Anda di halaman 1dari 15

KAS DAN PIUTANG

A. KAS
I. Definisi Kas
Kas adalah aset keuangan, kas juga adalah instrumen keuangan. Instrumen
keuangan didefinisikan sebagai kontrak yang menimbulkan aset keuangan dari satu
entitas dan kewajiban keuangan atau kepentingan ekuitas entitas lain. Contoh dari
aset keuangan dan nonkeuangan sebagai berikut :
Aset keuangan terdiri dari :
Kas
Pinjaman dan piutang
Investasi dalam utang surat berharga
Investasi dalam ekuitas surat berharga
Aset nonkeuangan terdiri dari :
Inventaris
Biaya dibayar di muka
Properti, Pabrik dan Peralatan
Aset tak berwujud
Kas adalah aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar
dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya. Pada umumnya
kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari uang logam, uang kertas,
dan dana yang tersedia pada deposito di bank. Instrumen yang dapat dinegosiasikan
seperti wesel pos, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi dan wesel bank juga
dipandang sebagai kas. Bank memang memiliki hak legal untuk meminta
pemberitahuan sebelum penarikan. Akan tetapi, karena pemberitahuan sebelumnya
jarang diminta oleh bank dalam praktik, maka rekening tabungan juga dipandang
sebagai kas.
Pos-pos tertentu dapat menimbulkan masalah klasifikasi: cek-mundur dan
I.O.U.s (bon utang) diperlakukan sebagai piutang. Uang muka perjalanan juga
diperlakukan sebagai piutang jika uang muka ini ditagih dari karyawan atau
dikurangkan dari gaji mereka. Jika tidak, uang muka perjalanan diklasifikasikan
sebagai beban dibayar dimuka. Perangko pos yang ada di tangan diklasifikasikan

sebagai bagian dari persediaan perlengkapan kantor atau sebagai beban dibayar
dimuka. Dana kas kecil dan dana pertukaran (uang kembalian) digunakan dalam
aktiva lancar sebagai kas karena dana ini digunakan untuk memenuhi beban operasi
berjalan dan melikuidasi kewajiban lancar, perusahaan menyertakan dana ini dalam
aktiva lancar sebagai kas.
II. Pelaporan Kas
Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung, namun terdapat
sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian khusus, sebagai berikut: Setara
kas, Kas yang dibatasi atau restriktif dan Overdraft bank.
1. Setara Kas
Klasifikasi asetlancar yang semakin populer adalah kas dan setara kas.
Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat liquid yang (1)
segera bisa dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan (2) begitu dekat
dengan jatuh temponya sehingga resiko perubahan suku bunga tidak signifikan.
Umumnya, hanya investasi dengan jatuh tempo 3 bulan atau kurang yang
memenuhi syarat definisi ini. Contoh setara kas yaitu Treasury bill, kertas
komersial dan dana pasar uang. Beberapa perusahaan menggabungkan kas
dengan investasi sementara pada neraca.
Sebagian besar individu berpikir setara kas sama dengan kas. Sayangnya,
itu tidak selalu terjadi. Perusahaan berpendapat bahwa catatan tersebut harus
diklasifikasikan sebagai setara kas karena mereka dapat secara rutin
diperdagangkan dalam lelang setiap hari. (singkatnya, mereka cair dan bebas
risiko). Auditor setuju dan diizinkan perlakuan kas setara meskipun jatuh tempo
diperpanjang jauh melampaui tiga bulan. Tapi bila kena krisis kredit, lelang
berhenti, dan nilai dari efek tersebut turun karena pasar tidak ada. Dalam
peninjauan kembali, klasifikasi setara kas adalah menyesatkan.
Sekarang muncul kemungkinan bahwa klasifikasi setara kas akan
dihilangkan dari presentasi laporan keuangan sama sekali. perusahaan sekarang
hanya akan melaporkan kas. Jika aset bukan merupakan kas dan jangka pendek,
itu harus dilaporkan sebagai investasi sementara.

2. Kas yang dibatasi (Restriktif)


Kas kecil, penggajian dan dana deviden adalah contoh-contoh kas yang
disisihkan untuk tujuan tertentu. Dalam sebagian besar situasi, saldo dana ini
tidak material dan karenanya dipisahkan dari kas ketika dilaporkan dalam
laporan keuangan. Jika jumlahnya material, maka kas yang dibatasi dipisahkan
dari kas regular untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi diklasifikasikan
dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang tergantung pada
tanggal ketersediaan atau pengeluaran.
Bank dan institusi pemberi pinjaman lainnya seringkali mewajibkan para
nasabah yang meminjam uang kepada mereka untuk mempertankan saldo kas
minimum dalam rekening giro atau tabungan. Saldo minimum ini yang disebut
saldo kompensasi.
Untuk menghindari kesalahpahaman investor mengenai jumlah kas yang
tersedia guna memenuhi kewajiban berulang, perusahaan merekomendasikan
agar deposito yang dibatasi secara legal yang disimpan sebagai saldo
kompensasi terhadap kesepakatan pinjaman jangka pendek disajikan secara
terpisah di antara pos-pos kas dan setara kas dalam Aktiva Lancar. Deposito
restriktif yang disimpan sebagai saldo kompensasi terhadap kesepakatan
peminjaman jangka panjang harus diklasifikasikan secara terpisah sebagai aktiva
lancar, baik dalam kelompok investasi atau Aktiva Lainnya.
3. Overdraft Bank
Overdraft bank terjadi apabila suatu cek ditulis dalam jumlah yang
melebihi rekening kas. Hal ini harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban
lancar dan biasanya ditambahkan ke dalam jumlah yang dilaporkan sebagai
utang usaha. Jika material, maka pos ini harus diungkapkan secara terpisah pada
bagian depan neraca atau dalam catatan yang berhubungan.
Overdraft yang dimasukkan sebagai komponen uang tunai jika overdraft
tersebut dibayar pada permintaan dan merupakan bagian integral dari
manajemen kas perusahaan (seperti praktek umum menetapkan aturan
mengimbangi terhutang rekening lain di bank yang sama). Overdraft tidak
memenuhi kondisi ini harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar.

III. Ikhtisar Pos-Pos yang Berhubungan dengan Kas


Kas dan ekuivalen kas meliputi media pertukaran dan instrument yang
paling tepat dinegosiasikan. Jika suatu pos tidak dapat dikonversikan menjadi uang
logam atau uang kertas dengan segera, maka pos ini diklasifikasikan secara terpisah
sebagai investasi, piutang atau beban dibayar dimuka. Perusahaan memisahkan dan
mengklasifikasikan kas yang tersedia untuk pembayaran kewajiban yang jatuh di
bagian aset tidak lancar
Berikut ini adalah klasifikasi pos-pos yang berhubungan dengan kas :
Klasifikasi Kas, Ekuivalen Kas dan Pos-Pos Nonkas
Klasifikasi
Komentar
Kas
Kas
Jika tidak dibatasi, dilaporkan sebagai
kas
Jika
dibatasi,
diidentifikasi
dan
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan
tidak lancar
Kas kecil dan dana pertukaran Kas
Dilaporkan sebagai kas
Surat berharga jangka pendek
Ekuivalen kas
Investasi dengan jatuh tempo kurang dari
3 bulan, umumnya digabungkan dengan
kas
Surat berharga jangka pendek
Investasi sementara
Investasi dengan jatuh tempo 3 hinggs 12
bulan
Cek mundur dari IOU
Piutang
Diasumsikan dapat ditagih
Uang muka perjalanan
Piutang
Diasumsikan
dapat
tertagih
dari
karyawan atau dikurangkan dari gaji
mereka
Perangko di tangan
Beban dibayar dimuka
Dapat diklasifikasikan sebagai persediaan
perlengkapan kantor
Overdraft bank
Kas
Jika tidak ada hak untuk mengoffset,
kewajiban lancar
Saldo kompensasi
Kas didefinisikan secara Diklasifikasikan sebagai akttiva lancar
terpisah sebagai deposito dan tidak lancar dalam neraca.
yang disimpan sebagai Diungkapkan secara terpisah dalam
saldo kompensasi
catatan yang merinci kesepakatan
tersebut.
Pos

B. PIUTANG
I. Definisi Piutang
Piutang adalah aset keuangan juga sebagai instrumen keuangan. Piutang
(sering disebut sebagai pinjaman dan piutang) adalah klaim uang, barang atau jasa
kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.Untuk tujuan pelaporan keuangan,
piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar dan tidak lancar. Piutang lancar
diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan.
Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar.
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang
dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang
dagang ini bisa disubklasifikasikan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang
usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang/jasa yang dijual
sedangkan wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel ini dapat berasal dari penjualan,
pembiayaan/transaksi lainnya. Wesel ini bersifat jangka pendek atau panjang.
Piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi. Contohnya sebagai
berikut:
1. Uang muka kepada karyawan dan staf
2. Uang muka kepada anak perusahaan
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran
5. Piutang deviden dan bunga
6. Klaim terhadap :
a) Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertanggungkan
b) Terdakwa dalam suatu perkara hukum
c) Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
d) Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak/hilang
e) Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak/hilang
f) Pelanggan untuk barang-brang yang dapat dikembalikan

II. Pengakuan Piutang Usaha


Harga pertukarangan diperlukan untuk mengakui suatu transaksi piutang.
Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari debitur dan umumnya
dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur. Dua
faktor bisa mempengaruhi harga pertukaran : (1) ketersediaan diskon dan (2)
lamanya waktu antara tanggal penjual dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Diskon Tunai
Diskon tunai diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan
pembayaran secepatnya. Diskon ini dinyatakan seperti 2/10, n/30 atau 2/10, atau
E.O.M. net 30, E.O.M. Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan
diskon penjualan terkait dengan mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah
kotor.
Beberapa akuntan memandang diskon penjualan yang tidak diambil
mencerminkan penalti atau denda yang ditambahkan pada harga yang ditetapkan
untuk merangsang pembayaran secepatnya. Pelanggan yang membayar dalam
periode diskon membeli secara tunai, mereka yang membayar setelah
berakhirnya periode diskon akan didenda karena harus membayar dengan jumlah
yang melebihi harga tunai. Maka pencatatannya, penjualan dan piutang dicatat
pada harga bersih dan setiap diskon yang tidak diambil kemudian didebet ke
Piutang Usaha dan dikredit ke Diskon Penjualan yang Hilang.
Pada metode kotor, diskon penjualan harus dilaporkan sebagai pengurang
kas atas penjualan dalam laporan laba-rugi. Penandingan yang tepat
mengharuskan estimasi yang memadai atas jumlah diskon material yang
diharapkan akan diambil, dan harus dibebankan terhadap penjualan. Secara
teoritis, pengakuan Diskon Penjualan yang Hilang telah tepat karena piutang
dilaporkan lebih dekat ke nilai realisasinya dan angka penjualan bersih
mengukur pendapatan yang dihasilkan dari penjualan itu. Namun, dari segi
praktis metode bersih jarang digunakan karena memerlukan analisis dan
pembukuan tambahan.
Tidak Ada Pengakuan atas Unsur Bunga
Idealnya, piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai
diskonto dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan

kas memerlukan periode tunggu, maka jumlah nominal piutang tidak sama
nilainya dengan jumlah yang akan diterima kemudian.
III. Penilaian Piutang Usaha
Pelaporan piutang melibatkan (1) klasifikasi dan (2) penilaian dalam neraca.
Perusahaan mengklasifikasikann piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam
satu tahun diklasifikasikan sebagai lancar sementara semua piutang lainnya
diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Penilaian piutang sedikit lebih kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan
dilaporkan pada nilai realisasi bersih-jumlah bersih yang diperkirakan akan
diterima dalam bentuk kas. Penentuan nilai realisasi bersih memerlukan estimasi
baik atas piutang yang tak tertagih maupun retur penjualan dan pengurangan harga
yang diberikan.
Piutang Usaha yang Tak Tertagih
Sebagai salah satu akuntan dihormati tepat mencatat, ide manajer kredit ini
surga mungkin akan menjadi tempat di mana setiap orang membayar utangnya.
Sayangnya situasi ini sering tidak terjadi. Ada dua prosedur untuk mencatat
piutang yang tak tertagih, yaitu sebagai berikut:
1. Metode Penghapusan Langsung
Metode penghapusan langsung, ketika sebuah perusahaan menentukan
rekening tertentu tidak akan tertagih itu biaya rugi kepada Beban Utang
Macet. Dengan metode ini, Beban Utang Macet akan menunjukkan hanya
kerugian yang sebenarnya dari piutang tak tertagih. Perusahaan akan
melaporkan piutang sebesar jumlah kotor.
Pendukung metode penghapusan langsung berpendapat bahwa yang
dicatat haruslah fakta, bukan estimasi. Metode ini mengasumsikan bahwa dari
setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang baik, dan kejadian
selanjutnya membutikan bahwa piutang tertentu ternyata tidak tertagih serta
menjadi tidak bernilai. Karenanya, pemakaian metode penghapusan langsung
tidak dipandang tepat, kecuali kalau jumlah piutang tak tertagih tidak
material.

2. Metode Penyisihan
Metode penyisihan akuntansi untuk piutang tak tertagih melibatkan
estimasi piutang tak tertagih pada akhir setiap periode. Kas nilai realisasi
bersih adalah jumlah perusahaan mengharapkan untuk menerima dalam kas.
Metode ini mengurangi piutang dalam laporan posisi keuangan dengan
jumlah piutang tak tertagih diperkirakan.
IFRS memerlukan metode penyisihan untuk tujuan pelaporan keuangan
saat kredit macet adalah bahan dalam jumlah. Metode ini memiliki tiga fitur
penting:
a. Perusahaan memperkirakan tidak tertagihnya piutang. mereka cocok ini
biaya versus memperkirakan pendapatan pada periode akuntansi yang
sama di mana mereka mencatat pendapatan.
b. Perusahaan diperkirakan debit piutang tak tertagih untuk Beban Utang
Macet dan kredit mereka ke Penyisihan Piutang melalui jurnal
penyesuaian pada akhir setiap periode.
c. Ketika perusahaan menulis dari account tertentu, mereka sebenarnya
piutang tak tertagih debit untuk Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan
kredit yang berjumlah Rekening Piutang.
Merekam Penghapusan Dari Akun Tak Tertagih
Ketika perusahaan telah kehabisan semua cara mengumpulkan rekening
lewat jatuh tempo dan tagihan muncul mungkin, perusahaan harus menghapus
akun.
Beban Utang Yang Buruk tidak meningkat ketika menulis-off terjadi
Dengan metode penyisihan, perusahaan debit setiap kredit macet
menghapus ke akun penyisihan daripada Beban Utang Macet.
Pemulihan Akun Tertagih
Perusahaan membuat dua entri untuk mencatat pemulihan utang buruk: (1)
membalikkan entri yang dibuat secara tertulis dari akun dan (2) itu menjurnal
tagihan secara biasa.

Dasar yang digunakan untuk metode penyisihan


Dalam "kehidupan nyata," perusahaan harus mengestimasi jumlah tersebut
ketika mereka menggunakan metode penyisihan. Dua basis yang digunakan
untuk menentukan jumlah ini: (1) persentase penjualan dan (2) persentase
piutang. Kedua basis yang berlaku umum. Pilihan adalah keputusan manajemen.
Itu tergantung pada penekanan relatif yang manajemen ingin memberikan untuk
biaya dan pendapatan di satu sisi atau menguangkan nilai realisasi dari piutang
di sisi lain.
1. Pendekatan Persentase Penjualan
Manajemen memperkirakan berapa persen dari penjualan kredit akan
tertagih. Persentase ini didasarkan pada pengalaman masa lalu dan kebijakan
kredit diantisipasi. Jumlah beban piutang tak tertagih dan kredit yang
berkaitan pada akun penyisihan tidak dipengaruhi olehh setiap saldo yang ada
saat ini dalam akun penyisihan. Karena estimasi beban piutang tak tertagih
berhubungan dengan akun nominal (penjualan) dan setiap saldo dalam akun
penyisihan diabaikan, maka metode ini sering kali disebut sebagai pendekatan
laporan laba-rugi.
2. Pendekatan Persentase-Piutang (Neraca)
Berdasarkan pengalaman masa lalu, sebuah perusahaan dapat
mengestimasikan persentase piutang beredarnya yang tidak akan tertagih,
tanpa mengidentifikasi piutang tertentu. Prosedur ini menyediakan estimasi
yang cukup akurat menyangkut nilai piutang yang dapat direalisasi, tetapi
tidak sesuai dengan prinsip penandingan biaya dan pendapatan. Tujuan dari
metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca.
Pendekatan

persentase

piutang

dapat

diaplikasikan

dengan

menggunakan satu tarif gabungan yang mencerminkan estimasi piutang tak


tertagih. Pendekatan lainnya yang lebih sensitive terhadap status aktual dari
piutang usaha adalah menetapkan skedul umur piutang dan menerapkan
persentase yang berbeda berdasarkan pengalaman masa lalu pada berbagai
kategori umur. Skedul ini mengindikasikan akun mana yang memerlukan
perhatian khusus dengan memperlihatkan umur piutang usaha.

Penurunan Proses Evaluasi


Perusahaan menilai piutang terhadap penurunan setiap periode pelaporan
dan memulai penilaian penurunan dengan mempertimbangkan apakah terdapat
bukti obyektif menunjukkan bahwa satu atau lebih peristiwa hilangnya telah
terjadi.
Contoh peristiwa kehilangan yang mungkin adalah:
1. Masalah keuangan yang signifikan dari pelanggan
2. Kegagalan pembayaran
3. Negosiasi ulang persyaratan piutang tersebut karena kesulitan keuangan
pelanggan
4. Penurunan yang dapat diukur kas estimasi mengalir dari sekelompok piutang
sejak pengakuan awal, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi
dengan aset individu dalam kelompok.
IASB mensyaratkan bahwa penilaian penurunan nilai harus dilakukan
sebagai berikut :
1. Piutang yang signifikan secara individual shuld dipertimbangkan untuk
penurunan secara terpisah. Jika terganggu, perusahaan mengenalinya. piutang
yang tidak individual signifikan juga dapat dinilai secara individual, tetapi
tidak perlu untuk melakukannya.
2. Piutang setiap dinilai secara individual yang tidak dianggap penurunan nilai
harus disertakan dengan sekelompok aset dengan penilaian setara risiko kredit
karakteristik dan kolektif dinilai untuk penurunan.
3. Setiap piutang tidak dinilai secara individual harus secara kolektif dinilai
untuk penurunan.
C. WESEL TAGIH
Suatu wesel tagih didukung oleh promes formal, yaitu janji tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal di masa depan. Wesel semacam
itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat
untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang mungkin secara legal dan cepat
bisa menjual atau mentransfernya ke pihak lain.Wesel berbunga memiliki suku bunga
yang ditetapkan, sementara wesel tanpa bunga (bunga nol) memasukkan bunga sebagai

bagian dari nilai nominal yang tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel ini dipandang
aktiva yang cukup likuid meskipun bersifat jangka panjang karena dapat mudah
dikonversikan menjadi kas.
Wesel tagih ini sering diterima dari pelanggan yang ingin memperpanjang
periode pembayaran piutangnya. Wesel ini juga dipergunakan dalam pinjaman kepada
karyawan dan anak perusahaan serta dalam penjualan property, pabrik dan peralatan.
Masalah dasar dalam akuntansi untuk wesel tagih ini serupa dengan piutang yaitu
pengakuan dan penilaian.
Wesel tagih jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi
penyisihan) karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material. Wesel
tagih ini diperlakukan sebagai ekuivalen kas (jatuh tempo dalam 3 bulan/kurang) bukan
subjek amortisasi premi/diskonto. Kemudian, wesel tagih jangka panjang harus dicatat
dan dilaporkan pada nilai sekarang dari kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku
bunga ditetapkan atas wesel berbunga sama dengan suku bunga efektif (pasar), maka
wesel dijual pada nilai nominal. Jika suku bunga ditetapkan berbeda dengan suku
bunga pasar, maka kas yang dipertukarkan (nilai sekarang) berbeda dengan nilai
nominal

wesel.

Selisih

nilai

nominal

dengan

kas

yang

ditukarkan,

bisa

didiskonto/premi dan akan dicatat serta diamortasikan sepanjang umur wesel agar
mendekati suku bunga efektif pasar.

Pengakuan wesel tagih


Suatu wesel tagih didukung oleh promes (promissory note) formal, yaitu
janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa
depan. Wesel semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang
ditandatangani oleh pembuat untuk kepentingan yang dibayar atau penerima yang
mungkin secara legal dan seara cepat bias dijual atau menstransfernya kepihak lain.
Wesel jangka pendek biasanya dicatat pada nilai nominal (dikurangi
penyisihan) karena bunga implisit dalam nilai jatuh tempo adalah tidak material.
Wesel tagih jangka panjang harus dicatat dan dilaporkan pada nilai sekarang
dari kas yang diperkirakan akan tertagih. Jika suku bunga ditetapkan atas wesel
berbunga sama dengan suku bunga efektif, maka wesel dijual pada nilai nominal.

Jika suku bunga ditetapkan berbeda dengan suku bunga pasar, maka kas yang
dipertukarkan berbeda dengan nilai nominal wesel. Selisih antara nilai nominal
dengan kas yang dipertukarkan,apakah diskonto atau premi akan dicatat dan
diamortisasi sepanjang umur wesel agar mendekati suku bunga efektif (pasar).
Wesel yang diterbitkan bukan pada nilai nominal:
Wesel berbunga nol
Jika yang diterima adalah wesel berbunga nol, maka nilai sekarangnya
adalah kas yang dibayarkan kepada penerbit wesel, karena baik jumlah masa
depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui,maka suku bunga dapat
dihitung. Suu bunga implicit adalah suku bunga yang akan menyamakan kas
yang dibayarkan dengan jumlah piutang dimasa depan. Selisih antara jumlah
masa depan (nilai nominal) dengan nilai sekarang (kas yang dibayarkan)
dicatat sebagai nilai diskonto dan diamortisasikan kependapatan bunga
sepanjang umur wesel. Diskonto atas wesel tagih merupakan akun penilaian
(valuation account) dan dilaporkan dalam neraca sebagai akun kontra aktiva.
Diskonto ini kemudian harus diamortisasi dan pendapatan bunga diakui setiap
tahun dengan menggunakan metode bunga efektif.
Wesel berbunga
Dalam kasus jika bunga efektif lebih besar daripada suku bunga yang
ditetapkan, maka nilai sekarang wesel lebih kecil dari nilai nominalnya ,yaitu
wesel dipertukarkan pada diskonto. Diskonto harus diamortisasi dan
pendapatan bunga diakui setiap tahun dengan menggunakan metode bunga
efektif. Jika nilai sekarag melebihi nilai nominal,maka wesel tersebut
dipertukarkan pada nilai premi. Premi atas wesel tagih dicatat sebagai debet
dan diamortisasikan menggunakan metode bunga efektif sepanjang umur wesel
sebagai pengurang tahunan dalam jumlah pendapatan bunga yang diakui.
Wesel yang diterima untuk property barang dan jasa
Jika wesel diterimam sebagai penukaran property,barang dan jasa
dalam suatu transaksi yang wajar (at arms length), yang suku bunga ditetapkan
diasumsikan cukup wajar kecuali tidak ada suku bunga yang ditetapkan
atauSuku bunga yang ditetapkan tidak masuk akal. Jumlah nominal dari wesel
berbeda secara material dari harga jual tunai untuk pos-pos yang saat ini serupa

atau nilai pasar sekarang instrument utang.Dalam situasi ini, nilai sekarang
wesel diukur oleh nilai wajar property, barang atau jasa atau oleh jumlah yang
secara layak mendekati nilai pasar wesel.

Pilihan suku bunga


Dalam transaksi wesel,suku bunga efektif atau riil sudah jelas atau dapat
ditentukan melalui factor-faktor lain yang terlibat dalam pertukaran seperti nilai
pasar wajar dari apa yang diserahkan. Proses perkiraan suku bunga ini dinamakan
dengan perhitungan suku bungab yang layak dan hasilnya dinamakan suku bunga
terkait. Pilihan suku bunga ini dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku bagi
penerbit instrument serupa dengan peringakt kredit yang sama. Suku bunga ini juga
dipengaruhi secara khusus oleh ketentuan restriktif,jaminan, skedul pembayaran,
suku bunga primer yang berlaku dan sebagainya.

Penilaian wesel tagih


Seperti piutang usaha, wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan
pada nilai realisasi bersihnya, yaitu pada jumlah nominalnya dikurangi semua
penyisihan yang diperlukan. Akun penyisihan wesel tagih yang utama adalah
penyisihan untuk wesel tak tertagih. Perhitungan dan estimasi yang terlibat dalam
penilaian wesel tagih jangka pendek dan dalam mencatat beban piutang tak tertagih
serta penyisihan yang berhubungan sama persis dengan wesel dagang. Wesel tagih
dipandang berkurang nilainya jika terdapat kemungkinan bahwa kreditor tidak akan
mampu menagih seluruh jumlah yang terutang sesuai dengan kontraktual pinjaman.

D. Hal khusus terkait dengan piutang

Nilai normal
Seperti bahasan terdahulu, piutang umumnya diukur pada nilai yang telah

diamortisasi. Peerusahaan-perusahaan umumnya telah memiliki penilaian tersendiri


dalam mencatat aset dan nilai utangnya termasuk nilai piutang.

Pengukuran nilai normal


Disposisi piutang usaha dan wesel tagih
Dalam peristiwa normal,piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih pada saat

jatuh tempo dan dikeluarkan dari pembukuan. Namun seiring dengan peningkatan
ukuran dan signifikansi dari penjualan kredit dan piutang,peristiwa yang normal ini
berubah. Dalam rangka meampercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat

mentransfer piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lain. Alasan
perusahaan melakukan ini antara lain : (1) alasan kompetitif,menyediakan biaya
penjualan kepada pelanggan (2) penjualan piutang karena memerlukan kas dan akses
dan kredit normal tidak tersedia dan sangat mahal. (3) penagihan piutang seringkali
memerlukan banyak waktu dan mahal.
Beberapa pembeli piutang mungkin membelinya untuk mendapat perlindungan
hokum atas hak kepemilikan yang diterima pembeli aktiva versus hak yang diterima
penjual dijamin kreditur. Selain itu institusi pemberi pinjaman lain mungkin juga
terpaksa membeli piutang karena adanya batasan legal yaitu mereka tidak dapat lagi
memberikan pinjaman tambahan tetapi bias membeli piutang dan menarik jasa untuk
ini.
Transfer piutang kepada phak ketiga dapat dilakukan dalam salah satu cara
berikut ini:
1. Peminjam yang dijamin
Piutang seringkali digunakan sebagai jaminan dalam suatu transaksi peminjaman.
Kreditor seringkali meminta debitor menunjukkan atau menggadaikan piutang
sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo,maka
kreditor memiliki hak untuk mengkonversi jaminan tersebut untuk menjadi
kas,yaitu untuk menagih piutang.
2. Penjualan piutang
Jenis penjualan yang umum dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor.
Faktor adalah perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari
perusahaan untuk mendapatkan imbalan dan kemudian menagih piutang secara
langsung kepada pelanggan. Salah satu fenomena baru dalam penjualan piutang
adalah sekuritisasi. Sekuritisasi dapat berupa pool aktiva seperti piutang kartu
kredit, piutang hipotik atau piutang pinjaman mobil dan menjual sebagian
pembayaran bunga dan pokok dalam pool tersebut. Perbedaan faktoring dan
sekuritisasi adalah dalam faktoring biasanya melibatkan penjualan kepada satu
perusahaan saja,biaya tinggi,kualitas piutang rendah dan penjual kemudian tidak
perlu menagih piutang. Dalam sekuritisasi banyak investor terlibat, margin sedikit,
kualitas piutang tinggi, dan penjual biasanya terus menagih piutang.

Peminjaman yang dijamin vs penjualan


Penjualan hanya terjadi jika penjual menyerahkan kendali atas piutang kepada
pembeli. Tiga kondisi berikut harus terpenuhi:
1. Aktiva yang ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer (ditempatkan diluar
jangkauan pelaku transfer dan kreditornya)
2. Penerima transfer telah mendapatkan hak untuk menggadaikan atau menukar aktiva
yang ditransfer maupun manfaat dalam aktiva yang ditransfer tersebut.
3. Pelaku transfer tidak lagi memiliki kendali yang efektif atas aktiva yang ditransfer
baik melalui kesepakatan pembelian kembali maupun menebusnya sebelum jatuh
tempo.
Jika ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka pelaku transfer harus mencatat
transfer tersebut sebagai peminjaman yang dijamin.

Penyajian Dan Analisis


Penyajian piutang
Aturan umum dalam klasifikasi piutang adalah:
1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan,jika material.
2. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang yang
terkait.
3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasikan dalam kelompok aktiva
lancer akan dikonversikan menjadi kas dalam setahun atau satu siklus
operasi,tergantung mana yang lebih panjang.
4. Mengungkapkan setiap kontigensi kerugian yang ada pada piutang
5. Mengungkapkan setiap piutang yang digadaikan sebagai jaminan
6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari resiko kredit yang
berasal dari piutang
Analisis piutang
Rasio perputaran piutang
Rasio keuangan seringkali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang

perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang adalah rasio
perputaran piutang. Rasio ini mnegukur berapa kali secara rata-rata piutang berhasil
ditagih selama satu periode. Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih
dengan piutang rata-rata yang beredar selama tahun berjalan.

Anda mungkin juga menyukai