Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Belum optimalnya pengelolaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di


Puskesmas Karang Anyar dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan
faktor eksternal. Setelah dilakukan pencarian masalah utama pada bab
sebelumnya, diperoleh masalah yaitu dai segi Sumber Daya Manusia yang
minim secara kuantitas dan kualitas. Hal ini berdasarkan angka persentase
pengelola

MTBS hanya 25% dari jumlah petugas kesehatan, belum

optimalnya pelatihan dan evaluasi optimal kepada pengelola MTBS, serta


minimnya motivasi dan sikap dari petugas MTBS meskipun sarana
pengelolaan yang sesuai aturan sudah tersedia.
Masalah yang telah di temukan selama penilaian yang telah dilakukan
diharapkan memiliki pemecahan masalah sehingga dapat diatasi dan tidak
mengganggu sistem yang dapat mempengaruhi output yang diharapkan.
Alternatif pemecahan masalahnya sebagai berikut :

55

A.

MENYUSUN ALTERNATIF JALAN KELUAR

Tabel 7. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah (Jalan Keluar)


Masalah
Penyebab
Alternatif
SDM
pengelola Minimya petugas kesehatan Mengadakan
MTBS

yang

mampu

mengelola

evaluasi

program secara optimal

MTBS
Minimnya

sehingga
dan

kelemahan utama pada

sikap pengelola MTBS


Belum optimalnya pelatihan

program tersebut dari

motivasi

mengetahui

dalam diri puskesmas

dan evaluasi program bagi


petugas pengelola program
MTBS

itu sendiri.
Selanjutnya

dilakukan

pelatihan

kepada

seluruh

petugas

kesehatan

terkait

dengan

Manajemen

Terpadu Balita Sakit.


Diberikan motivasi dan
pandangan

terkait

pentingnya penggunaan
chart

dalam

pengelolaan MTBS baik


dari sesama pengelola
atau

pimpinan

puskesmas

sehingga

dapat

dilakukan

pengelolaan
yang

sesuai

MTBS
dan

optimal.

B.

MEMILIH PRIORITAS JALAN KELUAR

57

Dari alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat maka akan
dipilih cara pemecahan masalah yang dianggap paling mampu
dilaksanakan. Pemilihan prioritas cara pemecahan masalah ini dengan
memakai teknik kriteria matriks. Dua kriteria yang lazim digunakan
adalah efektifitas dan efisiensi. Di dalam efektifitas terdapat variabel
M (Magnitude) yang artinya semakin banyak masalah yang dapat
diselesaikan, makin terpilih jalan tersebut. Lalu ada variabel I
(Importancy), yang artinya semakin lama jalur tersebut membuat masa
bebas masalah semakin terpilih jalur tersebut. Dan yang terakhir V
(Vulnerability) yang berarti semakin terpilih jalur tersebut bila
penyelesaian masalah semakin cepat. Faktor lain yang turut
diperhitungkan adalah efisiensi, dalam hal ini yang menyangkut biaya
(Cost/C), yang berbanding terbalik dengan faktor efektifitas. Prioritas
yang terpilih adalah yang memiliki nilai (MxIxV)/C terbesar. Sama
seperti matriks sebelumnya diatas, setiap variabel diberi nilai 3 untuk
efektifitas tertinggi dan 1 untuk efektifitas terendah. Sebaliknya, untuk
variabel efisiensi diberi nilai 3 untuk yang paling tidak efisien/paling
mahal, dan nilai 1 untuk yang paling efisien/paling murah.

Tabel 8. Memilih Prioritas Pemecahan Masalah (Jalan Keluar)

57

No
1.

Daftar Alternatif Jalan Keluar

M
petugas 3

Minimya
kesehatan

yang

Efektivitas
I
V
3
2

C
2

Jumlah
MIV/C
9

27

mampu

mengelola MTBS
2.

Minimnya motivasi dan 3


sikap pengelola MTBS

3.

optimalnya 3

Belum
pelatihan

dan

evaluasi

program

bagi

petugas

pengelola program MTBS

Setelah dilakukan pemilihan prioritas pemecahan masalah dengan


menggunakan teknik kriteria matriks, maka didapatkan bahwa
alternatif pemecahan masalah di atas dapat dilakukan karena masalah
yang ada merupakan minmnya motivasi dan sikap dari petugas
pengelola MTBS di Puskesmas Karang Anyar sehingga perlu lebih
ditingkatkan dengan cara memotivasi sesama pengelola ataupun dari
pejabat struktural di Puskesmas dalam hal ini kepala Puskesmas.
Peningkatan mutu pelayanan MTBS dapat dilakukan bila diberikan
target pencapaian setelah dilakukannya evaluasi program sehingga
kualitas mutu pelayanan MTBS akan lebi baik dengan adanya
peningkatan mutu dan sikap dari pengelola MTBS tersebut.

58

Anda mungkin juga menyukai