Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ratna Komala Sari

Nim

: 10508031

Tugas : Kimia dan Masyarakat


Produk-produk Petrokimia
Jumat, 1 April 2011, Ibu Feri dari PT Chandra Asri menjelaskan tentang produkproduk petrokimia yang diproduksi di PT Chandra Asri. Bahan baku yang digunakan PT
Chandra Asri untuk membuat produk-produk petrokimianya adalah berasal dari minyak
bumi yang disebut dengan nafta.
Bahan petrokimia adalah bahan-bahan kimia yang terbuat dari bahan bakar fosil.
Industri petrokimia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu industri petrokimia hulu (upstream
petrochemical) dan industri petrokimia hilir (downstream petrochemical). Industri
petrokimia hulu memproduksi produk-produk berupa produk dasar dan produk antara,
sedangkan industri petrokimia hilir memproduksi produk-produk berupa produk akhir dan
produk jadi. Bahan baku petrokimia ini dapat berasal dari gas bumi ataupun minyak.
Contoh bahan baku dari gas bumi adalah metana, etana, propana, butana dan kondensat,
sedangkan contoh bahan baku dari minyak bumi adalah nafta, kerosin, gas oil dan fuel oil.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa industri petrokimia hulu memproduksi
produk dasar dan produk antara. Produk dasar contohnya adalah benzena, butadiena,
etilena, parafin, propilena, toluena, dan xilena, sedangkan produk antara contohnya adalah
ammonia, butil alkohol, carbon black, DMT (Dimethyl Terepthalate), etanol, etil klorida,
isobutilen, LAB (Linear Alkyl Benzena), metanol, nitrobenzena, nitrotoluena, propilen
oksida, PTA (Purified Terepthalic Acid), dan urea. Berbeda dengan industri petrokimia hulu,
industri petrokimia hilir memproduksi produk akhir seperti asetilena, formaldehida, LAB
sulfonat, nilon, poliester, polietilena, polipropilena, polistirena, poliuretan, polivinil klorida,
dan trinitrotoluena,

serta produk jadi seperti plastik untuk produk elektronik,

telekomunikasi, dan rumah tangga, serta deterjen.

Bahan baku diperoleh dengan cara sebagai berikut : gas metana dan etana diperoleh
dari hasil pengeboran di lapangan ; gas propana, butana, kondensat diperoleh dari hasil
ekstraksi dan absorbsi ; gas etilena dari hasil cracking gas etana, nafta dan kondensat ; gas
propilena diperoleh dari hasil cracking gas etana, propana, nafta dan kondensat ; nafta
diperoleh dari hasil distilasi ; benzena, toluene dan xilena diperoleh dari hasil proses
catalytic reforming sedangkan kerosin diperoleh dari hasil distilasi atmosferik. Adapun
istilah cracking artinya adalah proses pengubahan molekul hidrokarbon yang mempunyai
rantai panjang dan lurus menjadi rantai-rantai yang lebih pendek.
Berikut adalah cara untuk memproduksi beberapa produk petrokimia, yaitu :
1. Benzena dan toluena : hidrokarbon aromatik seperti benzena dan toluena dihasilkan
melalui proses catalytic reforming menggunakan katalis platina dan bahan baku
berupa nafta. Proses ini dilakukan pada temperatur 450-500C. pada pembuatan
benzena, reaksi yang terjadi adalah reaksi dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin,
sedangkan pada toluene, reaksi yang terjadi adalah isomerisasi hidrokarbon dimetil
siklopentana yang dilanjutkan dengan proses dehidrogenasi.
2. Ammonia : dihasilkan melalui proses steam reforming seperti reaksi berikut :
2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2
2CO2 + 4NH3
3. DMT (Dimethyl Terepthalate) : dihasilkan melalui proses esterifikasi antara TPA
(Terepthalic Acid) dan metanol.
4. Metanol : dihasilkan melalui proses Lurgi, yaitu menggunakan reaktor shell and
tube pada suhu 230-270C dan tekanan 50-100 bar. Tube diisi dengan katalis dan
panas yang dihasilkan diserap oleh air yang bersirkulasi secara alami pada bagian
shell.
5. Urea : dihasilkan melalui proses pengkristalan ammonium karbamat dalam prilling
tower.
6. Formaldehida : dihasilkan melalui reaksi oksidasi metanol dengan menggunakan
katalis tembaga pada suhu 250C. berikut adalah reaksinya :
2 CH3OH + O2

2 CH2O + 2 H2O

7. Polietilena : polietilena terbagi menjadi 2 macam, yaitu LDPE (Low Density


Polyethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). LDPE dihasilkan melalui
proses bertekanan tinggi, suhu 100-300C dan menggunakan katalis peroksida,
sedangkan HDPE dapat dihasilkan melalui proses Phillips pada suhu 130-160C
dan tekanan 15-30 kg/cm3 atau melalui proses Ziegler pada suhu 80-100C dan
tekanan 7-10 kg/cm3.
8. Polipropilen : dihasilkan melalui proses polimerisasi monomer-monomer propilen
menjadi polimer sederhana dan resin plastik propilena dengan bantuan katalis
aluminium alkil.
9. Polistirena : dihasilkan melalui proses polimerisasi monomer-monomer stirena.
Monomer stirena ini dihasilkan melalui proses dehidrogenasi etil benzena dengan
menggunakan steam, sedangkan etil benzene terbentuk dari reaksi alkilasi etilena
dengan benzena.
10. Poli vinil klorida : dihasilkan dari proses klorinasi gas etilena sehingga membentuk
etilen diklorida. Selanjutnya etilen diklorida dipirolisis membentuk VCM (Vinil
Chloride Monomer), lalu VCM ini mengalami polimerisasi membentuk PVC (Poli
Vinil Chloride)
Berikut ini adalah beberapa kegunaan produk-produk petrokimia : TPA (Terepthalic
Acid), PTA (Purified Terepthalic Acid), dan DMT (Dimethyl Terepthalate) digunakan
sebagai serat sintetik. Alkil benzena dan ABS (Alkil Benzene Sulfonat) digunakan dalam
industri deterjen. Polietilen, polipropilen, polistiren dan poli vinil klorida digunakan dalam
industri bahan plastik. Carbon black dan phthalic anhydride digunakan dalam industri zat
pewarna serta urea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida digunakan
dalam industri adhesive resin. Selain itu, produk petrokimia yang lainnya dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan pakaian, produk kosmetik parfum, jendela pesawat
terbang, cat dinding, lapisan Teflon, sikat gigi, kontainer, dan fiber glass. Produk
petrokimia pun dapat dimanfaatkan dalam industri kendaraan bermotor, industri kemasan
serta transportasi. Misalnya dalam industri kendaraan bermotor, poliuretan digunakan
sebagai pengganti bumper mobil yang terbuat dari logam ; dalam industri kemasan, bahan
3

logam tinplate dan aluminium diganti dengan plastik-plastik produk petrokimia ; dalam
bidang transportasi, propeller pesawat terbang diganti dengan fiber glass.
Telah disinggung sebelumnya bahwa bahan baku produk-produk petrokimia ini
berasal dari gas dan minyak bumi. Itu artinya perusahaan-perusahaan yang memproduksi
produk-produk petrokimia bergerak di bidang EP (eksplorasi dan produksi) dan pasti akan
menghasilkan limbah baik pada saat melakukan eksplorasi di lapangan maupun pada saat
proses produksinya. Kegiatan ekplorasi ini biasanya meliputi proses pengeboran,
penyelasaian sumur, pembangunan sarana untuk pengangkutan, penyimpanan dan
pengolahan lebih lanjut untuk memisahkan dan memurnikan minyak bumi. Semua kegiatan
tersebut besar kemungkinan dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran lahan-lahan
disekitar area pengeboran tersebut, contohnya pencemaran terhadap tanah disekitar lokasi
oleh minyak hasil pengeboran. Tanah yang tercemar tumpahan minyak bumi tersebut pasti
akan mengalami penurunan kualitas dari tanah itu sendiri. Hal tersebut dapat menimbulkan
masalah lingkungan, yaitu masalah pencemaran lingkungan. Menurut saya, setiap
perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan bahan baku alam sebagai sumber bahan baku
utamanya seperti perusahaan-perusahaan petrokimia harus mempunyai solusi untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang mereka buat di lapangan, misalnya dengan melakukan
bioremediasi terhadap tanah yang tercemar tersebut. bioremediasi ini dilakukan dengan
bantuan bakteri yang dapat mendegradasi minyak yang tumpah di tanah. Bakteri-bakteri ini
akan menjadikan unsur karbon pada minyak tersebut sebagai bahan makanannya sehingga
lama-lama tumpahan minyak tersebut akan habis dan tanah pun tidak tercemar lagi.
Setiap industri pasti akan menghasilkan limbah industri dari hasil produksi
industrinya. Apabila limbah tersebut tidak diolah sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan
maka kelestarian lingkungan akan terganggu. Menurut saya, setiap industri harus
mempunyai cara untuk dapat mengolah limbahnya masing-masing karena apabila tidak,
maka limbah tersebut dapat mencemari lingkungan. PT Chandra Asri termasuk industri
petrokimia yang telah mempunyai cara untuk mengolah limbahnya. PT Chandra Asri ini
menggunakan limbahnya untuk membantu salah satu proses produksi di industrinya, jadi

dapat dikatakan bahwa PT Chandra Asri ini tidak menghasilkan limbah dari proses
produksinya.
Menurut saya, setiap industri petrokimia harus melakukan koordinasi dan kerjasama
dengan masyarakat dan pemerintah dalam upaya pengelolaan lingkungan karena
penyelesaian masalah lingkungan ini memerlukan keterkaitan dengan berbagai pihak
seperti masyarakat dan pemerintah. Selain itu, industri juga perlu untuk memilih teknologi
produksi yang ramah lingkungan, mengoperasikan unit-unit produksinya secara optimal,
mengoperasikan unit-unit pengolahan limbah, melakukan upaya untuk meminimalisir
limbah yang dihasilkan dengan cara melakukan

source reduction, recycle, reuse dan

recovery, serta menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 seperti yang
dilakukan oleh PT Chandra Asri.
Melihat uraian di atas, terlihat bahwa produk-produk petrokimia mempunyai banyak
kegunaan terutama dalam menyediakan bahan kimia. Selain itu produk-produk petrokimia
pun dapat dimanfaatkan dalam bidang transportasi, industri kemasan dan industri
kendaraan bermotor. Namun dalam produksinya, produsen produk-produk petrokimia
sangat perlu untuk memperhatikan limbah yang dihasilkan dari industrinya agar tidak
mencemari lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai