Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dalam perkembangannya, rumah sakit masa kini bukan lagi berfungsi
sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut
diperhitungkan keberadaannya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak
ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin
maju. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit,
antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman
bagi

penyelenggaraan

pembangunan

kesehatan

yang

dilaksanakan

oleh

pemerintah maupun swasta. Manajemen rumah sakit merupakan salah satu


komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut.
Sistem manajemen rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan
sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan
sebagai

pengambilan

keputusan.

Manajemen

rumah

sakit

menghendaki

pengelolaan rumah sakit yang efektif dan efisien. Efektif dalam arti tingkat
keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efisien berarti optimal

dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya yang serius
dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai.
Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini
baik dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses
pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk
mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas
pendukung yang digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan
penafsiran teknologi komputer.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui unit laboratorium di RSAM Bukittinggi
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui alur proses pelayanan laboratorium di RSAM
Bukittinggi
b. Mengetahui pentingnya unit laboratorium di RSAM Bukittinggi
c. Mengetahui sumber daya manusia yang ada di unit laboratorium
RSAM Bukittinggi.
d. Mengetahui sarana dan prasarana yang ada di unit laboratorium
RSAM Bukittinggi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam membuat karya tulis
1.3.2

ilmiah bagi penulis.


Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang unit laboratorium di
Rumah Sakit.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Laboratorium

2.1.1 Definisi Laboratorium


Laboratorium klinik atau laboratorium medis ialah laboratorium di mana
berbagai macam pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang
kesehatan pasien.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan perorangan dan masyarakat.
2.1.2 Indikasi Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dan pengukuran laboratorium diminta berdasarkan lima
alasan utama :
a. Untuk menginformasikan suatu dugaan klinis atau untuk menetapkan
suatu diagnosis (misal glukosa darah untuk diabetes melitus, hemoglobin
untuk anemia)
b. Untuk menyingkirkan suatu penyakit atau diagnosa (misal uji kehamilan
untuk kemungkinan kehamilan ektopik pada kasus nyeri abdomen akut)
c. Untuk mendapatkan informasi prognotis (misal kadar aspartat amino
transferase dalam serum untuk menentukan beratnya suatu hepatitis)
d. Untuk mendapatkan pedoman terapetis (misal pemanjangan masa
protrombin pada terapi anti koagulan)
e. Untuk penapisan suatu penyakit
2.1.3 Instalasi Laboratorium
Laboratorium sering dibagi atas sejumlah bagian :
a. Mikrobiologi
Menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis, begitupun
jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa
mikroba patogen.
Layanan pemeriksaan Mikrobiologi diutamakan untuk pemeriksaan preparat
direct (bakteri, jamur, dan parasit) antara lain :
1. Kuman coccus gram positif
2. Kuman batang gram negatif/positif
3

3.
4.
5.
6.

Kuman Enterobacterium
Mycobacterium Tuberculosa
Nesseria Gonorhae
C. Diptheriae

b. Parasitologi
Pemeriksaan parasitologi digunakan untuk mengetahui adanya parasit.
c. Hematologi
Pemeriksaan hematologi digunakan untuk mengetahui sel-sel darah dan
bagian-bagiannya termasuk fungsi fisiologisnya, antara lain sel darah merah, sel
darah putih, trombosit dan sebagainya. Pemeriksaan hematologi merupakan
pemeriksaan rutin, digunakan untuk pemeriksaan screening awal maupun
pemeriksaan lanjutan.
Pemeriksaan hematologi yang terbagi dalam Hematologi utin, Faal
Hemostasis, dan Hematologi khusus dapat dikerjakan dengan menggunakan
instrumen berteknologi mutakhir flowcytometry dan laser photo detector yang
mampu menghitung dan mengidentifikasi sel-sel darah secara otomatis,
berkecepatan tinggi, dan hasil analisis yang sangat akurat.
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood count, CBC) salah satu
pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit. Pemeriksaan darah lengkap
mampu mendeteksi berbagai macam gangguan yang bermanifestasi di dalam
darah, oleh karena itu pemeriksaan ini biasanya menjadi rangkaian pemeriksaan
awal saat pasien berobat di rumah sakit. Selain sebagai pemeriksaan awal, hitung
darah lengkap juga kerap dilakukan pada pemeriksaan rutin atau medical checkup.
Banyak gangguan yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan darah
lengkap, antara lain adalah anemia, berbagai macam penyakit infeksi, leukimia,
dll. Jika pada hitung darah lengkap ditemukan gangguan, biasanya dilakukan
pemeriksaan laboratorium lanjutan yang spesifik terhadap gangguan tersebut.
Pada hitung darah lengkap, dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa
komponen darah, yaitu :
1. Sel darah merah, yaitu sel yang berfungsi membawa oksigen.
2. Sel darah putih, berguna sebagai pertahanan tubuh dalam melawan kuman
penyebab infeksi.
4

3. Hemoglobin, protein yang dikandung sel darah merah, yang mampu


mengikat oksigen
4. Hematokrit, perbandingan (dalam persen) antara sel darah merah dan
jumlah plasma darah.
5. Trombosit, yaitu sel yang membantu penggumpalan darah jika terjadi
perdarahan.

Nilai rujukan hitung darah lengkap disajikan berikut ini. Perlu diingat
bahwa setiap pusat layanan kesehatan atau laboratorium, mempunyai nilai rujukan
yang sedikit berbeda. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh jenis alat yang
digunakan untuk pemeriksaan.
1. Hitung sel darah merah : pria (4,7-6,1 juta sel/mikroliter); wanita (4,2-5,4
2.
3.
4.
5.

juta sel/mikroliter)
Hitung sel darah putih : 4.000-10.000 sel/mikroliter
Hemoglobin : pria (13,8-17,2 mg/dL); wanita (12,1-15,1 mg/dL)
Hematokrit : pria (40,7%-53,3%); wanita (36,1%-44,3%)
Hitung trombosit : 150.000-400.000 trombosit/mikroliter

d. Kimia Klinik
Pemeriksaan kimia klinik digunakan untuk menganalisa zat-zat kimia
organik yang terlarut dalam darah, pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui :
1. Fungsi Hati
2. Profil lemak/Cholesterol
3. Fungsi Ginjal dan Asam Urat
4. Gula Darah
5. Protein
6. Parameter Jantung
Instrumen canggih, reagenesis pilihan berkualitas tinggi, Sumber Daya
Manusia profesional yang berdedikasi, dan sistem prosedur berstandar
internasional, merupakan perpaduan yang ideal untuk menghasilkan mutu
pemeriksaan yang baik.

Sejak 2 tahun yang lalu Instalasi Laboratorium telah menggunakan


instrumen terintegrasi berkecepatan 280 tes perjam, didukung dengan teknologi
Informasi mutakhir terbukti menghasilkan kinerja yang optimal dan mampu
menekan tingkat human error hingga mendekati nol (Human Error Free).

e. Imunologi menguji antibodi


Parameter pemeriksaan Imunologi meliputi :
1. Petanda virus Hepatitis
2. Penyakit Infeksi
3. Protein Spesifik
4. Rheumatik
5. Serologi
Menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau
HIV .
2.1.4 Staf Laboratorium
Standar profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan Indonesia adalah
suatu standar bagi profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan di Indonesia
dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif terarah dan
terpadu bagi pembangunan nasional indonesia.
Kualifikasi pendidikan untuk profesi ahli teknologi laboratorium
kesehatan indonesia adalah lulusan sekolah menengah analisis kesehatan (SMAK)
atau Akademi Analis Kesehatan (AAK) atau Akademi Analis Medis (AAM) atau
Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAM-AK) atau lulusan Pendidikan
Tinggi yang berkaitan langsung dengan laboratorium kesehatan.
Tugas pokok ahli teknologi laboratorium kesehatan adalah melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Mikrobiologi, Imunologi-Serologi, Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi
Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi
Molekuler) Biologi, dan Fisika.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi kewajibannya, ahli teknologi


laboratorium kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai berikut :
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium kesehatan.
2. Mampu merencanakan dan merancang proses yang berkaitan dengan tugas
pokok dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya.
3. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu :
a. Keterampilan pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien
(bila diperlukan), labelling, penanganan, pengawetan, fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman spesimen.
b. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium,

metode

pengujian dan pemakaian alat dengan benar.


c. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang
dilakukan.
d. Keterampilan melakukan uji kualitas medis dan reagen untuk
pengujian spesimen.
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu
dan prosedur laboratorium
6. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
uji laboratorium.

KOMPETENSI AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN


SESUAI JENJANG PENDIDIKAN (SMAK, DIII, S1)

NO

JENJANG

KOMPETENSI

SMAK
1

V
V
V
V
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V

V
V

V
V

V
-

V
V

V
V

Mampu Membuat
Perencanaan/Merancang Proses
2.1 Alur kerja proses pemeriksaan di
Laboratorium
2.2 Alur keselamatan kerja di laboratorium
2.3 Menyusun prosedur baku di
laboratorium
2.4 Menyusun

prosedur

cara

ukur

keberhasilan proses
2.5 Menyusun program pemantapan mutu
internal
2.6 Menyusun program pemantapan mutu
eksternal
2.7 Merancang upaya keselamatan kerja di
laboratrium
3

S1

Menguasai Ilmu Pengetahuan


1.1 Hematologi dan transfusi darah
1.2 Kimia Klinik
1.3 Serologi-Imunologi
1.4 Mikrobiologi
1.5 Toksikologi
1.6 Patologi Anatomi
1.7 Biologi Molekuler
1.8 Komputer
1.9 Manajemen
1.10 Virologi
1.11 Kesehatan Lingkungan

D3

Mampu Melaksanakan Proses


Teknis Operasional
3.1 Mengambil specimen
3.2 Menilai kualitas specimen
3.3 Menangani specimen
(labeling, penyimpanan, pengiriman)
3.4 Mempersiapkan bahan/reagensia
3.5 Memilih reagen dan metode analisa

3.6 Mempersiapkan alat


3.7 Memilih/menentukan alat
3.8 Memelihara alat
3.9 Mengkalibrasi alat
3.10 Menguji Kelaikan alat
3.11 Mengerjakan prosedur

V
V
V
V
V

V
V
V
V
V

V
V
V
V
-

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V

analisa

bidang :
a. Hematologi sederhana
b. Hematologi khusus
c. Kimia Klinik
d. Serologi-Imunologi sederhana
e. Serologi-Imunologi komplek
f. Mikrobiologi sederhana
g. Mikrobiologi khusus
h. Toksikologi
i. Patologi Anatomi
j. Biologi Molekuler
k. Virologi
3.12 Mengerjakan prosedur dalam
pemantapan mutu
3.13 Membuat laporan administrasi
4

V
V
-

Mampu Memberikan Penilaian


(JUDGMENT)
4.1

Mendeteksi

secara

dini

keadaan

spesimen yang berubah


4.2 Mendeteksi secara dini perubahan
kondisi alat/reagen/kondisi analisa
4.3 Mendeteksi secara dini bila muncul
penyimpangan

dalam

proses

teknis

operasional
4.4 Menilai validitas rangkaian analisa
atau hasilnya
4.5 Menilai normal tidaknya hasil analisa
untuk

dikonsulkan

kepada

yang

berwenang
4.6 Menilai layak tidaknya hasil proses
pemantapan mutu internal
4.7 Menilai layak tidaknya hasil proses

pemantapan mutu eksternal


4.8 Mendeteksi secara dini terganggunya
keamanan lingkungan kerja

MAMPU DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
5.1 Perlunya koreksi terhadap proses/ alat/
spesimen/ reagensia
5.2 Perlunya koreksi terhadap proses
pemantapan mutu internal
5.3 Perlunya koreksi terhadap proses
pemantapan mutu eksternal

Contoh bagan staf organisasi :

KEPALA
LABORATORIUM

PELAYANAN,
PEMELIHARAAN
& SDM

BAKTERIOLOGI

ADMINISTRASI,
KEUANGAN &
LOGISTIK

KIMIA KLINIK

HEMATOLOGI
& BANK
DARAH

10

REKAM MEDIS,
INFORMASI &
PEMASARAN

CAIRAN
TUBUH,URI
NALISA

MIKROBIOLOGI
&
PARASITOLOGI

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 RSUD Dr. AHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI


3.1.1 Lokasi
RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi adalah Rumah Sakit kelas B
pendidikan yang terletak di Kotamadya Bukittinggi yang berudara sejuk dengan
ketinggian dari permukaan laut 927 M dan terletak di antara (10021 BT
10025 BT), (00.76 LS 00.19 LS).

Gambar 1: RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi


3.1.2 Visi

11

Menjadikan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai Tempat


Tujuan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas dan Terjangkau di Regional
Sumatera.

3.1.3 Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang memenuhi harapan (service
excellence) kepada seluruh lapisan masyarakat secara efisien dan efektif.
2. Mempersiapkan pelayanan unggulan dengan SDM yang berkualitas dan
ramah.
3. Mendidik dan melatih tenaga kesehatan serta mengadakan penelitian di
bidang kesehatan.
4. Meningkatkan kemandirian rumah sakit dalam pengelolaaan pelayanan
kesehatan, administrasi dan manajemen
3.1.4 Motto
Mengutamakan Pelayanan Yang Ramah, Cepat, Tepat Dan Siap Berkinerja
TERBAIK.

3.2 Laboratorium RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi

12

Gambar 2: Laboratorium RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi

3.2.1 Struktur organisasi laboratorium

13

Gambar 3. Struktur oraganisasi laboratorium RSUD Dr.Achmad Mochtar


Bukittinggi
3.2.2 Staf Laboratorium
Staf laboratorium RSAM Bukittinggi berjumlah 22 orang. Syarat
penerimaan pegawai RSAM Bukittinggi:
1. PNS
2. Lulus tes
3. Minimal DIII analisa kesehatan

3.2.3

Sarana dan Prasarana


a. Ruang registrasi serta pengambilan sampel dan hasil

14

Gambar 4: Ruang registrasi serta pengambilan sampel dan


hasil
b. Ruang Administrasi

Gambar 5 : Ruang Administrasi


c. Ruang Pemeriksaan Sampel
Gambar 6: Ruang Kimia Klinik dan Hematologi

15

16

17

Gambar 7 : Ruang Urinalisa dan Serologi

18

19

Gambar 8 : Ruang Mikrobiologi

20

21

d. Ruang kepala ruangan

Gambar 9 : Ruang Kepala Ruangan

22

e. Ruang Dokter ( Kepala Instalasi Laboratorium)

Gambar 10 : Ruang Dokter ( Kepala Instalasi


Laboratorium)

3.2.4 Prosedur Pemeriksaan Laboratoriun RSAM Bukittinggi

Pendaftara
n

Pengambilan
sample

Pemeriksa
an sample

Pem

Pendaftaran :

23

Hasil
pemeriksa
an

1.

Petugas

mengisi form pendaftaran

pasien,

sampel dan

permohonan pemeriksaan
A. Penerimaan sampel
1. Sampel datang ke laboratorium ( darah, urine, feces, dan sputum,)
diterima oleh bagian administrasi dengan memeriksa kesamaan
antara spesimen yang diterima dengan formulir pendaftaran
2. Mencatat kondisi spesimen saat diterima ( volume, warna,
kekeruhan, bau, dan komsistensi)
B. Petugas administrasi membuatkan voucher permintaan yang
diserahkan ke petugas sampling, dan dan mendistribusikan ke bagian
unit permintaan pemeriksaan
b. Pengambilan spesimen
Merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan sebelum
melakukan pemeriksan laboratorium. Supaya spesimen memenuhi syarat untuk
diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus dilakukan dengan mengikuti
kaidah yang benar.
Sebelum

kegiatan

pengambilan

spesimen

dilaksanakan,

harus

memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah


terjadinya penularan penyakit dari pasien ke paramedis maupun lingkungan
sekitar.
Hal tersebut meliputi :
1. Cuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), minimal yang HARUS
digunakan :
a. Jas laboratorium
b. Sarung tangan karet

24

c. Masker disposable
Spesimen yang memenuhi syarat adalah : jenisnya sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan, volumenya mencukupi untuk tiap jenis
pemeriksaan, kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa, tidak
berubah warna, steril, tidak menggumpal), antikoagulan yang digunakan sesuai,
dan ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
Sebelum melakukan pengambilan spesimen, lakukan persiapan-persiapan seperti
berikut ini :
1. Persiapan pasien.
Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan oleh pasien sebelum dilakukan pengambilan spesimen.
a. Persiapan secara umum, seperti :
Puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan spesimen (untuk
pemeriksaan glukosa darah puasa, kolesterol, urin acid, trigliserida dan
sample yang bagus diambil dipagi hari). tidak melakukan aktifitas fisik
yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
Tidak perlu puasa terlebih dahulu adalah :
darah lengkap widal, ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, elekrolit, ASTO ,
Hbsag dan anti HbSAg
b.

Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin,


dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan harus
diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah yang disediakan,
mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil spesimen, membersihkan
daerah genital untuk pengambilan sampel urin, dsb.

25

c.

Jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya pengambilan


sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum tulang, dsb), jelaskan macam
tindakan yang akan dilakukan.

2. Peralatan sampling.
Pastikan semua peralatan sampling telah disiapkan sesaat sebelum
sampling. Penting untuk diperhatikan bahwa semua peralatan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Bersih
b. Kering
c. Tidak mengandung detergent atau bahan kimia
d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat dalam spesimen
e. Steril, apalagi jika spesimen akan diperiksa biakan (kultur) kuman
f. Sekali pakai buang (disposable)
g. Wadah spesimen tidak retak atau pecah, mudah dibuka atau ditutup
rapat, besar/ukurannya sesuai dengan volume spesimen yang
diambil.
3. Antikoagulan
Antikoagulan adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk
mencegah pembekuan darah. Umumnya yang digunakan adalah EDTA
(ethylendiamin tetraaceticacid), natrium citrat, heparin dan natrium fosfat.
Pemilihan antikoagulan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan dan takaran
volumenya harus tepat. Mengenai antikoagulan akan dibahas pada
postingan yang lain.

26

4. Lokasi sampling. Sebelum melakukan sampling, tetapkan lokasi pengambilan


sesuai dengan jenis spesimen yang diperlukan.
a. Darah vena umumnya diambil dari vena median cubiti pada daerah
lengan di lipatan siku bagian dalam. Vena ini besar, cukup terlihat,
paling sedikit sakit dan kecil kemungkinan memarnya.
b. Darah arteri umumnya diambil dari arteri radialis di daerah
pergelangan tangan.
c. Darah kapiler diambil dari ujung jari tangan, yaitu jari tengah atau
jari manis. Pada bayi diambil pada tumit 1/3 bagian tepi telapak
kaki.
d. Spesimen untuk biakan kuman diambil pada daerah yang sedang
infeksi, kecuali darah dan cairan otak.
e. Sumsum tulang orang dewasa diambil pada tulang dada dancrista
iliaca anterior dan posterior. Pada anak-anak diambil pada bagian
proksimal tibia.
f. Lokasi

pengambilan

spesimen

tidak

boleh

terdapat

luka,

hematoma, infeksi, oedema. Untuk pengambilan spesimen darah,


selain tidak dilakukan pada tempat-tempat tersebut, juga tidak
boleh dilakukan pada daerah dimana darah sedang ditransfusikan
dan intravena lines (infus).
3. Pemeriksaan sampel
Adalah merupakan suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita (pasien), yang bisa berupa
urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk membantu
menentukan diagnosis penyakit setelah dilakukan anamnesis, dan pemeriksaan
penunjang lainnya yang diperlukan.

27

Ada beberapa tujuan dan manfaat dari pemeriksaan darah maupun pemeriksaan
laboratorium lainnya yaitu diantaranya :
1. Pemeriksaan penunjang diperlukan dalam

menegakkan diagnosis

penyakit.
2. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala
klinis.
3. Membantu pemantauan pengobatan dan juga pemberian obat.
4. Memantau perkembangan penyakit pasien.
5. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis yang mungkin menyertai.
6. Menyediakan informasi prognostik atau perjalanan sebuah penyakit
Panel Pemeriksaan Laboratorium

PANELDEMAM.
Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya penyakit infeksi
yang dapat menimbulkan demam seperti halnya infeksi saluran nafas (Bronchitis,
TBC), Infeksi Saluran kemih, Demam Typhoid, Demam Berdarah, Malaria dan
lain-lain. Untuk tujuan pengobatan dan mengetahui perjalanan penyakit dapat
dilakukan dengan kultur (biakan kuman dan juga dengan tes kepekaan kuman
terhadapantibiotika.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah :

Hematologi rutin.

Urin rutin.

28

Malaria (sediaan apus darah tepi).

Widal, anti dengue IgG, IgM.

SGOT, SGPT.

PANEL GANGGUAN FUNGSI HATI dan PETANDA HEPATITIS.


Manfaat dan kegunaan pemeriksaan fungsi hati dan penyakit hepatitis ini
adalah untuk mengetahui gangguan fungsi hati dan radang atau infeksi hati.
Pemeriksaan gangguan fungsi hati meliputi :
1. SGOT, SGPT.
2. Gamma GT, alkali fosfatase.
3. Total protein dan fraksinya.
4. Bilirubin total.
Pemeriksaan pertanda hepatitis terdiri dari :
1. gM anti HAV
2. HBsAg.
3. Anti HCV.
Pemeriksaan uji saring vaksinasi hepatitis B adalah berupa pemeriksaan : HbsAg,
Anti Hbs dan anti Hbc.
PANEL GANGGUAN FUNGSI GINJAL.
Tujuan dan kegunaan pemeriksaan fungsi ginjal adalah dalam rangka

29

mengetahui adanya gangguan pada fungsi ginjal seseorang.


Jenis Pemeriksaan Fungsi Ginjal antara lain adalah sebagai berikut :
1. Urin rutin.
2. Ureum, kreatinin, asam urat.
3. Elektrolit yang terdiri dari : Natrium (Na), Kalium (K), Clorida (Cl),
Kalsium.
4. Fosfat anorganik (pada umumnya diperiksa bagi usia > 40 tahun).

PANEL UJI SARING ANEMIA.


Kegunaan manfaat pemeriksaan laboratorium ini adalah untuk
mengetahui adanyaanemia dan juga mengetahui penyebab anemia.
Jenis Pemeriksaan yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Analyzer

hematologi

(HB,Ht,Leukosit,Hitung

jenis

lekosit,Indeks

eritrosit).
2. Gambaran darah tepi, retikulosit.
3. Fe Serum, Fenritin, TIBC.
PANEL GANGGUAN METABOLISME GULA (DIABETES MELLITUS).
Pemeriksaan untuk diagnosa DM dan juga untuk follow up penyakit
kencing manis adalah dengan melakukan pemeriksaan lab gula darah puasa dan 2
jam PP, HbA1c (dilakukan setiap 3 bulan), urin rutin, benda keton, ureum,
kreatinin, asam urat, mikroalbumin, kolesterol total, HDL kolesterol, LDL
kolesterol, trigliserida.
3.2.5 Standar Prosedur Operasional RSAM Bukittinggi

30

A. SPO Menjaga Kebersihan Tangan dengan HANDRUB


(tanggal terbit 29 desember 2014, ditetapkan oleh direktur RSAM Bukittinggi)
a. Pengertian :
Kebersihan tangan dengan HANDRUB adalah praktek membersihkan
kedua tangan dari kuman yang berpotensi ditularkan lewat tangan
menggunakan antiseptik berbasis alkohol.
b. Tujuan :
Membersihkan semua kotoran, debris, serta menghambat dan
membunuh mikroorganisme di kulit.
c. Prosedur :
1. Ambil alkohol handrub sekali tekan 3-5cc
2. Ratakan dengan kedua telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dan kanan dan
sebaliknya dengan jari jari saling menjalin.
4. Gosok sela-sela jari tangan dengan jari saling mengunci
5. Gosok ibu jari kiri memutar ujung jari-jari telapak tangan kiri dan
sebaliknya
6. Gosok dengan memutar ujung jari di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
7. Biarkan kering sendiri tidak perlu dibilas, lakuakan selama 10-20
detik.
i.
ii.
iii.
iv.
v.

5 saat cuci tangan :


Sebelum kontak dengan pasien
Sebelum melakukan tindakan aseptik
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan lingkungan pasien

d. Unit terkait : unit perawatan dan unit pelayanan lain

31

Gambar 11 : SPO Menjaga Kebersihan Tangan dengan HANDRUB

B. SPO Pemeriksaan Urin Lengkap


1. Pemeriksaan dilakukan secara manual
2. Reagen yang digunakan strip test urin
3. Cara kerja :
a. Strip test verify disiram dengan urin sampai basah seluruh
b.
c.
d.
e.

permukaan nya, kemudian dikeringkan dengan tissue


Masukkan stick yang telah disiram tadi ke alat verify U 120
Tunggu sampai alat menegeluarkan hasil berupa print out
Hasil permintan pasien disatukan dengan kertas permintaan pasien
Baca hasil pemeriksaan pasien
Protein (positif/negatif)
Glukosa (positif/negatif)
Bilirubin (positif/negatif)

32

Gambar 12 : SPO Pemeriksaan Urin Lengkap

C. SPO Menghitung Retikulosit


1. Pipet darah 100
2. Pipet bcb 1%
3. Dicampurkan pada cup sampel sampai homogen
4. Diteteskan pada objek glass 1 tetes, tutup dengan degglass
5. Baca pada mikroskop dengan lensa 100x pembesaran

33

Gambar 13 : SPO Menghitung Retikulosit

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. RSAM Bukittinggi memiliki fasilitas laboratorium yang cukup lengkap,
Layanan Cito 24 jam, Kimia Darah, Mikrobiologi, Serologi, Imunologi,
Hematologi dan Bank Darah dengan layanan 24 jam.
b. RSAM Bukittingi 22 orang pegawai, yang dibagi pada tiap ruangan
Laboratorium.
c. Staf/ Pegawai Laboratorium RSAM Bukittinggi memakai sistem dinas
untuk pembagian kerja pada tiap pegawai, yaitu Dinas Pagi, Dinas Sore,
dan Dinas Malam.

4.2 Saran
Disarankan pada pihak manajemen RSAM Bukittinggi agar :
a. Mengusahakan penambahan pegawai dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas dan akreditasi.
b. Memberikan kesempatan kepada para pegawai laboratorium mengikuti
seminar dan meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi untuk
menambah wawasan pengetahuan.

34

c. Mengadakan pelatiham khusus bagi para pegawai laboratorium untuk


menambah wawasan pengetahuan.
d. Mengusahakan penambahan pegawai terutama pegawai teknisi untuk
perbaikan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, K, & Newstrom, J.W. 1996. Prilaku dalam Organisasi, diterjemahkan oleh
Agus Dharma, Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Muchlas, M. 1998. Perilaku Organisasi III, Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Pudjaningsih. 1996. Magister Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada
Sacher, Ronald A.dkk. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC
Speicher, Carl E. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Jakarta: EGC
Speigel J dan Torres C. 1997. Membangun dan Mempertahankan Tim Kerja yang
tangguh, diterjemahkan oleh D. Heru Sutrisno. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Trisnantoro L. 1999. Rumah Sakit sebagai Lembaga Usaha yang Berfungsi
Sosial. Makalah Pelatihan Pelayanan Prima di Rumah Sakit bagi Kepala
Instalasi RSUD dr. Sardjito. Yogyakarta: Pusat Manajemen Pelayanan
Kesehatan FK-UGM/Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas
Gadjah Mada
Tresnaningsih, Erna. 2010. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Laboratorium
Kesehatan
West M. 1998. Kerjasama Kelompok yang Efektif, diterjemahkan oleh Srikandi
Waluyo. Yogyakarta: Kanisius
WHO-Depkes. 1998. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Mutu Pelayanan Rumah
Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI

35

36

Anda mungkin juga menyukai