Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan.


Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas peloporan. Informasi yang disajikan bermanfaat bagi para
pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial maupun politik dengan:
a. Menyediakan informasi sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan.
b. Menyediakan Informasi kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
c. Menyediakan informasi jumlah sumber

daya

ekonomi

digunakan dalam kegiatan Puskesmas Tanjungpinang


hasil yang telah dicapai.
d. Menyediakan informasi

bagaimana

Puskesmas

yang

serta hasil-

Tanjungpinang

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.


e. Menyediakan informasi posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman.
f. Menyediakan informasi perubahan posisi keuangan Puskesmas
Tanjungpinang

tentang

kenaikan

atau

penurunan

pelaporan

keuangan periodik.

35

Penyusunan

Laporan

Keuangan

Puskesmas

Tanjungpinang

disusun berdasarkan prasyarat normatif yaitu:


a. Relevan
b. Andal
c. Dapat Dibandingkan
d. Dapat Dipahami
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan.
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;


7.Peraturan

Menteri

Keuangan

Nomor:

76/PMK.05/2008

tentang

Pedoman Akuntansi Badan Layanan Umum;


8. Peraturan Walikota Nomor 25 Tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem
dan

Prosedur

Pengelolaan

Keuangan

Pemerintah

Kota

Tanjungpinang Tahun 2010;


9. Peraturan

Walikota

Nomor

26

tentang

Pedoman

Pelaksanaan

SistemAkuntansi Pemerintah Kota Tanjungpinang Tahun 2011;

35

10.

Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 20 Tahun 2014 tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Tanjungpinang.


1.3Prosedur Penyusunan Laporan Keuangan Puskesmas Tanjungpinang
Dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Puskesmas
Tanjungpinang Tahun 2015 mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2015.
a. Terhadap aturan teknis tersebut pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja APBD Tahun Anggaran 2015, telah tertuang dalam
bentuk Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2015, untuk memenuhi amanat
yang diatur didalam peraturan perundang-undangan dalam rangka
memadukan, singkronisasi dan menjamin keselarasan pelaksanaan
program dan kegiatan dengan memperhatikan sinergisitas dan
sinkronisasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kota Tanjungpinang maupun antara SKPD lingkup
Pemerintah Kota Tanjungpinang. Kebijakan yang diatur tidak hanya
Prinsip Penyusunan APBD dan Kebijakan Penganggaran, tetapi
termasuk Kebijakan Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan Barang dan
Aset Daerah serta Kebijakan Akuntansi dan hal-hal khusus lainnya.
b. Penyusunan Pertanggungjawaban atas Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Triwulan I Tahun 2015 sepenuhnya telah disusun
dan dilaporkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
35

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Peraturan


Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Daerah serta Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Tanjungpinang
untuk penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungpinang.

1.4Komponen Laporan Keuangan Puskesmas Tanjungpinang


a. Neraca
Menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang
dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.
b. Laporan Realisasi Anggaran
Menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
keuangan

yang

dikelola

oleh

pemerintah

pusat/daerah

yang

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasi dalam


satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi
Anggaran

terdiri

dari

pendapatan-LRA,

belanja

transfer

dan

pembiayaan.
c. Catatan Atas Laporan Keuangan.
Meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Catatan atas Laporan
Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi
yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang
harus diungkapkan dalam Laporan Keuangan.
35

1.5Sumber Dana Dan Jumlah Yang Dikelola


Tabel 1.1
Pendapatan dan Belanja Puskesmas Tanjungpinang
Pendapatan
Daerah
a. Pendapatan

Retribusi

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

110.000.000

26.959.000

1.587.600.000

469.890.000

c. Dana Non Kapitasi JKN

176.400.000

6.600.000

Pada FKTP
d. Dana

122.648.000

1.996.648.000

496.539.000

4.659.960.000

1.147084.630

197.500.000

Daerah
b. Dana Kapitasi JKN FKTP

Bantuan

Operasional Kesehatan
Jumlah
Belanja Daerah
a. Belanja Operasional
b. Belanja Modal
Jumlah
Surplus/(Defisit)

5.039.989.584 1.147.084.630
(3.331.689.156)

(650.545.630)

35

BAB II
KEBIJAKAN KEUANGAN, EKONOMI MAKRO, DAN PENCAPAIAN
TARGET KINERJA KEUANGAN APBD

2.1

Kebijakan Keuangan
Dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan daerah,
maka program kegiatan yang dibentuk harus sejalan dengan Visi
Pemerintah Kota Tanjungpinang, yaitu Tanjungpinang yang sejahtera,
berahlak mulia dan berwawasan lingkungan dengan pemerintah yang
bersih, transparan, akuntable, serta melayani. Untuk mendukung visi
dan

misi

Pemerintah

Kota

Tanjungpinang,

SKPD

Puskesmas

Tanjungpinang memiliki Visi dan Misi yang sejalan dengan itu, yaitu
Puskesmas Tanjungpinang menjadi Pusat Pelayanan Keluarga yang
Sehat dan Mandiri.
Misi SKPD Puskesmas

Tanjungpinang

mendukung

Misi

Pemerintah Kota Tanjungpinang, yang memiliki keterkaitan dengan


kebijakan keuangan yaitu Mewujudkan masyarakat Kota tannungpinang
yang sehat dan mandiri.

2.2

Ekonomi Makro
Untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang kondisi
perekonomian suatu daerah dapat dilihat melalui neraca ekonominya.
Dasar

ekonomi

untuk

dapat

melaksanakan

suatu

perencanaan

pembangunan dan pengambilan kebijaksanaan dibidang ekonomi maka


35

diperlukan suatu indikator ekonomi yang menyajikan data-data dan


angka-angka yang diperlukan.
Indikator yang biasanya digunakan adalah penghitungan PDRB.
Dalam perhitungan PDRB, maka analisa dapat dilakukan dengan
menurunkan parameter yang merupakan beberapa indikator ekonomi
makro, seperti laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita dan
sebagainya.

Perhitungan

PDRB

yang

biasanya

digunakan

adalah

perhitungan menurut lapangan usaha.


2.3

Target Kinerja APBD


Program dan kegiatan pada SKPD Puskesmas Tanjungpinnag
menggunakan sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) yang telah disetujui oleh DPRD Kota Tanjungpinang
dalam bentuk Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) SKPD Puskesmas
Tanjungpinang. Anggaran Pendapatan SKPD Puskesmas Tanjungpinang
sebesar Rp1.996.648.000,00 sedangkan Anggaran Belanja sebesar Rp
5.039.989.684,00. Target Pendapatan SKPD Puskesmas Tanjungpinang
per 31 Maret 2015 sebesar Rp

110.000.000,00 yang bersumber dari

Retribusi Pelayanan Kesehatan dan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan


Nasional (JKN) sebesar Rp 1.587.600.000.00 Sedangkan untuk Realisasi
Belanja SKPD Puskesmas Tanjungpinang per Maret 2015 sebesar Rp.
1.147.084.630.00

yang

terdiri

dari

Belanja

Pegawai

sebesar

Rp.

992.784.630.00 Belanja Barang dan jasa sebesar Rp 154.300.000.00


dan Belanja Modal sebesar Rp 0.

35

BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1 Ikhtisar Realisasi Pendapatan dan Belanja Dana APBD


3.1.1 Realisasi Pendapatan
Pengelolaan keuangan daerah yang dicerminkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana tahunan
Pemerintah Daerah yang menggambarkan semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun
waktu satu tahun. APBD juga merupakan instrumen dalam rangka
mewujudkan

pelayanan

dan

tercapainya tujuan bernegara.


Anggaran Daerah yang

peningkatan
terdapat

kesejahteraan

pada

Pemerintah

untuk
Kota

Tanjungpinang merupakan salah satu alat untuk meningkatkan


pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat Tanjungpinang, hal
ini sejalan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya kepada daerah
untuk mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan daerah
dan melaksanakan kewenangan membuat kebijakan daerah untuk
35

memberi

pelayanan,

pemberdayaan

peningkatan

masyarakat

yang

peran

serta,

bertujuan

prakarsa

untuk

dan

peningkatan

kesejahtaraan rakyat. Hal ini akan terlaksana secara optimal dan


berkesinambungan apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan
diikuti dengan pemenuhan sumber-sumber keuangan daerah.
Anggaran Pendapatan
Puskesmas Tanjungpinang sesuai DPA
APBD Tahun 2015 sebesar Rp 110.000.000.00 sedangkan Anggaran
Belanja sebesar Rp 5.039.989.584,00. Realisasi Pendapatan Puskesmas
Tanjungpinang per 31 Maret 2015 sebesar Rp26.959.000,00 yang
bersumber dari Retribusi Pelayanan Kesehatan. Sedangkan untuk
Realisasi Belanja Puskesmas Tanjungpinang per Maret 2015 sebesar Rp
1.147.084.630.00

yang

terdiri

dari

Belanja

Pegawai

sebesar

Rp

992.784.630,00. Belanja Barang dan jasa sebesar Rp 154.300.000.00


dan Belanja Modal sebesar Rp 0. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
untuk Pendapatan Puskesmas Tanjungpinang dapat dilihat pada Tabel
3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Ikhtisar Realisasi Pendapatan Puskesmas Tanjungpinang
31 Maret Tahun 2015

Uraian
Retribusi Daerah

3.1.2

Anggaran

Realisasi

Pendapatan

Pendapaatan

110.000.000

26.959.000

%
24

Realisasi Belanja
35

Indikator pencapaian target kinerja APBD untuk tahun berjalan


dapat dicermati melalui optimalisasi capaian kinerja output pada sejumlah
input

atau

minimalisasi

sejumlah

input

yang

dikeluarkan

untuk

menghasilkan sejumlah output. Jumlah input berdasarkan nilai uang (in


monetary term) merupakan batas tertinggi belanja yang dikeluarkan
sebagaimana tercantum didalam APBD Puskesmas Tanjungpinang Tahun
2015 sebesar Rp 5.039.989.584.00 dengan realisasi belanja sebesar
Rp.1.147.084.630.00 Dengan rincian sebagai berikut:
1) Belanja Operasional, yaitu belanja dalam rangka menunjang aktifitas
pemerintahan

mendorong

aktifitas

dan

peningkatan

kesejahteraan,

pembiayaan program pembangunan Kota Tanjungpinang yang ditargetkan


sebesar Rp 5.039.989.584 dengan realisasi sebesar Rp1.147.084.630.00.
2) Belanja Modal, yaitu belanja yang dimaksudkan untuk digunakan
pada

pengeluaran

yang

dilakukan

dalam

rangka

pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang


mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan
jaringan, dan aset tetap lainnya dalam rangka penyediaan sarana
dan prasarana pemerintah yang tahun 2015 ditargetkan sebesar
Rp197.500.000,00 dengan realisasi sebesar, 0.
Ikhtisar

realisasi

target

kinerja

belanja

Puskesmas

Tanjungpinang per Maret 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Ikhtisar Realisasi Belanja Puskesmas Tanjungpinang
35

Kota Tanjungpinang per 31 Maret 2015

Uraian
Belanja
Operasional
Belanja Pegawai
Belanja Barang

Anggaran Belanja

Realisasi Belanja

4.842.489.584.00

1.147.084.630.00

18,61

992.784.630.00

19,79

154.300.000,00

9,74

3.077.029.584
1.765.460.000
197.500.000.

Belanja Modal

00

Belanja Peralatan &


Mesin
Jumlah

3.1.3

197.500.000.00

5.039.989.584.00

1.147.084.630.00

0
22

Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan


Berdasarkan kebijakan fiskal yang diterapkan serta kondisi
ekonomi

Kota

Tanjungpinang

secara

umum,

pencapaian

kinerja

keuangan APBD Puskesmas Tanjungpinang Triwulan I Tahun Anggaran


2015 diikhtisarkan dalam Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan APBD
No

Uraian

Anggaran 2015

Realisasi 2015
4

Sisa/Lebih
Anggaran

5=(4/3*100)

6= (4-3)

PENDAPATAN
1

Pendapatan Asli

110.000.000

26.959.000

24

(83.041.000)

35

Daerah
Jumlah Pendapatan

110.000.000.00

26.959.000.

24

(83.041.000)

4.842.489.584

1.147.084.63
0

23

(3.695.404.954)

(197.500.000)

1.147.084.630

22

(3.892.904.954)

22

(3.809.863.954)

BELANJA
1

Belanja Operasional

Belanja Modal

197.500.000

Jumlah Belanja
Surplus/ (Defisit)

Berikut

5.039.989.584

(4.929.989.584) (1.120.125.630)

rincian

Pencapaian

Indikator

Program

Puskesmas

Tanjungpinang Triwulan I Tahun 2015.


Tabel 3.4
Pencapaian Indikator Program
Puskesmas Tanjungpinang Per Maret Tahun 2015
No.
1

Program

Anggaran

Realisasi

(%)

Perkantoran
1 Penyediaan Jasa Administrasi

APBD

231.650.000

Keuangan
2 Penyedian Jasa Tenaga Pendukung

APBD

128.280.000

3 Operasional Rutin Kantor

APBD

107.300.000

APBD

197.500.000

APBD

1.587.600.000

469.890.000

Program Peningkatan Sarana dan


0

Rumah Tangga
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
Pelayanan kesehatan penduduk pada

Dana

Program Pelayanan Administrasi

Prasarana Aparatur
Pengadaan ALat-alat Kantor &
3

Sumber

29

FKTP
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Dana Non Kapitasi

35

Pelayanan Kesehatan Masyarakat

APBD

176.400.000

6.600.000

Dana Non Kapitasi Kota


Tanjungpinang
TOTAL

3.2

2.428.730.00

Capaian Kinerja Program


Puskesmas Tanjungpinang membelanjakan dana yang tersedia
untuk mencapai target program yang sudah ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dengan capaian sebagai berikut :
Tabel 3.6
Pencapaian Kinerja Program Puskesmas Tanjungpinang
Triwulan I Tahun 2015

NO.

URAIAN STANDAR PELAYANAN

TARGET

REALISASI

(%)

(%)

Cakupan kunjungan Ibu hamil K4

96

Cakupan komplikasi kebidanan yang

90

ditangani
3

Cakupan pertolongan persalinan oleh


tenaga

kesehatan

yang

95

memiliki

kompetensi kebidanan
4

Cakupan pelayanan nifas

97

Cakupan neonatus dengan komplikasi

80

yang ditangani
6

Cakupan kunjungan bayi

Cakupan

Desa/Kelurahan

90
Universal

100

Child Immunization (UCI)


8

Cakupan pelayanan anak balita

Cakupan

pemberian

makanan

90
100

pendamping ASI pada anak usia 6 - 24


35

bulan keluarga miskin


10

Cakupan balita gizi buruk mendapat

100

perawatan
11

Cakupan Penjaringan kesehatan siswa

95

SD dan setingkat
12

Cakupan peserta KB aktif

75

13

Cakupan penemuan dan penanganan


penderita penyakit
a. AFP rate per 100.000 penduduk <15
tahun
b. Penemuan
Balita

Penderita

Pneumonia

c. Penemuan pasien baru TB BTA


Positif

0,5
5
70

d. Penderita DBD yang ditangani

100

e. Penemuan Penderita Diare

100

14

Cakupan pelayanan kesehatan dasar

100

15

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

16

Penyelidikan

pasien masyarakat miskin


pasien masyarakat miskin
Epidemiologi

dan

Kejadian

Luar

Penanggulangan

100
100

Biasa /KLB
17

3.3

Cakupan Desa Siaga Aktif

100

Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang


Telah Ditetapkan

35

Dalam pencapaian target Pendapatan dan Belanja

Puskesmas

Tanjungpinang menghadapi beberapa hambatan dan kendala. Hambatan


dan kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan dan pengelolaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional

(JKN)

yang

kurang

maksimal,

hal

ini

dikarenakan

kurangnya pemahaman yang luas tentang Belanja Operasional.


b. Kurangnya anggaran Belanja terutama Belanja Modal, sehingga
terdapat beberapa kegiatan yang tidak dapat dilakukan.
c. Keterbatasan dana untuk peningkatan kompetensi SDM.
d. Masih terdapat penempatan SDM yang tidak sesuai dengan bidang
keahliannya.

35

BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1

Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah


Entitas Akuntansi merupakan unit pada pemerintah daerah yang
mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang diselenggarakan
akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang
diselenggarakan. Entitas akuntansi yang dimaksud disini adalah
Puskesmas Tanjungpinang.
Entitas Pelaporan merupakan pemerintah daerah yang terdiri dari
satu atau lebih Entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan.
Laporan Keuangan Puskesmas Tanjungpinang disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan
seluruh transaksi yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjungpinang
selama satu periode pelaporan.
Puskesmas Tanjungpinang sebagai Entitas pelaporan mempunyai
kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta
hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada satu periode palaporan untuk kepentingan:
a)
b)
c)
d)

Akuntabilitas
Manajemen
Transparansi
Keseimbangan Antar Generasi ( intergenerational equality )
35

e) Evaluasi Kerja
4.2

Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Basis

akuntansi

yang

digunakan

dalam

laporan

keuangan

Puskesmas Tanjungpinang adalah basis akrual, untuk pengakuan


pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban dan ekuitas. Dalam hal
peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan
dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian
Basis akrual untuk Laporan Operasional (LO) berarti bahwa
pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah
terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah
atau oleh pemerintah daerah dan beban diakui pada saat kewajiban
yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi
walaupun kas belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau
Pemerintah daerah.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis
kas, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis
kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui saat
kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh Pemerintah
daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau Pemerintah Daerah.
Pemerintah

daerah

tidak

menggunakan

istilah

laba,

melainkan

menggunakan sisa pembiayaan anggaran (lebih/kurang) untuk setiap


tahun anggaran.

35

Penentuan sisa pembiayaan anggaran lebih baik ataupun kurang


untuk setiap periode tergantung pada selisih realisasi penerimaan dan
pengeluaran.

Namun

demikian

dilaksanakan

berdsarkan

basis

bilamana
akrual

anggaran

maka

LRA

disusun
juga

dan

disusun

berdasarkan basis akrual.


Basis akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan
ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat
kejadian

atau

kondisi

lingkungan

berpengaruh

pada

keuangan

pemerintah daerah tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas


diterima atau dibayar.

4.3

Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui
dan memasukkansetiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pospos dalam laporan

keuangan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi


atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya
ekonomi

yang

digunakan

Pemerintah

daerah

untuk

memenuhi

kewajiban yang bersangkutan.


Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang
rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi
terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

35

Kriteria pengakuan pada umumnya berdasarkan pada nilai uang


akibat peristiwa atau kejadian yang dapat diandalkan pengukurannya.
Namun ada kalanya pengakuan didasarkan pada estimasi yang layak.
Apabila pengukuran berdasarkan biaya dan estimasi yang layak tidak
mungkin

dilakukan

maka

pengakuan

transaksi

demikian

cukup

diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.

4.4

Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang


Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pemerintah

telah

mengeluarkan

Undang-undang

Nomor

32

tentang Pemerintah Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004


tentang Perimbangan Keuangan Negara.Dalam pelaksanaan Entitas
pelaporan adalah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tanjungpinang
yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan
laporan

pertanggung-jawaban

berupa

laporan

keuangan.

Dalam

pelaksanaan pencatatan/pembukuan mengacu kepada pedoman sistem


akuntansi sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Permendagri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah
Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Beberapa kebijakan akuntansi yang menjadi pedoman bagi
Puskesmas Tanjungpinang antara lain :
4.4.1 Asumsi Dasar
35

a Kemandirian Entitas
Unit pemerintah daerah sebagai entitas akuntansi dan pelaporan di
anggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk
manyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar
unit pemerintah daerah mempunyai kewenangan entitas untuk
menyusun anggaran dan melaksanakan nya dengan tanggung jawab
penuh.Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset-aset dan
sumber

daya

diluar

yuridis

tugas

pokoknya,

termasuk

atas

kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang


piutang yang terjadi akibat pembuatan keputusan entitas serta
terlaksana

atau

tidaknya

program

dan

kegiatan

yang

telah

ditetapkan.

b Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun dengan asumsi
bahwa Pemerintah Daerah akan berlanjut keberadaannya dan tidak
bermaksud untuk melakukan likuidasi.

c Keterukuran Dalam satuan uang


Laporan keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap
kegiatan yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang.Hal ini
diperlukan

agarmemungkinkan

dilakukannya

anallisis

dan

pengukuran dalam akuntansi.Satuan uang yang digunakan adalah


rupiah.
35

d Modifikasi Kas
Dasar

akuntansi

yang

digunakan

dalam

penerimaan

atau

pengeluaran kas dibukukan pada saat uang diterima atau dibayar


(dasar kas), pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk
penentuan posisi keuangan (neraca) dilakukan dengan metode
akrual. Dengan metode akrual diartikan bahwa pembukuan tidak
hanya sekedar pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran
uang, akan tetapi pencatatan terhadap setiap perubahan aset dan
kewajiban.
e Periode Akuntansi
Periode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan neraca adalah
1 (satu) tahun anggaran.

4.4.2 Pengakuan Persediaan


Persediaan adalah aset dalam bentuk barang atau perlengkapan
(supplies) merupakan aset lancar, yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional pemeritah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka layanan
kepada masyarakat dalam kurun waktu 6 (enam) bulan dari tanggal
pelaporan. Pengakuan dan pencatatan persediaan yaitu:
35

Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan


diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan handal.
Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya
dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Persediaan dicatat pada akhir periode akuntansi yang dihitung
berdasarkan hasil invetarisasi fisik persediaan.
Persediaan di catat berdasarkan:
a. Biaya perolehan
Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya
perolehan

persediaan

meliputi

harga

pembelian,

biaya

pengangkutan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat


dibebankan pada perolehan persediaan, potongan harga,rabat dan
lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian
yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir
diperoleh.
b. Biaya Standar
Biaya standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait
dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan
variabel yang dialokasikan secara sistematis yang terjadi dalam
proses konversi bahan menjadi persediaan.
c. Nilai Wajar
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi
pengeluaran persediaan dengan metode First In Frist Out (FIFO).
Persediaan dalam kondisi rusak atau usang tidak di laporkan

35

dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan


keuangan.

4.4.3 Pengakuan Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu periode akuntansi untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dapat
diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD
melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran
dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan dengan maksud
untuk digunakan.
a. Biaya Perolehan aset dapat ditukar secara normal.
b. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
c. Aset tetap antara lain tanah, mesin dan peralatan, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan
kontruksi dalam pengerjaan.
d. Pengakuan aset tetap, penambahan, pengurangan, pengembangan
dan penggantian utama.
Penambahan adalah

pembangunan,

pembuatan

dan

atau

pengadaan aset tetap yang menambah volume dan atau nilai aset
tetap yang telah ada tanpa merubah klasifikasi barang. Biaya
penambahan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga
perolehan aset tetap bersangkutan.
Kapitalisasi dilakukan berdsarkan Keputusan Menteri Keuangan
Republik

Indonesia

Nomor:

01/KM.12/2001

Tentang

pedoman

kapitalisasi barang milik/kekayaan Negara dalam system akuntansi


35

pemerintah.Dan keputusan menteri Keuangan Republik Indonesia


Nomor.337/KMK.012
Keuangan.
Pengurangan

Tentang

adalah

Sistem

penurunan

Akuntansi
nilai

aset

dan

Laporan

tetap

karna

berkurangnya kuantitas.Pengurangan aset tetap dicatat sebagai


pengurangan harga perolehan aset tetap yang bersangkutan.
Pengembangan adalah peningkatan nilai aset tetap

karena

meningkat nya manfaat aset tetap. Pengembangan aset tetap


diharapkan:
1) Memperpanjang usia manfaat,
2) Meningkatkan efisiensi, dan/atau
3) Menurunkan biaya pengoperasian sebuah aset tetap. Biaya
pengembangan akan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga
perolehan aset tetap.
e. Pengakuan aset tetap yang diperoleh dari kapitalisasi belanja
pemeliharaan

aset

hanya

untuk

biaya

pemeliharaan

yang

diperkirakan menambah aset yaitu biaya pemeliharaan peralatan dan


mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan.
f. Depresiasi
Dalam pasal 253 Permendagri Nomor 13 tahun 2006 Pemerintah
Daerah dibenarkan untuk melakukan Depresiasi terhadap aset tetap,
namun sampai saat ini Pemerintah Kota Tanjungpinang belum
melaksanakannya, karena petunjuk teknis tentang prosedur atau
mekanisme penyusutan sampai saat ini belum ada.
g. Penghapusan Aset Tetap
Penghapusan aset tetap dilakukan jika aset tetap rusak berat, usang,
hilang

dan

sebagainya.

Penghapusan

aset

tetap

ditetapkan
35

berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, yaitu


peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan
Barang millik daerah dan lampiran Permendagri nomor 17 tahun
2007 Tentang Inventaris barang.
Aset yang dijual dihapuskan sebesar harga perolehan dan hasil
penjualannya dikelompokkan pada pendapatan lain-lain PAD yang
sah.Kesulitan yang terjadi dalam penghapusan aset tetap sebesar
harga perolehan adalah adanya sejumlah aset tetap yang sukar
diketahui harga perolehannya, sehingga penghapusan didasarkan
harga jualnya.

4.4.4 Pengakuan kewajiban


Kewajiban

muncul

antara

lain

karena

penggunaan

sumber

pembiayaan pinjaman masyarakat, karyawan, Lembaga keuangan,


entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar
sumber daya ekonomi pemerintah, baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek
jika di harapkan untuk di bayar dalam waktu 12(Dua belas) bulan
setelah tanggal pelaporan. Semua kewajiban lainnya di klasifikasikan
sebagai kewajiban jangka pendek.
Kewajiban jangka pendek

35

Utang jangka pendek (lancar) merupakan utang yang harus di bayar


kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi.
Utang jangka pendek dibukukan sebesar nilai nominal. Utang jangka
pendek antara lain:
- Utang kepada pihak ketiga adalah utang yang terjadi kepada pihak
ketiga karena adanya kontrak yang telah selesai pekerjaannya,
namun
anggaran
-

karena

waktu

berikutnya

lakukan.
Utang
perhitungan

penyelesaiannya

maka

melewati

pembayaran

pihak

ketiga

ke

utangnya

(PFK)

tahun

akan

adalah

di

saldo

pungutan/potongan berupa perhitungan besarnya pajak PPN, PPh


pasal 21, 22 dan 23 yang belum di setor ke kantor pajak.

4.4.5 Pengakuan Ekuitas Dana


Ekuitas dana merupakan pos pada neraca

yang menampung

selisih antara aset dengan kewajiban. Pos ekuitas dana terdiri dari
ekuitas

dana

lancar,

ekuitas

dana

investasi,

dan

ekuitas

dana

konsolidasi.
a. Ekuitas dana lancar
Ekuitas dana lancar adalah selisih antara jumlah nilai aset
lancar dengan jumlah nilai utang lancar, ekuitas dana lancar terdiri
dari :
-

Sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)

35

Silpa merupakan akun penyeimbang penjumlahan antara sisa kas


hasil perhitungan stock opname akhir periode di kas daerah dan
-

kas di bendahara pengeluaran.


Pendapatan yang di tangguhkan
Pendapatan yang di tangguhkan merupakan akun lawan yang

dimaksudkan untuk menampung kas.


Cadangan piutang
Cadangan piutang adalah akun lawan yang di maksudkan untuk

menampung piutang lancar.


Cadangan persediaan
Cadangan persediaan merupakan akun lawan dari aset lancar

yang berupa persediaan.


Dana yang harus di sediakan untuk membayar utang jangka
pendek. Merupakan penyeimbang dari utang lancar yang di
maksudkan untuk menampung total dana yang harus di sediakan

untuk pembayaran utang jangka pendek.


b. Ekuitas dana yang di investasikan
Ekuitas dana yang diinvestasikan menggambarkan kekayaan
pemerintah daerah yang tertanam dalam investasi jangka panjang,
aset tetap dan aset lainnya di kurangi dengan jumlah nilai utang
jangka panjang.
c. Ekuitas dana untuk konsolidasi
Ekuitas dana untuk konsolidasi adalah rekening Koran (RK)
Pusat/PPKD yang merupakan pos (rekening) yang menyatakan
adanya hubungan transaksi antara SKPD (Sebagai cabang). Misalnya
terdapat transaksi realisasi dana berupa transfer uang persediaan
bagi bendahara pengeluaran dari BUD sesuai SP2D UP, maka

35

rekening kas di bendahara pengeluaran di debet dan RK pusat/PPKD


dikredit.

4.4.6 Pengakuan belanja


Pada dasarnya harus di akui, di catat dan di laporkan dalam
periode terjadinya transaksi. Pembebanan belanja-belanja yang bersifat
periodik harus dikaitkan dengan periode dimana belanja tersebut
menjadi beban dan dibayar secara kas.
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari kas daerah
(beban tetap). Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran
(Pengisian Kas) Pengakuannya terjadi pada saat pertanggung jawaban
atas pengeluaran tersebut telah di sahkan
Belanja

diklasifikasikan

menurut

ekonomi

(jenis

belanja),

Organisasi dan fungsi antara lain belanja barang dan jasa belanja
modal.

35

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
TRIWULAN I TAHUN 2015
5.1

Neraca
Neraca

Puskesmas

Tanjungpinang

menyajikan

informasi

mengenai posisi keuangan Pemerintah Kota Tanjungpinang baik


mengenai aset, kewajiban dan ekuitas per 31 Maret 2015.

5.1.1 Aset
Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki Pemerintah Kota Tanjungpinang yang terbagi dalam Aset Lancar,
Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap dan Aset Lainnya dengan rincian :
Tabel 4.1
Daftar Aset

No
1
2
3
4

Uraian
Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Aset Lainnya
JUMLAH

31 Maret 2015
(Rp)
691.807.484
0
2.541.147.617
0
3.232.955.101
35

5.1.1.1 Aset Lancar


No
1.
2
3.

31 Maret 2015

Uraian
Kas Dan Setara Kas
Piutang
Persediaan

(Rp)
598.760.000,0
93.047.484,-

Jumlah

691.807.484,-

Aset

Lancar

adalah

aset

yang

diharapkan

segera

untuk

direalisasikan, dipakai, dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 bulan


sejak tanggal pelaporan atau berupa kas dan setara kas.
a. Kas dan setara kas Puskesmas Tanjungpinang per 31 Maret 2015
terdiri dari Kas bank di Bendahara JKN sebesar Rp 591.189.000
dan Kas tunai di Bendahara Pengeluaran APBD sebesar Rp
6.870.000,00.
b. Piutang Puskesmas Tanjungpinang per 31 Maret 2015 sebesar
Rp.0
c. Persediaan Puskesmas Tanjungpinang per 31 Maret 2015 terdiri
dari Persediaan pakai habis sebesar Rp 0 dan persediaan obatobatan sebesar Rp 93.047.484,00
35

5.1.1.2 Aset Tetap


Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset Tetap meliputi
tanah; peralatan dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan
jaringan; aset tetap lainnya; konstruksi dalam pengerjaan dan
akumulasi

penyusutan

aset

tetap.

Aset

Tetap

Puskesmas

Tanjungpinang per 31 Maret 2015 sebesar Rp 2.541.147.617,00 yang


terdiri dari:
Keterangan
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
JUMLAH

31 Maret 2015
(Rp)
654.502.860,717.099.489,1.169.545.268,,2.541.147.617,-

5.1.2 Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Kewajiban meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang.
Kewajiban Puskesmas Tanjungpinang per 31 Maret 2015 berupa
kewajiban jangka pendek yang terdiri dari Uang Muka Kerja dari
35

Bendahara Umum Daerah sebesar Rp 6.870.000,00 dan Utang Jangka


Pendek Lainnya sebesar Rp 591.890.000,00.

5.1.3 Ekuitas
Ekuitas Puskesmas Tanjungpinang per 31 Maret 2015 sebesar
Rp2.634.195.101,00.
5.2

Laporan Realisasi Anggaran

5.2.1 Pendapatan
Pendapatan

adalah

semua

penerimaan

rekening

bendahara

Pendapatan Puskesmas yang menambah ekuitas dana lancar dalam


periode

tahun

anggaran

yang

bersangkutan

yang

menjadi

hak

pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.


Didalam prinsip pengelolaan pendapatan, Azaz bruto diperlakukan yang
mana tidak memperkenankan pencatatan secara neto penerimaan
setelah dikurangi pengeluaran pada suatu unit organisasi atau tidak
memperkenankan

pencatatan

pengeluaran

setelah

dilakukan

kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran.


Tabel 4.5
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Puskesmas Tanjungpinang
Triwulan I Tahun 2015
Sisa
No

Uraian

Jumlah

Realisasi

Anggaran/Pel

Anggaran (Rp)

(Rp)

ampauan
Anggaran (Rp)

Persen
tase
(%)
35

1.

Retribusi Pelayanan

110.000.000

26.959.000

(83.041.000)

24

2.

Kesehatan
Pelayanan Kesehatan

176.400.000

6.600.000

(169.800.000)

122.64

1.587.600.000

469.890.000

(1.117.710.00)

29

503.449.000 (1.370.551.000)

26

Masyarakat Non
3.

Kapitasi
Bantuan Operasional

4.

Kesehatan
Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional
Jumlah

1.874.000.000

5.2.2 Belanja
Belanja adalah Semua pengeluaran dari Bendahara pengeluaran
Puskesmas yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali
oleh pemerintah yang meliputi belanja Operasional, belanja modal dan
belanja tidak terduga . Belanja Operasional terdiri dari belanja pegawai,
belanja barang, bunga, subsidi, hibah dan bantuan sosial. Sedangkan
belanja modal meliputi belanja aset tetap dan belanja aset lainnya.
Tabel 4.6
Realisasi Belanja Pegawai Puskesmas Tanjungpnang
Triwulan I Tahun Anggaran 2015
1.
a
b
c

Belanja Operasional
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
-Belanja Peralatan dan Mesin
Jumlah

Rp
Rp
Rp
Rp
35

BAB V
PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN
Beberapa catatan penting lain yang perlu disampaikan ataupun
dipertegas kembali dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan
Puskesmas Tanjungpinang Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
Puskesmas Tanjungpinang terletak di Kelurahan Tanjungpinang Timur
dengan Luas Wilayah kerja 35 Km2. Puskesmas Tanjungpinang

merupakan

Puskesmas Sayang Anak dengan jadwal pelayanan mulai dari jam 08.00 s/d
16.00 WIB. Wilayah cakupan pelayanan Puskesmas Tanjungpinang meliputi

35

empat kelurahan yaitu Kelurahan Bukit Cermin,Kelurahan Tanjungpinang


barat, Kelurahan Kemboja dan Kelurahan Kampung Baru.
Dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai lembaga pelayanan
publik, dibidang kesehatan, Puskesmas Tanjungpinang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Kanwil Departemen Agama Prov.
Kepri, Akademi Kebidanan Anugrah Bintan, Poltekes Depkes, Stikes Hangtuah
dan LSM di wilayah Kota Tanjungpinang dalam rangka peningkatan kapasitas
dan profesionalitas bagi tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pelayanan
kesehatan.
Kegiatan utama Puskesmas Tanjungpinang terdiri dari Upaya Kesehatan
Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan yang meliputi Pelayanan kesehatan
dasar; Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Pelayanan kesehatan gigi;
Pelayanan gizi;

pelayanan IMS dan HIV; Pelayanan Medik Penunjang;

Pelayanan Farmasi; Pelayanan Rekam Medis; Pelayanan Administrasi dan


Keuangan; dan Pelayanan Informasi.
Dalam menghadapi persaingan global, Puskesmas Tanjungpinang secara
bertahap akan merubah model manajemen yang konvensional menjadi model
pengelolaan berorientasi pada pelanggan melalui Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum

Daerah

( PPK-BLUD ) yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, dalam rangka memajukan


kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan diberikan
fleksibilitasdalam

pengelolaan

keuangan

berdasarkan

prinsip

ekonomi,

produktifitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

35

BAB VI
PENUTUP

35

Catatan atas Laporan Keuangan ini merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran yang merupakan
laporan keuangan pokok. Penyusunan dan uraian Catatan atas Laporan
Keuangan disusun berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011, juga memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 7124 Tahun
20 serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah. Dari Catatan Atas Laporan Keuangan tersebut dapat dilihat
bahwa target pendapatan maupun target belanja belum dapat direalisasi
sepenuhnya karena target waktu masih tersisa sembilandari target satu tahun
anggaran.Dengan capaian kinerja Triwulan 1 Tahun 2015 tersebut diharapkan
dapat

meningkatkan

etos

kerja

seluruh

jajaran

pegawai

Puskesmas

Tanjungpinang terutama dalam mempersiapkan diri untukmenerapkan PPKBLUD.


Penjelasan atas pos-pos dalam laporan keuangan diuraikan secara
sistematis sesuai urutan maupun kondisi dari laporan keuangan pokok yang
diharapkan dapat dengan mudah dibaca dan dijabarkan oleh pembaca laporan
keuangan sesuai kebutuhannya masing-masing. Namun kami menyadari
laporan ini tidak dapat memenuhi semua kebutuhan informasi keuangan para
pemangku kepentingan.
Sehubungan dengan kondisi tersebut kami mengharapkan masukan
dari

berbagai

pihak,

dengan

maksud

untuk

penyempurnaan

dalam

penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan Triwulan I Tahun 2015,


sehingga Puskesmas Tanjungpinang dan Pemerintah Daerah mempunyai data

35

dasar

yang

lebih

baik

dalam

penyusunan

laporan

keuangan

serta

penjelasannya.
Tanjungpinang, 1 April 2015
Kepala Puskesmas Tanjungpinang

dr.Hj.R. LISA RIANTUTI


Penata Tk.I
NIP. 19741007 200502 2 006

35

Anda mungkin juga menyukai