K
Dosen Pengampu : Suwarsi, S. Kep., Ns., M. Kep.
OLEH :
GAYON NOSARIA
15160127
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses menua adalah suatu proses normal dan alamiah yang
berlangsung secara alamiah yang ditandai dengan penurunan fungsi tubuh
baik seacra anatomi fisiologis dan psikologis. Penurunan fungsi baik fisik
dan psikis bagi lansia dapat menimbulkan penyakit pada fisik, psikis, dan
sosial.
Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi penuaan pada setiap
individu akan berbeda bergantung faktor herediter, stressor lingkungan,
dan sejumlah besar faktor yang lainnya. Seiring terjadinya penuaan pada
lansia semua sistem tubuh akan mengalami penurunan dan perubahan
fungsi, tetapi pada hakikatnya penuaan adalah normal yang terjadi pada
semua orang saat mereka mencapai usia perkembangan kronologis
tertentu.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan
upayapemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai
masa tua yang sehat, bahagia,berdaya guna dan produktif.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa
tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang
dialami oleh lansia menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan
sedih,cemas,kesepian, dan mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia
mengaklami gangguan tersebut maka kondisi tersebut dapat menggangu
kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan merawat lansia dengan masalah
tersebut adalah hal yang sangat penting dlamupaya mendorong lansia
bahagia sejahtera di dalamkeluarga serta masyarakat.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di Padukuhan Pucanganom,
didapatkan data bahwa jumlah Lansia yakni 61 orang (8,89%). Data lain
juga menunjukkan bahwa distribusi penyakit terbanyak di lansia adalah
asam urat dan hipertensi sebanyak 5, 64%, selain itu berdasarkan hasil
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM TERKAIT
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot, terjadi
penurunan jumlah melanosit yang menyebabkan pigmentasi yang tidak merata
di kulit, penuruan jumlah sel langerhans sehingga respon terhadap allergen
4.
berkurang,
Sistem kardiovaskuler
Penurunan sistem kardiovaskular pada lanisa ditandai dengan penurunan
kebutuhan darah yang terosksigenasi. Pada lasnia jumlah detak jantung
saat istrirahat tidak ada perubahan, namun detak jantung maksimum yang
dicapai selama latihan berat. Massa jantung bertambah, vertikel kiri
mengalami hipertropi dan kemampuan peregangan jantung berkurang
karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan
klasifikasi Sa nude dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat,
jumlah sel-sel pacemaker mengalami penuruan dan berkas his kehilangan
serat konduksi yang membawa implus ke ventrikel sehingga mudah
5.
mengalami distrimia.
Sistem respirasi
Pada penuaan terjadi perubahan yakni
a. Paru-paru kencil, kendur hilangnya rekoil elastis, dan pembesaran
alveolo. Implikasi dari hal ini adalah penurunan daerah permukaan
untuk difusi gas.
b. Penurunan kapasitas vital penurunan PaO2 residu. Implikasi dari hal
ini adalah penurunan saturasi O2 dan peningkatan volume
c. Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi. Implikasi dari hal
ini adalah dyspneu saat aktifitas.
d. jaringan ikat paru, kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan
paru bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru, udara
yang mengalir ke paru berkurang.
e. Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan
6.
7.
9.
B. PROSES MENUA
1. Definisi Lansia
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari
(Azwar, 2006).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi
didalam
kehidupan
manusia.
Proses
menua
merupakan
proses
sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah,
yang
berarti
seseorang
telah
melalui
tiga
tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda,
baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai
dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan
lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan
dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses
penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005).
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau
mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita
(Constantinides 1994). Proses menua merupakan proses yang terus
3. Teori Penuaan
Proses menua bersifat individual :
a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.
b. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
c. Tidak ada satu faktorpun yang ditemukan dapat mencegah proses
menua
C. PENUAAN SISTEM TERKAIT
1. Anatomi Fisiologi Rangka
Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal (tulang).
Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi
dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat menempelnya otot dan
memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi
Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang tulang (sekitar 206
tulang ) yang membentuk suatu kerangka tubuh yang ko ko h. Walaupun
rangka terutama tersusun dari tulang, rangka di sebagian tempat dilengkapi
dengan kartilago . Rangka digolongkan menjadi rangka aksial, rangka
indera.
Tulang wajah : memberikan bentuk pada muka dan berisi gigi.
Tulang auditori : terlihat dalam transmisi suara.
Tulang hyoid : yang menjaga lidah dan laring.
Rangka apendikular, tulang yang membentuk lengan tungkai dan
tulang pectoral serta tonjolan pelvis yang menjadi tempat melekatnya
Serabut
syaraf
simpatik
dan
afferent
(sensorik)
sebenarnya
merupakan
kumpulan
vitamin-vitamin,
termasuk vitamin D2 dan D3. Substansi yang terjadi secara alamiah ialah
D3 (kolekalsiferol), yang dihasilkan oleh akifitas foto kimia pada kulit
ketika dikenai sinar ultraviolet matahari. D3 pada kulit atau makanan diwa
ke (liver bound) untuk sebuah alfa globulin sebagai transcalsiferin,
sebagaian substansi diubah menjadi 25 dihidro ksikolekalsiferon atau
kalsitriol. Calcidiol kemudian dialirkan ke ginjal untuk transformasi ke
dalam metabolisme vitamin D aktif mayor,1,25 dihydroxycho lekalciferol
atau calcitriol. Banyaknya kalsitrio l yang di produksi diatur oleh hormone
parathyro id (PTH) dan kadar fosfat di dalam darah, bentuk inorganic dari
fosfor penambahan produksi kalsitriol terjadi bila kalsitrio l meningkat
dalam PTH atau pengurangan kadar fosfat dalam cairan darah. Kalsitriol
dibutuhkan untuk penyerapan kal siumo leh usus secara optimal dan
bekerja dalam kombinasi dengan PTH untuk membantu pengaturan
kalsium darah.
Akibatnya, kalsitriol atau pengurangan vitamin D dihasilkan karena
pengurangan penyerapan kalsium dari usus, dimana pada gilirannya
mengakibatka stimulasi PHT dan pengurangan,baik itu kadar fosfat
maupun kalsium dalam darah.
Hormon parathyroid. Saat kadar kalsium dalam serum menurun sekresi
hormon neparathyro id akan meningkat aktif asio steo clct dalam
menyalurkan kalsium ke dalam darah lebih lanjutnya ho rmo ne ini
menurunkan hasil ekskresi kalsium melalui ginjal dan memf asilitasi abso
rbsi kalsium dari usus kecil dan sebaliknya.
Growth hormonebertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang
dan penentuan matriks tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.
Glukokortikoid mengatur metabo lism pro tein. Ketika diperlukan
hormone ini dapat meningkat atau menurunkan katabolisme untuk
mengurangi atau meningkatkan matrikso rganic. Tulang ini juga
membantu dalam regulasi absorbsi kalsium dan fosfor dari usus kecil.
Seks hormone estrogen menstimulasi aktifitasosteobalstik dan
menghambat ho rmo ne paratiro id. Ketika kadar estrogen menurun seperti
pada masa menopause, wanita sangat rentan terjadinya massa tulang
(osteoporosis).
g. Persendian
Persendian dapat diklasifikasikan menurut struktur (berdasarkan ada
tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang beratikulasi
dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan paersendian
terbatas
yang
memungkinkan
dengan
tulang
lainnya.
Contoh
persendian
intervertebra.
h. Anatomi Fisiologi Otot.
Otot (muscle) adalah jaringan tubuh yang berfungsi mengubah
energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respo n tubuh terhadap
perubahan lingkungannya. Jaringan otot, yang mencapai 40% -50%
kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
sistem respiratorik, pencernaan,reproduksi, urinarius,dan sistem
sirkulasi darah.
c. Otot jantung adalah otot lurik,involunter, dan hanya ditemukan
pada jantung
D. FAKTOR
RESIKO YANG
MEMPENGARUHI
FUNGSI
SITEM
PADA
SISTEM
TERKAIT
E. KONSEKUENSI FUNGSIONAL SISTEM TERKAIT
F. MACAM-MACAM
GANGGUAN
(PENYAKIT)
TERKAIT
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula darah tinggi
menyebabakan
pembentukan
angiotensin
pelepasan
I
yang
renin.
Renin
kemudian
merangsang
diubah
menjadi
Colchicine
1,0-3,0
mg
(dalam
NaCl
intravena),
phenilbutazone, Indomethacin.
Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
Kompres dingin
Diet rendah purin
Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis
probenezid
0,5
g/hari
atau
sulfinpyrazone
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN LANSIA SEBAGAI INDIVIDU
Nama mahasiswa
: Gayon Nosaria
Tanggal Pengkajian
: 12 Juli 2016
Jam Pengkajian
: 10:00 WIB
Biodata Klien
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Status perkawinan
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
: Ny. K
: 82 tahun
: Perempuan
: Pakem Sleman
: Janda
: Islam
: Jawa
: Tidak tamat SD
:-
Nama
: Tn. C
Umur
: 35 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Swasta
Status Pernikahan
: Menikah
Hubungan dengan klien
: Cucu
Keluhan Utama :
Ny. K mengatakan nyeri dibagian pinggangnya.
Pengkajian 11 Pola Gordon
A. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Data Subjektif:
Ny. K mengatakan apabila masih bisa beraktivitas sehari-hari sendiri dan
tidak merasakan sakit berarti itu sehat. Dan keadaan sakit bila merasa badannya
tidak enak. Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi. Klien
mengatakan minum obat penuruh tekanan darah setiap harinya untuk
menurunkan tekanan darah. Klien tidak melakukan pemeriksaan secara rutin ke
poliklinik setiap hari Rabu. Klien mengatakan tidak mempunyai keyakinan
2. Pola Eliminasi:
Data Subjektif:
Klien mengatakan BAB biasanya 1 x sehari setiap pagi. BAB lancar tidak
sembelit. Klien mengatakan BAB tidak encer, warna kuning kecoklatan. Klien
mengataka tidak nyeri saat BAB. Klien mengatakan BAK sehari 4-7 kali.
Data Objektif:
Pemeriksaan abdomen inspeksi tidak ada acites, auskultasi bising usus
15x/menit,perkusi timpani, palpasi tidak ada massa. Klien tampak tidak
memegang perut nya.
3. Pola Aktivitas dan Latihan
Data Subjektif:
Klien dapat melakukan kegiatan secara mandiri. Klien mengatakan
mengikuti olah raga setiap harinya. Klien mengatakan bila terlalu lama berjalan
dipergelangan kaki nya terasa pegal. Klien mengatakan tidak menggunakan alat
bantu untuk beraktivitas, tidak mengalami gangguan kesemibangan, tidak
mengalami sesak , lemah, nyeri dada saat beraktivias. Klien mengatakan
melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti membersihkan kamar dan untuk
membersihkan lingkungan rumah bersama dengan teman-teman 1 rumah. Klien
mengatakan kadang-kadang lututnya merasa sakit saat beraktivitas terlalu berat
atau kelelahan.
Data Objektif:
Kemampuan perawatan diri
Makan / minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah / berjalan
Ambulasi / ROM
Keterangan:
0
V
V
V
V
V
V
V
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
Range of motion
5
Hasil pemeriksaan vital sign: TD: 170/90 mmHg, RR: 20 x/mnt. Nadi:
88x/mnt. ROM klien aktif
Skor Indeks Katz : dari hasil wawancara dan observasi pada klien, bahwa
klien mendapat skor A, klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri.
4. Pola tidur dan istirahat
Data Subjektif:
Klien mengatakan tidur malam sekitar 7 jam perhari, jarang terbangun
saat malam, selalu bangun pas adzan subuh. Klien juga selalu tidur siang
sekitar 1 jam perhari. Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur. Klien
mengatakan selalu membaca doa sebelum tidur.
Data Objektif:
Klien terlihat segar tdak terdapat lingkaran hitam dibawah mata klien.
Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.
Data Objektif:
Klien tidak mengalami kecemasan ataupun stress.
Skor GDS (Geriatric Depression Scale) : dari hasil wawancara didapatkan
hasil bahwa klien dalam keadaan normal
10. Pola Nilai - Kepercayaan
Data Subjektif:
Klien beragama Islam, klien mengatakan selalu berusaha untuk
menjalankan kewajiban ibadahnya. Klien juga rajin mengikuti kegiatan
keagamaan. Klien tidak mengalami kesulitan untuk menjalankan ibadah. Klien
mengatakan selalu mengikuti pengajian di Masjid.
Data Objektif:
Perlengkapan ibadah klien lengkap sesuai keyakinannya.
TINJAUN SISTEM
Keadaan umum : cukup
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : E4, V5, M6
Vital sign : TD : 170/90 mmHg, N : 88 x/ menit, RR : 20 x/ menit
1. Kepala : kepala mensochepal, rambut beruban, tidak rontok, rapi, kulit kepala
tampak bersih.
2. Mata : pasien mengatakan penglihatannya masih jelas, pupil isokor, sclera
tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.
Telinga : tampak simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran normal.
Hidung : tampak simetris, tidak ada polip, tidak terdapat serumen.
3. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan.
4. Dada : tampak simetris, tidak ada retraksi dada, fremitus taktil kanan kiri
sama, normal chest, suara napas terdengar vesikuler.
5. Punggung : Klien mengeluh kadang-kadang pegal-pegal di daerah punggung.
6. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa, peristaltic usus 15x/
menit, kulit perut keriput, suara lambung terdengar timpani.
7. Ektremitas atas dan bawah :
5
5
5
Ekstremitas atas : kuku tampak panjang, turgor cukup elastic, CRT 2 detik.
Ekstremitas bawah : kuku tampak panjang, turgor kulit cukup elastic, CRT 2
detik.
8. Sistem immune : klien mengatakan bahwa dirinya jarang sakit.
ANALISA DATA
Nama
: Ny. K
Diagnosa Medis :
Umur
: 82 tahun
Wisma
DATA
PROBLEM
DS : Klien mengatakan nyeri Gangguan rasa
pinggang.
Klien
juga nyaman
mengataka
DS : Klien mengatakan apabila
masih bisa beraktivitas seharihari sendiri dan tidak
merasakan sakit berarti itu
sehat. Dan keadaan sakit bila
merasa badannya tidak enak
hingga tidak bisa bangun.
Bila merasa sakit yang tak
tertahankan akan diperiksakan
ke puskesmas atau ke mantri
untuk mendapatkan obat
DO: Klien tampak sudah mengerti
perbedaan sehat dan sakit,
dan tahu tujuan pelayanan
Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan diri
: Pagombakan
ETIOLOGI
Gejala terkait penyakit
kesehatan.
DS : Klien mengatakan
Sumber
yang
tersedia
tidak
Ketidakefektifan koping
adekuat
PRIORITAS MASALAH
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit
2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan diri.
3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan sumber yang tersedia tidak
adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama
: Ny. K
Diagnosa Medis :
Umur
: 82 tahun
Wisma
Diagnosa
NOC
NIC
Keperawatan
Gangguan rasa 1. Klien
mampu
mengungkapkan
nyaman
perasaan
berhubungan
ketidaknyamanan yang
dengan gejala
dirasakan
2.
Klien
mampu
terkait penyakit
menerapkan
teknik
rlaksasi nafas dalam
untuk
mengatasi
kecemasaan
Kesiapan
meningkatkan
manajemen
kesehatan
1. Menjelaskan
sehat
2. Menjelaskan
sakit
3. Menjelaskan
: Pagombakan
1. Kaji
ketidaknyamanan
nafas
dalam
merasa
tidak
klien
untuk
nyaman
3. Anjurkan
mengungkapkan perasaan
apa
itu
yang dirasakan
1. Penkes tentang
apa
itu
Sehat
2. Pengukuran
Darah
3. Diskusi
bersama
Hidup
Tekanan
terkait
1. Menunjukkan
untuk
berhubungan
strategi 1. Bina
pemecahan
masalah
2. Memanfaatkan sumber
dengan sumber
koping
3. mengekspresikan
yang tersedia
tidak adekuat
kesehatan lansia
hubungan
percaya
2. Dorong
klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Berikan penguatan/motivasi
4. Identifikasi sumber koping
keputusan
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. K
Diagnosa Medis :
Umur : 82 tahun
Wisma
berhubungan
dengan
untuk
emosional
Diagnosa Keperawatan
Tanggal / Jam
Gangguan rasa nyaman
saling
: Pagombakan
Implementasi