PENULIS
Drs. Nugroho Muhammad Sofwan Hadi, M.Pd
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya
dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan
yang harus dikuasai peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan
penilaian yang diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi yang
diinginkan.
Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah
ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar
yang ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang
dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai
kompetensi yang telah dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang
sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang
lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui
proses pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatankegiatan berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah
(problem solving based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk
SMK ditambah dengan kemampuan mencipta .
Sebagaimana lazimnya buku teks pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi, buku ini memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas.
Buku ini memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan
yang harus dilakukan peserta didik. Buku ini mengarahkan hal-hal yang harus
dilakukan peserta didik bersama guru dan teman sekelasnya untuk mencapai
kompetensi tertentu; bukan buku yang materinya hanya dibaca, diisi, atau
dihafal.
Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan
kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain
yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Buku ini merupakan edisi ke-1.
Oleh sebab itu buku ini perlu terus menerus dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan.
Kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi
berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus, akan terus memperkaya kualitas
penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami ucapkan terima kasih. Tak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada kontributor naskah, editor isi, dan editor
bahasa atas kerjasamanya. Mudah-mudahan, kita dapat memberikan yang
terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan menengah kejuruan dalam rangka
mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Jakarta, Januari 2014
Direktur Pembinaan SMK
Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA
ii
DAFTAR ISI
PENULIS ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
GLOSARIUM ...................................................................................................... iv
I. Pendahuluan .................................................................................................. 1
A.
Deskripsi................................................................................................. 1
B.
Prasyarat ................................................................................................. 1
C.
Petunjuk Penggunaan ............................................................................. 1
D.
Tujuan Akhir .......................................................................................... 2
E.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar................................................. 2
F. Cek Kemampuan Awal. ............................................................................. 4
II. Pembelajaran ................................................................................................. 6
A.
Deskripsi................................................................................................. 6
B.
Kegiatan Belajar ..................................................................................... 6
C.
Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan .................................................... 8
Luas gambar dapat dihitung dengan sistem koordinat ................................ 72
Garis ............................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 136
iii
GLOSARIUM
Nivo adalah bejana gelas tertutup yang pada satu sisinya cenbung, berisi
cairan (biasanya ether) hampir penuh,sehingga ada bagian sisa berupa
gelembung udaranya (uap ether)
Nivo kotak adalah nivo dimana bejananya berbentuk kotak atau lingkaran
dan sisi cembungnya berasa di bagian atas, sehingga dalam keadaan
mendatar gelembungnya akan berada di tengah kotak atau lingkaran bejana
tersebut.
Nivo tabung adalah nivo dimana bejananya berbentuk tabung lengkung,dan
bagian lengkungnya berasa di bagian atas, sehingga dalam keadaan
mendatar gelembungnya akan berada di tengah tabung tersebut.
Nivo U adalah nivo tabung yang diatur dengan cermin sedemikian rupa,
sehingga bila berada dalam keadaan mendatar akan memperlihatkan
gelembung berbeentuk U
Garis nivo adalah garis khayal yang menyinggung gelembung udara yang
ada di dalam nivo. Garis nivo ini mendatar seandainya gelembung nivo
berada di bagian atas sisi kaca baian cembungnya dan pada posisi mendatar
inilah menjadi pengertian umum garis nivo.
Garis bidik adalah garis pandangan mata kita melalui lubang teropong terus
ke perpotongan benang diafragma
Benang diafragma adalah dua buah benang atau goresan silang pada
diafragma membentuk salib sumbu yang berada di dalam sebuah teleskop ,
yang satu tegak disebut benang diafragma tegak dan yang satu lagi
mendatar disebut benang diafragma mendatar.
Diafragma adalah bidang berupa lempeng kaca, dimana bayangan dari
benda yang berada di depan lensa objektif akan tampak.
Benang stadia adalah dua buah benang atau goresan pada diafragma yang
jaraknya sama dan sejajar dengan benang diafragma mendatar
Teleskop adalah teropong yang di dalamnya terdapat lensa objektif dan
lensa okuler, sehingga dapat melihat benda jauh serta seringkali dilengkapi
dengan benang diafragma sebagai pengarah bidikan
iv
I. Pendahuluan
A. Deskripsi
Buku ini membahas mengenai cara mengoperasikan beberapa alat ukur tanah
utama yang banyak digunakan dalam pengukuran, antara lain pita ukur/meteran,
kompas, penta prisma, cermin sudut, klinometer, odometer, alat ukur sipat
datar/waterpass dan alat sipat ruang/theodolite berserta kelengkapannya, seperti
kaki tiga atau statif, unting-unting dan rambu ukur.
Buku ini merupakan buku dasar karena berisi dasar pengetahuan bagi mereka
yang akan mempelajari atau bekerja di bidang pengukuran tanah.
Setelah menguasai modul ini perseta didik bukan saja hanya sekedar mengenal
beberapa alat ukur utama yang banyak digunakan dalam pengukuran, tetapi juga
mengetahui bagian-bagian alat dan fungsinya serta mampu mengoperasikan
sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhi pada penggunaan alat-alat
tersebut, dan mampu merawatnya dengan baik.
B. Prasyarat
Sebelum mempelajari Buku ini, siswa diharapkan telah memahami Ilmu yang
berkaitan erat dengan Survei dan Pemetaan, yaitu Matematika Terapan.
C. Petunjuk Penggunaan
Untuk mempermudah peserta mempelajari modul ini, diharapkan peserta
mengikuti semua petunjuk-petunjuk berikut :
1.
mengikuti
pelajaran
2.
3.
Modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar, oleh sebab itu siswa diharuskan
menguasai terlebih dahulu kegiatan belajar yang satu, baru dapat
meneruskan ke kegiatan belajar berikutnya.
D. Tujuan Akhir
Tujuan Akhir setelah mempelajari Buku ini, diharapkan siswa dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat datar (leveling) dan alat sipat
rruang (Theodilite)
8.
9.
KOMPETENSI DASAR
1.1
1.2
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Menelaah prinsip-prinsip
survey pemetaan.
Mengelola jenis-jenis peralatan
survey pemetaan.
Mengelola jenis-jenis pekerjaan
survei dan pemetaan.
Mengelola pekerjaan dasardasar survei pemetaan.
Mengelola peralatan ukur jenis
optik.
Menalar fungsi-fungsi bagian
dari peralatan optik.
Menelaah pengoperasian
peralatan sipat datar (leveling)
dan alat sipat ruang (theodolit).
Mengelola hasil perawatan alat
jenis optik
4.9
Pertanyaan :
1. Sebutkan macam macam peralatan tukang batu disekitar/ dilingkungan
tempat tinggal Anda (sebanyak banyaknya)
2. Sebutkan macam macam peralatan yang ada disekitar kelas Anda
3. Sebutkan rumus rumus dasar matematika yang sering Anda gunakan
sehari hari
Kunci Jawaban :
1. Macam macam peralatan tukang batu disekitar Kita antara lain :
a. Sendok semen
b. Singkup
c. Cangkul
d. Mistar siku siku (dari besi)
e. Slang plastic
f. Unting unting
g. Ember
h. Waterpass
i. Perancah/ tangga
j. Sendok perata
k. Pita Ukur (5m 15 m)
l. Pensil
m. Penggaris
n. Dan lain - lain
4
II. Pembelajaran
A. Deskripsi
Ilmu Ukur Tanah/ Survei dan Pemetaan adalah sebagian kecil dari ilmu
yang lebih luas, dinamakan Ilmu Geodesi.
Ilmu Geodesi mempunyai 2 maksud/tujuan yaitu :
1. Maksud ilmiah, yaitu menentukan bentuk permukaan bumi.
2. Maksud praktis, yaitu yang mempelajari penggambaran sebagian besar
atau sebagian kecil dari permukaan bumi, yang dinamakan peta.
Untuk mencapai maksud di atas, maka perlu dipelajari bagaimana
melakukan pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk
tidak beraturan karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembahlembah yang curam.
Pengukuran yang akan dipelajari dibagi-bagi dalam pengukuran
mendatar dari titik-titik yang terletak di atas permukaan bumi dan
pengukuran tegak guna mendapatkan tegak antara titik-titik yang diukur
di atas permukaan bumi yang tidak beraturan, ke dalam bidang gambar
datar (peta) maka diperlukan bidang perantara sehingga keadaan dapat
dilakukan dengan mudah.
Sebagai bidang perantaranya adalah bidang datar. Karena permukaan
bumi yang akan kita ukur hanya mempunyai ukuran tidak lebih dari
radius 55 km, meskipun permukaan bumi itu lengkung (tidak datar) maka
kita anggap datar.
B. Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1.
a.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan.
2. Menjelaskan Tentang Besaran/ Satuan pada survey dan pemetaan
3. Menjelaskan Tentang Peta
b.
Uraian Materi
1. Ruang Lingkup Survei dan Pemetaan.
6
A. Pengamatan 1
1. Lakukan
pengamatan
tentang
benda-benda
disekitar
Anda,
berapakah
.A
C
.
B
Titik A terletak
Titik B terletak
di atas permukaan
dibawah permukaan
tanah tanah
tanah
Titik C terletak
pada permukaan
Gambar 1
telah
diketemukan
satuan
panjang
yaitu
meter
sebagai
Paris, usul tersebut telah diterima oleh La Xie Conference Generale des
Poid et Measures.
Dengan demikian sekarang satuan panjang telah ditentukan sangat teliti.
yaitu :
Satuan Jarak :
1 km (kilometer)
= 1000 m
1 hm (hektometer)
= 100 m
1 dam (dekameter)
= 10 m
1 dm (desimeter)
= 0,1 m
1 cm (centimeter)
= 0,01 m
1 mm (milimeter)
= 0,001 m
1 (mu)
= 0,0001 mm = 0,000001 m
1 Yard (Inggris)
= 3 feet = 0,914 m
Satuan Luas :
Ukuran luas yang digunakan untuk Survei dan Pemetaanadalah :
1 ha (hectare)
= 10.000
m2
= 1 hm2 (kwadrat)
1 a (are)
= 100
m2
= 1 dam2
1 ca (centiare)
= 1
m2
1 km2 (kwadrat)
= 1.000.000
m2
1 hm2
= 10.000
m2
1 dam2
= 100
m2
1 dm2
= 0,001
m2
1 cm2
= 0,00001
m2
1 bau
= 500 tumbak
1 tumbak/ubin/bata
= 14 m2
7096 m2
10
Satuan Sudut
Besaran sudut, dasarnya adalah lingkaran yang dibagi menjadi empat
bagian, yang disebut kuadran.
Selanjutnya kita mengenal 3 cara menentukan besaran sudut yaitu :
2r
= 2 radian
r
11
2
2
2
3600
3600
1Rad
1Rad
360 x60
21600
343774677
2
6,283185308
206264,8062
2
6,283185308
1Rad
400 g
400 g
63 g ,66197723
2
6,283185308
1Rad
400 x100c
40000c
6366c ,197724
2
6,283185308
1Rad
636619 cc ,7723
2
6,283185308
12
10
400
1g ,11111111
360
1o
400 x100c
111c ,11111111
360
13
10
1c ,85185119
360 x60
21600
3cc ,086419753
360 x60 x60
12960000
1g
360 0
0,9 0
400
1g
1g
1c
1cc
360 x60
54
400
36 x60 x60
3240
400
360 x60
0,54
400 x100
14
Setelah anda mempelajari ketiga cara untuk menyatakan besaran sudut dan
hubungan ketiga cara tersebut, marilah kita coba merubah besaran sudut yang
telah diketahui pada cara seksagesimal ke cara sentisimal atau radian dan
sebaliknya.
15
28
= 28 x 1c,8518511851 = 0,518518519
12
= 12 x 3cc,0841975
Jadi
12702812 = 141g,63333
= 0,003703704
1270 2812
x 400g = 141g,63333333
3600
16
17
28
12
2
x 127
360
2
x 28
360 x60
2
360 x60 x60
1270 2812
x 2 rad = 2,224 771 198 rad
3600
Contoh II
Penyelesaian :
3,779350506 rad =
3,779350506
x 3600 = 2160 32 27
2
3,779350506
x 400g = 240g 60c 09cc 258
2
Contoh III
cc
18
3. Peta
Salah satu kegunaan pengukuran tanah adalah untuk membuat peta. Peta
adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal dari atas
pada suatu bidang datar. Gambar dalam peta mencakup atau memuat segala
sesuatu yang terlihat pada permukaan bumi dan memuat segala sesuatu yang
diperlukan untuk pembuatan peta.
Dalam menggambar permukaan bumi yang disebut peta, harus digunakan
skala proyeksi tertentu.
Dengan adanya benda-benda alam dan benda-benda buatan manusia di atas
permukaan bumi yang harus digambar, maka perlu dibuat tanda-tanda gambar
agar dapat membedakan antara benda satu dengan benda lainnya. Tandatanda gambar itu disebut legenda.
Pembuatan peta harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Mempunyai skala.
2.
3.
Mempunyai legenda.
4.
2. Peta Teknik
Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk pekerjaan
teknik, untuk perencanaan dan pembuatan gedung, jalan raya, jalan
kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan lain untuk pembangunan.
Skalanya disesuaikan dengan besar kecilnya pekerjaan yang akan
dilaksanakan
19
3. Peta Topografi
Arti dari topografi ialah penjelasan lapangan secara tertulis.
Jadi, peta topografi adalah peta yang lengkap menggambarkan daerah
dengan detail-detail yang lengkap, mefnpunyai ketentuan-ketentuan
internasional; umpamanya proyeksi yang dipakai ialah proyeksi
Polyder berdasarkan garis-garis lintang dan meridian.
Skala peta yang dipakai 1:50.000 dan 1:35.000 besamya tiap-tiap peta
yaitu 20 x 20. Artinya 20 menit lintang dan .20 menit bujur. Dengan
luas antara 18 x 13 cm.
Peta ini dibuat oleh Dinas Topograpi Angkatan Darat.
4. Peta Hidrografi
Peta hidrografi adalah peta yang menggambarkan keadaan pantai,
dalamnya laut, dan menggambarkan keterangan-keterangan yang
diperlukan untuk pelayaran.
5. Peta Khusus
Peta ini dibuat untuk suatu keperluan, sehingga tidak dapat
dipergunakan untuk keperluan lainnya.
Misalnya:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
20
g.
6.
Peta Dunia
Dengan persetujuan internasional, tiap negara dapat membuat peta
dengan skala lebih kecil dari 1:1.000.000, bahkan dapat membuat
peta dunia secara lengkap. Jadi, peta dunia ialah peta yang
menggambarkan benua serta pulau-pulau beserta batas-batas tiap
negara di selurun dunia dengan isinya. Artinya, keadaan tempattempat tiap negara, jalan, dan sungai sampai kepada flora dan
faunanya.
menentukan
pemakaian
skala
peta,
didasarkan
atas
perbandinganyaitu :
1. Dapat mengukur jarak-jarak denah secara teliti.
2. Dapat menggambarkan suatu daerah yang luas dengan tidak banyak
kesalahan-kesalahan yang besar.
21
= 1 : 50.000
= Js x Skala
= 3.640.000/5000=72.8 cm
= 1 km
Skala gambar
= 1 : 50.000
= JP = 100.000/50.000 = 2 cm
3. Jarak di peta = 2 cm
skala gambar = 1 : 50.000
yaitu
pengukuran
yang
salah
satu
unsurnya
2. Satuan
1. Satuan ukuran panjang yang dipergunakan orang dari zaman dulu
hingga perkembangan zaman sekarang dengan meter standard.
22
3. Peta
Peta adalah gambar dari permukaan bumi, yang dilihat secara vertikal
dari atas pada suatu bidang datar. Gambar dalam peta mencakup atau
memuat segala sesuatu yang terlihat pada permukaan bumi dan memuat
segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuatan peta.
23
24
d. Tugas
Gambarkan denah sekolah Anda dirumah (sket tanpa skala) selengkap
dan sebagus mungkin.
e. Tes Formatif
Kerjakan soal soal di bawah ini :
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat, jelas dan benar !
a. Jelaskan tujuan survey dan pemetaan!
b. Jelaskan ruang lingkup survey dan pemetaan!
c. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan peta!
d. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan skala peta!
e. Ada berapa macam peta! Sebutkan!
f. Apa gunanya peta teknik!
g. Jika jarak lapangan 25 km, skala gambar 1 : 100.000, berapakah
jarak dalam kertas gambar!
2. Ubahlah besaran sudut seksagesimal di bawah ini menjadi
sentesimal
1. 1240 27 21 =
2. 160 24 42 =
3. 1720 24 42 =
4. 760 34 28 =
5. 2420 14 13 =
Ubahlah besaran sudut di bawah ini menjadi seksagesimal
6. 144g 26c 16cc =
7. 67g 12c 48cc =
8. 174g 51c 95cc =
25
(SHM),
menentukan
besarnya
pajak
kepada
26
Koordinasi
Survei
dan
Pemetaan
Nasional
Maritim, parawisata, transmigrasi dan pembuatan proyek proyek kecil maupun proyek besar dan pemeliharaannya.
27
1. Peta Agraria
2. Peta Teknik
3. Peta Topografi
4. Peta Hidrografi
5. Peta Khusus
6. Peta Dunia
f. Peta teknik dibuat secara khusus dalam perencanaan untuk
pekerjaan teknik, untuk perencanaan dan pembuatan gedung,
jalan raya, jalan kereta api, irigasi, jembatan, dan keperluan lain
untuk pembangunan.
Jawaban Soal no 2.
1. 138g 28c 42cc,592
2. 18g 23c 51cc,852
3. 191g 56c 85cc,185
4. 85g 08c 27cc,1604
5. 269g 15c 21cc,604
6. 1290 50 7,584
7. 600 24 44,35
8. 1570 4 3,18
9. 2030 4 13,51
10. 5,679.679.541 rad
11. 1,836.197.879 rad
12. 1,697.259.976 rad
13. 3,569.891.604 rad
14. 1,880.946.183 rad
Kegiatan Belajar 2
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari setiap unit kegiatan belajar 2 ini, siswa diharapkan
dapat :
A. Menjelaskan Jenis - Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan.
28
b. Uraian Materi
A. Menjelaskan jenis-jenis Peralatan Survei dan Pemetaan
1. Perlengkapan/ Peralatan Survei dan Pemetaan Sederhana (bukan optic)
1.1. Tanda Titik Titik di Lapangan dan Kegunaannya.
Pada pekerjaan Ukur Tanah, baik pengukuran jarak maupun
pengukuran sudut, diperlukan perlengkapan maupun peralatannya.
Menurut sifat dan kegunaannya, titik-titik Survei dan Pemetaandapat
dibedakan menjadi 2 (dua) buah, yaitu titik bersifat tetap (Bench
Mark) dan titik bersifat sementara.
29
Gambar 2
Gambar 3
Macam macam patok tetap
1.3.Titik Sementara
Titik sementara adalah tanda/titik yang
pembuatan
1.3.1 Patok
30
Alat ini terbuat dari kayu atau bambu, yang digunakan untuk
memberi tanda batas yang bersifat sementara pada saat pengukuran.
Titik ini ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 0,25 s.d. 0,50
meter. Patok dimasukkan ke dalam tanah dengan cara dipukul dan
sisa yang menonjol dari permukaan tanah 5 sampai 10 cm.
Sebaiknya alat ini diberi tanda dengan cat merah agar mudah
terlihat. Ukurannya 5 x 5 cm atau 10 x 10 cm.
Gambar 5
Gambar 4
Patok semestara
1.3.2 Yalon
Yalon terbuat dari pipa besi dengan ukuran diameter inci yang
digunakan untuk memberi tanda titik/batas pengukuran dan bersifat
sementara. Agar mudah terlihat, alat ini setiap jarak 20cm diberi
warna merah dan putih berselang-seling. Agar tidak cepat rusak,
akibat ditancapkan ke dalam tanah, maka bagian bawah dilengkapi
dengan sapatu besi.
31
Gambar 6
Yalon besi
Gambar 7
Yalon kayu dan Statif Yalon
32
Alat ini terbuat dari kayu atau bahan aluminium, pada sisi
depannya terdapat skala pembacaan, digunakan untuk memberi
tanda titik sementara dilapangan pada saat pengukuran. Rambu
ukur berpenampang segi empat berukuran 2 cm x 4 cm dan
panjang 3 sampai 5 meter. Bagian depannya dilengkapi dengan
ukuran skala sentimeter. Pada setiap 1 meternya diberi cat yang
berbeda dan mencolok.
Rambu ukur yang penjangnya 5 meter dapat distel dalam
pemakaian di lapangan (Gambar 7). Kedudukan alat ini harus
benar benar tegak/vertikal. Kegunaan pokok alat ini adalah
untuk pembacaan data pada pengukuran sipat datar maupun
sipat ruang (untuk bantuan mengukur jarak optis, sudut miring
dan beda tinggi).
Gambar 8
Rambu Ukur
33
Gambar 9
Pita Ukur Kain Linen
pada saat
34
Gambar 10
Pita Ukur Fibre Glass
Gambar 11
Pita Ukur Baja
1.2.4. Mata yang dihubungkan satu sama lain dan dipasang cincin
kuningan untuk tiap panjang 1 m, 10 m, 20 m, 25 m dan 30
meter. Namun sat ini sudah jarang rantai ukur ini
35
Gambar 12
Rantai Ukur
36
Gambar 13
.3. Alat Ukur Sudut Sederhana
Gambar 14
37
Gambar 15
Kompas
38
Gambar 15
Gambar 16
2. Menerapkan Peralatan Survei dan Pemetaan
2.1 Menerapkan Peralatan Survei dan Pemetaan Sederhana Untuk :
a. Membuat garis lurus antara dua titik di lapangan
39
1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah
kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja
3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar
keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4. Langkah Kerja
a.
b.
40
c.
d.
Orang ke dua diantara titik P dan Q memegang yalon dengan ibu jari
dan jari telunjuk, mengikuti petunjuk orang pertama sehingga yalon
A segaris lurus dengan P dan Q.
e.
titik
Orang pertama mengincar kembali posisi yalon, sehingga benarbenar tampak yalon PAQ berimpit (hanya terlihat satu yalon).
g.
h.
5. Pertanyaan Awal
a. Sebutkan kegunaan dari titik-titik pembagi (A,B,C) tersebut!
b. Dalam mengincar yalon, kita harus berdiri minimum 130 cm.
(benar/salah)
c. Cara memegang yalon pada waktu menerima aba- aba boleh
digenggam. (benar/salah)
d. Untuk memberi perintah pada teman yang jauh kita menggunakan
bahasa isyarat. (benar/salah)
e. Bolehkah membawa yalon dengan cara diseret?
6. Pertanyaan Akhir
41
Gambar 17
1. Petunjuk
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. Keselamatan Kerja
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja agar
keselamatan terjamin antara lain :
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
4. Langkah Kerja
b. Minimum pekerjaan dilakukan oleh satu orang (boleh lebih)
c. Membuat garis lurus PQ (tancapkan yalon P dan Q (yang akan
diperpanjang)
d. Orang yang berdiri di titik A (perpanjangan P-Q) membidik kea rah
Q - P dan berusaha agar yalon A Q P terlihan satu buah saja.
e. Setelah tepat satu buah saja, kemudian yalon A ditancapkan, lakukan
hal tersebut pada titik B
f. Bila pekerjaan dilakukan oleh dua orang:
f. Membuat garis lurus PQ (dengan menancapkan yalon dititik P dan Q)
g. Orang pertama berdiri di titik P, orang kedua di titik A menuruti aba
aba dari orang pertama sambai yalon P Q A terlihat satu buah
saja.
h. Lakukan hal tersebut sampai pada titik titik yang diperlukan
5. Pertanyaan Awal
a. Jelaskan dengan singkat cara memperpanjang garis lurus di lapangan!
b. Apa kegunaan dan alat yang digunakan untuk pengukuran ini?
c. Perlukah adanya pemeriksaan terakhir kala pengukuran ini telah selesai?
d. Sesudah selesai, perlukah alat-alat yang digunakan untuk praktek di
bersihkan/dicuci?
43
6. Pertanyaan Akhir
a. Pada akhir pekerjaan-pekerjaan apakah, memperpanjang garis lurus
dilakukan?
b. Sesudah pekerjaan/pengukuran selesai, apa yang anda lakukan?
Gambar 18
c. Membuat Garis Lurus Antara Dua Titik Melalui Rintangan
1. Petunjuk
a. Perhatikan dengan baik lokasi di mana kita akan melakukan praktek.
b. Perhatikan dengan saksama lembaran pekerjaan dan langkah-langkah
kerjanya.
c. Mengincar yalon harus pada dua posisi/sisi (kanan dan kin).
d. Menancapkan yalon harus tegak (bukan selalu tegak lurus permukaan
tanah).
e. Pemasangan yalon-yalon harus tepat sesuai titik-titik yang telah
ditentukan.
f. Membuat laporan kerja
2. Peralatan dan Perlengkapan yang Digunakan
1. Yalon (minimal 8 buah)
2. Patok-patok kayu/bambu sementara(minimal 4 buah)
3. Pita ukur/Meteran (minimal 15 m)
4. Alas tulis, Alat tulis menulis, kertas untuk sket/catatan.
3. Keselamatan Kerja
44
4.Langkah Kerja
Cara I
a. Tancapkan yalon di titik P dan titik Q (P dan Q titik utama).
b. Tancap yalon R sehingga dapat melihat ke P dan Q.
c. Ukur PR dan QR.
d. Bagi PR menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian),
sehingga RS = 1/4 RP.
e. Bagi RQ menjadi bagian-bagian yang sama misalnya (4 bagian),
sehingga RT = 1/4 RQ.
g. Hubungkan dan perpanjang ST, sekarang ST//PQ.
h. Proyeksikan titik P ke perpanjangan TS di A, sehingga PA tegak
lurus ST (dengan menggunakan cermin sudut/penta prisma atau
dengan cara garis tinggi, setinggi segi tiga sama kaki, (alasnya dibagi
2 sebagai titik A)
h. Proyeksikan pula Q ke perpanjangan ST di D, Sehingga DQ=AP, dan
DQ tegak lurus DT
i. Tentukan titik-titik pembagi B,C secukupnya buat BB// DD dengan
perbandingan segitiga = 3:4:5 dan tentukan titik B dengan ukur BB
= AP.
j. Dengan jalan sama buat CC//DQ, CC= DQ
k. Jadi titik B, S, T, C segaris dengan garis PQ.
l. Lakukan untuk titik titik S T kemudian hubungkan titik titik P B
S dan Q T dan C, itulah garis PQ yang terhalang bangunan
5. Pertanyaan
45
Gambar 19
Cara II :
Gambar 20
46
Pada cara II, dibuat suatu gris lurus lainnya sejajar dengan PQ.pilihlah
titik A dan titik B sedemikian rupa hingga jarak dari P Q dan AB sama
panjangnya = p. Dengan demikian, haruslah dibuat < PAB = < QBA
kedua-duanya 90o. Bagaimana sudut siku-siku ini dibuatnya?
Tentukan titik-titik a, b, c, d, dan selanjutnya pada garis lurus AB dan
buatlah pada titik-titik ini garis tinggi, garis yang dibuat sama dengan
jarak P. Maka didapatkan titik a1, b1, c1, d1, dan seterusnya yang
merupakan titik-titik pada garis lurus PQ.
Cara III :
Pada cara ketiga, dicarilah titik A dilapangan yang letaknya sedemikian
rupa hingga titik P dan titik Q dapat terlihat dari titik A. Buatlah di
lapangan garis lurus PA (lihat gambar di bawah ini) dan buatlah titiktitiknya a, b, c, dan d.
Hitunglah berturut-turut:
P1
Pa
p;
Pq
P2
P4
Pb
p;
Pq
P3
Pc
p;
Pq
Pd
p;
Pq
Gambar 21
Buatlah jarak P1, P2, P3, dan P4 sebagai garis tinggi-garis tinggi
berturut-turut dari titik a, b, c dan d, sehingga didapatlah titik-titik a1, b1,
c1 dan d1 yang akan terletak digaris lurus PQ.
Perlulah disini dibuat sudut-sudut dititik a, b, c, dan d yang besarnya
sama dengan 90o.
47
3. Keselamatan Kerja
Sama seperti pada praktek praktek sebelumnya
4. Langkah Kerja
a. Pasanglah yalon di titik A, B, P, dan Q (pada titik-titik yang telah
ditentukan)
b. Orang pertama (I) membidikan yalon A ke B.
c. Orang kedua (II) membidikan yalon P ke Q.
48
5. Pertanyaan Awal
a. Alat apa saja yang kita gunakan untuk pekerjaan ini dan berapa
banyaknya?
b. Minimal dilakukan oleh berapa orangkah pengukuran ini?
c. Bagaimanakah cara menancapkan yalon yang aman?
d. Apakah tugas orang ketiga di dalam pengukuran ini?
e. Perlukah membuat garis silang ini dibedakan kembali dari titik yang
lain?
6. Pertanyaan Akhir
e. Terangkan dengan singkat bagaimana langkah kerja di dalam pengukuran
ini?
f. Pada pekerjaan-pekerjaan apakah, menentukan titik potong ini biasanya
dilaksanakan?
Gambar kerja
Gambar 22
e. Membuat Garis Lurus Antara Dua Buah Titik Yang Terletak Pada Sudut
Bangunan.
49
1. Petunjuk
(sama dengan praktek praktek sebelumna)
2. Keselamatn Keja
(sama dengan praktek praktek sebelumnya)
3.Peralatan dan perlengkapan
(sama dengan pada saat praktek sebelumnya)
4. Langkah Kerja
Misalnya, titik P dan Q adalah titik-titik suatu gedung besar, maka diperlukan
dua orang untuk menempatkan titik-titik yang terletak di satu garis dengan P
dan Q (terletak antara titik P dan titik Q).
Orang pertama memegang yalon a dan orang kedua memegang yalon b.
Orang kedua berusaha menempatkan yalonnya di titik b1 dan orang pertama
menempatkan yalonhya di titik a 1, dengan jalan kedua orang tersebut saling
membidik/melihat agar titik b1, a1, dan P dan a 1 dan b 1 Q terlihat satu garis
lurus.
.
Gambar 23
f. Mengukur Jarak antara 2 buah titik di lapangan.
50
apabila terlilit lama kelamaan dapat patah. Pita ukur ujungnya mempunyai
kaitan (pegangan) dan bertitik 0 pada jarak 10 cm dari pegangan.
Langkah kerja:
Dikerjakan minimal oleh 2 orang.
a. Tentukan titik-titik yang akan diukur (misalnya titik A dan titik B).
b. Apabila jaraknya melebihi panjang pita ukur, maka jarak A B dibagi
menjadi beberapa kali panjang pita ukur tersebut, dengan bantuan yalon,
lakukan seperti pada langkah membuat garis lurus di lapangan, agar jarak
AB atau garis AB benar-benar lurus, sehingga jaraknya sangat teliti.
c. Agar jaraknya benar-benar datar, maka gunakanlah waterpas tukang
kayu/tukang batu (agar pita ukurnya selalu mendatar kedudukannya)
d. Untuk membantu penghitungan jaraknya, biasanya menggunanakan pen
baja atau patok bambu
e. Pen baja/patok bambu gunanya untuk menghitung langkah pengukuran.
