NIM
: 120100135
1. Studi Kasus
Kasus
Seorang Petani berinisial B dengan usia 56 tahun datang dengan berdebar dan
mudah lelah walaupun dengan aktivitas yang tidak berat. Diet bapak ini tidak
teratur dan memiliki riwayat merokok 2 bungkus per hari. Aktivitas yang
dilakukan bapak ini tidak banyak seperti dahulu saat dia muda semenjak bapak
ini memutuskan untuk pensiun 6 tahun yang lalu. Makanan favorit bapak ini
adalah gulai kambing dan gorengan, bapak ini juga gemar meminum kopi susu
panas setiap pagi, siang dan sore. Dokterpun menyatakan bapak ini hipertensi
derajat 1 dengan tensi 150 / 90 mmHg. Bapak ini belum pernah memeriksakan
dirinya ke dokter sebelumnya. Tidak ada riwayat pemakaian obat sebelumnya.
a.
Anamnesis
1. Data Subjektif
Penyakit
: Hipertensi derajat 1
Keluhan
: Berdebar dan mudah lelah walaupun dengan aktivitas
yang tidak berat
Riwayat
: Merokok 2 bungkus per hari
Pekerjaan
: Pensiunan Petani
Usia
: 56 tahun
2. Data Objektif
a. Antropometri
b. BMI
c. Tekanan darah
: BB: 87 kg
: 28,4 kg / m2
: 150 / 90 mmHg
TB: 175 cm
Protein = 15% x TE
: 15% x 2.900 kkal = 435 kkal
Lemak = 20% x TE
: 20% x 2.900 kkal = 580 kkal
Karbohidrat = 65% x TE : 65% x 2.900 kkal = 1885 kkal
Menerjemahkan zat gizi kkal menjadi gram
Protein = 435 : 4 = 108,75 gram
Lemak = 580 : 9 = 64,44 gram
Karbohidrat = 1885 : 4 = 471,25 gram
disertai konsumsi tinggi serat, dan makanan rendah kalori apabila pasien
juga disertai berat badan berlebih.
Diet rendah garam ditujukan untuk pasien dengan edema atau asites
serta hipertensi. Diet rendah garam bertujuan untuk menurunkan tekanan
darah dan untuk mencegah edema dan penyakit jantung / lemah jantung.
Diet rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur saja
tetapi juga makanan rendah sodium atau natrium (Na) lainnya. Maka
menjadi sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah
garam adalah komposisi makanan yang tepat dimana mengandung cukup
kalori / energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan rendah
sodium / natrium.
Sumber sodium / natrium dapat berasal dari makanan yang
mengandung soda kue, baking powder, MSG ( Mono Sodium Glutamat ),
pengawet makanan atau natrium benzoat ( saos / ketchup, kecap, selai,
jelly), makanan turunan mentega serta obat - obatan yang mengandung
natrium ( seperti obat sakit kepala ). Penggunaan obat semestinya
dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu terutama pasien dengan
hipertensi.
Kolestrol dan lemak tubuh juga sangat penting pengaturannya. Adapun
jenis lemak dalam tubuh yaitu : kolestrol, fosfolipid, dan trigliserida.
Sumber kolestrol tubuh didapat dari pencernaan makanan rutin dan dari
hasil sintesis tubuh sendiri didalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika
dikonsumsi melebihi angka kebutuhan dimana dapat terjadi bila terlalu
banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan
tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25 50 % dari setiap makanan.
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi. Serat terbagi
menjadi dua jenis yaitu serat kasar / Crude fiber, yang banyak terdapat
pada sayuran dan buah buahan, dan serat makanan yang terdapat pada
makanan yang mengandung karbohidrat seperti biji - bijian ( beras ), umbi
- umbian ( kentang, ubi ) dan kacang - kacangan ( kacang kedelai, kacang
merah, kacang hijau ). Serat kasar dapat berfungsi untuk mencegah
penyakit tekanan darah tinggi karena mampu mengikat kolestrol maupun
asam empedu yang selanjutnya akan dibuang bersama kotoran. Maka
menjadi penting untuk mengonsumsi cukup serat setiap hari.
Diet rendah kalori dianjurkan bagi orang yang memiliki kelebihan
berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas berisiko tinggi terkena
hipertensi. Penduduk berusia di atas 40 tahun juga merupakan resiko
terjadinya hipertensi. Adapun hal - hal yang diperhatikan ketika menyusun
pola diet :