Anda di halaman 1dari 28

ANALISA DATA

No.
1.

Data
DS:
-

Klien mengatakan tidak


mengetahui apa saja
yang dapat
menyebabkan
hipertensi dan hanya

usia lanjut

Keperawatan
Domain 5

Kognitif/Perseps

elastisitas pembuluh

i Kelas 4

darah menurun

Kognitif:

defisiensi

resiko tinggi hipertensi

pengetahuan

dapat menurunkan

kurang sumber

tekanan darah tinggi


Klien mengeluh pusing
depan dan tengkuk
terasa berat
Klien mengatakan suka
makan sayur santan

Masalah

mengetahui timun

pada kepala bagian

Etiologi

dan belenderang
Klien mengatakan jika

pengetahuan

tidak mengetahui
penyebab dan
manajemen hipertensi

defisiensi pengetahuan

sakit membeli jamu di


warung
DO:
-

TD: 140/90 mmHg


Berdasarkan kuisioner
yang diisi klien
memperoleh nilai 6
(sedang) untuk kognitif
dan 5 (sedang) untuk
afektif

DS:
2.

Klien mengatakan tidak


mengetahui apa saja
yang dapat
menyebabkan
hipertensi dan hanya
mengetahui timun

usia lanjut

Domain 1 :

elastisitas pembuluh

Promosi

darah menurun

Kesehatan

Kelas 2

dapat menurunkan
-

tekanan darah tinggi


Klien mengatakan suka
makan sayur santan

dan belenderang
Klien mengatakan jika
sakit membeli jamu di
warung

DO:
-

TD: 140/90 mmHg


Berdasarkan kuisioner
yang diisi klien

resiko tinggi hipertensi

Manajemen

Kesehatan:

kurang sumber

ketidakefektifan

pengetahuan

manajemen

kesehatan

kurangnya pemahaman
mengenai penyebab dan
manajemen hipertensi

ketidakefektifan
manajemen kesehatan

memperoleh nilai 4
(kurang) untuk nilai
psikomotor

DS:
-

Klien mengeluh nyeri


punggung bagian kiri,
nyeri sendi pada lutut
kiri sejak 3 bulan yang
lalu terasa cekot-cekot
dan nyeri karena
banyak beraktivitas,
sering kram pada
malam hari di kaki
kanan, kesemutan
pada tangan kanan

sejak 2 hari yang lalu


Klien mengatakan
mengalami kesulitan
melakukan shalat jika

duduk bersimpuh
P: banyak aktivitas
Q: terasa cekot-cekot
R: nyeri pada kedua
lutut kiri dan kram
S: skala 5 dari 10
T: hilang timbul

usia lanjut

Domain 12

terjadi kekurangan

Kenyamanan

cairan sinovial

Kelas

Kenyamanan

pergesekan antara sendi

Fisik: nyeri akut

nyeri akut

DO:
-

TD: 140/90 mmHg


RR: 22x/menit
N= 88x/menit
S= 36C

DS:
-

Klien

mengatakan

mengalami

kesulitan

tidur jika tidur di atas


jam 20.00 dan sering
3.

terbangun pada tengah


malam
pada

karena
kaki

mengalami

kram

kram pada malam hari

sehingga

Domain 4

kesulitan

terbangun pada tengah

Aktivitas/Istirah

malam

at Kelas 1

Tidur/Istirahat:

kesulitan untuk tidur

gangguan pola

kembali dan jika tidur di

tidur

untuk tertidur kembali


hingga subuh
DO:
-

Skor PSQI: 14 (kurang)

atas jam 20.00

gangguan pola tidur

PRIORITAS DIAGNOSA
No
1

Tgl
17 -06-2016

Diagnosa
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang sumber informasi ditandai dengan
kurangnya pengetahuan mengenai penyebab
hipertensi dan manajemen hipertensi

17-06-2016

Ketidakefektifan manajemen kesehatan


berhubungan dengan kurangnya pemahaman
mengenai program terapeutik dalam manajemen
hipertensi ditandai dengan kegagalan melakukan
tindakan untuk mengurangi faktor risiko hipertensi
seperti pola makan

TTD

17-06-2016

Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera


biologis (berkurangnya cairan synovial) ditandai
dengan laporan nyeri pada lutut dan kram

17-06-2016

Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola


tidur tidak menyehatkan (terbangun karena nyeri)
ditandai dengan kesulitan jatuh tertidur dan
perubahan pola tidur normal

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien

: Ny. P

Tanggal Pengkajian

: 16-06-2016

Usia

: 64 tahun

No Reg

:-

No
1

Tgl
17-062016

Dx Kep
Domain

Tujuan
Setelah

dilakukan

Kelas 4 Kognitif: tindakan

keperawtan

Defisiensi (axis 3) penyuluhan,

klien

(axis paham

mengenai

1), individu (axis 2) konsep

penyakit

lansia

(axis

5) hipertensi

berhubungan
dengan
sumber

dan

manajemen
kurang dengan

nilai

hipertensi
posttest

informasi 80

ditandai

dengan

kurangnya

TUK 1:

pengetahuan

Klien mengetahui dan

mengenai

paham

mengenai

penyebab

konsep

penyakit

hipertensi
manajemen
hipertensi

Intervensi

5 TUM

Kognitif/Persepsi

pengetahuan

Kriteria Hasil

dan hipertensi dengan nilai

NOC: knowledge: hypertension

NIC :

management

Teaching: Disease Process

No.
1

1. Jelaskan tentang konsep


Indikator
Target TD (100-139/80-89)
penyakit hipertensi
2. Identifikasi penyebab
Komplikasi hipertensi
Penyebab hipertensi

posttest 80
3
ket:

hipertensi
3. Jelaskan tanda gejala penyakit
akibat hipertensi
4. Jelaskan komplikasi penyakit
akibat hipertensi
5. Jelaskan tatalaksana penyakit
hipertensi

1: nilai kuisioner 0
2: nilai kuisioner 20
3: nilai kuisioner 40
4: nilai kuisioner 60
5: nilai kuisioner 80
Teaching Prescribed Diet
No.
1

1. Jelaskan tujuan dilakukannya


Indikator
Penggunaan obat yang benar
diet DASH
2. Berikan pilihan makanan yang
Pentingnya ketaatan
pengobatan

TUK 2:
Klien mengetahui dan
paham

mengenai

manajemen

hipertensi

dengan nilai posttest 80

boleh dikonsumsi dalam

diet DASH
Keuntungan pengawasan diri
3. Ajarkan pasien mengenai
sendiri
makanan yang
Rekomendasi jadwal
diperbolehkan dan yang
pengecekan TD
tidak diperbolehkan
Diet yang dianjurkan
4. Ajarkan cara mengatur
Keuntungan manajemen
perencanaan makan yang
penyakit

tepat
Teaching Prescribed
Medication
1. Nilai pengetahuan pasien

tentang obat antihipertensi


2. Ajarkan tujuan dari pengobatan

hipertensi
3. Ajarkan pasien cara meminum

ket:
1: nilai kuisioner 0
2: nilai kuisioner 20
3: nilai kuisioner 40
4: nilai kuisioner 60
5: nilai kuisioner 80

obat antihipertensi yang


benar
4. Informasikan pada pasien apa
yang harus dilakukan jika
ada dosis yang terlewat
5. Ajarkan pasien tentang dosis,
rute, dan durasi setiap
obat sesuai resep dokter
6. Evaluasi kemampuan pasien
dalam menggunakan obat
antihipertensi
7. Informasikan pasien tentang
konsekuensi tidak
menggunakan
obat/berhenti
menggunakan obat
antihipertensi
8. Ajarkan pasien efek samping
setiap obat antihipertensi
9. Ajarkan pasien untuk selalu
mengecek kadaluarsa
obat antihipertensi
Teaching : Prescribed
Exercise
1. Nilai tingkat olahraga ringan
dan pengetahuan

mengenai latihan yang


dianjurkan untuk penderita
hipertensi
2. Informasikan pasien mengenai
tujuan dan manfaat dari
olahraga yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi
3. Ajarkan pasien cara melakukan
olahraga yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi
4. Ajarkan pasien tentang efek
samping bagi penderita
hipertensi dari olahraga
yang melebihi kapasitas
Health Education
1. Ajarkan pasien mengenai
bahaya merokok
2. Ajarkan pasien mengenai
hubungan merokok
dengan hipertensi
3. Ajarkan pasien cara
mengurangi kebiasaan
merokok secara bertahap
4. Ajarkan pasien mengenai
tujuan dan pentingnya

kontrol ke pelayanan
kesehatan
2

17-06-

Domain

2016

Promosi

Setelah dilakukan

Kesehatan

tindakan keperawatan

Kelas

: TUM

2 selama 2x pertemuan,

Manajemen

pasien dapat melakukan

Kesehatan

salah satu manajemen

Ketidakefektifan

hipertensi yaitu

(axis 3) manajemen

Relaksasi Otot Progresif

kesehatan (axis 1),

dengan nilai observasi 1

individu (axis 2)
lansia (axis 5)

untuk gerakan dan 1


untuk kemandirian

berhubungan
dengan kurangnya

TUK 1

pemahaman

Klien dapat melakukan

mengenai program

relaksasi otot progresif

terapeutik dalam

secara berurutan dan

manajemen

benar serta mandiri

1.1.1. Menjelaskan mengenai


1.1 Klien dapat melakukan gerakan

otot progresif
dan benar dengan nilai obeservasi 1.1.2. Mendemonstrasikan
1 dalam 2x oberservasi

langkah-langkah
relaksasi otot progresif
dan melatih pasien
1.1.3. Mengevaluasi
kemampuan pasien
dalam melakukan

hipertensi ditandai

relaksasi otot progresif

dengan kegagalan

sebanyak 2 kali

melakukan tindakan
untuk mengurangi
faktor risiko

manfaat dari relaksasi

relaksasi otot progresif berurutan

1.2 Klien dapat melakukan relaksasi


otot

progresif

secara

mandiri

observasi

hipertensi seperti

dengan nilai 1 dalam 2x kunjungan

pola makan

1.2.1. Mengevaluasi
kemandirian pasien
dalam melakukan
relaksasi otot progresif
dengan home visit 2x

17-06-

Domain

12 TUM :

2016

Kenyamanan

Setelah

diberikan

Kelas

asuhan

keperawatan

Kenyamanan

selama

2x

Fisik: Nyeri (axis rumah,

kunjungan

klien

dapat

1) akut (axis 6), mengontrol nyeri dengan


individu (axis 2) laporan
lansia

(axis

nyeri

yang

5) berkurang

berhubungan
dengan
cedera

agens TUK 1:
biologis klien mengetahui

(berkurangnya
cairan
ditandai

synovial)
dengan

tentang konsep nyeri

NOC: pain control


mendeskripsikan NIC: Pain Management
1. Eksplorasi
pengetahuan
penyebab umum nyeri

1.1 Klien

1.2 Klien

dapat

dapat

menggunakan

tindakan pencegahan nyeri

dan kepercayaan pasien


mengenai nyeri
2. Tentukan akibat nyeri pada

laporan nyeri pada

kualitas hidup klien (seperti

lutut dan kram


2.1.Klien

dapat

manajemen

menggunakan
nyeri

non-

tidur)
3. Kurangi
faktor

atau

hilangkan

presiptasi

nyeri

TUK 2
klien dapat
memanajemen nyeri

farmakologi
2.2.Klien
dapat
manajemen

(terlalu banyak beraktivitas)


menggunakan
nyeri

analgesic
2.3.Klien
melaporkan
terkontrol

dengan
nyeri

1. Jelaskan

prinsip-prinsip

manajemen

nyeri

(farmakologi

dan

nonfarmakologi)
2. Dorong
pasien

untuk

memonitor sendiri nyerinya


dan

memanajemennya

secara tepat
3. Dorong
pasien

untuk

menggunakan

obat

analgesik

(kolaborasi

dengan tenaga kesehatan


lainnya)
4. Ajarkan

untuk

menggunakan

teknik

nonfarmakologi

(kompres

hangat) sebelum, setelah,


dan

jika

saat

memungkinkan

aktivitas

yang

membuat nyeri; sebelum


terjadi atau meningkatnya
rasa nyeri
5. Evaluasi dengan klien dan
tenaga

kesehatan

mengenai
manajemen

keefektifan
nyeri

yang

dilakukan
6. Monitor kepuasaan klien
pada manajemen nyeri
4

17-06-

Domain

4 TUM :

2016

Aktivitas/Istirahat Setelah
Kelas

1 asuhan

Tidur/Istirahat:

selama

diberikan
keperawatan
2x

kunjungan

Gangguan (axis 3) rumah, klien dapat tidur


pola tidur (axis 1), dengan normal dengan
individu (axis 2) PSQI 7
lansia

(axis

5)

berhubungan

TUK 1:

dengan pola tidur klien dapat tidur secara


tidak

normal

menyehatkan

NOC: sleep

NIC: sleep enhancement


Indikator
Lama tidur

Bangun saat waktu yang tepat

(terbangun karena

Kesulitan tidur

nyeri)

Interupsi tidur

dengan

ditandai
kesulitan

jatuh tertidur dan


perubahan
tidur normal

pola

1. Perkirakan siklus regular

No.
1

Nyeri

bangun tidur klien dalam


perencanaan
2. Monitor atau catat pola
tidur dan lama tidur klien
3. Monitor pola tidur dan catat
adanya keadaan yang

menginterupsi tidur (nyeri)


4. Bantu menghilangkan

5
ket:

situasi stres sebelum tidur


5. Ajarkan klien cara

1: PSQI 14

melakukan relaksasi otot

2: PSQI 12-13

autogenic atau cara

3: PSQI 10-11

nonfarmakologi lainnya

4: PSQI 8-9

(merendam kaki dengan air

5: PSQI 7

hangat) yang dapat


membuat tertidur
6. Evaluasi pola tidur pasien
dengan PSQI

IMPLEMENTASI

Tgl.

Jam

Dx

Implementasi

Evaluasi

Tanda

Tangan
22/06/201

10.00

1. Membangun hubungan terapeutik berbasis

S:
Klien mengatakan paham

kepercayaan dan respek


2. Mengeksplorasi pengetahuan dan

mengenai konsep nyeri dan paham

kepercayaan pasien mengenai nyeri


3. Menentukan akibat nyeri pada kualitas

dengan tindakan pencegahan nyeri


serta akan mengaplikaskan cara

hidup klien (seperti tidur)


4. Mengurangi atau hilangkan faktor presiptasi

nyeri (terlalu banyak beraktivitas)


5. Menjelaskan prinsip-prinsip manajemen
nyeri (farmakologi dan nonfarmakologi)
6. Mendorong pasien untuk memonitor sendiri

pada kaki
S: skala 4 dari 10
T: hilang timbul

nyerinya dan memanajemennya secara


tepat
7. Mendorong pasien untuk menggunakan

O:
-

obat analgesik (kolaborasi dengan tenaga


kesehatan lainnya)
8. Mengajarkan untuk menggunakan teknik
nonfarmakologi (kompres hangat) sebelum,
setelah,

dan

jika

memungkinkan

saat

aktivitas yang membuat nyeri; sebelum


terjadi atau meningkatnya rasa nyeri
26/06/201
6

12.00

1. Memperkirakan siklus regular bangun tidur


klien dalam perencanaan
2. Memonitor atau catat pola tidur dan lama
tidur klien

manajemen nyeri
P: banyak aktivitas
Q: terasa cekot-cekot
R: nyeri pada lutut kiri dan kram

Klien

dapat

penyebab
-

mendeskripsikan

umum

nyeri

setelah

diberikan penjelasan
TD: 130/90 mmHg
RR: 20x/m
N: 78x/m
S: 36,3C

A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
S:
- Klien mengatakan masih sering
terbangun pukul 00.00 jika kakinya
kram

3. Memonitor pola tidur dan catat adanya


keadaan yang menginterupsi tidur (nyeri)
4. Memantu menghilangkan situasi stres
sebelum tidur
5. Mengajarkan klien cara melakukan
relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya (merendam kaki
dengan air hangat) yang dapat membuat

Klien masih belum bisa tidur jika di

atas jam 20.00


Klien mengatakan tidur selama 6 jam
Klien mengatakan masih terbangun
karena nyeri

O:
No
.
1

indikator

awal target akhir

Lama tidur

tertidur
2

28/06/201
6

09.00

1. Membangun hubungan terapeutik


berbasis kepercayaan dan respek
2. Menjelaskan tentang konsep penyakit
hipertensi
3. Mengidentifikasi penyebab hipertensi
4. Menjelaskan tanda gejala penyakit akibat
hipertensi
5. Menjelaskan komplikasi penyakit akibat

Bangun saat
waktu yang
tepat
Kesulitan
tidur
Interupsi tidur
Nyeri
PSQI: 8

4
1
4
4
5
1
4
4
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
S:
- Klien mengatakan paham dengan
konsep penyakit hipertensi seperti
Target TD (100-139/80-89),
Komplikasi hipertensi, Penyebab
hipertensi) dan manajemen
hipertensi (Penggunaan obat yang

hipertensi
6. Menjelaskan tatalaksana hipertensi
7. Menjelaskan tujuan dilakukannya diet

benar, Pentingnya ketaatan


pengobatan, Keuntungan
pengawasan diri sendiri,

DASH
8. Memberikan pilihan makanan yang boleh

Rekomendasi jadwal pengecekan


TD, Diet yang dianjurkan,

dikonsumsi dalam diet DASH


9. Mengajarkan tujuan dari pengobatan
hipertensi
10. Mengajarkan pasien cara meminum obat
antihipertensi yang benar
11. Menginformasikan pasien mengenai

Keuntungan manajemen penyakit)


O:
No
.
1

tujuan dan manfaat dari olahraga yang


dianjurkan untuk penderita hipertensi
12. Mengajarkan pasien mengenai bahaya

merokok
13. Mengajarkan pasien mengenai hubungan

merokok dengan hipertensi


14. Mengajarkan pasien mengenai tujuan dan

pentingnya kontrol ke pelayanan


kesehatan

indikator

awal target akhir

Target TD
(100-139/8089)
Komplikasi
hipertensi
Penyebab
hipertensi
Penggunaan
obat yang
benar
Pentingnya
ketaatan
pengobatan
Keuntungan
pengawasan
diri sendiri
Rekomendasi
jadwal
pengecekan
TD
Diet yang

28/06/201
6

09.00

- Menjelaskan mengenai manfaat dari relaksasi


otot progresif
- Mendemonstrasikan langkah-langkah relaksasi
otot progresif dan melatih pasien
- Mengevaluasi kemampuan pasien dalam
melakukan relaksasi otot progresif
- Melakukan pemeriksaan TTV pada klien

dianjurkan
9
Keuntungan
1
4
4
manajemen
penyakit
- Nilai posttest kuisioner klien: 80
- TD: 130/80
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
S:
- Klien mengatakan paham dengan
penjelasan konsep mengenai
relaksasi otot progresif
O:
No.
1

indikator
awal target akhir
Ketepatan
0
1
1
melakukan
gerakan
relaksasi
otot
prpgresif
- Klien dapat mempraktekkan semua
gerakan relaksasi otot progresif secara

28/06/201

15.00

1. Mengevaluasi kemandirian pasien dalam

berurutan dan benar


- TD: 140/80 (pre: 140/90)
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
S:

melakukan relaksasi otot progresif dengan

Klien mengatakan masih lupa untuk

home visit

menerapkan latihan relaksasi otot


progresif saat di rumah
O:
No.
1

indikator
awal
Ketepatan
0
melakukan
gerakan
relaksasi otot
prpgresif
kemandirian
0
melakukan
relaksasi otot
progresif
TD: 140/90 mmHg
Klien masih belum dapat

target
1

mempraktekkan secara berurutan

1. Mengevaluasi dengan klien dan tenaga


kesehatan

mengenai

keefektifan - Klien mengatakan nyeri sudah terkontrol

manajemen nyeri yang dilakukan


2. Memonitor kepuasaan klien pada
manajemen nyeri

saat praktek mandiri


A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
S:
karena menggunakan kompres hangat
- Klien mengatakan sudah dapat
menggunakan manajemen nyeri nonfarmakologi (kompres hangat)

- Klien mengatakan sudah dapat


menggunakan manajemen nyeri dengan
analgesik (PCT)
- Klien menyatakan puas dengan kompres
hangat yang diterapkan
- Klien mengatakan dapat menggunakan
tindakan pencegahan nyeri (beristirahat
sebelum nyeri timbul)
O:
- Nyeri klien sudah terkontrol karena
menggunakan kompres hangat
- Klien dapat menggunakan manajemen
nyeri non-farmakologi (kompres hangat)
- Klien dapat menggunakan manajemen
nyeri dengan analgesik (PCT)
- Klien puas dengan kompres hangat yang
diterapkan
- Klien

dapat

menggunakan

tindakan

pencegahan nyeri (beristirahat sebelum


nyeri timbul)
- TD: 140/90
- RR: 21x/m
- N: 84x/m
- S: 36C
A:
Masalah teratasi

1. Evaluasi pola tidur pasien dengan PSQI

P:
Hentikan intervensi
S:
- Klien mengatakan sudah tidak kram lagi
-

sehingga tidak ada interupsi tidur


Klien mengatakan sudah tidak

terbangun lagi karena nyeri


Klien masih belum bisa tidur jika di

atas jam 20.00


Klien mengatakan tidur selama 8 jam
Klien dapat bangun jam 04.00 tanpa
terbangun di tengah malam

O:
No
.
1
2

30/06/201
6

15.00

1. Mengevaluasi kemandirian pasien dalam


melakukan relaksasi otot progresif dengan

indikator

awal target akhir

Lama tidur

Bangun saat 1
4
waktu yang
tepat
3
Kesulitan
1
4
tidur
4
Interupsi tidur 1
4
5
Nyeri
1
4
- PSQI: 6
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
S:
- Klien mengatakan mencoba latihan

5
5

4
5
5

home visit

relaksasi otot progresif setiap pagi dan


malam
O:
No.
1

indikator
awal
target
Ketepatan
0
1
melakukan
gerakan
relaksasi otot
prpgresif
2
kemandirian
0
1
melakukan
relaksasi otot
progresif
- TD: 130/80 mmHg
- Klien dapat melakukan relaksasi otot
progresif secara benar dan berurutan
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

Evaluasi Sumatif
Proses

keperawatan

mulai

dari

pengkajian,

analisa

data,

perencanaan asuhan keperawtan, implementasi dan evaluasi selama 3


minggu pada Ny.K sebagai lansia binaan pada agregat lansia dengan
hipertensi di RW 01 Merjosari dapat dideskripsikan sebagai berikut. Dari
data hasil pengkajian yang kemudian dilakukan analisa data ditetapkan
empat diagnosa keperawatan, diantaranya.
Diagnosa pertama defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurang sumber informasi ditandai dengan kurangnya pengetahuan
mengenai penyebab hipertensi dan manajemen hipertensi. Dari hasil
implementasi terjadi peningkatan pengetahuan klien tentang hipertensi
setelah

dilakuakan

penyuluhan

tentang

konsep

hipertensi

dan

manajemen hipertensi yang dapat dinilai dari nilai posttest 80 yang telah
mencapai target yang diharapkan.
Diagnosa kedua ketidakefektifan
berhubungan

dengan

kurangnya

manajemen

pemahaman

mengenai

kesehatan
program

terapeutik dalam manajemen hipertensi ditandai dengan kegagalan


melakukan tindakan untuk mengurangi faktor risiko hipertensi seperti pola
makan. Dalam implementasi ini, pasien diajarkan salah satu teknik
manajemen hipertensi yaitu relaksasi otot progresif. Dari hasil evaluasi
yang dilkakukan, pasien dapat melakukannya secara benar dan
berurutan serta mandiri setelah dilakukan 2 kali observasi dari 2 kali
kunjungan rumah.
Diagnosa ketiga nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis (berkurangnya cairan synovial) ditandai dengan laporan nyeri
pada lutut dan kram. Implementasi yang dilakukan dalam diagnosa ini
adalah KIE mengenai konsep nyeri dan mengajarkan manajemen nyeri
dengan kompres serta mengurangi aktivitas yang terlalu berat. Hasil yang
didapatkan adalah pasien sudah tidak merasa nyeri lagi setelah
melakukan kompres hangat.
Diagnosa keempat Gangguan pola tidur berhubungan dengan
pola tidur tidak menyehatkan (terbangun karena nyeri) ditandai dengan
kesulitan jatuh tertidur dan perubahan pola tidur normal. Implementasi
yang dilakukan adalah mengeksplor bersama pasien faktor penyebab
yang mengganggu pola tidurnya dan menghilangkan faktor tersebut
dengan cara merendam kaki di air hangat untuk mencegah kram pada

kaki. Hasil dari implementasi ini, pasien mengatakan bahwa tidak ada
interupsi tidur lagi karena tidak kram lagi. Evaluasi juga dapat di lihat dari
hasil PSQI pasien yaitu 6 (baik).

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1.Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber


informasi

ditandai

dengan kurangnya

pengetahuan

mengenai

penyebab hipertensi dan manajemen hipertensi Teratasi


Berdasarkan nilai posttest pada penyuluhan pada tanggal 28 Juni
2016, Ny. P mendapatkan nilai 80. Dapat disimpulkan bahwa masalah
defisiensi pengetahuan telah teratasi. Dalam penerimaan informasi oleh
Ny. P dalam acara penyuluhan mengenai konsep penyakit hipertensi dan
manajemen hipertensi, ada beberapa hal yang menjadi faktor pendukung.
Ny.

sangat

kooperatif

dalam

acara

penyuluhan

ini

mempengaruhi penerimaan informasi yang baik. Menurut Anita Lie (2005)


mengemukakan bahwa tanpa adanya kerja sama, maka proses
pembelajaran akan tidak berjalan dengan baik dan akhirnya tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapat. Oleh karena itu ketersediaan pasien
untuk kooperatif dapat memperlancar pemberian informasi dalam
penyuluhan ini.
Media yang digunakan dalam pelaksanaan acara penyuluhan,
seperti leaflet, booklet, dan flipchart yang dibawa oleh penyuluh dan
peserta penyuluhan juga berperan dalam meningkatkan pengetahuan
para lansia. Hal tersebut terjadi karena informasi yang diberikan tidak
terpatok satu arah, melainkan dua arah. Selain itu, keterbatasan
penglihatan lansia tidak menjadi penghalang dari penyampaian informasi.
Lansia dapat dengan jelas dan lebih dekat membaca materi yang
disampaikan melalui booklet dan flipchart. Bagi lansia yang memiliki
keterbatasan tidak dapat membaca juga bukan menjadi halangan untuk
mendapatkan informasi penyuluhan karena para lansia tersebut dapat
mendengarkan informasi dengan baik yang disampaikan oleh penyuluh.
4.2 Ketidakefektifan

manajemen

kurangnya

pemahaman

manajemen

hipertensi

kesehatan

mengenai
ditandai

berhubungan

program

dengan

terapeutik

kegagalan

dengan
dalam

melakukan

tindakan untuk mengurangi faktor risiko hipertensi seperti pola


makan Teratasi
Untuk menurunkan tekanan darah pada lansia di RW 01 Merjosari
terdapat 1 acara yang dilaksanakan, yaitu pelatihan relaksasi otot
progresif. Berdasarkan hasil observasi sebanyak 2 kali, pada observasi
pertama kali Ny. P belum melakukan kembali relaksasi otot progresif di
rumah dan saat mempraktekkan, Ny. P belum bisa mempraktekkan
secara berurutan.
Pada pertemuan kedua, Ny. P telah dapat melakukan gerakan
relaksasi otot progresif dengan berurutan dan benar serta melakukannya
2 kali sehari setiap pagi dan malam sebelum tidur. Dapat disimpulkan
bahwa masalah manajemen hipertensi dengan menggunakan relaksasi
otot telah mencapai target yang telah ditentukan yaitu pasien dapat
melakukan gerakan relaksasi otot progresif secara mandiri dan benar.
Antusiasme peserta penyuluhan menjadi faktor pendukung dari
keberhasilan masalah defisiensi pengetahuan. Antusiasme dan semangat
peserta penyuluhan dibuktikan dengan kehadiran mereka 30 menit
sebelum acara dilaksanakan. Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh
The Learning Student Center (2014) menjelaskan bahwa antusias dan
semangat peserta didik berbanding lurus dengan daya tangkap informasi.
Semangat yang ada pada diri seseorang terbukti mempengaruhi
gelombang otak dalam mengolah informasi yang didapatnya. Selain itu,
antusiasme yang tinggi dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima
perubahan perilaku.
4.3.
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
(berkurangnya cairan synovial) ditandai dengan laporan nyeri pada
lutut dan kram Teratasi
Selama KIE dan evaluasi, Ny. P telah paham mengenai konsep
nyeri dan cara manajemen nyeri dengan kompres hangat serta
mengaplikasikannya. Pasien juga mengatakan sudah tidak nyeri lagi
setelah melakukan kompres hangat. Dapat disimpulkan bahwa masalah
nyeri akut pada Ny. P telah teratasi.
Selama asuhan keperawatan Ny. P sangat antusias untuk
menerima

informasi

dan

perubahan

perilaku

untuk

mengatasi

masalahnya. Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh The Learning


Student Center (2014) menjelaskan bahwa antusias dan semangat
peserta didik berbanding lurus dengan daya tangkap informasi. Semangat

yang ada pada diri seseorang terbukti mempengaruhi gelombang otak


dalam mengolah informasi yang didapatnya. Selain itu, antusiasme yang
tinggi dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima perubahan
perilaku.
4.4.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak
menyehatkan (terbangun karena nyeri) ditandai dengan kesulitan
jatuh tertidur dan perubahan pola tidur normal teratasi
Selama eksplorasi faktor penyebab dan evaluasi, Ny. P sudah
dapat mengatasi gangguan tidur. Pasien juga mengatakan sudah tidak
terbangun lagi karena kram setelah merendam kakinya di air hangat.
Dapat disimpulkan bahwa masalah gangguan pola tidur pada Ny. P telah
teratasi.
Selama asuhan keperawatan Ny. P sangat antusias untuk
menerima

informasi

dan

perubahan

perilaku

untuk

mengatasi

masalahnya. Sebuah penelitian yang dilaksanakan oleh The Learning


Student Center (2014) menjelaskan bahwa antusias dan semangat
peserta didik berbanding lurus dengan daya tangkap informasi. Semangat
yang ada pada diri seseorang terbukti mempengaruhi gelombang otak
dalam mengolah informasi yang didapatnya. Selain itu, antusiasme yang
tinggi dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima perubahan
perilaku.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
- Masalah keperawatan yang harus diselesaikan pada Ny. P adalah
defisiensi pengetahuan, ketidakefektifan manajemen kesehatan, nyeri
-

akut dan gangguan pola tidur


Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, semua permasalahan pada
Ny. P terlah teratasi semua

5.2 Saran
- Untuk masalah kesehatan Ny. P tetap harus selalu dimontoring dengan
kontrol ke posyandu lansia, puskesmas atau pelayanan kesehatan
lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2005. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Puspitasari, Dian. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Dukungan


Keluarga dengan Keaktifan Lanjut Usia dalam Mengikuti Kegiatan Di
Posyandu Lansia Desa Gajahan
dipublikasikan).

Surakarta:

Kecamatan Colomadu. Skripsi (tidak

Fakultas

Ilmu

Kesehatan

Universitas

Muhamadiyah Surakarta.
Smeltzer, S, & Bare. 2008. Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical
Nursing. Philadelpia : Lippincott.

Anda mungkin juga menyukai