Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan suatu system pembelajaran yang
mengandung sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Oleh karena dalam mengembangkan suatu kegiatan belajar
mengajar, guru tidak hanya memperhatikan materi, metode dan evaluasi saja.
Tetapi

harus

memperhatikan

terciptanya

proses

pembelajaran

yang

membelajarkan siswa (pembelajaran aktif/active learning).


Menurut Sardiman dalam (Mudin 1999:2) dalam pelaksanaan belajar
secara aktif pada guru akan terlihat adanya:
Usaha mendorong dan membina gairah belajar/ partisQuran Haditssi
secara efektif. Kemampuan menjalankan fungsi / peranan sebagai guru
inkuiri. Tidak mendominir kegiatan dan proses belajar siswanya.
Memberi kesempatan kepada siswanya untuk belajar menurut keadaan,
cara. Dan kemampuan masing-masing. Menggunakan berbagai jenis
strategi belajar mengajar serta pendekatan multimedia.
Dengan melihat prinsip belajar di atas, maka faktor keaktifan siswa sangat
menentukan, namun dalam kenyataannya banyak interaksi dalam pembelajaran
hanya satu arah yakni dari guru ke siswa (teaching centre). Fungsi dan peran guru
menjadi amat dominan, dilain pihak siswa hanya menyimak dan mendengarkan
informasi atau pengetahuan yang diberikan gurunya.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi bagi
para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Wawasan siswa
harus dikembangkan agar dapat menemukan sendiri fakta dan konsep yang sedang
dipelajari, bahkan guru harus berusaha untuk mencari media yang sesuai sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan akan efektif.Jika guru tetap mengajarkan semua


fakta dan konsep artinya guru akan bertindak sebagai satu-satunya sumber
informasi yang terpenting karena terdesak waktu untuk mengejar pencapaian
kurikulum,

maka

guru

akan

memilih

jalan

yang

termudah

yakni

menginformasikan fakta dan konsep melalui metode caramah. Akibatnya para


siswa cenderung pasif, tidak bersemangat, bosan karena tidak ada aktifitas yang
dilakukan, bahkan siswa apatis terhadap mata pelajaran terutama Quran Hadits.
Bila kondisi kegiatan pembelajaran seperti ini dibiarkan berlarut-larut
maka akan menyebabkan mutu hasil belajar siswa akan tetap rendah karena
pelajaran yang membosankan dan tidak menarik sehingga siswa tidak termotivasi
untuk mengikutinya. Berdasarkan kenyataan tersebut guru dirasa sangat perlu
menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa
sehingga mutu hasil belajar Quran Hadits dapat ditingkatkan.Salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar adalah
model pembelajaran Group Investigation. Group investigation adalah penemuan
yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara berkelompok mengalami
dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan
prinsip.
Berdasarkan observasi penulis, diketahui bahwa proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi saat ini masih dominan
menggunakan metode dalam penyampaian materi pelajaran dan guru masih belum
aktif memilih merode dan media yang sesuai, sehingga menyebabkan siswa tidak
aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sangat mempengaruhi aktivitas dan
hasil belajar siswa. Untuk itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di

VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas


Dan Hasil Belajar Quran Hadits Pada Pokok Bahasan Kelistrikan Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Type Group Investigation (GI)
pada Siswa Kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi Tahun Pelajaran 2012/2013

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat

meningkatkan aktivitas belajar Quran Hadits pokok bahasan Kelistrikan


siswa kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi?
2. Apakah melalui Model Pembelajaran Kooperatif Type - GI dapat
meningkatkan hasil belajar Quran Hadits pokok bahasan kelistrikan siswa
kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi?

C. Tujuan Penlitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk :
1. Mengetahui

peningkatan

aktivitas

belajar

siswa

melalui

Model

Pembelajaran Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran Quran Hadits


pokok bahasan Kelistrikan siswa kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Type - GI pada mata pelajaran Quran Hadits pokok bahasan
Kelistrikan siswa kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi.
D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah


a. Bagi siswa
Meningkatkan .keaktifan siswa dalam belajar sehingga hasil belajar yang
dicapai juga meningkat
b. Bagi guru
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran
yang bermutu
c. Bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya peningkatan
kualitas kegiatan pembelajaran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu perubahan dalam pribadi yang menyatakan dirinya
bagai pola baru darQuran Haditsda reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan atau sebagai suatu pengertian.Menurut Winkel(1996:53) belajar adalah
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai, sikap dimana perubahan tersebut bersifat
konstan. Menurut Hamalik (201:30) belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relative mantap berkat latihan dasar pengalaman. Jadi belajar harus membawa
perubahan yang positif pada diri seseorang baik itu berupa kemampuan berfikir,
sikap, perasaan dan tingkah lakunya.

B. Hasil Belajar
Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia yang merupakan bagian
dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dimana saja, baik
disekolah, dirumah, dijalanan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan
sebelumnya.Menurut Arsyad (2000: 1) Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila indikator pencapaian dalam pembelajaran dapat tercapai. Untuk
mengetahui tercapai tidaknya indicator pencapaian hasil belajar guru perlu
mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan suatu bahasan kepada siswa.
5

Penilaian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai
indicator pencapaian hasil belajar yang ingin dicapai.
Menurut Nawawi (1998:20) hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan
seseorang dalam mencapai mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran.
Menurut Slameto (1992 : 22) dikatakan bahwa Hasil belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.

Dalam penelitian ini hasil belajar didefinisikan sebagai suatu keberhasilan


dan kompetensi yang diperjuangkan dan atau dimiliki oleh siswa melalui suatu
proses ketrampilan, ketekunan, pengerahan segala sesuatu yang ada pada diri
siswa tersebut.

C. Aktivitas Belajar Siswa


Menurut Gulo (2004:73-74) aktivitas siswa adalah keterlibatang langsung
siswa dalam proses belajar mengajar secara emosional dan fisik. Sedangkan
menurut Imron (1995:107) aktivitas siswa adalah keikutsertaan siswa dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung, secara aktif baik fisik, mental,
maupun emosional dari siswa itu sendiri.
Dalam kamus bahasa Indonesia aktivitas berarti melakukan kegiatan atau
melakukan kesibukan. Sedangkan menurut Usman (1996:22), aktivitas belajar
siswa adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan jasmaniah maupun
kegiatan mental dalam proses pembelajaran.

Paul B. Diedrich dalam Nasution (2000:91) menyusun daftar yang berisi 8


macam kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran. Kegiatan
tersebut meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa. Aktivitas-aktivitas tersebut
adalah:
1. Aktivitas visual (Visual activities), seperti membaca,memperhatikan
gambar, demonstrasi, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain dan
lain-lain.
2. Aktivitas lisan (Oral activities), seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi dan lain-lain.
3. Aktivitas mendengarkan (Listening activities), seperti mendengarkan
uraian,percakapan, diskusi dan lain-lain.
4. Aktivitas menulis (Writing activities), seperti menulis laporan, test,
menyalin dan sebagainya.
5. Aktivitas menggambar ( Drawing activities), seperti menggambar,
mengingat,

memecahkan

soal,

menganalisis,

melihat

hubungan,

mengambil keputusan dan sebagainya.


6. Aktivitas berfikir (Mental activities), seperti menanggapi, mengingat,
membuat grafik, diagram,pola dan sebagainya.
7. Aktivitas gerak (Motion activities), seperti melakukan percobaan,
demonstrasi dan sebagainya.
8. Aktivitas emosi (Emotional activities), seperti penuh perhatian, merasa
bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
D. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang menekankan


pada proses kerjasama dalam suatu kelompok siswa untuk mempelajari suatu
materi yang spesifik sampai tuntas. Kerjasama disini dimaksudkan setiap anggota
kelompok harus saling bantu satu sama lain. Oleh karena itu setiap anggota
kelompok harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya.
Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk kerjasama secara
maksimal dengan kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus saling
membantu. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok dan keberhasilan
individu adalah keberhasilan kelompoknya.
Menurut Nur (2005:2) bahwa dalam model pembelajaran kooperatif, siswa
bekerja

dalam

kelompok-kelompok

tersebut

beranggotakan

heterogen.

Keuntungan kelompok heterogen dijelaskan Lie (2004:43) sebagai berikut :


Kelompok heterogen memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
mengajar dan mendukung, menigkatkan interaksi di antara siswa,memberikan
kemudahan dalam pengelolaan kelas. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif
dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu tipenya.
Beberapa variasi model pembelajaran kooperatif menurut Lufri (2006:2) adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Student Teams Achievement Divisions (STAD)


Jigsaw
Group Investigation
Think-Pair-Shere
Numbered-Head-Together
Teams-games-Tournaments (TGT)

Menurut Lie (2005:111) proses pembelajaran kooperatif mempunyai


beberapa manfaat yaitu :

a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama.

b) Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai


perbedaan.
c) Meningkatkan partisQuran Haditssi siswa dalam proses pembelajaran.
d) Mengurangi kecemasan siswa dalam proses pembelajaran.
e) Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.
f) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
motivasi siswa belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, seringkali
dengan bahan bacaan dari pada secara verbal. Selanjutnya siswa dikelompokkan
kedalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja
sama untuk menyelesaikan tugas mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif
meliputi prestasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang
mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok
maupun individu.
Enam tahapan model pembelajaran kooperatif tercantum pada tabel 1.
Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase
Fase 1
Menyampaikan
memotivasi

Tingkah Laku Guru


tujuan

Fase 2
Menyajikan informasi

dan Guru menyampaikan semua tujuan yang


ingin dicapai pada pembelajaran tersebut
dan memotivasi siswa belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan demonstrasi atau lewat
bacaan.

Fase 3
Mengorganisasikan
siswa Guru
menjelaskan
kepada
siswa
kedalam
kelompok-kelompok bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar.
melakukan transisi secara efisien.
Fase 4
Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing kelompok bekerja belajar pada saat mereka mengerjakan

10

tugas.
dan belajar.
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan

Guru mengevaluasi hasil belajar materi


yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan kerjanya.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai
baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.

E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation


Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu
derajat struktur dan urutan. ( Richey, 1986 : 41). Group investigation adalah
penemuan yang dilakukan secara berkelompok: murid/ siswa secara
berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang
memungkinkannya menemukan prinsip.
Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation :
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dengan
kelompok lain
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara
kooperatif berisi penemuan
5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
7) Evaluasi
8) Penutup
Model pembelajaran Group Investigation ini membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara materi yang yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

11

dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan model


pembelajaran iniaktivitas belajar siswa meningkat dan hasil pembelajarannya
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

F. Materi Kelistrikan
1. Listrik Statis
Listrik telah ditemukan sejak manusia mulai mengamati efek yang
timbul dari dua buah benda yang saling digosokkan. Hal ini juga tampak pada
pesta anak-anak, misalnya dengan trik menggosok-gosok balon dan
menempelkannya di langit-langit. Bahkan, mungkin kita pernah merasakan
seperti sengatan pada kaki kita setelah berjalan di atas karpet yang terbuat dari
nilon.
Dengan penalaran yang lebih mendalam, beberapa pertanyaan berikut
ini akan muncul di benak kita. Gaya apakah yang menyebabkan elektron tetap
pada orbimya mengelilingi inti atom? Gaya apakah yang menyebabkan
gedung-gedung pencakar langit atau hamparan gunung tetap tegak kokoh?
Gaya apakah yang menimbulkan kilat dan badai petir?
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas merupakan gejala dari listrik statis.
Listrik statis adalah gejala tentang interaksi rnuatan listrik yang tidak bergerak
atau tidak bergerak secara permanen.
Listrik statis adalah gejala tentang interaksi rnuatan listrik yang tidak
bergerak atau tidak bergerak secara permanen.
2. Muatan Listrik

12

Muatan listrik adalah suatu sifat dasar alam. Dengan mempelajari


interaksi elektrostatis, kita dapat memperoleh pengertian akan rnuatan listrik.
Jika batang politen didekatkan pada batang perspeks yang tergantung,
kedua batang akan tarik-menarik. Akan tetapi, jika batang politen didekatkan
pada batang politen lain yang juga telah digosok dengan kain wol kering maka
keduanya akan tolak-menolak. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa rnuatan
listrik pada politen dan perspeks berlainan jenis.
Benjamin Franklin memberi penandaan pada kedua jenis rnuatan listrik
sebagai muatan positif dan muatan negatif. Hal ini hanya merupakan
penandaan yang dirasa mudah, bukan pengertian lebih kecil dari nol untuk
muatan negatif. Muatan positif dan negatif adalah sifat yang saling melengkapi
atau komplementer.
Untuk mengetahui apakah suatu benda bermuatan listrik atau tidak,
digunakan alat yang dinamakan elektroskop.
Dalarn suatu atom atau benda, apabila jumlah muatan positif (berasal
dari proton) sama dengan muatan negatif (berasal dari elektron), maka atom
atau benda tersebut tidak bermuatan (netral). Akan tetapi, mengingat elektron
suatu atom atau benda dapat berpindah, maka dalarn suatu atom bisa terjadi
jumlah muatan positif (proton) tidak sama dengan jumlah muatan negatif
(elektron).
Dengan perkataan lain, muatan dari suatu benda ditentukan oleh jumlah
proton dan elektronnya.
Sebuah balon yang digosok-gosokkan pada sehelai kain akan
menempel pada badan kita. Dua buah balon yang digosok-gosokkan pada

13

kain yang sama akan tolak-menolak. Hal ini merupakan bukti fundamental
bahwa muatan yang sejenis akan tolak-menolak, sedangkan muatan yang
tidak sejenis akan tarik-menarik. Pakaian yang saling menempel pada saat
diainbil dari pengering, debu yang menempel pada layar TV atau komputer,
kejutan kecil pada saat memegang gagang pintu dari logam, merupakan
contoh listrik statis.
Gaya listrik yang merupakan tarikan atau tolakan ini pertama kali
diselidiki oleh seorang Quran Haditswan besar Perancis bernama Charles
Coulomb (1736 1806) pada akhir abad 18. Dia menemukan bahwa gaya
antara muatan bekerja sepanjang garis yang menghubungkan keduanya
dengan besar yang sebanding dengan besar kedua tnuatan dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak. Hasil pengamatan ini melahirkan hukum
Coulomb yang secara matematis ditulis sebagai
dengan:
F = gaya coulomb (N),
ql, q2 = muatan masing-masing partikel (C),
r = jarak antara kedua muatan (m),
k = tetapan elektrostatis untuk ruang hampa

3. Medan Listrik
Medan listrik adalah suatu daerah (ruang) di sekitar muatan yang masih
dipengaruhi oleh gaya listrik. Oleh Michael Faraday medan listrik digambarkan
sebagai garis medan listrik yang dimulai (keluar) dari muatan positif dan
diakhiri (masuk) pada muatan negatif.

14

Kuat medan listrik yang semakin besar digambarkan dengan garis medan yang
semakin rapat.
4. Kuat medan Listrik
Pada setiap titik di dalam medan listrik ada suatu kuantitas yang
menyatakan tingkat kekuatan medan tersebut, yang disebut kuat medan lishik.
Atas dasar ini, kuat medan listrik dapat didefinisikan sebagai berikut.
Kuat medan listrik (E) di sebuah titik adalah gaya per satuan muatan yang
dialami oleh sebuah muatan di titik tersebut.
6. Energi Potensial Listrik
Sebagaimana medan gravitasi burni, medan listrik dari distribusi
muatan yang statis juga bersifat kekal. Dengan demikian, kerja yang diperlukan
untuk memindahkan sebuah muatan titik di dalam medan listrik juga tidak
tergantung pada lintasan. Medan seperti ini disebut sebagai medan konservatif.
Karena

medan

listrik

bersifat

koservatif,

maka

kita

dapat

menghubungkannya dengan energi potensial. Kerja yang dilakukan untuk


memindahkan sebuah muatan melawan gaya listrik akan tersimpan sebagai
potensial muatan.

7. Definisi Energi Potensial :


Energi potensial suatu muatan di suatu titik adalah usaha untuk
memindahkan suatu muatan uji dari tempat yang jauh tak terhingga ke suatu
tempat di sekitar muatan sumber.
8. Potensial Listrik

15

Setiap titik di dalarn medan listrik selalu mempunyai gaya listrik, kuat
medan listrik, dan potensial listrik. Gaya listrik dan kuat medan listrik adalah
besaran vektor sedangkan potensial listrik adalah besaran skalar. Jadi, potensial
listrik tidak memiliki arah. Potensial listrik diperoleh dari energi potensial per
satuan muatan.
9. Definisi Potensial Listrik :
Potensial listrik di suatu titik pada medan listrik adalah besarnya usaha
yang diperlukan untuk memindahkan satu satuan muatan listrik dari tak
terhingga ke titik tersebut.
Menghitung superposisi dari beberapa gaya listrik dan kuat medan
listrik harus dilakukan secara vektor karena keduanya adalah besaran vektor.
10. Kapasitor
Di dalarn peralatan listrik elektronika, energi umumnya disimpan di
dalam sepasang konduktor bermuatan yang dipisahkan oleh lapisan isolator.
Alat penyimpan energi tersebut adalah kapasitor. Kapasitor digunakan untuk
menyimpan energi dalam waktu yang singkat untuk kemudian dibebaskan
kernbali dengan cepat. Sebagian besar peralatan elektronik seperti radio, TV,
komputer dan lain sebagainya tidak mungkin bekerja tanpa pertolongan
kapasitor.
11. Listrik Dinamis
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur kuat
arus pada listrik dinamis dengan cara muatan listrik dibagai waktu dengan
satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus

16

pada rangkaian bercabang sama dengan kuat arus yang masuk dengan kuat arus
yang keluar.
12. Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap
satuan waktu. Secara matematis dituliskan :

keterangan :
I = Kuat arus listrik (ampere)
Q = muatan listrik (coulomb)
t = waktu (sekon)
Arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup. Sehingga, ketika saklar
dimatikan maka arus listrik akan terhenti.
13. Beda Potensial Listrik
Beda Potensial listrik adalah banyaknya energi untuk memindahkan
muatan listrik dari satu titik ke titik lain. Secara matematis dituliskan :

V = beda potensial (volt)


W = energi listrik (joule)
Q = muatan listrik (coulomb)
Rangkaian sumber tegangan
a. Rangkaian tunggal

17

pada rangkaian tunggal sumber tegangan berlaku persamaan :

atau

b. Rangkaian seri

pada rangkaian seri sumber tegangan berlaku persamaan :

c. Rangkaian paralel

pada rangkaian paralel sumber tegangan berlaku persamaan :

18

keterangan :
E = GGL sumber tegangan (volt)
I = Kuat arus listrik (ampere)
R = Hambatan luar (ohm)
r = hambatan dalam (ohm)
n = jumlah GGL/baterai

14. Hukum Ohm


Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik yang mengalir dalam
suatu penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung-ujung
penghantar.

keterangan :
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
R = hambatan listrik (ohm)

15. Hukum I Kirchoff


Hukum I Kirchoff menyatakan Jumlah kuat arus yang masuk pada
rangkaian bercabang besarnya sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari
titik percabangan

19

secara matematis dituliskan :

I = I1 + I2 + I3 = I
Rangkaian Hambatan
a. Rangkain Seri

pada rangkaian hambatan seri berlaku persamaan :

b. Rangkaian Paralel

pada rangkaian hambatan paralel berlaku persamaan :

20

keterangan :

I = kuat arus total (A)


I1 = kuat arus pada R1 (A)
I2 = kuat arus pada R2 (A)
I3 = kuat arus pada R3 (A)

V = tegangan total (A)


V1 = tegangan pada R1 (A)
V2 = tegangan pada R2 (A)
V3 = tegangan pada R3 (A)

Rs = Hambatan pengganti seri (ohm)


Rp = Hambatan pengganti parallel (ohm)

21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 2 Jatiwangi yang memiliki kelas
bertaraf internasional. Subyek penelitian adalah kelas VIII.1 dengan jumlah siswa
38 orang, terdiri dari 17 orang laki-laki dan 21 orang perempuan, dengan tingkat
rata-rata kemampuan tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September
dan November Tahun Pelajaran 2012/2013. Peneliti adalah guru Quran Hadits
VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Untuk menjawab persoalan tersebut di atas, ada beberapa Subjek dan Objek
Subjek dalam penelitan adalah :
1. Siswa, yaitu degan melihat aktifitas belajar siswa kelas kalas VIII.1 MTs
Negeri 2 Jatiwangi pada mata pelajaran Quran Hadits. Apakah model
pembelajaran tipe Group Investigation telah dapat meningkatkan aktifitas
2.

dan hasil belajar siswa


Guru, yaitu dengan melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran,
serta bagaimana pelaksanaannya di dalam kelas. Apakah sudah memotivasi
siswa untuk belajar, sehingga aktifitas belajarnya meningkat dan tujuan
pembelajaran tercapai.Melihat cara guru dalam menerapkan model

pembelajaran tipe Group Investigation, apakah sudah dilaksanakan dengan tepat


sehingga aktifitas dan hasil belajar siswa meningkat.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi yaitu di kelas
21
VIII.1. Waktu pelaksanaan Penelitian ini adalah selama kurang lebih 2 bulan dari
bulan September sampai dengan Oktober 2014.

22

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus yang
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dan sesuai dengan
faktor yang diteliti. Untuk melihat aktifitas belajar siswa, maka dicoba model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Dari evaluasi dan observasi
awal maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dengan
prosedur (1) perencana (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3)
observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam setiap siklus. Secara
lebih rinci prosedur penelitian tindakan kelas

untuk siklus pertama dapat

diuraikan sebagai berikut :


1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6
orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi , untuk melihat bagaimana aktifitas
siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model
kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.
b. Pelaksanaan tindakan (action)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a)
b)

Melaksanakan skenario proses pembelajaran .


Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

c)
d)

dan guru oleh observer.


Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

23

c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a)

Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan yang

b)

berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian

dengan teori yang diajukan.


d. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
a)

Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

perbaiki pada siklus berikutnya.


b)
Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah :
a) Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran

kooperatif

tipe

Group

Investigation

dan

mengidentifikasi permasalahan berdasarkan refleksi pada siklus I


b) Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
c) Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6
orang.
d) Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
e) Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas
siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model
f)

kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.


Meenekankan kepada siswa tentang efisiensi waktu, karena
berdasarkan refleksi pada siklus I siswa kurang aktif dan
kekurangan waktu dalan melaksanakan kegiatan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)


Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a)

Melaksanakan skenario proses pembelajaran .

24

b)

Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

c)

dan guru oleh observer.


Membrikan reward berupa bintang, pada akhir kegiatan

d)
e)

pembelajaran bintang tersebut dikumpul setelah diberi nama


Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a)

Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan

b)

yang berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian

dengan teori yang diajukan.


c)
Memberikan saran untuk perbaikan berikutnya
e. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi dan saran
dari pengamat untuk :
a)

Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

b)

perbaiki pada siklus berikutnya.


Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.

Siklus III
a. Perencanaan (planning)
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencaaan ini adalah
berdasarkan refleksi pada siklus II:
a)
Membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan
b)
c)

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.


Mempersiapkan LKS sesuai materi ajar dan alat bantunya.
Membentuk kelompok siswa secara heterogen terdiri dari 5 6

d)
e)

orang.
Mendisain alat evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
Menyiapkan slide animasi baik dalam bentuk power point
maupun macromedia flash

25

f)

Membuat lembar observasi, untuk melihat bagaimana aktifitas


siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas ketika model
kooperatif tipe Group Investigation diterapkan.

b. Pelaksanaan tindakan (action)


Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah :
a)
b)

Melaksanakan skenario proses pembelajaran .


Mengawasi dan mengamati setiap aktifitas yang dilakukan siswa

c)

dan guru oleh observer.


Melakukan penguatan materi dengan menggunakan media

d)
e)

visual berupa power point dan macromedia flash


Memberikan tes akhir / kuis diakhir pembelajaran.
Menjelaskan tugas selanjutnya yang akan dilakukan siswa.

c. Observasi (observation)
Menggunakan lembaran observasi , untuk :
a)

Pencatatan data aktifitas siswa bersamaan dengan tindakan

b)

yang berlangsung , yang dilakukan oleh pengamat (observer).


Menginterpretasikan dan melihat kesesuaian data penelitian
dengan teori yang diajukan.

f. Refleksi (reflection)
Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi untuk :
a)

Mengevaluasi kelemahan/kendala yang dicatat observer untuk di

perbaiki pada siklus berikutnya.


b) Menyusun kembali perencanaan untuk siklus berikutnya. Karena
tujuan penelitian sudah tercapai, maka siklus berikutnya tidak
dilaksanakan.
E. Data dan Cara Pengambilan Data
1. Sumber data : sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru.

26

2. Jenis data : Jenis data yang didapat adalah data kuantitatif dan data
kualitatif yang terdiri dari ;
a. Rencana kegiatan pembelajaran.
b. Hasil belajar siswa dari tes yang dilakukan setelah proses
pembelajaran dilaksanakan.
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaaan pembelajaran yang
meliputi siswa dan guru

selama proses pembelajaran, adapun

aktifitas siswa yang diamati :


Mengerjakan LKS / tugas sesuai prosedur.
Aktifitas mengajukan pertanyaan
Aktifitas menjawab/menanggapi pertanyaan.
Aktifitas membuat kesimpulan
Aktifitas membuat laporan
3. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa
setelah proses pembelajaran dengan model pembelajaran GI
dilaksanakan.
b. Data tentang aktifitas belajar siswa dan aktifitas mengajar guru
pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan
lembaran observasi.
c. Data tentang refleksi diambil dari perubahan yang terjadi di kelas
oleh siswa dan guru yang dibuat oleh pengamat dan guru.
d. Data tentang keterkaitan perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe GI diperoleh dari RPP dan lembaran
observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data tentang aktifitas setiap aktifitas belajar siswa dilihat dengan
menggunakan format observasi aktifitas siswa, kemudian ditabulasikan, apakah
aktifitasnya meningkat atau tidak. Hasil data ini dapat dinyatakan dengan baik
atau kurang baik.
Kriteria klasifikasi persentase aktifitas siswa selama pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw menurut Suharsimi Arikunto (1989: 214) adalah:

27

1. 81-100 % baik sekali


2. 61-80 % baik
3. 41-60 % cukup
4. 21-40 % kurang
5. 0-20 % kurang sekali
Untuk memperoleh persentase aktifitas dan hasil belajar siswa, teknik
analisis data yang yang digunakan adalah sesuai dengan urutan di atas diolah
dengan rumus :

P = F X 100 %
Keterangan :
N
P = Angka persentase siswa.
F = Frekwensi aktifitas siswa.
N = Jumlah siswa.
G. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah bila terjadi peningkatan
aktifitas belajar dan hasil belajar siswa yang di hitung berdasarkan persentase
pada setiap siklusnya.
Kriteria hasil belajar siswa

menggunakan rata-rata tes ulangan harian.

Sekurang-kurangnya siswa lulus secara klasikal sebanyak 75% . Siswa lulus


secara individual jika nilai yang diperoleh minimal 70 (sesuai kriteria ketuntasan
minimal matapelajaran Quran Hadits di VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi).
Untuk keaktifan siswa dikatakan berhasil bila mencapai persentase baik yaitu
antara 61 - 80 % dan sangat baik jika melebihi 80% siswa yang aktif. Dengan arti
kata penelitian akan berhasil dan sangat baik jika ada peningkatan aktivitas belajar

28

siswa mencapai > 80 % setelah proses pembelajaran menggunakan model


pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
observasi berupa pengamatan pengelolaan pengajaran berbasis inkuiri dan
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
formatif siswa pada setiap siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
setelah diterapkan pengajaran berbasis GI.
A. Analisis Item Butir Soal
Sebelum

melaksanakan

pengambilan

data

melalui

instrument

penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
Analisis tes yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 38 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 22 soal valid. Hasil
dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

42

29

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid
1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26,
27, 28, 29, 30,36, 37, 38

Soal Tidak Valid


5, 6, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,
31, 32, 33, 34, 35, 38

2. Reliabilitas
Soal-soal

yang

telah

memenuhi

syarat

validitas

diuji

reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11


sebesar 0, 654. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
jumlah siswa (N = 24) dengan r (95%) = 0,404. Dengan demikian soalsoal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
-

20 soal mudah

16 soal sedang

10 soal sukar

4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 8 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkriteria baik 10 soal.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarasyarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

30

B. Analisis Data Penelitian Persiklus


1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada Hari senin tanggal 13 Oktober 2014 di Kelas VIII.1
dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran

yang

telah

dipersiapkan.

Pengamatan

(observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaaan belajar mengajar


Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table 4.2. Nilai Tes Formatif Pada Siklus I


No. Urut

Nilai

1
2
3
4

80
50
70
40

Keterangan
T
TT

No. Urut

Nilai

20
21
22
23

90
70
50
40

Keterangan
T TT

31

5
60

6
80

7
70

8
60

9
40

10
80

11
70

12
80

13
80

14
70

15
60

16
40

17
80

18
70

19
80

Jumlah
1260
12
7
Jumlah Skor 2550
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
Rata-rata Skor Tercapai 67,10
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40

24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah

80
80
70
70
50
60
70
70
80
70
70
50
60
70
90
1290

13

Keterangan:

T
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas
: 25
Jumlah siswa yang belum tuntas
: 13
Klasikal
: Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No
1
2
3

Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus I
67,10
25
65%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan


pengajaran berbasis GI diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 67,10 dan ketuntasan belajar mencapai 65% atau ada 25 siswa
dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena
siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 65% lebih kecil dari

32

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini


disebabkan karena siswa masih canggung dengan diterapkannya
pengajaran berbasis GI.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Oktober 2014 di Kelas VIII.1
dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalah
atau kekurangan pada siklus I tidak terulanga lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut.
Table 4.4. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
No. Urut

Nilai

Keterangan
T
TT

No. Urut

Nilai

Keterangan
T
TT

33

1
80

2
60

3
80

4
80

5
70

6
60

7
70

8
60

9
70

10
80

11
80

12
70

13
60

14
70

15
60

16
70

17
80

18
80

19
70

Jumlah
1350
14
5
Jumlah Skor 2740
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
Rata-rata Skor Tercapai 72,10
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Keterangan:

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah

80
60
80
70
70
70
60
90
80
60
80
70
70
60
90
80
60
80
80
1390

T
TT
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal

14

: Tuntas
: Tidak Tuntas
: 28
: 10
: Belum tuntas

Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II


No
Uraian
1 Nilai rata-rata tes formatif
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar
3 Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus II
72,10
28
73%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa


adalah 72,10 dan ketuntasan belajar mencapai 73% atau ada 28 siswa
dari 38 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

34

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami


peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dengan pengajaran
berbasis GI, disamping itu ada perasaan senang pada diri siswa dengan
adanya cara belajar yang baru karena itu adalah pengamalan pertama
bagi siswa.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada hari senin tanggal 3 November 2014 di Kelas
VIII.1 dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

35

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus III adalah sebagai berikut:

Table 4.6. Nilai Tes Formatif Pada Siklus III


No. Urut

Nilai

Keterangan
T
TT

16
3

1
60
2
80
3
80
4
70
5
70
6
90
7
80
8
60
9
80
10
90
11
70
12
80
13
90
14
80
15
60
16
80
17
90
18
70
19
80
Jumlah
1460
Jumlah Skor 2920
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
Rata-rata Skor Tercapai 76,84
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Keterangan:

No. Urut

Nilai

20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah

80
90
80
70
80
60
80
90
80
70
80
70
60
80
90
80
70
80
70
1460

T
TT
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal

Keterangan
T
TT

17
2

: Tuntas
: Tidak Tuntas
: 33
:5
: Tuntas

Tabel 4.7. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

36

No
1
2
3

Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar

Hasil Siklus III


76,84
33
86%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif


sebesar 76,84 dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa
dan 5 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86% (termasuk kategori
tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik
dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
memahami pembelajaran berbasis GI. Disamping itu peningkatan
kemampuan guru dalam mengelola pengajaran berbasis GI semakin
mantap.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
dengan penerapan pengajaran berbasis inkuiri. Dari data-data yang
telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masingmasing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.

37

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami


perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pengajaran berbasis
inkuiri dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan

proses

belajar

mengajar

selanjutnya

penerapan

pengajaran berbasis GI dapat meningkatkan proses belajar mengajar


sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pengajaran
berbasis inkuiri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman
dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan guru
selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu
masing-masing 65%, 73%, dan 86%. Pada siklus III ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

38

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses


pengajaran berbasis GI dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
ini berdampak positif terhadap proses mengingat kembali materi pelajaran
yang telah diterima selama ini, yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus
mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran Quran Hadits dengan pengajaran berbasis inkuiri yang
paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,
mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas
isiswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah pengajaran berbasis GI dengan baik. Hal
ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan,
menjelaskan/melatih

menggunakan

alat,

memberi

umpan

balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup


besar.

39

BAB V
PUNUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pengajaran berbasis GI memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(65%), siklus II (73%), siklus III (86%).
1. Penerapan pengajaran berbasis inkuiri mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran
Quran Hadits yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang
menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pengajaran
berbasis GI sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar Quran Hadits lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

40

1. Untuk melaksanakan pengajaran berbasis GI memerlukan persiapan yang


cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pengajaran berbasis inkuiri
dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
41
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang sesuai,
walau dalam taraf yang sederhana,

dimana siswa nantinya dapat

menemuan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan,


sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di kelas VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi Tahun Pelajaran
2012/2013
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan
agar diperoleh hasil yang lebih baik.

41

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (1989), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Angkasa
Arsyad, Azhar. 2000. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
DePotar, Bobbi, Dkk (2000). Quantum Teaching, Jatiwangi : Mizan Media Utama
Djaali (2008), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.
Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Hamalik, Oemar (2004), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara
Hamalik Oemar (2002), Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Lee, Anita (2004), Cooperative Learning, Jakarta : Gramedia
Lufri, dkk (2006), Strategi Pembelajaran Biologi, Padang. FMQURAN HADITS
UNP Padang.
Nur, Muhammad (2005), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya, Pusat Sains Dan
Matematika UNESA.
Nur, Muhammad (2003), Pemotivasian Siswa Untuk Belajar, Universitas Negeri
Surabaya.
Rohani, Ahmad (1995), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta.
Slameto (1991), Belajar dan Factor-Factor Yang Mendorongnya, Jakarta : Bumi
Aksara.
Suhardjono (2009), Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah,
malang : Lembaga Cakrawala Indonesia.
Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Winkel, W.S (1999), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Rasindo.

42

43

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
Siklus I
Sekolah
: VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / Semester I
Mata Pelajaran
: QURAN HADITS
Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi.
Kompetensi Dasar
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, dan energi potensial listrik serta penerapannya pada keping
sejajar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Mendeskripsikan gaya elektrostatik (hukum Coulomb) pada muatan
titik.
Mengaplikasikan hukum Coulomb dan hukum Gauss untuk mencari
medan listrik bagi distribusi muatan kontinyu.
Memformulasikan energi potensial listrik dan kaitannya dengan
gaya, medan listrik, dan potensial listrik.
Memformulasikan prinsip kerja kapasitor keping sejajar.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Menganalisis interaksi antar muatan melalui hukum Coulomb.
- Menganalisis pengaruh medan listrik terhadap muatan listrik.
- Menghitung medan listrik yang dihasilkan oleh muatan terdistribusi
dalam benda yang berukuran besar.
- Menjelaskan definisi fluks listrik dan hukum Gauss.
- Menghitung medan listrik yang dihasilkan berbagai benda simetri
yang terdistribusi muatan dengan menggunakan hukum Gauss.
- Menjelaskan definisi energi potensial dan potensial listrik yang
dimiliki sebuah muatan listrik.
- Menghitung besarnya potensial listrik yang ditimbulkan oleh sebuah
momen dipol listrik.
- Menjelaskan keberlakuan teorema usaha-energi pada muatan yang
mengalami gaya listrik.

44

Menjelaskan konsep bidang ekipotensial pada sebuah muatan listrik


yang ditempatkan dalam ruang.
- Menjelaskan definisi kapasitor sebagai salah satu komponen
elektronika.
- Menghitung besarnya kapasitansi berbagai jenis kapasitor.
- Menjelaskan pengaruh penggunaan bahan dielektrik terhadap
kapasitansi kapasitor.
- Memberikan contoh pemanfaatan kapasitor dalam peralatan
elektronika.
Karakter siswa yang diharapkan :
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
B. Materi Pembelajaran
Hukum Coulomb, Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Kapasitor
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - GI ( Group Investigation)
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi
- Ceramah
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

Memformulasikan gaya
listrik, kuat medan
listrik, fluks, potensial
listrik, dan energi
potensial listrik serta
penerapannya pada
keping sejajar.

Merumuskan gaya
Coulomb, medan listrik,
potensial listrik, dan
hukum kekekalan energi
mekanik dalam medan
listrik, serta kapasitor
melalui diskusi kelas.

Siswa dapat
Mengaplikasikan hukum
Coulomb dan Gauss untuk
mencari medan listrik bagi
distribusi muatan
kontinyu.

D. Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:

45

Mengapa sisir yang telah digosok-gosokkan pada rambut


dapat menarik potongan-potongan kertas?
Mengapa sebuah muatan dapat melakukan gaya pada muatan
yang lain padahal kedua muatan tidak saling bersentuhan?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan gaya Coulomb?
Apakah yang dimaksud dengan medan listrik?
b. Kegiatan Inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
gaya Coulomb. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk menyiapkan
potongan-potongan kertas. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menggosokgosokkan sisir atau mistar plastik kemudian didekatkan pada
potongan-potongan kertas. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk mengamati apa
yang terjadi dan membuat kesimpulan dari percobaan tersebut.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan gaya Coulomb oleh suatu muatan dan sejumlah
muatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan gaya
Coulomb oleh suatu muatan dan sejumlah muatan yang

46

disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,


Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan gaya Coulomb oleh
suatu muatan dan sejumlah muatan untuk dikerjakan oleh peserta
didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
medan listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan arah
medan listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan titik dan
distribusi muatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan medan
listrik yang dihasilkan oleh muatan titik dan distribusi muatan
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan gaya Coulomb oleh
suatu muatan dan sejumlah muatan untuk dikerjakan oleh peserta
didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai garis gaya
listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,

47

Komunikatif, Tanggung Jawab.);


c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana syarat terjadinya fluks?
Apakah manfaat hukum Gauss?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan fluks listrik?
Apakah yang dimaksud dengan hukum Gauss?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
fluks listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk menyebutkan
syarat
terjadinya fluks. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan fluks listrik
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan fluks listrik untuk
dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,

48

Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung


Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
hukum Gauss. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai aplikasi
hukum Gauss untuk menentukan besarnya medan listrik pada
kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua pelat sejajar, bola
isolator homogen, dan bola konduktor homogen. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan besarnya
medan listrik pada kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua
pelat sejajar, bola isolator homogen, dan bola konduktor homogen
yang dismpaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan besarnya medan
listrik pada kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua pelat
sejajar, bola isolator homogen, dan bola konduktor homogen untuk
dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

49

Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang


ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);

PERTEMUAN KETIGA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Mungkinkah medan listrik pada suatu tempat nol jika
potensial listrik pada tempat tersebut nol?
Apakah bentuk bidang ekipotensial dari muatan bola yang
tersebar homogen?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan potensial listrik?
Apakah yang dimaksud dengan bidang ekipotensial?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
energi potensial. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan
persamaan energi potensial yang disampaikan oleh guru. (nilai
yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi
potensial yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
potensial listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan potensial listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel
dan banyak partikel. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan potensial
listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel dan banyak partikel
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung

50

Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan potensial listrik yang
dihasilkan oleh sebuah partikel dan banyak partikel untuk
dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai potensial
listrik pelat sejajar dan akibat bahan dielektrik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan teorema usaha-energi
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
bidang ekipotensial. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan bentuk
bidang ekipotensial dari muatan titik, muatan bola yang tersebar
homogen, muatan yang tersebar homogen pada kawat atau
silinder, dan muatan yang tersebar pada pelat. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai satuan
elektronvolt. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,

51

Komunikatif, Tanggung Jawab.);


c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
PERTEMUAN KEEMPAT
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana cara memperbesar kapasitansi kapasitor?
Dalam susunan apakah energi yang tersimpan dalam
kapasitor menjadi lebih besar?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan kapasitansi kapasitor?
Apakah keuntungan kapasitor yang disusun secara pararel?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian
kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan
kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan kapasitansi
kapasitor yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan kapasitansi
kapasitor pelat sejajar. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,

52

Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);


Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan
persamaan kapasitansi kapasitor pelat sejajar yang disampaikan
oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan kapasitansi
kapasitor pelat sejajar yang disampaikan oleh guru. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan cara
memperbesar kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan macammacam rangkaian kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perbedaan
rangkaian kapasitor yang disusun secara seri dan secara pararel.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan perumusan untuk mendapatkan
persamaan energi dalam kapasitor yang disampaikan oleh guru.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi
dalam kapasitor yang disampaikan oleh guru. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan energi dalam
kapasitor untuk dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

53

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
E. Sumber Belajar
a. Buku Quran Hadits SMA dan MA Jl. 3A (Esis) halaman 81-142
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
Tes PG
Tes isian
Tes uraian
Tugas rumah
c. Contoh Instrumen:
Contoh tes PG
Jari-jari lintasan elektron terdalam pada atom besi adalah 1,5x10-12
m. Besar gaya Coulomb antara inti besi (q = 26 e) dan elektron
dilintasan terdalam
adalah ....
A. 4 x 10-14 N
D. 2,7 x 10-3 N
B. 6 x 10-8 N
E. 7 x 10-2 N

54

C. 1 x 10-4 N
Contoh tes isian
Sebuah cincin tipis berjari-jari 24 cm mengandung muatan yang
terdistribusi kontinyu sebesar 350 nC. Pada jarak 28 cm tepat di
depan sumbu cincin, terdapat muatan uji sebesar 85 nC. Besarnya
energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan uji ini sejauh
57 cm dari posisi mula-mula
adalah ....
Contoh tes uraian
Bola konduktor yang berdiameter d = 15 cm membawa muatan
netto
q = 6,4 C yang tersebar merata di permukaan. Tentukan medan
listrik pada jarak 5 cm dari pusat bola dan 17 cm dari permukaan
bola.
Contoh tugas rumah
Buatlah artikel tentang pemanfaatan kapasitor dalam peralatan
elektronika.

Mengetahui,

Jatiwangi, November 2014

Kepala MTs Negeri 2 Jatiwangi

Peneliti

Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M


NIP. 195706031982031006

N. Junaesih
NIP. 196705271992032003

55

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )
Siklus II
Sekolah
: VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi
Kelas / Semester
: VIII (Delapan) / Semester I
Mata Pelajaran
: QURAN HADITS
Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai
penyelesaian masalah dan produk teknologi.
Kompetensi Dasar
2.1 Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial
listrik, dan energi potensial listrik serta penerapannya pada keping
sejajar.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Mendeskripsikan gaya elektrostatik (hukum Coulomb) pada muatan
titik.
Mengaplikasikan hukum Coulomb dan hukum Gauss untuk mencari
medan listrik bagi distribusi muatan kontinyu.
Memformulasikan energi potensial listrik dan kaitannya dengan
gaya, medan listrik, dan potensial listrik.
Memformulasikan prinsip kerja kapasitor keping sejajar.
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
- Menganalisis interaksi antar muatan melalui hukum Coulomb.
- Menganalisis pengaruh medan listrik terhadap muatan listrik.
- Menghitung medan listrik yang dihasilkan oleh muatan terdistribusi
dalam benda yang berukuran besar.
- Menjelaskan definisi fluks listrik dan hukum Gauss.
- Menghitung medan listrik yang dihasilkan berbagai benda simetri
yang terdistribusi muatan dengan menggunakan hukum Gauss.
- Menjelaskan definisi energi potensial dan potensial listrik yang
dimiliki sebuah muatan listrik.
- Menghitung besarnya potensial listrik yang ditimbulkan oleh sebuah
momen dipol listrik.
- Menjelaskan keberlakuan teorema usaha-energi pada muatan yang

56

mengalami gaya listrik.


- Menjelaskan konsep bidang ekipotensial pada sebuah muatan listrik
yang ditempatkan dalam ruang.
- Menjelaskan definisi kapasitor sebagai salah satu komponen
elektronika.
- Menghitung besarnya kapasitansi berbagai jenis kapasitor.
- Menjelaskan pengaruh penggunaan bahan dielektrik terhadap
kapasitansi kapasitor.
- Memberikan contoh pemanfaatan kapasitor dalam peralatan
elektronika.
Karakter siswa yang diharapkan :
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.
Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.
B. Materi Pembelajaran
Hukum Coulomb, Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Kapasitor
C. Metode Pembelajaran
1. Model : - GI ( Group Investigation)
- Direct Instruction (DI)
- Cooperative Learning
2. Metode : - Diskusi kelompok
- Observasi
- Ceramah
Strategi Pembelajaran
Tatap Muka

Terstruktur

Mandiri

Memformulasikan gaya
listrik, kuat medan
listrik, fluks, potensial
listrik, dan energi
potensial listrik serta
penerapannya pada
keping sejajar.

Merumuskan gaya
Coulomb, medan listrik,
potensial listrik, dan
hukum kekekalan energi
mekanik dalam medan
listrik, serta kapasitor
melalui diskusi kelas.

Siswa dapat
Mengaplikasikan hukum
Coulomb dan Gauss untuk
mencari medan listrik bagi
distribusi muatan
kontinyu.

D. Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan

57

Motivasi dan Apersepsi:


Mengapa sisir yang telah digosok-gosokkan pada rambut
dapat menarik potongan-potongan kertas?
Mengapa sebuah muatan dapat melakukan gaya pada muatan
yang lain padahal kedua muatan tidak saling bersentuhan?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan gaya Coulomb?
Apakah yang dimaksud dengan medan listrik?
b. Kegiatan Inti

Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
gaya Coulomb. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk menyiapkan
potongan-potongan kertas. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menggosokgosokkan sisir atau mistar plastik kemudian didekatkan pada
potongan-potongan kertas. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk mengamati apa
yang terjadi dan membuat kesimpulan dari percobaan tersebut.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan gaya Coulomb oleh suatu muatan dan sejumlah
muatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

58

Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan gaya


Coulomb oleh suatu muatan dan sejumlah muatan yang
disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan gaya Coulomb oleh
suatu muatan dan sejumlah muatan untuk dikerjakan oleh peserta
didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
medan listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan arah
medan listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan medan listrik yang dihasilkan oleh muatan titik dan
distribusi muatan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan medan
listrik yang dihasilkan oleh muatan titik dan distribusi muatan
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan gaya Coulomb oleh
suatu muatan dan sejumlah muatan untuk dikerjakan oleh peserta
didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai garis gaya
listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);

59

Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang


ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);

PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana syarat terjadinya fluks?
Apakah manfaat hukum Gauss?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan fluks listrik?
Apakah yang dimaksud dengan hukum Gauss?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
fluks listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk menyebutkan
syarat
terjadinya fluks. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan fluks listrik
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);

60

Guru memberikan beberapa soal menentukan fluks listrik untuk


dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
hukum Gauss. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai aplikasi
hukum Gauss untuk menentukan besarnya medan listrik pada
kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua pelat sejajar, bola
isolator homogen, dan bola konduktor homogen. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan besarnya
medan listrik pada kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua
pelat sejajar, bola isolator homogen, dan bola konduktor homogen
yang dismpaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan besarnya medan
listrik pada kawat lurus panjang, pelat tak berhingga, dua pelat
sejajar, bola isolator homogen, dan bola konduktor homogen untuk
dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat

61

rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,


Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);

PERTEMUAN KETIGA
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Mungkinkah medan listrik pada suatu tempat nol jika
potensial listrik pada tempat tersebut nol?
Apakah bentuk bidang ekipotensial dari muatan bola yang
tersebar homogen?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan potensial listrik?
Apakah yang dimaksud dengan bidang ekipotensial?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
energi potensial. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan
persamaan energi potensial yang disampaikan oleh guru. (nilai
yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi
potensial yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
potensial listrik. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai
perumusan potensial listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel
dan banyak partikel. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan potensial

