Anda di halaman 1dari 19

OLAHRAGA SEBAGAI SARANA

MEMUPUK NASIONALISME

Oleh: Gede Yoga Wijaya

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga karya tulis, Olahraga sebagai Sarana
Pemupuk Nasionalisme ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati segala usaha kita. Amin.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang................................................................................................3
Rumusan Masalah...........................................................................................5
Tujuan..............................................................................................................5
Manfaat............................................................................................................5

BAB II METODE PENELITIAN.......................................................................................6


BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................................9
A. Perkembangan Prestasi Olahraga Indonesia di Dunia Internasional...............9
B. Pengaruh Prestasi Olahraga Indonesia Terhadap Rasa Nasionalisme Bangsa 12
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Prestasi Indonesia
Di Bidang Olahraga.........................................................................................14
BAB V PENUTUP..............................................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................................16
B. Saran................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

BAB I

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


3

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku, ras, agama, bahasa,
budaya, dan kelompok yang beragam. Semua keberagaman dan perbedaan
tersebut sangat berpotensi menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Tentunya
bukanlah perkara mudah untuk dapat mempersatukan keberagaman tersebut.
Akan tetapi setidaknya ada beberapa hal yang dapat mempersatukan dan
membangun kembali semangat nasionalisme dalam masyarakat yang pluralistis.
-

Pancasila
Pancasila sama sekali bukan sekedar semboyan untuk dikumandangkan.
Pancasila bukan dasar falsafah Negara yang sekedar dikeramatkan dalam
dokumen Pembukaan UUD, melainkan Pancasila harus diamalkan. Tanpa
diamalkan, apapun dasar falsafah yang kita pakai, apapun konsepsi yang kita buat
tidak akan berguna dan tidak ada artinya.

Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat komunikasi yang menyatakan segala sesuatu yang
tersirat dalam diri kita. Langeveld berpendapat bahwa bahasa sebagai suatu
sistem ketetapan hubungan pengertian memungkinkan manusia melakukan
hubungan di antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang memungkinkan manusia
melakukan hubungan dalam kehidupan untuk menyatakan segala sesuatu.
Dari sekian banyak fungsi yang telah disebutkan, ada satu fungsi yang
menjadi sangat dominan, yaitu bahasa sebagai alat pemersatu bangsa. Karena
pada kenyataannya, hampir semua penduduk di Indonesia mengerti bahasa
Indonesia. Dan bahasa ini juga sudah diikrarkan menjadi bahasa nasional ketika
Sumpah Pemuda dikumandangkan tahun 1928. Meskipun pada kenyataanya
bahasa Indonesia berasal dari bahasa minoritas yaitu bahasa Melayu, namun

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


4

kekuatannya dalam mempersatukan bangsa Indonesia sudah tak bisa diremehkan


lagi.
-

Seni
Pada tahun tujuh puluhan, grup musik Koes Plus mengeluarkan rangkaian
album yang masing-masing berisi lagu tentang Nusantara. Ada tujuh seri lagu
tersebut ditambah dengan satu lagu yang berjudul ''Nuswontoro'' yang berbahasa
Jawa. Seluruh lagu itu mengumandangkan keindahan, kekayaan dan kejayaan
Indonesia. Tidak hanya Koes Plus, grup The Rollies dari Bandung juga
menyanyikan lagu tentang keindonesiaan. Di masa kini dapat kita sebutkan grup
musik Netral yang membawakan lagu Garuda Di Dadaku.

Olahraga
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa olahraga adalah bagian dari kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada masa orde baru, WNI keturunan dibatasi
kiprahnya di ruang publik seperti di kantor-kantor pemerintah dan universitas.
Namun hal tersebut tidak berlaku di dunia olahraga. Dunia olahraga tidak
mengenal dikriminasi. Sebagai contoh atlet bulutangkis Indonesia yang berhasil
mengharumkan nama bangsa di dunia internasional adalah keturunan Tionghoa.
Sebut saja Susi Susanti, Alan Budikusuma, Chandra Wijaya, Christian Hadinata,
Ivana Lie, Hariyanto Arbi, Hendrawan, dan lain-lain. Meskipun mereka adalah
keturunan Tionghoa, namun mereka tetap bersemangat mengharumkan bangsa
Indonesia. Contoh lain adalah saat tim nasional sepakbola Indonesia berlaga di
kancah internasional. Semua suporter dari berbagai daerah bersatu untuk
mendukung timnas. Mereka tak lagi mementingkan kepentingan kelompoknya.
Yang ada hanyalah bersama memberikan semangat kepada tim kebanggaannya
tanpa memperdulikan dari mana suporter lain berasal. Semua bercampur baur
menjadi satu.

Oleh karena itu, dalam karya tulis ini saya mengambil tema Olahraga
sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme.
B. RUMUSAN MASALAH

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


5

1. Bagaimana prestasi olahraga Indonesia di dunia internasional ?


2. Bagaimana kaitan prestasi olahraga internasional Indonesia terhadap rasa
nasionalisme bangsa Indonesia ?
3. Apa faktor-faktor yang menyebabkan penurunan prestasi olahraga Indonesia di
dunia internasional ?

C. TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat
bermanfaat bagi para dunia olahraga Indonesia. Secara terperinci tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prestasi Indonesia di dunia olahraga
2. Mengetahui kaitan prestasi olahraga sengan nasionalisme bangsa Indonesia.
3. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan prestasi Indonesia saat
ini.

D. MANFAAT
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai kepentingan bagi
pihak lain, antara lain:
1.
Bagi Pemerintah
Karya tulis diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan pemerintah agar dapat
meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.
2.

Bagi Masyarakat Indonesia

Karya tulis diharapkan dapat membangkitkan rasa nasionalisme dan persatuan


bangsa yang akhir-akhir ini mulai berkurang.

BAB III

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


6

METODE PENELITIAN
A.

METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan untuk penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan yaitu, metode dengan mengambil data dari bahan pustaka yang dapat
dipercaya dan relevan dengan bahan penelitian.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologis, nasionalisme, natie dan nasional, semuanya berasal dari
bahsa latin Natio yang berari bangsa yang dipersatukan karena kelahiran, dari
kata Nasci yang berarti dilahirkan (Pigay, 2000: 53). Menurut Michael Aflag dari
Suriah, Nasionalisme adalah cinta. Kedourie mengatakan bahwa nasionalisme
merupakan cinta abstrak yang telah menyulut tindakan-tindakan teror terhebat
(Smith, 2003: 38). Menurut Douglas Weeks, nasionalisme merupakan formalisasi
dari kesadaran nasional yang membentuk bangsa dalam arti politik yaitu negara
nasional. Sedangkan Aditjondro mengatakan bahwa nasionalisme bukanlah
sesuatu yang jatuh begitu saja dari langit, ada akar historisnya, dan ironisnya akar
historis tersebut tidak jarang bermula dari sejarah kolonialisme (Clifford Geertz
dalam Pigay, 2000: 55).
Nasionalisme merupakan fenomena yang kompleks karena konotasi dan
interpretasinya yang kaya sebagai hasil studi yang demikian beragam sepanjang
masa. Dalam konteks pertama, nasionalisme sulit dibedakan dari patriotisme atau
cinta pada tanah air dan bangsa. Dalam konteks ini, nasionalisme tidak
berhubungan dengan asal ras, asal etnis, atau asal nenk moyang atau dengan sifatsifat budaya yang nyata seperti bahasa atau agama. Sedangkan dalam konteks
kedua, nasionalisme merupakan sebuah bentuk kelompok solidaritas atau rasa
komunitas yang berdasarkan etnisitas daripada teritorial. Dalam konteks ini,
nasionalisme merujuk pada perasaan subjektif yang memisahkan satu kelompok
tertentu dengan kelompok-kelompok lain dalam sebuah komunitas (Fadli, 2002:
21).
Semua bangsa mengakui bahwa olahraga merupakan salah satu unsur yang
berpengaruh dalam kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan dan kewajiban
dalam kegiatannya. Motto olahraga nasional yaitu memasyarakatkan olahraga
dan mengolahragakan masyarakat, merupakan konsep nasional untuk

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


8

mewujudkan secara nyata pembangunan manusia seutuhnya sekaligus menjadi


konsep pendidikan jasmani dan olahraga Indonesia. (Bastaman dalam Gunarsa
1989: 87).

