Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MIKROBIOLOGI

Fotosintesis Mikroba Anaerob

Oleh :
Muhammad Hasbi A. (12317244004)
Rinaldi Indra S.

(12317244006)

Fatharani Yurian W. (12317244013)


Marbelisa Briliani

(12317244020)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

Pendahuluan
Fotosintesis merupakan proses konversi cahaya ke energi kimia untuk
pertumbuhan (fotofosforilasi). Proses ini dapat terjadi secara aerob dan anaerob.
Dalam keadaan aerob, H2O digunakan sebagai donor elektron dan dihasilkan
oksigen, sedangkan pada keadaan anaerob tidak diproduksi oksige. Bakteri
fotosintetik yang tidak menggunakan senyawa anorganik dapat menggunakan
senyawa organik sebagai donor elektron. Bakteri ini disebut fotoorganotrofik dan
hasil yang dibebaskan oleh sel tersebut adalah senyawa organik teroksidasi.
(Theresia, 2008).
Ada beberapa mikroorganisme yang mampu melakukan fotofosforilasi
dalam keadaan anaerob, maka ini dikenal dengan nama kelompok bakteri
fotosintetik anoksigenik. Pada tahun 1930 Van Niel mendapatkan bahwa ada dua
macam bakteri yaitu bakteri ungu dan bakteri hijau yang juga dapat menggunakan
energi sinar matahari untuk sintesis sel. Bakteri-bakteri tersebut juga
menggunakan CO2 sebagai sumber karbon, tetapi mereduksi senyawa-senyawa
anorganik yang lain seperti H2 atau H2S. Dalam fotosintesis tersebut tidak akan
dihasilkan oksigen bebas. Pada saat kondisi oksigen rendah, bakteri ungu
menginduksi
diferensiasi
intraseluler
sehingga
terbentuk
membran
intrasitoplasma. Dengan demikian terjadi fotosintesis yang merupakan konversi
energi cahaya menjadi energi kimia. Rhodobacter sphaeroides atau bakteri
ungu adalah salah satu bakteri yang dapat berfotosintesis. Pigmen yang berperan
menangkap cahaya untuk fotosintesis adalah bakterioklorofil yang berada pada
membran fotosintesis. Bakteri ini memiliki sistem membran yang terbentuk akibat
invaginasi membran sitoplasma.

A. Pembahasan
Fotosintesis mengandung suatu urutan reduksi-oksidasi dimana
karbondioksida tereduksi ketingkat karbohidrat dengan Menggunakan sejenis
donor hidrogen yang teraktivasi oleh cahaya (reaksi terang)
CO2 +2 H 2 sinar matahari ( CH 2 O ) + H 2 O
Di dalam struktur-struktur ini terdapat komponen-komponen fotosintesis
bakterioklorofil, karotenoid, pembawa elektron, dan protein. Komponen ini
terorientasi pada sistem membran sedemikian rupa sehingga cahaya dapat
diserap oleh pigmen-pigmen karotenoid dan bakteriofil, dan energinya
digunakan untuk membentuk tenaga proton melewati membran tersebut.
Kejadian fotokimia primer terjadi saat sebuah molekul klorofil menyerap satu
kuantum cahaya dan memindahkannya ke pusat reaksi yang tertanam di dalam
Membran. Klorofil berperan mempengaruhi pemisahan fotokimia kekuatan
reduksi dan oksidasi, menghasilkan suatu aliran sepanjang dua sistem
transpor. Salah satu sistem ini menerima elektron yang diantarkan pada
penerima, dan yang lainnya menempatkannya kembali.. Pada bakteri
fotosintesis, seperti Rhodospirillum rubrum , sebuah nonheme-besi bersama
dengan quinone berperan sebagai penerima perantara elektron dan sebuah
protein sitokrom jenis c Sebagai penyumbang elektron pada klorofil yang
telah teraktifisasi. Perpindahan elektron-elektron tersebut diiringi dengan
Pembentukan ATP. Mekanisme berpasangan ini pada prinsipnya Mirip dengan
mekanisme berpasangan yang diterapkan pada fosforilasi rantairespirasi.
Perubahan CO2 menjadi karbohidrat Pembutuhkan pasokan NADPH maupun
ATP. Hubungan ini dapat dirangkum pada pernyataan umum berikut :
H2A + NAD(P)++ yADP + yPi A + NAD(P)H + H+ + yATP
Untuk bakteri fotosintetik, H2A nya bisa berupa substansi Anorganik,
seperti H2S, atau unsur organik seperti suksinat. Energi dari foton (cahaya)
yang diserap mengendalikan reaksi ini. Pada kejadian ini aliran elektronnya
terbuka atau non siklik. Dengan ketidakberadaan substrat yang dapat
dioksidasi, aliran elektron penghasil cahaya terjadi pada jalur siklus. Elektronelektron yang berasal dari molekul klorofil yang dilepaskan dapat dengan
mudah kembali lagi setelah melakukan perjalanan sepanjang rangkai siklus
dari pembawa elektron. Aliran elektron-elektron ini adalah suatu perangkat
untuk menyimpan sebagian energi dari elektron-elektron berenergi tinggi
yang meninggalkan klorofil. Fotofosforilasi siklik dapat mewakili bentuk
paling primitif dari fotosintesisi yang berguna bagi organisme dalam suatu
lingkungan yang kaya akan unsur-unsur organik dan membutuhkan banyak

ATP. Fase Reaksi Gelap Pembentukan glukosa dalam fotosintesis adalah


proses gelap yang berawal dari tereduksinya NADP dan ATP yang dibentuk
oleh cahaya. Mekanisme dimana pembentukan CO2 terjadi dalam semua
organisme berfotosintesis terjadi secara siklik dan terjadi baik organisme
prokariotik maupun eukariotik. Rangkaian reaksi yang komplek ini dikenal
sebagai siklus Calvin, reaksi semula yang merupakan sintesis ribulose 1,5diphosphate dari ribulose 5-phosphate.
Ribulosa 5-PO4 + ATP
Ribulosa 1,5-PO4 + CO2

Ribulosa 1,5-PO4 + ADP


2,3- asam fosfogliserat

Dua reaksi ini spesifik untuk organisme-organisme yang menggunakan


CO2 sebagai sumber karbon tunggal dan tidak ditemukan pada organisme
yang heterotrof. Reduksi dari dua molekul 3-Fosfogliserat terjadi pada
penggunaan NADPH dan ATP yang terbentuk pada reaksi terang. Dua
molekul 3-fosfogliseraldehid yang kemudian terbentuk lalu diubah menjadi
glukosa melalui beberapa kali putaran reaksi glikolisis.
Bakteri fototrof anoksigenik tidak menghasilkan oksigen, karena dodor
elektron bukan air. Sebagai pengganti air adalah sulfur (belerang), gas hidrogen, juga
senyawa organik. Prokariot fototrof anoksigenik melakukan fotosintesis pada kondisi
anaerob dan hanya melibatkan 1 fotosistem.
1. Fotosintesis pada bakteri ungu

Bakteri ungu melakukan fotosintesis menggunakan hidrogen sulfida


(belerang) sebagai donor elektron dan karbon dioksida sebagai sumber karbon.
Energi cahaya diterima pigmen bakterioklorofil (P 870) di pusat reaksi, elektron
pada pigmen tersebut tereksitasi dan ditransfer ke bakteriofoetin (Bpheo).
Kemudian, elektron ditransfer ke ubikuinon A (UQA), selanjutnya ke ubikuinon
B (UQB) yang masih di dalam pusat reaksi. Ubikuinon B bergerak keluar pusat
reaksi menuju membran sel dan menerima proton, sehingga tereduksi menjadi

ubikuinol (UQH2). Elektron ditransfer ke sitokrom bc1. Ubikuinol yang


kehilangan proton dan elektron, sehingga teroksidasi menjadi ubikuinon dan
akhirnya bergerak lagi ke dalam pusat reaksi. Selanjutnya, elektron ditransfer
ke sitokrom C2 seperti pada rantai respirasi. Sitokrom C 2 berbeda dengan
sitokrom C, karena tidak mentransfer elektron ke aseptor elektron, tetapi
mengembalikan ke pigmen bakterioklorofil (P870) yang kehilangan elektron,
sehingga menjadi normal (stabil).
2. Fotosintesis pada bakteri hijau

Bakteri ungu melakukan fotosintesis menggunakan senyawa sulfida


sebagai donor elektron. Senyawa sulfida yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber elektron adalah hidrogen sulfida (H 2S), tiosulfat (TiS), sulfur (S) dan
hidrogen (H). Energi cahaya diterima pigmen bakterioklorofil (P840) di pusat
reaksi. Elektron pada pigmen tersebut tereksitasi dan ditransfer ke aseptor
primer (A0) yang merupakan isomer klorofil a. Kemudian, elektron ditransfer
ke kuinonoid (kuinon-like; A1). Elektron ditransfer ke molekul besi-belerang
(FeS). Terjadi transfer elektron dari FeS yang berada pusat reaksi ke feredoksin
(Fd) yang berada di membran sel. Selanjutnya, elektron diterima aseptor
elektron atau dikembalikabn ke pigmen bakterioklorofil (P840).
Jika elektron diterima aseptor elektron (NADP+), terjadi proses
fotosintesis nonsiklus. Karena elektron diterima oleh aseptor elektron, maka
diperlukan donor elektron untuk menggantikan elektron yang terlepas dari
pigmen bakterioklorofil (P840). Donor elektron tersebut adalah hidrogen sulfida.
Sebelum diterima bakterioklorofil (P840), elektron diterima oleh sitokrom C555.
Jika elektron dikembalikan ke bakterioklorofil (P840), terjadi proses
fotosintesis sklus. Sebelum diterima bakterioklorofil (P840), elektron diterima
oleh menakuinon, sitokrom bcl, dan sitokrom C 555 yang semuanya berada di
membran sel.

Jika melalui fotosintesis siklus, energi yang dihasilkan pada fotosintesis


tersebut adalah 0,67 ATP. Hal itu karena pada proses fotosintesis siklus hanya
terjadi perpindahan 2 proton setiap 2 elektron. Meskipun prose fotosintesis
nonsiklus juga menghasilkan 2 proton (hasil oksidasi hidrogen sulfida) setiap 2
elektron, tetapi menghasilkan NADPH + H+, sehingga secara energitik proses
fotosintesis nonsiklus lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan proses
fotosintesis siklus.
Ada tiga jenis bakteri anaerob, diantaranya :
1. Anaerob obligat, merupakan bakteri yang tidak dapat bertahan hidup
dengan adanya oksigen. Bakteri jenis ini tidak bisa hidup di tempat
dengan oksigen yang bisa merusak dan menghancurkan mereka.
Porphyromonas gingivalis adalah contoh bakteri anaerob obligat yang
umumnya ditemukan di mulut, tetapi juga dianggap berhubungan
dengan rheumatoid arthritis.
2. Anaerob aerotolerant, yang tidak menggunakan oksigen untuk
pertumbuhan tetapi dapat mentolerir kehadirannya, Contoh umum
bakteri anaerob aerotoleran adalah Propionibacterium acnes yang
berkontribusi terhadap munculnya jerawat. Dalam beberapa kasus,
bakteri ini bisa memasuki tubuh dan menyebabkan endokarditis, yang
merupakan peradangan pada lapisan jantung.
3. Anaerob fakultatif, yang dapat tumbuh tanpa oksigen tetapi dapat
menggunakan oksigen jika hadir. Jika bakteri jenis ini berada di
lingkungan tanpa oksigen maka mereka akan menggunakan fermentasi
untuk tumbuh di tempat tanpa oksigen tersebut. Beberapa spesies dalam
genus Staphylococcus adalah jenis bakteri anaerob fakultatif dan
merupakan penyebab utama keracunan darah. Salah satu contohnya
adalah Staphylococcus aureus, yang memicu masalah kulit seperti
jerawat, bisul, dan impetigo serta kondisi lain yang lebih serius seperti
meningitis,
endokarditis,
dan
pneumonia.
Contoh lain anaerob fakultatif adalah Escherichia coli yang memiliki
banyak strain bermanfaat serta beberapa strain yang merusak, seperti
yang menyebabkan keracunan makanan.

B. Kesimpulan
Fotosintesis terbagi menjadi jenis yaitu fotosintetik aerob (oksigen) dan
anaerob (anoksigen). ada dua macam bakteri yaitu bakteri ungu dan bakteri
hijau yang juga dapat menggunakan energi sinar matahari untuk sintesis sel.
Ada 3 macam bakteri anaerob yaitu anaerob obligat, aerotolerant dan anaerob
fakultatif.

Daftar Pustaka
Michael J. Pelczar, dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UiPress : Jakarta
Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta : Bumi Aksara
Ristiati, Ni Putu. 1997. Pengantar Mikrobiologi Umum. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Nasional
Suharni, Tri Theresia, dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
Universitas Atma Jaya

Anda mungkin juga menyukai