Anda di halaman 1dari 2

Tap..tap..tap..

Aku melangkah ditengah kesendirianku. Ditemani belaian angin yang


meniup lengan bajuku perlahan seolah mengajakku bermain dan rerumputan
yang melambai-lambai menyapaku. Disaat aku merasa sepi, gundah, tak tahu
bagaimana mengusir masalah yang datang menantang, aku datang ke danau ini
sendiri. Membayangkan ayah dan ibu disana sedang memasak makan siang saat
kami berkemah waktu itu. Aku yang terlalu cepat dewasa atau mereka yang tega
pergi meninggalkanku sendiri disini? Tik..tik..tik.. suara itu bagaikan pisau
penyayat yang memutus perlahan ikatan yang ada padaku.
Vivi? Sedang apa disana? Ayo kita makan. Ujar mama.
Iya ma. Kamu tunggu disini yah kura-kura, kalo aku udah makan ntar aku
kesini lagi sambil bawa makananku. Kamu pasti lapar kan? Hihihi. Senyumku
pada si kura-kura.
Vivi!!! teriak ayah.
Iya pa! Daaah kura-kura.
Terngiang jelas dipikiranku saat itu. Kali pertama dan terakhir aku dan
papa pergi keluar bersama mama. Orang baik pasti cepat dipanggil oleh Yang
Maha kuasa itu pikirku. Disaat aku butuh figur seseorang yang melindungi dan
menjadi idola bagiku, papa pergi. Begitu cepat semua berakhir tak tersisa.
Nih papa buat sesuatu buat kamu. Jeng jeng. Papa menaruh mahkota
dari tumbuhan ke kepalaku.
Waah cantik banget! Makasih ya.
Mama-mu dulu juga papa kasih mahkota kayak ini dan jawabannya persis
kayak tadi.
Dan disitu mama jatuh cinta sama papa. Hahahaha. Kata mama.
Hahaha.. dan kami tertawa lepas.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai