Anda di halaman 1dari 17

Program Puskesmas dalam Menangani

Angka Kematian Ibu yang Tinggi

Rina Purnawati*
102010073
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6, Jakarta 1150
Email : Vhanya_the_squamozza@yahoo.com
Tanggal Pembuatan : 28 Juni 2014

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan pada puskesmas dalam rangka mencapai wilayah dan
bertumpu pada potensi daerah tidak bisa dilakukan sendiri oleh sektor kesehatan tapi harus
dilakukan secara holistik bersama stake holder dan masyarakat sekitar. Program-program
yang telah dilakukan pada mini lokakarya dirasakan tidak memuaskan, maka dari itu
kegiatan-kegiatan program pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan
maupun non kesehatan yaang berhubungan untuk menciptakan daerah yang sehat perlu di
perhitungkan dan dilakukan dengan seksama.

1 | Page

Pembahasan
Skenario
Puskesmas Argomulyo mendapatkan predikat sebagai Puskesmas yang buruk akibat
dari tingkat kematian ibu yang tinggi. Berdasarkan data tahun lalu AKI (Angka Kematian
Ibu) = 500/100000 kelahiran hidup. Baru-baru ini ada seorang ibu muda usia 18 yang
melahirkan premature dan anaknya hanya 1800 gram, meninggal setelah 7 hari kemudian.
Ibunya menderita anemia hingga Hb 9,5 g/dL. Luas wilayah kerja Puskesmas meliputi 6
Desa, sebagian besar wilayah hanya dapat ditempuh dengan keadaan roda dua. Jenis
pekerjaan penduduk terutama bertani dan sebagian besar penduduk hanya buruh tani. Di
wilayah kerja puskesmas terdapat 3 posyandu yang dilayani oleh 20 kader.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Angka Kematian Ibu yang tinggi


Lokasi Puskesmas yang sulit terjangkau
Jumlah Posyandu yang kurang
Keadaan sosial ekonomi yang rendah

Mind Map

2 | Page

Puskesmas
Adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pada hakekatnya mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, terjangkau oleh masyarakat dan
sebagai motor pembangunan kesehatan didaerah kerjanya.
Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat dipimpin oleh dokter
umum sebagai kepala puskesmas. Dokter umum harus mempunyai kriteria The Five Star
Doctor yaitu :
1. Care provider
Memperlakukan pasien secara holilstik
Memandang individu sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitas
Memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi
Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling percaya
2. Decision maker
Kemampuan memilih tekhnologi
Penerapan tekhnologi secara etis
Cost effectiveness
3. Communicator
Mampu mempromosikan gaya hidup sehat
Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif
Mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk tetap sehat
4. Community leader
Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat
Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat
Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat

5. Manager
Mampu berkerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan
di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan

pasien dan komunitas


Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berguna

Terdapat 3 peranan dokter di puskesmas :


3 | Page

a) Sebagai Manager, bertugas merencanakan pekerjaan staf yang dipimpinnya,


mengarahkan dan menyediakan sarana penunjang agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien dan memantau kembali sejauh mana tugastugas terebut telah dilaksanakan.
b) Sebagai Medicus Practicus, memerlukan keterampilan dasar physical diagnosis
(anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis penyakit,
pengobatan dan follow up, rujukan serta konseling)
c) Sebagai Public Health Worker, melakukan tugas promotive dan preventive.
Pelayanan puskesmas harus memenuhi public safety dalam rangka melindungi
kepentingan pasien, masyarakat dan petugas. Pelayanan puskesmas harus dilakukan sesuai
standar input, proses dan output, maka disusunlah standar Puskesmas. Dengan tersedianya
standar puskesmas maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Masyarakat
Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
2. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di puskesmas
3. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
Sebagai acuan dalam mengukur kinerja pelayanan kesehatan di puskesmas, penentuan
kebijakan di puskesmas, dan dalam perencanaan program dan anggaran
4. Bagi Pemerintah Daerah
Sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia


Sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti
setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap
terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan pembangunan
kesehatan mengacu kepada konsep Paradigma Sehat yaitu pembangunan kesehatan yang
memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan berkesinambungan.
Puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa (polindes).1
Fungsi Puskesmas antara lain :
4 | Page

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


-

Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar

menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan


Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap

program pembangunan di wilayah kerjanya


Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:


Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat

untuk hidup sehat


Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan


perorangan, dan pelayanan kesehatan masyarakat

- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu


dan berkesinambungan.1,2
Manajemen dan Administrasi Puskesmas
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana pusat
kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi adalah proses
penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Sebelum melihat adanya
proses, maka kita harus memiliki terlebih dahulu masukan.
1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana
(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan
manajemen (method).
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan
pelaporan, serta pengawasan.3
A. Perencanaan

5 | Page

Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk


mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas
merupakan unit pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh
DKK, yang bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah
kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
cakupan mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta
menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan
program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas
sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai
acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas
sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya
didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau lembaga sosial
masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk jemis
pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik
seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang
mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.

B. Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha,
unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi puskesmas

C.

Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas


Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Pelaksanaan

6 | Page

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah


dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan
tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan
sumber daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf,
kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu
diperhatikan oleh seorang manjer.
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana
manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk
mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai
kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3
Tujuan fungsi pelaksanaan:

Menciptakan kerjasama yang lebih efisien


Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini
Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja staf


Membuat organisasi berkembang lebih dinamis.

D. Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir
yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan
dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah
dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan
diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali
atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi
penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf
untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:
a. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
b. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya

7 | Page

c. Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab


terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan
perlu berusaha lebih dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian
menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya.
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan.
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk
dinilai.
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu sistem

7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non
fisik (sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat,
dan lain-lain)
Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan
di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
8 | Page

oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh


selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di
Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia
Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi
dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular
penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan

Survailans

Gizi,

dan

Perberdayaan

Usaha

Perbaikan

Gizi

Keluarga/Masyarakat.4,5
Program KIA
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong yang dibentuk dari,
untuk dan oleh masyarakat dalam hal penggunaan alat transportasi atau komunikasi,
pendanaan, pendonor darah, pencatatan, pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini

9 | Page

tercakup pula pendidikan kesehaan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah
keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.
Tujuan umum program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk
atau mempercepat pencapaian target Pembangunan Kesehatan Indonesia yaitu Indonesia
Sehat secara meningkatnya derajat kesehatan anak optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.6
Kegiatan KIA

Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak

prasekolah
Deteksi dini faktor resiko ibu hamil
Pemantauan tumbuh kembang balita
Imunisasi tetanus toksoid 2x pada ibu hamil serta BCG, DPT 3x, Polio 3x dan

Campak 1x pada bayi


Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA
Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam

penyakit
Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta

bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari)
Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta
kader-kader kesehatan.6,7

Pelayanan Antenatal (ANC)


Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat preventif care
untuk mencegah terjadinya masalah yang kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat
melalui persalinan dengan sehat dan aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga
ibu dalam status kesehatan yang optimal, karena dengan keadaan kesehatan ibu yang optimal
sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin yang dikandungnya.8
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan
K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang
telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan,
10 | P a g e

dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada
trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan
kepada ibu hamil
Tujuan pelayanan antenatal adalah sebagai berikut :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
3. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit / komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, temasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma
seminimal mungkin
5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat
memberikan ASI secara eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat
tumbuh kembang secara normal
7. Mengurangi bayi lahir premature, kelahiran mati dan kematian neonatal9
Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :10,11
1. Timbang badan dan ukur badan
2. Ukur tekanan darah
3. Skrining status imunisasi Tetanus Toksoid. Tujuannya untuk melindungi ibu dan bayi
yang dilahirkan dari tetanus neonatorum, imunisasi ini diberikan sebanyak 5 kali. TT1
diberikan pada kunjungan antenatal pertama, TT2 diberikan empat minggu setelah
TT1, TT3 diberikan enam bulan setelah TT2, TT4 diberikan satu tahun setelah TT3,
dan TT5 diberikan satu tahun setelah TT4
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian tablet besi (90 tbalet) selama kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4
320 mg( zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minmal masing masing 90 tablet.
6. Temu wicara / pemberian komunikasi interpersonal dan konseling
7. Tes laboratorium sederhana (Hb, protein urin) berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis,
HIV, malaria , TBC, PMS)
Pemberadayaan Masyarakat
1. POSYANDU

11 | P a g e

Pos pelayanan terpadu merupakan wadah titik temu antara pelayanan profesional dari
petugas kesehatan dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan
masyarakat, terutama dalam upaya penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.
Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar terutama dalam bidang
kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh masyarakat, penyelenggaraanya
dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih dibidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya
berasal dari PKK, tokoh masyarakat dan pemudi. Kader kesehatan merupakan perwujutan
peran serta aktif masyarakat dalam pelayanan terpadu, dengan adanya kader yang dipilih oleh
masyarakat, kegiatan diperioritaskan pada lima program yaitu: KB, Gizi, KIA, Imunisasi,
penanggulangan diare dan mendapat bantuan dari petugas kesehatan.
Tujuan penyelenggaraan Posyandu
Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
2. Mempercepat penerimaan NKKBS.
3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatankegiatan
kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan.

Penyelenggaraan Posyandu
Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa,
pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus
(100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan
setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan
sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat
dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos
pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RK/RT atau
ditempat khusus dibangun masyarakat.
Penyelenggaraan dilakukan dengan pola lima meja sebagaimana diuraikan antara lain:
Meja 1: pendaftaran
Meja 2: penimbangan bayi dan anak balita
Meja 3: pengisian KMS (kartu menuju sehat)
12 | P a g e

Meja 4: peyuluhan perorangan

Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti

dengan pemberian makanan tambahan, pralit dan vitamin A dosis tinggi.


Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi.
Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil
ulangan atau tablet busa.

Meja 5: Pelayanan tenaga propesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat.3
2. Kader Kesehatan
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan
dapat bekerja secara sukarela. Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan
yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat.
Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga
merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanaya kader, maka pesanpesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader.
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah
tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini
perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis
pelayanan. Adapun kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak
dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar
Posyandu antara lain:
a. Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah:
-

Melaksanan pendaftaran.
Melaksanakan penimbangan bayi dan balita.
Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan.
Memberikan penyuluhan.
Memberi dan membantu pelayanan.
Merujuk.

b. Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah:


1. Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare.
2. Mengajak ibi-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu.

13 | P a g e

3. Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan
yang ada:
pemberantasan penyakit menular.
Penyehatan rumah dan Pembersihan sarang nyamuk.
Pembuangan sampah.
Penyediaan sarana air bersih.
Menyediakan sarana jamban keluargadan Pembuatan sarana pembuangan air limbah.
Pemberian pertolongan pertama pada penyakit.
P3K, Dana sehat dan kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

c. Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan:


Merencanakan kegiatan, antara lain : menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan
masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama
masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja.
Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan
percontohan.
Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotong ronyong, memberikan
informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lainlain.
Memberikan pelayanan yaitu, :
Membagi obat
Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan
Mengawasi pendatang didesanya dan melapor
Memberikan pertolongan pemantauan penyakit
Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya
Melakukan pencatatan, yaitu:
KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb
KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya
Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang

diimunisasikan
Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik

timbangan
Diare: jumlah oralit yang dibagikan, penderita yang ditemukan dan dirujuk
Melakukan pembinaan mengenai lima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya
kesehatan lainnya.
Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan.
Melakukan pertemuan kelompok.
Persyaratan Menjadi Kader

14 | P a g e

Kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela,
mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunya krebilitas yang baik dimana
perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai
penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masayrakat sekitarnya.
Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upanya meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu
peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang
dilakukan baik di Posyandu.11
Anemia
Penyakit ini terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atu
kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh,
sangat diperlukan dalam pembentukan darah yaitu dalam hemoglobin. Disamping itu zat besi
juga diperlukan enzim sebagai penggiat. Fe lebih mudah diserap oleh usus halus dalam
bentuk Ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulator yang diatur oleh kadar
Ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar
10% saja dari Fe yang terdapat dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus. Ekskresi Fe
dilakukan melalui menstruasi. Oleh sebab itu kebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak
dibandingkan dengan pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang
dikandung juga memerlukan Fe ini.Definisi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya
besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan
anemia besi khususnya ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-Cuma
melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan
sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat.12
Kelompok Rentan Gizi
Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan
janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung
proses kehamilan tersebut. Untuk mendukung berbagai proses pertumbahan ini maka
kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi
ibu hamil sekitar 300-350 kalori perhari. Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan
10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan
peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, reboflafin, vitamin A dan D. Kebutuhan
15 | P a g e

berbagai mineral khususnya Fe dan calsium juga meningkat. Apabila kebutuhan kalori,
protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi
makan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat
berakibat :
1. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR)
2. Kelahiran prematur
3. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.

Kesimpulan
Pelayanan Kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat. Jika pelayanan kesehatan dapat berjalan maksimal maka akan
meningktkan mutu kesehatan masyarakat dan usia harapan hidup. Program kesehatan ibu dan
anak yang baik dapat menurunkan angka kematian ibu yang tinggi di wilayah kerja
puskesmas tersebut. Namun kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik apabila dibentuknya
lebih banyak kader kesehatan untuk membantu kerja puskesmas.

Daftar Pustaka
1. Kumalla P, Pendit BU. Manajemen pelayanan kesehatan primer. Edisi 2. Jakarta :
Penerbit buku Kedokteran EGC; 1999.
2. Muninjaya GA. Manajemen kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
1999.
3. Revisi Buku Pedoman Kerja Puskesmas Tim. Puskesmas. Pedoman Kerja Puskesmas.
Jilid I. Jakarta: Departeman Kesehatan RI, 1991.h.G1-80
4. Azwar A. Perencanaan program kesehatan. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi
ke-3. Jakarta. Binarupa Aksara; 1997.hal 200-06.
5. Keputusan MenKes RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Depkes
RI; 2004.h.5,7, 15-8, 20-31
6. Depkes. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir di
Indonesia. 2014. Diunduh dari www.yaslisinstitute.org/news.php?view=140 tanggal
28 Juni 2014.
16 | P a g e

7. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
2010. Diunduh tanggal 28 Juni 2014 dari www.promkes.depkes.go.id.
8. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008. Diunduh dari
ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.
9. Dyah A.N. Faktor Faktor yang berhubungan dengan perilaku antenatal care ibu
hamil trimester tiga di kelurahan way mengaku kecamatan balik bukit kabupaten
lampung barat pada agustus 2010. Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Jakarta.

2010.

Diunduh

dari

www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311021/COVER.pdf
10. Revisi Buku Pedoman Kerja Puskesmas Tim. Kesehatan Lingkungan Pemukiman.
Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid 3. Jakarta: Departeman Kesehatan RI, 1991.h.G1-80.
11. Depkes. Pedoman penyelenggaraan imunisasi.dalam keputusan meneteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004.Jakarta.2004. Diunduh dari
www.4shared.com/zip/.../KMK_No_1059_ttg_Pedoman_Penyel.html
12. (Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2011, hal. 229-36)

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai