Anda di halaman 1dari 7

About

Land Survey
Soil Investigation
Foundation Work
Structure Erection
Stringing Work
Reference
Download
Project Management
RSS Feed
Penentuan daya dukung pondasi dari hasil sondir (CPT) 25 comments
27 Votes

Daya dukung pondasi dapat ditentukan dari hasil perhitungan sondir,lihat


pembahasan tentang sondir dalam blog ini, dan tujuan perhitungan daya dukung ini
dipergunakan untuk menentukan klas tanah (Soil Class) dan juga menentukan tipe
pondasi yang akan didesain. Ada dua tipe pondasi yang biasa didesain yaitu tipe
pondasi dangkal (shallow foundation) ataupun pondasi dalam (deep foundation).

Pondasi dangkal yang sering digunakan pada proyek TL di Indonesia , antara lain :
Pondasi Telapak (yaitu tipe Pad & Chimney), istilah dalam teknik sipil biasa
disebut dengan spread foundation (pondasi telapak menyebar) yang berbentuk
bujur sangkar pada dasar pondasi;
Pondasi Raft atau Mat Foundation, atau dikenal dengan nama pondasi gabungan
pada keempat kaki tower;
Pondasi Enlarged Pad and Chimney yaitu pondasi dengan tipe pad yan diperbesar
(enlarged) dan seringkali digunakan untuk menggantikan tipe pondasi raft;dan ada

Pondasi sumuran (drilled shaft) yang umum dilaksanakan dimana pada kedalaman
yang cukup dangkal terdapat lapisan batuan lunak (soft rock) yang cukup tebal,
kadangkala berbentuk blok yang dipasang miring mengikuti stub tower;
Pondasi angkur (anchorage type), dimana kaki menara (tower leg atau stub)
dianggap sebagai angkur dan ditancapkan kedalam lapisan batuan keras/batuan
yang masif /solid (hard rock) dan dilapisi mortar (grouting) pada semua sisi yang
terpendam kedalam tanah.

Pondasi dalam yang sering dipakai pula adalah pondasi pancang, apakah bored pile
(pancang bor) atau tiang pancang(driven pile), driven pile bisa terdiri dari besi H
(steel profile H-beam) ataupun pre-cast prestressed concrete pile, dengan
penampang pile berbentuk bulat, bujur sangkar atau segitiga sama sisi.

Kedalaman pondasi dangkal ditentukan berdasarkan panjang stub tower yang


masuk kedalam tanah, umumya berkisar 3,5 m sampai dengan 4 meter. Kedalaman
ini disebut dengan design depth (kedalaman rancangan). Untuk jenis tertentu untuk
pondasi raft(mat) kedalaman bisa hanya sampai 2- 2,5 m saja, karena tanah
dipermukaan yang relatif lunak ketika digali.

Kedalaman pondasi dalam biasanya lebih dari 7 m. Kedalaman pemancangan


ditentukan berdasarkan letak kedalam lapisan yang memiliki daya dukung yang
cukup atau sampai mencapai lapisan tanah keras. Kadang kedalamannya sampai
dengan 25 meter untuk bored pile, efektifnya kira-kira 18m, dan lebih dari 25 m
untuk tiang pancang

Untuk penentuan daya dukung bagi pondasi dangkal adalah dengan mengambil
langsung (directly) nilai daya dukung ujung konus, qc (cone point resistance),
walupun diijinkan secara tidaklangsung (indirectly) yaitu dengan pengambilan
nilai CPT untuk dikonversikan ke dalam metode SPT (standard Penetration Test).
Dalam penentuan daya dukung dari hasil uji CPT (cone penetration test) kita dapat
mengambil dari berbagai referensi. Ada banyak buku yang menjelaskan bagaimana
menghitung daya dukung tanah untuk pondasi, antara lain buku dari Pak Bowles
(alm), yang sampai saat ini terakhir adalah edisi ke-5, dan tiap-tiap edisi ada

perubahan baik penambahan ataupun penghapusan dari rangkuman berbagai teori


dari para dedengkot yg mendalami kasus penyondiran, namun buku Bowles ini
masih dianggap sebagai buku sakti pegangan para mahasiswa teknik sipil. Buku
lainnya sekelas dengan Joseph Bowles ini adalah buku Donald P. Coduto dan Braja
M. Das, yang juga merangkum hasil penelitian beberapa ahli, ahli tersebut adalah
seperti Terzaghi (Father of Soil Mechanic), Meyerhoff, Schmertmann, Begemann,
Hansen, Vesic dll. Ahli mana yang benar, wallahu alam, jangan nanya saya. Selagi
ada yang namanya Safety Factor (angka faktor keamanan) yg disarankan oleh ahliahli tanah ini, mudah-mudahan para engineer untuk desain pondasi paling tidak
bisa tidur nyenyak tanpa kekhawatiran berlebihan terhadap hasil penentuan daya
dukung tanah dan hasil rancangannya.

Dari Meyerhoff (1956, 1965) mengusulkan untuk menentukan estimasi bearing


capacity (daya dukung) izin tanah dengan asumsi penurunan (setlement) pondasi
sebesar 25mm, tanpa memperhatikan faktor lebar bawah pondasi telapak adalah :

qa = qc / 30, satuan qc dalam kPa atau kg/cm

angka 30 dianggap sangat konservatif (aman), dan bisa dipakai nila berkisar 10
60 tergantung dari pengalaman lokal (local experience). Oleh PLN diijinkan untuk
mengambil angka kisaran 20-40.

Dari Schmertmann (1978) dan Awkati, mengusulkan untuk pondasi telapak


berbentuk bujur sangkar, dengan Kedalaman pondasi (D)/lebar pondasi (B) <= 1.5,
dan qc adalah nilai rata-rata nilai q pada kedalaman B/2 diatas design depth dan
1.1B dibawah design depth, maka daya dukung ultimate :

pada tanah granular (berbutir/sand)) : qu = 48 0.009(300-qc)^1.5 (catatan. notasi


^ adalah operasi pangkat, kalau ditulis misalnya 2^3 = 2 x 2 x 2)

pada tanah lempung (clay):qu = 5 + 0.34.qc (disini bila qc = 0, tanah masih punya
daya dukungnya)

untuk selanjutnya , dalam mencari qa (daya dukung izin atau gross allowable
bearing capacity), maka nilai qu harus dibagi dengan safety factor (SF) yang
nilainya biasa diambil 3.

qa = qu/SF = qu/3

Dalam penentuan qc ada beberapa metode, seperti dengan mengambil langsung


dari qc sondir pada kedalam rencana dasar pondasi, misalnya direncanakan
kedalama pondasin 4 meter, maka langsung diambil qc hasil pada kedalaman 4m,
dan ada yang mengambil secara rata-rata qc (atau qc average), dengan jarak
beberapa meter diatas design depth dan dan beberapa meter dibawah design depth,
jarak ini bervariasi, tergantung keyakinan engineer dan disetujui oleh klien(owner)
ataupun konsultan.

Untuk penentuan daya dukung tanah (berang capacity atau bearing pressure),
disarankan untuk banyak membaca berbagai referensi, dan mengambil referensi
yang tentu saja memuaskan dari sisi ekonomis dan waktu dan dapat meyakinkan
klien, karena penetuan daya dukung CPT ini masih dianggap semacam ilmu
hitam, tidak mnegherankan kalau saja di Amerika masih jarang memakai data
hasil CPT dan lebih cenderung menggunakan data SPT, namun penggunaan untuk
konstruksi2 tertentu masih diijinkan disana seiring dengan berkembangnya metode
ini.

Dari grafik sondir bila terdapat suatu lapisan pada kedalaman tertentu yang daya
dukungnya membesar tiba-tiba/ekstrim (ataupun menurun), biasanya diabaikan
dalam mengambil nilai qc pada kedalam tersebut, dan dianggap bahwa hanya
terdapat lapisan tipis saja yang mempunyai daya dukung dengan nilai istimewa
tersebut. Maka nilai qc mengikuti nilai qc yang cenderung mirip dengan lapisan
diatas dan dibawahnya, misalnya qc (kg/cm) pada 2,2 m = 30, kemudian 2,4 m =

90, dan 2,6 m = 40, maka dianggap qc pada 2,4 m dianggap rata2 qc pada 2,2, dan
2,6 m saja yaitu (30+40)/2 = 35.

Bila dari hasil grafik sondir, dimana lapisan tanah keras atau tanah yang
mempunyai lapisan pendukung cukup besar terletak pada kedalaman lebih dari
design depth untuk pondasi dangkal (lebih dari 4 m) dan katakanlah lebih dari 10
m, maka perhitungan daya dukung pondasi menggunakan perhitungan daya
dukung pondasi dalam (pile foundation). Pile yang dipergunakan adalah tiang
pancang dengan permukaan berbentuk lingkaran baik driven ataupun tipe bored.
Kedalaman pemancangan diambil pada kedalaman yang cukup sampai ujung tiang
berada kira-kira 1 D dibawah lapisan tanah keras, hal ini dianggap pancang
mengandalkan tahanan ujung (end bearing capacity), jika lapisan tanah keras
sangat dalam sekali sehingga ujung tiang tidak mencapai lapisan tanah keras yang
memadai, maka pancang bekerja berdasarkan tahanan geser (side friction), namun
pada prakteknya seringkali kedua tahanan tersebut itu digabungkan untuk mencari
daya dukung pondasi dalam.

Formulasi yang banyak dipakai dalam penentuan daya dukung pancang tunggal
(single) adalah :

qa = qc.Ap/SF1 + JHP. /SF2, dimana :

qc = nilai konus, qc rata-rata yang diambil berdasarkan saran ahli tanah, antara lain
(pilih salah satu)
Mayerhoff: nilai qc diantar rentang 4D diatas sampai 4D dibawah dari ujung tiang,
dan D adalah diameter tiang pancang;
Van der Vee : nilai qc diantara rentang 3.75 D diatas sampai dengan D dibawah
ujung tiang.

Ap = luas penampang tiang = 1/4 D


JHP = Jumlah Hambatan Pelekat

= keliling tiang = D
SF1 = angka kemananan daya dukung ujung tiang, nilai yang disarankan adalah 3;
dan
SF2 = angka keamanan daya dukung geser tiang, nilai yang disarankan adalah 5

Walaupun dalam konstruksi kenyataannya bahwa pancang selalu dalam keadaan


berkelompok (pile group/kelompok tiang), namun perhitungan daya dukung yang
diperlukan adalah daya dukung pancang yang berdiri sendiri/tunggal (single).

Pengaruh Muka Air Tanah Pada Kapasitas Dukung Pondasi

Posted by Rahman Jumantoro 0 comments

Biasanya kita bingung dengan soal-soal atau perhitungan pondasi dangkal dengan
berbeda beda muka air tanahnya. Jujur saya juga awalnya bingung hehe. Ternyata
kalau udah tau caranya mah gampang kok :D

Berat volume tanah itu sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kedudukan air tanah.
Oleh karena itu, hal tersebut berpengaruh pula pada kapasitas dukungnya.

1) Jika muka air tanah sangat dalam dibandingkan dengan lebar pondasi atau z>B,
dengan z adalah jarak muka air tanah dibawah dasar pondasi (Lihat gambar A),
nilai dalam suku ke-2 dari persamaan kapasitas dukung yang dipakai adalah b
atau d, demikian pula dalam suku persamaan ke-3 dipakai nilai berat volume
basah b atau kering d. Untuk kondisi ini parameter kuat geser yang digunakan
dalam hitungan adalah parameter kuat geser dalam tinjauan tegangan efektif (c
dan )

1) Bila muka air tanah terletak di atas atau sama dengan dasar pondasi (Lihat
gambar B), berat volume efektif atau berat volume apung (), karena zona geser
yang terletak di bawah pondasi sepenuhnya terendam air. Pada kondisi ini, nilai Po
pada suku persamaan ke-2 menjadi :
Po = (Df dw) + bdw
Dengan = sat - w dan dw = kedalaman muka air tanah
2) Jika muka air tanah dipermukaan atau dw = 0, maka pada suku persamaan ke2 digantikan dengan , sedangkan pada suku persamaan ke-3 juga dipakai berat
volume apung ().
1) Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z dibawah dasar pondasi (z<b)
(Lihat gambar C). Nilai pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan b bila
tanahnya basah, dan d bila tanahnya kering. Karena massa tanah dalam zona geser
sebagian terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam persamaan
kapasitas dukung suku ke-3 dapat didekati dengan,
rt = + (Z/B)( b - )
dengan rt = berat volume tanah rata-rata

Anda mungkin juga menyukai