Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK


PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX
4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia. Setiap


saat sejarah tersebut dibuka kembali. Dipelajari dan dipahami, setelah itu
dijadikan isnpirasi dan semangat pada setiap babak berikutnya perjalanan bangsa
untuk memujudkan cita-cita hidup berbangsa yang lebih bermanfaat, tetapi
maknanya kurang lebih sempurna. Menginginkan bangsa ini yang eksis, mandiri,
berkembang. Dan didalam perkembangan itu, sejajar dengan martabat bangsabangsa lain, baik bangsa yang sudah lebih dahulu maju maupun bangsa yang
sedang menggapai kemajuan.

Budi Utomolah pembangkit dan pengerat pertama kebangkitan nasional


Indonesia. Pencerahan pertama yang diprakarsai oleh para cendekiawn Indonesia
waktu itu, zaman Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda. Pada mulanya
gerakan etis edukatif, pencerahan. Kemudian oleh pergerakan-pergerakan
berikutnya dibangkitkan untuk memerdekakan Bangsa Indonesia dari penjajah
Belanda.

Kemerdekaan Indonesia barulah tercapai 17-8-1945. Berarti 37 tahun


setelah kebangkitan Nasional. Pergerakan-pergerakan pasca Budi Utomo akhirnya

secara eksplisit bertujuan untuk Indonesia merdeka.http://eprints.undip.ac.id/2799


1/1/singgih tri sulistiyono.pdf/kebangkitan-nasional/ diakses tanggal 5 Juni 2013

Terkait dengan masalah tersebut dapat ditarik sebuah garis simpul bahwa
berdirinya Budi Utomo merupakan langkah awal rakyat Indonesia untuk
membebaskan diri dari penjajah.Maka hal utama yang diandalkan adalah kekuatan
otak atau pikiran, dimana pendidikan sangat berperan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.

Pergerakan nasional adalah suatu momentum perubahan dari suatu titik


ke suatu titik cita-cita perjuangan. Setiap pergerakan mempunyai jiwa zaman
yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya jiwa

zaman masa

pergerakan nasional 1908 adalah dari perjuangan yang tidak terorganisir menjadi
terorganisir, dari perjuangan

yang tidak terencana menjadi terencana, dari

perjuangan yang sifatnya ke daerahan menjadi perjuangan yang sifatnya nasional,


dari bangsa yang tidak ber parlemen

menjadi bangsa yang berparlemen.

Akumulasi dari berbagai makna zaman itu bercita cita mencapai Indonesia mulia.
http://eprints.undip.ac.id/2003/05/20/lingkungan-masyarakat-indonesia-masapergerakan-nasional/ di akses tanggal 5 Juni 2013

Dari uraian pernyataan diatas jelas mengatakan bahwa pergerakan nasional


mempunyai zaman yang berbeda-beda, yaitu zaman yang pada awalnya berjuang
sendiri atau bersifat kedaerahan berubah menjadi perjuagan yang dilakukan
bersama-sama tanpa perbedaan daerah yang didasari oleh persatuan dan kesatuan

bangsa.Tujuannya hanya satu yaitu untuk mencapai kemerdekaan yang nantinya


ingin mendirikan suatu Negara merdeka yang kekuasaannya ditangan rakyat.

Sudiyo (2002:16) mengemukakan bahwa pergerakan berasal dari kata


dasar

gerak

yang

mendapat

awalan

per

dan

akhiran

an,

menjadi

pergerakan.Didalam bahasa inggris pergerakan ini digunakan dalam sejarah


perjuangan bangsa, menjadi pergerakan nasional yang identik dengan
kebangkitan nasional.

Pengertian pergerakan nasional, dapat ditinjau melalui pendekatan


multidimensional, yang berarti meliputi segala bidang, yaitu bidang sosial,
budaya, ekonomi, dan politik. Namun, diantara bidang-bidang tersebut yang
paling menonjol adalah pergerakan nasional dalam bidang politik, karena penjajah
menggunakan politik dalam segala bidang.

Terkait dengan penjelasan-penjelasan diatas maka disimpulkan bahwa


pergerakan lebih cenderung menggunakan politik karena untuk bisa mencapai
tujuan yang diinginkan mereka lebih mengandalkan politik agar bisa
memobilisasikan rakyat.

4.2 Makna Kebangkitan Nasional Sebagai Tonggak Pergerakan Nasional

Sebelum kita mengkaji lebih jauh apa yang menjadi makna dari
kebangkitan nasional ini, terlebih dahulu dijelaskan beberapa renungan dalam
kebangkitan nasional ini, antara lain :

1. Masyarakat di negeri ini masih banyak yang sangat miskin dari sisi
ekonomi, bahkan lebih celaka lagi banyak diantara mereka yang
memiliki

mental

yang

sangat

memprihatinkan

yaitu

selalu

mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit dari


kemiskinannya.
2. Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh
masyarakat tidak diimbangi dengan system penyelenggaraan yang
memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang
bersifat formalitas.
3. Masyarakat secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya,
kompetitif, procedural dan disiplin, tata etika dan aturan formal
kehidupan bernegara di negeri ini, sehingga banyak melahirkan
budaya kolusi dengan pejabat.
4. Pejabat-pejabat lebih banyak menghabiskan uang politik mereka
dalam membelanjakan keperluan pribadi dan fasilitas kantor yang
harganya relative mahal, tanpa melihat rakyat di luar sana yang masih
jauh dari kehidupan yang berkecukupan. http://elka.umm.ac.id/artikel
.htm/makna-kebangkitan-nasional/ diakses tanggal 5 Juni 2013

Dengan adanya penjelasan diatas maka dapat dijelaskan bahwa yang


menjadi makna kebangkitan nasional sebagai tonggak pergerakan nasional adalah:

Bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta


kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang sebelumnya

tidak pernah muncul setelah penjajahan Belanda dan Jepang. Momen hari
kebangkitan nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda, karena
yang dinamakan bangkit di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan baik
dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, social, dan budaya serta banyak hal lainnya
yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa.

Mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari
keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan,
atau mempertahankan prestasi yang sudah ada. Adanya pemerataan dunia
pendidikan yang terus dilakukan, dengan memberikan fasilitas fisik dan teknologi
sampai ke pelosok di kabupaten dan kota akan lebih membantu para pelajar dalam
meraih prestasi yang gemilang.

Rakyat Indonesia dan generasi penerus perjuangan para pendahulu


mendapatkan lecutan semangat nasionalisme dan perjuangan tanpa pamrih, yang
pernah dilakukan oleh pejuang dan pahlawan bangsa ini, untuk dapat
mengaktualisasikan sebuah nilai, moral dan makna tersebut dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.Hal itu dilakukan demi terciptanya sebuah kemerdekaan
bangsa Indonesia yang hakiki, adil, makmur dan sentosa.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kecerdikan


untuk merumuskan persoalan-persoalan actual dan ketajaman mengartikulasikan
keinginan rakyat dan kemampuan serta keberanian untuk merealisir cita-cita itu
merupakan kunci keberhasilan pergerakan nasional.Yang tidak kalah penting
adalah membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa mereka dalam keadaan hina

sebagai bangsa terjajah. Hanya kesadaran masyarakat yang masih terjajah yang
akan memberikan semangat untuk lebih mensejahterakan negaranya sendiri.

Kebangkitan

nasional telah berhasil mengantarkan rakyat Indonesia

kepada proses formasi bangsa Indonesia yang berpuncak pada Proklamasi 17


Agustus 1945. Kondisi aktual masyrakat pada waktu itu terbelenggu secara
politik, tereksploitasi secara ekonomi dan terhina secara cultural.Persoalan yang
sangat mendasar sesungguhnya terletak pada kenyataan bahwa kebanyakan
masyarakat menerima itu sebagai suratan takdir yang sudah digariskan oleh
Tuhan.Ketidaksadaran ini menjadi masalah yang mendasar dan oleh karena itu
persoalan ini menjadi tugas utama bagi organisasi-organisasi pergerakan nasional
untuk membangkitkan kesadaran kebanyakan rakyat. Masa depan dan cita-cita
rakyat Indonesia dapat dicapai dengan cara harus berjuang melawan kolonialisme.
Perlawanan harus dibangkitkan antara pihak Indonesia dan pihak penjajah, baik
itu Belanda maupun Jepang. Semangat cita-cita ini dapat dijumpai dalam
perjuangan dan aksi yang dilakukan oleh berbagai organisasi seperti Budi Utomo,
Sarekat Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, PNI, dan organisasi
lainnya.
Generasi Muda zaman Kebangkitan Nasional Indonesia mulai belajar dari
sejarah, bahwa keinginan untuk merdeka, cita-cita untuk membebaskan diri dari
belenggu penjajahan bangsa asing tidak cukup hanya berbekal semangat
patriotism local, kegagahberanian dan kerelaan berkorban saja, akan tetapi harus
didukung dan ditopang pula terutama oleh rasa persatuan dan kesatuan nasional,

oleh rasa kebangsaan Indonesia yang terpadu. Indonesia merdeka harus dicapai
melalui pergerakan kebangsaan Indonesia.Mereka mulai merintis perjuangan
kemerdekaan Indonesia tanpa mempergunakan kekuatan fisik dan tanpa
mempergunakan kekerasan senjata.Langkah pertama yang harus ditempuh adalah
memajukan pendidikan dan pengajaran untuk menyadarkan rasa kebangsaan
Indonesia.Dengan mencerdaskan bangsa dan memajukan pendidikan serta
pengajaran nasional, maka pada bangsa Indonesia dapat ditumbuhkan jiwa
kebangsaan dan kesadaran nasional Indonesia.
Generasi Muda pada zaman Sumpah Pemuda mulai menyadari dan
menegaskan bahwa senjata kaum penjajah Belanda dan Jepang hanya dapat
dikalahkan dan dilumpuhkan dengan persatuan dan kesatuan nasional Indonesia.
Maka pada tanggal 28 Oktober 1928 mereka berhasil menciptakan sebuah senjata
trisula,yakni sebilah tombak bermata tiga, yaitu : SATU NUSA, SATU
BANGSA, DAN SATU BAHASA. Itulah senjata TRISULA yang dilahirkan oleh
Sumpah Pemuda. Jika pada masa Kebangkitan Nasional kata serta Indonesia,
batas wilayahnya dan bangsa yang menghuninya masih samar-samar, bahkan
kabur, maka Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menegaskan bahwa batas
wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki
anekaragam adat istiadat, bahasa daerah dan kebudayaan, namun mereka adalah
SATU BANGSA jua, yakni bangsa Indonesia yang menjunjung bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan mereka.
Generasi Perintis dan Generasi Penegas, dalam periode sejak tanggal 20
Mei 1908, melalui tanggal 28 Oktober 1928 sampai tahun 1945 telah berhasil

dengan gemilang-gemilang, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakatnya,


menyingkirkan segala rintangan dan halangan mengantarkan rakyat Indonesia ke
pintu gerbang kemerdekaanya. Kurun waktu yang dikenal sebagai perjuangan
kaum Perintis Kemerdekaan Indonesia sesungguhnya adalah masa antara Hari
Kebangkitan Nasional Indonesia tanggal 20 Mei 1908 dan Hari Proklamasi
Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Sagimun (1989:348).
Berdasarkan pandangan tersebut maka yang menjadi kesimpulan akhir
bahwa Kebangkitan Nasional memiliki nilai dan makna yang penting dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi 17 Agustus 1945 melahirkan bangsa
Indonesia yang merdeka dan berdaulat di tanah airnya. Selain itu didukung oleh
jiwa dan semangat 45 yang membulatkan tekad bangsa Indonesia : Merdeka atau
Mati! disertai pengabdian tanpa pamrih, pengorbanan yang tulus ikhlas demi
kemerdekaan nusa dan bangsa. Tanpa proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai nilai
45 yang penuh pengabdian tanpa pamrih serta keikhlasan rela berkorban, maka
kaum penjajah mungkin masih menancapkan dan mengukuhkan kekuasaan
penjajahannya di Indonesia yang tercinta ini, dan tidak akan lahir Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Jikalau
kita sampai dijajah kembali oleh bangsa asing, maka pancasila dan UUD 45 tidak
ada arti dan nilainya, karena kaum penjajah pasti tidak akan memakainya, hal ini
dikarenakan Pancasila dan UUD 1945 anti penjajahan, anti kolonialisme dan anti
imperialism dalam segala bentuk dan manifestasinya. Oleh karena itu , Proklamasi
17 Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945 adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisah-pisahkan.

Anda mungkin juga menyukai