Referat STRUMA
Referat STRUMA
I.
II.
III.
Bentuk aktif ini adalah triyodotironin (T3), yang sebagian besar berasal dari
konversi hormon T4 di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh
kelenjar tiroid. Yodida anorganik yang diserap dari saluran cerna merupakan
bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali
yang afinitasnya sangat tinggi di jaringan tiroid. Yodida anorganik mengalami
oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin
yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT) atau
diyodotirosin (DIT). Senyawa atau konjugasi DIT dengan MIT atau dengan
DIT yang lain akan menghasilkan T3 atau T4, yang disimpan dalam koloid
kelenjar tiroid. Sebagian besar T4 dilepaskan ke sirkulasi, sedangkan sisanya
tetap di dalam kelenjar yang kemudian mengalami deyodinasi untuk
selanjutnya menjalani daur ulang. Dalam sirkulasi, hormon tiroid terikat pada
protein, yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding globulin, TBG) atau
prealbumin pengikat tiroksin (thyroxine binding prealbumine, TBPA).1,3,4
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh suatu hormon stimulator tiroid
(thyroid stimulating hormone, TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis secara langsung dipengaruhi dan diatur
aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai
negative feedback terhadap lobus anterior hipofisis, dan terhadap sekresi
thyrotropine releasing hormone (TRH) dari hipotalamus. Hormon kelenjar
tiroid mempunyai pengaruh yang sangat bervariasi terhadap jaringan/organ
tubuh yang pada umumnya berhubungan dengan metabolism sel. 1,3,4
Pada kelenjar tiroid juga didapatkan sel parafolikuler, yang
menghasilkan kalsitonin. Kalsitonin adalah suatu polipeptida yang turut
mengatur metabolisme kalsium, yaitu menurunkan kadar kalsium serum,
melalui pengaruhnya terhadap tulang. 1,3,4
oleh dua sub unit (alfa dan beta). Dalam sirkulasi akan meningkatkan
reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-reseptor-TSH-R) dan terjadi efek
hormonal yaitu produksi hormon meningkat.
c)
(T3 dan T4) ini mempunyai umpan balik di tingkat hipofisis. Khususnya
hormon bebas. T3 disamping berefek pada hipofisis juga pada tingkat
hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipifisis terhadap
rangsangan TSH.
d)
Struma
a. Definsi
Struma mengacu pada peningkatan ukuran kelenjar tiroid sebagai
akibat dari pertumbuhan yang berlebihan. Struma bisa difuse yang berarti
bahwa seluruh kelenjar tiroid membesar atau nodular yang berarti bahwa
terdapat nodul dalam kelenjar tiroid. Pembesaran nodusa dapat dibagi lagi
7
atrofi
atau
tidak
mempunyai
kelenjar
tiroid
akibat
8
Gambar 4. Hipotiroid
c. Hipertiroid: Aktivitas kelenjar tiroid yang berlebihan.
Didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat
timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang
kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan
tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar.
Gambar 5. Hipertiroid
Berdasarkan klinisnya :
a) Non-Toksik (Eutiroid dan Hipotiroid)
Difusa
: Endemik goiter, gravid
Nodusa : Neoplasma
b) Toksik (Hipertiroid)
Difus
: Grave, tirotoksikosis primer
Nodusa : Tirotoksikosis skunder
HIPOTIROIDISME5,8,9,10
Definisi lama bahwa hipotiroidisme disebabkan oleh faal tiroid berkurang
sudah tidak tepat lagi. Kini, hipotiroidisme merupakan keadaan di mana efek
hormon tiroid di jaringan berkurang. Secara klinis hipotiroidisme dibagi menjadi
3 yaitu :
1. Hipotiroidisme sentral
2. Hipotiroidisme primer
3. Penyebab lain
kelebihan
10
yang didasarkan oleh anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti. Kemudian
diteruskan dengan pemeriksaan penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis,
status tiroid dan etiologi. Untuk fungsi tiroid diperiksa kadar hormon beredar
total-T4, total-T3 (dalam keadaan tertentu baik diperiksa kadar free-T4 dan freeT3) dan TSH, ekskresi yodium urin, kadar tiroglobulin, uji tangkap I 131, sintigrafi,
antibody tiroid (ATPO-Ab, ATg-Ab), TSI dan kadang FNAB (fine needle
aspiration biopsy) tetapi tidak semua pemeriksaan ini diperlukan.
Untuk fase awal penentuan diagnosis pertu T3, T4 dan TSH, namun pada
pemantauan cukup diperiksa T4 saja karena sering TSH tetap tersupresi padahal
keadaan sudah membaik. Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotrop oleh
hormon tiroid sehingga lamban pulih (lazy pituitary).
PENYAKIT GRAVES5,8,9,10
Penyakit Graves lazim juga disebut penyakit Basedow (jika trias Basedow
dijumpai, yaitu adanya struma berupa pembesaran tiroid difus, hipertiroid dan
eksoftalmus) adalah hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini lebih
sering ditemukan pada orang muda dengan gejala seperti keringat berlebihan,
tremor tangan, menurunnya toleransi terhadap panas, penurunan berat badan,
ketidakstabilan emosi, gangguan menstruasi berupa amenore dan polidefekasi
(sering buang air besar). Klinis sering ditemukan adanya pembesaran kelenjar
tiroid, kadang terdapat juga manifestasi pada mata berupa eksoftalmus dan
miopati otot ekstrabulbi. Walaupun etiologi penyakit Graves tidak diketahui,
tampaknya terdapat peran dari suatu antibodi yang dapat ditangkap oleh reseptor
TSH, yang menimbulkan stimulus terhadap peningkatan produksi hormon tiroid.
Gejala dan tanda yang timbul merupakan manifestasi dari peningkatan
metabolism di semua sistem tubuh dan organ yang mungkin secara klinis terlihat
jelas. Peningkatan metabolism menyebabkan peningkatan kebutuhan kalori dan
sering kali asupan (intake) kalori tidak mencukupi kebutuhan sehingga terjadi
penurunan berat badan secara drastis.
Peningkatan metabolism pada sistem kardiovaskular terlihat dalam bentuk
peningkatan sirkulasi darah, antara lain dengan peningkatan curah jantung sampai
2-3 kali normal dan juga dalam keadaan istirehat. Irama nadi naik dan tekanan
11
12
tiroksin. Biasanya penderita struma nodusa tidak mempunyai keluhan karena tidak
terdapat hipo- atau hipertiroidism. Nodul dapt juga tunggal, tetapi kebanyakkan
nya berkembang atau berubah menjadi multinoduler tanpa perubahan fungsi.
Degenerasi jaringan menyebabkan terbentuknya kista atau adenoma. Karena
pertumbuhan terjadi secara perlahan, struma dapat menjadi besar tanpa
memberikan gejala. Selain adanya benjolan di leher yang dikeluhkan terutama
atas alasan kosmetik. Sebagian besar penderita struma nodusa dapat hidup dengan
struma tanpa keluhan.
Walaupun sebagian besar struma nodusa tidak mempengaruhi pernapasan
karena pertumbuhan ke lateral atau anterior, sebagian ain dapat menyebabakan
penyempitan trakea jika pembesarannya bilateral. Pendorongan bilateral demikian
dapat terlihat dengan foto Rontgen polos dari leher terlihat sebagai trakea
pedang. Struma nodusa unilateral dapat menyebabkan pendorongan trakea
kearah kontralateral, tanpa gangguan akibat obstruksi pernapasan. Penyempitan
yang hebat dapat menyebabkan gangguan pernapasan dengan gejala stridor
inspiratoar.
Secara umum, struma adenomatosa benign walaupun besar tidak
menyebabkan gangguan neurologic, musculoskeletal, vaskuler atau respirasi atau
gangguan menelan akibat tekanan atau dorongan. Keluhan yang sering timbul
ialah rasa berat di leher, adanya benjolan yang bergerak naik turun waktu menelan
dan alasan kosmetik. Hipertiroid jarang ditemukan pada struma adenomatosa.
