Anda di halaman 1dari 12

TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Pelaporan dan Akuntansi Keuangan

Oleh :
Hery Syaerul Homan
NIM. 1657007

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2016

TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI


A. Pendahuluan
Kasus Enron yang mencuat sekitar tahun 2002 membuat praktisi
bisnis dan akuntan baik di Indonesia maupun di dunia mulai menyoroti
kelemahan aturan dalam pencatatan akuntansi sehingga manipulasi laporan
keuangan masih bisa terjadi saat itu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka
aturan-aturan terkait dengan transaksi dengan pihak berelasi mulai diperketat.
Dengan penerapan konvergensi IFRS di Indonesia sebenarnya hal ini menjadi
salah satu solusi untuk meminimalkan kecurangan seperti yang terjadi pada
kasus Enron. Dimana IFRS telah menggunakan konsep principle based yang
lebih menekankan pada pengukuran, penilaian, penyajian dan pengungkapan.
Hal ini terlihat dengan diadopsinya IAS 24 menjadi PSAK 7: Pengungkapan
pihak-pihak berelasi dimana PSAK ini merupakan tambahan pengungkapan
yang harus dilakukan terkait standar akuntansi pada PSAK No. 4: Laporan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri apabila terdapat suatu
transaksi dengan pihak-pihak berelasi.
PSAK 7 mengenai pengungkapan pihak-pihak berelasi berkaitan
dengan pengungkapan pihak-pihak berelasi dan transaksi antara pihak-pihak
berelasi. PSAK 7 (Revisi 2010) menggantikan PSAK 7 Pengunkapan PihakPihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa revisi tahun 1994. DSAK-IAI
memutuskan untuk tidak menggunakan kata istimewa namun menggunakan
istilah berelasi merujuk pada istilah bahasa Inggris yang menggunakan kata
Related Party dalam standar akuntansi internasional yakni IAS 24 Related
Party Disclosure. Secara filosofis hubungan yang dimaksud dalam PSAK 7
memang tidak selalu istimewa dan kata istimewa memiliki ambiguitas.
Transaksi pihak-pihak yang berelasi dewasa ini mendapat perhatian
yang sangat serius baik dari dalam kalangan dunia bisnis maupun dari pihak
otoritas perpajakan. Pada dasarnya transaksi antar pihak yang mempunyai
hubungan berelasi adalah suatu kesepakatan atau pengaturan bisnis yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang saling tidak bebas satu dengan lainnya untuk
tujuan tertentu. Unsur kesepakatan dalam menentukan harga transaksi adalah
hal yang paling menjadi perhatian, karena kesepakatan dalam penentuan harga
|

dapat membawa dampak keuntungan maupun kerugian bagi pihak-pihak


terkait (stake holder). Stake holder yang perlu mendapat informasi yang
transparan dari transaksi di atas antara lain, investor, kreditor, pemegang
saham (share holder).
Pada intinya, semua transaksi terkait pihak-pihak berelasi yang berada
dalam satu kendali termasuk didalamnya Entitas Bertujuan Khusus (Special
Purpose Entities) harus diungkapkan dan dilakukan konsolidasi laporan
keuangan. Sehingga semua transaksi akan disajikan dan kecurangan seperti
yang dilakukan Enron diharapkan tidak akan terjadi lagi.
B. Pengertian Transaksi dengan Pihak Berelasi
Berdasarkan PSAK 7 tentang pengungkapan transaksi pihak berelasi,
dijelaskan bahwa :
Transaksi Pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau
kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi terlepas
apakah ada harga yang dibebankan.
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam pernyataan ini dirujuk sebagai
entitas pelapor).
a. Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas
pelapor jika orang tersebut :
i.
Memiliki pengendalian/pengendali bersama atas entitas pelapor.
Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan
dan operasional dari suatu entitas sehingga memperoleh manfaat dari
aktivitas entitas tersebut. Pengendalian bersama adalah persetujuan
kontraktual untuk berbagi pengendalian terhadap suatu aktivitas
ii.

ekonomi.
Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor. Pengaruh
signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan
kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas, tetapi tidak
mengendalikan kebijakan tersebut. Pengaruh signifikan dapat

iii.

diperoleh dari kepemilikan saham, anggaran dasar atau perjanjian.


Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas
induk dari entitas pelapor. Personil manajemen kunci adalah orangorang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab untuk
|

merencanakan, memimpin, dan mengendalikan aktivitas entitas,


secara langsung atau tidak langsung, termasuk direktur dan
komisaris (baik eksekutif maupun bukan eksekutif) dari entitas.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu
dari hal berikut:
i.
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas berikutnya
ii.

saling berelasi dengan entitas lainnya)


Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas
lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan
anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya)

Contoh pihak-pihak berelasi poin (i) & (ii)

iii.

Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga

iv.

yang sama.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas

v.

yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.


Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk
imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas terkait
dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang
menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga

vi.

berelasi dengan entitas pelapor.


Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang

vii.

yang didefinisi dalam huruf (a).


Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh
signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci
entitas (atau entitas induk dari entitas)

Dijelaskan pula bahwa pihak-pihak berikut bukan sebagai pihak-pihak


yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu :
(a) dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota
manajemen kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen
kunci dari satu entitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap
entitas lain.
(b) dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas
ventura bersama.
(c) (i)
(ii)

penyandang dana,
serikat dagang,

(iii) entitas pelayanan publik, dan


(iv) departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan,
mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan
terhadap entitas pelapor, semata-mata dalam pelaksanaan urusan
normal dengan entitas pelapor (meskipun pihak-pihak tersebut
dapat membatasi kebebasan suatu entitas atau ikut serta dalam
proses pengambilan keputusan).
(d) pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor,
atau perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan
transaksi usaha dengan volume signifikan, semata-mata karena
ketergantungan ekonomis yang diakibatkan oleh keadaan.
C. Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengungkapan Transaksi dengan Pihak
Berelasi
Berdasarkan PSAK 7, transaksi dengan pihak berelasi harus
diungkapkan sebagai berikut :
Untuk memungkinkan pengguna L/K memahami dampak dari
hubungan pihak berelasi pada suatu entitas, maka hubungan antara entitas
induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi
transaksi antara mereka. PSAK 7 mensyaratkan adanya tambahan
pengungkapan terkait transaksi dengan pihak berelasi dalam laporan
keuangan konsolidasian (PSAK 4).

Entitas mengungkapkan kompensasi personil manajemen kunci secara


total dan untuk masing-masing kategori berikut:
a. Imbalan kerja jangka pendek, seperti upah, gaji, dan kontribusi jaminan
social, cuti tahunan dan cuti sakit yang dibayar, bagi hasil dan bonus
(jika dibayar dalam waktu duabelas bulan setelah akhir periode) dan
imbalan non keuangan (seperti perawatan kesehatan, perumahan, mobil,
dan barang/ jasa gratis yang disubsidi) bagi karyawan saat ini.
b. Imbalan pascakerja, seperti pensiun, manfaat pension lain, asuransi jiwa
pascakerja dan perawatan medis pascakerja.
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya, termasuk cuti besar, cuti hari
raya, imbalan cacat permanen, dan bagi laba, bonus dan kompensasi
yang ditangguhkan (jika terutang seluruhnya lebih dari dua belas bulan
pada akhir periode pelaporan)
d. Pesangon pemutusan kontrak kerja, dan
e. Pembayaran berbasis saham.
Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi selama
periode yang dicakup dalam laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan
sifat dari hubungan dengan pihak-pihak berelasi serta informasi mengenai
transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami
potensi dampak hubungan tersebut sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:
a. Jumlah transaksi;
b. Jumlah saldo, termasuk komitmen, dan:
(i)
Persyaratan dan ketentuannya, termasuk apakah terdapat jaminan,
dan sifat imbalan yang akan diberikan, untuk penyelesaian; dan
(ii)
Rincian garansi yang diberikan atau diterima;
c. Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut; dan
d. Beban yang di akui selama periode dalam hal pitang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak-pihak berelasi
Pengungkapan yang disyaratkan diatas dilakukan secara terpisah
untuk masing-masing kategori berikut:
a. Entitas induk
b. Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan terhadap
entitas;
|

c.
d.
e.
f.
g.

Entitas anak;
Entitas asosiasi;
Ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;
Personil manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan
Pihak-pihak berelasi lainnya
Apabila ada transaksi antara pihak-pihak berelasi, maka harus

dilakukan dengan dasar nilai wajar. Pengungkapan bahwa transaksi pihakpihak berelasi dilakukan dengan ketentuan yang setara dengan yang berlaku
dalam transaksi yang wajar dapat dilakukan hanya jika hal tersebut dapat
dibuktikan. Oleh karena itu, transaksi pihak-pihak berelasi baik yang
dilakukan dengan nilai wajar maupun dengan ketentuan yang setara dengan
nilai wajar harus dibuktikan dengan dokumen pendukung yang lengkap yang
menyatakan transaksi tersebut telah sesuai dengan standar yang ada.

Entitas yang berelasi dengan Pemerintah


Berdasarkan PSAK 7, entitas yang berelasi dengan pemerintah adalah
entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara
signifikan oleh pemerintah.
Entitas pelapor dikecualikan

dari

persyaratan

pengungkapan

sebagaimana dijelaskan sebelumnya atas transaksi dengan pihak-pihak


berelasi dan saldo, termasuk komitmen dengan:
a. Pemerintah yang memiliki pengendalian, pengendalian bersama atau
pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan
b. Entitas lain yang merupakan pihak berelasi karena dikendalikan,
dikendalikan

bersama,

atau

dipengaruhi

secara

signifikan

pemerintah yang sama atas entitas pelapor dan entitas lain tersebut.
Contoh :

oleh

Pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan


Entitas 1 dan 2 dan Entitas A, B, C, D. Si X adalah personil manajemen
kunci Entitas 1. Maka, dalam laporan keuangan Entitas A, pengecualian
sebagaimana dijelaskan diatas diterapkan untuk:
a. Transaksi dengan Pemerintah
b. Transaksi dengan Entitas 1 dan 2 dan Entitas B,C, dan D.
Namun pengecualian tidak berlaku untuk transaksi dengan X sebagai
manajemen kunci.
Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian di paragraf tersebut,
maka entitas mengungkapkan mengenai transaksi dan saldo terkait, yaitu:
a. Nama departemen atau instansi pemerintah dan sifat hubungannya
dengan entitas pelapor (misalnya, pengendalian, pengendalian bersama
atau pengaruh signifikan)
b. Informasi berikut dengan rincian yang cukup yang memungkinkan
pengguna L/K memahami dampak transaksi dengan pihak-pihak berelasi
terhadap L/K :
(i)
Sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan,
Contoh Pengungkapan : untuk transaksi secara individual signifikan karena
ukuran transaksinya.
Pada tahun yang berakhir pada Desember 201X, Pemerintah menyediakan
Entitas A suatu utilitas yang mana Pemerintah memiliki kepemilikan secara
tidak langsung sebesar 75% dari saham yang beredar, pinjaman setara dengan
50% dana yang diperlukan, dibayar secara triwulan selama lima tahun
(ii)
Untuk
transaksi
lainnya yang
kolektif,
tidakiniindividu,
berikutnya.
Bunga
yang dibebankan
atassecara
pinjaman
adalahtetapi
3%, nilai
dapat
diperbandingkan
dengan
bunga
yang
dibebankan
atas
pinjaman
bank
untuk
signifikan, indikasi secara kualitatif atau kuantitatif atau luasnya
Entitas A.

transaksi tersebut. Jenis transaksi tersebut termasuk contoh

transaksi yang diungkapkan jika dilakukan dengan pihak berelasi


sebagai berikut:
- Pembelian dan penjualan barang (barang jadi/ setengah jadi)
- Pembelian dan penjualan property dan asset lain
- Penyediaan atau penerimaan jasa
- Sewa
- Pengalihan riset dan pengembangan
- Pengalihan dibawah perjanjian lisensi
- Pengalihan dibawah perjanjian pembiayaan (termasuk
pinjaman dan kontribusi ekuitas dalam bentuk tunai atau
-

natura)
Provisi atas jaminan atau agunan
Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi
atau tidak terjadi di masa depan, termasuk kontrak

eksekutori(diakui atau tidak diakui), dan


Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi.

Contoh Pengungkapan : untuk transaksi yang secara kolektif signifikan


Pemerintah secara tidak langsung memiliki 75% saham beredar Entitas A.
Entitas A secara signifikan melakukan transaksi dengan Pemerintah dan entitas
lain yang dikendalikannya, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara
signifikan oleh Pemerintah (suatu porsi yang besar atas penjualan barang dan
pembelian bahan material) atau (50% atas penjualan barang dan 35% tas
pembelian bahan material).
Entitas juga memperoleh manfaat dari jaminan Pemerintah atas pinjaman
bank.

Pihak-pihak yang berelasi merupakan gejala normal dalam perniagaan


dan usaha. Misalnya, perusahaan seringkali melaksanakan kegiatannya secara
terpisah-pisah melalui anak perusahaan dan atau perusahaan afiliasi,
memperoleh kepentingan dalam perusahaan lain - untuk tujuan investasi atau
untuk alasan perniagaan - dalam proporsi yang cukup untuk mengendalikan
atau melaksanakan pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan
keuangan dan operasi perusahaan penerima investasi (investee).
Posisi keuangan dan hasil usaha dari suatu perusahaan dapat
terpengaruh oleh hubungan istimewa dengan suatu pihak walaupun tidak
terjadi sesuatu transaksi dengan pihak tersebut. Suatu hubungan istimewa
dapat mempengaruhi transaksi perusahaan pelapor dengan pihak lain. Sebagai
|

contoh, suatu anak perusahaan dapat mengakhiri hubungan dengan suatu


mitra dagangnya karena induk perusahaan telah mengakuisisi suatu
perusahaan lain yang berusaha dalam bidang perdagangan yang sama dengan
mitra dagang terdahulu. Di samping itu, suatu tindakan dapat tertunda karena
pengaruh yang signifikan dari pihak lain. Sebagai contoh, suatu anak
perusahaan dapat diinstruksikan oleh induknya untuk tidak ikut serta dalam
riset dan pengembangan.
PSAK No. 7 ini mensyaratkan setiap perusahaan melakukan
pengungkapan semua hal terkait dengan transaksi dengan pihak berelasi
terlepas apakah ada transaksi atau tidak diantara mereka. Namun, berdasarkan
observasi hasil penelitian Febrianto (2010), memang tidak semua perusahaan
sampel melaporkan bahwa mereka memiliki transaksi dengan pihak-pihak
yang istimewa seperti yang dinyatakan di PSAK No. 7. Dari 450 observasi,
5,6% observasi memiliki pihak istimewa sebesar nol pihak. Namun, ketiadaan
pihak istimewa yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan
keuangan memiliki tiga kemungkinan kasus. Pertama, perusahaan memang
tidak memiliki pihak istimewa untuk perusahaan bertransaksi pada tahun
tersebut dan memang tidak ada transaksi dengan pihak istimewa yang
dilaporkan pada tahun tersebut. Kedua, perusahaan bisa saja memiliki
transaksi dengan pihak istimewa, namun mereka tidak mengungkapkan siapa
pihak istimewa tersebut walau jenis transaksi dan nilai transaksi diungkapkan.
Ketiga, perusahaan sebenarnya memiliki transaksi dengan pihak-pihak
istimewa namun sama sekali tidak mengungkapkannya di dalam laporan
keuangan.
Luas pengungkapan atas pihak-pihak istimewa dan transaksi antara
perusahaan dengan mereka dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu mulai dari
budaya hingga biaya pengungkapan. Selain itu, transaksi dengan pihak
istimewa bisa saja bermotif operasional dan ekonomis belaka. Artinya,
dengan pengakuan bahwa transaksi-transaksi itu dilakukan dengan syarat
yang sama dengan transaksi yang sama dengan pihak ketiga. Dengan
demikian, pengungkapan atas transaksi dengan pihak istimewa bisa saja
dipandang oleh perusahaan ataupun oleh auditor tidak ekonomis dan tidak

10

akan mempengaruhi nilai perusahaan. Jejaring kepemilikan antarperusahaan


yang sangat rumit membuat pengungkapan juga menjadi mahal bagi
perusahaan.
Pengakuan akuntansi suatu pengalihan sumber daya secara normal
didasarkan pada suatu harga yang disepakati pihak yang bersangkutan. Harga
yang berlaku antara pihak yang tidak berelasi adalah harga pertukaran antara
pihak yang independen (arm's length price). Pihak yang berelasi mungkin
mempunyai suatu tingkat keluwesan dalam proses penentuan harga, yang
tidak terdapat dalam transaksi antara pihak yang tidak berelasi.
PSAK No. 7 tidak mengatur secara rinci mengenai bagaimana metode
yang digunakan untuk penentuan harga wajar dalam transaksi antara pihakpihak berelasi, PSAK hanya mewajibkan pihak-pihak berelasi yang
melakukan transaksi harus menggunakan nilai wajar dalam transaksinya dan
melakukan pengungkapan yang memadai dalam catatan laporan keuangan
agar tidak menyesatkan pembaca laporan keuangan. Sebagai acuan penentuan
nilai

wajar, pihak-pihak

berelasi

yang

melakukan

transaksi

dapat

menggunakan metode penentuan nilai wajar sebagaimana diatur dalam aturan


perpajakan.
D. Off Balance Sheet
Off balance sheet adalah suatu aset atau utang atau aktivitas pembiayaan
(financing activity) yang tidak tercatat pada neraca perusahaan. Off balance sheet
dapat berupa kontrak sewa (lease), anak perusahaan yang terpisah (separate
subsidiary), dan utang gabungan. Seperti surat utang (letter of credit).Off balance
sheet meliputi transaksi yang belum dapat dinyatakan secara efektif atau nyata dan
baru dalam bentuk komitmen atau janji. Transaksi ini lazim dilakukan dalam
kegiatan perbankan. Transaksi off balance sheet adalah transaksi yang mengandung
risiko, oleh karena itu transaksi off balance sheet harus dicatat walaupun belum
mempengaruhi neraca, agar dapat diperoleh informasi yang akurat.

11

DAFTAR PUSTAKA

IAI. 2012. Standar Akuntansi Keuangan : per 1 Juni 2012. Jakarta : Salemba
Empat.
Febrianto, Rahmat & Erna Widiastuty. 2010. Hubungan transaksi dengan pihakpihak yang memiliki Hubungan istimewa dan kualitas auditor dengan
praktik Manajemen laba. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, 2010 ejournal.unud.ac.id

12

Anda mungkin juga menyukai