Anda di halaman 1dari 10

SURVEY KEHUTUHAN DAN HARAPAN

MASYARAKAT DALAM PEMANFAATAN


PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS
RAJABASA INDAH TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam menunjang kegiatan kita
sehari-hari. Untuk mewujudkan sehat tidaklah mudah, banyak faktor- faktor yang
mempengaruhi serta membuat sehat itu sulit untuk diciptakan. Akan tetapi kebijakankebijakan pemerintah serta kesadaran diri merupakan hal yang patut diperhatikan untuk
mewujudkan pembangunan kesehatan. Untuk itu perlunya keikutsertakan serta berani
mengambil peran dalam proses pembangunan kesehatan sangat diharapkan.
Masyarakat yang peduli akan kesehatan dan sadar akan hidup sehat,tempat pelayanan
kesehatan yang baik dan merata, akses yang mudah serta biaya yang terjangkau adalah
beberapa contoh pembangunan kesehatan yang sukses. Namun melihat keadaan kita sekarang
ini, penyakit jantung, anak yang kekurangan gizi, kemiskinan, diare dan banyak lainnya
merupakan cermin untuk kita.
Puskesmas RBI sejak tahun 2012 telah ditetapkan sebagai Puskesmas BLUD, oleh karenanya
Puskesmas RBI terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan baik dalam gedung maupun
di luar gedung serta mendukung dan membina kegiatan2 UKBM guna menyehatkan
masyarakat dan memiliki daya saing dalam hal memberikan pelayanan yang terbaik
Perlunya penataan dan pendataan yang baik kegiatan kegiatan yang puskesmas RBI akan
lakukan, pelayanan dan kegiatan yang dilakukan tepat sasaran, tepat guna dan benar benar
memiliki daya ungkit dalam pembangunan kesehatan.
Masalah kesehatan menjadi prioritas penting karena berpengaruh pada tingkat produktifitas
seseorang ataupun kelompok. Banyak faktor yang mempengaruhi serta membuat tingkat
kesehatan itu baik atau tidaknya. Maka dari itu kita perlu mengetahui bagaimana kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan baik dalam dan luar gedung.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah


Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam survey ini faktor yang
diteliti dibatasi pada kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas RBI
dalam dan luar gedung.
Rumusan Masalah Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalahnya adalah
Bagaimana kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas RBI (dalam dan
luar gedung)?

C. Tujuan Survey
Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan di Puskesmas RBI baik
dalam Waupun di luar gedung.

D. Manfaat Survey
Bagi Puskesmas dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga kesehatan dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat serta membuat kebijakan yang
mendukung.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari segi biologis semua makhluk hidup termasuk binatang dan
manusia mempunyai aktivitas masing-masing (Notoatmodjo, 2010 : 43). Skinner (1938), seorang
ahli psikologis merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi Respon, sehingga
teori Organisme melalui proses : Stimulus Skinner ini disebut teori SOR (stimulusorganisme-respon). Selanjutnya, teori Skiner menjelaskan adanya dua jenis respon yaitu
Respondent responsatau refleksif dan Operant respons atau instrumental respon (Notoatmodjo,
2010 : 43).
Perilaku seseorang adalah sangat kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas.
Benyamin Bloom (1908) sorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya 3 area, wilayah,
ranah atau domain perilaku, yakni kognitif (cognitive), efektif (effective), dan psikomotor
(psychomotor). Kemudian oleh ahli pendidikan di Indonesia, ketiga domain ini diterjemahkan ke
dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa dan peri
tindak (Notoatmodjo, 2010 : 50).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang Lawrence Green (1980) dalam Maulana
2009 mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan factor
diluar perilaku (non-behavior causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1) Faktor-faktor
predisposisi (predisposing factor), yang berwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2) Faktor-faktor pendukung (enabling factor), yang
terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau saranasarana. 3) Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensidari perilaku
masyarakat (Maulana, 2009 : 226).
Prosedur Pembentukan Perilaku Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus (teori S-O-R atau Stimulus Organisme Respons).
Skinner membedakan adanya dua respon, yaitu: 1) Respondent Respons atau refleksif, yakni
respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eleciting
stimuli, karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. 2) Operant respons atau
instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli

atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau
reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respon (Notoatmodjo, 2010 : 44).
Perilaku manusia sebagian besar adalah perilaku yang dibentuk, perilaku yang dipelajari.
Berkaitan dengan hal tersebut maka salah satu persoalan ialah bagaimana cara membantu
perilaku itu sesuai yang diharapkan. Cara pembentukan perilaku tersebut, antara lain : 1) Cara
pembentukan perilaku dengan kebiasaan Salah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh
dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah
perilaku tersebut. 2) Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight) Pembentukan perilaku
dapat ditempuh dengan pngertian atau insight. Cara ini berdasarkan teori belajar kognitif, yaitu
belajar dengan disertai adanya pengertian.
Perilaku dengan menggunakan model Pembentukan. Pembentukan pribadi juga dapat ditempuh
dengan menggunaka model dan contoh. Menunjukkan pembentukan perilaku dengan
menggunakan model. Cara ini didasarkan atas teori belajar social (social lerning theory) atau
observational lerning theory yang dikemukakan bandura (1997) (Maulana, 2009 : 224).
Bentuk Perilaku Perilaku dapat diartikan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan
yang berasal dari dalam maupun luar diri individu terhadap rangsangan yang berasal dalam
maupun dari luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam,
yaitu : 1) Perilaku tertutup Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalm
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2010 : 44). 2) Perilaku terbuka
Menurut Skinner tersebut, maka perilaku kesehatan (health behavior) adalah respon seseorang
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehatsakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan
kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati (observable) (unobservable), yang maupun berkaitan yang
tidak dengan dapat diamati pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain,meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah
kesehatan (Notoatmodjo, 2010 : 46).
Oleh sebab itu, perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni : a)
Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat Perilaku ini disebut perilaku sehat
(healthy behavior), yang mencakup perilaku-perilaku (overt dan covert behavior)
Dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab
masalah kesehatan (perilaku preventif) dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya
kesehatan (perilaku promotif).
Perilaku orang yang sakit atau terkena masalah Untuk memperoleh penyembuhan atau
pemecahan masalah kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan
(health seeking behavior) (Notoatmodjo, 2010 : 47).

Mengapa orang ingin sehat? Apa yang menentukan demand seseorang untuk menjadi sehat? Apa
pengaruh pelayanan kesehatan dalam meningkatkan status kesehatan? Dalam pemikiran rasional,
semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan merupakan modal untuk bekerja dan hidup untuk
mengembangkan keturunan. Timbul keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia.
Tentunya demand untuk menjadi sehat tidaklah sama antarmanusia. Seseorang yang kebutuhan
hidupnya sangat tergantung dari kesehatannya tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi
akan status kesehatannya.
Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan merupakan suatu modal untuk bekerja.
Pelayanan kesehatan termasuk rumah sakit merupakan salah satu input dalam proses
menghasilkan hari-hari sehat. Dengan berbasis pada konsep produksi, pelayanan kesehatan dapat
dilukiskan pada Gambar 2.1. Dengan konsep ini, maka pelayanan kesehatan merupakan salah
satu input yang digunakan untuk proses produksi yang akan menghasilkan kesehatan. Demand
terhadap pelayanan rumah sakit tergantung terhadap demand akan kesehatan sendiri.
seseorang melakukan investasi untuk bekerja dan menghasilkan uang melalui pendidikan,
pelatihan, dan kesehatan. Grossman menguraikan bahwa demand untuk kesehatan memiliki
beberapa hal yang membedakan dengan pendekatan tradisional demand dalam sektor lain: 1)
Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan, bukan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk menghasilkan kesehatan.
Dengan demikian, demand untuk pelayanan rumah sakit pada umumnya berbeda dengan demand
untuk pelayanan hotel.
Asuransi Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Pada negara-negara maju, faktor asuransi kesehatan
menjadi penting dalam hal demand pelayanan kesehatan. Di samping itu, dikenal pula program
pemerintah dalam bentuk jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan orang tua. Program
pemerintah ini sering disebut sebagai asuransi sosial. Adanya asuransi kesehatan dan jaminan
kesehatan dapat meningkatkan demand terhadap pelayanan kesehatan. Dengan demikian,
hubungan asuransi kesehatan dengan demand terhadap pelayanan kesehatan bersifat positif.
Asuransi kesehatan bersifat mengurangi efek faktor tarif sebagai hambatan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan pada saat sakit. Dengan demikian, semakin banyak penduduk yang tercakup
oleh asuransi kesehatan maka demand akan pelayanan kesehatan. Peningkatan demand ini
dipengaruhi pula oleh faktor moral hazard. Seseorang yang tercakup oleh asuransi kesehatan
akan terdorong menggunakan pelayanan kesehatan sebanyak-banyaknya. Variabel-Variabel
Demografis dan Umur Faktor umur sangat mempengaruhi demand terhadap pelayanan preventif
dan kuratif.
Dimana menurut Teori Blum, kesehatan dipengaruhi oleh: (1) keturunan; (2) lingkungan hidup,
(3) perilaku, dan (4) pelayanan kesehatan. Akan tetapi konsep ini dinilai sulit untuk menerangkan
hubungan antara demand terhadap kesehatan dan demand terhadap pelayanan kesehatan. Untuk
menerangkan hubungan tersebut digunakan konsep yang berasal dari prinsip ekonomi.
Pendekatan ekonomi menekankan bahwa kesehatan merupakan suatu modal untuk bekerja.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu input, dimana input tersebut meliputi beberapa hal
dengan berbasis pada konsep produksi, pelayanan kesehatan dapat dilukiskan pada input :
Lingkungan hidup, makanan, olahraga, gaya hidup, genetis, pelayanan kesehatan. Sedangkan
fungsi produksinya yaitu dapat dilihat pada pendidikan dan pendapatan, sehingga menghasilkan

hari-hari atau waktu-waktu hidup sehat. Dengan konsep ini, maka pelayanan kesehatan
merupakan salah satu input yang digunakan untuk proses produksi yang akan menghasilkan
kesehatan.
Akan tetapi saat ini, masyarakat kita sudah banyak yang membutuhkan pelayanan kesehatan
untuk pengobatan-pengobatan yang dianggap penting atau butuh oleh masyarakat. Kebutuhan
berbasis pada aspek fisiologis menekankan pentingnya keputusan petugas medis yang
menentukan perlu tidaknya seseorang mendapat pelayanan medis. Keputusan petugas medis ini
akan mempengaruhi penilaian seseorang akan status kesehatannya.Berdasarkan situasi ini maka
demand pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan atau dikurangi. Faktor-faktor ini dapat
diwakilkan dalam pola epidemiologi yang seharusnya diukur berdasarkan kebutuhan masyarakat

BAB 3
METODE PENELITIAN

A. Responden
Responden dalam survey ini adalah masyarakat di wilayah Kecamatan Rajabasa. Diambil
secara accidental sampling dari 7 kelurahan sebanyak 100 responden (perhitungan jumlah
sampel minimal dengan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 90% sebesar 99)
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian survey ini dilaksanakan di wilayah Kecamatan Rajabasa Bandar
lampung dengan alasan masyarakatnya beragam. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 03-04 Januari 2016.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Menggunakan data primer tentang kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan di
Puskesmas RBI , langsung didapat dari responden dengan cara penyebaran angket.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner.

BAB 4
HASIL SURVEY DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah 7 Kelurahan di Kecamatan Rajabasa. Pada
Tanggal 03-04 Januari 2016. Luas wilayah kecamatan Rajabasa 1.302 Ha, dengan jumlah
penduduk 47.180 jiwa. Kepadatan penduduk/km2 yaitu 46,4 jiwa (Proyeksi Penduduk
2015, Badan Pusat Statistik).
2. Data Karakteristik Responden
3. Hasil Penelitian

BAB 5

PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, kita harus memulainya
dari diri kita sendiri, untuk itu pemahaman akan pentingnya menjaga atau
meningkatkan kesehatan harus dimiliki oleh setiap individu,walaupun kita ketahui
saat ini banyak masalah yang kita hadapi tentang persoalan kesehatan. Tidak hanya
individu melainkan secara sosial juga harus bisa sehingga tercapainya menjaga dan
pembangunan meningkatkan kesehatan yang kesehatannya, optimal. Dengan
mengetahui teori Blum inikita dapat mengetahui determinan-determinan apa saja
yang mempengaruhi kesehatan,untuk itu kita dapat meningkatkan derajat kesehatan
kita dengan cara memperbaiki empatfaktor determinan yang mempengaruhi
kesehatan yaitu lingkungan, genetik, perilaku danpelayanan kesehatan. Permasalahan
bidang kesehatan di Indonesia : 1. Kondisi kesehatan lingkungan masih rendah 2.
Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah 3. keterbatasan pelayanan
kesehatan 4. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang merata, masih rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, masih rendahnya kinerja SDM
Kesehatan. 5. Pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada belum optimal.
B. Saran
Saat ini kita dapat melihat perilaku masyarakat terhadap kesehatan masih
kurang,perlunya peran serta pemerintah dan kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan.
Adanya peningkatan dibidang pelayanan kesehatan, seperti memperbaiki fasilitas
gedung atau menambah peralatan kesehatan yang dibutuhkan sehingga mampu
melayani masyarakat dengan baik, memberikan pelatihan terhadap tenaga medis
maupun non medis dipuskesmas, memenuhi standar SDM yang dibutuhkan
suatutempat pelayanan kesehatan seperti dokter, peningkatan anggaran kesehatan agar
dapat mencukupi serta membantu masyarakat kurang mampu, bekerjasama antara
pemerintah dengan organisasi aktif yang ada di masyarakat agar dapat memantau atau
mengontrol kebijakan pemerintah tentang kesehatan, adanya penyuluhan kepada
masyarakat tentang info-info kesehatan yang terbaru atau mempermudah masyakat
untuk memperoleh informasi tentang kesehatan, mempermudah akses ke tempat
pelayanan juga hal yang harus diperhatikan pemerintah. Hal-hal seperti ini yang perlu
kita tingkatkan agar pembangunan kesehatan kita berlangsung sukses, sehingga
derajat kesehatan kita semakin meningkat yang diharapkan dapat mensejahterakan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah.

Anda mungkin juga menyukai