Pembimbing :
dr. Rinanto Prabowo, SpM. M.Sc
Disusun oleh:
Monica Roly Vonita
NIM :42150017
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Tanggal Masuk RS
Tanggal Anamnesa
Tanggal Pemeriksaan
: Ny. T
: 48 tahun
: Perempuan
: Islam
: Petani
: Sidorejo, Karang Gedang, Cilacap
: 45-44-10
: 31 Januari 2015
: 1 Februari 2015
: 1 Februari 2015
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Mata kanan sudah tidak dapat melihat
Keluhan Penyerta
Terasa pusing dirasakan sudah hampir 5 tahun terakhir, jika melihat sinar seperti
ada pelangi, pandangan semakin kabur.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Sejak 5 tahun yang lalu pasien mengeluhkan pandangan kabur. Awalnya
penurunan tajam penglihatan tidak terlalu dirasakan dan tidak menganggu
sehingga hanya didiamkan dan tidak berobat. Pada tahun 2015 atau kurang lebih 1
tahun yang lalu gejala dirasakan semakin memburuk, mata kiri dirasakan sangat
kabur, dan mata kanan juga kabur namun penurunan penglihatan tidak separah
mata kiri. Pasien juga merasakan pusing dengan karakteristik berdenyut, dan
hilang timbul. Pasien juga mengeluhkan melihat pelangi jika memandang
cahaya/sinar. Sekitar 10 bulan yang lalu pasien berobat ke dokter mata di RSUD
Cilacap namun tidak ada perbaikan kemudian dirujuk ke RSU di Jogja. Pada
bulan Oktober dan November 2015 mata kiri dilakukan operasi, sehingga saat ini
mata kiri masih dapat melihat meskipun hanya remang-remang. Saat ini mata
kanan dirasakan pasien tidak dapat digunakan untuk melihat, hanya terdapat
bayangan gelap yang menutupi seluruh pandangan pasien.
Hipertensi
:-
Asma
:-
Alergi obat
:-
a. Mata
- Riwayat penggunaan kaca mata
- Riwayat operasi mata
- Riwayat trauma mata
- Riwayat penggunaan obat
:: operasi OS sebanyak 2x
:: obat tetes mata dan obat minum
: 150/90
: 98
: 20
: 36,5 C
Kepala
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas
KGB
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS
KETERANGAN
OD
OS
0
Tidak dilakukan
Tidak dapat dilakukan
Tidak dapat dilakukan
Tidak ada
1/60
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1. VISUS
Aksis Visus
Koreksi
Addisi
Distansia Pupil
Kacamata Lama
Tidak ada
Tidak ada
Bola mata tepat ditengah
Baik kesemua arah
Tidak ada
Tidak ada
Bola mata tepat ditengah
Baik ke semua arah
sikatriks (-)
Simetris
sikatriks (-)
Simetris
3. SUPERSILIA
Warna
Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
5.
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
Sekret
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Siliar
Pterigium
Pinguekula
Nevus Pigmentosus
Kista Dermoid
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
7. SISTEM LAKRIMALIS
Punctum Lakrimalis
Tes Anel
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Tidak dilakukan
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Keruh
Licin
12 mm
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Keruh
Licin
12 mm
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
8. SKLERA
Warna
Ikterik
Nyeri Tekan
9. KORNEA
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik Presipitat
Sikatriks
Ulkus
Perforasi
Arkus Senilis
Edema
Tes Placido
10.
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak dilakukan
Kedalaman
Kejernihan
Hifema
Hipopion
Efek Tyndall
Dangkal
Keruh
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Dangkal
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Coklat kehitaman
Tidak ada
Coklat kehitaman
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
11. IRIS
Warna
Sinekia
Koloboma
12. PUPIL
Letak
Bentuk
Ukuran
Refleks Cahaya
Langsung
Refleks Cahaya Tak
Langsung
13.
Positif
Positif
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
BADAN KACA
Kejernihan
15.
LENSA
Kejernihan
Letak
Shadow Test
14.
3 mm
Tidak dilakukan
FUNDUS OKULI
5
Tidak dilakukan
Batas
Refleks fundus
Rasio Arteri :Vena
C/D Ratio
Warna
Eksudat
Perdarahan
Sikatriks
Ablasio
16.
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
PALPASI
Nyeri Tekan
Massa Tumor
Tensi Okuli
Tonometri Schiotz
17.
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak dilakakukan
Tidak ada
Tidak ada
++ (palpasi)
Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada
+ (palpasi)
Tidak dilakukan
Menyempit
KAMPUS VISI
Tes Konfrontasi
RESUME
Os datang dengan keluhan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
OD
0
Sentral
Edem (-)
Visus
Kedudukan
Palpebra
OS
6/24
Sentral
Edem (-)
Edem (-)
superior
Palpebra
Edem (-)
inferior
Konjungtiva
(-)
Hiperemis (-), Sekret
palpebra
Konjungtiva
(-)
Hiperemis (-), Sekret
forniks
(-)
(-)
Konjungtiva
bulbi
Kornea
Sklera
COA
Iris
(-)
Jernih, Edema (-)
Putih
Dalam
Coklat
Pupil
Sentral, Ukuran
siliaris
Keruh, Edema (+)
Putih
Dangkal
Coklat , Sinekia
anterior,
Neovakularisasi
Dilatasi, Ukuran 6mm,
Refleks cahaya (-)
Sulit dinilai
N ++/palpasi
(+)
Jernih
N\/palpasi
Lensa
Tensi Okuli
III.
DIAGNOSIS KERJA
OD: Glaukoma absolut
IV.
DIAGNOSIS BANDING
-
V.
PENATALAKSANAAN
1. Medika mentosa
a. Timolol 0,5% eye drops eye drop flash no.I
S3dd gtt1 OD
b. Deksametason Na fosfat 0,1% eye drop flash no.I
S 6dd gtt 1 OD
o Rujuk ke Spesialis Mata untuk tindakan prosedur siklodestruktif
VI.
PROGNOSIS
OD
OS
Ad Functionam
Dubia Ad Malam
Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam
Dubia Ad Malam
Dubia Ad Bonam
Ad Vitam
Dubia Ad Bonam
Dubia Ad Bonam
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Glaukoma adalah neuropati optik yang disebabkan oleh tekanan
intraokular (TIO) yang (relatif) tinggi, dan gangguan perfusi vaskuler yang
ditandai oleh kelainan lapangan pandang yang khas dan atrofi papil saraf
optik.Pada keadaan ini TIO tidak harus selalu (absolut) tinggi, tetapi TIO relatif
tinggi untuk individu tersebut.Misal untuk populasi normal TIO sebesar 18mmHg
masih normal, tetapi pada individu tertentu tekanan sebesar itu sudah dapat
menyebabkan glaukoma yang disebut glaukoma normotensi atau glaukoma
tekanan rendah.
Glaukoma adalah penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah
katarak. Kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada
kebanyakan kasus glaukoma dapat dikendalikan. Penemuan dan pengobatan
sebelum terjadinya gangguan penglihatan adalah cara terbaik untuk mengtontrol
glaukoma. Glaukoma dapat bersifat akut dengan gejala yang nyata dan bersifat
kronik yang hampir tidak menunjukkan gejala. Umumnya penderita glaukoma
telah berusia lanjut, terutama bagi yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita
glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut
Glaukoma disebut sebagai Pencuri Penglihatan sebab pada sebagian
besar kasus glaukoma, gejala sering tidak dirasakan oleh penderita. Pada tahap
awal, kerusakan terjadi pada tepi lapangan pandang sehingga penderita tidak
menyadarinya, penderita akan merasa terganggun jika kerusakan sudah mengenai
lapangan pandang sentral dan pada saat itu penyakit sudah terlanjur parah. Proses
kerusakan saraf optik berjalan secara perlahan sampai akhirnya terjadi kebutaan
total.
2.1 Epidemiologi
Diperkirakan hampir 45 juta orang menderita glaukoma sudut terbuka di
seluruh dunia pada tahun 2010. Pada tahun 2020 jumlah ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 58,5 juta orang. Rerata prevalensi diperkirakan 1,96% dari
penduduk dunia. Dari sejumlah ini jenis kelamin perempuan lebih banyak dari
laki-laki dengan POAG hal ini disebabkan usia harapan hidup prempuan lebih
tinggi. ACG merupakan glaukoma yang banyak terjadi pada populasi asia, dengan
prevalensi 64% dari seluruh kasus glaukoma. ACG diduga merupakan separuh dari
seluruh kasus dari glaukoma di dunia.
2.2 Patogenesis
Tingkat tekanan intraokular tergantung pada keseimbangan antara
produksi dan eksresi akueous humor. Akueos humor dihasilkan oleh sekresi dan
ultrafiltrasi dari prosesus siliaris ke dalam bilik posterior. Kemudian akueous
mengalir melalui pupil untuk memasuki bilik anterior dan meninggalkan mata
terutama melalui jalinan trabekula, kanal Sclemm, dan vena episklera. Sebagian
kecil akuoeuus (4%) mengalir melalui corpus siliaris ke ruang suprakoroid dan ke
dalam sirkulasi vena pada sklera (jalur uveosklera).
Ada 2 teori mengenai mekanisme kerusakan serabut saraf oleh
peningkatkan tekanan intraokular:
Pada glaukoma sudut tertutup sering terjadi pada bilik mata depan yang
dangkal dan sering pada hipermetropia. Pada mata normal, titik kontak antara
batas pupil dan lensa memiliki resistensi terhadap masuknya akueos ke dalam
9
bilik mata anterior (blok pupil relatif). Kadang sebagai respon terhadap dilatasi
pupil, resistensi ini meningkat dan gradien tekanan menyebabkan iris
melengkung ke depan sehingga menutup sudut drainase. Adhesi iris ini disebut
sebagai sinekia anterior perifer. Akueous tidak lagi dapat mengalir melalui
jalinan trabekula dan tekanan okular meningkat, biasanya mendadak.
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang disebabkan karena penyakit
lain, contohnya glaukoma neovaskularisasi: terdapat pembuluh darah abnormal
(neovaskularisasi) yang dapat mengobstruksi sudut dan menyebabkan iris
melekat pada kornea perifer, sehingga menutup sudut (rubeosis iridis). Ini dapat
terjadi karena retinopati diabetik proliferatif atau oklusi vena retina sentral
akibat difusi ke depan faktor vasoproliferatif dari retina yang mengalami
iskemia.Para ahli menemukan bahwa vascular endothelial growth factor (VEGF)
berperan penting dalam terjadinya neovaskularisasi. Aktivasi reseptor VEGF
memicu proses pertumbuhan sel endotel dan migrasinya dari vaskularisasi yang
sudah ada.
Glaukoma neovaskular dalam perjalanan penyakitnya secara klinis akan
terlihat membran fibrosa yang berkembang sepanjang pembuluh darah yang
terbentuk. Membran tersebut mengandung miofibroblas yang memiliki
kemampuan berkontraksi. Kontraksi miofibroblas menarik lapisan pigmen
posterior dari epitel iris anterior, yang akan menyebabkan terjadinya ektropion
uvea, dan menarik iris perifer ke sudut bilik mata depan dan menyebabkan
sinekia perifer anterior, dan pada akhirnya menghambat aliran keluar humor
akuos dan meningkatkan tekanan intraokular.
Teori yang paling banyak diterima tentang patogenesis terjadinya
glaukoma neovaskular adalah adanya iskemik retina yang akan melepaskan
faktor angiogenik yang berdifusi kedepan mengikuti aliran humor akuos dan
menyebabkan pembentukan pembuluh darah baru pada iris dan sudut bilik mata
depan. Faktor angiogenik ini menurut penelitian yang telah dilakukan diketahui
memiliki kemampuan menstimulasi proliferasi endotel kapiler, neovaskularisasi
kornea, dan neovaskularisasi retina. Salah satu factor angiogenik yang diketahui
paling banyak berperan adalah vascular endothelial growth factor (VEGF),
dimana ditemukan dengan konsentrasi yang meningkat 40-100 kali dari normal
pada humor akuos pasien dengan glaukoma neovaskular.
10
11
neovaskular.
Glaukoma neovaskuler adalah glaukoma sekunder sudut tertutup yang
terjadi akibat pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada permukaan iris dan
anyaman trabekula yang menimbulkan gangguan aliran humor akuos dan
meningkatkan tekanan intraokuler.Neovaskuler ini timbul biasanya disebabkan
oleh iskemik retina yang luas seperti yang terjadi pada retinopati diabetika dan
oklusi vena sentralis retina.
Glaukoma
kongenitalyakniglaukomayang
sudah
terjadi
kebutaan
total.
Merupakan
stadium
akhir
semuajenisglaukoma(primer-sekunderkongenital).Glaukomaakutdapatmenyebabkan
GlaukomaabsolutterjadiakibatkerusakanpapilnervusIItahaplanjut,kerusakan
lapisanseratsyarafretinasertagangguanvaskularisasipadaserat-seratsyaraf tersebut.
2.4 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis glaukoma neovaskular dibagi menjadi dua tahap yaitu
tahap awal (rubeosis iris dan glaukoma sekunder sudut terbuka) dan tahap lanjut,
yang gambaran klinis nya antara lain:
1. Tahap awal (rubeosis iridis):
Ditandai dengan tekanan intraocular yang normal, adanya sedikit
neovaskularisasi, kapiler yang berdilatasi pada pinggiran pupil, terdapat
neovaskularisasi pada iris (irregular, pembuluh darah tidak tumbuh secara
radial dan biasanya tidak pada stroma iris), terdapat neovaskularisasi pada
sudut bilik mata depan (bisa terjadi dengan atau tanpa neovaskularisasi iris),
reaksi pupil jelek,dan terjadi ektropion uvea. Gejala yang timbul bisa berupa
nyeri pada periokular atau periorbita karena iskemia.
2. Tahap awal (glaukoma sekunder sudut terbuka) :
Ditandai dengan adanya peningkatan tekanan intraokular, neovaskular
12
iris yang akan berlanjut menjadi neovaskular pada sudut bilik mata, adanya
proliferasi jaringan neovakular pada sudut bilik mata, dan terdapatnya
membran fibrovaskular (yang berkembang sirkumferensial melewati sudut
bilik mata, dan memblock anyaman trabekularmenyebabkan timbulnya
glaukoma sekunder sudut terbuka). Gejala yang timbul adalah visus kabur
namun mata tidak merah dan tidak nyeri. Stadium ini bisa terjadi antara 8 15
minggu .
3. Tahap lanjut (glaucoma sekunder sudut tertutup) :
Pada tahap ini, glaukoma sekunder sudut tertutup ditandai dengan
beberapa hal berikut ini, yaitu : nyeri hebat yang akut, sakit kepala, nausea dan
atau muntah, fotopobia, penurunan tajam penglihatan (hitung jari hingga
lambaian tangan), peningkatan tekanan intraocular (> 60 mm Hg), injeksi
konjungtiva, edema kornea, hifema, flare akuos, penutupan sudut bilik mata
akibat sinekia.
Padaglaukomaabsolutdidapatkanmanifestasiklinisglaukomasecara umum
yakni
yang
didapatkan
adalah
terdapat
tanda-tanda
glaukoma
yakni
kerusakanpapilnervusIIdenganpredisposisiTIOtinggidanterdapatpenurunan
visus.Yangberbedadariglaukomalainadalahpadapenderitaglaukomaabsolut
visusnya nol dan light perception negatif. Apabila masih terdapat persepsi
cahayamakabelumdapat didiagnosissebagaiglaukomaabsolut.
Gejalayangmenonjolpadaglaukomaabsolutadalahpenurunanvisus
tersebut,namundemikiandapatditemukangejalalaindalamriwayatpasien.
pegaldisekitarmatadapatdiakibatkanolehpereganganpadadinding
Rasa
bolamata
akibatTIOyangtinggi.
Pada glaukoma absolut, kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil
atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa
sakit. Sering mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris, keadaan ini
memeberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma hemoragik.
2.4.1 Negative Light Perception
Padaglaukomaabsolutvisusnyanol
13
danlightperceptionnegatif,
halini
disebabkankerusakantotalpapilN.II.PapilN.IIyangdapatdianggapsebagai
lokus
minoris pada dinding bola mata tertekan akibat TIO yang tinggi, oleh karenanya
terjadi perubahan-perubahan pada papil N.II yang dapat dilihat melalui
funduskopi berupa penggaungan
Padatahapawalglaukomasudutterbukadiscusopticusmasihnormal
dengan
C/Dratiosekitar0,2-0,5.Padatahapselanjutnyaterjadipeningkatanrasio
C/Dmenjadisekitar>= 0,6 berarti sudah terjadi pengurangan serabut saraf optik
yang membentuk bingkai saraf optik (optic rim).
2.4.2. Penyempitan Lapang Pandang
Penurunan visus
maupun
sentral,
perisentral,dan
nasal.Lamakelamaanscotomainiberbentukseperticincin.
Penguranganlapangpandangbiasanyadimulaidarisisitemporal,padaperimetri
didapatkandefekberbentukarcuatayangkhasuntukglaukoma.Lama-kalamaan
defekinimeluasdanmencapai keseluruhanlapangpandang,hanyatersisadi bagian
sentralyangsangatkecil.
Visus
light
perceptionnegatifmenandakan
kerusakantotalpadapapilN.II.Padakeadaansepertiinipasientidaklagiperlu
diperiksaperimetri.
14
dalam,
tergantungkelainanyangmendasari.Pemeriksaandilakukanuntukmengetahui
kelainan
glaukomaakutpadapasiensepertinyeri,matamerah,halo,danpenurunan
visus
15
2.5 Penatalaksanaan
Terapi glaukoma ialah dengan menurunkan TIO ke tingkat aman.Aman
disini berarti mencapai TIO yang tidak lagi merusak saraf optik.Pada tekanan yang
aman tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan saraf optik lebih lanjut sehingga
kebutaan dapat dicegah. Target penurunan glaukoma sudut tertutup dan sekunder
adalah dibawah 22 mmHg, sedangkan untuk glaukoma primer sudut terbuka
biasanya 20-60% dari TIO awal.
Penurunan TIO dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1)
Menurunkan produksi humor akuos (timolol maleat, penghambat anhidrase
karbonat, adrenergik alfa-2), 2) Menambah pembuangan humor akuos (pilokarpin,
prostaglandin), 3) Merusak badan silier (siklokrioterapi, siklofotokoagulasi),
4)Operasi filtrasi (trabekulotektomi, pemasangan implan Baerveldt, Ahmed,
Molteno) dan 5) Mengubah anatomi/fungsi sudut iridokornea (trabekuloplasti
laser, iridoplasti)
Terapi Medikamentosa
1. Menurunkan produksi humor akuos
Penghambatadrenergikbetabekerjadenganmengurangiproduksihumour
aqueous.Preparatyangtersediaataralainadalahtimololmaleat0,25%dan0,5%,beta
xolol 0,25% dan 0,5%, dan lainlain. Kontraindikasi utama penggunaan obat
obat
ini
adalah
penyakit
obstruksi
jalan
terutamaasma,memperlambatjantung
hipotensi.Betaxololdenganselektivitas
napas
kronik,
dan
relatif
tinggiterhadapreseptor1
lebihjarangmenimbulkanefeksamping respiratorik.
Brimonidine (larutan 0,2% dua kali sehari) merupakan yang utamanya
menghambat produksi aqueous serta meningkatkan pengeluaran humor
aqueous. Brimonidine dapat digunakan sebagai terapi
tambahan,namunreaksialergiseringmengakibatkanreaksialergi.
LarutanDorzolamidehydrochloride2%danbrinzolamide1%(duaatautiga
kali sehari) merupakan inhibitor karbonat anhidrase topikal yang efektif
sebagai terapi tambahan untuk menekan produksi cairan aquoeus, meskipun
tidak
seefektif
inhibitor
16
yangpalingseringdigunakanadalah
acetazolamide,tetapiterdapatalternatifyaitudiklorfenamiddanmetazolamidyang
digunakan pada glaukoma kronis ketika terapi topikal sudah tidak
memadaidanpadaglaukomaakutdimanatekananintraokularyangsangat
tinggiperlusegeradikontrol.Obat-obatinimampumenekanproduksihumor
aqueous
sebesar40-60%.Acetazolamide
dapatdiberikan
peroraldalam
dosis125-250
mgsampaiempatkalisehariatausebagaiDiamoxSequels500mgsekaliatauduakalis
ehari,ataudapatdiberikansecaraintravena
(500
mg).Inhibitorkarbonatanhidrasemenimbulkanefeksampingmayor
yang
Semua
analog
prostaglandin
dapat
menimbulkan
hiperemia
iris
yang
permanen
Obat
ini
juga
sudah
jarangdihubungkandenganreaktivasiuveitisdanherpeskeratitissertadapat
menyebabkan edemamaculapadaindividudenganpredisposisi.
Obat parasimpatomimetik meningkatkan aliran keluar humor aqueous
humour denganbekerjapada trabekular meshwork melalui kontraksi otot
siliaris.Pilocarpine
jarang
digunakan
prostaglandin,tapi
dapat
bermanfaat
sejak
ditemukannya
analog
padasejumlahpasien.Obat-obat
keluarhumoraqueoushumordansedikitbanyakdisertaipenurunan
termasuk
refleksvasodilatasi
konjungtiva,
endapan
samping
17
intraokularyangdapat
terjadiadalahedema
vasokonstriksisarafoptik.
dimetabolisasidi
maculasistoidpadaafakikdan
Dipivefrinadalahsuatuprodrugepinefrinyang
intraokularmenjadibentukaktifnya.Epineferindandipivefrin
sempit.
3. Penurunan volume vitreus
Obatobathiperosmotikdarahmenyebabkanmenjadihipertoniksehinggaair
tertarikkeluardari vitreusdan menyebabkanpenciutanvitreus. Selainitu juga
terjadi
menyebabkan
pergeseran
lensa
kristalina
ke
anterior(disebabkanolehperubahanvolumevitreusataukoroid)danmenimbulkan
penutupansudut.
Glycerin(glycerol)oral1ml/kgBBdalamsuatularutan50%dingindicampur
dengan jus lemon adalah obat yang paling sering digunakan, tapi harus
berhatihati bila digunakan pada pengidap diabetes. Pilihan lain adalah
isosorbideoral danureaintravenaatau manitol intravena, miotik,midriatik,
dansiklopegik.
Konstriksipupilsangatpentingdalampenatalaksanaanglaukomasudut
tertutup akut primer dan pendesakan sudut pada iris plateau. Dilatasi pupil
penting dalam pengobatan sudut akibat iris bombe karena sinekia posterior.
Apabilapenutupan sudutdisebabkanolehpergeseran lensa ke anterior,
siklopegik(siklopentolatdanatropin)
siliaris
dapatdigunakanuntukmelemaskanotot
menariklensakebelakang.
antara
keduanya menghilang. Hal ini dapat dicapai dengan laser neodinium: YAG
atau argon (iridotomi perifer) atau dengan tindakan bedahiridektomi perifer.
2. Trabekuloplasti laser
18
keluar
humor
jalinan
akueous
karena
efek
luka
bakar
tersebut
pada
trabekulardankanalisSchlemmsertaterjadinyaproses-prosesselular
yangmeningkatkanfungsijaringantrabekular.Teknikinidapatditerapkan
bermacam-macambentukglaukoma
bagi
sudutterbuka,danhasilnya bervariasi
bibirposterior,sklerostomi
termal,trefin.
Penanaman suatu selang silikon untuk membentuk saluran keluar
permanenbagihumoraqueousadalahtindakanalternativeuntukmata
yang
tidakmembaikdengantrabekulektomiataukecilkemungkinannya
bereaksidengantrabekulektomi.Sklerostomiadalahsuatutindakanbaru
yang
menjanjikansebagaialternatif bagitrabekulektomi.
Goniotomi adalah suatu teknik yang bermanfaat untuk mengobati
glaukoma
kongenitalprimeryangtampaknyaterjadisumbatandrainase
humoraqueousdi bagiandalamjalinantrabekular.
