Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan
pembelajaran berbasis masalah dan kelompok kontrol diberi pembelajaran biasa,
tanpa tes awal. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kelas Eksperimen : A X O
Kelas Kontrol

: A

Keterangan :
A = Sampel diambil secara acak
O = Tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik
X = Pembelajaran berbasis masalah

Menurut Ruseffendi (1994, h.46) disain penelitian ini merupakan disain


kelompok kontrol hanya-postes. Model penelitian ini lebih menguntungkan untuk
penelitian yang singkat.
Pada penelitian ini tidak diberikan tes kemampuan pemahaman dan
representasi matematik diawal pembelajaran dengan alasan :
1. Materi peluang dan statistika merupakan materi yang benar-benar baru bagi
siswa kelas II SMP, sehingga kemampuan awal dari dua kelompok, baik
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dinyatakan sama yakni
rendah, karena tidak ada pengetahuan apapun dari siswa kedua kelompok
tersebut.

26

2. Kemampuan representasi matematik juga merupakan kemampuan yang benarbenar baru bagi siswa, sehingga penulis nyatakankan juga bahwa kemampuan
kedua kelompok sama yakni rendah, karena siswa tidak mempunyai
kemampuan representasi matematik.
Upaya untuk membantu siswa menghubungkan atau mengkaitkan
informasi pada pengetahuan yang telah dimiliki, dalam proses pembelajaran
berbasis masalah yakni dengan menampilkan masalah yang berada disekitar siswa
(kontekstual) dan pembelajaran dibuat secara kelompok untuk berbagi ide
matematika dengan saling mengisi informasi pengetahuan yang dimiliki,
perbedaan pengalaman yang dimiliki siswa merupakan potensi yang baik untuk
berbagi ide dalam memahami konsep matematika.

B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua tahun pelajaran 2004/2005
mengenai pokok bahasan peluang dan statistika, di satu SMP Negeri Klangenan.
Subyek populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II yang berjumlah 7
kelas. Adapun subjek sampelnya adalah siswa dari dua kelas yang dipilih secara
acak dua dari tujuh kelas II yang ada, untuk dijadikan kelas penelitian. Pemilihan
secara acak ini dimaksudkan karena semua kelas paralel yang ada mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi kelas sampel.
Yang menjadi dasar pertimbangan dipilihnya siswa kelas II SMP sebagai
subyek penelitian adalah sebagai berikut :

27

1. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan di SMP Negeri tempat penelitian


adalah ceramah, sehingga kurang memberikan kreatifitas berpikir

siswa

untuk menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan representasi


matematik.
2. Kondisi SMP Negeri tempat penelitian relatif sama dengan SMP Negeri
lainnya di Kabupaten Cirebon yang termasuk dalam kategori menengah dan
kemampuan siswa disekolah ini heterogen
3. Siswa kelas 2 dianggap cukup mengenal situasi pembelajaran di sekolah dan
memiliki kemampuan yang cukup terhadap materi yang akan disampaikan
serta dapat beradaptasi

dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap

pembelajaran berbasis masalah yang lebih banyak memberikan kesempatan


siswa untuk berinteraksi.
4. Materi peluang dan statistik berdasarkan suplemen kurikulum 1999
merupakan materi matematika kelas II, dalam hal ini peneliti merujuk
kurikulum 2004.

C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman dan
representasi matematik siswa.

28

D. Pengembangan Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yakni tes pemahaman,
tes representasi, lembar observasi aktivitas siswa, skala sikap, dan daftar isian
guru. Sebelum soal ini dibuat, terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya, untuk
mengetahui kehandalan soal yang dibuat dilakukan analisis mengenai validitas
isi, dalam mengukur validitas isi tes yang digunakan penulis meminta bantuan 5
orang penilai (validator) yakni tiga orang teman sejawat (mahasiswa S2
Pendidikan Matematika UPI Bandung) dan dua guru matematika senior ditempat
penelitian. Validitas soal yang dinilai meliputi : kesesuaian antara butir soal dan
indikator, kejelasan bahasa dan gambar, kesesuaian soal dengan tingkat
kemampuan siswa kelas II SMP, dan kebenaran materi atau konsep.
Fraser dan Gillam (1972) mengatakan bahwa kriteria yang mendasar dari
suatu tes yang tangguh adalah tes tersebut dapat mengukur hasil-hasil yang
konsisten dengan tujuannya. Kekonsistenan ini disebut validitas dari soal tes.
Berdasarkan kriteria penilaian soal-soal yang valid menurut validitas isi
oleh teman sejawat dan guru matematika senior ditempat penelitian, kemudian
dikonsultasikan pada pakar/ahlinya, dalam hal ini dosen pembimbing.
Perangkat soal-soal yang telah dikonsultasikan selanjutnya, diuji cobakan
pada tanggal 1 April 2005 di SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Cirebon siswa
pada kelas IIIA dan IIIB. Perhitungan selengkapnya pada lampiran C halaman
163-167.

29

1. Tes pemahaman matematik


Tes ini diberikan untuk mengukur kemampuan pemahaman matematik
siswa. Tes yang disusun dalam bentuk uraian sebanyak 8 soal, penyusunan soal
tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik ini diawali dengan
penyusunan kisi-kisi tes, dan butir soal, dilanjutkan dengan penyusunan kunci
jawaban dan kriteria penilaian. Adapun kriteria penilaian untuk setiap butir soal
yaitu skor 0-3. Kriteria penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Pedoman pemberian skor soal kemampuan pemahaman matematik

Interpretasi siswa terhadap soal

Tidak

ada

jawaban/jawaban

siswa

tidak

Skor

sesuai

dengan

pertanyaan/jawaban siswa tidak ada yang benar


Hanya sebagian aspek dari pertanyaan yang dijawab benar

1
2

Hampir semua aspek dari pertanyaan yang dijawab dengan benar


3
Pertanyaan dijawab dengan lengkap/jelas dan benar
Sumber: Modifikasi dari Rahman, A. (2004, h.38)

2.

Tes Representasi matematik


Tes ini diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menuangkan

gagasan matematika, dalam berbagai model matematika yang sesuai, baik berupa
kata-kata, teks tertulis, gambar, tabel, grafik atau kombinasi dari semuanya. Tes

30

disusun dalam bentuk uraian. Adapun kriteria penilain tiap soal dengan pemberian
skor 0-3. Pedoman penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pedoman pemberian skor soal tes kemampuan representasi matematik
Menulis (written texts)

Memodelkan matematika/ekspresi matematik

Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya

Tidak

ada

jawaban,

kalaupun

ada

hanya

memperlihatkan tidak memahami konsep

memperlihatkan tidak memahami konsep sehingga

sehingga informasi yang diberikan tidak

informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa

Skor
0

berarti apa-apa
Penjelasan secara matematis masuk akal

Membuat

model matematika lain yamg sesuai

namun hanya sebagian aspek pertanyaan

dengan benar, namun salah dalam mendapatkan

dijawab benar

solusi/hanya sebagian aspek pertanyaan yang

dijawab dengan benar


Penjelasan secara matematis masuk akal dan

Membuat model matematika lain yang sesuai

hampir semua aspek dari pertanyaan dijawab

dengan

dengan benar dan tersusun secara logis

pertanyaan dijawab dengan benar

Penjelasan secara matematis masuk akal,

Membuat model matematika lain dengan benar

benar, jelas serta tersusun secara

kemudian

benar,

dan

hampir

semua

aspek

mampu melakukan perhitungan atau

mendapatkan solusi secara, benar, lengkap, dan

Logis

jelas.

Sumber : Modifikasi dari Cai, Lane, dan Jacabcsin (1996b, h.102)

Selanjutnya data hasil uji coba tes yang diperoleh

dianalisis untuk

mengetahui karakteristik setiap butir soal, meliputi: reliabilitas, validitas, tingkat


kesukaran (TK), dan daya pembeda (DP) dengan menggunakan komputer
program EXEL.

31

- Analisis Reliabilitas Tes


Reabilitas yang dimaksud adalah untuk mengukur kekonsistenan/keajegan
suatu alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan memiliki realibilitas yang baik jika alat
ukur itu memiliki konsistensi yang handal, maksudnya bila tes diberikan kepada
subyek yang sama, dimanapun dan kapanpun akan menghasilkan hasil yang relatif
sama. Menghitung reliabilitas pada soal pemahaman yang bentuknya uraian
digunakan rumus Cronbach Alpha (Sukjaya, Suherman, 1990, h.194) sebagai
berikut:
r11 =

Dengan : r11
n

n s i2
1 2
n 1
st

= koefesien reabilitas
= banyaknya butir soal

s i2 = jumlah varians skor setiap butir soal


s t2 = varians skor total

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas tes ini


menggunakan kriteria Sukjaya dan Suherman (1990 h.177) sebagai berikut

Tabel 3.3
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Nilai r
rp< 0,20

Interpretasi
tingkat reliabilitas sangat rendah

0,20 rp< 0,40

tingkat reliabilitas rendah

0,40 rp< 0,70

tingkat reliabilitas sedang

0,70 rp< 0,90

tingkat reliabilitas tinggi

0,90 rp 1,00

tingkat reliabilitas sangat tinggi

32

Reliabilitas tes kemampuan pemahaman matematik didapat sebesar r11 =


0,70 sedangkan tes kemampuan representasi matematik didapat r11 = 0,72
menurut tabel diatas koefisien reliabilitas tersebut tergolong tinggi. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C halaman 163.
- Analisis Validitas Butir Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu
instrumen. Artinya suatu alat evaluasi disebut valid (sahih) apabila alat tersebut
mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk mencari koefesien
validitas tes ini, digunakan rumus korelasi produk moment Pearson (Arikunto,
2001, h. 72), sebagai berikut:

rxy =

N XY ( X )( Y )

(N X

)(

( X ) N Y 2 ( Y )
2

Dimana :
rxy = Koefesien korelasi

= banyaknya subyek

= skor tiap butir soal

= skor total
Untuk mengetahui signifikansi koefesien korelasi digunakan uji t, dengan

rumus sebagai berikut :

t = r

n2
1 r2

Dengan :
t = daya beda
r = koefesien korelasi
n = banyaknya subyek

33

Klafisikasi untuk menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi


(Arikunto, 2001, h.75) sebagai berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai rxy

Interpretasi

0,80 < r 1,00

Validitas sangat tinggi

0,60 < r 0,80

Validitas tinggi

0,40 < r 0,60

Validitas cukup

0,20 < r 0,40

Validitas rendah

r 0,20

Validitas sangat rendah

Hasil dari perhitungan diperoleh koefisien korelasi validitas tes untuk tiap
butir soal yakni untuk soal tes kemampuan pemahaman matematik nomor 1, 2, 3,
5, 7, dan 8 tergolong dalam kriteria tinggi, soal nomor 4 tergolong dalam kriteria
cukup dan soal nomor 6 tergolong dalam kriteria sangat rendah.
Sedangkan hasil soal tes kemampuan representasi matematik nomor 1, 3,
4, 5, dan 6 tergolong dalam kriteria tinggi, hanya nomor 2 tergolong cukup.
Untuk lebih jelas, perhatikan tabel 3.5 perhitungan validitas tes
pemahaman dan representasi matematik sebagai berikut :

34

Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Analisis Validitas Tes Kemampuan Pemahaman dan
Representasi matematik
No
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6

Jenis Tes
Pemahaman
Matematik

Representasi
Matematik

Koef Korelasi
(rxy)
0,68
0,74
0,71
0,55
0,61
0,08
0,64
0,71
0,77
0,45
0,77
0,79
0,85
0,85

Interpretasi
Validitas
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
sngt rendah
tinggi
tinggi
tinggi
cukup
tinggi
tinggi
sngt tinggi
sngt tinggi

thitung

Keterangan

6,12
7,16
6,58
4,33
4,98
0,52
5,38
6,60
7,88
3,31
8,07
8,64
10,76
10,74

signif
signif
signif
signif
signif
tdk signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif
signif

Hasil perhitungan selengkapnya tersaji dalam lampiran C halaman 163.

- Daya Pembeda
Daya pembeda dari sebuah butir soal menunjukkan kemampuan butir soal
dalam

membedakan

siswa

yang

pandai

dengan

siswa

yang

(Ruseffendi,1994,h.164).
Untuk menghitung daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus :
DP =

xA xB
SMI

(Nindiasari, 2004, h.35)

Keterangan :
DP
xA
xB
SMI

= daya pembeda suatu butir soal


= rata-rata skor kelompok atas
= rata-rata skor kelompok bawah
= skor maksimum ideal

lemah

35

Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda

Klasifikasi Soal

0,00 DP < 0,20

kurang baik

0,20 DP < 0,40

cukup

0,40 DP < 0,70

baik

0,70 DP 1,00

sangat baik

Hasil dari analisa dan perhitungan didapat soal tes kemampuan pemahaman
matematik nomor 8 tergolong sangat baik, nomor 2, 3, 5dan 7 tergolong baik,
nomor 1 dan 4 tergolong cukup, dan nomor 6 tergolong kurang baik sedangkan
untuk soal tes kemampuan representasi matematik didapat nomor 4 dan 5
tergolong sangat baik, nomor 1, 3 dan 6 tergolong baik dan nomor 2 tergolong
cukup. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel 3.7
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Analisis Daya Pembeda Kemampuan Pemahaman dan
Representasi Matematik
Nomor
DP
Interpretasi
Soal
Kemampuan
1
0,36
cukup
Pemahaman
2
0,54
baik
Matematik
3
0,56
baik
4
0,26
cukup
5
0,44
baik
6
0,03
kurang baik
7
0,54
baik
8
0,87
sangat baik
Kemampuan
1
0,69
baik
Representasi
2
0,41
cukup
Matematik
3
0,64
baik
4
0,74
sangat baik
5
0,74
sangat baik
6
0,67
baik
Perhitungan selengkapnya tersaji dalam lampiran C halaman 165.
Jenis Tes

36

Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran (TK) suatu butir soal menunjukkan apakah

butir soal tersebut tergolong mudah, sedang, atau sukar. Rumus yang digunakan
untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :

TK =

x
, ( Nindiasari, 2004, h.36)
SMI

Keterangan :
TK

= indeks kesukaran

= rata-rata skor (mean)

SMI

= skor maksimum ideal

Tabel 3.8
Kriteria Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran

Kategori Soal

0,00 TK < 0,30

Sukar

0,30 TK < 0,70

Sedang

0,71 TK < 1,00

Mudah

Hasil analisa dan pehitungan tingkat kesukaran untuk tes kemampuan


pemahaman matematik didapat soal nomor 1 sukar sedangkan soal nomor 2, 3, 4,
5, 7 dan 8 tergolong sedang dan nomor 6 tergolong mudah. Sedangkan untuk tes
kemampuan representrasi matematik semua tersebar dalam kategori sedang.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 3.9

37

Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Analisis Tingkat Kesukaran Pemahaman dan
Representasi Matematik
Jenis Tes
Kemampuan
Pemahaman
Matematik

Kemampuan
Representasi
Matematik

Nomor
Soal

TK

Interpretasi

0,17

Sukar

0,62

Sedang

0,33

Sedang

0,48

Sedang

0,33

Sedang

0,70

Mudah

0,31

Sedang

0,57

Sedang

0,47

Sedang

0,67

Sedang

0,47

Sedang

0,47

Sedang

0,56

Sedang

0,44

Sedang

Hasil selengkapnya tersaji dalam lampiran C, halaman 167.

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pemahaman dan Representasi


Matematik
Secara keseluruhan hasil analisis uji coba tes kemampuan pemahaman dan

representasi matematik dapat dilihat pada tabel 3.10

38

Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Pemahaman dan Representasi Matematik
Jenis Tes
Pemahaman
Matematik

Representasi
Matematik

No
Soal
1
2
3
4
5

Interpretasi
TK
sukar
sedang
sedang
sedang
sedang

mudah

7
8
1
2
3
4
5
6

sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang

Interpretasi
DP
cukup
baik
baik
cukup
baik
kurang
baik
baik
sangat baik
baik
cukup
baik
sangat baik
sangat baik
baik

Interpretasi
validitas
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi

Reliabilitas

Ket

tinggi

V
V
V
V
V

sngt rendah

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi
Tinggi
sngt tinggi
sngt tinggi

V
V
V
V
V
V
V
V

tinggi

Ket : v = dipakai
x = tidak dipakai

Berdasarkan analisis butir soal tersebut, maka perangkat tes yang telah
dibuat untuk soal tes kemampuan pemahaman matematik soal nomor 1, 2, 3, 4,
5,7, dan 8 memenuhi persyaratan, kecuali soal nomor 6 tidak memenuhi
persyaratan sebagai instrumen penelitian. Sedangkan untuk tes kemampuan
representasi matematik semua soal memenuhi persyaratan untuk digunakan
sebagai instrumen penelitian.

3. Lembar observasi. Lembar ini digunakan sebagai acuan untuk mengamati


gambaran kegiatan siswa selama proses pembelajaran berbasis masalah.
4. Skala sikap. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap
pembelajaran berbasis masalah dan soal representasi matematik. Validitas isi
skala sikap telah dikoreksi oleh dosen pembimbing. Skala sikap diberikan

39

setelah selesai pembelajaran hanya pada kelas eksperimen. Skala sikap yang
digunakan dalam penelitian ini model skala likert.
5. Lembar isian guru. Lembar isian ini diberikan setelah pembelajaran selesai,
pada guru pengajar kelas dua, kelas tiga serta guru pengajar kelas satu untuk
mengetahui pendapat guru mengenai pembelajaran berbasis masalah dan soalsoal representasi matematik. Terlebih dahulu guru diberi penjelasan tentang
pembelajaran berbasis masalah, soal kemampuan representasi matematik, dan
menyaksikan langsung proses pembelajaran.
E. Pengembangan Bahan Ajar
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi kelas II SMP yaitu
pokok bahasan peluang dan statistika, yang merujuk pada Kurikulum 2004.
Bahan ajar yang dikembangkan dirancang untuk pembelajaran berbasis
masalah yakni dengan memunculkan masalah disekitar anak yang sederhana, dan
dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat merangsang siswa untuk
aktif dan berpikir kreatif, sehingga tercipta pembelajaran yang dinamis,
kolaboratif dan demokratif.
Pertanyaan-pertanyaan dalam bahan ajar dan rencana pembelajaran
dimodifikasi dari Ratnaningsih (2003) dan hasil bimbingan dari dosen
pembimbing, dengan pertimbangan kerjasama antar anggota kelompok yang aktif
dan belajar bermakna, adapun soal-soal dalam bahan ajar dimodifikasi dari
Kusrini (2002) dan Nasution, dkk. (1998).
Rincian materi peluang dan statistika adalah sebagai berikut :
Pokok bahasan peluang meliputi :

40

- pengertian peluang
- frekuensi relatif/nisbi
- kisaran nilai peluang
- frekuensi harapan,
Sedangkan pokok bahasan statistika meliputi :
- populasi dan sampel
- penyajian data statistik
- ukuran pemusatan (data tunggal)
- ukuran pencaran (data tunggal)
- histogram dan poligon frekuensi

F. Prosedur Penelitian
Langkah kerja dari penelitian ini, meliputi lima tahap yakni :
Tahap kesatu(persiapan).
Tahap

persiapan

meliputi;

Studi

literatur/kepustakaan

tentang

pembelajaran berbasis masalah, kemampuan pemahaman dan representasi


matematik, pembuatan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal hasil
seminar.
Tahap kedua (pembuatan instrumen penelitian dan rancangan pembelajaraan)
Instrumen penelitian meliputi: soal tes kemampuan

pemahaman dan

representasi matematik, skala sikap siswa, angket pendapat guru terhadap


pembelajaran berbasis masalah, dan lembar observasi. Sedangkan rancangan
pembelajaran meliputi rencana pembelajaran dan bahan ajar.

41

Soal tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik diujicobakan di SMP yang berbeda dengan tempat penelitian dilaksanakan, dengan
tujuan untuk menjamin kerahasian soal

yakni di SMP Negeri 1 Susukan

kabupaten Cirebon pada hari jumat, tanggal 1 April 2005 dikelas III-A dan III-B.
Uji coba dilaksanakan pada kelas III, karena kelas tiga pernah menerima materi
peluang dan statistika.
Tahap ketiga(Pelaksanaan penelitian)
Memberikan perlakuan pengajaran, untuk kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran berbasis masalah dilaksanakan pada kelas II-E dan untuk kelompok
kontrol dengan menggunakan pembelajaran biasa dilaksanakan pada kelas II-G.
Dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas 40 siswa dan pembelajaran
dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan (@ 2x45 menit).
Dalam pembelajaran siswa kelas eksperimen dibagi dalam 8 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 anggota. Setelah selesai pembelajaran
dilakukan tes akhir (postes) kemampuan pemahaman dan representasi matematik
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.
Lebih jelas jadual kegiatan penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 1
Klangenan kabupaten Cirebon dapat dilihat pada lampiran E halaman 205.
Tahap keempat (pengolahan dan analisis data)
Data yang sudah diperoleh dari tes akhir/ postes, angket siswa dan guru
dan lembar observasi kemudian dianalisis untuk menguji dan menjawab
permasalahan dalam penelitian.

42

Tahap kelima (penulisan laporan)


Penulisan laporan akhir dilakukan setelah semua data yang diperlukan
dalam penelitian terkumpul. Prosedur penelitian tersaji dalam lampiran E halaman
206.
G.Tehnik Pengumpulan Data
Ada tiga cara pengumpulan data dalam penelitian ini yakni; tes
kemampuan pemahaman dan representasi matematik, angket siswa/guru dan
lembar observasi/ pengamatan. Tes diadakan setelah pelaksanaan pembelajaran,
baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen.
Angket untuk siswa

hanya diberikan untuk kelas eksperimen yang

bertujuan untuk mengungkap pandangan siswa dan kuesioner guru diberikan


setelah pembelajaran berakhir, bertujuan mengungkap pandangan terhadap
pembelajaran berbasis masalah dan soal-soal representasi matematik. Sedangkan
lembar observasi digunakan peneliti untuk mendapatkan aktifitas siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir kelompok eksperimen.

H. Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data, ada dua jenis data yang diperoleh,
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Sehingga teknik analisa data dilakukan
melalui dua jalur yaitu jalur kualitatif dan jalur kuantitatif.
1. Analisis kualitatif
Data yang dianalisa melalui jalur kualitatif adalah data dari hasil angket
siswa dan guru dan lembar pengamatan. Hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif sebagai berikut:

43

a.

Menentukan

hasil

observasi

terhadap

aktivitas

selama

kegiatan

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan rumus :

Skor yang diperoleh siswa


% Aktivitas siswa =

x 100%

Jumlah total skor siswa

b.

Skala sikap dianalisis, dicari skor skala sikapnya dengan menggunakan


skala

Likert, kemudian diuji validitas itemnya dengan menggunakan

rumus :
xu xa

t hitung =

(x

x a ) 2 + (x u x u ) 2
n(n 1)

(Subino, 1987, h.125)

Dimana : xu

: rata-rata kelompok unggul (atas)

xa

: rata-rata kelompok asor (bawah)

: banyaknya subjek

c. Menganalisis hasil angket guru yang mengungkap pandangan pembelajaran


berbasis masalah dan soal-soal kemampuan representasi matematik.
2. Analisis Kuantitatif
Hasil tes kemampuan pemahaman dan representasi matematik siswa
dianalisis dengan mempergunakan analisis inferensial yaitu:
a. Menghitung rata-rata tes akhir/postes dengan rumus :
k

x=

x
i =1

Ruseffendi (1998,h.76)

dengan:
x = rata-rata
xi = skor ke-i
n = banyaknya subyek

44

b. Menghitung simpangan baku total tes akhir/postes dengan menggunakan


rumus ;

( xi x) 2

n
i =1
k

s=

, Ruseffendi (1998, h.123)

c. Menguji normalitas skor tes akhir/postes dengan uji Chi-kuadrat:


( f0 fe )2
, Ruseffendi (1998, h.283)
=
fe
2

dengan:

2 = Chi-kuadrat
f o = Frekuensi observasi
f e = Frekuensi estimasi
2
2
Kriteria pengujian: terima Ho jika hitung
< tabel
pada keadaan lain tolak

Ho.
d. Menguji homogenitas varians dengan rumus:
F=

sa2
, Ruseffendi (1998, h.295)
sb2

dengan:
sa2 = Variansi yang lebih besar
sb2 = Variansi yang lebih kecil

e. Menguji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata, jika


varians populasi tidak diketahui dan data berdistribusi normal dan
homogen, maka digunakan uji-t dengan rumus sebagai berikut:

45

thitung =

s=

x1 x2
1 1
+
s
n1 n2

(n1 1) s12 + (n2 1) s22


n1 + n2 2

(Sudjana, 1996: 239)

dengan:

x1 = Rata-rata kelompok eksperimen


x2 = Rata-rata kelompok kontrol
n1 = Banyaknya subjek pada kelompok eksperimen
n2 = Banyaknya subjek pada kelompok kontrol
s = Deviasi standar gabungan
s12 = Variansi kelompok eksperimen
s22 = Variansi kelompok kontrol
Derajat kebebasan untuk daftar distribusi t adalah ( n1+ n2 2).
Jika populasi tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji non parametrik.

46

Anda mungkin juga menyukai