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


9

BAB IV
ISI
A. PERKEMBANGAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA DI DUNIA
INTERNASIONAL
Sejak beberapa abad ini, olahraga telah menjadi media interaksi antar Negara
di dunia. Indonesia sebagai anggota dari masyarakat dunia tentu saja tak lepas
dari hal ini. Terlebih Indonesia memiliki potensi yaitu jumlah penduduk yang
sangat besar.
Usaha untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia olahraga internasional
sudah dimulai sejak Indonesia mengirimkan kontingennya ke Asian Games
pertama di New Delhi, India pada tahun 1951 dan ke Olimpiade ke XV di
Helsinki, Finlandia pada tahun 1952.
Dalam pentas Olimpiade, prestasi Indonesia masih kalah dari Negara-negara
besar lainnya seperti Amerika Serikat dan China. Terlepas dari kedudukan
Indonesia tersebut, kita masih dapat berbangga karena Indonesia merupakan salah
satu Negara dengan prestasi bulutangkis yang bagus. Tak terhitung putra-putri
Indonesia yang telah mengharumkan nama Negara ini di mata dunia dalam
olahraga ini. Tanpa bermaksud mengecilkan prestasi atlet Indonesia dari cabang
olahraga lain, prestasi bulutangkis Indonesia memang luar biasa dan telah diakui
dunia. Sejak tahun 1992, kontingen bulutangkis Indonesia selalu berhasil meraih
minimal 1 medali emas tiap edisi Olimpiade, walaupun pada tahun 2012 tradisi ini
terputus karena Indonesia gagal meraih medali emas.
Gambar 1.1 Ganda Putra Indonesia
meraih medali emas dalam
Olimpiade 2008, salah satu bentuk
prestasi kontingen Indonesia

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


10

Terlepas dari prestasi bulutangkis kita, sepak bola memang olahraga yang
paling digemari di dunia termasuk Indonesia. Animo masyarakat Indonesia
terhadap sepak bola lebih besar jika dibandingkan dengan olahraga lain. Namun
prestasi Indonesia dalam cabang sepak bola tak berbanding lurus dengan animo
masyarakat. Di mata dunia, tim nasional Indonesia tidak dapa dibandingkan
dengan Negara-negara lain seperti Brazil, Italia, Jerman, dan Belanda. Lawan

Tahun
1952
1956
1960
1964
1968
1972
1976
1980
1984
1988
1992
1996
2000
2004
2008
2012
Jumlah

Emas
0
0
0

Perak
0
0
0

0
0
0

0
0
0

0
0
2
1
1
1
1
0
6

0
1
2
1
3
1
1
1
10

Perunggu
0
0
0
Tidak berpartisipasi
0
0
0
Tidak berpartisipasi
0
0
1
2
2
2
3
1
11

Jumlah
0
0
0
0
0
0
0
1
5
4
6
4
5
2
27

sepadan Negara kita hanya berkutat pada negara kawasan Asia Tenggara, seperti
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Meskipun begitu, hal ini tak menyurutkan
animo masyarakat Indonesia terhadap sepak bola beserta tim nasional Indonesia.
Untuk

memperjelas,

telah

disajikan

tabel

dan

grafik

menggambarkan prestasi olahraga Indonesia


Tabel 1.1 Prestasi Indonesia di Olimpiade sejak tahun 1952

yang

dapat

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


11

Grafik 1.1 Perolehan Medali Kontingen Indonesia di Olimpiade sejak 1992

Tahun
1951
1954
1958
1962
1966
1970
1974
1978
1982
1986
1990
1994
1998
2002
2006
2010
Total

Emas
0
0
0
21
7
9
15
8
4
1
3
3
6
4
2
4
87

Perak
0
0
2
26
4
7
14
7
4
5
6
12
10
7
4
9
117

Perunggu
5
3
4
30
10
7
17
18
7
4
21
11
11
12
14
13
187

Jumlah
5
3
6
77
21
23
46
33
15
10
30
26
27
23
20
26
391

3
2

Emas
Perak

Perunggu

0
1988 1992 1996 2000 2004 2008 2012

Tabel 1.2 Prestasi Indonesia di Pesta Olahraga Asia (Asian Games) sejak tahun 1951

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


12

Grafik 1.2 Perolehan Medali Kontingen Indonesia dalam Pesta Olahraga Asia (Asian
Games)

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1951 1954 1958 1962 1966 1970 1974 1978 1982 1986 1990 1994 1998 2002 2006 2010

Sumber: en.wikipedia.org
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa dunia olahraga Indonesia
mengalami kemunduran selama beberapa tahun terakhir ini.
B. PENGARUH PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA TERHADAP RASA
NASIONALISME BANGSA
Salah satu faktor yang sangat kuat dalam menggerakkan semangat olahraga
seorang atlet adalah nasionalisme. Nasionalisme adalah sebuah perasaan cinta
yang kuat dari seorang warga masyarakat kepada negara tempat dimana ia
tinggal.
Nasionalisme membuat seseorang merasa memiliki bangsanya dan akan
berusaha sekuat tenaga untuk kemajuan bangsanya. Rasa cinta dan memiliki
kepada bangsa dan negaralah yang dapat membuat seseorang merasa mampu
dalam berbuat dan bahkan berkorban.
Nasionalisme mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi siapapun, terutama
bagi para altlet yang berjuang dengan membawa nama negaranya. Melalui
nasionalisme, seorang atlet atau olahragawan akan termotivasi untuk

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


13

memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya. Melalui nasionalisme pula,
para atlet akan meningkat mental bertandingnya yang pada akhirnya
meningkatkan prestasi olahraga dari suatu negara.
Hubungan seperti ini pun akan berlaku sebaliknya. Dengan meningkatnya
prestasi olahraga Indonesia secara bersamaan akan diikuti dengan meningkatnya
dukungan dari masyarakat. Dalam dukungan tersebut, terselipkan rasa bangga
terhadap para atlet yang mengharumkan nama bangsa sekaligus rasa bangga
terhadap yang bangsa ini. Dukungan ini diperbesar dengan semakin banyaknya
publikasi oleh media baik media cetak maupun media elektronik. Seperti yang
dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 2.1 Data Penonton Siaran Langsung Olahraga Stasiun RCTI pada Desember 2010

Sumber: Majalah Nielsen Newsletter edisi Desember 2010


Dari data tersebut dapat dilihat besarnya animo masyarakat terhadap atlet-atlet
Indonesia.
Gambar 2.1 Animo masyarakat
yang besar terhadap atlet-atlet
Indonesia diperlihatkan dalam
bentuk dukungan yang besar.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


14

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN PRESTASI


INDONESIA DI BIDANG OLAHRAGA
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, prestasi olahraga Indonesia akhirakhir ini mengalami grafik yang menurun. Jika terus dibiarkan, secara tidak
langsung rasa nasionalisme masyarakat pun sedikit demi sedikit akan semakin
memudar. Indonesia semakin tertinggal dari negara lainnya. Penurunan ini tentu
memiliki penyebab. Penyebab-penyebab ini umumnya bersifat internal. Setelah
dilakukan pengamatan, faktor-faktor utama yang memberikan kontribusi besar
bagi menurunnya prestasi olahraga di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.Pemerintah yang cenderung melakukan tindak korupsi
Posisi pemerintah memang strategis bagi pertumbuhan dan perkembangan
olahraga. Namun hendaknya posisi yang diambil adalah untuk memfasilitasi serta
memberikan rangsangan untuk meningkatnya kegairahan olahraga di masyarakat.
Namun yang terlihat saat ini terdapat oknum-oknum dari pemerintah yang
menyalahgunakan dana yang dialokasikan untuk pengembangan olahraga. Seperti
pada kasus proyek Wisma Atlet SEA Games dan Proyek Hambalang.
2.Manajemen kompetisi yang tidak profesional
Seringkali kompetisi yang berlangsung tidak dilandasi oleh kemajuan prestasi
olahraga itu sendiri tetapi untuk prestise daerah atau lembaga yang diwakili dalam
kompetisi. Hal ini berdampak pada upaya-upaya nonteknis yang kerap sangat
menentukan kemenangan sebuah pertandingan atau perlombaan. Seperti kasus
suap pada pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON).
3.Terlikuidasinya sarana olahraga oleh mall, swalayan ataupun gedung-gedung
pemerintah
Banyak sekali sarana olahraga seperti lapangan, venues gedung olahraga harus
tersingkir dan terlikuidasi karena di lokasi itu dibangun mall, supermarket,
gedung-gedung baru dan lainnya. Akibatnya ruang untuk melakukan latihan
semakin sulit, jauh dan mahal. Hal ini pada akhirnya berdampak pada semakin
menurunnya minat masyarakat untuk berolahraga serta prestasi para pemuda
dalam kompetisi olahraga. Sebagai contoh dapat yang diambil adalah penggusuran
Stadion Lebak Bulus oleh Pemerintah DKI Jakarta.
Padahal olahraga bukanlah sekedar teori, ilmu, atau hal yang bisa didiskusikan
semata, namun harus dipenuhi oleh latihan dan peningkatan keterampilan.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


