Uveitis Anterior
Disusun oleh :
Reza Rahmana
1102010239
Pembimbing :
dr. Diantinia, SpM.
BAB I
PENDAHULUAN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Agama
Alamat
Tanggal pemeriksaan
II.
: 18 juli 2016
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan utama
Mata merah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan mata kiri merah sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai rasa perih dan nyeri.
Pasien juga mengaku pengelihatan menjadi buram setelah timbul mata
merah. Pasien tidak merasakan adanya gatal dan sekret berwarna putih
yang keluar dari matanya hanya saja matanya terus menerus berair.
Pasien juga mengaku merasa silau bila melihat cahaya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mata merah sebelumnya disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat alergi dan keluhan yang sama pada keluarga disangkal oleh
pasien.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS OPHTALMOLOGIS
KETERANGAN
1. VISUS
OD
OS
- Visus
6/30
6/20
6/15
6/12
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
3. SUPERSILIA
- Warna
- Simetris
4. PALPEBRA
- Edema
- Nyeri tekan
- Ekteropion
- Entropion
- Blefarospasme
- Trikiasis
- Punktum Lakrimal
- Fissura Palpebra
- Milia Palpebra
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal, tidak
membengkak,hiperemis
(-)
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal, tidak
membengkak,hiperemis
(-)
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
- Sekret
- Injeksi konjungtiva
Tidak ada
Tidak ada
Lakrimasi
Ada
- Injeksi Siliar
- Perdarahan
Subkonjungtiva
- Pterigium
- Pinguekula
- Kista Dermoid
- Lithiasis
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
6. KONJUNGTIVA BULBI
7. SKLERA
- Warna
- Ikterik
- Injeksi episklera
- Nyeri tekan
2. KORNEA
- Kejernihan
- Permukaan
- Sensibilitas
- Infiltrat
- Keratik presipitat
- Sikatrik
- Ulkus
- Perforasi
- Edema
Putih
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Merah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
Jernih
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Jernih
Jernih
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sedang
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Sedang
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
8. COA
-
Kedalaman
Kejernihan
Hyfema
Hipopion
9. IRIS
-
Warna
Sinekia
Hitam kecoklatan
Tidak ada
Hitam kecoklatan
Ada
Sentral
Bulat
3mm
+
Sentral
Irreguler
3mm
+
Jernih
Sentral
Negatif
Jernih
Sentral
Negatif
10. PUPIL
-
Letak
Bentuk
Ukuran
Refleks cahaya
langsung
Refleks cahaya
tidak langsung
11. LENSA
-
Kejernihan
Letak
Tes shadow
IV.
DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis Viral OS
Keratitis OS
V.
DIAGNOSIS KERJA
Uveitis Anterior OS
VI.
PENATALAKSAAN
Medikamentosa:
-
Steroid topikal
VII.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Fungsionam
:
:
OD
bonam
bonam
Ad Sanationam
bonam
OS
bonam
bonam
Dubia bonam
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Uveitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada
lapisan traktus uvealis yang meliputi peradangan pada iris, korpus
siliaris dan koroid yang disebabkan oleh infeksi, trauma, neoplasia,
atau proses autoimun. Struktur yang berdekatan dengan jaringan uvea
yang mengalami inflamasi biasanya juga ikut mengalami inflamasi.
Peradangan pada uvea dapat hanya mengenai bagian depan jaringan
uvea atau iris yang disebut iritis. Bila mengenai badan tengah disebut
siklitis. Iritis dengan siklitis disebut iridosiklitis atau disebut juga
dengan uveitis anterior dan merupakan bentuk uveitis tersering. Dan
bila mengenai lapisan koroid disebut uveitis posterior atau koroiditis.
Uveitis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada dewasa muda dan
usia pertengahan. Ditandai adanya riwayat sakit, fotofobia, dan
penglihatan yang kabur, mata merah tanpa sekret mata purulen dan
pupil kecil atau ireguler. Insiden uveitis di Amerika Serikat dan di
seluruh dunia diperkirakan sebesar 15 kasus/100.000 penduduk
dengan perbandingan yang sama antara laki-laki dan perempuan.
Uveitis merupakan salah satu penyebab kebutaan. Morbiditas akibat
uveitis terjadi karena terbentuknya sinekia posterior sehingga
menimbulkan peningkatan tekanan intraokuler dan gangguan pada
nervus optikus. Selain itu, dapat timbul katarak akibat penggunaan
steroid. Oleh karena itu, diperlukan penanganan uveitis yang meliputi
anamnesis yang komprehensif, pemeriksaan fisik dan oftalmologis
yang menyeluruh, pemeriksaan penunjang dan penanganan yang
tepat.
I.
ANATOMI UVEA
Uvea atau traktus uvealis merupakan lapisan vaskular di dalam
bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.
II.
KLASIFIKASI UVEITIS
1. Klasifikasi Anatomis
a) Uveitis anterior
Merupakan inflamasi yang terjadi terutama pada iris dan korpus siliaris
atau disebut juga dengan iridosiklitis.
b) Uveitis intermediet
Merupakan inflamasi dominan pada pars plana dan retina perifer yang
disertai dengan peradangan vitreous.
c) Uveitis posterior
Merupakan inflamasi yang mengenai retina atau koroid.
d) Panuveitis
Merupakan inflamasi yang mengenai seluruh lapisan uvea.
2. Klasifikasi Klinis
a) Uveitis akut
Uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan
bersifat simptomatik.
b) Uveitis kronik
Uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulanbulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat
asimtomatik.
3. Klasifikasi Etiologis
a) Uveitis infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh infeksi virus, parasit, dan bakteri
b) Uveitis non-infeksius
Uveitis yang disebabkan oleh kelainan imunologi atau autoimun.
4. Klasifikasi patologis
a) Uveitis non-granulomatosa
Infiltrat dominan limfosit pada koroid
b) Uveitis granulomatosa
Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel raksasa multinukleus
III.
UVEITIS ANTERIOR
DEFINISI
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan
badan siliar (pars plicata), kadang-kadang menyertai peradangan
bagian belakang bola mata, kornea dan sklera. Peradangan pada uvea
dapat mengenai hanya pada iris yang di sebut iritis atau mengenai
badan siliar yang di sebut siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan
siklitis yang disebut iridosiklitis atau uveitis anterior.
KLASIFIKASI
Menurut klinisnya uveitis anterior dibedakan dalam uveitis
anterior akut yaitu uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu,
onsetnya cepat dan bersifat simptomatik dan uveitis anterior kronik
uveitis yang berlangsung selama > 6 minggu bahkan sampai berbulanbulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak jelas dan bersifat
asimtomatik. Pada kebanyakan kasus penyebabnya tidak diketahui.
Berdasarkan patologi dapat dibedakan dua jenis besar uveitis:
yang non-granulomatosa (lebih umum) dan granulomatosa. Penyakit
peradangan traktus uvealis umumnya unilateral, biasanya terjadi pada
oreng dewasa dan usia pertengahan. Uveitis non-granulomatosa
terutama timbul di bagian anterior traktus uvealis ini, yaitu iris dan
10
korpus siliaris. Terdapat reaksi radang, dengan terlihatnya infiltrat selsel limfosit dan sel plasma dengan jumlah cukup banyak dan sedikit
mononuklear. Uveitis granulomatosa yaitu adanya invasi mikroba aktif
ke jaringan oleh bakteri. Dapat mengenai uvea bagian anterior maupun
posterior. Infiltrat dominan sel limfosit, adanya aggregasi makrofag dan
sel-sel raksasa multinukleus. Pada kasus berat dapat terbentuk bekuan
fibrin besar atau hipopion di kamera okuli anterior.
Non- Granulomatosa
Akut
Granulomatosa
Tersembunyi
Nyeri
Nyata
Fotofobia
Nyata
Ringan
Penglihatan Kabur
Sedang
Nyata
Merah Sirkumneal
Nyata
Ringan
Keratic precipitates
Putih halus
Pupil
fat)
Sinekia posterior
Kadang-kadang
Noduli iris
Tidak ada
Kadang-kadang
Lokasi
Uvea anterior
Kadang-kadang
Perjalanan penyakit
Akut
Uvea anterior,
Kekambuhan
Sering
posterior,difus
Kronik
Kadang-kadang
PATOFISIOLOGI
Badan siliar berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata
(humor aqueus) yang memberi makanan kepada lensa dan kornea.
Dengan adanya peradangan di iris dan badan siliar, maka timbullah
hiperemi yang aktif, pembuluh darah melebar, pembentukan cairan
bertambah, sehingga dapat menyebabkan glaukoma sekunder. Selain
oleh cairan bilik mata, dinding pembuluh darah dapat juga dilalui oleh
sel darah putih, sel darah merah, dan eksudat yang akan
11
12
IV.
UVEITIS INTERMEDIATE
Uveitis intermediate disebut juga siklitis, uveitis perifer atau pars
13
V.
UVEITIS POSTERIOR
Uveitis posterior adalah peradangan yang mengenai uvea
VI.
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi uveitis adalah mencegah komplikasi yang
a. Kortikosteroid
topikal,
periokuler,
sistemik
(oral,
subtenon,
14
c. Pemberian
obat
jenis
sitotoksik
seperti
ankylating
agent
adalah glaukoma,
DIAGNOSIS BANDING
Penting untuk menentukan apakah lesi yang terjadi akibat
15
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi terpeting yaitu terjadinya peningkatan tekanan
intraokuler (TIO) akut yang terjadi sekunder akibat blok pupil (sinekia
posterior), inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal. Katarak
juga dapat terjadi akibat pemakaian kortikosteroid. Penggunaan
siklopegik dapan mengganggu akomodasi pada pasien yang berusia
diatas 45 tahun. Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus
optikus dan kehilangan penglihatan permanen. Komplikasi lain meliputi
corneal band-shape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan
makula, edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal
detachment.
IX.
PROGNOSIS
16
DAFTAR PUSTAKA
Vaughan & Asbury. 2007. Oftalmologi Umum Edisi 17 (hl 150-153). Jakarta
: EGC.
Ilyas, H. Sidarta, prof, dr. 2005. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3 (hl 6-10, 172-
isEtiologik087.pdf
Uveitis
Anterior
http://yumizone.wordpress.com/2009/02/24/uveitisgranulomatosa
http://www.scribd.com/doc/79552912/13/Uveitis-anterior-granulomatosa
(di
17