Gambar 1.2.Spectrum Filtrasi" perbandingan kemampuan reject Reverse Osmosis (RO) dengan
teknologi membran lain dan dengan pemisahan konvensional filtrasi.
Pada
Gambar
1.2.
menunjukkan
bagaimana
selektivitas
membran
RO
osmosis
dapat
digunakan
untuk
memurnikan
air
atau
air
umum
seperti
Bertujuan untuk
tinggi ke
ion
memurnikan
Aplikasi
exchange,
air yang
tekanan
tahap
sebagai
resin
penukar
pretreatment
ion.
sistem
Penggunaan
RO
sebelum resinpenukar
signifikan
mengurangi
frekuensi regenerasi resin, karena secara drastis mengurangi jumlah asam, basa,
dan regenerasi limbah yang harus ditangani atau diproses oleh resin. Dalam
beberapa kasus, sebuah unit RO sekunder dapat digunakan pada unit penukar
ion untuk lebih memurnikan air produk dari unit RO. Limbah dari unit RO kedua
dapat digunakan secara langsung atau kadang-kadang dipoles dengan lapisan
kombinasi resin penukar ion atau electrodeionization secara terus menerus untuk
mencapai produk dengan kemurnian air yang lebih tinggi.
Osmosis merupakan proses perpindahan air dari larutan berkonsentrasi rendah
menuju larutan yang berkonsentrasi tinggi yang disebabkan oleh adanya
tekanan
osmosis.
semipermeabel,
Proses
dimana
perpindahan
proses
ini
perpindahan
akan
air
melewati
akan
membran
berhenti
setelah
padatan
pH
tersuspensi
operasi
(efektif
(tidak
bekerja
boleh
pada
melebihi
pH
7.5-8)
1
dan
mg/L),
juga
menambahkan inhibitor untuk control scaling yang disebabkan oleh konstituenkonstituen seperti Kalsium Sulfat.
2. Pemberian Tekanan (Osmotic Pressure)
Air umpan yang sudah diolah melalui proses Pretreatment dinaikkan tekanannya
dengan pompa sampai tekanan operasi yang diinginkan agar sesuai dengan
membran dan kadar garam air umpan.
3. Separasi Membran
Membran semipermeabel akan menghambat jalan air umpan yang melewatinya
ketika melebihi ukuran partikel 1 nm. Air hasil keluaran dari membran berupa air
bersih
yang
disebut permeate,
dan
yang
tertahan
pada
membran
disebut concentrate. Namun, karena tidak ada membran yang dapat bekerja
100% sempurna, maka masih ada kemungkinan sebagian kecil garam yang
masih dapat melewati membran.
4. Stabilisasi
Air hasil proses RO (PRODUCT) mengalami penurunan pH seiring dengan
terpisahnya kandungan kation. Untuk itu pH disesuaikan terlebih dahulu sebelum
ditransfer ke sistem distribusi jika peruntukan air minum atau dibuang ke
lingkungan.
Dua istilah yang umum digunakan dalam diskusi reverse osmosis adalah salt
rejection dan conversion. Jumlah total padatan terlarut ditolak oleh membran
disebut salt rejection dan dinyatakan sebagai persentase. Sebuah tingkat salt
rejection 99% berarti bahwa 99% dari padatan terlarut dalam air akan ditolak
oleh membran. Untuk menghitung % Rejection, gunakan persamaan berikut :
Dimana Feed TDS adalah Total padatan terlarut isi air masuk ke modul,
dan Produk TDS adalah total padatan terlarut yang terkandung di air tawar.
Misalnya, jika Feed TDS adalah 35.000 PPM dan Produk TDS adalah 350
PPM.Jumlah air yang dipulihkan untuk digunakan sebagai persentase dari air
dimasukkan ke dalam unit pengolahan reverse osmosis disebut pemulihan% atau
konversi.
Untuk menghitung% recovery, gunakan persamaan berikut :
Sumber air umpan memiliki dampak yang besar pada potensi air untuk
menyumbat membran RO (fouling). Sumber air berkualitas tinggi seperti air
sumur dengan Salt Dendity Index (SDI) kurang dari 3, memiliki resiko yang lebih
rendah terjadinya fouling membran dibandingkan dengan sumber air berkualitas
rendah, seperti air permukaan dengan nilai SDI 5. Sebuah sistem RO untuk
kualitas sumber air yang lebih tinggi bisa dirancang dengan laju aliran yang lebih
besar daripada sumber air berkualitas rendah. Hal ini dikarenakan aliran yang
besar akan membawa kontaminan (padatan tersuspensi, hardness) lebih cepat
ke permukaan membran daripada laju aliran yang lebih rendah. Kontaminan ini
kemudian
terkumpul
dalam
lapisan
permukaan
membran
yang
akan
beberapa
hal
penting
dalam
pengoperasian sistem
RO yang