Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

EKSPREASI GEN DI PENGARUHI JENIS KELAMIN

Oleh :
1. Vira Agustin Sintaresmi

13320109

2. Mardiana Handayaningsih

13320123

3. Diyaf fatmasari

13327002

4. Pradina Oktavia Risna Putri

13327006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

I.

LANDASAN TEORI
Ada beberapa sifat keturunan yang tampak pada kedua macam jenis kelamin
tapi pada salah satu sex jumlahnya lebih besar dibanding sex lainnya. Hal ini
terjadi karena gen gen autosom yang expresinya dipengaruhi oleh sex misalnya
yang sering dijumpai pada pria adalah bibir sumping, kepala botak, celah bibir dan
langit langit juga gangguan mental akibat genetik.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen dominan pada laki laki tetapi gen
resesif pada perempuan, sebagai berikut (Suryo)

Genotip

Laki Laki

Perempuan

TT
Tt
Tt

Telunjuk pendek
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang

Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
Telunjuk panjang

Pewarisan Gen Autosomal Dominan


Autosomal dominan adalah salah satu dari beberapa cara yang sifat
atau gangguan yang dapat diturunkan melalui keluarga. Autosomal dominan juga
bisa diartikan sebagai Pola pewarisan di mana seorang individu yang terkena
memiliki satu salinan gen mutan dan satu gen normal pada sepasang kromosom
autosomal. Sebaliknya, penyakit resesif autosomal mengharuskan individu
memiliki dua salinan dari gen mutan.) Individu dengan penyakit dominan
autosomal memiliki kesempatan 50-50 melewati gen mutan dan oleh karena itu
gangguan ke masing-masing anak-anak mereka. faktor faktor yang
menyebabkan gangguan pada gen autosom adalah faktor lingkungan seperti
polutan, pola makan yang salah dan lain lain.
Suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui autosom dominan
apabila kelainan atau penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu gen
yang cacat dari salah satu orang tuanya. Sebagai perbandingan, penyakit autosom
resesif akan muncul saat seorang individu memiliki dua kopi gen mutan. Syarat
pada pewarisan autosomal dominan antara lain :
- Sifat tersebut mungkin ada pada pria maupun wanitanya.
- Sifat itu juga terdapat pada salah satu orang tua pasangan.
- Sekitar 50% anak yang dilahirkan akan memiliki sifat ini meskipun salah satu
-

pasangan tidak memiliki sifat ini.


Pola pewarisan bersifat vertikal, artinya tiap generasi yang ada pasti ada yang
memiliki sifat ini.

Bila sifat yang diwariskan berupa penyakit keturunan, anak-anak yang tidak
menderita penyakit ini bila menikah dengan pasangan yang normal, maka
keturunan yang dihasilkan juga akan normal .
Contohnya bila kita nyatakan gen dominan dengan lambang A, perkawinan

yang umum terjadi yaitu Aa x aa.

Aa

aa

Aa

aa

Tabel 2.1: Tabel persilangan pada pewarisan gen autosomal dominan


Melalui tabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa :
1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = Aa = 50%
2. Peluang memperoleh anak yang normal = aa = 50%
Pewarisan Gen Autosomal Resesif
Orang tua dari anak yang terinfeksi penyakit akibat kelainan gen resesif
pada autosom, mungkin tidak menampakkan penyakit. Anak yang memiliki
gejala kelainan menandakan adanya pewarisan gen resesif dari kedua orang tua.
Karena kelainan resesif jarang ditemukan, seorang anak memiliki resiko yang
lebih tinggi bila orang tua mereka memiliki hubungan saudara. Hal tersebut
disebabkan seringnya individu individu yang memiliki hubungan saudara
mewarisi gen yang sama dari nenek moyang mereka. Perkawinan yang sering
terjadi pada pewarisan gen resesif pada autosom adalah perkawinan antara
individu yang memiliki genotipe heterozigot (carier).

