebesar 20,54% yang
menggunakan fasilitas air minum milik bersama dan 12,04% menggunakan fasilitas milik
umum. Selebihnya, sebesar 12,11% rumah tangga yang tidak mempunyai fasilitas air minum,
dengan persentase tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (74,16%).
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air kemasan,
ledeng, pompa, sumur terlindung, sumur tidak terlindung, mata air terlindung, mata air tidak
terlindung, air sungai, air hujan, dan lainnya. Data dari Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS)
tahun 2004 menunjukkan bahwa rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air minum
dari air kemasan sebesar 2,45%, ledeng 17,96%, pompa 14,37%, sumur terlindung 35,95%,
sumur tidak terlindung 11,16%, mata air terlindung 8,07%, mata air tidak terlindung 4,04%,
air sungai 2,87%, air hujan 2,66%, dan sumber lainnya 0,46%. Ini berarti bahwa rumah
tangga di Indonesia yang sudah menggunakan sumber air minum terlindung sebesar 81,46%
(air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, air hujan) dan yang
masih menggunakan sumber air minum tidak terlindung sebesar 18,54% (sumur tidak
terlindung, mata air tidak terlindung, air sungai, lainnya). Persentase rumah tangga yang
menggunakan sumber air minum terlindung di wilayah perkotaan (sebesar 93,02%) lebih
tinggi daripada di wilayah perdesaan (yang sebesar 72,93%).
8
Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga yang menggunakan sumber air
minum terlindung adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 99,62%, Bali (93,97%), dan DI
Yogyakarta (90,31%). Sedangkan yang terendah adalah Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu
sebesar 50,56%, Bengkulu (55,99%), dan Papua (56,19%).
Persentase rumah tangga menurut sumber air minum per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.19.
4. Sarana Pembuangan Air Besar pada Rumah Tangga
Persentase rumah tangga yang mempunyai sarana pembuangan air besar milik sendiri
sebesar 61,62%, milik bersama sebesar 11,05%, milik umum sebesar 5,25%, dan yang tidak
mempunyai sarana sebesar 22,08%. Sarana pembuangan air besar yang digunakan penduduk
dibedakan ke dalam empat macam, yaitu jamban leher angsa, jamban plengsengan, jamban
cemplung/cubluk, dan tidak menggunakan jamban. Statistik Kesejahteraan Rakyat (BPS)
tahun 2004 memberikan gambaran tentang sarana pembuangan air besar di daerah perkotaan
dan daerah perdesaan. Persentase rumah tangga yang memakai jamban leher angsa di daerah
perkotaan sebesar 80,25% dan di daerah perdesaan sebesar 48,01%. Rumah tangga yang
menggunakan jamban plengsengan, di daerah perkotaan 11,90% dan di daerah perdesaan
12,04%. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan jamban cemplung/cubluk di daerah
perkotaan 6,14% dan di daerah perdesaan 31,35%. Selebihnya, yang tidak menggunakan
jamban di daerah perkotaan 1,72% dan di daerah perdesaan 8,6%.
Bila dilihat secara keseluruhan (perkotaan dan perdesaan) rumah tangga yang
memakai jamban leher angsa sebesar 63,85%, jamban plengsengan 11,97%, jamban
cemplung/cubluk 18,96%, dan yang tidak menggunakan jamban 5,22%. Provinsi dengan
persentase tertinggi dengan rumah tangga yang menggunakan jamban leher angsa adalah
Bali, yaitu sebesar 91,89%, menyusul DKI Jakarta (82,90%), dan Maluku Utara (81,22%).
Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (30,05%), Kalimantan Tengah
(41,91%), dan Sumatera Selatan (44,16%). Gambaran persentase rumah tangga di Indonesia
menurut sarana pembuangan air besar dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.
GAMBAR 2.2
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT
SARANA PEMBUANGAN AIR BESAR TAHUN 2004
Tdk. Pakai
5%
Cemplung
19%
L. Angsa
64%
Plengsengan
12%
Data persentase rumah tangga menurut sarana pembuangan air besar per provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.20.
T a n g k i S e p tik
44%
L a in n y a
2%
P a n ta i/ta n a h te rb u k a
5%
K o la m /s a w a h
5%
L u b a n g ta n a h
24%
S u n g a i/d a n a u
20%
Persentase rumah tangga menurut tempat pembuangan akhir kotoran/tinja per provinsi
pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.21.
E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu : persentase penduduk yang
mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang berobat
jalan menurut tempat berobat, persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui, kebiasaan
merokok, persentase penduduk yang melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi
jenis makanan berserat. Indikator yang disajikan merupakan hasil SUSENAS 2004 yang
diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS).
1. Cara Pengobatan bagi Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan
Hasil SUSENAS 2004 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mempunyai
keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu (waktu survei) sebesar 26,51%. Dari
penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan, sebesar 38,21% di antaranya berobat jalan
10
(40,36% di perkotaan dan 36,59% di perdesaan). Sebesar 72,44% dari penduduk yang
mempunyai keluhan berupaya untuk mengobati sendiri (71,98% di perkotaan dan 72,93%
di perdesaan). Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk yang berobat jalan untuk
mengatasi keluhan kesehatannya adalah Provinsi Bali, yaitu sebesar 52,89%, menyusul
Nusa Tenggara Timur (48,58%), dan Papua (46,49%). Sedangkan provinsi dengan
persentase terendah adalah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu sebesar 24,54%, menyusul
Kalimantan Tengah (27,01%), dan Riau (27,290%). Untuk cara pengobatan sendiri,
provinsi dengan persentase tertinggi adalah Maluku Utara, yaitu sebesar 87,62%,
menyusul Lampung (82,66%), dan Riau (82,29%). Sedangkan yang terendah adalah di
Provinsi Papua, yaitu sebesar 50,57%, menyusul Bali (56,98%), dan Nusa Tenggara
Timur (58,07%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.26.
2. Tempat Penduduk Berobat Jalan
Hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa puskesmas/puskesmas pembantu
masih merupakan tempat berobat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk untuk
berobat jalan, yaitu sebesar 37,26%. Tempat berobat jalan dengan persentase tertinggi
berikutnya adalah praktek dokter (24,39%), dan petugas kesehatan (18,51%). Sedangkan
rumah sakit pemerintah hanya 6,01%, dukun/tabib/sinse (1,78%), poliklinik (3,86%),
rumah sakit swasta (3,32%), dan lainnya (4,86%). Provinsi dengan persentase tertinggi
penduduk berobat jalan ke puskesmas/puskesmas pembantu adalah Papua (67,82%), Nusa
Tenggara Timur (63,46%), dan Nanggroe Aceh Darussalam (62,92%). Sedangkan
persentase terendah di Provinsi Bali ( 27,83%), Sumatera Utara (27,62%), dan DI
Yogyakarta (24,08%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.27.
3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui
Hasil SUSENAS 2004 yang diselenggarakan BPS juga menyajikan informasi
mengenai persentase anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui (mendapat air susu
ibu/ASI). Sebanyak 41,36% anak usia 2-4 tahun ternyata pernah disusui selama >= 24
bulan. Provinsi dengan persentase tertinggi anak usia 2-4 tahun yang pernah disusui >=
24 bulan adalah DI Yogyakarta (58,74%), Jawa Tengah (53,93%), dan Kalimantan
Selatan (54,85%). Sedangkan persentase terendah di Provinsi Maluku (10,81%), Maluku
Utara (20,89%), dan Sumatera Utara (18,39%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.29.
4. Kebiasaan Merokok
Persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang merokok setiap hari sebesar
28,35%, yang merokok kadang-kadang (tidak setiap hari) sebesar 6,09%, dan selebihnya
sebesar 65,56% tidak merokok. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduk berumur
15 tahun ke atas yang merokok setiap hari adalah Riau (34,25%), Bengkulu (33,83%),
dan Lampung (32,71%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(19,52%), Bali (20,33%), dan Maluku (21,66%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada
Lampiran 2.31.
Dari kelompok penduduk yang merokok, sebanyak 47,75% di antaranya menghisap
rokok sebanyak 10 14 batang per hari, sebanyak 25,17% menghisap rokok sebanyak 5 9 batang per hari, sebanyak 15,71% merokok 15 batang atau lebih per hari, dan
selebihnya sebesar 11,37% merokok 4 batang atau kurang per hari. Rincian per provinsi
dapat dilihat pada Lampiran 2.34.
11
***
12
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan
program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung
dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan
penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan
diuraikan di bawah ini.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei,
karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. AKB di Indonesia berasal dari berbagai
sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI).
Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup
besar meskipun pada tahun 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis
yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 kelahiran
hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun
2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2002 sebesar 45 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002-2003 terjadi penurunan yang
cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per
1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara
(25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000
kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi
Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan estimasi AKB dari
beberapa sumber dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
13
TABEL 3.1
ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
DI INDONESIA MENURUT SUPAS 1995 DAN SUSENAS
TAHUN 1995 S.D TAHUN 2003
Tahun
Estimasi
SUPAS 1995[a]
Estimasi
SUSENAS[b]
SDKI[c]
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
55
54
52
50
44
47
-
56
49
50
45
-
52
35
35
Sumber:
[a]
GAMBAR 3.2
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003
SMP+
Perdesaan
23
52
Tidak tamat SMP
36
Tamat SD
Perkotaan
32
10
20
43
65
Tidak tamat SD
30
40
50
67
Tidak sekolah
60
20
GAMBAR 3.3
ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT
LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003
17
Atas
36
Tengah atas
44
Tengah
50
Tengah bawah
61
Terendah
0
10
20
30
14
40
50
60
70
40
60
80
Tabel 3.2 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun
20012004. Pada tahun 2000 AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup,
kemudian meningkat cukup tinggi tahun 2001 dan 2002 yaitu 42,9 dan 40,6 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2003 AKB di rumah sakit mengalami penurunan cukup banyak yaitu
sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit
kenaikan menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup.
TABEL 3.2
ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2004
No.
Tahun
Jumlah RS
AKB
per 1000 KH
2000
1.145
2.546
158.972
15,8
2001
1.178
7.226
161.073
42,9
2002
1.215
5.381
127.053
40,6
2003
1.234
3.160
135.094
22,9
2004
1.246
3.321
109.297
29,4
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang
terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu
sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak
adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran
prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 40,68%. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia
intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 25,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa 65,8% kematian
bayi pada masa perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Penyebab kematian
bayi di rumah sakit secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.
15
TABEL 3.3
DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT
YANG BERMULA PADA MASA PERINATAL
DI INDONESIA TAHUN 2004
NO DTD
ICD -10
Mati
42
%
0.81
362
7.01
2.100
40.68
P10 - P 15
23
0.45
248
P20 - P 21
1.297
25.13
249
P22 - P 28
548
10.62
250
P35 - P 37
466
9.03
251
P38 - P39
137
2.65
252
P55
17
0.33
170
3.29
0.12
A33
Tetanus neonatorum
245
P00 - P04
246
P05 - P 07
247
10
5.162
16
TABEL 3.4
ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
DI INDONESIA TAHUN 1995 2003
Estimasi SUPAS 1995
Tahun
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki + Perempuan
Estimasi
SUSENAS
73
1995
1998
71,36
57,61
64,28
64
1999
66,44
53,05
59,55
2000
50,77
39,00
44,71
64
2001
SDKI
2002-2003
2002-2003
46
Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvei pada SKRT
1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi sebab utama kematian
balita, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
TABEL 3.5
POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN BALITA DI INDONESIA
HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001
SKRT 1995
Jenis penyakit
1. Gangguan sistem pernafasan
2. Gangguan perinatal
3. Diare
4. Infeksi dan parasit lain
5. Saraf
6. Tetanus
%
30,8 %
21,6 %
15,3 %
6,3 %
5,5 %
3,6 %
SURKESNAS 2001
Jenis penyakit
1. Sistem Pernafasan (Pneumonia)
2. Diare
3. Saraf
4. Tifus
5. Sistem pencernaan
6. Infeksi lain
%
22,8 %
13,2 %
11,8 %
11,0 %
5,9 %
5,1 %
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001
Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian balita menurut
hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit
infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian balita
yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 balita), disusul oleh
kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 balita).
3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di
rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas.
Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas
dibanding survei-survei sebelumnya.
17
Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil
SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986
menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI.
Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal
ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin
dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila
penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang
sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini.
TABEL 3.6
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP)
HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 2003
No
Jenis Penelitian/Survei
Tahun
Perkiraan AKI
1
SDKI
1982
450
2
SKRT
1986
450
3
SKRT
1992
425
4
SDKI
1994
390
5
SKRT
1995
373
5
SDKI
1997
334
6
SDKI
2002-2003
307
AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional,
tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi.
Kematian maternal di rumah sakit untuk tahun 2001 mengalami penurunan cukup
besar yaitu dari 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup (tahun 2000) menjadi 7,5 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian maternal tersebut disebabkan karena
jumlah kelahiran hidup juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudian dua (2 tahun)
berikutnya juga angka kematian maternal di rumah sakit cenderung menurun, yaitu 5,1 per
1.000 kelahiran hidup (2002) dan 1,1 per 1.000 kelahiran hidup (2003). Tahun 2004 jumlah
kelahiran hidup mengalami penurunan sekitar 25.797 sehingga kematian maternal mengalami
kenaikan yang sangat berarti yaitu 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan pemeriksaan rutin pada ibu hamil di rumah sakit, sehingga angka kematian
ibu tinggi dan angka kelahiran rendah. Data AKI tahun 2000 - 2004 di rumah sakit dapat
dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
TABEL 3.7
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 2004
No
Tahun
158.972
161.073
127.053
135.094
109.297
16
7,5
5,1
1,1
8,6
1
2000
2.546
2
2001
1.203
3
2002
649
4
2003
153
5
2004
956
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
18
Data AKI di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan
jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan
penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.8 di bawah ini.
TABEL 3.8
DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI
MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
DTD
234 - 236.9
237.0 - .1
238.0
238.9
241
242.1
242.2
8 237.9,238.1,
239.0-240,
242.0,242.3,
242.9,244
ICD-10
O00 - O09
O14 - O15
O44
O46
O72
O60
O68
O10O3,O16,O20O25, O29O30,O40-O43,
O45,O47,064O67, O69,074O75,O81-O99
Jumlah
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Kasus
Mati
CFR
37.055
8.140
3.798
1.861
8.813
2.932
3.044
21,95
4,82
2,25
1,1
5,22
1,74
1,8
499
145
30
11
43
23
11
1,3
1,8
0,8
0,6
0,5
0,8
0,8
103.158
61,11
1.508
1,5
2.270
1,4
168.801
Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2004
adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu, 61,1%. Jika
dilihat dari nilai CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah disebabkan
karena eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 1,8%, walaupun persentase kasusnya tidak
tinggi yaitu 4,8%.
4. Angka Kematian Kasar (AKK)
Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995
menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per
1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian
pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per
1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka
kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 2000 relatif stabil dengan penurunan yang
sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan
rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi
sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta.
Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian yang ditemukan
dalam SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran proporsi penyebab utama
kematian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.
19
TABEL 3.9
POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA
HASIL SKRT 1992 DAN 1995 SERTA SURKESNAS 2001
SKRT 1992
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Tuberkulosis
3. Keadaan tidak jelas
4. Infeksi saluran pernafasan
5. Diare
6. Penyakit infeksi lain
7. Bronchitis,asma/empisema
8.Trauma, keracunan, kecelakaan
9. Penyakit sistem pencernaan
10. Neoplasma
%
16,0 %
11,0 %
9,8 %
9,5 %
8,0 %
7,8 %
5,6 %
5,3 %
5,1%
4,0%
SKRT 1995
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Sistem pernafasan
3. Tuberkulosis
4. Infeksi parasit lain
5. Diare
6. Penyakit sistem pencernaan
7. Gangguan perinatal
8. Sebab lain/kecelakaan
9. Neoplasma
10. Penyakit saraf
%
18,9 %
15,7 %
9,6 %
7,9 %
7,4 %
6,6 %
5,2 %
5,2 %
5,0 %
2,5 %
SURKESNAS 2001
Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi
2. Penyakit sistem pernafasan
3. Tuberkulosis
4. Penyakit sistem pencernaan
5. Neoplasma
6. Kecelakaan
7. Perinatal
8. Tifus
9. Diare
10.Endokrin & metabolik
%
26,4 %
12,7 %
9,4 %
7,0 %
6,0 %
5,6 %
4,9 %
4,3 %
3,8 %
2,7 %
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001
Dilihat dari Tabel 3.10 di bawah ini, AKK di rumah sakit tahun 2001 mengalami
penurunan menjadi 3,17% karena menurunnya jumlah kasus mati sebanyak 45.135; demikian
pula jumlah kasus juga mengalami penurunan sebesar 15.721. Sedangkan pada tahun 2002
meskipun jumlah kasus mengalami penurunan sebanyak 251.376 kasus tetapi angka kematian
mengalami kenaikan yang tajam yaitu 6.001 kasus (mati). Pada tahun 2004 AKK di rumah
sakit (5,09%) menunjukkan adanya kenaikan yaitu 27.941 kasus.
TABEL 3.10
ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA
TAHUN 2004
No
Tahun
Jumlah Kasus
1
2000
2.613.233
2
2001
2.597.512
3
2002
2.346.136
4
2003
2.270.657
5
2004
2.156.797
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Jumlah Mati
127.575
82.440
88.441
81.943
109.884
4,88
3,17
3,77
3,60
5,09
Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit
pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.
TABEL 3.11
10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No. DTD
Sebab sakit
Jumlah Mati
1.
167 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya
5.532
2.
155 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark
4.215
3.
005 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi
3.941
tertentu (kolitis infeksi)
4. 117.0-1 Tuberkulosis paru
3.852
5.
043 Malaria (termasuk semua malaria)
3.578
6.
169 Pneumonia
3.103
7.
153 Perdarahan intrakranial
2.868
8.
002 Demam tifoid dan paratifoid
2.619
9.
278 Cedera intrakranial
2.554
10.
017 Septisemia
2.369
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Keterangan: [a]persen terhadap total kematian di rumah sakit
20
%[a]
4,9
3,8
3,6
3,5
3,2
2,8
2,6
2,4
2,3
2,1
Laki-laki
50.59
60.00
60.42
60.79
61.16
61.54
61.91
62.29
62.63
63.55
63.45
-
Perempuan
63.28
63.71
64.15
64.54
64.92
65.31
65.71
65.71
66.45
67.41
67.30
-
Laki-laki + Perempuan
61.49
61.91
62.34
62.72
63.10
63.48
63.86
63.86
64.59
65.54
65.43
66,20
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995)
[a]
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003
Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok
penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup
waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka
kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 2003
dapat dilihat pada Lampiran 3.1.
21
B. MORBIDITAS
Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data)
yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh
melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2004 disajikan pada Tabel 3.13 berikut ini.
TABEL 3.13
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Kunjungan
1. 040.505
419.724
411.355
339.885
336.263
328.739
326.462
288.025
218.508
214.781
7,3
2,9
2,9
2,4
2,4
2,3
2,3
2
1,5
1,5
Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun
2004 dapat dilihat pada Tabel 3.14 di bawah ini.
TABEL 3.14
POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP
DI RUMAH SAKIT TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Pasien
166.538
77.555
59.908
49.644
48.665
39.620
38.696
37.873
35.321
33.672
7,7
3,6
2,8
2,3
2,3
1,8
1,8
1,8
1,6
1,6
Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan
penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit,
walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera
juga berada di peringkat atas.
22
Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu
mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular, dan situasi
penyalahgunaan NAPZA.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB
Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis,
Frambusia, dan Antraks.
a. Penyakit Malaria
Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali
dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.4
berikut ini.
GAMBAR 3.4
ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA ()
DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (), TAHUN 1989 2004
35
0.9
0.8
30
0.7
25
0.6
0.5
20
0.4
15
0.3
10
0.2
5
0.1
0
API
1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
0.21 0.17 0.14 0.12 0.19 0.17 0.07 0.08 0.12
27
0.3
22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2 22.3 21.8 21.2
Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode
1997 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria
(Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 2004 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun
2001 angka kesakitan Malaria untuk pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada
tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi
0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk
penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun
2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003 dan menjadi 21,20 per 1.000 penduduk pada
tahun 2004.
Pada tahun 2004, terjadi KLB Malaria di 6 kabupaten yang berada di 5 provinsi dengan
1.959 kasus dan 33 kasus di antaranya meninggal. (sumber: Profil PPM-PL 2004)
Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000
penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk
wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Bahkan beberapa
23
wilayah di Indonesia, terutama di Kawasan Timur Indonesia masih merupakan daerah endemis
tinggi, antara lain Papua, Maluku, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Untuk Kawasan Barat Indonesia
beberapa daerah endemis tinggi antara lain di Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung dan
Riau. Dibandingkan dengan tahun 2003 terjadi peningkatan endemisitas di wilayah Sumatera.
Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5.
b. Penyakit TB Paru
Pada tahun 2003, TB Paru menjadi penyakit nomor dua terbanyak pada pasien rawat
jalan dan penyakit terbanyak nomor enam pada pasien rawat inap di RSU. Pada tahun 2004
TB Paru merupakan penyebab kematian terbanyak nomor 4 di rumah sakit di Indonesia.
Menurut Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke-3 penyebab kematian umum (9,4%).
Menurut Surkesnas/Susenas 2004, 55% penduduk usia > 15 tahun yang pernah menjalani tes
dahak/rontgen paru melaporkan hasil tes positif, 19% tidak mengetahui hasil
pemeriksaannya. Berdasarkan hasil konfirmasi pemeriksaan dahak/rontgen paru diperkirakan
prevalensi TB Paru di Indonesia sekitar 240/100.000 penduduk umur > 15 tahun.
Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi
dari 130/100.000 penduduk pada tahun 2001 menjadi 122/100.000 penduduk pada tahun
2002 dan 115/100.000 penduduk pada tahun 2003.
Selain menyerang paru, Tuberkulosis dapat menyerang organ lain (extra pulmonary
TB). Jumlah kasus TB yang terdeteksi pada tahun 2004 sebanyak 214.658 kasus terdiri dari
133.410 kasus dengan BTA(+) (128.981 kasus baru, 4.429 kasus kambuh), 68.848 kasus
BTA(-) dengan rontgen positif, dan 4.267 kasus ekstra pulmoner. Angka kesembuhan untuk
kasus baru BTA(+) pada tahun 2003 mencapai 86% (data tahun 2004 belum ada). Target
angka kesembuhan TB Paru BTA(+) yang ingin dicapai sebesar 85%.
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya
mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di
Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan,
secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia
telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated
level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya
pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat epidemi ini
menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan di dalam suatu sub
populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat
hubungan antara kelompok berisiko tinggi dengan populasi umum.
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es
(iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada
jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di
Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS
yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2004 sebanyak 6.050 kasus terdiri dari 3.368
kasus infeksi HIV dan 2.682 kasus AIDS, 740 kasus di antaranya telah meninggal dunia.
24
Kasus AIDS tertinggi dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta disusul Papua, Jawa
Timur dan Bali. Sesuai data penduduk hasil sensus tahun 2000 kumulatif kasus AIDS per
100.000 penduduk secara nasional sebesar 1,33. Rate tertinggi terjadi di Papua diikuti DKI
Jakarta, Bali, Maluku dan Sulawesi Utara. Cara penularan AIDS yang terbesar pada tahun
2003 adalah melalui hubungan heteroseksual, namun hingga akhir tahun 2004 cara penularan
terbanyak yang dilaporkan adalah penularan pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous
Drug User = IDU). Penularan yang terkait dengan IDU terjadi pada 44,1% kasus AIDS
disusul penularan melalui hubungan heteroseksual 43,7%, melalui hubungan homoseksual
5,5%, melalui perinatal 1,8%, melalui transfusi 0,1% dan 4,7% tidak diketahui cara
penularannya.
GAMBAR 3.5
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2004
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
1,8
4,7
0,1
5,5
44,1
43,7
IDU
Heteroseks
Homoseks
Tak diketahui
Perinatal
Transfusi
GAMBAR 3.7
JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF
PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI
BERBAGAI SARANA KESEHATAN
TAHUN 2000 2004
1500
4000
3000
Jumlah kasus
Jumlah kasus
3500
2500
2000
1500
1000
1000
500
500
0
2000
2001
2002
2003
2004
Kasus baru
403
732
648
168
649
Kasus
kumulatif
1172
1904
2552
2720
3368
1998
1999
2000
2001
2002
Kasus baru
74
47
178
219
345
355
Kasus kumulatif
227
274
452
671
1016
1371
Tahun
Tahun
25
2003
1-4 th
1%
<1 th
1%
50-59 th
15-19
2%th
5%
Tak Diket.
5%
20-29 th
54%
40-49 th
9%
30-39 th
Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS
di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (87.21%). Seperti diketahui bahwa
penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum
suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang
aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat
diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam
jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan
menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS
menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.7.
Dari Gambar 3.9 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate
AIDS menurut provinsi tahun 2004.
26
GAMBAR 3.9
PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Tahun
Prevalensi
1991
9,8%
12 - 23 bulan
1994
10%
6 - 35 bulan
1997
9%
6 - 11 bulan
2002-2003
8%
6 - 23 bulan
ISPA juga masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia. Tabel berikut ini menyajikan proporsi penyebab kematian bayi dan balita yang
disebabkan oleh penyakit sistem pernafasan.
27
TABEL 3.16
PROPORSI DAN PERINGKAT ISPA/SISTEM PERNAFASAN SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN
BAYI DAN BALITA BERDASARKAN HASIL SKRT 1986, 1992, DAN 1995,
SERTA SURKESNAS 2001
Tahun SKRT/
Surkesnas
Penyakit
Proporsi
Peringkat
SKRT 1986
12,4%
SKRT 1992
36,0%
SKRT 1995
Proporsi
Peringkat
Sistem Pernafasan
22,88%
Sistem Pernafasan
18,2%
29,5%
38,8%
27,6%
22,8%
Penyakit
Dari Tabel 3.16 di atas menurut hasil beberapa SKRT penyakit ISPA dan Sistem
Pernafasan merupakan penyebab utama kematian bayi dan balita. Diketahui bahwa 80%
90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia merupakan
penyebab kematian balita peringkat pertama pada Surkesnas 2001. ISPA sebagai penyebab
utama kematian pada bayi dan balita ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang
akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai.
Sementara itu, pada tahun 2004 didapatkan 625.611 kasus Pneumonia pada balita,
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita
dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.17 berikut ini.
TABEL 3.17
HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA
TAHUN 2000 2004
Tahun
Penderita
2000
479.283
2001
619.107
2002
549.035
2003
502.275
2004
625.611
meningkat lagi menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat
mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000.
Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah
penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan
masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini
sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan
akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka
kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan
penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat
tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan.
Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 19.666 pada tahun 2004
(sedangkan berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan Indikator Kinerja SPM pada
Lampiran 3.9, dilaporkan adanya 19,283 kasus Kusta). Maka dengan sendirinya angka
prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,93 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penderita
baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan penderita baru tahun 1997, 1998, 1999,
yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan penderita karena Leprosy
Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten endemik pada tahun
tersebut.
Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000,
sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal
ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia. Pada tahun 2004
jumlah penderita baru yang ditemukan sebanyak 16.672 kasus dengan 12.957 kasus (78%) di
antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler (MB) yang diketahui merupakan tipe yang
menular.
Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
Tabel 3.18 berikut.
TABEL 3.18
JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE
DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 1999 2004
Tahun
2000
CDR /100.000
Penduduk
7,22
2001
10.768
3.293
14.061
6,91
2002
12.376
3.853
16.229
7,77
2003
11.956
3.594
15.549
7,29
2004
12.957
3.715
16.672
Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,6% sudah mengalami kecacatan tingkat 2
(kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program yaitu
5%. Sedangkan proporsi penderita anak di antara penemuan kasus baru Kusta adalah 10,6%,
juga masih di atas indikator program (5%). Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya
penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan
29
sudah dalam keadaan cacat. Perkembangan proporsi kecacatan tingkat 2 dan perkembangan
proporsi anak pada penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.10
dan Gambar 3.11 di bawah ini.
GAMBAR 3.10
PROPORSI KECACATAN TINGKAT 2
PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000 - 2004
% Cacat derajat II
8.9
8.6
8.5
8.4
8
7.7
7.5
7
2000
2001
2002
2003
2004
Tahun
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
GAMBAR 3.11
PROPORSI PENDERITA ANAK PADA PENDERITA KUSTA BARU
TAHUN 2000-2004
12
10.2
10.05
10.6
10.7
2003
2004
8.9
10
8
6
4
2
0
2000
2001
2002
Tahun
Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak
menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia.
30
Pada tahun 2004 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi
Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku,
Maluku Utara, dan Papua.
GAMBAR 3.12
SITUASI KUSTA TAHUN 2004
31
GAMBAR 3.13
JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM
DI INDONESIA TAHUN 2000 2003
80,00
250
60,00
200
40,00
150
CFR (%
Jumlah kasus/kematia
300
100
20,00
50
0
2000
2001
2002
2003
Kasus
281
183
147
175
Meninggal
183
100
91
98
48,04
54,64
61,90
56,00
CFR (%)
0,00
Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 terbanyak dijumpai di Provinsi
Banten (46 penderita), Jawa Timur (38 penderita), dan Lampung (16 penderita).
2) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa
(KLB). Sepanjang tahun 2004 frekuensi KLB Campak menempati urutan kedua, setelah
DBD. KLB Campak 2004 terjadi sebanyak 97 kali dengan jumlah kasus sebanyak 2.818 dan
44 kematian (CFR: 1,56%). Perkembangan frekuensi KLB Campak dalam 5 tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 3.19 berikut.
TABEL 3.19
FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK
TAHUN 1999 2004
Frekuensi
Jumlah
KLB
Penderita
2000
101
1.259
2001
32
85
2002
247
5.509
2003
89
2.914
2004
97
2.818
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Tahun
32
CFR (%)
0,3
1,6
1,45
0,3
1,56
Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2004 dapat
dilihat pada Tabel 3.20 di bawah ini.
TABEL 3.20
JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2004
Umur
Kasus
<1 th
1-4 th
5-9 th
10-14 th
>15 th
Tidak diketahui
1.559
4.252
2.761
2.016
1.774
16.809
Jumlah
29.171
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
Data jumlah kasus baru Campak yang ditangani di puskesmas dan rumah sakit pada tahun
1997 2002 bersumber dari kegiatan sistem surveilans terpadu disajikan pada Tabel 3.21 berikut
ini.
TABEL 3.21
JUMLAH KASUS CAMPAK DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
TAHUN 1997 2002
Tahun
1997
1998
4.958
6.601
41.465
1999
8.599
10.063
55.301
2000
2.735
5.995
39.059
2001
2.735
5.995
39.059
2002
581
4.951
14.591
Jumlah kasus penyakit Campak menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 3.10. Didapatkan 29.171 kasus Campak, terbanyak di Provinsi Jawa Barat diikuti
Banten dan DKI Jakarta.
3) Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Namun KLB Difteri masih
sering terjadi dan CFRnya tinggi. Pada tahun 2004 terjadi 34 kali KLB dengan jumlah kasus
sebanyak 106 dan CFR sebesar 9,4%. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada
tahun 2000-2004 disajikan pada Tabel 3.22 berikut ini.
33
TABEL 3.22
FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI
TAHUN 2000 2004
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
Frekuensi KLB
34
29
43
54
34
Kasus
38
29
60
86
106
CFR (%)
26
21
13
23
9,4
Berdasarkan laporan dari data rutin STP tahun 2003 jumlah kasus Difteri sebanyak
195 kasus dengan angka insiden tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun,
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.23 berikut ini.
TABEL 3.23
KASUS DAN ANGKA INSIDEN DIFTERI PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2003
Umur
Kasus
< 1 Th
31
0.07
1-4 th
70
0.05
5-14 th
94
0.02
Jumlah
195
Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 3.11.
4) Pertusis/Batuk Rejan
Pada tahun 2004, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak
355 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 17 kasus dan yang dirawat di
puskesmas sebanyak 1.204 kasus. Terdapat 4 kasus meninggal, dengan angka insiden
tertinggi pada anak berumur kurang dari 1 tahun.
TABEL 3.24
KASUS PERTUSIS MENURUT UMUR TAHUN 2004
Umur
< 1 Th
1-4 th
5-14 th
15-44 th
>45 th
Jumlah
Kasus
173
367
309
398
329
1.576
Pada tahun 2004 terjadi 2 kali KLB Pertusis dengan jumlah kasus sebanyak 2.
TABEL 3.25
FREKUENSI, JUMLAH KASUS DAN CFR KLB PERTUSIS
TAHUN 2000 2004
Tahun
Frekuensi
Kasus
CFR (%)
2000
2001
33.3
2002
2003
124
2004
Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada
tahun 2004 disajikan pada Lampiran 3.12.
5) Hepatitis
Pada tahun 2004, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di rumah sakit
sebanyak 1.412 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.038 dan dirawat di
puskesmas 6.330 kasus dengan kematian pada 7 kasus.
Pada periode tahun 2000 2003 angka insiden ini berfluktuasi, namun pada tahun
2003 terjadi sedikit peningkatan.
GAMBAR 3.14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2003
40,000
2.00
30,000
1.50
20,000
1.00
10,000
0.50
2000
2001
2002
2003
Jumlah kasus
17,539
26,754
13,123
29,597
Angka insiden
0.83
1.30
0.60
1.40
2004
0.00
Jumlah kasus penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2004 disajikan
pada Lampiran 3.13.
g. Penyakit Potensial KLB/Wabah
Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi
KLB tertinggi adalah Demam Berdarah Dengue, Campak, Tetanus Neonatorum, keracunan
makanan dan Diare. Sedangkan CFR tertinggi adalah Dengue Shock Sydrome (100%, yaitu 7
kematian dari 7 kasus), Leptospirosis (100%, yaitu 1 kematian dari 1 kasus) dan Tetanus
Neonatorum (53%, yaitu 39 kematian dari 73 kasus). Data penyakit yang menyebabkan KLB
di Indonesia pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.14.
35
3,0
35,00
2,5
30,00
2,0
25,00
20,00
1,5
15,00
1,0
10,00
0,5
5,00
0,00
Angka insiden
CFR (%)
2000
2001
2002
2003
2004
10,17
15,99
19,24
23,87
37,11
2,0
1,4
1,3
1,5
1,2
0,0
Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2004 adalah di Provinsi DKI
Jakarta (260,08 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (91,37 per 100.000 penduduk),
dan DI Yogyakarta (66,89 per 100.000 penduduk). Jumlah penderita, angka kematian, dan
angka insiden DBD menurut provinsi pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Lampiran
3.5, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun
2001 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.15.
Pada tahun 2004 terjadi KLB DBD di Indonesia. Pemerintah melalui Departemen
Kesehatan dalam press release tanggal 16 Februari 2004 menetapkan bahwa telah terjadi
KLB DBD dan pada tanggal 24 Februari 12 provinsi dikategorikan sebagai provinsi KLB
yaitu seluruh provinsi di pulau Jawa, NAD, Bali, Kalsel, Sulsel, NTB dan NTT. Insidence
Rate tertinggi terjadi di DKI Jakarta yaitu 60,29 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,8%
disusul NTT (IR 12,47 per 100.000 penduduk, CFR 4,1%) dan DI Yogyakarta (IR 11,94 per
100.000 penduduk, CFR 3,8%). Beberapa daerah lainnya juga menunjukkan adanya
peningkatan kasus yaitu di Provinsi Riau, Sumsel, Sumbar, Lampung, Kaltim, Kalteng,
Kalbar, Sulut dan Papua. Puncak KLB terjadi pada bulan Maret dan pada bulan April kasus
36
di semua daerah cenderung sudah menurun dan berangsur-angsur kasus di daerah KLB
maupun non KLB kembali pada kondisi normal.
TABEL 3.26
KASUS DAN KEMATIAN PADA KLB DBD TAHUN 2004
Januari
5,4
2,0
Februari
11,4
1,2
Maret
27,3
1,1
April
1,4
0,6
Bulan
(%)
37
Pada tahun 2004, Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kelima terbanyak
setelah DBD, Campak, Tetanus Neonatorum dan keracunan makanan. Perkembangan KLB Diare
lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.28 di bawah ini.
TABEL 3.28
KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB,
JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 2004
Tahun
Jumlah Provinsi
dengan KLB
Jumlah Kasus
Meninggal
CFR (%)
2000
16
5.680
109
1,92
2001
12
4.428
100
2,26
2002
15
5.789
94
1,62
2003
22
4.622
128
2,77
2004*
17
1.315
53
1,60
h. Penyakit Rabies
Pada tahun 2004, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 123
kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 12.559 orang. Jumlah
spesimen yang diperiksa sebanyak 1.378 dan yang positif 1.122 (81,42%).
Pada tahun 2004 terjadi 40 kali KLB Rabies dengan 132 kasus dan 13 kasus
meninggal (CFR 10%).
Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular
Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat
pada Lampiran 3.17.
i. Filariasis
Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun
2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem The Year 2020.
Jumlah kasus Filariasis kronis pada tahun 2004 sebanyak 8.243 orang yang tersebar di
231 kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis,
tersebar di 22 provinsi. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria,
yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori. Jumlah penderita Filariasis
menurut provinsi pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
j. Frambusia
Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah
Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000
penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2003/2004 adalah 0,26 per 10.000
penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah
38
wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, dan
Papua. Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena penderita Frambusia
banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan serta
keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka prevalensi
Frambusia di Indonesia tahun 1984-2004 dapat dilihat pada Gambar 3.16 di bawah ini.
GAMBAR 3.16
PREVALENSI FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 1984-2004
25
22.1
19.3
15
13.3
10
9.5
8.2
7
04
03
03
/
02
0.24 0.150.26
02
/
99
00
00
/
98
0.1
99
/
0.8
98
/
0.8
97
/
97
96
95
/
94
94
/
93
93
/
92
92
/
91
91
/
90
90
/
89
89
/
88
88
/
87
87
/
86
86
/
85
85
/
84
/
95
96
/
2.2
01
6.6
01
/
PR/10.000 penduduk
20
Tahun
k. Antraks
Penyakit Antraks pada manusia pada tahun 2004 dilaporkan dari 4 provinsi, yaitu
Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Jumlah
kasus Antraks pada manusia (tipe kulit dan pencernaan) selama tahun 2004 tercatat sebanyak
109 kasus dan 8 orang di antaranya meninggal dunia (CFR = 7,3%). Kasus kematian
dilaporkan dari Kabupaten Bogor 6 orang dan 2 orang dari Ende.
TABEL 3.29
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 2004
Tahun
Jumlah Kasus
Meninggal
2000
34
0
2001
25
2
2002
35
8
2003
40
2
2004
109
8
Sumber: Ditjen PPM-PL, Depkes RI
39
CFR (%)
0%
8%
22,9%
5%
7,3%
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Kematian
% dari Seluruh
Kematian di RS
4.215
2.868
2.554
2.353
2.317
2.257
2.257
3,8
2,6
2,3
2,1
2,1
2,0
2,0
1.552
1.510
1.430
1,4
1,4
1,3
40
TABEL 3.31
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG
(ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN
Kawasan
Persentase
Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
1,3
1,3
1,2
1,3
b. Sakit Persendian/Rematik
Sakit persendian/rematik adalah penyakit radang kronis yang menyerang persendian
dan mengganggu fungsi persendian. Hasil Surkesnas/Susenas 2004, di antara penduduk
Indonesia umur > 15 tahun sebanyak 6% pernah didiagnosa sakit persendian oleh tenaga
kesehatan. Sedangkan hasil Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan,
11% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit persendian.
TABEL 3.32
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT PERSENDIAN
OLEH TENAGA KESEHATAN
Kawasan
Persentase
Sumatera
Jawa-Bali
Kaw. Timur Indonesia
Indonesia
6,1
6,3
5,0
6,0
c. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 7 terbanyak pada pasien rawat jalan
rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.13) dan peringkat 4 penyakit tidak menular penyebab
kematian di rumah sakit tahun 2004 (Tabel 3.30). Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004,
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah
menderita Diabetes.
d. Neoplasma/Tumor
Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab
kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada
SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5.
Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2004 dapat dilihat
pada dua tabel berikut ini:
41
TABEL 3. 33
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Kunjungan
24.544
11.254
4.854
4.534
4.516
3.644
28,4
13
5,6
5,1
5,2
4,2
3.280
3.217
2.757
2.650
3,8
3,7
3,2
3,1
TABEL 3.34
10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS
PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5.196
3.818
3.574
2.648
2.390
2.124
1.680
1.382
1.354
1.037
15,1
11
10,3
7,6
6,9
6,1
4,8
3,9
3,9
3
(27,84%), dan luka ringan 12.084 orang (37,45%). Kejadian KLL terbanyak terjadi di
wilayah DKI Jakarta disusul Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan persentase
korban meninggal terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Sumatera
Barat. Data kejadian KLL menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3.19.
Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia
pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan
terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3%
sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh,
terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun
adalah 0,4%.
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang
mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok
umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami
cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65
tahun ke atas.
f. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, 38,5% penduduk > 15 tahun mempunyai
masalah kesehatan gigi dan mulut, dan persentase penduduk > 15 tahun yang kehilangan
seluruh gigi adalah 6,5%.
TABEL 3.35
PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG MEMPUNYAI MASALAH KESEHATAN GIGI
DAN MULUT, KEHILANGAN SELURUH GIGI
Mempunyai masalah
kesehatan gilut
15-24
33,9
25-34
38,9
35-44
39,3
45-54
43,4
55-64
39,3
>65
34,9
Indonesia
38,5
Sumber: Surkesnas/Susenas 2004
Kehilangan seluruh
gigi
1,0
1,4
1,7
7,3
18,2
29,6
6,5
kunjungan, tahun 1999 meningkat mencapai 8.823 kunjungan, tahun 2000 ada 4.667
kunjungan, tahun 2001 mencapai 5.683 kunjungan dan tahun 2002 jumlah kunjungan
menurun menjadi 4.160. Tahun 2003-2004 jumlah kunjungan rawat jalan RSKO meningkat
lagi menjadi 4.420 kunjungan dan 4.515 kunjungan. Jumlah kunjungan pasien NAPZA ke
RSKO dalam kurun waktu 1997 2004 dapat dilihat dalam Gambar 3.17 dan Tabel 3.36 di
bawah ini. Perlu diketahui bahwa jumlah kunjungan RSKO baik rawat jalan maupun rawat
inap tidak menggambarkan jumlah penyalahguna sesungguhnya, dimana seorang pasien
NAPZA dapat berkunjung ke RSKO lebih dari satu kali.
GAMBAR 3.17
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RSKO (RAWAT JALAN + RAWAT
INAP)
TAHUN 1997 - 2004
10,000
5,000
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
3,652
5,008
8,823
4,667
5,683
4,160
4,420
4,515
655
733
891
753
712
534
506
379
Data rinci mengenai jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSKO tahun 19972004 disajikan pada Tabel 3.36.
TABEL 3.36
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP DI RSKO JAKARTA
TAHUN 1997 2004
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Rawat Jalan
3.652
Rawat Inap
655
Sumber: RSKO Jakarta, 2005
5.008
8.823
4.667
5.683
4.160
4.420
4.515
733
891
753
712
534
506
379
44
TABEL 3.37
JUMLAH PENYALAHGUNA NAPZA
TAHUN 2001 2004
Tahun
LSM
Keterangan
2001
5.321
10 institusi
2002
3.860
881
28 inst.+ 2 LSM
2003
3.583
727
42 inst.+ 2 LSM
2004
6.218
484
70 inst.+ 1 LSM
Bila dilihat pola penyalahgunaan NAPZA menurut jenis kelamin dan jenis NAPZA
yang digunakan (Tabel 3.38), dari 2.530 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki
pada tahun 2003 hampir separuhnya (40,6%) menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian
24,6% menggunakan ganja/cannabis, 6,9% menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy,
6,8% menggunakan alkohol, dan selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi,
multipel/campuran, dan lain-lain. Demikian juga dari 210 penyalahguna NAPZA berjenis
kelamin perempuan pada tahun yang sama hampir separuhnya (45,2%) juga menggunakan
opiat/heroin/putau, namun proporsi penyalahguna NAPZA perempuan terbesar kedua adalah
pengguna amphetamin/sabu-sabu/ecstasy (13,8%), kemudian 5,2% ganja/cannabis, dan
selebihnya menggunakan sedative/hipnotika, inhalasi, alkohol, multipel/campuran, dan lainlain.
Tahun 2004, dari 3.686 penyalahguna NAPZA berjenis kelamin laki-laki, 29,1 %
menggunakan opiat/heroin/putau, kemudian 20,3% menggunakan ganja/cannabis, 12,2%
menggunakan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy dan 13,9% menggunakan multipel/campuran.
Kemudian dari 323 penyalahguna perempuan 45,2% merupakan pengguna amphetamin/sabusabu/ecstasy, 17% menggunakan opiat/heroin/putau dan 10,5% menggunakan
multipel/campuran.
Selanjutnya pada Tabel 3.39 juga dapat dilihat lebih dalam pola pengguna NAPZA
dari masing jenis zat NAPZA yang digunakan menurut proporsi laki-laki dan perempuan.
Tahun 2003, sebagian besar penyalahguna NAPZA adalah laki-laki (92,3%) dan hanya
sebagian kecil adalah perempuan (7,7%). Namun bila dilihat menurut masing-masing jenis
zat NAPZA yang digunakan, proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk beberapa jenis zat
NAPZA cukup besar, di antaranya proporsi pengguna NAPZA perempuan untuk jenis zat
inhalasi sebesar 50% atau seimbang/sama antara laki-laki dan perempuan, kemudian
penggunaan zat amphetamin/shabu-shabu/ecstasy (14,2%) dan jenis zat NAPZA lainnya
(35,1%).
45
Tahun 2004, perbandingan yang cukup besar menurut jenis kelamin adalah
penggunaan amphetamin/sabu-sabu/ecstasy yang proporsinya antara penyalahguna laki-laki
dan penyalahguna perempuan adalah 3:1 (75,5% penyalahguna laki-laki dan 24,5%
penyalahguna perempuan). (Gambar 3.18)
GAMBAR 3.18
PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PENYALAHGUNAAN NAPZA
TAHUN 2004
Campuran/Multiple
Sedative/Hipnotika
Amphet/Sabu/Ecstasy
Ganja/Cannabis
Opiat/Heroin/Putau
0%
25%
50%
75%
100%
Opiat/Heroin/Putau
Ganja/Cannabis
Amphet/Sabu/Ecstasy
Sedative/Hipnotika
Perempuan
4.88
1.32
24.5
2.34
Campuran/Multiple
6.24
Laki-laki
95.12
98.68
75.5
97.66
93.76
TABEL 3.38
PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT JENIS KELAMIN DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003 - 2004
Jumlah Penyalahguna NAPZA
2003
2004
Zat
Laki-laki
Opiat/Heroin/Putau
Ganja/Cannabis
Jml
1.028
40,6
622
Laki-laki+
Perempuan
Jml
95
Perempuan
Laki-laki
Jml
Jml
45,2
1.123
41,0
1.073
29.1
23,1
747
20.3
24,6
11
5,2
633
Perempuan
Laki-laki+
Perempuan
Jml
55
17.0
1.128
28.1
10
3.1
757
18.9
Jml
Amphetamin/
Sabu- sabu/Ecstasy
175
6,9
29
13,8
204
7,4
450
12.2
146
45.2
596
14.9
Sedative/Hipnotika
84
3,3
1,0
86
3,1
167
4.5
1.2
171
4.3
Inhalasia
Alkohol
Kokain
Multipel/Campuran
Lain-lain
0,1
1,0
0,1
0.1
0.0
0.1
171
6,8
1,0
173
6,3
179
4.9
1.9
185
4.6
0,0
0,0
0,0
0.0
0.3
0.0
13.9
34
10.5
545
13.6
15.0
67
20.7
621
15.5
398
15,7
42
20,0
440
16,1
511
50
2,0
27
12,9
77
2,8
554
3.686
100
323
100
4.009
100
Jumlah
2.530
100
210
100
2.740
100
Catatan: Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki-laki dan
perempuan pada setiap jenis NAPZA
46
TABEL 3.39
PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT PROPORSI LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
DAN JENIS NAPZA YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003 - 2004
Jumlah Penyalahguna NAPZA
2003
2004
Zat
Laki-laki
Laki-laki+
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Jml
Jml
Jml
91,5
95
8,5
1.123
100
1.073
95.12
55
4.88
1.128
100
622
98,3
11
1,7
633
100
747
98.68
10
1.32
757
100
Sabu- sabu/Ecstasy
175
85,8
29
14,2
204
100
450
75.5
146
24.5
596
100
Sedative/Hipnotika
84
97,7
2,3
86
100
167
97.66
2.34
171
100
50,0
50,0
100
100
100
171
98,8
1,2
173
100
179
96.76
3.24
185
100
0,0
0,0
50.00
50.00
100
398
90,5
42
9,5
440
100
511
93.76
34
6.24
545
100
50
64,9
27
35,1
77
100
554
89.21
67
10.79
621
100
2.530
92,3
210
7,7
2.740
100
3.686
91.94
323
8.06
4.009
100
Ganja/Cannabis
Jml
Jml
Perempuan
1.028
Opiat/Heroin/Putau
Laki-laki+
Perempuan
Jml
Amphetaminn/
Inhalasia
Alkohol
Kokain
Multipel/Campuran
Lain-lain
Jumlah
Catatan : Data RSKO, YPI dan Kios Informasi Atmajaya merupakan data rekapitulasi dan tidak memisahkan laki laki dan perempuan
pada setiap jenis NAPZA
47
C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur
Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
sebagaimana diuraikan berikut ini.
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR
dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 19921997 dan 2002-2003.
TABEL 3.40
PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003
1992-1997
2002-2003
Nasional
7,7
7,6
Perkotaan
6,6
Perdesaan
8,4
Provinsi
3,6 - 15,6
Sumber: SDKI
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2
kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat
badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus
gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum
konsepsi atau pada saat hamil.
Sementara itu data BBLR di rumah sakit pada tahun 2002 memberikan gambaran
bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit rata-rata secara nasional
sebesar 13% dengan kisaran antara 8,53% di Provinsi Jambi dan 27,51% di Sulawesi
Tenggara.
2. Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan
anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang
digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score 2 SD sampai +2 SD); gizi
kurang (z-score < -2 SD sampai 3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD).
Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir,
diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.19
berikut.
48
GAMBAR 3.19
PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK
DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 2003
100
persen
80
60
40
20
0
1998
1999
2000
2001
2002
2003
Gizi lebih
3,15
4,58
3,25
2,7
2,3
2,24
Gizi baik
67,33
69,06
72,09
71,1
71,88
69,59
Gizi kurang
19
18,25
17,13
19,8
18,35
19,62
Gizi buruk
10,51
8,11
7,53
6,3
7,47
8,55
Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga tahun 2002 dan
2003 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 71,88% pada tahun
2002 dan 69,59% pada tahun 2003. Balita yang bergizi kurang/buruk atau dikenal dengan
istilah Kurang Kalori Protein (KKP) sebesar 25,82% pada tahun 2002 dan 28,17% pada tahun
2003, dan selebihnya yaitu balita yang bergizi lebih sebesar 2,30% pada tahun 2002 dan
2,24% pada tahun 2003.
Dari SKRT tahun 2004, persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 74,8%.
Balita yang bergizi kurang/buruk atau KKP sebesar 22%. Persentase balita menurut status
gizi dan jenis kelamin pada tahun 2002 - 2004 disajikan pada Tabel 3.41 berikut ini.
TABEL 3.41
PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2002 - 2004
2002
Lakilaki
Perempuan
2003
Laki-laki +
Perempuan
Lakilaki
Perempuan
2004
Laki-laki +
Perempuan
Lakilaki
BPS, 2002-2003
Lebih
2,04
2,58
2,3
2,03
Perempuan
Laki-laki +
Perempuan
SKRT 2004
2,47
2,24
3.5
2.8
3.2
Normal
70,46
73,37
71,88
67,89
71,41
69,59
74.5
75.2
74.8
Kurang
19,46
17,18
18,35
20,73
18,43
19,62
18.9
18.5
18.8
Buruk
8,03
6,88
7,47
9,35
7,69
8,55
3.0
3.4
3.2
Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2002-2003 dan SKRT 2004
Dari tabel di atas dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik relatif
lebih tinggi daripada balita laki-laki.
Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi
dapat dilihat pada Gambar 3.20 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3.25.
49
GAMBAR 3.20
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
Gorontalo
Papua
Kalimantan Barat
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur
Riau
Nusa Tenggara Barat
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Kalimantan Tengah
Kepulauan Bangka Belitung
Maluku Utara
Kalimantan Timur
Maluku
Banten
Lampung
Bengkulu
Sumatera Barat
DKI Jakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
Sulawesi Tenggara
Jawa Barat
DI Yogyakarta
Bali
Jambi
0
10
Indonesia (8,55%)
15
20
25
Persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dalam bentuk peta
wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut ini.
GAMBAR 3.21
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
50
Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk
peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini.
GAMBAR 3.22
PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2003
persen
40
30
20
10
0
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
2000
38.04
26.59
19.01
15.11
14.04
13.16
13.16
2001
40.85
27.53
19.12
14.59
12.9
13.18
13.18
2002
35.7
23.7
18.7
18
10.4
11
11
2003
35.1
21.43
13.82
10.17
8.6
9.62
10.1
2004
51
Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam 4 tahun (2001-2004) mengalami
peningkatan. Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada
WUS di perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada
tahun 2001 2004 dapat dilihat pada Gambar 3.24 di bawah ini.
GAMBAR 3.24
PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 2004
persen
90
85
80
75
70
2001
2002
2003
2004*
Perkotaan
80.61
83.57
84.28
82.1
Perdesaan
76.64
81.39
82.35
78.7
Perkotaan+Perdesaan
78.47
82.42
83.3
80.3
Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2003, dan
SKRT 2004
Hasil Survei GAKY 2003 menunjukkan sebesar 16,7% WUS mempunyai risiko KEK,
sedangkan SKRT 2004 menunjukkan sebesar 19,7% mempunyai risiko KEK. Di perkotaan
persentase WUS yang mempunyai risiko KEK lebih rendah dibandingkan di perdesaan yaitu
masing-masing 15,72% dan 17,65%. Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK terbesar
di Provinsi Nusa Tenggara Timur (29,63%) dan yang terendah di Provinsi Kalimantan
Tengah (7,56%). Persentase WUS yang mempunyai risiko KEK menurut provinsi dapat
diuraikan dalam Gambar 3.25 berikut.
GAMBAR 3.25
PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (WUS) YANG MEMPUNYAI RISIKO KEK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Nusa Tenggara Barat
DI Yogyakarta
Jawa Tengah
Papua
Jawa Timur
Banten
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan
Bangka Belitung
Maluku Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Lampung
Jawa Barat
Bengkulu
DKI Jakarta
Jambi
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Bali
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Kalimantan Tengah
29.63
24.88
24.04
22.38
20.21
20.1
19.58
18.36
17.5
16.85
16.61
16.09
15.67
15.61
15.44
14.95
14.7
14.43
14.3
13.97
13.91
13.12
12.42
12.41
11.98
10.97
10.01
8.04
7.56
0
10
15
20
25
52
30
35
TGR
< 5%
5,0 19,9%
20,0 29,9%
>= 30 %
Total
Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas
Kabupaten/Kota
1996/1998
2003
N
%
N
%
123
44,7
148
43,3
106
38,6
122
35,7
30
10,9
42
12,2
16
5,8
30
8,8
275
100
342
100
Status TGR dari 2 survei terakhir pada tingkat kabupaten bervariasi dari yang
terendah 0,0% hingga yang tertinggi 58,1%. Tahun 1996/1998, 5,8% kabupaten/kota
termasuk kategori endemik berat, 10,9% kab/kota termasuk dalam kategori endemik sedang,
38,6% termasuk kategori endemik ringan, dan 44,7% termasuk dalam kategori non-endemik.
Pada tahun 2003, 8,8% kabupaten/kota termasuk kategori endemik berat, 12,2%
kabupaten/kota termasuk dalam kategori endemik sedang, 35,7% termasuk kategori endemik
ringan, dan 43,3% termasuk dalam kategori non-endemik.
53
***
54
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
55
GAMBAR 4.1
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL
TAHUN 1993 2004
100
80
60
40
20
0
1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
K1 74,04 81,94 84,99 87,75 89,08 87,55 92,72 88,3 93,03 88,56 87,73 88,09
K4 50,69 55,03 64,82 68,52 71,32 71,85 75,66 74,98 77,38 73,01 76,29
77
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota, dan
Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesehatan Keluarga
Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2004, dapat
dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini.
GAMBAR 4.2
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
KEPRI
SULUT
BALI
BABEL
LAMPUNG
SUMSEL
RIAU
JABAR
JATENG
SUMBAR
SULTENG
NTB
KALBAR
DKI
GORONTALO
JATIM
KALTENG
BENGKULU
KALSEL
DIY
BANTEN
MALUT
SULTRA
KALTIM
JAMBI
NAD
SULSEL
SUMUT
NTT
MALUKU
SULBAR
PAPUA
IRJABAR
0
20
40
60
80
100
120
56
GAMBAR 4.3
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 berdasarkan pengumpulan data SPM dari
kabupaten/kota tahun 2004 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.2.
Sementara hasil penelitian yang dilakukan BPS dan dimuat dalam publikasi Statistik
Kesehatan memberi gambaran bahwa dari ibu balita yang diamati secara rata-rata nasional
mengaku telah melakukan 6 kali pemeriksaan kehamilannya dimana ibu balita di perkotaan
lebih besar (7 kali) dibanding perdesaan (5,4 kali).
b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada
masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu
lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk
pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62%
pada tahun 2003, dan 71,52 pada tahun 2004 (menurut Statistik Kesra 2004, tentang penolong
kelahiran terakhir pada balita). Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun
1993 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini.
GAMBAR 4.4
PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI
PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1993 2004
80
67.56
70
69.16
74.47
70.62
74.27
66.15
60
59.85
50
49.74
40
39.56
60.75
55.04
43.12
30
20
10
0
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Subdit. Kebidanan & Kandungan Dit. Kesga dan data indikator
Kabupaten/Kota
57
20
40
60
80
100
Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi
adalah Bali (92,81 %), Jawa Timur (88,06 %) sedangkan provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (39,70 %) dan Sulawesi Barat (42,10 %), untuk data secara lengkap dapat
dilihat dalam Lampiran 4.1.
Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan
angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:
GAMBAR 4.6
PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
58
20
40
60
80
100
Dari gambar di atas terlihat bahwa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di
Provinsi DKI Jakarta (95,5%), Sultra (49,92 %), Sumsel ( 45,71 % ) dan Jawa Timur (41,17
%). Sedangkan 7 provinsi memiliki cakupan < 10 % dengan angka terendah di Provinsi
Bangka Belitung (3,53 % ), Bengkulu (5,29 %) dan Irjabar (5,46 %). Untuk Provinsi Maluku
dan Sulawesi Barat, data tidak tersedia. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2.
d. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas
kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000
2004 dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
59
GAMBAR 4.8
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
TAHUN 2000 2004
100
persen
90
83,72
78,44
80
75,73
76,26
70
68,89
60
50
2000
2001
2002
2003
2004
Dalam tahun 2004 terdapat empat provinsi yang tidak ada datanya yaitu Sumatera
Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Papua, sedangkan
provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Bali (96,40 %) dan Kepulauan Riau
(94,10 %) seperti terlihat pada gambar 4.9. Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi
dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada gambar 4.10. Data selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 4.1.
GAMBAR 4.9
PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
BALI
KEPRI
SUMBAR
JABAR
JATIM
NTB
DKI
KALTENG
BANTEN
RIAU
SULTENG
SULTRA
JATENG
DIY
LAMPUNG
BENGKULU
MALUT
KALTIM
GORONTALO
JAMBI
KALBAR
SUMUT
NAD
MALUKU
SULUT
NTT
SULSEL
BABEL
SUMSEL
KALSEL
SULBAR
PAPUA
IRJABAR
0
20
40
60
60
80
100
GAMBAR 4.10
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
61
GAMBAR 4.11
PERSENTASE CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG
ANAK PRA SEKOLAH, PEMERIKSAAN SISWA SEKOLAH DASAR/SEDERAJAT,
DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA, TAHUN 2003-2004
60,00
56,13
50,00
40,00
46,48
45,43
39,59
33,61
30,00
2003
2004
20,00
20,74
10,00
0,00
Balita-prasek
Siswa SD/MI
Remaja
Dalam pelayanan kesehatan kelompok balita dan anak pra sekolah selama tahun 2004,
provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Sumatera Selatan (76,08%), Bangka
Belitung (66,95%) dan Maluku Utara (65,21%); Cakupan terendah Provinsi Papua, (9,74 %)
dan Banten (9,1%) sedangkan 3 provinsi tidak tersedia data informasinya yaitu Provinsi DKI
Jakarta, Irian Jaya Barat dan Sulawesi Barat.
Untuk pelayanan kesehatan kelompok anak Sekolah Dasar/MI, Cakupan tertinggi di
capai Provinsi Bangka Belitung (85,45%), Sulawesi Selatan (81,23%) dan Kalimantan
Tengah (80,32%); cakupan terendah dicapai Provinsi Maluku Utara (6,41 %) dan
Lampung (7,69%) terdapat 2 provinsi yang tidak terdapat data/informasi terkait yaitu
Provinsi Papua dan Sulawesi Barat.
Sedangkan pelayanan kesehatan untuk kelompok usia remaja, cakupan tertinggi
dicapai Provinsi Irian Jaya Barat (96,69%), Bangka Belitung (79,99%); cakupan terendah
dicapai Provinsi NAD (2,82%), Maluku Utara(3,27%) dan Kalimantan Barat (8,55%); dalam
kaitan ini terdapat 5 provinsi yang datanya tidak tersedia yaitu Papua, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Gorontalo dan Sulawesi Barat
Data lengkap terkait dengan pelayanan kesehatan kelompok anak balita/pra sekolah,
kelompok anak sekolah dasar/ MI dan kelompok anak usia remaja dapat dilihat pada
Lampiran 4.5
3. Pelayanan Keluarga Berencana
Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui
cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui peserta KB aktif, kelompok sasaran program
yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang
digunakan akseptor. Berdasarkan pengumpulan data/indikator kinerja SPM selama dua tahun
terakhir, hasil cakupan pelayanan Keluarga Berencana tidak mengalami perubahan yang
berarti sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.12 berikut.
62
GAMBAR 4.12
PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
TAHUN 2003-2004
80
70
60
71,97
68,49
71,97
64,24
50
54,54
56,71
40
30
20
10
0
PUS K B AK TIF
WUS SEDANG K B
WUS PERNAH K B
Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dapat dilihat pada Lampiran 4.6, Lampiran 4.7 dan Lampiran 4.8.
Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kinerja SPM, diperoleh gambaran
beberapa informasi terkait dalam pelayanan Keluarga Berencana cakupan Pasangan Usia
Subur sebagai peserta KB Aktif pencapaian tahun 2004 mengalami penurunan menjadi
64,24% dibandingkan dengan pencapaian tahun 2003 sebesar 68,49 %. Cakupan tertinggi
selama 2004 dicapai Provinsi Papua (90,58%) dan Kalimantan Barat (90,16%); cakupan
terendah dicapai Provinsi Kepulauan Riau (36,56%) dan Provinsi Maluku Utara (33,11 %).
Rincian persentase peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.6
Proporsi wanita usia 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB
pada tahun 2004 mengalami peningkatan menjadi 56,71 % dibandingkan dengan cakupan
tahun 2003 sebesar 54,54%. Terdapat empat provinsi memiliki cakupan 65 % dengan
angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (71,42 %), Bengkulu (67,74 %), Bali
(66,68%) dan Babel (65,41 %), lima provinsi memiliki cakupan 40 % dengan cakupan
terendah Provinsi Maluku (26,05 %), sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat
dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase PUS yang sedang
menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.7.
Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah
menggunakan/memakai alat KB dalam tahun 2004 tidak mengalami perubahan dibandingkan
dengan tahun 2003 yaitu sebesar 71,97 %. Terdapat sebelas provinsi memiliki cakupan 75
% dengan angka tertinggi dicapai Provinsi Sulawesi Utara (84,74 %), Tiga provinsi dengan
cakupan 50 % meliputi Papua (48,25%), Maluku Utara (44,49 %) dan Maluku (35,05 %).
sedangkan Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh
datanya. Rincian persentase PUS yang pernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun
2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.8.
63
Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2004 tidak jauh
berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.13
berikut.
GAMBAR 4.13
PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN
TAHUN 2003-2004
60
5 8 . 16
54.92
50
40
29.02
30
24.52
20
9.64
10
4.88
5.55
4.64
5.37
3.30
0
Suntik
Pil
Susuk
AKDR
Lain-lain
Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003 dan 2004 alat
kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2004 jenis
kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami peningkatan, yang berarti
ada pergeseran walaupun peningkatannya tidak terlalu berarti. Rincian persentase alat/cara
KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran
4.9.
Tempat pelayanan untuk peserta KB baru adalah di klinik KB pemerintah (59,45%),
bidan praktek swasta (30,77%), dan klinik KB swasta (6,98%), serta selebihnya di dokter
praktek swasta (2,80%). Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat
pelayanan dan provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.10.
4. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi
terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI
dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan
besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan
penyakit yang dapat dicegah dengan Immunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah
mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan.
Secara Nasional , pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan tahun 2004 masih dibawah
target 83 %. Dari 30 Provinsi yang dipantau terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target (
83 %) UCI Desa/Kelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DIY, Lampung, NTB,
Jawa Tengah dan Jambi.
64
GAMBAR 4.14
PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003-2004
100
80
60
40
20
0
2003
UCI-KAB
UCI-KEC
84,42
79,89
UCI-DESA
72,53
69,43
2004
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),
Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin
di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran cakupan imunisasi bayi
pada tahun 2000 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut ini.
65
GAMBAR 4.16
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK
SERTA ANGKA DROP OUT (DO)
TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
DPT-1
100,7
96,3
96,4
96,6
97,2
Campak
93,9
87,3
90,6
89,2
91,8
DO
7,4
10,1
5,8
7,7
5,6
Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama
5 tahun terakhir tidak melewati angka 5,8 % - 10,1 %.
Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2004 yang diukur dari imunisasi
Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (104 %), Bali (99,3%) dan Provinsi
Jambi (95,4 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Papua (56%) dan
Provinsi NAD (67 %). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2004 dapat dilihat pada
Gambar 4.17 berikut.
GAMBAR 4.17
PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
66
2000
2001
2002
2003
2004
TT-1
83,6
78,5
72,2
71,71
70,1
TT-2
76,7
71,6
68,4
66,12
63,9
Pada kurun waktu 2000-2004 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil
mengalami penurunan. Cakupan TT2 pada tahun 2000 sebesar 76,7 % menurun menjadi 63,9
pada tahun 2004. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung (83
%), Lampung (82,4), Sulawesi Selatan (82,4 %) dan Jawa Barat (81,5 %); adapun yang
terendah adalah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (21,5%), Sulawesi Tenggara (35,8%),
sedangkan Provinsi Papua tidak ada data. Gambaran cakupan imunisasi TT2 pada ibu hamil
menurut provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.19. Sedangkan data selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 4.16.
GAMBAR 4.19
CAKUPAN IMUNISASI TT2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2004
Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompokkelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak
67
sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash
Program imunisasi Campak pada anak Balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign
imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam
Gambar 4.20 berikut ini.
GAMBAR 4.20
PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT
DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK
SECARA NASIONAL TAHUN 2004
100
80
60
40
20
0
BIA S DT
BIA S TT
CP.CA MPA K
50
40
25.3
20.8
30
20
10
0
2003
2004
68
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa persentase kelompok Pra Usila dan
Kelompok Usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan selama tahun 2004 mengalami
penurunan menjadi 20,79 % dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 25,34 %.
Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut provinsi tahun
2003 disajikan pada Lampiran 4.17.
73.596.201
75000000
61.966.469
60000000
45000000
30000000
3.149.589
15000000
4.992.218
0
2003
RAWAT JALAN
2004
RAWAT INAP
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan dan rawat
inap selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan, dengan proporsi pasien rawat inap 6,8 %
tahun 2004 dan 5,1 % pada tahun 2003.
Sedangkan secara rinci jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap menurut
provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.19.
1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang
dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS),
rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI),
69
persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang
meninggal < 24 jam perawatan (NDR).
Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama dua tahun terakhir dapat
dilihat dalam Gambar 4.23 berikut ini.
GAMBAR 4.23
PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI
RUMAH SAKIT SECARA NASIONAL
TAHUN 2003 S/D 2004
100
50
80
40
55,2
55,5
47,9
60
20
22,8
18,0
38,7
30
35,0
40
42,0
20
4,0
10
4,4
4,0
3,4
2003
% BOR
2004
% GDR
2003
BTO
% NDR
2004
LOS
TOI
70
GAMBAR 4.24
PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI
DIRUJUK YANG MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
26,20
30
25
20,44
19,87
18,79
20
15
10
5
0
bumil risti dirujuk &
ditangani
2003
2004
Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan peningkatan menjadi 26,20 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 20,44 %. Sebanyak tiga provinsi memiliki
cakupan 80 % dengan angka tertinggi Provinsi Kepulauan Riau (96 %), Maluku Utara (86,8
%) dan Bali (83,3 %), tiga provinsi dengan pencapaian 10 % yaitu Lampung (9,8 %),
Sumsel (8,9 %) dan Kalbar (2,2 %), sedangkan Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat
dan DKI Jakarta tidak ada data.
Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan kesehatan selama tahun 2004 menunjukkan penurunan menjadi 18,79 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87 %. Sebanyak empat provinsi memiliki
cakupan 90 % dengan angka tertinggi dicapai NAD, DI Yogyakarta dan Gorontalo (100
%), Sumatera Selatan (92,43 %), sembilan provinsi dengan cakupan 10 % dengan cakupan
terendah Provinsi Kalteng (0,40 %) Lampung (2,47 %) dan Kalbar (2,56 %). Sedangkan
Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Persentase cakupan pelayanan
kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut
provinsi selama tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.21.
Adapun persentase ibu hamil dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan memiliki
akses terhadap ketersediaan darah selama tahun 2004 dilaporkan meningkat menjadi 36,18 %
dibandingkan cakupan tahun 2003 sebesar 19,87%. Rincian persentase ibu hamil dan
neonatus risiko tinggi yang dirujuk yang memiliki akses terhadap ketersediaan darah menurut
provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.22.
71
35.821.800
40000000
28.389.957
32000000
26.651.053
20.810.557
24000000
16000000
8000000
0
2003
2004
TOTAL RESEP
OBAT GENERIK
Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana
pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu
74,4% pada tahun 2004 dan 73,3 % pada tahun 2003.
Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik 90 % dengan
cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%) Jambi (99,95 %) Babel (99,76%),
enam provinsi memiliki cakupan 50 % dengan angka terendah dilaporkan Provinsi Irjabar
(5,85%), Lampung (27,3%), Kaltim (28,87%) dan DI Yogyakarta (35,91 %). Sedangkan
provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (95,17%),
Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI
Jakarta tidak ada data.
Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004
disajikan pada Lampiran 4.23.
diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor
risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta
masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini.
1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang
terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk
mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/Kota selama tahun 2003-2004 jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena
KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar 4.26
berikut.
GAMBAR 4.26
JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN
YANG MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
7,794
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
5,541
3,323
3,166
2003
2004
Ds KLB
Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun
waktu < 24 jam selama tahun 2004 terlihat mengalami peningkatan menjadi 59,97 %
dibandingkan laporan pada tahun 2003 sebesar 40,62 %. Gambaran desa terkena KLB dan
penanganan< 24 jam menurut provinsi selama tahun 2004 disajikan dalam Lampiran 4.24.
Sedangkan Ditjen PPM-PL mencatat, frekuensi KLB pada tahun 2004 sebanyak 546
kali dengan jumlah kasus sebanyak 15.805 penderita dan 275 kematian (CFR 1,7%).
Beberapa penyakit dengan frekuensi KLB dan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit
DBD (87 kali, 6.195 penderita dengan 87 kematian), Campak (97 kali, 2.818 penderita
dengan 44 kematian), Tetanus Neonatorum (71 kali, 73 penderita dengan 39 kematian),
keracunan makanan (65 kali, 3.748 penderita dengan 23 kematian), dan Diare (46 kali, 1.827
penderita dengan 29 kematian). Frekuensi KLB menurut jenis penyakit pada tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 3.14.
2. Pemberantasan Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui
gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans
73
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok
umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya
virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari
kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun
selama tahun 1997 2004, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada
Gambar 4.27 berikut.
GAMBAR 4.27
PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT
DAN NON POLIO AFP RATE
TAHUN 1997 2004
100 %
88.10
80.10
80
79.50
90.1
82.40
78.10
4
71.40
60
48.30
40
1.19
1.31
1.26
1.00
20
0.90
1.21
1.26
1.02
1
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Spesimen Adekuat
Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan
dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang
menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat
yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian
hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil
pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio Liar
pada kasus AFP yang ditemukan. Besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1997 2004
relatif stabil.
Sementara itu, cakupan imunisasi Polio-3 pada bayi pada tahun 2004 sebesar 92,5 %.
Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di DKI Jakarta (109,6 %), Bali (99,7 %), Jawa
Timur (98,7 %), dan Jambi (97 %). Sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Papua (56,4
%), Maluku (66,4 %), dan Nanggroe Aceh Darussalam (71,5%). Rincian cakupan imunisasi
Polio-3 menurut provinsi tahun 2003 dapat dilihat pada Lampiran 4.13.
3. Pemberantasan TB-Paru
Upaya Pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS
(Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan
74
langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan
penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti
dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2004 ditemukan
gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.28 berikut.
GAMBAR 4.28
JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN
TAHUN 2000 2004
240,000
200,000
160,000
120,000
80,000
40,000
0
2000
2001
2002
2003
2004
BTA+
54,816
56,787
81,465
104,138
128961
TB Lain
29,775
33,104
76,798
72,623
85677
Total
84,591
89,891
158,263
176,761
214658
persen
80
60
51.8
41.6
40
20
29
20
21
2000
2001
0
2002
2003
2004
kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Pada Gambar 4.30 dapat dilihat
perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa
tahun terakhir.
GAMBAR 4.30
ANGKA SUCCES RATE (SR) DAN PERSENTASE
PENDERITA TB YANG KAMBUH
TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0
2000
2001
20
% SR
% Kambuh
2002
2003
2004
29
38
51.8
2.8
3.7
4.1
4.4
34.5
31
30.5
34.5
36
29.5
30
23
22.1
21
20
10
0
95/96
96/97
97/98
98/99
99/00
76
2000
2001
2002
2003
2004
Provinsi
Melapor
Kab./Kota
Melapor
Penderita
Ditemukan
Cakupan Penemuan
Penderita (%)
Kelengkapan
Laporan
1999
24
298
804.937
34,2
2000
25
258
479.283
30,1
93%
2001
27
269
619.107
25,0
86%
2002
29
293
549.035
22,1
80%
2003
24
323
502.275
30,,
34%
2004
23
296
625.611
36,,
83%
Per tahun
Kumulatif
Penderita AIDS
Per tahun
Kumulatif
Per tahun
Kumulatif
2000
403
1.172
255
607
47
233
2001
732
1.904
219
826
99
280
2002
648
2.552
345
1.171
100
379
2003
168
2.720
316
1.487
261
479
2004
649
3.368
1.195
2.682
361
740
Walaupun jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per
100.000 penduduk), namun dalam perjalanan penyakit dari HIV + menjadi AIDS dikenal
istilah windows periods yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga
kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini
disamping dilakukan pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk
menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih
lanjut
Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei
dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 5 tahun terakhir dapat dilihat dalam
Tabel 4.3 berikut.
TABEL 4.3
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS
TAHUN 2000 2004
Kegiatan
Satuan
2000
2001
2002
2003
2004
Pemeriksaan STS
Spesimen
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
Sample
9.567
50.000
100.000
175.000
150.000
Kolf
395.098
585.726
1.200.000
1.300.000
1.300.000
GAMBAR 4.33
JUMLAH KASUS HIV/AIDS DITEMUKAN DAN DITANGANI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
4.605
5000
3.801
4000
3000
2.157
1.419
2000
1000
0
2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (82,5%) bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,8 %). Rincian penemuan dan penanganan
kasus HIV/AIDS oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.26.
6. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat
untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru
Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan
gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Pada awal tahun 2004 di beberapa wilayah provinsi telah terjadi KLB dengan jumlah
kasus yang cukup tinggi, Insiden Rate berkisar antara 11,94 per 100.000 penduduk (DI
Yogyakarta) hingga 60,29 (DKI Jakarta). Sedangkan angka kematian (Case Fatality Rate)
berkisar antara 0,8 % (DKI Jakarta) hingga 4,1 % (Provinsi NTT).
Upaya kesehatan yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan DBD selama
tahun 2004 tersebut antara lain adalah penemuan penderita secara dini melalui sistem
surveilans, penegakan diagnosa secara cepat dan penanganan penderita secara tepat, serta
gerakan pemantauan dan pengendalian vektor melalui gerakan 3 M.
Sedangkan gambaran penemuan dana penanganan penderita DBD menurut hasil
pengumpulan data/indikator kinerja SPM dari kabupaten/kota selama dua tahun terakhir
dapat dilihat dalam Gambar 4.34 berikut.
79
GAMBAR 4.34
JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
89,272
80,454
72,488
90000
75000
60000
45000
30000
15 0 0 0
0
6 1, 9 12
2003
2004
KA SU S D IT EM U KA N
KA SU S D I T A N GA N I
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan
persentase kasus DBD yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi (85,4 %)
bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (90,12 %). Rincian penemuan dan
penanganan kasus DBD oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat
pada Lampiran 4.26.
7. Pemberantasan Penyakit Malaria
Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan
salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping
pengendalian vektor potensial.
Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu
wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa
dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah
luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan
kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita
dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan
profilaksis.
Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/kota data penderita ditemukan dan diobati selama dua tahun terakhir dapat dilihat
pada Gambar 4.35 berikut.
80
GAMBAR 4.35
JUMLAH KASUS MALARIA KLINIS DAN KONFIRMASI LAB +
DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
3,353,872
4000000
3500000
3000000
2500000
2000000
1500000
1000000
500000
0
1,372,680
1,266,235
1,033,945
2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya penurunan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan (37,75 %) bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (75,32 %). Gambaran persentase penderita malaria
yang diobati menurut provinsi tahun 20004 dapat dilihat pada Gambar 4.36 berikut.
GAMBAR 4.36
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI TAHUN 2004
Rincian penemuan dan penanganan kasus malaria oleh institusi pelayanan kesehatan
selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.28.
8. Pemberantasan Penyakit Kusta
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan
penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan
intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan
penderita penyakit Kusta.
Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang
terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk
81
penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui
institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari
berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama dua tahun
terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
TABEL 4.4
PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU ,
PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
Tahun
Suspek
Diperiksa
2003
2004
Suspek Positif
CDR
Penderita
Cacat(%)
PB
MB
163.781
3.594
11.956
7,3
8,0
212.462
3.615
12.957
7,8
8,6
Penderita
Diobati
17.519
82
GAMBAR 4.38
JUMLAH KASUS BARU KUSTA
DITEMUKAN DAN DITANGANI DENGAN PENGOBATAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
19.283
20000
14.717
16000
12.129
12000
7.953
8000
4000
0
2003
2004
KASUS DITEMUKAN
KASUS DITANGANI
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2004 terlihat adanya peningkatan
persentase kasus yang ditangani oleh institusi pelayanan kesehatan menjadi 76,3 %, bila
dibandingkan dengan cakupan tahun 2003 (65,57 %). Rincian penemuan dan penanganan
kasus Kusta oleh institusi pelayanan kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.29.
9. Pemberantasan Penyakit Filaria
Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada
kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayahwilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10
provinsi selama tahun 2003 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
TABEL 4.5
HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS
SAMPAI DENGAN TAHUN 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Provinsi
NAD
SUMUT
SUMBAR
RIAU
JAMBI
BENGKULU
BABEL
KALBAR
KALTENG
JABAR
Desa Sentinel
Diperiksa
Cot Preh
Kuala Tanjung
Koto Pulai
Lab.Tangga Kecil
Tungkal Hilir
Tanggo raso
Irat
Mensere
Batin Tikal
Sejati Mulya
645
634
712
559
551
501
1.205
715
652
1.025
2004
Positif
25
13
17
10
6
6
24
15
12
11
Mf Rate
4,08
2,13
2,42
2,04
1,53
1,19
2,79
1,90
2,77
1,14
2003
Mf Rate
18,50
3,21
3,12
5,15
2,12
2,36
3,41
2,22
5,23
1,54
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria
Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2004 mengalami penurunan dibandingkan pada
keadaan tahun 2003. Penurunan tersebut sangat erat kaitannya dengan upaya pengobatan
yang dilakukan secara intensif pada setiap kasus yang ditemukan.
83
Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada Gambar 4.39 berikut.
GAMBAR 4.39
REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL
SECARA NASIONAL TAHUN 2002 S/D 2004
15,000,000
20
16
10,000,000
12
8
5,000,000
4
TARGET
REALISASI
% CAKUPAN
2002
203
2004
3,793,488
6,351,961
11,539,682
375,547
876,787
2,126,105
9.90
13.80
18.42
Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun
terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 9,9 %
meningkat menjadi 18,42 % pada tahun 2004.
Sedangkan dalam tahun 2004 juga telah dilakukan Hydrocelectomy pada 24 penderita
di Kabupaten Alor yang telah mengalami hydrocele.
Perincian penemuan dan penanganan kasus Filariasis oleh institusi pelayanan
kesehatan selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.30.
D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR
Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya
gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil
atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan
institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU).
1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi
yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala.
Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban),
pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain.
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari kabupaten/kota
selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat
dilihat pada Gambar 4.40 berikut.
84
GAMBAR 4.40
JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR
DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
2.014.384
2000000
1600000
1200000
548.733
531.433
277.153
800000
400000
0
2003
2004
TERDAFTAR
DIBINA
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama
tahun 2004 mengalami peningkatan, namun demikian secara proporsional cakupan institusi
yang dibina mengalami penurunan menjadi 27,24 % dibandung cakupan tahun 2003 sebesar
52,15 %. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya menurut provinsi tahun
2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.32.
2. Surveilans Vektor
Upaya surveilans vektor dilakukan untuk mengendalikan vektor potensial dalam
menularkan penyakit antara lain nyamuk. Kegiatan yang dilakukan meliputi survei vektor
untuk mengetahui jenis potensial, bionomik serta strategi pengendaliannya.
Pada tahun 2003, telah dilakukan survei vektor pada 8 kabupaten/kota yaitu
Kabupaten Deli Serdang, Musi Banyuasin, Minahasa, Maros, Padang, Balikpapan, Kupang,
dan Jayapura. Hasil survei menunjukkan bahwa container index positif (jentik) untuk rumah
yang tertata sebesar 15,8%, sedangkan untuk rumah yang tidak tertata container index-nya
sebesar 23,06%, serta container index di tempat-tempat umum sebesar 24%.
Sedangkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari
kabupaten/kota dalam kaitan pengamatan vektor penyakit (nyamuk) pada rumah/ bangunan
selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.41 berikut.
85
GAMBAR 4.41
JUMLAH RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI
DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
10,468,650
12000000
8,809,542
10000000
6,463,787
6,004,806
8000000
6000000
4000000
2000000
0
2003
2004
DIPERIKSA
BEBAS JENTIK
Dari gambar di atas terlihat bahwa jumlah rumah/bangunan yang diperiksa dan yang
dinyatakan bebas jentik selama tahun 2004 mengalami peningkatan, namun secara
proporsional mengalami sedikit penurunan menjadi 61,74 % dibanding cakupan tahun 2003
sebesar 68,16 %. Gambaran persentase rumah/bangunan bebas jentik menurut provinsi dapat
dilihat pada Gambar 4.42, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.33.
GAMBAR 4.42
PERSENTASE RUMAH DAN BANGUNAN YANG DIAMATI
DAN DINYATAKAN BEBAS JENTIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
86
87
GAMBAR 4.43
JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
15.556.819
18000000
15000000
15.590.931
10.291.431
10.268.802
12000000
9000000
6000000
604.019
1.818.759
3000000
0
2003
2004
BALITA DITIMBANG
BALITA BB NAIK
BALITA BGM
Melihat gambar di atas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2004
mengalami peningkatan walaupun sangat kecil (0,22 %). Dari balita ditimbang hanya 65,86%
yang menunjukkan kenaikan berat badan, kondisi tersebut mengalami penurunan bila
dibandingkan dengan tahun 2003 (66,15 %). Sedangkan untuk balita dengan berat badan di Bawah
Garis Merah (BGM) terlihat mengalami peningkatan yang perlu mendapat perhatian yaitu tahun
2004 sebesar 11,67 % dan tahun 2003 sebesar 3,88 %. Gambaran secara rinci hasil penimbangan
balita menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.34.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak
mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun
(Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali .
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.44 berikut.
GAMBAR 4.44
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A
MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
100
80,7
81,2
80,4
73,1
80
82,9
61,5
50,8
60
39,8
40
20
0
2003
2004
88
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan
menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan.
Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun
2004 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.35.
3. Pemberian Tablet Besi
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta
meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun
2000 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.45 di bawah ini.
GAMBAR 4.45
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI
PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 2004
100
80
60
40
20
0
2000
2001
2002
2003
2004
Fe1
66,8
67,5
64,6
69,14
80,02
Fe3
59,4
63,1
54,9
59,62
71,32
Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2000 hingga 2004 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 sedikit
mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi
tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 4.36.
4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium
Pemberian kapsul beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium
secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah
dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara
individual maupun secara massal.
Hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok wanita usia subur di
desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada
Gambar 4.46 berikut.
89
GAMBAR 4.46
PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM
PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS
SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004
48,63
60
50
40
30
19,81
20
10
0
2003
2004
Pada gambar di atas terlihat bahwa cakupan pemberian pemberian kapsul beryodium
pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2004 mengalami
peningkatan menjadi 48,63 % dibandingkan pada tahun 2003 (19,81 %). Gambaran secara
rinci hasil pemberian kapsul beryodium menurut provinsi selama tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 4.37.
Sedangkan hasil pemberian kapsul beryodium pada kelompok lain selama tahun 2003
yang dilaporkan oleh 15 provinsi dapat dilihat pada Gambar 4.47 berikut.
GAMBAR 4.47
PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM
PADA IBU HAMIL, IBU NIFAS DAN ANAK SD
SECARA NASIONAL TAHUN 2003
80
persen
60,7
60
40
31,2
26,11
20
0
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Anak SD
generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi
klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat
kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan.
1. Peningkatan Penggunaan Obat Rasional
Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan
dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional melalui pelaksanaan advokasi
secara lebih intensif agar terwujud dukungan masyarakat yang kondusif serta terbangunnya
kemitraan dengan unit pelayanan kesehatan formal. Sampai dengan akhir tahun 2003,
penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang
hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan
hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas
kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional.
2. Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Klinik
Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga farmasi dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan farmasi komunitas dan pelayanan farmasi klinik,
yang dilaksanakan antara lain mencakup penyusunan standar/pedoman pelayanan farmasi
komunitas dan pelayanan farmasi di rumah sakit, standar/pedoman pengelolaan perbekalan
farmasi di rumah sakit, serta peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM farmasi. Berikut ini
hasil survei pelayanan farmasi di 28 rumah sakit dalam rangka pembinaan dan evaluasi
komite farmasi.
GAMBAR 4.48
HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 28 RUMAH SAKIT
TAHUN 2003
100
80
60
55
40
41
20
22
20
RS ber-KFT
RS DOEN
0
PIO
RS ber-SOP
Gambar 4.48 di atas adalah hasil survei di 28 rumah sakit (RSUD provinsi, RSUD
kabupaten, dan RS swasta) di 7 provinsi yaitu Riau, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Utara dengan hasil bahwa 55% rumah sakit
melaksanakan pelayanan informasi obat, 41% mempunyai SOP untuk pelayanan farmasi di
rumah sakit, 22% mempunyai KFT, dan baru 20% rumah sakit mempunyai formularium.
Sementara itu, hasil survei pelayanan farmasi di 31 Puskesmas diperoleh hasil bahwa 87,1%
91
pelayanan farmasi dilakukan oleh Asisten Apoteker, 32,2% dilakukan oleh Apoteker, dan
33,5% Puskemas memiliki formularium, sebagaimana disajikan pada Gambar 4.49 berikut
ini.
GAMBAR 4.49
HASIL SURVEI PELAYANAN FARMASI DI 31 PUSKESMAS
TAHUN 2003
Formularium
Puskesmas
33.5%
Apoteker
3.2%
Asisten
Apoteker
87.1%
20
40
60
80
100
GAMBAR 4.50
PERIZINAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN
PENYALUR ALAT KESEHATAN, TAHUN 2003
Distribusi;
4519
Penyalur;
113
Produksi;
116
Gambar 4.51 berikut ini menunjukkan realisasi perizinan usaha Pedagang Besar
Farmasi (PBF) yang diproses dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
sampai dengan bulan November tahun 2003, yang mana 200 usulan yang diterima dari 197
PBF umum dan 3 PBF bahan baku, 198 di antaranya telah diterbitkan izinnya dan selebihnya
sedang dalam proses.
GAMBAR 4.51
REALISASI PERIZINAN PBF TAHUN 2003
200
190
180
170
160
150
PBF Bahan Baku
PBF Umum
Usulan
SK MENKES
197
195
Izin impor diberikan sesuai dengan persyaratan dari Bea Cukai terhadap barang yang
masuk (alat kesehatan) ke Indonesia, sedangkan izin ekspor berupa Certificate of Free Sale
yang menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut telah mendapat izin edar dan diawasi sesuai
dengan sistem yang berlaku di Indonesia.
93
Korban
Meninggal
Hilang
Total
NAD
128.803
37.066
165.869
Sumut
128
25
153
Tenaga Kes
240
436
676
Selain tenaga kesehatan yang menjadi korban meninggal/hilang dan hancurnya tempat
tinggal mereka, diantara masyarakat umum terdapat keluarga dari tenaga kesehatan sehingga
secara fisik tenaga tersebut tidak bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal yang pada
muaranya berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan.
Bagi masyarakat yang selamat dari bencana, melakukan pengungsian di beberapa
tempat baik di rumah keluarga maupun di tempat-tempat pengungsian baik yang disediakan
oleh masyarakat atau atas inisiatif masyarakat sendiri. Dalam hal ini jumlah pengungsi yang
terdeteksi sebanyak 824.720 jiwa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut.
TABEL 4.7
PERKIRAAN JUMLAH PENGSUNGSI DAN LOKASI/
BARAK PENGUNGSIAN KORBAN TSUNAMI
DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004
No
1
2
3
4
Prov
NAD
Pengungsian
Pengungsi di Kamp Pengungsian
Pengungsi di Rumah Keluarga
Lokasi Pengungsian
Barak Pengungsian
539.385
...
61
854
Prov
Sumut
23.620
...
...
...
Prov
Lain
1.615
...
...
...
Total
777.620
260.000
61
854
Sedangkan jumlah korban luka parah dan ringan yang telah mendapat pelayanan
kesehatan rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
94
TABEL 4.8
JUMLAH KORBAN YANG DIRAWAT DI FASILITAS KESEHATAN
AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT
TGL 26 DESEMBER 2004
No
Korban
1
2
Rawat Inap
Rawat jalan
Total
Di samping itu juga dilaporkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang hancur dan
mengalami kerusakan ringan hingga berat sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.9 sebagai
berikut.
TABEL 4.9
DAFTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG HANCUR DAN
MENGALAMI KERUSAKAN RINGAN-BERAT AKIBAT TSUNAMI
DI NAD DAN SUMUT, TANGGAL 26 DESEMBER 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
Korban
Rumah Sakit
Puskesmas
Klinik Swasta
Pustu
Polindes
Pusling
Ambulan
Hancur
3
26
2
37
172
39
14
badan dunia lainnya. Dalam waktu singkat telah dibentuk beberapa Pos Pelayanan
Kesehatan di tempat pengungsian dan Rumah Sakit Lapangan.
2. Mobilisasi Tenaga Kesehatan
Dalam upaya meningkatkan pelayanan sesuai dengan standar, di samping menggerakkan
Brigade Bencana, Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi tenaga profesional
melalui Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga
Pendidikan, TNI, negara sahabat dan badan dunia untuk bekerja di tempat pelayanan
kesehatan baik di pos-pos pengungsian atau Rumah Sakit Lapangan.
Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan telah dapat memobilisasi tenaga
medis (dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi), tenaga paramedis perawatan (perawat,
bidan), paramedis non perawatan (nutrisionis, sanitarian, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga farmasi dan lain-lain).
Di samping itu Departemen Kesehatan juga membentuk Tim Lapangan yang diketuai oleh
pejabat eselon I dengan anggota para eselon II dan pelaksana lapangan eselon III dan IV,
untuk membantu dalam penataan manajemen Dinas Kesehatan Provinsi NAD dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
3. Mobilisasi Peralatan dan Bahan Penunjang
Dalam mendukung pelayanan kesehatan yang optimal jajaran kesehatan juga memobilisasi
bantuan peralatan dan bahan penunjang pelayanan kesehatan seperti peralatan medik,
obat-obatan, sarana transportasi dan peralatan pendukung lainya.
Bantuan yang dapat dimobilisasi langsung dikirim oleh donor melalui Departemen
Kesehatan atau langsung kepada Satkorlak di Provinsi NAD/Sumut atau digunakan
langsung di fasilitas pelayanan yang dibangun oleh masing-masing donor.
4. Biaya Operasional
Departemen Kesehatan juga melakukan mobilisasi anggaran untuk mendukung
operasionalisasi dalam pelayanan kesehatan dan penataan manajemen kesehatan di semua
jenjang pelayanan, dan institusi.
Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai
dengan tahun 2004.
***
96
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini,
adalah sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN
Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah
sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas
Pada periode tahun 2000 2004, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan)
terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.540 unit pada tahun 2004. Namun
pada periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk cenderung menurun dari
3,56 per 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 3,49 per 100.000 penduduk pada tahun 2001
menjadi 3,46 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan tahun 2003, kemudian menjadi
3,47 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap
100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3-4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio
Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.1,
gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi dibandingkan angka
nasional disajikan pada Gambar 5.2. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1.
GAMBAR 5.1
JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004
Jumlah Puskesmas
Rasio Puskesmas
4,00
7.600
7.500
3,20
7.400
2,40
7.300
1,60
7.200
0,80
7.100
7.000
0,00
2000
Jml Puskesmas
Jml. Penduduk
RasioPuskesmas
7.237
203.456.005
3,56
2001
7.277
208.405.944
3,49
2002
7.309
211.000.598
3,46
2003
7.413
214.374.096
3,46
97
2004
7.540
217.072.346
3,47
GAMBAR 5.2
JUMLAH PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana
sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka
jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2004 rata-rata 1,04 unit tidak mengalami
perubahan dibandingkan data tahun 2003 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk.
Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari
21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.002 unit pada tahun 2004. Sementara itu, rasio
Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk ada cenderung menurun dari 10,45 per
100.000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 10,36 per 100.000 penduduk pada tahun 2001
menjadi 10,29 per 100.000 penduduk pada tahun 2002 dan 10,15 per 100.000 penduduk pada
tahun 2003, kemudian menjadi 10,14 per 100.000 penduduk pada tahun 2004. Ini berarti
bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit Puskesmas Pembantu.
Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk
pada tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.3 berikut ini, sedangkan menurut provinsi
disajikan pada Lampiran 5.2.
98
GAMBAR 5.3
JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004
Rasio Pustu
22.200
11,00
22.000
10,00
21.800
9,00
21.600
8,00
21.400
7,00
21.200
21.000
6,00
2000
Jml Pustu
Jml. Penduduk
Rasio Pustu
Jumlah Pustu
21.267
203.456.005
10,45
2001
2002
2003
21.587
208.405.944
10,36
21.706
211.000.598
10,29
2004
21.762
214.374.096
10,15
22.002
217.072.346
10,14
Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 2004,
maka rasio Puskesmas pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas
rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada
tahun 2000 2004 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III
sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan.
Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan
kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 2004
perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 1.785 unit pada
tahun 2000 dan 1.818 unit pada tahun 2001 menjadi 1.926 unit pada tahun 2002 dan 1.924 unit
pada tahun 2003, dan bertambah lagi menjadi 2.010 unit pada tahun 2004. Perkembangan
jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 1998 2004 disajikan pada Gambar
5.3 berikut ini, sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.
GAMBAR 5.4
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
TAHUN 1998 2004
10,000
Jumlah
8,000
6,000
4,000
2,000
0
Puskesmas
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
99
10,000
1.00
8,000
0.80
6,000
0.60
4,000
0.40
2,000
0.20
0
Pusling PB
Pusling R4
Rasio Pusling
1999
2000
2001
2002
2003
2004
899
841
716
654
317
805
0.00
GAMBAR 5.5
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS
TAHUN 1999 2004
0.88
0.8
0.77
0.42
0.82
Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga
cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 1999 dan 0,88 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8
pada tahun 2001 dan 0,77 pada tahun 2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas
pada tahun 2003 sebesar 0,42 dan pada tahun 2004 sebesar 0,82.
2. Rumah Sakit
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain
dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah
rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk.
Pada tahun 1999 2004, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di
Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.111 unit pada tahun 1999 naik dan 1.145 unit pada
tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada tahun 2001 dan 1.215 unit pada tahun 2002, kemudian
meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 dan 1.246 unit pada tahun 2004. Bila
dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira
100
separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum
dan khusus) di Indonesia tahun 1999 2004 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini,
sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.
TABEL 5.1
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS)
DI INDONESIA TAHUN 1999 2004
No.
Pengelola/Kepemilikan
1999
1 Departemen Kesehatan
2000
2001
2002
2003
2004
59
59
31
31
31
31
2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota
355
357
386
389
396
404
4 TNI/POLRI
111
111
111
112
112
112
68
68
70
78
78
78
518
550
580
605
617
621
1.111
1.145
1.178
1.215
1.234
1.246
5 BUMN/Departemen Lain
6 Swasta
Jumlah
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI
Jumlah RSU
1200
1000
800
600
400
200
0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004
RSU Pemerintah
521
523
522
525
517
520
524
526
534
542
RSU Swasta
329
335
351
363
370
390
411
427
432
434
Jumlah RSU
850
858
873
888
887
910
935
953
966
976
101
Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 2004
juga meningkat, dari 217 unit pada tahun 1997 dan 224 unit pada tahun 1998 dan 1999 menjadi
235 unit pada tahun 2000 dan 244 unit pada tahun 2001, kemudian naik lagi menjadi 267 unit
pada tahun 2002, 268 unit pada tahun 2003, dan 270 unit pada tahun 2004. Bila dilihat
berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup
milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI,
dan Departemen Lain / BUMN pada periode itu relatif stabil, sedangkan jumlah rumah sakit
khusus milik swasta kenaikannya cukup bermakna. Perkembangan jumlah rumah sakit khusus
di Indonesia tahun 1997 2004 disajikan pada Gambar 5.7 di bawah ini, sedangkan jumlahnya
menurut jenis rumah sakit, provinsi, dan kepemilikan dapat dilihat pada Lampiran 5.5, dan
Lampiran 5.8.
Jumlah RS Khusus
GAMBAR 5.7
PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS
TAHUN 1997 2004
500
400
300
200
100
0
RSK Pemerintah
77
76
76
75
74
76
83
83
RSK Sw asta
140
148
148
160
170
191
185
187
Jumlah RSK
217
224
224
235
244
267
268
270
GAMBAR 5.8
PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT
TAHUN 1997 2004
150,000
125,000
100,000
75,000
50,000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
TT RSK
18,110
17,894
17,815
17,970
17,269
18,675
18,750
19,591
TT RSU
103,886
105,292
105,783
107,537
109,948
111,539
112,379
112,640
102
140,000
65
135,000
63
130,000
61
125,000
59
120,000
57
115,000
2000
2001
2002
2003
2004
55
GAMBAR 5.9
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK
TAHUN 2000 2004
Rasio TT
61.22
61.71
61.17
60.92
GAMBAR 5.10
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS TAHUN 1997 2004
1,200
1,000
800
600
400
200
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
Industri Farmasi
235
205
195
198
205
226
229
295
77
79
87
93
81
86
86
89
559
608
722
872
794
811
1,130
1,134
198
173
163
272
400
727
413
483
554
1,015
Industri Kosmetika
506
541
569
1 088
Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data
103
Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997
2004 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi
pada tahun 2001 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.
GAMBAR 5.11
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS TAHUN 1997 2004
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
1,631
1,718
1,819
2,026
2,082
2,249
2,478
2,432
Apotek
6,903
7,467
7,794
6,196
6,391
7,767
8,364
8,456
Toko Obat
7,000
5,246
7,101
5,028
4,518
5,405
6,610
6,843
555
574
1,061
1,152
1,639
1,982
621
722
291
343
711
819
351
350
332
319
307
300
250
200
2001
2002
2003
104
2004
245000
240000
238699
234526
234843
235000
230000
225000
220198
220000
215000
210000
205000
1999/2000
2001
2002
2003
2004
Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 3,47 atau rata-rata pada tiap
desa/kelurahan terdapat 3-4 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar
adalah di DKI Jakarta (13,41) dan DI Yogyakarta (12,27). Sedangkan rasio terkecil di Irian
NAD (0,86) dan Sulawesi Tenggara (1,20). Empat provinsi datanya tidak tersedia, yaitu
Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Irian Jaya Barat
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga
dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama,
Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2004, jumlah Polindes
sebanyak 26.975 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,39. Rasio Polindes
terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kalimantan Barat (0,84), Kepulauan Riau (0,77)
dan NTB (0,67). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (di DKI Jakarta tidak ada Polindes),
Banten (0,03) dan Maluku (0,08).
105
Pos Obat Desa (POD) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal
pengobatan sederhana, terutama untuk penyakit yang sering terjadi pada masyarakat
setempat. Pos Obat Desa ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat
perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun
2004, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 6.596 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan
adalah 0,10. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di NTB (0,27), Jawa Tengah
dan Sulawesi Tengah (masing-masing 0,25). Sedangkan rasio terkecil di DKI Jakarta (tidak
ada POD), Bali (hanya terdapat 1 POD atau rasio 0,00) dan Maluku Utara (terdapat 2 POD
atau rasio 0,00). Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2004 dapat dilihat pada
Lampiran 5.14.
5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan
kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai
institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga
kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen
Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes.
Pada tahun 2004 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang
menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan,
Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro,
Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi
Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan
lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2004 jumlah jurusan atau
program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 199 jurusan. Dari
199 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (31,66%)
dan Kebidanan (23,62%), selebihnya adalah Gizi (11,56%), Kesehatan Lingkungan
(10,05%), Kesehatan Gigi (9,05%), Analis Kesehatan (6,03%), Farmasi (3,02%), Teknik
Elektro Medik (1,01%), Teknik Radio Diagnostik (1,01%), Fisioterapi (1,01%), Teknik Gigi
(0,50%), Analis Farmasi dan Makanan (0,50%), Okupasi Terapi (0,50%), dan Ortotik
Prostetik (0,50%). Jumlah institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan
provinsi pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.19.
Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 647
institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan (70,63%), sedangkan selebihnya
adalah jurusan Kefarmasian (11,28%), Keteknisian Medis (10,82%), Kesehatan Masyarakat
(2,94%), Keterapian Fisik (2,63%), dan Gizi (1,73%). Bila dilihat menurut kepemilikannya,
jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2004, 78,21% adalah milik swasta,
sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (15,76%), TNI/POLRI (5,26%), dan
Departemen Kesehatan (Pusat) (0,77%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat
mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah
institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status
kepemilikan pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.21.
106
B. TENAGA KESEHATAN
1. Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan
pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi
ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun sektor swasta
perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor
pemerintah maupun sektor swasta sangat sulit diperoleh. Data yang tersedia adalah data
PUPNS tahun 2003, data tenaga PTT, data SDM (Sumber Daya Manusia) di rumah sakit dan
data SDM di Puskesmas.
Berdasarkan jumlah PUPNS, PTT dan SDM rumah sakit swasta, jumlah SDM
kesehatan adalah 327.078 orang, terdiri dari 301.215 orang (92,09%) tenaga kesehatan dan
25.863 orang (7,91%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah SDM kesehatan
terbanyak adalah Jawa Tengah (62.837 orang), diikuti Jawa Timur (34.331 orang) dan Jawa
Barat (31.411 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah
Bangka Belitung (1.131 orang), Gorontalo (1.232 orang) dan Maluku Utara (1.794 orang).
Berdasarkan profesinya, dari 301.215 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 141.196
orang (46,9%) dan bidan 61.947 orang (20,6%). Jumlah dan persentase tenaga kesehatan
menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini.
TABEL 5.2
JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK
TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA
(DATA PUPNS, TENAGA PTT DAN TENAGA RUMAH SAKIT TAHUN 2003)
No.
Jenis Tenaga
23.904
7,93
Dokter Gigi
7.324
2,43
3.37
Dokter Spesialis
9.377
3,11
4.32
607
0,20
0.28
Perawat
141.196
46,88
65.05
Perawat Gigi
5.796
1,92
2.67
Bidan
61.947
20,57
28.54
1.811
0,60
0.83
Analis Farmasi
948
0,31
0.44
10
Asisten Apoteker
7.714
2,56
3.55
11
Administrator Kesmas
7.778
2,58
3.58
12
Sanitarian
13.761
4,57
6.34
13
Gizi
6.857
2,28
3.16
14
Keterapian Fisik
1.433
0,48
0.66
15
Keteknisan Medis
10.762
3,57
4.96
Dokter Umum
Jumlah
Jumlah
Persentase
301.215
138.76
107
Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk sebesar 138,76. Ini berarti bahwa
setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 138-139 tenaga kesehatan. Rasio masing-masing jenis
tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per
100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu masingmasing sebesar 65,05 per 100.000 penduduk dan 28,54 per 100.000 penduduk.
Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah Jawa Tengah (60,123
orang), diikuti Jawa Timur (29,815orang) dan Jawa Barat (28,591orang). Sedangkan provinsi
dengan jumlah tenaga kesehatan terendah adalah Bangka Belitung (1,054 orang), Gorontalo
(1,147 orang) dan Maluku Utara (1,669 orang). Namun, jika dilihat rasio jumlah tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk, rasio tertinggi adalah Provinsi DKI Jakarta diikuti Papua
dan NAD dan terendah adalah Banten, Lampung dan Jawa Barat. Jumlah dan rasio tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk menurut provinsi tahun disajikan pada Gambar 5.15 berikut
ini. Sedangkan data selengkapnya disajikan pada Lampiran 5.22.
GAMBAR 5.14
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2003
JATENG
JATIM
JABAR
DKI JAKARTA
SUMUT
SULSEL
NAD
SUMSEL
SUMBAR
PAPUA
RIAU
NTT
BALI
SULTENG
KALTIM
JAMBI
DIY
BANTEN
SULUT
KALSEL
KALTENG
NTB
SULTRA
LAMPUNG
KALBAR
BENGKULU
MALUKU
MALUT
GORONTALO
BABEL
60.123
29.815
28.591
26.991
22.065
11.535
11.299
9.314
8.463
7.174
7.095
6.530
6.142
5.659
5.492
5.236
4.953
4.924
4.845
4.512
4.425
4.317
4.211
3.897
3.443
3.252
3.042
1.669
1.147
1.054
0
5.000 10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.00055.00060.00065.00070.000
108
GAMBAR 5.15
RASIO TENAGA KESEHATAN PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
per 100.000 penduduk
DKI JAKARTA
PAPUA
NAD
MALUKU
SULTENG
SULUT
MALUT
KALTENG
SULTRA
KALTIM
JAMBI
SUMBAR
BENGKULU
JATENG
BALI
SUMUT
NTT
DIY
KALSEL
SULSEL
GORONTALO
SUMSEL
RIAU
BABEL
NTB
JATIM
KALBAR
JABAR
LAMPUNG
BANTEN
333
298
281
272
242
234
223
222
213
212
211
199
195
188
188
185
163
155
147
137
128
127
126
112
106
85
81
76
57
53
50
100
150
200
Indonesia (141per 100.000 penduduk)
250
300
350
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di rumah sakit tahun 2003 sebanyak 145.009
orang, terdiri dari tenaga kesehatan 133.820 orang (92,28%) dan non tenaga kesehatan 11.189
orang (7,72%). Provinsi dengan jumlah SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit terbanyak
adalah DKI Jakarta (25.672 orang) diikuti Jawa Timur (19.391 orang) dan Jawa Tengah
(18.761 orang). Sedangkan jumlah terendah adalah Provinsi Gorontalo, Maluku Utara, dan
Irian Jaya Tengah. Data SDM Kesehatan yang bekerja di rumah sakit menurut profesi dan
provinsi disajikan pada Lampiran 5.23.
Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2004 adalah 141.566 orang,
7.550 orang bekerja di Puskesmas induk dan 22.002 orang bertugas di Puskesmas Pembantu.
Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 8.934 orang (PNS maupun PTT).
Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.540, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2
orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 3.778 orang yang
berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 40.070 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 5-6 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 48.252 orang
sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Tenaga kesehatan lain di Puskesmas yaitu
Sarjana Kesehatan Masyarakat, Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat gigi, Sanitarian,
Pelaksana gizi, Analis Medis, tidak terdapat di setiap Puskesmas. Data selengkapnya dapat
dilihat dalam Lampiran 5.24.
Jumlah tenaga kesehatan menurut jenis dan provinsi (di luar tenaga kesehatan di Pusat)
tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.25. Sedangkan gambaran rasio dokter per 100.000
penduduk dapat dilihat pada gambar 5.16 dan rasio perawat/SKp (Sarjana Keperawatan) per
100.000 penduduk dapat dilihat pada gambar 5.17.
109
GAMBAR 5.16
RASIO DOKTER PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
GAMBAR 5.17
RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2004
April 2004 penempatan dokter PTT di Puskesmas telah dilaksanakan sebanyak 36 angkatan.
Daerah penempatannya dikategorikan menjadi 3 wilayah, yaitu daerah biasa, daerah
terpencil, dan sangat terpencil. Namun sejak mulai angkatan ke-27, kebijakan kategori daerah
penempatan diserahkan kepada daerah.
Jumlah kumulatif penempatan dokter PTT mulai dari angkatan I (Agustus 2001)
sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004) sebanyak 33.419 orang. Provinsi yang paling
banyak penempatan dokter PTT adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi-provinsi baru, yaitu Provinsi Maluku Utara,
Gorontalo, dan Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT menurut provinsi dan
angkatan disajikan pada Lampiran 5.26.
Dokter PTT yang masih aktif sampai April 2004 jumlahnya 9.016 orang yaitu
angkatan XXVIII (Agustus 2001) sampai dengan angkatan XXXVIII (April 2004). Sebanyak
5.705 orang (63,28%) ditempatkan di daerah biasa, 2.328 orang (25,82%) di daerah terpencil
dan 983 orang (10%) di daerah sangat terpencil. Provinsi dengan jumlah dokter PTT yang
masih aktif terbanyak adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur, sedangkan yang
terendah adalah Bali, Maluku Utara, dan Bangka Belitung. Jumlah dokter PTT yang masih
aktif menurut kriteria penempatan dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.27.
GAMBAR 5.18
JUMLAH DOKTER PTT YANG MASIH AKTIF
MENURUT PROVINSI S/D APRIL 2004
JATEN
JABA
JATI
SUMU
LAMPUN
JAMB
SULSE
NT
NA
RIA
NT
KALTI
KALSE
SUMSE
SUMBA
BANTE
SUL.TENGGA
BENGKU
PAPU
KALTEN
DI
KALBA
SULTEN
MALUK
DKI
SULU
BAGORONTA
MALUKU
BAL
100
379
345
334
329
324
308
303
294
290
271
252
228
225
203
199
187
143
142
129
110
104
79
73
66
64
0
200
446
400
605
600
111
895
683
800
100
120
384
358
246
221
205
122
121
109
108
95
91
89
88
62
62
56
53
50
48
41
36
35
33
31
29
26
15
15
13
12
0
100
200
300
400
500
Sementara itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan bidan khususnya untuk wilayah
perdesaan termasuk daerah terpencil dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
dan anak di daerah perdesaan juga dilaksanakan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap
(Bidan PTT) yang ditempatkan di desa. Perkembangan jumlah bidan sebagai pegawai tidak tetap
pada tahun 1999/2000 2002/2003 dapat dilihat pada Gambar 5.20 di bawah ini, sedangkan
jumlahnya menurut provinsi pada tahun 1994 2003 disajikan pada Lampiran 5.30 dan Lampiran
5.31.
112
GAMBAR 5.20
JUMLAH BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP
TAHUN 1999/2000 2002/2003
50,000
40,000
37,319
35,164
33,430
30,096
30,000
20,000
10,000
0
1999/2000
2000/2001
2001/2002
2002/2003
150,000
100,000
50,000
2001
2002
2003
2004
107,463
97,359
105,859
109,833
25,780
26,684
28,412
36,387
113
Selanjutnya jumlah peserta didik tahun ajaran 2003/2004 dan jumlah lulusan tahun
2003 di Poltekkes dan non Poltekkes menurut sekolah/jurusan/program studi lebih rinci dapat
dilihat pada Lampiran 5.32 dan Lampiran 5.33.
Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 2004 juga relatif tidak banyak berubah.
Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2001 sebanyak 42.057 orang yang terdiri atas lulusan
jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma III (JPTD-III) sebanyak 29.974 orang (71,27%),
jenjang pendidikan tinggi setingkat D-I (JPTD-I) sebanyak 167 orang (0,40%), dan jenjang
pendidikan menengah (JPM) sebanyak 11.916 orang (28,33%). Jumlah lulusan Diknakes
pada tahun 2002 sebanyak 44.057 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 32.021
orang (72,68%), JPTD-I sebanyak 257 orang (0,58%), dan JPM sebanyak 11.779 orang
(26,74%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2003 sebanyak 37.733 orang, yang terdiri atas
lulusan JPTD-III sebanyak 31.927 orang (84.61%), JPTD-I sebanyak 70 orang (0.19%), dan
JPM sebanyak 5736 orang (15.2%). Jumlah lulusan Diknakes pada tahun 2004 sebanyak
45.562 orang, yang terdiri atas lulusan JPTD-III sebanyak 41.014 orang (90,02%), JPTD-I
sebanyak 87 orang (0,20%), dan JPM sebanyak 4.461 orang (9,79%). Perkembangan jumlah
lulusan institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2001 2004 disajikan pada Gambar
5.22 di bawah ini.
GAMBAR 5.22
JUMLAH LULUSAN INSTITUSI DIKNAKES
TAHUN 2001 2004
50,000
JPTD-III
41,014
JPTD-I
40,000
JPM
32,021
29,974
31,927
30,000
20,000
11,916
11,779
10,000
5,736
4,461
167
257
70
87
2001
2002
2003
2004
rencana kebutuhan tambahan tenaga tahun 2004 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran
5.34.
Berpedoman pada Indikator Indonesia Sehat 2010, telah disusun perkiraan kebutuhan
tenaga kesehatan per tahun, sehingga pada tahun 2010 target tersebut diharapkan tercapai.
Perkiraan kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2004-2010 dapat dilihat pada Lampiran 5.35.
5. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam
rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas
pelatihan pra/jabatan atau pra/tugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan
teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari
permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak
dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia.
Pada tahun 2004 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 9.461 orang, dengan
rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 978 orang (10,34%), Diklat Pimpinan sebanyak 343
orang (3,62%), Diklat Fungsional sebanyak 528 orang (5,58%), dan Diklat Teknis sebanyak
7.612 orang (80,46%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.23 berikut ini.
GAMBAR 5.23
PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI
PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2004
Pelatihan
Pimpinan
3.6%
Pelatihan
Fungsional
5.6%
Pelatihan
Teknis
80.5%
Pelatihan PraJabatan
10.3%
115
TABEL 5.3
JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI
BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 1999 2004
Jenis Pelatihan
1999
Jumlah
2000
%
Jumlah
2001
%
Jumlah
2002
%
Jumlah
2003
%
Jumlah
2004
%
Jumlah
Pelatihan Pra-Jabatan
5.196
17
4.368
25
2.465
22
206
5,5
428
4,8
978
10,3
Pelatihan Pimpinan
1.239
349
220
181
4,8
235
2,6
343
3,6
Pelatihan Fungsional
8.609
29
1.730
1.060
10
708
19,0
1.448
16,3
528
5,6
14.929
50
16.336
63
7.228
66
2.640
70,7
6.793
76,3
7.612
80,5
10.973 100
3.735
100
8.904
100
9.461
100
Pelatihan Teknis
Jumlah
29.973 100
22.783 100
Dari Tabel 5.3 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan
sejak tahun 2001. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes
milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat
Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan
Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2004 dapat pula dilihat pada Lampiran
5.36.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Sesuai dengan data yang berhasil dikumpulkan, untuk menggambarkan situasi
pembiayaan kesehatan di Indonesia, berikut ini uraian tentang pembiayaan kesehatan oleh
pemerintah yaitu mengenai alokasi anggaran Departemen Kesehatan (APBN) baik rutin
maupun pembangunan, alokasi anggaran bersumber APBN per kapita, dan alokasi APBD
Kabupaten/Kota untuk kesehatan, dan juga uraian mengenai pembiayaan kesehatan oleh
masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan
pemeliharaan kesehatan.
1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah
Berikut ini gambaran situasi pembiayaan kesehatan oleh pemerintah yang mencakup
anggaran Departemen Kesehatan baik rutin maupun pembangunan dan anggaran kesehatan
yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota.
Jumlah alokasi anggaran (rutin, pembangunan dan PHLN) Departemen Kesehatan
pada tahun 2004 sebesar 7.0122,54 milyar rupiah sedangkan realisasinya sebesar 3.827,71
milyar rupiah.
Anggaran rutin dialokasikan sebesar 1.372,51 milyar rupiah, sedangkan realisasinya
sebesar 1.436,45 milyar rupiah (105%).
116
GAMBAR 5.24
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN RUTIN DEPKES
TAHUN 2000 2004
Ribuan rupiah
3,000,000,000
2,500,000,000
2,000,000,000
1,500,000,000
1,000,000,000
500,000,000
0
2000
2001
2002
Alokasi
1,380,694,850
1,511,095,708
989,069,545
2003
1,372,514,222
2004
Realisasi
1,950,127,181
2,613,060,056
938,407,224
1,436,450,393
Pada tahun 2004, jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan sebesar
1.372,51 milyar rupiah. Alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (922,13 milyar
rupiah), Badan PPSDM Kesehatan (192,03 milyar rupiah), dan Ditjen Pelayanan Medik
(147,81 milyar rupiah). Sedangkan yang terendah adalah untuk Ditjen Pelayanan
Kefarmasian dan Alkes (7,87 milyar rupiah), Inspektorat Jenderal (10,54 milyar rupiah), dan
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (18,82 milyar rupiah).
Dari jumlah alokasi anggaran rutin Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar
itu, telah berhasil digunakan (realisasi) sebesar 1.436,45 milyar rupiah atau sebesar 104,7%.
Persentase realisasi terbesar adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(129,5%), Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat (117,5%), dan Inspektorat Jenderal (111,4%).
Sedangkan yang terkecil adalah Ditjen Pelayanan Medik dan Ditjen PPMPL (96,1%).
Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen Kesehatan menurut unit kerja pada tahun
2004 disajikan pada Lampiran 5.37.
Pada periode tahun 2000 2004, jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen
Kesehatan (yang terdiri atas rupiah murni dan PHLN) baik yang dikelola oleh unit pusat
maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi sebagai dana dekonsentrasi, cenderung
meningkat yaitu dari 1.532,62 milyar rupiah pada tahun 2000 menjadi 1.841,28 milyar rupiah
pada tahun 2001 atau naik sebesar 20,14%, naik lagi menjadi 2.451,85 milyar rupiah pada
tahun 2002 atau naik sebesar 33,16%, dan kemudian menjadi 5.138,55 milyar rupiah pada
tahun 2003 atau naik sebesar 109,58%, dan pada tahun 2004 juga sedikit turun menjadi
4.784,19 milyar rupiah atau turun sebesar 6,9%. Sedangkan realisasinya pada tahun 2000
sebesar 853,05 milyar rupiah (55,7%), pada tahun 2001 sebesar 966,04 milyar rupiah
(52,1%), pada tahun 2002 sebesar 2.287,13 milyar rupiah (93,3%), pada tahun 2003 sebesar
4.290,4 milyar rupiah (83,5%), dan pada tahun 2004 sebesar 3.767,26 milyar rupiah (78,7%).
Alokasi dan realisasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan dapat dilihat pada
Gambar 5.25 di bawah ini.
117
GAMBAR 5.25
ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES
TAHUN 2000 2004
6,000,000,000
Ribuan rupiah
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0
2000
2001
2002
2003
2004
Alokasi
1,532,617,719
1,853,250,242
2,451,846,085
5,138,546,085
4,784,192,194
Realisasi
853,050,987
966,038,873
2,287,134,804
4,290,402,595
3,767,260,566
Dari jumlah alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan pada tahun 2004
sebesar 4.784,19 milyar rupiah, alokasi terbesar adalah untuk Program Upaya Kesehatan
(4,200,59 milyar rupiah), sedangkan alokasi terkecil untuk Program Obat, Makanan dan
Bahan Berbahaya (11,97 milyar rupiah). Persentase realisasi anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan pada tahun 2004 sebesar 78,7%, dengan persentase realisasi terbesar
adalah Program Obat, Makanan, dan Bahan Berbahaya (98,7%), Program Upaya Kesehatan
(81,6%), dan Program Perbaikan Gizi (68,6%), sedangkan yang terkecil adalah Program
Sumber Daya Kesehatan (49%) dan Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat, dan
Pemberdayaan Masyarakat (52,3%). Alokasi dan realisasi anggaran rutin Departemen
Kesehatan menurut program pada tahun 2004 disajikan pada Lampiran 5.38.
Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen
Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat sebesar 2.228,06 milyar rupiah pada tahun
2004, alokasi terbesar adalah untuk Sekretariat Jenderal (1.306,79 milyar rupiah), Direktorat
Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (525,97 milyar
rupiah), dan untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat (167,58 milyar rupiah),
sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan (11,97 milyar rupiah), sedangkan untuk Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (26,96 milyar rupiah), dan untuk Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan (76,5 milyar rupiah). Persentase anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan yang dialokasikan pada unit pusat pada tahun 2004 sebesar 87,4%,
dengan persentase realisasi terbesar adalah Ditjen Pelayanan Kefarmasian dan Alkes (98,7%),
Sekretariat Jenderal (91,4%), dan Ditjen Pelayanan Medik (90,9%), sedangkan yang terkecil
adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (54%), Ditjen Bina Kesehatan
Masyarakat (63,4%), dan Badan PPSDM Kesehatan (69%). Alokasi dan realisasi angagaran
rutin Departemen Kesehatan menurut Eselon I Pusat pada tahun 2004 disajikan pada
Lampiran 5.39.
Untuk daerah, data terakhir adalah data tahun 2003. Pada tahun 2003 alokasi terbesar
adalah untuk Provinsi Jawa Timur (223,58 milyar rupiah), Jawa Tengah (191,71 milyar
rupiah), dan untuk Jawa Barat (189,6 milyar rupiah). Sedangkan alokasi terkecil adalah untuk
Provinsi Banten (45 milyar rupiah), Maluku Utara (45,03 milyar rupiah), dan untuk
Kepulauan Bangka Belitung (47,4 milyar rupiah). Realisasi anggaran pembangunan yang
dialokasikan ke daerah pada tahun 2003 sebesar 80,41%. Provinsi dengan realisasi anggaran
118
terbesar adalah Provinsi Banten (99,88%), Maluku Utara (99,49%), dan Jambi (99,37%).
Sedangkan realisasi terkecil adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (40,11%), Bali (50,32%),
dan Jawa Timur (64,24%). Realisasi anggaran pembangunan menurut provinsi pada tahun
2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.40. Perkembangan alokasi anggaran pembangunan
Departemen Kesehatan tahun 2000 2004 disajikan pada Gambar 5.26 di bawah ini.
GAMBAR 5.26
ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN DEPKES
MENURUT PUSAT DAN DAERAH TAHUN 2000 2004
Ribuan rupiah
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
0
2000
2001
2002
2003
2004
Sesungguhnya salah satu indikator yang cukup sensitif untuk mengetahui situasi
pembiayaan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan per kapita, namun sampai saat ini data
pembiayaan kesehatan per kapita sangat sulit diperoleh, karena melibatkan data pembiayaan
dari berbagai sumber seperti pemerintah (pusat dan daerah), swasta, dan masyarakat. Data yang
tersedia adalah alokasi anggaran pembangunan kesehatan per kapita per tahun yang dihitung
berdasarkan alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan untuk pusat dan untuk
daerah (dana dekonsentrasi), tidak termasuk anggaran kesehatan yang bersumber dari APBD
provinsi dan APBD kabupaten/kota. Pada tahun 2000 alokasi anggaran pembangunan
bersumber APBN per kapita per tahun hanya 7.450 rupiah, untuk tahun 2001 hanya 8.840
rupiah, untuk tahun 2002 hanya 11.620 rupiah, dan untuk tahun 2003 hanya 23.970 rupiah.
Alokasi anggaran pembangunan bersumber APBN per kapita tahun 2000 2003 dapat dilihat
pada Gambar 5.27 berikut ini.
GAMBAR 5.27
ALOKASI ANGGARAN PEMBANGUNAN BERSUMBER APBN PERKAPITA
TAHUN 2000 2003
30,000
23,970
25,000
20,000
15,000
10,000
11,620
7,450
4,088
5,000
0
2000
2001
2002
119
2003
Pada tahun 2000, dalam pertemuan antara Departemen Kesehatan dengan seluruh
Bupati/Walikota se-Indonesia, disepakati bahwa pemerintah daerah akan mengalokasikan
15% dari APBD-nya untuk pembiayaan kesehatan. Walaupun sampai saat ini data mengenai
alokasi biaya kesehatan di kabupaten/kota secara lengkap relatif sulit dapat diperoleh, namun
demikian berdasarkan hasil pengumpulan data sumber daya dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota, menunjukkan bahwa persentase APBD untuk kesehatan terhadap total
APBD kabupaten/kota untuk tahun 2001 2003 relatif tidak banyak berubah dan masih
terlalu kecil bila dibandingkan dengan alokasi yang telah disepakati, yaitu berkisar antara
1,3% 8%. Persentase APBD untuk kesehatan terhadap APBD Kabupaten/Kota menurut
provinsi tahun 2001 2003 dapat dilihat pada Lampiran 5.41.
2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat
Untuk melihat gambaran biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga menurut
jenis biayanya, biaya kesehatan dikelompokkan ke dalam biaya pengobatan tradisional, biaya
mengobati sendiri, dan biaya produk dan jasa kesehatan lainnya. Untuk pengobatan
tradisional, rata-rata tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga untuk
adalah di Provinsi DKI Jakarta (Rp. 5.871,02), Jambi (Rp. 3.791,70), dan Bali (Rp. 3.710,31),
sedangkan yang terendah adalah di Provinsi Gorontalo (Rp. 849,68), Papua (Rp. 904,53), dan
Nusa Tenggara Barat (Rp.1.137,08). Untuk mengobati sendiri, rata-rata tertinggi besarnya
biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi Maluku Utara (Rp.
12.857,14), Papua (Rp. 10.251,98), dan DKI Jakarta (Rp. 8.860,30), sedangkan yang terendah
adalah di Provinsi Bengkulu (Rp. 4.051,99), Sulawesi Selatan (Rp. 4.136,14), dan Nusa
Tenggara Timur (Rp. 4.442,28). Untuk biaya produk dan jasa kesehatan lainnya, rata-rata
tertinggi besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah tangga adalah di Provinsi DKI
Jakarta (Rp. 7.647,98), Papua (Rp. 6.441,40), dan Jambi (Rp. 4.445,97), sedangkan yang
terendah adalah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Rp. 375,19), Sulawesi Selatan (Rp. 407,45),
dan Gorontalo (Rp. 526,18). Rata-rata besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan rumah
tangga menurut provinsi, jenis biaya kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004
dapat dilihat pada Lampiran 5.42.
Persentase rumah tangga menurut sumber dana yang digunakan untuk pembiayaan
kesehatan, dan daerah tempat tinggal pada tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 5.43,
Lampiran 5.43.a, dan Lampiran 5.43.b.
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya,
sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
masyarakat. Tingkat kesertaan masyarakat dalam upaya jaminan pemeliharaan kesehatan selama
beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 5.28 berikut ini.
120
GAMBAR 5.28
PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN
TAHUN 1993, 2001 - 2004
100
80
60
40
20
0
1993
2001
2002
2003
2004
Non JPK
84.5
79.8
78.9
76.4
73.7
JPK
15.5
20.2
21.1
23.6
26.3
10
8
6
4
2
0
Askes
Jamsostek
Dana Sehat
JPKM
Kartu Sehat
Lain-lain
2002
7.15
1.75
1.07
1.09
9.45
0.57
2003
7.19
3.59
2.18
1.04
8.31
1.3
2004
7.0
2.5
1.5
1.03
12.6
2.3
121
BAB VI
PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
Indonesia dengan beberapa negara di Asia Tenggara tergabung dalam sebuah
perkumpulan antar negara yang biasa dikenal dengan Association of South East Asian
Nations (ASEAN). Perkumpulan ini mulai terbentuk pada tahun 1967, yang pada awalnya
hanya terdiri dari lima negara dan saat ini sudah berkembang menjadi sepuluh negara anggota
di dalamnya. Di antara ke-sepuluh negara anggota ASEAN ada yang termasuk dalam
kategori negara maju sedangkan secara umum anggota lainnya termasuk ke dalam kategori
negara berkembang.
A. KEPENDUDUKAN
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data yang disampaikan dalam WHO Health Report 2005, tercatat
bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota
ASEAN. Vietnam merupakan negara berpenduduk terbanyak kedua di ASEAN dengan
jumlah sekitar 81 juta jiwa dan yang paling sedikit penduduknya adalah Brunei Darussalam
(sekitar 358 ribu jiwa). Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduknya,
Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu sekitar 6.004 penduduk per km2,
kemudian Philipina dengan 270 penduduk per km2 dan terakhir adalah Laos (24 penduduk
per km2).
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Selama kurun waktu 1993 2003, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di
antara negara anggota ASEAN terjadi di negara Kamboja dengan pertumbuhan sebesar 2,7
%. Sementara itu, meski Singapura tingkat kepadatan penduduknya cukup tinggi ternyata laju
pertumbuhan penduduknya pun merupakan tertinggi kedua di antara negara ASEAN (2,6%).
Untuk kurun waktu tersebut, Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk 1,4 persen,
sedangkan yang terendah terjadi di Thailand dengan angka sebesar 1,1 persen.
3. Penduduk Menurut Kelompok Usia
Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok usia 014 tahun untuk keadaan
tahun 2003, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar dengan kelompok usia
tersebut, masing-masing adalah 44,1% dan 42%. Sementara itu di Indonesia sebesar 29,7%,
sedangkan Thailand dan Singapura merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok
usia 0 14 tahun terendah, masing-masing 21,3% dan 20,8%.
122
Keadaan sebaliknya terjadi pada persentase penduduk usia 65 tahun ke atas, dimana
Singapura dan Thailand yang terbesar (masing masing 7,7% dan 6,6%). Sedangkan di
Indonesia sebesar 5% dan terendah adalah Brunei Darussalam yaitu 2,4%.
GAMBAR 6.1
RASIO BEBAN TANGGUNGAN TAHUN 2003
82
Laos
80
Kamboja
66
Philipina
60
Malay sia
My anmar
58
Viet Nam
57
53
Indonesia
50
Brunei Darussalam
46
Thailand
40
Singapura
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Persentase
Persentase penduduk kelompok usia 0 14 tahun dan kelompok usia 65 tahun ke atas
tersebut memberikan pengaruh pada Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio). Negaranegara ASEAN dengan rasio beban tanggungan tertinggi adalah Laos (82%) dan Kamboja
(80%). Singapura merupakan negara dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan
untuk Indonesia angka tersebut sebesar 53%.
4. Angka Kesuburan Wanita
Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) di negara-negara ASEAN
pada tahun 2003 menurut WHO dalam WHO Health Report 2005, yang tertinggi terdapat di
Negara Philipina dengan angka 5,9 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut ratarata memiliki anak 5 sampai dengan 6 orang selama hidupnya, sedangkan Angka Kesuburan
Wanita yang terendah terdapat di Negara Singapura dengan angka 1,3 diikuti Thailand
dengan 1,9. Angka Kesuburan Wanita di Indonesia bila dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya berada di tingkat sedang dengan 2,3. Perbandingan Angka Kesuburan Wanita (Total
Fertility Rate) secara keseluruhan di berbagai negara ASEAN dapat di lihat pada lampiran
6.2.
123
GAMBAR 6.2
ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2003
124
GAMBAR 6.3
ANGKA KELAHIRAN KASAR TAHUN 2003
6. Sosial Ekonomi
Salah satu indikator yang menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi suatu
negara adalah Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita. Merujuk pada WHO, dalam
Human Development Report 2005, di antara negara-negara anggota ASEAN yang PNB-nya
paling tinggi pada tahun 2003 adalah Brunei Darussalam dengan US$ 24.100 kemudian
diikuti oleh Singapura dengan PNB sebesar US$ 21.230, sedangkan Indonesia berada di
urutan keempat dari bawah dengan US$ 810, setelah Myanmar, Kamboja, dan Laos dengan
PNB masing-masing US$ 220, US$ 310, dan US$ 320.
Dari peta di bawah ini dapat di lihat bahwa Brunei Darussalam dan Singapura berada
di tingkat negara dengan pendapatan tinggi (pendapatan di atas US$ 9.386), sedangkan
Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia berada di kelompok negara-negara dengan
125
pendapatan sedang (pendapatan berada di antara US$ 760 - US$ 9.386) dan Myanmar,
Vietnam, Laos, serta Kamboja berada di kelompok negara-negara dengan pendapatan
terendah (pendapatan kurang dari US$ 766).
GAMBAR 6.4
PENDAPATAN NASIONAL BRUTO/KAPITA TAHUN 2003
7. Pembiayaan Kesehatan
Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis
pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran
Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan
Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah.
126
TABEL 6.1
INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH
DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Persentase
Keseluruhan
Pengeluaran di Bidang
Kesehatan terhadap
Produk Domestik Bruto
Persentase
Pengeluaran
Pemerintah di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh Pengeluaran
di Bidang Kesehatan
Persentase
Pengeluaran Sektor
Swasta di Bidang
Kesehatan terhadap
Seluruh
Pengeluaran di
Bidang Kesehatan
Persentase
Pengeluaran
Pemerintah di
Bidang Kesehatan
terhadap Seluruh
Pengeluaran
Pemerintah
2002
2002
2002
2002
Brunei Darussalam
3.5
78.2
21.8
4.7
Kamboja
12
17.1
82.9
18.6
Indonesia
3.2
36
64
5.4
Laos
2.9
50.9
49.1
8.7
Malaysia
3.8
53.8
46.2
6.9
Myanmar
2.2
18.5
81.5
2.3
Philipina
2.9
39.1
60.9
4.7
Singapura
4.3
30.9
69.1
5.9
Thailand
4.4
69.7
30.3
17.1
10
Vietnam
5.2
29.2
70.8
6.1
pemerintah hanya 5,4% dan berada di urutan ke-empat terendah setelah Myanmar (2,3%),
Philipina (4,7%), dan Brunei Darussalam (4,7%).
B. DERAJAT KESEHATAN
1. Angka Kematian Bayi
Berdasarkan laporan UNICEF dalam The State of The Worlds Children 2005, Angka
Kematian Bayi tertinggi pada tahun 2003 di antara negara-negara di ASEAN adalah Kamboja
diikuti dengan Laos dan Myanmar dengan AKB berturut-turut adalah 97, 82, dan 76 untuk
setiap 1.000 kelahiran hidup, sedangkan yang terendah adalah Singapura dengan angka 3
untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Brunei Darussalam, dan Malaysia dengan
angka 5 dan 7 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB untuk Vietnam,
Thailand, Filipina, dan Indonesia berada di tengah-tengah AKB berturut-turut 19, 23, 27 dan
31 kematian untuk setiap 1.000 kelahiran hidup.
GAMBAR 6.5
ANGKA KEMATIAN BAYI, 2003
128
129
130
131
BAB VII
PENUTUP
Sesungguhnya data dan informasi sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan dan
perencana pembangunan kesehatan di segala tingkat administrasi. Profil Kesehatan Indonesia
ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap
provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil Kesehatan Indonesia
dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat digunakan untuk mengambil langkah
langkah perbaikan dari setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh
masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
Data dan informasi yang terdapat dalam Profil Kesehatan Indonesia ini adalah
berdasarkan pencapaian Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan sebagai penilaian kinerja kabupaten/kota di provinsi
masing-masing. Dengan adanya berbagai terobosan dalam rangka pengadaan data dan
informasi di setiap provinsi baik moril maupun materiil yang dilakukan Pusat Data dan
Informasi diharapkan Profil Kesehatan tahun-tahun yang akan datang dapat lebih cepat dan
tepat. Ada beberapa data dan informasi yang tidak termasuk dalam kedua indikator tersebut,
tetapi menjadi bencana nasional pada tahun 2004 juga telah kami sajikan data dan
informasinya untuk menambah kayanya penyajian Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini.
Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari
Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan
dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar
penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun
waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga
tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi
dapat tercapai.
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Indonesia tahun 2004, tak ada gading yang
tak retak walaupun masih jauh dari yang diharapkan semoga narasi dan lampiran ini dapat
memenuhi kebutuhan akan data dan informasi kesehatan untuk melihat seberapa jauh
perubahan yang telah dicapai dari tahun ke tahun terhadap pembangunan kesehatan secara
menyeluruh.
***
132
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 1995. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 1995. BPS, Jakarta
___________. 2000. Gender Statistics and Indicators. BPS, Jakarta
___________. 2001. Indonesia, Laporan Pembangunan Manusia 2001, Menuju Konsensus
Baru: Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia. BPS-BappenasUNDP, Jakarta
___________. 2000. Indikator Kesejahteraan Anak 2000. BPS, Jakarta
___________. 2001. Indikator Kesejahteraan Anak 2001. BPS, Jakarta
___________. 2004. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta
___________. 2000. Penduduk Indonesia, Hasil Sensus Penduduk Tahun 2000. BPS, Jakarta
___________. 2002. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2001. BPS, Jakarta
___________. 2002. Statistik Indonesia 2002. BPS, Jakarta
___________. 2003. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta
___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta
___________. 2002. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta
___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta
___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta
___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro.
Calverton, Maryland, USA
___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC
Macro. Calverton, Maryland, USA
133
BPS, Depkes, dan Bank Dunia. 2003. Laporan Hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah
Tangga 2003. BPS, Jakarta
BPS, Bappenas, dan UNDP. 2004. National Human Development Report 2004, The Economics
of Democracy, Financing Human Development in Indonesia. BPS, Jakarta
___________. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator
Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1202/MENKES/SK/VIII/2003. Depkes, Jakarta
___________. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota:
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003. Depkes,
Jakarta
___________. 2004. Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota: Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00SJ.SK.VI.1797. Depkes, Jakarta
___________. 2004. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1091/MENKES/SK/
X/2004. Depkes, Jakarta
___________. 2002. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional
(SIKNAS):
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
511/MENKES/SK/V/2002. Depkes, Jakarta
___________. 2005. Profil Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan
2004. Ditjen PPM-PL, Jakarta
___________. 2005. Profil Kesehatan Indonesia 2003, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
2005
___________. 2005. Profil Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Indonesia 2004, Badan PPSDM, Depkes RI, Jakarta
___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan
Litbangkes, Jakarta
___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan
Litbangkes, Depkes RI, Jakarta
___________. 2002. Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Indikator Menuju Indonesia Sehat
2010: Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan RI. Depkes, Jakarta
___________. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Depkes, Jakarta
___________. 2001. Rencana Strategis Pembangunan Kesehatan 2001-2004. Depkes, Jakarta
134
___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Data Susenas 2001: Status
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat, dan Kesehatan
Lingkungan. Badan Litbangkes, Jakarta
___________. 2001. Survei Kesehatan Nasional 2001, Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola
Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Badan Litbangkes, Jakarta
___________. 2004. Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah. 2001. Keputusan Menteri Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah Nomor 13 Tahun 2001. Depdagri-Otda, Jakarta
Departemen Dalam Negeri. 2003. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 109 A Tahun
2003 Tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan. Depdagri, Jakarta
Departemen Dalam Negeri RI 2005, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005
tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, Depdagri, Jakarta
Dinas Kesehatan Provinsi se Indonesia. 2004. Profil Kesehatan Provinsi 2003. Dinkes Provinsi
Indonesia. 2001. Undang-undangan Nomor 25 Tahun 2001 Tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas) Tahun 2001-2004. Bappenas, Jakarta
SEAMIC. 2003. SEAMIC Health Statistic 2003. SEAMIC/IMFJ, Tokyo
UNICEF. 2004. The State of The Worlds Children 2004, Girls, Education and Development.
WHO. 2000. The World Health Report 1999. WHO-Geneva
___________. 2001. The World Health Report 2000. WHO-Geneva
___________. 2002. The World Health Report 2001. WHO-Geneva
___________. 2003. The World Health Report 2002. WHO-Geneva
***
135
Lampiran 2.1
PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI
TAHUN 2004
Jumlah
No.
Provinsi*)
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber
Kabupaten
Kota
Kabupaten + Kota
Kecamatan
Kelurahan
Desa
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
17
18
12
9
9
10
8
8
6
4
1
16
29
4
29
4
8
7
15
10
13
11
9
6
9
20
8
4
5
7
6
19
8
349
4
7
7
2
1
4
1
2
1
2
5
9
6
1
9
2
1
2
1
2
1
2
4
3
1
3
2
1
1
2
1
1
91
21
25
19
11
10
14
9
10
7
6
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
23
10
5
5
8
8
20
9
440
241
326
158
124
76
149
73
164
36
41
44
568
564
78
654
130
56
100
194
149
93
119
122
105
99
244
117
46
44
57
45
173
74
5.263
: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005
Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan
**) Jumlah penduduk mengacu pada data P4B (hasil pemutakhiran dalam rangka PILPRES 2004)
Khusus untuk Provinsi NAD, kode wilayah administrasi Pemerintahan diinput sebelum terjadinya gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004
112
547
256
190
117
294
123
164
54
105
267
547
744
47
785
144
89
91
299
80
133
121
177
253
133
616
271
83
47
32
80
81
41
7.123
5.853
4.924
634
1.236
1.072
2.428
1.071
1.967
266
144
5.231
7.817
391
7.682
1.340
602
711
2.300
1.409
1.179
1.835
1.201
984
1.369
1.964
1.342
364
312
842
676
2.506
1.154
62.806
Kelurahan + Desa
(9)
5.965
5.471
890
1.426
1.189
2.722
1.194
2.131
320
249
267
5.778
8.561
438
8.467
1.484
691
802
2.599
1.489
1.312
1.956
1.378
1.237
1.502
2.580
1.613
447
359
874
756
2.587
1.195
69.929
Lampiran 2.2
LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK
MENURUT PROVINSI, PEBRUARI 2004
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
51.937
73.587
42.899
94.560
53.437
93.083
19.789
35.384
16.171
664
34.597
32.549
3.186
47.922
8.651
5.633
20.153
47.351
146.807
153.564
43.546
230.277
15.273
63.678
62.365
38.140
12.215
46.975
30.895
365.466
1.890.754
Jumlah Penduduk
(4)
(5)
4.075.599
12.068.731
4.528.242
5.679.643
2.619.553
6.596.057
1.541.551
7.028.388
1.012.655
8.725.630
38.472.185
32.397.431
3.220.808
36.396.345
9.083.144
3.393.620
4.076.040
4.139.206
4.010.338
1.867.231
3.219.398
2.761.575
2.154.235
2.245.242
8.342.083
1.911.103
896.004
1.238.812
869.235
2.502.262
217.072.346
78
164
106
60
49
71
78
199
63
13.141
1.112
995
1.011
759
1.050
602
202
87
27
12
74
12
141
35
134
50
73
26
28
7
115
Lampiran 2.3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR SERTA ANGKA BEBAN TANGGUNGAN PER PROVINSI
TAHUN 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
<4
(3)
352.493
1.286.239
464.769
620.383
248.348
578.431
149.963
640.694
105.801
709.642
3.486.197
2.737.737
224.643
2.860.764
871.924
314.085
435.543
514.048
405.848
170.085
321.713
280.266
185.535
265.285
840.135
229.226
95.398
147.645
101.010
240.403
19.884.253
5-9
(4)
479.573
1.376.628
507.357
659.301
287.420
719.371
169.155
755.291
93.540
691.059
4.005.017
3.032.124
230.690
3.189.236
1.084.774
298.059
437.578
534.984
464.797
227.149
329.392
297.388
212.191
246.905
935.975
231.533
103.329
157.196
105.980
321.678
22.184.670
479.214
1.408.862
494.925
576.960
276.256
748.100
172.883
797.350
105.631
691.346
4.083.414
3.275.325
241.659
3.147.126
1.025.384
268.813
480.263
471.443
450.035
211.933
332.172
272.794
202.756
230.947
910.225
226.450
97.216
145.558
99.862
289.627
22.214.529
(6)
2.238.073
6.499.220
2.328.053
3.303.591
1.501.148
3.733.418
883.581
3.873.145
566.340
5.506.296
21.299.306
17.387.608
1.784.158
20.237.176
5.189.553
1.889.922
2.146.112
2.033.204
2.210.660
1.070.879
1.839.747
1.639.549
1.197.194
1.239.450
4.368.661
1.005.595
490.828
634.571
463.950
1.468.488
120.029.476
50-64
(7)
383.424
1.056.505
468.673
398.453
226.918
596.606
115.313
667.295
104.362
882.352
3.929.630
3.846.299
432.970
4.599.830
695.715
414.745
404.536
399.928
355.378
140.081
298.249
213.828
245.251
192.104
892.317
157.918
82.015
103.781
69.793
159.082
22.533.351
65+
(8)
142.822
441.277
264.465
120.955
79.463
220.131
50.656
294.613
36.981
244.935
1.668.621
2.118.338
306.688
2.362.213
215.794
207.996
172.008
185.599
123.620
47.104
98.125
57.750
111.308
70.551
394.770
60.381
27.218
50.061
28.640
22.984
10.226.067
Total
Angka Beban
Tanggungan
(9)
(10)
4.075.599
12.068.731
4.528.242
5.679.643
2.619.553
6.596.057
1.541.551
7.028.388
1.012.655
8.725.630
38.472.185
32.397.431
3.220.808
36.396.345
9.083.144
3.393.620
4.076.040
4.139.206
4.010.338
1.867.231
3.219.398
2.761.575
2.154.235
2.245.242
8.342.083
1.911.103
896.004
1.238.812
869.235
2.502.262
217.072.346
55,47
59,73
61,91
53,42
51,59
52,33
54,33
54,80
50,98
36,58
52,49
52,57
45,27
46,54
54,34
47,25
59,80
70,12
56,29
54,19
50,58
49,00
49,35
56,84
58,57
64,25
56,41
67,78
62,86
53,74
52,26
Lampiran 2.4
JUMLAH PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN, DAN PROVINSI
TAHUN 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
7
8
Laki-Laki
Perkotaan
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
Perdesaan
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
(3)
(4)
Perkotaan+Perdesaan
Perempuan
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
571.808
564.163
1.135.971
1.460.047
1.479.581
2.939.628
2.031.855
(10)
2.043.744
(11)
4.075.599
2.619.830
2.657.801
5.277.631
3.416.250
3.374.850
6.791.100
6.036.080
6.032.651
12.068.731
682.840
694.900
1.377.740
1.543.007
1.607.495
3.150.502
2.225.847
2.302.395
4.528.242
1.263.314
1.249.405
2.512.719
1.638.333
1.528.591
3.166.924
2.901.647
2.777.996
5.679.643
376.195
381.795
757.990
956.509
905.054
1.861.563
1.332.704
1.286.849
2.619.553
1.107.736
1.156.272
2.264.008
2.214.557
2.117.492
4.332.049
3.322.293
3.273.764
6.596.057
Bengkulu
220.975
224.258
445.233
565.001
531.317
1.096.318
785.976
755.575
1.541.551
Lampung
806.834
771.626
1.578.460
2.847.041
2.602.887
5.449.928
3.653.875
3.374.513
7.028.388
220.086
209.237
429.323
302.907
280.425
583.332
522.993
489.662
1.012.655
10
DKI Jakarta
4.372.337
4.353.293
8.725.630
4.372.337
4.353.293
8.725.630
11
Jawa Barat
10.102.270
9.936.917
20.039.187
9.351.231
9.081.767
18.432.998
19.453.501
19.018.684
38.472.185
12
Jawa Tengah
6.605.986
6.762.770
13.368.756
9.578.265
9.450.410
19.028.675
16.184.251
16.213.180
32.397.431
13
DI Yogyakarta
928.547
961.211
1.889.758
655.874
675.176
1.331.050
1.584.421
1.636.387
3.220.808
14
Jawa Timur
7.511.563
7.731.346
15.242.909
10.469.700
10.683.736
21.153.436
17.981.263
18.415.082
36.396.345
15
Banten
2.515.606
2.403.928
4.919.534
2.091.989
2.071.621
4.163.610
4.607.595
4.475.549
9.083.144
16
Bali
875.203
853.968
1.729.171
837.527
826.922
1.664.449
1.712.730
1.680.890
3.393.620
17
719.323
794.577
1.513.900
1.221.552
1.340.588
2.562.140
1.940.875
2.135.165
4.076.040
18
335.858
345.154
681.012
1.714.075
1.744.119
3.458.194
2.049.933
2.089.273
4.139.206
19
Kalimantan Barat
547.352
537.088
1.084.440
1.511.501
1.414.397
2.925.898
2.058.853
1.951.485
4.010.338
20
Kalimantan Tengah
278.052
265.559
543.611
690.181
633.439
1.323.620
968.233
898.998
1.867.231
21
Kalimantan Selatan
597.636
620.035
1.217.671
999.912
1.001.815
2.001.727
1.597.548
1.621.850
3.219.398
22
Kalimantan Timur
779.021
728.237
1.507.258
658.146
596.171
1.254.317
1.437.167
1.324.408
2.761.575
23
Sulawesi Utara
417.307
407.395
824.702
680.711
648.822
1.329.533
1.098.018
1.056.217
2.154.235
24
Sulawesi Tengah
230.089
232.430
462.519
922.692
860.031
1.782.723
1.152.781
1.092.461
2.245.242
25
Sulawesi Selatan
1.220.522
1.278.482
2.499.004
2.880.165
2.962.914
5.843.079
4.100.687
4.241.396
8.342.083
26
Sulawesi Tenggara
203.892
212.240
416.132
745.671
749.300
1.494.971
949.563
961.540
1.911.103
27
Gorontalo
113.197
122.863
236.060
326.555
333.389
659.944
439.752
456.252
896.004
28
Maluku
168.176
175.465
343.641
450.068
445.103
895.171
618.244
620.568
1.238.812
29
Maluku Utara
116.160
112.282
228.442
323.476
317.317
640.793
439.636
429.599
869.235
30
Papua
317.274
290.358
607.632
998.157
896.473
1.894.630
1.315.431
1.186.831
2.502.262
46.824.989
47.035.055
93.860.044
62.051.100
61.161.202
123.212.302
108.876.089
108.196.257
217.072.346
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2004
Lampiran 2.5
JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Kabupaten Tertinggal
No.
Provinsi
Jumlah Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
(4)
21
25
19
17
10
14
9
10
7
6
25
35
5
38
6
9
9
16
12
14
13
13
9
10
28
10
5
8
8
29
440
16
6
9
3
2
6
8
5
3
0
2
3
2
8
2
1
7
15
9
7
2
3
2
9
18
8
4
7
6
26
199
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
(%)
(5)
76,19
24,00
47,37
17,65
20,00
42,86
88,89
50,00
42,86
0,00
8,00
8,57
40,00
21,05
33,33
11,11
77,78
93,75
75,00
50,00
15,38
23,08
22,22
90,00
64,29
80,00
80,00
87,50
75,00
89,66
45,23
Lampiran 2.6
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2004
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINSI )
No
Provinsi
(1)
(2)
Laki-laki
Jumlah
(dalam ribuan)
(3)
%
(4)
Perempuan
Jumlah
(dalam ribuan)
(5)
%
(6)
Laki-laki+Perempuan
Jumlah
(dalam ribuan)
(7)
%
(8)
583,8
28,81
573,4
28,14
1.157,2
28,47
Sumatera Utara
885,8
14,69
914,3
15,17
1.800,1
14,93
Sumatera Barat
234,2
10,66
238,2
10,37
472,4
10,46
Riau
382,2
13,19
362,2
13,05
744,4
13,12
Jambi
163,4
12,30
161,7
12,61
325,1
12,45
Sumatera Selatan
694,6
20,92
684,7
20,93
1.379,3
20,92
Bengkulu
176,3
22,44
168,8
22,35
345,1
22,39
Lampung
803,0
21,97
758,7
22,48
1.561,7
22,22
46,5
8,90
45,3
9,26
91,8
9,07
10
DKI Jakarta
153,9
2,52
123,2
2,83
277,1
3,18
11
Jawa Barat
2.350,8
12,09
2.303,4
12,12
4.654,2
12,10
12
Jawa Tengah
3.425,5
21,15
3.418,3
21,07
6.843,8
21,11
13
DI Yogyakarta
301,1
19,01
315,1
19,26
616,2
19,14
14
Jawa Timur
3.577,2
19,89
3.735,3
20,28
7.312,5
20,08
15
Banten
401,2
8,71
378,0
8,44
779,2
8,58
16
Bali
115,9
6,78
116,0
6,92
231,9
6,85
17
479,2
24,76
552,4
25,95
1.031,6
25,38
18
572,2
27,94
579,9
27,78
1.152,1
27,86
19
Kalimantan Barat
283,5
13,77
274,7
14,07
558,2
13,91
20
Kalimantan Tengah
98,9
10,26
95,2
10,63
194,1
10,44
21
Kalimantan Selatan
113,6
7,12
117,4
7,25
231,0
7,19
22
Kalimantan Timur
159,9
11,17
158,3
12,00
318,2
11,57
23
Sulawesi Utara
101,3
9,24
90,9
8,62
192,2
8,94
24
Sulawesi Tengah
250,4
21,78
235,9
21,63
486,3
21,69
25
Sulawesi Selatan
620,4
15,15
621,1
14,66
1.241,5
14,90
26
Sulawesi Tenggara
209,4
22,06
209,0
21,74
418,4
21,90
27
Gorontalo
129,6
29,56
129,5
28,47
259,1
29,01
28
Maluku
199,3
32,28
198,3
31,99
397,6
32,13
29
Maluku Utara
55,3
12,60
52,5
12,24
107,8
12,42
30
Papua
Indonesia
501,6
38,18
465,2
39,25
966,8
38,69
18.070,0
16,61
18.076,9
16,72
36.146,9
16,66
Lampiran 2.7
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2004
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK MISKIN NASIONAL)
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Perkotaan
Jumlah
(dalam ribuan)
Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(3)
(4)
(5)
(6)
198,4
633,4
167,8
160,5
130,8
455,1
112,8
317,3
33,0
277,1
2.243,2
2.346,5
301,4
2.230,6
279,9
87,0
492,5
122,7
173,8
33,0
63,5
84,3
35,9
70,5
152,2
38,0
43,7
41,1
23,9
49,1
11.369,0
1,75
5,57
1,48
1,41
1,15
4,00
0,99
2,79
0,29
2,44
19,73
20,64
2,65
19,62
2,46
0,77
4,33
1,08
1,26
0,29
0,56
0,74
0,32
0,62
1,34
0,33
0,38
0,36
0,21
0,43
100,00
958,8
1.166,7
304,6
583,9
194,3
924,2
232,3
1.244,4
58,8
2.411,0
4.497,3
314,8
5.081,9
499,3
144,9
539,1
1.029,4
414,4
161,1
167,5
233,9
156,3
415,8
1.089,3
380,4
215,4
356,5
83,9
917,7
24.777,9
0,00
4,71
1,23
2,36
0,78
3,73
0,94
5,02
0,24
9,73
18,15
1,27
20,51
2,02
0,58
2,18
4,15
1,67
0,65
0,68
0,94
0,63
1,68
4,40
1,54
0,87
1,44
0,34
3,70
100,00
Perkotaan+Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(7)
1.157,2
1.800,1
472,4
744,4
325,1
1.379,3
345,1
1.561,7
91,8
277,1
4.654,2
6.843,8
616,2
7.312,5
779,2
231,9
1.031,6
1.152,1
558,2
194,1
231,0
318,2
192,2
486,3
1.241,5
418,4
259,1
397,6
107,8
966,8
36.146,9
%
(8)
3,20
4,98
1,31
2,06
0,90
3,82
0,95
4,32
0,25
0,77
12,88
18,93
1,70
20,23
2,16
0,64
2,85
3,19
1,54
0,54
0,64
0,88
0,53
1,35
3,43
1,16
0,72
1,10
0,30
2,67
100,00
Lampiran 2.8
JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 200
(PERSENTASE TERHADAP TOTAL PENDUDUK PROVINS
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Perkotaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(3)
198,4
633,4
167,8
160,5
130,8
455,1
112,8
317,3
33,0
277,1
2.243,2
2.346,5
301,4
2.230,6
279,9
87,0
492,5
122,7
143,8
33,0
63,5
84,3
35,9
70,5
152,2
38,0
43,7
41,1
23,9
49,1
11.369,0
%
(4)
17,58
12,02
12,28
6,44
17,34
20,13
25,43
20,17
7,73
3,18
11,21
17,52
15,96
14,62
5,69
5,05
32,66
18,11
13,29
6,13
5,28
5,63
4,37
15,33
6,11
9,21
18,63
11,99
10,50
7,71
12,13
Perdesaan
Jumlah
(dalam ribuan)
(5)
958,8
1.166,7
304,6
583,9
194,3
924,2
232,3
1.244,4
58,8
2.411,0
4.497,3
314,8
5.081,9
499,3
144,9
539,1
1.029,4
414,4
161,1
167,5
233,9
156,3
415,8
1.089,3
380,4
215,4
356,5
83,9
917,7
24.777,9
Perkotaan+Perdesaan
Jumlah
%
(dalam ribuan)
(6)
(7)
32,66
17,19
9,67
18,36
10,46
21,33
21,16
22,81
10,06
13,08
23,64
23,65
24,02
11,99
8,71
21,09
29,77
14,15
12,20
8,33
18,68
11,76
23,33
18,65
25,39
32,70
39,86
13,10
49,28
20,11
1.157,2
1.800,1
472,4
744,4
325,1
1.379,3
345,1
1.561,7
91,8
277,1
4.654,2
6.843,8
616,2
7.312,5
779,2
231,9
1.031,6
1.152,1
558,2
194,1
231,0
318,2
192,2
486,3
1.241,5
418,4
259,1
397,6
107,8
966,8
36.146,9
(8)
28,47
14,93
10,46
13,12
12,45
20,92
22,39
22,22
9,07
3,18
12,10
21,11
19,14
20,08
8,58
6,85
25,38
27,86
13,91
10,44
7,19
11,57
8,94
21,69
14,90
21,90
29,01
32,13
12,42
38,69
16,66
Lampiran 2.9
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) DAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2002 - 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2002
2003
2004
P1 (%)
P2 (%)
P1 (%)
P2 (%)
P1 (%)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
4,32
2,63
1,81
2,01
2,38
3,60
3,39
4,18
1,44
0,39
2,21
4,00
3,81
3,88
1,27
0,95
5,01
6,48
2,39
2,04
1,11
1,90
1,54
4,46
2,78
4,81
6,20
6,78
2,63
7,91
3,01
1,00
0,65
0,43
0,48
0,71
0,95
0,83
1,12
0,31
0,07
0,56
1,05
1,07
1,03
0,29
0,21
1,28
1,97
0,60
0,57
0,23
0,46
0,36
1,21
0,75
1,44
1,79
1,96
0,75
2,25
0,79
6,73
2,63
1,74
2,46
2,09
4,16
4,03
4,26
1,53
0,49
2,20
3,93
3,91
3,80
1,49
1,05
4,87
5,61
2,62
2,15
1,22
2,27
1,81
4,58
2,73
4,13
7,02
6,76
2,08
10,69
3,13
2,12
0,66
0,43
0,66
0,55
1,16
1,03
1,17
0,34
0,11
0,56
1,07
1,09
1,02
0,36
0,24
1,32
1,64
0,71
0,70
0,28
0,63
0,56
1,32
0,73
1,06
2,43
1,96
0,50
4,00
0,85
6,32
2,32
1,52
2,28
2,04
3,98
3,82
4,12
1,35
0,42
1,91
3,58
3,52
3,42
1,26
0,92
4,35
5,12
2,28
1,98
1,04
2,06
1,80
4,03
2,42
3,80
6,95
6,32
2,06
10,56
2,89
P2 (%)
(8)
1,98
0,59
0,37
0,70
0,54
1,09
0,98
1,12
0,31
0,09
0,48
0,97
0,96
0,92
0,30
0,21
1,16
1,48
0,60
0,68
0,24
0,60
0,54
1,14
0,63
0,98
2,32
1,82
0,45
5,01
0,78
Lampiran 2.10
JUMLAH KELUARGA MENURUT TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA DAN PROVINSI
(HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2004)
No
Kode
Prov
Provinsi
(1)
(2)
09
10
11
12
13
14
28
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D.I. Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Banten
01
02
03
06
08
15
17
19
21
23
29
30
04
05
07
16
18
20
22
24
25
26
31
32
33
Riau
Jambi
Bengkulu
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua
Maluku Utara
Irian Jaya Barat
Kepulauan Riau
JAWA BALI
Jumlah
Kepala
Keluarga
Alasan
Ekonomi
(3)
(4)
(5)
(6)
Alasan
Ekonomi
(7)
(8)
(9)
Jumlah
Keluarga
Sejahtera II
Jumlah
Keluarga
Sejahtera III
Jumlah
Keluarga
Sejahtera III +
(10)
(11)
(12)
1.492.090
9.828.448
8.626.258
860.437
10.047.266
803.515
1.974.042
7.109
970.874
1.908.902
109.470
1.833.255
43.873
212.530
1.930
297.560
1.263.016
41.017
974.941
7.251
101.693
9.039
1.268.434
3.171.918
150.487
2.808.196
51.124
314.223
125.148
1.700.719
815.129
126.587
1.079.836
76.020
268.967
246.975
1.675.464
971.044
106.744
1.201.854
29.140
308.713
372.123
3.376.183
1.786.173
233.331
2.281.690
105.160
577.680
466.711
2.909.975
1.901.727
234.807
2.265.892
94.549
574.340
504.896
1.889.094
1.457.989
195.059
2.255.307
499.748
382.688
139.321
384.762
308.451
46.753
436.181
52.934
125.111
33.632.056
5.086.013
2.687.408
7.773.421
4.192.406
4.539.934
8.732.340
8.448.001
7.184.781
1.493.513
827.695
2.553.618
1.006.880
1.575.574
1.707.646
1.168.021
903.015
844.673
551.102
1.908.096
245.382
231.052
225.893
202.383
14.073
281.825
510.885
334.709
9.604
43.071
80.734
210.849
22.164
30.726
38.349
38.487
7.730
76.355
152.276
53.319
7.283
12.001
19.883
62.106
6.399
16.454
264.242
240.870
21.803
358.180
663.161
388.028
16.887
55.072
100.617
272.955
28.563
47.180
217.381
443.413
136.093
322.975
309.009
350.241
185.919
154.184
91.764
319.838
34.702
46.185
66.531
339.674
227.140
165.148
213.182
156.585
170.811
145.978
62.408
374.555
32.637
45.832
283.912
783.087
363.233
488.123
522.191
506.826
356.730
300.162
154.172
694.393
67.339
92.017
171.193
841.663
365.788
496.942
340.081
170.851
334.760
337.108
139.363
558.105
92.155
48.634
78.644
578.711
230.065
205.645
159.932
97.166
139.360
137.941
124.214
316.868
54.294
31.962
29.704
109.287
25.991
26.684
22.281
5.150
55.278
14.390
32.736
65.775
3.031
11.259
13.522.754
1.966.916
490.642
2.457.558
2.611.704
2.000.481
4.612.185
3.896.643
2.154.802
401.566
958.002
636.229
367.206
962.961
438.289
619.238
547.155
449.019
287.391
322.863
189.883
118.671
228.118
71.270
43.145
47.528
484.439
30.062
40.101
114.621
145.827
81.179
159.553
58.071
45.853
6.569
37.330
27.951
13.150
82.238
11.049
13.449
31.791
24.300
25.817
13.043
23.289
4.936
2.664
108.600
71.096
60.678
566.677
41.111
53.550
146.412
170.127
106.996
172.596
81.360
50.789
9.233
152.118
91.911
79.970
188.559
83.780
97.606
121.311
85.602
52.024
64.124
30.059
25.999
20.581
135.466
82.753
49.644
91.528
82.416
86.942
74.757
59.369
39.059
23.889
24.360
16.834
33.057
287.584
174.664
129.614
280.087
166.196
184.548
196.068
144.971
91.083
88.013
54.419
42.833
53.638
357.380
232.065
117.683
85.646
164.902
168.993
132.882
91.251
59.214
35.397
34.487
17.757
63.721
153.450
129.164
53.109
25.971
49.253
143.582
62.979
36.560
19.923
19.014
15.956
5.743
75.910
50.988
29.240
6.122
4.580
16.557
68.565
17.704
6.110
10.175
7.837
3.661
1.549
25.616
6.125.025
53.279.835
1.328.218
8.381.147
311.007
3.489.057
1.639.225
11.870.204
1.093.644
7.897.754
800.074
7.340.489
1.893.718
15.238.243
1.561.378
13.906.022
790.614
10.130.197
248.704
2.143.783
Lampiran 2.11
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+perdesaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Belum
kawin
(3)
Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(4)
(5)
(6)
Jumlah
Belum
kawin
(7)
(8)
Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum
kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
49,14
49,30
0,23
1,32
100,00
39,07
48,38
1,79
10,76
100,00
44,03
48,84
1,02
6,11
100,00
Sumatera Utara
46,29
51,65
0,39
1,66
100,00
39,19
51,45
1,28
8,09
100,00
42,71
51,55
0,84
4,90
100,00
Sumatera Barat
42,95
54,43
0,92
1,70
100,00
34,31
51,39
3,51
10,79
100,00
38,48
52,85
2,26
6,41
100,00
Riau
42,49
55,89
0,49
1,13
100,00
36,48
57,30
1,26
4,96
100,00
39,52
56,59
0,87
3,02
100,00
Jambi
40,69
57,27
0,54
1,50
100,00
31,85
59,41
1,67
7,08
100,00
36,33
58,32
1,10
4,25
100,00
Sumatera Selatan
42,38
55,44
0,56
1,61
100,00
35,27
56,32
1,28
7,13
100,00
38,85
55,88
0,92
4,36
100,00
Bengkulu
40,29
56,83
0,96
1,92
100,00
33,61
58,93
1,72
5,74
100,00
37,02
57,86
1,33
3,80
100,00
Lampung
42,31
55,50
0,65
1,55
100,00
31,65
59,90
1,44
7,01
100,00
37,20
57,61
1,03
4,16
100,00
42,81
54,66
0,87
1,67
100,00
32,30
57,56
2,13
8,01
100,00
37,69
56,07
1,48
4,76
100,00
10
DKI Jakarta
44,44
53,42
0,63
1,50
100,00
38,90
52,71
1,96
6,43
100,00
41,66
53,07
1,30
3,97
100,00
11
Jawa Barat
38,07
59,75
0,95
1,23
100,00
28,79
60,47
2,80
7,95
100,00
33,46
60,11
1,86
4,57
100,00
12
Jawa Tengah
38,18
58,98
0,74
2,10
100,00
27,75
58,78
2,26
11,21
100,00
32,93
58,88
1,50
6,69
100,00
13
DI Yogyakarta
40,55
56,44
0,54
2,47
100,00
31,44
55,37
2,01
11,18
100,00
35,90
55,89
1,29
6,92
100,00
14
Jawa Timur
35,06
61,88
0,94
2,12
100,00
24,41
60,17
2,66
12,76
100,00
29,63
61,01
1,82
7,55
100,00
15
Banten
42,17
56,27
0,56
1,01
100,00
33,43
57,23
2,50
6,84
100,00
37,85
56,74
1,52
3,89
100,00
16
Bali
34,77
62,09
0,64
2,50
100,00
27,81
63,55
1,15
7,49
100,00
31,31
62,82
0,90
4,98
100,00
17
39,23
57,65
1,11
2,01
100,00
32,18
54,57
4,72
8,53
100,00
35,48
56,01
3,03
5,48
100,00
18
44,15
52,53
0,39
2,93
100,00
37,74
52,03
1,75
8,48
100,00
40,87
52,27
1,09
5,77
100,00
19
Kalimantan Barat
44,40
52,93
0,52
2,15
100,00
34,93
56,71
1,30
7,06
100,00
39,81
54,76
0,90
4,53
100,00
20
Kalimantan Tengah
40,54
56,95
0,77
1,74
100,00
31,15
61,44
1,60
5,82
100,00
36,04
59,10
1,17
3,69
100,00
21
Kalimantan Selatan
38,27
58,97
1,23
1,52
100,00
30,11
57,42
2,77
9,70
100,00
34,13
58,19
2,01
5,67
100,00
22
Kalimantan Timur
41,77
56,21
0,66
1,36
100,00
32,75
60,74
1,62
4,89
100,00
37,47
58,37
1,12
3,04
100,00
23
Sulawesi Utara
37,42
59,88
0,66
2,04
100,00
29,42
61,90
1,22
7,46
100,00
33,49
60,87
0,94
4,70
100,00
24
Sulawesi Tengah
40,16
56,94
0,77
2,13
100,00
31,66
59,84
1,94
6,56
100,00
36,01
58,36
1,34
4,29
100,00
25
Sulawesi Selatan
42,99
53,57
1,05
2,39
100,00
36,74
51,01
2,56
9,69
100,00
39,76
52,25
1,83
6,16
100,00
26
Sulawesi Tenggara
41,76
56,21
0,61
1,42
100,00
34,32
56,43
1,83
7,42
100,00
37,99
56,32
1,23
4,47
100,00
27
Gorontalo
36,82
61,01
0,62
1,56
100,00
32,62
58,15
1,93
7,30
100,00
34,66
59,54
1,29
4,51
100,00
28
Maluku
44,35
52,62
0,41
2,63
100,00
39,58
51,34
1,87
7,21
100,00
41,93
51,97
1,15
4,95
100,00
29
Maluku Utara
41,07
55,93
0,86
2,14
100,00
34,97
56,78
2,14
6,11
100,00
38,02
56,35
1,50
4,12
100,00
30
Papua
40,87
56,63
0,54
1,96
100,00
31,60
62,88
1,23
4,29
100,00
36,45
59,61
0,87
3,07
100,00
39,80
57,66
0,76
1,77
100,00
30,85
57,71
2,27
9,17
100,00
35,31
57,68
1,52
5,48
100,00
Indonesia
Lampiran 2.11.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Belum
kawin
(3)
Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
hidup
(4)
(5)
Cerai mati
(6)
Jumlah
Belum
kawin
(7)
(8)
Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum
kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
50,55
48,01
0,18
1,26
100,00
42,23
48,12
1,37
8,28
100,00
46,38
48,06
0,78
4,78
100,00
Sumatera Utara
48,37
50,05
0,41
1,17
100,00
42,07
49,16
1,38
7,39
100,00
45,18
49,60
0,90
4,32
100,00
Sumatera Barat
47,15
50,85
0,61
1,39
100,00
39,42
48,32
2,80
9,46
100,00
43,15
49,54
1,74
5,56
100,00
Riau
42,53
56,40
0,23
0,84
100,00
39,20
55,36
1,26
4,19
100,00
40,84
55,87
0,75
2,54
100,00
Jambi
43,41
55,50
0,22
0,88
100,00
37,06
54,90
1,31
6,73
100,00
40,21
55,20
0,77
3,83
100,00
Sumatera Selatan
45,58
52,68
0,54
1,20
100,00
40,85
50,46
1,04
7,65
100,00
43,15
51,54
0,80
4,51
100,00
Bengkulu
44,39
53,70
0,48
1,43
100,00
40,80
53,28
0,87
5,05
100,00
42,57
53,49
0,68
3,26
100,00
Lampung
44,82
53,40
0,59
1,19
100,00
35,84
55,19
1,46
7,50
100,00
40,42
54,28
1,02
4,28
100,00
44,34
53,11
0,83
1,72
100,00
33,96
55,83
1,46
8,75
100,00
39,27
54,44
1,14
5,15
100,00
10
DKI Jakarta
44,44
53,42
0,63
1,50
100,00
38,90
52,71
1,96
6,43
100,00
41,66
53,07
1,30
3,97
100,00
11
Jawa Barat
40,48
57,48
0,86
1,19
100,00
32,60
57,80
2,41
7,19
100,00
36,55
57,64
1,63
4,18
100,00
12
Jawa Tengah
40,74
56,48
0,69
2,09
100,00
31,73
54,90
2,12
11,25
100,00
36,14
55,68
1,42
6,76
100,00
13
DI Yogyakarta
45,24
51,89
0,51
2,36
100,00
37,17
50,94
1,79
10,10
100,00
41,12
51,40
1,16
6,31
100,00
14
Jawa Timur
38,88
58,52
0,79
1,81
100,00
29,27
56,48
2,44
11,82
100,00
33,97
57,48
1,63
6,92
100,00
15
Banten
43,31
55,57
0,32
0,80
100,00
35,57
57,16
2,03
5,23
100,00
39,50
56,35
1,16
2,98
100,00
16
Bali
36,01
61,42
0,66
1,92
100,00
30,37
62,12
1,35
6,15
100,00
33,21
61,76
1,00
4,03
100,00
17
41,64
55,47
1,11
1,79
100,00
34,74
52,26
4,71
8,29
100,00
37,99
53,77
3,01
5,22
100,00
18
50,43
48,07
0,22
1,28
100,00
45,68
47,25
0,91
6,16
100,00
48,02
47,65
0,57
3,75
100,00
19
Kalimantan Barat
46,43
51,15
0,65
1,78
100,01
38,57
52,49
1,14
7,80
100,00
42,53
51,81
0,89
4,76
100,00
20
Kalimantan Tengah
42,32
56,22
0,57
0,90
100,01
35,30
58,58
1,33
4,79
100,00
38,89
57,37
0,94
2,80
100,00
21
Kalimantan Selatan
39,78
58,11
1,02
1,10
100,00
33,20
55,45
2,42
8,92
100,00
36,41
56,75
1,74
5,10
100,00
22
Kalimantan Timur
43,59
55,07
0,45
0,89
100,00
35,60
58,19
1,59
4,63
100,00
39,73
56,58
1,00
2,70
100,00
23
Sulawesi Utara
38,38
58,66
0,58
2,37
100,00
32,66
58,16
1,19
7,99
100,00
35,51
58,41
0,89
5,19
100,00
24
Sulawesi Tengah
43,66
54,25
0,43
1,66
100,00
40,18
52,63
1,77
5,42
100,00
41,90
53,43
1,11
3,56
100,00
25
Sulawesi Selatan
47,49
50,42
0,73
1,36
100,00
42,07
47,60
2,09
8,23
100,00
44,69
48,96
1,43
4,92
100,00
26
Sulawesi Tenggara
45,82
53,26
0,30
0,62
100,00
42,34
51,57
1,19
4,90
100,00
44,03
52,39
0,75
2,83
100,00
27
Gorontalo
39,33
58,26
0,52
1,89
100,00
37,61
53,68
1,50
7,21
100,00
38,44
55,88
1,03
4,65
100,00
28
Maluku
46,91
51,39
0,50
1,20
100,00
43,20
48,27
2,34
6,19
100,00
44,99
49,78
1,45
3,78
100,00
29
Maluku Utara
44,07
51,63
0,98
3,32
100,00
39,65
52,55
1,75
6,05
100,00
41,88
52,08
1,36
4,67
100,00
30
Papua
41,62
57,08
0,29
1,01
100,00
34,17
61,54
0,94
3,35
100,00
38,06
59,21
0,60
2,13
100,00
42,20
55,65
0,67
1,49
100,00
34,63
54,90
2,07
8,40
100,00
38,38
55,27
1,37
4,98
100,00
Indonesia
Lampiran 2.11.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
Laki-laki
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
Belum
kawin
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah
Belum
kawin
(7)
(8)
Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(9)
(10)
(11)
Jumlah
Belum
kawin
(12)
(13)
Laki-laki+Perempuan
Status Perkawinan
Cerai
Kawin
Cerai mati
hidup
(14)
(15)
(16)
Jumlah
(17)
48,58
49,82
0,26
1,35
100,00
37,86
48,49
1,95
11,70
100,00
43,11
49,14
1,12
6,63
100,00
Sumatera Utara
44,62
52,94
0,38
2,06
100,00
36,82
53,32
1,20
8,66
100,00
40,71
53,13
0,79
5,37
100,00
Sumatera Barat
41,07
56,04
1,06
1,83
100,00
32,02
52,76
3,83
11,38
100,00
36,38
54,34
2,50
6,78
100,00
Riau
42,47
55,50
0,69
1,34
100,00
34,19
58,93
1,26
5,62
100,00
38,45
57,16
0,97
3,41
100,00
Jambi
39,61
57,97
0,67
1,75
100,00
29,63
61,33
1,82
7,22
100,00
34,73
59,61
1,23
4,42
100,00
Sumatera Selatan
40,74
56,87
0,58
1,82
100,00
32,09
59,65
1,41
6,84
100,00
36,51
58,23
0,99
4,27
100,00
Bengkulu
38,67
58,06
1,15
2,12
100,00
30,53
61,35
2,08
6,04
100,00
34,74
59,65
1,60
4,02
100,00
Lampung
41,60
56,09
0,67
1,64
100,00
30,40
61,30
1,43
6,87
100,00
36,27
58,57
1,03
4,13
100,00
41,66
55,82
0,89
1,63
100,00
31,05
58,86
2,63
7,45
100,00
36,50
57,30
1,74
4,46
100,00
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
35,48
62,20
1,04
1,28
100,00
24,58
63,41
3,22
8,79
100,00
30,10
62,80
2,12
4,98
100,00
12
Jawa Tengah
36,41
60,72
0,77
2,11
100,00
24,87
61,59
2,36
11,18
100,00
30,65
61,15
1,56
6,63
100,00
13
DI Yogyakarta
33,83
62,95
0,57
2,64
100,00
23,24
61,71
2,32
12,74
100,00
28,42
62,32
1,46
7,80
100,00
14
Jawa Timur
32,31
64,30
1,05
2,35
100,00
20,90
62,84
2,82
13,44
100,00
26,49
63,56
1,95
8,00
100,00
15
Banten
40,72
57,15
0,86
1,27
100,00
30,80
57,32
3,07
8,82
100,00
35,78
57,24
1,96
5,02
100,00
16
Bali
33,51
62,78
0,63
3,08
100,00
25,17
65,02
0,94
8,86
100,00
29,37
63,89
0,79
5,95
100,00
17
37,75
59,00
1,10
2,15
100,00
30,64
55,97
4,72
8,67
100,00
33,95
57,38
3,04
5,64
100,00
18
42,84
53,46
0,43
3,28
100,00
36,11
53,01
1,92
8,95
100,00
39,39
53,23
1,19
6,18
100,00
19
Kalimantan Barat
43,64
53,60
0,47
2,29
100,00
33,47
58,40
1,36
6,76
100,00
38,76
55,91
0,90
4,44
100,00
20
Kalimantan Tengah
39,81
57,26
0,85
2,09
100,00
29,33
62,68
1,71
6,27
100,00
34,83
59,84
1,26
4,07
100,00
21
Kalimantan Selatan
37,35
59,50
1,37
1,78
100,00
28,17
58,66
2,98
10,19
100,00
32,72
59,08
2,18
6,02
100,00
22
Kalimantan Timur
39,59
57,59
0,91
1,91
100,00
29,14
63,96
1,67
5,22
100,00
34,68
60,58
1,27
3,47
100,00
23
Sulawesi Utara
36,83
60,62
0,72
1,84
100,00
27,29
64,36
1,24
7,11
100,00
32,21
62,43
0,97
4,39
100,00
24
Sulawesi Tengah
39,27
57,63
0,86
2,25
100,00
29,28
61,85
1,98
6,88
100,00
34,44
59,67
1,40
4,49
100,00
25
Sulawesi Selatan
41,02
54,94
1,20
2,84
100,00
34,39
52,51
2,77
10,33
100,00
37,60
53,69
2,01
6,70
100,00
26
Sulawesi Tenggara
40,62
57,04
0,69
1,65
100,00
31,97
57,85
2,02
8,16
100,00
36,25
57,45
1,36
4,94
100,00
27
Gorontalo
35,90
62,02
0,65
1,43
100,00
30,73
59,84
2,09
7,34
100,00
33,25
60,90
1,39
4,46
100,00
28
Maluku
43,33
53,10
0,37
3,19
100,00
38,06
52,62
1,67
7,65
100,00
40,68
52,86
1,03
5,43
100,00
29
Maluku Utara
39,91
57,58
0,82
1,69
100,00
33,22
58,37
2,29
6,13
100,00
36,55
57,98
1,56
3,91
100,00
30
Papua
40,62
56,49
0,62
2,26
100,00
30,78
63,31
1,32
4,59
100,00
35,93
59,74
0,95
3,37
100,00
37,96
59,21
0,84
1,99
100,00
27,88
59,91
2,43
9,78
100,00
32,93
59,56
1,63
5,88
100,00
Indonesia
Lampiran 2.12
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS,
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
Huruf
Latin
(1)
(2)
(3)
Laki-laki
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(4)
(5)
Jumlah
Huruf
Latin
(6)
(7)
Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(8)
(9)
Jumlah
Huruf
Latin
(10)
(11)
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(12)
(13)
Jumlah
(14)
97,28
0,54
2,18
100,00
92,84
1,53
5,63
100,00
95,03
1,04
3,93
100,00
Sumatera Utara
98,28
0,18
1,54
100,00
95,18
0,47
4,34
100,00
96,72
0,33
2,95
100,00
Sumatera Barat
97,58
0,37
2,06
100,00
93,81
0,78
5,41
100,00
95,62
0,58
3,79
100,00
Riau
96,96
0,65
2,39
100,00
94,69
1,29
4,03
100,00
95,83
0,97
3,20
100,00
Jambi
96,80
1,26
1,94
100,00
91,80
2,51
5,69
100,00
94,33
1,88
3,79
100,00
Sumatera Selatan
97,13
0,48
2,40
100,00
93,76
0,99
5,25
100,00
95,46
0,73
3,81
100,00
Bengkulu
96,99
0,15
2,86
100,00
92,14
0,33
7,53
100,00
94,61
0,24
5,15
100,00
Lampung
95,32
0,94
3,75
100,00
89,99
1,42
8,59
100,00
92,76
1,17
6,07
100,00
95,93
0,43
3,64
100,00
90,92
0,81
8,27
100,00
93,49
0,62
5,90
100,00
10
DKI Jakarta
98,91
0,31
0,78
100,00
97,00
0,68
2,33
100,00
97,95
0,49
1,56
100,00
11
Jawa Barat
96,28
0,63
3,08
100,00
91,11
1,33
7,57
100,00
93,71
0,98
5,31
100,00
12
Jawa Tengah
92,52
0,52
6,96
100,00
82,75
0,83
16,42
100,00
87,60
0,68
11,72
100,00
13
DI Yogyakarta
92,20
0,36
7,43
100,00
81,07
0,48
18,45
100,00
86,52
0,42
13,06
100,00
14
Jawa Timur
90,23
1,19
8,57
100,00
79,26
1,65
19,10
100,00
84,63
1,42
13,94
100,00
15
Banten
96,03
0,86
3,10
100,00
91,06
1,43
7,51
100,00
93,58
1,14
5,28
100,00
16
Bali
92,01
0,38
7,61
100,00
81,01
0,19
18,80
100,00
86,54
0,29
13,17
100,00
17
84,18
1,86
13,96
100,00
72,80
2,01
25,20
100,00
78,12
1,94
19,94
100,00
18
89,10
0,23
10,67
100,00
84,31
0,23
15,45
100,00
86,65
0,23
13,12
100,00
19
Kalimantan Barat
93,18
0,72
6,10
100,00
83,83
1,33
14,84
100,00
88,65
1,02
10,33
100,00
20
Kalimantan Tengah
97,01
0,74
2,25
100,00
94,43
1,13
4,44
100,00
95,77
0,93
3,30
100,00
21
Kalimantan Selatan
96,99
0,51
2,49
100,00
91,47
1,80
6,73
100,00
94,19
1,17
4,64
100,00
22
Kalimantan Timur
96,86
0,32
2,82
100,00
93,07
0,62
6,31
100,00
95,05
0,47
4,49
100,00
23
Sulawesi Utara
99,17
0,09
0,74
100,00
98,81
0,22
0,98
100,00
98,99
0,15
0,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
95,73
0,43
3,84
100,00
92,89
0,80
6,31
100,00
94,34
0,61
5,05
100,00
25
Sulawesi Selatan
87,43
1,20
11,37
100,00
82,04
1,70
16,26
100,00
84,65
1,46
13,90
100,00
26
Sulawesi Tenggara
93,39
1,29
5,33
100,00
87,06
1,98
10,96
100,00
90,17
1,64
8,19
100,00
27
Gorontalo
93,79
0,32
5,88
100,00
95,32
0,52
4,15
100,00
94,58
0,43
4,99
100,00
28
Maluku
98,65
0,24
1,11
100,00
97,09
0,23
2,68
100,00
97,86
0,23
1,91
100,00
29
Maluku Utara
97,27
0,33
2,41
100,00
93,00
0,57
6,43
100,00
95,14
0,45
4,41
100,00
30
Papua
80,99
0,26
18,75
100,00
70,81
0,35
28,84
100,00
76,14
0,30
23,56
100,00
93,96
0,70
5,34
100,00
87,13
1,17
11,71
100,00
90,53
0,93
8,53
100,00
Indonesia
`
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.12.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan
Laki-laki
No
Provinsi
(1)
(2)
Perempuan
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(3)
(4)
(5)
Jumlah
(6)
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(7)
(8)
(9)
Jumlah
(10)
Huruf
Huruf
Buta
Latin
lainnya
huruf
(11)
(12)
(13)
(14)
98,84
0,13
1,03
100,00
96,38
0,80
2,82
100,00
97,60
0,47
1,93
Sumatera Utara
99,36
0,10
0,53
100,00
97,10
0,48
2,42
100,00
98,22
0,29
1,49
Sumatera Barat
99,11
0,11
0,78
100,00
98,22
0,23
1,55
100,00
98,65
0,17
1,18
Riau
98,90
0,12
0,98
100,00
97,74
0,18
2,08
100,00
98,31
0,15
1,54
Jambi
98,01
1,05
0,95
100,00
95,39
1,58
3,03
100,00
96,69
1,31
2,00
Sumatera Selatan
98,74
0,22
1,04
100,00
96,29
0,88
2,84
100,00
97,48
0,56
1,96
Bengkulu
99,07
0,93
100,00
97,27
0,20
2,53
100,00
98,16
0,10
1,74
Lampung
96,83
0,63
2,53
100,00
93,90
0,75
5,36
100,00
95,40
0,69
3,92
3,66
97,53
0,35
2,12
100,00
93,74
0,99
5,27
100,00
95,68
0,66
10
DKI Jakarta
98,91
0,31
0,78
100,00
97,00
0,68
2,32
100,00
97,95
0,49
1,56
11
Jawa Barat
97,72
0,46
1,83
100,00
93,95
1,10
4,95
100,00
95,84
0,78
3,38
12
Jawa Tengah
95,15
0,39
4,46
100,00
86,79
0,52
12,70
100,00
90,89
0,45
8,66
13
DI Yogyakarta
95,72
0,13
4,14
100,00
87,34
0,30
12,36
100,00
91,44
0,22
8,34
14
Jawa Timur
95,54
0,72
3,74
100,00
87,89
1,30
10,81
100,00
91,63
1,02
7,35
15
Banten
97,51
0,42
2,07
100,00
93,84
0,68
5,47
100,00
95,71
0,55
3,74
16
Bali
95,15
0,21
4,64
100,00
87,58
0,21
12,22
100,00
91,39
0,21
8,40
17
88,16
1,96
9,88
100,00
78,32
2,94
18,74
100,00
82,96
2,48
14,56
18
97,67
0,05
2,28
100,00
94,97
0,13
4,90
100,00
96,30
0,09
3,61
19
Kalimantan Barat
95,13
0,74
4,13
100,00
87,75
1,03
11,23
100,00
91,47
0,88
7,64
20
Kalimantan Tengah
98,87
0,25
0,87
100,00
97,20
0,61
2,19
100,00
98,05
0,43
1,52
21
Kalimantan Selatan
98,64
0,21
1,15
100,00
95,33
1,38
3,28
100,00
96,95
0,81
2,24
22
Kalimantan Timur
98,71
0,14
1,15
100,00
96,28
0,32
3,40
100,00
97,53
0,23
2,24
23
Sulawesi Utara
99,43
0,02
0,55
100,00
99,04
0,24
0,71
100,00
99,23
0,13
0,63
24
Sulawesi Tengah
99,15
0,06
0,79
100,00
97,91
0,37
1,72
100,00
98,52
0,21
1,26
25
Sulawesi Selatan
95,34
0,43
4,23
100,00
91,44
0,94
7,63
100,00
93,32
0,69
5,99
26
Sulawesi Tenggara
98,02
0,19
1,80
100,00
94,39
0,65
4,96
100,00
96,14
0,43
3,43
27
Gorontalo
97,65
0,57
1,78
100,00
98,90
0,06
1,04
100,00
98,30
0,31
1,39
28
Maluku
98,61
1,39
100,00
98,00
0,03
1,97
100,00
98,29
0,02
1,69
29
Maluku Utara
99,14
0,29
0,57
100,00
95,42
1,50
3,08
100,00
97,30
0,89
1,81
30
Papua
98,67
97,01
0,05
0,43
1,28
2,56
100,00
100,00
97,52
92,16
0,22
0,85
2,26
6,99
100,00
100,00
98,12
94,56
0,13
0,64
1,75
4,79
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Jumlah
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.12.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN, KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS
DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan
No
Provinsi
Huruf
Latin
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
96,66
97,40
96,89
95,46
96,32
96,30
96,17
94,89
94,73
0,00
94,74
90,69
87,17
86,41
94,16
88,79
81,72
87,31
92,45
96,24
95,99
94,64
99,01
94,86
83,97
92,09
92,37
98,66
96,55
75,34
91,61
Laki-laki
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(4)
(5)
0,70
0,24
0,49
1,07
1,35
0,61
0,21
1,03
0,49
0,00
0,82
0,62
0,69
1,53
1,43
0,55
1,80
0,27
0,71
0,94
0,70
0,54
0,13
0,52
1,54
1,60
0,23
0,33
0,34
0,32
0,91
2,63
2,35
2,63
3,47
2,33
3,10
3,62
4,09
4,78
0,00
4,44
8,69
12,14
12,05
4,42
10,66
16,48
12,43
6,84
2,82
3,31
4,82
0,86
4,62
14,49
6,32
7,39
1,00
3,11
24,34
7,48
Jumlah
Huruf
Latin
(6)
(7)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
91,49
93,61
91,84
92,12
90,27
92,33
89,94
88,82
88,80
0,00
87,97
79,83
72,09
73,01
87,62
74,29
69,47
82,13
82,26
93,22
89,04
88,99
98,65
91,48
77,91
84,91
93,97
96,71
92,09
62,21
83,17
Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(8)
(9)
1,81
0,47
1,03
2,22
2,91
1,05
0,38
1,62
0,68
0,00
1,57
1,05
0,74
1,90
2,36
0,17
1,45
0,25
1,46
1,35
2,06
0,99
0,20
0,92
2,03
2,37
0,70
0,31
0,23
0,39
1,42
6,71
5,92
7,13
5,66
6,82
6,62
9,67
9,55
10,52
0,00
10,46
19,12
27,17
25,09
10,02
25,54
29,08
17,61
16,28
5,43
8,89
10,01
1,15
7,59
20,06
12,72
5,33
2,98
7,68
37,40
15,42
Jumlah
Huruf
Latin
(10)
(11)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
94,02
95,50
94,27
93,84
93,37
94,36
93,16
92,00
91,85
0,00
91,40
85,27
79,47
79,58
90,90
81,59
75,17
84,66
87,56
94,80
92,49
91,99
98,84
93,23
80,84
88,46
93,19
97,68
94,31
69,08
87,39
Laki-laki+Perempuan
Huruf
Buta
lainnya
huruf
(12)
1,26
0,36
0,77
1,63
2,11
0,82
0,29
1,31
0,58
0,00
1,19
0,84
0,72
1,72
1,89
0,36
1,61
0,26
1,07
1,14
1,39
0,75
0,16
0,72
1,80
1,99
0,47
0,32
0,28
0,35
1,16
(13)
4,71
4,14
4,96
4,53
4,52
4,82
6,55
6,69
7,57
0,00
7,41
13,89
19,81
18,70
7,21
18,05
23,22
15,08
11,37
4,06
6,12
7,26
1,00
6,06
17,37
9,55
6,33
2,00
5,40
30,56
11,45
Jumlah
(14)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.13
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
(2)
(3)
(1)
Masih Sekolah
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA
SD/MI
(4)
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(8)
(9)
(10)
3,96
9,18
8,47
6,69
2,28
26,62
69,43
100,00
Sumatera Utara
2,49
9,08
7,96
6,24
1,22
24,50
73,02
100,00
Sumatera Barat
2,74
8,95
7,02
5,19
2,63
23,79
73,48
100,00
Riau
3,76
8,68
6,39
4,37
1,36
20,80
75,45
100,00
Jambi
4,56
8,62
6,69
4,19
1,01
20,51
74,94
100,00
Sumatera Selatan
3,67
8,73
6,99
4,35
1,31
21,38
74,95
100,00
Bengkulu
4,35
9,08
7,06
5,13
1,55
22,82
72,83
100,00
Lampung
5,48
9,10
6,86
3,64
0,84
20,44
74,07
100,00
6,32
7,81
5,91
4,25
0,29
18,26
75,42
100,00
10
DKI Jakarta
1,76
5,33
5,37
5,39
3,42
19,51
78,72
100,00
11
Jawa Barat
5,05
8,32
5,46
3,16
1,11
18,05
76,90
100,00
12
Jawa Tengah
10,38
7,38
6,04
3,55
1,06
18,03
71,58
100,00
13
DI Yogyakarta
12,25
4,74
5,24
4,60
7,90
22,48
65,26
100,00
14
Jawa Timur
12,73
6,43
5,04
3,21
1,26
15,94
71,34
100,00
15
Banten
5,50
9,47
6,66
4,03
1,36
21,52
72,98
100,00
16
Bali
13,41
5,89
4,71
3,72
1,24
15,56
71,03
100,00
17
19,82
9,47
6,48
3,88
0,98
20,81
59,37
100,00
18
11,34
11,37
5,29
3,01
0,86
20,53
68,13
100,00
19
Kalimantan Barat
10,35
10,24
6,07
3,56
0,79
20,66
68,98
100,00
20
Kalimantan Tengah
3,70
9,85
6,69
3,79
0,90
21,23
75,08
100,00
21
Kalimantan Selatan
4,52
8,41
5,62
3,29
1,09
18,41
77,07
100,00
22
Kalimantan Timur
3,89
7,56
6,64
5,03
1,54
20,77
75,34
100,00
23
Sulawesi Utara
0,37
5,75
6,14
4,42
1,85
18,16
81,47
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,42
8,28
5,97
3,61
1,46
19,32
77,26
100,00
25
Sulawesi Selatan
12,95
8,43
5,73
3,68
1,85
19,69
67,36
100,00
26
Sulawesi Tenggara
8,72
9,09
7,70
4,16
1,55
22,50
68,79
100,00
27
Gorontalo
2,97
8,87
4,68
2,45
1,11
17,11
79,92
100,00
28
Maluku
1,71
9,40
8,26
5,93
1,65
25,24
73,06
100,00
29
Maluku Utara
3,71
10,08
6,96
4,53
1,31
22,88
73,41
100,00
30
Papua
22,52
10,79
5,87
3,52
0,55
20,73
56,75
100,00
7,92
7,94
5,99
3,89
1,44
19,26
72,83
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.13.a
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
Masih Sekolah
Tidak/Belum
No.
Provinsi
Pernah
SD/MI
Sekolah
(1)
(2)
(3)
(4)
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah
Tidak
yang Masih
Bersekolah
Sekolah
Lagi
(8)
(9)
Jumlah
(10)
1,70
7,64
8,41
7,83
4,87
28,75
69,55
100,00
Sumatera Utara
1,43
7,67
7,63
7,33
2,20
24,83
73,73
100,00
Sumatera Barat
0,60
7,21
7,04
7,12
6,63
28,00
71,40
100,00
Riau
1,56
6,83
5,66
5,39
2,57
20,45
78,00
100,00
Jambi
2,57
6,85
7,17
6,07
2,56
22,65
74,78
100,00
Sumatera Selatan
1,94
6,93
7,61
7,40
3,16
25,10
72,96
100,00
Bengkulu
1,47
7,16
8,10
8,11
4,28
27,65
70,87
100,00
Lampung
3,92
7,78
6,59
5,83
2,74
22,94
73,14
100,00
4,11
7,28
6,80
6,50
0,64
21,22
74,67
100,00
10
DKI Jakarta
1,76
5,33
5,37
5,39
3,42
19,51
78,72
100,00
11
Jawa Barat
3,37
7,72
5,98
4,19
1,83
19,72
76,92
100,00
12
Jawa Tengah
7,71
6,90
6,15
4,74
1,98
19,77
72,52
100,00
13
DI Yogyakarta
7,59
4,34
4,90
4,80
12,50
26,54
65,87
100,00
14
Jawa Timur
6,73
5,90
5,49
4,46
2,47
18,32
74,96
100,00
15
Banten
3,80
7,92
7,38
5,60
2,31
23,21
73,00
100,00
16
Bali
8,54
5,79
4,91
4,29
1,90
16,89
74,56
100,00
17
15,06
9,09
6,86
4,70
1,99
22,64
62,31
100,00
18
3,05
7,24
9,19
9,59
3,90
29,92
67,03
100,00
19
Kalimantan Barat
7,49
7,86
6,23
5,72
2,23
22,04
70,47
100,00
20
Kalimantan Tengah
1,70
7,87
7,56
6,47
2,55
24,45
73,86
100,00
21
Kalimantan Selatan
2,21
6,95
5,87
4,87
2,31
20,00
77,80
100,00
22
Kalimantan Timur
1,64
6,51
6,99
6,21
2,28
21,99
76,37
100,00
23
Sulawesi Utara
0,46
5,54
6,19
5,53
3,89
21,15
78,38
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,83
7,12
6,99
7,73
5,25
27,09
72,08
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,41
7,17
6,26
5,93
5,19
24,55
70,04
100,00
26
Sulawesi Tenggara
3,60
6,54
8,39
6,78
5,80
27,51
68,89
100,00
27
Gorontalo
0,49
6,29
6,46
4,45
3,03
20,23
79,29
100,00
28
Maluku
1,48
6,57
8,06
8,43
5,07
28,13
70,40
100,00
29
Maluku Utara
1,45
6,29
8,42
7,46
4,28
26,45
72,08
100,00
30
Papua
1,47
7,02
7,61
6,89
1,65
23,17
75,36
100,00
4,52
6,84
6,20
5,20
2,76
21,00
74,47
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.13.b
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT STATUS PENDIDIKAN DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak/Belum
Pernah
Sekolah
(1)
(2)
(3)
Masih Sekolah
SLTP/
SMU/
MTs.
SMK/MA
SD/MI
(4)
(5)
D-I/Univ.
(6)
(7)
Jumlah
yang Masih
Sekolah
Tidak
Bersekolah
Lagi
Jumlah
(8)
(9)
(10)
4,84
9,78
8,49
6,24
1,27
25,78
69,38
100,00
Sumatera Utara
3,34
10,23
8,22
5,36
0,41
24,22
72,43
100,00
Sumatera Barat
3,69
9,73
7,00
4,32
0,84
21,89
74,41
100,00
Riau
5,52
10,17
6,97
3,55
0,38
21,07
73,39
100,00
Jambi
5,38
9,34
6,49
3,41
0,37
19,61
75,00
100,00
Sumatera Selatan
4,61
9,71
6,65
2,69
0,31
19,36
76,03
100,00
Bengkulu
5,53
9,87
6,64
3,90
0,42
20,83
73,63
100,00
Lampung
5,94
9,48
6,94
3,01
0,30
19,73
74,33
100,00
7,97
8,21
5,24
2,57
0,02
16,04
75,98
100,00
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
6,89
8,98
4,89
2,03
0,34
16,24
76,88
100,00
12
Jawa Tengah
12,27
7,72
5,97
2,71
0,42
16,82
70,91
100,00
13
DI Yogyakarta
18,91
5,32
5,73
4,32
1,32
16,69
64,40
100,00
14
Jawa Timur
17,05
6,82
4,71
2,30
0,39
14,22
68,73
100,00
15
Banten
7,63
11,41
5,77
2,07
0,17
19,42
72,94
100,00
16
Bali
18,39
5,99
4,50
3,13
0,56
14,18
67,42
100,00
17
22,73
9,69
6,25
3,38
0,37
19,69
57,58
100,00
18
13,06
12,23
4,48
1,64
0,23
18,58
68,36
100,00
19
Kalimantan Barat
11,46
11,17
6,01
2,72
0,23
20,13
68,41
100,00
20
Kalimantan Tengah
4,54
10,69
6,32
2,65
0,20
19,86
75,60
100,00
21
Kalimantan Selatan
5,96
9,31
5,47
2,31
0,33
17,42
76,61
100,00
22
Kalimantan Timur
6,66
8,86
6,20
3,58
0,63
19,27
74,07
100,00
23
Sulawesi Utara
0,32
5,87
6,10
3,72
0,56
16,25
83,43
100,00
24
Sulawesi Tengah
4,11
8,59
5,70
2,51
0,45
17,25
78,64
100,00
25
Sulawesi Selatan
16,26
8,99
5,49
2,69
0,39
17,56
66,18
100,00
26
Sulawesi Tenggara
10,18
9,82
7,50
3,41
0,33
21,06
68,76
100,00
27
Gorontalo
3,90
9,83
4,01
1,70
0,40
15,94
80,16
100,00
28
Maluku
1,80
10,55
8,35
4,90
0,25
24,05
74,15
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua
Indonesia
4,57
11,52
6,40
3,42
0,18
21,52
73,91
100,00
29,27
12,00
5,32
2,44
0,20
19,96
50,78
100,00
10,56
8,79
5,81
2,87
0,40
17,87
71,55
100,00
Lampiran 2.14
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Tidak
Mempunyai
Ijazah
(2)
(3)
21,48
21,92
28,92
23,11
27,56
27,82
27,74
31,46
37,46
12,02
26,63
32,27
26,58
34,07
26,85
30,61
45,19
41,24
39,48
22,64
29,65
22,39
20,18
26,41
35,68
28,96
35,28
20,72
30,11
44,27
29,40
SD/MI
SLTP/
MTs.
(4)
(5)
29,37
28,03
27,16
28,94
33,09
35,10
29,37
33,43
31,94
20,29
37,86
35,78
22,30
31,98
32,18
27,95
26,36
33,32
29,16
35,86
34,08
26,74
28,09
36,44
28,68
31,05
35,78
33,39
30,88
23,66
32,27
23,44
23,94
18,99
20,00
19,94
18,05
19,73
19,10
14,33
21,53
16,84
16,47
17,13
16,02
17,54
13,89
13,55
11,69
17,37
23,35
17,39
20,66
23,01
18,77
15,75
18,68
12,25
21,22
20,40
14,38
17,62
19,67
18,14
16,02
19,13
12,89
13,15
14,87
10,43
8,56
27,01
12,06
8,59
18,38
10,58
15,84
17,95
10,60
8,66
9,33
12,36
12,74
19,41
19,93
11,51
12,58
14,34
10,46
17,40
13,38
11,24
13,07
(7)
2,40
4,85
4,31
5,36
3,45
3,09
3,98
3,46
5,25
9,14
3,39
4,04
7,70
4,15
3,89
4,15
1,63
2,68
2,51
2,70
3,02
5,83
4,93
3,27
3,13
3,04
3,73
3,47
2,62
3,97
4,06
(8)
0,62
0,52
0,85
0,63
0,76
0,64
1,23
0,49
0,79
1,02
0,58
0,61
1,19
0,44
0,68
1,52
0,59
0,47
0,56
0,90
0,83
0,89
0,73
0,92
0,67
0,68
0,74
1,31
0,59
0,43
0,64
(9)
0,97
0,82
1,34
1,04
0,73
0,71
0,90
0,53
0,78
3,44
1,02
0,85
1,97
0,54
1,23
1,01
0,52
0,65
0,53
0,76
0,53
1,26
0,73
0,51
0,77
0,61
0,63
0,65
0,38
0,58
0,94
(10)
2,01
1,71
2,3
1,73
1,53
1,42
2,11
1,04
0,84
5,22
1,52
1,35
4,44
2,16
1,72
2,78
1,52
1,26
0,97
1,41
1,73
2,66
2,25
2,10
2,65
2,56
1,04
1,72
1,61
1,40
1,92
S2-S3
SMU +
(11)
(12)
0,04
0,08
0,11
0,07
0,04
0,02
0,05
0,06
0,04
0,31
0,10
0,04
0,30
0,07
0,08
0,14
0,04
0,04
0,08
0,02
0,03
0,16
0,15
0,06
0,08
0,08
0,10
0,12
0,03
0,08
0,08
25,71
26,12
24,93
27,96
19,40
19,03
23,14
16,01
16,26
46,14
18,67
15,48
33,98
17,94
23,44
27,55
14,90
13,76
13,98
18,15
18,88
30,21
28,72
18,37
19,88
21,31
16,70
24,67
18,61
17,70
20,71
Jumlah
(13)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.14.a
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No.
Provinsi
Tidak
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
(3)
SLTP/
MTs.
SMU/MA
SMK
(4)
(5)
(6)
(7)
D-I/D-II
Ak/
D-III
S1/
D-IV
(8)
(9)
(10)
Jumlah
S2-S3
(11)
(12)
14,51
19,61
22,24
31,33
4,51
1,04
1,85
4,81
0,10
100,00
Sumatera Utara
15,70
22,22
24,36
25,50
6,77
0,75
1,47
3,11
0,14
100,00
Sumatera Barat
16,69
19,31
19,99
28,66
6,52
0,90
2,76
4,86
0,32
100,00
Riau
13,67
18,59
19,86
31,63
9,69
0,94
2,05
3,42
0,15
100,00
Jambi
17,69
25,74
20,92
21,61
7,26
1,13
1,90
3,62
0,12
100,00
Sumatera Selatan
17,75
24,55
20,64
25,12
5,67
1,03
1,59
3,59
0,05
100,00
Bengkulu
14,46
19,61
22,47
25,05
7,87
1,90
2,41
6,04
0,19
100,00
Lampung
22,19
24,98
20,11
19,07
7,43
0,92
1,62
3,44
0,24
100,00
26,15
28,22
19,29
14,39
8,07
0,92
1,34
1,53
0,10
100,00
10
DKI Jakarta
12,02
20,29
21,53
27,01
9,14
1,02
3,44
5,22
0,31
100,00
11
Jawa Barat
20,41
30,89
19,85
18,37
5,21
0,75
1,77
2,57
0,18
100,00
12
Jawa Tengah
26,14
29,93
18,74
13,95
6,29
0,79
1,57
2,49
0,09
100,00
13
DI Yogyakarta
19,82
17,87
16,81
25,79
8,66
1,26
3,03
6,28
0,48
100,00
14
Jawa Timur
23,37
26,77
19,32
17,64
6,93
0,66
0,97
4,19
0,13
100,00
15
Banten
19,62
23,69
20,43
24,48
5,89
0,94
2,06
2,75
0,14
100,00
16
Bali
22,95
23,85
15,86
24,21
5,08
2,01
1,56
4,24
0,25
100,00
17
40,18
24,37
13,91
14,52
2,41
0,75
0,94
2,82
0,10
100,00
18
16,74
23,59
20,86
24,60
6,40
0,99
1,94
4,72
0,16
100,00
19
Kalimantan Barat
28,17
21,87
19,48
19,46
5,30
0,91
1,55
2,96
0,30
100,00
20
Kalimantan Tengah
15,91
25,27
24,22
22,12
5,15
1,61
1,92
3,73
0,06
100,00
21
Kalimantan Selatan
20,64
25,83
19,92
22,70
5,05
1,11
1,05
3,62
0,07
100,00
22
Kalimantan Timur
15,28
22,32
21,22
25,78
7,96
1,10
1,96
4,14
0,25
100,00
23
Sulawesi Utara
14,61
19,96
22,61
29,13
7,28
0,67
1,26
4,1
0,38
100,00
24
Sulawesi Tengah
14,53
21,33
22,07
25,67
6,55
1,36
1,65
6,53
0,31
100,00
25
Sulawesi Selatan
20,96
22,44
18,39
23,87
4,91
1,03
1,89
6,25
0,25
100,00
26
Sulawesi Tenggara
16,75
20,49
17,50
29,40
5,26
1,20
1,61
7,52
0,27
100,00
27
Gorontalo
20,21
27,25
17,55
22,37
6,75
1,22
1,24
3,12
0,31
100,00
28
Maluku
11,49
20,34
21,17
32,54
6,35
1,87
1,64
4,22
0,38
100,00
29
Maluku Utara
18,06
18,56
20,76
28,94
6,35
0,81
1,38
5,02
0,11
100,00
30
Papua
12,82
17,89
21,74
30,22
9,99
0,89
1,59
4,67
0,18
100,00
20,41
25,77
19,93
20,94
6,50
0,88
1,78
3,61
0,18
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.14.b
PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
No.
Provinsi
Tidak
Mempunyai
Ijazah
(1)
(2)
(3)
SLTP/
MTs.
SMU/SM
SMK
(4)
(5)
(6)
(7)
D-I/D-II
Ak/
D-III
S1/
D-IV
(8)
(9)
(10)
Jumlah
S2-S3
(11)
(12)
24,20
33,19
23,90
15,11
1,58
0,46
0,62
0,92
0,02
2 Sumatera Utara
26,96
32,74
23,60
12,17
3,29
0,34
0,3
0,57
0,03
100,00
100,00
3 Sumatera Barat
34,40
30,69
18,55
10,34
3,32
0,82
0,71
1,15
0,02
100,00
4 Riau
30,70
37,28
20,11
9,06
1,87
0,37
0,22
0,37
0,01
100,00
5 Jambi
31,62
36,12
19,54
9,31
1,88
0,60
0,25
0,67
0,01
100,00
6 Sumatera Selatan
33,28
40,82
16,65
6,66
1,70
0,43
0,22
0,24
100,00
7 Bengkulu
33,19
33,38
18,61
10,70
2,38
0,95
0,28
0,5
100,00
8 Lampung
34,14
35,87
18,80
7,93
2,31
0,36
0,21
0,35
0,01
100,00
100,00
45,94
34,73
10,61
4,19
3,14
0,69
0,36
0,33
10 DKI Jakarta
11 Jawa Barat
33,41
45,47
13,55
5,17
1,41
0,39
0,21
0,38
0,00
100,00
12 Jawa Tengah
36,61
39,91
14,87
4,79
2,44
0,49
0,33
0,55
0,01
100,00
13 DI Yogyakarta
36,25
28,64
17,59
7,79
6,33
1,09
0,45
1,81
0,05
100,00
14 Jawa Timur
41,79
35,73
13,64
5,48
2,14
0,27
0,23
0,7
0,02
100,00
15 Banten
35,89
42,80
13,93
5,03
1,39
0,34
0,20
0,43
0,00
100,00
16 Bali
38,46
32,14
11,87
11,55
3,20
1,01
0,45
1,3
0,02
100,00
48,24
27,57
13,33
8,21
1,16
0,49
0,27
0,72
0,01
100,00
46,32
35,33
9,79
5,36
1,92
0,36
0,38
0,54
0,01
100,00
19 Kalimantan Barat
43,87
31,99
16,56
5,40
1,43
0,42
0,14
0,2
100,00
20 Kalimantan Tengah
25,51
40,37
22,98
8,20
1,65
0,60
0,26
0,42
100,00
21 Kalimantan Selatan
35,23
39,20
15,82
6,56
1,77
0,65
0,21
0,56
100,00
22 Kalimantan Timur
31,16
32,20
19,98
11,56
3,21
0,64
0,40
0,83
0,03
100,00
23 Sulawesi Utara
23,71
33,25
23,26
14,09
3,43
0,78
0,40
1,08
0,01
100,00
24 Sulawesi Tengah
29,58
40,47
17,89
7,73
2,40
0,80
0,21
0,92
100,00
25 Sulawesi Selatan
42,15
31,42
14,59
7,63
2,35
0,51
0,28
1,06
0,01
100,00
26 Sulawesi Tenggara
32,46
34,08
19,02
10,02
2,40
0,54
0,32
1,13
0,03
100,00
27 Gorontalo
40,89
38,96
10,27
6,02
2,60
0,56
0,40
0,27
0,02
100,00
28 Maluku
24,50
38,73
21,23
11,21
2,29
1,08
0,25
0,69
0,02
100,00
29 Maluku Utara
34,70
35,57
20,26
7,45
1,20
0,51
0,31
100,00
30 Papua
54,36
25,51
12,01
5,15
2,04
0,28
0,26
0,35
0,04
100,00
36,39
37,33
15,82
6,94
2,17
0,45
0,28
0,61
0,01
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.15
PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
Rumah Tangga Sehat
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
(2)
Jumlah Seluruhnya
Jumlah Diperiksa
% Diperiksa
Jumlah Sehat
(3)
(4)
(5)
(6)
572.625
2.194.168
541.308
747.584
535.416
1.309.545
375.333
1.615.939
164.263
792.832
177.808
366.587
152.671
1.309.545
211.512
858.868
177.874
136.397
10.623.935
6.997.108
687.877
8.775.972
10.607
3.680
3.156.110
2.219.885
301.206
2.677.880
690.892
701.716
262.037
369.973
482.746
324.622
343.557
685.965
464.148
438.016
1.433.155
407.338
112.942
115.131
230.359
166.821
358.076
230.678
682.523
274.276
61.494
159.140
55.329
68.454
41.483.870
15.330.053
28,69
36,13
32,85
49,04
28,51
100,00
56,35
53,15
5,96
2,70
29,71
31,73
43,79
30,51
37,93
52,72
23,40
35,47
67,05
24,32
77,15
52,66
47,62
67,33
89,97
43,01
36,95
98.839
558.925
113.949
278.700
96.633
433.856
121.699
540.755
7.753
1.151
1.749.413
1.573.488
195.616
984.875
213.110
182.446
47.930
54.289
100.004
101.283
219.189
139.541
432.302
150.329
40.565
39.024
8.475.664
% Sehat
(7)
60,17
70,50
64,09
76,03
63,29
33,13
57,54
62,96
73,09
31,28
55,43
70,88
64,94
36,78
81,33
49,31
42,44
47,15
43,41
60,71
61,21
60,49
63,34
54,81
73,32
57,01
55,29
Lampiran 2.16
Hotel
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(3)
(4)
Restoran/Rumah Makan
Jumlah
sehat
% sehat
(5)
(6)
Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(7)
(8)
Pasar
Jumlah
sehat
% sehat
(9)
(10)
Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(11)
(12)
TUPM Lainnya
Jumlah
sehat
% sehat
(13)
(14)
Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(15)
(16)
Jumlah TUPM
Jumlah
sehat
% sehat
(17)
(18)
Jumlah
Jumlah
yang ada diperiksa
(19)
(20)
Jumlah
sehat
% sehat
(21)
(22)
100,00
82
52
42
80,77
19
18
18
100,00
143
102
77
75,49
143
102
77
75,49
826
648
528
81,48
3.001
2.238
1.559
69,66
337
300
184
61,33
4.518
3.116
2.247
72,11
8.682
6.302
4.518
71,69
Sumatera Barat
89
55
45
81,82
1.241
947
540
57,02
674
477
228
47,80
6.621
3.820
2.187
57,25
8.760
6.322
3.733
59,05
Riau
174
147
94
63,95
1.777
1.189
759
63,84
335
193
58
30,05
4.551
1.544
860
55,70
6.312
2.030
1.631
80,34
122
84
66
78,57
782
561
355
63,28
188
102
57
55,88
4.488
1.776
982
55,29
6.850
3.102
1.711
55,16
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
86
74
62
83,78
399
328
240
73,17
157
134
35
26,12
1.963
1.689
1.081
64,00
2.833
2.419
1.529
63,21
Lampung
130
101
90
89,11
3.740
2.293
1.489
64,94
522
461
299
64,86
2.846
1.786
1.100
61,59
7.238
4.641
2.978
64,17
10
Kepulauan Riau
13
125
44
35,20
51
68
27
39,71
42
16,67
11
161
157
97,52
568
510
89,79
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
25
102
59
57,84
135
58
42,96
23
34,78
48
30
62,50
34
18
52,94
688
568
453
79,75
3.904
3.559
2.089
58,70
557
480
265
55,21
13.905
9.361
6.735
71,95
19.054
13.968
9.542
68,31
1.021
643
527
81,96
6.685
5.177
3.721
71,88
1.675
1.331
679
51,01
68.881
41.256
32.189
78,02
48.262
48.407
37.115
76,67
279
275
271
98,55
845
654
545
83,33
204
174
129
74,14
757
692
604
87,28
2.085
1.795
1.549
86,30
638
488
448
91,80
4.270
2.311
1.540
66,64
1.590
1.338
710
53,06
8.989
19.291
4.033
20,91
31.585
18.885
10.765
57,00
1.220
824
786
95,39
3.519
2.437
1.723
70,70
340
254
177
69,69
25.602
15.212
11.635
76,49
30.681
18.727
14.321
76,47
154
134
122
91,04
648
370
295
79,73
103
99
45
45,45
5.979
3.287
2.123
64,59
6.884
3.890
2.585
66,45
120
60
56
93,33
885
526
328
62,36
379
272
99
36,40
7.252
2.966
2.017
68,00
8.636
3.824
2.500
65,38
80
61
38
62,30
714
637
429
67,35
88
68
14
20,59
1.195
687
452
65,79
4.497
2.525
1.238
49,03
90
90
79
87,78
3.123
2.835
2.254
79,51
363
314
64
20,38
11.489
10.688
7.259
67,92
15.065
13.275
9.157
68,98
372
349
284
81,38
1.377
1.077
903
83,84
170
157
61
38,85
6.532
4.739
3.423
72,23
3.578
2.315
1.966
84,92
Sulawesi utara
109
119
105
88,24
1.118
935
620
66,31
153
148
88
59,46
1.737
1.898
985
51,90
3.552
3.124
1.945
62,26
Sulawesi Tengah
132
114
107
93,86
368
290
238
82,07
213
204
123
60,29
993
993
576
58,01
2.181
2.081
1.381
66,36
26
Sulawesi Selatan
510
389
243
62,47
1.954
1.543
828
53,66
668
574
234
40,77
8.898
5.557
2.954
53,16
12.030
8.063
4.259
52,82
27
Sulawesi Tenggara
101
83
69
83,13
636
474
232
48,95
302
286
82
28,67
2.707
2.417
1.544
63,88
4.063
3.648
2.104
57,68
28
Gorontalo
29
Sulawesi Barat
30
Maluku
54
45
42
93,33
389
363
232
63,91
39
30
16
53,33
256
172
132
76,74
336
324
242
74,69
31
Maluku Utara
66
59
44
74,58
288
230
149
64,78
47
30
19
63,33
622
491
317
64,56
1.023
810
529
65,31
32
Papua
33
7.079
5.642
4.667
82,72
41.796
31.229
21.195
67,87
9.129
7.509
3.699
49,26
190.935
133.749
85.699
64,07
234.330
171.181
117.903
68,88
Indonesia
Lampiran 2.16.a
JUMLAH TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) DIPERIKSA DAN PERSENTASE TPM MEMENUHI SYARAT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2003
No.
Provinsi
TPM Terdaftar
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
9.516
6.471
5.004
3.536
3.058
5.404
1.224
3.668
1.199
6.888
26.937
3.804
3.579
14.610
5.365
13.050
4.487
947
3.644
3.558
8.403
4.073
3.017
1.744
4.197
1.488
1.753
249
1.206
2.392
154.471
Memenuhi Syarat
Diperiksa
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
3.295
2.155
3.237
2.838
1.628
4.345
643
2.604
1.069
278
15.516
2.304
2.098
9.583
392
3.802
4.894
951
3.328
2.051
7.011
2.728
2.246
1.692
2.787
1.289
1.325
243
896
2.116
89.344
34,63
33,30
64,69
80,26
53,24
80,40
52,53
70,99
89,16
4,04
57,60
60,57
58,62
65,59
7,31
29,13
109,07
100,42
91,33
57,64
83,43
66,98
74,44
97,02
66,40
86,63
75,58
97,59
74,30
88,46
57,84
2.124
1.040
1.839
1.730
838
3.106
375
1.664
892
44
8.108
1.389
1.728
5.799
148
1.455
2.854
585
2.503
856
4.830
1.697
1.271
1.263
1.842
661
773
113
358
1.936
53.821
64,46
48,26
56,81
60,96
51,47
71,48
58,32
63,90
83,44
15,83
52,26
60,29
82,36
60,51
37,76
38,27
58,32
61,51
75,21
41,74
68,89
62,21
56,59
74,65
66,09
51,28
58,34
46,50
39,96
91,49
60,24
Lampiran 2.17
2
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M ) DAN PROVINSI
TAHUN 2004
2
Luas Lantai ( M )
No.
Perkotaan
Provinsi
(1)
(2)
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
<19
20 - 49
50 - 99
100 - 149
150+
Jumlah
< 19
20 - 49
50 - 99
100 -149
150 +
Jumlah
< 19
20 - 49
50 - 99
100 -149
150 +
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
1,88
33,44
50,13
9,70
Sumatera Utara
1,37
32,66
48,98
Sumatera Barat
5,26
24,83
40,43
Riau
4,01
34,02
Jambi
1,53
Sumatera Selatan
7
8
Jumlah
(20)
4,86
100,00
1,06
40,27
53,41
4,49
0,78
100,00
1,28
38,43
52,53
5,89
1,87
100,00
10,99
6,00
100,00
2,17
47,72
44,49
4,03
1,59
100,00
1,84
41,35
16,42
13,05
100,00
3,37
37,72
49,47
7,58
1,85
100,00
3,93
33,91
46,39
6,97
3,45
100,00
46,8
10,20
5,16
46,12
11,35
4,51
100,00
1,32
44,82
46,32
5,70
1,85
100,00
2,50
100,00
40,07
46,23
8,18
3,02
31,26
48,34
13,45
5,42
100,00
2,37
44,90
48,03
3,53
1,17
100,00
100,00
2,14
41,19
48,12
6,23
2,33
4,24
47,23
37,46
6,56
4,51
100,00
2,60
46,95
45,28
3,80
1,37
100,00
100,00
3,13
47,04
42,74
4,70
2,39
100,00
Bengkulu
7,85
36,98
41,21
9,10
4,87
100,00
1,90
42,87
51,12
2,99
1,11
100,00
3,59
41,20
48,31
4,73
2,18
100,00
Lampung
2,18
26,09
55,64
10,70
5,39
100,00
1,39
30,81
60,41
5,64
1,76
100,00
1,56
29,79
59,38
6,73
2,54
100,00
100,00
0,99
41,84
50,02
5,65
1,51
100,00
0,86
43,10
44,68
8,38
2,98
100,00
0,91
42,55
47,01
7,19
2,34
10
DKI Jakarta
16,00
32,30
29,03
10,54
12,13
100,00
16,00
32,30
29,03
10,54
12,13
100,00
11
Jawa Barat
4,41
36,02
44,65
9,30
5,62
100,00
1,68
46,23
45,18
5,00
1,92
100,00
3,03
41,19
44,92
7,12
3,75
100,00
12
Jawa Tengah
2,42
18,11
54,44
16,48
8,54
100,00
0,34
14,17
59,87
17,09
8,54
100,00
1,18
15,77
57,67
16,84
8,54
100,00
13
DI Yogyakarta
21,39
12,88
38,46
14,44
12,82
100,00
0,37
9,37
52,3
22,26
15,69
100,00
13,30
11,53
43,79
17,45
13,93
100,00
14
Jawa Timur
6,96
26,03
47,88
12,00
7,13
100,00
0,60
26,90
55,24
11,34
5,92
100,00
3,20
26,54
52,23
11,61
6,41
100,00
15
Banten
7,99
24,23
47,43
13,77
6,58
100,00
1,17
44,76
46,67
6,37
1,04
100,00
4,93
33,44
47,09
10,45
4,09
100,00
16
Bali
18,53
30,43
31,75
11,16
8,13
100,00
7,42
51,14
32,93
6,33
2,18
100,00
13,10
40,56
32,33
8,79
5,22
100,00
17
12,84
52,70
27,34
4,99
2,13
100,00
10,59
65,51
20,48
2,69
0,73
100,00
11,41
60,88
22,96
3,52
1,24
100,00
18
6,64
54,94
30,28
5,20
2,94
100,00
3,43
67,42
27,00
1,65
0,51
100,00
3,94
65,43
27,52
2,21
0,89
100,00
19
Kalimantan Barat
1,16
34,25
48,24
9,68
6,68
100,00
1,92
56,87
36,93
3,14
1,13
100,00
1,73
51,11
39,81
4,81
2,54
100,00
20
Kalimantan Tengah
4,29
42,28
44,56
6,14
2,73
100,00
0,81
49,31
44,74
4,29
0,84
100,00
1,82
47,27
44,69
4,83
1,39
100,00
21
Kalimantan Selatan
5,87
36,96
39,74
11,05
6,37
100,00
4,03
44,10
45,68
5,01
1,19
100,00
4,71
41,47
43,49
7,23
3,10
100,00
22
Kalimantan Timur
3,73
38,77
38,00
11,34
8,15
100,00
1,27
42,27
44,23
8,48
3,75
100,00
2,59
40,40
40,9
10,01
6,10
100,00
23
Sulawesi Utara
6,18
40,93
39,94
6,67
6,28
100,00
2,07
55,57
36,65
4,46
1,26
100,00
3,65
49,92
37,92
5,31
3,20
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,30
41,51
34,38
10,53
10,28
100,00
1,78
50,74
39,41
5,77
2,30
100,00
2,08
48,91
38,42
6,71
3,87
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,91
30,47
45,13
12,68
5,80
100,00
1,42
32,09
54,96
9,52
2,02
100,00
2,75
31,61
52,05
10,45
3,14
100,00
26
Sulawesi Tenggara
9,02
31,08
39,60
11,14
9,16
100,00
1,34
39,81
49,10
7,65
2,10
100,00
3,00
37,92
47,05
8,40
3,63
100,00
27
Gorontalo
2,82
44,70
37,54
9,46
5,48
100,00
8,07
68,29
18,24
2,93
2,47
100,00
6,68
62,06
23,34
4,65
3,26
100,00
28
Maluku
3,85
47,04
36,53
11,00
1,59
100,00
0,67
52,20
42,89
3,56
0,69
100,00
1,60
50,69
41,04
5,72
0,95
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua
Indonesia
3,29
17,66
54,69
21,53
2,83
100,00
0,57
27,05
64,81
7,49
0,07
100,00
1,29
24,58
62,15
11,18
0,80
100,00
10,04
52,84
29,01
4,63
3,48
100,00
15,62
68,56
13,83
1,50
0,49
100,00
14,32
64,90
17,36
2,22
1,19
100,00
6,50
30,23
44,52
11,55
7,20
100,00
1,87
37,19
48,94
8,35
3,65
100,00
3,84
34,23
47,06
9,71
5,16
100,00
Lampiran 2.18
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT JENIS LANTAI TERLUAS DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Perdesaan
Provinsi
Bukan
tanah
Tanah
Jumlah
Bukan
tanah
Tanah
Jumlah
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
97,09
97,97
98,61
97,47
96,31
96,71
98,08
93,61
99,34
96,15
95,13
84,62
94,62
91,50
93,77
96,76
88,42
88,63
97,09
96,91
97,04
96,59
97,04
96,87
96,54
90,32
96,98
93,39
91,97
94,89
93,30
2,91
2,03
1,39
2,53
3,69
3,29
1,92
6,39
0,66
3,85
4,87
15,38
5,38
8,50
6,23
3,24
11,58
11,37
2,91
3,09
2,96
3,41
2,96
3,13
3,46
9,68
3,02
6,61
8,03
5,11
6,7
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
87,51
93,98
96,89
94,78
92,14
84,28
96,60
70,33
95,66
89,86
57,51
77,78
67,60
84,92
89,51
81,33
47,70
96,49
96,18
96,53
93,85
90,75
83,39
95,07
88,03
83,80
77,80
77,06
73,05
78,68
12,49
6,02
3,11
5,22
7,86
15,72
13,40
29,67
4,34
10,14
42,49
22,22
32,40
15,08
10,49
18,67
52,30
3,51
3,82
3,47
6,15
9,25
16,61
4,93
11,97
16,20
22,20
22,94
26,95
21,32
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
110,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Perkotaan+Perdesaan
Bukan
Tanah
Jumlah
tanah
(9)
(10)
90,09
95,67
97,40
95,96
93,28
88,33
89,86
75,34
97,26
96,15
92,46
68,52
88,14
77,36
89,80
93,21
83,89
54,21
96,64
96,39
96,71
95,31
93,18
86,05
95,51
88,53
87,28
82,33
80,98
78,13
84,90
9,91
4,33
2,60
4,04
6,72
11,67
10,14
24,66
2,74
3,85
7,54
31,48
11,86
22,64
10,20
6,79
16,11
45,79
3,36
3,61
3,29
4,69
6,82
13,95
4,49
11,47
12,72
17,67
19,02
21,87
15,10
(11)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.19
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
(1)
(2)
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air
terlindung
Sumur
terlindung
Air hujan
Jumlah
Sumber
air minum
terlindung
Sumur tak
terlindung
Air sungai
Lainnya
Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
1,12
14,66
2,33
48,90
2,70
0,79
70,50
24,43
2,87
2,07
0,15
29,52
Sumatera Utara
0,81
22,60
10,95
34,36
7,19
1,64
77,55
12,29
6,16
3,25
0,74
22,44
Sumatera Barat
0,66
19,95
3,78
36,03
9,31
2,37
72,10
15,51
7,38
4,18
0,83
27,90
Riau
2,18
11,70
3,12
34,66
1,55
22,46
75,67
20,30
0,74
2,36
0,92
24,32
Jambi
0,40
16,80
1,30
37,14
1,14
12,74
69,52
20,06
1,00
9,33
0,08
30,47
Sumatera Selatan
0,97
16,87
2,06
40,40
0,78
5,49
66,57
19,59
0,97
12,53
0,34
33,43
Bengkulu
0,19
12,32
1,96
36,06
5,46
55,99
39,63
2,20
2,16
0,03
44,02
Lampung
1,83
5,30
1,60
54,81
2,62
0,66
66,82
28,55
2,93
1,35
0,35
33,18
29,41
Bangka Belitung
0,64
5,28
7,48
55,06
1,53
0,60
70,59
26,76
1,92
0,16
0,57
10
DKI Jakarta
11,25
48,60
32,91
6,46
0,06
0,34
99,62
0,16
0,02
0,20
0,38
11
Jawa Barat
2,25
11,91
26,24
34,73
9,73
0,13
84,99
8,95
4,82
0,62
0,61
15,00
12
Jawa Tengah
1,16
14,00
10,99
46,97
12,25
0,80
86,17
9,06
3,77
0,68
0,33
13,84
13
DI Yogyakarta
6,69
9,61
8,91
57,07
2,56
5,47
90,31
8,04
1,49
0,17
9,70
14
Jawa Timur
3,58
18,86
15,48
41,06
8,59
0,65
88,22
7,53
3,17
0,44
0,65
11,79
15
Banten
3,84
16,10
38,02
21,97
4,16
1,19
85,28
9,23
3,39
1,61
0,48
14,71
16
Bali
8,58
42,96
3,72
21,51
13,39
3,81
93,97
1,79
3,48
0,70
0,04
6,01
17
1,80
12,26
6,35
54,32
11,26
85,99
10,87
1,84
0,95
0,34
14,00
18
0,14
18,15
0,91
19,03
22,84
1,77
62,84
9,35
22,79
4,64
0,38
37,16
19
Kalimantan Barat
1,08
9,76
0,99
6,07
2,56
40,17
60,63
8,14
3,18
28,00
0,05
39,37
20
Kalimantan Tengah
0,50
16,29
10,70
16,85
0,47
5,75
50,56
7,14
0,80
41,46
0,04
49,44
21
Kalimantan Selatan
0,70
33,63
13,17
14,48
0,31
2,96
65,25
17,25
0,96
16,43
0,12
34,76
22
Kalimantan Timur
1,40
49,00
3,93
11,15
2,49
7,62
75,59
9,57
0,70
13,69
0,45
24,41
23
Sulawesi Utara
1,31
27,81
3,38
33,79
17,34
1,71
85,34
12,70
1,84
0,03
0,09
14,66
24
Sulawesi Tengah
0,38
15,51
16,43
24,04
15,41
1,26
73,03
14,71
5,81
6,35
0,10
26,97
25
Sulawesi Selatan
0,48
22,52
9,56
31,33
9,65
1,82
75,36
15,55
5,94
2,98
0,17
24,64
26
Sulawesi Tenggara
0,13
25,74
3,23
32,04
8,24
2,78
72,16
19,84
4,16
3,44
0,40
27,84
27
Gorontalo
0,27
16,97
1,92
53,50
0,57
73,23
18,54
4,75
3,46
0,03
26,78
28
Maluku
0,08
22,04
2,00
31,99
21,97
0,45
78,53
14,47
5,89
0,16
0,95
21,47
29
Maluku Utara
0,32
18,98
2,98
36,22
2,98
4,75
66,23
26,94
3,10
3,68
0,06
33,78
30
Papua
1,06
2,45
15,45
17,96
2,32
14,37
14,52
35,95
10,60
8,07
12,24
2,66
56,19
81,46
14,20
11,16
21,73
4,04
7,41
2,87
0,47
0,46
43,81
18,53
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.19.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan
Provinsi
(2)
(1)
Air Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air
terlindung
Sumur
terlindung
Air hujan
Jumlah
Sumber
air minum
terlindung
Sumur tak
terlindung
Air sungai
Lainnya
Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
3,53
43,06
3,88
2,38
36,88
1,03
90,76
8,64
0,30
0,01
0,29
Sumatera Utara
1,31
45,93
9,89
1,13
35,23
0,05
93,54
5,24
0,29
0,22
0,70
6,45
Sumatera Barat
1,74
40,95
5,56
4,91
35,82
0,79
89,77
7,45
1,26
1,36
0,16
10,23
Riau
4,51
24,45
5,01
1,62
40,25
13,95
89,79
7,64
0,33
0,27
1,98
10,22
Jambi
1,24
38,24
1,88
33,77
15,81
90,94
8,65
0,31
0,09
9,05
Sumatera Selatan
1,29
46,43
2,59
0,30
32,84
0,73
84,18
7,14
0,33
7,65
0,69
15,81
Bengkulu
0,49
27,72
4,49
2,73
44,99
80,42
19,49
0,10
19,59
Lampung
3,22
20,58
5,34
1,02
53,08
83,24
15,91
0,67
0,19
16,77
18,53
9,24
0,92
10,46
9,12
0,83
58,97
1,16
81,46
17,84
0,45
0,05
0,19
10
DKI Jakarta
11,25
48,60
32,91
0,06
6,46
0,34
99,62
0,16
0,02
0,20
0,38
11
Jawa Barat
3,82
18,77
34,22
3,20
31,92
91,93
5,48
1,74
0,02
0,82
8,06
12
Jawa Tengah
2,44
26,58
14,11
2,83
45,51
0,03
91,50
6,87
1,26
0,11
0,25
8,49
13
DI Yogyakarta
10,66
6,57
13,64
0,03
63,84
94,74
4,97
0,28
5,25
14
Jawa Timur
7,37
35,19
17,78
2,60
32,38
0,20
95,52
3,41
0,28
0,35
0,44
4,48
15
Banten
5,87
22,79
55,19
0,88
10,65
0,60
95,98
3,56
0,28
0,03
0,15
4,02
16
Bali
14,82
47,02
5,98
5,04
23,48
0,18
96,52
2,00
0,88
0,52
0,09
3,49
17
4,33
19,65
7,31
4,68
52,48
88,45
8,62
2,32
0,44
0,18
11,56
18
0,57
63,37
0,86
2,20
20,72
87,72
8,41
2,31
0,82
0,75
12,29
19
Kalimantan Barat
3,59
22,33
0,89
0,75
4,29
59,58
91,43
5,12
0,09
3,29
0,08
8,58
20
Kalimantan Tengah
1,22
40,31
28,18
0,02
15,23
1,75
86,71
3,26
0,04
9,91
0,08
13,29
21
Kalimantan Selatan
1,59
67,34
5,15
12,89
0,22
87,19
7,95
0,06
4,59
0,22
12,82
22
Kalimantan Timur
2,47
73,44
2,15
0,67
7,72
5,58
92,03
3,01
0,18
4,11
0,66
7,96
23
Sulawesi Utara
0,74
49,98
5,61
1,57
32,39
0,68
90,97
8,79
0,03
0,20
9,02
24
Sulawesi Tengah
1,32
41,70
38,95
5,29
7,30
94,56
3,17
2,02
0,25
5,44
25
Sulawesi Selatan
1,42
63,87
8,26
0,91
20,37
0,05
94,88
3,93
0,16
0,69
0,33
5,11
26
Sulawesi Tenggara
0,40
60,36
8,37
2,77
19,77
91,67
4,94
0,96
1,31
1,11
8,32
27
Gorontalo
0,69
36,34
4,24
45,73
87,00
12,90
0,10
13,00
28
Maluku
0,26
55,82
4,62
10,03
19,39
90,12
6,35
0,45
3,07
9,87
29
Maluku Utara
0,68
61,64
7,10
21,98
5,19
96,59
3,40
3,40
30
Papua
4,10
4,94
51,58
32,84
6,21
20,75
1,37
2,15
19,32
30,94
9,48
1,40
92,06
93,02
3,80
5,14
1,84
0,79
1,07
0,55
1,24
0,49
7,95
6,97
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.19.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan
Provinsi
Air
Kemasan
Ledeng
Pompa
Mata air
terlindung
Sumur
terlindung
Air hujan
Jumlah
Sumber
air minum
terlindung
Sumur tak
terlindung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
0,23
4,21
1,76
2,81
53,32
0,70
63,03
30,24
3,81
2,82
0,09
36,96
Sumatera Utara
0,45
5,52
11,73
11,62
33,73
2,79
65,84
17,45
10,46
5,47
0,77
34,15
Sumatera Barat
0,21
11,13
3,03
11,16
36,11
3,04
64,68
18,90
9,94
5,36
1,11
35,31
Riau
0,35
1,68
1,64
1,50
30,27
29,15
64,59
30,26
1,06
4,00
0,09
35,41
Jambi
0,08
8,79
1,09
1,57
38,40
11,60
61,53
24,32
1,37
12,70
0,08
38,47
Sumatera Selatan
0,81
2,60
1,80
1,00
44,05
7,78
58,04
25,60
1,28
14,89
0,18
41,95
Bengkulu
0,07
6,21
0,95
6,54
32,53
46,30
47,61
3,07
3,02
53,70
Lampung
1,45
1,12
0,57
3,06
55,29
0,84
62,33
32,01
3,55
1,72
0,39
37,67
0,42
1,28
6,22
2,07
52,04
0,17
62,20
33,63
3,06
0,25
0,86
37,80
0,73
5,23
18,46
16,09
37,46
0,27
78,24
12,32
7,82
1,21
0,40
21,75
12 Jawa Tengah
13 DI Yogyakarta
0,29
5,40
8,85
18,68
47,96
1,32
82,50
10,56
5,49
1,06
0,38
17,49
0,34
14,45
1,34
6,61
46,24
14,21
83,19
12,95
3,87
16,82
14 Jawa Timur
15 Banten
0,97
7,60
13,88
12,72
47,05
0,95
83,17
10,38
5,16
0,50
0,79
16,83
1,35
7,88
16,93
8,18
35,88
1,92
72,14
16,20
7,22
3,56
0,89
27,87
16 Bali
17 Nusa Tenggara Barat
2,06
38,73
1,36
22,13
19,45
7,60
91,33
1,58
6,19
0,89
8,66
0,37
8,08
5,81
14,99
55,36
84,61
12,14
1,57
1,24
0,43
15,38
0,05
9,59
0,92
26,74
18,71
2,11
58,12
9,53
26,67
5,37
0,31
41,88
0,22
5,46
1,03
3,17
6,68
33,53
50,09
9,18
4,24
36,46
0,04
49,92
20 Kalimantan Tengah
21 Kalimantan Selatan
0,20
6,45
3,55
0,66
17,52
7,38
35,76
8,72
1,12
54,37
0,03
64,24
0,18
14,01
17,84
0,49
15,40
4,55
52,47
22,66
1,48
23,33
0,05
47,52
22 Kalimantan Timur
23 Sulawesi Utara
0,18
20,92
5,98
4,58
15,08
9,97
56,71
17,10
1,30
24,69
0,20
43,29
1,66
13,86
1,98
27,26
34,66
2,36
81,78
15,17
2,98
0,05
0,02
18,22
24 Sulawesi Tengah
25 Sulawesi Selatan
0,15
9,06
10,88
17,90
28,17
1,58
67,74
17,55
6,74
7,91
0,06
32,26
0,08
5,14
10,11
13,33
35,94
2,56
67,16
20,43
8,37
3,94
0,10
32,84
26 Sulawesi Tenggara
27 Gorontalo
0,05
16,20
1,82
9,75
35,43
3,54
66,79
23,95
5,04
4,03
0,20
33,22
0,12
10,01
1,08
0,77
56,29
68,27
20,57
6,45
4,71
31,73
26,87
37,16
0,63
73,77
17,81
8,13
0,22
0,08
26,24
No.
(12)
Lainnya
Jumlah
Sumber
air minum
tak terlindung
(13)
(14)
28 Maluku
29 Maluku Utara
8,18
0,93
0,19
3,75
1,51
4,04
41,30
4,59
55,38
35,33
4,21
5,00
0,07
44,61
30 Papua
0,14
4,50
1,14
13,40
13,06
13,08
45,32
17,35
27,75
9,33
0,24
54,67
0,60
6,95
9,66
12,46
39,66
3,60
72,93
15,62
6,44
4,59
0,43
27,08
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.20
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PEMBUANGAN AIR BESAR DAN PROVINSI
TAHUN 2004
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Perkotaan
'Pleng- Cemplung/
sengan'
Cubluk
Provinsi
Leher
Angsa
(2)
(3)
(4)
80,72
75,63
78,98
80,43
73,20
62,70
88,63
80,06
84,31
82,90
75,06
83,83
91,61
81,27
87,27
94,22
82,84
65,09
82,36
72,47
71,72
72,81
87,41
89,35
86,74
89,44
90,90
82,41
98,20
70,89
80,25
10,09
13,70
9,66
12,59
10,04
23,67
10,60
9,40
8,61
14,86
16,22
7,09
6,13
8,44
8,85
4,59
11,49
22,32
13,87
11,23
14,04
18,58
9,51
6,67
9,83
4,09
3,11
8,05
0,83
24,39
11,9
(5)
8,08
8,80
8,98
6,18
14,24
11,21
0,77
9,39
3,97
2,08
5,27
7,65
2,02
9,11
3,44
0,98
3,07
9,16
2,74
9,57
8,81
7,58
2,64
2,44
2,72
5,02
1,86
6,91
0,69
4,66
6,14
Tidak
pakai
(6)
1,11
1,86
2,38
0,80
2,52
2,42
1,14
3,10
0,16
3,45
1,43
0,24
1,18
0,43
0,21
2,60
3,43
1,04
6,72
5,44
1,03
0,44
1,54
0,72
1,45
4,13
2,63
0,28
0,06
1,72
Jumlah
(7)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Perdesaan
Leher 'Pleng- Cemplung/
Angsa sengan' Cubluk
(8)
(9)
46,16
36,00
42,45
36,48
37,88
31,79
55,83
39,84
70,97
54,47
54,55
54,85
42,15
62,18
88,36
69,52
21,14
41,31
25,58
39,87
47,81
74,04
63,92
60,39
51,91
73,95
60,62
71,30
29,90
48,01
12,13
14,21
11,30
17,24
12,48
12,54
6,71
8,98
5,81
12,69
9,31
3,68
10,80
12,59
9,24
16,01
20,08
21,77
13,69
14,72
18,09
15,03
9,81
14,22
5,08
5,26
7,13
13,41
16,16
12,04
(10)
30,24
35,98
34,18
36,29
38,96
46,19
29,86
48,02
13,39
18,73
29,89
40,79
44,74
18,08
1,70
8,45
47,37
26,17
34,49
27,23
27,47
8,14
19,20
20,34
31,40
10,01
18,05
7,20
29,60
31,35
Tidak
pakai
(11)
11,48
13,81
12,06
9,98
10,67
9,48
7,60
3,16
9,83
14,11
6,25
0,68
2,31
7,15
0,70
6,02
11,41
10,76
26,24
18,17
6,63
2,79
7,07
5,05
11,61
10,78
14,19
8,10
24,35
8,6
Jumlah
(12)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Leher
Angsa
(13)
57,15
54,91
56,33
57,26
49,38
44,16
68,26
49,03
78,48
82,90
65,53
67,59
77,21
60,88
79,04
91,89
75,81
30,05
55,30
41,91
53,11
62,16
79,92
71,55
71,07
62,24
81,13
69,57
81,22
45,20
63,85
Perkotaan+Perdesaan
'Pleng- Cemplung/ Tidak
sengan' Cubluk
pakai
(14)
11,48
13,97
10,68
15,04
11,69
17,00
8,19
9,07
7,39
14,86
14,58
8,32
5,17
9,67
10,08
6,44
13,88
20,53
19,08
12,83
14,44
18,37
12,60
8,87
12,44
4,81
4,35
7,51
8,77
19,23
11,97
(15)
23,19
23,01
24,61
22,06
30,92
32,19
18,84
39,19
8,09
2,08
11,50
19,99
17,21
27,68
8,24
1,26
5,91
39,62
18,18
25,81
19,57
16,06
5,72
14,17
13,20
24,14
6,56
13,48
4,80
20,29
18,96
(16)
8,18
8,11
8,38
5,64
8,02
6,65
4,72
2,70
6,05
0,16
8,39
4,10
0,42
1,77
2,63
0,40
4,41
9,79
7,44
19,44
12,88
3,42
1,75
5,41
3,29
8,82
7,96
9,44
5,21
15,28
5,22
Jumlah
(17)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.21
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
Tangki
septik
(1)
(2)
(3)
Kolam/
Sawah
Sungai/
Danau
Lobang
tanah
Pantai/
tanah terbuka
Lainnya
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
7,72
4,16
42,95
Sumatera Utara
45,21
1,12
13,86
28,79
5,23
5,79
100,00
Sumatera Barat
31,04
16,60
28,98
17,82
3,10
2,46
100,00
Riau
40,97
1,20
12,76
39,58
4,01
1,48
100,00
Jambi
32,67
1,64
29,09
30,63
4,59
1,38
100,00
Sumatera Selatan
33,88
2,26
26,72
33,44
1,57
2,13
100,00
Bengkulu
31,45
1,44
21,89
34,93
7,65
2,64
100,00
Lampung
28,92
2,63
9,47
54,25
2,67
2,05
100,00
44,36
0,32
5,65
18,57
25,17
5,93
100,00
10
DKI Jakarta
85,30
1,11
4,23
8,06
0,18
1,12
100,00
11
Jawa Barat
44,56
15,50
22,26
14,32
1,69
1,67
100,00
12
Jawa Tengah
41,64
5,29
25,68
24,57
1,69
1,12
100,00
13
DI Yogyakarta
65,31
0,89
9,56
22,82
1,01
0,40
100,00
14
Jawa Timur
39,17
1,21
25,66
29,56
3,51
0,89
100,00
15
Banten
55,21
8,69
11,69
12,14
10,98
1,30
100,00
16
Bali
65,69
0,22
6,03
11,53
15,18
1,34
100,00
17
31,14
2,71
32,65
11,06
19,25
3,19
100,00
18
13,15
0,26
0,51
55,53
17,99
12,56
100,00
19
Kalimantan Barat
27,60
1,54
25,85
31,57
9,03
4,41
100,00
20
Kalimantan Tengah
24,05
0,57
45,22
27,81
1,43
0,91
100,00
21
Kalimantan Selatan
30,57
1,09
31,79
34,62
1,36
0,57
100,00
22
Kalimantan Timur
48,14
0,87
18,44
29,51
1,65
1,39
100,00
23
Sulawesi Utara
53,30
0,48
12,07
28,53
3,38
2,24
100,00
24
Sulawesi Tengah
32,64
1,43
19,49
23,11
16,99
6,34
100,00
25
Sulawesi Selatan
44,11
1,75
11,68
20,49
19,51
2,46
100,00
26
Sulawesi Tenggara
30,76
0,42
6,15
35,31
20,57
6,80
100,00
27
Gorontalo
31,47
0,78
14,93
18,69
30,66
3,46
100,00
28
Maluku
30,57
0,75
14,56
18,70
29,62
5,80
100,00
29
Maluku Utara
52,05
0,62
13,97
8,32
22,24
2,80
100,00
30
Papua
31,24
1,83
8,96
22,72
28,62
6,63
100,00
42,71
5,16
20,22
24,41
5,38
2,12
100,00
15,83
27,10
(9)
Indonesia
2,24
Jumlah
100,00
Lampiran 2.21.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan
No
Provinsi
Tangki
septik
Kolam/
Sawah
Sungai/
Danau
Lobang
tanah
Pantai/
tanah terbuka
Lainnya
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
74,49
73,44
60,89
68,36
67,14
65,14
60,70
61,10
64,69
85,30
57,52
61,01
80,23
63,38
76,38
78,35
43,01
40,38
67,61
55,73
52,08
67,12
79,21
65,84
78,59
58,73
61,23
58,82
90,18
81,99
66,01
1,32
0,65
7,87
1,02
1,77
2,69
1,52
1,59
0,44
1,11
6,57
2,86
0,84
0,91
6,39
0,15
1,16
0,55
1,59
0,50
0,99
1,16
0,43
0,44
1,02
0,50
1,26
1,13
0,27
3,02
2,86
6,83
6,32
9,26
4,45
11,03
10,73
4,46
9,27
5,53
4,23
21,78
21,15
12,03
17,46
3,03
4,18
32,95
0,29
5,45
17,06
19,70
10,31
2,37
10,25
5,12
4,23
11,36
8,06
2,78
14,27
14,85
16,70
17,25
25,19
18,03
20,16
32,78
25,19
14,23
8,06
11,28
13,37
6,61
16,88
9,62
13,41
13,46
55,76
22,91
25,72
26,28
19,65
16,90
17,63
11,11
25,88
22,13
20,57
8,05
11,36
14,44
1,74
0,62
2,09
0,70
0,33
0,47
0,39
0,36
12,37
0,18
0,83
0,85
0,03
0,87
3,79
3,49
7,17
1,42
1,55
0,34
0,48
0,46
0,74
3,58
3,32
7,02
2,79
9,82
1,22
0,79
1,24
0,77
2,28
2,65
0,28
1,70
0,81
0,15
2,50
2,74
1,12
2,02
0,77
0,27
0,50
0,80
0,42
2,23
1,59
0,90
0,65
0,47
1,30
0,35
2,25
0,84
3,64
1,24
1,60
0,27
0,05
1,18
Jumlah
(9)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.21.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Tangki
septik
Kolam/
Sawah
Sungai/
Danau
Lobang
tanah
Pantai/
tanah terbuka
Lainnya
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
31,35
24,55
18,51
19,44
19,80
18,80
19,86
20,10
28,69
31,92
28,41
41,46
22,46
29,20
52,46
24,42
7,99
13,92
11,09
18,05
26,33
37,00
24,46
29,62
23,04
20,79
18,97
38,44
15,85
25,47
2,57
1,47
20,27
1,34
1,59
2,06
1,40
2,91
0,22
24,21
6,95
0,98
1,42
11,53
0,30
3,59
0,20
1,52
0,60
1,15
0,53
0,52
1,68
2,05
0,39
0,61
0,60
0,75
1,47
6,87
19,14
19,39
37,26
19,29
35,83
34,43
28,80
9,53
5,74
22,73
28,78
5,62
31,32
22,32
7,97
32,48
0,55
32,82
56,74
38,83
27,78
18,17
21,76
14,43
6,67
16,22
17,23
18,96
10,83
24,63
31,61
37,63
18,05
50,89
35,34
39,85
35,79
62,22
21,92
17,29
32,23
48,73
38,32
15,23
9,57
9,68
55,49
34,54
28,67
39,47
40,84
35,84
24,46
24,44
37,91
17,46
17,93
8,41
26,17
31,79
9,93
8,60
3,53
6,61
6,19
2,10
10,52
3,30
35,04
2,54
2,27
2,59
5,33
19,81
27,41
26,09
21,13
11,59
1,88
1,87
3,02
5,05
20,30
26,32
24,30
40,66
37,74
29,74
37,05
8,44
5,40
8,36
2,38
2,43
1,26
2,76
3,62
1,93
8,40
1,32
1,36
0,62
1,15
1,91
2,30
3,74
14,64
5,61
1,02
0,63
1,51
3,42
7,34
3,14
7,68
4,26
7,53
3,70
8,63
2,80
Jumlah
(9)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.22
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan + Perdesaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
<60.000
60.000
79.999
(2)
(3)
(4)
1,84
0,76
0,61
0,18
0,30
1,93
1,25
3,93
0,66
0,70
0,87
0,48
1,32
0,72
2,53
7,27
1,57
0,72
0,66
0,43
0,54
1,95
2,31
2,30
5,21
1,70
0,34
3,12
1,25
4,40
2,71
2,30
0,62
1,84
5,79
5,01
9,10
1,06
2,39
4,34
2,92
5,19
1,40
0,79
9,40
17,59
5,19
2,56
2,62
0,85
1,55
6,11
7,24
6,44
9,21
5,25
6,39
5,68
4,14
(6)
8,79
6,66
5,72
2,17
6,13
12,85
11,66
15,38
2,95
0,07
6,35
10,37
6,64
11,00
4,73
2,39
16,52
21,28
9,94
5,31
5,22
1,73
3,88
12,36
13,28
11,47
16,48
7,79
12,04
8,51
8,71
(7)
33,16
30,21
29,93
16,04
29,04
34,02
37,62
37,71
16,38
1,23
26,18
35,43
25,08
35,62
20,82
15,01
36,06
30,28
32,53
26,28
27,05
12,08
22,29
33,22
34,78
32,10
32,55
30,02
32,01
25,79
29,27
(8)
24,39
25,45
24,94
20,69
29,00
20,94
22,39
18,01
23,45
5,52
24,58
23,79
20,47
21,23
21,54
22,02
17,86
11,86
23,13
26,62
25,48
17,78
24,93
21,83
20,45
22,19
17,02
26,61
20,24
19,13
21,81
(9)
18,67
22,66
23,30
28,73
24,67
16,80
14,05
10,66
33,37
25,74
24,26
17,39
19,43
16,20
29,93
32,40
12,42
7,99
17,25
25,83
23,98
31,24
29,53
15,53
14,46
18,18
12,61
20,66
19,83
20,75
20,29
7,25
9,56
10,01
23,57
7,72
6,71
6,73
4,18
18,62
40,83
11,75
6,17
14,09
7,28
16,22
21,10
4,22
2,87
8,16
10,76
11,52
23,71
14,50
7,02
5,65
6,21
6,00
7,07
8,60
12,81
10,73
500.000
dan lebih
Jumlah
(10)
(11)
1,49
2,00
3,17
8,01
1,31
0,94
1,28
1,03
3,52
26,60
3,79
1,64
10,89
2,17
4,65
6,28
0,98
0,86
2,24
1,91
3,47
12,20
2,78
1,99
1,83
1,12
0,93
0,90
0,55
4,21
3,81
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.22.a
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perkotaan
No
Provinsi
(1)
(2)
60.000
79.999
<60.000
(3)
80.000
99.999
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
300.000
499.999
500.000
dan lebih
Jumlah
(9)
(10)
(11)
0,82
1,56
3,30
19,09
22,09
30,11
18,68
4,36
100,00
Sumatera Utara
0,40
1,34
3,42
19,50
24,00
31,04
16,30
4,01
100,00
Sumatera Barat
0,03
0,73
1,69
15,83
21,58
33,32
18,99
7,84
100,00
Riau
0,23
0,16
0,60
4,43
10,85
30,50
37,63
15,59
100,00
Jambi
0,15
0,59
4,21
17,10
24,81
32,85
17,19
3,09
100,00
Sumatera Selatan
0,22
1,86
5,21
20,84
24,41
29,90
15,69
1,87
100,00
Bengkulu
1,44
1,58
3,83
22,52
22,83
27,32
16,80
3,67
100,00
Lampung
2,28
2,80
6,54
26,65
24,29
20,76
13,31
3,38
100,00
Bangka Belitung
0,08
0,71
1,50
9,92
17,81
38,25
26,90
4,82
100,00
10
DKI Jakarta
0,07
1,23
5,52
25,74
40,83
26,60
100,00
11
Jawa Barat
0,32
1,31
3,32
18,54
21,73
29,93
18,19
6,66
100,00
12
Jawa Tengah
0,31
1,86
5,26
25,88
27,00
25,79
10,83
3,06
100,00
13
DI Yogyakarta
0,26
1,30
2,81
16,32
19,46
22,96
20,21
16,67
100,00
14
Jawa Timur
0,35
2,15
5,39
25,43
23,18
25,32
13,89
4,29
100,00
15
Banten
0,22
0,59
1,46
8,73
16,56
38,59
25,52
8,33
100,00
16
Bali
0,15
0,79
9,01
16,67
34,01
28,64
10,73
100,00
17
1,72
4,23
10,91
33,97
20,56
19,08
7,54
1,99
100,00
18
0,80
2,93
6,25
24,43
23,81
25,95
11,43
4,40
100,00
19
Kalimantan Barat
0,56
2,99
15,52
23,02
29,82
20,84
7,25
100,00
20
Kalimantan Tengah
0,22
1,32
2,14
11,45
21,37
36,44
22,32
4,74
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,21
0,75
2,27
13,74
22,34
32,87
20,96
6,85
100,00
22
Kalimantan Timur
0,25
0,67
0,91
7,04
13,11
31,78
28,37
17,86
100,00
23
Sulawesi Utara
0,13
0,47
1,77
8,87
16,78
39,23
26,23
6,52
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,20
1,85
2,78
17,88
25,77
29,23
17,24
5,06
100,00
25
Sulawesi Selatan
0,38
2,30
5,41
23,59
23,67
26,08
13,52
5,04
100,00
26
Sulawesi Tenggara
0,44
1,29
3,95
17,63
25,24
30,66
16,69
4,11
100,00
27
Gorontalo
0,34
0,90
6,02
25,91
23,24
25,36
15,44
2,80
100,00
28
Maluku
0,24
0,48
10,64
29,29
38,21
18,39
2,74
100,00
29
Maluku Utara
1,84
1,72
10,46
16,42
39,01
28,83
1,72
100,00
30
Papua
0,39
0,40
6,44
13,88
37,41
31,03
10,46
100,00
0,34
1,38
3,58
18,07
20,65
28,58
19,55
7,85
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.22.b
PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT GOLONGAN PENGELUARAN PERKAPITA SEBULAN DAN PROVINSI
TAHUN 2004
Perdesaan
No
Provinsi
<60.000
60.000
79.999
(2)
(3)
(4)
(1)
80.000
99.999
(5)
(6)
(7)
(8)
300.000
499.999
500.000
dan lebih
Jumlah
(9)
(10)
(11)
2,24
5,49
10,91
38,60
25,28
14,25
2,84
0,39
100,00
Sumatera Utara
1,05
3,77
9,17
38,54
26,57
16,15
4,31
0,44
100,00
Sumatera Barat
0,87
2,99
7,48
36,10
26,42
18,93
6,09
1,13
100,00
Riau
0,14
0,98
3,41
25,25
28,49
27,32
12,41
2,00
100,00
Jambi
0,37
2,34
6,91
33,90
30,70
21,34
3,86
0,58
100,00
Sumatera Selatan
2,84
7,85
16,84
40,92
19,12
9,96
2,02
0,45
100,00
Bengkulu
1,16
6,41
14,84
43,76
22,21
8,66
2,64
0,31
100,00
Lampung
4,41
10,92
17,94
40,92
16,20
7,73
1,54
0,35
100,00
100,00
Bangka Belitung
1,09
1,31
4,01
21,13
27,60
29,78
12,52
2,55
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
1,11
3,56
9,65
34,49
27,68
18,09
4,76
0,66
100,00
12
Jawa Tengah
1,26
6,08
13,96
42,13
21,53
11,49
2,90
0,65
100,00
13
DI Yogyakarta
0,79
5,22
12,07
37,51
21,89
14,43
5,41
2,69
100,00
14
Jawa Timur
2,01
7,38
15,04
42,96
19,83
9,63
2,52
0,64
100,00
15
Banten
1,30
2,36
8,59
35,09
27,42
19,70
5,23
0,30
100,00
16
Bali
1,47
4,04
21,24
27,58
30,73
13,26
1,67
100,00
17
3,01
12,46
19,84
37,30
16,27
8,48
2,26
0,38
100,00
18
8,54
20,47
24,24
31,43
9,51
4,45
1,19
0,16
100,00
19
Kalimantan Barat
2,15
6,90
12,51
38,83
23,17
12,59
3,45
0,39
100,00
20
Kalimantan Tengah
0,94
3,07
6,62
32,37
28,77
21,47
6,01
0,75
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,94
3,75
7,02
35,15
27,39
18,57
5,77
1,42
100,00
22
Kalimantan Timur
0,63
1,05
2,71
18,14
23,38
30,58
18,12
5,39
100,00
23
Sulawesi Utara
0,80
2,22
5,18
30,62
29,98
23,51
7,23
0,46
100,00
24
Sulawesi Tengah
2,40
7,21
14,85
37,20
20,80
11,98
4,36
1,20
100,00
25
Sulawesi Selatan
3,12
9,35
16,65
39,56
19,08
9,49
2,28
0,46
100,00
26
Sulawesi Tenggara
2,82
7,87
13,56
36,12
21,34
14,70
3,29
0,29
100,00
27
Gorontalo
6,94
12,19
20,22
34,93
14,80
8,05
2,62
0,26
100,00
28
Maluku
2,36
7,17
10,59
37,45
25,59
13,91
2,72
0,19
100,00
29
Maluku Utara
0,46
8,01
15,72
39,70
21,60
12,99
1,39
0,13
100,00
30
Papua
4,12
7,37
11,11
32,00
20,82
15,41
6,97
2,21
100,00
1,94
6,23
12,61
37,81
22,70
13,97
4,01
0,73
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.23
PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MEMILIKI KARTU SEHAT
MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(2)
Perkotaan
(3)
20,60
7,44
8,12
6,33
8,90
11,95
4,99
17,25
4,88
7,64
9,80
17,18
11,31
11,68
7,41
5,68
30,81
24,24
7,28
6,02
6,58
8,87
13,99
11,68
11,93
7,86
17,46
8,26
7,83
13,33
11,29
Perdesaan
(4)
38,83
11,07
10,94
12,65
8,88
7,22
11,49
16,76
6,05
12,48
23,45
24,53
14,66
14,22
10,33
35,37
40,80
10,21
8,89
14,18
16,48
10,14
14,92
10,71
17,87
22,57
8,96
13,50
23,30
16,58
Perkotaan+
Perdesaan
(5)
33,92
9,53
10,11
9,87
8,88
8,76
9,64
16,87
5,54
7,64
11,16
21,15
16,40
13,44
10,47
7,95
33,72
38,16
9,46
8,05
11,38
12,41
11,62
14,28
11,07
15,71
21,22
8,76
12,01
20,98
14,33
Lampiran 2.24
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan + Perdesaan
Provinsi
No
(1)
(2)
Berobat
Periksa
Kehamilan/Melahirkan
(3)
(4)
(5)
85,72
Sumatera Utara
73,12
9,99
11,25
Sumatera Barat
80,23
16,12
22,64
Riau
75,41
16,13
33,23
Jambi
73,30
15,16
20,98
Sumatera Selatan
78,02
15,31
22,93
Bengkulu
58,25
7,70
15,94
Lampung
66,23
5,96
14,42
79,80
4,30
23,69
10
DKI Jakarta
75,77
8,65
19,57
11
Jawa Barat
65,22
6,96
15,66
12
Jawa Tengah
55,82
4,82
8,06
13
DI Yogyakarta
57,41
3,00
7,21
14
Jawa Timur
51,52
6,30
11,20
15
Banten
57,24
6,75
17,26
16
Bali
71,19
7,78
12,82
17
62,74
10,78
12,27
18
92,28
21,20
16,86
19
Kalimantan Barat
69,28
16,14
26,86
20
Kalimantan Tengah
82,21
8,60
25,92
21
Kalimantan Selatan
71,18
8,41
13,57
22
Kalimantan Timur
72,12
14,89
22,44
23
Sulawesi Utara
80,95
16,01
19,42
24
Sulawesi Tengah
78,45
18,03
23,10
25
Sulawesi Selatan
70,13
15,87
15,74
26
Sulawesi Tenggara
71,52
17,04
23,44
27
Gorontalo
75,02
13,21
19,77
28
Maluku
70,30
28,47
22,35
29
Maluku Utara
91,06
20,32
16,25
30
Papua
93,21
31,79
18,25
66,57
9,04
13,84
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesra 2004
9,53
Keperluan KB
14,27
Lampiran 2.24.a
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(2)
Berobat
Periksa
Kehamilan/Melahirkan
Keperluan KB
(3)
(4)
(5)
76,56
72,28
81,34
77,45
84,87
82,72
61,64
80,72
79,25
75,77
68,69
55,24
56,09
67,36
66,30
72,55
62,70
82,40
76,04
73,06
76,64
62,82
86,25
86,77
75,59
63,45
89,85
83,41
95,15
94,64
67,56
14,57
9,48
16,53
20,21
22,64
19,59
9,75
9,80
6,63
8,65
8,01
5,24
5,93
7,16
9,50
9,37
9,13
16,72
13,69
10,53
11,34
16,16
10,01
16,64
20,53
11,17
16,98
12,27
15,91
15,36
8,97
16,09
9,79
20,95
29,43
23,11
29,22
21,45
16,98
10,04
19,57
16,77
6,94
8,25
13,06
12,43
13,12
10,16
15,65
18,55
26,70
19,09
17,30
10,82
30,92
17,53
16,22
28,48
9,77
30,08
27,01
13,91
Lampiran 2.24.b
PERSENTASE PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN KARTU SEHAT PADA JANUARI - DESEMBER 2003
MENURUT PEMANFAATAN/PENGGUNAANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(2)
Berobat
(3)
87,50
73,53
79,89
74,61
68,96
74,27
57,67
62,14
80,14
62,56
56,11
58,38
58,31
51,43
70,40
62,76
93,39
67,63
84,74
69,71
77,88
76,35
76,85
67,57
72,50
70,90
65,34
90,21
92,96
66,06
Periksa
Kehamilan/Melahirkan
(4)
8,55
10,24
16,00
14,53
12,36
11,88
7,35
4,88
2,86
6,15
4,62
0,84
5,83
4,99
6,87
11,60
21,70
16,74
8,07
7,62
14,11
21,21
18,30
13,68
17,75
12,17
34,59
21,23
34,64
9,08
Keperluan KB
(5)
13,92
11,96
23,17
34,72
20,19
17,90
15,00
13,70
32,17
14,81
8,62
6,45
10,18
20,35
12,64
13,31
16,99
28,89
25,70
12,08
25,61
26,89
21,59
14,90
24,31
17,35
27,10
13,39
16,73
13,80
Lampiran 2.25
PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
Panas
Sakit kepala
Batuk
(3)
(4)
(5)
Keluhan Kesehatan
Diare/ buangPilek
buang air
(6)
(7)
Asma/ napas
sesak
(8)
Sakit gigi
Keluhan
lainnya
% Penduduk yang
mempunyai keluhan
kesehatan kesehatan
(9)
(10)
(11)
43,17
11,96
49,97
47,18
6,82
5,11
10,81
17,47
26,92
Sumatera Utara
37,24
11,68
45,13
42,41
5,77
5,12
6,84
24,60
19,19
Sumatera Barat
38,92
17,72
45,20
42,22
5,21
6,46
8,02
23,83
23,76
Riau
40,09
13,30
52,24
49,69
5,23
6,22
8,76
16,92
18,17
Jambi
33,85
12,87
50,33
49,04
5,62
6,42
8,94
20,85
18,25
Sumatera Selatan
26,73
15,38
41,97
45,01
4,07
4,85
6,16
25,67
19,18
Bengkulu
35,59
15,72
46,76
48,79
3,72
5,45
7,26
21,92
20,98
Lampung
33,22
21,07
51,46
57,27
3,21
3,09
6,62
21,20
29,55
34,46
23,97
51,11
50,18
5,15
9,93
8,45
25,10
34,52
10
DKI Jakarta
39,69
16,27
57,91
55,44
6,81
4,25
4,95
17,36
29,90
11
Jawa Barat
37,02
14,74
45,54
49,46
5,27
5,82
5,75
25,27
24,14
12
Jawa Tengah
35,48
17,71
51,84
52,34
4,36
4,50
4,92
25,21
29,38
13
DI Yogyakarta
31,24
18,42
50,82
50,43
4,02
5,09
7,08
27,85
37,81
14
Jawa Timur
39,08
16,73
49,78
47,69
5,16
4,85
5,92
25,98
30,65
15
Banten
37,34
17,87
49,33
55,72
6,12
5,59
6,63
21,26
20,08
16
Bali
52,89
17,56
44,78
44,01
4,42
6,37
5,51
25,29
30,99
17
54,36
23,45
48,37
48,88
7,43
6,58
6,88
26,67
37,57
18
57,35
21,19
60,15
58,19
6,63
5,59
6,38
23,35
36,88
19
Kalimantan Barat
39,69
18,55
49,53
47,78
6,68
6,94
6,95
21,29
25,69
20
Kalimantan Tengah
41,80
15,14
50,92
51,07
4,87
4,06
7,57
15,93
17,51
21
Kalimantan Selatan
32,95
17,83
41,70
38,04
4,55
5,11
7,70
30,89
27,29
22
Kalimantan Timur
36,80
16,65
49,03
48,63
5,84
4,11
8,45
16,19
24,13
23
Sulawesi Utara
43,94
15,11
52,80
50,62
5,30
3,42
8,84
19,50
27,69
24
Sulawesi Tengah
46,04
18,59
41,82
31,61
5,83
6,92
9,32
29,72
30,72
25
Sulawesi Selatan
36,55
18,65
35,90
33,41
5,24
5,68
7,41
26,75
21,89
26
Sulawesi Tenggara
44,08
12,55
36,05
30,74
4,44
5,29
5,49
27,68
23,22
27
Gorontalo
63,00
25,52
51,25
36,62
8,79
6,31
10,95
14,59
37,64
28
Maluku
46,42
13,36
53,49
41,53
3,09
6,41
10,15
22,12
15,47
29
Maluku Utara
49,47
23,23
55,93
37,43
7,95
3,70
7,72
24,42
28,40
30
Papua
44,45
11,33
54,45
56,40
6,28
5,18
10,06
25,66
22,51
38,81
16,82
48,97
48,78
5,24
5,18
6,35
24,25
26,51
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.26
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+
Perdesaan
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan +
Perdesaan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
40,02
36,94
37,71
69,92
72,49
71,85
Sumatera Utara
35,62
26,64
30,18
64,14
76,41
71,58
Sumatera Barat
46,76
41,95
43,05
60,61
72,88
70,08
Riau
34,42
21,86
27,29
79,14
84,68
82,29
Jambi
40,34
25,92
29,11
69,81
80,10
77,83
Sumatera Selatan
25,55
29,31
27,76
83,47
76,46
79,34
Bengkulu
44,48
38,76
40,55
66,43
70,10
68,96
Lampung
38,48
26,98
29,55
78,59
83,84
82,66
41,00
32,66
35,95
76,63
79,02
78,08
10
DKI Jakarta
40,11
40,11
70,66
70,66
11
Jawa Barat
44,42
37,70
40,95
73,48
78,12
75,87
12
Jawa Tengah
42,61
41,76
42,12
69,23
68,42
68,76
13
DI Yogyakarta
38,40
46,63
41,51
66,66
62,24
64,98
14
Jawa Timur
41,63
38,75
39,99
73,12
73,46
73,31
15
Banten
28,07
29,44
28,62
74,97
72,92
74,14
16
Bali
49,63
56,16
52,89
59,91
54,03
56,98
17
43,22
40,32
41,52
73,61
70,27
71,64
18
49,40
48,43
48,58
59,89
57,75
58,07
19
Kalimantan Barat
43,18
24,66
29,71
70,02
74,94
73,60
20
Kalimantan Tengah
28,63
26,23
27,01
78,66
82,68
81,37
21
Kalimantan Selatan
25,84
23,72
24,54
77,90
78,22
78,10
22
Kalimantan Timur
30,83
29,77
30,26
74,07
73,10
73,55
23
Sulawesi Utara
46,95
42,58
43,86
69,67
70,99
70,60
24
Sulawesi Tengah
37,92
35,58
36,10
74,67
79,93
78,75
25
Sulawesi Selatan
29,98
28,41
28,88
74,89
69,41
71,06
26
Sulawesi Tenggara
26,10
27,84
27,47
70,44
73,01
72,46
27
Gorontalo
47,21
30,24
34,61
72,19
84,61
81,41
28
Maluku
32,02
26,73
28,89
73,66
69,86
71,41
29
Maluku Utara
43,09
27,13
30,95
84,10
88,73
87,62
30
Papua
52,71
44,87
46,49
65,67
46,63
50,57
40,36
36,59
38,21
71,78
72,93
72,44
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2004
Lampiran 2.27
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA SEBULAN YANG LALU
MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No.
Provinsi
Rumah Sakit
Pemerintah
Rumah Sakit
Swasta
Praktek Dokter
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tempat/Cara Berobat
Puskesmas/
Poliklinik
Pustu
(6)
(7)
Petugas
Kesehatan
Dukun/Tabib
/Sinse
Lainnya
(8)
(9)
(10)
9,87
1,18
11,95
62,92
2,86
5,10
2,55
3,56
Sumatera Utara
6,91
7,63
19,15
27,62
7,55
20,70
3,47
6,98
Sumatera Barat
8,06
2,31
14,17
39,02
2,65
21,74
5,84
6,22
Riau
6,73
8,11
19,28
46,28
6,97
7,34
2,00
3,30
Jambi
9,59
3,38
15,35
46,65
1,82
9,29
1,97
11,94
Sumatera Selatan
4,72
1,43
18,93
48,77
2,87
11,00
0,82
11,46
Bengkulu
7,59
2,61
17,40
37,86
4,20
19,69
2,26
8,39
Lampung
5,68
1,70
20,89
34,41
3,66
26,45
0,84
6,36
12,49
2,96
17,93
41,01
1,64
14,63
3,64
5,69
10
DKI Jakarta
9,65
10,45
33,93
29,18
9,80
1,69
1,63
3,67
11
Jawa Barat
5,31
3,91
28,92
36,44
4,55
15,19
1,53
4,14
12
Jawa Tengah
4,63
2,06
28,97
33,55
2,21
24,78
1,33
2,47
13
DI Yogyakarta
7,46
8,15
34,81
24,08
1,96
21,21
0,85
1,49
14
Jawa Timur
4,96
2,89
25,10
29,67
3,43
26,77
2,06
5,13
15
Banten
5,87
3,57
25,07
31,49
11,18
16,61
2,37
3,83
16
Bali
7,40
2,21
36,37
27,83
2,29
17,90
3,48
2,53
17
3,30
0,26
21,37
49,33
1,01
15,12
1,72
7,88
18
4,99
1,71
7,31
63,46
4,21
7,58
0,79
9,95
19
Kalimantan Barat
6,42
1,86
17,47
44,14
2,38
19,74
1,38
6,61
20
Kalimantan Tengah
5,49
0,57
14,52
52,63
4,36
18,42
0,71
3,30
21
Kalimantan Selatan
8,94
1,52
14,24
39,56
2,06
24,04
1,42
8,22
22
Kalimantan Timur
8,34
3,54
21,60
51,14
3,55
6,67
1,00
4,15
23
Sulawesi Utara
4,08
1,77
35,33
34,89
1,16
21,11
0,22
1,43
24
Sulawesi Tengah
6,19
0,85
16,90
52,44
2,02
14,11
0,42
7,07
25
Sulawesi Selatan
12,34
2,36
15,80
49,94
1,14
11,98
0,81
5,63
26
Sulawesi Tenggara
5,85
0,89
13,91
51,03
1,57
12,73
4,87
9,14
27
Gorontalo
5,88
1,32
24,46
46,04
1,85
15,75
2,55
2,14
28
Maluku
5,99
5,30
11,97
49,55
6,81
6,15
0,38
13,84
29
Maluku Utara
9,36
2,50
12,01
52,88
1,93
11,72
0,19
9,40
30
Papua
7,41
3,13
7,70
67,82
8,05
1,78
0,34
3,77
6,01
3,32
24,39
37,26
3,86
18,51
1,78
4,86
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.28
PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA 1 TAHUN
TERAKHIR MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(3)
(4)
(5)
31,96
24,82
26,86
Sumatera Utara
23,51
17,70
20,35
Sumatera Barat
30,04
37,42
35,09
Riau
22,28
13,09
17,30
Jambi
18,75
19,38
19,20
Sumatera Selatan
18,84
10,82
13,68
Bengkulu
31,25
24,15
26,24
Lampung
34,64
19,46
22,91
31,53
29,46
30,35
10
DKI Jakarta
31,80
31,80
11
Jawa Barat
26,50
31,74
28,99
12
Jawa Tengah
39,70
38,69
39,11
13
DI Yogyakarta
29,76
35,55
32,12
14
Jawa Timur
35,22
29,36
31,83
15
Banten
21,56
23,01
22,19
16
Bali
38,27
40,67
39,45
17
40,05
44,44
42,76
18
41,91
40,34
40,61
19
Kalimantan Barat
33,79
18,19
22,65
20
Kalimantan Tengah
22,01
16,45
18,13
21
Kalimantan Selatan
24,86
21,36
22,72
22
Kalimantan Timur
23,82
20,70
22,44
23
Sulawesi Utara
22,63
30,99
27,75
24
Sulawesi Tengah
14,90
24,40
22,38
25
Sulawesi Selatan
27,27
17,39
20,45
26
Sulawesi Tenggara
22,27
27,23
26,09
27
Gorontalo
34,83
18,75
23,23
28
Maluku
28,38
20,61
22,94
29
Maluku Utara
31,70
41,45
38,67
30
Papua
25,96
24,01
24,50
30,47
28,31
29,26
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.29
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+perdesaan
Provinsi
(1)
(2)
<=5
(3)
6-11
(4)
12-17
(5)
18-23
(6)
Jumlah
>24
(7)
(8)
(9)
0,07
6,09
10,39
26,04
33,95
23,47
100,00
Sumatera Utara
0,18
7,63
20,97
32,59
20,25
18,39
100,00
Sumatera Barat
0,15
2,29
6,97
23,03
30,99
36,56
100,00
Riau
0,03
6,93
10,54
25,67
22,13
34,69
100,00
Jambi
0,06
5,46
6,84
18,44
27,19
42,00
100,00
Sumatera Selatan
2,91
9,37
20,24
25,57
41,91
100,00
Bengkulu
1,80
5,66
21,11
33,76
37,67
100,00
Lampung
0,72
3,07
8,35
22,30
27,37
38,19
100,00
100,00
0,80
14,47
13,47
20,90
19,12
31,25
10
DKI Jakarta
0,15
13,19
14,91
27,71
14,38
29,66
100,00
11
Jawa Barat
0,32
4,19
5,09
14,54
24,79
51,07
100,00
12
Jawa Tengah
0,21
4,11
5,58
14,64
21,53
53,93
100,00
13
DI Yogyakarta
5,64
4,51
11,00
20,10
58,74
100,00
14
Jawa Timur
0,23
7,28
8,00
18,18
23,59
42,72
100,00
15
Banten
0,24
3,97
7,42
26,00
26,81
35,56
100,00
16
Bali
0,04
2,08
5,05
22,35
30,03
40,46
100,00
17
2,42
6,95
18,71
24,23
47,69
100,00
18
0,11
2,25
9,76
36,89
23,58
27,41
100,00
19
Kalimantan Barat
0,16
4,62
8,22
19,61
21,95
45,45
100,00
20
Kalimantan Tengah
2,88
4,16
19,09
26,77
47,10
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,11
5,87
4,13
14,77
20,27
54,85
100,00
22
Kalimantan Timur
0,20
6,76
10,16
21,48
19,49
41,90
100,00
23
Sulawesi Utara
6,03
15,73
34,03
16,42
27,79
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,08
5,35
11,67
22,34
13,97
46,59
100,00
25
Sulawesi Selatan
0,01
2,66
11,29
35,27
20,70
30,08
100,00
26
Sulawesi Tenggara
0,06
3,51
11,26
21,29
28,53
35,34
100,00
27
Gorontalo
10,45
16,23
32,48
11,84
29,00
100,00
28
Maluku
0,22
3,60
32,63
43,92
8,81
10,81
100,00
29
Maluku Utara
30
Papua
Indonesia
1,67
8,68
32,42
36,34
20,89
100,00
0,54
3,99
13,66
24,17
17,83
39,80
100,00
0,20
5,09
8,79
21,24
23,31
41,36
100,00
Lampiran 2.29.a
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No.
Provinsi
(1)
(2)
<=5
6-11
12-17
18-23
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Jumlah
>24
(8)
(9)
0,26
5,34
8,13
27,20
32,93
26,15
100,00
Sumatera Utara
0,28
11,02
21,66
29,46
17,46
20,11
100,00
Sumatera Barat
1,57
7,00
20,20
30,00
41,23
100,00
Riau
8,47
12,79
28,63
15,20
34,90
100,00
Jambi
7,21
11,58
24,75
18,13
38,34
100,00
Sumatera Selatan
4,05
17,23
24,51
20,46
33,76
100,00
Bengkulu
3,18
8,65
22,21
22,38
43,58
100,00
Lampung
0,19
6,40
10,50
28,16
21,40
33,34
100,00
100,00
1,23
15,15
16,51
18,22
23,20
25,70
10
DKI Jakarta
0,15
13,19
14,91
27,71
14,38
29,66
100,00
11
Jawa Barat
0,18
5,28
6,09
16,52
25,89
46,03
100,00
12
Jawa Tengah
0,22
5,63
6,35
17,04
21,49
49,27
100,00
13
DI Yogyakarta
7,53
5,07
12,05
19,67
55,67
100,00
14
Jawa Timur
0,20
10,75
8,29
18,57
22,76
39,42
100,00
15
Banten
0,49
6,05
11,18
28,76
19,97
33,55
100,00
16
Bali
3,01
5,38
23,19
30,33
38,10
100,00
17
3,87
6,88
18,84
24,79
45,64
100,00
18
6,32
11,19
33,66
19,70
29,13
100,00
19
Kalimantan Barat
9,84
12,53
24,08
15,84
37,71
100,00
20
Kalimantan Tengah
5,18
6,32
15,94
21,26
51,29
100,00
21
Kalimantan Selatan
22
Kalimantan Timur
23
9,29
2,13
16,12
18,96
53,51
100,00
0,39
7,10
10,06
22,37
17,78
42,30
100,00
Sulawesi Utara
9,70
15,40
25,06
15,81
34,02
100,00
24
Sulawesi Tengah
9,18
12,23
27,07
7,56
43,96
100,00
25
Sulawesi Selatan
26
Sulawesi Tenggara
27
Gorontalo
28
Maluku
29
30
3,18
14,29
34,68
14,68
33,17
100,00
0,31
8,30
13,71
18,78
17,75
41,15
100,00
1,74
18,70
30,87
15,78
32,91
100,00
0,62
3,49
39,43
38,89
7,49
10,08
100,00
Maluku Utara
4,12
11,13
22,32
24,40
38,02
100,00
Papua
5,49
24,83
32,68
14,09
22,91
100,00
0,18
7,35
9,92
21,71
21,37
39,48
100,00
Indonesia
Sumber: BPS, Statistik Kesra 2004
Lampiran 2.29.b
PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI
MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
Provinsi
(1)
(2)
<=5
(3)
6-11
(4)
12-17
(5)
18-23
(6)
Jumlah
>24
(7)
(8)
(9)
6,36
11,21
25,62
34,32
22,48
99,99
Sumatera Utara
0,11
5,44
20,52
34,60
22,04
17,28
99,88
Sumatera Barat
0,21
2,58
6,96
24,16
31,39
34,69
99,78
Riau
0,05
5,73
8,78
23,34
27,58
34,52
99,95
Jambi
0,08
4,78
5,00
15,99
30,71
43,43
99,91
Sumatera Selatan
2,41
5,91
18,36
27,82
45,50
100,00
Bengkulu
1,24
4,46
20,67
38,33
35,30
100,00
Lampung
0,87
2,09
7,72
20,58
29,13
39,61
99,13
0,56
14,08
11,76
22,41
16,82
34,38
99,45
10
DKI Jakarta
0,00
11
Jawa Barat
0,48
3,00
3,99
12,39
23,59
56,55
99,52
12
Jawa Tengah
0,20
3,09
5,06
13,02
21,55
57,09
99,81
13
DI Yogyakarta
3,09
3,74
9,59
20,69
62,88
99,99
14
Jawa Timur
0,24
4,65
7,78
17,89
24,23
45,22
99,77
15
Banten
100,00
16
Bali
17
2,01
3,87
23,39
33,28
37,45
0,07
1,11
4,70
21,45
29,71
42,97
99,94
1,68
6,99
18,64
23,95
48,74
100,00
18
0,13
1,57
9,52
37,43
24,23
27,12
99,87
19
Kalimantan Barat
0,20
3,18
7,02
18,37
23,64
47,59
99,80
20
Kalimantan Tengah
1,99
3,33
20,30
28,88
45,49
99,99
21
Kalimantan Selatan
0,18
3,93
5,26
14,01
21,02
55,61
99,83
22
Kalimantan Timur
6,40
10,26
20,52
21,36
41,46
100,00
23
Sulawesi Utara
3,80
15,93
39,48
16,78
24,01
100,00
24
Sulawesi Tengah
0,10
4,48
11,54
21,26
15,44
47,18
99,90
25
Sulawesi Selatan
0,02
2,46
10,11
35,50
23,04
28,87
99,98
26
Sulawesi Tenggara
2,32
10,66
21,91
31,21
33,90
100,00
27
Gorontalo
100,00
28
Maluku
29
Maluku Utara
30
Papua
Indonesia
13,16
15,46
32,97
10,62
27,79
0,10
3,64
30,54
45,48
9,21
11,03
99,90
1,04
8,04
35,03
39,42
16,47
100,00
0,74
3,46
9,73
21,17
19,15
45,75
99,26
0,22
3,52
8,00
20,91
24,67
42,68
100,00
Lampiran 2.30
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah Bayi
(2)
(3)
(4)
7.186
245.432
94.945
136.943
26.854
25.382
93.024
175.490
2.958
30.842
56.329
406.889
246.620
21.170
649.455
73.809
48.846
73.542
41.460
22.789
35.304
39.175
41.181
28.187
29.022
30.662
92.182
416
19.822
2.379
6.512
7.968
2.812.775
662
104.561
74.618
76.917
12.235
17.227
77.694
77.415
2.055
20.420
44.739
167.247
90.300
6.475
273.525
12.550
29.567
38.819
21.507
10.821
22.168
23.349
31.239
16.433
23.209
14.795
54.375
208
11.400
1.387
2.715
2.810
1.363.442
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 November 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Provinsi
(5)
9,21
42,60
78,59
56,17
45,56
67,87
83,52
44,11
69,47
66,21
79,42
41,10
36,62
30,59
42,12
17,00
60,53
52,78
51,87
47,48
62,79
59,60
75,86
58,30
79,97
48,25
58,99
50,00
57,51
58,30
41,69
35,27
48,47
Lampiran 2.31
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
Kebiasaan Merokok
Ya, kadang-kadang
(3)
(4)
Provinsi
(1)
(2)
Jumlah
Tidak merokok
(5)
(6)
29,40
6,00
64,59
100,00
Sumatera Utara
27,78
6,45
65,77
100,00
Sumatera Barat
30,77
3,45
65,78
100,00
Riau
34,25
3,61
62,14
100,00
Jambi
30,12
7,30
62,58
100,00
Sumatera Selatan
31,10
8,66
60,24
100,00
Bengkulu
33,83
4,92
61,25
100,00
Lampung
32,71
6,73
60,56
100,00
28,64
3,10
68,26
100,00
10
DKI Jakarta
26,03
5,18
68,79
100,00
11
Jawa Barat
32,20
6,71
61,09
100,00
12
Jawa Tengah
26,32
6,30
67,38
100,00
13
DI Yogyakarta
23,16
5,60
71,24
100,00
14
Jawa Timur
27,25
5,23
67,52
100,00
15
Banten
30,27
8,04
61,69
100,00
16
Bali
20,33
3,97
75,70
100,00
17
29,22
3,40
67,38
100,00
18
19,52
7,76
72,72
100,00
19
Kalimantan Barat
29,59
7,85
62,57
100,00
20
Kalimantan Tengah
29,71
6,58
63,71
100,00
21
Kalimantan Selatan
22,82
4,54
72,64
100,00
22
Kalimantan Timur
23,99
5,65
70,36
100,00
23
Sulawesi Utara
31,18
5,96
62,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
27,91
6,28
65,80
100,00
25
Sulawesi Selatan
23,70
5,32
70,98
100,00
26
Sulawesi Tenggara
27,34
4,19
68,47
100,00
27
Gorontalo
29,38
10,01
60,61
100,00
28
Maluku
21,66
10,56
67,77
100,00
29
Maluku Utara
28,23
13,67
58,10
100,00
30
Papua
31,04
7,34
61,63
100,00
28,35
6,09
65,56
100,00
Indonesia
Lampiran 2.31.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Kebiasaan Merokok
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Ya, kadang-kadang
Tidak merokok
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
28,55
27,72
28,30
31,40
25,00
25,27
24,69
33,27
27,84
26,03
30,21
23,13
21,76
23,52
27,66
21,08
29,24
19,47
26,17
22,01
18,79
21,47
24,24
19,23
21,68
19,53
27,67
21,62
21,46
25,96
25,95
3,95
6,35
4,34
3,20
7,44
6,75
7,19
6,26
4,26
5,18
6,66
5,97
5,41
5,22
8,51
3,97
2,39
5,28
4,10
7,34
5,23
5,33
5,25
3,85
3,64
6,25
6,70
7,21
14,14
4,81
5,77
67,50
65,93
67,36
65,40
67,56
67,97
68,12
60,47
67,90
68,79
63,14
70,90
72,83
71,26
63,83
74,96
68,37
75,25
69,73
70,65
75,99
73,20
70,50
76,92
74,68
74,22
65,63
71,17
64,39
69,23
68,28
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.31.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KEBIASAAN MEROKOK 1 BULAN TERAKHIR,
DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Kebiasaan Merokok
Ya, Setiap hari
Ya, kadang-kadang
Tidak merokok
Jumlah
(3)
(4)
(5)
(6)
29,75
27,83
31,91
36,67
32,27
34,32
37,64
32,54
29,24
34,41
28,60
25,19
29,96
33,64
19,57
29,21
19,53
30,96
33,04
25,37
27,15
35,57
30,26
24,60
29,69
30,04
21,68
30,92
32,74
30,26
6,82
6,53
3,04
3,95
7,24
9,72
3,98
6,87
2,23
6,78
6,54
5,88
5,24
7,45
3,96
4,02
8,28
9,34
6,25
4,10
6,05
6,41
6,94
6,07
3,57
11,28
12,01
13,49
8,19
6,34
63,43
65,64
65,05
59,38
60,49
55,96
58,38
60,58
68,53
58,81
64,86
68,93
64,80
58,91
76,47
66,77
72,19
59,70
60,71
70,52
66,80
58,02
62,80
69,32
66,74
58,68
66,31
55,59
59,07
63,40
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
_
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.32
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
0,79
2,25
1,29
1,13
1,25
1,40
0,70
0,74
2,13
1,68
2,11
2,16
1,08
1,51
1,03
0,59
2,52
1,06
1,50
0,87
0,53
3,74
0,61
1,38
2,59
1,67
1,46
0,39
0,62
1,22
1,69
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
(4)
(5)
(6)
(7)
13,14
11,78
23,73
8,94
11,00
13,03
18,27
16,94
19,85
14,62
9,90
16,27
15,20
14,14
8,18
5,63
18,16
4,95
9,08
6,76
13,52
7,70
6,80
10,88
10,63
9,89
8,21
4,51
2,09
14,09
12,61
60,48
60,26
58,97
68,64
66,15
65,84
67,89
64,42
60,98
61,73
68,00
60,20
61,11
61,92
70,41
61,20
64,28
54,14
60,96
71,51
67,51
59,94
67,75
60,81
60,62
60,85
65,98
58,24
71,97
60,16
63,57
20,07
20,74
11,82
16,66
17,44
16,55
11,28
12,82
13,11
17,69
16,22
16,46
15,86
17,05
16,56
23,20
11,85
31,44
20,66
15,57
12,76
23,40
20,89
20,11
19,95
20,61
16,44
25,26
21,27
16,58
17,21
Jumlah
> 30
(8)
4,99
2,81
2,31
2,57
3,33
2,16
1,39
2,74
2,13
2,51
2,14
2,92
3,95
3,59
2,78
5,38
2,44
6,30
4,90
3,80
3,01
4,23
2,91
4,31
4,01
3,37
4,98
7,96
3,75
4,97
3,09
(9)
0,52
2,17
1,87
2,06
0,83
1,01
0,48
2,34
1,81
1,77
1,63
1,99
2,80
1,79
1,05
3,99
0,76
2,11
2,90
1,50
2,67
1,00
1,03
2,53
2,20
3,61
2,93
3,65
0,31
2,97
1,83
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 2.32.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No
Provinsi
5-9
10 - 14
(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
25 - 29
> 30
(7)
(8)
Jumlah
(9)
1,47
13,73
67,16
13,73
3,92
0,00
100,00
Sumatera Utara
2,23
7,89
59,72
24,09
2,63
3,44
100,00
Sumatera Barat
1,89
29,25
54,72
10,85
1,42
1,89
100,00
Riau
9,39
66,97
19,70
1,82
2,12
100,00
Jambi
12,40
57,03
20,66
7,44
0,00
100,00
Sumatera Selatan
1,29
6,47
68,97
20,69
2,16
0,43
100,00
Bengkulu
0,80
12,80
68,80
16,00
1,60
100,00
Lampung
0,88
20,35
57,96
15,04
3,98
1,77
100,00
100,00
2,48
3,22
12,90
58,87
20,97
3,23
0,81
10
DKI Jakarta
1,68
14,62
61,73
17,69
2,51
1,77
100,00
11
Jawa Barat
2,08
9,95
65,75
17,70
2,69
1,83
100,00
12
Jawa Tengah
1,92
11,42
62,19
20,18
2,92
1,37
100,00
13
DI Yogyakarta
0,84
14,45
65,72
13,78
2,69
2,52
100,00
14
Jawa Timur
1,26
11,44
61,44
19,76
4,01
2,08
100,00
15
Banten
0,85
5,76
69,94
18,76
4,05
0,64
100,00
16
Bali
0,30
4,20
63,36
21,92
5,41
4,80
100,00
17
1,30
19,48
63,31
11,36
3,25
1,30
100,00
18
2,15
12,90
46,23
26,88
7,53
4,30
100,00
19
Kalimantan Barat
0,56
13,41
64,24
16,20
3,35
2,23
100,00
20
Kalimantan Tengah
7,58
66,66
20,46
4,55
0,76
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,52
10,31
70,62
13,40
3,61
1,55
100,00
22
Kalimantan Timur
5,45
2,97
55,94
29,70
4,95
0,99
100,00
23
Sulawesi Utara
1,16
8,14
63,95
20,35
4,65
1,74
100,00
24
Sulawesi Tengah
1,72
8,62
68,96
13,79
3,45
3,45
100,00
25
Sulawesi Selatan
2,67
7,56
61,33
20,44
6,22
1,78
100,00
26
Sulawesi Tenggara
8,23
58,83
28,23
2,35
2,35
100,00
27
Gorontalo
4,70
7,05
67,06
9,41
7,06
4,71
100,00
28
Maluku
1,43
10,00
58,56
24,29
2,86
2,86
100,00
29
Maluku Utara
2,53
62,03
31,65
2,53
1,27
100,00
30
Papua
5,80
66,67
23,19
2,90
1,45
100,00
1,65
10,90
63,40
18,98
3,25
1,82
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.32.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK SELAMA 1 BULAN TERAKHIR
MENURUT KELOMPOK UMUR PERTAMA KALI MEROKOK, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
Provinsi
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
> 30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
(9)
0,54
12,92
57,99
22,44
5,39
0,72
100,00
Sumatera Utara
2,27
15,18
60,73
17,80
2,97
1,05
100,00
Sumatera Barat
1,04
21,37
60,79
12,24
2,70
1,87
100,00
Riau
2,01
8,60
69,91
14,33
3,15
2,01
100,00
Jambi
0,83
10,53
69,25
16,34
1,94
1,11
100,00
Sumatera Selatan
1,44
15,86
64,50
14,78
2,16
1,26
100,00
Bengkulu
0,66
20,33
67,54
9,51
1,31
0,66
100,00
Lampung
0,70
15,92
66,34
12,15
2,37
2,51
100,00
1,29
25,16
62,58
7,10
1,29
2,58
100,00
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
2,14
9,84
70,33
14,69
1,57
1,43
100,00
12
Jawa Tengah
2,30
19,19
59,01
14,22
2,92
2,36
100,00
13
DI Yogyakarta
1,41
16,20
54,93
18,66
5,63
3,17
100,00
14
Jawa Timur
1,66
15,86
62,22
15,33
3,32
1,61
100,00
15
Banten
1,23
11,11
70,99
13,89
1,23
1,54
100,00
16
Bali
0,89
7,14
58,93
24,55
5,36
3,13
100,00
17
3,25
17,35
64,86
12,15
1,95
0,43
100,00
18
0,84
3,34
55,74
32,36
6,05
1,67
100,00
19
Kalimantan Barat
1,80
7,69
59,90
22,10
5,40
3,11
100,00
20
Kalimantan Tengah
1,18
6,47
73,24
13,82
3,53
1,76
100,00
21
Kalimantan Selatan
0,54
15,14
65,95
12,43
2,70
3,24
100,00
22
Kalimantan Timur
2,00
12,50
64,00
17,00
3,50
1,00
100,00
23
Sulawesi Utara
0,34
6,14
69,62
21,16
2,05
0,68
100,00
24
Sulawesi Tengah
1,31
11,29
59,32
21,26
4,46
2,36
100,00
25
Sulawesi Selatan
2,56
11,88
60,33
19,74
3,11
2,38
100,00
26
Sulawesi Tenggara
2,13
10,33
61,40
18,54
3,65
3,95
100,00
27
Gorontalo
0,39
8,59
65,63
18,75
4,30
2,34
100,00
3,94
28
Maluku
2,46
58,12
25,62
9,85
29
Maluku Utara
2,76
75,17
17,93
4,14
30
Papua
1,52
16,16
58,54
14,94
5,49
3,35
100,00
1,72
13,83
63,71
15,93
2,97
1,84
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
100,00
100,00
Lampiran 2.33
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
5-9
(1)
(2)
10 - 14
(3)
15 - 19
(4)
20 - 24
(5)
Jumlah
25 - 29
(6)
> 30
(7)
(8)
(9)
3,96
42,47
37,43
13,06
3,08
100,00
Sumatera Utara
4,11
47,30
34,62
10,08
3,88
100,00
Sumatera Barat
8,87
51,74
30,67
5,45
3,27
100,00
Riau
2,04
47,25
41,11
6,29
3,31
100,00
Jambi
3,17
55,64
32,54
7,50
1,15
100,00
Sumatera Selatan
3,86
52,27
31,83
8,86
3,18
100,00
Bengkulu
7,36
53,62
32,31
4,64
2,07
100,00
Lampung
0,42
2,96
53,11
32,87
6,52
4,13
100,00
100,00
0,45
7,91
57,44
25,53
6,48
2,19
10
DKI Jakarta
6,08
45,75
34,60
9,25
4,31
100,00
11
Jawa Barat
2,59
54,96
31,86
7,03
3,55
100,00
12
Jawa Tengah
0,11
4,46
49,26
32,78
9,13
4,25
100,00
13
DI Yogyakarta
0,14
5,81
48,02
28,98
11,22
5,83
100,00
14
Jawa Timur
0,17
6,37
48,28
30,2
10,48
4,51
100,00
15
Banten
0,16
1,76
53,55
34,49
7,32
2,72
100,00
16
Bali
2,30
46,11
31,52
13,20
6,88
100,00
17
0,15
5,98
57,92
29,32
4,48
2,15
100,00
18
2,30
37,23
41,52
14,64
4,32
100,00
19
Kalimantan Barat
4,61
45,32
37,07
7,52
5,49
100,00
20
Kalimantan Tengah
2,38
57,74
31,66
6,45
1,77
100,00
21
Kalimantan Selatan
22
Kalimantan Timur
23
4,73
47,16
34,57
10,34
3,20
100,00
0,36
3,98
42,74
36,97
12,33
3,63
100,00
Sulawesi Utara
1,86
51,41
35,67
8,46
2,60
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,43
47,83
34,43
8,75
5,57
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,15
44,69
35,46
9,55
5,15
100,00
26
Sulawesi Tenggara
4,74
39,92
37,93
11,4
6,01
100,00
27
Gorontalo
0,43
3,40
44,25
35,76
11,06
5,10
100,00
28
Maluku
0,58
32,69
44,37
15,28
7,08
100,00
29
Maluku Utara
51,90
37,15
9,62
1,32
100,00
30
Papua
4,28
40,10
41,71
10,23
3,68
100,00
0,08
4,23
49,92
33,08
8,77
3,92
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.33.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No
Jumlah
5-9
(1)
(2)
10 - 14
(3)
15 - 19
(4)
20 - 24
(5)
25 - 29
(6)
> 30
(7)
(8)
(9)
5,03
49,68
31,45
12,58
1,26
100,00
Sumatera Utara
2,29
40,69
39,26
12,61
5,16
100,00
Sumatera Barat
12,27
49,69
31,29
4,29
2,45
100,00
Riau
1,13
44,15
43,02
7,55
4,15
100,00
Jambi
2,38
60,71
26,19
9,52
1,19
100,00
Sumatera Selatan
1,24
37,89
42,86
13,66
4,35
100,00
Bengkulu
2,53
46,83
45,58
5,07
100,00
Lampung
1,18
4,71
48,24
35,88
7,06
2,94
100,00
100,00
5,10
44,90
37,76
10,2
2,04
10
DKI Jakarta
6,08
45,75
34,60
9,25
4,31
100,00
11
Jawa Barat
2,82
50,46
33,89
8,45
4,39
100,00
12
Jawa Tengah
2,37
44,80
36,23
11,99
4,61
100,00
13
DI Yogyakarta
0,26
5,18
53,11
29,01
8,03
4,40
100,00
14
Jawa Timur
0,21
3,74
44,72
33,94
12,49
4,91
100,00
15
Banten
0,31
1,55
53,73
33,85
7,14
3,42
100,00
16
Bali
0,84
49,37
29,29
12,13
8,37
100,00
17
0,39
6,23
58,76
24,51
6,61
3,50
100,00
18
3,39
33,9
37,29
18,64
6,78
100,00
19
Kalimantan Barat
5,97
48,5
33,58
5,22
6,72
100,00
20
Kalimantan Tengah
1,24
53,09
37,03
7,41
1,24
100,00
21
Kalimantan Selatan
1,50
47,37
34,59
12,78
3,76
100,00
22
Kalimantan Timur
2,19
37,23
40,88
15,33
4,38
100,00
23
Sulawesi Utara
4,17
54,17
30,83
9,17
1,67
100,00
24
Sulawesi Tengah
2,50
54,99
32,50
7,50
2,50
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,16
33,55
41,93
14,19
5,16
100,00
26
Sulawesi Tenggara
4,00
46,00
32,00
12,00
6,00
100,00
27
Gorontalo
4,84
43,54
29,03
14,52
8,07
100,00
28
Maluku
39,58
43,75
10,42
6,25
100,00
29
Maluku Utara
31,81
52,28
13,64
2,27
100,00
30
Papua
Indonesia
38,89
48,15
11,11
1,85
100,00
0,08
3,38
46,87
35,13
30,17
4,37
100,00
Lampiran 2.33.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT KELOMPOK UMUR MULAI MEROKOK SETIAP HARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perdesaan
Provinsi
5-9
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
> 30
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Jumlah
(9)
3,54
39,72
39,72
13,24
3,78
100,00
Sumatera Utara
5,63
52,82
30,75
7,98
2,82
100,00
Sumatera Barat
7,48
52,58
30,41
5,93
3,61
100,00
Riau
2,69
49,50
39,73
5,39
2,69
100,00
Jambi
3,42
53,99
34,60
6,85
1,14
100,00
Sumatera Selatan
4,93
58,13
27,34
6,90
2,71
100,00
Bengkulu
8,68
55,47
28,68
4,53
2,64
100,00
Lampung
0,19
2,43
54,58
31,96
6,36
4,49
100,00
100,00
0,76
9,92
66,41
16,79
3,82
2,29
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
2,37
59,34
29,9
5,65
2,73
100,00
12
Jawa Tengah
0,17
5,67
51,85
30,78
7,48
4,04
100,00
13
DI Yogyakarta
6,60
41,63
28,93
15,23
7,61
100,00
14
Jawa Timur
0,14
7,88
50,31
28,06
9,33
4,28
100,00
15
Banten
1,98
53,36
35,18
7,51
1,98
100,00
16
Bali
3,92
42,48
33,98
14,38
5,23
100,00
17
5,82
57,41
32,28
3,17
1,32
100,00
18
2,07
37,93
42,41
13,79
3,79
100,00
19
Kalimantan Barat
4,15
44,24
38,25
8,30
5,07
100,00
20
Kalimantan Tengah
2,70
59,08
30,11
6,18
1,93
100,00
21
Kalimantan Selatan
6,25
47,06
34,56
9,19
2,94
100,00
22
Kalimantan Timur
0,72
5,76
48,20
33,09
9,35
2,88
100,00
23
Sulawesi Utara
0,86
50,22
37,77
8,15
3,00
100,00
24
Sulawesi Tengah
3,58
46,60
34,77
8,96
6,09
100,00
25
Sulawesi Selatan
5,14
49,10
32,90
7,71
5,14
100,00
26
Sulawesi Tenggara
4,89
38,72
39,10
11,28
6,02
100,00
27
Gorontalo
0,58
2,89
44,51
38,15
9,83
4,05
100,00
28
Maluku
0,83
29,75
44,63
17,36
7,44
100,00
29
Maluku Utara
57,45
32,98
8,51
1,06
100,00
30
Papua
5,42
40,42
40,00
10,00
4,17
100,00
0,07
4,82
51,99
31,68
7,82
3,62
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.34
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
No
Provinsi
<4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah
20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
5,66
20,62
41,54
11,86
15,82
4,50
100,00
Sumatera Utara
4,26
11,11
46,59
14,57
20,38
3,09
100,00
Sumatera Barat
5,78
15,76
50,51
12,88
12,16
2,90
100,00
Riau
6,05
9,91
43,31
22,39
15,16
3,18
100,00
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
2,00
13,04
69,84
9,66
4,37
1,09
100,00
Lampung
12,49
25,17
52,04
6,93
2,54
0,84
100,00
100,00
4,33
19,89
44,06
22,51
6,33
2,89
100,00
10,78
22,90
53,95
6,37
3,69
2,29
100,00
4,33
14,35
46,88
19,60
10,50
4,33
10
DKI Jakarta
11,15
23,57
56,40
3,17
4,44
1,27
100,00
11
Jawa Barat
14,39
29,16
47,83
3,35
3,87
1,40
100,00
12
Jawa Tengah
14,52
34,29
43,23
4,65
2,83
0,47
100,00
13
DI Yogyakarta
19,39
31,34
39,57
5,41
3,35
0,95
100,00
14
Jawa Timur
12,07
27,88
49,73
4,39
4,73
1,20
100,00
15
Banten
10,04
20,07
62,38
3,81
3,01
0,70
100,00
16
Bali
18,85
30,11
37,92
7,29
5,52
0,31
100,00
17
10,79
27,45
39,17
8,34
7,05
7,21
100,00
18
22,82
30,06
32,80
8,30
3,72
2,30
100,00
19
Kalimantan Barat
4,21
11,99
53,79
18,64
9,27
2,10
100,00
20
Kalimantan Tengah
13,29
18,35
50,68
12,05
5,05
0,58
100,00
21
Kalimantan Selatan
3,96
11,10
57,59
15,00
10,13
2,21
100,00
22
Kalimantan Timur
2,54
12,69
53,24
25,37
5,44
0,72
100,00
23
Sulawesi Utara
8,82
19,44
46,26
19,73
4,65
1,10
100,00
24
Sulawesi Tengah
10,21
24,16
29,97
28,62
3,12
3,91
100,00
25
Sulawesi Selatan
6,98
21,87
40,08
23,71
4,05
3,31
100,00
26
Sulawesi Tenggara
7,61
20,00
42,03
19,95
7,27
3,14
100,00
27
Gorontalo
15,74
25,10
36,19
14,46
5,53
2,98
100,00
28
Maluku
21,97
21,39
36,57
10,50
8,38
1,20
100,00
29
Maluku Utara
13,83
34,84
35,87
8,64
4,17
2,65
100,00
30
Papua
6,10
28,75
41,83
7,42
6,55
9,34
100,00
11,37
25,17
47,75
8,12
5,82
1,77
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.34.a
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PER HARI, DAN DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
Perkotaan
No
Provinsi
<4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah
20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
4,40
20,76
32,71
13,84
17,61
10,69
100,00
Sumatera Utara
4,30
13,18
47,28
13,75
19,20
2,29
100,00
Sumatera Barat
9,20
19,02
43,56
13,50
11,65
3,07
100,00
Riau
12,08
10,57
38,49
20,75
14,72
3,40
100,00
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
3,80
15,19
65,82
6,33
3,80
5,06
100,00
Lampung
11,76
20,59
53,53
8,82
3,53
1,76
100,00
100,00
5,95
20,24
34,52
32,14
2,38
4,76
100,00
13,66
19,88
52,17
9,32
2,48
2,48
100,00
6,13
17,35
38,78
22,45
9,18
6,12
10
DKI Jakarta
11,15
23,57
56,40
3,17
4,44
1,27
100,00
11
Jawa Barat
14,00
25,68
52,86
3,23
3,07
1,16
100,00
12
Jawa Tengah
13,17
29,51
47,96
5,27
3,56
0,53
100,00
13
DI Yogyakarta
18,65
30,83
41,97
2,85
4,40
1,29
100,00
14
Jawa Timur
13,13
27,21
49,31
2,88
5,87
1,60
100,00
15
Banten
8,70
15,53
64,91
5,90
4,35
0,62
100,00
16
Bali
17,57
27,20
45,60
5,02
4,60
17
12,84
30,35
36,19
8,56
3,89
8,17
100,00
18
8,47
25,43
52,54
6,78
3,39
3,39
100,00
19
Kalimantan Barat
3,73
12,69
50,00
25,37
6,72
1,49
100,00
20
Kalimantan Tengah
25,92
12,35
45,68
12,34
2,47
1,23
100,00
21
Kalimantan Selatan
3,01
12,03
52,63
19,55
9,77
3,01
100,00
22
Kalimantan Timur
4,38
14,60
45,99
27,74
7,30
100,00
23
Sulawesi Utara
13,33
26,67
29,17
26,66
2,50
1,67
100,00
24
Sulawesi Tengah
17,5
12,50
12,50
45,00
2,50
10,00
100,00
25
Sulawesi Selatan
9,03
22,58
38,06
25,16
1,29
3,87
100,00
26
Sulawesi Tenggara
10,00
28,00
34,00
22,00
6,00
100,00
27
Gorontalo
19,36
25,80
25,81
20,97
3,22
4,84
100,00
28
Maluku
25,00
25,00
31,25
4,16
12,50
2,08
100,00
29
Maluku Utara
2,27
45,45
38,65
9,09
4,54
100,00
30
Papua
5,55
24,07
51,85
5,56
9,26
3,70
100,00
11,84
23,57
49,71
7,46
5,64
1,78
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
100,00
Lampiran 2.34.b
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MEROKOK
MENURUT JUMLAH BATANG YANG DIHISAP PERHARI, DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan
No
Provinsi
<4
(1)
(2)
5-9
(3)
10 - 14
(4)
15 - 19
(5)
Jumlah
20 - 24
(6)
> 25
(7)
(8)
(9)
6,15
20,57
44,92
11,11
15,13
2,13
100,00
Sumatera Utara
4,23
9,39
46,01
15,26
21,36
3,76
100,00
Sumatera Barat
4,38
14,43
53,35
12,63
12,37
2,83
100,00
Riau
1,68
9,43
46,80
23,57
15,49
3,03
100,00
Jambi
3,80
19,77
47,15
19,39
7,60
2,28
100,00
Sumatera Selatan
9,61
24,14
54,68
5,17
4,19
2,22
100,00
Bengkulu
1,51
12,45
70,94
10,56
4,53
100,00
Lampung
12,71
26,54
51,59
6,35
2,24
0,56
100,00
100,00
3,05
12,21
52,67
17,56
11,45
3,05
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
14,77
32,54
42,94
3,46
4,65
1,64
100,00
12
Jawa Tengah
15,31
37,06
40,50
4,30
2,41
0,43
100,00
13
DI Yogyakarta
20,30
31,98
36,55
8,63
2,03
0,51
100,00
14
Jawa Timur
11,47
28,27
49,97
5,25
4,08
0,97
100,00
15
Banten
11,46
24,90
59,68
1,58
1,58
0,79
100,00
16
Bali
20,26
33,33
29,41
9,80
6,54
0,65
100,00
17
9,52
25,66
41,01
8,20
8,99
6,61
100,00
18
25,86
31,04
28,62
8,62
3,79
2,07
100,00
19
Kalimantan Barat
4,38
11,75
55,07
16,36
10,14
2,30
100,00
20
Kalimantan Tengah
9,66
20,08
52,12
11,97
5,79
0,39
100,00
21
Kalimantan Selatan
4,41
10,66
59,93
12,87
10,29
1,84
100,00
22
Kalimantan Timur
0,72
10,79
60,43
23,02
3,60
1,44
100,00
23
Sulawesi Utara
6,87
16,31
53,65
16,74
5,58
0,86
100,00
24
Sulawesi Tengah
8,96
26,16
32,98
25,81
3,23
2,87
100,00
25
Sulawesi Selatan
6,17
21,59
40,87
23,14
5,14
3,08
100,00
26
Sulawesi Tenggara
7,14
18,42
43,61
19,55
7,52
3,76
100,00
27
Gorontalo
14,45
24,85
39,89
12,14
6,36
2,31
100,00
28
Maluku
20,66
19,84
38,84
13,22
6,61
0,83
100,00
29
Maluku Utara
17,02
31,91
35,11
8,51
5,32
2,13
100,00
30
Papua
6,25
30,00
39,17
7,92
5,83
10,84
100,00
11,05
26,27
46,4
8,57
5,94
1,77
100,00
Indonesia
Sumber : BPS, Statistik Kesehatan 2004
Lampiran 2.35
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KEATAS YANG MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK SEMINGGU YANG LALU
MENURUT JENIS AKTIVITAS FISIK, DAERAH TEMPAT TINGGAL, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Aktivitas
Berat
Perkotaan
Aktivitas
Sedang
Aktivitas
Ringan
Aktivitas
Berat
Perdesaan
Aktivitas
Sedang
Aktivitas
Ringan
Aktivitas
Berat
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(1)
Perkotaan + Perdesaan
Aktivitas
Aktivitas
Sedang
Ringan
(10)
(11)
31,06
71,99
66,79
49,79
78,55
75,60
44,45
76,68
73,09
Sumatera Utara
26,29
69,10
56,71
51,73
72,04
69,95
40,14
70,70
63,92
Sumatera Barat
29,34
72,40
52,60
37,01
72,20
68,01
34,59
72,26
63,15
Riau
28,91
67,30
60,43
47,53
74,20
74,20
39,00
71,04
67,89
Jambi
23,81
68,16
52,38
55,70
75,09
72,15
46,29
73,05
66,32
Sumatera Selatan
21,51
77,71
62,17
48,94
77,94
76,16
39,17
77,86
71,18
Bengkulu
29,06
84,69
66,87
55,54
70,45
69,74
47,75
74,64
68,90
Lampung
28,38
80,82
72,41
49,03
78,77
75,24
44,34
79,24
74,60
24,44
67,90
54,55
54,69
82,81
66,52
41,71
76,42
61,39
10
DKI Jakarta
23,72
77,99
67,80
23,72
77,99
67,80
11
Jawa Barat
28,48
74,30
63,81
39,59
76,66
68,63
33,75
75,42
66,10
12
Jawa Tengah
28,15
80,20
58,96
43,61
82,96
69,63
37,16
81,80
65,18
13
DI Yogyakarta
24,80
83,20
59,98
48,21
86,83
71,36
34,34
84,68
64,62
14
Jawa Timur
23,72
80,30
58,38
37,90
81,26
68,96
31,92
80,85
64,50
15
Banten
27,32
69,07
64,09
40,56
72,87
59,44
33,09
70,73
62,06
16
Bali
28,04
82,80
63,05
42,97
86,70
65,09
35,40
84,72
64,06
17
28,90
78,27
55,29
36,40
77,98
69,40
33,54
78,09
64,03
18
28,72
65,35
64,69
47,41
65,73
73,27
44,14
65,66
71,76
19
Kalimantan Barat
21,29
79,10
57,03
51,21
75,54
75,18
42,66
76,56
69,99
20
Kalimantan Tengah
25,27
75,00
77,71
49,87
76,66
76,79
42,45
76,16
77,07
21
Kalimantan Selatan
24,86
81,07
64,69
37,87
78,82
66,70
32,82
79,70
65,92
22
Kalimantan Timur
32,13
77,43
62,69
45,90
68,95
70,12
38,24
73,67
65,99
23
Sulawesi Utara
36,36
75,76
62,62
47,48
78,78
57,25
43,17
77,61
59,33
24
Sulawesi Tengah
22,60
79,81
55,77
45,99
80,15
75,92
41,01
80,09
71,64
25
Sulawesi Selatan
19,72
79,30
62,38
42,31
72,49
72,23
35,32
74,60
69,18
26
Sulawesi Tenggara
25,39
86,72
78,52
46,65
85,16
81,47
41,75
85,52
80,79
27
Gorontalo
17,86
76,79
69,19
48,26
74,65
75,86
39,79
75,24
74,01
28
Maluku
17,11
72,07
72,52
36,73
81,72
82,08
30,84
78,82
79,21
29
Maluku Utara
22,92
80,98
66,33
50,99
88,16
79,93
43,00
86,12
76,06
30
Papua
31,25
72,12
73,08
67,94
70,94
82,40
58,72
71,24
80,06
26,39
76,67
61,84
43,69
78,05
70,50
36,02
77,44
66,67
Indonesia
Lampiran 2.36
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS MENURUT KOMSUMSI SAYUR-SAYURAN PER HARI,
PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
1- 2 Porsi
3 - 4 Porsi
>5 Porsi
(3)
(4)
(5)
(6)
Tidak Tahu
Rata-rata Porsi
per hari
(7)
(8)
4,64
17,59
7,80
11,69
2,21
7,57
1,35
4,28
2,57
7,75
5,80
15,92
3,98
4,90
6,67
2,33
3,31
1,31
0,93
3,89
6,85
13,99
7,88
1,60
3,69
4,27
5,12
1,39
2,26
2,32
71,40
65,35
76,91
71,19
71,68
70,86
64,65
72,10
67,80
75,38
77,56
64,58
71,04
71,48
76,70
77,91
79,14
70,07
73,83
70,74
81,78
64,72
56,73
70,55
75,13
74,70
73,97
82,38
83,59
63,51
13,92
13,27
9,82
12,18
15,87
13,06
29,39
16,20
18,39
12,56
11,70
15,61
22,21
19,03
10,24
17,33
14,81
14,78
15,58
17,47
8,54
17,53
21,94
17,42
14,83
13,29
13,21
11,08
9,36
25,58
8,88
3,80
5,47
3,83
10,23
8,28
4,61
7,18
9,91
4,24
4,90
3,89
2,77
4,29
6,38
2,44
2,74
13,18
8,24
4,55
2,77
3,76
13,44
10,34
6,27
7,73
7,70
5,15
4,78
6,99
1,17
1,11
0,23
0,24
1,33
0,07
0,04
0,30
-
0,66
1,42
3,35
0,06
0,09
0,09
1,61
2,2
1,8
1,8
1,9
2,3
2,1
2,3
2,2
2,4
1,9
1,8
1,9
2,0
2,1
1,9
2,0
1,9
2,6
2,4
2,4
1,6
1,8
2,4
2,3
2,1
2,3
2,0
2,1
2,0
2,5
7,65
71,91
15,03
5,19
0,22
2,0
Lampiran 2.37
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS
MENURUT KOMSUMSI BUAH-BUAHAN PER HARI, PORSI RATA-RATA PER HARI, DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
< 1 Porsi
(3)
3,70
16,15
5,36
12,42
1,69
5,03
2,15
6,72
2,42
8,36
8,72
17,71
4,91
9,94
3,92
3,53
5,26
2,27
2,76
6,44
8,63
14,17
7,76
2,05
3,77
5,86
3,18
4,22
4,37
4,52
9,44
(5)
44,49
45,53
60,52
46,23
49,02
44,80
50,12
54,58
43,88
52,69
57,90
47,30
57,37
49,31
59,57
61,66
54,29
56,53
48,99
43,86
60,01
46,30
49,79
37,35
44,23
40,08
59,11
58,67
46,25
38,83
51,19
(6)
45,85
35,71
32,90
38,61
46,74
46,86
46,76
34,75
47,72
36,08
30,18
32,96
36,62
38,88
33,49
34,21
37,73
37,35
43,83
46,73
30,39
37,09
36,18
51,27
47,62
50,14
32,22
35,84
45,31
48,06
36,50
4,07
2,60
1,21
1,75
2,55
3,10
0,97
3,68
4,83
2,80
3,15
2,03
1,11
1,74
3,02
0,60
2,72
3,22
2,88
1,91
0,90
2,43
6,27
9,21
4,22
3,93
5,48
1,00
4,08
6,42
2,68
Tidak Tahu
Rata-rata
Porsi per hari
(7)
(8)
1,89
1,00
0,22
0,26
1,16
0,07
0,05
0,13
-
0,63
1,54
1,06
0,07
0,11
0,17
0,27
2,17
0,19
2,0
1,5
1,5
1,7
1,7
1,8
1,7
1,7
2,1
1,6
1,5
1,5
1,5
1,6
1,6
1,5
1,7
1,7
1,9
1,8
1,4
1,5
1,8
2,3
1,9
1,9
1,7
1,5
1,9
2,3
1,6
Lampiran 3.1
ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Angka Kematian
Bayi (IMR)
(2002-2003)
Angka Kematian
Balita
(2002-2003)
Angka Harapan
Hidup (eo)
(2002)
Angka Fertilitas
Total (TFR)
(2003)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003
Keterangan: (-) tidak ada data
42
48
43
41
30
53
55
43
35
44
36
20
43
38
14
74
59
47
40
45
42
25
52
47
67
77
35
57
59
60
51
49
68
64
47
41
50
44
23
52
56
19
103
73
63
47
57
50
33
71
72
92
97
46
67,70
67,30
66,10
68,10
66,90
65,70
65,40
66,10
65,60
72,30
64,50
68,90
72,40
66,00
62,40
70,00
59,30
63,80
64,40
69,40
61,30
69,40
70,90
63,30
68,60
65,10
64,20
65,50
63,00
65,20
66,20
_
3,0
3,2
3,2
2,7
2,3
3,0
2,7
2,4
2,2
2,8
2,1
1,9
2,1
2,6
2,1
2,4
4,1
2,9
3,2
3,0
2,8
2,6
3,2
2,6
3,6
2,8
2,6
Lampiran 3.2
PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No
DTD
(1)
(2)
(3)
(4)
001 - 057,9
18,7
058.0 - 096,9
19,1
097 - 100
11,6
101 - 111
12,1
112 - 119.9
10,1
120 - 129
7,1
130 - 139.10
6,1
140 - 142.9
5,0
143 - 164.9
5,6
10
165.0 - 179.9
5,0
Lampiran 3.4
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Jumlah Penderita
API/AMI
(2)
(3)
(4)
8.990
48.341
4.971
20.183
60.127
56.762
119.068
275.654
17.335
8.105
327.706
23.206
118.195
2.836
83.310
626.278
3.915
22.090
8.598
19.428
31.827
58.770
18.315
38.480
12.633
62.856
65.379
188.209
2,17
5,43
1,1
3,68
24,4
8,04
56,91
38,52
18,68
1,11
0,15
0,13
0,28
0,01
20,51
172,77
0,99
12,16
2,78
8,83
14,93
27,28
2,40
21,11
14,85
46,43
72,44
73,69
2.331.567
21,35
Lampiran 3.5
ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA
DI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2004
Annual Parasite Incidence (API) Per 1.000
No
Provinsi
(1)
(2)
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(9)
DKI Jakarta
0,00
0,00
0,00
0,07
0,01
NA
NA
NA
Jawa Barat
0,04
0,07
0,04
0,03
0,02
NA
NA
0,16
Jawa Tengah
0,32
0,65
1,06
1,74
1,46
NA
NA
0,51
DI Yogyakarta
0,52
3,54
6,76
11,73
10,43
NA
NA
0,97
Jawa Timur
0,04
0,03
0,05
0,17
0,12
NA
NA
0,08
Banten
NA
NA
NA
Bali
0,03
0,03
0,04
0,04
0,08
NA
NA
0,03
0,12
0,30
0,52
0,81
0,62
0,47
0,22
0,15
Jawa-Bali
Lampiran 3.6
HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Jumlah
Penduduk
Perkiraan
BTA Pos
(3)
(4)
Cakupan Penemuan
Semua
Kasus
(5)
Konversi
BTA Pos
CDR
%
Abs
(6)
(7)
(8)
(9)
4.229.100
12.443.600
4.477.000
5.369.300
2.570.000
7.363.400
1.038.200
1.665.800
7.131.500
8.574.300
8.792.000
37.529.200
32.675.100
3.167.900
35.586.800
4.283.000
1.992.400
3.134.000
2.620.000
2.088.900
880.500
2.303.700
8.515.500
1.960.900
3.280.600
4.249.100
4.059.900
1.240.400
784.200
2.408.200
4.863
14.310
5.149
6.175
2.956
8.468
1.194
1.916
8.201
9.860
10.111
43.159
37.576
3.643
40.925
4.925
2.291
3.604
3.013
2.402
1.013
2.649
9.793
2.255
3.773
4.886
4.669
1.426
902
2.769
2.810
13.891
4.590
4.364
2.257
6.607
1.121
1.502
4.946
9.855
14.974
40.435
29.745
2.353
27.225
3.969
1.744
4.566
1.990
3.859
1.334
2.740
9.467
2.092
2.077
4.445
3.516
1.198
728
4.258
1.971
11.453
3.129
2.495
1.673
4.371
729
1.112
3.100
5.354
6.479
21.661
14.373
1.300
16.460
3.052
1.408
2.537
1.249
3.056
1.088
1.751
8.507
1.562
1.080
2.921
1.971
657
538
1.944
40,5
80,0
60,8
40,4
56,6
51,6
61,1
58,0
37,8
54,3
64,1
50,2
38,3
35,7
40,2
62,0
61,5
70,4
41,5
127,2
107,4
66,1
86,9
69,3
28,6
59,8
42,2
46,1
59,7
70,2
1.000
7.952
2.050
1.964
1.444
3.617
666
729
1.790
2.992
14.807
3.196
11.652
793
12.817
2.612
948
2.204
1.012
2.127
731
1.087
8.054
1.434
996
2.579
1.499
393
208
1.184
50,7
69,4
65,5
78,7
86,3
82,7
91,4
65,6
57,7
55,9
228,5
14,8
81,1
61,0
77,9
85,6
67,3
86,9
81,0
69,6
67,2
62,1
94,7
91,8
92,2
88,3
76,1
59,8
38,7
60,9
216.414.500
248.877
214.658
128.981
51,8
94.537
73,3
Lampiran 3.7
JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK
MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004
No
Provinsi
Jumlah Kasus
Meninggal
Case Rate
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
75
2
37
9
25
5
6
18
48
1.272
107
40
18
220
6
128
16
20
79
3
5
54
2
14
33
1
399
39
2.682
1
25
1
43
4
12
1
2
2
0
278
28
27
7
69
1
33
7
4
17
2
3
27
1
12
24
1
107
1
740
0,06
0,65
0,05
0,78
0,37
0,36
0,32
0,09
2,11
15,28
0,30
0,13
0,58
0,63
0,05
4,07
0,42
0,53
2,12
0,10
0,20
2,74
0,10
0,17
2,87
0,15
24,06
1,33
Lampiran 3.8
JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU)
MENURUT PROVINSI s/d 31 DESEMBER 2004
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
(2)
(3)
(4)
(5)
1
75
2
37
9
25
5
6
18
48
1.272
107
40
18
220
6
128
16
20
79
3
5
54
2
14
33
1
399
39
2.682
0
34
1
5
3
10
4
5
2
0
846
66
6
7
83
3
50
9
3
18
2
3
7
1
0
13
0
2
0
1.183
0,00
45,33
50,00
13,51
33,33
40,00
80,00
83,33
11,11
0,00
66,51
61,68
15,00
38,89
37,73
50,00
39,06
56,25
15,00
22,78
66,67
60,00
12,96
50,00
0,00
39,39
0,00
0,50
0,00
44,11
Lampiran 3.9
SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Provinsi
(2)
Kasus Tercatat
PB
MB
Angka Prevalensi
TOTAL
(3)
(4)
(5)
140
22
15
51
12
9
5
25
2
489
169
116
165
70
124
22
92
22
55
273
200
8
626
53
13
49
73
47
9
26
35
114
35
185
12
16
65
198
401
2.774
477
1.959
1.771
13
5.435
347
147
204
407
174
90
337
200
529
227
1.387
182
207
373
571
713
17.019
629
191
131
216
82
133
27
117
24
532
2.232
1.971
21
6.061
400
160
253
480
221
99
363
235
643
262
1.572
194
223
438
769
1.114
19.793
1,51
0,16
0,29
0,40
0,32
0,20
0,16
0,17
0,24
0,69
0,59
0,62
0,06
1,67
0,46
0,49
0,63
1,17
0,54
0,54
1,07
0,86
3,02
1,17
2,02
1,21
2,57
3,47
9,51
4,62
0,93
Lampiran 3.10
JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
I m u n i s a si
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
Jumlah
(25)
Mati
(24)
Tidak Diketahui
(23)
Tidak Divaksinasi
(22)
Divaksinasi
(21)
Jumlah
(20)
Tidak Diketahui
(19)
Jumlah
Mati
(18)
Tidak Divaksinasi
(17)
Divaksinasi
(16)
Divaksinasi
(15)
Mati
(14)
> 15 Tahun
Jumlah
(13)
Tidak Diketahui
Tidak Divaksinasi
(12)
Divaksinasi
(11)
Tidak Diketahui
(10)
Tidak Divaksinasi
(9)
Jumlah
(8)
Tidak Diketahui
Divaksinasi
(7)
Tidak Divaksinasi
(6)
10 - 14 Tahun
Mati
(5)
Jumlah
(4)
5 - 9 Tahun
Mati
(3)
Jumlah
(2)
1 - 4 Tahun
Mati
(1)
Tidak Diketahui
Provinsi
Divaksinasi
No
Tidak Divaksinasi
< 1 Tahun
(31)
(32)
Sumatera Utara
44
44
211
211
247
247
130
130
632
632
Sumatera Barat
11
20
87
118
32
28
295
355
18
27
254
299
248
254
22
197
221
65
101
1.081
1.247
Riau
120
120
334
334
304
304
228
228
986
986
Jambi
22
31
19
29
##
33
14
32
47
93
Sumatera Selatan
272
272
800
800
585
585
163
163
133
133
1.953
1.953
Bengkulu
759
759
Lampung
1.597
1.597
75
48
48
67
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
396
396
1.187
1.187
643
643
364
364
429
429
3.019
3.019
12
Jawa Barat
10.784
10.784
13
Jawa Tengah
24
24
14
DI Yogyakarta
625
625
15
Jawa Timur
12
12
25
25
33
33
18
18
92
92
16
Banten
3.044
3.044
17
Bali
64
64
125
125
239
239
38
38
89
89
555
555
18
21
34
27
39
16
23
67
27
12
106
19
86
86
72
72
34
34
193
193
20
Kalimantan Barat
20
143
171
27
73
180
280
10
33
195
238
##
127
144
153
163
52
146
798
996
21
Kalimantan Tengah
19
20
11
58
69
93
93
27
27
12
198
210
22
Kalimantan Selatan
40
40
82
82
48
48
30
30
209
209
23
Kalimantan Timur
93
93
126
126
113
113
54
54
101
101
487
487
24
Sulawesi Utara
52
57
19
112
131
31
71
102
##
44
59
57
57
70
336
406
10
10
16
16
76
76
41
10
46
56
138
237
375
25
Sulawesi Tengah
12
12
17
17
21
21
26
Sulawesi Selatan
26
22
48
55
81
136
34
60
94
13
##
27
Sulawesi Tenggara
19
22
25
31
28
Gorontalo
52
52
124
124
136
136
99
99
31
31
442
442
29
Maluku
30
Maluku Utara
10
16
31
Papua
Indonesia
15
18
41
64
25
34
56
89
1.414
1.559
180
230
3.842
4.252
122
173
2.466
2.761
47
##
10
39
12
79
130
1.879
2.016
18
126
1.630
1.774
423
708
28.040
29.171
Lampiran 3.11
JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
Puskesmas
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
Jumlah
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
Jumlah Meninggal
(14)
(15)
<1th
1 - 4 th
5 - 14 th
15 - 44 th
>45 th
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Jumlah
(21)
Nanggroe Aceh D.
Sumatera Utara
Sumatera Barat
10
17
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
10
Kep.Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
18
19
50
42
133
13
Jawa Tengah
21
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Maluku
30
Maluku Utara
31
Irian Jaya
11
11
25
26
27
60
55
172
Indonesia
Lampiran 3.12
JUMLAH KASUS PENYAKIT BATUK REJAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
Puskesmas
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Jumlah
<1th
(8)
(9)
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(10)
(11)
(12)
(13)
Jumlah Meninggal
(14)
(15)
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
Jumlah
(21)
Sumatera Barat
32
45
42
22
144
Riau
19
36
Jambi
Sumatera Selatan
13
22
15
21
Bengkulu
14
10
26
Lampung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
60
164
128
172
218
742
13
Jawa Tengah
12
34
18
78
37
179
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
10
16
Banten
11
12
28
17
Bali
28
17
64
10
18
19
20
Kalimantan Barat
13
21
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
14
13
44
75
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
21
31
15
35
31
93
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
12
14
29
Maluku
30
Maluku Utara
15
31
Irian Jaya
Indonesia
39
50
47
152
67
355
17
129
314
260
243
258
1.204
Lampiran 3.13
JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Rawat Jalan di RS
Rawat Inap di RS
<1th
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
<1th
Puskesmas
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
<1th
1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th >45 th Jumlah
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
Nanggroe Aceh D.
21
11
26
Sumatera Utara
Sumatera Barat
11
46
67
17
74
30
121
78
187
95
369
Riau
11
26
21
17
66
29
116
Jambi
17
16
38
18
16
35
44
119
130
55
349
Sumatera Selatan
27
12
43
17
21
21
57
Bengkulu
13
23
12
14
49
25
100
Lampung
26
35
56
126
10 Kep.Riau
11 DKI Jakarta
15
23
17
22
27
75
3.246
12 Jawa Barat
64
419
1.097
1.017
649
13 Jawa Tengah
14 DI Yogyakarta
16
15 Jawa Timur
47
19
78
44
17
10
76
11
17
146
124
141
439
16 Banten
33
78
228
83
426
23
177
62
271
15
75
85
70
248
17 Bali
10
50
15
87
37
26
70
50
16
75
11
17
51
40
121
14
18
38
59
40
169
11
12
28
19
55
131
65
276
21 Kalimantan Tengah
28
32
38
17
62
23
22 Kalimantan Selatan
23
99
24
152
23 Kalimantan Timur
10
113
33
157
32
12
51
88
107
24 Sulawesi Utara
25 Sulawesi Tengah
26 Sulawesi Selatan
16
42
36
94
29
34
72
49
200
133
391
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
51
61
30
24
61
26
16
48
29 Maluku
25
34
11
73
24
48
18
102
30 Maluku Utara
31 Irian Jaya
Indonesia
0
30
0
77
0
266
1
754
0
285
1
1.412
0
11
0
27
0
158
0
550
0
292
1.038
0
7
0
100
0
620
1.785
2
2.417
1.408
2
6.330
Lampiran 3.14
FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIA
TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Penyakit
Frekuensi
(2)
(3)
Diare
Dengue High Fever
Campak
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tetanus Neonatal
Malaria
Frambusia
Hepatitis
Meningitis
Tifus Perut
Rabies
Keracunan Makanan
Rubella
Dengue Shock Syndrome
Cacat Air
Parotitis
Keracunan
Hand, Foot, Mouth Diseases
Cikungunya
Leptospirosis
Thypoid
Marasmus
Disentri
TOTAL
46
128
97
34
2
1
71
9
2
6
1
1
40
65
1
5
3
1
10
1
13
1
2
5
1
546
Kasus
Mati
(4)
(5)
(6)
29
87
44
10
0
0
39
15
0
2
0
0
13
23
0
7
0
0
5
0
0
1
0
0
0
275
2
1
2
9
0
0
53
6
0
2
0
0
10
1
0
100
0
0
5
0
0
100
0
0
0
2
1.827
6.195
2.818
106
2
1
73
261
2
136
1
7
132
3.748
8
7
45
22
108
1
286
1
5
6
7
15.805
Lampiran 3.15
JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
Tahun 2000
CFR
IR
Tahun 2001
CFR
IR
Tahun 2002
CFR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
IR
Tahun 2003
CFR
IR
Tahun 2004
CFR
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
IR
(17)
64
11
1,54
35
0,80
92
8.7
2,13
128
3.1
2,76
252
4,37
5,43
Sumatera Utara
96
0,86
138
1,23
348
3.7
2,80
878
2.7
7,07
1.093
2,20
8,79
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
7
8
9
10
DKI Jakarta
11
Jawa Barat
2.283
5,38
5.152
11,84
4.817
1.3
13,56
8.683
12
Jawa Tengah
4.907
15,09
5.001
15,37
6.357
1.6
19,09
8.490
13
DI Yogyakarta
492
14,40
917
26,84
992
1.0
28,57
1.553
14
Jawa Timur
3.247
9,25
4.224
12,04
5.308
1.3
15,04
15
Banten
713
0.7
16
Bali
757
25,34
199
6,44
3.986
17
34
0,89
72
1,84
232
18
118
3,07
60
1,52
24
19
Kalimantan Barat
1.393
35,06
806
31
19,57
20
Kalimantan Tengah
20
1,20
30
10
17,10
21
Kalimantan Selatan
91
2,94
121
5,64
365
0.3
17,04
178
3.4
7,47
378
0,79
10,30
22
Kalimantan Timur
253
10,51
1.423
58,17
2.011
2.0
80,08
1.926
1.5
77,32
2276
1,80
91,37
23
Sulawesi Utara
1.139
40,85
1.105
38,89
974
1.4
47,47
369
1.3
15,75
225
4,89
10,56
24
Sulawesi Tengah
31
1,57
178
8,67
81
2.5
3,27
184
1.0
7,47
293
3,41
13,06
25
Sulawesi Selatan
428
5,31
1.323
15,03
2.408
1.6
31,71
2.636
1.5
31,41
3500
0,69
41,70
26
Sulawesi Tenggara
0,00
11
0,63
51
0.0
2,91
43
2.3
2,45
266
0,75
13,89
27
Gorontalo
0.0
0,31
30
0.0
3,54
14
0,00
1,60
28
Maluku
0,14
0,00
0.0
0,00
0.0
0,00
0,00
0,00
29
Maluku Utara
30
Papua
83
2,10
185
4,34
623
1.6
13,74
292
0.7
6,88
514
0,97
12,11
390
9,21
1.324
29,69
978
0.8
19,42
715
0.7
13,98
1.050
2,00
20,53
131
5,10
129
5,21
272
4.0
10,71
80
2.5
2,83
275
1,45
9,74
1.211
18,59
1.890
27,86
1.406
1.8
19,71
1.403
2.1
17,87
1.270
1,34
16,06
Bengkulu
17
1,10
17
1,06
14
0.0
0,91
0.0
0,13
204
0,98
13,25
Lampung
66
0,91
228
3,10
197
5.1
3,43
624
2.6
9,29
908
1,54
13,51
29
3.4
3,21
241
4.1
26,68
53
5,65
3.751
41,26
8.661
78,92
5.750
0.9
66,86
14.071
0.4
125,09
20.510
0,43
260,08
2.1
23,64
19.014
1,13
52,20
2.3
25,51
9.047
1,80
27,11
2.3
47,09
2.206
1,41
66,89
4.216
1.4
11,94
8.287
1,45
23,48
8,00
700
3.6
8,17
2577
2,25
30,08
0.3
130,87
2.364
0.3
76,78
1935
0,41
58,64
1.3
5,91
196
4.6
5,06
805
1,99
20,77
4.2
0,63
260
3.2
6,34
1381
3,11
35,00
1.910
1.6
49,97
349
2.0
9,13
212
2,36
5,55
72
2.8
4,00
300
3.0
16,36
453
1,32
24,70
Indonesia
63
3.2
7,20
1.0
0,23
74
9,46
8,71
123
21.134
6
2
6,04
10,17
214
33.443
2
1,4
10,34
15,99
300
40.377
1.0
1.3
14,19
19,24
603
51.516
0.8
1.5
29,13
23,87
390
2,05
18,84
1,2
37,11
79.462
Lampiran 3.16
JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF)
MENURUT PROVINSI TAHUN 1998 - 2004
Jumlah Kabupaten/Kota Terjangkit DBD
2000
2001
2002
No.
Provinsi
Jumlah
Kab/Kota
1998
1999
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
20
23
16
16
10
11
7
10
7
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
28
416
9
15
12
7
6
10
4
5
5
26
35
5
37
9
5
6
6
6
10
7
7
5
21
3
5
6
272
7
7
6
3
7
6
9
3
6
5
26
35
5
36
7
5
1
6
4
6
6
6
4
15
0
1
222
5
9
5
8
4
9
3
7
5
28
34
5
37
7
5
1
7
4
7
7
7
4
18
2
0
3
231
7
13
6
10
7
7
4
9
3
5
22
33
5
37
6
8
6
3
8
6
9
10
5
2
20
2
3
0
2
5
263
9
15
4
13
7
9
4
9
2
5
24
35
5
38
6
9
7
1
8
6
5
10
4
2
17
3
2
0
2
3
264
8
14
3
12
4
7
1
8
3
5
24
34
5
38
3
8
6
3
8
5
8
12
4
5
18
3
2
0
2
4
257
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
2003
2004
(10)
16
15
9
14
7
11
5
10
5
5
25
35
5
38
6
9
8
10
9
11
13
13
7
5
23
1
2
0
3
6
326
Lampiran 3.17
JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES
SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Seluruhnya
Jumlah Kabupaten
Terjangkit
(3)
(4)
20
23
16
16
10
11
7
10
7
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
28
416
16
14
13
8
3
0
3
0
1
0
0
0
0
3
6
10
3
9
5
14
7
5
3
123
Jumlah Kasus
GHTR
(5)
(6)
80,00
60,87
81,25
50,00
30,00
0,00
30,00
0,00
4,00
0,00
0,00
0,00
0,00
18,75
42,86
76,92
23,08
112,50
55,56
50,00
100,00
100,00
60,00
29,57
179
728
2.718
516
121
1.129
111
538
158
281
8
28
0
0
775
139
304
282
1.098
271
1.510
363
155
1.147
12.559
30
16
87
89
11
0
0
1
100
1
0
0
0
0
15
0
40
2
699
131
95
31
6
24
1.378
(8)
(9)
21
16
82
78
11
0
0
1
0
0
0
0
0
0
13
0
40
2
583
131
95
31
6
12
1.122
70,00
100,00
94,25
87,64
100,00
0,00
0,00
100,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
86,67
0,00
100,00
100,00
83,40
100,00
100,00
100,00
100,00
50,00
81,42
Lampiran 3.18
JUMLAH PENDERITA FILARIASIS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Tahun
2002
2000
2001
(3)
(4)
(5)
(6)
1.908
52
30
267
136
91
67
73
1.908
52
30
267
136
91
67
73
73
1.908
52
30
267
136
91
67
73
73
1.940
45
32
267
134
44
55
73
78
12
156
136
7
142
12
156
136
7
142
12
156
136
7
144
5
62
1.706
156
123
137
282
72
82
154
197
5
62
1.706
156
123
135
282
72
82
154
197
5
62
1.706
156
123
169
282
72
82
154
197
57
57
57
12
156
136
7
167
69
5
62
1.706
156
118
135
272
72
82
154
197
14
57
390
390
390
390
6.500
6.571
6.607
6.635
2003
2004
(7)
1.896
102
30
243
220
130
57
73
37
21
12
78
226
119
76
5
62
1.706
261
117
249
195
23
82
110
182
83
30
5
36
254
6.720
Lampiran 3.19
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN
RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kecelakaan
Mati
(2)
(3)
(4)
212
911
292
613
166
323
167
374
172
4.065
1.231
846
459
1.688
150
492
434
446
234
159
201
898
387
343
862
405
48
59
102
993
17.732
196
759
353
556
174
304
145
389
141
1.010
940
739
198
1.379
152
426
352
278
226
142
230
397
287
189
720
165
55
41
24
237
11.204
Jumlah Korban
Luka
Luka
Berat
Ringan
(5)
167
617
147
379
80
178
63
311
36
2.441
680
438
144
859
83
198
224
228
129
78
45
285
135
132
334
111
38
35
25
363
8.983
(6)
314
701
157
418
83
199
90
311
54
1.827
927
926
467
1.513
120
299
267
436
225
108
63
579
277
208
347
242
25
36
58
807
12.084
% Korban
Luka
Luka
Berat
Ringan
Total
Mati
(7)
(8)
(9)
28,95
36,54
53,73
41,09
51,63
44,64
48,66
38,48
61,04
19,14
36,91
35,14
24,47
36,76
42,82
46,15
41,76
29,51
38,97
43,29
68,05
31,48
41,06
35,73
51,39
31,85
46,61
36,61
22,43
16,84
34,72
24,67
29,71
22,37
28,01
23,74
26,14
21,14
30,76
15,58
46,25
26,70
20,83
17,80
22,90
23,38
21,45
26,57
24,20
22,24
23,78
13,31
22,60
19,31
24,95
23,84
21,43
32,20
31,25
23,36
25,80
27,84
677
2.077
657
1.353
337
681
298
1.011
231
5.278
2.547
2.103
809
3.751
355
923
843
942
580
328
338
1.261
699
529
1.401
518
118
112
107
1.407
32.271
(10)
46,38
33,75
23,90
30,89
24,63
29,22
30,20
30,76
23,38
34,62
36,40
44,03
57,73
40,34
33,80
32,39
31,67
46,28
38,79
32,93
18,64
45,92
39,63
39,32
24,77
46,72
21,19
32,14
54,21
57,36
37,45
Rasio/100000
Penduduk
Korban
Mati
(11)
16,61
17,21
14,51
23,82
12,86
10,32
19,33
14,38
22,81
60,49
6,62
6,49
25,12
10,31
3,91
27,20
20,68
22,76
14,46
17,57
10,50
45,66
32,45
23,56
16,79
27,10
13,17
9,04
12,31
56,23
14,87
Kerugian
Harta Benda
Materiil
(13)
(12)
0,71
0,30
1,19
0,72
1,97
0,68
3,16
0,55
6,03
0,22
0,10
0,11
0,76
0,10
0,47
1,36
1,02
0,71
0,97
2,32
2,11
1,14
1,91
1,59
0,62
1,67
5,20
2,96
2,58
0,67
0,02
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
833.400.000
3.923.525.000
1.266.100.000
3.205.290.000
571.950.000
1.916.675.000
376.400.000
2.632.000.000
330.550.000
10.613.360.000
3.536.540.000
3.552.208.000
650.980.000
4.873.394.000
475.350.000
661.950.000
692.076.000
990.850.000
805.015.000
370.125.000
782.350.000
2.882.135.000
1.008.440.200
721.725.000
2.057.331.500
649.775.000
225.900.000
80.250.000
163.050.000
2.196.900.000
53.045.594.700
Lampiran 3.20
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2OO4
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Institusi
(2)
RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta
Puskesmas Kp. Bali, Jakarta
Puskesmas Pamulang, Jakarta
Kelompok Umur
10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas
(3)
(4)
1
1
-
160
1
11
3
1
1
3
3
1
1
2
19
3
1
5
5
3
4
2
1
2
4
1
1
1
1
11
11
1
(5)
796
37
40
5
6
1
16
2
8
1
11
30
44
2
17
4
2
51
30
4
4
3
8
21
11
12
9
19
1
2
9
1
9
1
20
45
6
(6)
683
57
55
4
2
13
5
8
2
6
21
32
6
6
7
41
33
6
8
4
5
17
6
10
10
12
3
6
7
1
4
2
9
28
7
(7)
323
42
10
2
1
3
3
5
1
1
13
24
4
2
3
12
18
5
1
2
2
3
1
1
3
1
1
2
5
13
1
(8)
246
23
11
2
10
1
3
1
3
3
36
2
1
7
3
9
2
1
3
1
1
1
1
1
4
1
10
-
(9)
66
-
Jenis Kelamin
Wanita
Total
Total
Pria
(10)
(11)
2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15
1.977
151
114
12
11
3
26
12
20
5
22
69
79
13
27
19
3
65
97
89
13
9
13
19
41
15
22
20
37
5
11
17
1
13
5
45
97
15
(12)
232
9
13
2
19
2
5
76
1
2
2
1
15
6
4
5
2
3
5
2
3
5
2
1
1
10
-
(13)
2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15
No
(1)
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Institusi
(2)
Kelompok Umur
10 - 14 th 15 - 19 th 20- 24 th 25- 29 th 30 - 34 th >= 35 th Tidak Jelas
(3)
(4)
(5)
2
46
27
60
12
24
1
1
2
-
2
13
3
1
3
1
1
1
6
-
1
11
27
33
4
7
2
20
0,3%
2
3
19
560
8,4%
3
35
27
77
33
46
6
6
62
10
5
5
36
2
17
4
2
5
27
205
12
62
41
6
38
43
1
3
3
12
6
244
2.372
35,4%
(6)
(7)
17
47
13
11
33
7
2
41
6
2
4
16
11
17
3
7
6
13
140
13
54
46
13
67
56
2
1
3
15
2
186
1.980
29,5%
(8)
9
20
10
1
2
-
(9)
9
42
4
1
-
6
1
1
7
3
1
3
1
2
3
3
1
2
2
10
56
4
21
37
9
63
28
1
5
1
11
4
27
854
12,7%
1
4
47
15
46
64
8
108
15
3
13
2
8
786
11,7%
61
1
2
130
1,9%
Total
Pria
(10)
(11)
40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%
Jenis Kelamin
Wanita
Total
40
176
78
150
45
104
15
10
112
20
18
47
14
39
13
11
41
12
78
492
38
185
170
36
280
140
4
9
7
44
14
451
6.105
91,1%
(12)
15
4
1
13
9
1
12
1
3
20
2
4
10
7
19
5
3
7
33
597
8,9%
(13)
40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%
Lampiran 3.21
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT ZAT YANG DIGUNAKAN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
Zat yang Digunakan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Institusi
(2)
RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta
Puskesmas Kp. Bali, Jakarta
Puskesmas Pamulang, Jakarta
Dinas Kesehatan Lampung
Dinas Kesehatan Bandung
Dinas Kesehatan Surabaya
Galih Pakuan, Bogor
Pamardi Putra Insyaf, Medan
Pamardi Putra Khusnul Khotimah, Tangerang
Opiat/
Heroin/
Putauw
(3)
Amphetamin
Ganja/
Sedative/
Sabu-sabu/
Cannabis
Hipnotik
Ecstasy
(4)
1.564
13
12
-
7
8
15
3
18
53
1
14
5
7
-
59
80
73
6
5
1
4
35
8
9
(5)
17
-
8
6
-
4
-
1
-
1
-
1
1
1
6
4
9
5
7
1
5
5
12
2
-
15
-
2
2
-
24
8
6
1
-
8
-
2
15
83
18
8
6
68
2
9
4
1
1
10
3
12
-
150
-
1
1
9
3
4
2
-
20
4
9
2
7
-
(6)
224
1
-
117
-
1
-
1
2
2
-
2
4
(7)
(8)
(9)
10
-
5
-
1
-
1
-
6
-
1
-
1
5
5
2
-
4
1
Kokain
Alkohol
19
6
21
Inhalasia
4
-
3
-
26
3
12
88
5
12
Multipel/
Lain-lain/
Campuran Tidak Jelas
(10)
(11)
207
-
26
-
2
1
-
3
16
3
-
(12)
80
147
64
6
13
3
23
-
4
-
7
1
1
2
1
27
5
4
-
5
1
-
6
20
-
1
-
1
-
3
-
14
5
4
-
3
-
30
2
-
6
107
-
3
2
51
35
78
Total
2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
107
15
40
191
82
150
45
104
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Institusi
(2)
Opiat/
Heroin/
Putauw
(3)
Amphetamin
Ganja/
Sedative/
Sabu-sabu/
Cannabis
Hipnotik
Ecstasy
(4)
8
10
110
19
7
15
57
13
26
4
9
-
13
18
77
-
(5)
72
1
1
2
1
2
2
-
1
1
-
2
263
111
97
-
3
-
6
37
(6)
135
-
1
1
5
1
2
-
1
-
10
3
1
2
18
49
29
49
50
24
16
7
43
22
4
6
4
51
2.691
40,2%
775
11,6%
821
12,3%
288
4,3%
Inhalasia
Alkohol
Kokain
(7)
(8)
(9)
1
2
1
12
1
-
4
0,1%
185
2,8%
Multipel/
Lain-lain/
Campuran Tidak Jelas
(10)
(11)
12
-
2
-
3
2
1
-
1
-
2
0,0%
(12)
1
-
61
17
-
6
-
1
-
604
9,0%
Total
3
53
48
8
6
36
2
145
-
14
484
1.332
19,9%
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%
Lampiran 3.22
JUMLAH DAN PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT CARA YANG DIGUNAKAN
PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
No
Institusi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
RSKO, Jakarta
RSU Sanglah, Denpasar
RSU Hasan Sadikin, Bandung
RSU M. Djamil, Padang
RSU M. Hoesin, Palembang
RSU Dr. Kariadi, Semarang
RSU Fatmawati, Jakarta
RSU Pondok Indah, Jakarta
RSU Husada, Jakarta
RSU Sint Carolus, Jakarta
RSU Persahabatan, Jakarta
RSK Duren Sawit, Jakarta
RSU Charitas, Palembang
RSU Wangaya, Denpasar
RSU Dadi, Makasar
RSU Bhayangkara, Makasar
RSU Labuang, Makasar
Klinik Waras, Makasar
RSJ Marzuki Mahdi, Bogor
RSJ Soeharto Heerdjan, Jakarta
Sanatorium Dharmawangsa, Jakarta
RSJ Dharmajaya, Jakarta
RSJ Bandung
RSJ Dr. Amino Gondohutomo, Semarang
RSJ Prof. Dr.Soeroyo, Magelang
RSJ Menur, Surabaya
RSJ Radjiman W., Lawang
RSJ Bengkulu
RSJ Pontianak
RSJ Tamban
RSJ, Mataram
RSJ Bangli
RSJ Bina Atma, Denpasar
Puskesmas Tambora, Jakarta
Puskesmas Pasar Minggu, Jakarta
Puskesmas Tebet, Jakarta
Cara Penggunaan
Suntik
Hisap
Minum
Telan
Campuran
Hirup
Cara lain
Tidak jelas
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
13
14
7
8
15
3
19
53
1
14
6
7
59
62
65
6
2
33
8
9
20
4
8
3
23
18
6
4
1
1
23
5
10
1
6
22
23
6
4
8
9
6
3
10
15
10
6
10
10
22
2
1
6
2
1
5
11
2
4
1
4
3
3
12
2
4
1
122
3
3
2
2
7
2
6
5
1
2
4
1
21
2
2
16
9
5
1
1
25
3
3
7
6
6
3
14
5
4
4
1
-
2.209
147
63
6
13
1
7
1
1
1
5
2.209
160
127
12
13
3
45
14
25
5
22
69
155
14
29
21
3
66
112
95
17
14
15
19
44
20
22
22
37
5
14
22
3
14
5
46
No
Institusi
(1)
(2)
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Cara Penggunaan
Suntik
Hisap
Minum
Telan
Campuran
Hirup
Cara lain
Tidak jelas
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
20
18
10
6
10
120
11
5
12
49
12
23
3
8
12
18
77
5
35
42
1
484
1.445
21,6%
8
106
16
9
7
3
3
5
8
4
6
10
1
13
4
1
1
17
302
4
120
116
182
4
7
5
51
12
1.232
18,4%
5
12
88
5
12
1
2
1
12
4
2
218
3,3%
4
34
2
1
4
1
1
2
3
33
60
4
55
30
46
5
2
472
7,0%
3
56
51
33
78
3
2
4
2
8
6
1
380
5,7%
0,0%
53
58
0,9%
107
40
2
61
2
40
8
36
2
145
2.897
43,2%
107
15
40
191
82
150
45
104
16
10
125
20
9
19
59
15
39
16
11
61
14
82
492
48
192
189
36
280
145
4
12
7
51
14
484
6.702
100,0%
Lampiran 3.23
PERSENTASE PENYALAHGUNA NAPZA MENURUT KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN,
STATUS PERKAWINAN, PEKERJAAN ORANGTUA DAN STATUS PENGGUNAAN PADA INSTITUSI YANG MELAPOR TAHUN 2004
No
Kategori
(1)
(2)
Kelompok
Umur
Jenis
Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Pekerjaan
Status
Perkawinan
Pekerjaan
Orangtua
Status
Penggunaan
(3)
5 9 Thn
10 14 Thn
15 19 Thn
20- 24 Thn
25- 29 Thn
30 34 Thn
>= 35 Thn
Tidak Jelas
Pria
Wanita
Tdk Sekolah
SD
SLTP
SLTA
AKD/S1
S2/S3
Tdk Jelas
Pelajar/Mahasiswa
Tidak Bekerja
Sopir/Kenek
Pedagang
Buruh
PNS/TNI/POLRI
Swasta
Ibu Rumah Tangga
Petani
Lain-lain/
Tdk jelas
Kawin
Belum Kawin
Janda/Duda
Tdk Jelas
Tidak Bekerja
Buruh
Sopir/Kenek
Pedagang
PNS/TNI/POLRI
Swasta
Petani
Lain-lain
Tidak jelas
Baru
Lama
Tidak Jelas
RSKO
(%)
RSU
(%)
(4)
(5)
0,0
0,0
6,5
44,2
32,1
16,8
0,3
0,0
97,1
2,9
0,0
0,0
10,9
68,4
20,7
0,0
0,0
25,9
52,6
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
21,6
13
83,5
3,5
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
100,0
44,2
55,8
0,0
RSJ
(%)
(6)
0,0
0,0
6,4
28,8
28,6
14,6
13,1
8,4
83,1
16,9
0,0
3,2
5,2
39,2
15,3
0,0
37,0
12,8
14,6
0,1
0,8
0,5
0,3
12,5
0,6
0,0
11,6
46,2
21,0
43,0
2,0
34,0
0,0
1,0
1,0
2,0
11,0
13,0
2,0
8,0
63,0
47,3
36,8
16,0
0,0
0,2
6,3
40,1
36,7
10,9
5,9
0,0
88,7
11,3
0,2
4,8
12,2
60,5
20,8
0,0
1,5
4,3
55,3
0,7
0,4
0,4
0,7
12,1
0,7
0,0
14,1
11,3
23,0
76,0
1,0
0,0
7,0
1,0
1,0
4,0
19,0
44,0
1,0
10,0
13,0
65,3
30,6
4,1
Puskesmas
(%)
Panti Ponpes
(%)
Lapas
(%)
(7)
(8)
(9)
0,0
0,0
12,8
43,3
26,7
11,2
5,9
0,0
93,6
6,4
0,0
1,6
11,2
10,2
4,3
0,0
72,7
0,5
19,8
1,1
0,5
0,5
0,0
0,0
0,0
0,0
18,7
58,8
4,0
39,0
0,0
58,0
0,0
0,0
1,0
1,0
2,0
2,0
0,0
5,0
89,0
21,9
12,8
65,2
0,0
0,4
19,4
43,1
22,5
5,0
1,9
7,7
91,7
8,3
0,0
8,1
22,4
48,8
12,0
0,0
8,8
23,4
36,0
0,1
0,3
0,0
0,8
5,0
0,5
0,0
1,3
32,7
9,0
83,0
0,0
8,0
1,0
8,0
1,0
5,0
11,0
37,0
7,0
18,0
12,0
66,8
25,4
7,8
Dinkes
(%)
(10)
0,0
0,9
3,3
29,4
28,0
16,3
21,8
0,2
96,5
3,5
0,1
19,8
24,0
37,3
2,5
0,2
16,3
4,2
5,8
6,5
4,7
9,9
1,4
24,5
1,0
0,0
4,2
37,8
31,0
32,0
3,0
34,0
0,0
4,0
1,0
2,0
4,0
16,0
5,0
7,0
61,0
36,2
30,2
33,6
LSM
(%)
(11)
0,0
0,6
24,0
20,8
24,6
12,5
17,6
0,0
93,9
6,1
0,0
3,2
28,4
54,3
11,2
2,9
0,0
20,8
46,7
0,0
0,0
1,0
5,8
7,7
0,0
0,0
18,2
0,0
13,0
56,0
7,0
24,0
3,0
20,0
0,0
0,0
7,0
41,0
0,0
3,0
26,0
58,5
16,6
24,9
0,0
0,0
4,0
50,4
38,4
5,6
1,7
0,0
93,2
6,8
4,7
2,5
24,8
63,2
1,0
0,0
3,7
1,5
56,2
0,0
1,9
7,2
0,0
9,1
0,2
0,0
24,0
0,0
13,0
85,0
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
100,0
0,0
0,0
100,0
Lampiran 3.24
PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Provinsi
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi
Buruk+Kurang
(3+4)
Gizi Normal
Gizi Lebih
(7)
(3)
(4)
(5)
(6)
15,62
6,98
11,40
3,93
10,92
10,22
9,79
8,07
6,30
6,47
6,07
3,96
6,16
10,46
2,97
10,69
13,64
14,77
11,59
9,94
10,88
11,26
10,17
10,63
5,99
19,91
7,36
11,96
15,35
9,30
19,19
16,90
18,38
17,45
21,30
14,83
19,67
20,05
16,22
16,62
17,49
12,92
15,67
18,24
13,27
21,19
22,97
23,83
18,63
20,05
15,98
16,21
19,13
20,14
16,27
21,48
17,73
20,11
15,78
18,26
34,81
23,88
29,78
21,38
32,22
25,05
29,46
28,12
22,52
23,09
23,56
16,88
21,83
28,70
16,24
31,88
36,61
38,60
30,22
29,99
26,86
27,47
29,30
30,77
22,26
41,39
25,09
32,07
31,13
27,56
61,96
74,08
67,47
75,57
64,43
71,94
67,61
67,24
72,79
73,58
74,36
81,25
75,38
67,74
79,50
65,37
61,71
59,73
65,63
66,67
71,97
67,79
66,12
67,66
73,78
56,82
73,24
58,70
62,90
69,61
Sumber: Depkes & BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003
3,24
2,04
2,75
3,05
3,35
3,01
2,93
4,65
4,70
3,32
2,09
1,88
2,80
3,56
4,27
2,74
1,69
1,67
4,14
3,34
1,17
4,74
4,58
1,58
3,96
1,79
1,67
9,24
5,97
2,84
Jumlah
(8)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 3.25
PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN)
MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2003
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Provinsi
(2)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Maluku
Maluku Utara
Papua
Indonesia
Gizi Buruk
Gizi Kurang
(3)
12,76
7,29
10,76
3,07
10,28
7,77
8,19
9,32
6,36
5,56
6,03
4,07
5,95
8,25
3,59
10,45
12,65
13,81
9,49
9,62
9,16
9,90
9,55
9,96
5,74
21,66
8,55
9,23
15,24
8,55
Sumber: Depkes dan BPS, Hasil Survei konsumsi garam yodium rumah tangga, 2003
(4)
18,67
18,44
17,95
18,54
20,51
18,86
21,40
20,90
16,71
18,46
19,56
13,36
17,41
18,84
12,80
23,68
26,15
25,33
19,51
23,16
17,81
15,72
22,02
20,99
16,80
24,56
21,37
17,30
16,85
19,62
Gizi
Buruk+Kurang
(3+4)
(5)
31,43
25,73
28,71
21,61
30,79
26,63
29,59
30,22
23,07
24,02
25,59
17,43
23,36
27,09
16,39
34,13
38,80
39,14
29,00
32,78
26,97
25,62
31,57
30,95
22,54
46,22
29,92
26,53
32,09
28,17
Gizi Normal
Gizi Lebih
(6)
(7)
66,14
72,94
69,43
76,61
65,93
70,86
68,31
66,24
71,78
72,99
72,69
80,26
74,46
70,68
80,45
63,73
59,91
59,40
67,62
64,61
72,22
70,20
64,92
67,84
74,42
52,27
69,23
66,56
62,70
69,59
2,44
1,32
1,86
1,78
3,28
2,51
2,11
3,53
5,15
3,00
1,72
2,32
2,18
2,22
3,16
2,13
1,29
1,46
3,38
2,60
0,81
4,19
3,51
1,22
3,04
1,51
0,85
6,92
5,20
2,24
Jumlah
(8)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 3.26
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Desa/Kelurahan Dilaporkan
(2)
(3)
263
9.116
238
16.696
3.580
544
12.073
985
201
117
3.496
3.647
1.693
27.017
11.466
5.531
1.639
857
172
540
409
853
169
898
718
1.241
237
41
31
100
104.568
78
2.761
228
11.272
1.620
382
4.444
476
74
80
1.754
1.870
804
2.532
6.553
3.503
195
213
52
44
298
797
168
600
478
709
75
13
22
100
42.195
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Garam
% Desa/Kelurahan dengan
Garam Beryodium yang Baik
(5)
29,66
30,29
95,80
67,51
45,25
70,22
36,81
48,32
36,82
68,38
50,17
51,28
47,49
9,37
57,15
63,33
11,90
24,85
30,23
8,15
72,86
93,43
99,41
66,82
66,57
57,13
31,65
31,71
70,97
100,00
40,35
Lampiran 4.1
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 DAN K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Ibu Hamil
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Jumlah
K1
% K1
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
117.177
323.753
103.989
124.875
70.474
44.753
177.983
177.672
26.131
35.579
207.265
937.703
671.443
57.212
692.930
251.813
67.445
114.177
123.230
103.992
54.469
71.253
81.553
47.425
56.728
53.289
183.219
23.992
22.611
34.330
22.019
55.841
5.136.325
90.488
231.568
99.170
114.622
56.908
36.640
162.930
166.722
25.375
37.342
196.667
840.564
622.259
51.967
640.047
217.401
64.471
102.227
92.218
92.715
47.728
58.071
73.047
46.019
51.734
40.185
159.664
22.057
15.014
17.465
19.110
32.011
4.524.406
77,22
71,53
95,37
91,79
80,75
81,87
91,54
93,84
97,11
104,96
94,89
89,64
92,67
90,83
92,37
86,33
95,59
89,53
74,83
89,16
87,62
81,50
89,57
97,04
91,20
75,41
87,14
91,93
66,40
50,87
86,79
57,33
88,09
81.143
206.037
85.641
104.052
49.053
33.008
151.574
151.856
22.673
34.685
163.567
780.348
554.633
41.275
529.192
180.920
60.208
91.209
65.670
83.052
40.699
50.294
59.116
42.759
46.377
37.995
125.518
18.364
10.468
17.025
15.717
20.728
3.954.856
69,25
63,64
82,36
83,32
69,60
73,76
85,16
85,47
86,77
97,49
78,92
83,22
82,60
72,14
76,37
71,85
89,27
79,88
53,29
79,86
74,72
70,59
72,49
90,16
81,75
71,30
68,51
76,54
46,30
49,59
71,38
37,12
77,00
Jumlah
(8)
112.212
297.447
98.809
117.937
65.839
42.067
171.140
170.145
24.508
33.724
197.844
894.125
482.855
55.536
607.319
242.468
64.426
108.595
108.829
98.475
51.099
67.792
76.329
45.611
54.849
50.867
174.891
21.913
21.583
31.058
20.172
53.301
4.663.765
Ibu Bersalin
Ditolong % Ditolong
Nakes
Nakes
(9)
65.428
194.980
80.837
84.197
43.870
30.198
147.138
125.268
21.239
28.377
140.015
635.354
405.360
41.333
534.829
171.624
59.792
78.397
58.350
67.889
36.858
44.275
61.748
39.432
44.962
32.078
119.482
15.634
9.087
13.270
11.390
21.159
3.463.850
(10)
58,31
65,55
81,81
71,39
66,63
71,79
85,98
73,62
86,66
84,14
70,77
71,06
83,95
74,43
88,06
70,78
92,81
72,19
53,62
68,94
72,13
65,31
80,90
86,45
81,97
63,06
68,32
71,35
42,10
42,73
56,46
39,70
74,27
Kunjungan Neonatus
%KN
Kunjungan
(KN2)
Jumlah
(11)
107.473
295.518
94.811
112.419
65.839
41.185
164.294
161.520
20.956
32.364
188.422
855.121
463.376
51.952
629.935
233.820
61.359
102.692
108.958
94.471
47.874
64.848
74.107
45.611
54.322
47.170
166.327
21.893
19.794
30.159
20.244
50.765
4.529.600
(12)
58.190
171.843
84.061
88.747
41.562
29.282
115.007
30.453
155.790
734.723
353.254
38.557
538.554
186.005
59.153
87.114
54.901
57.423
38.667
46.008
23.927
42.745
36.543
2.497
14.911
15.945
14.367
3.120.229
(13)
54,14
58,15
88,66
78,94
63,13
71,10
71,20
94,10
82,68
85,92
76,23
74,22
85,49
79,55
96,40
84,83
50,39
60,78
80,77
70,95
52,46
78,69
77,47
1,50
68,11
52,87
70,97
68,89
Lampiran 4.2
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4, IBU HAMIL RISTI DAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Ibu Hamil
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Jumlah
K4
% K4
(3)
(4)
(5)
114.273
295.370
103.989
124.241
64.084
32.585
117.699
179.467
16.628
33.347
202.824
1.004.247
743.572
55.848
696.937
271.474
129.917
108.425
78.456
91.627
54.455
73.138
71.769
46.598
56.047
112.221
38.089
6.004
11.254
6.707
17.042
10.877
3.887.528
78.749
231.722
85.641
103.814
50.270
26.283
101.648
149.498
14.433
28.091
145.075
778.271
428.237
40.882
541.423
197.631
118.278
86.655
46.523
74.759
40.699
54.368
57.082
32.055
47.682
83.320
27.973
3.173
68,91
78,45
82,36
83,56
78,44
80,66
86,36
83,30
86,80
84,24
71,53
77,50
57,59
73,20
77,69
72,80
91,04
79,92
59,30
81,59
74,74
74,34
79,54
68,79
85,08
74,25
73,44
52,85
8.773
5.700
7.965
6.187
2.832.711
77,95
84,99
46,74
56,88
72,87
(7)
30.582
33.452
20.882
49.866
25.941
2.685
10.559
25.555
6.876
15.654
37.463
390.292
224.845
13.417
184.461
119.806
18.723
45.534
12.693
50.720
9.454
26.719
26.001
8.214
28.302
11.522
5.243
1.338
-
2.230
8.494
6.515
18.717
2.376
142
4.826
2.499
243
3.571
35.721
52.923
51.030
3.535
75.946
15.776
3.017
14.826
2.981
5.756
2.563
7.054
6.767
2.906
5.134
5.752
1.472
99
-
1.295
733
2.892
1.219.667
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
% Risti
Dirujuk
Jumlah
(8)
(9)
7,29
25,39
31,20
37,53
9,16
5,29
45,71
9,78
3,53
22,81
95,35
13,56
22,70
26,35
41,17
13,17
16,11
32,56
23,49
11,35
27,11
26,40
26,03
35,38
18,14
49,92
28,08
7,40
-
350
127
158
293.893
0,00
27,03
17,33
5,46
24,10
Ibu Bersalin
Ditolong
Nakes
% Ditolong
Nakes
(10)
(11)
79.106
275.597
98.809
103.864
50.230
20.412
112.461
168.188
15.706
33.419
489.390
939.726
485.577
53.240
552.167
258.148
124.015
99.029
65.605
88.072
48.359
70.423
68.058
42.647
53.004
102.908
35.337
5.507
62.529
212.030
8.037
73.488
39.429
15.104
90.742
125.732
13.460
27.456
153.732
632.448
389.159
38.886
470.472
165.869
113.605
55.972
46.193
61.523
36.858
55.325
47.117
31.367
42.621
77.026
24.678
2.738
79,04
76,93
8,13
70,75
78,50
74,00
80,69
74,76
85,70
82,16
31,41
67,30
80,14
73,04
85,20
64,25
91,61
56,52
70,41
69,86
76,22
78,56
69,23
73,55
80,41
74,85
69,84
49,72
11.174
6.441
20.872
10.434
3.630.133
7.239
4.782
8.735
6.515
2.472.860
64,78
74,24
41,85
62,44
68,12
Lampiran 4.3
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS DAN BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
Neonatus
KN
% KN
Jumlah Bayi
Bayi
Kunjungan
% Kunjungan Bayi
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
34.648
242.250
94.815
89.235
66.984
25.196
108.160
132.881
15.360
30.221
13.728
889.531
484.981
49.076
621.440
257.173
118.622
93.843
69.053
80.774
46.916
64.935
47.288
37.525
51.873
100.809
34.222
3.014
10.231
6.174
20.085
10.369
3.951.412
25.559
196.124
84.061
73.931
42.296
18.772
93.741
112.947
13.048
27.146
13.728
726.552
409.132
38.842
503.813
196.751
114.275
74.391
60.921
55.392
39.172
58.764
37.117
27.953
42.857
85.259
27.412
2.497
8.093
5.251
7.727
4.898
3.228.422
73,77
80,96
88,66
82,85
63,14
74,50
86,67
85,00
84,95
89,82
100,00
81,68
84,36
79,15
81,07
76,51
96,34
79,27
88,22
68,58
83,49
90,50
78,49
74,49
82,62
84,57
80,10
82,85
79,10
85,05
38,47
47,24
81,70
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
44.445
263.661
94.815
66.248
49.379
24.694
108.043
116.559
15.376
6.146
12.914
876.793
525.100
32.071
608.910
250.148
114.561
59.408
63.610
71.941
45.129
56.017
36.510
35.314
42.429
101.874
24.965
8.478
10.231
6.174
12.446
10.094
3.794.483
31.248
200.757
80.119
54.598
37.652
18.896
88.204
95.710
10.035
4.702
12.611
569.845
443.523
21.685
562.495
173.785
109.583
54.265
46.743
49.789
41.200
41.531
23.358
28.040
33.687
71.562
19.118
4.953
7.393
4.507
12.433
5.572
2.959.599
70,31
76,14
84,50
82,41
76,25
76,52
81,64
82,11
65,26
76,51
97,65
64,99
84,46
67,62
92,38
69,47
95,65
91,34
73,48
69,21
91,29
74,14
63,98
79,40
79,40
70,25
76,58
58,42
72,26
73,00
99,90
55,20
78,00
Lampiran 4.4
CAKUPAN BAYI, BALITA DAN IBU HAMIL YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
Balita
Mendapat
Jumlah
Ibu Hamil
Mendapat
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
173.042
926.870
433.202
538.074
254.651
113.613
391.099
773.477
60.679
144.801
124.284
3.421.327
1.830.591
183.709
2.496.294
887.913
816.915
409.362
243.437
437.527
205.226
306.790
319.891
179.228
244.674
415.782
139.163
19.587
69.099
26.005
80.029
42.162
16.708.503
149.873
822.798
373.964
448.143
203.134
80.606
278.465
433.387
48.201
102.464
123.718
2.897.951
1.680.600
175.299
2.020.171
740.797
455.236
396.183
168.884
297.947
168.921
267.892
222.034
143.408
200.016
341.509
99.733
13.455
52.900
21.434
50.993
28.652
13.508.768
86,61
88,77
86,33
83,29
79,77
70,95
71,20
56,03
79,44
70,76
99,54
84,70
91,81
95,42
80,93
83,43
55,73
96,78
69,37
68,10
82,31
87,32
69,41
80,01
81,75
82,14
71,67
68,69
76,56
82,42
63,72
67,96
80,85
39.019
266.152
103.435
127.929
45.199
29.962
117.720
163.836
16.628
33.603
5.401
953.605
607.690
56.340
677.554
310.186
199.471
107.385
73.457
77.977
54.965
73.615
85.148
51.418
55.722
111.757
36.232
5.395
16.994
6.707
22.179
11.161
4.543.842
14.630
201.382
78.308
97.649
30.105
18.679
83.474
117.276
13.832
29.803
142
703.946
408.740
32.822
503.342
203.660
172.240
86.776
43.515
53.031
40.627
57.092
53.637
37.646
43.781
82.663
25.529
2.744
12.393
2.415
14.373
5.595
3.271.847
37,49
75,66
75,71
76,33
66,61
62,34
70,91
71,58
83,18
88,69
2,63
73,82
67,26
58,26
74,29
65,66
86,35
80,81
59,24
68,01
73,91
77,55
62,99
73,22
78,57
73,97
70,46
50,86
72,93
36,01
64,80
50,13
72,01
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(9)
52.321
30.086
1.242
19.444
2.978
11.248
36.000
35.803
750
6.981
5.401
93.769
108.970
2.181
104.167
9.588
9.887
30.342
21.912
34.962
6.250
5.628
9.033
2.810
5.612
6.959
12.749
914
1.676
1.163
18.260
7.724
696.810
(10)
12.907
22.639
1.242
14.809
2.969
10.173
16.553
26.613
750
5.668
964
30.926
68.128
2.181
102.642
7.169
3.814
21.565
9.052
33.840
3.408
4.966
7.372
2.285
4.462
6.723
7.790
489
948
1.107
18.250
4.394
456.798
(11)
(12)
24,67
75,25
100,00
76,16
99,70
90,44
45,98
74,33
100,00
81,19
17,85
32,98
62,52
100,00
98,54
74,77
38,58
71,07
41,31
96,79
54,53
88,24
81,61
81,32
79,51
96,61
61,10
53,50
56,56
95,18
99,95
56,89
65,56
2.356
9.142
1.635
848
641
109
810
850
874
13.346
45.871
14.752
4.986
33.146
17.125
7.059
378
10.340
8.488
94.401
21
880
3.528
81
713
1.444
5.105
166
249
46
53
766
280.209
(13)
288
7.845
1.635
715
591
85
793
222
97
46
27.614
10.227
2.097
1.300
12.125
6.365
230
1.821
2.739
446
21
880
345
75
427
539
4.801
24
249
44
53
332
85.071
%
(14)
12,22
85,81
100,00
84,32
92,20
77,98
97,90
26,12
11,10
0,34
60,20
69,33
42,06
3,92
70,80
90,17
60,85
17,61
32,27
0,47
100,00
100,00
9,78
92,59
59,89
37,33
94,05
14,46
100,00
95,65
100,00
43,34
30,36
Lampiran 4.5
CAKUPAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
26.157
930.415
439.815
356.888
235.445
42.812
317.510
830.091
31.487
30.957
901.146
1.680.427
189.798
3.793.403
207.543
320.685
250.237
217.527
314.661
113.646
234.998
321.063
150.226
111.853
459.036
124.593
10.490
39.058
26.635
29.761
12.738.363
(4)
15.053
562.059
178.125
202.999
112.397
7.541
241.573
277.691
21.081
11.465
353.156
1.030.731
72.925
1.918.758
18.963
196.118
54.623
53.862
60.106
37.116
81.295
102.799
78.904
18.485
115.395
59.906
2.427
15.496
17.369
2.898
5.921.316
(5)
57,55
60,41
40,50
56,88
47,74
17,61
76,08
33,45
66,95
37,04
39,19
61,34
38,42
50,58
9,14
61,16
21,83
24,76
19,10
32,66
34,59
32,02
52,52
16,53
25,14
48,08
23,14
39,67
65,21
9,74
46,48
Jumlah
Siswa SD/MI
Diperiksa
Jumlah
Remaja
Dilayani Kes
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
17.112
833.999
918.532
393.851
6.804
45.641
260.944
314.444
12.346
38.627
693.608
1.673.420
3.873.069
246.415
26.775
141.916
101.356
150.053
31.356
57.341
400.531
63.811
47.509
227.200
56.991
482
164.017
304.953
53.946
3.666
9.348
99.082
48.038
9.876
13.867
150.772
486.825
1.649.855
26.963
10.546
32.894
70.747
12.827
11.624
28.862
227.149
39.844
5.552
74.120
37.333
87.787
986.467
579.477
109.655
102.831
83.608
241.674
1.173.395
31.686
62.282
222.475
1.984.247
1.393.685
27.366
1.724.596
244.863
161.733
328.989
269.033
54.477
44.438
144.730
109.810
120.445
227.767
366.465
46.889
5.031
34.171
20.957
1.254
10.992.283
22.737
465.248
322.768
76.132
30.148
20.043
107.567
90.252
27.077
27.570
46.594
507.402
760.996
19.979
831.745
132.742
124.100
63.205
163.979
34.728
35.691
31.140
9.413
65.902
44.560
226.191
38.087
432
23.410
1.343
864
4.352.045
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
25,90
47,16
55,70
69,43
29,32
23,97
44,51
7,69
85,45
44,27
20,94
25,57
54,60
73,01
48,23
54,21
76,73
19,21
60,95
63,75
80,32
21,52
8,57
54,72
19,56
61,72
81,23
8,59
68,51
6,41
68,90
39,59
30.117
40.785
14.907
10.719.460
13.740
1.335
14.413
3.602.676
2,82
19,67
33,20
13,70
53,88
20,48
37,97
15,28
79,99
35,90
21,74
29,09
42,60
10,94
39,39
23,18
69,80
8,55
37,07
50,33
56,71
62,44
11,69
32,62
65,51
0,00
45,62
3,27
96,69
33,61
Lampiran 4.6
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
426.265
1.607.393
695.854
867.944
300.097
195.187
764.456
1.082.447
91.576
250.523
906.735
6.463.242
4.518.002
509.481
8.983.730
1.786.707
490.988
789.861
346.196
545.887
244.230
430.765
449.045
328.713
1.351.404
170.913
43.817
146.616
48.725
15.037
60.838
34.912.674
Peserta KB Aktif
Jumlah
(4)
(5)
222.376
992.645
446.500
393.981
212.653
155.697
578.082
719.624
70.099
91.582
417.184
4.670.486
3.281.042
454.997
4.881.123
1.288.707
398.471
555.376
181.413
492.169
178.031
330.677
322.122
232.286
549.624
110.674
34.237
98.638
16.133
13.620
38.233
22.428.482
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
52,17
61,75
64,17
45,39
70,86
79,77
75,62
66,48
76,55
36,56
46,01
72,26
72,62
89,31
54,33
72,13
81,16
70,31
52,40
90,16
72,89
76,77
71,73
70,67
40,67
64,75
78,14
67,28
33,11
90,58
62,84
64,24
Lampiran 4.7
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB
MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Perkotaan +
Perdesaan
(5)
50,85
45,02
47,23
49,68
55,22
58,23
67,49
60,88
63,43
55,81
60,13
60,06
59,82
60,03
61,93
63,46
56,21
36,93
56,78
66,00
63,67
57,14
62,85
52,26
39,30
39,68
56,22
44,54
33,55
44,13
38,85
42,20
48,30
50,19
63,19
59,29
67,84
65,00
66,78
60,73
64,32
63,66
55,42
54,96
70,07
54,85
32,28
57,87
63,74
65,21
57,84
76,64
52,76
39,28
43,24
50,22
18,72
33,03
36,97
42,20
43,43
47,99
49,96
61,03
58,94
67,74
64,12
65,41
55,81
60,42
62,64
61,53
57,25
58,85
66,68
55,33
33,05
57,59
64,40
64,64
57,46
71,42
52,66
39,28
42,50
58,46
26,05
33,16
38,64
57,55
56,10
56,71
Lampiran 4.8
PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH
MENGGUNAKAN/MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+
Perdesaan
(2)
(3)
(4)
(5)
67,61
60,70
66,28
65,50
70,17
72,89
82,73
77,80
78,30
71,83
76,67
75,92
74,49
74,84
74,13
76,16
77,72
57,12
70,90
79,98
78,70
74,31
79,47
69,05
55,07
52,51
74,44
59,24
46,07
51,56
73,15
53,64
55,33
64,01
62,15
77,53
73,06
78,95
78,80
80,57
77,43
79,79
79,71
70,75
70,10
82,23
73,02
49,59
73,75
75,83
79,32
71,83
87,95
69,45
54,61
59,32
72,80
25,46
43,94
47,25
71,11
57,54
57,67
64,67
63,64
75,54
73,00
79,99
78,58
79,64
71,83
77,04
78,27
76,81
72,37
72,35
79,12
74,69
50,83
73,02
77,05
79,09
73,16
84,74
69,37
54,74
57,90
73,21
35,05
44,49
48,25
71,97
Lampiran 4.9
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan+Perdesaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
MOW/
Tubektomi
MOP/
Vasektomi
AKDR/IUD
Suntikan
Susuk KB
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/cara
tradisional
(2)
(3)
(4)
(5)
(9)
(10)
(11)
0,49
4,90
1,46
0,74
0,82
1,09
1,42
1,41
1,10
1,78
1,79
4,58
3,83
4,98
1,13
4,47
1,27
1,93
0,82
0,35
0,92
1,98
1,75
1,16
1,15
1,10
0,57
1,43
0,93
1,73
Indonesia
2,81
(6)
(7)
(8)
0,38
3,39
6,40
11,43
3,44
4,17
3,14
3,80
6,38
4,23
12,47
9,28
9,16
30,30
12,45
8,27
45,23
7,56
13,93
2,95
1,85
1,86
8,52
13,55
5,98
3,59
3,49
12,50
4,37
3,42
2,25
53,93
42,84
58,84
52,91
52,39
60,16
54,80
55,89
44,84
55,65
59,33
62,72
42,96
53,07
64,29
36,77
55,87
53,84
50,70
35,71
39,20
37,29
45,24
45,64
51,54
39,01
35,12
63,43
52,02
36,85
1,11
4,48
6,42
2,82
5,29
12,22
11,22
8,19
3,99
2,21
2,24
8,83
4,28
5,50
5,29
1,09
14,04
6,97
2,66
4,04
4,16
2,68
9,35
6,22
5,39
14,36
11,74
6,74
8,63
3,86
37,62
36,43
18,84
36,30
35,02
20,80
26,21
25,52
43,85
25,29
25,88
12,84
12,23
21,94
19,70
10,82
19,85
16,35
41,33
56,02
52,70
46,81
27,81
39,04
35,12
37,46
36,46
21,17
32,22
16,70
0,31
0,74
9,64
54,92
5,55
24,52
0,44
0,18
1,12
1,38
0,61
0,59
0,82
0,77
0,88
0,72
0,73
0,69
0,86
1,63
0,75
0,56
0,72
0,34
0,79
0,37
0,34
0,42
1,14
0,50
0,29
0,47
0,42
0,94
0,48
-
0,31
1,45
0,76
0,94
0,14
0,50
0,65
0,50
0,20
0,67
0,31
0,46
1,83
0,35
0,10
0,34
0,02
0,41
0,53
0,26
0,18
0,57
0,12
0,07
0,23
0,06
0,08
0,14
0,42
0,06
0,46
0,12
0,19
0,47
0,33
0,13
0,31
0,10
0,10
0,70
0,12
0,10
0,15
0,24
0,25
0,10
0,12
0,06
0,31
0,42
Jumlah
(12)
0,30
2,83
1,98
0,78
1,79
1,45
1,11
0,66
0,89
0,92
0,90
0,37
0,45
2,24
0,83
0,57
0,41
0,81
5,52
0,56
1,31
0,51
0,70
1,26
1,59
2,45
4,10
2,25
2,37
2,78
37,63
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
0,17
1,23
100,00
0,05
0,34
-
Lampiran 4.9.a
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perkotaan
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
(4)
0,50
5,15
2,37
0,93
0,96
1,85
2,49
2,26
2,30
1,78
1,99
5,98
4,58
5,94
1,35
4,44
1,58
2,69
1,78
0,54
1,25
2,56
2,37
1,84
1,04
0,97
0,71
1,93
2,90
1,68
3,36
0,21
1,30
3,30
0,61
0,66
1,14
1,09
0,84
0,73
0,75
0,80
2,81
0,86
0,77
0,82
0,34
0,67
0,57
0,55
0,49
1,17
0,84
0,87
0,27
1,11
0,39
0,90
0,85
(5)
(6)
(7)
(8)
5,90
7,94
17,81
6,28
5,09
5,19
6,05
7,25
9,20
12,47
13,44
10,31
34,23
14,20
12,19
41,12
10,90
24,08
7,81
1,54
2,90
11,79
11,93
7,83
8,79
7,45
24,06
5,37
2,69
5,58
12,58
51,60
40,87
52,10
52,63
54,10
58,53
52,67
56,52
41,23
55,65
55,85
61,74
37,29
50,67
58,52
38,23
53,85
49,51
53,82
42,72
41,95
38,87
51,15
42,95
51,64
34,94
31,35
68,35
57,95
54,40
53,52
1,54
3,58
3,62
1,88
5,11
7,49
7,24
4,79
4,22
2,21
1,63
5,96
1,75
3,39
2,13
1,00
11,02
2,49
2,91
2,38
1,81
2,60
5,37
7,08
2,77
7,14
5,49
3,55
3,96
6,20
3,32
35,60
37,16
18,97
32,60
32,65
22,13
27,05
23,94
40,22
25,29
25,27
13,16
12,93
23,04
24,05
13,10
21,54
15,18
31,35
49,99
50,75
40,71
27,13
37,65
32,10
46,86
35,47
19,85
31,54
28,04
24,35
Kondom
Lainnya
Alat/cara
tradisional
(9)
(10)
(11)
0,39
1,46
1,01
1,83
0,46
0,91
1,72
0,91
0,52
0,67
0,50
1,01
2,36
0,76
0,18
0,39
0,26
0,96
0,66
0,36
0,88
0,18
0,37
0,25
0,26
0,89
0,74
0,23
0,37
0,08
0,88
0,34
0,32
0,71
1,00
0,34
0,31
0,09
0,12
1,21
0,12
0,07
0,25
0,19
0,16
0,20
0,09
0,37
0,89
0,03
0,24
0,32
0,22
4,04
2,18
0,75
2,36
0,62
2,45
2,06
2,23
1,13
0,90
0,48
0,92
2,83
1,03
0,74
0,65
0,58
5,13
0,65
1,41
0,41
1,05
0,15
1,41
3,12
2,37
1,58
0,55
0,95
2,01
1,07
Jumlah
(12)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 4.9.b
PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT
ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
Perdesaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
MOW/
MOP/
AKDR/IUD
Tubektomi Vasektomi
(3)
(4)
0,49
4,69
1,10
0,58
0,77
0,73
1,02
1,19
0,32
1,57
3,73
2,94
4,30
0,81
4,49
1,10
1,76
0,49
0,27
0,73
1,32
1,43
1,00
1,20
1,13
0,53
0,96
0,24
1,74
2,39
0,17
0,96
0,61
0,62
0,57
0,66
1,06
0,83
0,65
0,63
0,90
0,25
0,68
0,27
0,62
0,33
0,82
0,30
0,25
0,38
1,10
0,34
0,15
0,55
0,52
0,89
0,56
(5)
0,19
0,66
2,11
5,12
8,88
1,18
3,88
2,16
2,95
6,16
0,97
4,96
8,45
25,68
11,21
2,66
49,14
5,66
11,64
1,31
1,99
1,26
4,76
14,36
5,53
1,47
2,54
8,78
3,43
3,68
1,04
7,42
Suntikan
Susuk KB
(6)
(7)
55,11
44,46
61,55
53,13
51,84
60,93
55,61
55,74
47,21
62,95
63,31
49,61
54,78
72,52
35,38
57,02
54,82
49,64
32,70
37,61
35,47
42,28
46,30
51,51
40,00
36,33
58,79
49,92
30,47
55,97
0,90
5,21
7,54
3,56
5,35
14,46
12,73
9,05
3,84
2,87
10,58
7,25
7,00
9,79
1,18
15,74
7,98
2,57
4,76
5,51
2,77
11,34
6,01
6,46
16,11
13,75
9,76
10,28
3,02
7,23
Pil
Kondom
Lainnya
Alat/cara
tradisional
(8)
(9)
(10)
(11)
38,65
35,83
18,79
39,24
35,79
20,16
25,88
25,93
46,23
26,52
12,65
11,40
21,17
13,49
8,65
18,90
16,61
44,69
58,61
53,82
53,83
28,14
39,39
36,35
35,19
36,78
22,42
32,46
12,57
24,46
0,27
1,45
0,67
0,23
0,04
0,30
0,25
0,40
0,12
0,13
1,22
0,06
0,29
0,03
0,45
0,38
0,08
0,08
0,21
0,10
0,23
0,01
0,10
0,10
0,21
0,10
0,46
0,06
0,13
0,05
0,13
0,38
0,15
0,11
0,09
0,11
0,12
0,13
0,06
0,28
0,31
0,07
0,08
0,04
0,25
0,19
0,06
0,37
0,29
0,13
2,21
1,82
0,80
1,33
1,73
0,47
0,12
0,55
0,79
0,26
0,16
1,55
0,69
0,32
0,19
0,94
5,61
0,53
1,26
0,57
0,29
1,81
1,63
2,18
4,52
2,47
4,08
3,42
80,58
1,35
Jumlah
(12)
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 4.10
JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF
MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2003
No.
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sumber: BKKBN
Klinik KB
Pemerintah
Swasta
Peserta
%
Peserta
%
(3)
4.970
12.287
3.761
6.152
4.282
11.520
2.284
9.282
7.499
6.634
29.191
26.615
1.349
32.212
8.063
1.621
7.213
5.749
6.707
1.346
3.211
1.472
947
3.529
7.427
3.529
1.588
2.665
741
856
214.702
(4)
58,98
74,40
58,02
57,50
67,27
63,95
63,09
64,28
82,06
45,44
49,64
47,55
40,87
56,93
60,16
37,42
79,76
97,39
67,45
71,63
56,77
56,23
47,59
91,85
81,36
91,85
81,81
88,27
100,00
93,55
59,45
(5)
564
2.135
73
234
37
768
16
538
634
1.597
8.925
2.379
415
1.751
3.037
90
366
61
496
67
112
253
258
3
232
3
132
37
25.213
(6)
6,69
12,93
1,13
2,19
0,58
4,26
0,44
3,73
6,94
10,94
15,18
4,25
12,57
3,09
22,66
2,08
4,05
1,03
4,99
3,57
1,98
9,66
12,96
0,08
2,54
0,08
6,80
1,23
6,98
Dokter Praktek
Swasta
Peserta
%
(7)
291
224
108
384
355
433
192
345
138
1.364
1.717
2.019
47
1.097
159
279
154
13
133
36
24
208
209
9
119
9
22
7
16
10.111
(8)
3,45
1,36
1,67
3,59
5,58
2,40
5,30
2,39
1,51
9,34
2,92
3,61
1,42
1,94
1,19
6,44
1,70
0,22
1,34
1,92
0,42
7,94
10,50
0,23
1,30
0,23
1,13
0,23
1,75
2,80
Bidan Praktek
Swasta
Peserta
%
(9)
2.602
1.869
2.540
3.930
1.691
5.294
1.128
4.275
867
5.004
18.973
24.956
1.490
21.522
2.143
2.342
1.310
80
2.607
430
2.309
685
576
301
1.351
301
199
310
43
111.128
(10)
30,88
11,32
39,19
36,73
26,57
29,39
31,16
29,61
9,49
34,28
32,26
44,59
45,14
38,04
15,99
54,06
14,49
1,36
26,22
22,88
40,82
26,17
28,94
7,83
14,80
7,83
10,25
10,27
4,70
30,77
Jumlah
Peserta
(11)
(12)
8.427
16.515
6.482
10.700
6.365
18.015
3.620
14.440
9.138
14.599
58.806
55.969
3.301
56.582
13.402
4.332
9.043
5.903
9.943
1.879
5.656
2.618
1.990
3.842
9.129
3.842
1.941
3.019
741
915
361.154
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Lampiran 4.11
PENCAPAIAN DESA UCI MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah Desa
Desa UCI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
6.180
5.464
2.567
1.625
1.186
2.681
1.261
2.161
317
278
5.798
8.052
438
8.441
1.543
695
778
2.591
1.452
1.324
1.955
1.334
1.214
1.447
3.222
1.554
447
720
1.017
67.742
1.476
4.397
1.922
1.325
986
2.181
890
1.988
242
220
4.269
7.107
438
4.928
1.153
691
703
2.000
885
708
1.297
960
841
1.044
2.370
1.215
249
195
356
47.036
23,88
80,47
74,87
81,54
83,14
81,35
70,58
91,99
76,34
79,14
73,63
88,26
100,00
58,38
74,72
99,42
90,36
77,19
60,95
53,47
66,34
71,96
69,28
72,15
73,56
78,19
55,70
27,08
35,00
69,43
Lampiran 4.12
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMUNIZATION (UCI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah Desa/Kelurahan
Desa/Kelurahan UCI
% Desa/Kelurahan UCI
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
3.600
3.646
2.581
1.438
1.109
770
1.379
2.140
159
206
65
5.467
6.826
438
8.322
1.666
1.318
707
1.558
1.202
1.229
1.673
1.172
1.022
1.570
1.533
1.096
52
768
139
523
4.019
59.393
1.664
2.783
1.875
1.163
892
530
1.232
1.994
133
179
55
4.335
5.358
438
6.243
1.241
1.303
638
961
883
806
1.209
815
777
1.059
1.028
926
40
353
81
222
3.607
44.823
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
46,22
76,33
72,65
80,88
80,43
68,83
89,34
93,18
83,65
86,89
84,62
79,29
78,49
100,00
75,02
74,49
98,86
90,24
61,68
73,46
65,58
72,27
69,54
76,03
67,45
67,06
84,49
76,92
45,96
58,27
42,45
89,75
75,47
Lampiran 4.13
CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Sasaran
(3)
106.659
299.001
95.217
141.525
63.302
167.781
24.237
36.721
169.846
196.244
851.548
233.857
610.045
51.064
626.257
94.788
47.700
72.788
69.667
44.920
21.736
51.792
186.028
51.700
61.411
106.771
121.417
31.041
21.479
61.091
4.717.633
BCG
Jumlah
(4)
81.691
296.971
94.785
140.282
61.246
160.477
21.497
33.828
162.807
220.070
839.403
214.594
605.648
52.066
650.379
91.351
43.119
70.113
65.953
45.766
21.688
51.565
185.295
46.851
63.405
96.926
113.995
23.357
18.518
46.076
4.619.722
%
(5)
DPT1
Jumlah
(6)
76,59
83.406
99,32
295.901
99,55
91.031
99,12
139.739
96,75
64.119
95,65
166.306
88,69
22.058
92,12
37.481
95,86
162.968
112,14
227.496
98,57
827.417
91,76
209.621
99,28
598.353
101,96
49.561
103,85
644.099
96,37
90.902
90,40
39.554
96,32
68.188
94,67
63.587
101,88
43.950
99,78
21.846
99,56
51.402
99,61
173.915
90,62
44.686
103,25
63.960
90,78
103.821
93,89
117.327
75,25
22.289
86,21
20.449
75,42
39.721
97,92 4.585.153
%
(7)
78,20
98,96
95,60
98,74
101,29
99,12
91,01
102,07
95,95
115,93
97,17
89,64
98,08
97,06
102,85
95,90
82,92
93,68
91,27
97,84
100,51
99,25
93,49
86,43
104,15
97,24
96,63
71,81
95,20
65,02
97,19
Imunisasi Bayi
Polio1
Polio3
Jumlah
%
Jumlah
%
(8)
88.311
296.357
96.898
141.608
64.084
167.095
21.519
34.469
162.105
175.227
845.073
219.396
606.506
50.854
664.670
86.963
43.215
69.918
66.592
44.640
22.651
53.206
190.394
43.004
62.494
101.948
116.885
22.012
21.428
42.901
4.622.423
(9)
82,80
99,12
101,77
100,06
101,24
99,59
88,79
93,87
95,44
89,29
99,24
93,82
99,42
99,59
106,13
91,74
90,60
96,06
95,59
99,38
104,21
102,73
102,35
83,18
101,76
95,48
96,27
70,91
99,76
70,22
97,98
(10)
76.289
277.118
86.517
132.730
61.428
154.038
20.377
32.714
158.391
215.083
793.884
202.469
572.694
48.307
618.372
84.248
40.279
64.410
61.318
41.126
19.696
46.973
173.699
39.404
61.245
96.235
110.768
20.599
17.395
34.469
4.362.275
(11)
71,53
92,68
90,86
93,79
97,04
91,81
84,07
89,09
93,26
109,60
93,23
86,58
93,88
94,60
98,74
88,88
84,44
88,49
88,02
91,55
90,61
90,70
93,37
76,22
99,73
90,13
91,23
66,36
80,99
56,42
92,47
Polio4
Jumlah
(12)
70.097
264.482
82.714
132.716
60.959
152.870
20.657
30.252
158.660
197.670
769.152
198.699
568.251
47.642
624.662
80.914
39.435
62.661
59.203
40.053
19.509
46.727
166.530
41.933
61.126
96.704
107.023
20.972
15.899
31.777
4.269.949
%
(13)
65,72
88,46
86,87
93,78
96,30
91,11
85,23
82,38
93,41
100,73
90,32
84,97
93,15
93,30
99,75
85,36
82,67
86,09
84,98
89,17
89,75
90,22
89,52
81,11
99,54
90,57
88,14
67,56
74,02
52,02
90,51
Campak
Jumlah
%
(14)
71.452
274.986
82.956
132.202
60.420
151.761
20.802
31.227
158.595
204.172
797.553
203.275
574.275
48.365
613.631
81.178
39.475
63.625
60.440
41.827
19.696
46.672
167.292
42.249
61.003
96.943
110.759
21.565
16.918
34.341
4.329.655
(15)
66,99
91,97
87,12
93,41
95,45
90,45
85,83
85,04
93,38
104,04
93,66
86,92
94,14
94,71
97,98
85,64
82,76
87,41
86,76
93,11
90,61
90,11
89,93
81,72
99,34
90,80
91,22
69,47
78,77
56,21
91,78
Lampiran 4.14
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
Sasaran
(3)
106.659
299.001
95.217
141.525
63.302
167.781
24.237
36.721
169.846
196.244
851.548
233.857
610.045
51.064
626.257
94.788
47.700
72.788
69.667
44.920
21.736
51.792
186.028
51.700
61.411
106.771
121.417
31.041
21.479
61.091
4.717.633
4.331
98.885
33.853
48.191
27.145
45.186
4.992
15.481
52.587
49.333
344.316
50.561
373.228
37.483
387.951
5.970
8.884
13.129
13.004
20.922
8.476
9.991
76.904
18.906
31.511
76.802
27.381
0
2.568
1.935
1.889.906
(5)
4,06
33,07
35,55
34,05
42,88
26,93
20,60
42,16
30,96
25,14
40,43
21,62
61,18
73,40
61,95
6,30
18,62
18,04
18,67
46,58
39,00
19,29
41,34
36,57
51,31
71,93
22,55
0,00
11,96
3,17
40,06
66.792
174.087
66.645
91.943
37.883
115.589
19.536
20.035
108.380
180.623
497.538
156.315
263.187
17.533
293.631
70.748
36.461
50.632
49.165
25.395
17.747
41.309
127.306
28.342
32.167
21.374
79.403
0
12.803
13.421
2.715.990
(7)
62,62
58,22
69,99
64,97
59,84
68,89
80,60
54,56
63,81
92,04
58,43
66,84
43,14
34,34
46,89
74,64
76,44
69,56
70,57
56,53
81,65
79,76
68,43
54,82
52,38
20,02
65,40
0,00
59,61
21,97
57,57
Status Imunisasi
HB1 (Total)
Jumlah
%
(8)
71.123
272.972
100.498
140.134
65.028
160.775
24.528
35.516
160.967
229.956
841.854
206.876
636.415
55.016
681.582
76.718
45.345
63.761
62.169
46.317
26.223
51.300
204.210
47.248
63.678
98.176
106.784
18.816
15.371
36.904
4.646.260
(9)
66,68
91,29
105,55
99,02
102,73
95,82
101,20
96,72
94,77
117,18
98,86
88,46
104,32
107,74
108,83
80,94
95,06
87,60
89,24
103,11
120,64
99,05
109,77
91,39
103,69
91,95
87,95
60,62
71,56
60,41
98,49
HB2
Jumlah
(10)
65.503
240.210
84.833
109.459
56.807
146.217
19.138
26.781
146.363
183.402
671.674
167.178
509.179
46.709
581.791
70.026
38.764
58.002
61.850
35.012
19.195
47.493
158.615
36.585
62.195
100.347
97.927
17.809
11.068
32.568
3.902.700
%
(11)
61,41
80,34
89,09
77,34
89,74
87,15
78,96
72,93
86,17
93,46
78,88
71,49
83,47
91,47
92,90
73,88
81,27
79,69
88,78
77,94
88,31
91,70
85,26
70,76
101,28
93,98
80,65
57,37
51,53
53,31
82,73
HB3
Jumlah
(12)
58.261
237.143
79.515
110.516
55.670
141.796
19.319
25.098
146.087
181.129
653.047
161.461
505.053
46.392
11.614
67.010
36.742
56.613
58.095
33.079
18.032
47.493
152.279
38.561
61.828
95.850
96.766
17.623
8.968
29.149
3.250.189
%
(13)
54,62
79,31
83,51
78,09
87,94
84,51
79,71
68,35
86,01
92,30
76,69
69,04
82,79
90,85
1,85
70,69
77,03
77,78
83,39
73,64
82,96
91,70
81,86
74,59
100,68
89,77
79,70
56,77
41,75
47,71
68,89
Lampiran 4.15
ANGKA DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI
MENURUT PROVINSI, TAHUN 1998 - 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4,30
4,60
8,70
10,10
3,10
16,10
8,40
5,10
13,60
7,60
8,50
4,50
5,90
5,10
5,30
16,60
9,90
7,50
7,80
9,40
2,90
10,20
2,50
9,10
1,70
21,80
7,80
13,20
5,50
12,00
10,70
7,40
10,50
11,70
9,50
11,10
6,70
8,40
8,30
9,80
8,70
7,70
23,70
8,90
10,50
10,10
8,30
7,20
12,30
11,70
9,70
3,20
18,10
9,10
16,80
5,80
9,40
4,20
5,90
8,30
7,40
1,10
10,40
5,50
7,00
1,50
7,90
8,90
1,30
13,80
9,60
8,30
8,10
11,20
12,40
7,00
10,90
12,10
9,90
16,90
7,40
15,61
6,56
9,17
8,63
5,66
9,02
3,93
5,05
6,03
0,55
6,31
6,75
5,34
30,25
4,67
14,22
2,93
4,93
12,53
7,51
6,17
10,12
5,45
8,89
9,65
8,24
7,76
2,12
15,56
19,32
10,07
7,70
6,60
6,80
7,40
6,20
8,70
5,70
7,50
3,90
7,30
5,30
3,00
5,70
3,30
4,60
8,10
3,80
9,30
6,40
2,60
9,80
10,30
8,40
9,00
5,60
4,30
9,70
2,90
18,50
8,70
5,80
14,30
8,10
11,60
5,30
8,20
9,30
10,10
3,70
6,90
10,20
5,30
4,00
3,80
7,10
4,00
7,10
6,00
18,80
8,80
9,40
7,90
7,50
11,90
16,30
10,60
11,00
18,40
1,30
9,50
18,00
7,60
2004
(9)
16,70
7,60
9,70
5,70
6,10
9,60
20,00
2,80
6,00
11,40
3,70
4,20
2,50
5,00
3,10
4,80
7,10
5,90
12,00
0,20
7,20
5,20
5,10
10,10
4,00
5,80
10,90
3,40
20,90
15,70
5,90
Lampiran 4.16
CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI
TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
TT1
Sasaran
(3)
114.636
329.957
103.999
155.679
69.386
170.041
26.542
42.237
186.000
214.405
936.703
249.476
829.576
56.768
680.259
104.208
53.459
90.458
76.327
49.412
23.782
57.546
204.208
67.545
67.228
118.635
118.961
34.097
23.343
5.254.873
Jumlah
(4)
(5)
71.979
229.009
82.512
79.116
53.191
136.037
23.835
27.246
157.660
130.821
836.333
197.415
402.813
34.670
498.405
63.007
41.119
61.159
37.360
34.736
20.921
47.184
167.469
22.131
50.879
100.084
29.979
26.454
18.633
3.682.157
62,79
69,41
79,34
50,82
76,66
80,00
89,80
64,51
84,76
61,02
89,28
79,13
48,56
61,07
73,27
60,46
76,92
67,61
48,95
70,30
87,97
81,99
82,01
32,76
75,68
84,36
25,20
77,58
79,82
70,07
61.061
178.660
69.160
68.408
49.437
128.207
22.017
25.297
153.208
124.508
763.397
180.254
381.433
32.114
448.152
57.398
36.790
56.020
31.828
32.416
17.987
43.293
168.362
24.175
47.574
94.610
25.559
22.035
14.620
3.357.980
(7)
53,27
54,15
66,50
43,94
71,25
75,40
82,95
59,89
82,37
58,07
81,50
72,25
45,98
56,57
65,88
55,08
68,82
61,93
41,70
65,60
75,63
75,23
82,45
35,79
70,77
79,75
21,49
64,62
62,63
63,90
TT Ulang
Jumlah
(8)
(9)
7.570
9.810
14.118
25.668
10.908
430
2.100
25.426
18.828
100.776
21.637
36.423
1.095
1.095
9.546
7.726
3.252
27.128
12.678
15.804
52.655
10.001
5.055
419.729
6,60
2,97
13,58
16,49
15,72
0,25
0,98
2,71
7,55
12,15
38,11
5,35
2,05
1,21
12,51
15,64
13,67
13,28
18,77
23,51
44,38
8,41
21,66
7,99
Lampiran 4.17
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
(3)
(4)
(5)
47.706
416.233
1.332
149.816
60.598
221.203
20.808
15.113
58.113
1.183
12.591
45.779
99.443
8.930
24.283
22.627
10.284
3.927
3.274.518
2.239.170
287.229
4.065.963
404.730
561.043
146.579
815.822
398.440
157.406
137.728
66.309
100.339
195.581
77.461
114.996
89.190
908.272
339.116
67.795
20.796
43.048
15.343
30.173
89.246
34.185
61.072
41.772
154.330
34.786
24.160
18.046
17.341
16.818
13.492.689
6.312
6.611
12.602
4.106
2.805.714
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
31,68
13,96
88,81
8,40
75,55
44,96
42,92
0,00
42,35
17,36
0,00
12,36
25,06
51,03
20,06
0,00
17,02
13,21
31,26
23,14
30,07
45,63
44,13
53,11
46,83
16,99
10,26
0,00
0,00
26,13
36,63
72,67
24,41
20,79
Lampiran 4.18
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS SERTA UKGS MURID SD
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Pelayanan Dasar Gigi
No
Provinsi
Tumpatan
Gigi tetap
Pencabutan
Gigi tetap
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Nanggroe Aceh Darussalam
2
Sumatera Utara
3
Sumatera Barat
4
Riau
5
Jambi
6
Bengkulu
7
Sumatera Selatan
8
Lampung
9
Kepulauan Bangka Belitung
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
15
Jawa Timur
16
Banten
17
Bali
18
Nusa Tenggara Barat
19
Nusa Tenggara Timur
20
Kalimantan Barat
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
23
Kalimantan Timur
24
Sulawesi Utara
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
27
Sulawesi Tenggara
28
Gorontalo
29
Maluku
30
Maluku Utara
31
Papua
Jumlah Puskesmas yang melapor
Sumber : Profil Provinsi Tahun 2004
10.718
5.631
9.684
34.656
2.719
9.763
2.038
40.112
128.307
21.700
24.790
36.727
15.546
522
6.124
3.505
12.278
11.162
2.045
2.671
19.562
6.412
2.867
575
410.114
37.285
21.784
42.884
28.031
9.849
33.701
9.541
3.343
261.626
44.601
29.074
87.864
20.395
3.768
49.253
7.312
14.975
34.201
17.721
16.307
63.378
8.263
13.238
246.382
1.104.776
48.003
27.415
52.568
62.687
12.568
43.464
11.579
43.455
389.933
66.301
53.864
124.591
35.941
4.290
55.377
10.817
27.253
45.363
19.766
18.978
82.940
14.675
16.105
246.957
1.514.890
Rasio
Jumlah murid
Tambal/cabut
SD
(6)
(7)
0,29
0,26
0,23
1,24
0,28
0,29
0,21
12,00
0,49
0,49
0,85
0,42
0,76
0,14
0,12
0,48
0,82
0,33
0,12
0,16
0,31
0,78
0,22
0,00
0,37
1.263.298
217.716
193.689
1.053.444
87.298
374.995
409
1.388
2.385.892
916.893
91.378
955.665
383.473
330.940
90.335
253.186
350.536
139.071
119.777
768.283
183.576
54.007
22.053
10.237.302
149.291
66.269
54.967
1.053.444
24.925
77.619
191
807
989.856
159.350
19.570
482.582
383.473
1.684
82.826
11.973
26.219
59.942
38.134
8.354
70.317
30.175
46.681
2.601
3.841.250
% mendapat
perawatan
(9)
(10)
(11)
(12)
13.945
45.364
33.976
10.720
31.892
-
7.295
20.218
14.851
5.234
23.299
-
274.529
109.487
39,88
21.212
157.639
60.300
17.437
77.245
41.179
82,20
49,00
56.150
9.514
21.624
18.904
14.308
3.989
48.498
11.648
13.094
2.188
849.494
12.113
6.132
15.545
7.280
8.517
2.331
22.994
6.249
2.902
501
400.809
11,82
30,44
28,38
100,00
28,55
20,70
46,70
58,14
41,49
17,38
21,42
50,50
100,00
25,03
13,25
10,36
17,10
27,42
6,97
9,15
16,44
86,44
11,79
37,52
52,31
44,57
43,71
48,82
73,06
-
68,29
21,57
64,45
71,89
38,51
59,53
58,44
47,41
53,65
22,16
22,90
47,18
Lampiran 4.19
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN, MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Rawat Inap
Jumlah Kunjungan
Rawat Jalan
Jumlah
(3)
(4)
(5)
8.150
121.148
232.657
132.092
23.406
12.411
72.527
106.036
20.887
173.442
850.945
1.361.257
695.874
155.531
197.976
29.567
35.178
41.041
47.888
16.873
178.074
6.457
161.254
151.519
4.432
265
139.453
4.136
6.576
5.166
4.992.218
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
1.331.122
3.973.536
519.358
1.865.810
1.086.062
518.419
2.378.909
2.430.248
109.640
483.368
3.608.167
10.144.506
11.592.188
671.126
12.697.282
1.776.330
2.706.806
2.199.768
2.179.907
1.365.497
748.198
1.454.894
1.584.420
226.162
704.519
3.577.187
246.859
87.437
612.588
49.597
527.353
138.938
73.596.201
1.339.272
4.094.684
752.015
1.997.902
1.109.468
530.830
2.451.436
2.536.284
130.527
656.810
3.608.167
10.995.451
12.953.445
671.126
13.393.156
1.931.861
2.904.782
2.229.335
2.215.085
1.406.538
796.086
1.471.767
1.762.494
232.619
865.773
3.728.706
251.291
87.702
752.041
53.733
533.929
144.104
78.588.419
Lampiran 4.20
INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah
Bed
Length of
Bed Turn
Turn Over
Net Death
Gross Death
% Pasien
Rata-rata
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
2.383
11.680
3.562
2.710
1.140
3.802
599
1.820
516
16.128
14.471
18.902
3.468
19.664
2.450
2.995
1.092
1.873
2.455
615
2.137
2.644
2.722
1.278
6.193
796
410
1.454
279
1.975
132.213
21,40
21,40
31,40
41,00
27,00
39,20
35,60
39,80
42,70
41,90
52,40
40,00
23,40
36,90
53,30
55,40
35,60
43,90
43,30
38,90
44,30
40,60
30,50
45,40
38,60
35,00
20,10
49,20
39,30
31,50
38,70
3,40
10,50
4,00
3,10
5,80
4,70
5,90
3,90
3,20
3,40
2,00
3,20
3,40
3,50
2,10
2,10
3,00
2,80
3,40
3,40
4,00
2,00
5,00
1,80
3,20
4,10
9,80
4,30
1,40
3,40
3,40
22,50
47,20
32,70
26,40
17,30
24,30
18,30
24,50
17,70
30,70
19,30
18,40
17,80
27,70
17,20
26,80
20,30
18,60
23,90
14,40
17,70
13,70
21,40
13,90
13,80
16,30
24,70
11,00
26,30
15,50
22,80
49,00
86,00
58,60
55,40
46,50
60,10
38,70
62,90
54,00
50,80
46,20
42,60
37,20
56,00
44,90
47,30
47,10
34,40
55,70
37,20
47,30
27,20
41,20
34,00
40,80
34,30
34,20
25,50
47,40
24,30
47,90
59,30
36,00
61,60
58,90
36,70
49,00
36,70
51,10
49,90
60,50
66,90
56,40
57,10
54,40
61,80
67,80
54,70
58,10
57,30
55,00
45,40
67,30
56,80
70,50
58,60
52,70
37,10
41,90
70,30
57,10
55,20
4,70
5,40
6,10
4,10
3,20
4,40
2,90
4,10
3,10
4,90
4,10
4,30
4,60
4,40
3,80
4,20
3,50
3,90
4,40
4,00
3,30
3,80
6,10
4,20
4,60
4,20
5,50
3,10
3,00
3,70
4,40
54,10
45,10
44,10
52,40
62,70
59,50
52,70
61,10
67,20
39,50
58,30
56,90
52,30
50,60
61,60
43,20
56,90
46,00
57,10
61,30
62,60
49,50
48,00
59,00
66,20
52,50
27,80
56,80
44,50
36,20
52,50
119
249
160
109
44
207
154
123
49
1.142
319
208
227
248
237
282
123
106
107
63
77
138
132
102
89
115
47
66
39
177
189
Lampiran 4.21
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Bumil Risti Dirujuk dan
Ditangani
Jumlah
%
No
Provinsi
Bumil Risti
(1)
(2)
(3)
(4)
1.782
49.183
20.882
24.838
16.702
11.626
20.114
25.555
929
2.703
148.991
111.536
3.542
122.482
119.806
4.004
34.544
19.722
127.935
15.752
15.567
12.895
14.416
6.848
11.139
439
5.894
288
548
708
951.370
1.265
6.091
6.515
6.536
2.321
4.857
1.801
2.499
742
2.595
38.587
32.550
2.713
82.714
15.776
3.336
6.062
4.553
2.855
7.105
2.847
4.277
3.057
2.228
3.814
49
613
250
289
388
249.285
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
Neonatal
(5)
(6)
70,99
12,38
31,20
26,31
13,90
41,78
8,95
9,78
79,87
96,00
25,90
29,18
76,60
67,53
13,17
83,32
17,55
23,09
2,23
45,11
18,29
33,17
21,21
32,54
34,24
11,16
10,40
86,81
52,74
54,80
26,20
34.648
242.250
94.815
89.235
66.984
25.196
108.160
132.881
15.360
30.221
13.728
889.531
484.981
49.076
621.440
257.173
118.622
93.843
69.053
80.774
46.916
64.935
47.288
37.525
51.873
100.809
34.222
3.014
10.231
6.174
20.085
10.369
3.951.412
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Neonatal Risti
Jumlah
(7)
(8)
49
46.346
9.007
19.052
11.881
3.136
608
23.377
81
925
163.045
32.596
138
26.724
39.147
12.841
9.066
24.241
116.557
19.453
6.602
12.591
10.094
9.308
264
9.130
23
124
172
281
389
607.248
0,14
19,13
9,50
21,35
17,74
12,45
0,56
17,59
0,53
3,06
18,33
6,72
0,28
4,30
15,22
1636,00
9,66
35,10
144,30
41,46
10,17
26,63
26,90
17,94
0,26
26,68
0,76
1,21
2,79
1,40
3,75
15,37
(9)
(10)
49
8.269
5.513
6.896
716
330
562
577
71
800
49.349
4.669
138
5.692
3.755
1.036
2.380
10.744
2.980
77
495
715
426
6.230
205
1.125
23
111
45
54
58
114.090
100,00
17,84
61,21
36,20
6,03
10,52
92,43
2,47
87,65
86,49
30,27
14,32
100,00
21,30
9,59
8,07
26,25
44,32
2,56
0,40
7,50
5,68
4,22
66,93
77,65
12,32
100,00
89,52
26,16
19,22
14,91
18,79
Lampiran 4.22
PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YANG DIRUJUK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(3)
(4)
(5)
15.665
1.473
6.411
775
4
1
1.022
12.314
1.619
10.502
2.036
9.377
2.532
1.123
5.435
7.119
426
808
593
214
79.449
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
4.926
442
24
775
1
1
821
9.111
236
7.056
649
420
741
1.116
501
408
426
647
280
164
28.745
31
30
100
25
100
80
74
15
67
32
4
29
99
9
6
100
80
47
77
36
Lampiran 4.23
JUMLAH DAN PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIK
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah Resep
Penulisan Resep
Resep Obat Generik
(3)
(4)
(5)
17.201
557.668
74.572
1.594.075
322.440
147.891
423.122
452.208
63.314
240.625
3.339.642
7.187.279
185.341
5.218.173
1.247.104
3.882.267
1.392.200
3.801.044
1.110.425
167.353
1.099.814
380.248
662.754
81.968
456.220
601.421
81.851
558.909
27.527
346.003
101.141
35.821.800
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
16.501
396.621
34.779
1.377.752
322.279
135.131
299.934
123.438
63.159
219.759
1.863.079
4.713.232
66.553
3.626.115
1.247.119
3.479.156
1.266.376
2.836.902
1.052.154
138.084
845.967
109.784
579.485
36.150
301.165
517.337
81.851
538.239
18.764
338.274
5.914
26.651.053
95,93
71,12
46,64
86,43
99,95
91,37
70,89
27,30
99,76
91,33
55,79
65,58
35,91
69,49
100,00
89,62
90,96
74,63
94,75
82,51
76,92
28,87
87,44
44,10
66,01
86,02
100,00
96,30
68,17
97,77
5,85
74,40
Lampiran 4.24
PERSENTASE KECAMATAN BEBAS RAWAN GIZI DAN DESA/KELURAHAN DENGAN KLB DITANGANI <24 JAM
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Kecamatan Bebas Rawan Gizi
No
Provinsi
Jumlah Kecamatan
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
(4)
(5)
40
111
19
158
53
500
328
137
8
10
313
351
140
40
82
10
142
42
398
315
135
1
10
207
221
37
100,00
73,87
52,63
89,87
79,25
79,60
96,04
98,54
12,50
100,00
66,13
62,96
26,43
313
45
209
80
137
65
70
24
85
69
64
4
17
9
9
19
3.387
260
36
135
38
43
54
60
19
25
34
56
2
1
7
6
15
2.431
83,07
80,00
64,59
47,50
31,39
83,08
85,71
79,17
29,41
49,28
87,50
50,00
5,88
77,78
66,67
78,95
71,77
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(7)
52
184
848
73
200
49
49
105
9
7
478
539
25
1.226
107
207
189
223
37
286
42
180
40
42
343
103
18
370
30
12
7
6.080
19
152
70
73
189
49
49
73
9
7
304
493
17
943
67
205
175
142
17
131
37
180
34
35
200
89
13
22
12
5
5
3.816
%
(8)
36,54
82,61
8,25
100,00
94,50
100,00
100,00
69,52
100,00
100,00
63,60
91,47
68,00
76,92
62,62
99,03
92,59
63,68
45,95
45,80
88,10
100,00
85,00
83,33
58,31
86,41
72,22
5,95
40,00
41,67
71,43
62,76
Lampiran 4.25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Diobati
Sembuh
% Sembuh
Jumlah Penderita
Penderita Ditangani
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
629
9.726
2.359
1.613
1.194
813
2.156
3.305
409
839
1.353
4.849
9.086
730
8.834
1.539
1.864
1.934
954
2.452
881
1.106
2.235
2.763
1.025
3.752
358
1.113
286
656
273
71.086
237
4.977
1.889
1.177
839
518
1.914
2.065
381
152
818
3.468
6.682
495
6.596
1.157
1.141
1.462
535
2.083
662
707
1.727
2.240
886
2.296
182
365
177
374
257
48.459
37,68
51,17
80,08
72,97
70,27
63,71
88,78
62,48
93,15
18,12
60,46
71,52
73,54
67,81
74,67
75,18
61,21
75,59
56,08
84,95
75,14
63,92
77,27
81,07
86,44
61,19
50,84
32,79
61,89
57,01
94,14
68,17
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
58.137
59.170
49.025
28.541
14.967
7.644
54.332
122.269
6.083
61.657
1.015
77.331
1.315.624
14.490
159.575
59.829
23.724
62.351
71.422
5.938
24.077
88.036
29.664
77.467
28.159
27.779
1.205
22.266
866
146.208
82.536
2.781.387
9.877
36.534
18.898
6.715
7.160
3.853
25.823
17.794
4.832
2.049
1.015
54.672
250.668
1.313
84.370
15.759
9.563
56.075
11.179
5.581
12.559
9.074
16.415
66.747
7.741
20.768
707
1.045
72
36.318
44.455
839.631
% Penderita
Ditangani
(8)
16,99
61,74
38,55
23,53
47,84
50,41
47,53
14,55
79,43
3,32
100,00
70,70
19,05
9,06
52,87
26,34
40,31
89,93
15,65
93,99
52,16
10,31
55,34
86,16
27,49
74,76
58,67
4,69
8,31
24,84
53,86
30,19
Lampiran 4.25a
HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS DAN EVALUASI HASIL PENGOBATAN PENYAKIT TB PARU
MENURUT TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Perkiraan
BTA Pos
(2)
Cakupan Penemuan
Konversi
Semua
Kasus
BTA Pos
CDR *)
%
Abs
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
4.863
14.310
5.149
6.175
2.956
8.468
1.194
1.916
8.201
9.860
10.111
43.159
37.576
3.643
40.925
4.925
2.291
3.604
3.013
2.402
1.013
2.649
9.793
2.255
3.773
4.886
4.669
1.426
902
2.769
248.877
2.810
13.891
4.590
4.364
2.257
6.607
1.121
1.502
4.946
9.855
14.974
40.435
29.745
2.353
27.225
3.969
1.744
4.566
1.990
3.859
1.334
2.740
9.467
2.092
2.077
4.445
3.516
1.198
728
4.258
214.658
1.971
11.453
3.129
2.495
1.673
4.371
729
1.112
3.100
5.354
6.479
21.661
14.373
1.300
16.460
3.052
1.408
2.537
1.249
3.056
1.088
1.751
8.507
1.562
1.080
2.921
1.971
657
538
1.944
128.981
40,5
80,0
60,8
40,4
56,6
51,6
61,1
58,0
37,8
54,3
64,1
50,2
38,3
35,7
40,2
62,0
61,5
70,4
41,5
127,2
107,4
66,1
86,9
69,3
28,6
59,8
42,2
46,1
59,7
70,2
51,8
1.000
7.952
2.050
1.964
1.444
3.617
666
729
1.790
2.992
14.807
3.196
11.652
793
12.817
2.612
948
2.204
1.012
2.127
731
1.087
8.054
1.434
996
2.579
1.499
393
208
1.184
94.537
50,7
69,4
65,5
78,7
86,3
82,7
91,4
65,6
57,7
55,9
228,5
14,8
81,1
61,0
77,9
85,6
67,3
86,9
81,0
69,6
67,2
62,1
94,7
91,8
92,2
88,3
76,1
59,8
38,7
60,9
73,3
Lampiran 4.26
HIV/AIDS DITANGANI, INFEKSI MENULAR SEKSUAL DIOBATI, DBD DAN DIARE PADA BALITA YANG DITANGANI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
IMS
HIV/AIDS
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Kasus
(2)
(3)
32
27
85
2
4
120
19
145
317
205
777
29
89
196
127
1.090
11
19
39
222
275
1
23
9
82
142
420
98
4.605
Ditangani % Ditangani
(4)
32
27
23
2
1
100
19
112
317
205
515
29
89
151
72
1.035
11
18
39
222
74
1
23
9
82
142
353
98
3.801
(5)
100,00
100,00
27,06
100,00
25,00
83,33
100,00
77,24
100,00
100,00
66,28
100,00
100,00
77,04
56,69
94,95
100,00
94,74
100,00
100,00
26,91
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
84,05
100,00
82,54
Jumlah
Kasus
Diobati
% Diobati
Jumlah
Kasus
(6)
(7)
(8)
(9)
1.180
3
616.146
145
9
424
946
564
4.411
225
6.168
828
87
5.725
363
6.485
187
494
732
237
1.994
27
3.077
209
471
130
17
3
2.656
302
654.245
1.155
3
723
105
6
411
946
16
4.361
225
1.553
815
87
5.278
119
6.425
181
371
732
225
1.994
27
3.077
209
460
130
11
2
2.656
205
32.508
97,88
100,00
0,12
72,41
66,67
96,93
100,00
2,84
98,87
100,00
25,18
98,43
100,00
92,19
32,78
99,07
96,79
75,10
100,00
94,94
100,00
100,00
100,00
100,00
97,66
100,00
64,71
66,67
100,00
67,88
4,97
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Diare
DBD
571
1.297
514
823
290
141
1.227
912
..
342
6.918
16.930
6.219
1.477
7.111
2.276
12.990
732
598
316
449
2.390
398
266
..
70
6.921
1
59
16
234
72.488
Jumlah
Ditangani % Ditangani Diare Pada
Balita
(10)
88
1.297
514
791
290
141
1.162
912
..
342
6.918
16.759
5.970
1.477
6.918
2.128
3.790
732
586
309
449
2.387
398
257
..
70
6.917
1
59
16
234
61.912
(11)
15,41
100,00
100,00
96,11
100,00
100,00
94,70
100,00
..
100,00
100,00
98,99
96,00
100,00
97,29
93,50
29,18
100,00
97,99
97,78
100,00
99,87
100,00
96,62
..
100,00
99,94
100,00
100,00
100,00
100,00
85,41
(12)
62.582
140.993
39.653
132.067
75.269
28.504
132.489
70.280
11.347
31.988
11.379
2.727.439
1.593.282
53.328
535.976
98.311
82.593
93.480
120.396
44.233
28.662
52.988
39.724
24.521
79.285
31.167
77.405
4.311
22.995
5.094
22.286
4.777
6.478.804
Balita
Ditangani
% Balita
Ditangani
(13)
(14)
36.423
118.227
39.653
69.861
37.556
26.854
80.504
68.604
6.982
12.737
11.379
728.231
249.552
16.921
514.673
82.292
56.156
90.113
44.870
37.790
17.051
38.159
33.688
18.704
39.366
20.412
69.756
2.047
5.889
4.117
8.620
3.024
2.590.211
58,20
83,85
100,00
52,90
49,90
94,21
60,76
97,62
61,53
39,82
100,00
26,70
15,66
31,73
96,03
83,71
67,99
96,40
37,27
85,43
59,49
72,01
84,81
76,28
49,65
65,49
90,12
47,48
25,61
80,82
38,68
63,30
39,98
Lampiran 4.27
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah Pendonor
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
1.822
17.321
2.682
374
4.508
1.822
17.321
2.648
374
4.508
100
100
99
100
100
22.494
4.773
520
31.361
157.193
93.079
4
7.261
10.226
2.131
6.619
214
4.274
3.415
2.453
915
25.125
50
141
493
399.448
22.494
4.773
500
31.138
99.367
87.629
4
7.161
8.099
1.921
6.619
214
4.274
3.315
2.453
915
915
50
141
493
309.148
100
100
96
99
63
94
100
99
79
90
100
100
100
97
100
100
4
100
100
100
77
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 4.28
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Klinis + Positif
Penderita Malaria
Diobati
% Diobati
(3)
(4)
(5)
3.727
23.442
5.258
27.995
31.932
9.623
13.562
38.338
145.714
16.349
2.891
20.235
5.258
25.009
31.610
9.623
13.562
37.186
17.354
12.266
130.385
157.193
25
61.814
197
42.486
81.807
1.076.298
90.340
22.949
28.151
7.437
435.124
312.302
25.313
4.787
22.103
225.527
5.234
249.999
58.461
3.353.872
3.199
99.367
25
6.139
197
30.981
68.369
415.181
88.254
20.741
17.863
7.046
22.448
51.683
15.313
4.253
1.992
18.922
5.234
172.208
41.826
1.266.235
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
77,57
86,32
100,00
89,33
98,99
100,00
100,00
97,00
11,91
75,03
0,00
2,45
63,21
100,00
9,93
100,00
72,92
83,57
38,57
97,69
90,38
63,45
94,74
5,16
16,55
60,49
88,84
9,01
8,39
100,00
68,88
71,55
37,75
Lampiran 4.29
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RFT)
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Penderita
Kusta
RFT
% RFT
(3)
(4)
(5)
143
3.156
133
81
115
12
117
605
6
26
1.053
1.909
1.378
29
4.106
103
206
265
943
168
123
399
325
391
589
85
691
46
829
76
618
557
19.283
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
123
3.087
126
52
80
9
84
468
5
24
713
1.669
1.066
15
3.810
101
99
199
160
133
46
134
250
244
475
71
545
14
182
31
447
255
14.717
86,01
97,81
94,74
64,20
69,57
75,00
71,79
77,36
83,33
92,31
67,71
87,43
77,36
51,72
92,79
98,06
48,06
75,09
16,97
79,17
37,40
33,58
76,92
62,40
80,65
83,53
78,87
30,43
21,95
40,79
72,33
45,78
76,32
Lampiran 4.30
KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Jumlah
% Ditangani
(3)
(4)
(5)
44
111
13
206
99
6
138
54
92
35
23
102
13
112
99
6
58
48
56
33
59
83
38
82
78
50
14
7
26.983
87
76
79.494
44
3
4.114
95
6
229
64
40
14
5
13.346
78
72
67.798
34
3
134
47
6
86
303
153
1.500
114.176
303
153
125
82.978
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
52,27
91,89
100,00
54,37
100,00
100,00
42,03
88,89
60,87
94,29
0,00
64,41
98,80
0,00
82,05
80,00
100,00
71,43
49,46
89,66
94,74
85,29
77,27
100,00
3,26
49,47
100,00
37,55
0,00
100,00
100,00
8,33
72,68
Lampiran 4.31
CAKUPAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN PADA PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS MTBS DAN NON MTBS
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Puskesmas MTBS *)
No
Provinsi
Oralit
Jumlah
(N)
(3)
Anti Biotika
Anti Diare
Memberi
Obat Lain
Obat Rasional
Obat Lain
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
Oralit
Jumlah
(N)
(1)
(2)
(16)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
40
39
97,50
13
32,50
Riau
40
19
47,50
19
47,50
Jambi
15
6,67
0,00
Sumatera Selatan
40
18
45,00
17
42,50
Bengkulu
Lampung
80
15
18,75
32
40,00
0,00
37
46,25
12
15,00
35
43,75
Antibiotika
Anti Diare
Oralit +
Memberi
Obat Lain
Obat Rasional
Obat Lain
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
32
19
59,38
30
93,75
0,00
31
96,88
14
43,75
6,25
40
21
52,50
32
80,00
0,00
40 100,00
21
52,50
17,50
0,00
34
85,00
34
85,00
33
82,50
40
32
80,00
36
90,00
0,00
26
65,00
20
50,00
17,50
0,00
0,00
0,00
40 100,00
40
18
45,00
38
95,00
5,00
39
97,50
18
45,00
2,50
0,00
0,00
0,00
14
93,33
40
39
97,50
35
87,50
35
87,50
29
72,50
29
72,50
5,00
0,00
21
52,50
11
27,50
23
57,50
40
36
90,00
24
60,00
24
60,00
33
82,50
30
75,00
16
40,00
60
14
23,33
6,67
0,00
0,00
0,00
55
91,67
20
15
75,00
15
75,00
19
95,00
19
95,00
15,00
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
40
27
67,50
16
40,00
14
35,00
20
50,00
11
27,50
20
50,00
40
40 100,00
20
50,00
10
25,00
20
50,00
20
50,00
14
35,00
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
40
30
75,00
33
82,50
2,50
35
87,50
27
67,50
17
42,50
40
30
75,00
21
52,50
21
52,50
40 100,00
36
90,00
16
40,00
15
Jawa Timur
27
21
77,78
25
92,59
0,00
22
81,48
21
77,78
33,33
40
37
92,50
18
45,00
18
45,00
27
67,50
35
87,50
18
45,00
16
Banten
40
39
97,50
15,00
10
25,00
28
70,00
27
67,50
27
67,50
40
37
92,50
20
50,00
20
50,00
39
97,50
36
90,00
39
97,50
17
Bali
40
29
72,50
19
47,50
17,50
17
42,50
14
35,00
20
50,00
40
18
45,00
37
92,50
18
45,00
38
95,00
20,00
2,50
18
40
35
87,50
24
60,00
12,50
26
65,00
20
50,00
14
35,00
40
35
87,50
19
47,50
17,50
40 100,00
35
87,50
13
32,50
19
20
Kalimantan Barat
21
Kalimanatan Tengah
40
34
85,00
21
52,50
17,50
26
65,00
27
67,50
11
27,50
40
23
57,50
22
55,00
17
42,50
36
90,00
19
47,50
20,00
22
Kalimantan Selatan
40
32
80,00
16
40,00
0,00
37
92,50
29
72,50
24
60,00
40
32
80,00
32
80,00
12,50
28
70,00
25
62,50
10,00
23
Kalimantan Timur
38
33
86,84
13
34,21
18
47,37
21
55,26
16
42,11
33
86,84
40
24
60,00
27
67,50
0,00
27
67,50
35
87,50
20,00
24
Sulawesi Utara
40
40 100,00
23
57,50
0,00
38
95,00
38
95,00
19
47,50
40
18
45,00
38
95,00
38
95,00
39
97,50
18
45,00
7,50
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
40
40 100,00
26
65,00
20
50,00
38
95,00
38
95,00
13
32,50
40
40 100,00
15
37,50
5,00
40 100,00
40 100,00
17,50
27
Sulawesi Tenggara
40
20
50,00
19
47,50
10
25,00
38
95,00
19
47,50
20,00
40
18
45,00
16
40,00
2,50
20
50,00
18
45,00
5,00
28
Gorontalo
29
Maluku
30
Maluku Utara
31
Irian Jaya
772
505
65,41
356
46,11
92
11,92
469
60,75
358
46,37
417
54,02
700
518
74,00
465
66,43
233
33,29
580
82,86
462
66,00
169
24,14
Indonesia
20 100,00
Lampiran 4.31.a
KEJADIAN LUAR BIASA ( KLB ) DIARE
TAHUN 2001 - 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
2001
M
CFR
2002
M
CFR
2003
M
CFR
2004
M
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
1.003
25
332
355
70
952
37
323
367
293
346
325
4.428
11
3
17
4
0
19
1
11
0
25
5
4
100
1,10
12,00
5,12
1,13
0,00
2,00
2,70
3,41
0,00
8,53
1,45
1,23
2,26
413
30
52
4
591
692
106
2.988
49
89
296
49
126
5.485
10
3
2
1
10
9
1
28
3
3
8
4
12
94
2,42
10,00
3,85
25,00
1,69
1,30
0,94
0,94
6,12
3,37
2,70
8,16
9,52
1,71
401
67
442
113
9
442
20
522
53
104
248
161
68
456
54
352
523
129
170
38
4.372
10
2
7
5
0
1
1
7
4
1
2
4
0
8
6
17
2
11
0
5
93
2,49
2,99
1,58
4,42
0,00
0,23
5,00
1,34
7,55
0,96
0,81
2,48
0,00
1,75
11,11
4,83
0,38
8,53
0,00
13,16
2,13
367
131
133
51
137
7
349
199
15
256
373
325
378
42
369
3.132
CFR
(14)
10
5
7
0
4
0
4
0
0
0
0
0
7
1
5
8
0
0
0
0
51
2,72
3,82
5,26
0,00
2,92
0,00
1,15
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
1,88
0,31
1,32
19,05
0,00
0,00
0,00
0,00
1,63
Lampiran 4.32
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Jumlah
Institusi
Dibina
(2)
(3)
(4)
(5)
1.759
26.477
1.842
6.348
2.028
1.037
6.446
12.137
2.576
687
3.404
51.127
77.175
1.976
829.946
13.192
55.094
4.181
5.208
7.798
17.690
4.966
9.204
4.241
3.204
2.920
14.363
489
360
954
550
25.133
1.194.512
841
15.360
1.415
2.681
983
799
3.579
7.221
1.677
294
628
30.348
52.428
802
252.746
5.676
37.962
2.837
3.428
4.860
9.469
4.061
7.131
3.017
2.061
1.668
10.275
274
360
273
364
23.634
489.152
47,81
58,01
76,82
42,23
48,47
77,05
55,52
59,50
65,10
42,79
18,45
59,36
67,93
40,59
30,45
43,03
68,90
67,85
65,82
62,32
53,53
81,78
77,48
71,14
64,33
57,12
71,54
56,03
100,00
28,62
66,18
94,04
40,95
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
Lampiran 4.33
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA JENTIK NYAMUK AEDES
DAN PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Rumah/Bangunan Diperiksa
(2)
(3)
92.855
394.644
1.200
224.785
147.732
69.547
29.238
165.435
28.751
109.470
155.410
2.192.525
1.704.789
307.219
2.910.836
704.926
102.442
160.977
26.316
237.165
14.768
55.019
34.833
102.602
43.439
111.801
166.509
10.668
17.632
35.647
109.470
10.468.650
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(5)
29.031
294.359
1.028
101.855
53.874
40.747
22.778
43.178
19.887
87.673
105.351
761.599
1.270.027
173.139
2.331.317
313.220
69.573
121.810
13.687
154.419
9.696
36.248
29.915
70.850
27.824
55.285
99.976
7.369
3.295
27.104
87.673
6.463.787
31,26
74,59
85,67
45,31
36,47
58,59
77,91
26,10
69,17
80,09
67,79
34,74
74,50
56,36
80,09
44,43
67,91
75,67
52,01
65,11
65,66
65,88
85,88
69,05
64,05
49,45
60,04
69,08
18,69
76,03
80,09
61,74
Lampiran 4.34
JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA DAN BALITA BAWAH GARIS MERAH
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Ditimbang
Jumlah BB Naik
Balita
% BB Naik
BGM
% BGM
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
122.229
716.527
433.202
332.776
168.466
81.206
193.780
399.452
43.394
46.758
72.288
3.179.570
2.419.648
170.542
3.791.414
700.865
672.405
224.372
198.958
144.150
197.281
299.457
143.907
194.084
113.114
275.702
94.539
19.917
75.552
590.999
174.875
226.316
138.490
48.121
128.667
276.631
30.463
38.625
46.343
1.916.379
1.799.498
108.995
2.349.431
519.663
399.429
146.893
96.815
110.585
142.174
213.380
86.724
163.440
80.916
191.469
71.064
15.384
64.747
14.663
46.559
14.959
15.590.931
41.562
10.672
21.557
7.690
10.268.802
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
61,81
82,48
40,37
68,01
82,21
59,26
66,40
69,25
70,20
82,61
64,11
60,27
74,37
63,91
61,97
74,15
59,40
65,47
48,66
76,72
72,07
71,26
60,26
84,21
71,53
69,45
75,17
77,24
0,00
64,19
72,78
46,30
51,41
65,86
231.168
5.475
2.115
942
3.343
11.790
903
1.570
360.215
153.026
1.740
101.214
51.751
6.073
3.658
9.617
8.286
2.171
7.755
2.425
994
6.101
5.522
1.263
8.639
427
1.156
1.538
990.877
53,36
1,65
1,26
1,16
1,73
2,95
0,00
1,93
2,17
18,80
6,32
1,02
2,67
7,38
0,90
1,63
4,83
5,75
1,10
2,59
1,69
0,51
5,39
2,00
0,00
6,34
0,00
13,34
2,91
2,48
10,28
6,36
Lampiran 4.35
CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Jumlah
Bayi
( 6-11 bln)
Jumlah
Anak Balita
(1-4 Thn)
(3)
(4)
86.001
29.600
72.246
53.404
17.682
36.614
128.579
13.695
27.034
36.993
566.441
1.455.406
26.208
444.482
61.271
24.051
64.490
30.320
51.527
32.531
65.709
44.031
23.216
26.552
71.449
34.284
6.806
14.930
14.978
16.897
9.647
20.526
3.607.600
453.401
147.942
386.788
201.959
82.536
109.585
491.270
56.219
118.896
76.918
2.589.159
2.020.818
147.397
1.799.418
290.301
171.288
314.221
132.039
235.114
231.779
308.744
222.957
110.524
126.413
352.732
133.890
17.145
61.337
65.677
85.137
35.414
93.513
11.670.531
Cakupan Vitamin A
Bayi (6-11 bl) Diberi Vitamin A
Anak Balita diberi Vitamin A
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
(5)
47.438
22.612
54.314
36.986
13.266
24.055
71.656
10.992
19.101
9.398
479.292
1.410.390
23.602
264.559
49.755
22.895
35.391
18.427
42.860
14.237
62.431
32.455
14.307
22.106
57.291
15.451
4.846
9.053
7.456
10.397
2.737
3.191
2.912.947
(6)
(7)
55,16
76,39
75,18
69,26
75,03
65,70
55,73
80,26
70,66
25,40
84,61
96,91
90,06
59,52
81,20
95,19
54,88
60,78
83,18
43,76
95,01
73,71
61,63
83,26
80,18
45,07
71,20
60,64
49,78
61,53
28,37
15,55
80,74
47.302
23.135
57.633
41.410
13.143
24.663
68.475
10.503
19.055
9.840
470.043
1.418.095
23.991
258.083
49.458
22.356
36.790
18.405
43.096
23.284
61.462
34.073
17.953
21.390
57.702
17.233
3.873
10.015
8.689
11.632
2.767
4.779
2.930.328
(8)
(9)
55,00
78,16
79,77
77,54
74,33
67,36
53,26
76,69
70,49
26,60
82,98
97,44
91,54
58,06
80,72
92,95
57,05
60,70
83,64
71,57
93,54
77,38
77,33
80,56
80,76
50,27
56,91
67,08
58,01
68,84
28,68
23,28
81,23
327.695
125.165
291.733
159.675
67.141
71.384
302.560
51.021
96.453
55.904
2.103.314
1.927.668
129.709
1.425.562
195.100
157.361
221.497
85.866
199.265
178.021
292.366
168.876
90.844
107.650
289.202
72.150
14.316
39.886
46.700
54.785
11.995
24.297
9.385.161
(10)
(11)
72,27
84,60
75,42
79,06
81,35
65,14
61,59
90,75
81,12
72,68
81,24
95,39
88,00
79,22
67,21
91,87
70,49
65,03
84,75
76,81
94,70
75,74
82,19
85,16
81,99
53,89
83,50
65,03
71,11
64,35
33,87
25,98
80,42
345.832
128.875
298.371
170.404
68.589
74.269
333.926
42.225
99.133
57.346
2.250.166
1.944.472
129.524
1.454.911
203.350
162.077
220.633
93.472
202.592
134.774
298.285
179.724
97.442
107.988
291.491
88.763
11.435
46.984
47.828
57932
12.274
23.023
9.678.110
(12)
76,28
87,11
77,14
84,38
83,10
67,77
67,97
75,11
83,38
74,55
86,91
96,22
87,87
80,85
70,05
94,62
70,22
70,79
86,17
58,15
96,61
80,61
88,16
85,42
82,64
66,30
66,70
76,60
72,82
68,05
34,66
24,62
82,93
Lampiran 4.36
CAKUPAN DISTRIBUSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
Cakupan Fe Ibu Hamil
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah Penduduk
(2)
(3)
t.a.d.
4.313.845
1.481.301
3.052.529
983.695
794.104
1.266.224
2.009.119
602.985
6.132.974
1.462.962
27.345.238
23.267.107
2.026.344
25.655.525
1.776.995
1.602.035
2.761.996
2.384.489
3.239.983
1.345.984
1.725.311
2.469.200
1.444.598
1.215.724
4.006.063
1.050.014
249.475
638.526
569.903
794.256
294.426
793.033
128.755.963
Keterangan: Data yang masuk 220 Kabupaten dari 393 Kabupaten (56%)
Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat, MoH
t.a.d.
107.846
36.824
81.282
24.592
20.176
34.036
50.228
16.693
156.471
36.574
688.935
536.716
47.016
557.934
74.465
37.052
69.609
60.926
79.374
34.993
42.694
61.968
32.793
32.329
100.780
35.074
6.532
16.172
14.858
19.856
7.361
21.383
3.143.542
Fe-1
Fe-3
Jumlah
Jumlah
(5)
(6)
(7)
(8)
t.a.d.
83.471
34.168
69.566
22.595
8.783
21.856
42.140
14.045
132.658
14.921
584.106
409.769
40.881
457.961
68.340
33.882
54.408
51.639
59.899
24.527
34.087
55.669
23.937
27.006
63.056
22.992
3.390
12.912
13.149
17.991
3.252
8.496
2.515.552
t.a.d.
77,40
92,79
85,59
91,88
43,53
64,21
83,90
84,14
84,78
40,80
84,78
76,35
86,95
82,08
91,77
91,44
78,16
84,76
75,46
70,09
79,84
89,84
72,99
83,53
62,57
65,55
51,90
79,84
88,50
90,61
44,18
39,73
80,02
t.a.d.
69.752
29.980
66.308
22.154
7.937
20.956
39.253
13.017
122.484
13.446
517.358
388.371
34.962
408.156
45.135
31.502
48.923
44.447
54.766
25.664
29.067
47.644
21.264
24.773
47.210
21.338
2.404
10.472
10.114
14.400
2.064
6.651
2.241.972
t.a.d.
64,68
81,41
81,58
90,09
39,34
61,57
78,15
77,98
78,28
36,76
75,10
72,36
74,36
73,15
60,61
85,02
70,28
72,95
69,00
73,34
68,08
76,88
64,84
76,63
46,84
60,84
36,80
64,75
68,07
72,52
28,04
31,10
71,32
Lampiran 4.37
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
(2)
Jumlah WUS
(3)
(4)
285.759
407.317
126.304
16.748
3.385
513.297
36.365
650.828
596.862
4.578.914
22.216
99.765
377.933
244.796
38.270
73.901
17.411
96.449
17.180
264.183
141.916
66.125
10.131
8.686.055
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(5)
126.697
360.107
61.018
14.627
2.900
144.607
9.879
165.448
291.405
2.044.734
9.108
53.837
343.688
199.404
110
34.200
16.382
79.454
6.618
148.822
60.989
49.449
246
4.223.729
44,34
88,41
48,31
87,34
85,67
28,17
27,17
25,42
48,82
44,66
41,00
53,96
90,94
81,46
0,29
46,28
94,09
82,38
38,52
56,33
42,98
74,78
2,43
48,63
Lampiran 4.38
PROPORSI KEGIATAN PENYULUHAN P3 NAPZA TERHADAP SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Penyuluhan Kesehatan
Jumlah Kegiatan Penyuluhan
P3 NAPZA
% Kegiatan Penyuluhan
P3 NAPZA
(2)
(3)
(4)
(5)
23
5.504
14.864
21.990
28.076
16.332
17.533
648
563
48.154
121.459
64.486
2.693
362.109
42.556
1.984
56.603
42.253
118.260
2.188
25.383
1.062
2.141
3.770
367.054
6.223
302
204.326
131
146
722
1.579.538
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
23
677
1.164
1.694
20.026
267
660
63
99
2.453
1.512
1.269
106
52.832
4.961
184
4.153
285
4.309
117
761
208
148
55
17.932
246
134
37
6
7
46
116.434
100,00
12,30
7,83
7,70
71,33
1,63
3,76
9,72
17,58
5,09
1,24
1,97
3,94
14,59
11,66
9,27
7,34
0,67
3,64
5,35
3,00
19,59
6,91
1,46
4,89
3,95
44,37
0,02
4,58
4,79
6,37
7,37
Lampiran 4.39
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN DAN JPKM GAKIN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah KK Miskin
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
97.827
662.749
196.720
272.316
354.161
503.697
145.916
11.815
67.793
8.989.755
2.673.617
158.937
6.191.210
262.064
126.355
1.392.200
205.916
179.867
363.135
413.526
158.119
288.556
305.254
271.131
229.996
170.047
28.689
5.739
132.462
24.859.569
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(4)
(5)
49.906
491.873
183.539
250.855
165.029
336.675
128.082
11.048
60.878
2.847.966
2.287.060
106.891
3.374.116
233.998
105.440
1.266.376
177.855
137.591
326.135
197.666
80.081
271.442
224.109
183.813
51.502
97.506
5.407
5.739
79.132
13.737.710
51,01
74,22
93,30
92,12
46,60
66,84
87,78
93,51
89,80
31,68
85,54
67,25
54,50
89,29
83,45
90,96
86,37
76,50
89,81
47,80
50,65
94,07
73,42
67,79
22,39
57,34
18,85
100,00
59,74
55,26
Lampiran 4.39.a
PERSENTASE KELUARGA MISKIN MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah KK Miskin
(2)
(3)
(4)
281.943
456.279
87.365
258.539
136.312
1.379.346
118.933
631.356
2.689.230
2.681.870
1.237.617
2.575.777
120.236
204.174
560.184
125.502
457.978
190.338
182.215
449.220
224.358
130.535
391.811
15.571.118
281.943
309.786
55.842
196.743
116.915
220.906
101.021
247.994
875.331
1.905.035
322.712
2.217.727
42.145
105.926
194.109
91.123
93.241
137.841
154.782
217.368
168.269
88.024
141.429
8.286.212
Pelayanan GAKIN
KK Miskin Mendapat Pelayanan
Kesehatan
Provinsi
%
(5)
100,00
67,89
63,92
76,10
85,77
16,02
84,94
39,28
32,55
71,03
26,08
86,10
35,05
51,88
34,65
72,61
20,36
72,42
84,94
48,39
75,00
67,43
36,10
53,22
Lampiran 4.40
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
MENURUT PROVINSI TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
(3)
(4)
(5)
346
279.952
4.342
105.451
19.112
297.740
1.003.198
425.752
2.074
422.528
7.094
164.291
31.225
42.962
20.406
4.779
958
2.831.864
93
139.431
4.342
96.792
6.847
254.840
2.695
333.764
1.916
20.876
7.094
8.939
23.736
41.948
13.003
2.396
220
958.839
26,88
49,81
100,00
91,79
35,83
85,59
0,27
78,39
92,38
4,94
100,00
5,44
76,02
97,64
63,72
50,14
22,96
33,86
Lampiran 5.1
JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA
KEADAAN TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
Penduduk**) Kecamatan
(3)
(4)
Puskesmas
Desa/
Non
Kelurahan Perawatan
Perawatan
(5)
(6)
(7)
Sarana UKBM
Puskesmas
Total
Pembantu
(8)
(9)
Rumah Dinas
Pos
Polin
Pos Obat
Dr/
Para-
Ambu-
Sepeda
Lain
yandu
des
Desa
Drg.
medis
R-4
PB
lans
Motor
lain
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
3.899.290
182
5.669
82
158
240
739
4.875
1.929
84
298
448
198
11
284
Sumatera Utara
12.333.974
303
5.644
97
326
423
1.883
14.974
2.744
450
519
1.195
267
621
Sumatera Barat
4.549.383
143
2.210
63
147
210
815
5.978
733
186
306
468
190
11
494
Riau
4.546.591
103
1.296
38
108
146
651
3.826
226
113
210
328
96
23
258
Kepulauan Riau
1.198.526
71
1.199
21
26
47
588
123
126
212
360
128
12
322
Jambi
2.698.667
136
2.642
38
94
132
903
2.974
1.438
54
273
409
197
10
36
290
Sumatera Selatan
6.798.189
65
1.185
71
179
250
487
5.902
636
141
199
391
101
14
531
Bengkulu
1.610.361
145
2.121
25
88
113
704
1.695
712
344
366
677
172
298
136
Lampung
7.161.671
37
323
29
193
222
143
6.977
197
37
71
134
49
119
10
1.018.255
42
293
26
35
61
217
848
227
87
146
24
24
12
142
11
DKI Jakarta
9.111.651
43
265
48
281
329
3.553
121
134
70
165
17
245
15
12
Jawa Barat
39.130.756
515
5.760
132
850
982
1.421
35.361
691
201
886
1.112
406
41
1.096
21
13
Jawa Tengah
32.952.040
560
8.705
235
622
857
1.818
43.607
4.068
2.156
1.039
1.424
777
55
2.469
39
14
DI Yogyakarta
3.279.701
83
438
32
85
117
321
5.373
133
67
130
243
108
35
433
15
Jawa Timur
37.076.283
644
8.434
295
612
907
2.250
42.799
4.728
378
1.116
1.949
886
54
1.915
16
Banten
9.127.923
123
1.320
18
154
172
188
5.868
41
59
156
208
88
22
204
17
Bali
3.487.764
51
686
20
89
109
480
4.446
254
163
465
111
46
285
18
4.161.431
81
742
28
97
125
444
5.020
498
204
193
326
119
345
19
4.174.571
162
2.455
60
160
220
849
6.743
1.253
251
309
514
183
21
13
405
20
Kalimantan Barat
4.078.246
132
1.433
67
128
195
750
3.593
1.198
135
294
665
112
75
328
21
Kalimantan Tengah
1.902.454
86
1.169
31
101
132
731
2.068
424
51
214
461
88
54
14
181
55
22
Kalimantan Selatan
3.245.705
131
2.012
31
162
193
613
3.439
1.207
277
278
483
176
29
484
61
23
Kalimantan Timur
2.950.531
143
1.096
67
107
174
602
4.094
358
115
211
407
126
46
15
289
43
24
Sulawesi Utara
2.159.787
86
1.186
59
55
114
506
2.127
284
19
132
258
67
16
107
55
25
Sulawesi Tengah
2.324.025
88
1.439
59
76
135
701
2.815
833
353
235
483
106
17
290
26
Sulawesi Selatan
7.475.882
244
2.531
140
193
333
955
8.579
700
303
397
600
215
596
19
27
Sulawesi Tenggara
1.965.958
85
1.451
35
103
138
476
1.736
185
207
183
367
85
18
380
28
Gorontalo
916.488
35
419
14
30
44
221
953
262
61
64
89
32
13
126
29
Sulawesi Barat
966.535
43
427
18
32
50
212
119
14
71
104
27
85
30
Maluku
1.330.676
46
1.037
30
73
103
340
83
17
94
145
32
37
31
Maluku Utara
32
Papua
33
912.209
44
631
15
40
55
212
1.841.548
125
1.952
63
104
167
546
566.563
43
608
23
32
55
236
220.953.634
4.820
68.778
2.010
5.540
7.550
22.002
1.360
353
79
112
26
65
77
7.116
279
118
196
486
71
66
174
59
38
76
179
25
42
49
238.699
26.975
6.569
9.178
15.770
5.358
805
427
13.928
463
Lampiran 5.2
JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK,
SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2004
Jumlah
Puskesmas
2001
2002
2003
Jumlah
Puskesmas Pembantu
2001
2002
2003
2004
Rasio Puskesmas /
100.000 Penduduk
2000 2001 2002 2003 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
(13)
(14)
(15)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
219
219
230
240
240
762
778
821
824
739
5,46
5,46
5,76
5,7
6,15
19,
19,39
20,58
19,55
18,95
3,48
3,55
3,57
3,43
3,08
Sumatera Utara
399
404
411
388
423
1.766
1782
1789
1578
1.883
3,48
3,48
3,47
3,27
3,43
15,39
15,36
15,1
13,31
15,27
4,43
4,41
4,35
4,07
4,45
Sumatera Barat
203
203
204
206
210
824
837
825
834
815
4,8
4,48
4,79
4,62
4,62
19,49
18,45
19,39
18,71
17,91
4,06
4,12
4,04
4,05
3,88
Riau
148
157
167
142
146
648
667
704
642
651
3,13
3,32
3,1
2,55
3,21
13,69
14,09
13,07
11,55
14,32
4,38
4,25
4,22
4,52
4,46
Kepulauan Riau
45
47
211
217
Jambi
126
123
130
127
132
565
630
628
634
588
5,25
4,76
5,29
4,94
4,89
23,53
24,4
25,57
Sumatera Selatan
227
227
214
235
250
865
879
853
891
903
3,51
3,41
2,98
3,62
3,68
12,92
13,2
11,89
13,74
7,16
3,81
3,87
3,99
3,79
3,61
Bengkulu
112
112
112
112
113
476
478
479
478
487
7,79
6,95
6,86
7,38
7,02
33,88
29,67
29,32
31,51
43,72
4,25
4,27
4,28
4,27
4,31
Lampung
198
204
211
219
222
684
685
688
704
704
2,98
2,99
3,11
3,16
3,1
10,28
10,03
10,15
10,16
2,
3,45
3,36
3,26
3,21
3,17
45
45
45
45
61
137
137
140
139
143
5,
4,84
4,86
4,61
5,99
15,24
14,72
15,13
14,24
21,31
3,04
3,04
3,11
3,09
2,34
2000
(3)
(4)
(5)
(6)
2004
2000
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(16)
(17)
- 3,92
(18)
- 49,06
24,68
33,46
(27)
4,69
4,62
4,48
5,12
4,83
4,99
4,45
11 DKI Jakarta
329
329
328
329
329
3,92
3,4
4,
3,82
3,61
12 Jawa Barat
946
962
976
982
982
1.414
1.413
1.415
1.413
1.421
2,55
2,76
2,64
2,59
2,51
3,82
4,05
3,83
3,72
3,63
1,49
1,47
1,45
1,44
1,45
13 Jawa Tengah
862
853
853
855
857
1.830
1.826
1.844
1.830
1.818
2,79
2,8
2,69
2,67
2,6
5,93
6,05
5,82
5,71
5,52
2,12
2,14
2,16
2,14
2,12
14 DI Yogyakarta
126
126
117
117
117
312
312
320
321
321
4,05
3,9
3,69
3,65
3,57
10,03
9,66
10,1
10,01
9,79
2,48
2,48
2,74
2,74
2,74
2,68
2,61
2,63
2,54
2,45
6,46
6,37
6,38
6,19
6,07
2,41
2,44
2,43
2,44
2,48
- 2,31
1,89
1,91
1,88
3,6
2,27
2,12
2,06
1,52
1,56
1,2
1,11
1,09
15 Jawa Timur
927
921
922
918
907
2.230
2.243
2.238
2.239
2.250
16 Banten
165
162
168
171
172
250
253
202
190
188
17 Bali
112
107
107
108
109
471
471
474
479
480
3,58
3,46
3,31
3,22
3,13
15,07
15,23
14,66
14,29
13,76
4,21
4,4
4,43
4,44
4,4
114
120
121
127
125
436
433
428
438
444
2,98
3,09
2,98
3,17
3,
11,41
11,16
10,54
10,94
10,67
3,82
3,61
3,54
3,45
3,55
210
210
211
218
220
797
793
809
837
849
5,34
5,19
5,36
5,35
5,27
20,28
19,61
20,54
20,55
20,34
3,8
3,78
3,83
3,84
3,86
20 Kalimantan Barat
197
194
189
192
195
672
714
710
748
750
5,27
4,96
4,52
4,86
4,78
17,97
18,27
16,98
18,95
18,39
3,41
3,68
3,76
3,9
3,85
21 Kalimantan Tengah
133
133
118
133
132
663
706
707
825
731
6,33
7,63
6,05
7,28
6,94
36,8
40,48
36,28
45,16
38,42
4,98
5,31
5,99
6,2
5,54
22 Kalimantan Selatan
188
189
189
189
193
583
613
613
600
613
6,03
6,15
6,22
5,95
5,95
19,63
19,96
20,16
18,9
18,89
3,1
3,24
3,24
3,17
3,18
23 Kalimantan Timur
147
153
165
167
174
562
572
552
565
602
4,96
6,22
6,48
6,17
5,9
23,07
23,27
21,67
20,89
20,4
3,82
3,74
3,35
3,38
3,46
24 Sulawesi Utara
101
101
101
108
114
497
519
521
500
506
6,34
5,12
4,94
5,08
5,28
25,28
26,31
25,46
23,5
23,43
4,92
5,14
5,16
4,63
4,44
25 Sulawesi Tengah
131
130
132
134
135
683
687
704
708
701
4,56
6,39
5,79
6,06
5,81
33,05
33,77
30,88
32,03
30,16
5,21
5,28
5,33
5,28
5,19
26 Sulawesi Selatan
355
356
367
376
333
1.167
1.141
1.162
1.161
955
7,34
4,56
4,43
4,58
4,45
14,99
14,62
14,02
14,13
12,77
3,29
3,21
3,17
3,09
2,87
27 Sulawesi Tenggara
130
130
122
115
138
472
472
458
408
476 12,33
8,61
6,34
6,13
7,02
26,64
31,27
23,79
21,75
24,21
3,63
3,63
3,75
3,55
3,45
39
40
39
47
44
216
248
263
247
221
- 4,99
4,47
5,33
- 30,92
30,14
28,03
24,11
5,54
6,2
6,74
5,26
5,02
28 Gorontalo
29 Sulawesi Barat
50
212
4,8
5,17
21,93
4,24
30 Maluku
96
100
96
98
103
291
306
291
308
340
9,47
7,83
8,48
8,05
7,74
41,75
23,96
25,7
25,3
25,55
3,03
3,06
3,03
3,14
3,3
31 Maluku Utara
52
46
49
53
55
210
192
224
221
212
3,56
5,05
6,6
6,21
6,03
10,45
21,08
30,18
25,9
23,24
4,04
4,17
4,57
4,17
3,85
200
221
215
165
167
784
800
844
557
546
6,47
8,81
9,19
7,02
9,07
37,11
31,88
36,08
7,02
29,65
3,92
3,62
3,93
3,38
3,27
52
55
232
236
- 9,71
- 41,65
4,46
4,29
7.237
7.277
7.309
7.413
3,56
3,55
3,46
10,45
10,53
10,33
2,94
2,97
2,97
2,94
2,91
32 Papua
33 Irian Jaya Barat
Indonesia
3,46
3,42
10,15
9,96
Lampiran 5.3
JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2000 - 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
2000
(3)
219
399
203
148
126
227
112
198
45
329
946
862
126
927
165
112
114
210
197
133
188
147
101
131
355
130
39
96
52
200
7.237
Jumlah Puskesmas
2001
2002
2003
(4)
219
404
203
157
123
227
112
204
45
329
962
853
126
921
162
107
120
210
194
133
189
153
101
130
356
130
40
100
46
221
7.277
(5)
230
411
204
167
130
214
112
211
45
328
976
853
117
922
168
107
121
211
189
118
189
165
101
132
367
122
39
96
49
215
7.309
(6)
240
388
206
142
45
127
235
112
219
45
329
982
855
117
918
171
108
127
218
192
133
189
167
108
134
376
115
47
98
53
165
52
7.413
2004
2000
(7)
(8)
240
423
210
146
47
132
250
113
222
61
329
982
857
117
907
172
109
125
220
195
132
193
174
114
135
333
138
44
50
103
55
167
55
7.550
72
98
63
42
31
67
21
23
7
50
131
184
30
257
19
20
25
57
65
35
25
48
56
55
137
36
13
30
14
74
1.785
72
98
64
44
31
67
21
25
7
50
130
187
31
261
18
20
27
57
65
34
26
52
56
56
150
36
14
30
15
74
1.818
(10)
77
97
62
49
37
67
25
30
10
47
132
206
32
283
18
20
43
62
66
28
25
68
57
55
150
36
14
32
20
78
1.926
(11)
78
90
63
36
21
36
68
10
28
25
46
18
128
214
32
279
20
27
59
66
33
26
68
17
66
57
156
28
30
16
61
22
1.924
2004
(12)
82
97
63
38
21
38
71
25
29
26
48
132
235
32
295
18
20
28
60
67
31
31
67
59
59
140
35
14
18
30
15
63
23
2.010
Lampiran 5.4
JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
(2)
Nanggroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Kepulauan Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Irian Jaya Barat
Indonesia
2000
R-4
(3)
239
325
177
119
PB
(4)
13
15
6
52
-
101
200
130
157
38
84
477
698
130
923
120
125
120
185
117
102
171
94
79
93
257
80
29
25
19
2
5
1
4
5
1
2
22
120
89
39
51
18
25
160
23
1
-
92
190
113
170
38
84
412
610
129
803
62
114
125
177
115
97
177
94
77
91
249
76
27
35
38
108
22
24
93
5.551
2001
R-4
(5)
236
264
183
111
27
29
112
841
5.084
2004
R-4
(11)
198
267
190
96
24
128
197
101
172
49
70
406
777
108
886
88
111
119
183
112
88
176
126
67
106
215
85
32
27
32
26
71
25
5.358
PB
(12)
8
11
23
24
12
10
3
1
165
1
6
4
1
46
3
21
75
54
29
46
16
17
8
9
2
37
65
66
42
805
2000
(13)
1,2
0,9
0,9
1,2
1,0
1,0
1,2
0,8
0,9
0,3
0,5
0,8
1,0
1,0
0,5
1,1
1,1
1,0
1,2
1,4
1,1
1,0
0,9
0,9
1,2
0,8
0,6
0,8
0,9
1,0
0,9
0,6
1,6
1,0
0,8
0,2
1,4
0,3
0,6
0,4
2004
(17)
0,9
0,6
1,0
0,8
1,0
1,1
0,8
0,9
0,8
0,8
0,7
0,4
0,9
0,9
1,0
0,5
1,4
1,0
0,9
1,0
1,1
1,1
1,0
0,7
0,9
0,7
0,7
0,7
0,6
0,7
1,7
0,8
1,2
0,8
Lampiran 5.5
JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA
MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Depkes/Pemda
TNI/POLRI
Departemen Lain/BUMN
Swasta
Semua RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
RS
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
Umum Khusus
(3)
14
25
15
10
7
11
4
6
3
8
28
40
6
43
5
9
6
13
10
10
11
10
6
9
26
5
2
6
2
4
3
4
361
(4)
1
5
2
1
1
2
1
1
1
7
8
8
1
8
1
2
3
0
3
0
2
2
1
1
7
1
1
1
0
0
0
2
74
(5)
(6)
15
30
17
11
8
13
5
7
4
15
36
48
7
51
6
11
9
13
13
10
13
12
7
10
33
6
3
7
2
4
3
6
435
3
7
3
5
2
2
1
1
0
8
12
8
2
19
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
6
2
0
3
2
2
2
1
110
(7)
(8)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
3
7
3
5
2
2
1
1
0
9
12
8
2
20
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
6
2
0
3
2
2
2
1
112
(9)
3
17
1
6
2
5
0
0
0
5
6
3
0
13
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
71
(10)
(11)
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
7
3
18
1
6
2
5
0
0
0
6
7
3
1
15
2
0
0
0
1
0
2
2
0
0
2
1
0
0
0
1
0
0
78
(12)
5
61
9
11
2
8
1
8
1
51
45
72
9
56
8
16
2
8
7
0
4
8
11
4
12
3
0
6
0
2
1
3
434
(13)
(14)
2
6
10
1
1
2
0
3
0
32
25
40
15
22
4
4
0
1
2
0
4
1
0
4
7
0
0
1
0
0
0
0
187
7
67
19
12
3
10
1
11
1
83
70
112
24
78
12
20
2
9
9
0
8
9
11
8
19
3
0
7
0
2
1
3
621
(15)
25
110
28
32
13
26
6
15
4
72
91
123
17
131
17
27
9
23
20
11
20
23
19
14
45
11
2
15
4
9
6
8
976
(16)
3
12
12
2
2
4
1
4
1
41
34
48
17
33
5
6
3
1
5
0
6
3
1
5
15
1
1
2
0
0
0
2
270
(17)
28
122
40
34
15
30
7
19
5
113
125
171
34
164
22
33
12
24
25
11
26
26
20
19
60
12
3
17
4
9
6
10
1.246
Lampiran 5.6
JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA
TAHUN 1995 - 2004
Jumlah Rumah Sakit Umum
No
Pengelola
(1)
(2)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
Departemen Kesehatan
15
15
15
15
14
14
14
14
14
13
Pemerintah Provinsi
42
42
42
43
40
42
45
45
45
43
Pemerintah Kab/Kota
281
283
285
287
285
286
285
287
294
305
Depkes + Pemda
338
340
342
345
339
342
344
346
353
TNI/POLRI
110
111
111
112
110
110
110
110
110
110
73
72
69
68
68
68
70
70
71
71
Pemerintah
521
523
522
525
517
520
524
526
534
Swasta
329
335
351
363
370
390
411
427
432
850
858
873
888
887
910
935
953
966
Jumlah
Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI
361
542
434
976
Lampiran 5.7
JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA
TAHUN 1995 - 2004
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum
No
Pengelola
(1)
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
9.023
9.089
9.610
9.471
9.194
9.173
9.264
9.086
8.858
8.505
(2)
Departemen Kesehatan
Pemerintah Provinsi
11.901
12.032
11.936
11.914
12.109
12.226
12.832
12.872
12.958
12.391
Pemerintah Kab/Kota
28.168
28.501
28.888
29.371
29.536
29.883
29.682
30.316
30.803
31.959
Depkes + Pemda
49.092
49.622
50.434
50.756
50.839
51.282
51.778
52.274
52.619
52.855
TNI/POLRI
10.752
10.836
10.874
10.938
10.748
10.811
10.942
10.740
10.718
10.761
7.246
7.281
6.881
7.045
6.888
6.928
6.836
6.729
6.758
6.537
Pemerintah
67.090
67.739
68.189
68.739
68.475
69.021
69.556
69.743
70.095
70.153
Swasta
33.298
34.303
35.697
36.553
37.308
38.516
40.392
41.796
42.284
42.487
100.388
102.042
103.886
105.292
105.783
107.537
109.948
111.539
112.379
112.640
Jumlah
Lampiran 5.8
JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA
MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2004
No
(1)
(2)
1997
1998
1999
2001
2000
2003
2002
2004
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
RS
TT
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
1 RS Jiwa
49
8.208
50
7.921
50
7.863
50
7.834
50
6.689
51
7.777
51
7.771
51
8.535
2 RS Kusta
24
2.724
24
2.643
24
2.593
24
2.459
24
2.427
23
2.344
23
2.344
22
2.248
3 RS TP
10
747
10
748
10
761
711
711
722
722
751
4 RS Mata
10
580
10
501
10
507
10
468
10
446
10
418
10
418
10
460
5 RS OP
187
187
187
187
187
187
187
187
6 RS Penyakit Infeksi
103
103
103
144
144
144
144
144
7 RS Jantung
214
234
8 RS Kanker
129
128
9 RS Bersalin
50
55
2.464
55
2.439
63
3.175
63
3.100
55
1.365
72
2.270
3.291
217 18.110
51
77
2.279
3.512
224 17.894
51
77
2.290
3.511
224 17.815
54
86
2.432
3.735
235 17.970
53
96
2.361
4.304
244 17.269
55
112
2.491
4.592
262 18.675
11
41
1.182
268 18.750
270 19.591
Lampiran 5.9
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN YANG MEMILIKI LABORATORIUM KESEHATAN DAN
MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
Jumlah
(2)
(3)
458
168
126
139
125
247
1.121
161
1.067
144
143
207
150
109
222
142
155
383
131
123
5.521
233
168
104
83
125
144
106
161
822
142
102
180
97
62
37
100
149
152
15
1
2.983
(5)
% yang Memiliki
4 (Empat) Spesialis
LabKes
Dasar
(6)
1
25
6
8
6
27
19
36
9
14
6
30
20
8
7
1
223
50,87
100,00
100,00
58,30
9,46
100,00
77,04
98,61
71,33
86,96
64,67
56,88
16,67
70,42
96,13
39,69
0,81
54,03
(7)
0,00
0,60
6,40
2,43
2,41
11,80
3,37
6,25
9,79
5,50
13,51
14,08
5,16
0,81
7,48
Lampiran 5.10
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN GAWAT DARURAT
MENURUT PROVINSI, TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah Sarana
Kesehatan
(2)
(3)
12
190
17
172
161
72
120
291
88
477
113
1.709
1.101
63
413
97
323
177
196
137
83
227
87
360
40
6
49
38
6.819
Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi,per 18 Nopember 2005
Keterangan : (-) data belum diterima
(5)
2
49
17
172
40
54
92
96
67
98
35
309
389
63
307
33
47
96
43
73
51
129
54
229
8
2
21
27
2.603
16,67
25,79
100,00
100,00
24,84
75,00
76,67
32,99
76,14
20,55
30,97
18,08
35,33
100,00
74,33
34,02
14,55
54,24
21,94
53,28
61,45
56,83
62,07
63,61
20,00
33,33
42,86
71,05
38,17
Lampiran 5.11
JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2001 - 2004
Industri
No
Provinsi
(1)
(2)
Sumatera Utara
Obat Tradisional
Industri Farmasi
(4)
(5)
Kosmetika
Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
Alat Kesehatan
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
2001
2002
2003
2004
(11)
(11)
(12)
(13)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
2004
(21)
(23)
(24)
2004
(25)
25
26
26
26
10
11
11
11
70
57
15
15
18
18
34
34
37
40
39
39
39
42
5
Sumatera Barat
12
14
14
14
Riau
28
Jambi
11
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
24
25
10 DKI Jakarta
39
40
40
62
12
19
13
13
133
141
160
160
56
60
63
63
79
85
95
95
174
181
185
185
11 Jawa Barat
68
71
72
77
33
33
36
36
99
118
172
172
50
54
57
57
101
129
146
146
92
107
114
114
12 Jawa Tengah
23
25
25
31
10
10
10
10
190
200
208
208
13
33
33
33
33
33
51
51
33
33
45
141
13 DI Yogyakarta
21
21
21
21
14 Jawa Timur
40
51
51
57
11
186
172
338
346
11
65
20
81
114
125
130
130
138
141
141
15 Banten
32
19
22
24
20
20
21
28
28
20
20
22
22
50
55
63
63
28
30
32
16 Bali
13
34
19 Kalimantan Barat
20 Kalimantan Tengah
99
21 Kalimantan Selatan
27
27
27
32
99
29
22 Kalimantan Timur
11
11
11
11
40
55
55
23 Sulawesi Utara
24 Sulawesi Tengah
367
391
25 Sulawesi Selatan
75
75
26 Sulawesi Tenggara
27 Gorontalo
28 Maluku
25
84
81
29 Maluku Utara
30 Papua
Indonesia
205
226
229
295
81
86
86
89
794
4
2
163
272
400
727
413
483
554
1.015
506
541
569 1.088
Lampiran 5.12
JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN
MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2004
No
PBF
Provinsi
(1)
(2)
Apotik
Toko Obat
Penyalur
Sub Penyalur
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
2001
2002
2003
2004
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
28
28
Sumatera Utara
109
Sumatera Barat
Riau
95
95
92
103
106
425
60
64
67
67
58
63
84
84
51
51
499
499
483
389
389
389
389
36
103
133
158
165
165
354
114
122
192
192
362
384
397
397
482
650
650
74
78
86
86
165
165
Jambi
37
39
39
37
77
75
80
78
137
137
309
150
92
Sumatera Selatan
83
76
76
76
160
160
137
137
135
132
132
130
87
41
Bengkulu
Lampung
13
13
41
46
57
41
51
51
114
124
127
21
23
23
28
117
142
116
81
29
4
750
459
494
526
526
1.008
1.137
1.226
1.226
340
810
962
962
602
670
750
Jawa Barat
241
321
349
349
1.231
1.505
1.566
1.566
535
535
535
535
30
30
42
12
Jawa Tengah
223
225
249
249
652
722
879
879
361
480
600
600
46
51
45
45
230
DI Yogyakarta
15
40
45
43
43
164
208
225
225
305
334
290
1.022
1.311
1.331
1.375
Banten
30
38
45
45
245
345
345
345
16
Bali
66
73
79
79
216
250
250
250
37
48
17
18
22
23
24
58
67
79
84
49
60
18
17
18
19
19
30
42
48
48
79
81
19
Kalimantan Barat
40
41
43
43
46
62
77
77
309
242
301
20
Kalimantan Tengah
11
10
12
12
38
49
55
55
63
60
81
81
21
Kalimantan Selatan
47
47
51
49
65
73
84
115
226
233
262
321
22
Kalimantan Timur
45
45
45
45
94
115
144
144
253
297
386
386
23
Sulawesi Utara
44
41
39
39
71
73
80
90
82
121
135
149
50
24
Sulawesi Tengah
24
19
13
12
50
60
60
55
137
137
115
105
11
25
Sulawesi Selatan
72
74
79
79
304
352
331
331
360
385
450
450
26
Sulawesi Tenggara
11
13
13
25
37
39
39
114
133
156
156
27
Gorontalo
18
19
19
36
36
28
Maluku
15
14
29
32
35
75
74
29
Maluku Utara
30
Irian Jaya
Indonesia
12
21
13
13
17
35
31
34
34
88
109
116
2.082
2.249
2.478
2.432
6.391
7.767
8.364
8.456
42
166
205
255
306
96
32
DKI Jakarta
Jawa Timur
96
37
11
13
57
29
10
14
46
255
-
79
80
81
81
68
68
38
32
105
12
12
71
50
57
76
76
63
63
28
36
51
34
151
151
301
27
42
48
48
33
33
33
74
82
92
92
40
40
55
62
62
21
23
23
16
16
71
68
71
25
43
17
20
23
116
39
39
118
118
4.518
5.405
6.610
6.838
55
12
1.152
59
59
42
42
12
38
1.061
55
70
38
12
81
1.639
1.982
12
-
291
343
711
819
Lampiran 5.13
JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EX GUDANG FARMASI) KABUPATEN/KOTA
MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2004
No
Provinsi
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
(3)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
20
23
16
11
10
11
7
10
7
5
6
25
35
5
38
6
9
8
16
10
14
13
13
8
9
28
7
5
5
8
19
9
416
Sumber Data: Hasil pertemuan pemutakhiran data dan Pengumpulan/Up Dating data di Provinsi
2002
Tahun
2003
2004
(4)
(5)
(6)
10
18
14
11
6
7
4
10
3
10
20
14
11
9
7
4
10
3
20
20
15
11
10
10
1
10
3
6
21
35
5
38
6
12
7
12
10
8
11
12
6
5
12
4
3
5
3
14
1
319
6
24
35
5
38
6
12
8
14
10
8
11
12
8
5
12
4
3
5
3
14
6
25
35
5
38
3
9
7
13
10
6
11
13
8
6
11
5
5
5
3
14
1
339
331
Lampiran 5.14
JUMLAH SARANA UKBM
MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004
Sarana UKBM
No
Provinsi
Jumlah Desa/
Kelurahan
Posyandu
Polindes
Posyandu
Polindes
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
5.669
5.644
2.210
1.296
1.199
2.642
1.185
2.121
323
293
265
5.760
8.705
438
8.434
1.320
686
742
2.455
1.433
1.169
2.012
1.096
1.186
1.439
2.531
1.451
419
427
1.037
631
1.952
608
68.778
4.875
14.974
5.978
3.826
2.974
5.902
1.695
6.977
848
3.553
35.361
43.607
5.373
42.799
5.868
4.446
5.020
6.743
3.593
2.068
3.439
4.094
2.127
2.815
8.579
1.736
953
1.360
7.116
238.699
1.929
2.744
733
226
123
1.438
636
712
197
227
0
691
4.068
133
4.728
41
254
498
1.253
1.198
424
1.207
358
284
833
700
185
262
119
83
353
279
59
26.975
84
450
186
113
126
54
141
344
37
7
0
201
2.156
67
378
59
1
204
251
135
51
277
115
19
353
303
207
61
14
17
2
118
38
6.569
0,86
2,65
2,70
2,95
2,48
2,23
1,43
3,29
2,63
13,41
6,14
5,01
12,27
5,07
4,45
6,48
6,77
2,75
2,51
1,77
1,71
3,74
1,79
1,96
3,39
1,20
2,27
1,31
3,65
3,47
0,34
0,49
0,33
0,17
0,10
0,54
0,54
0,34
0,61
0,77
0,12
0,47
0,30
0,56
0,03
0,37
0,67
0,51
0,84
0,36
0,60
0,33
0,24
0,58
0,28
0,13
0,63
0,28
0,08
0,56
0,14
0,10
0,39
0,01
0,08
0,08
0,09
0,11
0,02
0,12
0,16
0,11
0,02
0,03
0,25
0,15
0,04
0,04
0,00
0,27
0,10
0,09
0,04
0,14
0,10
0,02
0,25
0,12
0,14
0,15
0,03
0,02
0,00
0,06
0,06
0,10
Lampiran 5.15
JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI
TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah
Posyandu
Jumlah
Puskesmas
(1)
(2)
(3)
(4)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
4.875
14.974
5.978
3.826
2.974
5.902
848
1.695
6.977
3.553
5.868
35.361
43.607
5.373
42.799
3.439
2.068
3.593
4.094
2.127
2.815
8.579
1.736
953
4.446
5.020
6.743
1.360
7.116
238.699
240
423
210
146
132
250
113
47
222
61
329
172
982
857
117
907
193
132
195
174
114
135
333
138
44
109
125
220
103
55
167
55
50
7.550
Pratama
Jumlah
(6)
Madya
%
Jumlah
(7)
(8)
(9)
3.217
6.714
1.888
910
1.153
2.341
277
704
2.077
751
3.459
10.685
7.362
1.151
13.170
1.831
1.443
1.330
1.177
857
1.328
4.073
422
459
734
2.808
3.816
1.360
2.734
65,99
44,84
31,58
23,78
38,77
39,66
32,67
41,53
29,77
21,14
58,95
30,22
16,88
21,42
30,77
53,24
69,78
37,02
28,75
40,29
47,18
47,48
24,31
48,16
16,51
55,94
56,59
100,00
38,42
980
5.493
2.025
2.094
1.108
1.831
360
598
2.796
1.883
1.765
16.839
20.285
1.588
17.922
1.172
337
1.538
1.477
766
949
2.924
645
374
1.454
1.605
2.285
0
2.048
20,10
36,68
33,87
54,73
37,26
31,02
42,45
35,28
40,07
53,00
30,08
47,62
46,52
29,56
41,87
34,08
16,30
42,81
36,08
36,01
33,71
34,08
37,15
39,24
32,70
31,97
33,89
0,00
80.231
33,61
95.141
Purnama
Jumlah
%
(10)
(11)
Mandiri
Jumlah
(12)
%
(13)
28,78
361
2.605
1.749
683
634
1.563
190
322
1.795
799
504
7.108
15.854
1.823
10.342
373
280
658
1.002
449
456
1.453
549
119
2.131
551
597
0
1.440
7,41
17,40
29,26
17,85
21,32
26,48
22,41
19,00
25,73
22,49
8,59
20,10
36,36
33,93
24,16
10,85
13,54
18,31
24,47
21,11
16,20
16,94
31,62
12,49
47,93
10,98
8,85
0,00
20,24
317
162
316
139
79
167
21
71
309
120
140
729
106
811
1.365
63
8
67
438
55
82
129
120
1
127
56
45
0
894
6,50
1,08
5,29
3,63
2,66
2,83
2,48
4,19
4,43
3,38
2,39
2,06
0,24
15,09
3,19
1,83
0,39
1,86
10,70
2,59
2,91
1,50
6,91
0,10
2,86
1,12
0,67
0,00
12,56
39,86
56.390
23,62
6.937
2,91
Lampiran 5.16
JUMLAH POS OBAT DESA (POD)
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Provinsi
Jumlah
POD
(2)
(4)
(6)
352
137
152
3.431
70
276
339
203
271
202
761
377
1.854
56
265
358
9.104
233
96
148
2.385
51
221
266
203
250
160
514
301
761
49
231
78
5.947
Pratama
Jumlah
%
(7)
66,19
70,07
97,37
69,51
72,86
80,07
78,47
100,00
92,25
79,21
67,54
79,84
41,05
87,50
87,17
21,79
65,32
Madya
Jumlah
%
(8)
(9)
41
30
739
8
47
72
0
21
11
190
68
637
7
24
274
2.172
11,65
21,90
1,97
21,54
11,43
17,03
27,07
0,00
7,75
5,45
24,97
18,04
34,36
12,50
9,06
76,54
23,86
Purnama
Jumlah
%
(10)
43
161
7
7
1
0
0
12
57
7
381
0
8
6
693
(11)
12,22
1,46
0,66
4,69
10,00
2,54
1,39
0,00
0,00
5,94
7,49
1,86
20,55
0,00
3,02
1,68
7,61
Mandiri
Jumlah
%
(12)
15
146
4
1
0
0
0
10
0
1
75
0
2
3
257
(13)
4,26
0,00
0,00
4,26
5,71
0,36
0,00
0,00
0,00
4,95
0,00
0,27
4,05
0,00
0,75
0,84
2,82
Lampiran 5.17
JUMLAH POS UKK
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI, TAHUN 2004
No
Provinsi
Jumlah
Pos UKK
(1)
(2)
(3)
Pratama
Jumlah
(5)
Madya
%
Jumlah
(6)
(7)
(8)
Purnama
Jumlah
%
(9)
Mandiri
(10)
Jumlah
(11)
(12)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
325
293
90,15
22
6,77
10
3,08
Riau
15
15
100,00
0,00
0,00
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
42
100
238,10
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
Lampung
10
DKI Jakarta
11
Banten
55
32
58,18
12
Jawa Barat
13
Jawa Tengah
14
DI Yogyakarta
109
94
86,24
12
11,01
5,50
15
Jawa Timur
263
259
98,48
3,42
0,76
0,76
16
Kalimantan Selatan
111
106
95,50
4,50
0,00
0,00
17
Kalimantan Tengah
42
18
Kalimantan Barat
55
19
Kalimantan Timur
179
167
93,30
20
Sulawesi Utara
21
Sulawesi Tengah
64
59
92,19
7,81
0,00
0,00
22
Sulawesi Selatan
266
204
76,69
41
15,41
21
7,89
0,00
23
Sulawesi Tenggara
24
24
100,00
0,00
0,00
0,00
24
Gorontalo
838
613
73,15
169
20,17
56
6,68
0,00
25
Bali
134
52
38,81
42
31,34
18
13,43
22
16,42
26
50
44
88,00
8,00
4,00
0,00
27
151
91
60,26
51
33,77
5,96
0,00
28
Maluku
29
Maluku Utara
30
Papua
2.723
2.153
4,88
31
1,14
Indonesia
79,07
369
3,64
3,91
13,55
133
5,03
1,83
2,79
Lampiran 5.18
JUMLAH TOGA
MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2004
No
(1)
1,
2,
3,
4,
5,
6,
7,
8,
9,
10,
11,
12,
13,
14,
15,
16,
17,
18,
19,
20,
21,
22,
23,
24,
25,
26,
27,
28,
29,
30,
Provinsi
Jumlah KK
(2)
(3)
4.925
1.414.129
234.303
TOGA
Jumlah
%
(4)
Purnama
Jumlah
%
(8)
(9)
4.555
49
75,55
90,74
1.378
2
22,86
3,70
96
2
1,59
3,70
0
1
37,40
216
27
76
17,56
5,42
42
20
69
3,41
1.401
460
688
1.256
4,93
0
13
0
653
316
48,39
0,92
0,61
0,31
39,96
446
2.294
76,24
67,85
118
554
20,17
16,39
21
49
3,59
1,45
4
0
0,68
-
3,12
1.728
1.301
-
99,60
98,34
-
1
20
-
0,06
1,51
-
6
2
-
0,35
0,15
-
1
0
-
0,06
-
50,31
60,93
98,17
48,24
93,93
12,90
1.593
358
97
154
36
34
27,85
30,21
0,92
22,58
5,60
4,99
1.244
98
83
87
3
31
21,75
8,27
0,79
12,76
0,47
4,55
6
6
12
0
0
0
0,10
0,51
0,11
-
0,54
4.670
0,09
1.857
0,04
6.029
54
1,10
1.230
0,09
22.948
1.735
1.323
717
0,64
0,07
0,39
889.785
5.720
1.185
10.514
322
682
643
153
2.878
722
10.322
329
604
88
5.192.099
36.327
0,70
28.036
(10)
(11)
Mandiri
Jumlah
%
(7)
585
3.381
82.036
Madya
Jumlah
%
(6)
8.460
896.361
1.639.152
(5)
Pratama
Jumlah
%
(12)
(13)
45
1,85
-
0,00
Lampiran 5.19
REKAPITULASI INSTITUSI POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI, PER MARET 2005
No
Provinsi
(1)
(2)
Keperawatan Kebidanan
Kesehatan
Lingkungan
Gizi
Kesehatan
Gigi
Farmasi
Teknik
Radiodiagnostik
Teknik
Gigi
Analis
Farmasi
Makanan
Fisioterapi
Okupasi Ortetik
Terapi Prostetik
TOTAL
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Bengkulu
Sumatera Selatan
Lampung
DKI Jakarta
16
10
Jawa Barat
16
11
Jawa Tengah
16
12
DI Yogyakarta
13
Jawa Timur
20
14
Bali
15
16
17
Kalimantan Barat
18
Kalimantan Tengah
19
Kalimantan Timur
20
Kalimantan Selatan
21
Sulawesi Utara
22
Sulawesi Tengah
23
Sulawesi Selatan
10
24
Sulawesi Tenggara
25
Maluku
26
Maluku Utara
27
Papua
28
Banten
29
Gorontalo
30
63
47
20
23
18
12
199
Lampiran 5.20
JUMLAH LULUSAN POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2004
No
Poltekkes
(1)
(2)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Banda Aceh
Medan
Padang
Riau
Jambi
Bengkulu
Palembang
Tanjung Karang
Jakarta I
Jakarta II
Jakarta III
Bandung
Tasikmalaya
Semarang
Surakarta
Yogyakarta
Malang
Surabaya
Denpasar
Mataram
Kupang
Pontianak
Palangkaraya
Banjarmasin
Samarinda
Manado
Palu
Makassar
Kendari
Ambon
Ternate
Jayapura
TOTAL
AKPER
AKBID
AKL
AKZI
AKG
AKFAR
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
242
76
169
158
79
39
40
99
40
0
261
170
120
300
40
0
252
289
135
82
98
39
118
0
38
78
182
246
59
78
70
115
3.712
64
450
180
68
88
120
0
255
59
0
161
277
239
126
60
39
100
238
42
39
0
46
40
40
81
60
57
76
50
43
94
69
3.261
58
39
36
0
34
0
0
37
0
41
0
54
0
42
0
30
0
181
55
0
37
25
0
40
0
38
44
48
0
34
0
60
933
93
56
51
0
0
0
32
0
0
68
0
74
0
39
0
92
53
0
40
30
0
38
34
50
0
40
0
52
58
46
0
71
1.017
52
47
0
0
58
0
41
22
23
0
0
82
48
44
0
97
0
40
43
0
0
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
627
0
88
0
0
0
0
35
0
0
96
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
33
0
0
0
0
0
0
37
0
0
0
0
289
(10)
0
91
0
0
0
0
39
38
0
0
86
82
0
0
0
59
0
0
0
0
0
22
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
457
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
0
0
0
0
88
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
148
(11)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
60
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100
ATG
AKAFARMA
AKFIS
AOT
AOP
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
80
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
67
0
0
0
0
147
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
40
Jumlah
(17)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
509
847
436
226
259
159
187
451
122
388
508
739
407
591
220
317
405
836
315
151
168
200
192
130
119
216
283
566
167
201
164
315
10.794
Lampiran 5.21
JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN
MENURUT JURUSAN/PROGRAM STUDI DAN PROVINSI, TAHUN 2004
(4)
(5)
(8)
(9)
(10)
(11)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
Jumlah
AOP
PTTD
ATEM
APIKES
ARO
AAK
ATG
SMAK
(20)
ATRO
Keteknisian Medis
Akupuntur
ATW
AOT
AKFIS
AKZI
AKL
SPPH
(12)
Keterapian
Gizi
SPAG
Kesmas
AKFAR
AKAFARMA
STLKF
(7)
SMF
(6)
AKG
AKBID
(3)
Kefarmasian
AKPER
(2)
(1)
SPRG
Provinsi
SPK-SJ
No
SPK
Keperawatan
(28)
(29)
(30)
11
Sumatera Utara
34
21
82
Sumatera Barat
13
30
Riau
10
21
Jambi
10
Sumatera Selatan
12
23
Bengkulu
Lampung
10
37
13
84
10 DKI Jakarta
29
11 Jawa Barat
34
46
12 Jawa Tengah
43
20
100
13 Banten
10
14 DI Yogyakarta
15
80
15 Jawa Timur
42
12
16 Bali
19 Kalimantan Barat
20 Kalimantan Tengah
21 Kalimantan Selatan
22 Kalimantan Timur
23 Sulawesi Utara
24 Sulawesi Tengah
25 Sulawesi Selatan
14
26
26 Sulawesi Tenggara
27 Gorontalo
28 Maluku
29 Maluku Utara
12
31
326
97
32
16
25
19
10
15
21
18
648
30 Papua
Indonesia
Lampiran 5.22
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
MENURUT PROVINSI DAN JENIS KETENAGAAN TAHUN 2003
No
Provinsi
Medis
(2)
(3)
(1)
DKI Jakarta
Banten
Keperawatan Kefarmasian
(4)
(5)
Gizi
(6)
Kesehatan
Masyarakat
Keterapian
Fisik
Keteknisan
Medis
Jumlah
Tenaga
Kesehatan
Jumlah
Tenaga Non
Kesehatan
Jumlah SDM
Kesehatan
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
4.349
17.065
1.359
308
1.606
312
1.992
26.991
1986
924
3.329
166
105
181
40
179
4.924
341
5.265
Jawa Barat
4.593
19.221
1.150
749
1.651
143
1.084
28.591
2820
31.411
Jawa Tengah
4.356
51.566
964
430
1.434
228
1.145
60.123
2714
62.837
DI Yogyakarta
1.018
2.570
304
78
561
51
371
4.953
787
5.740
Jawa Timur
5.203
19.273
1.271
733
2.048
171
1.116
29.815
4516
34.331
985
8.434
355
257
868
29
371
11.299
615
11.914
Sumatera Utara
3.126
15.567
1.027
571
1.014
81
679
22.065
1435
23.500
Sumatera Barat
1.173
5.416
490
217
779
36
352
8.463
736
9.199
10
Sumatera Selatan
1.261
5.954
367
257
1.102
22
351
9.314
698
10.012
11
Riau
1.229
4.456
356
174
616
31
233
7.095
430
7.525
12
Bengkulu
502
1.976
88
81
517
81
3.252
232
3.484
13
195
578
50
41
166
21
1.054
77
1.131
14
Jambi
894
2.630
226
135
1.165
10
176
5.236
320
5.556
15
Lampung
968
2.306
107
88
253
13
162
3.897
341
4.238
16
Kalimantan Selatan
754
2.850
238
186
299
11
174
4.512
539
5.051
17
Kalimantan Tengah
481
3.053
109
149
483
145
4.425
655
5.080
18
Kalimantan Barat
516
2.361
95
61
245
11
154
3.443
336
3.779
19
Kalimantan Timur
975
3.507
206
120
484
20
180
5.492
637
6.129
20
Sulawesi Utara
874
3.181
125
118
415
11
121
4.845
575
5.420
21
Sulawesi Tenggara
666
2.536
82
271
555
14
87
4.211
458
4.669
22
Sulawesi Tengah
532
4.073
102
137
661
23
131
5.659
409
6.068
23
Sulawesi Selatan
1.777
7.059
421
466
1.185
80
547
11.535
1579
13.114
24
Gorontalo
209
688
22
41
171
16
1.147
85
1.232
25
Bali
943
3.843
219
183
693
43
218
6.142
673
6.815
26
721
2.377
115
240
674
186
4.317
390
4.707
27
761
4.669
255
200
487
10
148
6.530
757
7.287
28
Maluku
308
2.299
23
110
232
63
3.042
210
3.252
29
Maluku Utara
197
1.180
30
67
157
35
1.669
125
1.794
30
Papua
722
41.212
4.922
208.939
151
10.473
284
6.857
837
21.539
14
1.433
244
10.762
7.174
301.215
387
25.863
327.078
Indonesia
Sumber : Tenaga : PUPNS ( Biro Kepegawaian depkes) + PTT + SDM Rumah Sakit Swasta ( Ditjen Yanmedik Depkes ), Desember 2004
Keterangan : SDM Kesehatan = Tenaga Kesehatan + Tenaga Non Kesehatan
28.977
7.561
Lampiran 5.23
DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN YANG BEKERJA DI RUMAH SAKIT
MENURUT PROFESI DAN PROVINSI TAHUN 2003
185
277
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
273
10
21
389
67
25
96
857
43
Perekam Medis
Otorik Prostetik
(16)
Teknisi Transfusi
Refraksionis
Optisien
(15)
184
Analis Kesehatan
(14)
162
Teknisi
Elektromedis
(13)
992
Teknisi Gigi
(12)
68
Radioterapis
(11)
147
Radiografer
(10)
Terapi Wicara
Sanitarian
Administrator
Kesehatan
(9)
1.323
Gizi
Keteknisan Medis
Okupasi Terapis
Asisten Apoteker
(8)
Analis Farmasi
(7)
109 14.483
Apoteker dan
Sarjana Farmasi
(6)
Keterapian Fisik
Kesmas
Bidan
(5)
3.501
Kefarmasian
(26)
(27)
35
Non
Jumlah
Nakes
(28)
153
1.064
(29)
DKI Jakarta
Banten
144
32
193
1.504
27
213
29
116
36
42
38
34
88
16
117
2.681
Jawa Barat
728
157
1.636
38
9.166
124
1.137
142
32
644
75
177
244
142
172
24
15
65
484
13
13
93
1.216
16.551
Jawa Tengah
759
182
1.795
18
9.484
147
1.315
166
55
645
81
192
321
261
12
287
27
18
63
720
12
62
2.081
18.716
DI Yogyakarta
146
32
993
12
2.637
44
238
52
225
14
42
68
76
54
23
125
17
61
280
5.153
Jawa Timur
897
273
1.966
17 10.212
181
1.365
170
37
642
96
125
338
228
206
21
42
67
581
27
81
1.807
19.391
170
38
117
975
54
325
17
103
48
31
38
23
16
17
103
195
2.301
Sumatera Utara
439
125
1.324
5.485
176
953
116
52
446
65
47
107
93
88
18
28
404
44
864
10.902
204
Perawat Gigi
(4)
Perawat
(3)
1.000
Dokter Gigi
(2)
Dokter
(1)
Dokter Gigi
Provinsi
Dokter
No
Keperawatan
Fisioterapiss
Medis
Spesialis
Medis
25.672
Sumatera Barat
187
46
256
2.093
66
354
57
219
27
45
100
45
22
26
95
301
3.966
10
Sumatera Selatan
177
41
426
1.021
51
379
28
145
17
30
76
26
31
16
101
123
2.711
11
Riau
171
37
182
1.703
42
247
34
156
14
26
51
37
32
10
91
147
3.016
12
Bengkulu
57
12
30
345
10
91
36
17
10
19
14
13
147
833
13
22
26
231
35
24
15
103
505
14
Jambi
104
19
56
530
34
178
12
68
18
27
13
10
56
85
1.238
15
Lampung
148
18
101
1.095
23
155
18
47
13
15
30
27
26
24
89
188
2.040
16
Kalimantan Selatan
97
23
160
335
53
277
16
122
12
23
71
20
11
30
91
228
1.590
17
Kalimantan Tengah
68
12
41
606
30
123
25
17
21
14
23
130
1.152
18
Kalimantan Barat
88
19
86
1.172
29
159
20
19
45
11
32
62
15
12
21
68
124
1.999
19
Kalimantan Timur
180
35
91
1.609
38
242
20
53
14
30
42
29
12
11
82
166
2.690
20
Sulawesi Utara
145
20
349
1.500
24
142
19
41
25
45
14
14
17
29
260
2.669
21
Sulawesi Tenggara
39
11
35
495
20
94
28
10
12
58
12
18
112
969
22
Sulawesi Tengah
90
16
48
820
16
122
14
34
16
23
35
22
30
105
1.417
23
Sulawesi Selatan
226
61
641
2.922
88
582
76
14
170
97
42
158
91
42
15
20
146
10
503
5.917
24
Gorontalo
37
17
135
15
10
19
259
25
Bali
305
35
518
2.128
57
438
30
97
16
53
105
18
16
22
17
81
300
4.272
26
83
56
745
16
144
23
19
41
13
10
45
79
1.317
27
117
24
44
804
37
238
20
53
18
32
11
11
25
46
199
1.706
28
Maluku
43
19
579
118
12
30
17
66
936
29
Maluku Utara
14
17
186
58
10
13
332
30
40
11
22
380
57
10
20
47
642
31
25
10
254
49
11
13
14
29
451
32
Papua
73
10
28
568
21
78
10
11
40
51
91
1.015
75 1.543
273
195
628 4.583
158
15
80
Total
237 76.202
354 5.259
35
2
15
Lampiran 5.24
SITUASI JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN PUSKESMAS
MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2004
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
Non Analis
(10)
Analis
(9)
Laboran
Asisten Apoteker
(8)
Pelaksana Gizi
(7)
Sanitarian
(6)
Perawat Gigi
(5)
Perawat Umum
(4)
Bidan di desa
(3)
Bidan di
Puskesmas
PTT
Bidan
PNS
Keperawatan
(2)
PTT
Gizi
(1)
PNS
Kesehatan
Lingkungan
Provinsi
Diploma 3
Apoteker
No
Dokter Gigi
Sarjana
Kesehatan
Masyarakat
Dokter Umum
(20)
(21)
Lainlain
Jumlah
Tenaga
(22)
(23)
147
55
38
39
63
61
312
92
695
2.080
760
135
106
53
122
118
407
5.298
2 Sumatera Utara
427
368
191
144
31
118
58
378
162
2.560
2.863
3.948
325
244
321
384
164
971
13.663
3 Sumatera Barat
107
67
61
31
41
96
73
167
116
324
356
708
104
66
31
129
74
380
2.936
4 Riau
63
91
39
53
33
18
122
126
200
359
566
57
66
39
65
24
270
2.193
5 Jambi
79
104
27
25
40
207
30
226
412
617
88
90
48
44
53
117
2.223
110
137
31
26
17
42
46
268
232
753
1.275
1.050
140
207
111
102
82
76
619
5.325
6 Sumatera Selatan
7 Bengkulu
70
91
35
19
26
17
93
110
220
756
483
78
82
58
40
34
44
394
2.650
8 Lampung
164
172
37
51
88
37
327
150
673
806
1.089
124
132
86
64
82
508
4.602
26
34
10
34
66
205
202
32
24
15
17
16
189
918
43
65
27
19
130
87
162
328
28
30
15
23
22
112
1.120
119
30
130
12
13
13
57
399
314
49
16
25
42
19
311
1.566
12 Jawa Barat
399
408
234
230
30
138
85
443
85
943
2.369
2.700
428
359
264
191
69
13
2.572
11.962
13 Jawa Tengah
748
645
337
207
90
352
237
1.153
608
1.736
4.379
2.920
518
525
329
302
218
157
2.143
17.608
14 DI Yogyakarta
81
129
97
50
18
71
56
93
178
140
171
687
218
80
65
62
134
336
2.673
826
508
424
258
57
161
93
995
432
1.537
4.883
3.451
510
486
359
397
197
174
4.497
20.248
77
139
74
34
18
19
86
134
408
322
488
55
39
28
11
10
366
2.315
140
47
65
22
25
79
40
100
50
315
434
711
181
148
49
69
33
353
2.863
15 Jawa Timur
16 Banten
17 Bali
18 Nusa Tenggara Barat
80
64
26
28
23
73
72
111
21
129
599
860
72
130
68
29
65
118
2.574
45
78
25
12
87
70
159
59
251
1.025
1.092
156
103
52
81
30
28
342
3.698
20 Kalimantan Barat
111
53
55
22
54
38
71
20
206
678
1.052
154
158
117
53
114
548
3.526
21 Kalimantan Tengah
111
86
37
20
21
16
52
38
68
42
385
397
1.084
280
279
233
231
177
53
357
3.967
22 Kalimantan Selatan
81
124
36
31
93
58
122
55
362
952
772
219
250
119
129
122
233
3.776
151
148
83
51
11
47
44
217
80
396
243
1.135
99
123
57
51
38
19
667
3.664
80
32
17
18
46
55
105
15
190
279
721
70
100
31
31
143
1.952
25 Sulawesi Tengah
116
37
44
15
59
37
111
20
390
1.002
1.229
56
198
46
31
32
238
3.672
26 Sulawesi Selatan
23 Kalimantan Timur
24 Sulawesi Utara
209
167
67
87
91
110
124
317
138
469
859
1.547
207
202
121
74
139
47
321
5.298
27 Sulawesi Tenggara
79
39
23
17
63
65
137
32
137
277
545
48
40
113
15
12
150
1.804
28 Gorontalo
38
31
18
30
58
23
215
312
21
48
30
870
29 Sulawesi Barat
26
27
11
13
32
34
55
143
338
26
23
14
12
80
855
30 Maluku
37
11
10
12
46
16
147
188
414
15
28
33
15
80
1.065
31 Maluku Utara
50
25
18
11
25
32
92
31
48
289
362
21
44
22
103
1.188
32 Papua
24
34
18
40
57
892
536
644
29
25
27
20
457
2.836
14
12
49
48
93
136
224
13
11
10
12
658
4.878
4.056
2.332
1.446
647
68
2.127
1.599
6.717
4.531
4.468
2.966
2.815
2.134
Lampiran 5.25
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2004
2.076
1.728
476
8.921
28
4.838
859
194
Lain-lain
(10)
27
Tekmed
(9)
2.600
Fisioterapi
(8)
117
Gizi
Riau
(7)
514
Sarjana
kesehatan
Masyarakat
Sumatera Barat
Sanitarian
(6)
Apoteker
Sumatera Utara
(5)
Tenaga
Farmasi
(4)
Bidan
(3)
Sarjana
Keperawatan
(2)
Perawat
(1)
No
Dokter Gigi
Provinsi
Dokter
Tenaga Kesehatan
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
5.575
435
18.874
241
508
193
637
57
Jumlah
(16)
354
72
1.370
47
693
312
37
181
119
163
44
260
1.725
256
4.224
101
1.711
547
97
265
202
242
48
425
1.174
11.017
Bengkulu
298
66
1.122
666
98
123
171
128
207
3.002
Jambi *)
251
66
962
128
905
262
65
120
60
784
3.608
Sumatera Selatan *)
491
98
1.805
10
2.044
367
114
236
31
48
1.704
6.948
Lampung
428
137
2.208
16
1.594
82
71
294
221
137
19
232
767
6.206
152
54
391
325
47
36
53
39
35
31
75
1.247
10
DKI Jakarta
6.585
1.423
11.241
184
2.245
1.157
159
185
204
443
150
646
5.466
30.088
11
Jawa Barat
2.450
826
11.435
5.621
657
139
963
528
795
71
533
10.768
34.786
12
Jawa Tengah
4.371
963
12.687
167
8.098
1.569
546
1.196
568
1.033
247
1.497
1.787
34.729
13
Jawa Timur
2.170
259
6.516
51
989
582
145
95
139
662
6.744
18.352
14
DI Yogyakarta
780
165
2.353
523
273
247
198
109
139
638
527
5.966
15
Banten
1.285
239
3.069
80
1.519
208
43
154
109
154
59
240
1.438
8.597
16
Bali
1.346
135
4.236
30
1.399
301
56
509
213
298
484
1.139
10.155
17
375
87
1.997
12
991
52
370
232
323
16
312
18
166
39
1.759
28
1.107
182
48
103
92
506
4.037
19
Kalimantan Timur
773
202
3.188
24
1.210
97
344
140
193
44
164
6.924
13.517
20
Kalimantan Barat *)
232
76
1.314
35
883
283
40
170
42
1.453
4.531
21
Kalimantan Tengah
326
55
1.911
48
1.900
81
25
242
123
119
14
169
993
6.006
22
Kalimantan Selatan
223
39
959
26
1.117
140
34
393
243
191
28
214
23
Sulawesi Utara
651
78
3.740
20
24
319
50
178
17
86
24
Sulawesi Tenggara
230
57
1.565
11
58
18
313
111
342
52
25
Sulawesi Tengah
365
55
3.057
18
1.689
42
440
175
143
38
26
Sulawesi Selatan *)
498
153
2.844
81
1.332
307
265
336
40
27
Gorontalo
142
15
559
244
24
12
134
24
56
28
Maluku
39
74
18
32
50
18
14
29
Maluku Utara
74
13
575
353
22
20
75
26
62
30
Papua *)
Jumlah
102
29.124
27
6.251
2.008
100.690
7
1.207
1.057
48.044
7.537
2.110
92
8.777
48
4.686
82
7.054
6
984
96
14
143
-
214
883
137
-
3.652
4.910
3.607
5.164
128
3.776
161
6.324
156
1.016
7.028
27
84
1.332
11
28
1.264
42
7.851
40
43.756
3.511
268.071
262
Lampiran 5.26
Angkatan
No
Provinsi
Jumlah
I
II
III
IV
VI
VII VIII IX
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
XI
XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX XXI XXII XXIII XXIV XXV XXVI XXVII XXVIII XXIX XXX XXXI XXXII XXXIII XXXIV XXXV XXXVI XXXVII XXXVIII
(1)
(2)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(40)
(41)
25
34
26 31
27
17 31
15
27
15
18
21
30
20
23 31
11
34
25
22
18
24
17
22
60
33
60
56
28
30
52
43
21
13
32
38
21
107
(42)
1.030
Sumatera Utara
69
75
41 74
59
41 31
74
48
48
33
31
69
46
32 68
53
50
61
44
34
60
47
25
56
73
83
79
103
66
84
71
39
415
24
79
88
84
2.385
Sumatera Barat
39
33
24 23
28
29 21
14
22
17
14
13
40
28
21 27
14
17
23
18
11
42
20
22
47
31
34
37
15
11
48
56
26
35
34
32
70
64
966
Riau
38
13
22 32
27
22 27
33
26
23
22
24
37
22
20 49
16
17
17
22
23
26
14
25
31
36
30
32
42
40
52
36
34
286
29
36
44
38
1.281
Jambi
39
23
16
25
23 19
12
10
14
16
29
21
14 32
13
13
42
35
40
24
23
19
69
29
24
23
31
39
44
39
52
41
32
45
45
50
982
Sumatera Selatan
46
17
24 34
32
23 37
22
39
17
34
26
39
17
18 37
19
21
39
25
15
53
32
13
56
48
18
27
44
11
73
20
25
28
17
15
1.046
Bengkulu
14
18 18
13
18 15
12
11
9 15
13
15
13
11
14
10
14
17
25
40
32
21
22
52
26
56
531
Lampung
43
23
30 19
39
33 18
39
22
19
18
24
24
31
24 27
25
27
45
33
38
33
47
39
89
44
64
87
67
46
45
53
49
106
17
42
1.429
136
15
11
50
21
15
10 Kepulauan Riau
11 DKI Jakarta
31
19 17
42
0 16
21
24
21
27
25
38
27
24 27
30
29
22
30
16
27
29
56
46
31
40
70
792
73 106 87
72 135 109
87
126
148
85
80
83
106
105
110
137
161
143
126
80
79
88
102
98
94
95
112
106
75
106
125
125
113
119
12 Jawa Barat
96
48
48 114
13 Jawa Tengah
53
73
33 72 109
65 129
14 DI Yogyakarta
33
20 11
19
26 40
20
27
23
12
15 Jawa Timur
73
71
41 52
57 111 57
61
98
75
39
16 Banten
17 Bali
23
15
68 116
0 0
12 11
35
5 12
17
0
23
72 114 114
79 130 116
116 1.207
680
91
84
78
168
4.911
101
111
124
4.098
80
32
21
14
17 23
21
22
28
23
20
35
21
27
53
48
12
16
11
15
20
22
15
91
37
891
51
56 110
59 91
88
110
113
91
89
13
47
31
37
67
57
94
111
102
134
100
18
367
77
59
64
91
2.907
104
101
84
51
20
10
57
70
40
20
33
13
314
19
19
12
23
21
19 24
21
20
16
13
12
13
14
14
20
24
21
19
45
542
33
11
10 16
36
0 27
29
16
18
23
28
14
15 17
14
16
17
20
21
26
12
30
10
16
23
41
25
28
68
50
45
17
786
38
58
40 33
25
12 18
11
19
14
19
30
13
8 28
13
26
16
17
34
24
39
15
14
28
33
43
50
18
59
43
29
835
20 Kalimantan Barat
27
18
14 33
23
13 12
15
19
12
16
22
8 13
12
12
25
13
28
24
17
10
11
31
27
31
39
10
20
20
593
21 Kalimantan Tengah
27
12 29
19
14
10
34
12
19 26
24
10
23
11
19
38
25
29
15
23
18
12
23
19
22
44
27
587
22 Kalimantan Selatan
49
57
15 21
25
27 30
15
16
19
10
12
14
11
6 19
12
25
26
19
20
49
28
25
36
27
29
46
36
35
16
36
14
35
54
848
23 Kalimantan Timur
36
36
31 33
39
37
29
14
29
39
26
52
17
21 28
13
15
29
11
20
51
22
33
46
39
61
14
29
40
40
40
40
106
39
20
1.181
24 Sulawesi Utara
14 10
562
14
24
25 Sulawesi Tengah
10
26 Sulawesi Selatan
32
27 Sulawesi Tenggara
28 Gorontalo
29 Maluku
30 Maluku Utara
31 Papua
32 Irian Jaya Barat
31 Timor Timur
Indonesia
25
19 20
25
15
15
14
16
17
18
14 14
18
12
15
16
37
13
15
19
11
10
18
10
35
15
13
15
12
17 14
26
10
19
10
15
16
17
15
20
10
23
13
12
27
23
28
14
13
12
43
34
25
507
46
33 31
44
33 26
45
37
28
20
32
47
34
32 17
59
28
32
25
28
34
33
20
45
64
67
51
58
56
64
64
52
1.317
21
17
12 13
15 12
470
11
21
25
26
28
34
18
19
13
13
14
10
16
16
22
15
15
18
15
15
10
27
28
27
30
13
11
10
13
31
10
78
9 13
20
20
16
19
11
13
12
17
12
12
10
11
335
16
13
67
14 26
18
28
25
21
10
19
12 18
10
14
26
14
11
14
13
14
17
15
18
19
16
20
26
25
18
54
20
38
25
24
696
11
305
885 3.696
755
887
860
1.040
33.419
11 16
19
14 33
32
13 18
16
13
14
11
16
11
6 13
924 864 597 805 912 731 763 728 788 701 636 696 954 809 688 930 737
757
669
Lampiran 5.27
REKAPITULASI DOKTER UMUM PTT YANG MASIH AKTIF
DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004
TANGGAL PENGANGKATAN DAN KRITERIA
No
Provinsi
(1)
(2)
28 (Ags 2001)
29 (Nop 2001)
30 (Apr 2002)
31 (Ags 2002)
32 (Nop 2002)
33 (Apr 2003)
34 (Ags 2003)
35 (Nop 2003)
36 (Apr 2004)
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
ST
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
Jumlah
ST
(28)
(29)
(30)
Total
ST
(31)
(32)
(33)
25
20
11
15
18
25
25
20
15
15
15
15
15
14
18
154
116
59
329
Sumatera Utara
42
26
11
70
25
40
20
40
30
14
40
25
30
40
15
10
54
19
366
178
61
605
Sumatera Barat
20
30
10
30
20
20
25
17
29
188
53
30
271
Riau
15
14
25
10
25
10
30
15
20
10
15
15
13
15
10
15
13
173
104
47
324
Jambi
10
10
15
12
15
15
20
15
20
10
30
15
25
20
25
25
12
21
12
172
143
64
379
Sumatera Selatan
15
10
20
19
50
20
10
20
37
24
10
195
80
15
290
Bengkulu
15
20
15
30
10
11
31
18
137
65
23
225
Lampung
80
60
40
36
40
13
40
20
20
10
38
364
82
446
DKI Jakarta
40
70
110
110
10
Jawa Barat
100
43
0 100
26
68
12
70
80
0 100
16
85
86
84
773
122
895
11
Jawa Tengah
106
0 125
0 125
0 113
0 119
0 104
0 112
0 101
0 101
1006
1.006
12
DI Yogyakarta
10
10
10
15
20
15
44
37
168
19
187
13
Jawa Timur
60
30
4 100
11
0 100
0 100
34
90
10
18
34
31
59
592
87
683
14
Kalimantan Barat
18
12
15
20
75
34
34
143
15
Kalimantan Tengah
20
10
20
10
20
16
20
12
13
128
71
199
16
Kalimantan Selatan
30
12
10
12
10
30
20
10
25
10
15
15
17
13
166
90
38
294
17
Kalimantan Timur
10
20
25
15
20
15
20
15
20
15
20
15
21
15
161
110
32
303
18
Sulawesi Utara
15
10
15
58
43
104
19
Sulawesi Tengah
20
10
10
10
10
20
23
15
82
45
142
20
Sulawesi Selatan
38
50
45
40
15
40
15
41
254
55
36
345
21
Sulawesi Tenggara
10
10
10
10
10
32
26
30
24
18
10
138
90
228
22
Bali
15
40
55
64
23
20
30
10
15
15
45
20
46
20
39
230
62
16
308
24
10
10
20
20
13
35
10
40
43
44
30
19
150
184
334
25
Maluku
10
10
28
34
104
25
129
26
Papua
10
10
15
20
20
10
21
20
30
119
84
203
27
Maluku Utara
10
51
15
66
28
Banten
15
40
17
45
25
25
15
15
10
10
168
84
252
29
14
13
66
11
79
30
Gorontalo
10
59
73
692
277
81 823
233
86 638
227
90 738
349
132
703
309
97 614
194
77 541
259
129
483
251
120
473
229
171
983
9.016
Jumlah
Sumber : Biro Kepegawaian, November 2004
Keterangan : B = Biasa
T = Terpencil
ST= Sangat Terpencil
5.705
2.328
Lampiran 5.28
REALISASI PENGANGKATAN DOKTER GIGI SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP
ANGKATAN I s.d. ANGKATAN XXXI
Angkatan
No
Total
Provinsi
I
(1)
(2)
II
(3)
III
(4)
IV
(5)
(6)
(7)
VI
VII
VIII
IX
XI
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
XII
(13)
(14)
XIII
XIV
(15)
(16)
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
XX
XXI
(22)
(23)
XXX
XXXI
I - XXXI
(24)
(32)
(33)
(34)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
14
15
15
11
13
173
Sumatera Utara
44
20
14
14
12
24
17
16
17
19
15
14
12
25
32
41
25
24
25
32
13
15
13
44
23
26
608
Sumatera Barat
27
10
14
16
12
15
15
19
16
13
12
17
17
310
Riau
13
16
10
11
15
13
11
35
22
12
11
13
14
13
13
14
10
326
Jambi
14
13
15
11
12
24
12
10
10
228
Sumatera Selatan
23
11
14
203
Bengkulu
11
11
144
Lampung
19
11
18
12
10
14
16
13
12
13
16
11
14
12
10
12
16
23
37
17
372
18
198
10
Kepulauan Riau
11
DKI Jakarta
12
Jawa Barat
27
75
24
19
23
34
52
37
43
54
55
51
18
13
Jawa Tengah
61
50
36
19
15
34
40
39
33
41
37
39
34
14
DI Yogyakarta
18
11
11
10
15
Jawa Timur
95
44
22
23
48
51
33
21
42
31
33
63
24
16
Banten
17
Bali
10
17
12
18
14
13
14
14
16
19
17
12
30
12
20
20
Kalimantan Barat
12
15
10
11
28
31
21
Kalimantan Tengah
22
Kalimantan Selatan
10
12
13
23
Kalimantan Timur
17
24
Sulawesi Utara
10
12
25
Sulawesi Tengah
26
Sulawesi Selatan
24
10
20
14
12
13
27
Sulawesi Tenggara
12
28
Gorontalo
29
Maluku
10
30
Maluku Utara
31
Papua
32
33
Timor Timur
Indonesia
525
323
15
218
146
242
408
15
271
196
330
11
306
13
40
139
64
60
49
24
28
53
33
54
35
34
37
36
35
38
19
13
32
40
69
42
39
50
40
23
12
21
11
19
12
0
0
0
0
1
225
91
47
35
51
1147
11
21
848
11
271
49
26
39
985
12
15
11
17
69
11
22
18
217
140
17
10
216
193
222
85
130
14
13
12
12
10
10
10
10
10
10
10
229
106
11
93
19
18
19
20
21
34
27
25
18
43
17
24
459
144
11
57
79
39
300
148
24
27
47
27
29
24
32
196
264
209
190
333
446
433
292
296
287
306
160
250
243
140
236
200
139
8.258
Lampiran 5.29
REKAPITULASI DOKTER GIGI PTT YANG MASIH AKTIF
DIRINCI MENURUT KRITERIA PENEMPATAN KEADAAN SAMPAI APRIL 2004
Tanggal Pengangkatan dan Kriteria
No
Provinsi
(1)
(2)
21 (Ags 2001)
22 (Nop 2001)
23 (Apr 2002)
24 (Ags 2002)
25 (Nop 2002)
26 (Apr 2003)
(3)
ST
(4)
(5)
(6)
ST
(7)
(8)
(9)
ST
(10)
(11)
(12)
ST
(13)
(14)
(15)
ST
(16)
(17)
(18)
27 (Agt 2003)
ST
(19)
(20)
(21)
ST
(22)
(23)
28 (Nop 2003)
29 (Apr 2004)
(24)
ST
(25)
(26)
(27)
(28)
Total
Jumlah
ST
(29)
(30)
ST
(31)
(32)
(33)
19
15
36
20
10
10
10
10
15
15
10
10
10
10
29
10
124
63
18
205
10
10
10
10
17
70
20
91
15
10
10
73
41
121
5 Jambi
20
20
62
22
88
6 Sumatera Selatan
11
41
48
7 Bengkulu
10
13
40
18
62
8 Lampung
10
10
15
10
19
83
24
109
9 DKI Jakarta
35
35
10 Jawa Barat
60
40
20
28
47
30
59
54
338
20
358
11 Jawa Tengah
35
34
37
36
11
21
39
33
246
246
12 DI Yogyakarta
11
16
52
56
30
40
10
35
40
20
30
68
73
336
48
384
50
13 Jawa Timur
14 Kalimantan Barat
11
14
16
20
15 Kalimantan Tengah
18
26
16 Kalimantan Selatan
10
10
29
20
13
62
89
17 Kalimantan Timur
10
10
54
31
18 Sulawesi Utara
25
29
19 Sulawesi Tengah
30
33
20 Sulawesi Selatan
10
10
15
20
14
20
20
20
15
127
74
20
221
21 Sulawesi Tenggara
20
19
23
17
63
40
108
22 Bali
11
15
15
10
25
15
41
30
30
78
11
95
25 Maluku
18
29
52
53
26 Papua
11
10
30
31
27 Maluku Utara
11
12
10
10
10
11
10
15
11
20
104
18
122
13
13
30 Gorontalo
15
28 Banten
Jumlah
225
63
217
69
10
204
78
229
75
131
29
180
67
317
150
52
296
158
50
131
74
35
1.930
763
161
15
2.854
Lampiran 5.30
KEADAAN BIDAN (SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP)
MENURUT PROVINSI TAHUN 1994 - 2003
Keberadaan Bidan PTT
No.
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Provinsi
(2)
591
1.349
424
131
120
456
144
290
1.298
1.318
1.120
79
152
236
136
112
197
112
209
145
335
82
197
180
9.413
(4)
990
2.066
898
251
280
946
280
490
2.211
2.647
2.320
121
230
507
307
370
364
239
354
309
415
201
387
447
17.630
(5)
3.529
2.364
1.295
587
399
1.345
695
1.203
40
2.973
3.370
40
3.120
161
345
1.106
874
628
868
319
457
985
455
278
897
1.561
29.894
(6)
3.567
2.443
1.272
617
504
1.622
771
1.172
40
3.119
3.623
159
3.460
252
404
1.133
1.043
675
960
418
561
1.070
1.050
346
957
2.018
33.256
(7)
4.115
2.685
1.306
712
577
1.656
840
1.201
40
3.296
3.688
159
3.546
320
471
1.387
1.078
903
1.054
462
677
1.179
1.135
412
1.032
2.145
36.076
(8)
4.102
2.885
1.288
724
642
1.671
938
1.046
5
3.336
3.719
183
3.577
379
529
1.468
1.127
916
1.109
529
775
1.251
1.277
491
1.105
2.247
37.319
(9)
4.043
2.665
1.203
681
577
1.538
918
983
5
3.104
3.551
129
3.388
333
491
1.470
1.069
880
1.038
447
714
1.251
1.104
491
1.020
2.071
35.164
(10)
(11)
4.026
2.538
1.056
638
534
1.414
896
933
90
5
2.559
3.346
129
3.214
166
314
459
1.768
1.032
819
1.024
363
563
1.249
1.000
476
110
938
94
1.677
33.430
4.016
2.482
979
571
508
1.326
849
904
102
2.286
3.260
99
3.132
224
273
459
1.324
947
755
893
301
514
1.225
887
471
110
524
214
461
30.096
Bidan yang
Pernah
Diangkat
Bidan yang
Berhenti
(12)
(13)
4.417
3.243
1.729
838
677
1.974
975
1.402
40
4.088
4.718
199
4.240
438
584
1.916
1.173
1.017
1.234
597
873
1.298
1.438
512
1.137
2.343
43.100
401
761
750
267
169
648
126
498
(102)
40
1.802
1.458
100
1.108
(224)
165
125
592
226
262
341
296
359
73
551
41
(110)
613
(214)
1.882
13.004
Lampiran 6.1
PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
Jumlah
Penduduk
(Ribuan Jiwa)
(1)
(2)
(3)
Brunei Darussalam
Kepadatan
Penduduk per
KM
(4)
Laju
Persentase
Persentase
Persentase
Pertumbuhan
Penduduk Usia
Penduduk Usia Penduduk Usia
Penduduk
65 Tahun Ke
0-14 Tahun
15-64 Tahun
1993-2003 (%)
Atas
(5)
(6)
(7)
(8)
Angka Beban
Tanggungan
(%)
(9)
358
61
2,5
32,5
65,1
2,4
50
Indonesia
219.883
113
1,4
29,7
65,0
5,0
53
Kamboja
14.144
73
2,7
42,0
55,0
3,0
80
Laos
5.657
24
2,4
44,1
52,1
3,8
82
Malaysia
24.425
76
2,4
33,2
62,7
4,1
60
Myanmar
49.485
81
1,5
32,0
63,0
5,0
58
Philipina
79.999
270
2,0
36,0
60,0
4,0
66
Singapura
4.253
6.004
2,6
20,8
71,6
7,7
40
Thailand
62.833
123
1,1
21,3
67,6
6,6
46
10
Vietnam
81.377
244
1,5
57
Sumber :
Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk diambil dari WHO Health Report, 2005
Kepadatan penduduk dan Persentase penduduk per kategori Umur diambil dari UNESCAP, 2005
Lampiran 6.2
PERBANDINGAN BEBERAPA DATA INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN DI NEGARA ASEAN
TAHUN 2003
No
Negara
Usia Harapan
Hidup Waktu
Lahir
(1)
(2)
(3)
Total Fertility
Rate (TFR)
(4)
Probabilitas
Angka
Angka Kematian
Kematian Balita Angka Kematian Angka Kematian
Kelahiran Kasar
Kasar per 1000
(per 1.000
Bayi (AKB)
Balita (AKABA)
per 1000
Penduduk
balita)
Penduduk
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Brunei Darussalam
77
2,5
23
Indonesia
67
2,3
21
41
31
41
Kamboja
54
4,7
34
10
140
97
140
Laos
59
4,7
35
12
91
82
91
Malaysia
72
2,9
22
Myanmar
59
2,8
24
11
106
76
107
Philipina
68
5,9
25
36
27
36
Singapura
80
1,3
10
Thailand
70
1,9
17
26
23
26
10 Vietnam
71
2,3
20
23
19
23
Sumber :
Usia Harapan Hidup, TFR, Angka Kematian Kasar, Probabilitas kematian Balita dan AKABA diambil dari WHO Health Report, 2005
Angka kelahiran Kasar dan AKB diambil dari SOWC-UNICEF, 2005
Lampiran 6.3
PERBANDINGAN DATA CAKUPAN IMUNISASI DI NEGARA ASEAN TAHUN 2003
No
Negara
BCG (%)
DPT3 (%)
Polio3 (%)
Hepatitis B3 (%)
Campak (%)
Vitamin A (%)
(2002)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1 Brunei Darussalam
99
99
99
99
99
2 Indonesia
82
70
70
75
72
82
3 Kamboja
76
69
69
65
34
4 Laos
65
50
52
50
42
58
5 Malaysia
99
96
97
95
92
6 Myanmar
79
77
76
75
92
7 Philipina
91
79
80
40
80
86
8 Singapura
97
92
92
92
88
9 Thailand
99
96
97
95
94
10 Vietnam
98
99
96
78
93
55
Lampiran 6.4
PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT
DI NEGARA ASEAN TAHUN 2002
Negara
Kota
Desa
Total
Kota
Desa
Total
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2 Indonesia
89
69
78
71
38
52
3 Kamboja
58
29
34
53
16
4 Laos
66
38
43
61
14
24
5 Malaysia
96
94
95
98
6 Myanmar
95
74
80
96
63
73
7 Philipina
90
77
85
81
61
73
8 Singapura
100
100
9 Thailand
95
80
85
97
100
99
10 Vietnam
93
67
73
84
26
41
(1)
(2)
1 Brunei Darussalam
Sumber :
SOWC-UNICEF, 2005