Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan,
baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam
perjanjian. Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan
tanpa diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat
diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama
hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung
dan tertanggung. Penanggung dengan menerima premi memberikan
pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk sebagai
penikmatnya.
2.Permasalahan
Adapun permasalahan dalam tulisan ini, adalah:
a. Apa pengertian dari asuransi Jiwa dan pengaturannya?
b. Apa manfaat dari Asuransi Jiwa?
2. PEMBAHASAN
1. Pengertian Asuransi Jiwa
a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih
lengkap jika dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246
KUHD. Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun
1992:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup
2 (dua) jenis asuransi, yaitu:
a. Asuransi kerugian (loss insurance), dapat diketahul dan rumusan:

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,


kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang dmarapkan, atau tanggung jawab
hukuin kepada pihak ket/ga yang rnungkin ahan diderita oleh terlanggung.
b. Ansuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi
sosial, dapat diketahui dari rumusan:
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan diarahkan
pada jenis asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1992 di persempit hanya melingkupi jenis asuransi jiwa, maka urusannya
adalah:
Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana
pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima
premi untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.
Definisi inilah yang akan dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa
selanjutnya.
Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam
Ordonantie op het Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun
1941). Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1) huruf Ordonansi tersebut:
Ovoroenkomstem van levensvorzekering de overeenkomsten tot het doon van
geldelijke uitkeringen, tegen genot van premie en in verband met het leven of
den dood van den menschs. Overeenkomsten van herverzekering daaronder
begrepen, met dien verstande, dat overeenkomsten van ongevallenverzokerinq
niet als overeenkomsten van levensverzekerinq worden berschouwd.
Terjemahnnnya.
Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah
diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang,
rensuransi termasuk di dalamnya, sedangkan asuransi kecelakaan tidak
termasuk dalam asuransi jiwa.
Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa dengan
berlakunya undang-undang ini, maka Ordonantie op het Levens Verzekering
Bedrijf dinyatakan tidak berlaku lagi. Adapun yang dimaksud dengan undangundang ini adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992. Oleh karena itu, tidak
perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkari Ordonansi ini karena sudah tidak
berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa sudah tercakup dalam Pasal 1 angka
(1) nomor 2 Undang-Undang Tahun 1992.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308
KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh) pasa. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasalpun yang
memuat rumusan definisi asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jlka
definisi asuransi dalam Pasat 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
dijadikan titik totak pembahasan dan ini ada hubungannya dengan ketentuan
Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang membolehkan orang mengasuransikan
jiwanya.

Menurut ketentuan Pasal 302 KUHD:


Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang
berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang
ditentukan dalam perjanjian.
Selanjutnya, dalam Pasal 303 KUHD ditentukan:
Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa
diketahui atau persetujuan orang yang diasuransikan jiwanya.
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat
mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk
kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau
selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Sehubungan dengan uraian pasal-pasal perundang-undangan di atas,
Purwosutjipto memperjelas lagi pengertian asuransi jiwa dengan mengemukakan
definisi:
Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil)
asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup (pengambil) asuransi
mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada
penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dan
meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya
suatu jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil)
asuransi sebagai penikmatnya.
Dalam rumusan definisinya, Purwosutjipto menggunakan istilah penutup
(pengambil) asuransi dan penangung.
Definisi Purwosutjipto berbeda dengan definisi yang terdapat dalam Pasal angka
(1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1 92. Perbedaan tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dengan tegas di nyatakan bahwa
pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung

dan tertanggung, sedangkan Purwosutjipto menyebutnya penutup (pengambil)


asuransi dan penanggung.
b. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dinyatakan bahwa penanggung
dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada
orang yang ditunjuk sebagai penikmnya. Purwosutjipto menyebutkan membayar
l orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya.
Kesannya hanya untuk asuransi jiwa selama hidup, tidak termasuk untuk yang
berjangka waktu tertentu.
Polis Asuransi Jiwa
Bentuk dan isi Polis
Sesuai dengan ketentuan Pasal 255 KUHD, asruransi jiwa harus diadakan secara
tertulis dengan bentuk akta yang disebut polis. Menurut ketentuan pasal 304
KUHD, polis asuransi jiwa memuat:
a. Hari diadakan asuransi;
b. Nama tertanggung;
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan;
d. Saat mulai dan berakhirnya evenemen;
e. Jumlah asuransi;
f. Premi asuransi.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi
sama sekali bergantung pada persetujuan antara kedua pihak (Pasal 305 KUHD).
a. Hari diadakan asuransi
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini
penting untuk mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui
pula sejak hari dan tanggal itu risiko menjadi beban penanggung.
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib
membayar premi dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau
apabila jangka waktu berlakunya asuransi berakhir, tertanggung berhak
menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari penanggung. Selain
tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat (beneficiary).
yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung
karena ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum
dalam polis. Penikmat berkedudukan sebagai pihak ketiga yang berkepentingan.
c. Nama orang yang jiwanya diasuransikan

Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa
tanpa badan tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi
asuransi Jiwa. Jiwa seseorang merupakan objek asuransi yang tidak berwujud,
yang hanya dapat dlkenal melalui wujud badannya. Orang yang punya badan itu
mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik sebagai pihak tertanggung
ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu harus
dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang jiwanya
diasuransikan itu berlainan.
d. Saat mulai dan berakhirriya evenemen
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku
asuransi. artinya dalam jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung,
misalnya mulai tanggal 1 januari 1990 sampai tanggal 1 Januari 00, apabila
dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka penanggung berkewajiban
membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk sebagai
penikmat (beneficiary).
Jumlah Asuransi
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat
diadakan asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada
tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya jangka waktu asuransi tanpa terjadi
evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan jumlah dan syaratsyarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara tertanggung
dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan
dan asas keseimbangan alam.asuransi jiwa dikesampingkan.
Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama
asuransi berlangsung. Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah
asuransi yang disetujui oleh tertanggung pada saat diadakan asuransi.
Penanggung, Tertanggung, Penikmat
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan
tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai
imbalan premi yang diterimanya dari tertanggung. Jika terjadi evenemen yang
menjadi beban penanggung, maka penanggung berkewajiban mengganti
kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika terjadi evenemen matinya tertanggung, maka
penanggung wajib membayar uang santunan, atau jika berakhirnya jangka
waktu usuransi tanpu terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar
sejumlah uang pengembalian kepada tertanggung. Penanggung adaiah
Perusahaan Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulanggan risiko
yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang diasuransikan.
Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik swasta atau badan
hukum milik negara.
5

Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus
dicantumkan dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party
interest theory), dalam asuransi jiwa, pihak ketiga yang berkepentingan itu
disebut penikmat. Penikmat ini dapat berupa orang yang ditunjuk oieh
tentanggung atau ahli waris tertanggung. Munculnya penikmat ini apabila terjadi
evenemen meninggalnya tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung yang
meninggal itu tidak mungkin dapat menikmati santunan, tetapi penikmat yang
ditunjuk atau ahli waris tertanggunglah sebagai yang berhak menikmati
santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika asuransi itu berakhir tanpa terjadi
evenemen meninggalnya tertanggung?. Dalam hal ini tertanggung sendiri yang
berkedudukan sebagai penikmat karena dia sendiri masih hidup dan berhak
menikmati pengembalian sejumlah uang yang dibayar oleh penanggung.
Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan dengan
asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak
mempunyai kewajiban membayar premi terhadap penanggung. Asuransi
diadakan untuk kepentingannya, tetapi tidak atas tanggung jawabnya. Apabila
tertanggung mengasuransikan jiwanya sendiri, maka tentanggung sendiri
berkedudukan sebagai penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada
penanggung. Dalam hal ini tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan
sekaligus penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung.
Asuransi jiwa untuk kepentingan pihak ketiga (penikmat) harus dicantumkan
dalam polis.

Evenemen Dan Santunan


1. Evenemen dalam Asuransi Jiwa
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan
keharusan mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan
asuransi kerugian, Pasal 256 ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan
Pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi beban penanggung. Mengapa tidak
ada keharusan mencantumkan bahnya yang menjadi beban penanggung dalam
polis asuransi jiwa?. Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan hahaya adalah
meninggalnya orang yang jiwanya diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu
merupakan hal yang sudah pasti, setiap makhluk bernyawa pasti mengalami
kematian. Akan tetapi kapan meninggalnya seseorang tidak dapat dipastikan.
lnilah yang disebut peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa.
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya
seseorang sebagai salah satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi
jiwa. Karena evenemen ini hanya 1 (satu), maka tidak perlu di cantumkan dalam
polis. Ketidakpastian kapan meninggalnya seorang tertanggung atau orang yang
jiwanya diasuransikan merupakan risiko yang menjadi beban penanggung dalam
6

asuransi jiwa. Evenemen meninggalnya tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu


meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka waktu asuransi, dan benarbenar tidak terjadi sampai jangka waktu asuransi berakhir. Kedua-duanya
menjadi beban penanggung.
2. Uang Santunan dan Pengembalian
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung
kepada penikmat dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan
kesepakatan yang tercantum dalam polis. Penikmat yang di maksud adalah
orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau orang yang menjadi ahli warisnya
sebagai yang berhak menerima dan menikmati santunan sejumlah uang yang
dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan merupakan akibat terjadinya
peristiwa, yaitu meninggalnya tertanqgung dalam jangka waktu berlaku asuransi
jiwa.
Akan tetapi, apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi
peristiwa meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam
asuransi jiwa, berhak memperoleh pengembalian sejumlah uang dan
penanggung yang jumlahnya telah ditetapkan berdasarkan perjanjian dalam hal
ini terdapat perbedaan dengan asuraransi kerugian. Pada asuransi kerugian
apabila asuransi berakhir tanpa terjadi evenemen, premi tetap menjadi hak
penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa, premi yang telah diterima
penanggung dianggap sebagai tabungan yang dikembalikan kepada
penabungnya, yaitu tertanggung.

Asuransi Jiwa Berakhir


1. Karena Terjadi Evenemen
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung
adalah meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi
jiwa antara tertanggung dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang
diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya tertanggung, maka penanggung
berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang ditunjuk oleh
tertanggung atau kepada ahli warisnya. Sejak penanggung melunasi
pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan
sejak meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian,
suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masingmasing pihak telah dipenuhi. Karena asuransi jiwa adalah perjanjian, maka
asuransi jiwa berakhir sejak penanggung melunasi uang santunan sebagai akibat
dan meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir sejak
terjadi evenemen yang diikuti dengan pelunasan klaim.

2. Karena Jangka Waktu Berakhir


Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu
terjadi bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu
berlaku asuransi jiwa itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko
penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam perjanjian ditentukan bahwa
penanggung akan mengembalikan sejumtah uang kepada tertanggung apabila
sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata lain,
asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan
pengembalan sejumlah uang kepada tertanggung.
3. Karena Asuransi Gugur
Menurut ketentuan Pasal 306 KUHD:
Apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata
sudah meninggal, maka asuransinya gugur, meskipun tertanggung tidak
mengetahui kematian tersebut, kecuali jika diperjanjikan lain,
Kata-kata bagian akhir pasal ini kecuali jika diperjanjiknn lain memberi peluang
kepada pihak-pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari ketentuan pasal ini,
misalnya asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan sah asalkan
tertanggung betul-betul tidak mengetahui telah meninggalnya itu. Apablia
asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi yang sudah dibayar karena
penanggung tidak menjalani risiko? Hal ini pun diserahkan kepada pihak-pihak
untuk memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD ini mengatur asuransi jiwa untuk
kepentingan pihak ketiga.
Dalam Pasal 307 KUHD ditentukan:
Apabila orang yang mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman
mati, maka asuransi jiwa itu gugur.
Apakah masih dimungkinkan penyimpangan pasal ini?. Menurut Purwosutjipto,
penyimpangan dari ketentuan ini masih mungkin, sebab kebanyakan asuransi
jiwa ditutup dengan sebuah klausul yang membolehkan penanggung melakukan
prestasinya dalam hal ada peristiwa bunuh diri dan badan tertanggung asalkan
peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2 (dua) tahun sejak diadakan
asuransi. Penyimpangan ini akan menjadikan asuransi jiwa lebih supel lagi.
4. Karena Asuransi Dibatalkan
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir.
Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan
pembayaran premi sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan
tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi jiwa dapat terjadi sebelum premi mulai
dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka waktunya. Apabila
pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila
pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara
bulanan), bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa didasarkan
8

pada perjanjian, maka penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan


pihak-pihak yang dicantumkan dalam polis
Di negara negara maju seperti Amerika dan berbagai negara di belahan Eropa,
mayoritas penduduknya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya peranan
asuransi sehingga tanpa harus ditawari pun mereka akan mencari sendiri produk
asuransi yang cocok bagi mereka. Sebaliknya, di negara negara berkembang
seperti Indonesia, kesadaran orang mengenai pentingnya asuransi belum terlalu
diutamakan. Karena itu, dalam modul ini kita akan membahas pengertian
asuransi itu sendiri dan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan memiliki
asuransi.
Contoh pihak yang memiliki insurable interest adalah sebagai berikut:
Orang Tua dan Anak. Kedua belah pihak memiliki insurable interest karena adanya
hubungan darah.
Suami dan Istri. Keduanya memiliki insurable interest karena mereka berdua terikat
dalam suatu hubungan pernikahan yang sah menurut hukum yang berlaku.
Sebagian orang menganggap bahwa membayar premi sama dengan membuang
uang dengan sia sia karena tidak terlihat manfaatnya secara nyata.
Sebenarnya anggapan itu salah total karena sebenarnya manfaat uang
pertanggungan yang akan diterima jauh lebih besar daripada jumlah premi yang
dibayarkan.
2. Manfaat asuransi jiwa
Konsep Dasar Asuransi Jiwa
Di dalam kehidupan sehari hari kita, ada beberapa resiko yang sulit untuk dihindari dan
bisa terjadi kapan saja, antara lain: meninggal dunia terlalu dini, sakit parah dan cacat
setelah menderita sakit tertentu misalnya penyakit stoke yang menyebabkan kelumpuhan.
Walaupun kita berusaha untuk menjaga diri kita sebaik baiknya, namun tetap saja kita
tidak akan pernah dapat menduga kapan kita akan memerlukan asuransi karena kita juga
tidak bisa menduga kapan kita akan mengalami musibah dan resiko yang tidak terduga
tersebut. Di sinilah peranan penting dari asuransi yaitu untuk meminimalisir resiko yang kita
tanggung bila sewaktu waktu kita mengalam hal yang tidak kita inginkan.
Di dalam dunia asuransi, ada dua kategori asuransi yang kita kenal yaitu asuransi jiwa dan
asuransi umum. Dalam modul ini, kita akan membahas lebih spesifik pada konsep dasar
dari asuransi jiwa dan berbagai istilah yang harus kita pahami sebelum mengajukan aplikasi
asuransi jiwa. Sebenarnya apakah asuransi jiwa itu? Asuransi jiwa dapat didefinisikan
sebagai suatu pelimpahan resiko atas kerugian financial oleh pihak tertanggung pada pihak
penanggung.
Sebelum membahas lebih lanjut ke dalam topik asuransi jiwa, kita akan terlebih dahulu
membahas mengenai beberapa istilah umum yang digunakan dalam asuransi jiwa antara
lain:

Polis yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan fisik perjanjian pertanggungan
jiwa yang dibuat antara pihak penanggung dan pihak pemegang polis.
Premi adalah istilah yang menjelaskan sejumlah uang yang dibayar oleh pihak
pemegang polis pada pihak penanggung untuk mendapatkan suatu nilai perlindungan atas
kejadian yang tidak diinginkan.
Uang Pertanggungan yaitu adalah sejumlah dana yang akan diberikan pada ahli
waris atau pihak pemegang polis itu apabila polis tersebut sudah jatuh tempo atau pihak
yang tertanggung meninggal dunia.
Selain istilah umum yang telah disebutkan di atas, juga masih ada beberapa istilah yang
berkaitan dengan pihak pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian asuransi antara lain:
Pihak Penanggung yaitu pihak perusahaan asuransi jiwa yang ditunjuk untuk
menanggung resiko yang akan terjadi pada pihak tertanggung.
Pihak Pemegang Polis yaitu pihak yang memutuskan untuk mengadakan
pertanggungan
jiwa pada pihak penanggung dan juga dapat sebagai pembayar premi asuransi.
-Pihak Tertanggung yaitu pihak yang jiwanya dipertanggungkan pada pihak penanggung.
Pihak yang Ditunjuk yaitu pihak yang ditunjuk oleh pihak tertanggung untuk
menerima uang pertanggungan dari pihak penanggung jika pihak yang tertanggung
meninggal dunia.
Memiliki asuransi jiwa berarti kita meminimalisir resiko yang akan ditanggung diri kita dan
keluarga kita apabila terjadi hal yang tidak diinginkan suatu saat nanti. Jadi
pertimbangkanlah pengajuan asuransi jiwa untuk anda dan keluarga anda.
Manfaat Asuransi Jiwa
Kita tidak pernah berharap sesuatu yang buruk akan terjadi dalam kehidupan kita ataupun
pada keluarga kita namun walaupun kita sudah berusaha untuk menjaga diri kita dan
keluarga kita sebaik baiknya tentunya resiko untuk mengalami hal hal yang tidak
diinginkan seperti penyakit, kecelakaan atau bahkan kematian tidak dapat dihindari.di sinilah
asuransi jiwa memainkan peranannya dalam kehidupan kita.
Dengan memiliki asuransi jiwa untuk diri kita sendiri dan keluarga kita, berarti kita memanage resiko yang akan kita hadapi dengan mempersiapkan sejumlah dana yang nantinya
akan bermanfaat bagi keluarga kita apabila terjadi sesuatu yang tidak terduga pada kita.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai keuntungan yang bisa kita dapatkan dari
asuransi jiwa marilah kita melihat ke beberapa contoh kasus yang ada di bawah ini :
Contoh kasus pertama, kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya cacat seumur
hidup untuk korban. Misalnya saja tanpa diduga seseorang mengalami
kecelakaan dan mengalami cacat tubuh sehingga tidak memungkinkan baginya
untuk dapat bekerja lagi. Bila orang tersebut memiliki asuransi jiwa, orang
tersebut tidak perlu khawatir mengenai bagaimana keluarganya akan
mendapatkan biaya hidupnya karena orang tersebut akan menerima uang
10

pertanggungan sebagai bekal hidup di masa yang akan datang dari pihak
penanggung yang dalam hal ini adalah perusahaan asuransi.
Contoh kasus kedua, menderita penyakit kritis dan harus dirawat di rumah sakit.
Misalnya saja ada seseorang yang tadinya kelihatan sehat dan tidak
menunjukkan gejala penyakit apapun tiba tiba terdiagnosa menderita penyakit
kritis. Bila orang tersebut memiliki asuransi jiwa, maka perusahaan asuransi
akan membayarkan sejumlah uang untuk meringankan biaya pengobatannya.
Perusahaan asuransi juga akan mengganti jumlah uang yang orang tersebut
keluarkan selama dirawat di rumah sakit. Jumlah uang yang diganti oleh
perusahaan asuransi tergantung dengan perjanjian dan produk asuransinya.
Contoh kasus ketiga, meninggal dunia. Kematian tidak dapat dihindari dalam
kehidupan manusia. Bila seseorang sudah memiliki asuransi jiwa maka saat
orang tersebut meninggal dunia, ahli waris dari orang tersebut akan menerima
sejumlah uang pertanggungan dari pihak penanggung yaitu perusahaan asuransi
sebagai bekal bagi keluarga yang ditinggalkan. Hal ini akan sangat berguna
apabila orang yang meninggal juga adalah tulang punggung keluarga.
Dari ketiga contoh kasus yang ada di atas saja, kita sudah dapat melihat berbagai manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan memiliki asuransi jiwa. Bila anda rela mengeluarkan uang
untuk mengasuransikan mobil anda yang nilainya tidak sebanding dengan betapa
berharganya jiwa anda, mengapa anda tidak mengasuransikan jiwa anda juga?
Pertimbangkanlah pentingnya nilai dari suatu asuransi jiwa agar anda tidak menyesal di
kemudian hari.

Sistem Klaim Asuransi


Zaman sekarang ini kita dapat menemukan banyak sekali perusahaan asuransi yang
berlomba lomba untuk menjaring peserta asuransi. Produk yang ditawarkan pun beraneka
ragam dan tentunya dengan harga yang kompetitif. Adakalanya, kita menemukan produk
asuransi yang hampir sama dari lebih dari satu perusahaan asuransi dan harganya juga
cukup kompetitif, sehingga kita jadi bingung untuk menentukan pilihan kita. Sebenarnya ada
satu cara untuk dapat menentukan pilihan produk asuransi mana yang kita pilih yaitu
dengan memperhatikan sistem klaim dari perusahaan perusahaan asuransi tersebut.
Secara umum terdapat 2 macam sistem pergantian yang biasanya dianut oleh perusahaan
perusahaan asuransi kesehatan di dunia yaitu sistem reimbursement dan sistemprovider.
Perusahaan asuransi yang menganut sistem reimbursement atau yang juga dikenal dengan
sebutan sistem penggantian mengharuskan kita sebagai peserta asuransi untuk
mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk membayar biaya pengobatan, biaya rumah sakit,
biaya laboratorium dan biaya lainnya baru kemudian kita dapat melakukan klaim dan
menerima penggantian dari perusahaan asuransi tempat dimana kita menjadi peserta
asuransi kesehatan.
Sementara untuk sistem provider, sebagai peserta asuransi, kita tidak perlu mengeluarkan
uang sedikitpun terlebih dahulu untuk membiayai seluruh biaya yang berkaitandengan

11

pengobatan kita. Kita hanya perlu menunjukkan kartu keanggotan asuransi kesehatan untuk
dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang kita butuhkan.
Dari hal yang tertulis di atas, sistem provider seakan akan tampak lebih menyenangkan
karena tanpa harus mengeluarkan uang terlebih dahulu, kita sudah dapat menerima
pelayanan kesehatan yang kita butuhkan. Sebenarnya, kedua sistem tersebut memiliki
keuntungan dan kerugian masing masing. Dalam sistem reimbursement walaupun kita
harus mengeluarkan uang terlebih dahulu sebelum kita dapat menerima pelayanan
kesehatan baru kemudian kita menerima nilai pertanggungan kembali dari perusahaan
asuransi setelah menyerahkan dokumen dokumen administrasi lengkap (biasanya uang
penggantian akan cair sekitar 7 hari sejak diserahkannya dokumen dokumen administrasi
rumah sakit dan biaya yang diganti tidak 100% melainkan sesuai dengan perjanjian awal),
namun keuntungannya kita dapat menentukan sendiri di rumah sakit mana kita akan
memperoleh layanan kesehatan dan semuanya terserah pada kita.
Hal ini sangat berbeda dengan yang diterapkan dalam sistem provider, di mana peserta
asuransi hanya perlu menunjukkan kartu keanggotaan asuransi kesehatan tanpa perlu
mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di dalam
sistem provider, kebebasan kita untuk menentukan pilihan rumah sakit mana untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan sangatlah terbatas pada daftar rumah sakit yang
bekerja sama dengan perusahaan asuransi kita. Berarti apabila kita ingin mendapatkan
pelayanan kesehatan dari rumah sakit lain yang tidak ada di dalam daftar kerja sama, maka
kartu keanggotaan asuransi kesehatan kita tidak bisa digunakan.
Kedua macam sistem klaim asuransi memiliki keuntungan dan kerugian masing -masing.
Kini keputusan ada di tangan kita apakah kita memilih sistem reimbursement atau sistem
provider.

Akuntansi Asuransi jiwa Sahriah


Dalam akuntansi asuransi syariah belum diatur secara khusus dalam PSAK sebagaimana
akuntansi perbankan syariah yang sudah diatur dengan keluarnya PSAK No. 59. Oleh
karena itu berlaku prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, terutama PSAK No. 28
tentang Akuntansi Asuransi Kerugian dan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi jiwa.
Penyajian Neraca Keuangan
Dalam Aktiva dan Kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban
kepada pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.
Aktiva disajikan dengan menempatkan akun Investasi pada urutan pertama diikuti akun
akun aktiva lain. Akun akun yang lain disajikan berdasarkan akun likuiditas.
Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada
urutan pertama dan diikuti oleh akun kewajiban yang lain. Akun akun kewajiban yang lain
disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo. Hutang subordinasi jika ada disajikan setelah
Kewajiban Lain sebelum Ekuitas. Ekuitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi.
Laporan Laba Rugi
12

Laporan Laba Rugi disusun dalam bentuk single step.Pendapatan premi disajikan
sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto , premi reasuransi, dan
kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan.Premi reasuransi disajikan
sebagai pengurang hasil bruto.
Hasil Investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi
terkait langsung.Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing
yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan lain seperti yang ditentukan
Dalam paragraf 45 PSAK No.36, yaitu:
Pengungkapan khusus yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1.Kebijakan akuntansi mengenai :
- Pengakuan pendapatan premi dan penuntutan kewajiban manfaat polis masadepan
serta premi yang belum merupakan pendapatan.
- Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut
terhadap operasi perusahaan.
- Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri.
- Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi yang berlaku.
2. Biaya Akuisisi Ditangguhkan.
Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis dan metode alokasi pembebanan biaya akuisisi
ditangguhkan.
3.Kewajiban Kepada Pemegang Polis.
Perincian Kewajiban Kepada Pemegang Polis serta penjelasan mengenai metode, asumsi
dan sistem perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Kewajiban kepada
pemegang polis tersebut.
4. Hutang Subordinasi.
Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi,tingkat bunga,dan nilai
sisa pinjaman.

5.Ekuitas Asuransi Jiwa Bersama.


13

Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang undangan yang berkaitan dengan
ekuitas usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian keuntungan
kepada pemegang polis.
6.Pendapatan Premi Bruto.
Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi tahun
lanjutan (renewal) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta
jenis asuransi.

7.Klaim dan Manfaat.


Pengungkapan jenis , jumlah dan sebab kenaikan klaim dan Manfaat yang signifikan.
Pengakuan Pendapatandan Beban PendapatanPremi kontrak jangka pendek
Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance)
diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi
asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode
kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama peride resiko sesuai dengan jumlah
proteksi asuransi yang diberikan.
Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode
kontrak (periode resiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan
skedul yang telah ditentukan sebelumnya.
Premi Kontrak Jangka Panjang
Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable term life
contracts) diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis.Kewajiban
untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama
periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat
polis masa ating yang dibayar kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai
sekarang estimasi premi masa ating yang akan diterima dari pemegang polis (kewajiban
manfaat polis masa ating ) diakui pada saat pendapatan premi diakui. Estimasi didasarkan
pada asumsi, seperti hasil investasi yang diharapkan, mortalita, morbiditas, terminasi, dan
beban beban yang ditetapkan pada saat kontrak asuransi dibuat.
Pendapatan Lain
Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.
Beban Beban Klaim
Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian
(outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan , ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut.
Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat prosespenelaahan lebih
lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui

14

sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya
perubahan.
Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan
pengakuan beban klaim.
Beban Akuisisi
Biaya akuisisi dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria karena Kewajiban Manfaat
Polis Masa Depan menggunakan Metode Tingkat Premi Murni (Net Level Premium Method).

3. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pemampaan makalah ini kami dapat menyimpulkn bahwa Asuransi Jiwa
terhadap masyarakat sangat penting dilakukan karena akan semakin
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Peranan departemen sumber daya manusia
dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang sangat vital dalam
perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan kerja
karyawan sampai dengan pelaksanaannya dan menciptakan asuransi jiwa bagi
perusahaan tersebut.

SARAN
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari
pekerjaan, untuk utu perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan
perlindungan berupa kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik
langsung maupun tidak langsung, yang diterapkan oleh perusahaan kepada
pekerja dan dapat di berikan sebuah asuransi jiwa sebagai jaminan keselamatan
kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
http://makalahdanskripsi.blogspot.com
15

http://penasehatkeuangan.wordpress.com/
http://makalahasuransijiwa-maya.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai