Anda di halaman 1dari 2

KOMENTAR ATAS PRESENTASI MARET 2004 (PTFI)

1. Latar belakang: pergeseran kebijakan ekonomi tertutup ke era ekonomi


terbuka/liberal perlu:
1.1. kebijakan dasar berdasarkan UUD 1945: yaitu TAP MPRS XX/66 ttg GBHN
merupakan landasan ideal/strategi pembangunan ekonomi nasional
1.2. atas dasar TAP MPRS ditetapkan UU sbg landasan operasional: UU 1/67 ttg
PMA, UU 5/67 ttg Hutan dan UU 11/67 ttg Pertambangan
1.3. instrumen hukum bagi setiap jenis kegiatan dlm bentuk izin kegiatan dikenal sbg
KP (lihat, juga Kontrak Karya bagi investor asing)
2. Perkembangan & tantangan: isu KP versus Konsep Konservasi (kesadaran LH)
yang terjadi setelah tahun 1970-an:
2.1. sifat eksploitatif SDA, khusus tambang dan kehutanan (liberalisasi ekonomi
berdasarkan TAM MPRS XX/66) dengan segera menimbulkan rekasi pada
masalah dampak lingkungan
2.2. konsep konservasi dlm kerangka kesadaran LH meningkat sbg tekanan pd pola
eksploitasi SDA yang menimbulkan masalah lingkungan dan sosial
2.3. terkesan pemborosan tanpa menerapkan resource-stock approach (cadangan
SDA)
2.4. perkembangan iptek menuntut penerapan clean technology (clean product/green
industry)
2.5. masalah sosial-ekonomi masyarakat/skala kecil terkesan terabaikan sehingga
masalah ketidak adilan, ketidak samaan kesempatan berusaha di bidang SDA
dipersoalkan---------atas dasar 1 s/d 5 ditetapkan PERPU no.1/2004 sbg solusi.
3. Implikasi PERPU no. 1/2004
3.1. kedudukan dan status hukum PERPU: secara konstitusional sd UU, dg syarat
harus diajukan pd DPR pd sidang pertama DPR berikutnya utk mendapatkan
persetujuan (PERPU akhirnya disetujui oleh DPR meskipun dipersoalkan oleh
masyarakat)
3.2. terkait dg hukum antar waktu (transisi) dg UU lain, khususnya dg UU no. 41/99
ttg hutan dan UU no. 11/67 ttg pertambangan, dsb----yg mempersoalkan posisi
hukum KP dlm perundang-undangan yg berlaku, hak dan kewajiban perusahaan
yg terkena ketentuan hukum baru ( bandingkan dg sistem hukum USA)
3.3. dasar pikiran dlm sistem hukum dikeluarkannya PERPU:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

kepastian hukum
keadilan
kepatutan
kesejahteraan
ketertitab (nasional & global)----lihat prinsip-prinsip HPI
hukum sebagai sarana pembaharuan/pembangunan masyarakat
meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah terkait

3.4. Kerangka hukum (keterkaitan dan hubungan hukum yang mengatur SDK)
a. aspek lintas administratif, khususnya proses perizinan dan pengawasan;
b. lintas sumberdaya alam (komponen lingkungan): hutan, tanah, air/sungai,
tambang, udara, dsb)----ekosistem SDA
c. Hubungan Pusat dan Daerah (perimbangan keuangan dalam revenue SDA)
d. Nasional dan Global ( ICSID, aspek transnasional SDA dan LH)---joint
development SDA secara transnasional: kasus pulau Spratly
e. Diskresi (HAN), tugas Pemerintah memenuhi kesejahteraan masyarakat (Trias
Politica)
3.5. KP: posisi KP dalam sistem perizinan dan kontrak internasional ( izin sbg
perlindungan hak-hak masyarakat, dan hak-hak individu berusaha)

Anda mungkin juga menyukai