AA

Aa

Aa

aa

Tabel 2.2: Tabel persilangan pada pewarisan gen resesif pada autosom
Melalui tabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa :
1. Peluang memperoleh anak yang terinfeksi = aa = 25%

2. Peluang memperoleh anak yang normal = AA = Aa = 75%


Terlihat bahwa bila kedua orang tua merupakan carier, maka peluang
seorang anak akan terinfeksi yaitu 25%. Namun, bila hanya salah satu orang tua
saja yang membawa gen resesif, anak tidak memiliki peluang untuk terinfeksi.
A

Aa

Aa

Aa

Aa

Tabel 2.3: Tabel persilangan pada pewarisan gen resesif pada autosom
jika hanya salah satu yang membawa gen resesif.
Berdasarkan tabel, tidak terdapat peluang anak memiliki genotipe aa
atau P(aa) = 0. Oleh karena itu, tidak terdapat peluang bagi anak untuk menderita
penyakit akibat autosom resesif walaupun salah satu orang tuanya adalah
penderita.
-

Kromosom Pada Manusia


Kromosom merupakan bagian dari sel yang membawa gen-gen dan
gen-gen ini selama terjadinya proses meiosis, mempunyai kelakuan
berdasarkan prinsip-prinsip Mendel, yaitu memisah secara bebas. Akan tetapi
prinsip Mendel ini hanya berlaku apabila letaknya gen lepas satu sama lain
pada kromosom. jumlah gen dalam suatu organisme jauh melebihi pasangan
kromosom. Tiap-tiap kromosom banyak mengandung banyak gen, diantaranya
tidak memisah dengan bebas.
- Pewarisan Sifat yang dikendalikan oleh Gen Majemuk (Poligen)
Variasi istilah yang digunakan dalam ilmu genetika, menunjuk pada
peristiwa genetis yang menyebabkan individu atau kelompok spesies tertentu
memiliki karakteristik berbeda satu sama lain. Sebagai contoh, pada dasarnya
semua orang di bumi membawa informasi genetis sama. namun aada yang
bermata sipit, berambut merah, berhidung mancung, atau bertubuh pendek,
tergantung pada potensi varisasi informasi genetisnya. Evolusionis menyebut
variasi dalam satu spesies sebagai bukti kebenaran teorinya. Namun, variasi

bukanlah bukti evolusi. Karena variasi hanya hasil aneka kombinasi informasi
genetis yang sudah ada, dan tidak menambahkan karakteristik baru pada
informasi genetis.
-

Gen-Gen yang dipengaruhi Jenis Kelamin


Jenis kelamin (seks) kita merupakan salah satu karakter fenotipik kita
yang lebih nyata. Meskipun perbedaan antomis dan fisiologis antara pria dan
wanita banyak, dasar kromosom seksnya sedeikit lebih sederhana. Seseorang
yang mewarisi dua kromosom X, satu dari masing-masing orang tuanya,
biasanya berkembang menjadi perempuan. Seorang Pria biasanya berkembang
dari sebuah zigot yang mengandung satu kromosom X dan satu kromosom Y.
Ketika meiosis terjadi di dalam testis, kromosom X dan Y berperilaku sama
seperti kromosom homolog, meskipun kromosom-kromosom tersbut hanya
homolog sebagian dan hanya mengalami sedikit pindah silang satu dengan
yang lainnya.

II.

PERMASALAHAN
Adanya perbedaan ekspreasi jari telunjuk panjang/pendek yang dipengaruhi oleh
sex.

III.

TUJUAN
- Untuk mengetahui adanya pengaruh jenis kelamin pada gen autosom yang
-

mempengaruhi jari telunjuk


Untuk mengetahui frekuensi anggota kelompok yang jari telunjuknya panjang
dan pendek.

IV.

ALAT DAN BAHAN


1. Tangan kiri atau kanan yang kukunya sudah dipotong
2. Kertas untuk alas
3. Alat tulis menulis

V.

CARA KERJA
1. Menggambar garis mendatar atau horisontal pada kertas alas
2. meletakkan telapak tangan pada kertas tersebut, tepatkanlah sehingga ujung
jari manis menyentuh garis mendatar tersebut.
3. menggambar cetakan tanganmu. Bila telunjuk ada di atas garis berarti telunjuk
panjang
4. menentukkan kemungkinan genotipnya.

VI.

HASIL PENGAMATAN
Dari percobaan yang kami lakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

No.

1.
2.
3.
4.

Nama

Jenis Kelamin

Fenotip

Genotip

Panjang

Tt / tt

Panjang

Tt / tt

Panjang

Tt / tt

Panjang

Tt / tt

Vira Agustin Sintaresmi


Mardiana Handayaningsih
Diyah Fatmasari
Pradina Oktavia Risna P.

Perbandingan Vira : Mardiana : Diffa : Dina


25% : 25% : 25% : 25% = 100%
VII. PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, Vira, Mardiana, Diyah dan Pradina
mempunyai genotip Tt /tt sehingga mempunyai fenotip jari telunjuk panjang. Hal
ini dikarenakan terdapat kromosom autosomal resesif yaitu t. Pada percobaan
kelompok kami merupakan berjenis kelamin perempuan semua, maka kami
belum dapat membandingkan ekpreasi gen yang dipengaruhi sex tetapi dari
sumber yang kami dapatkan, terdapat perbedaan ekspreasi gen yang dipengaruhi
oleh sex. Apabila seorang tersebut berjenis kelamin laki-laki, kemungkinan ia
memiliki genotip heterozigot, maka ekspreasi gennya dengan telapak tangan
bertelunjuk pendek sedangkan pada perempuan jika ia memiliki kemungkinan
genotip heterozigot maka ekspreasi gennya dengan telapak tangan bertelunjuk
panjang. Stern menyatakan sifat menurun tersebut lebih banyak ditemukan pada
laki-laki dibanding perempuan. Karakter panjang jari telunjuk ditentukan oleh
sepasang gen, yaitu gen T dan gen t. Gen T adalah gen yang menentukan jari
telunjuk yang lebih pendek dari jari manis, sedangkan gen t adalah gen yang
menentukan jari telunjuk sama atau lebih panjang dari jari manis. Laki-laki dan
perempuan yang bergenotipe TT akan memiliki jari telunjuk yang lebih pendek
dari jari manis, sedangkan laki-laki dan perempuan yang bergenotipe tt akan
memiliki jari telunjuk lebih panjang dari jari manis. Perbedaan fenotipe akan
terlihat pada orang yang bergenotipe heterozigot (Tt). Laki-laki yang heterozigot
akan mamiliki jari telunjuk yang

lebih pendek dari jari manis, sedangkan

perempuan yang heterozigot akan memiliki jari telunjuk yang panjang dari jari
manis.
Menurut Suryo (1996) Apabila kita meletakkan tangan kanan atau tangan kiri
kita pada suatu alas dengan garis mendatar, maka dapat kita lihat apakah jari
telunjuk akan lebih panjang atau lebih pendek dibandingkan dengan jari manis.

Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-laki,
tetapi resesif bila pada perempuan.
VIII.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan yaitu dengan dengan cara meletakkan
telapak tangan pada garis horizontal, kami dapat menyimpulkan bahwa 100%
telapak tangan kelompok kami menunjukan panjang jari telunjuk melebihi garis,
sehingga kelompok kami tergolong orang yang mempunyai jari telunjuk panjang
dengan kemungkinan genotip Tt/tt.

Jadi, dengan cara tersebut, kami dapat

mengetahui bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi ekspreasi gen yaitu


dengan memperlihatkan ekspreasi jari telunjuk yang panjang atau pendek.

IX.

DAFTAR PUSTAKA
Suryo . 1986 . Genetika Manusia . Yogyakarya : Gajah Mada University .
Erlod, Susan dan William S., 2005. Genetika. Erlangga : Jakarta
Fried, H. George dan George J Hamenedos, 2005. Biologi. Erlangga : Jakarta
Heri Susanto, Agus . 2011 . Genetika . Yogyakarta : Graha Ilmu .
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai