Anda di halaman 1dari 8

Nama :

Wahyuningsih
NIM
: 141061005
Jurusan : Statistika

Sri

TUGAS TAKE HOME


MK T.LINGKUNGAN JUNI 2016
SOAL 1
Apa yang dimaksud dengan AMDAL serta gambarkan secara skematis tentang prosedur
pelaksanaan AMDAL ?
Jawab:
Menurut UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No.
27 tahun 1999 tentang Analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL) adalah
kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Prosedur pelaksanaan AMDAL, menurut PP. No. 27 Tahun 1999 sebagai berikut:

SOAL 2
Dalam AMDAL, untuk mengukur atau menentukan dampak besar dan penting
diantaranya digunakan kriteria apa saja ?
Jawab:
Kriteria yang digunakan untuk menentukan atau mengukur dampak besar dan penting
dalam AMDAL adalah:
1. besarnya jumlah manusia yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;
2. luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak
SOAL 3
Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis studi AMDAL. Jelaskan.
Jawab:
4 jenis studi AMDAL dalam PP 51 Tahun 1993 yaitu:
1. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada
dalam kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil
yang mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi
AMDALnya ada pada Departemen Perindustrian.
2. AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu
rencana kegiatan pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan
dalam hal perencanaan, pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu
kesatuan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan
pembangunan yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
menyangkut kewenangan satu instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan
pembangunan kawasan industri. Dalam kasus ini masing -masing kegiatan di
dalam kawasan tidak perlu lagi membuat AMDALnya, karena sudah tercakup
dalam AMDAL seluruh kawasan.
4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan
pembangunan yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan
waktu pelaksanaan kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari
satu instansi, berada dalam satu kesatuan ekosistem, satu rencana pengembangan
wilayah sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional
adalah pembangunan kota -kota baru.

SOAL 4
Apa yang dimaksud dengan aksi adaptasi dan aksi mitigasi dalam perubahan iklim ?
Jawab:
1. Aksi Mitigasi
Kehutanan antara lain ; penurunan emisi dan peningkatan kapasitas penyerapan
karbon, pengembangan mekanisme insentif REDD dan Kontinuitas Program MIH
yang terintegrasi dengan GERHAN, penataan ruang, pengentasan kemiskinan
masyarakat sekitar kawasan hutan, penanggulangan kebakaran hutan,
penanggulangan illegal loging
Kelautan antara lain ; peningkatan penyerapan karbon, penanaman mangrove dan
vegetasi pantai, rehabilitasi,terumbu karang, perluasan wilayah konservasi laut.
Energi antara lain ; pembangkit energi , inventarisasi GRK dan penurunannya,
substitusi energi yang rendah karbon, sumber EBT ( biomas, panas bumi, surya,
angin, air).
Transportasi antara lain, inventarisasi GRK dan penurunannya, penggunaan sumber
EBT.
Industri antara lain ; inventarisasi GRK dan penurunannya, penerapan teknologi
bersih dan prinsip 5R, penggunaan sumber EBT, peningkatan proyek CDM,
industri baru wajib dalam kawasan industri, sistem manager pengendalian dan
pencegahan pencemaran (EIP)
Rumah Tangga dan Komersial antara lain ; inventarisasi GRK dan penurunannya,
pengelolaan sampah yang terintegrasi mulai dari penghasil hingga TPA, Penerapan
teknologi waste to energy, mendorong penerapan prinsip 3R.
Lain-lain ; kampanye Hemat energi, revisi Perores 67 tahun 2005 untuk
pelaksanaan CDM, lampu hemat energi untuk jalan dll
2. Aksi Adaptasi
Sumberdaya air antara lain ; hemat air, inventarisasi lahan gambut, pemulihan
DAS, memperbaiki jaringan hidrologi, inventarisasi tempat pengambilan air baku,
pembangunan situ, embung, waduk.
Pertanian antara lain ; membuat peta wilayah kekeringan, rehabilitasi irigasi,
pengendalian bencana banjir dan kekeringan, sosialisasi untuk membangun
pemahaman yang benar terhadap perubahan iklim dan dampaknya pada sector
pertanian.
Kelautan antara lain pesisir dan Perikanan antara lain ; melakukan penanaman
mangrove atau tanaman pantai lainnya di daerah pesisir, melakukan penelitian
nasional untuk mengkaji potensi dan peningkatan penyerapan emisi CO2 dari
sektor kelautan, Bimbingan dan pemahaman kepada nelayan dan masyarakat
pesisir pada umumnya tentang sistem peringatan dini, Pemasangan alat pemecah
ombak.
Infrastruktur antara lain ; pembuatan sistem drainase dan sumur resapan dan atau
tampungan air di bawah badan jalan, pembuatan jalan-jalan untuk pejalan kaki dan

sepeda serta penanaman jalan dengan tanaman peneduh, membangun sistem rumah
susun.
Kesehatan antara lain ; penyuluhan kesehatan, dan perbaikan sanitasi lingkungan
untuk seluruh masyarakat, melakukan penelitian untuk mengidentifikasi jenis-jenis
penyakit yang bisa ditimbulkan sebagai dampak perubahan iklim, pengendalian
vektor penular penyakit.
Kehutanan dan Keanekaragaman Hayati antara lain ; inventarisasi keanekaragaman
hayati di Indonesia, usaha perlindunganm terhadap ekosistem.
Lintas Sektor antara lain ; peningkatan kapasitas institusi penyedia data dan
informasi cuaca, pemantauan perubahan temperatur, kenaikan muka air laut, erosi
air laut, tinggi gelombang dan kondisi-kondisi iklim ekstrim., menyusun peta
daerah rawan bencana, penetapan strategi nasional adaptasi terhadap perubahan
iklim.

SOAL 5
Apa yang dimaksud produksi bersih ? Jelaskan
Jawab:

Istilah produksi bersih mulai diperkenalkan oleh UNEP (United Nations


Environment Program) pada bulan Mei 1989 dan diajukan secara resmi pada bulan
September 1989 pada seminar The Promotion of Cleaner Production di
Canterbury, Inggris. Indonesia sepakat untuk mengadopsi definisi yang
disampaikan oleh UNEP tersebut.
Produksi bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang sifatnya mengarah
pada pencegahan dan terpadu untuk diterapkan pada seluruh siklus produksi.
Produksi bersih merupakan sebuah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif atau pencegahan dan terpadu yang perlu diterapkan secara terus menerus
pada proses produksi dan daur hidup produk dengan tujuan mengurangi risiko
terhadap manusia dan lingkungan.
Hal tersebut, memiliki tujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan
memberikan tingkat efisiensi yang lebih baik pada penggunaan bahan mentah,
energi dan air, mendorong performansi lingkungan yang lebih baik, melalui
pengurangan sumber-sumber pembangkit limbah dan emisi serta mereduksi
dampak produk terhadap lingkungan.
Produksi bersih berfokus pada usaha pencegahan terbentuknya limbah, yang
merupakan salah satu indikator inefisiensi.
Dengan demikian, usaha pencegahan tersebut harus dilakukan sejak awal proses
produksi dengan mengurangi terbentuknya limbah serta pemanfaatan limbah yang
terbentuk melalui daur ulang. Keberhasilan upaya ini akan menghasilkan
penghematan yang besar karena penurunan biaya produksi yang signifikan
sehingga pendekatan ini dapat menjadi sumber pendapatan.

SOAL 6
Sebutkan prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih.
Jawab:
Prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersih Yaitu :
1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energi serta
menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya serta mereduksi
terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dari atau mengurangi
timbulnya masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan serta risikonya terhadap
manusia.
2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadap proses maupun
produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk.
3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan
dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait baik dari pihak
pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia (industriawan). Selain itu juga,
perlu diterapkan pola manajemen di kalangan industri maupun pemerintah yang
telah mempertimbangkan aspek lingkungan.
4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedur standar
operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak
selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi, kalaupun terjadi seringkaliwaktu
yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi relatif singkat.
5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturan sendiri
dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat daripada pengaturan secara
command control. Jadi, pelaksanaan program produksi bersih ini tidak hanya
mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapi lebih didasarkan pada kesadaran
untuk mengubah sikap dan tingkah laku.
SOAL 7
Dalam penerapan produksi bersih diperlukan hal apa saja ?
Jawab:
Yang diperlukan dalam penerapan produksi bersih yaitu:
1. Motivasi
Melakukan perbaikan terus menerus adalah perilaku yang perlu dimiliki oleh
pekerja didukung oleh pemilik usaha.
Penerapan produksi bersih (PB) tidak dirasakan sebagai beban, namun sebagai
suatu kebutuhan.
2. Komitmen
Adanya komitmen yang sungguh-sungguh pemilik usaha dalam mensukseskan
suatu perubahan yang disepakati.
Sense of belonging (rasa memiliki) pekerja terhadap tempat usaha/perusahaan
membantu menumbuhkan komitmen dalam melakukan perbaikan.
3. Team work, pemilik usaha dan pekerja

Kebersamaan antara pemilik usaha dan pekerja sangat diperlukan dalam


menerapkan suatu perubahan.
Rasa kebersamaan dan komunikasi yang intensif antara kedua belah pihak akan
memudahkan dalam penyampaian masukan dan kritik terhadap perubahan,
sehingga bisa diambil tindakan yang lebih tepat (win-win solution). Tentunya,
hasil dari penerapan produksi bersih (PB) tidak hanya dinikmati oleh pemilik
usaha, namun juga pekerja dan masyarakat, baik dari segi finansial, lingkungan,
dan organisasional.
4. Kebiasaan (habbit)
Perubahan-perubahan yang telah disepakati sebelumnya, perlu dijadikan suatu
kebiasaan (habbit) bagi pekerja.
Pemilik usaha perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan
produksi bersih (PB) secara berkala untuk menjamin pekerja melakukan
perubahan itu sebagai suatu kebiasaan.

SOAL 8
Langkah awal dalam melakukan analisis sebelum menerapkan konsep produksi bersih
adalah mengetahui tentang non product output (NPO). Sebutkan tentang definisi NPO dan
bentuk identifikasinya.
Jawab:
NPO didefinisikan sebagai seluruh materi, energi, dan air yang digunakan dalam proses
produksi namun tidak terkandung dalam produk akhir. Bentuk NPO dapat diidentifikasi
antara lain sebagai berikut :
1. Bahan baku yang kurang berkualitas
2. Barang jadi yang ditolak, diluar spesifikasi produk (semua tipe)
3. Pemrosesan kembali (reprocessing)
4. Limbah padat (beracun, tidak beracun)
5. Limbah cair (jumlah dari kontaminan, keseluruhan air yang tidak terkandung dalam
produk final)
6. Energi (tidak terkandung dalam produk akhir, seperti uap, listrik, oli, diesel, dll
7. Emisi (termasuk kebisingan dan bau)
8. Kehilangan dalam penyimpanan
9. Kerugian pada saat penanganan dan transportasi (internal,maupun eksternal)
10. Pengemasan barang
11. Klaim pelanggan dan trade returns
12. Kerugian karena kurangnya perawatan

13. Kerugian karena permasalahan kesehatan dan lingkungan

SOAL 9
Agar bahan kimia yang digunakan, disimpan, atau didistribusikan tertangani dengan cara
yang aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (compliance) maupun
praktik kerja terbaik (good management practise), apa yang dapat dilakukan ?
Jawab:
Yang dapat dilakukan agar bahan kimia yang digunakan, disimpan, atau didistribusikan
tertangani dengan cara yang aman sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
(comliance) maupun pabrik kerja terbaik (good management practise) yaitu :
Dilakukan dengan manajemen bahan kimia sebab manajemen kimia selain berisi
tentang identifikasi bahan kimia juga berisi program-program penting dalam penanganan
dan pengendalian bahan kimia dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pengendalian bahan kimia yang telah dilakukan maka perlu dilakukan asesmen sendiri
manajemen bahan kimia yang kemudian dibandingkan dengan audit manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja tentang bahan kimia.
SOAL 10
Jelaskan bahwa suatu zat kimia dalam bentuk gas akan menimbulkan hazard lebih besar
dari pada bentuk cair.
Jawab:
Suatu zat kimia dalam bentuk gas akan menimbulkan hazard lebih besar dari pada bentuk
cair, karena dapat menyebar secara luas di udara dan mengenai banyak orang sekaligus.
Namun jika gas disimpan dalam tangki dengan baik atau dalam ruangan sejuk maka
hazard akan menjadi lebih kecil.
SOAL 11
Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari minat dan
tujuan pengelompokannya. Sebutkan klasifikasi tersebut.
Jawab:
Bahan-bahan toksik dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari minat dan
tujuan peneglompokannya. Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan :
1. Organ tujuan : ginjal, hati, system hematopoitik, dan lain-lain
2. Penggunaan : peptisida, pelarut, food additive (aditif makanan), dan lain-lain
3. Sumber : tumbuhan dan hewan

4. Efek yang ditimbulkan : kanker, mutasi, dan lain-lain


5. Bentuk fisik : gas, cair, debu, dan lain-lain
6. Sifatnya : mudah meledak
7. Label kegunaan : bahan peledak, oksidator, dan lain-lain
8. Susunan kimia : amino aromatis, halogen, hidrokarbon, dan lain-lain
9. Potensi racun : organofosfat, lebih toksik daripada karbamat

SOAL 12
Apa yang saudara ketahui tentang: a. REDD
b. MIH
c. GERHAN
Jawab:
1. REDD: Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation
Suatu mekanisme global bertujuan u/ memperlambat perubahan iklim dg memberikan
kompensasi kpd negara berkembang u/ melindungi hutannya.
2. MIH : Menuju Indonesia Hijau
Suatu program pengawasan dan evaluasi pemerintah dlm perbaikan kualitas
lingkungan.
3. GERHAN: Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Tujuan u/ melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan secara terpadu dan terencana
dg melibatkan semua instansi pemerintah terkait, swasta, masyarakat, agar kondisi
lingkungan hulu dapat kembali berfungsi sbg daerah resapan air hujan secara normal
dan baik.

Anda mungkin juga menyukai