Anda di halaman 1dari 37

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit dengan cara pemberian suatu vaksin sehingga
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.1 Tujuan dari imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan,
dan kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I), yaitu
tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Kegiatan imunisasi di
Indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar dimulai pada tahun 1956. Pada tahun
1976 mulai dikembangkan vaksin DPT di beberapa kecamatan. Tahun 1980 program
imunisasi terus dikembangkan dengan memberikan tujuh jenis antigen, yaitu BCG, DPT,
polio, campak, hepatitis B, TT, dan DT. Pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai
Universal Child Immunization (UCI) dan cakupan secara merata secara nasional pada tahun
1993.2
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator terpenting yang
menentukan derajat kesehatan dan kesejahteraan suatu masyarakat. Data dari WHO
menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta kematian bayi berusia 1
minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan imunisasi. 3 Berdasarkan data
WHO menunjukkan bahwa Infant Mortality Rate (IMR) atau Angka Kematian Bayi (AKB)
di dunia pada tahun 2014 sebesar 34,46 per 1000 kelahiran hidup.4
Angka kematian bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan, AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup,
turun sedikit dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup. 5 Menurut Dinas
Kesehatan Jawa Barat, AKB di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 adalah 30 per 1.000
kelahiran hidup, dan untuk di Kabupaten Karawang pada tahun 2010 adalah sebesar 42,60
per 1.000 kelahiran hidup.6 AKB ini masih jauh dari target yang telah ditetapkan dalam
tujuan ke empat Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan angka kematian
bayi. Dalam MDGs, target AKB yang ingin dicapai tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran
hidup. Angka harapan hidup untuk anak yang berusia 1 tahun ke atas sangat ditentukan oleh
pelayanan kesehatan saat bayi terutama melalui program imunisasi.
1

Departemen Kesehatan pada tahun 2008 menganjurkan agar semua anak sebelum
berusia satu tahun telah mendapatkan imunisasi dasar dengan lengkap dan teratur sehingga
dapat memiliki kesehatan yang baik sekaligus memutus mata rantai penularan. 7 Teratur
dalam hal ini adalah teratur dalam mentaati jadwal dan jumlah frekuensi imunisasi.
Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis hepatitis B-0, 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. 1,7 Jika imunisasi dilaksanakan
dengan baik dan menyeluruh, maka efektivitas imunisasi dapat mencapai 85-90%. Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan imunisasi dasar secara nasional
yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), campak (82,1%), polio-4 (77,0%), dan DPT-HB-3
(75,6%).8 Sedangkan berdasarkan Status Kelengkapan Imunisasi, status imunisasi lengkap
(59,2%), imunisasi tidak lengkap (32,1%), dan tidak imunisasi (8,7%). 8 Semua cakupan itu
belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar Nasional. Berdasarkan hasil laporan
imunisasi dasar untuk Kabupaten Karawang pada tahun 2014 oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karawang, didapatkan cakupan imunisasi Hepatitis B 94%, BCG 95%, polio-3
96%, DPT-3 96%, dan campak 95%.9
Keberhasilan pelaksanaan imunisasi dasar

diukur

dengan

pencapaian

UCI

desa/kelurahan. UCI adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (anak
dibawah usia 1 tahun).7 Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap AKB. Pada tahun 2010,
pemerintah mencanangkan program Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child
Immunization 2010-2014 (GAIN-UCI 2010-2014). Pada program ini pemerintah
menargetkan cakupan desa/kelurahan yang mencapai UCI adalah sebanyak 100% pada
tahun 2014. Namun, pada tahun 2014 target UCI ini hanya mencapai 81.82% sehingga
pemerintah membuat target baru yaitu cakupan desa/kelurahan UCI sebanyak 84% pada
tahun 2015 dan 92% pada tahun 2019.10 Data tahun 2014, di Kabupaten Karawang cakupan
desa/kelurahan UCI didapatkan sebanyak 50,81% sehingga belum mencapai target yang
ditentukan.11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah :

1. Data dari WHO menunjukkan bahwa setiap tahunnya di dunia ini terdapat 1,5 juta
kematian bayi berusia 1 minggu dan 1,4 juta bayi lahir mati akibat tidak mendapatkan
imunisasi.
2. Berdasarkan

Survey Demografi

Kesehatan

Indonesia

(SDKI)

tahun

2012

menyebutkan, AKB di Indonesia 32 per 1.000 kelahiran hidup, turun sedikit


dibandingkan tahun 2007, yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Barat, AKB di provinsi Jawa Barat pada tahun 2012
adalah 30 per 1.000 kelahiran hidup, dan untuk di Kabupaten Karawang pada tahun
2010 adalah sebesar 42,60 per 1.000 kelahiran hidup.
4. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupan Imunisasi Dasar
secara nasional yaitu Hep B-0 (79,1%), BCG (87,6%), Campak (82,1%), Polio-4
(77,0%), dan DPT-HB-3 (75,6%), belum memenuhi target cakupan Imunisasi Dasar
Nasional.
5. Menurut Profil Kesehatan Nasional 2014 UCI tidak mencapai target 100%, melainkan
hanya 81.82% .
6. Data tahun 2014, di Kabupaten Karawang cakupan desa/kelurahan UCI didapatkan
sebanyak 50,81% sehingga belum mencapai target yang ditentukan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program imunisasi dasar bayi di
Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga
Mei 2016.
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Diketahuinya cakupan pelayanan dan pelaksanaan imunisasi dasar bayi di
Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga
2

Mei 2016.
Diketahuinya pelaksanaan kegiatan penyuluhan imunisasi dasar bayi di
Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga

Mei 2016.
Diketahuinya pelaksanaan kegiatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan
analisa cakupan desa UCI di Puskesmas Kecamatan Cikampek periode Juni 2015
hingga Mei 2016.

Diketahuinya cakupan penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di


Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga

Mei 2016.
Diketahuinya hasil pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program
imunisasi dasar bayi di Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang
periode Juni 2015 hingga Mei 2016.

1.4 Manfaat Evaluasi Program


1.4.1 Bagi Evaluator
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh pada saat kuliah dan
membandingkan dengan keadaan sebenarnya di dalam masyarakat.
2. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam mengevaluasi suatu program
kesehatan di puskesmas.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam mengevaluasi program
puskesmas.
4. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas mengenai program
imunisasi dasar di puskesmas.
1.4.2

Bagi Perguruan Tinggi


1. Mewujudkan UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan masyarakat.
2. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang
berkualitas dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat luas.

1.4.3

Bagi Puskesmas yang Dievaluasi


1. Mengetahui masalah masalah yang timbul dalam pelaksanaan program imunisasi
dasar pada bayi disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalah.
2. Memberikan masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta
masyarakat dalam melaksanakan program imunisasi dasar pada bayi secara
optimal.
3. Membantu kemandirian puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program
imunisasi dasar pada bayi sehingga dapat memenuhi target cakupan program
imunisasi dasar.

