Anda di halaman 1dari 5

1.

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya


nilai-nilai hak dan kewajinan suatu warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai
dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di
nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan
mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus penerus
bangsa yang berompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.
2. Dalam Kurikulum tahun 1975
stilah civics dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan secara bertuka-rpakai
(interchangeably). Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 digunakan istilah Pendidikan
Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup
sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan civics (d iterjemahkan sebagai pengetahuan
kewargaan negara).
Dalam tahun 1973/1974
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari kurikulum pendidikan na
sional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN
yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD
sampai sekolah menengah dan pendidikan luar sekolah dalam bentuk pendidikan kepramukaa
n, sedangkan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan kewiraan.
Dalam Kurikulum tahun 1975
stilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam Pedoman Penghayatan dan Pen
gamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan dengan missi pendidikan yang diamanatkan
oleh Tap. MPR II/MPR/1973.
Kurikulum PPKn 1994
Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas dasar rumusan
butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang disaripatikan dari P4 dan sumber resmi
lainnya yang ditata dengan menggunakan pendekatan spiral meluas atau spiral of concept
development (Taba,1967).
Dalam tahun 2004
Dengan diberlakukannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003,
diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum berbasis Kompetensi tahun
2004 dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah nama menjadi Kewarganegaraan.

Tahun 2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana secara substansi
tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan pengembangan kurikulum yang
diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan, maka kurikulum
tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimplementasian PKn sebagaimana diuraikan dia
tas menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka berpikir,
yang sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual,
yang berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler.
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut:
(a) Kewarganegaraan (1956)
(b) Civics (1959)
(c) Kewarganegaraan (1962)
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975)
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
3. Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari
suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan
antar negara.
Visa adalah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara memberikan seseorang izin untuk
masuk ke negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu.
4. Undang - undang yang mengatur kewarganegaraan Indonesia setelah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 :
UU no.3 tahun 1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia.
menurut UU ini yang termasuk warga negara Indonesia ialah :
penduduk asli dalam daerah RI, termasuk anak - anak penduduk asli itu
istri seorang warga Negara
keturunan dari seorang warga negara yang kawin dengan wanita warga negara lain
anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tidak diketahui dengan cara

yang sah
anak - anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang mempunyai

kewarganegaraan Indonesia meninggal


orang bukan penduduk asli yang paling akhir bertempat tinggal di Indonesia selama

5 tahun berturut - turut dan telah berumur 21 tahun atau telah kawin
masuk menjadi warga negara Indonesia dengan pewarganegaraan ( melalui proses
naturalisasi).

UU no. 2 tahun 1958 tentang Penyelesaian Dwi Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC.
UU no. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia sebagai Penyempurnaan UU no. 3
tahun 1 946 menurut UU ini yang termasuk warga negara Indonesia ialah :

mereka yang telah menjadi warga negara berdasarkan UU / Peraturan / Perjanjian

yang berlaku surut


mereka yang memenuhi syarat - syarat tertentu yang ditetapkan dalam UU no. 62
tahun 1958 yakni seperti berikut :

pada waktu lahirnya mempunyai hubungan kekeluargaan dengan seorang

warga Negara Indonesia.


lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dan ayah itu

pada waktu meninggal dunia adalah warga negara RI.


o lahir dalam wilayah RI selama orang tuanya tidak diketahui.
o memperoleh kewarganegaraan menurut UU no. 62 tahun 1958.
UU no. 4 tahun 1969 tentang Pencabutan UU no. 2 tahun 1958 dan dinyatakan tidak berlaku
lagi. UU no. 3 tahun 1976 tentang Pencabutan pasal 18 UU no. 62 tahun 1958. UU no. 12
tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menurut UU ini yang termasuk
warga negara Indonesia ialah :
setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang - undangan dan atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi

warga.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan

kewarganegaraan kepada anak tersebut.


anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia

dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.


anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.
anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anak dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut

berusia 18 tahun atau belum kawin.


anak yang lahir dalam wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status

kewarganegaraan ayah dan ibunya.


anak yang baru lahir yang ditemukan dalam wilayah negara RI selama ayah dan

ibunya tidak diketahui.


anak yang lahir dalam wilayah negara RI apabila ayah dan ibunya tidak mempunyai

kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.


anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut lahir memberikan

kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.


anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya ,, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelu

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.


5. erdasarkan Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah bahwa otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Otonomi daerah tidak hanya sekedar pemecahan penyelenggaraan

pemerintahan. Akan tetapi, bertujuan untuk mengubah tatanan ketatanegaraan yang bersifat
sentralistik yang otoriter menjadi desentralisasi dan
demokratis. Otonomi daerah yang mandiri dan demokratis akan dapat mendekatkan
pemerintah dengan rakyat, karena kepentingan rakyat dapat dilayani dengan baik.Yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan otonomi daerah senantiasa harus tetap
memperhatikan aspirasi masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku di daerah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
6. Jika tentang nilai maka semua tergantung pada keputusan bapak yang mana saya hanya bisa
mengharapkan apa yang menjadi hak saya. Besar kecilpun nilai yang akan bapak berikan jika
itu sudah menjadi hak saya berdasarkan penilaian bapak maka dengan penuh rasa terimakasih
saya ucapakan.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh:
Nama
: Nurul akmam
NIM
: 2015120045
Fak/Prodi : Ekonomi/Manajemen
Tetala
: Sumenep 30 januari 1997

Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester genap yang dibimbing oleh :


Bpk. Wahyu widodo, S.Pd., M.Pd.

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG


2016-2017

Anda mungkin juga menyukai