Case Vertigo 2
Case Vertigo 2
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Alamat
No Register
Tanggal Pemeriksaan
: Ny. M
: 36 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: Carangrejo, Sampung
: 36-12-63
: 23 Mei 2016 (11.00 WIB)
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. KELUHAN UTAMA
Pusing berputar hebat
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengeluhkan kepala pusing berputar-putar sejak 1 bulan
yang lalu dan memberat 1 HMRS. Selain kepala pusing berputar
pasien juga merasakan lingkungan sekitar berputar. Kepala pusing
berputar disertai dengan keluhan mual dan muntah. Pusing
berputar dirasakan hilang timbul dan berlansung dalam hitungan
menit, pasien juga harus melihat pada satu arah saja. Keluhan
memberat saat pasien kelelahan dan keluhan berkurang saat pasien
posisi duduk dan memejamkan mata. Pada tanggal 19 Mei 2016
pasien berobat ke Puskesmas dan mendapatkan obat dari dokter
puskesmas, tetapi keluhan tidak berkurang. Pada tanggal 21 Mei
2016 pasien kontrol kembali ke Puskesmas, kemudian Puskesmas
memberikan rujukan ke RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. Pada
tanggal 23 Mei 2016 pasien memeriksakan diri ke poli saraf RSUD
Dr. Hardjono Ponorogo, pasien di adviskan MRS saat itu juga ke
ruang Aster.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Stroke
: disangkal
Hipertensi
: disangkal
Diabetes Melitus
: disangkal
Trauma
: disangkal
Penyakit Jantung
: disangkal
Kejang
: disangkal
Tumor
: disangkal
Opname
: disangkal
Alergi makanan & obat : disangkal
Penyakit serupa
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1) Vital Sign
TD
: 130/80 mmHg
N
: 76 x/menit
RR
: 18 x/menit
S
: 36,7C
2) Status Internus
a Kepala
: CA(-/-), SI (-/-)
b Leher
: PKGB(-/-)
c Thorax
:
Pulmo
:
Inspeksi
: Simetris, Massa (-)
Palpasi
: Fremitus (+/+)
Perkusi
: Sonor (+/+)
Auskultasi
: SDV(+/+) Wheezing(-/-)Rhonki(-/-)
Cor
:
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: Ictus cordis kuat angkat
Perkusi
: Redup, Batas jantung (DBN)
Auskultasi
: BJ I/II reguler, bising(-/-)
d Abdomen
:
Inspeksi
: penonjolan (-), sikatrik (-)
Palpasi
: distensi (-) Massa(-) Nyeri tekan (-)
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
: Peristaltik (+)
e Ektremitas
:
-
Edema
Akral
3) Status Neurologis
a. Kesadaran
: Compos Mentis
Glasgow Coma Scale : E4 V5 M6
b. Meningeal Sign
:
Kaku kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Brudzinski III
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
Brudzinski IV
Kernig
c. Nervus Cranialis
Nervus
: (-)
: (-)
:
Pemeriksaan
Dextra
Sinistra
N. Olfactorius
Daya Pembau
normal
Normal
N. Opticus
Visus
Buta Warna
>2/60
-
>2/60
-
N. Occulomotorius
Pupil
Reflek Cahaya
M.rectus Supor
M.rectus Infor
M.Obliquus inferior
Membuka mata
2mm
+
dbn
dbn
dbn
+
2mm
+
dbn
dbn
dbn
+
N. Trochlearis
M.obliquus superior
N. Trigeminus
Motorik :
-Menggigit
-Membuka mulut
Dbn
Dbn
Ada
Ada
kontraksi
kontraksi
M.temporalis M.temporalis
Sensorik :
-Sensibilitas
&
&
M.masetter
M.masetter
dbn
dbn
N. Abducens
M.rectus lateralis
dbn
dbn
N. Facialis
a.Mengangkat alis
b.Mengerutkan dahi
c.Menutup mata
d.Menggembungkan
a. +
b. +
c. +
d. +
a. +
b. +
c. +
d. +
pipi
e.Tersenyum
e. Simetris
e. Simetris
N.
a.Pendengaran
Vestibulochoclearis
dbn
dbn
(horizontal)
4
N.
(horizontal)
-
c.Dix Hallpike
a. Tersedak
b. Faring
c. Reflek muntah
a.
a.
b. Terangkat b. Terangkat
simetris
c. +
simetris
c. +
N. Vagus
Bersuara
Menelan
Disphony (-)
dbn
Disphony (-)
dbn
N. Accesorius
Memalingkan
Ada
Ada
kepala
Kontraksi
kontraksi
Mengangkat bahu
M.sterno
Ada
M.sterno
Ada
kontraksi
kontraksi
M.trapezius
M.trapezius
Lingual palsy
dbn
Dbn
disartria
dbn
dbn
Glossopharingeus
N. Hypoglossus
Trofi
BPR
KPR
TPR
APR
B
5
B
5
5
e
5
e
5
5
e
5
e
5
Kekuatan
Klonus
Reflek Fisiologis
+2
+
+2
+2
2
+
+2
+
2
+2
+
+2
+2
2
+
+2
+
2
Reflek
Pemeriks
aan
2 2
+ +
Dextra
2 2
Patologis
Sinstra
Hoffman
Tromner
Babinski
Chaddock
Gonda
Stransky
Mandel B
Rosolimo
Oppenhim
Gordon
Schaffer
Kesan Motorik
e. Sensorik
Eksteroseptif
No
Pemeriksaan
Ektremitas
1
Nyeri
2
Taktil
Propioseptif
No
Pemeriksaan
Ektremitas
1
Mengangkat dan menurunkan jari tangan
+
2
: (-)
: (-/-)
: (-)
: (-/-)
: (-)
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
No
Parameter
WBC
11.1
Lymph#
10000 /uL
uL
2.
Nilai
Rujukan
4000-
uL
1.
3.
Satuan
Jumlah
0.8-4.0
2.6
Mid#
uL
0.1-1.5
uL
2.0-7.0
20.0-40.0
3.0-15.0
50.0-70.0
uL
3,50-5,5 / uL
gr/dl
11,0-16,0 g/dl
37-54%
femtoliter
80-100 fl
Pikograms
27-34 pg
g/dl
32-36 g/dl
0.6
4.
Gran#
7.9
5.
Lymph%
23.6
6.
Mid%
5.3
7.
Gran%
71.1
8.
RBC
4.60
9.
HGB
12.8
10.
HCT
38.1
11.
MCV
82.9
12.
MCH
27.8
13.
MCHC
33.6
14.
RDW-CV
11.0-16.0
fL
35.0-58.0
uL
150.000-450.000/uL
fL
6.5-12
12.7
15.
RDW-SD
42.1
16.
PLT
339
17.
MPV
8.3
18.
PDW
9.0-17.0
15.2
19.
PCT
Ml/l
1.08-2.82
uL
30-90
11.0-45.0
Satuan
mg/dl
Nilai Rujukan
0-0.35
Mgdl
0.2-1.2
U/l
0-31
U/l
0-31
U/l
98-279
U/I
8-34
2.81
20.
P-LCC
76
21.
P-LCR
22.5
Kimia Darah
No
1.
Parameter
DBIL
Jumlah
0.18
2.
TBIL
1.18
3.
SGOT
30.2
4.
SGPT
10.5
5.
ALP
217
6.
GamaGT
15.5
7.
TP
g/dl
6.6-8.3
g/dl
3.5-5.5
g/dl
2-3.9
mg/dl
10-50
mg/dl
0.7-1.2
mg/dl
2.4-5.7
mg/dl
140-200
mg/dl
36-165
mg/dl
45-150
mg/dl
0-190
7.2
8.
ALB
4.2
9.
Glob
3
10.
UREA
16.24
10.
CREAT
0.72
11.
UA
3.1
12.
CHOL
151
13.
TG
183
14.
HDL
38
15.
LDL
76
E. RESUME
Pasien mengeluhkan kepala pusing berputar sejak 1 bulan yang lalu.
Kepala pusing berputar dirasakan bahwa pasien yang berputar dan pasien
tidak merasakan lingkungan sekitar berputar. Kepala pusing berputar
disertai dengan keluhan mual dan muntah. Keluhan memberat saat pasien
kelelahan dan keluhan berkurang saat pasien posisi duduk.
RPD : RPK : Vital Sign
TD
: 130/80 mmHg
10
N
RR
S
: 76 x/menit
: 18 x/menit
: 36,7C
Status Internus
Kepala
: CA (-/-) SI (-/-)
Leher
: PKGB(-/-)
Thorax
Abdomen
: dbn
Ektremitas
: dbn
Status Neurologis
Kesadaran
: Compos Mentis
555 555
kekuatan otot
555 555
Sensorik : dbn
Reflek Fisiologis : n/n
Reflek Patologis : -/Fungsi Cerebelum: dbn
Provokasi Nyeri :
Laseque sign
Patrick sign
Kontrapatrick sign
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)
G. PLANNING
Diagnostik
: CT-Scan
11
Terapi
H. PROGNOSIS
Disease
Discomfort
Disatistaction
Disability
Death
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
sebesar
%.
Beberapa
studi
telah
mencoba
untuk
jenis dizziness vertigo merupakan yang paling sering yaitu sekitar 54%. Pada
sebuah studi mengemukakan vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita
disbanding pria (2:1), sekitar 88% pasien mengalami episode rekuren. 2
2.4 Etiologi
Vertigo merupakan suatu gejala,sederet penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan,stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit
atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi dan
mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di
telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area
tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.5
Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi
tentang posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Penyebab umum dari vertigo:6
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2. Obat-obatan : alkohol, streptomisin
3. Kelainan telinga : endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
positional
4. vertigo, infeksi telinga bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit
maniere,
5. peradangan saraf vestibuler, herpes zoster.
6. Kelainan Neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persyarafannya atau keduanya.
7. Kelainan sirkularis : Gangguan
fungsi
otak
sementara
karena
14
Vertigo dapat berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau
otak) atau di perifer (telinga dalam, atau saraf vestibular).7
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi :2
a. Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau
cerebellum
b. Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus
cranialis vestibulocochlear (N. VIII)
Ciri-ciri
Lesi
Vertigo perifer
Vertigo sentral
Lesi di LMN/perifer/organon Lesi pada UMN
vestibuler/N.VIII
Penyebab
Intensitas vertigo
Berat
Ringan
Telinga
berdenging
atau tuli
Nistagmus
Kadang-kadang
Tidak ada
Tipe horizontal
Tipe vertikal
dan
VERTIGO SENTRAL
Penyebab vertigo jenis sentral biasanya ada gangguan di batang otak atau
di serebelum. Untuk menentukan gangguan di batang otak, apakah terdapat gejala
15
lain yang khas bagi gangguan di batang otak, misalnya diplopia, parestesia,
perubahan sensibilitas dan fungsi motorik, rasa lemah.5
VERTIGO PERIFER
Lamanya vertigo berlangsung :9
a. Episode (serangan) vertigo yang berlangsung beberapa detik
Paling sering disebabkan oleh vertigo posisional benigna. Dapat
dicetuskan oleh perubahan posisi kepala. Berlangsung beberapa detik dan
kemudian mereda. Paling sering penyebabnya idiopatik (tidak diketahui),
namun dapat juga diakibatkan oleh trauma di kepala, pembedahan di
telinga atau oleh neuronitis vestibular. Prognosis umumnya baik, gejala
menghilang secara spontan.
b. Episode vertigo yang berlangsung beberapa menit atau jam
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang.
Penyakit meniere mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran
menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
c. Serangan vertigo yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering datang ke unit
darurat. Pada penyakit ini, mulainya vertigo dan nausea serta muntah yang
menyertainya ialah mendadak, dan gejala ini dapat berlangsung beberapa
hari sampai beberapa minggu. Fungsi pendengaran tidak terganggu pada
neuronitis
vestibular. Pada
pemeriksaan
fisik
mungkin
dijumpai
nistagmus.
2.6 Penyebab perifer Vertigo
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan
penyebab utama vertigo. Onsetnya lebih seriang terjadi pada usia ratarata 51 tahun. 5
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) disebabkan oleh
pergerakan otolit dalan kanalis semisirkularis pada telinga dalam. Hal
ini terutama akan mempengaruhi kanalis posterior dan menyebabkan
16
gejala klasik tapi ini juga dapat mengenai kanalis anterior dan
horizontal.Otoli mengandung Kristal-kristal kecil kalsium karbonat
yang berasal dari utrikulus telinga dalam . Pergerakan dari otolit
distimulasi oleh perubahan posisi dan menimbulkan manifestasi klinik
vertigo dan nistagmus. 9
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) biasanya
idiopatik tapi dapat juga diikuti trauma kepala, infeksi kronik telinga,
operasi dan neuritis vestibular sebelumny, meskipun gejala benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) tidak terjadi bertahun-tahun
setelah episode. 8
Mnires disease
Mnires disease ditandai dengan vertigo yang intermiten
diikuti dengan keluhan pendengaran . 11 Gangguan pendengaran berupa
tinnitus (nada rendah), dan tuli sensoris pada fluktuasi frekuensi yang
rendah, dan sensasi penuh pada telinga.
10
hipertensi
Vestibular Neuritis
Vestibular neuritis ditandai dengan vertigo, mual, ataxia, dan
nistagmus. Hal ini berhubungan dengan infeksi virus pada nervus
vestibularis.
biasanya normal. 9
Tumor Intrakranial
Tumor intracranial jarang member manifestasi klinik vertigo
dikarenakan kebanyakan adalah tumbuh secara lambat sehingga ada
waktu untuk kompensasi sentral. Gejala yang lebih sering adalah
penurunan pendengaran atau gejala neurologis . Tumor pada fossa
posterior
yang
melibatkan
ventrikel
keempat
atau
Chiari
18
19
hiperemi
kanalis
semisirkularis
sehingga
fungsinya
(Lucat)
yang
masing-masing
menekankan
peranan
20
21
12
Gejala nonspesifik berupa giddiness dan light headness. Istilah ini tidak
terlalu memiliki makna pada penggunaan biasanya. Jarang dignkan pada pasien
dengan disfungsi telinga namun sering digunakan pada pasien vertigo yang
berhubungan dengan problem medic. 12
.
Karekteristk dizziness
Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah
sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht
headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan)
Keparahan
Keparahan dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya: pada acute
vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun berkurang dalam
beberapa hari kedepan. Pada Mnires disease, pada awalnya keparahan
biasanya meningkat dan kemudian berkurang setelahnya. Sedangakan
pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan konstan mungkin memilki
penyebab psikologis. 3
22
Faktor Pencetus
Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada vertigo
vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan posisi,
penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang baru pada
saluran pernapasan atas
penyebab perifer.
Stess psikis yang berat dapat menyebabkan vertigo, menanyakan tentang
stress psikologis atau psikiatri terutama pada pasien yang pada anamsesis
tidak cocok dengan penyebab fisik vertigo manapun. 3
Gejala Penyerta
23
Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga dengan migraine, kejang, menire disease, atau
yuli pada usia muda perlu ditanyakan.
Riwayat pengobatan
Beberapa obat dapat menginduksi terjadinya vertigo melipti obat-obatab
yang ototoksik, obat anti epilepsy, antihipertensi, dan sedative.
Pemeriksaan Neurologik
Pemeriksaan neurologic meliputi :
24
25
dengan mata tertutup jika pasien berputar ke salah satu sisi maka
pasien memilki lesi labirin pada sisi tersebut) . 2
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di
tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar
ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala
dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi
dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini
disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
Test hiperventilasi
Tes ini dilakukan jika pemeriksaan-pemeriksaan yang lain hasilnya
normal. Pasien diinstruksikan untuk bernapas kuat dan dalam 30 kali. Lalu
diperiksa nistagmus dan tanyakan pasien apakah prosedur ersebut
menginduksi terjadinya vertigo. Jika pasien merasakan vertigo tanpa
nistagmus maka didiagnosis sebagai sindrom hiperventilasi. Jika
nistagmus terjadi setelah hiperventilais menandakan adanya tumor pada
nervus VIII. 5
Tes Kalori
Tes ini membutuhkan peralatan yang sederhana. Kepala penderita
diangkat ke belakang (menengadah) sebanyak 60. (Tujuannya ialah agar
bejana lateral di labirin berada dalam posisi vertikal, dengan demikian
dapat dipengaruhi secara maksimal oleh aliran konveksi akibat endolimf).
27
lamanya
nistagmus
berlangsung
dicatat.Lamanya
nistagmus
peranan
penting
sistem
visual,
vestibular,
dan
28
Tone Decay.
et Newell, 2010).
Hennebert sign (vertigo atau nistagmus yangterjadi ketika mendorong
tragus dan meatus akustikus eksternus
29
Pemeriksaan Cardiovascular
Perubahan orthostatic pada tekanan darah sistolik (misalnya turun 20
mmHg atau lebih) dan nadi (misalnya meningkat 10 denyutan per menit)
pada pasien dengan vertigo dapat menentukan masalah dehidrasi dan
disfungsi otonom.
30
terganggu
dengan
keluhan
vertigo
tersebut,
seringkali
31
32
Namun
tidak
semua
mempunyai
sifat
anti
vertigo.
33
34
Terapi fisik
Susunan saraf pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi
gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa
penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat
atau didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadangkadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik
vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular,
membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.
Tujuan latihan ialah :
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.
2. Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
Contoh latihan :
1. Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup.
35
Keterangan Gambar:
Ambil posisi duduk.
36
Terapi Spesifik
BPPV
Pada kondisi ini tidak direkomendasikan terapi bat-obatan. Vertigo
dapat membaik dengan maneuver rotasi kepala hal ini akan mmemindahkan
deposit kalsium yang bebas ke belakang vestibule,. Manuver ini meliputi
reposisi kanalit berupa maneuver epley, modifikasi maneuver epley. Pasien
perlu tetap tegak selama 24 jam setelah reposisi kanalit utnuk mencegah
deposit kalsium kembali ke kanalis semisirkularis,
Meniere disease
Terapi dengan menurunkan tekanan endolimfatik. Walaupun diet
rendah garam dan diuretic seringkali mengurangi vertigo, hal ini kurang
efektif dalam mengobati ketulian dan tinnitus.
Pada kasus yang jarang
Iskemik Vascular
Terap TIA dan stroke meliputi mencegah terjadinya ulangan
kejadian melalui control tekanan darah, menurunkan level kolesterol,
37
DAFTAR PUSTAKA
38
tanggal
April
2011.
Diunduh
dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-clinical#a0217
WebMD LLC. 10
39