Sekitar 5% dari struma nodusa mengalami degenerasi maligna. Tanda
keganasan yang dapat dievaluasi berupa setiap perubahan bentuk, pertumbuhan
yang lebih cepat dan tanda infiltrat pada kulit dan jaringan sekitar, juga fiksasi
dengan jaringan sekitar. Penekanan atau infiltrasi dapat terjadi ke n. rekurens
(perubahan suara), trakea (dispnea) atau esophagus (disfagia).
Benjolan tunggal harus mendapat perhatian yang cukup karena nodul
tunggal dapat berupa nodul koloid, kistik, adenoma tiroid dan / atau suatu
karsinoma tiroid. Nodul maligna sering ditemukan terutama pada pria usia muda
dan usia lanjut.
Struma dapat meluas sampai ke mediastinum anterior superior, terutama
pada bentuk nodulus yang disebut struma retrosternum. Umumnya, struma
reetrosternum ini tidak turut naik pada pergerakan menelan karena apertura toraks
13
terlalu sempit. Sering kali struma ini berlangsung lama dan bersifat asimptomatik
sampai terjadi penekanan pada organ atau struktur sekitarnya. Penekanan ini akan
memberi gejala dan tanda penekanan trakea atau esofagus.
d. Tanda dan Gejala4
e. Diagnosis
1.
Anamnesis7
14
b.
c.Gejala obstruktif :
Kompresi
tracheal
umumya
asimptomatik
kecuali
terjadi
15
Benjolan
Lokasinya
Warnaya
Permukaannya
b. Palpasi
Pada gerakan menelan, seluruh trakhea bergerak naik turun. Satusatunya struktur lain yang turut bergerak adalah kelenjartiroid atau
suatuyang berasal dari kelenjar tiroid.
3. Auskultasi
Perlu diperhatikan adanya bising tiroid yang merupakan tanda hipertiroid
C. Pemeriksaan Penunjang4
1. Laboratorium: T4 atau T3, dan TSHs.
2. Pencitraan3
16
17
Pengobatan Umum
Istirahat
Hal ini diperlukan agar hipermetabolisme pada penderita tidak
makin meningkat. Penderita dianjurkan tidak melakukan pekerjaan
yang melelahkan/mengganggu pikiran baik di rumah atau di tempat
bekerja. Dalam keadaan berat dianjurkan bed rest total di Rumah Sakit
Diet
Diet harus tinggi kalori, protein, multivitamin serta mineral. Hal ini
antara lain karena : terjadinya peningkatan metabolisme, keseimbangan
nitrogen yang negatif dan keseimbangan kalsium yang negatif.
b) Pengobatan Khusus
Obat antityroid
18
coupling
MMI mempunyai waktu paruh dan akumulasi obat yang lebih lama
dibanding PTU di dalam kelenjar tyroid. Waktu paruh MMI 6
dibanding PTU.
MMI tidak terikat albumin serum sedangkan PTU hampir 80%
terikat pada albumin serum, sehingga MMI lebih bebas menembus
barier plasenta dan air susu sehingga untuk ibu hamil dan menyusui
PTU lebih dianjurkan.
19
Yodium
Pemberian yodium akan menghambat sintesa hormon secara akut
tetapi dalam masa 3 minggu efeknya akan menghilang karena adanya
escape mechanism dari kelenjar yang bersangkutan, sehingga meski
sekresi terhambat sintesa tetap ada. Akibatnya terjadi penimbunan hormon
dan pada saat yodium dihentikan timbul sekresi berlebihan dan gejala
hipertyroid menghebat. Pengobatan dengan yodium (MJ) digunakan untuk
memperoleh efek yang cepat seperti pada krisis tyroid atau untuk
persiapan operasi. Sebagai persiapan operasi, biasanya digunakan dalam
bentuk kombinasi. Dosis yang diberikan biasanya 15 mg per hari dengan
dosis terbagi yang diberikan 2 minggu sebelum dilakukan pembedahan.
Marigold dalam penelitiannya menggunakan cairan Lugol dengan dosis
1/2 ml (10 tetes) 3 kali perhari yang diberikan 10 hari sebelum dan
sesudah operasi.
20
21
22
23