939 1987 1 SM
939 1987 1 SM
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
35
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran kemih adalah
infeksi yang terjadi di sepanjang saluran
kemih, termasuk ginjal itu sendiri,
akibat proliferasi suatu mikroorganisme.
Sebagian besar infeksi saluran kemih
disebabkan oleh bakteri, tetapi virus dan
jamur juga dapat menjadi penyebabnya.
Infeksi bakteri tersering disebabkan oleh
Escherichia coli. Infeksi saluran kemih
sering terjadi pada anak perempuan dan
wanita. Salah satu penyebabnya adalah
uretra wanita yang lebih pendek
sehingga bakteri kontaminan lebih
mudah memperoleh akses ke kandung
kemih (Corwin, 2007).
Sistitis (infeksi saluran kemih
bawah) adalah inflamasi kandung kemih
yang paling sering disebabkan oleh
infeksi asenden dari uretra. Penyebab
lainnya aliran balik urine dari uretra
kedalam kandung kemih (refluks
uretrovesical), kontaminasi fekal, atau
penggunaan kateter atau sistoskop.
Sistitis pada pria merupakan kondisi
sekunder akibat beberapa faktor (mis.,
prostat yang terinfeksi, epididimitis,
atau batu pada kandung kemih) (FKUI,
2006)
Infeksi
saluran
kemih
merupakan jenis infeksi nosokomial
yang sering terjadi. Beberapa penelitian
menyebutkan, infeksi saluran kemih
merupakan 40% dari seluruh infeksi
nosokomial dan dilaporkan 80% infeksi
saluran
kemih
terjadi
sesudah
instrumentasi, terutama oleh kateterisasi
(Darmadi, 2008, p.124).
Walaupun
kesakitan
dan
kematian dari infeksi saluran kemih
berkaitan dengan kateter dianggap
relatif rendah dibandingkan infeksi
nosokomial
lainnya,
tingginya
prevalensi penggunaan kateter urin
36
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
37
38
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
39
Variabel independen
Variabel dependen
Pemasangan
kateter
Infeksi saluran
kemih
Skema.1 Kerangka Konsep
40
B. Hipotesa Penelitian
1. Hipotesa Mayor
a. Ha : Terdapat hubungan antara
pemasangan kateter dengan
kejadian infeksi saluran kemih
pada pasien di ruang rawat inap
penyakit dalam RSUDZA Banda
Aceh tahun 2012.
b. Ho : Tidak terdapat hubungan
antara
pemasangan
kateter
dengan kejadian infeksi saluran
.
2.
Variabel/ sub
Variabel
Variabel
independen:
Pemasangan
kateter
Variabel
dependen:
Infeksi saluran
kemih
Definisi
Operasional
Suatu tindakan
invasif dengan
memasukkan
selang melalui
uretra ke dalam
kandung kemih
untuk
mengalirkan urin.
Infeksi saluran
kemih adalah
penyakit infeksi
nosokomial yang
terjadi pada saat
organisme
berkembang biak di
dalam saluran
kemih.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
studi korelasi (correlation study).
Menurut
Notoatmodjo
(2010),
penelitian studi korelasi merupakan
penelitian yang dilakukan untuk
melihat hubungan antara dua variabel
pada sekelompok subjek. Hal ini
Alat ukur
Lembar
observasi
Hasil
laboratorium
Cara ukur
Skala
ukur
Observasi
terdiri dari
27 item
observasi
Ordinal
Observasi
hasil
laboratorium
Ordinal
Hasil ukur
Baik
x 51,9
Kurang
x < 51,9
Ya
Tidak
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
41
2.
Sampel
a. Besar sampel
Dalam penelitian ini
peneliti mengambil total
sampling yang berjumlah 35
responden.
b. Teknik sampling
Pengambilan
sampel
dilakukan dengan cara non
probability
sampling.
Menggunakan
teknik
purposive sampling, yaitu
suatu teknik pengambilan
sampel yang didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat sendiri oleh
peneliti, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui
sebelumnya
(Notoatmodjo, 2010).
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian dilakukan pada
tanggal 03 Agustus 20
September Tahun 2012.
2. Tempat penelitian: Penelitian ini
dilakukan di RSUDZA Banda
Aceh.
D. Alat Pengumpulan Data
1. Alat pengumpulan Data
Pengumpulan
data
dilakukan dengan menggunakan
lembar kuesioner yang terdiri dari
tiga bagian, yaitu: data demografi,
Kuesioner ini berisi pernyataan
tentang prosedur kateterisasi yang
berjumlah 27 item pernyataaan dan
Kuesioner
ini
berupa
tabel
observasi yang digunakan untuk
mengevaluasi hasil pemeriksaan
laboratorium terhadap urin pasien
yang
dipasang
kateter oleh
responden yaitu untuk melihat
adanya bakteriuria dan piuria
2. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data
dilakukan melalui: Peneliti datang
42
A. Hasil Penelitian
Pengumpulan data dilakukan
selama 48 hari dimulai tanggal 03
Agustus -20 September 2012 di ruang
rawat inap penyakit dalam RSUDZA
Banda Aceh dengan jumlah responden
35 orang. Teknik pengumpulan data
dilakukan
dengan
menggunakan
kuesioner yang berisi pernyataan
tentang prosedur kateterisasi sebanyak
27 item pernyataan dan tabel observasi
hasil laboratorium sebanyak 2 item
observasi yaitu untuk melihat adanya
bakteriuria dan piuria. Berdasarkan
hasil pengumpulan data yang telah
Tabel .2
Distribusi Frekuensi Data Demografi responden yang melakukan
pemasangan kateter di ruang rawat inap penyakit dalam
RSUDZA Banda Aceh Tahun 2012
(n=35)
No
Data Demografi
Frekuensi (f) Persentase (%)
.
1.
Jenis Kelamin
a. Laki-Laki
5
14,3
b. Wanita
30
85,7
Total
35
100
2.
Tingkat Pendidikan
a. Akper
24
68,6
b. S1 Keperawatan
4
11,4
c. Ners
6
17,1
d. S2
1
2,9
Total
35
100
3. Lama Masa Kerja
a. > 2 tahun
25
71,4
b. < 2 tahun
10
28,6
Total
35
100
Sumber: Data Primer (diolah 2012)
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
43
2. Analisa Univariat
a. Gambaran
Pemasangan
Kateter di Ruang Rawat
Inap
Penyakit
Dalam
RSUDZA Banda Aceh Tahun
2012
Berdasarkan
pengolahan
data
variabel
pemasangan kateter di ruang
rawat inap penyakit dalam
Tabel .3
Distribusi Frekuensi Pemasangan Kateter di Ruang Rawat
Inap Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Tahun 2012
(n=35)
No
Kategori
F
(%)
1 Baik
28
80
2 Kurang
7
20
Jumlah
35
100
Sumber: Data Primer (diolah, 2012)
Berdasarkan tabel 3
dapat disimpulkan bahwa 28
responden (80%) melakukan
pemasangan
kateterpada
kategori baik.
b. Gambaran Infeksi Saluran
Kemih di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA
Banda Aceh Tahun 2012
Berdasarkan pengolahan
data variabel infeksi saluran
Tabel . 4
Distribusi Frekuensi Pemasangan Kateter di Ruang Rawat
Inap Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Tahun 2012
(n=35)
No
Kategori
F
(%)
1 Ada
4
11,4
2 Tidak
31
88,6
Jumlah
35
100
Sumber: Data Primer (diolah, 2012)
44
3. Analisa bivariat
Hubungan antara pemasangan
kateter dengan kejadian infeksi
saluran kemih
Untuk
mengetahui
hubungan antara pemasangan
kateter dengan kejadian infeksi
Tabel 5
Hubungan antara pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih
pada pasien di ruang rawat inap penyakit dalam
RSUDZA Banda Aceh tahun 2012
Infeksi saluran kemih
Total
P
Pemasangan
Tidak
Ada
Kateter
Value
F
%
F
%
F
%
Kurang
4 11,5
3
8,6
7
20
Baik
27 77,1
1
2,9
28
80
0,05 0,019
Total
31 88,6
4
11,4 35
100
Sumber: Data Primer (diolah, 2012)
Berdasarkan tabel diatas
dapat dilihat bahwa terdapat 27
pasien (77,1%)yang dilakukan
pemasangan kateter dengan baik
oleh responden tidak mengalami
infeksi saluran kemih dan hanya 1
pasien (2,9%) yang mengalami
infeksi saluran kemih. Tabel
tersebut juga menjelaskan bahwa
terdapat 3 pasien (8,6%) yang
dilakukan pemasangan kateter
kurang baik oleh responden
mengalami infeksi saluran kemih
dan 4 pasien (11,5%) tidak
mengalami infeksi saluran kemih.
Berdasarkan hasil uji
statistik yang telah dilakukan,
didapatkan p-value 0,019 yang
berarti p-value 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesa
nol (Ho) ditolak, yang berarti
terdapat
hubungan
antara
pemasangan
kateter
dengan
kejadian infeksi saluran kemih
pada pasien di ruang rawat inap
penyakit dalam RSUDZA Banda
Aceh Tahun 2012.
B. Pembahasan
Kateterisasi
merupakan
tindakan memasukkan selang plastik
atau karet melalui uretra ke dalam
kandung kemih (Potter & Perry, 2005).
Pemasangan kateter semakin lama akan
menurunkan sebagian besar daya tahan
alami pada traktus urinarius inferior
dengan
menyumbat
duktus
periuretralis,
mengiritasi
mukosa
kandung kemih dan menimbulkan jalur
artifisial untuk masuknya kuman
(mikroba patogen) ke dalam kandung
kemih (Smeltzer & Bare, 2005).
Kemudian mikroba patogen tersebut
akan berkembang biak maka akan
mengakibatkan
kerusakan
serta
gangguan fungsi organ semakin luas
yang
akhirnya
memunculkan
manifestasi klinis yang signifikan
untuk diagnosis infeksi saluran kemih
(Darmadi, 2008).
infeksi
saluran
kemih
menempati tempat ke-3 dari infeksi
nosokomial di rumah sakit.80% dari
infeksi saluran kemih disebabkan oleh
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
45
46
dasar
Hubungan Pemasangan Kateter Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSUDZA Banda Aceh
Marlin, Roni A Samad
47