Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PBL BLOK 1 MODUL 1

BIOETIKA

Siti Khadijah Binti Said ( 102011440 )


jaa.kat91@gmail.com
Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Tanjung Duren Raya No.4, Jakarta Barat 11470
Telp : 021 566 6952, Fax : 021 566 6956

2
BIOETIKA

PENDAHULUAN
Bioetika merupakan studi tentang masalah-masalah yang timbul oleh perkembangan dalam
biologi serta bidang ilmu kedokteran yang melibatkan kehidupan masyarakat. Bioetika
merupakan subjek yang luas merangkumi kehidupan masa sekarang dan kemungkinankemungkinan yang mungkin timbul pada masa hadapan.1,2. Ia juga adalah etik yang
berhubung kait dengan praktek kedokteran dan penelitian dalam bidang biomedis.2
Terdapat pelbagai persoalan mengenai hukum dan etika seorang dokter dalam merawat
pasien sehari-hari. Pertanyaan ini juga ada berkaitan perkara yang dibenarkan atau tidak
sesuatu hukum itu jika dilihat dari segi etis. Etika itu sendiri merupakan studi tentang perkara
baik -buruk atau benar-salah sesuatu tindakan seseorang atau organisasi dari sudut moralitas.3

Seorang dokter sentiasa akan berkomunikasi dan berinteraksi dengan pasien secara
langsung ataupun tidak. Terdapat pelbagai etika yang harus diikuti oleh seorang dokter
apabila berkomunikasi dengan pasien termasuk menjaga hak-hak asasi, kepentingan dan
perasaan pasien. Terdapat empat prinsip moral utama yang mesti dipatuhi oleh seorang dokter
semasa berdepan dengan pasien yaitu; beneficence, non-maleficence, autonomi dan justice.
Tindakan medis yang diambil merupakan satu perbuatan fisik yang dilakukan selepas
berfikir untuk mencapai sesuatu tujuan, tidak boleh dilakukan secara spontan sahaja. Oleh
karena manusia merupakan makhluk yang unik, mempunyai hati dan perasaan maka manusia
mempunyai kebebasan untuk memilih apa saja tindakan yang mereka mahu sekaligus mesti
bertanggungjawab terhadap apa-apa saja keputusan yang mereka ambil.4
Selain itu, seorang dokter yang sudah pastinya mempunyai tanggungjawab yang cukup
besar karena masyarakat sememangnya akan menghormati dan memberi sepenuh
kepercayaan kepada dokter untuk merawat mereka. Masyarakat juga sudah pasti
menginginkan pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terbaik dari dokter bagi meringankan
penderitaan mereka dan mencapai tahap kepuasan yang maksimum. Skenario tentang
bagaimana seorang dokter mengamalkan kaidah-kaidah bioetik dalam kehidupannya akan
dibincangkan di dalam makalah ini.

ISI PERBAHASAN
KASUS
Dokter Bagus telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehari
harinya ia bertugas di sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantra, hal ini
merupakan pekerjaan yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang
datang berobat karena Puskesmas tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang
ada. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan
ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan
pertolongannya.

Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke Puskesmas sudah ada 4 orang pasien yang sedang
mengantri. Dokter Bagus memeriksa pasien sesuai mengikut nomor urutan pendaftaran, hal
ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. Pasien pertama adalah
seorang ibu, datang dengan keluhan batuk pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut dr.Bagus
memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup.
Pasien kedua adalah seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya
mengatakan bahwa anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksaan anak
tersebut, dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada di
kota. Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat. baik lah
kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikan
obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin,
nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi
keadaan anak ibu kata dr.Bagus. pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan
setelah itu tolong jelaskan cara membuat oralit pada ibu inikata dr. Bagus pada pak mantri.
Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut menderita keganasan stadium
lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan di rumah sakit. Namun
keluarga pasien bukanlah orang kaya sehingga mereka tidak mampu membeli obat-obatan
kemoterapeutik yang mahal. Tetapi orang tua pasien ingin anaknya mendapat pengobatan
lebih lanjut. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tuanya bahwa kondisi anaknya tidak
dapat ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan mahal tersebut.
Dokter bagus ragu apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk tidak usha membeli obat
itu. karena berdasarkan pengetahuannya pada penyakit ini, beberapa pasien meninggal
walaupun telah diterapi dengan kemoterapi penuh. Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini
telah timbul asites dan pasien tampak sesak. Dokter Bagus menjelaskan kepada orang tua
pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil
walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik. pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah
memberi obat obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus
sambil menyerahkan obat kepada orang tua pasien.
Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk ke ruang periksa, dr. Bagus terkejut
karena serombongan orang memaksa masuk sambil mengotong seorang pemuda yang tidak
sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar
karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolong pada pemuda tersebut. Ketika yang lain

sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu orang mengatakan
bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk ke dalam mesin
penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat
dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dr. Bagus mendapatkan telapak
tangan pemuda tersebut tampak bengkak dan pada pemeriksaan lebih lanjut ternyata tulang
tulang ditelapak tangan tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-orang yang
mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda tersebut. Dari
serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia adalah istri dari
pemuda tersebut. Dokter bagus menjelaskan keadaan telapak kanan suaminya dan tindakan
yang harus dilakukan adalah amputasi. Walau dengan berat hati, istri pemuda tersebut
menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter Bagus. Sambil bersimbah peluh, dokter
Bagus akhirnya menyelesaikan tindakan amputasi telapak tangan pemuda yang mengalami
kecelakaan tersebut. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien
diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran datang kembali untuk
kontrol.
Pasien keempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh anak laki-lakinya
datang dengan keluhan nyeri ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari
hasil pemeriksaan tekanan darah 150/90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga
pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit
yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang
dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
Waktu telah memasuki siang hari, dokter Bagus melihat keluar ruangan, tampak antrian
pasien yang masih banyak, pak mantri tolong umumkan kepasien, saya akan istirahat
makan sejenak kata dr.Bagus. demikianlah kegiatan sehari-hari dr. Bagus dan tanpa terasa
sudah 25 tahun dokter Bagus mengabdi di desa tersebut dan kini usianya sudah memasuki 55
tahun, namun belum ada sedikitpun dibenaknya dokter Bagus untuk mencari pendamping
hidupnya, yang ada hanyalah bagaimana mengobati pasien pasiennya.
RINGKASAN KASUS
Dokter Bagus merupakan seorang dokter yang berdedikasi dan bertanggungjawab terhadap
pasiennya. Pasien pertama merupakan seorang ibu yang mengalami batuk pilek, dokter
memeriksa,memberi obat dan vitamin serta menyuruh pasien berehat. Pasien kedua pula ialah
seorang anak balita yang sudah dua hari buang air besar, namun ibu anak tersebut tidak

mempunyai uang untuk berobat di rumah sakit. Dokter memberi obat ORALIT kepada ibu
tersebut dan menyuruh memberi anaknya minum sesering mungkin.
Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki yang pernah menjalani operasi, namun tiada
pengobatan lanjut karena tidak mampu membeli obat yang mahal. Dokter hanya dapat
memberi obatan penunjang kepada pasien tersebut. Kemudian, ada seorang pemuda yang
mengalami kecelakaan dan tulang telapak tangannya hancur lalu terpaksa dioperasi. Pasien
keempat adalah bapak yang berumur 55 tahun dengan pelbagai keluhan dan dokter curiga
pasien tersebut menderita penyakit jantung lalu membuat surat rujukan ke rumah sakit.

ISTILAH YANG TIDAK DIKETAHUI


1) Asites- efusi dan pengumpulan cairan serosa di rongga abdomen5
2) Oralit- resep untuk menggantikan kehilangan air dalam badan, mengobati diare

HIPOTESIS
Kaidah-kaidah bioetik diterapkan dalam praktek seorang dokter merawat pasien.

DASAR KAIDAH BIOETIK


BENEFICENCE
Prinsip moral ini mengutamakan tindakan untuk kebaikan pasien dan mengutamakan
altruism yaitu menolong tanpa pamrih serta rela berkorban demi orang lain. Selain itu ,
mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak jika dibandingkan dengan
keburukannya termasuk menolong pasien gawat darurat, berkasih-sayang dan menghargai
hak-hak pasien secara keseluruhannya. Menurut kasus, terdapat beberapa situasi yang
menunjukkan prinsip moral ini yaitu:

Paragraf 1 dokter bukan hanya bertugas dari pagi sampai sore, tapi harus menolong
pasien dimalam hari bila ada warga desa yang memerlukan pertolongannya.
(menghargai hak-hak pasien secara keseluruhannya, tidak sekadar menguntungkan

dokter)
Paragraf 2 memberikan pasien beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat

agar istirahat yang cukup.(maksimalisasi kepuasan pasien)


Paragraf 3 - dokter menyuruh pak mantri bikinkan puyer dan menjelaskan cara
membuat ORALIT untuk anak ibu tersebut.(minimalisasi akibat buruk dan

bertanggungjawab)
Paragraf 4 - dokter memberikan obat-obatan penunjang kepada pasien untuk

mengurangkan penderitaan.(memberi obatan berkhasiat namun murah)


Paragraf 5 - bersungguh-sungguh melakukan tugas yaitu amputasi telapak tangan

pemuda yang mengalami kecelakaan.( menolong pasien gawat darurat)


Paragraf 6 - memeriksa pasien dan memberi surat rujukan ke rumah sakit yang
berada di kota.(bertanggungjawab terhadap pasien dan meminimalisasikan akibat
buruk)

NON-MALEFICENCE
Prinsip moral ini melarang tindakan yang boleh memperburuk keadaan pasien yang
dikenali sebagai primum non nocere atau above all do no harm 4. Tindakan ini
merangkumi aktivitas menolong pasien emergensi, luka dan dalam keadaan gawat darurat.
Selain itu, menurut prinsip ini seorang dokter haruslah memberikan semangat hidup kepada
pasien, merawat secara proporsional serta melindungi pasien dari pelbagai serangan. Seorang
dokter tidak boleh memandang pasien hanya sekadar obyek dengan menghina dan mencaci
maki pasien.Terdapat beberapa situasi didalam kasus yang menunjukkan prinsip moral ini
yaitu :

Paragraf 3 - dokter menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit di kota.
- Memberi ibu tersebut obat dan ORALIT serta menyuruh ibu tersebut
memberi anaknya minum sesering mungkin.( mencegah pasien dari bahaya/serangan)
Paragraf 4- dokter Bagus memberikan obat-obatan penunjang agar anak bapak
tersebut tidak terlalu menderita.(mencegah pasien dari bahaya)

Paragraf 5- memberikan pertolongan kepada pemuda yang kecelakaan dan telapak

tangannya hancur.(menolong pasien emergensi)


- Memberi beberapa macam obat kepada pasien
Paragraf 7 - dokter bagus langsung tidak memikirkan untuk mencari pendamping
hidupnya dan sanggup berkorban selama 25 tahun merawat pasiennya.(manfaat
kepada pasien lebih besar daripada kerugian dialami dokter)

AUTONOMI
Prinsip moral ini merujuk kepada sikap menghormati hak-hak pasien termasuk hak
membuat keputusan sendiri tanpa ada sesiapapun yang mengintervensi pasien. selain itu,
dokter hendaklah menghargai privasi pasien dengan menjaga rahasia serta rasionalitas pasien.
dokter haruslah berterus-terang dengan pasien dan sentiasa menjaga hubungan antara dokterpasien. Pasien hendaklah memahami semua informasi dan risiko yang akan terjadi sebelum
menandatangan Informed concern tanpa ada paksaan dari mana-mana pihak. Beberapa situasi
yang menunjukkan prinsip moral ini di dalam kasus yaitu :

Paragraf 3 tidak memaksa apabila ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai
uang untuk berobat (menghormati hak-hak pasien, tidak mengintervensi pasien)
-Saya akan mampir ke rumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak
ibu(menjaga hubungan antara dokter-pasien)

Paragraf 5 - dokter menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan


tindakan yang harus diambil adalah amputasi (berterus-terang)
-Anjuran agar besok datang kembali untuk control (menjaga hubungan

dengan pasien)
Paragraf 6 - dokter menjelaskan kepada pasien perihal kemungkinan penyakit yang
dideritanya (berterus terang kepada pasien untuk kebaikan pasien sendri)

JUSTICE
Prinsip moral yang mementingkan keadilan yakni memberlakukan segala sesuatu secara
universal, memberi hak sama rata kepada pasien dan menghargai hak sihat pasien. selain itu,

prinsip ini sangat menekankan hak hukum pasien dan hak orang lain serta menjaga kelompok
rentan. Kesempatan yang sama seharusnya diberi kepada kelompok yang berada dalam
Contoh kasus justice :

Pada paragraph ke satu, dimana dokter melakukan perkejaannya dan banyak


warga desa yang datang berobat karena merupakan satu satunya sarana
kesehatan yang ada. Dokter Bagus memberlakukan segala sesuatu secara
universal.

Pada paragraf ke dua, dimana Dokter Bagus memeriksa 4 pasien yang sudah
mendaftar

sesuai

nomor

urut

pendaftaran.

Ini

berarti

Dokter

Bagus

memberlakukan segala sesuatu secara universal.

Pada paragraf ke 3, dimana Dokter Bagus menyarankan agar anak dari si ibu tersebut
dirawat di rumah sakit. Ini berarti Dokter Bagus menghargai hak sehat pasien.

Pada paragraf ke 5, dimana Dokter mempersilahkan kesediaan pasien ke 4 untuk


menunggu dan mempersilahkan pasien yang telapak tangan kanannya masuk ke dalam
penggilangan untuk masuk dahulu. Dokter Bagus memberlakukan segala sesuatu secara
universal.

Pada paragraph ke 6, dimana Dokter Bagus membuat surat rujukan ke rumah sakit yang
berada di kota setelah ia mencurigai bahwa si pasien menderita penyakit jantung. Dokter
Bagus menghargai hak sehat pasien.

posisi yang sama dan tidak membebankan pasien dengan hanya meminta partisipasi pasien
mengikut kemampuan mereka. Situasi-situasi di di dalam kasus ada menunjukkan prinsip
moral ini yaitu :

Paragraf 2 - memeriksa pasien mengikut nomor urut pendaftaran (keadilan, sama

rata)
Paragraf 5 -meminta kesediaan pasien menunggu diluar karena ia akan terlebih
dahulu memberi pertolong kepada pemuda yang kecelakaan (menjaga kelompok

rentan)
Paragraf 6 dokter curiga akan pasien mempunyai penyakit jantung lalu membuat
surat rujukan ke rumah sakit ( menjaga kelompok rentan/ mudah menerima serangan)

PENUTUP
Sebagai kesimpulannya, seorang dokter harus mematuhi prinsip dasar kaidah bioetik dalam
merawat pasien walau dalam apa jua keadaan sekalipun. Dokter juga mesti memikul bebanan
moral dalam penyelenggaraan layanan kesihatan dan medis dengan melakukan praktek secara
kompeten dan rasional ilmiah.4,6 Hal ini benar menurut hipotesis bahwa kaidah-kaidah bioetik
diterapkan dalam praktek seorang dokter merawat pasien.
Salah satu prinsip bioetika yang sering dipersoalkan adalah nilai justice yaitu moral
keadilan karena ia tergantung kepada keadaan, situasi dan waktu. Ia juga salah satu perkara
yang tidak absolute karena mungkin keadaan itu dikatakan adil bagi satu pihak, namun bisa
sebaliknya bagi pihak yang lain. Sememangnya sukar untuk memberi kepuasan kepada
semua orang pada satu waktu yang sama namun seorang dokter harus mencoba apa saja yang
terbaik demi kebaikan pasien tanpa menggugat kewibawaan profesi seorang dokter.7

DAFTAR PUSTAKA
1. dr. budiman Hartono,M.Pd.Ked, dr. Darminto Salim, Bahan kuliah modul 1 blok 1:
who am i? Bioetika, humaniora dan profesionalisme seorang dokter, Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta 2011/2012
2. J. Guwandi, S.H. Etika dan Hukum Kedokteran, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1991
3. Budi S, Zulhasmar S, Siswaja T.D. Bioetik dan Hukum Kedokteran : Pengantar bagi
Mahasiswa Kedokteran dan Hukum, Jakarta, Juli 2007
4. Dr. Danny Wiradharma, SH, MS, Tindakan Medis & Aspek Etis Yuridis, Penerbit
Universitas Trisakti, Jakarta, Januari 2004.
5. kamus saku kedokteran DORLAND, edisi 25
6. Kartono Mohammad, Teknologi Kedokteran dan Tantangannya Terhadap Bioetika,
Jakarta : Gramedia 1992
7. K. Bertens, Membahas Kasus Etika Kedokteran, Jakarta : Grasino 1996

Anda mungkin juga menyukai