Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Radiografi ialah penggunaan sinar pengionan (sinar X, sinar gamma)
untuk membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya
digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh
manusia. Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiograf.
Radiografi

lazim

digunakan

pada

berbagai

bidang,

terutama pengobatan dan industri.


Sinar X yang dihasilkan untuk mendapatkan radiograf terbentuk didalam
pesawat sinar X oleh penemuan Wilhelm Cundrad Rooentgen pada tanggal 8
november 1895. Adapun pesawat yang sering digunakan yaitu pesawat
konventional (non charging). Pesawat sistem changer, dan sekarang karena
semakin canggihnya teknologi pesawat sinar X pun didigitalisasi yang dikenal
dengan sebutan CR (Computer Radiografi).
B.

RUMUSAN MASALAH
1.

Apakah yang dimaksud dengan Computer Radiography?

2.

Apa sajakah komponen-komponen Computer Radiography?

3.

Bagaimana prinsip kerja Computer Radiography?

4.

Apakah kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography?

5.

Apakah perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat


konvensional?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


1)

Menjelaskan defenisi Computer Radiography.

2)

Menyebutkan

dan

menjelaskan

komponen-komponen

Computer

Radiography.
3)

Menjelaskan prinsip kerja Computer Radiography.

4)

Menyebutkan kelebihan dan keterbatasan Computer Radiography.

5)

Menjelaskan perbedaan antara Computer Radiography dengan pesawat


konvensional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI COMPUTER RADIOGRAPHY


Computer Radiography (CR) merupakan suatu sistem atau proses untuk
mengubah sistem analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi.
Computer Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan
imaging

plate

untuk

akusisi

data

gambar

X-Ray

(Ballinger,

1999). Merupakan teknologi digital yang mendukung pengembangan komputer


berbasis sistem informasi dan prosessing. Radiograf yang dihasilkan CR akan
terformat dalam bentuk digital sehingga dapat dimanipulasi untuk mendapatkan
hasil yang maksimal (Ballinger, 1999).
Computed radiography adalah proses merubah system analog pada
konvensional radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1).
Pada sistem Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital
pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging
Plate dengan menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal
ditangkap oleh Photo Multiplier Tube (PMT ) kemudian cahaya tersebut
digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik
yang akan di konversi kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC).
Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara fil
radiografi dan screen, akan tetapi pada komputer radiografi menggunakan imaging
plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen
konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada
imaging plate berfungsi untuk menyimpan energi sinar x kedalam photo stimulable
phospor (PSP) dan menyampaikan informasi gambar ke dalam bentuk data digital.

B.

KOMPONEN-KOMPONEN COMPUTER RADIOGRAPHY


1. KASET
Kaset pada Computed Radiography terbuat dari carbon fiber

dan

bagian belakang terbuat dari almunium, kaset ini berfungsi sebagaii pelindung
dari Imaging Plate. Phospor screen (IS) pada kaset analog berfungsi mengubah
sinar-x menjadi sinar tampak (gadolinium oxysulfide atau lanthanum oxybromide).
Kaset CR hanya berisi plate yang dilapisi phospor / storage phospor screens
(barium fluorohalide), bentuknya seperti IS namun tanpa film sehingga dapat
dipakai berulang-ulang.
Cara kerja kaset CR :
Storage phospor screen di ekspose seperti biasa.
Phospor menyerap radiasi pada derajat yang berbeda-beda tergantung

pada area anatomikalnya.


Phospor di isi oleh radiasi, besar nya isian tersebut tergantung kepada

besarnya energi sinar-x yang diserap.


Isian ini bertahan dalam materi phospor sampai dihapus.
Jenis-jenis kaset CR :
a. Kaset General Purpose
Terdiri dari jenis rigid screen dan flexible screen dipakai untuk
radiografi konvensional memori terpakai 9 - 15 MB / Image terutama
untuk aplikasi CHEST pada MCU masal, rata" foto thorax berkapasitas
10 MB / Image Rigid Screen = tidak terjadi kontak mekanikal phospor,
berusia pakai lebih lama dibanding dengan fleksibel screen, yang di
transport oleh roller memakai single atau double phospor layer resolusi
sekitar 70 - 115 micron ukuran nya bervariasi : 15 x 30 cm , 18 x 24
cm, 24 x 30 cm, 35 x 35 cm, dan 35 x 43 cm

b. Kaset Panjang (Long Lenght/Full Spine)

Dipakai pada radiografi pada tulang panjang. Pada kasus


chiropratic untuk melihat tulang, studi scoliosis, dan koreksi operasi.
Ukuran yang dipakai 35x84 cm (portable), 43x129 cm, atau
sambungan dari 4 kaset berukuran 35x43 cm (wallfixed). Memerlukan
software khusus untuk menyatukan gambar.
c. Kaset Resolusi Tinggi( HR/EHR) :
2. IMAGING PLATE
IP merupakan komponen utama pada sistem CR yang berfungsi
menyimpan energi sinar x, imaging plate terbuat dari bahanPhotostimulabel
phosphor. Dengan menggunakan Imaging Platememungkinkan proses gambar
pada sistem komputer radiografi untuk melakukan berbagai modifikasi.
Imaging Plate (IP) merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan
sinar-X, terdiri dari lapisan fosfor dan lapisan pendukung. IP digunakan dengan
cara recording dibaca oleh sinar laser dan dihapus untuk dipakai kembali. Dalam
penggunaanya IP berada di dalam kaset datar dengan berbagai ukuran.
a)

Lapisan IP terdiri dari :

Lapisan Pelindung (protective layer)


Lapisan ini berfungsi untuk melindungi IP dari benturan (Ballinger, 2003),
kerusakan saat proseshandling dan transfer seperti goresan, kontraksi,

pecah akibat temperatur dan kelembaban


Lapisan Fosfor (phospor layer)
Lapisan yang paling aktif dalam IP. Lapisan fosfor IP adalah lapisan
kristal Europium-doped
atau Photostimulable

Barium
Phospor.

Saat

Fluorohalide (BaFX;Eu2+)
menumbuk

kristal

ini,

BaFX;Eu2+ berubah menjadi bentuk semistabil. Distribusi molekul


semistabil ini membentuk gambar laten (Ballinger, 2003). Standar resolusi
spatial dari IP kira-kira 2,5 lp/mm yang terdiri dari 150 nm lapisan

BaFX;Eu2+ (Greene, 1992).


Reflective layer

Terdiri dari partikel yang dapat memantulkan cahaya.


Conduktive layer
Terdiri dari Kristal konduktif yang berfungsi untuk menguarangi masalah
yang disebabkan oleh electrostati. Selain itu ia juga mempunyai
kemampuan untuk menyerap cahaya dan dengan demikian hal tersebut

dapat meningkatkan ketajaman gambar.


Support layer
Mempunyai struktur dan dungsi yang sama seperti yang ada pada

intensifying screen.
Backing layer
Lapisan soft polimer untuk melindungi imaging plate selam proses

pembacaan di dalam image reader.


Bar code label
Digunakan untuk membrikan nomor seri dan untuk mengidentifikasi
imaging plate tertentu yang kemudian dapat dihubungkan dengan pasien.

b)

Peran Imaging Plate


IP mempunyai peran yang sama seperti intensifying screen dan
ditempatkan pada kaset yang mirip dengan kaset radiografi konvensional.
Sensitifitas IP kira-kira sama dengan kombinasi film-screen yang memiliki
speed 200 (Bushong, 2001).
Pada proses loading dan unloading IP, pada CR reader harus diminyaki dan
dibersihkan dengan rutin. IP harus dijaga dari kotoran dan debu untuk
menghindari artefak pada gambar akhir yang dapat mengganggu gambaran
patologi. IP harus diperiksa dari kerutan atau retakan setiap bulannya.
Karena goresan, kerutan atau retakan dapat menyebabkan artefak pada
gambar yang dapat menimbulkan gambaran seperti patologi, misalnya
gambaran fraktur maupun pnemothorak (Papp, 2006).
Pembacaan gambar laten yang tersimpan dalam IP dilakukan oleh
laser optoelectronik helium neon (He-Ne), 632,8 nm yang terdapat dalam
IP reader (Greene, 1992). Kecepatan eksposi laser sekitar 14 mikrosekon per
pixel (10 pixel/mm), sehingga waktu total untuk scan gambar adalah 1
menit. Emisi cahaya (309 nm) dari IP dikumpulkan optic fiber dan ditransfer

ke photo multiplier tube (PMT) (Huang, 1999), yang sensitive terhadap


cahaya biru (Carlton, 2001).
PMT mengubah cahaya tampak ke dalam bentuk sinyal analog.
Sinyal analog tersebut diubah dalam bentuk digital sebelum ditampilkan di
komputer oleh Analog Digital Converter (ADC) (Carlton, 2001).
Gambar laten yang tersimpan dalam IP dapat disimpan dalam waktu yang
agak lama setelah dieksposi. Emisi cahaya dari gambar laten menurun
sebanyak 25% setelah 8 jam. Setelah IP discan untuk memperoleh gambar,
maka gambar laten dapat dihapus dengan mengeksposi IP dengan cahaya
tampak dalam jumlah yang besar untuk penggunaan selanjutnya. Untuk
meminimalisasi fenomena noise, IP harus segera dihapus setelah dieksposi
(Greene, 1992).
c)

Proses Pembentukan Gambar pada IP

Exposure
Imaging plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan
menyimpan bayangan laten, terdiri dari lapisan phosphor dan lapisan
pendukung. Imaging plate biasanya digunakan dengan ditempatkan
ke dalam kaset imaging plate setelah itu kita lakukan eksposi dengan
menggunakan sinar x. Sinar x yang menembus obyek akan
mengalami atenulasi sehingga enersi dari sinar x tersebur ditangkap
oleh imaging plate dalam bentuk data digital.
Fungsi imaging plate sebagai penangkap gambar dari pasien
yang dieksposi seperti pada film konvensional. Struktur Imaging
Plate terdiri dari; Protective Layer,Phosphor Layer, Suporting Layer,

Backing Layer,Bar Code Layer.


Stimulate
Stimulate Merupakan alat pengolah dari gambaran laten pada
imaging plate menjadi data digital. Gambaran laten pada Imaging
plate dibaca dengan laser scanner, setelah diubah menjadi data dapat
diolah dengan bantuan komputer untuk memberikan data baik

tentang pasien maupun segi teknis. Dengan image reader


memungkinkan mendapatkan gambaran dalam waktu yang singkat,
dibuat untuk mendapatkan image yang stabil dan berkualitas serta
untuk meminimal radiasi yang dikeluarkan.
Bayanggan tersebut kemudian distimulasi dengan Photo
Stimulable Phosphor (PSP) yang fungsinya untuk mengubah

bayangan laten pada IP menjadi cahaya tampak.


Read
Dengan menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di
tangkap dan digandakan serta diperkuat intensitasnya kemudian
diubah

menjadi

sinyal

elektrik.

kemudian

sinyal-sinyal

ini

direkonstruksikan menjadi sebuah gambaran yang dapat dilihat oleh

layar monitor.
Erasure
Setelah proses pembacaan seselai, data gambar pada imaging plate
secara otomatis akan dihapus oleh Intense Light sehingga imaging
plate dapat digunakan kembali.

3. IMAGE READER (SCANNER)


Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah gambar yang
diperoleh dari Image plate. Semakin besar kapasitas memorinya maka semakin
cepat waktu yang diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan
mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang diperlukan untuk
membaca imaging plate pada image reader yaitu selama 64 detik.
Selain tempat dalam proses pembacaan, Image reader mempunyai peranan yang
sangat penting juga dalam proses pengolahan gambar, sistem transportasi Image
plate serta penghapusan data yang ada di Image plate. Image reader sudah
dilengkapi dengan monitor yang berfungsi untuk menampilkan gambar yang sudah
di baca oleh Image reader disebut dengan image console.
Cara kerja scanner :

a)

Kaset yang akan dibaca ditandai dengan barcode terlebih dahulu agar sesuai
dengan pasien dan pemeriksaan.

b)

Di dalamnya terdapat rektor laser (optical), dengan bantuan sinar laser untuk
merangsang aktifasi phospor (stimulate) dan deteltor (PMT) untuk
menangkap emisi phospor sebagai informasi yang akan diolah menjadi data.

c)

Data tersebut diolah dan divisualisasikan dalam format digital

d)

Setelah selesai proses scan, informasi yang ada pada plate kemudian dihapus
dengan memaparkan sinar intensitas tinggi supaya plate bisa dipergunakan
kembali.

e)

Seluruh sistem itu digerakkan secara motorik/mekanik.


Scanning dilakukan selama 20 ms/garis, sinyal yang diterima PMT masih

berwujud analog lalu didigitalisasi oleh digitizer.

4. IMAGE CONSOLE
Console pada CR adalah perangkat keras dan lunak seperti halnya
perangkat komputer di rumah atau yang biasa kita sebut sebagai Personal
Computer (PC) yang terdiri dari :

Monitor
CPU
Cassette ID Scanner-Barcode reader
DICOM store/server
Pada perangkat lunaknya memilki bermacam pilihan sesuai dengan

kebutuhan CR seperti mamografi, longlenght image, Enchancement, dsb.


Semakin lengkap fitur yang dimiliki CR, semakin mahal juga harga dari CR
tersebut. Sedangkan DICOM (Digital Imaging and Communication on Medicine)

10

adalah sistem penyimpanan image dalam kapasitas medis yang memerlukan


ketelitian sehingga kapasitasnya besar (MB/Image)
Image console berfungsi sebagai media pengolahan data, berupa
computer khusus untuk medical imaging dengan touch screen monitor. Image
console dilengkapi oleh bebagai macam menu yang menunjang dalam proses
editing dan pengolahan gambar sesuai dengan anatomi tubuh, seperti kondisi
hasil gambaran organ tubuh, kondisi tulang dan kondisi soft tissue.
Terdapat menu yang sangat diperlukan dalam teknik radiofotografi yaitu kita bisa
mempertinggi atau mengurangi densitas, ketajaman, kontras dan detail dari suatu
gambaran radiografi yang diperoleh.
Fungsi console :

Memasukkan data pasien


Menentukan alur kerja radiologi
Mengolah data dan image pasien sesuai dengan jenis pemeriksaannya
Melakukan quality control image sebelum didistribusikan
Melakukan pendistribusian image untuk pencetakan image, pada printer,
kepentingan back up, CD/DVD, untuk share ke RIS/HIS

5. IMAGE RECORDER
Image recorder mempunyai fungsi sebagai proses akhir dari suatu
pemeriksaan yaitu media pencetakan hasil gambaran yang sudah diproses dari
awal penangkapan sinar-X oleh image plate kemudian di baca oleh image reader
dan diolah oleh image console terus dikirim ke image recorder untuk dilakukan
proses output dapat berupa media compact disc sebagai media penyimpanan.atau
dengan printer laser yang berupa laser imaging film.
Ada beberapa istilah untuk menyebutkan alat ini, antara lain laser
imager, film processor, image recorder, dan laser printer. Merupakan alat
pengolah gambar dan memprosesnya di atas film. Laser printer dilengkapi
dengan multi formater main features yang memungkinkan untuk memformat
gambar dan mengolah gambar lebih tajam dan fungsi-fungsi yang terus

11

berkembang. Dapat juga mengolah radiograf dengan kecepatan tinggi dan


kualitas yang bagus serta stabil.
Film yang digunakan adalah photothermographic yang tidak menggunakan
butiran perak halida, namun butiran perak behenate (AgC22H43O2). Film yang
telah dieksposi kemudian discan dengan laser. Setelah dilaser, film dipanaskan
pada temperatur 1200 C selama 24 detik untuk memproses gambar (Papp, 2006).
C. PRINSIP KERJA COMPUTER RADIOGRAPHY
a.

Pembacaan Bayangan Pada Imaging Plate


IP dieksposi dengan sinar-X, maka akan menghasilkan gambar laten
pada IP. IP yang telah dieksposi ini dimasukkan dalam slot pada IP reader
device yang akan memindahkan IP. IP kemudian discan dengan helium-neon
laser (emisi cahaya merah dengan panjang gelombang 633 nm) sehingga kristal
pada IP menghasilkan cahaya biru-violet (panjang gelombang 390-400 nm).
Cahaya ini kemudian dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui analog
digital converter (ADC) ke komputer untuk diproses. Setelah gambar diperoleh,
IP ditransfer ke bagian lain dari IP reader device untuk menghapus sisa-sisa
gambar agar IP dapat digunakan kembali (Papp, 2006).

b. Tampilan Gambar Pada CR


Tampilan citra pada dasarnya merupakan hasil respon frekuensi spasial
dan proses gradasi. Respon frekuensi spasial mengontrol kontras antara dua
struktur pada densitas yang berbeda. Proses gradasi mengontrol range densitas
yang digunakan untuk menampilkan struktur pada gambar, ini sama
denganwindows

setting yang

digunakan

pada

tampilan Computed

Tomography (CT Scan). Dua karakteristik yang berbeda, kontras dan densitas
dioptimalkan dengan digital image processor untuk bagian anatomi spesifik yang
dipelajari (Ballinger, 2003).
Jika gambar ditampilkan dalam monitor, maka karakteristik gambar dapat
diatur (dimagnifikasi, dirotasi, dibalik) oleh pengguna untuk mendapat hasil yang

12

terbaik (Ballinger, 2003). Fungsi ini dilakukan oleh komponen yang


disebut workstation. Workstation terdiri dari konsul komputer di mana gambar
dapat dimanipulasi setelah data dimasukkan dalam memori komputer.
Fungsi workstation antara lain (Papp, 2006) :

Meningkatkan gradasi atau kontras gambar.


Meningkatkan frekuensi spasial (recorded detail). Pengaturan ini dapat

meningkatkan resolusi spasial atas meningkatnya noise dan artefak.


Mengeliminasi pixel-pexel hitam dan putih yang memiliki kontribusi

kecil terhadap informasi diagnostik


Subtraksi gambar dengan menghapus struktur tulang atau mengurangi

efek hamburan untuk meningkatkan kontras gambar.


Magnifikasi gambar
Menampakkan daerah Region of Intereset (ROI).
Sebagai analisa statistik, yang menghitung area permukaan dan

mengestimasi volume atau mengubah densitas gambar.


Subtraksi energi pada radiografi thoraks dengan mengurangi struktur
tulang untuk mendapatkan gambaran paru dan jaringan lunak.
Karena gambar CR dalam bentuk digital, maka gambar primer yang
dihasilkan dapat dimanipulasi untuk menekan fitur-fitur yang bervariasi
untuk menampakkan struktur yang lebih spesifik. Gambar yang
ditampilkan atau dicetak sedapat mungkin sesuai dengan ukuran yang
sebenarnya (Greene, 1992).

D. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN COMPUTER RADIOGRAPHY


a. Kelebihan CR
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
radiografi konvensial, antara lain :

Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor

teknis.
Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas
dibandingkan emulsi film radiografi.

13

Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak

ditampilkan dalam hard copy).


Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun
penyimpanan elektronik. ( Papp, 2006).

b)

Keterbatasan CR

Keterbatasan dari Computed Radiography antara lain :

Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan software

untuk workstation.
Resolusi spatial rendah.
Pasien potensial untuk menerima radiasi yang overexposed. Computed
Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure, sehingga
radiografer terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang

baik. ( Papp, 2006).


E.

PERBEDAAN ANTARA RADIOLOGI KONVENSIONAL DENGAN

COMPUTER RADIOGRAPHY.
1. RADIOLOGI KONVENSIONAL.
Pemeriksaan konvensional tanpa kontras, yaitu pemeriksaan sederhana
menggunakan sinar-x.

Konvensional disebut juga automatic processing

merupakan cara pemrosesan film secara konvensional dangan alat yang


memerlukan

langkah

langakh

dalam

pencucian

film

Film Developing Rinsing Fixing Washing Drying.


Pada Proses radiografi konvensional

Harus menunggu beberapa waktu untuk mencetak film


Harus menunggu lagi untuk mengirimkan film kepada dokter
Menunggu hasil expertise kepada dokter penunjuk
Waktu tunggu menjadi lama
Dalam situasi darurat tidak dapat langsung membaca film

yakni

14

Biaya yang cukup besar untuk pembuatan film, bahan kimia, jasa

pengiriman, ruang penyimpanan


Adanya limbah
2. COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
Computed radiography adalah proses merubah sistem analog pada radiologi
konvensional menjadi radiografi digital.
1. KOMPONEN COMPUTED RADIOGRAPHY (CR)
Kaset
Imaging plate
Image Reader
Image Console
Image Recorder
Pada Proses Computed Radiography

Hasil foto dapat di simpan dalam bentuk file.


Tidak menggunakan processing film seperti developer dan fixer.
Tidak memerlukan kamar gelap, karena kaset sudah di lengkapi

image plate.
Foto dapat di edit sebelum di cetak
waktu processing lebih cepat
kerusakan film karena terbakar bisa di hindari
mengurangi dari jumlah reject film.

Anda mungkin juga menyukai