Anda di halaman 1dari 5

A.

RESUME JURNAL
1. Judul Penelitian
Stress Pada Kejadian Stroke.
2. Penulis Penelitian
Gabriella Adientya dan Fitria Handayani.
3. Nama Jurnal
JURNAL NURSING STUDIES.
4. Tahun Terbit
Tahun 2012
5. Volume dan Nomor
Volume 1 dan Nomor 1
6. Halaman
183-188
7. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui stress pada kejadian stroke tidak berulang dan
berulang.
8. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional.
9. Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini didapatkan melalui studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 dan 15 oktober
2011, yaitu seluruh pasien stroke yang menjalani rawat inap di dua
bangsal saraf, yaitu unit stroke dan B1 saraf RSUP Dr. Kariadi
Semarang sepanjang tahun 2010. Besar populasi dalam penelitian ini
adalah 1009 pasien, teknik pengambilan sampel menggunakan
nonprobability sampling yang melibatkan 90 responden yang
ditentukan dengan teknik purposive sampling.

10. Hasil Penelitian


90 responden penderita stroke dalam penelitian ini terdiri dari 50
responden (55,6 %) penderita stroke tidak berulang dan 40 responden
(44,4 %) penderita stroke berulang. Jika kita lihat distribusi frekuensi
kejadian stres pada pasien stroke tidak berulang maka didapatkan hasil
13 responden (26 %) tidak mengalami stres, 19 responden (38 %) stres
ringan, 14 responden (28 %) stres sedang, 4 responden (8 %)
mengalami stres berat dan 0 responden (0 %) sangat berat. Sedangkan

40 responden yang mengalami stroke berulang memiliki tingkat stress


yaitu sebesar 6 responden (15 %) tidak stres, 11 responden (27,5 %)
stres ringan, 14 responden (35 %) stres sedang, 9 responden (22,5 %)
stres berat dan 0 responden (0%) sangat berat.
11. Implikasi Keperawatan
Perawat dapat melakukan perencanaan pengobatan dalam asuhan
keperawatan yang diberikan, mengendalikan faktor resiko stres pada
penderita stroke, memberikan dukungan moral untuk mempercepat
proses penyembuhan serta memberikan penyuluhan tentang upaya
prevensi sekunder terjadinya stroke.
12. Kelemahan Jurnal
Kelemahan dari jurnal ini adalah peneliti meneliti pasien stroke
secara umum saja dan tidak memperlihatkan bagaimana peran keluarga
terhadap pasien dan bagaimana kriteria keluarga pasien tersebut.
13. Kelebihan Jurnal
Kelebihan dari jurnal ini adalah peneliti mangambil sample cukup
banyak sehingga dapat memperkuat bagian isi dari jurnal tersebut,
penjabaran hasil penelitian secara jelas, teratur dan lebih terinci dan
memberikan penjelasan berupa tabel, peneliti memberikan pembahasan
mengenai stress dan stroke secara jelas, dan peneliti menggunakan
bahan pustaka yang cukup banyak sehingga memperkuat teori tentang
stress dan stroke.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVK) adalah kehilangan fungsi
otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak
(Brunner & Suddarth, 2002).
Stroke adalah sindrom klinis yang pada awalnya timbul mendadak,
progresif cepat, berupa defisit neurologi fokal dan global yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan sematamata disebabkan oleh gangguan peredaran darah di otak traumatik.
(Mansjoer, Arief, 2000).

Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui system suplai arteri otak.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian stroke
adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau
penyempitan pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau
perdarahan serebral sehingga terjadi penurunan aliran darah ke otak yang
timbulnya secara mendadak.
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah
satu empat kejadian yaitu:
1) Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau
leher.
2) Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di
bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain.
3) Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak
4) Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai
darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen
gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.

Faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah:


1) Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga,
riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2) Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit
meningkat.
C. PEMBAHASAN
Dalam membahas kesenjangan antara resume dari jurnal dengan teori
yang ada adalah:
o Pada teori, stroke adalah sindrom klinis yang pada awalnya timbul
mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologi fokal dan global
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau langsung

menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan


peredaran darah di otak traumatik. (Mansjoer, Arief, 2000). Adapun
faktor resiko terjadinya stroke menurut Mansjoer (2000) adalah :
1) Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat
keluarga, riwayat stroke, penyakit jantung koroner, dan
fibrilasi atrium.
2) Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok,
penyalahgunaan alkohol dan obat, kontrasepsi oral, dan
hematokrit meningkat.
o Sedangkan pada resume dari jurnal stroke itu dipicu oleh beberapa
factor resiko, makin banyak factor resiko yang dimiliki oleh
penderita, maka makin tinggi pula kemungkinan terjadinya stroke
(Makmur, 2002). Stress yang bersifat konstan dan terus menerus
mempengaruhi

kerja

kelenjar

adrenal

dan

tiroid

dalam

memproduksi hormone adrenalin, troksin, dan kortisol sebagai


hormone utama stress akan naik jumlahnya dan berpengaruh
terhadap kenaikan denyut jantung dan tekanan darah. Stres yang
merupakan salah satu faktor resiko yang berada pada urutan
terbawah sebagai faktor paling berpengaruh terhadap terjadinya
stroke.
D. KESIMPULAN
Stroke merupakan penyebab kematian terbesar ketiga didunia dengan
laju mortalitas 18-37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke
berulang (Smeltzer, 2002), artinya penderita stroke berulang memiliki resiko
kematian dua kali lebih besar dibandingkan penderita stroke.
Tingginya insidensi stress di Indonesia juga merupakan alasan mengapa
stress harus diprioritaskan penanganan nya sebab pada tahun 2008 tercatat
sekitar 10 % dan total penduduk Indonesia mengalami gangguan mental
atau stress.
Jadi serangan stroke berulang pada penderita stroke umumnya dipicu
dari psikologis pasien yang merasakan menyerah terhadap penyakit dan
kondisi tubuhnya yang mengalami kecacatan atau kelumpuhan jangka

panjang pasca stroke, sehingga penderita tidak dapat melakukan aktivitas


dan berperan seperti sebelumnya. Rendahnya motivasi dan harapan sembuh
penderita

serta

kurangnya

dukungan

keluarga

sangat

berpotensi

menimbulkan beban dan berujung pada stress.

Anda mungkin juga menyukai