Oleh:
Ester Rini Anggiriani
Gregoriana Buke Bataona
Hidayati
Lusia Maria Desi
Maria Magdalena Lili Mailiana
Sunly Sipayung
Zulirda August
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah
seminar
mengenai
Pengurangan
Resiko
Pressure
Ulcer
Dengan
dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari makalah
ini. Semoga makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna dalam
proses pembelajaran.
Akhir kata kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih bagi semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
menyatakan bahwa skala Braden telah diuji secara ekstensif, alat ini telah terbukti
efektifitas dalam pengurangan resiko tekan. Menurut Dera, Alfianti (2012) juga
menyatakan skala Braden efektif untuk mencegah luka tekan dan kerusakkkan kulit
lebih lanjut. Kelly (2010) juga pada hasil penelitiannya menunjukkan jika Skala
Braden optimal untuk mengurangi resiko luka tekan.
Berdasarkan hasil beberapa penelitian sebelumnya maka skala Braden
menunjukkan memiliki efektifitas tinggi dalam menentukan risiko terjadinya
pressure ulcer.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Peserta dapat memahami serta mengaplikasikan kepada pasien mengenai
Pengurangan Resiko Pressure Ulcer Dengan Menggunakan Skala Braden.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengetahuan, penyegaran kembali mengenai Pressure Ulcer
b. Memberikan pengetahuan, penyegaran kembali mengenai Stadium Luka
Tekan
c. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai skala braden
C. SASARAN KEGIATAN
Para perawat di Rumah Sakit Santo Yusup Bandung
D. NAMA KEGIATAN
Seminar keperawatan Pengurangan Resiko Pressure Ulcer Dengan Menggunakan
Skala Braden.
E. BENTUK KEGIATAN
1. Presentasi, Tanya Jawab
2. Diskusi/Sharing
F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari
: Jumat
Tanggal
: 31 Oktober 2014
Waktu
Tempat
G. JOBDESK PANITIA
1. MODERATOR / MC / SIE. ACARA
a. Mengatur jalannya sebuah seminar
b. Membuat susunan acara
c. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ)
2. PEMBICARA / SIE. ILMIAH
a. Menyiapkan bahan materi untuk dipresentasikan
b. Menjadi pembicara pada saat seminar berlangsung
c. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ)
3. SEKRETARIS / NOTULEN
a. Membuat proposal kegiatan
b. Menjadi notulen pada saat proses seminar berlangsung
c. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ)
4. BENDAHARA / SIE. KONSUMSI / SIE. DOKUMENTASI
a. Menyusun rencana anggaran biaya
b. Mengeluarkan uang untuk keperluan tiap seksi
c. Mencatat setiap transaksi dari setiap seksi
d. Menyiapkan konsumsi/doorprize untuk proses seminar
e. Mendokumentasikan kegiatan
f. Membuat laporan pertanggung jawaban (LPJ)
H. SUSUNAN KEPANITIAAN
Pembimbing
Ketua
Sekretaris
Notulen
Bendahara
Sie.Acara
ACARA
PENANGGUNG
12.00 12.10
+ Perkenalan + Sambutan
12.10 12.20 Pembiacara I
12.20 12.25 Pembicara II
12.25 13.00 Sesion Tanya Jawab /Sharing /Diskusi
13.00 - 13.10 Kesimpulan + Penutup
JAWAB
Sie. Acara / MC
Pembiacara I
Pembicara II
Moderator
Moderator
Notulen
Rp. 700.000
Rp. 700.000
Rp. 50.000
Rp. 50.000
Rp. 50.000
Rp. 400.000
Rp. 550.000
Rp. 700.000
Rp. 550.000
Rp 150.000
K. PENUTUP
Demikianlah proposal ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan. Diharapkan partisipasi dan dukungan dari semua
pihak dalam pelaksanaan kegiatan Seminar Keperawatan Medikal Bedah ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Ketua Pelaksana,
Sekretaris,
Lampiran
Materi
A. PENGERTIAN
Luka tekan adalah tempat dimana lokasi kerusakkan kulit dan
dibawah jaringan yang disebabkan oleh tekanan, gesekkan atau keduanya
(Kozier, Barbara. 2009).
Luka tekan adalah kerusakkan kulit akibat adanya suatu tekanan
pada jaringan yang lunak antara daerah tulang yang menonjol dan
berlangsung dalam periode yang lama dan terus-menerus, hal ini dapat
mengakibatkan oklusi jaringan, iskemia bahkan kematian (Perry, Peterson.
2005).
Pressure ulcer adalah kerusakkan jaringan yang terlokalisir yang
disebabkan karena adanya kompresi jaringan lunakdiatas tulang yang
menonjol dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama
(Kusyati, Eni. 2006).
B. STADIUM LUKA PRESSURE ULCERS/LUKA TEKAN
Menurut NPUAP (National Pressure Ulcer Advisory Panel) luka tekan
dibagi menjadi empat stadium, yaitu :
1. Stadium I
Adanya perubahan dari kulit yang dapat diobservasi. Apabila
dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah
C. SKALA BRADEN
Terdapat 6 (enam) subskala untuk menentukan tingkatan risiko terjadinya
pressure ulcers. Subskala tersebut antara lain adalah:
1.
2.
Kelembapan yaitu: Tingkat kulit yang terpapar kelembapan. Pada subskala ini
terdapat 4 (empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi)
dan 4 adalah nilai tertinggi (risiko rendah).
a) Nilai 1 diberikan apabila terjadi kelembapan kulit yang konstan, yaitu
saat kulit selalu lembab karena perspirasi, urine dsb. Kelembapan
diketahui saat klien bergerak, membalik tubuh atau dengan dibantu
perawat.
Aktifitas yaitu: Tingkat Aktifitas Fisik. Pada subskala ini terdapat 4 (empat)
tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah nilai
tertinggi (risiko rendah).
a) Nilai 1 diberikan kepada klien dengan tirah baring, yang beraktifitas
terbatas di atas tempat tidur saja.
b) Nilai 2 diberikan kepada klien yang dapat bergerak (berjalan) dengan
keterbatasan yang tinggi atau tidak mampu berjalan. Tidak dapat
menopang berat badannya sendiri dan / atau harus dibantu pindah ke
atas kursi atau kursi roda.
c) Nilai 3 diberikan kepada klien yang dapat berjalan sendiri pada siang
hari, tapi hanya dalam jarak pendek/dekat, dengan atau tanpa bantuan.
Sebagian besar waktu dihabiskan di atas tempat tidur atau kursi.
d) Nilai 4 diberikan kepada klien yang dapat sering berjalan ke luar kamar
sedikitnya 2 kali sehari dan di dalam kamar sedikitnya 1 kali tiap 2 jam
selama terjaga.
klien yang dapat dengan sering melakukan perubahan kecil pada posisi
tubuh dan ekstrimitas secara mandiri.
d) Nilai 4 diberikan kepada klien yang tidak memiliki ketidakterbatasan
dalam hal mobilisasi, yaitu keadaan klien dapat melakukan perubahan
posisi yang bermakna dan sering tanpa bantuan.
5. Nutrisi yaitu: Pola asupan makanan yang lazim. Pada subskala ini terdapat 4
(empat) tingkat nilai, yaitu; 1 adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 4 adalah
nilai tertinggi (risiko rendah).
a) Nilai 1 diberikan kepada klien dengan keadaan asupan gizi yang sangat
buruk, yaitu klien dengan keadaan tidak pernah makan makanan
lengkap. jarang makan lebih dari 1/3 porsi makanan yang diberikan.
Tiap hari asupan protein (daging / susu) 2 x atau kurang. Kurang
minum. Tidak makan suplemen makanan cair. Atau Puasa dan/atau
minum air bening atau mendapat infus > 5 hari.
b) Nilai 2 diberikan kepada klien dengan keadaan mungkin kurang asupan
nutrisi, yaitu klien dengan jarang makan makanan lengkap dan
umumnya makan kira-kira hanya 1/2 porsi makanan yang diberikan.
Asupan protein, daging dan susu hanya 3 kali sehari. Kadang-kadang
mau makan makanan suplemen. Atau menerima kurang dari jumlah
optimum makanan cair dari sonde (NGT).
c) Nilai 3 diberikan kepada klien dengan keadaan cukup asupan nutrisi,
yaitu klien dengan keadaan makan makanan > 1/2 porsi makanan yang
diberikan. Makan protein daging sebanyak 4 kali sehari. Kadangkadang menolak makan, tapi biasa mau makan suplemen yang
diberikan. Atau diberikan melalui sonde (NGT) atau regimen nutrisi
parenteral yang mungkin dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan
nutrisi.
d) Nilai 4 dinerika kepada klien yang baik asupan nutrisinya, yaitu klien
dengan keadaan makan makanan yang diberikan. Tidak pernah menolak
makan. Biasa makan 4 kali atau lebih dengan protein (daging/susu).
Kadang-kadang makan di antara jam makan. Tidak memerlukan
suplemen.
6. Friksi atau Gesekan. Pada subskala ini terdapat 3 (tiga) tingkat nilai, yaitu; 1
adalah nilai terendah (risiko tinggi) dan 3 adalah nilai tertinggi (risiko
rendah).
a) Nilai 1 diberikan pada klien dengan masalah, yaitu klien yang
memerlukan bantuan sedang sampai maksimum untuk bergerak. Tidak
mampu mengangkat tanpa terjatuh. Seringkali terjatuh ke atas tempat
tidur atau kursi, sering membutuhkan maksimum untuk posisi kembali
Kejang, kontraktur atau agitasi menyebabkan friksi terus menerus.
b) Nilai 2 diberikan kepada klien dengan masalah yang berpotensi, yaitu
klien yang bergerak dengan lemah dan membutuhkan bantuan
minimum. Selama bergerak kulit mungkin akan menyentuh alas tidur,
kursi,
alat
pengikat
atau
alat
lain.
Sebagian
besar
mampu
mempertahankan posisi yang relatif baik diatas kursi atau tempat tidur,
tapi kadang-kadang jatuh ke bawah.
c) Nilai 3 diberikan kepada klien yang tidak memiliki masalah, yaitu klien
yang bergerak di atas tempat tidur maupun kursi dengan mandiri dan
mempunyai otot yang cukup kuat untuk mengangkat sesuatu sambil
bergerak. Mampu mempertahankan posisi yang baik di atas tempat tidur
atau kursi.
Nilai total pada pada skala Braden ini berada pada rentang 6-23. Total
nilai rendah menunjukkan risiko tinggi pressure ulcers, sehingga perlu
pencegahan segera. Klien dewasa di rumah sakit dengan nilai 16 atau
kurang dan klien lansia dengan 17 ataupun 18 dianggap berisiko.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Ed. 8. Vol.2.
Jakarta: EGC
Dera, Alfianti. 2012. Pengaruh Perawatan Kulit Berdasarkan Skor Scala Braden Q
Terhadap Kejadian Luka Tekan Anak Dipediatric Intensiv Care Unit.
Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Muhammadiyah Semarang