Misalnya, orang pertama pada akhir pengukuran mengumpulkan 11 buah
pen berarti jumlah langkah 11-1 = 10. Jadi, jarak yang diukur 10 x panjang
pita ukur, bila panjang pita ukur 20 m, maka jaraknya = 10 x 20 m = 200
m, ditambah sisanya yang mungkin kurang dai 20 meter ( 8 meter) jadi
pangjang totalnya 208 meter.
Rambu Interval 10 mm
51
2m
1
2
m
Gambar 24
Untuk mendapatkan ketinggian suatu titik, diperlukan data dari suatu
rambu bacaan ukur tersebut, lihat contoh hasil bacaan rambu ukurr di
bawah ini:
Gambar 25
Ditanya:
52
2
2
2m
BA = 2,160m
BT = 1,990m
BB = 1,820m
Gambar 26
53
4
2
3
2
2
BA = 2,355m
2
BT = 2,201m
BB = 2,047
2
m
Gambar 27
= 2355
angka didepan koma, (0,000) harus berpatokan pada keberadaan benang
atas (ba), benang tengah (bt), benang bawah (bb), pada tiap-tiap kolom
10 cm.
Melihat contoh diatas, bila ba = 0,875, berarti nilai yang menjadi patokan
adalah satu angka didepan koma dan belakang koma, 0,8.
Pembacaan rambu kebenarannya sangat diperlukan dalam menghasikan
hasil yang tepat supaya beda tinggi dan jaraknya mendekati kebenaran
sesuai data di lapangan.
54
bt
ba bb
atau 2 bt ba bb
2
3. Keselamatan Kerja
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
55
Klinometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut lereng pada
lapangan yang miring. Sudut miring yang didapat dari hasil pengukuran ini,
untuk keperluan/ mendapatkan jarak datar dan beda tinggi, namun hasilnya
kurang teliti.
Untuk mendapatkan jarak datar dapat dihitung dengan rumus:
Jarak datar = jarak miring x cos sudut miring.
Untuk menghitung beda tinggi adalah:
Beda tinggi = jarak miring x sin sudut miring.
Catatan : ketinggian yang dibidik pada yalon harus setinggi mata pembidik.
Contoh:
Misalkan hasil pengukuran sudut miring = 30 o, dan hasil pengukuran jarak
miring = 20,00m, maka jarak datar = 20,00 x Cos 30o = 20,00 x 0,866025 =
17,321 m
Sedangkan beda tinggi = 20,00 x Sin 30o = 20,00 x 0,0,500 = 10,00 m
Langkah Kerja
56
a.
Tempatkan tripod (statif) kompas (ada yang asli) atau membuat sendiri,
di titik A dan pasanglah kompas pada statif.
b.
c.
d.
Bila jarum magnet dan visir sudah terletak pada satu garis, artinya
kompas sudah mengaah ke Utara, aturlah skala sudut pembacaan 0 0'
arah Utara.
e.
f.
g.
A-B
A-B
57
3. Keselamatan Kerja
a. Saat membawa yalon, dipanggul, bagian depannya yang tumpul, dan
yalon tidak boleh diseret
b. Saat praktek dilarang bercanda.
c. Hati-hati saat menancapkan yalon ke tanah.
d. Setelah selesai praktek, peralatan harus dibersihkan kembali.
Cara I :
Membuat sudut siku-siku di lapangan, dengan alat penta prisma. Susunannya
terdiri dari prisma bagian atas dan bawah, bagian atas untuk bayangan yalon
kanan, bagian bawah untuk bayangan yalon kiri, dan bagian tengah yang
merupakan kaca tembus pandang sebagai jendela pembidik.
Bayangan yang terlihat pada prisma ini harus menyatu/ tegak, dari bagian
bawah, tengah dan bagian atas.
Langkah keja :
1. Orang ke I menancapkan yalon di titik A dan B yang benar-benar tegak
2. Orang ke II menancapkan yalon C yang akan diproyeksikan ke garis A B
3. Orang ke I membawa penta prisma yang dilengkapi unting unting
bergerak kearah kiri atau kanan pada garis ukur A B yang akan
ditancapkan dititik C (proyeksi dari titik C)
4 Apa bila bayangan yalon yang dititik A dan yang di titik B pada penta prisma
yang di pegang oleh orang I tadi sudah tegak, maka proyeksi unting unting
pada prisma yang dibawa oleh orang I tadi adalah meupakan tempat
kedudukan titik C yang dicari.(poyeksi titik C terhadap garis A B).
58
Gambar 28
Cara II :
Menggunakan cermin sudut, yang pada prinsipnya seperti pada cara pertama,
Dasar pemikiran yang dipakai pada alat ini adalah teori pemantulan sinar yang
jatuh pada cermin yang berada di dalam kotak. Sinar yang datang dari yalon
menuju bidang cermin, dipantulkan sedemikian rupa sehingga sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dan garis normal adalah sama besar dengan sudut
pantul sinar tersebut terhadap garis normal. Sudut yang terjadi dari pemantulan
sinar-sinar tersebut adalah 90 (siku-siku).
b.
c.
d.
e.
f.
59
Gambar 29
k. Mengukur Peta Situasi Dengan Kompas Cara Polar
1.
Petunjuk
a.
b.
c.
2.
a.
Kompas.
b.
Statief (tripod).
c.
Pita ukur.
d.
Yalon-dan patok.
e.
Buku catatan.
3.
Keselamatan Kerja
a. Pada saat pengukuran, jauhkan/hindarkan benda logam di sekitar
kompas.
b. Pakailah pakaian kerja, topi, dan sepatu lapangan.
c. Jangan bercanda pada saat bekerja.
d. Kembalikan semua alat dalam keadaan lengkap dan bersih.
4.
Langkah Kerja
60
a. Tentukan titik batas daerah yang akan djukur dan sketlah pada buku
catatan.
b. Tempatkan yalon di titik batas daerah yang akan diukur (P1- P2, P3,
P4, P5, P6).
c. Pasanglah kompas statief di titik Po sehingga dapat melihat ke
semua batas pengukuran,
d. Pasanglah kompas statief P0 dan aturlah posisi jarum magnet dan
visir serta skala sudut ke arah utara (0 0')
e. Bidiklah visir pada kompas ke titik P1f baca sudut pada kompas,
ukurkan jarak P0 - P1 dengan pita ukur dan catatlah pada buku
catatan.
f. Putar dan arahkan visir kompas ke titik P2, bacalah sudut, ukuran
jarak P0 - P2 dan catatlah pada buku catatan, demikian seterusnya
sampai titik terakhir dengan cara yang sama, sehingga didapat sudut
dan jarak.
g. Hitunglah sudut datar B, yang merupakan sudut yang dicari untuk
perhitungan luas daerah.
h. Gambarkan hasil pengukuran.
Gambar 30
Contoh Soal :
61
Dietahui :
Jarak AB (Po P1) = 20m
Jarak AC (Po P2) = 10 3 = 17,321m
Sudut yang diapit sisi AB dan AC = 30 o
Penyelesaian :
Rumus Luas Segitiga = x AB x AC x Sin (sudut yang diapitnya)
Jadi Luas Segitiga ABC = x 20 x 17,321x Sin 30o = 86,605 m2
Bila segitiganya lebih dari satu, sebaiknya rumusnya diprogram dengan
Kalkulator program misalnya CASIO fx 3650 P,fx 3950 P atau kalkulator
program lainnya
3. Keselamatan Kerja
a. Prisma harus tetap dipegang, tidak boleh diletakkan sembarangan.
b. Pada pengukuran jarak, pita ukur ditarik sedatar mungkin.
c. Pakailah pakaian kerja, sepatu, dan topi lapangan.
62
4. Langkah Kerja
a. Tentukan titik batas daerah yang akan diukur, dan sket daerah tersebut
pada buku catatan.
b. Tempatkan yalon di titik batas P1, P2, P3, P4, P5, P6.
c. Tentukan titik pembagi PQ dengan yalon sebagai pedoman penentuan
lurus garis kerja.
d. Pegang prisma dan proyeksikan semua titik mulai dari titik P 1, P2, P3 dan
seterusnya terhadap garis ukur PQ.
e. Demikian seterusnya pekerjaan dilaksanakan dengan cara yang sama,
sehingga titik batas daerah diproyeksikan ke arah garis ukur PQ.
f. Ukurlah semua jarak P1,P2, P3, dan seterusnya terhadap garis ukur yang
merupakan jarak absis (X), ukurkan jarak titik proyeksi yang satu
terhadap yang lain pada garis ukur yang merupakan jarak ordinat (Y) dan
semua data harus dicatat pada buku catatan.
g. Untuk perhitungan luas daerah yang telah diukur adalah dengan
menjumlahkan luas dari bangun-bangun trapesium dan segi tiga.
h. Pengukuran selesai dan gambarkan hasil pengukuran dengan skala
tertentu.
63
Gambar 31
3. Keselamatam Kerja
a. Pakailah selalu pakaian kerja, topi, dan sepatu lapangan.
b. Dalam bekerja tidak bolah bersenda guarau/bercanda.
c. Dalam menarik pita ukur harus diperhatikan tidak bolah terlipat/kusut.
64
4. Langkah Kerja
a. Tentukan batas daerah yang akan diukur dan sket daerah tersebut
dengan lengkap pada buku catatan.
b. Tempat yalon di titik P1, P2, P3, P4, P5, dan P6.
c. Ukurkan jarak dengan pita ukur yalon P1 P2 (S1), yalon P2, - P6 (S2),
dan Yalon P1 P6 (S3), Yalon P2 P5 (S4), Yalon P5 P6 (S5), dan
seterusnya, sehingga membentuk rangkaian segitiga.
d. Semua sisi jarak segitiga pada daerah tersebut (S 1, S2, S3, S4, S5, S6)
harus diukur dan dicatat pada buku catatan.
e. Menghitung luas daerah yang diukur adalah dengan menjumlahkan
masing-masing luas segitiga dengan menggunakan rumus.
f. Misalnya L segi tiga I (P1 P2 P6) =
g. Catatan :
S (S S1 ) (S S2 ) (S S3 )
S 1 S1 S2 S3
2
65
Gambar 32
Contoh Soal :
Diketahui Jarak P2 -P1 (S1) = 30,000m
Jarak P2 P6 (S2) = 40,000m
Jarak P1 P6 (S2) = 50,000m
Ditanyakan : Hitung Luas Segitiga P2 P1 P6 =
S = (30m+40m+50m):2 = 60m
66
Gambar 33
Untuk meyelesaikan luas bidang tanah seperti gambar di atas, kita harus
membagi segi diatas menjadi beberapa rangkaian segitiga.
Kemudian cara menyelesaikannya sebagai berikut:
Luas segi tiga I + Luas segi tiga II + Luas segi tiga III + Luas segi tiga IV
+ Luas segi tiga V + Luas segi tiga VI.
L SS aS bS h
abh
S 1 keliling
2
2
L 1
Gambar 34
L S S - bS - c S - h L 2
S 1 keliling
2
c bh
2
67
Gambar 35
L S S - c S - dS - h L 3
S 1 keliling
2
c bh
2
Gambar
Gambar3636
L S S - dS - eS - h L 4
S 1 keliling
2
deh
2
Gambar 37
68
L S S - eS - f S - h L 5
e f h
2
Gambar 38
L S S - f S - gS - h L 6
f gh
2
Gambar 39
Luas bidang yang beraturan diatas :
L = L1 + L2 + L3 + L4 + L5 + L6
Bila melihat gambar di atas, kita akan mendapatkan titik-titik ABCDEFG
yang membentuk sudut. Untuk mengetahui besarnya sudut, dalam
pengukuran itu kita menggunakan alat yang didebut Kompas/Theodolite.
69
Gambar 40
Latihan I
Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar diatas panjang sisi-sisinya:
AF = 30 m
AB =
55 m
AE = 25 m
BD =
33 m
FE = 10 m
DC =
11 m
AD = 32 m
BC =
32,50 m
AF =
8m
Latihan II
Diketahui : hasil pengukuran seperti gambar di bawah ini.
Ditanya
Gambar 41
70
Panjang sisi-sisinya:
AB =
17,50 m
AF
10 m
AC =
19,80 m
BC
9m
AD =
22,50 m
CD =
9,50 m
AB =
18 m
DE =
8m
EF
10 m
A
B
C
A
+3
+6
+8
+3
2 x Luas
+4
+7
+2
+4
2 x luas = (3 x 3) - (4 x 6) = 21 - 24 = -3
= (6 x 2) - (7 x 8) = 12 - 56 = -44
= (8 x 4) - (2 x 3) = 32 - 6 = 21
Jumlah harga mutlak
= -21
jadi luas tersebut
= x 21 =
10.50 m2
C(+ 4,+ 3)
kw. I (+x,+y)
kw IV (-x,+y)
X
B(+ 6,-1)
E(-3,-2)
kw. III (-x,-y)
A(+ 2,-3)
kw. II (+x,-y)
Gambar 42
71
Koordinat
X
A
B
C
D
E
A
2X
Garis (double X)
+2
+6
+4
-1
-3
+2
-3
-1
+3
+5
-2
-3
AB
BC
CD
DE
EA
+8
+10
+3
-4
-1
Beda
Y
Cara
2 x luas
+2
+4
+2
-7
-1
Cara
Silang
+16
+40
+ 6
+28
+ 1
(2x-1)-(3x6) =16
(6x3) -(-1x4)=22
(4x 5)-(3x-1)=23
(-1x-1)-(5x-3)=17
(-3x-3)-(-2x2)=13
jml = 91
Luas=1/2
x91=45.50
m2
jumlah
=91
luas=1/2x91=45.50
m2
Soal Latihan :
1.
2.
= (1, 3)
(8, 7)
= (7, 2)
(10, 8)
E = (7, 11)
F =
(1, 8)
= (2, 2)
(10, 4)
= (5, 7)
= (8, 1)
(8, 8)
= (3, 8)
= (6, 10)
(0, 8)
Ditanya
G = (1, 5)
di atas
72
Pada dasarnya alat Sipat Datar dapat dibedakan atas tiga tipe/jenis,
diantaranya :
73
a.
Gambar 43
Alat Sipat Datar Tipe Kekar (Dumpy Level)
Ciri-ciri alat Sipat Datar Tipe Kekar adalah : Garis bidik telah dibuat
tegak lurus terhadap sumbu kesatu oleh pabriknya, sehingga jika
gelembung nivo telah berada ditengah-tengah, ini berarti :
-
karena garis arah nivo sejajar dengan garis bidik dan garis bidik
tegak lurus dengan sumbu kesatu, maka garis arah nivo tegak lurus
dengan sumbu kesatu (sb. I).
74
Gambar 44
Alat Sipat Datar Tipe Ungkit
Kiap Atas (Tribrach) adalah tempat kedudukan nivo kotak serta engsel.
Teropong, agak berbeda dengan tipe kekar, karena didalam/diluar
teropongnya terdapat nivo tabung (nivo koinsidensi)
Nivo Tabung/nivo koinsidensi adalah satu nivo yang digunakan untuk
pedoman sejajar tidaknya garis bidik dengan garis acuan nivo.
Nivo Kotak, adalah nivo untuk pedoman bahwa sumbu kesatu telah tegak
lurus dengan bidang acuan nivo
Sendi (Engsel), untuk penghubung bagian bawah dan atas pesawat, dimana
melalui engsel inilah teropong dapat diungkit keatas/kebawah,
agar garis bidiknya sejajar dengan garis acuan nivo dengan
pedoman nivo tabung atau nivo koinsidensi.
75
Gambar 45
Alat Sipat Datar Tipe Otomatis
76
dua lensa focus, dua bagian kaca tempat goresan benang silang
diafragma dan tiga bagian lensa penyetel bayangan benang silang
Syarat Utama : garis bidik teropong harus sejajar dengan garis acuan
nivo
Syarat Kedua : garis acuan nivo harus tegak lurus dengan sumbu kesatu
Syarat Ketiga: garis mendatar benang silang harus tegak lurus dengan
sumbu kesatu
77
Gambar 47
Gambar 48
78
Gambar 49
Bagian-bagian dari Sipat Ruang/Theodolite Reiterasi
Lingkaran Skala Tegak, adalah suatu lingkaran dimana terdapat skala sudut
vertikal
sudut
lereng/zenith (untuk
perhitungan Tacheometry/Takimetri).
Nivo Indeks Lingkaran Tegak, adalah nivo yang dipakai sebagai pedoman
penyetelan garis bidik supaya tegak lurus terhadap sumbu kedua, bila
79
80
berputar mengelilinginya.
Gambar 50
Alat Sipat Ruang/Teodolite Repetisi
81
dahulu
persyaratan
yang
harus
dipenuhi
setiap
Sipat
Ruang/Theodolite, yaitu :
Syarat Utama
Syarat Kedua
Syarat Ketiga
Syarat Keempat
5. Kompas
6. Yalon
7. Klinometer
Yang termasuk alat alat survei dan pemetaan jenis optik antara lain :
1. Sipat Datar (Leveling) ada 3 jenis yaitu :
1.1 Dumpy Level (sipat datar tipe kekar)
1.2 Tilting Level (sipat datar tipe jungkit)
1.3 Otuomatic Level (sipat datar tipe otomatis)
suatu
bangunan
didirikan,
maka
terlebih
dahulu
harus
daerah, pembuatan jalan, dan rencana irigasi, terlebih dahulu tanah yang
akan dibangun harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah.
Disamping itu, pekerjaan Survei dan Pemetaanmerupakan hal yang sangat
penting dalam merencanakan bangunan karena dapat memudahkan rencana
biaya.
Kegiatan Belajar 3
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, siswa diharapkan dapat
menjelaskan tentang:
a. Menerapkan fungsi masing masing baian dari peralatan jenis optis
b. Menerapkan teknik pengoperasian alat sipat datar (leveling) dan alat sipat
rruang (Theodilite)
PENGAMATAN 2
1.
2.
84
b. Uraian Materi
Menerapkan pelaksanaan pekerjaan dasar-dasar survei dan pemetaan
dengan alat sipat datar
85
Gambar 51
Diantara titik P1 dan titik P 2 :
Data hasil bacaan gambar di atas sbb:
Bacaan belakang
Bacaan muka
ba = 1,475
ba
1,950
bt = 1,375
bt
1,750
bb = 1,275
bb
1,550
86
Penyelesaian:
Kontrol bacaan belakang:
ba bb
2
1,475 1,275
1,375
2
2,750
2
,1,375 (bacaan benar)
bt
d1
= 0,20 x 100
= 20 m (pesawat ke P1)
= 1,950 1,550 . 100
d2
= 0,40 x 100
= 40 m (pesawat ke P2)
D
= d1 + d2
= 20 m + 40 m
= 60 m (jarak P1 P2)
=1,375 1,750
= - 0,375 m
= - 37,5 cm (beda tinggi P1 P2 adalah - 37,5 cm)
Latihan 1:
Diketahui hasil bacaan seebagai berikut:
Bacaan Belakang (P1)
ba = 1,375
ba = 1,475
bt = 0,875
bt = 1,075
bb = 0,375
bb = 0,675
Ditanya :
87
a. jarak (D)
b. Beda tinggi ( H)
Latihan 2:
Diketahui hasil bacaan sebagai berikut:
Bac. Belakang (P2)
ba
= 1,755
ba
= 1,875
bt
= 1,555
bt
=?
bb
=?
bb
= 1,555
Ditanya:
a. Jarak
b. Tinggi
b. Pengkuran jarak optis dan beda tinggi bila pesawat di atas titik P 1
Gambar 52
Jarak P1 P2
P1 P2
Contoh:
Bila hasil pengukuran dilapangan, cara diatas titik P 1 = ta = 1,475
Bacaan pesawat di titik P2
ba =
1,950
bt =
1,750
bb =
1,550
88
jawab:
Beda tinggi ( Y) P1 P2 =
= ta bt di P2
= 1,475 1,750
= - 0,275 m (27,5 cm)
c. Pengukuran beda tinggi bila Pesawat di luar garis ukur ke dua titik
(Polar)
Gambar 53
Untuk jarak (D) cara Polar diukur jarak langsung dengan meteran.
Contoh:
Bila hasil pengukuran dilapangann, cara Polar di luar titik.
89
Bacaan P1
Bacaan P2
ba
= 1,375
ba
= 1,475
bt
= 0,875
bt
= 1,075
bb
= 0,375
bb
= 0,675
Ditanya:
t (beda tinggi) P1 P2
Jawab :
t P1 P2
bt P1 bt P2
0,875 1,075
- 0,2 m
- 20 cm
90
Gambar 54
Keterangan :
Slag/ Seksi adalah tiap/satu langkah pengukuran (satu kali stel pesawat, untuk
satu kali bacaan belakang satu kali bacaan muka)
Contoh bila jumlah slag genap, dan jumlah jarak belakang ( JBelakang) harus
sama ( JMuka) sebagai berikut (lihat gambar di atas)
Misal : d1 = 15m; d3 = 25m; d5 = 30m;
d2 = 15m; d4 = 25m; d6 = 20m;
Jarak P 4 - P X = 60 m
d7 = ? m dan d8 = ? m
Penyelesaian :
d1 + d3 + d5 + d7 = 15m + 25m + 30m + d7 = 70m + d7
d2 + d4 + d6 + (60 - d7) = 15m + 25m + 20m + 60m - d7 = 120m - d7
70m + d7 =120m - d7
2 d7 = 50m
d7 = 25m
Maka d8 = 60m - d7
91
d8 = 60m 25m
d8 = 35m.
Kesempulannya, pada slag terakhir Pesawat diletakkan pada jarak 25m dari titik
P4 atau pada jarak 35m dari titik P5.
Contoh Lembaran Laboratorium
Judul Praktek : MENYIPAT DATAR MEMANJANG
Nama Pengukur
:.
Hari/tanggal:.
:....Waktu :..
Alat
__
Stand I
No.
TTK
P1
A
__
P2
B
__
P3
C
__
P4
D
__
Px
BTB
2.140
2.045
1.950
1.340
1.240
1.140
1.660
1.560
1.460
1.970
1.870
1.770
Stand II
BTM
Jarak
(d)
M
Beda Tinggi
Rata-rata
BTB BTM t 1
t
2
t1 t 2
2
k
o
r
e
k
s
i
Tinggi
TTK
Ket
2041
+10.000
1.950
1.835
1.735
1.750
1.550
1.350
1.420
1.320
1.220
1.650
1.450
1.250
1243 1832
1562 1552
1864 1321
1445
Untuk hasil pengkuran dilapangan seperti diatas maka langkah kita untuk
menyelesaikan tabel diatas adalah;
Yang harus diselesaikan pengisiannya setelah pengambilan data.
1.
d (jarak)
2.
t1 (beda tinggi)
3.
Tinggi titik
92
1.
= (2.140-1.950). 100
= 0,190 x 100
= 19 m.
2.
(1.935-1735). 100
0,200 x 100
20 m
Jadi jarak P1 - P2 = (J P1 - A) + (J P2 - A)
=
19 m + 20 m
39 m.
bt belakang - bt muka .
t =
2,045 -1,835
0,210 m = 21 cm
3.
P1 + t P1-P2
P2 + t P2-P3
93
t P1 - P2 = + 0,210 m
P2
= 10,000m + 0,210m
Tinggi titik P2
= 10,210m
= (2.140-1.950). 100
= 0,190 x 100
= 19 m.
= (1.935-1735). 100
= 0,200 x 100
= 20 m
Jadi jarak P1 - P2
= (DP1 - A) + (DP2 - A)
= 19 m + 20 m
= 39 m.
= Bt belakang - Bt muka .
= 2,045 -1,835
= 0,210 m = 21 cm
94
= 10,00 + 0,210
= 10,210 (tinggi titik P2)
95
Tabel 5
Contoh Data Hasil Pengukuran Beda Tinggi Cara Double Stand
MENYIPAT DATAR MEMANJANG DOUBLE STAND
TERBUKA BEBAS
Stasiun
a
l No.
a TTK
t
_
_
P1
A
_
_
P2
B
_
_
P3
C
_
_
P4
D
_
_
Px
Nama Pengukur
..
..
Lokasi Pengukuran
..
Stand I
BTB
Beda Tinggi
Rata-rata
Stand II
BTM
Jarak
(d)
M
BTB
2.140
2.045
BTM
t 1
t 2
t1 t 2
2
0,210
0.209
0.210
0,310
0.309
0.310
0.240
0.241
0.341
0.420
0.419
0.420
k
o
r
e
k
s
i
Tinggi
TTK
Ket
2041
1.950
1.340
1.240
1.950
1.835
+10.000
1.140
1.660
1.560
1.735
1.750
1.550
20 + 40
60
1.460
1.970
1.870
1.350
1.420
1.320
20 + 20
40
1.770
1.220
1.650
1.450
20 + 40
60
19 + 20
39
1243
1832
+10.210
1562
1552
+9.900
1864
1321
+10.141
1445
1.250
+10.561
= 39 m
d P2 P3
= 60 m
d P3 P4
= 39 m
d P4 Px = 39 m
c.
97
Gambar 55
= BTBelakang BTMuka
HStand.I P0_P1
= BTBelakang BTMuka
= (0702 3921)/1000
= 3,219
= (0705 3922)/1000
HStand.I P1_P2
HStand.II P1_P2
= 3,217
= BTBelakang BTMuka
= (0647 1941)/1000
= 1,294
= BTBelakang BTMuka
98
H P2_P3
H P6_P0
= BTBelakang BTMuka
- 3,219 - 3,217
= 3,218
H rata-rata P1_P2 =
- 1,297 - 1,299
= 1,298
H rata-rata P2_P3 =
H rata-rata P6_P0 =
3. Menghitung koreksi H
= Tinggi akhir
= Tx awal + H) Tx akhir
dibagi pada jarak terpanjang dengan tiap titik 0,001 atau 1mm,
karena slagnya 6, maka dibagi 4 slag saja, sedangkan 2 slag lagi tidak
ada koreksi.
99
= Txawal + H +
Tx P1
= TxP0 + HP0_P1
= 20 + (3,219) + 0,000
= 16,782
= TxP1 + HP1_P2
Tx P2
Tx P6
= TxP6 + HP5_P6
5. Menghitung Toleransi
Untuk pengukuran jalur utama (kerangka luar)
= 10
d =
10
= 10
d =
10
d d dalam Km.
0,298 = 5,5 mm
100
18
16
14
12
Jarak
(m)
100.00
125.10
45.96
51.09
102.05
125.27
19.700
18.079
15.355
15.996
15.718
15.135
19.700
Elevasi (m)
16.432
+10.00m
150.00
Skala H 1:100
Skala V 1:100
Gambar 56
101
HStand.I P0_BP
HStand.II P0_BP
HStand.I PB_R1
= BTBelakang BTMuka
= (0822 3950)/1000
= 3,128
= BTBelakang BTMuka
= (0704 3831)/1000
= 3,127
= BTBelakang BTMuka
= (0869 1025)/1000
= 0,156
H R1_R2
H R4_P0
=
=
=
H rata-rata PB_R1
=
=
=
H rata-rata P2_P3
- 3,128 - 3,127
3,128
- 2,131 - 2,132
2,132
102
H rata-rata P6_P0
3. Menghitung koreksi H
awal
= Tx awal + H) Tx akhir
akhir
= 0,005
Dibagikan pada jarak terpanjang dengan tiap titik 0,001 atau 1mm, karena
slagnya 6, maka dibagi 5 slag saja, sedangkan 1 slag lagi tidak ada koreksi.
H dan (+) berarti jumlah beda tingginya berlebih, maka harus dikurangi atau
tanda (), begitu juga sebaliknya.
SKET KERJA
Tgb
P0
Tgb
PB
Tgb
Tgb
R1
Gambar 57
R3
R2
103
Tabel 6
PENYIPAT DATAR PROFIL MEMANJANG TERIKAT SEMPURNA
LOKASI
DARI
KE
TEMPAT
BERDIRI
ALAT
:
:
:
PENAMPANG
NAMA ALAT
NAMA PENGUKUR
TARGET
0.30
P0
BENANG
TENGAH
HALAMAN :
NO. ALAT :
TANGGAL :
:
:
:
STAND I
STAND II
B. ATAS
B. ATAS
B.
BAWAH
BENANG
TENGAH
822
B.
BAWAH
PB
3950
PB
748
2879
R1
869
R2
1025
R2
919
R3
930
R3
787
R4
568
R4
2081
JUMLAH
P5
-0.158
16.873
16.673
14.586
827
-0.011
0.001
837
14.576
785
14.346
14.576
0.222
0.221
0.001
563
14.798
2041
14.578
14.798
0.855
0.857
1186
0.001
15.655
BACAAN
BELAKAN
BACAAN
MUKA
-4.349
-4.351
-4.350
NO. TITIK :
P.0
B.T
P.1
R.1
R.2
P.6
14.336
14.586
-0.010
SKETCH
14.472
0.001
929
BACAAN
BELAKAN
BACAAN
MUKA
19.700
14.742
-0.159
1223
20.000
0.001
770
0.858
0.30
MUKA
TANAH
14.742
0.219
0.22
-2.132
2782
-0.011
0.23
DI ATAS
PATOK
16.873
-2.132
-0.156
0.25
-3.128
650
-2.131
R1
-3.127
KOREKSI
3831
.
0.27
704
-3.128
0.20
ELEVASI
RATARATA
R.3
R.4
P.2
P.3
P.5
P.4
104
15.355
20
18
16
Jarak
(m)
82.62
62.92
39.15
53.84
15.355
15.996
15.718
15.133
16.432
Elevasi (m)
19.700
+12.00m
53.84
18.079
14
59.59
Skala H 1:100
Skala V 1:100
Gambar 58
105
Jenis Tugas
Alat Pengukuran
Diukur oleh
: .. Grup :
Hari / Tanggal
: ..
Langkah Kerja
1.
2.
3.
Tempatkan pesawat diantara slag pertama atau antara titik P1 dan P2.
4.
Setel pesawat hingga siap pakai dan sekaligus mengukur tinggi alat
(pesawat)
5.
6.
Putar skrup lensa okuler untuk mendapatkan benas silang tampak jelas
7.
Putar skrup lensa diaframa agar mendapat bayangan rambu tampak jelas
8.
Putar skrup pengarah sehingga benang tegak silang berimpit dengan rambu
ukur
Lakukan membacaan BA, BT, BB untuk rambu di titik P1, dan kontrol
BA BB
BT
bacaan dengan menggunakan rumus
2
10. Untuk menentukan jarak dapat dilakukan dengan jarak optis dengan rumus
9.
(BABB)x100/1000
106
Tgb
P1
P2
Gambar 59
107
Jenis Tugas
Alat Pengukuran
Diukur oleh
: .. Grup :
Hari / Tanggal
: ..
Langkah Kerja
1. Jelajahi lokasi pengukuran yang akan diukur dan membuat sket situasi lokasi
tersebut.
2. Lakukan pengukuran profil memanjang untuk menghitung ketinggian titik-titik
untuk profil melintang, dengan cara pesawat ditempatkan diantara dua titik.
3. Jika pengukuran profil memanjang selesai, maka dilanjutkan pengukuran profil
melintang dengan 3 cara, yaitu :
a. Pengukuran dilakukan, pesawat diatas titik
1). Menempatkan statif + pesawat di atas titik P1 (titik ikat profil memanjang
yang telah ditentukan ketinggiannya, Stel pesawat dan mengatur untingunting sehingga tepat berada di atas titik P1, kemudian kenyetel nivo kotak
agar gelembung berada di tengah-tengah dengan mempergunakan skrup A,
B dan C.
2). Bidik teropong pesawat ke titik P0(arah belakang), sehingga garis bidik
teropong sejajar dengan sumbu profil memanjang kemudian stel sudut
mendatar 0000.
3). Setelah selesai bacaan kebelakang,kemudian putar lagi teropong pesawat
900 searah jarum jam, untuk menentukan garis profil melintang.
4). Tempatkan rambu ukur pada garis ukur profil melintang untuk pembacaan
rincikan sepanjang garis ukur tersebut.
5). Untuk pembacaan rincian titik a, rambu ukur digeser-geser sesuai dengan
perintah orang yang membidik hingga benang tegak diaframa berimpit
dengan sumbu rambu ukur.
108
6). Membaca benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BB),
kemudian dikoreksi dengan BA + BB = 2 BT, dan setelah dioreksi catat
pada daftar pengukuran.
7). Ukur jarak dari titik P1 ke titik a, bias dengan jarak optis (BA-BB)x100
atau dengan mengukur langsung dengan pita ukur.
8). Pindah rambu ukur ke depan titik a, untuk mengukur titik b, c, dst, yang
caranya sama dengan pengukuran pada titik a.
9). Putar teropong 1800 untuk melakukan pengukuran titik rincikan sebelah
kiri titik P1. Cara pengukuran sama dengan pengukuran pada rincian
sebelah kanan atau titik a.
10). Bila pada satu rincikan tidak dapat dibaca atau rambu ukur tidak nampak
karena terlampau dalam, maka pesawat dipindahkan dan ditempatkan di
atas titik rincikan sebagai titik bantu atau bias juga di luar titik rincikan,
dengan syarat rambu ukur yang ditempatkan di atas titik rincikan dan
sebagai bacaan belakang, kemudian melakukan pengukuran terhadap titik
tersebut.
Tinggi garis bidik pada titik tersebut diperoleh dengan menjumlahkan
tinggi/kedalaman dengan bacaan rambu pada titik bantu.
11). Pindahkan pesawat ke titik P2, untuk melakukan pengukuran profil
melintang pada titik tersebut dengan cara yang sama.
12). Tinggi garis bidik (TGB) = tinggi titik + tinggi pesawat = TGB = T X + Ta.
Tinggi titik rincikan
109
Gambar Kerja
Tgb
Tgb
Tgb
o
n
P1
h
m
i
j
Tgb
Tx
Keterangan
TP1 + ta
Tgb =
Tgb tx
Txj
Txi + btx
l
Gambar 60
Tgb btx
Tgb
Tx
TP1
Tinggi titik P1
btx
Ta
Tinggi pesawat
110
Tgb
P4
Tgb
h
i
Gambar 61
Tgb
Tx
TP4 + btP4
Tgb btx
Arahkan teropong ke titik P5 dan stel sudut mendatar 0000, kemudian putar
teropong dan arahkan ke titik P1, lalu baca sudut yang terjadi.
e d
b a
P6
h
m
i
j
Gambar 62
tgb
Tx
TP6 + bt P6
Tgb btX
Keterangan :
Tgb
TP6
= Tinggi titik P6
113
Tabel 7
DAFTAR PENGUKUR SUDUT DENGAN PPD
NAMA PENGUKUR
NAMA & NO. ALAT
LOKASI
NO. TITIK
P1
P2
P3
P4
P5
PEMBACAAN RAMBU
B
1492
1435
1377
1534
1486
1438
1535
1496
1437
1791
1680
1569
2763
2684
2605
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
1821
1757
1693
1881
1780
1670
1444
1396
1348
2010
1925
1840
1570
1518
1464
1802
1776
1752
1830
1791
1752
1577
1523
1464
1326
1291
1255
1320
1257
1194
HARI / TANGGAL
WAKTU
REGU
: AHMAD ZARKASYI
: PPD TOPCON NO. 2/AII3
:
BESAR
SUDUT
0
0947
0875
0803
0788
0744
0700
1853
1762
1672
1288
1218
1148
2387
2366
2355
1318
1274
1231
1027
0973
0920
0663
0628
0693
1366
1306
1246
0997
0937
0877
0705
0651
0596
0683
0662
0641
1202
1160
1118
1405
1345
1285
BEDA TINGGI
+
TINGGI TITIK
KETERANGAN
750.000
25.700
163 30
0.560
750.560
0.742
751.302
17.900
198
45
28.900
178
30
-0.266
751.036
34.800
180
00
0.462
751.498
0.318
751.816
1.410
753.226
0.784
754.010
1.152
755.162
0.090
755.252
0.988
756.240
0.867
757.107
1.114
758.221
0.631
758.852
0.178
759.030
0.242
759.272
0.005
759.277
10.800
173
00
12.000
188
00
149
30
23.600
23.900
228
00
21.000
190
00
20.400
153
30
17.000
192
00
9.000
170
00
10.500
166
30
22.000
183
00
13.5
183
1312
1252
1192
JARAK
:
:
:
00
24.2
315.2
114
(CONTROL)
BA + BB
JARAK
SUDUT
25.70
KOREKSI MM
BT
BA+BB
2
B ATAS
B BAWAH
/ D RANTAI
750.000
1.00
751.000
1.00
1.322
1.244
1.166
1.254
1.098
0.942
1.102
0.923
0.744
1.000
0.800
0.600
0.264
0.055
3.318
3.306
3.294
3.858
3.833
3.807
2.177
2.150
2.123
2.937
2.919
2.901
3.273
3.259
3.244
3.336
3.324
3.311
1.270
1.260
1.250
2.888
2.872
2.853
1.558
1.547
1.536
0.352
0.332
0.312
15.60
90
:
:
:
TGBBTX
750.000
749.756
15.65
749.902
4.60
750.077
4.20
750.200
1.80
750.945
2.40
270
NO TITIK
KETERANGAN
BAGAN
HARI/TGL
WAKTU
REGU
Tabel 8
0.547
0.420
0.293
:
:
:
(BABB).100
NO. TITIK
STASIUN ALAT
NAMA PENGUKUR
NAMA / NO. ALAT
LOKASI
747.694
2.70
747.167
747.167
2.150
749.317
747.167
1.70
746.398
0.64
746.058
1.65
745.993
748.057
1.38
6.33
270
748.057
2.872
750.929
748.057
749.382
750.597
115
HARI/TGL
WAKTU
REGU
BT
BA+BB
2
(CONTROL)
B ATAS
B BAWAH
BA + BB
3.034
3.014
2.994
2.427
2.407
2.387
0.436
0.414
0.392
JARAK
/ D RANTAI
1.62
SUDUT
270
KOREKSI MM
Lanjutan Tabel 8
:
:
:
TGBBTX
NO TITIK
KETERANGAN
BAGAN
:
:
:
(BABB).100
NO. TITIK
STASIUN ALAT
NAMA PENGUKUR
NAMA / NO. ALAT
LOKASI
750.597
751.204
1.58
753.197
116
: ..
: ..
Lokasi Pengukuran
: ..
Stasiun
No
TT
Stand I
Stand II
Tabel 9
Beda Tinggi
Rata-rata
Jarak
(d)
BTB
BTM
BT
B
BTM
t 1
t 2
t1 t 2
2
r
e
k
Tinggi
TTK
et
s
i
2.140
__
P1
2.045
2.04
1
1.950
A
__
P2
B
__
P3
C
__
P4
D
+10.000
1.340
1.240
1.835 40.5
124
1.832
3
1.140
1.735
1.660
1.750 20 + 40=
1.560
1.550 60
1.350
1.970
1.420 20 + 20=
1.870
1.320 40
156
1552
186
1321
Px
0,210
0.209
0.210
0,310
0.309
0.310
0.240
0.241
0.341
1.220
+10.241
1.650 20 + 40=
__
+9.900
4
1.770
+10.210
2
1.460
1.450 60
1.250
1445
0.420
0.419
0.420
+10.661
117
4.
d P1 P2
39 m
d P2 P3
60 m
d P3 P4
39 m
d P4 Px
39 m
Pasang statif sesuai dengan tinggi si pengukur dan mengusahakan kepala statif sedatar
mungkin.
2.
Pasang pesawat diatas statif serta menguncinya dengan skrup di bawah kepala statif.
3.
Sambil melihat - melihat melalui lup centre point dua kaki statif diangkat dan sambil
menggerakkan hingga titik mendekati berada didalam lingkaran centre point,
kemudian kedua statif ditancapkan ketanah.
4.
Setel nivo kotak dengan menggunakan skrup penyetel datar atau skrup A, B, dan C
sehingga gelembung nivo berada di tengah-tengah lingkaran.
5.
Melihat kembali melalui centre point apakah titik keluar dari lingkaran centre point,
jika bergeser maka membuka kunci bagian pesawat atau skrup bawah kepala statif,
lalu menggeser pesawat hingga titik berada kembali dalam lingkaran centre point,
kemudian dengan menggunakan skrup A, B, C mengetengahkan nivo tabung.
6.
Sambil melihat kedalam teropong, memutar skrup okuler sehingga benang silang
tampak jelas.
7.
a.
Arahkan teropong kesuatu titik P, kemudian memutar skrup diafragma hingga target
tampak jelas.
b.
c.
Buka jendela cermin cahaya sambil melihat ke lup bacaan sudut dan kemudian
memutar mikrometer atau tromol sehingga garis strip pada skala harus benar-benar
118
ditengah dua strip dibawah angka menit, angka ini menunjukkan menit dalam
puluhan, sedangkan angka satuan menit dan detik dapat dibaca pada kotak kecil di
bawah skala derajat dan menit (puluhan). Untuk jelasnya, dapat di lihat pada gambar
pembacaan sudut dalam lup bacaan sudut pada halaman berikut. Hasil bacaan diatas
adalah bacaan biasa (posisi lop bacaan sudut disebelah kanan teropong).
d.
Untuk bacaan luar biasa, teropong dibalik dan diputar searah jarum jam dan arahkan
kembali ketitik P.
e.
Dengan menggunakan skrup penggerak halus horizontal dan penggerak halus vertikal
impitkan benang silang vertikal dengan target pada titik P.
f.
Dengan cara yang sama dengan pembacaan sudut biasa akan menghasilkan bacaan
luar biasa, dimana kedua bacaan berselisih 180 0 .
g.
Hasil bacaan rata-rata adalah : bacaan biasa di tambah dengan luar biasa, dikurangi
20 0 23'25"(200 0 23'40"180 0 )
2
= 20 0 23' 32,5"
Misal (2)
Bacaan biasa
225050'21"
Luar biasa
Bacaan rata-rata
81006'37"(3600 278053'30" )
2
90000'81006'33"
1) Bacaan biasa
Bacaan rata-rata
105047'22"(3600 254012'33" )
2
120
00
1.
810 06'37"
90 0
270 0
278053'30"
90 0
270 0
180 0
1800
Gambar 63A
Bacaan rata-rata
81006'37'(3600 278053'30" )
2
= 81 06 33,5
= < 90o 81o 06 33,5
Sudut lereng
00
2.
180
90
270 0
90 0
1050 47'22"
2700
Gambar 63B
254012'33"
180 0
Jenis tugas
Alat pengukuran
: Pesawat Theodolit TL 6 DE
Statif
Rol meter
Palu
Rambu ukur
Daftar pengukuran
Data board
Patok/paku
Keselamatan kerja :
1. Periksa alat-alat pengukuran sebelum dibawa ketempat pengukuran.
2. Periksa lokasi pengukuran dari keadaan/lalu lintas kendaraan agar tidak mengganggu
pengukuran.
3. Melakukan kerja sama yang baik dengan teman agar pengukurannya ketelitian.
4. Menyeberang jalan menunggu kendaraan/lalu lintas aman.
5. Lindungi pesawat theodelite dari sinar matahari.
6. Bersihkan alat-alat sebelum dikembalikan.
Langkah kerja
8. Balikkan teropong dan membidikan kembali ketitik P1 kemudian membaca sudut datar
bacaan luar biasa dan sudut vertikal luar biasa.
9. Setelah mengembalikan posisi teropong dengan mengimpitkan benang silang tengah
pada rambu yang sama dengan tinggi pesawat, (Ta=BT) atau boleh tidak sama tinggi
pesawat dengan benang tengah(TaBT) lalu membaca sudut vertikal (bacaan biasa),
dan kemudian membaca benang atas dan benang bawah (BA dan BB).
10. Gerakkan teropong dengan mengimpitkan benang silang tengah pada angka rambu
yang sama dengan tinggi pesawat, lalu membaca sudut vertikal (bacaan biasa), dan
kemudian membaca benang atas dan benang bawah.
11. Balikan teropong dan diputar searah jarum jam lalu membidikan kembali ketitik P 1
untuk membaca sudut datar dan vertikal luar biasa.
12. Dengan cara yang sama lakukan langkah kerja seperti di atas untuk titik-titik berikut,
hingga pengukuran berakhir.
Perhitungan dengan cara tachymetri :
BT
Inklinasi
B
BT
Inklinasi
dBA
dAB
Gambar 64
a.
Jarak miring :
b.
Sudut Zenith
c.
Jarak datar
d.
Beda tinggi
dm
Bila z0 5 0 dm
dAB
= dm cos 2 sin z0
1
sin 2 z0 +Ta - Bt atau
2
123
dm B-a
dm B-b
(BABB) x 100/1000
(30100190) x 100/1000
282,000
(BABB) x 100/1000
(18450755) x 100/1000
109 m
b.
Sudut Zenith
c.
Jarak datar : dh
d. Beda tinggi
= H
Kalau z0 > 5 0 dm
= dm cos 2 sin z0
1
sin 2 z0 +Ta-Bt
2
H = z x 2 = sin x 0,5 x dm = + Ta Bt
= 910 35 27x2=sin 0,5x282=+1,4-1,6
e.
= 60,000+(- 8,026)
= 51,974 m
: Menghitung X dan Y
pada titik a
pada titik b
Koord. Ya = Y + Y
pada titik b
= 246574,216 m
= 430526,000 + (-17,865)
= 430508,135 m
Titik a
Sudut H mk =340 38 15
1
ab sin
2
2. Dengan rumus
dimana
2. Cara koordinat
a bc
2
1
: L yi xi 1 xi yi 1
2
125
Contoh cara 1.
Contoh : a = 281,783 m ,b=108,968 m dan
= 210 48 39
1
L . a.b sin
2
1
.281,783.108,968. sin 21048'39"
L 2 5704,181 m2 ..dst
Kegiatan Belajar 4
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari setiap unit kegiatan belajar 3 ini, siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Cara Merawat Jenis - Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan.
2. Menjelaskan Cara Memeriksa Jenis - Jenis Peralatan Survei Dan Pemetaan
3. Mengelola hasil proses pengecekan kebenaran data pengukuran
b. Uraian Materi
1. Merawat jenis-jenis Peralatan Survei dan Pemetaan
Merawat dan memeriksa alat merupakan dua kegiatan yang tidak kalah pentingnya dari
membuat, memperbaiki dan menggunakannya.
Merawat alat dimaksudkan sebagai memelihara alat dengan tujuan :
a. Agar alat dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama
b. Agar alat dapat digunakan dengan lancar tidak terjadi hambatan, seperti
macet atau bagian tertentu lepas
c. Untuk mencegah terjadinya kerusakan, agar alat selalu dapat digunakan.
Dalam melakukan perawatan alat alangkah baiknya bila sekaligus dilakuka pemeriksaan
terhadap alat tersebut apakah masih laik atau tidak untuk digunakan. Dari hasil pemeriksaan
akan diketahui selain laik atau tidaknya untuk digunakan atau dioperasikan juga diketahui
perlunya melakukan perbaikan, agar kerusakan yang terjadi tidak lebih parah.
Beberapa kerusakan yang mengakibatkan tidak atau kurang laiknya dari beberapa alat, antara
126
Tabel. 5 Di bawah ini menjelaskan beberapa kerusakan dan atau kurang laiknya beberapa alat.
Dari hasil pemeriksaan akan diketahui selain layak atau tidaknya alat untuk digunakan
atau dioperasikan, juga diketahui perlunya dilakukan perbaikan agar kerusakan yang terjadi
tidak menjadi lebih parah.
Beberapa kerusakan yang mengakibatkan tidak atau kurang layaknya dari beberapa alat,
antara lain sebagai berikut :
Jenis Alat
Pita Ukur
Jenis Kerusakan
- Seluruh atau sebagian skala angkanya
sudah tidak terlihat jelas atau terhapus
- Ujungnya awal pita ukur/ meteran sudah
terputus, hingga awalnya tidak nol lagi
Kompas
Odometer
Klinometer
sehingga
bentuk
gelembung
pembidikan
rusak
atau
lingkaran
berskala/klinometernya rusak
127
Sipat Datar
sekrup
penyetel
focus
dan
Adapun pemeliharaan atau perawatan yang dilakukan terhadap alat alat di atas antara lain
seperti tersaji pada Tabel berikut.
Jenis Alat
Meteran Kain Linen
Jenis Perawatan
- Gulungan pada rolnya diatur serapih
mungkin
- Meminyaki alat pemutar rolnya
Meteran Baja
- Dibersihkan
Odometer
Klinometer
Sipat Datar
di
(dilemari
yang
tempat
diberi
yang
kering
lampu
agar
temperaturnya konstan)
- Meminyaki bagian gerakan horizontal,
sekrup
horizontal
Sipat Ruang/Theodolite
di
(dilemari
yang
tempat
diberi
yang
kering
lampu
agar
temperaturnya konstan)
- Meminyaki bagian gerakan horizontal dan
vetikal, sekrup-sekrup pemfokus dan
gerakan halus horizontal dan vertikal
7) Sipat Ruang
1.2. Bahan
1) Kain Lap
2) Air dan Ember
3) Minyak Kelapa/ Sawit
i. Sipat Ruang/Theodolite
- Usahakan selalu dalam keadaan bersih
- Bila terkena hujan segera dikeringkan
- Simpan di tempat yang kering (di lemari yang diberi lampu minimal 10
watt)
- Minyaki bagian gerakan horizontal dan vertikal, skrup-skrup
Penyetel fokus dan gerakan horizontal seta vertikal
b)
c)
Kompas
d)
Odometer
e)
Klinometer
f)
Penta Prisma
g)
h)
3.2 Bahan
a. Kain lap
b. Air dalam ember
c. Minyak kepala/sawit
3.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Bekerjalah dengan hati-hati
3.4. Langkah kerja :
1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Perhatikan dan catat yang perlu dari penjelasan Instruktur
3. Lakukan pemeriksaan dari alat berikut :
a. Pita Ukur/ Meteran kain
1. Kerapihan gulungannya
2. Pemutar rolnya
3. Angka awal nolnya dan angka-angka lainnya
131
alat
pemeriksaan terhadap alat tersebut apakah masih laik atau tidak untuk digunakan. Dari
hasil pemeriksaan akan diketahui selain laik atau tidaknya untuk digunakan atau
dioperasikan juga diketahui perlunya melakukan perbaikan, agar kerusakan yang terjadi
tidak lebih parah.
Pesawat sipat datar dikatakan sempurna bila memenuhi 3 syarat, kalau pesawat sipat
ruang harus memenuhi 4 syarat,
d. Tugas
Lakukan pemeriksaan terhadap pesawat sipat datar yang ada di sekolah Anda, kemudin
simpulkan hasilnya apakah pesawat sipat datarnya memenuhi 3 syarat yang telah
ditentukan?
e. Tes Formatif
1. Tuliskan masing-masing 2 alasan perlunya melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
Alat !
2. Tuliskan 2 komponen meteran yang paling perlu diperiksa !
3. Tuliskan masing-masing 3 komponen utama yang perlu diperiksa dari alat ukur sipat
datar dan theodolite !
4. Tuliskan 2 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan alat !
f. Kunci Jawaban :
1. Pemeriksaan dan perawatan alat diperlukan dengan tujuan :
a. alat dapat berfungsi atau dipakai dalam jangka waktu yang lama
b. terhindar dari gangguan pada saat melakukan akibat alat macet
c. menghindari kerusakan yang berkelanjutan/lebih parah
2. (1) Pita ukurnya
(2) Penggulung meterannya
3. 3 Komponen sipat datar yang perlu dipelihara :
- Sumbu kesatu agar gerakannya tetap lancar
- Lensanya tidak jamuran
- Sekrup sekrup gerakan halus dan sekrup penyetel focus
4. 3 Komponen sipat ruang yang perlu dipelihara :
- Sumbu kesatu agar gerakannya tetap lancer
- Sumbu kedua agar gerakannya tetap lancar
- Lensanya tidak jamuran
- Sekrup sekrup gerakan halus dan sekrup penyetel focus
135
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Nawawi, Ir.,MS TIM Program Keahlian Mekanisme Pertanian 2001, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta
136