T MTK 029462 Chapter3 PDF
T MTK 029462 Chapter3 PDF
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol diberi pembelajaran biasa,
tanpa tes awal. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kelas Eksperimen : A X O
Kelas Kontrol
: A
Keterangan :
A = Sampel diambil secara acak
O = Tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik
X = Pembelajaran berbasis masalah
26
2. Kemampuan representasi matematik juga merupakan kemampuan yang benarbenar baru bagi siswa, sehingga penulis nyatakankan juga bahwa kemampuan
kedua kelompok sama yakni rendah, karena siswa tidak mempunyai
kemampuan representasi matematik.
Upaya untuk membantu siswa menghubungkan atau mengkaitkan
informasi pada pengetahuan yang telah dimiliki, dalam proses pembelajaran
berbasis masalah yakni dengan menampilkan masalah yang berada disekitar siswa
(kontekstual) dan pembelajaran dibuat secara kelompok untuk berbagi ide
matematika dengan saling mengisi informasi pengetahuan yang dimiliki,
perbedaan pengalaman yang dimiliki siswa merupakan potensi yang baik untuk
berbagi ide dalam memahami konsep matematika.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2004/2005
mengenai pokok bahasan peluang dan statistika, di satu SMP Negeri Klangenan.
Subyek populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II yang berjumlah 7
kelas. Adapun subjek sampelnya adalah siswa dari dua kelas yang dipilih secara
acak dua dari tujuh kelas II yang ada, untuk dijadikan kelas penelitian. Pemilihan
secara acak ini dimaksudkan karena semua kelas paralel yang ada mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi kelas sampel.
Yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya siswa kelas II SMP sebagai
subyek penelitian adalah sebagai berikut :
27
siswa
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman dan
representasi matematik siswa.
28
29
Tidak
ada
jawaban/jawaban
siswa
tidak
Skor
sesuai
dengan
1
2
2.
gagasan matematika, dalam berbagai model matematika yang sesuai, baik berupa
kata-kata, teks tertulis, gambar, tabel, grafik atau kombinasi dari semuanya. Tes
30
disusun dalam bentuk uraian. Adapun kriteria penilain tiap soal dengan pemberian
skor 0-3. Pedoman penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pedoman pemberian skor soal tes kemampuan representasi matematik
Menulis (written texts)
Tidak
ada
jawaban,
kalaupun
ada
hanya
Skor
0
berarti apa-apa
Penjelasan secara matematis masuk akal
Membuat
dijawab benar
dengan
kemudian
benar,
dan
hampir
semua
aspek
Logis
jelas.
dianalisis untuk
31
Dengan : r11
n
n s i2
1 2
n 1
st
= koefesien reabilitas
= banyaknya butir soal
Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Nilai r
rp< 0,20
Interpretasi
tingkat reliabilitas sangat rendah
0,90 rp 1,00
32
rxy =
N XY ( X )( Y )
(N X
)(
( X ) N Y 2 ( Y )
2
Dimana :
rxy = Koefesien korelasi
= banyaknya subyek
= skor total
Untuk mengetahui signifikansi koefesien korelasi digunakan uji t, dengan
t = r
n2
1 r2
Dengan :
t = daya beda
r = koefesien korelasi
n = banyaknya subyek
33
Interpretasi
Validitas tinggi
Validitas cukup
Validitas rendah
r 0,20
Hasil dari perhitungan diperoleh koefisien korelasi validitas tes untuk tiap
butir soal yakni untuk soal tes kemampuan pemahaman matematik nomor 1, 2, 3,
5, 7, dan 8 tergolong dalam kriteria tinggi, soal nomor 4 tergolong dalam kriteria
cukup dan soal nomor 6 tergolong dalam kriteria sangat rendah.
Sedangkan hasil soal tes kemampuan representasi matematik nomor 1, 3,
4, 5, dan 6 tergolong dalam kriteria tinggi, hanya nomor 2 tergolong cukup.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel 3.5 perhitungan validitas tes
pemahaman dan representasi matematik sebagai berikut :
34
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Analisis Validitas Tes Kemampuan Pemahaman dan
Representasi matematik
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
Jenis Tes
Pemahaman
Matematik
Representasi
Matematik
Koef Korelasi
(rxy)
0,68
0,74
0,71
0,55
0,61
0,08
0,64
0,71
0,77
0,45
0,77
0,79
0,85
0,85
Interpretasi
Validitas
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
sngt rendah
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
sngt tinggi
sngt tinggi
thitung
Keterangan
6,12
7,16
6,58
4,33
4,98
0,52
5,38
6,60
7,88
3,31
8,07
8,64
10,76
10,74
signif
signif
signif
signif
signif
tdk signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif
- Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menunjukkan kemampuan butir soal
dalam
membedakan
siswa
yang
pandai
dengan
siswa
yang
(Ruseffendi,1994,h.164).
Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus :
DP =
xA xB
SMI
Keterangan :
DP
xA
xB
SMI
lemah
35
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda
Klasifikasi Soal
kurang baik
cukup
baik
0,70 DP 1,00
sangat baik
Hasil dari analisa dan perhitungan didapat soal tes kemampuan pemahaman
matematik nomor 8 tergolong sangat baik, nomor 2, 3, 5dan 7 tergolong baik,
nomor 1 dan 4 tergolong cukup, dan nomor 6 tergolong kurang baik sedangkan
untuk soal tes kemampuan representasi matematik didapat nomor 4 dan 5
tergolong sangat baik, nomor 1, 3 dan 6 tergolong baik dan nomor 2 tergolong
cukup. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Analisis Daya Pembeda Kemampuan Pemahaman dan
Representasi Matematik
Nomor
DP
Interpretasi
Soal
Kemampuan
1
0,36
cukup
Pemahaman
2
0,54
baik
Matematik
3
0,56
baik
4
0,26
cukup
5
0,44
baik
6
0,03
kurang baik
7
0,54
baik
8
0,87
sangat baik
Kemampuan
1
0,69
baik
Representasi
2
0,41
cukup
Matematik
3
0,64
baik
4
0,74
sangat baik
5
0,74
sangat baik
6
0,67
baik
Perhitungan selengkapnya tersaji dalam lampiran C halaman 165.
Jenis Tes
36
Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran (TK) suatu butir soal menunjukkan apakah
butir soal tersebut tergolong mudah, sedang, atau sukar. Rumus yang digunakan
untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :
TK =
x
, ( Nindiasari, 2004, h.36)
SMI
Keterangan :
TK
= indeks kesukaran
SMI
Tabel 3.8
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran
Kategori Soal
Sukar
Sedang
Mudah
37
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Analisis Tingkat Kesukaran Pemahaman dan
Representasi Matematik
Jenis Tes
Kemampuan
Pemahaman
Matematik
Kemampuan
Representasi
Matematik
Nomor
Soal
TK
Interpretasi
0,17
Sukar
0,62
Sedang
0,33
Sedang
0,48
Sedang
0,33
Sedang
0,70
Mudah
0,31
Sedang
0,57
Sedang
0,47
Sedang
0,67
Sedang
0,47
Sedang
0,47
Sedang
0,56
Sedang
0,44
Sedang
38
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pemahaman dan Representasi Matematik
Jenis Tes
Pemahaman
Matematik
Representasi
Matematik
No
Soal
1
2
3
4
5
Interpretasi
TK
sukar
sedang
sedang
sedang
sedang
mudah
7
8
1
2
3
4
5
6
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
Interpretasi
DP
cukup
baik
baik
cukup
baik
kurang
baik
baik
sangat baik
baik
cukup
baik
sangat baik
sangat baik
baik
Interpretasi
validitas
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Reliabilitas
Ket
tinggi
V
V
V
V
V
sngt rendah
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Tinggi
sngt tinggi
sngt tinggi
V
V
V
V
V
V
V
V
tinggi
Ket : v = dipakai
x = tidak dipakai
Berdasarkan analisis butir soal tersebut, maka perangkat tes yang telah
dibuat untuk soal tes kemampuan pemahaman matematik soal nomor 1, 2, 3, 4,
5,7, dan 8 memenuhi persyaratan, kecuali soal nomor 6 tidak memenuhi
persyaratan sebagai instrumen penelitian. Sedangkan untuk tes kemampuan
representasi matematik semua soal memenuhi persyaratan untuk digunakan
sebagai instrumen penelitian.
39
setelah selesai pembelajaran hanya pada kelas eksperimen. Skala sikap yang
digunakan dalam penelitian ini model skala likert.
5. Lembar isian guru. Lembar isian ini diberikan setelah pembelajaran selesai,
pada guru pengajar kelas dua, kelas tiga serta guru pengajar kelas satu untuk
mengetahui pendapat guru mengenai pembelajaran berbasis masalah dan soalsoal representasi matematik. Terlebih dahulu guru diberi penjelasan tentang
pembelajaran berbasis masalah, soal kemampuan representasi matematik, dan
menyaksikan langsung proses pembelajaran.
