PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perhatian
terhadap
isu-isu
lingkungan
terlihat
nyata
dari
tantangan lingkungan yang ada saat ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengedepankan greeninput, green-process, maupun green output serta segala hal yang berhubungan
dengan penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan oleh perusahaan. (Grant,
John, 2007)
Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa perusahaan
menerapkan konsep green marketing, yaitu:
1.
2.
3.
4.
1.
Topik Bahasan
Pemilihan Responden
Penelitian ini akan terbagi menjadi lima bab dengan rincian sebagai berikut:
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
memfasilitasi
mengantisipasi,
memuaskan
dan
memenuhi
kebutuhan
alami,
juga
mendorong
praktek
yang
menghilangkan
dan
menghilangkan
strategi,
perencanaan,
penyusunan,
sampai
produksi
dan
kebutuhan
Green
Greener
Bertujuan selain untuk komersialisasi sebagai tujuan utama perusahaan,
juga untuk mencapai tujuan yang berpengaruh kepada lingkungan hidup.
Perusahaan mencoba merubah gaya konsumen mengonsumsi/memakai
produk.
Greenest
Perusahaan berusaha merubah budaya konsumen ke arah yang lebih peduli
lingkungan hidup.
10
2. Opportunities
Sebagian besar orang menjadi lebih peduli terhadap lingkungan , manfaat
dari melakukan green marketing menjadi semakin meningkat (Polonsky, 1994) .
Perusahaan yang telah mengadopsi green marketing ke dalam strategi perusahaan
dapat menikmati keunggulan kompetitif yang berkelanjutan atas perusahaanperusahaan yang memasarkan alternatif tanpa strategi green marketing (Polonsky,
1994). Dan perusahaan yang mengadopsi green marketing meningkatkan citra
mereka dengan bereaksi terhadap insentif pasar, bukan peraturan pemerintah (
McDaniel dan Rylander, 1993) .
Namun, green marketing tidak selalu menguntungkan karena perusahaan
dapat menggunakannya untuk menyesatkan konsumen mereka dalam upaya untuk
mendapatkan pangsa pasar. Menurut Polonsky (1994) , perusahaan telah
menggunakan klaim palsu dari efektivitas produk mereka, serta dari akurasi
perilaku mereka. Hal ini sering menyebabkan perusahaan kehilangan pelanggan
dan pangsa pasar (Polonsky, 1994). Faktor lain yang negatif dapat mempengaruhi
pangsa pasar adalah bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan green
marketing, tetapi bukan yang pertama, dapat dilihat sebagai peniru. Pelanggan
mungkin skeptis dengan apa yang telah dilakukan perusahaan. (McDaniel dan
Rylander, 1993) .
3. Governmental pressure
Dalam semua kegiatan pemasaran yang terkait, pemerintah mencoba untuk
melindungi konsumen. Polonsky ( 1994) mengidentifikasi beberapa cara di mana
pemerintah melindungi konsumen dan masyarakat, dengan cara :
11
12
13
14
yang telah di
olah,
diorganisasikan dan di simpan dalam benak konsumen. Citra dapat diukur melalui
pendapat, kesan tanggapan seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara
15
pasti apa yang ada pada setiap pikiran individu mengenai suatu objek, bagaimana
mereka memahami dan apa yang mereka sukai dan tidak dari objek tersebut.
Suatu citra terhadap objek bisa berlainan tergantung persepsi perorangan bahkan
bisa saja citra satu objek sama bagi semua orang.
Kotler dan Armstrong (1994:320) dalam buku Principles of Marketing
mengatakan A product image is a particular subjective picture consumers
actually acquire of the product. Jadi citra produk dapat diartikan sebagai sebagai
gambaran subjektif sebagian konsumen terhadap sesuatu yang didapatkan dari
produk.
menjaga
pelanggan
yang
loyal
dan
relasi
bisnis,
16
17
Purchase intention
18
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian
kuantitatif dilakukan satu kali dalam satu periode ( cross sectional design ).
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik survey kuesioner kepada responden,
kemudian data dioleh melalui dengan metode statistik menggunakan program
IBM SPSS Statistics 20 for Windows.
19
pengambilan data
primer
melalui
penyebaran
kuesioner, peneliti
20
sampling. Metode ini berdasarkan penilaian personal dari peneliti, dimana peneliti
dapat memutuskan elemen-elemen apa saja yang dimasukkan ke dalam sampel.
Metode ini dapat mengestimasi dengan baik karakteristik populasi, tetapi hasil
dari penelitian tidk dapat dievaluasi secara objektif (Malhotra, 2010). Teknik yang
digunakan adalah convenience sampling. Teknik convenience sampling artinya
responden dipilih oleh peneliti karena mereka berada pada tempat dan waktu yang
tepat sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini. Karakteristik utama yang harus
dimiliki oleh calon responden adalah mengetahui/menggunakan produk The Body
Shop.Karakteristik kedua adalah responden adalah mahasiswi fakultas ekonomi
universitas Indonesia.
3.3.3 Metode Pengumpulan Data
Kuesioner
akan diisi
sendiri
administered
21
22
kepada perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, green bussines penting
untuk membangun corporate image yang menguntungkan dimana hal
tersebut ditentukan oleh konsumen (Berens et al., 2005;Ellen, Webb, &
Mohr, 2006). Sebagai social responsible effort yang bertanggung
jawab,green marketing dapat menjadi salah satu alat yang efektif untuk
memperkuat corporate image karena menggambarkan perusahaan yang
responsif
terhadap
kebutuhan
masyarakat.
Menurut
Environics
23
Nama Variabel
Operasionalisasi Variabel
Skala
referensi
Pengukuran
menyediakan.
H2:
corporate
image,
seperti
social
24
Awareness
of
Green
Marketing
The
Body
Ko
E.,Hwang,
Indonesia membagikan
Y.K,Kim,E.Y
(2013)
dari
bahan
ramah
lingkungan
The
Body
Shop
Indonesia
menjual
produk
dengan
mencantumkan
label
ramah lingkungan
The
Body
Indonesia
produknya
Shop
menjual
di
toko
The
Body
Indonesia berkontribusi
dalam
Ko
E.,Hwang,
Y.K,Kim,E.Y
pembangunan
nasional
(pengembangan
industri kosmetik)
The
Body
Shop
Indonesia berkontribusi
dalam pengembangan
masyarakat
(Dompet
Duafa,sekolah Rimba)
The
Body
Indonesia
untuk
Shop
berusaha
melindungi
25
Product Image
The
Indonesia
untuk
Body
berusaha
Ko
E.,Hwang,
Y.K,Kim,E.Y
meningkatkan
kepuasan konsumen
The
Body
Indonesia
Shop
memiliki
produk-produk
yang
berkualitas tinggi
The
Body
Indonesia
Shop
memiliki
produk-produk
yang
terpercaya
Corporate Reputation
The
Body
Indonesia
memiliki
Ko
E.,Hwang,
Y.K,Kim,E.Y
The
Body
Indonesia
Shop
bersaing
secara global
Purchase Intention
Saya
akan
Ko
E.,Hwang,
Y.K,Kim,E.Y
Saya
akan
merekomendasikan
produk The Body Shop
Indonesia ke orang lain
Saya
lebih
memilih
26
dengan
produk kompetitornya
27
28
29
30
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Anti
Image
Dime nsi
Awarness
Cronbach's
Valid
0.594
Valid
Green
GM 2
Marketing
GM 3
0.661
Valid
Social
SR 1
0.595
Valid
0.586
Valid
Responsibility SR 2
0.640
0.694
0.625
Kesimpulan
0.785
Reliable
0.741
Reliable
31
Product
Image
SR 3
0.819
Valid
PI 1
0.784
Valid
PI 2
0.669
Valid
0.659
Valid
0.500
Valid
0.500
Valid
0.673
Valid
0.559
Valid
0.598
Valid
PI 3
Corporate
CR 3
Reputation
CR 2
0.694
0.500
PIN 1
Purchase
PIN 2
Intention
PIN 3
0.597
0.804
Reliable
0.825
Reliable
0.845
Reliable
yang
terdapat pada
(0.000)
32
dapat dijadikan pertanyaan yang valid dan reliable yang dapat digunakan dalam
penelitian selanjutnya.
Setelah data prestest diolah dan memberikan hasil yang valid dan reliable,
maka dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner dalam jumlah besar yang
dilakukan pada minggu keempat bulan April 2014. Penyebaran kuesioner
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan online menggunakan
fasilitas Google Spreadsheet. Responden adalah mahasiswi yang mengetahui atau
memakai produk The Body Shop.
Terkumpul sebanyak 30 kuesioner secara online melalui fasilitas Google
Spreadsheet dan 60 kuesioner yang terkumpul secara langsung, sehingga total
kuesioner yang terkumpul adalah sebanyak 90 kuesioner. Kemudian, peneliti
melakukan screening atas jawaban responden dan memilih 60 kuesioner yang
memenuhi kriteria responden dan reliable serta valid untuk diolah dan dianalisis
lebih lanjut.
yang ditanyakan
untuk
mengukur
konsistensi
internal
Construct
Kesimpulan
Green 0.620
Reliable
Social Responsibility
0.620
Reliable
Product Image
0.757
Reliable
Awareness
of
Marketing
33
Corporate Reputation
0.723
Reliable
Purchase Intention
0.732
Reliable
GM1
GM2
GM3
Pertanyaan
KMO
Anti
Image Kesimpulan
(MSA)
Awareness of GM1
0,640
0,694
Valid
GM2
0,594
Valid
GM3
0,661
Valid
Green
Marketing
Social Responsibility
35
SR1
SR2
SR3
Pertanyaan
KMO
Anti
Image Kesimpulan
(MSA)
Social
SR1
0,625
0,595
Valid
SR2
0,586
Valid
SR3
0,819
Valid
Responsibility
36
Product Image
PI1
PI2
PI3
Pertanyaan
KMO
Anti
Image Kesimpulan
(MSA)
Product
PI1
0,694
0,784
Valid
PI2
0,669
Valid
PI3
0,659
Valid
Image
tinggi, dan The Body Shop Indonesia memiliki produk-produk yang terpercaya
memiliki nilai KMO sebesar 0,694 dan nilai anti image MSA yang menunjukkan
nilai di atas 0.5 yang berarti ada hubungan yang kuat antar sesama variabel yang
diuji. Hasil ini menunjukkan bahwa indikator-indikator mengenai Product Image
valid dan mampu membentuk variabel Product Image.
4.3.4 Corporate Reputation
Berikut ini merupakan indikator pertanyaan yang digunakan untuk mengukur
variabel Corporate Reputation
Tabel Indikator Variabel Corporate Reputation
Item pertanyaan
Corporate Reputation
CR1
CR2
Pertanyaan
KMO
Anti
Image Kesimpulan
(MSA)
Corporate
CR1
0,500
0,500
Valid
0,500
Valid
Reputation
CR2
38
Product Image
PIN1
Saya akan membeli The Body Shop jika kualitas dan harganya mirip
dengan produk yang lain
PIN2
PIN3
Saya lebih memilih untuk terus membeli produk The Body Shop
Indonesia dibandingkan dengan produk kompetitornya
Pertanyaan
KMO
Anti
Image
Kesimpulan
(MSA)
Purchase
PIN1
0,597
0,673
Valid
Intention
39
PIN2
0,559
Valid
PIN3
0,598
Valid
Tolerance
VIF
Social Responsibility
0.98
1.021
Product Image
0.824
1.214
Corporate Reputatuion
0.839
1.191
40
41
42
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa terlihat titik-titik menyebar secara acak
dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi berganda, sehingga model regresi berganda
ini layak dipakai untuk prediksi Purchase intention berdasarkan masukan variabel
independennya (Santoso, 2010
43
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data ( titik) pada
sumbu diagonal dari grafik adalah menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi linier ini layak dipakai dan
memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2010).
44
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik adalah menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi linier ini layak dipakai dan
memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2010).
45
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik adalah menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi linier ini layak dipakai dan
memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2010).
46
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar +1.639. Hal
ini berarti model regresi linier di atas tidak terdapat masalah autokorelasi karena
nilai Durbin-Watson berada di kisaran antara -2 sampai +2 (Santoso, 2010).
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar +1.744. Hal
ini berarti model regresi linier di atas tidak terdapat masalah autokorelasi karena
nilai Durbin-Watson berada di kisaran antara -2 sampai +2 (Santoso, 2010).
47
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar +1.899. Hal
ini berarti model regresi linier di atas tidak terdapat masalah autokorelasi karena
nilai Durbin-Watson berada di kisaran antara -2 sampai +2 (Santoso, 2010).
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar +1.610. Hal
ini berarti model regresi berganda di atas tidak terdapat masalah autokorelasi
karena nilai Durbin-Watson berada di kisaran antara -2 sampai +2 (Santoso,
2010).
Regresi Berganda Social Responsibility, Product Image, dan Corporate
Reputation terhadap Purchase Intention
Tabel Regresi Berganda Social Responsibility, Product Image, dan Corporate
Reputation terhadap Purchase Intention
Variabel Variabel
Unstandardized
Terikat
Coefficients B
bebas
Nilai T Signifikansi
Kesimpulan
48
R Square: 0.335
(Constant)
3.47E-16
Social
Tidak
Responsibility 0.15
Purchase
Product
Intention
Image
0.14
0.889
Signifikan
0.402
3.344
0.001
Signifikan
0.283
2.38
0.021
Signifikan
Corporate
reputation
dijelaskan oleh keberadaan variable lain. Sementara itu nilai t pada variable
product image dan corporate reputation menunjukan hasil yang signifikan dengan
nilai t>1.96 yaitu sebesar 3.34 dan 2.38. Begitu juga dengan nilai signifikansi
49
sebesar 0.001 dan 0.021 yang <0.05 menunjukan hasil yang signifikan untuk
variable product image dan corporate reputation.
Dari hasil nilai diatas maka dapat dibuat persamaan regresi yaitu:
Y= 3.47E-16 + 0.402 X1 + 0.283 X2 + error
Dimana:
Y= Purchase Intention
X1= Product Image
X2= Corporate Reputation
Variabel bebas
Coefficients B
Signifikansi Kesimpulan
R Square 0.17
(Constant)
2.97E-17
Tidak
Social Responsibilty
Green Marketing
0.132
1.015
0.314
Signifikan
50
Pada table diatas dapat dilihat bahwa variable Green Marketing memiliki
nilai T<1.96 menunjukan hasil yang tidak signifikan yaitu sebesar 1.015. Selain
itu variable green marketing juga memiliki nilai signifikansi >0.05 yaitu sebesar
0.314. Hasil ini menjelaskan bahwa green marketing tidak memiliki hubungan
terhadap social responsibility. Penelitian ini memiliki hasil yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya oleh Eun Jo Ko, Yu Kyung Hwang, Eun Young Kim
(2010).
Hasil yang tidak signifikan membuat nilai R square tidak memiliki
pengaruh apapun. Kesimpulannya adalah tidak ada hubungan yang terjadi antara
green marketing terhadap social responsibility
Regresi Linear antara Green Marketing terhadap Product Image
Tabel Regresi Linear antara Green Marketing terhadap Product Image
Unstandardized Nilai
Variabel Terikat
Variabel bebas
Coefficients B
Signifikansi Kesimpulan
3.089
0.003
R Square .141
(Constant)
-6.81E-16
Product Image
Green Marketing
0.376
Signifikan
51
Y= Product Image
X1= Green Marketing
Variabel bebas
Coefficients B
Signifikansi Kesimpulan
4.475
0.00
R Square .257
(Constant)
-1.74E-16
Corporate
Reputation
Green Marketing
0.507
Signifikan
52
Pada table diatas dapat dilihat variabel green marketing memiliki nilai T>1.96
yaitu sebesar 4.475 yang menunjukan hasil signifikan. Variabel green marketing
juga memiliki nilai signifikansi <0.05 yaitu sebesar 0.00 yang juga menunjukan
hasil signifikan. Dapat dikatakan bahwa green marketing memiliki hubungan
terhadap corporate reputation. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
oleh Eun Jo Ko, Yu Kyung Hwang, Eun Young Kim (2010).
Nilai R square sebesar 0.257 menunjukan bahwa variabel green marketing dapat
menjelaskan variabel corporate reputation sebesar 25,7%. Dengan begitu sekitar
74.3% variabel corporate reputation dijelaskan oleh variabel lain.
Dari hasil diatas maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Dimana:
Y= Corporate reputation
X1= Green Marketing
53
Intention
Tabel Regresi mediasi Corporate Image terhadap Green Marketing kepada
Purchase Intention
Regresi
Green
Marketing
Marketing
Sig.
Beta
0.267
0.00
22.499
0.529
0.485
0.00
56.481
0.702
Terhadap
Corporate Image
Green
Adjusted R square
Terhadap
Purchase Intention
Green Marketing di Mediasi
Corporate
Image
Purchase Intention
Terhadap
(corporate
0.529
0.13
34.17
Image)
0.268
(Green
marketing)
0.00
0.561
54
hasil efek mediasi ini termasuk kedalam mediasi parsial karena jumlah efek
mediasi bukan 0. Hasil signifikan pada penelitian ini sama dengan penelitian
sebelumnya oleh Eun Jo Ko, Yu Kyung Hwang, Eun Young Kim (2010).
4.8 Hasil Uji Hipotesis Metode Penelitian
Uji
Hipotesis
Pertanyaan Hipotesis
Consumer
awareness
Signifikansi Hipotesis
terhadap
green
Kesimpulan
marketing
H1A
green
marketing
awareness
terhadap
green
0.314
marketing
H1C
terhadap
H1B
awareness
awareness
terhadap
marketing
Tidak
Ditolak
Signifikan
Hipotesis
0.003
green
Hipotesis
Diterima
Signifikan
Hipotesis
0.00
Diterima
Signifikan
Hipotesis
Tidak
Ditolak
Signifikan
intention konsumen.
Social responsibility memiliki efek langsung terhadap
H2A
0.889
Hipotesis
0.001
Diterima
Signifikan
55
Hipotesis
0.021
Diterima
Signifikan
intention.
Hipotesis
0.00
Diterima
Signifikan
Dari Tabel diatas yang menunjukan kesimpulan hasil uji model hipotesis didapat
hipotesis H1B, H1C, H2B dan HC diterima karena memiliki nilai signifikansi
<0.05, sedangkan hipotesis H1A dan H2A ditolak karena memiliki nilai
signifikansi >0.05. Selain itu, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
56
Product Image yang merujuk pada citra produk The Body Shop yang
dipikirkan oleh konsumen dan masyarakat ketika mendengar atau melihat produk
The Body Shop dipengaruhi secara signifikan oleh consumer awareness terhadap
green marketing yang merujuk pada adanya kesadaran konsumen terhadap adanya
program green marketing The Body Shop. Hasil ini sama dengan penelitian
sebelumnya oleh Eunju Ko, Yoo Kyung Hwang, dan Eun Young Kim
(2010),dimana consumer awareness terhadap green marketing berpengaruh secara
signifikan terhadap product image.
Berdasarkan penjelasan diatas , dapat diketahui bahwa consumer
awareness terhadap green marketing adalah salah satu komponen yang
membentuk product image. Pengaruh dari consumer awareness terhadap green
marketing adalah signifikan atau positif, jadi semakin konsumen menyadari akan
program green marketing yang dilakukan oleh The Body Shop maka citra produk
atau product image The Body Shop akan meningkat baik dimata kosumen atau
masyarakat yang mengetahui produk The Body Shop.
Hal ini dapat dijadikan strategi informasi untuk meningkatan penjualan
produk The Body Shop agar lebih baik dimata konsumen atau masyarakat.
57
Corporate reputation yang merujuk pada reputasi The Body Shop salah
satu bentuk dari corporate image atau citra perusahaan yang dipikirkan oleh
konsumen atau masyarakat ketika mendengar atau melihat produk The Body Shop
dipengaruhi secara signifikan oleh consumer awareness terhadap green marketing
yang merujuk pada adanya kesadaran konsumen terhadap adanya program green
marketing produk The Body Shop. Hasil ini tidak sama dengan penelitian
sebelumnya oleh Eunju Ko, Yoo Kyung Hwang, dan Eun Young Kim
(2010),dimana consumer awareness terhadap green marketing berpengaruh secara
signifikan terhadap corporate reputation.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui
bahwa
consumer
58
The
Body
Shop,jadi
semakin
konsumen
mengetahui
Social
responsibility yang dilakukan oleh The Body Shop maka belum tentu orang
akhirnya akan membeli The Body Shop.
Hal ini dapat dijadikan strategi informasi untuk meningkatan penjualan
produk The Body Shop agar lebih baik dimata konsumen atau masyarakat.
59
60
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah menjawab tujuan dari penelitian, antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh strategi green marketing yang diterapkan The
Body Shop Indonesia dalam membentuk citra perusahaan The Body Shop
Indonesia di kalangan mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Strategi Green Marketing adalah salah satu komponen yang membentuk
citra perusahaan. Ketika konsumen mengetahui tentang strategi Green
marketing yang diterapakan oleh The Body Shop indonesia, maka hal ini
akan berpengaruh signifikan atau positif terhadap citra perusahaan di mata
konsumen. Pengaruh dari strategi Green Marketing adalah signifikan atau
positif, jadi semakin baik strategi Green marketing yang diterapkan
perusahaan maka akan semakin baik pula citra perusahaan the body shop
dimata konsumen.
b. Untuk mengetahui pengaruh dari strategi green marketing yang dimediasi
oleh corporate image yang diterapkan oleh The Body Shop Indonesia
terhadap intensi pembelian produk The Body Shop Indonesia di kalangan
mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Strategi green
marketing yang dimediasi oleh corporate image merupakan salah satu
komponen yang membentuk Purcase Intention. Pengaruh dari strategi
green marketing yang dimediasi oleh corporate image adalah signifikan
atau positif. Jadi semakin baik starategi green marketing yang dimediasi
oleh corporate image maka akan meningkatkan purcahse intention the
body shop Indonesia.
61
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, baik saran
untuk penelitian selanjutnya dan saran manajerial untuk The body shop Indonesia.
5.2.1 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya
a. Penelitian selanjutnya dapat meneliti strategi Green marketing the body shop
dengan mengambil sampel tidak hanya terbatas mahasiswi FEUI.
b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengambil studi kasus di
perusahaan yang lain yang menerapkan strategi green marketing.
c. Penelitian ini terdapat variabel yang terbentuk hanya dari dua dimensi untuk
penelitian selanjutnya diharapkan menggunkan lebih atau sama dengan tiga
dimensi dalam membentuk satu variabel.
d. Penelitian ini dibantu dengan menggunakan alat analisis IBM SPSS Statistics
20 yang memiliki keterbatasan dalam menganalisis data dan untuk penelitian
selanjutnya dapat menggunakan SEM (Structural Equation Model) dengan
bantuan alat analisis Lisrel 8.80.
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh The
Body Shop Indonesia.
a. The Body Shop Indonesia diharapkan untuk meningkatkan kesadaran
(awareness) tentang strategi green marketing yang mereka terapkan dalam benak
konsumen, dengan memperbanyak informasi atau mempromosikan starategi green
marketing mereka melalui iklan dari media cetak, elektronik, atau internet.
Terlebih lagi dengan mempromosikan strategi green marketing yang diterapkan
oleh the body shop melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Sehingga
62
63
64
65