PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Melalui makalah ini, maka gejala-gejala kaki diabetes pada penderita
Diabetes Melitus dapat dikenali dengan lebih awal sehingga penanganan yang
tepat dapat diberikan secara awal dan terfokus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
Ganggren diartikan sebagai kematian jaringan, didalam massa yang besar
umumnya diikuti dengan kehilangan suplai vascular dan diikuti invasi bakteri dan
pembusukan. Sedangkan ganggren diabetikum memiliki arti ganggren basah
yang terjadi pada orang dengan diabetes. Ganggren diabetikum adalah luka
kehitaman karena sebahagian jaringan mati dan berbau busuk. Ganggren
diabetikum juga diartikan sebagai suatu bentuk kematian jaringan pada penderita
diabetes mellitus oleh karena berkurangnya atau terhentinya aliran darah ke
jaringan tersebut, dimana salah satu manifestasi khasnya adalah kaki
diabetikum.1,2
2.2. EPIDEMIOLOGI
Untuk mengetahui epidemiologi kaki diabetikum yang merupakan salah
satu komplikasi diabetes, maka kita terlebih dahulu harus mengetahui
epidemiologi diabetes mellitus (DM) baik tipe 1 maupun tipe 2. Laju peningkatan
dan prevention penderita DM tipe 1 meningkat 2-5% tiap tahunnya. Prevalensi
DM tipe 1 tertinggi terdapat di Scandinavia, sedangkan yang terendah berada di
China dan Jepang. Laporan US Center for Disease Control and Prevention tahun
2011 menyatakan bahwa sekitar satujuta penduduk amerika menderita DM tipe 1,
dan pada tahun 2011 jumlah penderita DM adalah 366 juta orang.3
International Diabetes Federation memprediksikan bahwa pada tahun
2030 akan terjadi peningkatan penderita menjadi 552 juta orang. 10 negara
dengan penderita DM tertinggi adalah USA, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia,
Brazil, Italia, dan Bangladesh. Pasien diabetes di Indonesia pada tahun 2000
sebanyak 8,4 juta orang dan diprediksi oleh WHO akan meningkat menjadi 21,3
juta orang pada tahun 2030. Dari sekian banyak pasien diabetes tersebut,
sebanyak 15% menderita komplikasi berupa kaki Diabetikum.1,2,3
16%
2.3. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ganggren diabetik dibagi
menjadi faktor endogen dan faktor eksogen :4
Faktor endogen : a. Genetik, metabolic
b. Angiopati diabetic
c. Neuropati diabetic
Faktor eksogen : a. Trauma
b. Infeksi
c. Obat
Proses ganggren diabetikum berawal dari hiperglikemia berkepanjangan
yang berakibat terjadinya kerusakan pada sistem saraf perifer yaitu komponen
motorik divisi somatic otonom. Kejadian ini bermula pada gangguan persarafan
neuropati diabetes yang disebabkan oleh hipoksia sel-sel saraf, sehingga aktivitas
tersebut menyebabkan kematian sel dalam jumlah besar dan mengakibatkan
bakteri mudah masuk ke tubuh. Dengan luka sedikit saja akan mengakibatkan
infeksi pada ganggren sehingga ganggren dengan cepat dapat meluas ke jaringan
di sekitarnya.5
2.4. Patofisiologi
Terdapat dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM
akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.5,6
1.
Teori Sorbitol
Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar glukosa pada sel
dan jaringan tertentu dapat mentrasport glukosa tanpa insulin. Glukosa
yang berlebihan ini tidak akan termetabolisme habis secara normal
melalui glikolisis, tetapi sebahagian dengan prantaraan enzim aldose
reduktase akan diubah menjadi sorbitol. Kemudian menyebabkan
kerusakan dan perubahan fungsi.5,6
2. Teori Glikosilasi
Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya glikosilasi pada
semua protein, terutama yang mengandung senyawa lisin. Faktor utama
yang berperan timbulnya kaki diabetik adalah angiopati, neuropati, dan
infeksi.5,6
Diabetes mellitus (DM) menyebabkan atherosclerosis dan neuropati,
dimana keduanya akan menyebabkan
Clostridium
merupakan
bakteri
gram
positif
anaerobic,
penurunan
aliran
darah
ke
tungkai
akibat
adanya
b.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
c.
Normal
2. ABPI 0,91-1,3
Pembatasan perfusi
3. ABPI 0,6
Iskemia sedang
Iskemia berat
Arteriografi
Pemeriksaan arteriografi hampir sama dengan pemeriksaan
vaskularisasi diatas. Hanya, pemeriksaan ini lebih spesifik fokus
pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior. Biasanya
diikuti dengan pemeriksaan tekanan darah. Tujuannya utuk
mempermudah mendapatkan gambaran pembuluh darah tersebut.9
d.
10
e.
2.7. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Kontrol metabolik
Konsentrasi glukosa darah diupayakan agar selalu normal, untuk
memperbaiki
berbagai
faktor
terkait
hiperglikemia
yang
dapat
11
c. Terapi farmakologis
Mengacu pada berbagai penelitian yang sudah dilakukan pada kelainan
akibat atherosclerosis di tempat lain seperti jantung dan otak, mungkin
obat seperti aspirin akan bermanfaat bagi pembuluh darah kaki pada
penderita DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang cukup kuat
untuk menganjurkan pemakaian obat tersebut secara rutin guna
memperbaiki penyakit pembuluh darah kaki seperti pada penderita DM.2
d. Perawatan luka
Perawatan luka harus segera dilakukan saat pasien pertama kali datang,
harus dikerjakan secara baik dan teliti. Saat ini banyak sekali dressing
atau pembalut yang masing-masing dapat dimanfaatkan sesuai dengan
kedalaman dan letak luka.2
e. Pengontrolan tekanan
Bertujuan untuk meminimalisir tekanan pada daerah luka yang dapat
menyebabkan terganggunya proses penyembuhan dan dapat menambah
infeksi pada luka.2
f. Penatalaksanaan Terkini (Platelet Rich Plasma)
Ini merupakan terapi baru dimana volume plasma yang diberikan pada
pasien telah diperkaya dengan platelet pasien tersebut. Prosedur yang
digunakan untuk membuat preparat Platelet Rich Plasma (PRP) adalah
dengan mengambil whole blod pasien, kemudian melakukan sentrifugasi
hingga didapatkan lapisan plasma dengan sedikit platelet, eritrosit, dan
platelet dengan leukosit. Konsentrat platelet ini kemudian diaktifkan
12
dengan trombin,
melalui
antikoagulan yang
akan menghasilkan
13
BAB III
CATATAN MEDIK PASIEN
: Yusnidar
: 57 tahun
: Perempuan
: Islam
: Kawin
: Dusun IV Desa Tanah Besi Tebing Tinggi
: Wiraswasta
: 19 Februari 2016
: 06-25-25
: Penurunan kesadaran
: Os datang ke RSUD Dr.H.Kumpulan pane dengan
: disangkal
14
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: tampak lemas
Sensorium
: compos mentis
Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x/i
Pernafasan
: 20 x/i
Temperature
: 36,40 C
: Sedang
Anemia
: (+)
Ikterus
: (-)
Sianosis
: (-)
Dispnoe
: (-)
15
Edema
: (-)
Purpura
: (-)
Turgor kulit
: kembali cepat
Pancaran wajah
: tampak lemah
: (-)
: 40 kg
TB
: 158 cm
RBW
__BB__ x 100%
TB-100
40 _ x 100%
158-100
: 68,9%
(UNDERWEIGH)
: Normocepali
- Pertumbuhan Rambut
- Nyeri tekan
: (-)
16
- Perubahan lokal
: (-)
A. Muka
- Pancaran wajah
: Lemah
- Sembab
: (-)
- Pucat
: (+)
- Kuning
: (-)
- Parase
: (-)
- Gangguan lokal
: (-)
B. Mata
-
Stand mata
Gerakan
Exofthalmus
: (-)
Ptosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Anemia
: (+)
Reaksi pupil
Gangguan local
: (-)
C. Telinga
- Bentuk
- Sekret
: (-)
- Radang
: (-)
17
- Atrofi
: (-)
D. Hidung
-
Bentuk
Sekret
: (-)
Benjolan-benjolan
: (-)
E. Bibir
-
Sianosis
: (-)
Pucat
: (+)
Kering
: (+)
Radang
: (-)
F. Gigi
-
Karies
: (+)
Pertumbuhan
G. Lidah
-
Kering
: (-)
Pucat
: (-)
Beslag
: (-)
Tremor
: (-)
H. Tonsil
-
merah
: (-)
bengkak
: (-)
18
beslag
: (-)
2. Leher
Inspeksi
-
Struma
Kelenjar bengkak
Pulsasi vena
: (-)
Venektasi
: (-)
Palpasi
-
Posisi trachea
Nyeri tekan
: (-)
3. Thorax
THORAX DEPAN
Inspeksi
-
Bentuk
: fusiformis
Simetris /asimetris
: simetris
Retraksi iga
: (-)
Bendungan Vena
: (-)
Venektasi
: (-)
Pembengkakan
: (-)
19
Ictus cordis
: tidak terlihat
Palpasi
-
Nyeri tekan
Fremitus suara
: (-)
: kanan = kiri
: kanan = kiri
: kanan = kiri
Ictus cordis
a. Lokasi
b. Kuat angkat
: (-)
c. Melebar
: (-)
Perkusi
-
Suara perkusi
a. Relatif
b. Absolut
c. Peranjakan Hati
Batas jantung
20
a. Kanan
b. Atas
c. Kiri
Auskultasi
Paru-paru
a. Suara pernafasan
-
b. Suara tambahan
-
Ronkhi basah
: (-)
Ronkhi kering
: (-)
Krepitasi
: (-)
Gesek pleura
: (-)
a.
Heart rate
: 88x/i
b.
Suara katup
: M1 > M2
A2 > A1
P2 > P1
A2 > P2
Cor
c.
Suara tambahan
21
: Fusiformis
- Simetris / Asimetris
: Simetris
- Benjolan Benjolan
: (-)
- Scapulae Alta
: (-)
- Ketinggalan Bernafas
: (-)
- Venektasi
: (-)
Palpasi
- Nyeri Tekan
: (-)
- Fremitus Suara
a. Lapangan Paru Atas
Kanan
= Kiri
Kanan
= Kiri
Kanan
= Kiri
Perkusi
- Suara Perkusi Paru
a. Lapangan Paru Atas
22
: Vertebra Thoracal X
b. Kiri
: Vertebra Thoracal XI
Auskultasi
a. Suara Pernafasan
- Lapangan Paru Atas
b. Suara Tambahan
- Ronkhi Basah
: (-)
- Ronkhi Kering
: (-)
- Krepitasi
: (-)
- Gesek Pleura
: (-)
4. ABDOMEN
Inspeksi
- Membesar
: (-)
- Venektasi
: (-)
- Gelembung
: (-)
23
- Sirkulasi Kolateral
: (-)
- Pulsasi
: (-)
- Umbilicus
: (-)
Palpasi
- Defens Muscular
: (-)
- Nyeri Tekan
: (-)
- Lien
: Tidak teraba
- Ren
: Tidak Teraba
- Hepar
: Tidak Teraba
Perkusi
- Suara Abdomen
: Tympani
- Shiffting Dullnes
: (-)
- Pekak Hati
: (-)
Auskultasi
- Peristaltic Usus
- Double Sound
: (-)
5. EKSTREMITAS
Ekstremitas Atas
- Bengkak
: (- /-)
- Merah
: (- /-)
- Eritema Palmaris
: (- /-)
24
- Stand Abnormal
: (- /-)
- Gangguan Fungsi
: (- /-)
: (-)
- Reflex
: - Biceps
- Triceps
Ekstremitas Bawah
- Bengkak
: (+ /-)
- Merah
: (+ /-)
- Oedem
: (- /-)
- Pucat
: (- /-)
- Gangguan Fungsi
: (+/-)
- Varises
: (- /-)
- Reflex
: - KPR
- APR
3.10
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
11,1 g/dl
Leukosit
8.700 ul
Eritrosit
4,08x 1012/L
25
Trombosit
396.000 ul
(-)
Mg/dl
<120
Glucosa 2 Jam PP
(-)
Mg/dl
<220
Glukosa Adrandom
36
Mg/dl
Glucosa Adrandom
42
Mg/dl
Glucosa Adrandom
405
Mg/dl
Glukosa Adrandom
63
Mg/dl
Kuning muda
Glukosa
(-)
Protein
(-)
Bilirubin
(-)
Urobilinogen
3,2 mmol/L
Sediment
Eritrosit
0-2/Lpb
Leukosit
0-2 ul
Silinder
(-)
Epitel
(+)
26
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai normal
Glucosa Puasa
(-)
Mg/dl
<120
Glucosa 2 Jam PP
(-)
Mg/dl
<220
Glucosa Adrandom
(573)
Mg/dl
Glucosa Adrandom
(417)
Mg/dl
Glukosa Adrandom
(416)
Mg/dl
89
Mg/dl
10-40
Creatinine
2,6
Mg/dl
0,6-1,2
Uric Acid
8,7
Mg/dl
2,0-7,0
CrCl
= (140-umur) x BB x0,85
72 x Cr
= (140- 57) x 44
72 x 2,6
= 16,58 ml/menit/1,73 m stage IV
Hasil
Satuan
Nilai normal
27
Glucosa Adrandom
(324)
Mg/dl
Glucosa Adrandom
(310)
Mg/dl
Hasil
Satuan
Nilai normal
Glucosa Puasa
(-)
Mg/dl
<120
Glucosa 2 Jam PP
(-)
Mg/dl
<220
Glukosa Adrandom
84
Mg/dl
Glukosa Adrandom
139
Mg/dl
3.11
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
-
EKG
Foto Thorax
Foto Pedis
USG
EKG ( 20-02-2016)
28
Hasil EKG :
Suspected right ventrikel
Hypertophy minor right axis deviation probably abnormal ECG
FOTO THORAK (22-02-2016)
29
30
31
HASIL USG
Hepar : bentuk dan ukuran normal, permukaan reguler. Ekhostruktur
parenkim homogen. Sistem bilier dan vaskuler intrahepatik tidak melebar.
Tidak tampak nodul. Tidak tampak efusi pleura maupun ascites
Kandung empedu : bentuk dan ukuran normal, dinding tidak menebal.
Tidak tampak batu
Pankreas : bentuk dan ukuran normal, tidak tampak lesi fokal
Lien : bentuk dan ukuran normal, tidak tampak lesi fokal
32
3.12
RESUME
Anamnesa
Keluhan Utama
: Penurunan Kesadaran
Telaah
33
Os juga mengeluhkan luka pada kaki sebelah kanan yang dialami sejak 8
bulan ini. Awalnya pada punggung kaki os terdapat benjolan seperti bisul.
Luka hanya di rawat di rumah 2 bulan dan tidak dibawa berobat ke RS.
Kebas (+), Nyeri (+), terasa pegal (+).
Os mengaku sudah menderita DM
Status Present
Keadaan Umum
Keadaan Penyakit
Keadaan Gizi
Anemia : (+)
TB
: 158 cm
TD
: 110/80 mmHg
Ikterus : (-)
BB
: 40 kg
HR
: 88x/m, regular
Sianosis : (-)
RBW : 68,9 %
RR
: 20x/m
Dispnoe : (-)
Suhu : 36,5C
pusing : (+)
Mual (+)
Mual muntah (+)
Pancaran Wajah : tampak
lemas
KEADAAN PENYAKIT
Pancaran wajah
: lemas
Oedem
: (-)
Anemia
: (+)
Purpura
: (-)
34
Ikterus
: (-)
PEMERIKSAAN FISIK
- Kepala
- Leher
- Thorax
- Abdomen
- Ekstremitas : Atas
Bawah
DIFFERENTIAL DIAGNOSA
Ganggren Diabetikum + DM tipe 2 + CKD stage IV+ Hypoglikemia
Gangren Diabetikum + DM tipe 1 + CKD stage IV+ Hypoglikemia
Burger Diseases + DM tipe 2 + CKD stage IV + Hypoglikemia
DIAGNOSA SEMENTARA
Ganggren Diabetikum + DM tipe 2 + CKD stage IV+ Hypoglikemia
TERAPI
Terapi Umum
- Bed Rest
- Diet DM 2100 kkal
Terapi Medikamentosa
35
- Darah Rutin
- RFT
- LFT
- Lipid profile
- KGD ad Random
- KGD puasa/2 jam PP
- Foto pedis kanan
Gambar
36
Follow up
20-02-2016
KU/
Terapi
37
Lemas(+)
Sens: compos mentis Konjungtiva anemis (+)
TD : 110/80mmHg
Pusing (+)
IVFD D 40 % 2F D 10 %
HR : 88 x/i
Hoyong (+)
RR : 20 x/i
T : 36,4 0C
Lapor dokter jaga
KGD Adrandom : 36
Mg/dl
20gtt/i
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ranitidine 1a/12jam
Metformin (k/p)
Neurodex 2x1
+ 2 Fls D 40%
(Pukul 16.00)
+ Dextrose
20ggt/i
10%
KGD Adrandom : 42
Mg/dl (Pukul 17.00)
KGD Adrandom :
405 Mg/dl (Pukul
18.15 )
+ IUVD NaCl 0,9 %
20 gtt/i
+ Metformin k/p
21-02-2016
KU/
Terapi
38
HR : 80 x/i
Pusing (+)
RR : 20 x/i
T : 36,4 0C
Mg/dl
BAK(+)
:
(pukul
417
Mg/dl
D 40 % ( k/p)
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj Ranitidin 1amp/12 jam
P/o Neuradex 2x1
Metformin 2x 500mg
07.00)
KGD Adrandom
(pukul
11.00)
KGD Adrandom
416
Mg/dl
(pukul
17.40)
22-02-2016
KU/
kebas (+)
Luka pada kaki kanan (+)
RR : 24 x/i
T : 36,5 0C
324
Mg/dl
06.00)
HR : 78 x/i
KGD Adrandom
Terapi
Mual (-)
(pukul Muntah(-)
D 40 % (k/p)
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj Ranitidin 1amp/12 jam
+ Novorapid 2-2-2
P/o Neurodex 2x1
39
KGD Adrandom
310
Mg/dl
: Pusing (-)
(pukul
09.00)
23-01-2016
BAK(+)
+Gabapentin100mg 2x1
+Nystatin drips
KU/
Mual (-)
HR : 72 x/i
Muntah(-)
RR : 24 x/i
Pusing (-)
T : 36,4 0C
KGD Adrandom : 84
Mg/dl (pukul 07.00)
KGD Adrandom
139
Mg/dl
Terapi
Diet DM 2100 kal Rendah
Purin
IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i
D 40 % (k/p)
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
kebas (+)
Novorapid 2-2-2 IU
(pukul (+)
11.00)
Metformin 2x500mg
BAK(+)
BAB (+)
Metformin 1x 500mg
Celostazole 2 x 100mg
Simvastatin 1x1
24-02-2016
Lemas(-)
Terapi
Sens:compos mentis
Mual (-)
TD : 110/70mmHg
Muntah(-)
HR : 76 x/i
40
RR : 24 x/i
kebas (-)
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
T : 36,5 0C
Novorapid 2-2-2 IU
P/o
Neurodex 2x1
Celostazole 2x 100mg
Simvastatin 1x1
25-02-2016
KU/
Mual (-)
HR : 74 x/i
RR : 24 x/i
T : 36,3 0C
KGD Adrandom :
222Mg/dl (pukul
Terapi
Diet DM 2100 kal rendah
purin
IVFD NaCl 0,9% 20gtt/i
D 40% (k/p)
(+)
Inj.Ceftriaxone 1gr/12jam
BAK(+)
Novorapid 2-2-2 IU
BAB (-)
12.00 )
P/o
Nuerodex 2x1
Celostazole 2x100mg
Simvastatin 1x1 (mlm)
+ Fitrolenta 4x 1 tetes
26-02-2016
KU/
Terapi
Diet DM 2100 kal Rendah
41
purin
TD : 90/60 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 24 x/i
T : 36,5 0C
KGD Adrandom :
278 Mg/dl ( pukul
Inj.Ceftriaxone 2gr/12jam
Novorapid 2-2-2 IU
Inj Ranitidin 1amp/12 jam
D 40 % (k/p)
P/o
07.00 )
Nuerodex 2x1
Celostazole 2x100mg
Simvastatin 1x1 (mlm)
Fitrolenta 4x 1 tetes
27-02-2016
KU/
Terapi
Diet DM 2100 kal Rendah
purin
kebas (+)
Inj.Ceftriaxone 2gr/12jam
(+)
BAK (+)
BAB(+)
Novorapid 2-2-2 IU
Inj Ranitidin 1amp/12 jam
D 40 % (k/p)
P/o
42
Nuerodex 2x1
Celostazole 2x100mg
PBJ
BAB IV
DISKUSI
43
Brand (1986) dan Ward (1987) membagi kaki ganggren menjadi dua
golongan
Gejala klinis Kaki Diabetik akibat iskemia (KDI) :
-
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
44
Infeksi
ganggren
biasanya
disebabkan
oleh
suatu
45
DAFTAR PUSTAKA
1. Soegondo, Sidartawan. Soewondo, Pradana. Subekti, Imam. 1995.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan kelima, 2005.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi IV. Jakrta: IPD FKUI. 2006.
3. Pollreisz, Andreas. Schmidt-Erfurth, Ursula.Diabetic
Cataract
46
47