Disusun Oleh
Madame Arum Nurilla, S.Ked
J510155029
Pembimbing:
Dr. Ratna Widyastuti, Sp.Og
KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD Dr. HARJONO KABUPATEN PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
CASE REPORT
WANITA 45 TH DENGAN MIOMA GEBURT
Yang diajukan oleh :
Madame Arum Nurilla, S.Ked
J510155029
Tugas ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Program Profesi Dokter
Pada hari
, tanggal
November 2015
Pembimbing:
dr. Ratna Widyastuti, Sp.OG
(............................)
Dipresentasikan dihadapan
dr. Ratna Widyastuti, Sp.OG
(............................)
(............................)
BAB I
STATUS PASIEN
A. Data Dasar
1. Karakteristik Penderita
Data pasien
Data Suami Pasien
Nama
: Ny. S
Nama
: Tn. T
Umur
:45 Th
Umur
:47 Th
Alamat
: Sokoo, Ngatirajo
Alamat
: Sokoo, Ngatirajo
Suku
:Jawa
Suku
: Jawa
Pendidikan :SD
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Tani
Pekerjaan
: Tani
Status Perkawinan : Menikah
Jumlah Perkawinan : 1
Umur Perkawinan : 22 Th
Tanggal Masuk RS : 17 November 2015
Ruang
: Poli
2. Keluhan Utama
Pasien datang mengeluh keluar darah dari vagina sejak 2 bulan ini
3. Riwayat
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli kandungan RSUD dr. Hardjono Ponorogo
dengan keluhan mengeluarkan darah dari vagina sejak 2 bulan ini dan
terasa seperti ada benjolan pada jalan lahir.
b. Riwayat Obstetri
P2 A0
Partus terakhir : 8 Februari 1997
Abortus terakhir : KB sekarang
: Ya
Jenis KB
: Pil (sejak 4 tahun yang lalu)
c. Riwayat Haid
Menarche
: 15 tahun
Siklus
: teratur 28 hari
Lamanya
: 7 hari
Jumlah haid
: biasa
Nyeri haid
: diakui
HPHT
: Oktober 2015
d. Riwayat Nyeri Perut
: diakui (sejak 1 bulan yang lalu, sifat nyeri
tumpul)
e. Riwayat Keputihan
mengalami
penurunan
maupun
penambahan)
Miksi
:+
Defekasi
:+
g. Riwayat Operasi Penyakit
: disangkal
h. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat sakit serupa
: disangkal
Riwayat TB
: disangkal
Riwayat sakit jantung
: disangkal
i. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit serupa
: disangkal
Riwayat alergi obat & makanan
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat TB
: disangkal
Riwayat sakit jantung
: disangkal
B. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis (18 November 2015)
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran
: compos mentis
c. Berat Badan
: 56 kg
d. Tinggi Badan
: 150 cm
e. Vital sign
:
1) Tekanan darah
: 130/90 mmHg
2) Nadi
: 80x/menit
3) Suhu
: 36 oC
4) RR
: 20 x/mnt
f. Kepala
: dbn
g. Leher
: dbn
h. Thorax
: dbn
i. Abdomen
: dbn
j. Ekstremitas
: dbn
k. Cor
: dbn
l. Pulmo
: dbn
m. Hepar
: dbn
n. Thyroid
: dbn
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Pemeriksaan Luar
Palpasi abdomen supel, tidak didapatkan massa dan nyeri tekan (-)
b. Pemeriksaan Dalam : VT
Vulva dan vagina: dbn, discharge (+) berwarna putih
Teraba massa padat bertangkai, mudah digerakkan dan berdarah
keluar dari ostium uteri
C. PemeriksaanPenunjang
1. USG: 2. DarahLengkap:
WBC
Lymph#
Mid#
Grand#
Lymph%
Mid%
Grand%
RBC
HB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
RDW-SD
PLT
MPV
PDW
PCT
D. Identifikasi Masalah
1. Anamnesis
HASIL
5.5 x 103/uL
1.6 x 103/uL
0.3 x 103/uL
3.6 x 103/uL
29.7 %
6.1 %
64.2 %
3.22 x 106/uL
6.1 g/dL
21.3%
66.4fL
18.9pg
28.6 g/dL
19.1 %
43.1fL
389 x 103/uL
7.9 fL
16.0
0.307 mL/L
RANGE
4.0-10.0
0.8-4.0
0.1-0.9
2.0-7.0
20.0-40.0
3.0-9.0
50.0-70.0
3.50-5.50
11.0-16.0
37.0-50.0
82.0-95.0
27.0-31.0
32.0-36.0
11.5-14.5
35.0-56.0
100-300
7.0-11.0
15.0-17.0
0.108-0.282
G. Laporan Follow Up
Tanggal
Catatan
Instruksi
18 November
KU : sedang
2015
KS : compos mentis
T : 130/70 mmHg.
N/S : 88/36c
Keluhan : merasa lemas
Mata : CA : +/+, SI : -/-.
Abdomen : datar, palpasi
Pasang infus RL
Cefotaxime 2x 1 gr i.v
Kalnex 3 x 1 ampul i.v
SF 2x 1 tab
Rencana transfusi s/d Hb > 10 g/dL.
Cek Hb post transfusi
Obs KU, T,N,R,S perdarahan.
Rencana ekstirpasi bila Hb > 10 g/dL.
Cefotaxime 2 x 1 gr iv
Kalnex 3 x 500mg
Obs KU,T,N,R,S, perdarahan
Rencana ekstirpasi
Cefotaxime 2 x 1 gr iv
Kalnex 3 x 500mg.
As. Mefenamat 3 x 500 mg.
Metil ergometrin 3 x 1
Obs. KU, T,N,R,S perdarahan.
19 November
2015
berkurang
KU : baik
KS : compos mentis
T : 100/70 mmHg.
N : 84 x/menit.
S : 36,5c
Mata : CA : -/- , SI : -/-.
Abdomen : datar lembut.
Nt : (-)
BAB/BAK : -/+.
D/ mioma geburt.
19 November
201
KU : baik
KS : compos mentis
T : 120/70 mmHg.
N : 88 x/menit.
R : 20 xmenit.
S : 36c
Mata : CA: -/-, SI : -/Abdomen : datar lembut.
Nt : (-)
D/ post ekstirpasi dan
kuretase mioma geburt.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Mioma geburt adalah mioma submukosum bertangkai yang dilahirkan. Mioma
tersebut dapat muncul di serviks atau vagina, dan dapat terjadi perputaran
tangkainya
B. Klasifikasi mioma uteri
konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus,
dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas,
sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
2. Mioma uteri submukosa
Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang
mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina
melalui saluran serviks, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang
dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Mioma
tumbuh tepat dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga
uterus,bertangkai menjadi polip. Kadang mioma uteri submukosa dapat
tumbuh terus dalam kavum uteri. Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus
mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma
jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan,
tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan
gangguan perdarahan. Hal ini dapat menyebabkan dismenore, namun ketika
telah dikeluarkan dari serviks dan menjadi nekrotik, akan memberikan gejala
pelepasan darah yang tidak regular dan dapat disalah artikan dengan kanker
serviks. Peningkatan jumlah perdarahan menstrual pada penderita mioma
dihubungkan dengan :
-
Produksi prostaglandin
Mioma terletak dibawah tunika serosa, tumbuh kerah luar dan menonjol ke
permukaann uterus. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan
ligamentum latum menjadi
ligamenter dan arteri iliaka. Mioma jenis ini juga dapat tumbuh menempel
pada jaringan lain misalnya ke omentum dan kemudian membebaskan diri
dari uterus sehingga disebut wandering dan parasite fibroid (5,6)
4. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus
sehingga disebut wondering/parasitic fibroid. Jarang sekali ditemukan satu
macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke
dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan
sabit.Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas
otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorle like
pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang
terdesak karena pertumbuhan sarang mioma.
C. ETIOLOGI
Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara
pertumbuhan tumor
pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor predisposisi yang bersifat
herediter dan faktor hormone pertumbuhan dan Human Placental
Lactogen. Pada ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang
membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan
fibroid. Beberapa ahli mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen
sisi paternal. Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan
mengecil setelah menopause, sehingga diperkirakan dipengaruhi juga oleh
hormon-hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu,
Umur : mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun,
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini
paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun.
Paritas : lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif
infertil,tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan
mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau
apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.
khususnya wanita
berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor
ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada
yang menderita mioma.
-
PATOGENESIS
Meskipun mioma cukup umum ditemukan, tidak begitu banyak yang
bergejala. Timbulnya gejala tergantung terutama pada kombinasi ukuran, jumlah
dan letak mioma.Secara umum, pertumbuhan mioma merupakan akibat stimulasi
estrogen, yang ada hingga menopause. Seiring berjalannya waktu, mioma yang
awalnya asimtomatik dapat tumbuh dan menjadi bergejala. Sebaliknya, banyak
mioma yang menyusut seiring menopause dimana stimulasi estrogen menghilang
dan
menopause.
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui.
Karena mioma uteri banyak ditemukan pada usia reproduktif dan angka
kejadiannya rendah pada usia menopause, belum pernah terjadi sebelum
menarche, maka diduga penyebab timbulnya mioma uteri paling banyak oleh
stimulasi hormon estrogen.
Pukka menemukan bahwa reseptor estrogen pada mioma
uteri lebih
cell nest
dan
maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah
dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron.
kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati
daripada miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur,
bukan dari selaput otot yang matur.
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari
penggandaan satu sel otot.
Rasa nyeri yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang
mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada mioma
submukosum yang akan dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan
kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore. Namun gejala-gejala
tersebut bukanlah gejala khas pada mioma uteri.
Gejala dan tanda penekanan yang tergantung pada besar dan tempat mioma
uteri. Gejala yang timbul dapat berupa poliuri, retensio urine, obstipasi serta
edema tungkai dan nyeri panggul.
Pada Mioma Geburt gejala yang menonjol berupa perdarahan per vaginam
di antara siklus haid yang bervariasi mulai dari perdarahan bercak hingga
perdarahan masif.
Darah yang keluar berupa darah segar dan kadang disertai nyeri sehingga dapat
diduga sebagai haid yang memanjang. Selain itu, mioma submukosa juga dapat
menyebabkan perdarahan intermenstrual, perdarahan post coital, perdarahan
vaginal terus-menerus atau dismenore.
DIAGNOSIS
Diagnosis Mioma Geburt ditegakkan atas beberapa hal, yaitu:
1.Anamnesis
Teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan bertambah
panjang serta adanya riwayat perdarahan per vaginam terutama pada perempuan
di usia 40an, kadang dikeluhkan juga perdarahan kontak.
2. Pemeriksaan fisik
a. Pada pemeriksaan abdomen luar kemungkinan tidak didapatkan kelainan,
namun dapat juga ditemukan pada palpasi bimanual uterus yang bentuknya
tidak regular, tidak lunak atau penonjolan yang berbenjol-benjol yang keras
pada palpasi.
b. Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang keluar dari OUE
(kanalis servikalis), lunak, mudah digerakkan, bertangkai serta mudah
berdarah. Melalui pemeriksaan inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis
servikalis) berwarna pucat.
3. Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan
perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang
mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkan
polisitemia. Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga
akibat penekanan mioma terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan
4. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam
menetapkan adanya mioma uteri serta menentukan jenis tumor dalam rongga
pelvis.Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus yang kecil.
Uterus atau massa yang paling besar paling baik diobservasi melalui
ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran
ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun pembesaran
uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan bayangan
akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.
b. Histeroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa
dengan infertilitas, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus
dapat diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma
tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas
tegas dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi
sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, taermasuk mioma submukosa.
MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat
disimpan.
DIAGNOSIS BANDING
Mioma Geburt dapat didiagnosis banding dengan polip serviks. Polip
serviks merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari
mukosa endoserviks.
Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi
biasanya adalah epitel endoserviks yang dapat juga mengalami metaplasia
menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis
sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang membedakannya dari
Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan merupakan ujung
mioma tapi merupakan endometrium yang mengalami hyperplasia akibat
pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma
submukosa.
Konservatif
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar
dari kehamilan 10-12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada
tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
1.Terapi medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan
mioma geburt secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa
masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog GnRH,
progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agenagen lain (gossipol, amantadine)
a. GnRH analog. Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan
mioma uteri yang diberikan GnRHa leuprorelin asetat selama 6 bulan, ditemukan
yang
terbukti
efektif
dalam
mengobati
endometriosis.
Menurut
f.Goserelin
Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap
jaringan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada
pemberian Goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma geburt dan dapat
menghilangkan gejala menoragia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause
dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan
histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram
3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram
sehari sekali dengan cara injeksi subkutan.
Untuk pengobatan mioma geburt, dimana kadar estradiol kurang
signifikan disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sediakit mengeluh
efek samping berupa keringat dingin. Pemberian dosis yang sesuai, agar dapat
menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran
abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi
depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3 mg)
dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri, parameter yang
diteliti adalah volume mioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan, kandungan
mineral, dan fraksi kolesterol. Kadar HDL kolestrol meningkat selama
pengobatan, sedangkan plasma trigliserid meningkat selama pemberian terapi.
g. Antiprostaglandin
Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan
menoragia, dan hal ini beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk
menoragia yang diinduksi oleh mioma geburt.Ylikorhala dan rekan-rekan,
melaporkan pemberian Naproxen 500-1000 mg setiap hari untuk terapi selama 5
hari tidak memiliki efek pada menoragia yang diinduksi mioma, meskipun hal ini
mengurangi perdarahan menstruasi 35,7 % wanita dengan menoragia idiopatik.
4. Penanganan operatif:
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus pada kehamilan 12-14 minggu
dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila
preoperasi
menurut
American
College
of
Obstericians
mioma dengan pendekatan yang kurang invasif. Caranya adalah arteri uterina
diinjeksi dengan butiran polyvinyl alkohol melalui kateter yang nantinya akan
menghambat aliran darah ke mioma dan menyebabkan nekrosis. Penting untuk
diketahui, setelah dilakukan UAE, kehamilan tidak diperkenankan karena terjadi
distorsi signifikan dari lapisan uterus yang dapat menyebabkan implantasi
abnormal dan keguguran serta infertilitas dalam waktu yang lama. Nyeri setelah
UAE lebih ringan daripada setelah pembedahan mioma. Keuntungannya adalah
tidak ada insisi dan waktu penyembuhannya yang cepat. Tujuannya adalah untuk
Penanganan Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita
mengalami menopouse radioterapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat
kontak indikasi untuk tindakan operatif . radioterapi umumnya hanyadikerjakan
apabila tidak ada keganasan pada uterus.
a. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient)
b. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum
c. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan
menopouse. Maksud dari terapi radioterapi adalah untuk menghentikan
perdarahan.
Terapi menurut Achaidat, Chrisdiono M, 2004 hal 95-96:
a. Observasi : bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus
kehamilan 12 minggu, tanpa disertai penyulit lain.
b. Ekstirpasi : biasanya untuk mioma submukosa bertangkai atau mioma
lahir/geburt, umumnya dilanjutkan dengan tindakan.
c. Laparatomi/Miomektomi : bila fungsi reproduksi masih diperlukan
dan secara teknis memungkinkan untuk dilakukan tindakan tersebut.
Biasanya untuk mioma intramural, subserosa dan subserosa
bertangkai, tindakan ini lebih cukup memadai.
d. Laparatomi/Histerektomi :
1) Fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi
2) Pertumbuhan tumorsangat cepat
3) Sebagai tindakan hemostasis, yakni dimana terjadi perdarahan
yang terus-menerus dan banyak serta tiidak membaik dengan
pengobatan.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma geburt secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6%
dari seluruh mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histopatologi uterus yang
telah diangkat.
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar
dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya
pemberian darah pada sarang mioma.
Perubahan sekunder tersebut antara lain :
Degenerasi hialin : perubahan ini sering terjadi pada penderita berusia lanjut.
Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian
besar atau hanya sebagian kecil dari padanya seolah-olah memisahkan satu
kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
Degenerasi kistik : dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian
dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak
teratur berisi agaragar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan
bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang
lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
PROGNOSIS
Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di masa yang akan datang tidak
akan dibahayakan oleh miomektomi, walaupun seksio sesarea akan diperlukan
setelah diseksi lebar untuk masuk ke dalam rongga uterus.
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang dengan keluhan perdarahan dari vagina sejak 2 bulan ini.
Pasien juga mengeluhkan adanya benjolan yang terasa pada jalan lahir disertai
dengan nyeri perut sejak 1 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan badannya
terasa lemas. Riwayat obstetri pasien adalah P2A0 dengan 2 anak hidup dan
partus terakhir 18 tahun yang lalu. Pasien saat ini berusia 45 tahun dan mengaku
haid sebelumnya lancar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis
dan tidak didapatkan sklera ikterik. Pada pemeriksaan obstetri dari luar pada
inspeksi vulva dan vagina tidak didapatkan kelainan, terdapat discharge keluar
berwarna putih cair, tidak terdapat ulkus dekubitus atau tanda-tanda perdangan.
Pada pemeriksaan VT didapatkan benjolan massa padat bertangkai, bisa
digerakkan dan berdarah keluar dari ostium uteri. Pada pemeriksaan
laboratoriumnya didapatkan temuan yang abnormal, yaitu hemoglobin pasien 6.1
g/dL.
Pasien di observasi selama pro operasi dan diperbaiki keadaan umumnya.
Pasien mendapatkan transfusi PRC hingga HB nya > 10 g/dL dan keadaan
umumnya dan tanda vitalnya baik atau berada dalam batas normal. Pada tanggal
19 november 2015 dilakukan tindakan ekstirpasi dan kuretase atas indikasi mioma
geburt.
Pada kasus ini ny. S dengan usia 45 tahun dan persalinan 2 kali aterm dan
belum mengalami menopouse. Dilihat dari usia, maka mioma ini lebih sering
memberikan gejala pada usia 35-45 tahun dan jarang sekali ditemukan sebelum
menarkhe. Pasien juga memiliki riwayat menggunakan pil kontrasepsi dimana
kontrasepsi tersebut dapat mempengaruhi beberapa hormon dalam tubuh.
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma
sebelum terjadinya menopouse.
Pada Mioma Geburt gejala yang menonjol berupa perdarahan per vaginam
di antara siklus haid yang bervariasi mulai dari perdarahan bercak hingga
perdarahan masif. Pada pasien Ny. S mengeluhkan perdarahan yang tidak berhenti
selama 2 bulan ini. Perdarahan yang terjadi cukup banyak dan lama sehingga
menyebabkan
adenokarsinoma endometrium
Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang
mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada perut sejak 1 bulan ini. Rasa nyeri
yang mungkin timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang
disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada mioma submukosum yang akan
dilahirkan, pula pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat
menyebabkan juga dismenore.
Setelah dilakukan pemeriksaan ginekologi (PDV) didapatkan massa yang
keluar dari OUE (kanalis servikalis), mudah digerakkan, bertangkai serta mudah
berdarah. Melalui pemeriksaan inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis
servikalis) berwarna pucat. Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan kelainan,
dan pada pemeriksaan dengan palpasi tidak didapatkan massa.
Pasien mendapatkan terapi ekstirpasi yang dilanjutkan dengan tindakan
kuretase atas indikasi mioma geburt, setelah sebelumnya pasien di observasi dan
mendapatkan perbaikan keadaan umum dengan transfusi sebanyak 4 kolf. Tujuan
dilakukannya ekstirpasi dan kuretase adalah untuk mengangkat lesi, menghentikan
perdarahan dan mencari apakah adanya kemungkinan keganasan dengan
mengambil sampel untuk dilakukan PA.
DAFTAR PUSTAKA
1. Virgiawan TD. Mioma Geburt. [online]. [cited on Desember 2009]. Available
from http://darryltanod.blogspot.com/2009/04/miom-geburt-darryl-virgiawantanods.html.
2. Anonim. Fibroid. [online]. [cited on Januari 2010]. Available from
http://medicastore.com.
3. Hakim L. Mioma Geburt A case Report. [online]. [cited on November 2009].
Available from http://narcissus02.multiply.com/journal/item/6.
4. Anonim. Mioma uteri. [online]. [cited on Desember 2009]. Available from
http://obsgin-fkunram.blogspot.com/2009/02/mioma-uteri.html.
5. Anonim. Teori Tentang Mioma Uteri. [online]. [cited on july 2009]. Available
from http://spesialistorch.com.
6.
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/moima-uteri.html. - 1 -