62

listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel dan banyak partikel


yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan potensial listrik yang
dihasilkan oleh sebuah partikel dan banyak partikel untuk
dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan
bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai potensial
listrik pelat sejajar dan akibat bahan dielektrik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan teorema usaha-energi
yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
bidang ekipotensial. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan bentuk
bidang ekipotensial dari muatan titik, muatan bola yang tersebar
homogen, muatan yang tersebar homogen pada kawat atau
silinder, dan muatan yang tersebar pada pelat. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai satuan
elektronvolt. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,

63

Komunikatif, Tanggung Jawab.);


Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
PERTEMUAN KEEMPAT
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi dan Apersepsi:
Bagaimana cara memperbesar kapasitansi kapasitor?
Dalam susunan apakah energi yang tersimpan dalam
kapasitor menjadi lebih besar?
Prasyarat pengetahuan:
Apakah yang dimaksud dengan kapasitansi kapasitor?
Apakah keuntungan kapasitor yang disusun secara pararel?
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian
kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Perwakilan peserta didik diminta untuk menjelaskan pengertian
kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru menentukan
kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan kapasitansi
kapasitor yang disampaikan oleh guru. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Elaborasi

64

Dalam kegiatan elaborasi,


Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan kapasitansi
kapasitor pelat sejajar. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi,
Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan rumusan untuk mendapatkan
persamaan kapasitansi kapasitor pelat sejajar yang disampaikan
oleh guru. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan kapasitansi
kapasitor pelat sejajar yang disampaikan oleh guru. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan cara
memperbesar kapasitansi kapasitor. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara
klasikal. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan
memberikan informasi yang sebenarnya. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan macammacam rangkaian kapasitor. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai perbedaan
rangkaian kapasitor yang disusun secara seri dan secara pararel.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan perumusan untuk mendapatkan
persamaan energi dalam kapasitor yang disampaikan oleh guru.
(nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Peserta didik memperhatikan contoh soal menentukan energi
dalam kapasitor yang disampaikan oleh guru. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan beberapa soal menentukan energi dalam
kapasitor untuk dikerjakan oleh peserta didik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau
belum. Jika masih terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan

65

bimbingan. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,


Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
c. Kegiatan Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik. (nilai yang ditanamkan: Jujur,
Toleransi, Mandiri, Demokratis, Komunikatif, Tanggung
Jawab.);
Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat
rangkuman. (nilai yang ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri,
Demokratis, Komunikatif, Tanggung Jawab.);
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Toleransi, Mandiri, Demokratis,
Komunikatif, Tanggung Jawab.);
E. Sumber Belajar
a. Buku Quran Hadits SMA dan MA Jl. 3A (Esis) halaman 81-142
b. Buku referensi yang relevan
c. Alat dan bahan praktikum
F. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik Penilaian:
Tes tertulis
Penugasan
b. Bentuk Instrumen:
Tes PG
Tes isian
Tes uraian
Tugas rumah
c. Contoh Instrumen:
Contoh tes PG
Jari-jari lintasan elektron terdalam pada atom besi adalah 1,5x10-12
m. Besar gaya Coulomb antara inti besi (q = 26 e) dan elektron
dilintasan terdalam
adalah ....

66

A. 4 x 10-14 N
D. 2,7 x 10-3 N
B. 6 x 10-8 N
E. 7 x 10-2 N
C. 1 x 10-4 N
Contoh tes isian
Sebuah cincin tipis berjari-jari 24 cm mengandung muatan yang
terdistribusi kontinyu sebesar 350 nC. Pada jarak 28 cm tepat di
depan sumbu cincin, terdapat muatan uji sebesar 85 nC. Besarnya
energi yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan uji ini sejauh
57 cm dari posisi mula-mula
adalah ....
Contoh tes uraian
Bola konduktor yang berdiameter d = 15 cm membawa muatan
netto
q = 6,4 C yang tersebar merata di permukaan. Tentukan medan
listrik pada jarak 5 cm dari pusat bola dan 17 cm dari permukaan
bola.
Contoh tugas rumah
Buatlah artikel tentang pemanfaatan kapasitor dalam peralatan
elektronika.

Mengetahui,

Jatiwangi, November 2014

Kepala VIII.1 MTs Negeri 2 Jatiwangi

Peneliti

Drs. H. Jumdiat Marzuki, M.M


NIP. 195706031982031006

N. Junaesih
NIP. 196705271992032003

67

DAFTAR SISWA
Kelas VIII.1
Siklus I
No.

Nama Siswa

L/P

Adam Malik Ibrahim

Ade Apriana

Agus Miftahul Faroji

Ajat Sudrajat

Amelia Putri

Anisa Rahmawati

Asep Saiful Rohman

Ati Sulastri

Ayu Fitriyani

10

Azis Nurodin

11

Dara Lireoni Ismail

12

Dede Riris Rismanto

13

Dendi Fikrianto

14

Desi Hania Putri

15

Egin Maulana

16

Emi Karmila

17

Ghina Nadilatul Jamilah

18

Hani Sry Wahyuni

19

Hasan Nasrudin

20

Heru Septiana

21

Hesti Nurhidayah

22

Hilda Miftahul Janah

23

Iib Ibrohim

24

Intan Sari

25

Ipung Irtsany

Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

68

26

Jejen Japar Sidik

27

Lia Siti Wasliyah

28

Lilis Nurcholipah

29

Lilis Suryati

30

Maman Faturohman

31

Mamat Rahmat

32

Mira Wulandari

33

Neli Restu Niatiningsih

34

Neng Lia Amaliyah

35

Renita

36
37
38

Rian Heryawan
Rizka Badriyatun Jamilah
Indah

L
P
P

26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

69

DAFTAR SISWA
Kelas VIII.1
Siklus II
No.

Nama Siswa

L/P

Adam Malik Ibrahim

Ade Apriana

Agus Miftahul Faroji

Ajat Sudrajat

Amelia Putri

Anisa Rahmawati

Asep Saiful Rohman

Ati Sulastri

Ayu Fitriyani

10

Azis Nurodin

11

Dara Lireoni Ismail

12

Dede Riris Rismanto

13

Dendi Fikrianto

14

Desi Hania Putri

15

Egin Maulana

16

Emi Karmila

17

Ghina Nadilatul Jamilah

18

Hani Sry Wahyuni

19

Hasan Nasrudin

20

Heru Septiana

21

Hesti Nurhidayah

22

Hilda Miftahul Janah

23

Iib Ibrohim

24

Intan Sari

25

Ipung Irtsany

26

Jejen Japar Sidik

Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

70

27

Lia Siti Wasliyah

28

Lilis Nurcholipah

29

Lilis Suryati

30

Maman Faturohman

31

Mamat Rahmat

32

Mira Wulandari

33

Neli Restu Niatiningsih

34

Neng Lia Amaliyah

35

Renita

36
37
38

Rian Heryawan
Rizka Badriyatun Jamilah
Indah

L
P
P

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai