Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit dengan cara pemberian suatu vaksin sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.1 Tujuan dari imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan,
dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Kegiatan imunisasi di
Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar dimulai pada tahun 1956. Pada tahun
1976 mulai dikembangkan vaksin DPT di beberapa kecamatan. Tahun 1980 program
imunisasi terus dikembangkan dengan memberikan tujuh jenis antigen, yaitu BCG, DPT,
polio, campak, hepatitis B, TT, dan DT. Pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai
Universal Child Immunization (UCI) dan cakupan secara merata secara nasional pada tahun
1993.2
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Data dari WHO
menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1
minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. 3 Berdasarkan data
WHO menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB)
di dunia pada tahun 2014 sebesar 34,46 per 1000 kelahiran hidup.4
Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan, AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup,
turun sedikit dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup. 5 Menurut Dinas
Kesehatan Jawa Barat, AKB di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 adalah 30 per 1.000
kelahiran hidup, dan untuk di Kabupaten Karawang pada tahun 2010 adalah sebesar 42,60
per 1.000 kelahiran hidup.6 AKB ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan dalam
tujuan ke empat Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka kematian
bayi. Dalam MDGs, target AKB yang ingin dicapai tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran
hidup. Angka harapan hidup untuk anak yang berusia 1 tahun ke atas sangat ditentukan oleh
pelayanan kesehatan saat bayi terutama melalui program imunisasi.
1
Departemen Kesehatan pada tahun 2008 menganjurkan agar semua anak sebelum
berusia satu tahun telah mendapatkan imunisasi dasar dengan lengkap dan teratur sehingga
dapat memiliki kesehatan yang baik sekaligus memutus mata rantai penularan. 7 Teratur
dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis hepatitis B-0, 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. 1,7 Jika imunisasi dilaksanakan
dengan baik dan menyeluruh, maka efektivitas imunisasi dapat mencapai 85-90%. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan imunisasi dasar secara nasional
yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), campak (82,1%), polio-4 (77,0%), dan DPT-HB-3
(75,6%).8 Sedangkan berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi, status imunisasi lengkap
(59,2%), imunisasi tidak lengkap (32,1%), dan tidak imunisasi (8,7%). 8 Semua cakupan itu
belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional. Berdasarkan hasil laporan
imunisasi dasar untuk Kabupaten Karawang pada tahun 2014 oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang, didapatkan cakupan imunisasi Hepatitis B 94%, BCG 95%, polio-3
96%, DPT-3 96%, dan campak 95%.9
Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dasar
diukur
dengan
pencapaian
UCI
desa/kelurahan. UCI adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (anak
dibawah usia 1 tahun).7 Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap AKB. Pada tahun 2010,
pemerintah mencanangkan program Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child
Immunization 2010-2014 (GAIN-UCI 2010-2014). Pada program ini pemerintah
menargetkan cakupan desa/kelurahan yang mencapai UCI adalah sebanyak 100% pada
tahun 2014. Namun, pada tahun 2014 target UCI ini hanya mencapai 81.82% sehingga
pemerintah membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 84% pada
tahun 2015 dan 92% pada tahun 2019.10 Data tahun 2014, di Kabupaten Karawang cakupan
desa/kelurahan UCI didapatkan sebanyak 50,81% sehingga belum mencapai target yang
ditentukan.11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :
1. Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi.
2. Berdasarkan
Survey Demografi
Kesehatan
Indonesia
(SDKI)
tahun
2012
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan pelayanan dan pelaksanaan imunisasi dasar bayi di
Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga
2
Mei 2016.
Diketahuinya pelaksanaan kegiatan penyuluhan imunisasi dasar bayi di
Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga
Mei 2016.
Diketahuinya pelaksanaan kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan
analisa cakupan desa UCI di Puskesmas Kecamatan Cikampek periode Juni 2015
hingga Mei 2016.
Mei 2016.
Diketahuinya hasil pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program
imunisasi dasar bayi di Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang
periode Juni 2015 hingga Mei 2016.
1.4.3
1.4.4
Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kegiatan imunisasi dasar
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang.
4
Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari catatan bulanan hasil
kegiatan program imunisasi dasar bayi di Puskesmas Kecamatan Cikampek dari bulan Juni
2015 hingga Mei 2016 yang terdiri dari:
a.
b.
c.
d.
Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
Umpan Balik
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Sistem
Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah
satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber
daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: Man (staf),
Money (dana operasional), Material (logistic, obat, vaksin, alat medis), Method
(ketrampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai
dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating)
dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
7
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2 Tolak Ukur Keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan yang dipakai dalam mengevaluasi program imunisasi dasar
ini adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses,
keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau
target yang harus dicapai dalam program imunisasi dasar dan cakupan desa/kelurahan UCI
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek dari bulan Juni 2015 hingga Mei 2016.
Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
Data demografi dan geografi Puskesmas Cikampek, Kabupaten Karawang tahun 2015.
Nama Desa
Cikampek Kota
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Kamojing
Dawuan Timur
Dawuan Tengah
Dawuan Barat
Kalihurip
Kecamatan
4.2.2
Jumlah (ha)
97
194
112
122
374
927
293
322
364
1.833
4.638
Data Demografi
1. Jumlah penduduk Kecamatan Cikampek berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik
Kabupaten Karawang Tahun 2015 adalah sebanyak 109.353 dan meliputi 22.907
Kepala Keluarga.
2. Penduduk sebesar 109.353 jiwa menempati wilayah seluas 46.38 Km 2 yang berarti
rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Cikampek adalah 2.357
jiwa/Km2. Wilayah yang tingkat kepadatannya paling tinggi yaitu Desa Cikampek
Barat, yang mencapai 10.639 jiwa/km2.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nama Desa
Cikampek Kota
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Kamojing
Dawuan Timur
Dawuan Tengah
Dawuan Barat
Kalihurip
Kecamatan
4.2.3
Luas (km2)
0.97
1.94
1.12
1.22
3.74
9.27
2.93
3.22
3.64
18.33
46.38
Jumlah Rumah
Tangga
1.491
4.156
2.122
2.310
975
833
2.824
4.262
2.988
946
22.907
Jumlah
Penduduk
7.237
21.368
10.389
11.149
4.419
3.843
12.420
20.193
13.524
4.808
109.353
Tingkat Kepadatan
Penduduk/km2
7.237
10.693
9.275
9.138
1.104
427
4.140
8.077
3.864
267
2.357
4.2.4
: 95.7%
: 2.26%
: 1.54%
: 0.50%
Mata Pencaharian
Dari segi mata pencaharian, pengrajin industri kecil tercatat dalam jumlah yang cukup
signifikan dibanding dengan beberapa jenis mata pencaharian lainnya. Selengkapnya,
distribusi penduduk mata pencaharian adalah sebagai berikut:
10
a. Petani
Pemilik tanah
Penggarap tanah
Buruh tani
b. Pengrajin Industri Kecil
c. Buruh Industri
d. Pedagang
e. Buruh Angkut
f. Peternak
g. PNS
h. ABRI
4.2.5
: 2.600 orang
: 2.010 orang
: 1.200 orang
: 16.060 orang
: 1.794 orang
: 12.790 orang
: 2.670 orang
: 7.670 orang
: 273 orang
: 20 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 15 bidan desa
: Ada
: cukup
: cukup
: cukup
: Ada
: Ada
: 1 buah
: 18 buah
: cukup
: cukup
: 1 buah
: 2 buah
11
Vaksin
BCG + Pelarut
: Cukup
HepB-0
: Cukup
DPT-HB
Polio
Campak + Pelarut
DPT-HB-HIB
Alat dan obat KIPI
Stetoskop
Infus set
Cairan infus
Alat suntik
Dexamethasone injeksi
Adrenalin
Paracetamol
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: 2 buah
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
b. Non Medis
Pamflet : Tidak ada karena habis
Poster : Ada
Gedung Puskesmas
Ruang Pendaftaran
: 1 ruang
Ruang Tunggu
: 1 ruang
Ruang Periksa
: 2 ruang
Kamar Obat
: 1 ruang
Posyandu
: Bukan sistem lima meja
Buku KIA
: Ada
Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi: Ada
Buku pencatatan hasil imunisasi
: Ada
Buku pencatatan stok vaksin
: Ada
Kartu pencatatan suhu lemari es
: Ada
Kartu pencatatan suhu freezer
: 1 lembar/bulan
Kapas dan tempatnya
: Ada
Safety box
: Setiap tim lapangan ada
4.4 Data Khusus
4.4.1 Masukan
4.4.1.1 Tenaga
Kepala Puskesmas
: 1 orang
12
4.4.1.2 Dana
APBD
: 1 orang
: 1 orang
: 15 bidan desa
: Ada
4.4.1.3 Sarana
c. Medis
Peralatan suntik
Spuit 0.05 cc
Spuit 0.5 cc
Spuit 5 cc
Alkohol 70 %
Safety Box
Cold Chain:
Lemari Es
Vaccine Carrier (termos)
Cool Pack
Cold Pack
Cold Box
Termometer
Vaksin
: cukup
: cukup
: cukup
: Ada
: Ada
: 1 buah
: 18 buah
: cukup
: cukup
: 1 buah
: 2 buah
BCG + Pelarut
: Cukup
HepB-0
: Cukup
DPT-HB
Polio
Campak + Pelarut
DPT-HB-HIB
Alat dan obat KIPI
Stetoskop
Infus set
Cairan infus
Alat suntik
Dexamethasone injeksi
Adrenalin
Paracetamol
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: 2 buah
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
d. Non Medis
13
BCG
Frekuensi
Pemberian
1x
0,05 cc
Cara
Pemberian
Intrakutan
HB 0
1x
0,5 cc
Intramuskular
Paha
DPT-HB-HIB
3x
0,5 cc
Intramuskular
Paha
Polio
4x
2 tetes
Oral
Mulut
Campak
1x
0,5 cc
Subkutan
Lengan kiri
atas
Jenis Vaksin
Dosis
Tempat
Lengan kanan
atas
Usia
Sedini mungkin
0-2 bulan
9-11 bulan
14
Jumlah bayi yang bertahan hidup (Surviving Infant) dihitung berdasarkan jumlah
bayi baru lahir dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat dari Infant
Mortality Rate (IMR) dikalikan dengan jumlah bayi baru lahir. Sasaran ini
digunakan untuk menghitung imunisasi yang diberikan pada bayi usia 2-11 bulan.
Surviving Infant ( SI )=Jumlah bayi(IMR x Jumlah bayi)
Desa/Kelurahan
Universal
Child
Immunization
(UCI)
adalah
Desa/Kelurahan dimana 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Imunisasi dasar lengkap
pada bayi (0 11 bulan) meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB, 4 dosis Polio, 1
dosis Hepatitis PID, 1 dosis Campak.
Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
x 100%
D. P
e
n
15
IP Vaksin=
Jumlah cakupan
Jumlah vaksin yang dipakai
Hepatitis B
Vaksin yang diperlukan=
Sasaran x Target( 98 )
IP Hepatitis B
DPT-HB-HiB
Vaksin yang diperlukan=
Polio
Vaksin yang diperlukan=
Campak
Vaksin yang diperlukan=
Sasaran x Target( 90 )
IP Campak
16
suhu yang telah ditetapkan, yaitu +2C s/d +8C untuk semua vaksin. Tata cara
penyimpanan vaksin di Puskesmas:
Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.
Penempatan vaksin Heat Sensitive (HS), yaitu BCG, Campak, dan Polio
diletakkan di dekat evaporator.
Beri jarak antara kota vaksin minimal 1 2 cm atau satu jari tangan, agar
terjadi sirkulasi udara yang baik.
Letakkan satu buah termometer Muller dibagian tengah lemari es dan letakkan
satu buah freeze tag diantara vaksin Hepatitis B atau DPT.
Vaksin selalu disimpan di dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar ultra
violet.
Pelarut vaksin campak dan BGC disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak
boleh beku.
Pastikan vaksin yang belum terbuka selalu berada di dalam vaccine carrier
selama pelayanan.
Vaksin yang dapat digunakan adalah vaksin yang belum kadaluarsa dengan
kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) A atau B dan tidak pernah beku.
Jangan mengisi vaksin ke dalam semprit sebelum sasaran siap datang untuk
disuntik.
Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan di Posyandu tidak boleh
dipergunakan lagi, sedangkan untuk pelayanan imunisasi statis (Puskesmas,
Poliklinik), sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sebagai berikut:
Pada label agar ditulis tanggal pada saat vial pertama kali dipakai/dibuka.
Vaksin Polio dapat digunakan kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka.
Vaksin Campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan
tidak lebih dari 8 jam sejak dilarutkan dan BCG hanya boleh digunakan 3 jam
setelah dilarutkan.
alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur.
Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan bunga
es).
Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
termometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap pagi dan
sore.
19
2) Pemeliharaan Mingguan
Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng
21
pengobatan swasta)
Pencatatan vaksin. (keluar-masuk nya vaksin, nomor batch, tanggal kadaluarsa,
pulang)
Pencatatan logistik imunisasi. (pencatatan logistik cold chain, safety box, dll).
Pelaporan dilakukan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang
telah ditetapkan.
4.4.2 Proses
4.4.2.1 Perencanaan
A. Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Menentukan Besarnya Sasaran dan Target Cakupan Imunisasi Dasar
- Besar sasaran bayi : 2943 bayi
- Target cakupan:
Tabel 4.3. Target Imunisasi dalam 1 tahun dan pencapaian Periode Juni 2015-Mei 2016.
Imunisasi
HB 0
BCG
DPT-HB-HIB 1
DPT-HB-HIB 2
DPT-HB-HIB 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Campak
Target Pertahun
98%
98%
98%
95%
90%
98%
95%
93%
90%
90%
Kebutuhan Vaksin
IP Vaksin ditentukan berdasarkan pemakaian tahun sebelumnya yaitu :
-
Hepatitis B-0
:2
22
BCG
:8
DPT-HB-HIB
Polio
Campak
:5
:7
:3
BGC
Vaksin yang diperlukan=
2943 x 98
x 1 ampul=360 ampul
8
Hepatitis B-0
Vaksin yang diperlukan=
Sasaran x Target( 98 )
IP Hepatitis B
2943 x 98
x 1 ampul=1442 ampul
2
DPT-HB-HIB
Vaksin yang diperlukan=
2.884,14 +2.795,85+2.648,7
=1.665 vial
5
Polio
Vaksin yang diperlukan=
23
Campak
Vaksin yang diperlukan=
Sasaran x Target( 90 )
IP Campak
II.
2943 x 90
x 1 vial=882 vial
3
2.884,14+2.795,85+2.648,7=8.328 buah
III.
Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair sebagai penahan dingin
dan kestabilan suhu.
Penempatan vaksin Heat Sensitive (HS), yaitu BCG, Campak, dan Polio
diletakkan di dekat evaporator.
Jarak tiap kotak vaksin miimal 1 2 cm atau satu jari tangan agar terjadi
sirkulasi udara yang baik.
Pencatatan suhu dilakukan 2x/hari yaitu pada pagi hari dan siang/sore hari.
Vaksin yang dipakai adalah vaksin yang belum kadaluarsa dengan kondisi
VVM A atau B dan tidak pernah beku.
alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur.
Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan bunga
es).
Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
termometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap pagi dan
sore.
2) Pemeliharaan Mingguan
Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng
f. Tenaga Pengelola
26
Jenis dan jumlah ketenagaan minimal yang harus tersedia di tingkat puskesmas
adalah:
1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
1 orang atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator)
1 orang pengelola vaksin.
Kegiatan imunisasi hanya dapat dilaksanakan oleh petugas imunisasi yang
mempunyai pendidikan latar belakang pendidikan medis atau keperawatan atau
petugas kesehatan lain yang kompeten dan telah memperoleh pelatihan.
g. Jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
Di Puskesmas:
BCG, DPT-HB-HIB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di puskesmas, pukul
08.00-12.00 WIB
Di Posyandu:
Setiap hari Senin hingga Sabtu di 92 posyandu yang berbeda yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Cikampek pukul 08.30-12.00 WIB.
Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Cikampek melalui ceramah dan diskusi. Penyuluhan dan
promosi imunisasi dasar juga dapat menggunakan media massa dan/atau
media informasi kepada masyarakat.
4.4.2.3 Pelaksanaan
28
Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan
secara berkala:
A. Besaran Sasaran Bayi yang Mendapat Imunisasi Dasar
Besar sasaran bayi yang menjadi sasaran untuk diberikan imunisasi dasar adalah:
- Besar sasaran bayi : 2943 bayi
B. Pemenuhan Logistik Imunisasi Dasar
: terpenuhi
: terpenuhi
: terpenuhi
Perorangan
posyandu.
Kelompok
program imunisasi
Lokakarya Mini Puskesmas yang dilakukan setiap 3 bulan
4.4.3 Keluaran
4.4.3.1 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di Puskesmas Cikampek
a. Cakupan pelayanan imunisasi dasar.
30
Tabel 4.4. Data Jumlah Bayi yang di Imunisasi Periode Juni 2015-Mei 2016 di Puskesmas Cikampek.
Bulan
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Total
HB
(bayi)
223
200
225
213
228
232
226
212
229
209
228
225
2650
BCG
(bayi)
225
215
206
215
220
227
230
227
225
218
231
218
2657
Polio 1
(bayi)
210
235
209
214
219
234
231
227
234
218
231
127
2589
Polio 2
(bayi)
194
187
233
220
209
231
235
233
224
234
213
99
2512
Polio 3
(bayi
185
231
204
223
221
229
226
229
218
221
206
99
2492
Polio 4
(bayi)
170
232
225
214
214
231
220
233
207
207
222
88
2463
DPT 1
(bayi)
222
216
215
229
209
229
235
231
220
221
214
229
2670
DPT 2
(bayi)
230
222
216
237
221
225
223
228
219
217
214
231
2683
DPT 3
(bayi)
216
218
202
228
220
226
221
237
209
221
235
220
2653
Campak
(bayi)
223
198
202
204
215
217
208
215
217
232
207
216
2554
Sumber: Data cakupan imunisasi dasar bulanan Puskesmas Cikampek Periode Juni 2015-Mei 2016.
Tabel 4.5. Cakupan Imunisasi Dasar Periode Juni 2015-Mei 2016 di Puskesmas Cikampek.
Imunisasi
HB 0
BCG
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
DPT-HB-HiB 1
DPT-HB-HiB 2
DPT-HB-HiB 3
Campak
Cakupan Periode
Juni 2015 Mei 2016
90.0 %
90.3 %
88.0 %
85.4 %
84.7 %
83.7 %
90.7 %
91.2 %
90.1 %
86.8 %
Tabel 4.6. Data Cakupan Imunisasi Dasar dan Desa UCI di Puskesmas Cikampek Periode Juni 2015
hingga Mei 2016.
% Pencapaian
No
Desa
Sasaran
Bayi
BCG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dawuan Timur
Kalihurip
Cikampek Kota
Dawuan Tengah
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Kamojing
Dawuan Barat
Puskesmas
328
131
197
551
275
121
583
283
105
369
2943
98.17
98.47
90.86
86.03
91.64
85.12
92.97
86.93
99.05
82.93
90.28
DPT-HBHIB 3
104.57
93.89
88.32
87.11
79.27
89.26
92.80
89.75
99.05
83.47
90.15
Polio 4
Campak
97.26
92.37
88.83
78.58
73.09
84.30
85.76
86.22
68.57
80.22
83.69
93.90
96.18
75.63
86.57
87.64
78.51
87.65
84.10
92.38
84.55
86.78
Desa UCI
atau Non-UCI
UCI
UCI
Non UCI
Non UCI
Non UCI
Non UCI
UCI
UCI
Non UCI
UCI
UCI 5 dari 10
UCI
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap bulan. Semua bayi yang baru
lahir akan diberikan KIA oleh tenaga kesehatan jadi ada catatan pasti antara
waktu pemberian imunisasi. Pencatatan persediaan vaksin dilakukan rutin
setiap bulan.
32
4.4.4 Lingkungan
4.4.4.1 Lingkungan Fisik
a. Lokasi
semua
desa masih dapat di jangkau karena kondisi jalanan
yang baik.
b. Transportasi
: Tersedia sarana transportasi berupa ojek dan angkutan
umum di semua desa.
c. Fasilitas Kesehatan Lain : Terdapat fasilias kesehatan lain.
4.4.4.2 Lingkungan Non Fisik
a. Pendidikan
b. Sosial Ekonomi
sehingga
kurang mempunyai waktu untuk membawa anaknya
untuk diimunisasi.
c. Agama dan Kepercayaan : Tidak menjadi faktor penghambat.
4.4.5
Dampak
a. Langsung
b. Tidak Langsung
4.4.6
Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan secara lengkap mengenai program
imunisasi dasar. Dilakukannya rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini setiap 3 bulan
sekali.
33
Bab V
Pembahasan
e.1 Masalah Menurut Unsur Keluaran
Besar Masalah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Variabel
Hepatitis B-0
BGC
DPT-HB-HIB-1
DPT-HB-HIB-2
DPT-HB-HIB-3
Polio-1
Polio-2
Polio-3
Polio-4
Campak
Tolak Ukur
Pencapaian
EO
x 100
E
98 %
98 %
98 %
95 %
90 %
98 %
95 %
93 %
90 %
90 %
90.0 %
90.3 %
90.7 %
91.2 %
90.1 %
88.0 %
85.4 %
84.7 %
83.7 %
86.8 %
8.16 %
7.86 %
7.44 %
4.00 %
- 0.11 %
10.20 %
10.11 %
8.92 %
7.00 %
3.56 %
34
100 %
50 %
50 %
Pamflet
Posyandu
Variabel
Tolak Ukur
Pencapaian
Ada
Tidak ada
Besar Masalah
(+)
(+)
Variabel
Tolak Ukur
Pencapaian
Besar Masalah
(+)
Tidak
menggunakan
busa/spons
(+)
Besar Masalah
(+)
Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Menurut Keluaran
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
35
Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
Parameter
Masalah
36
A
4
B
5
C
5
D
4
E
4
F
4
G
3
H
3
I
3
J
5
Total
20
23
23
18
20
20
18
18
18
22
Besarnya masalah
Keterangan:
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup / Sedang
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
Prioritas Masalah :
1.
37