4. Tindakan siklodestruktif
Kegagalan
terapi
medisdanbedahdapat
menjadi
alasanuntuk
mempertimbangkantindakandekstruksikorpussiliarisdenganlaseratau
bedah
pembedahan
yang
dipakai
antara
lain
PRP
(Panretinal
yang
bertujuan
mengurangi
atau
mencegah
terjadinya
kali
Kecuali
jika TIO lebih besar dari 60 mmHg. Ketika terdapat edema kornea, kombinasi
dari
pemberian
contactlensmenjadi
obat-obatan
ini
dilakukan
dengan
bandage
soft
lebihefektif.Namunbagaimanapun,denganpemberian
20
terapiini,jikaberkepanjangan,akan
terdapatpotensikomplikasi.Olehkarenaitu,
padaglaukomaabsolut,pengobatanuntukmenurunkanTIOsepertipenghambat
adenergikbeta,karbonikanhidrasetopikal,dansistemik,agonisadrenergikalfa, dan
obat-obatan hiperosmotik serta mencegah dekompensasi kornea kronis
harusdipertimbangkan.
2. Prosedur Siklodestruktif
Merupakan tindakan untuk mengurangi TIO dengan merusakan badan
siliaris yang memproduksi cairan akuos.Indikasi utamanya untuk glaukoma
neovaskular, glaukoma pada afakia, glaukoma setelah operasi retina atau setelah
operasi keratoplasti tembus, glaukoma pada mata yang mengalami sikatrik
konjungtiva.gejala glaukoma
dan
aliran
darah
menujucorpusciliaris,ataukeduanya.Hilangnyarasasakityang
cukupberartiadalahsalahsatukeuntunganutamacyclocryotheraphy.
Dengan Cycloablasi menggunakan laser Nd:YAG, ketika difungsikan,
sinaryangdihasilkanadalahberupasinarinfrared.LaserYAGdapatmenembus
jaringan6kalilebihdalamdibandingkanlaserargonsebelumdiabsorbsi,halini
dapatdigunakan dalammerusaktrans-skleradariprosesussiliaris.
3. Injeksi alkohol
Nyeri pada stadium akhir dari
kombinasi
atropin
topikaldankortikosteroidatau,
secarajarang,
dengan
dilakukan
21
Cara ini jarang dilakukan, enukleasi merupakan pengangkatan bola mata karena
mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa nyeri.
BAB III
KESIMPULAN
sertapemeriksaanfisikdanpenunjang
padapada
pasiensesuaidengangejalaglaukomasuduttertutup.Namun
penanganan
yang
tidakadekuat
kerusakan
pada
papil
karena
nervusoptokus
berlangsungsecaraprogresif,danakhirnyamenyebabkankebutaan
yangditandaidenganlightperceptionnegatifpadamatakanandankerusakan
papil.
Karenasudahmencapai tahapglaukomaabsolut,makapenatalaksanaanhanyaterbatas
untukmenurunkanTIO.DenganpenurunanTIOdiharapkankeluhansepertirasa
pegaldi sekitarmatayangdialamidapatberkurang.
22
DAFTAR PUSTAKA
.
1. Ilyas S, Mailangkay, Taim H, Saman R, Simarmata M et al. Ilmu Penyakit Mata
Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto,
2002
2. Ilyas S, Tanzil m, editor. Glaukoma. Dalam Sari Ilmu Penyakit mata. Ed 3. Jakarta:
balai Penerbit FKUI, 2006
3. James B, Chew C, Bron A. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta, Penerbit
Erlangga, 2006
4. Khurana AK. Ophthalmology. 3rd Edition. New Delhi: New Age.International,2005
5. Mansjoer Arif, dkk. Ilmu Penyakit Mata dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.
Jakarta, FKUI, 2001
6. Suhardjo SU, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, 2012
7. Vaughan, Daniel.General Ophthalmology 16th edition. Stanford: Appleton
& Lange,2007
8. Anonymous. Glaukoma Absolut. 2009; (online), (http://www.wrongdiagnosis.com
diakses 12 Januari 2016)
23