Kegiatan :
Pembangunan Pintu Air
Pekerjaan :
Rehabilitasi Bangunan Air DIR Sakalading Kec. Kumai
KATA PENGANTAR
Peran irigasi dan kontribusinya untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia semakin besar
dan merupakan
sehingga ketepatan penyediaannya melalui besarnya investasi adalah suatu hal yang sangat
penting.
Banyak daerah Pertanian di kabupaten Kotawaringin Barat yang belum tersentuh oleh
pembangunan, khususnya pembangunan Pintu Air. Untuk menciptakan pemerataan
pembangunan antara desa khususnya pembangunan Pintu Air, maka pemerintah melalui
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kotawaringin Barat Bidang Sumber Daya Air dengan
menggunakan anggaran 2016 melaksanakan Kegiatan Pembangunan Pintu Air yang
mencakup 3 kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Kegiatan pembangunan Pintu Air adalah suatu program kegiatan dalam hal memberikan
fasilitas untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sehingga mempermudah para
petani mengalirkan air secara teratur sesuai kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas
tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh
secara normal.
Kegiatan
Pembangunan
pekerjaan
REHABILITASI
BANGUNAN AIR DIR SAKALADING KEC. KUMAI KEC. KUMAI ini terletak
di
Kecamatan Kumai.
1.4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA
a. Satuan Kerja/SKPD
RUPIAH).
b. Catatan : Apabila dalam pengadaan barang/jasa ini terdapat kebijakan Pemerintah
yang mengakibatkan perubahan pagu anggaran, maka calon/penyedia jasa tidak
dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun
1.9. PENUTUP
Untuk pekerjaan yang belum termasuk/belum disebutkan dalam uraian Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini, akan disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat dengan
tetap mengacu pada petunjuk Direksi. Untuk hal-hal yang kurang dimengerti /kurang
jelas tentang isi dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dapat dinyatakan atau dijelaskan
oleh panitia lelang.
Pangkalan Bun,
Juni 2016
SPESIFIKASI TEKNIS
REHABILITASI BANGUNAN AIR DIR SAKALADING KEC. KUMAI
I. UMUM
Kegiatan
Pekerjaan
Lokasi
Tahun Anggaran
:
:
:
:
II.
II.1.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat papan Nama Proyek yang terbuat dari kayu dan
papan dicat dan ditulis rapih sesuai dengan contoh terlampir.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
Pengeringan
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Kontraktor akan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan
yang akan dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air,
karena bisa menyebabkan turunnya kwalitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.,
bangunan pengamanan, penyediaan pompa air, dan lainnya untuk memindahkan aliran air
sehingga tidak menggenangi lokasi pekerjaan dan membongkar / membersihkannya bila
pekerjaan telah selesai dikerjakan.
III.
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Galian Tanah ini meliputi :
IV.
V.
V.1
1.
Galian Tanah Pondasi untuk Pekerjaan Kolper Bangunan Air dan Pasangan batu.Untuk
Galian disesuaikan dengan besarnya bangunan yang akan dilaksanakan, kedalaman minimal
dimana laci dan alas terendam air tanah dan atau minimal kedalaman sesuai dengan petunjuk
Pengawas
2.
Semua akar-akar, tunggul-tunggul yang ditemukan dalam galian harus dibuang keluar lokasi
PEKERJAAN CERUCUK
Bahan untuk kayu cerucuk menggunakan jenis kayu galam yang tahan air dengan diameter
6-8 cm panjang 4 m. Kayu cerucuk dipancang dengan menggunakan alat penumbuk berat
100-200 kg. Kayu cerucuk dipancang sepanjang 2 m sampai habis. Jumlah titik
pemancangan disesuaikan dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari pengawas
pekerjaan.
PEKERJAAN BETON
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Semua beton yang akan digunakan pada bagian konstruksi harus sesuai dengan
spesifikasi dan yang diminta oleh direksi pekerjaan. Beton harus terdiri dari bahan yang
telah ditentukan dan harus secara proporsi, campurannya bentuk dan pemasangannya
harus sesuai dengan ketentuan yang diminta
V.2
V.2.1
BAHAN -BAHAN
Semen Portland
A. Persyaratan
Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
standart Indonesia NI.8
B. Pemeriksaan dan Pengujian
1. Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan oleh
Direksi, dan contoh pemeriksaan dan pengujian demikian harus sesuai dengan
NI.8. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan dimana
semen itu dihasilkan dan direksi senantiasa berhak untuk memeriksa bahanbahan, hasil pemeriksaan analisa oleh laboratorium pemeriksaan yang
diadakan ditempat penimbunan semen dan mengambil contoh-contoh dari
semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan
yang dibutuhkan bagi Engineer untuk mengambil contoh-contoh
2. Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap
waktu sebelum dipergunakan. Semen yang tidak dapat diterima oleh
pemeriksaan demikian harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen
yang dinyatakan tidak memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton, spesi
atau spesi injeksi, maka spesi atau spesi injeksi demikian harus diperintahkan
untuk dibuang dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas
beban kontraktor.
3. Silinder atau kubus contoh dari beton atau luluh yang dipakai dalam pekerjaan
sewaktu-waktu dapat diminta oleh Direksi untuk tujuan pemeriksaan.
beton, semen yang digunakan dalam beton tambahan sebagai akibat dari keteledoran,
penyalahgunaan atau penggalian yang tidak perlu.
Semen yang digunakan untuk beton yang dituangkan oleh Kontraktor untuk perluasan
bangunan atau dimanapun juga, dengan tujuan atau memberi kemungkinan atau
memudahkan pekerjaannya. Semua biaya dari semen yang ada harus dimasukkan dalam
harga satuan yang diajukan dalam harga penawaran untuk barang-barang yang diperlukan
dimana semen akan dipakai.
V.2.2
Semua bahan pasir kerikil dan bahan-bahan bangunan tembok yang dipakai untuk
semua bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termaktub yang dipakai
untuk semua bangunan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan termaktub dalam
dokumen kontrak dan untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin
dikehendaki oleh direksi, harus terdiri dari bahan-bahan yang terperinci disini dan
harus sesuai dengan standar yang ada.
B. Pengangkutan dan Penyimpanan
1. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun
semua pasir, kerikil dan bahan-bahan plesteran dan penembokan sebagaimana
diminta untuk melaksanakan pekerjaan bangunan dan bangunan diperinci
disini. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran,
pemuatan, pengerjaan, dan penimbunan pasir, kerikil dan bahan-bahan
bangunan penembokan sewaktu-waktu harus mendapatkan persetujuan dari
direksi.
2. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus membersihkan bahkan
memperbaiki saluran, bangunan, semua tempat untuk penimbunan dan harus
mengatur semua pekerjaan penimbunan pasir, kerikil dan batu, sehingga
pemisahan dan penyerahan akan terjadi sedikit mungkin dan bahan yang
ditimbun tidak akan kena tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir ataupun
air rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir, kerikil ataupun bahan pasangan batu, yang
terpisah atau kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam
pencegahan yang cukup.
3. Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan dengan cara yang
sedemikian dengan menaruh semua bahan, langsung ditimbun dalam letak
terakhir dan dengan lapisan tidak lebih dari 1,25 m
C. Pasir
1. (a) Pasir Buatan
Pasir dihasilkan oleh mesin pemecah batu untuk pekerjaan spesifik
(b) Pasir Alam
Pasir yang disediakan oleh Kontraktor dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan direksi.
dan kerikil yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus
diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa, hingga tidak merugikan kegunaan
dari timbunan. Bahannya harus diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan
untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan disini
3. Kebersihan dan Kualitas
Pasir dan kerikil halus harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat,gumpalangumpalan kecil dan lunak dari tanah karang, alkali bahan-bahan organik tanah liat,
dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak.
Pasir harus mempunyai modus kehalusan butir antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan PBI 1971 atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan No.
4
8
16
30
50
100
PAN
0 15
6 15
10 25
10 30
15 35
11 20
37
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah 20 % atau kurang,
batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan No. 8 dapat baik sampai
20 %.
Hubungan nomor saringan dengan besarnya lobang saringan :
Saringan No.
4
8
10
12
16
20
30
40
50
60
80
100
200
4,6
2,38
2,00
1,68
1,19
0,84
0,59
0,42
0,297
0,25
0,177
0,149
0,074
5. Pasir untuk spesi / mortar yang digunakan untuk plesteran, pasangan batu atau batu
cetak harus pasir alam, bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut :
Saringan No.
8
100
100
15
Dalam batas-batas tersebut diatas, pasirnya tentu bermutu baik dan juga kasar untuk
digunakan untuk produksi pasangan batu.
6. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk penyelidikan
Direksi untuk menetapkan apakah pasir yang dihasilkan sesuai dengan
permintaan dalam spesifikasi ini.
D. Agregat Kasar
1. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini harus terdiri
dari Agregat, atau batu pecahan atau bahan pengisi lain atau kombinasi dari
ini semua seperti yang telah diperincikan.
2. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian yang halus, mudah pecah,
tipis atau panjang bersih dari alkali, bahan-bahan organis, atau dari substansi
yang rusak dalam jumlah yang merugikan.
Besarnya prosentase dari semua substansi yang merusak dalam jumlah
berapapun tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk baik, keras, padat, awet dan tidak berpori-pori.
3. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm
sampai 70 mm, atau sampai ukuran dalam batas-batas sebagaimana diperinci untuk
pekerjaan khusus.
Agregat kasar harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 sampai 7,5 atau
bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan Standar Indonesia
untuk beton PBI 1971 (NI.2)
4. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
pasangan harus dirumuskan dalam harga satuan, yang diajukan dalam daftar
penawaran untuk jenis pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan itu digunakan.
V.2.3
dengan Standar Indonesia untuk beton Ni.2, PBI 1971 dan harus disetujui oleh
Direksi.
2. Jika diperlukan Kontraktor dapat meminta untuk memberikan surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang
disediakan untuk disetujui oleh Direksi
B. Pembengkokan/Pembentukan dan Pembersihan
1. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,minyak,
gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya lekatnya. Dimana
ada kemacetan dalam pengecoran beton, tulangan, akan diperiksa kembali dan bila
perlu akan dibersihkan.
Besi tulangan beton harus diserahkan dalam keadaan terikat kuat dalam
bungkusan dan disimpan jauh dari permukaan tanah.
2. Besi tulangan beton harus dibengkokan/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran yang tertera pada gambar konstruksi yang diberikan
kepada Kontraktor. Kontraktor harus mempersiapkan daftar pembengkokan
tulangan dalam bentuk yang disetujui Direksi
C. Pemasangan
1. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar / perhitungan
dan dipastikan tidak terjadi pergeseran/pemindahan dengan pemakaian kawat
pengikat tulangan beton atau alat-alat klem yang sesuai pada
perpotongan/pertemuan-pertemuan tulangan dan rangka tulangan harus
didukung oleh ganjel blok beton precast atau kursi-kursi besi/cakar ayam,
perenggang (spacer) atau logam gantungan (metal hangers) sebagai yang
dibutuhkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus
digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
Dimana bagian penunjang menonjol diatas dasar beton yang direncanakan
untuk menerima plesteran yang rata, penunjang ini harus dibuat dari logam
yang tidak dapat berkarat (non corrodible).
Kontraktor harus membuat atau menyediakan ganjelan balok beton menurut
petunjuk Direksi.
2. Besi tulangan beton untuk plat (slab) langsung diatas tanah harus didukung
dengan blok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari blok beton
harus horizontal berukuran kira-kira 7,5 cm x 10 cm. Baja tulangan untuk
plat-plat yang lain dalam balok-balok harus ditunjang dengan kursi besi/cakar
ayam
3. Jarak terkecil antara batang paralel harus 1 diameter dari batang-batang, tetapi
jarak terbuka sekali-kali jangan kurang dari 1,2 x ukuran terbesar dari agregat
kasar
D. Pengukuran dan Pembayaran
Harga satuan yang ditawarkan oleh Bill of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang
dimintakan, dimana tulangan beton tersangkut adalah meliputi harga pembelian dari besi
Segala biaya untuk menyediakan besi beton demikian harus dimasukkan dalam
harga satuan yang diajukan dalam Bill of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan
yang sesuai dimana besi beton akan dipakai.
V.2.4
Air
Air yang dipakai semua beton, spesi/mortel dan spesi injeksi harus bebas dari lumpur,
minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah
yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji oleh Direksi untuk menetapkan sesuai
tidaknya dengan ketentuan-ketentuan ini.
V.2.5
Bahan-bahan Lain
A. Kayu atau Kayu Bangunan
1. Kayu bangunan harus dihasilkan dari sumber yang disetujui
2. Kayu bangunan harus dari kualitas yang baik dan betul-betul kuat
Kayu bangunan harus mempunyai tekstur yang sama, serta lurus, bersih dari retak yang
terbuka, lubang pemboran, serangan jamur, pembusukan, bintik-bintik lapuk, pilihan,
pecah dan kerusakan serta kejelekan-kejelekan lainnya.
3. Semua ciri-ciri lainnya yang harus diikuti, seperti mata-mata kayu Wanolak dan
penyimpanan dan mutu keawetan serta kelas kekuatan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Standar Indonesia untuk kayu NI.5 atau sebagaimana
dispesifisir oleh Direksi
4. Kayu untuk pintu dan stoplogs harus dari kayu belian dan berasal dari tempat
yang disetujui
B. Pengukuran dan Pembayaran
V.3
Beton
V.3.1 Scope Pekerjaan
1. Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan yang akan
dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua maksud yang berhubungan dengan
sebagaimana diminta oleh Direksi harus terdiri dari bahan-bahan yang terperinci dan
harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
tersebut disini
Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan disini akan berlaku
kecuali bila secara khusus diubah oleh Direksi
2. Setiap syarat dan ketentuan yang tidak termaktub disini harus sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI.2 PBI 1971.
V.3.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
V.3.3
sebagai penyerahan kedua, maka semua bangunan pembantu dan sampahSemua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam pasal 3.2.1
Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam pasal 3.2.3
Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syaratsyarat dalam pasal 3.2.2
Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam
pasal 3.2.4
Mutu Beton
Mutu beton harus disesuaikan dengan standar Indonesia
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang
ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan
diolah sebaik-baiknya
2. Untuk mutu beton fc > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan betonharus
ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc < 20 MPa atau K250diizinkan ditakar
menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakansemen kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehinggakuantitas semen yang digunakan
adalah setara dengan satu satuan ataukebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
ditimbang beratnya secaraterpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
3. Untuk beton mutu B campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil dipakai
perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh
kurang dari 1 : 8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.
4. Untuk beton mutu BI dan K-225, campuran nominal dari semen portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1 : 2 : 3 atau 1 :
1 : 2 . Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus antara 300
sampai 325
kg.
5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K.125 dan untuk
kelas II
derajat K.225 beton harus berada dalam batas yang ditentukan dalam NI.2 1875,
klausul 3.4. dan Kontraktor harus memperoleh derajat yang patut apabila perlu oleh
Engineer, dengan mengkombinir ukuran agregat yang proporsionil, agar diperoleh
derajat yang sepatutnya.
6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan
(sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan
campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan,
juga mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendakim
dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
7. Untuk mutu yang lebih tinggi harus digunakan desain campuran. Desain campuran harus
8. dari hasil pengujian campuran untuk memperoleh ketentuan dan karakteristik kekuatan
9. Ukuran maksimum agregat dalam beton untuk beberapa bagian pekerjaan adalah yang paling
besar dari ukuran yang telah ditentukan dan penggunaannya mulai dari pengadukan beton
sampai pemasangan hingga selesai
Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh
melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60 (dari beratnya)
untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Engineer dan
perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau penghematan
yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian
V.3.5
Perlengkapan Mengaduk
Mengaduk
1.
Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continuous Mixer selama sedikitnya 5 menit
sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) adalah Mixer. Waktu
pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Direksi
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara
pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengna susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali
bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang dari
4,5 oC. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27oC dan 32 oC, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor
Bila beton melebihi 32oC, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat,
mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu
beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32oC.
V.3.8
Cetakan
1. Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
2.
3.
4.
5.
V.3.9
ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau
seperti ditetapkan direksi.
Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran plywood, papan
kayu yang dipasrah halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk
menghasilkan permukaan yang sempurna.
Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga dari
bagian jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu
dan harus benar-benar berbentuk dan berukuran yang dikehendaki dan berkekuatan
dan kekakuan yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton.
Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang
telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan harus
diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan yang mencegah secara efektif
lekatnya beton, semua material untuk melepaskan lekatan harus dipakai hanya
setelah disetujui oleh Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk
kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Penyangga
cetakan (perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, besi tulangan beton,
pemasangan instalasi yang ditanam, penyokongan dan pengikatan dan penyiapanpenyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui
oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau
bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan yang menyerap dengan rata
hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan
dicor, permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan
berpadu dengan sempurna, ditentukan disini sebagai Construction Joints
(hubungan konstruksi/pelaksana). Permukaan-permukaan Construction Joints harus
bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang
mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaanpermukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui
dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara
segera sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangangenangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru
dicor.
9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
10. Ember-ember/bocket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme
pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember
beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alatnya dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan
lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Engineer.
12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum yang mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat pada semua
permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang dilekatkan. Dalam pemadatan setiap
lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan
menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak dibawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
V.3.10 Waktu dan Cara Pembukaan Cetakan
1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hatihati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda tidak
diijinkan untuk dibenahi.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan
hati-hati, permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Direksi.
2. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh
hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.
VI.
PEKERJAAN PINTU
VI.1 Pekerjaan Pintu
Pekerjaan pintu pada dasarnya tergantung pada beban dan tegangan
rencana, yang meliputi :
1. Beban rencana
a) Pintu
Pintu harus direncaakan dengan kondisi beban sebagai berikut :
Beban air
Beban air pada pintu harus seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Beban beban lain
Reaksi yang diakibatkan oleh berat sendiri. Semua beban yang akan terjadi pada
saat awal, menaikkan atau menurunkan pintu.
b) Rangka Pintu
Beban beban pada rangka pintu terdiri dari beban pada tumpuan, beban karet Sekat
dan semua beban lain yang diakibatkan pengoperasian pintu dan perangkat. Rangka
pintu harus mampu meneruskan beban dari karet sekat pintu ke beton atau pasangan
batu kali pada bangunan.
c) Alat Pengangkat
Alat pengangkat harus direncanakan untuk menaikkan, menurunkan dan memegang
pintu pada setiap posisi di antara keadaan pintu tertutup dan pintu terbuka penuh.
Ketinggian pengangkatan harus seperti pada gambar. Kapasitas rata rata
pengangkat, tongkat ulir harus mampu menaikkan atau menurunkan
pintu pada kombinasi yang paling membahayakan.
2. Tegangan Rencana
a) Batang Baja
Tegangan yang diijinkan pada beban normal pada batang baja haruslah sebagai
berikut :
Batang Baja
Tegangan Izin
- Tegangan Tarik
1200 kg/cm2
- Tegangan Desak
1200 kk/cm2
- Tegangan Lentur
1200 kg/cm2
- Tegangan Geser
700 kg/cm2
(lima
puluh persen) lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalen yang
diakibatkan kombinasi tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan
ijin diatas. Bagaimanapun juga tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90%
(sembilan puluh persen) dari tegangan maksimum material yang digunakan. Tebal
pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum 6 (enam) mm. Modulus
kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus kurang dari
159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.
b) Bagian Mesin
Semua bagian mesin pada alat pengangkat yang dikenal beban normal atau kondisi
beban rata rata harus direncanakan berdasarkan angka keamanan terhadap
tegangan batas bahan yang digunakan, sebagai berikut :
Tarik
Tarik dan
desak
Tarik dan
geser
5,0
5,0
8,7
5,0
5,0
5,0
5,0
8,7
8,7
5,0
5,0
10,0
8,0
5,0
5,0
3,5
8,0
8,7
8,8
10,0
10,0
c) Tegangan Beton
Tegangan beton yang diijinkan pada tumpuan tidak lebih dari 50 kg/cm2 dan
tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari 5,5 kg/cm2, tegangan desak yang
diijinkan pada pasangan batu kali tidak lebih dari 15 kg/cm2.
VI.2
2. Stang
Setiap stang harus dirakit dibengkel secara lengkap dan diperiksa kehalusan
permukaannya. Semua bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua
kelonggaran dan toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi pada setiap
gerakan peralatannya. Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas
dengan gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.
VI.3
1. Rangka Pintu
a) Rangka pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang telah
disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut atau
perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
b) `Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton dicor
tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin posisi yang
tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hatihati agar terletak pada permukaan yang tepat
sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum
dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar
ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi
kesalahan harus segera diperbaiki.
2. Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintupintu harus
dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.
3. Pengangkat
a) Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus
dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah
dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan
perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan
harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut,
mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest dandistel
sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian
diulang kembali.
4. Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan
dari pabrik
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang
disarankan dari pabrik
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu) tahun
dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan
f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan dan
pengecatan perbaikan di bengkel
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan Cat harus
diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama
dipergunakan
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya
kurang dari 10o Celcius
i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama pengecatan
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan.Tiap
lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum
dilakukan pengecatan berikutnya
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada bagian
bagian dibawah ini :
Permukaanpermukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang Ada diatas
permukaan tanah.
Semua daun pintu
Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
SNI
0664522000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang
disebutkan diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat) lapis
cat chlorinated rubber atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut
termasuk cat dasar harus 0,15 0,20 milimeter. Semua peralatan harus dicat
sesuai dengan standar pabrik.
Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang Tampak
selama pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus dibersihkan dan
dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat
5. Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau las
busur otomatis
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh standar
spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las
dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang las
4,5 mm
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan daerah
tersebut perlu dites dengan Ultrasonik untuk menyakinkan bahwa cacat telah
benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Spesifikasi
pekerjaan pengelasan BS 5135 1984, Proces of Arc welding carbon and Carbon
Manganise steels
6. Pekerjaan Alat Angkat
a) Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka las pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu
b) Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan, maupun
rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan
c) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan
terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang
3 (tiga) meter
d) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar
tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar
dapat meneruskan gayagaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa
terjadi pelenturan.
2. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan
sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan)
3. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian"slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh DireksiPekerjaan,
harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukansesaat sebelum
pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecualidisaksikan oleh
Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Campuran beton yang tidak memenuhiketentuan
kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan,terkecuali bila
Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secaraterbatas dan secara
teknis mutu beton tetap bisa dijaga. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpamembentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan
sedemikian rupasehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
4. Pengujian Kuat Tekan
a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji
betondari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari
duanilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji ),
yangselisih nilai antara keduanya 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton
danuntuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan bendauji
beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus
150x
150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda ujitersebut
harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dankemudian dirawat
sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium
c) Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakandata
hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam Kontrak.Hasil-hasil
pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam Kontrak hanya boleh
digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu betonsebagai dasar
pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuransebagai fungsi waktu.
d) Untuk pencampuran secra manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masingmasing mutu beton m3harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5m3 beton
pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.Dalam segala
hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur.
Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3, maka untuk setiap maksimum 10 m3
beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji
e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masingmasing mutu 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiapmaksimum 15
m3beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satuhasil uji tiap hari.
Dalam segala hal jumlah hasilpengujian tidak boleh kurang dariempat. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah >60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3beton
berikutnya setelah jumlah 60 m3tercapai harus diperoleh satuhasil uji.
f) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Mutu Beton
Fc
bk
(Mpa )
(kg/cm2)
50
K600
45
K500
40
K450
35
K400
30
K350
25
K300
20
K250
15
K175
10
K125
2. Dasar Pembayaran
Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga satuan per
unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biayabiaya
pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing, pengecatan semua
bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan semua perangkat keras
yang diperlukan termasuk besi beton dan lain lain.
Nomor Mata
Pembayaran
1
2
3
4
5
IX.
Uraian
Pekerjaan Kayu
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Besi Tulangan
Pekerjaan Beton
Pengecatan
Satuan
Pengukuran
Meter Kubik
Unit
Kilogram
Meter Kubik
Meter Persegi
terdiri dari batu yang dipecahkan dengan permukaan kasar dan berukuran tidak
seragam, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus
berukuran antara 6kg 15kg ( batu berukuran 20 x 20 x 25 cm beratnya kira
kira 15 kg ), akan tetapi batu yang berukuran lebih kecil dapat dipakai menurut
persetujuan Direksi Lapangan.
IX.2
IX.3
IX.5
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, harus dibuat sambungan gerak
sederhana pada bagian batu yang direncanakan untuk tidak tahan air. Sambungan
gerak ini dibutuhkan umumnya bilamana terdapat suatu penyambungan dengan
bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan
batu bergradasi sebagai filter dibelakang pasangan batu pada bagian sambungan,
setinggi sambungan tadi. Filter ini harus terdri dari batu dan kerikil yang terpilih,
baik untuk menahan hilang / hanyutnya bahan filter dan harus diberi lapisan
penutup ijuk atau bahan lainnya yang diijinkan Direksi Lapangan.
IX.6
Contoh Pekerjaan
Perlindungan Perawatan
Penyedia Jasa harus harus melindungi pekerjaan pasanga batu, baik dalam
pelaksanaannya maupun dalam perawatannyasesui persyaratan yang sama untuk
IX.8
IX.9
IX.10
IX.11
pekerjaan beton. Pasangan batu tidak boleh dilaksanakan dalam keadaan hujan
yang deras yang akan dapat melarutkan adukan . Adukan yang telah dipasang dan
larut sewaktu hujan deras dibuang dan diganti sebelum melanjutkan pekerjaan.
Pekerja tidak boleh berdiri diatas pasangan batu kosong yang belum mantap.
Pekerjaan Perlindungan
Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lapis Lindung. Penyedia Jasa harus
menyiapkan permukaan tanah untuk lapis lindung dengan denagn merapikan
galian dengan seksama menurut ukuran yang telah ditentukan. Kemudian
saringan kerikil harus ditempatkan pada permukaan tanah tersebut dengan
ketebalan sesui dengan gambar untuk membuat permukaan yang rata dan sejalan
terhadap permukaan yang direncanakan untuk lapis lindung.
Lapis Alas Pondasi pas. Batu Kosong
Bila ditunjukkan dalam gambar Penyedia Jasa harus menyediakan dan meletakkan
lapisan Alas pondasi pas. Batu kosong diatas permukaan tanah yang disiapkan
sampai ukuran yang ditentukan. Batu kosong harus dilengkapi dengan pengait
yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Batu kosong harus diletakkan rata dengan
sambungan terbuka sejajar dengan lebar 10 mm diatas tiap blok.
Pekerjaan Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru yang terbuat dari
pasangan bata / batu harus diplester dengan 1 Pc : 3 Pasir. Pekerjaan plesteran
dikerjakan 2 lapis sampai jumlah ketebalan 2 cm. Apabila tidak diperintahkan lain
pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian dari tepi pasangan
pada serongan saluran, dan selebar 0,10 m dibawah tepi atas dinding dari
pasangan serongan saluran.
Pekerjaan Cerucuk
Bahan untuk kayu cerucuk menggunakan jenis kayu galam yang tahan air dengan
diameter 6-8 cm panjang 2 m. Kayu cerucuk dipancang dengan menggunakan alat
penumbuk berat 100-200 kg. Kayu cerucuk dipancang sepanjang 2 m sampai habis.
Jumlah titik pemancangan disesuaikan dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan
dari pengawas pekerjaan.
IX.12
Dasar Pembayaran
Pembayaran hasil pelaksanaan pekerjaan siring akan dibayar sesuai dengan hasil
pengukuran yang sudah selesai dikerjakan dan tergambar dalam peta monitoring jalan
menurut mata pembiayaan sebagai berikut :
No
Satuan
M3
X. PENUTUP
1. Bilamana pekerjaan selesai dan akan diserahkan sampah harus dibersihkan dari
lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis Direksi.
2. Untuk pekerjaan yang belum termasuk/belum disebutkan dalam uraian dan syaratsyarat pekerjaan ini atau tersebut dalam gambar, tapi menjadi bagian dari pekerjaan
ini harus dilaksanakan oleh pemborong untuk penyelesaian pekerjaan dengan baik
sesuai dengan petunjuk Direksi.
3. Untuk hal-hal yang kurang dimengerti /kurang jelas tentang isi dari rencana kerja
dan syarat-syarat ini dapat dinyatakan atau dijelaskan pada waktu rapat penjelasan
pekerjaan/anwijzing.
Demikian Rencana Kerja dan syarat - syarat ini dibuat untuk dijadikan pedoman dan harus
ditaati oleh pemborong dalam pelaksanaan pekerjaan ini.