1.4.4

Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya kegiatan imunisasi dasar
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang.
4

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas


Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang.
3. Menurunkan angka kematian bayi yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat
dicegah dengan pemberian vaksin.
1.5 Sasaran
Bayi yang berusia 0-11 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek, Kabupaten
Karawang periode Juni 2015 hingga Mei 2016.

Bab II
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari catatan bulanan hasil
kegiatan program imunisasi dasar bayi di Puskesmas Kecamatan Cikampek dari bulan Juni
2015 hingga Mei 2016 yang terdiri dari:
a.
b.
c.
d.

Cakupan pelayanan imunisasi dasar bayi di puskesmas dan posyandu.


Kegiatan penyuluhan imunisasi dasar.
Data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan hasil analisa cakupan UCI.
Kegiatan pemantauan dan penanggulangan KIPI
5

e. Pencatatan dan pelaporan dalam manajemen program imunisasi dasar.


2.2 Metode
Metode evaluasi program imunisasi dasar ini menggunakan pendekatan sistem dengan
pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah program
imunisasi dasar dan cakupan desa UCI di Puskesmas
Lingkungan
Kecamatan Cikampek dari bulan Juni 2015 hingga Mei 2016 terhadap tolak ukur yang
ditetapkan terutama pada variabel keluaran. Hasil evaluasi disajikan dalam bentuk tekstular
dan tabular.

Masukan

Proses

Keluaran

Dampak

Umpan Balik

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Sistem

Gambar 3.1. Skema Sistem

Sistem adalah suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai suatu tujuan yang jelas. Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemenelemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah
satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Pendekatan sistem adalah prinsip pokok atau cara kerja sistem yang diterapkan pada
waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi. Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Ada 6 unsur yang saling
berhubungan dan mempengaruhi pada sistem, yaitu :
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Terdiri dari sumber
daya atau masukan yang dikonsumsikan oleh suatu sistem, misalnya: Man (staf),
Money (dana operasional), Material (logistic, obat, vaksin, alat medis), Method
(ketrampilan/cara, prosedur kerja, peraturan, kebijaksanaan).
2. Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Mulai
dari perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (actuating)
dan pengawasan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
5. Umpan balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
7

6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
3.2 Tolak Ukur Keberhasilan
Tolak ukur keberhasilan yang dipakai dalam mengevaluasi program imunisasi dasar
ini adalah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses,
keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak yang digunakan sebagai pembanding atau
target yang harus dicapai dalam program imunisasi dasar dan cakupan desa/kelurahan UCI
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cikampek dari bulan Juni 2015 hingga Mei 2016.

Bab IV
Penyajian Data
4.1 Sumber Data
Sumber data dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:

Data demografi dan geografi Puskesmas Cikampek, Kabupaten Karawang tahun 2015.

Data cakupan pelayanan Imunisasi Dasar Bayi di Puskesmas Kecamatan Cikampek,


Kabupaten Karawang periode Juni 2015 hingga Mei 2016.

Data cakupan desa/kelurahan UCI di Puskesmas Kecamatan Cikampek periode Juni


2015 hingga Mei 2016.

4.2 Data Umum


4.2.1 Data Geografi
1. Puskesmas Cikampek adalah sebuah puskesmas di Wilayah Kecamatan
Cikampek Kabupaten Karawang yang berada pada ketinggian 24 meter dpl
(diatas permukaan laut).
8

2. Luas wilayah Kecamatan Puskesmas Cikampek adalah 46.38 Km 2 dengan


kondisi wilayah sebagaian besar merupakan dataran rendah yang bersifat
agraris, terdiri dari tanah seluas 492 ha dan sisanya berupa tanah darat dengan
berbagai peruntukan seluas 4.146 ha.
3. Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek meliputi 10 Desa dengan batas batas
demografis sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tirtamulya
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Klari
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Purwasari
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kotabaru

4. Luas tanah di Wilayah Kecamatan Cikampek secara terperinci dapar dilihat


dalam tabel berikut:
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Desa
Cikampek Kota
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Kamojing
Dawuan Timur
Dawuan Tengah
Dawuan Barat
Kalihurip
Kecamatan

4.2.2

Tanah Sawah (ha)


0
21
5
26
35
4
118
77
168
38
492

Tanah Darat (ha)


97
173
107
96
339
923
175
245
196
1.795
4.146

Jumlah (ha)
97
194
112
122
374
927
293
322
364
1.833
4.638

Data Demografi
1. Jumlah penduduk Kecamatan Cikampek berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik
Kabupaten Karawang Tahun 2015 adalah sebanyak 109.353 dan meliputi 22.907
Kepala Keluarga.
2. Penduduk sebesar 109.353 jiwa menempati wilayah seluas 46.38 Km 2 yang berarti
rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Cikampek adalah 2.357
jiwa/Km2. Wilayah yang tingkat kepadatannya paling tinggi yaitu Desa Cikampek
Barat, yang mencapai 10.639 jiwa/km2.

3. Data lengkap mengenai jumlah dan tingkat kepadatan penduduk Kecamatan


Cikampek sampai dengan akhir tahun 2015 adalah sebagai berikut:

No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Desa
Cikampek Kota
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Kamojing
Dawuan Timur
Dawuan Tengah
Dawuan Barat
Kalihurip
Kecamatan

4.2.3

Luas (km2)
0.97
1.94
1.12
1.22
3.74
9.27
2.93
3.22
3.64
18.33
46.38

Jumlah Rumah
Tangga
1.491
4.156
2.122
2.310
975
833
2.824
4.262
2.988
946
22.907

Jumlah
Penduduk
7.237
21.368
10.389
11.149
4.419
3.843
12.420
20.193
13.524
4.808
109.353

Tingkat Kepadatan
Penduduk/km2
7.237
10.693
9.275
9.138
1.104
427
4.140
8.077
3.864
267
2.357

Data Kepercayaan atau Agama


Puskesmas Cikampek merupakan Puskesmas perkotaan dengan penduduk yang cukup
padat, angka urbanisasi yang relatif tinggi, serta tingkat pemeluk agama atau
kepercayaan yang cukup beragam, seperti gambaran berikut:
a.
b.
c.
d.

4.2.4

Jumlah penduduk pemeluk Agama Islam


Jumlah penduduk pemeluk Agama Kristen-Katolik
Jumlah penduduk pemeluk Agama Budha
Jumlah penduduk pemeluk Agama Hindu

: 95.7%
: 2.26%
: 1.54%
: 0.50%

Mata Pencaharian
Dari segi mata pencaharian, pengrajin industri kecil tercatat dalam jumlah yang cukup
signifikan dibanding dengan beberapa jenis mata pencaharian lainnya. Selengkapnya,
distribusi penduduk mata pencaharian adalah sebagai berikut:
10

a. Petani
Pemilik tanah
Penggarap tanah
Buruh tani
b. Pengrajin Industri Kecil
c. Buruh Industri
d. Pedagang
e. Buruh Angkut
f. Peternak
g. PNS
h. ABRI
4.2.5

: 2.600 orang
: 2.010 orang
: 1.200 orang
: 16.060 orang
: 1.794 orang
: 12.790 orang
: 2.670 orang
: 7.670 orang
: 273 orang
: 20 orang

Data Fasilitas Kesehatan


Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas Cikampek,
antara lain: puskesmas (1), posyandu (92), balai pengobatan 24 Jam (1), praktik dokter
umum (2), praktik bidan (15).

4.3 Data Khusus


4.3.1 Masukan
4.3.1.1 Tenaga
Kepala Puskesmas
Koordinator Program Imunisasi
Petugas Pengelola Vaksin
Pelaksana Imunisasi
4.3.1.2 Dana
APBD
4.3.1.3 Sarana
a. Medis
Peralatan suntik
Spuit 0.05 cc
Spuit 0.5 cc
Spuit 5 cc
Alkohol 70 %
Safety Box
Cold Chain:
Lemari Es
Vaccine Carrier (termos)
Cool Pack
Cold Pack
Cold Box
Termometer

: 1 orang
: 1 orang
: 1 orang
: 15 bidan desa
: Ada

: cukup
: cukup
: cukup
: Ada
: Ada
: 1 buah
: 18 buah
: cukup
: cukup
: 1 buah
: 2 buah
11

Vaksin

BCG + Pelarut

: Cukup

HepB-0

: Cukup

DPT-HB
Polio
Campak + Pelarut
DPT-HB-HIB
Alat dan obat KIPI
Stetoskop
Infus set
Cairan infus
Alat suntik
Dexamethasone injeksi
Adrenalin
Paracetamol

Kapas dan tempatnya

: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: 2 buah
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada

b. Non Medis
Pamflet : Tidak ada karena habis
Poster : Ada
Gedung Puskesmas
Ruang Pendaftaran
: 1 ruang
Ruang Tunggu
: 1 ruang
Ruang Periksa
: 2 ruang
Kamar Obat
: 1 ruang
Posyandu
: Bukan sistem lima meja
Buku KIA
: Ada
Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi: Ada
Buku pencatatan hasil imunisasi
: Ada
Buku pencatatan stok vaksin
: Ada
Kartu pencatatan suhu lemari es
: Ada
Kartu pencatatan suhu freezer
: 1 lembar/bulan
Kapas dan tempatnya
: Ada
Safety box
: Setiap tim lapangan ada
4.4 Data Khusus
4.4.1 Masukan
4.4.1.1 Tenaga
Kepala Puskesmas

: 1 orang
12

Koordinator Program Imunisasi


Petugas Pengelola Vaksin
Pelaksana Imunisasi

4.4.1.2 Dana
APBD

: 1 orang
: 1 orang
: 15 bidan desa
: Ada

4.4.1.3 Sarana
c. Medis
Peralatan suntik
Spuit 0.05 cc
Spuit 0.5 cc
Spuit 5 cc
Alkohol 70 %
Safety Box
Cold Chain:
Lemari Es
Vaccine Carrier (termos)
Cool Pack
Cold Pack
Cold Box
Termometer
Vaksin

: cukup
: cukup
: cukup
: Ada
: Ada
: 1 buah
: 18 buah
: cukup
: cukup
: 1 buah
: 2 buah

BCG + Pelarut

: Cukup

HepB-0

: Cukup

DPT-HB
Polio
Campak + Pelarut
DPT-HB-HIB
Alat dan obat KIPI
Stetoskop
Infus set
Cairan infus
Alat suntik
Dexamethasone injeksi
Adrenalin
Paracetamol

Kapas dan tempatnya

: Cukup
: Cukup
: Cukup
: Cukup
: 2 buah
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada
: Ada

d. Non Medis
13

Pamflet : Tidak ada karena habis


Poster : Ada
Gedung Puskesmas
Ruang Pendaftaran
: 1 ruang
Ruang Tunggu
: 1 ruang
Ruang Periksa
: 2 ruang
Kamar Obat
: 1 ruang
Posyandu
: Bukan sistem lima meja
Buku KIA
: Ada
Buku Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi: Ada
Buku pencatatan hasil imunisasi
: Ada
Buku pencatatan stok vaksin
: Ada
Kartu pencatatan suhu lemari es
: Ada
Kartu pencatatan suhu freezer
: 1 lembar/bulan
Kapas dan tempatnya
: Ada
Safety box
: Setiap tim lapangan ada
4.4.1.4 Metode
A. Pelayanan Imunisasi Dasar
Sesuai dengan kebijakan program Imunisasi Dasar berdasarkan Permenkes RI
Nomor 42 tahun 2013, pelayanan Imunisasi Dasar dilaksanakan di Puskesmas dan
Posyandu dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1. Rincian Pemberian Imunisasi Dasar

BCG

Frekuensi
Pemberian
1x

0,05 cc

Cara
Pemberian
Intrakutan

HB 0

1x

0,5 cc

Intramuskular

Paha

Segera setelah lahir

DPT-HB-HIB

3x

0,5 cc

Intramuskular

Paha

Diberikan pada usia 2


11 bulan, dengan jarak
minimal 4 minggu.

Polio

4x

2 tetes

Oral

Mulut

0 11 bulan, dengan jarak


minimal 4 minggu

Campak

1x

0,5 cc

Subkutan

Lengan kiri
atas

Jenis Vaksin

Dosis

Tempat
Lengan kanan
atas

Usia
Sedini mungkin
0-2 bulan

9-11 bulan

14

B. Penentuan Besar Sasaran Imunisasi Dasar Rutin Bayi


Jumlah bayi baru lahir dihitung berdasarkan angka yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) atau sumber resmi lainnya. Dapat dihitung juga dengan rumus
CBR dikalikan jumlah penduduk. Sasaran ini digunakan untuk menghitung
imunisasi Hepatitis B-0, BCG, dan Polio-1
Bayi=CBR x Jumlah Penduduk

Jumlah bayi yang bertahan hidup (Surviving Infant) dihitung berdasarkan jumlah
bayi baru lahir dikurangi dengan jumlah kematian bayi yang didapat dari Infant
Mortality Rate (IMR) dikalikan dengan jumlah bayi baru lahir. Sasaran ini
digunakan untuk menghitung imunisasi yang diberikan pada bayi usia 2-11 bulan.
Surviving Infant ( SI )=Jumlah bayi(IMR x Jumlah bayi)

C. Perhitungan Cakupan Desa/Kelurahan UCI


Cakupan

Desa/Kelurahan

Universal

Child

Immunization

(UCI)

adalah

Desa/Kelurahan dimana 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Imunisasi dasar lengkap
pada bayi (0 11 bulan) meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT-HB, 4 dosis Polio, 1
dosis Hepatitis PID, 1 dosis Campak.
Cakupan

Jumlah Desa/Kelurahan UCI di satu wilayah kerja

Desa/Kelurahan

Universal Child

Puskesmas pada kurun waktu satu tahun


Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun

Immunization (UCI)

x 100%

D. P
e
n

ghitungan Kebutuhan Logistik Imunisasi Dasar


1). Kebutuhan Vaksin
Dalam menghitung jumlah kebutuhan vaksin, harus diperhatikan beberapa
hal, yaitu jumlah sasaran bayi, Indeks Pemakaian vaksin tahun sebelumnya, dan
target cakupan. Indeks pemakaian vaksin adalah pemakaian riel setiap jenis
vaksin.

15

IP Vaksin=

Jumlah cakupan
Jumlah vaksin yang dipakai

Rumus perhitungan kebutuhan vaksin :


BCG

Vaksin yang diperlukan=

Sasaran X Target (98 )


IP BCG

Hepatitis B
Vaksin yang diperlukan=

Sasaran x Target( 98 )
IP Hepatitis B

DPT-HB-HiB
Vaksin yang diperlukan=

( Sas x Target DH 1 ) + ( Sas x Target DH 2 ) + ( Sas x Target DH 3 )


IP DPT HBHIB

Polio
Vaksin yang diperlukan=

( Sas x Target P 1 )+ ( Sas x Target P 2 )+ ( Sas x Target P3 )+ ( Sas x targ


IP Polio

Campak
Vaksin yang diperlukan=

Sasaran x Target( 90 )
IP Campak

2). Kebutuhan Alat Suntik


Logistik imunisasi terdiri dari vaksin, Single Use Disposable Syringe
ukuran 0,05 ml, 0,5 ml, dan 5 ml, serta safety box. Dalam menghitung kebutuhan
alat suntik berdasarkan jumlah cakupan yang akan dicapai tahun ini dan jumlah
pemberian dosis imunisasi.
Kebutuhan alat suntik 0,05 ml untuk BCG
BCG=sasaran X target cakupan BCG

16

Kebutuhan alat suntik 0,5 ml untuk DPT-HB-HIB, Campak


DPT HBHIB=sasaran X target cakupan DPT HBHIB(1,2,3)
Campak=sasaran X target cakupan Campak bayi

Kebutuhan alat suntik 5 ml untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak


Alat suntik 5 ml=Jml Keb. vaksin BCG+ Jml Keb. vaksinCampak

3). Menghitung Kebutuhan Safety Box


Safety box adalah kotak tempat pembuangan limbah medis tajam dengan
ukuran keamanan bagi petugas, sasaran, dan masyarakat. Ada dua jenis safety
box, yaitu ukuran 2,5 liter yang mampu menampung 50 alat suntik bekas, dan
ukuran 5 liter yang mampu menampung 100 alat suntik bekas. Limbah selain
alat suntik bekas tidak boleh dimasukkan ke dalam safety box.
E. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin Imunisasi Dasar
Pendistribusian merupakan tanggung jawab pemerintah daerah secara
berjenjang dengan mekanisme diantar oleh level yang lebih atas atau diambil oleh
level yang lebih bawah, tergantung masing masing kebijakan daerah. Seluruh
distribusi vaksin dari pusat sampai ke tingkat pelayanan, harus mempertahankan
kualitas vaksin agar mampu memberikan kekebalan yang optimal kepada sasaran.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengelola vaksin dan peralatan vaksinasi adalah:

Permintaan vaksin dilakukan setiap 1 bulan dengan stock yang disimpan di

puskesmas adalah stock 1 bulan + 1 minggu cadangan.


Semua vaksin disimpan pada suhu 20C - 80C pada lemari es.
Khusus vaksin hepatitis B pada bidan desa disimpan pada suhu ruangan,

terlindung dari sinar matahari langsung.


Memperhatikan keterpaparan vaksin terhadap panas, masa kadaluarsa vaksin,

waktu penerimaan vaksin, dan pemakaian vaksin sisa.


Monitoring vaksin dan logistik.
Untuk menjaga kualitas vaksin tetap tinggi sejak diterima sampai

didistribusikan ke tingkat berikutnya atau digunakan, vaksin harus disimpan pada


17

suhu yang telah ditetapkan, yaitu +2C s/d +8C untuk semua vaksin. Tata cara
penyimpanan vaksin di Puskesmas:

Semua vaksin disimpan pada suhu +2C s/d +8C

Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair (cool pack) sebagai
penahan dingin dan kestabilan suhu.

Penempatan vaksin Heat Sensitive (HS), yaitu BCG, Campak, dan Polio
diletakkan di dekat evaporator.

Penempatan vaksin Freeze Sensitive (FS), yaitu DPT-HB-HIB, Hepatitis B


diletakkan lebih jauh dari evaporator.

Beri jarak antara kota vaksin minimal 1 2 cm atau satu jari tangan, agar
terjadi sirkulasi udara yang baik.

Letakkan satu buah termometer Muller dibagian tengah lemari es dan letakkan
satu buah freeze tag diantara vaksin Hepatitis B atau DPT.

Vaksin selalu disimpan di dalam kotak kemasan agar tidak terkena sinar ultra
violet.

Pelarut vaksin campak dan BGC disimpan pada suhu kamar, pelarut tidak
boleh beku.

F. Rantai Dingin Vaksin di Lapangan

Vaksin disimpan pada suhu 2C - 8C.

Pada saat pengiriman maupun di tempat pelayanan, vaksin disimpan dalam


vaccine carrier/termos dengan 4 kotak dingin cair. Jangan gunakan es
batu/kotak dingin beku.

Lindungi vaksin dari cahaya matahari langsung dan sumber panas.

Pastikan vaksin yang belum terbuka selalu berada di dalam vaccine carrier
selama pelayanan.

Vaksin yang dapat digunakan adalah vaksin yang belum kadaluarsa dengan
kondisi Vaccine Vial Monitor (VVM) A atau B dan tidak pernah beku.

Sementara menunggu sasaran datang, vaksin yang telah dibuka disimpan di


antara busa/spons pada vaccine carrier.
18

Vaksin berikutnya dibuka setelah vaksin sebelumnya habis terpakai.

Jangan mengisi vaksin ke dalam semprit sebelum sasaran siap datang untuk
disuntik.

Sisa vaksin yang telah dibuka pada pelayanan di Posyandu tidak boleh
dipergunakan lagi, sedangkan untuk pelayanan imunisasi statis (Puskesmas,
Poliklinik), sisa vaksin dapat dipergunakan lagi dengan ketentuan sebagai berikut:

Vaksin tidak melewati tanggal kadaluarsa.

Tetap disimpan dalam suhu +2C - +8C.

Kemasan vaksin tidak pernah tercampur/terendam dengan air.

VVM tidak menunjukkan indikasi paparan panas yang merusak vaksin.

Pada label agar ditulis tanggal pada saat vial pertama kali dipakai/dibuka.

Vaksin DPT-HB-HIB, Hepatitis B dapat digunakan kembali hingga 4 minggu


sejak vial vaksin dibuka.

Vaksin Polio dapat digunakan kembali hingga 3 minggu sejak vial dibuka.

Vaksin Campak karena tidak mengandung zat pengawet hanya boleh digunakan
tidak lebih dari 8 jam sejak dilarutkan dan BCG hanya boleh digunakan 3 jam
setelah dilarutkan.

G. Pemeliharaan Cold Chain


1) Pemeliharaan harian
Melakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau

alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur.
Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan bunga

es).
Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
termometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap pagi dan
sore.

19

2) Pemeliharaan Mingguan
Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng

untuk mengencangkan baut.


Melakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker

dengan yang baru.


Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan lemari es,

lepaskan steker dari stop kontak.


Lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun dipergunakan untuk

membersihkan badan lemari es.


Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari es
agar suhu tetap terjaga 2oC - 80C.

H. Penyuluhan Mengenai Imunisasi Dasar


Perorangan
Dengan memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua bayi yang
dibawa untuk imunisasi dasar di posyandu. Pelaksana imunisasi harus
memberikan informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara

pemberian, manfaat dan kemungkinan terjadinya KIPI.


Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Cikampek melalui ceramah dan diskusi. Penyuluhan dan promosi
imunisasi dasar juga dapat menggunakan media massa dan/atau media
informasi kepada masyarakat.

I. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


Data yang dikumpulkan dan disusun hanya akan berguna jika data ini
digunakan untuk meningkatkan kinerja program sehingga sejalan dengan ketentuan
program. Hal ini adalah salah satu fungsi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS).
Alat pemantauan ini berfungsi untuk meningkatkan cakupan, jadi sifatnya lebih
memantau kuantitas program. Kegiatan PWS ini harus dilakukan rutin dan tepat
waktu sebulan sekali.
20

Dalam kegiatan untuk mencapai dan mempertahankan UCI desa, analisis


PWS berguna untuk validasi data sasaran imunisasi, menganalisis cakupan dan
kecenderungan setiap bulan, dan menjadi dasar untuk tindak lanjut kegiatan
imunisasi berikutnya. Prinsip PWS (Pemantauan Wilayah Setempat):

Memanfaatkan data yang ada tentang cakupan imunisasi.


Menggunakan indikator sederhana.
Dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan setempat.
Teratur dan tepat waktu setiap bulannya.
Lebih dimanfaatkan sendiri atau sebagai umpan balik untuk dapat mengambil

tindakan daripada hanya dikirimkan sebagai laporan.


Membuat grafik dan menganalisa data dengan software PWS.

Tabel 4.2. Kriteria Desa Universal Child Immunization (UCI)


Imunisasi
BCG
DPT-HB-HIB 3
Polio 4
Campak

Cakupan Imunisasi tiap


Desa untuk Mencapai UCI
80%
80%
80%
80%

J. Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) adalah kejadian medik yang
berhubungan dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping,
toksisitas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program,
koinsidensi, reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
Penemuan kasus KIPI atau diduga kasus KIPI dilakukan dari laporan orang
tua, masyarakat ataupun petugas kesehatan dan dilaporkan ke tingkat administrasi
yang lebih tinggi
Tujuan utama pemantauan KIPI adalah untuk mendeteksi dini, merespon KIPI
dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak negatif imunisasi terhadap kesehatan
individu dan terhadap imunisasi. Pemantauan KIPI pada dasarnya terdiri dari
penemuan, pelacakan, anlisis kejadian, tindak lanjut, pelaporan, dan evaluasi.
K. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan meliputi:

21

Sasaran imunisasi (mencatat identitas bayi dan status imunisasi di buku

pencatatan posyandu/puskesmas dan di buku KIA)


Hasil cakupan imunisasi (rekapitulasi data puskesmas, posyandu, balai

pengobatan swasta)
Pencatatan vaksin. (keluar-masuk nya vaksin, nomor batch, tanggal kadaluarsa,

sisa stock vaksin)


Pencatatan suhu lemari es. (2 kali sehari: pagi waktu datang dan sore sebelum

pulang)
Pencatatan logistik imunisasi. (pencatatan logistik cold chain, safety box, dll).
Pelaporan dilakukan secara berjenjang ke tingkat atasnya sesuai waktu yang
telah ditetapkan.

4.4.2 Proses
4.4.2.1 Perencanaan
A. Pelayanan Imunisasi Dasar
a. Menentukan Besarnya Sasaran dan Target Cakupan Imunisasi Dasar
- Besar sasaran bayi : 2943 bayi
- Target cakupan:

Tabel 4.3. Target Imunisasi dalam 1 tahun dan pencapaian Periode Juni 2015-Mei 2016.
Imunisasi
HB 0
BCG
DPT-HB-HIB 1
DPT-HB-HIB 2
DPT-HB-HIB 3
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
Campak

Target Pertahun
98%
98%
98%
95%
90%
98%
95%
93%
90%
90%

b. Merencanakan Logistik Imunisasi Dasar untuk 1 Tahun


I.

Kebutuhan Vaksin
IP Vaksin ditentukan berdasarkan pemakaian tahun sebelumnya yaitu :
-

Hepatitis B-0

:2
22

BCG

:8

DPT-HB-HIB
Polio
Campak

:5
:7
:3

BGC
Vaksin yang diperlukan=

Sasaran X Target (98 )


IP BCG

2943 x 98
x 1 ampul=360 ampul
8

Hepatitis B-0
Vaksin yang diperlukan=

Sasaran x Target( 98 )
IP Hepatitis B

2943 x 98
x 1 ampul=1442 ampul
2

DPT-HB-HIB
Vaksin yang diperlukan=

( Sas x Target DH 1 ) + ( Sas x Target DH 2 ) +(Sas x Target DH 3)


IP DPT HBHIB

( 2943 x 98 ) + ( 2943 x 95 ) + ( 2943 x 90 )


5

2.884,14 +2.795,85+2.648,7
=1.665 vial
5

Polio
Vaksin yang diperlukan=

( Sas x Target P 1 )+ ( Sas x Target P 2 )+ ( Sas x Target P3 )+( Sas x target P 4 )


IP Polio

23

( 2943 x 98 ) + ( 2943 x 95 ) + ( 2943 x 93 ) + ( 2943 x 90 )


7

2.884 .14 +2.795,85+2.736,99+2.648,7


=1.580 vial
7

Campak
Vaksin yang diperlukan=

Sasaran x Target( 90 )
IP Campak

II.

2943 x 90
x 1 vial=882 vial
3

Kebutuhan Alat Suntik


Kebutuhan alat suntik 0,05 ml untuk imunisasi BCG
BCG=Sasaran X Target cakupan BCG

BCG=2943 x 98 =2.884 buah

Kebutuhan alat suntik 0,5 ml untuk imunisasi DPT-HB-HIB dan Campak


DPT HBHIB=sasaran X target cakupan DPT HBHIB(1,2,3)

2.884,14+2.795,85+2.648,7=8.328 buah

Campak=sasaran x target cakupan Campak bayi


2943 X 90 =2.648 buah

Total kebutuhan alat suntik 0,5 ml = 8.328 + 2.648 = 10.976 buah

Kebutuhan alat suntik 5 ml


Alat suntik 5 ml=Jml Keb. vaksin BCG+ Jml Keb. vaksinCampak
2884+2648=5532bu ah
24

III.

Kebutuhan Safety Box


Menyediakan safety box untuk menampung alat suntik bekas pelayanan
imunisasi sebelum dimusnahkan.

c. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin

Diambil oleh puskesmas di kabupaten setiap bulan menggunakan vaccine


carrier disertai cold pack.

Diserta dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti Barang Keluar


(SBBK) dan Vaccine Arrival Report (VAR).

Didistribusi dari puskesmas ke tempat pelayanan menggunakan vaccine


carrier/termos disertai cold pack yang biasanya diambil sendiri oleh bidan
desa setiap bulan.

Vaksin disimpan pada suhu antara 2C hingga 8C.

Bagian bawah lemari es diletakkan kotak dingin cair sebagai penahan dingin
dan kestabilan suhu.

Penempatan vaksin Heat Sensitive (HS), yaitu BCG, Campak, dan Polio
diletakkan di dekat evaporator.

Penempatan vaksin Freeze Sensitive (FS), yaitu DPT-HB-HIB, Hepatitis B


diletakkan lebih jauh dari evaporator.

Jarak tiap kotak vaksin miimal 1 2 cm atau satu jari tangan agar terjadi
sirkulasi udara yang baik.

Letakkan satu buah termometer Muller di bagian tengah lemari es.

Pencatatan suhu dilakukan 2x/hari yaitu pada pagi hari dan siang/sore hari.

d. Rantai Dingin Vaksin di Lapangan

Vaksin disimpan pada suhu 2C - 8C.

Pada saat pengiriman maupun di tempat pelayanan, vaksin disimpan di


dalam termos dengan 4 kotak dingin cair. Jangan menggunakan es
batu/kotak dingin beku. Pembekuan akan merusak vaksin.
25

Vaksin yang dipakai adalah vaksin yang belum kadaluarsa dengan kondisi
VVM A atau B dan tidak pernah beku.

Sementara menunggu sasaran datang, vaksin yang telah dibuka disimpan di


antara busa/spons pada termos.

Vaksin berikutnya dibuka setelah vaksin sebelumnya habis dipakai.

Jangan mengisi vaksin ke dalam semprit sebelum sasaran siap untuk


disuntik.

e. Pemeliharaan Cold Chain


1) Pemeliharaan harian
Melakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau

alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur.
Memeriksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan bunga

es).
Melakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada
termometer atau pemantau suhu dikartu pencatatan suhu setiap pagi dan

sore.
2) Pemeliharaan Mingguan
Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng

untuk mengencangkan baut.


Melakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker

dengan yang baru.


Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan lemari es,

lepaskan steker dari stop kontak.


Lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun dipergunakan untuk

membersihkan badan lemari es.


Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering.
Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari es
agar suhu tetap terjaga 2oC - 80C.

f. Tenaga Pengelola
26

Jenis dan jumlah ketenagaan minimal yang harus tersedia di tingkat puskesmas
adalah:
1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
1 orang atau lebih pelaksana imunisasi (vaksinator)
1 orang pengelola vaksin.
Kegiatan imunisasi hanya dapat dilaksanakan oleh petugas imunisasi yang
mempunyai pendidikan latar belakang pendidikan medis atau keperawatan atau
petugas kesehatan lain yang kompeten dan telah memperoleh pelatihan.
g. Jadwal Imunisasi Dasar di Puskesmas dan Posyandu
Di Puskesmas:
BCG, DPT-HB-HIB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di puskesmas, pukul
08.00-12.00 WIB

Di Posyandu:
Setiap hari Senin hingga Sabtu di 92 posyandu yang berbeda yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Cikampek pukul 08.30-12.00 WIB.

h. Penyuluhan Mengenai Imunisasi Dasar


Perorangan
Dengan memberikan penyuluhan langsung kepada orang tua bayi yang
dibawa untuk imunisasi dasar di posyandu. Pelaksana imunisasi harus
memberikan informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara
pemberian, manfaat dan kemungkinan terjadinya KIPI.

Kelompok
Dilakukan terhadap kelompok orang atau masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Cikampek melalui ceramah dan diskusi. Penyuluhan dan
promosi imunisasi dasar juga dapat menggunakan media massa dan/atau
media informasi kepada masyarakat.

B. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

Memanfaatkan data cakupan imunisasi dan melakukan pemetaan cari catatan


petugas dan kader posyandu.
27

Melakukan monitoring dengan pemantauan wilayah setempat yang dilakukan

sekali setiap bulan secara teratur dan tepat waktu.


Melakukan analisa dengan software PWS
Hasil analisa PWS dilaporkan kepada kepala puskesmas dan dipaparkan
kepada masyarakat sebagai umpan balik.

C. Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


Melakukan penatalaksanaan KIPI: Jika ada kasus, setiap hari.
D. Pencatatan dan Pelaporan
Melakukan pencatatan dan pelaporan: sekali dalam sebulan. Melakukan pencatatan
secara lengkap mengenai sasaran imunisasi, hasil cakupan imunisasi, pencatatan
vaksin, pencatatan suhu lemari es, dan pencatatan logistik imunisasi. Pencatatan
dan pelaporan berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas,
posyandu) dan swasta dengan keakuratan data yang baik sesuai wilayah kerja.
4.4.2.2 Pengorganisasian
Adanya pembagian dan pemberian tugas yang teratur dalam melaksanakan
tugasnya.

Kepala Puskesmas Kecamatan


Cikampek
dr. H. Deddy Ferry Rachmat, MKM

Koordinator Program Imunisasi


Tuti Nengsih, AM. Keb

Tim Imunisasi Lapangan


15 Bidan desa

Bagan 4.1 Bagan Organisasi Program Imunisasi Puskesmas Cikampek.

4.4.2.3 Pelaksanaan
28

Pelaksanaan sesuai dengan rencana dan metode yang telah ditetapkan, dilaksanakan
secara berkala:
A. Besaran Sasaran Bayi yang Mendapat Imunisasi Dasar
Besar sasaran bayi yang menjadi sasaran untuk diberikan imunisasi dasar adalah:
- Besar sasaran bayi : 2943 bayi
B. Pemenuhan Logistik Imunisasi Dasar

Pemenuhan kebutuhan vaksin

: terpenuhi

Pemenuhan kebutuhan alat suntik

: terpenuhi

Pememenuhan kebutuhan Safety Box

: terpenuhi

C. Pendistribusian dan Pengelolaan Vaksin


Vaksin diambil dari kabupaten ke puskesmas menggunakan vaccine carrier dengan
cold pack disertai SBBK dan VAR. Distribusi dari puskesmas ke posyandu biasanya
diambil sendiri oleh bidan desa setiap bulan sesuai dengan jadwal posyandu di
masing masing desa. Pencatatan suhu dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan
siang/sore hari.
D. Rantai Dingin Vaksin di Lapangan
Pembawaan vaksin ke posyandu tidak menggunakan 4 kotak dingin cair,

biasanya hanya menggunakan 1 kotak dingin cair.


Terdapat busa atau spons untuk menyimpan vaksin yang telah dibuka.

E. Pemeliharaan cold chain


Pemeliharaan cold chain harian dan mingguan sudah dilakukan dengan baik.
F. Tenaga pengelola
1 orang koordinator imunisasi dan surveilans KIPI
15 orang bidan desa sebagai vaksinator
1 orang pengelola vaksin.
G. Pelayanan Imunisasi Dasar di Puskesmas
Di Puskesmas: BCG, DPT-HB, Polio, Campak: Setiap hari Selasa di

puskesmas, jam 08.00-12.00 WIB.


Di Posyandu: Setiap hari Senin hingga Sabtu di 92 posyandu yang berbeda
yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cikampek pukul 08.30-12.00 WIB

H. Penyuluhan Mengenai Imunisasi Dasar pada Ibu Hamil


29

Perorangan

: Setiap kali ibu membawa bayinya ke puskesmas atau

posyandu.

Kelompok

: Minimal sebulan sekali sehingga mencapai minimal 12

kali dalam setahun.

I. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)


Monitoring dengan Pemantauan Wilayah Setempat dilakukan setiap bulan sekali.
Analisa data PWS sudah dilakukan dan dilaporkan kepada kepala puskesmas.
Laporan berupa data cakupan imunisasi di tiap desa.
J. Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Melakukan penatalaksanaan KIPI: Tidak ada kasus
K. Pencatatan dan Pelaporan Program Imunisasi Dasar pada Bayi
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap bulan. Semua bayi yang baru lahir
akan diberikan KIA oleh tenaga kesehatan jadi ada catatan pasti antara waktu
pemberian imunisasi. Pencatatan persediaan vaksin dilakukan rutin setiap bulan.
4.4.2.4 Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berkala setiap bulan oleh pemegang

program imunisasi
Lokakarya Mini Puskesmas yang dilakukan setiap 3 bulan

4.4.3 Keluaran
4.4.3.1 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi di Puskesmas Cikampek
a. Cakupan pelayanan imunisasi dasar.

30

Tabel 4.4. Data Jumlah Bayi yang di Imunisasi Periode Juni 2015-Mei 2016 di Puskesmas Cikampek.
Bulan
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Total

HB
(bayi)
223
200
225
213
228
232
226
212
229
209
228
225
2650

BCG
(bayi)
225
215
206
215
220
227
230
227
225
218
231
218
2657

Polio 1
(bayi)
210
235
209
214
219
234
231
227
234
218
231
127
2589

Polio 2
(bayi)
194
187
233
220
209
231
235
233
224
234
213
99
2512

Polio 3
(bayi
185
231
204
223
221
229
226
229
218
221
206
99
2492

Polio 4
(bayi)
170
232
225
214
214
231
220
233
207
207
222
88
2463

DPT 1
(bayi)
222
216
215
229
209
229
235
231
220
221
214
229
2670

DPT 2
(bayi)
230
222
216
237
221
225
223
228
219
217
214
231
2683

DPT 3
(bayi)
216
218
202
228
220
226
221
237
209
221
235
220
2653

Campak
(bayi)
223
198
202
204
215
217
208
215
217
232
207
216
2554

Sumber: Data cakupan imunisasi dasar bulanan Puskesmas Cikampek Periode Juni 2015-Mei 2016.
Tabel 4.5. Cakupan Imunisasi Dasar Periode Juni 2015-Mei 2016 di Puskesmas Cikampek.
Imunisasi
HB 0
BCG
Polio 1
Polio 2
Polio 3
Polio 4
DPT-HB-HiB 1
DPT-HB-HiB 2
DPT-HB-HiB 3
Campak

Cakupan Periode
Juni 2015 Mei 2016
90.0 %
90.3 %
88.0 %
85.4 %
84.7 %
83.7 %
90.7 %
91.2 %
90.1 %
86.8 %

b. Logistik imunisasi dasar terpenuhi dengan baik.


c. Pendistribusian dan pengelolaan vaksin terlaksana dengan baik
d. Rantai dingin di lapangan dan pemeliharaan cold chain sudah dilakukan dengan
baik
e. Tenaga pengelola sudah memenuhi kriteria minimal.
f. Jadwal pelayanan imunisasi dasar sudah dilakukan sesuai jadwal.
g. Penyuluhan mengenai imunisasi dasar pada ibu hamil dilakukan setiap kali ibu
membawa bayinya ke puskesmas atau posyandu untuk. Informasi yang
diberitahukan berupa informasi lengkap tentang imunisasi meliputi vaksin, cara
pemberian, manfaat dan kemungkinan terjadinya KIPI. Sedangkan penyuluhan
31

kelompok dilakukan minimal sebulan sekali sehingga mencapai minimal 12 kali


dalam setahun.
4.4.3.2 Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Pemantauan Wilayah Setempat dari Juni 2015 hingga Mei 2016:

Telah dilakukan rutin setiap bulan


12 kali x 100% = 100%
12 kali

Cakupan desa UCI dari Juni 2015 hingga Mei 2016:


5 dari 10 desa (50%)

Tabel 4.6. Data Cakupan Imunisasi Dasar dan Desa UCI di Puskesmas Cikampek Periode Juni 2015
hingga Mei 2016.
% Pencapaian

No

Desa

Sasaran
Bayi

BCG

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Dawuan Timur
Kalihurip
Cikampek Kota
Dawuan Tengah
Cikampek Selatan
Cikampek Pusaka
Cikampek Barat
Cikampek Timur
Kamojing
Dawuan Barat
Puskesmas

328
131
197
551
275
121
583
283
105
369
2943

98.17
98.47
90.86
86.03
91.64
85.12
92.97
86.93
99.05
82.93
90.28

DPT-HBHIB 3
104.57
93.89
88.32
87.11
79.27
89.26
92.80
89.75
99.05
83.47
90.15

Polio 4

Campak

97.26
92.37
88.83
78.58
73.09
84.30
85.76
86.22
68.57
80.22
83.69

93.90
96.18
75.63
86.57
87.64
78.51
87.65
84.10
92.38
84.55
86.78

Desa UCI
atau Non-UCI
UCI
UCI
Non UCI
Non UCI
Non UCI
Non UCI
UCI
UCI
Non UCI
UCI
UCI 5 dari 10
UCI

4.4.3.3 Pemantauan dan Penatalaksanaan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)


Melakukan penatalaksanaan KIPI: Tidak ada kasus
4.4.3.4 Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan 1 bulan sekali.
12 kali x 100% = 100%
12 kali

Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap bulan. Semua bayi yang baru
lahir akan diberikan KIA oleh tenaga kesehatan jadi ada catatan pasti antara
waktu pemberian imunisasi. Pencatatan persediaan vaksin dilakukan rutin
setiap bulan.
32

4.4.4 Lingkungan
4.4.4.1 Lingkungan Fisik
a. Lokasi

: Tidak terdapat lokasi yang sulit dicapai. Akses ke

semua
desa masih dapat di jangkau karena kondisi jalanan
yang baik.
b. Transportasi
: Tersedia sarana transportasi berupa ojek dan angkutan
umum di semua desa.
c. Fasilitas Kesehatan Lain : Terdapat fasilias kesehatan lain.
4.4.4.2 Lingkungan Non Fisik
a. Pendidikan
b. Sosial Ekonomi

: Kebanyakan ibu ibu berpendidikan sedang.


: Sebagian besar ibu bekerja sebagai karyawan

sehingga
kurang mempunyai waktu untuk membawa anaknya
untuk diimunisasi.
c. Agama dan Kepercayaan : Tidak menjadi faktor penghambat.
4.4.5

Dampak
a. Langsung
b. Tidak Langsung

4.4.6

: Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat


penyakit yang dapat dicegah oleh pemberian vaksin.
: Meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup
masyarakat di wilayah kerja.

Umpan Balik
Adanya pencatatan dan pelaporan setiap bulan secara lengkap mengenai program
imunisasi dasar. Dilakukannya rapat kerja dalam bentuk lokakarya mini setiap 3 bulan
sekali.

33

Bab V
Pembahasan
e.1 Masalah Menurut Unsur Keluaran
Besar Masalah
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Variabel
Hepatitis B-0
BGC
DPT-HB-HIB-1
DPT-HB-HIB-2
DPT-HB-HIB-3
Polio-1
Polio-2
Polio-3
Polio-4
Campak

Tolak Ukur

Pencapaian

EO
x 100
E

98 %
98 %
98 %
95 %
90 %
98 %
95 %
93 %
90 %
90 %

90.0 %
90.3 %
90.7 %
91.2 %
90.1 %
88.0 %
85.4 %
84.7 %
83.7 %
86.8 %

8.16 %
7.86 %
7.44 %
4.00 %
- 0.11 %
10.20 %
10.11 %
8.92 %
7.00 %
3.56 %
34

Cakupan Desa UCI

100 %

50 %

50 %

e.2 Masalah Menurut Unsur Masukan


N
o
1

Pamflet

Posyandu

Variabel

Tolak Ukur

Pencapaian

Ada

Tidak ada

Sistem lima meja

Bukan sistem lima meja

Besar Masalah
(+)
(+)

e.3 Masalah Menurut Unsur Proses


N
o
1
2

Variabel

Tolak Ukur

Rantai dingin vaksin Vaccine


carrier/termos
di lapangan
dengan 4 kotak dingin
cair
Penyimpanan vaksin Menggunakan busa/spons
yang telah dibuka

Pencapaian

Besar Masalah

Termos dengan 1 kotak


dingin cair

(+)

Tidak
menggunakan
busa/spons

(+)

e.4 Masalah Menurut Unsur Lingkungan


No
Variabel
Pencapaian
1 Sosial Ekonomi
Sebagian besar ibu bekerja sebagai karyawan
sehingga kurang mempunyai waktu untuk
membawa anaknya untuk diimunisasi.

Besar Masalah
(+)

Selain dari variable diatas tidak ditemukan adanya masalah.

Bab VI
Perumusan Masalah
6.1 Masalah Menurut Keluaran
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.

Cakupan HB 0 hanya 92.6 % dari target 98%, besar masalah 5.51 %.


Cakupan BCG hanya 93.4 % dari target 98%, besar masalah 4.69 %.
Cakupan DPT-HB-HIB-1 hanya 94.5 % dari target 98 %, besar masalah 3.57 %.
Cakupan DPT-HB-HIB-2 hanya 94.7 % dari target 95 %, besar masalah 0.32 %.
Cakupan Polio-1 hanya 93.7 % dari target 98 %, besar masalah 4.39 %.
Cakupan Polio-2 hanya 92.6 % dari target 95 %, besar masalah 2.53 %.
Cakupan Polio-3 hanya 92.9 % dari target 93 %, besar masalah 0.11 %.
Cakupan Campak hanya 89.8 % dari target 90%, besar masalah 0.22 %.
Cakupan desa UCI 8 dari 10 desa.

35

Bab VII
Prioritas Masalah
7.1 Masalah
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.

Cakupan HB 0 hanya 90.0 % dari target 98%, besar masalah 8.16 %.


Cakupan BCG hanya 90.3 % dari target 98%, besar masalah 7.86 %.
Cakupan DPT-HB-HIB-1 hanya 90.7 % dari target 98 %, besar masalah 7.44 %.
Cakupan DPT-HB-HIB-2 hanya 91.2 % dari target 95 %, besar masalah 4 %.
Cakupan Polio-1 hanya 88.0 % dari target 98 %, besar masalah 10.2 %.
Cakupan Polio-2 hanya 85.4 % dari target 95 %, besar masalah 10.11 %.
Cakupan Polio-3 hanya 84.7 % dari target 93 %, besar masalah 8.92 %.
Cakupan Polio-4 hanya 83.7 % dari target 93 %, besar masalah 7 %.
Cakupan Campak hanya 86.8 % dari target 90%, besar masalah 3.56 %.
Cakupan desa UCI 5 dari 10 desa.

7.2 Prioritas Masalah


No

Parameter

Masalah

36

A
4

B
5

C
5

D
4

E
4

F
4

G
3

H
3

I
3

J
5

Berat ringannya akibat yang


ditimbulkan

Keuntungan sosial bila masalah


selesai

Teknologi yang tersedia

Sumber daya yang tersedia

Total

20

23

23

18

20

20

18

18

18

22

Besarnya masalah

Keterangan:
5 : Sangat Penting
4 : Penting
3 : Cukup / Sedang
2 : Kurang
1 : Sangat Kurang
Prioritas Masalah :
1.

Cakupan desa UCI 5 dari 10 desa.

2. Cakupan imunisasi BCG yang belum mencapai target.


3. Cakupan imunisasi DPT-HB-HIB-1 yang belum mencapai target.
4.
5.

Cakupan Polio-1 yang belum mencapai target.


Cakupan Polio-2 yang belum mencapai target.

37

Anda mungkin juga menyukai