Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KANKER SERVIKS + ANEMIA

Disusun Oleh :
HENDRI EDI ARJUNA
015.02.0157

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS XI-B


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MALANG
2016

LAPORAN PENDAHULUAN
CANCER SERVIKS
A. PENGERTIAN
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas
pada

daerah

mulut

rahim

sebagai

akibat

dari

adanya

pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak


jaringan normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun
ada

beberapa

faktor

resiko

dan

predisposisi

yang

menonjol, antara lain :


1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian
melakukan

menunjukkan
hubungan

kanker serviks.

bahwa

seksual

semakin

semakin

muda

besar

wanita
mendapat

Kawin pada usia 20 tahun dianggap

masih terlalu muda


2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker

serviks

terbanyak

sering partus.

dijumpai

pada

wanita

yang

Semakin sering partus semakin besar

kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.


3. Jumlah perkawinan
Wanita

yang

sering

melakukan

hubungan

seksual

dan

berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang


besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi

virus

herpes

simpleks

(HSV-2)

dan

virus

papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai


factor penyebab kanker serviks
5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial
ekonomi

rendah

kaitannya

mungkin

dengan

gizi,

faktor

sosial

imunitas

ekonomi

dan

erat

kebersihan

perseorangan.

Pada

golongan

sosial

ekonomi

rendah

umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini


mempengaruhi imunitas tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga

adanya

serviks

pengaruh

pada

wanita

disirkumsisi.

mudah

terjadinya

kankers

yang

pasangannya

belum

Hal ini karena pada pria non sirkum

hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulankumpulan smegma.


7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok

akan

sedangkan

merangsang

pemakaian

terbentuknya

AKDR

akan

sel

kanker,

berpengaruh

terhadap

serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang


kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya
kanker serviks
C. KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL AKAN KANKERS SERVIKS
1. MIKROSKOPIS
a. Displasia
Displasia

ringan

terjadi

pada

sepertiga

bagaian

basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua


pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan

dengan

karsinoma insitu.
b. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi
pada

seluruh

sel

skuamosa.

didaerah

lapisan

epidermis

Karsinoma

ektoserviks,

menjadi

insitu

peralihan

karsinoma

yang

tumbuh

sel

skuamosa

kolumnar dan sel cadangan endoserviks.


c. Stadium karsionoma mikroinvasif.
Pada karksinoma mikroinvasif, disamping

perubahan

derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor


menembus
sejauh

membrana

tidak

basalis

lebih

mm

dan
dari

invasi

pada

membrana

stoma

basalis,

biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan


pada skrining kanker.

d. Stadium karsinoma invasif


Pada
karsinoma
invasif
menonjol

perubahan
besar

dan

derajat

pertumbuhan

sel

bentuk

sel

bervariasi.

Petumbuhan invasif muncul diarea bibir

posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga


jurusan

yaitu

jurusan

forniks

posterior

atau

anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.


e. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks
1) Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool,
tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah
dari

vagina

bentuk

infiltrasi

pertumbuhan

perdarahan.
2) Pertumbuhan
ulkus

tanpa

endofilik,

dan

posterior

ini

tumbuh
dan

parametrium.
3) Pertumbuhan

mudah

biasanya

progesif

anterior

nodul,

kedalam

nekrosis
lesi

meluas

ke

dan

berbentuk

ke

korpus

biasanya

vagina,

forniks,

uteri

dijumpai

dan
pada

endoserviks yang lambatlaun lesi berubah bentuk


menjadi ulkus.
2. MARKROSKOPIS
a. Stadium preklinis
Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik
biasa
b. Stadium permulaan
Sering

tampak

sebagian

lesi

sekitar

osteum

externum
c. Stadium setengah lanjut
Telah

mengenai

sebagian

besar

atau

seluruh

bibir porsio

d. Stadium lanjut
Terjadi
sehingga

pengrusakan

tampaknya

dari

seperti

jaringan

ulkus

yang rapuh dan mudah berdarah.

dengan

serviks,
jaringan

D. GEJALA KLINIS
1. Perdarahan
Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak,
kadang-kadang

perdarahan

selanjutnya.

Pada

baru

terjadi

pada

stadium

jenis

intraservikal

perdarahan

air,

kadang-kadang

timbulnya

terjadi lambat.
2.Biasanya

menyerupai

sebelum ada perdarahan.

Pada stadium lebih lanjut

perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi


sehingga cairan yang keluar berbau.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan: murah dapat memeriksa bagian-bagian yang
tidak terlihat.
Kelemahan:

tidak

dapat

menentukan

dengan

tepat

lokalisasi.
2. Schillentest
Epitel

karsinoma

serviks

tidak

karena tidak mengikat yodium.


yodium

maka

epitel

karsinoma

mengandung

glycogen

Kalau porsio diberi


yang

normal

akan

berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma


tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa

dengan

menggunakan

alat

untuk

melihat

serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.


Keuntungan

dapat

melihat

jelas

daerah

yang

bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy.


Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat
saja

yaitu

porsio,

sedang

kelianan

pada

skuamosa

columnar junction dan intra servikal tidak terlihat.


4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran

sampai 200 kali


5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis
karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput
lendir

serviks

dan

epitel

gepeng

dan

kelenjarnya.

Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan


pada

serviks

tidak

tampak

kelainan-kelainan

yang

jelas.
F. KLASIFIKASI KLINIS
1. Stage 0: Ca.Pre invasif
2. Stage I: Ca. Terbatas pada serviks
3. Stage Ia ; Disertai invasi dari stroma yang hanya
diketahui secara histopatologis
4. Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
5. Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum
sampai kepanggul telah

mengenai dinding vagina.

Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal


6. Stage III : Sudah sampai dinding panggula

dan

sepertiga bagian bawah vagina


7. Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.
G. TERAPI
1. Irradiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk

tua

dan

pada

medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
Dosis :
Penyinaran

ditujukan

pada

jaringan

terletak diserviks
Komplikasi Irradiasi
Kerentanan kandungan kencing
Diarrhea
Perdarahan rectal
Fistula vesico atau rectovaginalis

karsinoma

yang

2.Operasi
a. Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi histerektomi vagina yang radikal
3.Kombinasi

Irradiasi dan pembedahan


Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab
radiasi
odema.

menyebabkan

bertambahnya

vaskularisasi,

Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat

mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula,


disamping

itu

juga

menambah

penyebaran

kesistem

limfe dan peredaran darah.


4. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma
serviks yang radio resisten.
serviks

adalah

diangap

resisten

resisten
bila

5 % dari karsinoma

terhadap

8-10

minggu

radioterapi,
post

terapi

keadaan masih tetap sama.

DAFTAR PUSTAKA
Bagian

Obstetri

&

Ginekologi

FK.

Unpad.1993.

Ginekologi.

Elstar. Bandung
Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8.EGC. Jakarta
Friedman,Borten,Chapin.

1998.

Seri

Skema

Diagnosa

&

Penatalaksanaan Ginekologi. Edisi 2. Bina Rupa


Aksara. Jakarta
Galle,Danielle.

Charette,Jane.

2000.

Rencana

Asuhan

Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta.


Hartono,Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah
Skrining Di Indonesia.Kursus Pra Kongres KOGI XI
Denpasar.Mombar Vol. 5 No.2 Mei 2001
...2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA:
2000/2001

PSIK.FK. Unair,Surabaya.

Saifudin,Abdul

Bari

dkk,

2001.

Buku

Acuan

Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo &
Jakarta.

JNKKR -POGI,

Anda mungkin juga menyukai