15

Semakin keras berlatih, semakin meningkatnya skill olahraga dan akan berdampak
pada semakin meningkatnya prestasi olahraga.
4.Kurangnya pelatih olahraga
Saat ini sulit mendapatkan pelatih-pelatih olahraga yang secara profesional
dan serius melatih tim olahraga. Sebagian besar dari mereka melatih sebagai
pekerjaan sampingan. Hal ini dikarenakan rendahnya kesejahteraan yang didapat
oleh seorang pelatih olahraga.
5.Kurangnya dukungan pihak swasta di bidang olahraga
Partispasi sektor swasta yang kurang maksimal di sektor olahraga juga dapat
menjadi faktor menurunnya prestasi olahraga Indonesia. Hanya beberapa
perusahaan besar yang memilih olahraga sebagai sarana promosi dan
menggulirkan dana CSR (Capital Social Responsibility), seperti perusahaan rokok
Djarum.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


16

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nasionalisme adalah paham tentang bagaimana mencintai negara dan bangsa
dan bagaimana rasa cinta itu diwujudkan melalui sebuah tindakan nyata. Saat ini,
rasa nasionalisme bangsa ini mulai pudar sebagai pengaruh negatif dari
globalisasi. Rasa nasionalisme dapat dibangkitkan dalam berbagai cara salah
satunya melalui bidang olahraga. Dengan prestasi olahraga yang tinggi dan dapat
mengharumkan nama bangsa dapat membangkitkan rasa nasionalisme
masyarakat.
Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, tidak
semestinya Indonesia berada di urutan belakang. Indonesia memiliki potensi yang
sangat besar berupa sumber daya manusia. Namun masih terdapat faktor-faktor
penghambat potensi ini. Faktor penghambat ini umumnya merupakan faktor yang
bersifat internal karena datangnya dari dalam bangsa Indonesia sendiri. Jika
pemerintah dapat memberikan solusi untuk meminimalisir ataupun
menghilangkankan hambatan-hambatan tersebut, pemerintah akan dapat
meningkatkan prestasi olahraga Indonesia sekaligus memupuk rasa nasionalisme
bangsa yang kini mulai luntur.
B. SARAN
Berikut diberikan solusi bagi pemerintah untuk dapat menyelesaikan
hambatan-hambatan dalam meningkatkan prestasi olahraga Indonesia sekaligus
membangkitkan rasa nasionalisme bangsa.
1. Peningkatan

pembinaan

moral

meminimalisir tindak korupsi

dalam

tubuh

pemerintahan

guna

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


17

2. Memperketat pengawasan terhadap asosiasi-asosiasi olahraga nasional


terhadap pemanfaatan dana pemerintah.
3. Membenahi dan meningkatkan mutu infrastruktur olahraga namun tetap
memprioritaskan bidang-bidang yang lebih vital, seperti pendidikan,
kesehatan, dan transportasi.
4. Meningkatkan kesejahteraan pelatih olahraga melalui asosiasi-asosiasi
olahraga nasional yang berada di bawah naungan Kementerian Pemuda
dan Olahraga.
5. Menarik minat pihak swasta untuk menanamkan dana dalam bidang
olahraga nasional.

Olahraga sebagai Sarana Pemupuk Nasionalisme


18

DAFTAR PUSTAKA

Nurkholis (2011). Representasi Nasionalisme Dalam Olahraga (Kajian Terhadap


Film Garuda di Dadaku). Semarang
Made Pasek Suardika (2010). Anjloknya Prestasi Olahraga Indonesia. Diperoleh 28
Desember 2012, dari http://www.paseksuardika.com/index.php/berita/baca/54
_________ (2012). Indonesia at the Olympics. Diperoleh 6 Desember 2012, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia_at _the_Olympics
_________ (2012). Indonesia at the Asian Games. Diperoleh 6 Desember 2012, dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Indonesia_at _the_Asian_Games
Majalah Nielsen Newsletter edisi Desember 2010
Sumber Gambar:
Gambar 1.1 http://djarumbadminton.com
Gambar 1.2 http://timnasgaruda.com

Anda mungkin juga menyukai