Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan Negara yang berdiri
secara berdaulat di tengah negara-negara bangsa (nation state) di dunia. NKRI sesuai dengan
Amandemen UUD 1945 Pasal 37 ayat (5) telah ditegaskan bahwa khusus bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan. Dalam mempertahankan NKRI
diperlukan adanya komponen-komponen bangsa dalam mempertahankan negara dan menjaga
kedaulatannya. Pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang menjadi pondasi negara
telah mengalami kerapuhan yang dapat meruntuhkan komitmen bangsa dalam meneguhkan
eksistensi Indonesia sebagai negara kesatuan.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa kini tidak dipakai
pedoman dalam melaksanakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Aktivitas-aktivitas bangsa
dalam praksisnya jauh dari pengamalan butir-butir nilai sila Pancasila. Undang-Undang 1945
sebagai landasan konstitusional negara kesatuan Republik Indonesia mulai dikritisi energinya
sebagai inti hukum nasional dalam memecahkan persoalan bangsa yang semakin kompleks.
Sementara itu, sistem politik Indonesia yaitu sistem politik demokrasi yang terbangun dalam
paradigma negara yang berkedaulatan rakyat kini dipertentangkan dengan kedaulatan Tuhan.
Belum lagi, semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua
jauh dari praksis nyata kehidupan bangsa Indonesia. Kebanyakan orang Indonesia pandai untuk
bhinneka namun mereka sulit untuk ber tunggal ika.
Di era globalisasi yang semakin maju banyak berdatangan pengaruh-pengaruh
yang memberi dampak positif maupun negatif bagi bangsa Indonesia. Pengaruh-pengaruh
tersebut tentunya harus difiltrasi oleh bangsa Indonesia agar NKRI tetap utuh dan tidak
tergoyahkan akibat dampak buruk kemajuan global.
Kebodohan, kemiskinan dan kesenjangan sosial menjadi masalah utama bangsa
Indonesia dalam mengarungi dunia global saat ini. Jikalau pilar-pilar kehidupan berbangsa dan

bernegara dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka efek globalisasi dan eksistensi
Indonesia sebagai negara kesatuan tetap terjaga.
Diperlukan adanya kerja sama antar elemen-elemen bangsa dalam
mempertahankan kedaulatan Indonesia. Bangsa Indonesia seharusnya memahami karakteristik
bangsanya dan mempratikkan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara demi kemajuan dan
kesejahteraan bangsa. Pancasila dan Undang-Undang 1945 yang menjadi dasar negara dan
landasan konstitusional semestinya ditegakkan dan diamalkan agar terwujud ketertiban dan
kesejahteraan yang sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, pelajar atau mahasiswa sebagai agent of change suatu negara
hendaknya memiliki konstribusi sikap positif terhadap negara Indonesia. Mereka sebagai
generasi muda yang memiliki semangat yang tinggi mampu untuk mengubah keadaan buruk
Indonesia menjadi lebih baik. Dengan mereka mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang
1945 serta menjalankan pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, negara Indonesia akan
tetap utuh dan menuju kesejahteraan yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep dan karakteristik bangsa dan negara Indonesia?
2. Apa tujuan dan fungsi negara Indonesia?
3. Bagaimanakah sikap pelajar atau mahasiswa dalam kehidupan dan berbangsa
pada saat ini?
4. Bagaimanakah konstribusi praksis sikap positif pelajar atau mahasiswa terhadap
NKRI?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Menjelaskan mengenai pentinganya dasar negara, landasan konstitusional, dan pilarpilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Memberikan gambaran tentang sikap-sikap pelajar atau mahasiswa saat ini.
2

4. Menjelaskan konstribusi praksis pelajar atau mahasiswa terhadap NKRI.

1.4 Manfaat
1. Memberikan informasi mengenai NKRI.
2. Menunjukkan sikap-sikap pelajar atau mahasiswa saat ini sehingga pembaca dapat
mengambil tindakan dalam menyikapinya.
3. Dengan uraian yang telah dipaparkan diharapkan pelajar atau mahasiswa memberikan
konstribusi positif dalam NKRI.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 NKRI
Berdasarkan UUD 1945 pasal 1 ayat (1). Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik. Negara kesatuan adalah negara yang di dalamnya hanya ada satu
kekuasaan pemerintahan yaitu pemerintahan di tangan pemerintahan pusat. Sejak bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
bertekad hidup merdeka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). NKRI
adalah Negara kepulauan yang wilayahnya membentang dari Sabang sampai Merauke, terdiri
dari beragam suku, adat budaya, dan agama tetapi merupakan satu kesatuan poleksosbudhankam.
Negara Indonesia terletak pada posisi silang diantara Benua Asia dan Australia serta dua
Samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Sedangkan secara astronomis,
Indonesia terletak antara 6 LU 11LS dan 95 BT 141 BT. Untuk menyatukan berbagai
ragam perbedaan, bangsa Indonesia berpedoman pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
diambil dari kitab Sotasoma karangan Mpu Tantular. Bhineka Tunggal Ika artinya walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Dalam memperjuangkan kesatuan wilayah Indonesia
dibutuhkan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh dari setiap warga negara. Beberapa alat
pemersatu bangsa diantaranya : Pancasila, Bahasa Indonesia, Lagu kebangsaan Indonesia Raya,
Bendera Merah Putih, dan Burung Garuda. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai
peranan penting, yaitu sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan merupakan penyaring
(filter) terhadap segala pengaruh yang datang dari luar. Rumusan Pancasila yang sah terdapat
dalam Pembukuan UUD 1945 alenia IV yang disahkan PPKI tanggal 18-Agustus-1945. Burung
Garuda ditetapkan sebagai lambang Negara Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 66
Tahun 1951 pada tanggal 17 Oktober 1951. Burung Garuda adalah lambang kekuatan dan
kekuasaan. Bulu sayap 17 helai, bulu ekor 8 helai, dan 45 helai pada burung garuda sebagai
pengingat hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17-Agustus-1945.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi menjadi beberapa provinsi,


tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan pemerintahan dan memperlancar pembangunan agar
merata ke seluruh wilayah Indonesia. Pada awal kemerdekaan, wilayah Indonesia terbagi
menjadi 8 Provinsi, antara lain sebagai berikut : Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Borneo (Kalimantan), Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sulawesi, dan Maluku. Seiring
perkembangan zaman, wilayah NKRI sekarang mengalami perubahan, pada tahun 2006 terbagi
menjadi 34 Provinsi yaitu Pulau Sumatra terbagi 10 provinsi, Pulau Jawa 6 provinsi, Kalimantan
4 provinsi, Sulawesi 6 provinsi, Maluku 2 provinsi dan Papua terbagi 3 provinsi, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.
Alasan kita wajib menjaga keutuhan NKRI adalah menjaga kebanggaan kita sebagai
bangsa Indonesia, menjaga persatuan dan kesatuan, memanfaatkan kekayaan budaya untuk
seluruh rakyat Indonesia, menjaga untuk warisan anak cucu, dan untuk menghargai jasa para
pahlawan. Beratus-ratus bangsa Indonesia dijajah oleh Bangsa Barat. Berbagai perlawanan di
daerah untuk menentang penjajah asing selalu gagal, Kegagalan tersebut disebabkan belum
adanya persatuan dan kesatuan bangsa serta perjuangan masih bersifat kedaerahan sehingga
mudah dipatahkan. Untuk mengusir penjajah dibutuhkan rasa nasionalisme dari seluruh warga
Negara agar kebutuhan NKRI tetap terjaga. Rasa nasionalisme adalah ajaran untuk mencintai
bangsa dan Negara. Sejak peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 pola perjuangan
bangsa Indonesia mulai berubah. Peran Sumpah Pemuda dalam perjuangan bangsa Indonesia
adalah sejak peristiwa Sumpah Pemuda perjuangan bangsa Indonesia mulai mengedepankan
persatuan dan kesatuan. Para pemuda Indonesia berikrar hanya mengakui satu tanah air
Indonesia, satu bahasa Indonesia dan satu bangsa Indonesia.
Rasa persatuan dan kesatuan harus dipupuk dan diwujudkan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Persatuan artinya ikatan dan kumpulan yang mempersatukan
bagian yang berbeda dan yang memiliki persamaan dengan tujuan sama. Kesatuan artinya usaha
mempersatukan potensi perbedaan suku agama, budaya, dan kepentingan demi keutuhan bangsa
dan negara. Sikap positif yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
misalnya : membina toleransi hidup beragama mengembangkan sistem pendidikan nasional yang
mampu membina sikap patriotisme dan setia kawan, serta menerima kemajuan dan budaya
positif. Kegiatan sekolah yang dapat memupuk persatuan contohnya : kerja bakti di lingkungan
sekolah, pertandingan antar kelas, belajar kelompok dan lain-lain. Peran serta pelajar dalam
6

memperkokoh persatuan dan kesatuan : menjauhkan diri dari perselisihan, menjalin komunikasi
pelajar antarsekolah atau daerah, saling menghormati dalam bergaul tanpa membeda-bedakan,
mengembangkan sikap kerjasama dan tenggang rasa.

2.2 Sikap Pelajar/Mahasiswa Saat ini


Di era globalisasi ini banyak tantangan bagi negeri kita, namun kesadaran
berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama
memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung
jawab mengemban amanat untuk memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi
warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan
bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang
mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk
dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan
bernegara, khususnya untuk pelajar dan mahasiswa. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah
sering bergejolak diantaranya tawuran pelajar dan perkelaian pelajar.Kesadaran Berbangsa dan
Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan
di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari
kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara
Indonesia. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara
sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.Sehingga amanat pada UUD 1945
untuk menjaga dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan
rakyat dapat diwujudkan.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal
penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa
yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran berbangsa
dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas
memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar
berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran
berbangsa dan bernegara itu sendiri. Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan
perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu
positif. Bisa saja pada suatu masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
8

Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan


bernegara.Berbagai faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut
memberi warna terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut.Demikian pula
perkembangan dan dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu
berpengaruh pula terhadap kesadaran itu.
Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka
ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan
bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsabangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri
ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari
segelintir persoalan ini, saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan
informasi walaupun desa juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin
minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih
bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang
melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan
minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin
individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang
terbatas.
Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa
kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar
globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolaholah, segala sesuatu yang datangnya dari luar merupakan sesuatu yang paling baik, berupa
bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan
pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya
yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran pemuda
kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.

Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minumminuman yang memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari
apa yang dilakukan dan apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca dan melihat di
media cetak dan elektronik bahwa selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan
akibat perilaku diatas, bila hal ini terus menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan
negara ini ke depan sudah pasti terganggu. Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran
berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di cermati secara seksama adalah
semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda, padahal banyak persoalanpersoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik,
karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka
bangsa ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di pengaruhi oleh negara apapun,
karena masyarakat itu sendiri yng harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami
penderitaan. Disitu pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Akan tetapi, kondisi itu nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu
sesungguhnya, kebanyakan pemuda saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau
mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu akan persoalan di sekitarnya.
Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu
tantangan bagi kita, mau tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda
kita tidak memiliki kompetensi dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman
sehingga dominasi negara luar semakin kuat menguasai negara kita.
Pemuda tidak dapat dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah
pemuda sebagaimana telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928,
merupakan salah satu bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan
pemuda dan bangsa ini dan yang lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu
peristiwa sejarah, peristiwa yang merupakan klimaks dari pencarian identitas baru yang telah
bermula sejak awal abad ini dan manifestasi dari puncak peranan pemuda sebagai aktor sejarah
yang sadar.
Generasi muda saat ini banyak yang telah berprilaku tidak sesuai dengan butir-butir
pancasila.Sebagai contoh yaitu sekarang ini banyak generasi muda yang tidak bertaqwa kepada
10

Tuhan YME. Kita lihat saja, sekarang ini banyak pemuda-pemudi muslim yang tidak memegang
teguh agamanya sesuai syariah Islam. Contohnya banyak pemuda-pemudi yang sekarang ini
menjalin cinta kasih dengan pasangan yang bukan muhrimnya, dan tidak jarang hal tersebut
sampai kepada prilaku yang sangat memalukan yaitu berhubungan sek bebas dengan pasangan
yang bukan muhrimnya. Tanpa disadari sekarang ini moral para pemuda bangsa indonesia juga
dijajah melalui beredarnya video-video porno di internet yang dapat diakses dengan mudah
sehingga banyak diantara pemuda Indonesia yang melihat dan bahkan menirukan aksi dari video
porno tersebut. Selain itu,model-model pakaian para generasi muda saat ini kebanyakan telah
meniru bangsa barat yang dikenal modis dan trend masa kini. Mereka lebih bangga mengenakan
pakaian-pakaian tersebut dari pada pakaian asli budaya Indonesia. Padahal belum tentu model
pakaian itu cocok dikenakan di indonesia. Model pakaian tersebut nampak jelas terutama pada
model pakaian cewek yang terlalu terbuka sehingga sekarang ini tidak jarang kita temui kasus
pemerkosaan di Indonesia ini.Selain masalah penampilan, sekarang ini masalah akhlak pemuda
di negara Indonesia juga kian memburuk. Faktanya generasi muda saat ini banyak yang
melampiaskan masalah-masalah yang sedang meraka hadapi seperti: bertengkar dengan orang
tua, merasa terasing dengan lingkungan teman, dan ketika pusing dengan beban-beban tugas
sekolah yang mereka anggap berat. Mereka mengatasi masalah-masalah tersebut cenderung
dengan jalan pintas.Seperti minum miunuman keras, menggunakn narkoba, pergi ke tempattempat hiburan malam dan bahkan sampai ada yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri.Sungguh ini merupakan kerusakan moral dari jati diri bangsa yang begitu fatal. Selain moral
dan gaya hidup, ketaqwaan generasi muda bangsa indonesia yang mencermainkan sila pertama
juga luntur seperti contoh nyatanya banyak generasi muda muslim indonesia yang tidak bisa
membaca Al-quan. Hal itu terjadi karena lemahnya sistem pendidikan agama di negara ini.
Padahal sebenarnya jika generasi muda mempunyai ketaqwaan yang tinggi pasti tidak akan ada
tindakaan tindakan yang melanggar hukum seperi korupsi, kolusi, pelecehan seksual, dan
tindakan menyimpang lain, karena mereka menganggap dirinya selalu di awasi oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa sehingga mereka takut dosa dan akan selalu berbuat baik.
Disamping fakta-fakta tentang sila pertama di atas, fakta tentang keadaan jati diri bangsa
Indonesia saat ini yang berhubungan dengan sila kedua sebagai jati diri bangsa indonesia.
Sekarang ini banyak diantara pemuda indonesia yang tidak memanusiakan manusia lain sebagai

11

mana mestinya. Maksudnya yaitu mereka tidak menganggap manusia berhakekat sebagai
manusia yang mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihargai seperti dirinya.Segai contoh
yaitu sekarang ini banyak kasus-kasus perkelahian antar pelajar yang disertai dengan penyiksaan
salah satu pihak yang kalah.Mereka menjadikan pihak yang kalah itu sebagai bulan-bulanan dan
dianggap sebagai boneka yang dapat dimain-mainkan dan mereka siksa.
Lalu fakta-fakta lain yang terjadi dan mencerminkan terjadinya krisis jati diri pada
generasi muda sesuai sila ke-3 yaitu seperti memudarnya rasa persatuan dan kesatuan yang
terjadi pada generasi penerus bangsa Indonesia saat ini. Hal tersebut dapat kita lihat dari kasuskasus bentrok antar pelajar atau mahasiswa, bentrok antar seporter sepakbola, bentrok antar
genk, dan lain sebagainya. Dari kasus diatas dapat kita ketahui bahwa rasa persatuan kita sebagai
warga negara indonesia sudah mulai luntur dan mudah dipengaruhi atau diprovokasi oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab. Keadaan seperti inilah yang menjadi bibit-bibit terjadinya
konflik yang lebih besar seperti konflik antar agama, ras, maupun suku. Selain itu fenomenafenomena yang terjadi yang mencerminkan tidak tertanamkannya rasa persatuan indonesia yaitu
terjadinya perpecahan disetiap kelompok sosial. Sebagai contoh dalam kelas sosiologi terdapat
sub-sub kelompok kecil yang biasanya terjadi konflik antar kelompok tersebut. Kelompok
tersebut biasanya terbentuk karena adanya perasaan sederajat (dalam hal ekonomi),
kesukaan/hobi yang sama, pandangan hidup yang sama, bahkan juga bisa karena musuh yang
sama. Hal inilah yang sekarang ini mewabah pada generasi penerus bangsa yang cenderung
membentuk perpecahan.
Selanjutnya fakta ke-4 yaitu mengenai kepemimpinan yang demokratis.Maksutnya
pemimpin di negara kita ini harus bersifat demokratis baik dalam hal pemilihannya maupun
ketika telah membuat keputusan/kebijakan umum yang terkait dengan masyarakat karena
kekuasaan tertinggi di negara kita ini sebenarnya berada di tangan rakyat, dan para pemimpin
hanya sebagai wakil/pelayan bagi rakyat untuk mengatur dan mengambil kebijakan dalam negara
demi tercapainya kemakmuran bersama. Sekarang ini fenomena-fenomena pemimpin yang tidak
demokratis sudah banyak terjadi pada generasi muda saat ini, dan apabila hal itu dibiarka saja
berlanjut maka kelak ketika mereka menjadi pemimpin bangsa ini, mereka akan bertindak seperti
apa yang mereka biasakan sejak dini. Contoh nyata yaitu ketua dalam kelas misalnya. Dia dalam
mengambil kebijakan untuk urusan kelas seperti hendak mengadakan acara pentas seni dan lain
12

sebagainya, dia hanya mendiskusikan/memilih pengurus dalam acara tersebut secara sepihak.
Dia hanya berdiskusi dan menerima usulan dari teman-teman yang dekat/akrab dengan dia,
sebenarnya untuk formalitas dia telah mengadakan musyawarah namun usul dari temantemannya yang kurang dekat dengan dia, pasti tidak didengar apalagi dilaksanakan.Inilah contoh
kecil saja yang biasanya kita rasakan pada kelompok-kelompok kecil dikalangan remaja
Indonesia saat ini.
Selanjutnya mengenai keadilan, banyak fakta-fakta mengenai ketidak adilan yang di
lakukan oleh generasi muda bangsa Inonesia saat ini.Tidak perlu jauh-jauh, saat ini dapat kita
lihat pada kelompok belajar kita saja sebagai faktanya.Dalam kelompok belajar PPKN misalnya,
tugas PPKN membuat makalah secara kelompok ketidak adilan selalu kita rasakan. Hal tersebut
karena sebenarnya yang mengerjakan tugas kelompok dari 8 anggota kelompok, hanya 3 orang
saja dan yang lainnya tinggal nitip nama. Padahal ia menginginkan mendapatkan nilai yang
sama. Sungguh ini adalah contoh kecil yang berada pada kehidupan para pelajar sehari-hari. Jika
hal ini terus berlanjut dapat kia lihat kelak mereka akan seperti para anggota DPR yang ketika
sidang mereka ada yang tidur, bertelfon dan tidak fokus pada siding yang dilaksanakan. Padahal
mereka menginginkan upah/gaji yang sama dengan anggota yang melaksanakan musyawarah
dengan baik. Sebenarnya hal ini terjadi pada mulanya dimulai dari kasus-kasus kecil seperti
diatas yang kemuadian berlanjut karena kebiasaan sampai mereka bekerja pada nantinya.
Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan
akan cenderung menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi
pemuda yang seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan
identitas dan krakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu
sendiri.
Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan
yang terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun,
kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), karena ini merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju
pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu kita sehingga berdampak pada
perpecahan ditengah masyarakat.
13

Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa
pemuda harus mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun
kesadaran bahwa dengan mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari menjaga
negara ini dari keterpurukanan tentunya memperkuat identitas kita. Hal penting yang tidak bisa
dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua pengalaman,
pandangan hidup dan harapan bangsa.Tugas pemuda adalah untuk tetap menjaga Pancasila dan
menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan yang
diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan
tetapi mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup.
Tidak ada lagi kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara ini, maka pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan
persolan-persoalan yang ada karena disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para
pemuda. Pemuda harus terdepan menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini,
terdepan dalam menghormati toleransi, dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam
mengimplementasikan Pancasila, satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa
pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang
dihadapi saat ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam
melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini,
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi
terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak
terbendung juga merupakan salah satu upaya menjaga negara ini. Hal lain yang tak kalah
pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi
masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.
Apabila kita sebagai generasi muda membangun kesadaran berbangsa, bernegara,
memahami hukum yang berlaku, dan pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada
generasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya
sendiri serta tidak ada generasi muda yang memiliki perlakuan yang menyimpang dari normanorma umum dimasyarakat. Dengan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara itulah,
maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan
Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

14

2.3 Konstribusi Praksis Pelajar/Mahasiswa


A. Mahasiswa dan Perubahan Peran sentral perjuangan mahasiswa sebagai kaum
intelektualitas muda memberi secercah sinar harapan untuk bisa memperbaiki dan
memberi perubahan-perubahan positif di negeri ini.
Tidak dipungkiri, bahwa perubahan memang tidak bisa dipisahkan dan telah menjadi
sinkronisasi yang mendarah daging dari tubuh dan jiwa para mahasiswa. Dari mahasiswa
dan pemudalah selaku pewaris peradaban munculnya berbagai gerakan-gerakan
perubahan positif yang luar biasa dalam lembar sejarah kemajuan sebuah bangsa dan
negara. Sejarah telah menorehkan dengan tinta emas, bahwa pemuda khususnya
mahasiswa selalu berperan dalam perubahan di negeri kita, berbagai peristiwa besar di
dunia selalu identik dengan peran mahasiswa didalamnya. Berawal dari gerakan
organisasi mahasiswa Indonesia di tahun 1908, Boedi Oetomo. Gerakan yang telah
menetapkan tujuannya yaitu kemajuan yang selaras buat negeri dan bangsa ini telah
lahir dan mampu memberikan warna perubahan yang luar biasa positif terhadap
perkembangan gerakan kemahasiswaan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Gerakan
kemahasiswaan lainnya pun terbentuk, Mohammad Hatta mempelopori terbentuknya
organisasi kemahasiwaan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang sedang
belajar di Belanda yaitu Indische Vereeninging (yang selanjutnya berubah menjadi
Perhimpunan Indonesia). Kelahiran organisasi tersebut membuka lembaran sejarah baru
kaum terpelajar dan mahasiswa di garda depan sebuah bangsa dengan misi utamanya
menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak kemanusiaan dikalangan rakyat
Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. Gerakan mahasiswa tidak berhenti sampai
disitu, gerakannya berkembang semakin subur, angkatan 1928 yang dimotori oleh
beberapa tokoh mahasiswa diantaranya Soetomo (Indonesische Studie-club),Soekarno
(Algemeene Studie-club), hingga terbentuknya juga Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia
(PPPI) yang merupakan prototipe organisasi telah menghimpun seluruh gerakan
mahasiswa ditahun 1928, gerakan mahasiswa angkatan 1928 memunculkan sebuah
idieologi dan semangat persatuan dan kesatuan diseluruh pelosok Indonesia untuk
meneriakkan dengan lantang dan menyimpannya didalam jiwa seluruh komponen bangsa,
kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu tumpah darah Indonesia,
15

berbangsa satu yaitu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa satu yaitu bahasa
Indonesia dan hingga kini kita kenal sebagai sumpah pemuda. Gerakan perjuangan
mahasiswa sebagai kontrol pemerintahan dan kontrol sosial terus tumbuh dan
berkembang, hinggalah gerakan perjuangan mahasiswa sampai pada terjadinya peristiwa
10 tahun yang lalu yaitu tragedi trisakti mei 1998. Lagi-lagi mahasiswa menjadi garda
terdepan didalam perubahan terhadap negeri ini, gerakan perjuangan ini menuntut
reformasi perubahan untuk mengganti rezim orde baru yang korupsi, kolusi, dan
nepotisme serta tidak berpihak kepada rakyat dan memaksa turun presiden soeharto dari
kursi kekuasaannya yang telah digenggamnya selama hampir 32 tahun. Gerakan
perjuangan mahasiswa tidak semudah yang kita bayangkan, perubahan ini harus dibayar
mahal dengan meninggalnya empat mahasiswa universitas trisakti oleh timah petugas
aparat yang tidak mengharapkan perubahan itu terjadi. Sejarah panjang gerakan
mahasiswa merupakan salah satu bukti, kontribusinya, eksistensinya, dan peran serta
tanggungjawabnya mahasiswa dalam memberikan perubahan dan memperjuangkan
kepentingan rakyat.
B. Kontribusi (Peranan) dan Fungsi Mahasiswa terhadap NKRI Mahasiswa sebagai ujung
tombak penerus bangsa wajib memiliki kontribusi praksis dalam mengembangkan sikap
positif terhadap NKRI.
Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja dan
mendengarkan dosen berbicara. Pemuda dan mahasiswa sama-sama diidentikkan dengan
agent of change. Kata-kata perubahan selalu menempel dengan erat sebagai identitas
para mahasiswa yang juga dikenal sebagai kaum intelektualitas muda. Dari mahasiswalah
ditumpukan besarnya harapan, harapan untuk perubahan dan pembaharuan dalam
berbagai bidang yang ada di negeri ini. Tugasnyalah melaksanakan dan merealisasikan
perubahan positif, sehingga kemajuan di dalam sebuah negeri bisa tercapai dengan
membanggakan. Dalam mengembangkan perannya, mahasiswa Indonesia perlu
mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Perubahan hanya dapat
dilakukan karena adanya refleksi (reflection) dan aksi (action) secara sekaligus. Daya
refleksi dapat dibangun melalui bacaan, baik dalam arti fisik melalui buku, bacaan virtual
melalui dukungan teknologi informasi maupun bacaan kehidupan melalui pergaulan dan
16

pengalaman di tengah masyarakat. Makin luas dan mendalam sumber-sumber bacaan dan
daya serap informasi yang kita terima, makin luas dan mendalam pula daya refleksi yang
berhasil kita asah. Di samping kemampuan reflektif, mahasiswa Indonesia juga perlu
melatih diri dengan kebiasaan untuk bertindak, mempunyai agenda aksi, dan benar-benar
bekerja dalam arti yang nyata. Kemajuan bangsa kita tidak hanya tergantung kepada
wacana, tetapi juga aksi yang nyata. Jangan hanya bersikap NATO, Never Action,
Talking Only seperti kebiasaan banyak kaum intelektual dan politikus amatir.
Mahasiswa saat ini perlu membiasakan diri untuk lebih banyak bekerja dan bertindak
secara efektif daripada hanya berwacana tanpa implementasi yang nyata. Peran
mahasiswa adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilainilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum
yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang
memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada
suatu kaum. Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri didalam jiwa mahasiswa
Indonesia. Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam hal ini, secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :
1. sebagai penyampai kebenaran (agent of social control)
2. sebagai agen perubahan (agent of change)
3. sebagai generasi penerus masa depan (iron stock).
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan dengan cara sebagai berikut :
1. Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan
2. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi harus tetap tertanam dalam
jiwa setiap mahasiswa.
17

3. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk
mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka
perjuangkan.
Untuk menjalankan peran dan fungsi tersebut Mahasiswa dituntut/diharapkan dapat terjun
ke arena politik dalam rangka mengawal seluruh agenda reformasi, demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang adil di dalam kemakmuran dan makmur di dalam keadilan
secara demokratis. Mahasiswa dapat berpolitik dalam dua pengertian, yakni : Pertama,
berpolitik dalam arti konsep (Concept). Disini mahasiswa secara individual maupun
kelompok, harus mengajukan gagasan, pikiran, solusi atau interpretasi mengenai apa
yang menjadi kehendak dari mayoritas rakyat. Kedua, berpolitik dalam arti kebijakan
(Belied). Di sini mahasiswa sebagai kelompok harus menjadi Pressure Groups yang
memperjuangkan aspirasi rakyat, dengan cara mempengaruhi orang-orang yang
memegang kebijakan ataupun yang menjalankan kekuasaan, dari luar sistem kekuasaan.
Apabila mahasiswa berpolitik dalam artian yang pertama, maka mahasiswa dituntut untuk
benar-benar memahami cara berpikir ilmiah, yaitu teratur dan sistematik. Sedangkan
apabila mahasiswa berpolitik dalam arti kebijakan (Belied), maka mahasiswa harus betulbetul mengetahui posisi individu dalam kehidupan ber-Negara, posisi konstitusi dalam
kehidupan ber-Negara, posisi Negara dalam menjalin relasi dengan warganya, konstelasi
politik terkini dan menguasai manajemen aksi. Pada tataran ideal, mahasiswa seharusnya
berpolitik dalam arti konsep (Concept) maupun dalam arti kebijakan (Belied) secara
bersamaan. Dalam menjalankan peran serta fungsinya mahasiswa wajib memiliki soft
skill dan hard skill.
1. Soft skill (Kemampuan Kepribadian)
a. Soft Skill atau kemampuan kepribadian adalah salah satu faktor untuk sukses pada
pendidikan yang ditempuh dan juga penentu untuk masa depan seseorang dalam
menjalani hidupnya.
b. Karena soft skill hampir 80 % menentukan keberhasilan seseorang. Kemampuan
soft skill yang perlu dimiliki seorang mahasiswa : Manajemen waktu,
18

Kepemimpinan (leadership), Tingkat kepercayaan yang tinggi (self confidence),


Selera humor yang tinggi (sense of humor), Memiliki keyakinan dalam agama
(spiritual capital)
2. Hard Skill (Kemampuan Intelektual) Kemampuan intelektual hanya mendukung
20 % dari pencapaian prestasi dan keberhasilan seseorang. Jika mahasiswa
menggabungkan kedua kemampuan diatas, maka mahasiswa akan berhasil dalam
menjalankan setiap fungsi dan peranannya. Keanekaragaman bahasa, kemajemukan
anutan agama, etnis dan bahkan perbedaan rasial, merupakan kekayaan budaya
bangsa kita yang tidak ternilai. Perbedaan - perbedaan tersebut bukanlah
penghalang untuk tetap mempertahankan keutuhan NKRI, akan tetapi di tengah
keanekaragaman itu, kita telah bertekad untuk bersatu seperti tercermin dalam sila
ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia. Kita bersatu dalam keragaman,
unity in diversity, bhinneka tunggal ika. Dalam semangat persatuan itu, kita
beraneka ragam. Kita beraneka, tetapi tetap kokoh bersatu.

19

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Negara
kesatuan adalah negara yang di dalamnya hanya ada satu kekuasaan pemerintahan yaitu
pemerintahan di tangan pemerintahan pusat.
Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan
dibentuknya negara tersebut. Fungsi negara dapat diartikan sebagai tugas organisasi negara
itu sendiri. Tugas Negara antara lain :
a. Tugas esensial
Tugas esensial adalah tugas untuk mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang
berdaulat. Contoh dari tugas ini yaitu memelihara perdamaian, ketertiban, dan ketentraman
dalam negara.
b. Tugas fakultatif
Tugas ini diselenggarakan oleh Negara untuk memperbesar kesejahteraan, kesehatan, dan
pendidikan rakyat.
Adapun tujuan dibentuknya negara Indonesia antara lain :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bengsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian
pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal
ini dapat kita lihat dari sikap dan perilaku pemuda saat ini yang seringkali melanggar
aturan dan hukum yang berlaku.
20

Mahasiswa saat ini perlu membiasakan diri untuk lebih banyak bekerja dan
bertindak secara efektif daripada hanya berwacana tanpa implementasi yang nyata. Peran
mahasiswa adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilainilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum
yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi pembaharu yang
memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada
suatu kaum.

KRITIK DAN SARAN


KRITIK
Seharusnya mahasiswa bisa bertindak secara efektif daripada hanya berwacana tanpa
implementasi yang nyata.
SARAN
Negara harus melindungi hak-hak warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai
warga negara. Negara juga harus menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat
cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak
dan kewajiban harus berjalan seimbang.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai Negara kita.

21

DAFTAR PUSTAKA
Sh0likhin.wordpress.com
http://ahmad-lazuardi.blogspot.com/2013/06/makalah-tentang-nkri.html
http://politik.kompasiana.com/2013/06/12/empat-pilar-berbangsa-dan-bernegara-568227.html
www.google.com/peran-generasi-muda-terhadap-nkri/

22

Anda mungkin juga menyukai