Sari Pustaka Korelasi Aritmia Dan Stroke Non Hemoragik
Sari Pustaka Korelasi Aritmia Dan Stroke Non Hemoragik
Disusun oleh:
William Bramero Advento (1161050163)
Nadia Salima Vityarini (1161050175)
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
William Bramero Advento (1161050163)
Nadia Salima Vitriyani (1161050175)
Telah diterima dan disetujui oleh dr. Frits R.W. Suling Sp.JP (K), FIHA, FAsCC
selaku pembimbing
ABSTRACT
Arrhythmia is one of cardiovascular disease. Arrhythmias are disorders or loss of a regular
rhythm, this disorder can be a disorder on frequency, regularity or place of origin of the
impulse or the activation sequence. The term includes regular rhythm abnormalities,
irregular rhythm, and the loss of rhythm. It can facilitate the occurrence of thrombus that will
be carried by the flow of blood and clog the blood vessels of the brain. Thrombus can
immediately occur in areas of the brain vascularization. This can lead to stroke non
haemorrhagic, a type of stroke caused by blockage of blood flow to the brain.
Keywords: Arrhythmia, Non Haemorrhagic Stroke
ABSTRAK
Aritmia merupakan salah satu penyakit kardiovaskular. Aritmia adalah gangguan atau
hilangnya irama yang teratur, gangguan ini dapat merupakan kelainan frekuensi,
keteraturan atau tempat asal impuls atau sekuens aktivasi. Istilah ini mencakup irama
reguler abnormal, irama ireguler, dan hilangnya irama. Hal tersebut dapat mempermudah
terjadinya thrombus yang akan terbawa aliran darah lalu menyumbat pembuluh darah otak.
Thrombus dapat langsung terjadi pada daerah vaskularisasi otak. Hal tersebut dapat
mengakibatkan stroke nonhemoragik, salah satu jenis stroke yang terjadi akibat
tersumbatnya aliran darah ke otak.
Kata kunci: Aritmia, Stroke Non Hemoragik
BAB I
PENDAHULUAN
stroke mengalami kecacatan yang memberat. Angka kematian berkisar antara 15-27% pada
semua kelompok usia.5
Salah satu jenis stroke adalah stroke non hemoragik yang terjadi akibat sumbatan pada
pembuluh darah otak yang bisa terjadi akibat aterosklerosis, thrombus, atau emboli.
Aterosklerosis dan thrombus dapat langsung terjadi pada daerah vaskularisasi otak. Namun
emboli dapat bersumber dari thrombus yang lepas dari lesi pembuluh darah pada organ lain.
Emboli yang terbentuk akan terbawa aliran darah lalu menyumbat pembuluh darah otak.
Emboli dapat bersumber dari lesi pada pembuluh darah mana saja serta dapat terjadi akibat
aritmia jantung.5
I.2. Rumusan masalah
Korelasi aritmia dan stroke non hemoragik.
I.3. Tujuan
1
2
3
4
5
Mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi sistem hantaran impuls jantung
Mengetahui dan memahami aritmia jantung
Mengetahui dan memahami stroke non hemoragik
Mengetahui dan memahami korelasi aritmia dan stroke non hemoragik
Mengetahui dan memahami tata laksana aritmia dengan stroke non hemoragik
I.4. Metode
Sari pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
superior. Sinyal listrik kemudian disebarkan ke seluruh atrium melalui nodus interatrial
(anterior, media, dan posterior) dan ke atrium kiri melalui bachmanns bundle.2
2
Suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk keseptum antar
ventrikel. Disini berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun
menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik
kearah atrium di sepanjang dinding luar.2
4
Serat Purkinje
Serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas HIS dan menyebar ke seluruh
miokardium ventrikel.2
sinus aritmia.
Frekuensi < 60x/menit (sinus bradikardia) atau > 100x/menit (sinus
takikardia).
Terdapatnya hambatan impuls supra atau intra ventricular.
Klasifikasi aritmia dapat pula ditentukan oleh kecepatan hantaran impuls melalui
berkas pengantar seperti berkas His dan percabangannya (Bundle Branch), yang bisa
mendapat berbagai bentuk hambatan dari parsial sampai total (komplit).10
II.2.2 Mekanisme terjadinya aritmia
Dalam jantung terdapat sel-sel yang mempunyai automatisitas, artinya dapat dengan
sendirinya secara teratur melepaskan rangsang (impuls). Sel-sel ini setelah repolarisasi fase 1,
2, dan 3 akan masuk ke fase 4 yang secara spontan perlahan-lahan akan mengalami
depolarisasi, dan apabila telah melewati ambang batasnya akan timbullah impuls. Impuls ini
akan merangsan sel-sel sekitarnya, selanjutnya disebarkan ke seluruh jantung sehingga
menghasilkan denyut jantung spontan.10
Kelompok-kelompok sel yang mempunyai automtisitas, misalnya terdapat pada nodus
SA, kelompok sel-sel yang terdapat pada atrium dan ventrikel, AV junction, sepanjang berkas
(bundle) His dan lain-lain. Pada keadaan normal yang paling dominan adalah yang berada di
nodus SA. Bila ia mengalami depresi dan tak dapat mengeluarkan impuls pada waktunya,
maka fokus yang berada di tempat lain akan mengambil alih pembentukan impuls sehingga
terjadilah irama jantung yang yang baru yang dikatakan sebagai aritmia.10
Maka dapat disimpulkan bahwa aritmia bisa timbul melalui mekanisme berikut:10
a
mempengaruhi HR.
Nodus SA mengalami depresi sehingga fokus irama jantung diambil alih
c
d
block).
Terjadi hambatan perjalanan impuls sesudah keluar nodus SA, misalnya di
daerah atrium, berkas His, ventrikel dan lain-lain.
Terjadinya peningkatan frekuensi fokus lainnya dapat timbul dengan berbagai cara:10
SA.
Timbulnya reentry takikardia di salah satu tempat penghantar baik supra
atau ventricular karena timbulnya hambatan parsial ataupun komplit, uni
atau bi direksional, maupun hambatan masuknya impuls (entrance block)
setempat.
Selain reentry tachycardia dan berbagai derajat blok AV seperti telah
disebutkan, hambatan yang timbul pada penghantar dapat menjadi dasar
terjadinya berbagai aritmia, seperti bundle branch block (BBB).
jaringan-jaringan
abnormal/degenerative
dalam
jantung
seperti
Berbagai etiologi ini dapat saling memberatkan, artinya bila telah ada hipertrofi otot
jantung misalnya, kemudian timbul pula iskemia dan gangguan balance elektrolit maka
aritmia akan lebih mudah timbul, sedangkan mengontrolnya lebih susah pula.10
1
Klasifikasi aritmia
Dari mekanisme terjadinya irama jantung dan aritmia maka dapatlah kita buat
Tachycardia).
Ekstrasistol atrial yaitu bila denyut dari Atrial tersebut hanya datang satu
II.4.
Stroke non hemoragik terjadi karena adanya oklusi pembuluh darah yang membuat
jaringan otak menjadi iskemik lalu bisa menjadi nekrosis. Penyebabnya antara lain
aterosklerosis, thrombus, dan emboli. Aritmia jantung dapat menyumbang emboli pada
proses perjalanan penyakit pada stroke non hemoragik. Emboli tersebut terbentuk dari
thrombus yang terbentuk dari manifestasi aritmia.11
Pada proses pembentukan thrombus ada tiga faktor yang saling memengaruhi yang
disebut trias Virchow. Trias tersebut adalah jejas endotel, stasis atau turbulensi aliran darah,
ddan hiperkoagulabilitas darah.11
pengenceran faktor pembekuan yang teraktivasi oleh darah yang terus mengalir, menunda
aliran masuk inhibitor factor pembekuan dan memungkinkan pembentukan thrombus. Juga
meningkatkan aktivasi sel endotel yang bisa membentuk trombosit lokal, perlekatan leukosit,
dan efek sel endotel lain.11
Thrombus yang terbentuk tersebut dapat lepas lalu menjadi emboli yang terbawa pada
aliran darah. Lokasi emboli tersebut paling lazim adalah (dari yang paling besar) a. coronaria,
a. cerebri, dan a. femoralis. Kejadian oklusi pembuluh darah otak 80% pada a. cerebri dan
20% pada a. vertebrae. Oklusi tersebut selanjutnya memberikan manifestasi klinis sesuai
bagian jaringan otak yang mengalami iskemia atau nekrosis.11
Hiperkoabilitas dapat memperparah kejadian. Hal ini mempermudah terjadinya stasis
atau turbulensi aliran darah dan mempercepat tejadinya thrombus.12
endocarditis merupakan penyebab dari katup. Myxoma ventrikel kiri, myocardium infark
anterior, dan cardiomyopathy yang semakin besar adalah etiologi dari ventrikel.13
Pada gambar 4. dapat dilihat penyebab paling sering adalah fibrilasi atrium, yang juga
merupakan salah satu jenis aritmia. Jenis aritmia lain yang dapat membuat emboli adalah
atrial flutter. Fibrilasi atrium menjadi momok karena terjadi tiga faktor thrombus yang
dikatakan Virchow terjadi bersamaan. Appendix atrium kiri juga memperparah keadaan.14
Appendix atrium kiri merupakan ruangan kecil yang terbentuk saat masa embrio.
Adanya appendix ini membuat statis aliran darah semakin mudah. Pada orang normal saja
bisa terbentuk thrombus pada bagian ini. Sementara pada orang dengan aritmia proses
pembentukan thrombus akan semakin mudah.14
Etiologi lain stroke non hemoragik akibat emboli dari jantung juga dapat
menyebabkan aritmia. Namun penyebab emboli bukan aritmia melainkan manifestasi cedera
pada jantung.14
Alur patofisiologi stroke non hemoragik karena aritmia:
Aritmi
a
Anatomi
Trias Virchow
-
Jejas endotel
Stasis aliran darah
Hiperkoagulabilitas
darah
Left
Stroke
Atrium
Appenda
ge
(Appendi
Sumbat pembuluh
darah otak
Emboli
lepas
Trombus
Tak ada gold standard untuk mendiagnosis pasien stroke non hemoragik akibat emboli yang
berasal dari jantung. Adanya potensi besar emboli dari jantung masih menjadi acuan
diagnosis klinis.15
II.6.
Penatalaksanaan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penatalaksanaan aritmia adalah pencegahan kejadian
tromboemboli, mengatasi simptom terkait aritmia, tata laksana optimal terhadap penyakit
kardiovaskular yang menyertai, mengontorol laju jantung, dan memperbaiki gangguan
irama.10
Pengembalian ke irama sinus pada aritmiaakan mengurangi gejala, memperbaiki
hemodinamik, meningkatkan kemampuan latihan, mencegah komplikasi tromboemboli,
mencegah kardiomiopati, mencegah remodeling elektroanatomi, dan memperbaiki fungsi
atrium.10
DAFTAR PUSTAKA
1
Go AS, Mozaffarian D, Roger VL, Benjamin EJ, Berry JD, Blaha MJ, et al. Heart
disease and stroke statistics. The American Heart Association Circulation. 2014: 140.
Mendis S, Puska P, Norrving B. Global Atlas on Cardiovascular Disease Prevention
rrhythmia/About-Arrhythmia_UCM_002010_Article.jsp.
Arifputera Andy, Tanto C, Anindhita T. Kapita Selekta Kedokteran, 4thed, Vol. 2.
Wilkins,1989:20-44
Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Ed.6. Jakarta: Penerbit Buku
Watch. 2011:4-8
10 Sudoyo, Aru W.dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi V. Jakarta:
Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
11 Schneck Michael J. Overview Cardioembolic Stroke. Medscape 2015, January 20.
Available from URL: http://emedicine.medscape.com/article/1160370overview#showall. Diakses 30 Mei 2016.
12 Kumar V, Cotran RS. Buku Ajar Patologi, 7thed, Vol. 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 2007.
13 Lin Mei-Shu, Chang Nen-Chung, Lee Tsung-Ming. New Advances In The Diagnosis
And Management of Cardioembolic Stroke. Acta Caardiol Sin 2005; 21:1-12.
14 Al-Saady NM, Obel OA, Cam AJ. Left Atrial Appendage: Structure, Function, And
Role In Thromboembolism. Available from http://heart.bmj.com. Diakses 30 Mei
2016.
15 Arboix A, Alio J. Cardioembolic Stroke: Clinical Features, Spesific Cardiac
Disorders, and Prognosis. Current Cardiology Review 2010, 6, 150-161.