Tahun 2006
Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana secara substansi
tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan pengembangan kurikulum yang
diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan, maka kurikulum
tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimplementasian PKn sebagaimana diuraikan dia
tas menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka berpikir,
yang sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual,
yang berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler.
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut:
(a) Kewarganegaraan (1956)
(b) Civics (1959)
(c) Kewarganegaraan (1962)
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975)
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003)
3. Paspor adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari
suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan
antar negara.
Visa adalah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara memberikan seseorang izin untuk
masuk ke negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu.
4. Undang - undang yang mengatur kewarganegaraan Indonesia setelah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 :
UU no.3 tahun 1946 tentang Kewarganegaraan Indonesia.
menurut UU ini yang termasuk warga negara Indonesia ialah :
penduduk asli dalam daerah RI, termasuk anak - anak penduduk asli itu
istri seorang warga Negara
keturunan dari seorang warga negara yang kawin dengan wanita warga negara lain
anak yang lahir dalam daerah RI yang oleh orang tuanya tidak diketahui dengan cara
yang sah
anak - anak yang lahir dalam waktu 300 hari setelah ayahnya yang mempunyai
5 tahun berturut - turut dan telah berumur 21 tahun atau telah kawin
masuk menjadi warga negara Indonesia dengan pewarganegaraan ( melalui proses
naturalisasi).
UU no. 2 tahun 1958 tentang Penyelesaian Dwi Kewarganegaraan antara Indonesia dan RRC.
UU no. 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia sebagai Penyempurnaan UU no. 3
tahun 1 946 menurut UU ini yang termasuk warga negara Indonesia ialah :
warga.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI.
anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
pemerintahan. Akan tetapi, bertujuan untuk mengubah tatanan ketatanegaraan yang bersifat
sentralistik yang otoriter menjadi desentralisasi dan
demokratis. Otonomi daerah yang mandiri dan demokratis akan dapat mendekatkan
pemerintah dengan rakyat, karena kepentingan rakyat dapat dilayani dengan baik.Yang perlu
mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan otonomi daerah senantiasa harus tetap
memperhatikan aspirasi masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku di daerah tidak boleh bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
6. Jika tentang nilai maka semua tergantung pada keputusan bapak yang mana saya hanya bisa
mengharapkan apa yang menjadi hak saya. Besar kecilpun nilai yang akan bapak berikan jika
itu sudah menjadi hak saya berdasarkan penilaian bapak maka dengan penuh rasa terimakasih
saya ucapakan.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Oleh:
Nama
: Nurul akmam
NIM
: 2015120045
Fak/Prodi : Ekonomi/Manajemen
Tetala
: Sumenep 30 januari 1997