E. Pengembangan Bahan Ajar
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi kelas II SMP yaitu
pokok bahasan peluang dan statistika, yang merujuk pada Kurikulum 2004.
Bahan ajar yang dikembangkan dirancang untuk pembelajaran berbasis
masalah yakni dengan memunculkan masalah disekitar anak yang sederhana, dan
dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat merangsang siswa untuk
aktif dan berpikir kreatif, sehingga tercipta pembelajaran yang dinamis,
kolaboratif dan demokratif.
Pertanyaan-pertanyaan dalam bahan ajar dan rencana pembelajaran
dimodifikasi dari Ratnaningsih (2003) dan hasil bimbingan dari dosen
pembimbing, dengan pertimbangan kerjasama antar anggota kelompok yang aktif
dan belajar bermakna, adapun soal-soal dalam bahan ajar dimodifikasi dari
Kusrini (2002) dan Nasution, dkk. (1998).
Rincian materi peluang dan statistika adalah sebagai berikut :
Pokok bahasan peluang meliputi :
40
- pengertian peluang
- frekuensi relatif/nisbi
- kisaran nilai peluang
- frekuensi harapan,
Sedangkan pokok bahasan statistika meliputi :
- populasi dan sampel
- penyajian data statistik
- ukuran pemusatan (data tunggal)
- ukuran pencaran (data tunggal)
- histogram dan poligon frekuensi
F. Prosedur Penelitian
Langkah kerja dari penelitian ini, meliputi lima tahap yakni :
Tahap kesatu(persiapan).
Tahap
persiapan
meliputi;
Studi
literatur/kepustakaan
tentang
pemahaman dan
41
Soal tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik diujicobakan di SMP yang berbeda dengan tempat penelitian dilaksanakan, dengan
tujuan untuk menjamin kerahasian soal
kabupaten Cirebon pada hari jumat, tanggal 1 April 2005 dikelas III-A dan III-B.
Uji coba dilaksanakan pada kelas III, karena kelas tiga pernah menerima materi
peluang dan statistika.
Tahap ketiga(Pelaksanaan penelitian)
Memberikan perlakuan pengajaran, untuk kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan pada kelas II-E dan untuk kelompok
kontrol dengan menggunakan pembelajaran biasa dilaksanakan pada kelas II-G.
Dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas 40 siswa dan pembelajaran
dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan (@ 2x45 menit).
Dalam pembelajaran siswa kelas eksperimen dibagi dalam 8 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota. Setelah selesai pembelajaran
dilakukan tes akhir (postes) kemampuan pemahaman dan representasi matematik
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
Lebih jelas jadual kegiatan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Klangenan kabupaten Cirebon dapat dilihat pada lampiran E halaman 205.
Tahap keempat (pengolahan dan analisis data)
Data yang sudah diperoleh dari tes akhir/ postes, angket siswa dan guru
dan lembar observasi kemudian dianalisis untuk menguji dan menjawab
permasalahan dalam penelitian.
42
H. Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data, ada dua jenis data yang diperoleh,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Sehingga teknik analisa data dilakukan
melalui dua jalur yaitu jalur kualitatif dan jalur kuantitatif.
1. Analisis kualitatif
Data yang dianalisa melalui jalur kualitatif adalah data dari hasil angket
siswa dan guru dan lembar pengamatan. Hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif sebagai berikut:
43
a.
Menentukan
hasil
observasi
terhadap
aktivitas
selama
kegiatan
x 100%
b.
rumus :
xu xa
t hitung =
(x
x a ) 2 + (x u x u ) 2
n(n 1)
Dimana : xu
xa
: banyaknya subjek
x=
x
i =1
Ruseffendi (1998,h.76)
dengan:
x = rata-rata
xi = skor ke-i
n = banyaknya subyek
44
( xi x) 2
n
i =1
k
s=
dengan:
2 = Chi-kuadrat
f o = Frekuensi observasi
f e = Frekuensi estimasi
2
2
Kriteria pengujian: terima Ho jika hitung
< tabel
pada keadaan lain tolak
Ho.
d. Menguji homogenitas varians dengan rumus:
F=
sa2
, Ruseffendi (1998, h.295)
sb2
dengan:
sa2 = Variansi yang lebih besar
sb2 = Variansi yang lebih kecil
45
thitung =
s=
x1 x2
1 1
+
s
n1 n2
dengan:
46