ISSN : 2301-9425
Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap Dengan Metode Analytic Hierarchy
Process
96 (Ahp)
Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil. Oleh : Edianto Berutu
Adapun
tujuan
dalam
penelitian
yang
dilakukan oleh penulis skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Menguraikan
proses
penilaian terhadap
pengankatan karyawan tetap pada PT. Perkebunan Lembah
Bakti.
2. Menerapkan metode Analytic Hierarchy process
(AHP) untuk pengangkatan karyawan tetap pada
PT. Perkebunan Lembah Bakti.
3. Merancang
sistem
pendukung
keputusan
pengangkatan karyawan tetap pada PT.
Perkebunan Lembah Bakti.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan dan tujuan masalah yang
sudah di uraikan diatas, maka penulis menguraikan
berapa hal yang menjadi manfaat dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1 Dapat memahami bagaiman penilaian kriteriakriteria pengangkatan karyawan tetap pada PT.
Perkebunan Lembah Bakti
2
Dapat memahami bagaimana proses bagaimana
proses pengangkatan karyawan tetap pada PT.
Perkebunan
Lembah
Bakti
dengan
metode
Analytic Hierarchy process (AHP)
3
Dapat memahami bagaimana merancang sistem
pendukung keputusan dengan menggunakan
metode Analytic Hierarchy process (AHP) untuk
pengangkatan calon karyawan tetap?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan merupakan sistem
pendukung
informasi interaktif
yang menyediakan
informasi dan pemodelan. Sistem itu digunakan untuk
membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang
semiterstruktur
dan
situasi
yang
tidak terstruktur, dimana tidak seorangpun
97 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil. Oleh
: Edianto Berutu
ISSN :
Kriteria 1
Kriteria 2
Kriteria 3
Kriteria 4
Kriteria 5
Kriteria 1
K11
K12
K13
K14
Kriteria 2
K21
K22
K23
K24
Kriteria 3
K31
K32
K33
K34
Kriteria 4
K41
K42
K43
K44
Kriteria 5
K51
K52
K53
K54
Sumber: http://www.scribd.com/doc91801203/4/Landasan-teori, tanggal 10 mai 2013
3. Melakukan perbandingan bepasangan
sehingga
diperoleh
judgement
seluruhnya
sebanyak n x [ (n-1) /2] buah, dengan n
adalah
banyaknya
elemen
yang
dibandingkan.
4. Bila terdapat 5 kriteria yang dibandingkan
maka
kita
harus
melakukan
judgementperbandingan
berpasangan
sebanyak 10 kali.
5. Menghitung nilai eigen dari
menguji
konsistensinya,
jika
tidak
konsisten
maka pengambilan data diulang.
6. Mengulang langkah 3, 4 dan 5 untuk
seluruh
tingkat hierarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap
matriks
perbandingan
berpasangan.
Nilai
vektor
eigenmerupakan bobot setiap elemen.
Langkah
ini untuk mengintensis judgement
8.
lebih
dalam
penentuan prioritas elemen-elemen pada
tingkat
hierarki terendah sampai pencapaian tujuan.
Memeriksa konsistensis hierarki. Jika nilai
dari 10 persen maka penilaian
judgement harus diperbaiki.
K15
K25
K35
K45
K55
Sumber:
http://www.scribd.com/doc91801203/4/Landa
san-teori, tanggal 10 mai 2013
2.3.1. Prinsip Dasar AHP
Dalam
menyelesaikan
permasalahan
dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus
dipahami, diantaranya adalah:
Buku Konsep dan Aplikasi SPK
(Kusrini, M.Kom 2007 Hal:132 )
1.
Membuat hierarki
Sistem yang komleks bisa dipahami dengan
memecahnya
menjadi
elemenelemen
pendukung, menyusun elemen secara
hierarki,
dan
menggabungkannya
atau
mensintesisnya.
2.
Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria
dan
Alternatif
dilakukan
dengan
perbandingan
berpasangan.
Menurut
Saaty
(1988), untuk berbagai persoalan, skala
1
sampai 9
adalah
skala
terbaik
untuk
mengekspresikan pendapat. Hilai dan
defenisi
data
98
(Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil. Oleh :
Edianto Berutu
pendapat
kualitatif
dan
skala
ISSN :
perbandingan
keseluruhan
secara keseluruhan
pada level atas.
2. Menentukan prioritas elemen
a.
Membuat
perbandingan
pasangan,
yaitu
membandingkan elemen secara
berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan.
b.
Matriks
perbandingan
berpasangan
diisi
menggunakan
bilangan
untuk
merepresentasikan kepentingan
relatif
dari
suatu elemen terhadap elemen yang
lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
perbandingan
berpasangan
disintesis untuk
memprol ) pada setiap kriteria
(
)
yang
sudah ditentukan, dimana nilai
tersebut
diperoleh
berdasarkan nilai crisp; i = 1, 2, . .m
dan
j
=
1,
2,
. . n.
Menentukan nilai bobot (W)
yang juga didapatkan berdasarkan
nilai crisp.
pada matriks
b. Membagi setiap nilai dari
dengan
kolom yang bersangkutan
memproleh
normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari
baris
dan
membaginya
dengan
elemen
untuk mendapatkan nilai rata-
kolom
untuk
setiap
jumlah
rata.
4. Mengukur konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting
untuk
mengetahui seberapa baik konsistensi yang
ada
karena
tidak
menginginkan
keputusan
berdasarkan
pertimbangan
dengan
konsisten
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan
dalam
langkah ini adalah:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom
pertama
dengan prioritas relatif elemen pertama,
nilai
Pertimbangan-pertimbangan
terhadap
perbandingan
berpasangan
disintesis
untuk
memproleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap Dengan Metode
Analytic Hierarchy Process
99
(Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil. Oleh :
Edianto Berutu
menentukan
prioritas
lokal
dan
dengan
melakukan sintesa di antara prioritas
lokal,
maka akan didapat prioritas global.
Usaha untuk memasukkan kaitan antara
elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam
menghitung bobot prioritas secara sederhana
dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Jumlahkan elemen pada kolom yang sama
pada
matriks perbandingan yang terbentuk. Lakukan
hal
yang sama untuk setiap kolom.
2. Bagilah setiap elemen pada setiap kolom
dengan
jumlah elemen kolom tersebut (hasil dari
langkah
1). Lakukan hal yang sama untuk setiap kolom
sehingga akan terbentuk matrik yang baru
yang
elemen - elemennya berasal dari hasil
pembagian
tersebut.
3. Jumlahkan elemen matrik yang baru
tersebut
menurut barisnya.
4. Bagilah hasil penjumlahan baris (hasil
dari
langkah 3) dengan total alternatif agar
didapatkan
prioritas terakhir setiap elemen dengan total
bobot prioritas sama dengan satu.
Proses yang dilakukan untuk membuat
total bobot prioritas sama dengan satu biasa disebut
proses normalisasi.
100 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu
4. Pembahasan
Dalam
Penelitian
ini,
penulis
menganalisa
masalah
dalam
suatu
perusahaan
PT.
Perkebunan
Lembah Bhakti di Aceh Singkil, penulis
menganalisa
comparation.
Adapun
kriteria-kriteria
yang
di
gunakan untuk pengangkatan karyawan pada PT.
Perkebunan Lembah Bhakti adalah:
1. Pengetahuan
2. Disiplin
3. Kualitas Kerja
4. Jujur
5. Kerja Sama
6. Inisiatif
7. Kehadiran
ata
Tempat lahir Tanggal lahir
Syahputra
011352
Gunung Meriah
Riko
011243
Gosong Telaga
Sugianto
011365
Tanah Bara
Karyawan Tetap
04 Agustus 1983
Singkil
25 Juli 1980
Tanah Bara
19 Januari 1985
Rimo
Penilaian
0-3
0-3
Jujur
Kualitas Kerja
Kerja Sama
Inisiatif
Kehadiran
0-3
0-3
0-3
0-3
0-3
101 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu
ISSN :
Kehadiran
Paramenter Ukuran
Ukuran
Sangat renah
Rendah
Tinggi
Sangat Tinggi
Nilai
Sangat males
Males
Rajin
Sangat rajin
0
1
2
3
0
1
2
3
0
1
2
3
1
2
3
Tabel
11
:
Pembobotan
Berdasarkan
Inisiatif
Parameter Ukuran Nilai
Sangat renah
0
Rendah
1
Tinggi
2
Sangat Tinggi
3
Tabel
12:
Berdasarkan
Pembobotan
Kerja
0
1
2
3
Langkah
selanjutnya
membuat
matrik
perbandingan berpasangan
yang
menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh
setiap
elemen
terhadap tujuan atau kriteria yang
setingkat di
atasnya. Jika RC
< 0.1 maka nilai perbandingan
berpasangan
pada
matriks
kriteria
diberikan
konsistensi. Jika CR > 0.1, maka nilai perbandingan
berpasangan pada matriks kriteria tidak konsisten. Jadi
apabila matriks kriteria tersebut tidak konsisten, maka
pengisian nilai-nilai matriks berpasangan pada unsur maupun
alternatif harus diulang.
Hal pertama yang dilakukan untuk menentukan bobot
kriteria adalah dimana dalam terminologi AHP disebut pairwire comparation.
Defenisinya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan 4 kali didapat dari perhitungan
bobot Pengetahuan atau sistemastis kerja yang
diberi sebanyak 20. Kemudian nilai tersebut dibagi 2
sesuai dengan kriteria yang akan dibahas yaitu
pengetahuan atau sistemastis kerja Jumlah total nilai
keseluruhan bobot dibagi jumlah keseluruhan kriteria
penentuan.
100 x 20 = 2000
2000 : 2 = 1000
1000 : 250 = 4
2. Disipli 3 kali didapat dari perhitungan bobot
Perencanaan kerja dan hasil kerja yang diberi
sebanyak 20. Kemudian nilai tersebut dibagi 3 sesuai
dengan jenis kriteria yang akan dibahas yaitu
Perencanaan kerja, rajin dan hasil kerja Jumlah total
nilai keseluruhan bobot dibagi jumlah keseluruhan
kriteria penentuan.
100 x 20 = 2000
2000 : 3 = 666
666: 222 = 3
3. Jujur 2
kali didapat dari perhitungan
Perencanaan kerja dan hasil kerja yang diberi
nilai sebanyak 17,5. Kemudian nilai tersebut
dibagi 2 sesuai dengan jenis kriteria yang akan
102 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu
ISSN :
Keterangan :
1. Jumlah merupakan penjumlahan dari
semua
angka yang ada pada baris diatasnya dalam
satu kolom.
2. Priority Vector menunjukan bobot dari
masingmasing kriteria, jadi dalam hal ini harga
merupakan bobot tertinggi/terpenting
dalam calon Karyawan Tetap.
3. Setelah mendapatkan bobot untuk setiap
kriteria
( yang ada pada kolom Priority Vector),
maka
selanjutnya
mengecek apakah bobot
yang
dibuat konsisten atau tidak. Untuk hal ini,
yang
pertama
yang
dilakukan
adalah
5.
4.
3,0
6. Menghitung Consistency Index (CI)
dengan
rumus
7. CI = (max-n)/(n-1), untuk n = 3
8. CI= (3,0-3) / (3-1) = 0, CI sama dengan nol
berarti pembobotan yang dilakukan
sangat konsisten
9. Menghitung Consistency Ratio (CR)
diperoleh
dengan rumus CR=CI/RI, nilai RI
bergantung
pada jumlah kriteria seperti pada tabel
berikut:
0,58
0,9
10
103 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu
ISSN :
Riko
1,5
0,5
1
1,333
3,833
2,25
1,5
Riko
Sugianto
Jumlah
0.6667
0,5
2.167
1
1,333
3,833
0,75
1
3,75
2
0,667
3,667
1
1,333
2,833
0,75
1
3,25
104 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu
Syahputra
Riko
Sugianto
P
0,090998
0,06463
0,052286
0,039947
0,017436
ISSN :
D
0,052606
J
0,0708723
KK
0,039733
KS
0,08894
I
0,022863
0,052606
0,052606
0,043001
0,039078
0,034795
0,059969
0,049322
0,054229
2,258316
0,024103
0,041113
105 (Ahp) Pada Pt. Perkebunan Lembah Bhakti Propinsi Nad Kab. Aceh Singkil.
Oleh : Edianto Berutu